Hipertiroidism pigm
-
Upload
vindy-rahmatika -
Category
Science
-
view
154 -
download
4
Transcript of Hipertiroidism pigm
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon tiroid sangat penting dalam tubuh untuk meningkatkan laju
metabolisme basal. Hormon ini sangat berkaitan dengan nutrien, ion organik,
termogenesis dan merangsang pertumbuhan serta perkembangan berbagai jaringan.
Pada periode kritis juga mempengaruhi perkembangan susunan syaraf pusat dan tulang.
Hormon ini mempengaruhi beberapa jaringan dan sel melalui berbagai pola aktivasi
genomik dan sintesis protein serta reseptor yang mempunyai arti penting untuk
berbagai aktivitas. Fungsi tiroid yang normal disebut eutiroidisme. Kelainan fungsi
tiroid adalah salah satu gangguan endokrin yang paling sering dijumpai. Salah satu
kelainan tersebut adalah hipotiroid (Sherwood, 2010).
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid
bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di
dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling
berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar
penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor
pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress
emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru,
penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis
berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila
suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah
tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas
kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan
dengan hipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak,
disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang
beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari)
dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing
hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid
stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid
untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana
saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang
berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan
hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara
menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,
tiroidektomi subtotal).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa etiologi dari hipertiroidisme?
1.2.2 Bagaimana patofisiologi dari hipertiroidisme?
1.2.3 Bagaimana patogenesa dari hipertiroidisme?
1.2.4 Bagaimana manifestasi klinis dari hipertiroidisme?
1.2.5 Bagaimana diagnosa dari hipertiroidisme?
1.2.6 Bagaimana pengobatan dari hipertiroidisme?
1.3 Tujuan
1.3.1 Yan terusin ya aku buru2 diajak eni keluar maaaaaaff
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etiologi
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis
akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam
dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir
seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas
metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas
mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang
menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel,
pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1) Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)
dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa
seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double
vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi
rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah,
kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
Penyakit Graves’ merupakan penyebab paling umum hipertiroidisme. 6,10
1 Sekitar 60% hipertiroidism disebabkan oleh penyakt Graves’. Tirotoksikosis
dengan sendirinya adalah diabetogenik.6 Variabel intoleransi glukosa dapat terjadi
hingga 50% dari pasien tirotoksokosis dengan kejadian diabetes terjadi pada 2-3%,
ketika hipertiroid terjadi pada individu normal. Perubahan metabolik mungkin
terjadi sebagai akibat dari hipertiroidisme dan berkontribusi terhadap penurunan
kontrol glikemik. Meskipun resiko terjadinya diabetes melitus hanya berkisar 2-3%
pada individu yang menderita hipertiroidisme namun jika ini dijumpai akan
mempengaruhi dan menyebabkan sulitnya mengontrol glukosa darah oleh karena
dua kondisi metabolik yang terjadi secara bersamaan.
Berbagai perubahan metabolisme dapat terjadi selama kondisi hipertiroid
dan hal ini dapat mempengaruhi status glukosa darah. Perubahan-perubahan
tersebut diantaranya adalah 6 pada kondisi hipertiroid, waktu pengosongan
lambung menjadi lebih cepat. Absorpsi glukosa pada saluran cerna juga ikut
meningkat termasuk aliran darah di vena portal. Ketika beberapa studi
menunjukkan bahwa penurunan sekresi insulin bisa terjadi pada kondisi
hipertiroid, studistudi lainnya melaporkan level insulin baik diperifer dan sirkulasi
portal justru normal atau meningkat. Sebenarnya kondisi ini bisa tertutupi oleh
karena adanya sekresi insulin yang Universitas Sumatera Utara meningkat
termasuk juga degradasi dari insulin tersebut. Pada hipertiroid insulin clearen
meningkat hingga 40%. Kondisi yang berlama-lama dari gangguan fungsi tiroid ini
juga akan menyebabkan gangguan fungsi dari sel beta sehingga akan menurunkan
produksi insulin oleh pankreas dan respon insulin terhadap glukosa.
2) Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa
satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3) Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan
kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada
pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga
timbul efek samping.
4) Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5) Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hpotiroid.
6) Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar
tiroid.
2.2 Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali
dari ukuran normal, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel
folikel ke salam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali
dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan 5-
15 kali lebih besar dari pada normal.
Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu
yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin
yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan
reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam
sel, dengan hasil
akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang
pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya
berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI
selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga
diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin
termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju
metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek
pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari
hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi
10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardia atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormone tiroid
pada system kardiovaskular. Eksopthalamus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler,
akibatnya bola mata terdesak keluar.
2.3 Patogenesa
Patogenesis penyakit hipertiroid sampai sejauh ini belum diketahui secara pasti.
Diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan dalam mekanisme tersebut. 2 4
Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit Graves’ dikelompokkan ke dalam penyakit
autoimun, antara lain dengan ditemukannya antibodi terhadap reseptor TSH
(Thyrotropin Stimulating Hormone - Receptor Antibody /TSHR-Ab) dengan kadar
bervariasi. Pada penyakit Graves’, limfosit T mengalami perangsangan terhadap
antigen yang berada didalam kelenjar tiroid yang selanjutnya akan merangsang limfosit
B untuk mensintesis antibodi terhadap antigen tersebut. Antibodi yang disintesis akan
bereaksi dengan reseptor TSH didalam membran sel tiroid sehingga akan merangsang
pertumbuhan dan fungsi sel tiroid, dikenal dengan TSH-R antibodi. Adanya antibodi
didalam sirkulasi darah mempunyai korelasi yang erat dengan aktivitas dan
kekambuhan penyakit. Mekanisme autoimunitas merupakan faktor penting dalam
patogenesis terjadinya hipertiroidisme, oftalmopati, dan dermopati pada penyakit
Graves’.
2.4 Manifestasi klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang
merangsng aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan
dengan autonomi tiroid itu sendiri. Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-
lahan dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling
sering adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor : gugup berkeringat banyak,
tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran tiroid.
2.5 Diagnosa
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan
memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat
atau kelenjar tiroid.
1) TSH(Tiroid Stimulating Hormone)
2) Bebas T4 (tiroksin)
3) Bebas T3 (triiodotironin)
4) Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
5) Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
6) Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
7) Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia
2.6 Pengobatan
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan.
Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian
yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Agar bekerja
sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah
yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah
pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang
berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat
jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau
sebelum dilakukan tindakan pembedahan).
Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka
panjang. Propiltiourasil atau metimatolmerupakan obat yang paling sering digunakan
untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara
mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan
per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan
beberapa gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang
cepat, mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama
bermanfaat dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat
lain. Sebagian besar pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan
hipotiroidlisme sekitar 25% penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun
setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan
merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar,
penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah
menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi
salih hormon sepanjang hidupnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Hipertiroid
atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Hipertiroidisme
dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan
TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena
umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya. Beberapa penyakit yang
menyebabkan Hipertiroid yaitu, penyakit graves, toxic nodular goiter, minum obat
hormon tiroid berlebihan, produksi tsh yang abnormal, tiroiditis (radang kelenjar
tiroid), dan konsumsi yoidum berlebihan.