Hipertiroidism pigm

10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hormon tiroid sangat penting dalam tubuh untuk meningkatkan laju metabolisme basal. Hormon ini sangat berkaitan dengan nutrien, ion organik, termogenesis dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan berbagai jaringan. Pada periode kritis juga mempengaruhi perkembangan susunan syaraf pusat dan tulang. Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan sel melalui berbagai pola aktivasi genomik dan sintesis protein serta reseptor yang mempunyai arti penting untuk berbagai aktivitas. Fungsi tiroid yang normal disebut eutiroidisme. Kelainan fungsi tiroid adalah salah satu gangguan endokrin yang paling sering dijumpai. Salah satu kelainan tersebut adalah hipotiroid (Sherwood, 2010). Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat. Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid

Transcript of Hipertiroidism pigm

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hormon tiroid sangat penting dalam tubuh untuk meningkatkan laju

metabolisme basal. Hormon ini sangat berkaitan dengan nutrien, ion organik,

termogenesis dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan berbagai jaringan.

Pada periode kritis juga mempengaruhi perkembangan susunan syaraf pusat dan tulang.

Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan sel melalui berbagai pola aktivasi

genomik dan sintesis protein serta reseptor yang mempunyai arti penting untuk

berbagai aktivitas. Fungsi tiroid yang normal disebut eutiroidisme. Kelainan fungsi

tiroid adalah salah satu gangguan endokrin yang paling sering dijumpai. Salah satu

kelainan tersebut adalah hipotiroid (Sherwood, 2010).

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan

kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan

biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.

Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid

bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di

dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling

berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar

penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor

pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress

emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru,

penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.

Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis

berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila

suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah

tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas

kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan

dengan hipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak,

disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang

beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari)

dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.

Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing

hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid

stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid

untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana

saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang

berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan

hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara

menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,

tiroidektomi subtotal).

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa etiologi dari hipertiroidisme?

1.2.2 Bagaimana patofisiologi dari hipertiroidisme?

1.2.3 Bagaimana patogenesa dari hipertiroidisme?

1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis dari hipertiroidisme?

1.2.5 Bagaimana diagnosa dari hipertiroidisme?

1.2.6 Bagaimana pengobatan dari hipertiroidisme?

1.3 Tujuan

1.3.1 Yan terusin ya aku buru2 diajak eni keluar maaaaaaff

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etiologi

Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis

akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.

Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam

dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).

Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan

dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir

seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas

metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas

mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang

menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel,

pertumbuhan dan divisi.

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau

hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan

TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.

Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH

yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.

Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi

disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :

1) Penyakit Graves

Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan

penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.

Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit

autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid

stimulating.

Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)

dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,

radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa

seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double

vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi

rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah,

kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

Penyakit Graves’ merupakan penyebab paling umum hipertiroidisme. 6,10

1 Sekitar 60% hipertiroidism disebabkan oleh penyakt Graves’. Tirotoksikosis

dengan sendirinya adalah diabetogenik.6 Variabel intoleransi glukosa dapat terjadi

hingga 50% dari pasien tirotoksokosis dengan kejadian diabetes terjadi pada 2-3%,

ketika hipertiroid terjadi pada individu normal. Perubahan metabolik mungkin

terjadi sebagai akibat dari hipertiroidisme dan berkontribusi terhadap penurunan

kontrol glikemik. Meskipun resiko terjadinya diabetes melitus hanya berkisar 2-3%

pada individu yang menderita hipertiroidisme namun jika ini dijumpai akan

mempengaruhi dan menyebabkan sulitnya mengontrol glukosa darah oleh karena

dua kondisi metabolik yang terjadi secara bersamaan.

Berbagai perubahan metabolisme dapat terjadi selama kondisi hipertiroid

dan hal ini dapat mempengaruhi status glukosa darah. Perubahan-perubahan

tersebut diantaranya adalah 6 pada kondisi hipertiroid, waktu pengosongan

lambung menjadi lebih cepat. Absorpsi glukosa pada saluran cerna juga ikut

meningkat termasuk aliran darah di vena portal. Ketika beberapa studi

menunjukkan bahwa penurunan sekresi insulin bisa terjadi pada kondisi

hipertiroid, studistudi lainnya melaporkan level insulin baik diperifer dan sirkulasi

portal justru normal atau meningkat. Sebenarnya kondisi ini bisa tertutupi oleh

karena adanya sekresi insulin yang Universitas Sumatera Utara meningkat

termasuk juga degradasi dari insulin tersebut. Pada hipertiroid insulin clearen

meningkat hingga 40%. Kondisi yang berlama-lama dari gangguan fungsi tiroid ini

juga akan menyebabkan gangguan fungsi dari sel beta sehingga akan menurunkan

produksi insulin oleh pankreas dan respon insulin terhadap glukosa.

2) Toxic Nodular Goiter

Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa

satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak

terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

3) Minum obat Hormon Tiroid berlebihan

Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan

kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada

pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga

timbul efek samping.

4) Produksi TSH yang Abnormal

Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,

sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

5) Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)

Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca

persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian

keluar gejala hpotiroid.

6) Konsumsi Yoidum Berlebihan

Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini

biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar

tiroid.

2.2 Patofisiologi

Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada

kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali

dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel

folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali

dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-

15 kali lebih besar dari pada normal.

Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu

yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin

yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan

reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam

sel, dengan hasil

akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme

konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang

pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya

berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI

selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga

diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar

tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin

termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju

metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang

menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek

pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari

hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi

10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.

Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid

pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi

autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,

akibatnya bola mata terdesak keluar.

2.3 Patogenesa

Patogenesis penyakit hipertiroid sampai sejauh ini belum diketahui secara pasti.

Diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan dalam mekanisme tersebut. 2 4

Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit Graves’ dikelompokkan ke dalam penyakit

autoimun, antara lain dengan ditemukannya antibodi terhadap reseptor TSH

(Thyrotropin Stimulating Hormone - Receptor Antibody /TSHR-Ab) dengan kadar

bervariasi. Pada penyakit Graves’, limfosit T mengalami perangsangan terhadap

antigen yang berada didalam kelenjar tiroid yang selanjutnya akan merangsang limfosit

B untuk mensintesis antibodi terhadap antigen tersebut. Antibodi yang disintesis akan

bereaksi dengan reseptor TSH didalam membran sel tiroid sehingga akan merangsang

pertumbuhan dan fungsi sel tiroid, dikenal dengan TSH-R antibodi. Adanya antibodi

didalam sirkulasi darah mempunyai korelasi yang erat dengan aktivitas dan

kekambuhan penyakit. Mekanisme autoimunitas merupakan faktor penting dalam

patogenesis terjadinya hipertiroidisme, oftalmopati, dan dermopati pada penyakit

Graves’.

2.4 Manifestasi klinis

Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang

merangsng aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan

dengan autonomi tiroid itu sendiri. Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-

lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling

sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak,

tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran tiroid.

2.5 Diagnosa

Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :

Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan

memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat

atau kelenjar tiroid.

1) TSH(Tiroid Stimulating Hormone)

2) Bebas T4 (tiroksin)

3) Bebas T3 (triiodotironin)

4) Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan

pembesaran kelenjar tiroid

5) Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid

6) Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum

7) Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

2.6 Pengobatan

Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.

Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian

yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Agar bekerja

sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah

yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah

pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang

berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat

jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau

sebelum dilakukan tindakan pembedahan).

Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka

panjang. Propiltiourasil atau metimatolmerupakan obat yang paling sering digunakan

untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara

mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan

per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil

pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.

Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan

beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang

cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama

bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat

lain. Sebagian besar pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan

hipotiroidlisme sekitar 25% penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun

setelah pemberian radioaktif.

Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan

merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar,

penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah

menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi

salih hormon sepanjang hidupnya.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Hipertiroid

atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi

hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroidisme

dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan

TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena

umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Beberapa penyakit yang

menyebabkan Hipertiroid yaitu, penyakit graves, toxic nodular goiter, minum obat

hormon tiroid berlebihan, produksi tsh yang abnormal, tiroiditis (radang kelenjar

tiroid), dan konsumsi yoidum berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA