GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS · PDF fileyang telah memberi ijin kepada penulis untuk...
Transcript of GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS · PDF fileyang telah memberi ijin kepada penulis untuk...
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS
TENTANG BOUNDING ATTACHMENT DI RB YULITA
GROGOL SUKOHARJO
TAHUN 2012
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
DiajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratTugasAkhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
DisusunOleh :
Anna Aulia
NIM : B09.065
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
BOUNDING ATTACHMENT DI RB YULITA GROGOL SUKOHARJO
Diajukan Oleh :
ANNA AULIA
NIM : B09.065
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal April 2012
Pembimbing
(RAHAJENG PUTRININGRUM, S.ST)
NIK. 201083059
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
BOUNDING ATTACHMENT DI RB YULITA GROGOL SUKOHARJO
Diajukan Oleh :
ANNA AULIA
NIM : B09.065
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal April 2012
Penguji I Penguji II
(AnisNurhidayati, SST., M.Kes) (Rahajeng Putriningrum, S.ST)
NIK.200685025 NIK. 201083059
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Ka.Prodi
(Dheny Rohmatika, S.SiT)
NIK. 200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Bounding Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo”.
Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putriningrum, S.ST. M.kes, selaku Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
4. Ibu Sri Sukarmi, Amd.Keb, selaku pimpinanRB Yulita Grogol Sukoharjo,
yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam
pembuatan.
5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua ibu nifas yang ada di RB YULITA Grogol Sukoharjo yang bersedia
menjadi responden.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
v Sebaik-baik manusia adalah yang jiwa dirinya terdapat pancaran ilmu bagi
kemanfaatan orang lain
v Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak terhormat daripada
selalu benar arena tak pernah melakukan apa-apa (George Bernard Shaw)
v Bersyukurlah kepada Allah, sebab Allah memberimu rezeki yang besar
dengan diciptakan sebagai manusia, tidak menjadi hewan atau tumbuh-
tumbuhan. Tugasmu adalah menciptakan prestasi besar, sehingga dirimu
bukan sekedar manusia, tapi manusia luar biasa.
v Semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi
waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr)
v Sesungguhya, sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah SWT, Tuhan semesta alam (Q.S. Al.An’aam : 162)
v Banyak orang gagal karena tidak menyadari betapa dekatnya mereka
dengan sukses ketika menyerah (Thomas Alpha Edison)
v Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba
karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil (Mario Teguh)
vii
PERSEMBAHAN
· ALLAH SWT yang senantiasa melindungi dan selalu
memberikan kemudahan dan kemudahan dalam setiap
langkah ku.
· Ayah dan ibu tercinta (H. Suwono, S.pd, M.M dan Hj
Marlistiati, S.pd )yang selalu mencukupi kebutuhanku
dengan usaha yang tak pernah mengenal kata lelah dan
senantiasa memberikan aku do’a, kasih sayang, semangat
dan kepercayaan.
· Seluruh dosen dan staf STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA, terutama dosen akbid terima kasih atas
bimbingan selama ini.
· Kakakku dan adikku (Evan dan Aziz )yang senantiasa
memberikan do’a, support,inspirasi serta semangat di setiap
langkahku.
· Budi Susanto yang selalu mensupport, mendewasakanku,
dan memberikan do’a .
· Teman-teman seperjuangan dan teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
· Almamater tercinta
viii
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Anna Aulia
09.065
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN
IBU NIFAS TENTANG BOUNDING ATTACHMENT
DI RB YULITA GROGOL SUKOHARJO
TAHUN 2012
Xi + 45 halaman + 15 lampiran + 7 tabel + 5 gambar
ABSTRAK
Latar belakang: Bounding Attachment merupakan salah satu cara untuk
menurunkan AKI dan AKB. Ada berbagai cara untuk melakukan bounding
attachment diantaranya Inisiasi menyusu dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif
IMD dapat mencegah pendarahan setelah persalinan. Sedangkan pemberian Asi
Eksklusif juga dapat memberikan kekebalan tubuh bayi dan mengurangi AKB.
Tujuan : adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang bounding attachment.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, Lokasi
Penelitian diambil di RB YULITA Grogol Sukoharjo pada tanggal 4 Juni 2012.
Jumlah sampel sebanyak 30 orang ibu nifas 1 hari postpartum, dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan
komputerisasi menggunakan SPSS Versi 12.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment
mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 responden (66,7%)
dengan pendidikan terbanyak SMA, umur responden rata-rata 20-35 dan
pekerjaan responden terbanyak IRT.
Kesimpulan: Sebanyak 20 responden (66,7%), pengetahuan ibu nifas tentang
bounding attachment mempunyai pengetahuan cukup, responden (23,3%)
pengetahuan baik, dan 3 responden (10,0%) pengetahuan kurang.
Kata Kunci: Pengetahuan, ibu nifas, bonding attachment
Kepustakaan: 21 literatur (Tahun 2002 s/d 2012)
ix
CURRICULUM VITAE
F O T O
3 X 4
B E R W A R N A
Nama : Anna Aulia
Tempat tanggal lahir : Pemalang, 5 April 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Perum Banjardawa Permai No. 158 RT 02/06
Kecematan Taman Pemalang
Riwayar Pendidikan
1. SD N 02 Banjardawa Taman, Pemalang LULUS TAHUN 2002
2. SMP N 2 Taman, Pemalang LULUS TAHUN 2005
3. SMU N 3 Pemalang LULUS TAHUN 2008
4. Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................... viii
CURRICULLUM VIATE ................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 5
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteiti .......................................... 7
1. Pengetahuan ................................................................ 7
2. Nifas ........................................................................... 10
3. Bounding Attachment ................................................. 12
B. Kerangka Teori .................................................................. 18
C. Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 20
B. Lokasi dan Waktu .............................................................. 20
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 20
D. Instrumen Penelitian .......................................................... 21
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 24
F. Variabel Penelitian ............................................................ 25
G. Definisi Operasional .......................................................... 25
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................. 26
I. Etika Penelitian .................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisiPertanyaanKuesioner ............................................... 21
Tabel 3.2DefinisiOperasional ............................................................... 24
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori penelitian ........................................................ 18
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 19
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. JadwalPenelitian
Lampiran 2. SuratPermohonanIjinStudiPendahuluan
Lampiran 3. PermohonanMenjadiResponden
Lampiran 4. PersetujuanMenjadiResponden
Lampiran 5. Kuesioner
Lampiran 6. KunciJawabanKuesioner
Lampiran 7. LembarKonsultasi Proposal KaryaTulisIlmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil dari data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1.000. Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Indonesia masih tinggi jika
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, yaitu sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup.
Bounding attachment merupakan salah satu cara untuk menurunkan
AKI dan AKB. Ada berbagai cara untuk melakukan bounding attachment
diantaranya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif.
Inisiasi menyusui dini dapat mencegah perdarahan setelah persalinan karena
gerakan bayi dalam mencari putting susu ibu dapat menimbulkan kontraksi
uterus. Selain itu inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi dapat menurunkan
AKB karena hipotermi. Pemberian ASI eksklusif dapat memberi kekebalan
tubuh bayi dan mengurangi AKB (Utami, 2008).
Bayi yang baru lahir yang menunjukkan serba tidak berdaya. Dibalik
ketidak berdayaannya tersebut pada dirinya terdapat berbagai potensi yang
siap berkembang. Bayi akan berkembang dengan baik dan berbagai potensi
yang dimiliki dapat berubah menjadi kemampuan nyata bila dirinya
2
mendapatkan stimulasi dari lingkungannya, terutama lingkungan sosial (Klaus
dan Kannel, 2005).
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi bayi. Pada
proses setelah kelahiran selesai, proses yang baru dimulai sama pentingnya
untuk masa depan keluarga. Ibu mulai merasa bisa terbuka terhadap bayi baru
lahir dan bayi berada dalam periode reaktivitas pertamanya, hal ini merupakan
pengalaman baru yang paling berharga untuk proses bounding. Periode
sensitif setelah proses kelahiran penting untuk ditekankan. Gagasan mengenai
periode sensitif dapat dilihat pada perilaku awal orang tua yang menemui bayi
baru lahir mereka, ketika tiba-tiba atau dengan lembut orang tua
mengeksplorasi tubuh bayi baru lahir, mengubah intonasi dan ritme suara
mereka menjadi lembut, serta mengambil posisi muka dengan muka yang
berhadapan dengan anak mereka (Klaus dan Kannel, 2005).
Hasil studi yang dilakukan oleh Utami, dkk (2004) di 18 rumah sakit
yang ada di Jakarta, Bandung dan Semarang terlihat bahwa setidaknya 11 dari
30 orang ibu nifas (36%) sudah mengerti dan melakukan Bounding
Attachment sedangkan sisanya 19 orang (63%) tidak dilakukan dengan alasan
persalinannya dengan caesar.
Salah satu dunia baru yang dikenal oleh bayi baru lahir kenal adalah
proses menyusui, hal tersebut merupakan suatu cara yang tidak ada duanya
dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan
bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik
terhadap kesehatan ibu dan bayi. Menyusui merupakan bagian terpadu dari
3
proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah
serta merupakan dasar biologi dan psikologi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan (Hanifa, 2007).
Pertumbuhan bayi yang baik, diharapkan bayi tidak mengalami
berbagai masalah seperti komplikasi, jika tidak ada komplikasi yang serius
setelah bayi lahir dapat langsung diletakan di atas perut ibu, kontak segera
ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak
kulit dengan kulit membuat bayi tetap hangat (Sitti Saleha, 2007).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara
tentang Bounding Attachment terhadap 5 orang ibu nifas yang berhasil
penulis temui di RB YULITA Grogol Sukoharjo, didapatkan 5 orang ibu nifas
tersebut tidak mengetahui tentang Bounding Attachment.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil judul
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment di
RB YULITA Grogol Sukoharjo”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana gambaran
pengetahuan ibu nifas tentang Bounding Attachment di RB YULITA Grogol
Sukoharjo?”.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
Bounding Attachment di RB YULITA Grogol Sukoharjo.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas di RB YULITA
Grogol Sukoharjo dengan katogeri baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas di RB YULITA
Grogol Sukoharjo dengan katogeri cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas di RB YULITA
Grogol Sukoharjo dengan katogeri kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ibu nifas
Dapat digunakan sebagai wawasan pengetahuan tentang Bounding
Attachment, sehingga ibu Nifas mengerti pentingnya ikatan kasih sayang
antara ibu dan anak sejak dini.
2. Bagi bidan
Dapat digunakan sebagai bahan acuhan dan referensi dalam
memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan ibu dan bayi.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan kegiatan terhadap teori yang telah diperoleh
mahasiswi selama mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
5
STIKES Kusuma Husada Surakarta Prodi D3 Kebidanan sekaligus sebagai
bahan atau sumber bacaan di perpustakaan institusi pendidikan.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penelitian tentang
Bounding Attachment dan penerapan ilmu yang didapat di bangku kuliah.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Suprianti, dengan judul:
“Gambaran tingkat pengetahuan bidan tentang bounding attachment di
Puskesmas Grogol Kabupaten Sukoharjo bulan Mei 2008”. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner kepada responden. Hasil tingkat pengetahuan
bidan termasuk dalam kategori cukup.
Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah judul,
waktu, tempat serta responden penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Penyajian Karya Tulis ini disajikan dalam tiga bagian, yaitu bagian
awal, bagian utama dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman judul,
lembar persetujuan, lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
lampiran, daftar tabel. Bagian utama terdiri dari BAB I, BAB II, BAB III,
yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
6
Terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Terdiri dari pengetahuan, ibu nifas, bounding atachment, cara
melakukan Bounding Attachment, hambatan Bounding
Attachment, respon ayah terhadap keluarga, sibling rivalvy
kerangka pemikiran.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi sample dan teknik penelitian, instrumen
penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi
operasional, metode pengolahan dan analisis data, dan etika
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari masalah yang diteliti
1. Pengetahuan
a. Definisi
Pengertian pengetahuan menurut Notoatmojo (2003), adalah
hasil tahu dari manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
itu sendiri banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat di
peroleh dari pendidikan formal dan non formal, jadi pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan seseorang maka orang
tersebut semakin luas pengetahuannya.
Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek mengandung dua
aspek yaitu, aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang
akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek yang
diketahui, maka menumbuhkan sikap yang makin positif terhadap
objek tersebut (Notoatmojo, 2003)
b. Tujuan Pengetahuan
Menurut Yasir (2009), adapun tujuan dari pengetahuan adalah
untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka sebagai
akibat ketidakpastian tersebut.
8
c. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2003), Pengetahuan mempunyai
tingkatan yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di
pelajari atan rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4) Analisis (Analyisis)
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek dalam kompenen-kompenen, tetapi masih didalam
struktur organisasi dan kaitannya satu sama lain.
9
5) Sintesis (Evaluasi)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah:
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin
semakin baik pula pengetahuanya (Hendra, 2008).
2) Usia
Makin tua umur seseorang maka proses-proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun (Hendra, 2008).
Memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi
oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
10
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur
tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Hendra, 2008).
3) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang (Hendra, 2008).
4) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut
dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat
digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa lalu (Notoadmojo, 2010).
2. Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sitti Saleha, 2009).
11
Nifas adalah periode waktu dimana organ-organ reproduksi kembali
kepada keaadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6
minggu (Farrer, 2002).
Nifas merupakan bagian integral pada proses melahirkan, dan harus
dimanfaatkan sebagai sesuatu kesempatan untuk memberikan perawatan
ibu dan bayinya (WHO, 2003).
3. Bounding Attachment
a. Pengertian Bounding Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
(membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara
orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari
suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat
saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan.
Bruce D. Perry (2002) menyatakan bahwa bounding merupakan
hubungan antara seseorang dengan orang yang lain dan melalui
bounding terbentuklah attachment (ikatan kasih sayang). Sedangkan
Jeff dan Cindi (2006) memandang bounding sebagai hubungan yang
istimewa antara bayi dengan ibunya.
Menurut Suherni (2009), bounding merupakan ikatan antara ibu
dan bayi dalam masa awal neonatus sedangkan attachment adalah
12
sentuhan. Bounding attachment adalah istilah dalam kebidanan atau
psikologi kebidanan yang artinya ikatan antara ibu dan bayi dalam
bentuk kasih sayang dan belaian.
Bounding atachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih
sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi
(Subroto, 2003).
b. Cara Melakukan Bounding Attachment
Menurut Bahmawati (2003) bounding Attachment dapat dilakukan
dengan beberapa cara diantaranya sebagai berikut :
1) Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera
setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit
dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan
diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2) Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother
bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini
sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya,
karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang
mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri
dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu
13
merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya,
dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat
psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui
dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan
terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3) Kontak Mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi
akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat
diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya
4) Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya
sangat penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi
mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin
bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat
mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah mereka.
5) Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan
cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
14
6) Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir
bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak
mulai bicara.
7) Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi
kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu
saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8) Sentuhan
Sentuhan merupakan suatu sarana untuk mengenal bayi baru lahir
dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jari.
9) Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia
akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan
demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
c. Hambatan Bounding Attachment :
1) Kurangnya support sistem.
2) Ibu dengan resiko (ibu sakit).
15
3) Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat
fisik).
4) Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
d. Respon ayah dan keluarga
Respon terhadap bayi baru lahir berbeda antara ayah yang satu
dengan ayah yang lain.
1) Faktor-Faktor yang mempengaruhi respon orang tua:
a) Umur ibu dan ayah yang terlalu muda
b) Kesiapan berumah tangga kurang
c) Dukungan sosial suami, keluarga kurang
d) Ekonomi rendah
e) Pengetahuan rendah
f) Kurang informasi kesehatan
g) Budaya yang bertentangan dengan kesehatan kuat
2) Respon positif
Ayah dan keluarga menyambut kelahiran bayinya dengan sangat
suka cita karena bayi sebagai anggota baru dala keluarga, dianggap
sebagai anugerah yang sangat menyenangkan.
Ayah bertambah giat dalam mencari nafkah karena ingin
memenuhi kebutuhan bayi dengan baik. Ayah dan keluarga
melibatkan diri dalam merawat bayi. Ada sebagian ayah dan
keluarga yang lebih menyayangi dan mencintai ibu yang elahirkan
karena telah melahirkan anak yang diidam-idamkan.
16
3) Respon negatif
Keluarga atau ayah dari bayi itu tidak menginginkan kelahiran
bayinya karena jenis kelamin bayi yang dilahirkan tidak sesuai
keinginan. Kurang berbahagia karena kegagalan KB.
Ayah merasa kurang mendapat perhatian dari ibu melahirkan
(istrinya), karena perhatia pada bayinya yang berlebihan. Ada
kalanya faktor ekonomi berpengaruh pada rasa kurang senang atau
kekhawatiran dalam membina keluarga karena kecemasan dalam
biaya hidup.
Anak lahir cacat menyebabkan rasa malu baik bagi ibu, ayah, dan
keluarga. Lebih – lebih bila bayi yang dilahirkan adalah hasil
hubungan haram, tentu hal itu akan menyebabkan rasa malu dan
aib
e. Sibling Rivalvy
Sibling Rivalvy adalah kecemburuan dan kemarahan yang lazim
terjadi pada anak karena kehadiran anggota keluarga baru dalam
keluarga, yang dalam hal ini adalah saudara kandungnya
(Bayihatun, 2009).
Cara mengantisipasi perubahan sikap dan perilaku adalah dengan
menyiapkan mereka untuk kelahiran adiknya :
1) Mulai memperkenalkan pada organ reproduksi dan seksual
17
2) Beri penjelasan yang konkret tentang pertumbuhan bayi dalam
rahim dengan menunjukkan gambar sederhana tentang uterus dan
perkembangan janin.
3) Beri kesempatan anak untuk ikut gerakan janin
4) Libatkan anak dalam perawatan bayi
5) Beri pengertian mendasar tentang perubahan suasana rumah,
seperti alasan pindah kamar.
6) Lakukan aktivitas seperti biasa dan lakukan bersama dengan anak,
seperti mendongeng sebelum tidur atau piknik bersama.
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo, 2010
Pengetahuan Bounding Attachment
Umur
1. Pengertian Bounding
Attachment
2. Cara Melakukan
Bounding Attachment
3. Hambatan Bounding
Attachment
4. Respon ayah dan
keluarga
5. Sibling Rivalvy
Pendidikan
Pekerjaan
Ibu Nifas
18
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
Pengetahuan ibu nifas Bounding Attachment
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Dalam Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau mendeskripsikan suatu keadaan secara objektif
(Notoatmodjo, 2002).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003).Pengambilan Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di RB YULITA Grogol Sukoharjo
2. Waktu
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Polpulasi
Menurut Notoatmodjo (2002), populasi adalah keseluruhan objek
yang akan diteliti. Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah
20
semua ibu nifas yang ada di RB YULITA Grogol Sukoharjopadabulan
Juni 2012.
2. SampeldanTeknikPengambilanSampel
Sampel adalah subunit populasi survey atau populasi survey itu
sendiri, yang oleh peneliti dipandang mewakili populasi target(Darwis,
2003).
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu semua populasi
dijadikan sampel semua atau bisa juga penelitain populasi (Arikunto,
2006).
Jadi sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah semua ibu nifas
1 hari post partum yang ada di RB YULITA Grogol Sukoharjo pada 4 -
30 Juni 2012 sebanyak 30 responden.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah kuesioner, yaitu
sejumlah pertanyaan tertulis yang dibaca dan dijawab oleh responden
penelitian.Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan
data adalah kuesioner (Suyanto dan Salamah, 2008) .
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner ini
digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu nifas. Kuesioner ini
21
menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Sedangkan pertanyaan
dalam kuesioner ini menggunakan pertanyaan favourable (positif) jika
menjawab “benar” maka mendapat skor 1 dan jika menjawab “salah” maka
mendapat nilai 0 dan pernyataan unfavourable (negatif)jika menjawab “benar”
maka mendapat skor 0 dan jika menjawab “salah” maka mendapat nilai 1.
Dalam instrument ini ada 35 soal tentang definisi bounding attachment, cara
melakukan bounding attachment, hambatan bounding attacment, respon ayah
dan keluarga, dan sibling rivalvy.
Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding Attachment
Di RB YULITA Sukoharjo
No Indikator No Pernyataan Jumlah
Favourable
(positif )
Unfavourabel
(negatif )
1.
2.
3.
4.
5.
Definisi Bounding
Attachment Cara melakukan Bounding
Attachment Hambatan Bounding
Attachment Respon ayah dan keluarga
Sibling Rivalvy
1,2,4,5
6,7,8,10,11,13,15
18,19,20
22,23,25,26,27,29
,30
33,34
3
9,12,14,16
17
21,24,28
31,32,35
5
11
4
10
5
Total 23 12 35
1. Uji validitas
Validitas (kesahihan) alat pengumpulan data (instrusmen) sangat diperlukan
sebelum digunakan dalam penelitian (Suyanto dan Salamah,2008).Uji validitas
untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid,valid artinya
22
ketepatan mengukur, atau alat ukurtersebut tepat untuk mengukur sebuah
variabel yang akan diukur. (Riwidikdo,2009). Instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk
menguji validitas maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor
masing-masing pertanyaan dengan skor total, sehingga pada penelitian ini
menggunakan rumus Pearson’sProduct Moment :
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah suatu item pertanyaan valid, maka
angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu
pertanyaan dinyatakan valid jika rhitung> rtabel(Riwidikdo, 2009).
No Indikator No Pernyataan Jumlah
Favourable
(positif )
Unfavourabel
(negatif )
1.
2.
3.
4.
5.
Definisi Bounding
Attachment Cara melakukan Bounding
Attachment Hambatan Bounding
Attachment Respon ayah dan keluarga
Sibling Rivalvy
1,2,4,5
6,7,8,10,11,13,15
18*,19,20
22,23,25,26,27,29
,30
33,34*
3
9*,12*,14*,16
17
21,24,28
31,32,35
5
11
4
10
5
Total 23 12 35
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
23
Keterangan :
* : tidak valid
Pengujian validitas dilakukan pada bulan Mei 2012 dengan 30 responden
di RB NGUDI SARAS Palur Karanganyar. Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan program SPSS for Windows 12.0 denganrtabel0,361. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa dari 35 pertanyaan kuesioner terdapat 5
nomor yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 9, 12,14,18 dan 34.
Dengan demikian lima pertanyaan tidak digunakan dalam kuesioner.
2. Uji Reliabilitas
Guna melihat apakah instrumen yang telah disusun handal bila
digunakan, maka perlu dilakukan uji reliabilitas(Suyanto dan Salamah,
2008). Reabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus
reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
(Riwidikdo, 2010). Penelitian terhadap gambaran tingkat pengetahuan ibu
tentang bounding attachment hanya dilakukan uji coba reliabilitas internal
dalam satu kali pengetesan terhadap responden. Menurut Arikunto (2010)
teknik penghitungannya dengan rumus Alpha Cronbach :
ri = ( ) ÷
÷ø
öççè
æ-÷÷
ø
öççè
æ
-å
2
1
2
b
α
α1
1k
k
24
Keterangan:
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å 2
bα = jumlah varians butir
2
1α = varians total
Dinyatakan valid bilanilaiAlpha Cronbach>rkriteria(0,7)(Riwidikdo, 2009)
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS for
Windows 12.0 diperoleh nilai alpha sebesar 0,876. Nilai alpha > 0,7 maka
disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan dalam penelitian adalah melalui pengumpulan :
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun orgranisasi (Riwidikdo, 2009).
Data Primer dalam penelitian ini didapatkan dari mengedarkan
“angket/kuesioner” dan di Isi oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunderadalah data yang didapattidaksecaralangsung
(Riwidikdo, 2009).Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari :
a. Studi Kepustakaan
Pada penelitian ini mengambil studi kepustakaan dari buku-buku teks
dari tahun 2002 – 2010.
25
b. Studi Dokumentasi
Dokumentasi penelitian ini diambil dengan cara pengumpulan data
yang diambil dari buku register ibu nifas di RB YULITA Grogol
Sukoharjo.
F. Variabel Penelitian
Menurut Suyanto dan Salamah (2008),variabel penelitian adalah ciri
atau ukuran yang melekat pada objek penelitian baik bersifat fisik (nyata) atau
psikis (tidak nyata). Pengertian lain menyebutkan variabel adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri-ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan
penelitian dari sebuah teori, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu gambaran tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang bounding attachment.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik. Definisi Operasional pada penelitian ini dijabarkan
sebagai yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
(Hidayat, 2011).
Pada penelitian ini definisi operasional dijabarkan sebagai berikut:
26
Tabel 3.2 Definisi Operasional penelitian
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Kategori Skala
Tingkat
Pengetahuan
ibu nifas
tentang
bounding attachment
Segala sesuatu yang
diketahui ibu nifas
tentang bounding attachment yaitu
definisi bounding
attachment, cara
melakukan bounding attachment,
hambatan bounding attacment, respon
ayah terhadap
keluarga, dan sibling
rivalvy.
Kuesioner a. Baik: bila nlai
responden yang
diperoleh (x) >mean
+ 1 SD
b. Cukup : bila nilai
mean – 1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
c. Kurang : bila nilai
responden yang
diperoleh (x) <mean
– 1 SD (Riwidikdo,
2008)
Ordinal
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2011), dalam proses pengolahan data terdapat langkah-
langkah yang harus ditempuh, yaitu :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terdapat
data yang terdiri atas beberapa kategori.
27
c. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.
2. Melakukan teknik analisis
Analisa data merupakan proses penataan secara sistematis atas transkrip
wawancara, data hasil observasi, data dari daftar isian, dan materi lain
untuk selanjutnya diberi makna, baik secara tunggal maupun simultan, dan
disajikan sebagai temuan penelitian (Darwis, 2003).
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel
dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Selanjutnya menurut Riwidikdo (2008), hasil untuk mengetahui
tingkat pengetahuan ibu ditunjukan dengan keterangan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean+ 1SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean- 1SD
≤x≤mean+ 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah x < mean- 1SD.
28
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2011), Masalah etika penelitian kebidanan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika
penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a. Informent Consent
Informent Consentmerupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
Informent Consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang
harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : partisipasi pasien,
tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,
prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,
kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.
b. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
29
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
c. Confidentiality (kerahasiaan hasil)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RB Yulita Grogol Sukoharjo dengan
alamat di Jl. Raya Solo-Baki km 4 Sektor 10 Solo Baru, Gedangan, Grogol,
Sukoharjo.
RB. Yulita didirikan atas prakarsa Bapak Robertus Kustoyo dan resmi
berdiri pada tanggal 1 Maret 2008. Fasilitas gedung terdiri dari 1 ruang
periksa, 4 ruang rawat inap yang memadai dan terdiri dari 2 kamar yang
masing-masing dengan 2 tempat tidur dan 2 kaar VIP masing-masing 1 tempat
tidur dengan fasilitas yang lebih nyaman. Selain itu pelayanan rawat inap
pasien nifas terdapat sistem perawatan gabung (rooming in) yang lebih
mendukung dalam melakukan bounding attachment.
RB Yulita juga mendirikan apotek sendiri yang resmi didirikan pada
tanggal 16 Mei 2007 yang ditunjang fasilitas laboratorium dan fisioterapi.
RB. Yulita memiliki 10 petugas yang terdiri dari 2 dokter umum, 5
bidan, 1 dokter spesialis kandungan, 1 petugas laboratorium 1 petugas
fisioterapi dan 1 apoteker.
Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berupa
pemeriksaan kehamilan (ANC) oleh bidan dan dokter, pemeriksaan USG,
persalinan oleh bidan dan dokter spesialis kandungan, fisioterapi, pelayanan
KB, imunisasi dasar dan tambahan, pijat bayi, imunisasi TT calon pengantin,
31
antar jemput pasien melahirkan secara gratis, pelayanan medik dasar dengan
pelayanan 24 jam.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Pendidikan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Ibu Nifas di
RB Yulita Grogol Sukoharjo Tahun 2012
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD
SMP
SMA
PT
3
6
17
4
10,0
20,0
56,7
13,3
Total 30 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas
responden mempunyai tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 17
orang (56,7%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik batang
sebagai berikut :
32
Gambar 4.1
Grafik Batang Tingkat Pendidikan Responden
b. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Nifas di RB
Yulita Grogol Sukoharjo Tahun 2012
Umur Jumlah Persentase (%)
< 20 tahun
20 – 35 tahun
> 35 tahun
1
29
0
3,3
96,7
0,0
Total 30 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa mayoritas umur
responden adalah di rentang usia produktif yaitu 20 – 35 tahun
sebanyak 29 orang (96,7%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik batang sebagai berikut :
SD SMP SMA PT
Series1 3 6 17 4
jum
lah
re
spo
nd
en
33
Gambar 4.2
Grafik Batang Umur Responden
c. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Ibu Nifas di RB
Yulita Grogol Sukoharjo Tahun 2012
Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
IRT
Swasta
Wiraswasta
Tani
PNS
13
11
3
2
1
43,3
36,7
10,0
6,7
3,3
Total 30 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mayoritas
pekerjaan responden adalah sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu
< 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun
Series1 1 29 0
jum
lah
re
spo
nd
en
34
sebanyak 13 orang (43,3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
grafik batang sebagai berikut :
Gambar 4.3
Grafik Batang Pekerjaan Responden
2. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang bounding attachment
Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan
standar deviasi. Adapun hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Total Kuesioner 30 11.00 27.00 19.1000 4.67089
Hasil perhitungan mean dan standar deviasi dengan program SPSS
diperoleh nilai mean sebesar 19,07 dan nilai standar deviasi sebesar 4,77.
IRT Swasta Wiraswa
sta
Tani PNS
Series1 13 11 3 2 1
jum
lah
re
spo
nd
en
35
Hasil tersebut kemudian digunakan untuk perhitungan tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang bounding attachment sebagai berikut :
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD
19,10 + 1 (4,67) = 23,77
Baik : > 23,77
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD £ x £ + 1 SD
19,10 – 1 (4,67) £ x £ 19,10 + 1 (4,67)
Cukup : 14,43 £ x £ 23,77
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD
19,10 – 1 (4,67) = 14,43
Kurang < 14,43
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel hasil tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang bounding attachment sebagai berikut :
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding
Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo Tahun 2012
Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
Kurang
Cukup
Baik
3
20
7
10,0
66,7
23,3
Total 30 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang bounding attachment mayoritas mempunyai pengetahuan
36
cukup yaitu sebanyak 20 responden (66,7%). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 4.5
Grafik Batang Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Bounding Attachment
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang bounding attachment mayoritas mempunyai pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 20 responden (66,7%). Responden dengan pengetahuan baik
sebanyak 7 responden (23,3%) dan responden dengan pengetahuan kurang
sebanyak 3 responden (10,0%).
Bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih
sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi (Subroto, 2003),
hal ini perlu diketahui oleh ibu nifas karena dapat meningkatkan hubungan
kasih sayang antara orang tua dan bayi. Oleh karena itu perlu diketahui
Kurang Cukup Baik
Series1 3 20 7
jum
lah
re
spo
nd
en
37
tentang cara melakukannya. Proses ikatan batin antara ibu dan bayinya
diawali dengan kasih sayang terhadap bayi yang dikandung dan dapat dimulai
sejak kehamilan. Ikatan batin antara ibu dan bayinya berkaitan erat dengan
pertumbuhan psikologi sehat dan tumbuh kembang bayi.
Menurut Bahmawati (2003) bounding attachment dapat dilakukan
dengan beberapa cara diantaranya adalah melalui pemberian ASI eksklusif,
rawat gabung, kontak mata, suara, aroma, entrainment, biorite, sentuhan dan
inisiasi dini.
Pemberian ASI secara eksklusif segera setelah lahir secara langsung
bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya. Rawat gabung merupakan
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ibu dan bayi terjalin
proses lekat. Kontak mata, orang tua dan bayi akan mempunyai banyak waktu
untuk saling memandang, bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk
dapat melihat pada orang tuanya. Mendengar dan merespon suara antara
orang tua dan bayinya sangat penting, misalnya bila tangisan pertama bayi
membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Aroma, setiap
anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu bayinya. Entrainment, dimana hal ini terjadi bila bayi
baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
Bioritme, orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang
yang konsisten dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif. Sentuhan merupakan suatu sarana untuk mengenal
bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jari.
38
Inisiasi menyusui dini, dimana setelah bayi baru lahir, dengan segera bayi
ditempatkan di atas ibu, ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya,
sehingga bayi dapat reflek sucking dengan segera Bahmawati (2003).
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi antara lain adalah kesehatan emosional
orang tua, dimana orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan
orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi
yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak yaitu
dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan
semakin mudah pula bounding attachment terwujud. Dukungan dari keluarga,
teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk
diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk
memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya. Kedekatan orang tua
ke anak dimana dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan
anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin
terwujud diantara keduanya. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan
anak, jenis kelamin) Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga
yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan
39
yang diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat
dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati
sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran
membuat keduanya memiliki hubungan yang unik (Ambarwati, 2010).
Responden dengan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (23,3%)
dan hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, umur dan pekerjaan responden
(Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat
pendidikan responden dengan pengetahuan baik adalah SMA dan Perguruan
Tinggi. Hendra (2008) menyatakan bahwa pengetahuan sangat erat
hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan dengan pendidikan
yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas umur responden dengan
pengetahuan baik adalah pada usia 20 – 35 tahun. Hendra (2008) menyatakan
bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik. Depkes RI (2008) menyatakan bahwa ibu yang
mempunyai usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah sebagai Ibu
Rumah Tangga sehingga ibu memiliki waktu yang lebih luang dalam
membentuk ikatan kasih sayang dan perhatian dengan bayinya daripada ibu
yang bekerja mencari penghasilan baik di sektor formal maupun informal,
yang dilakukan secara reguler di luar rumah.
Responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (66,7%)
dan hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, umur dan pekerjaan responden
40
(Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat
pendidikan responden dengan pengetahuan cukup adalah SMA. Hendra
(2008) menyatakan bahwa pengetahuan sangat erat hubungannya dengan
pendidikan dimana diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang
tersebut akan semakin luas pengetahuannya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas umur responden dengan pengetahuan cukup adalah pada
usia 20 – 35 tahun. Hendra (2008) menyatakan bahwa makin tua umur
seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik.
Depkes RI (2008) menyatakan bahwa ibu yang mempunyai usia produktif
akan lebih berpikir secara rasional dan matang. Hasil penelitian menunjukkan
pengetahuan ibu dengan kategori cukup mayoritas responden bekerja di
sektor swasta. Hendra (2008) menyatakan bahwa bekerja pada umumnya
merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempengaruhi terhadap kehidupannya sehingga ibu tidak banyak waktu
untuk mendapatkan informasi.
Responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (10,0%)
dan hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, umur dan pekerjaan responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tingkat pendidikan responden
dengan pengetahuan kurang adalah SD. Hal ini sesuai dengan pernyatan dari
Hendra (2008) menyatakan bahwa pengetahuan sangat erat hubungannya
dengan pendidikan dimana diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya, hal ini berarti dengan
tingkat pendidikan SD maka ibu masih belum mendapatkan ilmu yang cukup
41
sehingga kurang memperoleh pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas umur responden dengan pengetahuan kurang adalah pada
usia 20 – 35 tahun. Hal ini berarti dengan pendidikan yang rendah maka pada
usia 20 – 35 tahun tersebut ibu masih memiliki pengetahuan yang kurang
khususnya tentang bounding attachment. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mayoritas responden dengan pengetahuan kurang juga terdapat pada
IRT, hal ini berarti bahwa sebagai IRT dengan pendidikan rendah yaitu SD
membuat ibu juga kurang bisa memahami pengetahuan khususnya tentang
bounding attachment.
D. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam pelaksanaan
penelitian ibu-ibu sebagai responden banyak bertanya kepada peneliti, hal ini
disebabkan banyak ibu kurang mengetahui maksud dari kuesioner tentang
bounding attachment tersebut, sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih
dahulu sebelum ibu menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu karena waktu
yang terbatas maka peneliti juga bekerjasama dengan bidan RB. Yulita
Grogol dalam penyebaran keseluruhan kuesioner, hal ini disebabkan peneliti
masih mempunyai tugas lain sehubungan dengan aktivitas belajarnya.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebanyak 20 responden (66,7%) pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment mempunyai pengetahuan cukup.
2. Sebanyak 7 responden (23,3%) pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment mempunyai pengetahuan baik.
3. Sebanyak 3 responden (10,0%) pengetahuan ibu nifas tentang bounding
attachment mempunyai pengetahuan kurang.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bagi Ibu Nifas
Hendaknya ibu nifas meningkatkan pengetahuan tentang bounding
attachment melalui media massa ataupun elektronik ataupun bertanya pada
bidan sehingga lebih meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan
anak sejak dini.
2. Bagi Bidan
Hendaknya bidan memberikan pemahaman kepada ibu nifas dan
memberikan pelayanan dalam menerapkan bounding attachment secara
43
langsung kepada ibu dan bayinya, misalnya pada saat pelaksanaan Inisiasi
Menyusui Dini.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya institusi pendidikan memberikan bekal teori khususnya
mengenai bounding attachment sehingga setelah mahasiswa terjun ke
dunia kerja yang sesungguhnya dapat memberikan pemahaman kepada ibu
nifas.
4. Bagi Peneliti
Hendaknya terus berupaya meningkatkan pengetahuan melalui penelitian-
penelitian ilmiah yang lain, misalnya mengenai sibling rivalvy untuk lebih
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti.