hematologi 2

download hematologi 2

of 7

description

LED, Hapusan darah, hematokrit

Transcript of hematologi 2

LAPORAN HASILTEKNIK SAMPLING DARAH DAN URIN UNTUK PEMERIKSAAN PENUNJANG PENEGAKAN DIAGNOSAARI KURNIASARI131610101038

PRAKTIKUM HEMATOLOGILAJU ENDAP DARAH

Nama subjek: Dhystika Zahra SeptaniaUmur Subjek: 19 TahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanDari hasil pemeriksaan didapakan laju endap darah 4mm/jam.

Kesulitan Kesulitan yang dialami selama praktikum adalah saat penarikan darah kedalam tabung westegren. Dan menempatkan tabung westergen dengan benar-benar pada posisi vertical.

PembahasanLaju Endap Darah (LED) atau Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh seseorang. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah ke dalam tabung khusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam. Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan mengambang di permukaan. Kecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut LED. Atau dapat dikatakan makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya.Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah (LED) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma (mm/jam).Tinggi rendahnya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Bila dilakukan secara berulanglaju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. Selain pada keadaan patologik, Laju Endap Darah (LED) yang cepat juga dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua.Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap Darah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju Endap Darah makin menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik.Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum laju endap darah adalah tabung westegren dengan panjang 300 mm, garis tengah dalam 2,5 mm, diberi pembagian dari 0-200 mm, isi tabung -+ 1.0ml dan kedua ujung tabung terbuka. Alat yang kedua adalah rak dari westegren. Bahan antikoagulan yang digunakan adalah larutan Citras natricus 2,8% 0,2 ml untuk tiap 0,8 ml darah.Teknik pelaksanaan praktikum, pertama yang harus dilakukan adalah pengambilan darah vena sebanyak 5ml. kemudian darah vena yang sudah dicampur dengan citras natricus dihisap ke dalam tabung westegren sampai tanda 0. Lubang atas dari tabung ditutup dengan jari lalu ditempatkan di rak westegren. Penempatan tabung didalam rak harus benar-benar tepat vertical dari segala arah. Kemudian di tunggu 1 jam dan setelah 1 jam dilakukan pembacaan kin kolom eritrosit yang berada di permukaan atas.Setelah melakukan praktikum didapat laju endap darah sebesar 4 ml/jam. Indikator normal untuk perempuan adalah 2-20 ml/jam. Dengan demikian, sampel darah yang digunakan, masuk dalam indikator normal.

PRAKTIKUM HEMATOLOGIHEMATOKRIT

Nama subjek: Dhystika Zahra SeptaniaUmur Subjek: 19 TahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanDari hasil praktikum hematokrit yang sudah dilakukan didapatkan sel-sel darah merah sebanyak 40 %.

Kesulitan Tidak ditemukan kesulitan.

PembahasanHematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen. (Pusdik, 1989) Nilai hematokrit digunakan untuk mengetahui nilai eritrosit rata-rata dan untuk mengetahui ada tidaknya anemia. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. (Ganda S, 1968)Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki laki dewasa sehat ialah 45-47% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 40-42%. Apabila dalam perhitungan mengalami kekurangan bias saja terjadi penyakit berupa anemia, leukemia, defisiensi vitamin dan lain lain. Apabila mengalami kenaikan prosentase bias saja terjadi penyakit diare berat, dehidrasi/hipovolemia, eritro sitosis dan lain lain.Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat micro hematokrit centrifuge, tabung kapiler dan hematokrit reader. Hal pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah persiapan darah vena yang sudah diberi antikoagulan kemudian dimasukkan kedalam tabung kapiler dengan cara mengkocok tabung kedalam darah agar darah bias masuk ke tabung. Apabila sudah terisi tabung tutup dengan malam pada ujung bawah tabung. Setelah itu masukkan tabung kapiler kedalam microcentrifugr dengan bagian yang disumbat mengarah keluar. Tabung diputar dengan kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Setelah itu pembacaan dengan hematokrit reader, tinggi darah dengan plasma dalam tabung disesuaikan dengan menggeser tempat tabung dan tinggi darah padar disesuaikan dengan menggeser tuas yang ada disamping kiri. Volume % dari eritrosit terlihat pada bagian sebelah kiri alat.Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan volume prosentase dari eritrosit sebanyak 40%. Jadi dilihat dari indikatornya, dapat dikatakan bahwa volume prosentasinya normal.

PRAKTIKUM HEMATOLOGIHAPUSAN DARAH

Nama subjek: Dhystika Zahra SeptaniaUmur Subjek: 19 TahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaan:

Penilaian Kualitas Hapusan Darah:1. Lapisan darah terlalu tipis2. Hapusan darah mengandung sedikit endapat cat.3. Eritrosit dan leukosit tercat dengan baik.4. Leukosit tidak menggerombol dibagian akhir hapusan.

Penaksiran Jumlah LeukositPada pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran objektif 10x pada tiap lapang pandangnya ditemukan 28 leukosit. Jadi penaksiran jumlah leukosit diperoleh sebanyak 5000.

Differential leukositSebelumnya pada hapusan darah diberi minyak emersi untuk diamati di bawah mikroskop. Perhitungan yang dilakukan dengan mengidentifikasi 100 leukosit.Jenis leukositJumlah normalHasil pengamatan dari sampel darah saudara DhystikaTotal

Eo4----21----3

Ba1----------0

Ly27232-53441226

Mo423-3---11111

Kesulitan:Pembahasan: Penilaian Kualitas Hapusan DarahBerdasarkan diskusi kelompok hasil kualitas hapusan darah lumayan bagus karena masih bisa diamati antar sel sel darahnya yang saling terpisah satu sama lain. Namun sayangnya masih terdapat sedikit endapan cat yang awalnya mempengaruhi pengamatan di bawah mikroskop. Adanya pengendapan cat kemungkinan saat pencucian hapusan darah posisi gelas objek dimiringkan. Fiksasi yang dihasilkan cukup bagus karena kromatin dan inti terbukti masih bisa diamati. Untuk eritrositnya dalam pengamatan berwarna merah jingga. Inti sel terlihat berwarana ungu di bawah mikroskop. Endapan cat yang terjadi sedikit sekali tidak terpengaruh pada pengamatan sehingga secara keseluruhan kualitas hapusan bisa dikatakan bagus karena masih bisa diamati tiap-tiap selnya. Penaksiran Jumlah LeukositDari hasil pengamatan per lapang pandangnya diperoleh 28 leukosit. Dalam perlakuan penaksiran jika didapatkan 20-30 leukosit per lapang pandangnya bisa ditaksir jumlah leukosit yaitu 5000. Tapi jika 40-50 leukosit per lapang pandang maka penaksirannya 10.000 leukosit, leukosit dalam batas abnormal. Sampel darah saudara Dhystika termasuk kategori normal yaitu sekitar 5000 leukosit. Karena pada dasarnya batas normal leukosit yaitu 5000-10.000/mm3. Differential leukositJenis leukosit terdapat dua jenis yaitu granulosit dan agranulosit. Neutrofil, basofil, dan eosinofil termasuk jenis granulosit. Sedangkan limfosit dan monosit termasuk agranulosit. Pada pengamatan sampel darah saudara Dhystika jumlah monositnya 11 lebih besar dari nilai normalnya yaitu 4. Peningkatan jumlah monosit ini disebut monositosis terkait dengan dijumpai penyakit virus, penyakit parasitic, dan sebagainya. Dilihat secara keseluruhan differential leukosit normal. Kemungkinan monosit jumlahnya meningkat dalam memerangi benda asing tersebut misalkan virus. Adanya basofil yang meningkat terkait proses inflamasi, sedangkan jika mengalami penurunan kemungkinan bisa terjadi karena stress, reaksi hipersensitivitas, dan sebagainya. Karena normalnya basofil 0,4-1 sampel tidak mengandung sama sekali basofil.