HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf ·...

47
HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS JAYA BARU BANDA ACEH KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’budiyah Banda Aceh Oleh: RAUDHATUL JANNAH NIM : 10010079 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

Transcript of HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf ·...

Page 1: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN

BERAT BADAN BAYI LAHIR PADA IBU BERSALIN DI

WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS

JAYA BARU BANDA ACEH

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U’budiyah

Banda Aceh

Oleh:

RAUDHATUL JANNAH

NIM : 10010079

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM

STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH

TAHUN 2013

Page 2: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

ABSTRAK

HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN

BERAT BADAN BAYI LAHIR PADA IBU BERSALIN DI

WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS

JAYA BARU BANDA ACEH

Raudhatul Jannah 1

, Rahmayani 2

XII + 35 Halaman : 1 Gambar, 4 Tabel, 12 Lampiran

Latar Belakang : Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di puskesmas diketahui

bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 224 orang. Dari penelitian data awal didapatkan dari

5 orang responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Bayi

Lahir. 2 diantaranya mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Rendah

dan 3 diantaranya tidak mengalami Berat Badan Lahir Rendah. Berdasarkan

permasalahan dilapangan maka peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Kejadian

Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Hubungan Kejadian Hiperemisis Gravidarum

dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Jaya Baru Banda Aceh.

Metode Penelitian : Jenis penelitian menggunakan metode analitik dilaksanakan di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru dengan pendekataan Cross Sectional. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang berjumlah 70 orang, pengambilan

sampel menggunakan tehnik total sampling.

Hasil Penelitian : Dari 70 responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dan

Berat Badan Lahir Rendah sebesar 62.1% sedangkan dari 70 responden yang tidak

mengalami Hiperemesis Gravidarum dan Berat Badan Lahir Normal sebesar 80.5 %.

Kesimpulan dan Saran : Ada Hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan

Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda

Aceh. Hal ini dapat dilihat dari uji statistic chi-square dengann ilai p-value 0.001. Bagi

Responden diharapkan kepada responden agar mempersiapkan diri dalam menghadapi

kehamilan yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Diwilayah Kerja UPTD Puskesmas

Jaya Baru Banda Aceh. Bagi Instutusi Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai acuan

pengetahuan mahasisiwi kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes

U’budiyah.

Kata Kunci : Berat Badan Bayi Lahir, Hiperemesis Gravidarum

Sumber : 10 dari buku ( 1998 – 2012 ) + 5 Internet.

1Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah

2Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan STIKes U’budiyah

Page 3: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan

Tim Penguji Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, November 2013

Pembimbing

( RAHMAYANI, SKM. M. Kes)

MENGETAHUI:

KETUA PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

STIKES U’BUDIYAH BANDA ACEH

( NUZULUL RAHMI, SST )

Page 4: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

PENGESAHAN PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji

Diploma III Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh

Banda Aceh, November 2013 Tanda Tangan

PEMBIMBING : RAHMAYANI, SKM, M.Kes (____________________)

PENGUJI I : RAHMADY, SKM (____________________)

PENGUJI II : NUZULUL RAHMI, SST (____________________)

MENYETUJUI

KETUA STIKES U’BUDIYAH

BANDA ACEH

(MARNIATI, M.Kes)

MENGETAHUI

KETUA PRODI DIPLOMA III

KEBIDANAN

(NUZULUL RAHMI, SST)

Page 5: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T, dimana atas

rahmat dan hidayah-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini dengan judul “Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan

Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh”.

Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini merupakan kewajiban yang harus di

laksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Kebidanan

STIKes U’Budiyah.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah banyak menerima

bimbingan dan bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

melalui kata pengantar ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes selaku pembimbing saya yang

telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dedi Zefrizal, S.T, Selaku Ketua Yayasan U’Budiyah Indonesia.

2. Ibu Marniati, M. Kes. Selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda aceh.

3. Ibu Nuzulul Rahmi, SST. Selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes

U’Budiyah Banda Aceh.

4. Maryani, SKM, M.Kes selaku pemimpin Di UPTD Puskesmas Jaya Baru.

Page 6: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

5. Terima Kasih kepada pegawai UPTD Puskesmas Jaya Baru dan Seluruh

Pasien di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru khususnya untuk ibu –

ibu bersalin dengan Hiperemesis Gravidarum yang telah memberikan

informasinya tentang Berat Badan Bayi Lahir .

6. Teristimewa buat Papa dan Mama yang telah memberikan pengorbanan

baik material maupun do’a bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan

pendidikan Akademi Kebidanan.

7. Adik, Kakek, Nenek dan Keluarga Besar semuanya yang telah memberikan

do’a, dukungan dan semangat bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan

penelitian ini.

8. Untuk my beloved Fauzul Hazi yang telah banyak memberi motivasi dan

semangat sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

9. Untuk Echa, Dara, Cutbit, Pipit, Ge Fha, dan Siti Julita yang telah banyak

bersusah payah membantu penelitian dalam membuat penelitian ini

sehingga dapat terselesaikan

10. Teman-teman seangkatan yang telah banyak membantu khususnya untuk

kelas IIIB angkatan 2010 sehingga selesainya penelitian ini.

Peneliti menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, banyak kekurangan yang disebabkan oleh peneliti sendiri. Oleh sebab

itu peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak sangat

diharapkan untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya kepada Allah SWT

kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang terjadi tanpa kehendaknya.

Page 7: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

Akhirnya kepada Allah SWT kita sepantasnya berserah diri, tiada satupun yang

terjadi tanpa kehendaknya.

Banda Aceh, November 2013

Tertanda

Peneliti

Page 8: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... iii

PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 7

A. Hiperemesis Gravidarum .............................................................. 7

B. Berat Badan Bayi Lahir ................................................................ 14

BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................. 20

A. Kerangka Konsep ......................................................................... 20

B. Definisi Operasional ..................................................................... 21

C. Hipotesis ....................................................................................... 21

BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 23

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 23

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 24

E. Pengolahan Data ........................................................................... 25

F. Analisa Data ................................................................................. 25

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 29

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 29

Page 9: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

B. Hasil Penelitian ............................................................................. 29

C. Pembahasan ................................................................................... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 34

A. Kesimpulan ................................................................................... 34

B. Saran ............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 20

Page 11: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................ 21

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Hiperemisis Gravidarum Dengan Berat

Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ........................................... 30

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Lahir Dengan Berat

Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ........................................... 30

Tabel 5.3 Hubungan Kejadian Hiperemisis Gravidarum Dengan Berat

Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh ........................................... 31

Page 12: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 5 : Surat Selesai Pengambilan Data

Lampiran 6 : Surat Penelitian

Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian

Lampiran 8 : Master Tabel

Lampiran 9 : Spss Out Put ( Analisa Univariat )

Lampiran 10 : Spss Out Put ( Analisa Bivariat )

Lampiran 11 : Lembaran Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 12 : Biodata

Page 13: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara global dikemukakan bahwa selama tahun 2000, terdapat 4 juta

kematian neonatus (3 juta kematian neonatal dini dan 1 juta kematian neonatal

lanjut). Hampir 99% kematian tersebut terjadi di negara berkembang.

Kematian tertinggi di Afrika (88 per seribu kelahiran), sedangkan di Asia

angka kematian perinatal mendekati 66 bayi dari 1.000 kelahiran hidup. Bayi

kurang bulan dan bayi berat lahir rendah adalah satu dari tiga penyakit utama

kematian neoantus diantaranyta adalah Hiperemesis Gravidarum (Rahayu,

2009)

Berdasarkan perkiraan organisasi kesehataan dunia World Health

Organization (WHO) hampir semua (98%) dari Lima juta kematian neonatal

terjadi di Negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada

priode neonatal dini. Umumnya terjadi karena Hiperemesis Gravidarum yang

menyebabkan Berat Badan lahir kurang dari 2500 gram. Menurut WHO 17%

dari 25 juta persalinan pertahun adalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) dan hampir semua terjadi di Negara berkembang (Dinkes, 2009).

Angka kematian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah denan

daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9% - 30%, hasil studi di 7 daerah

multicenter diperoleh angka BBLR dengan target rentang 2.1% - 17,2%.

Angka ini lebih besar dari target BBLR yang di tetapkan pada sasaran program

Page 14: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yakni maksimal 7% (Pantiawati,

2010).

Salah satu dampak dari Hiperemesis Gravidarum di Provinsi Aceh pada

tahun 2009 adalah BBLR dengan presentase 0.56% dari jumlah kelahiran

hidup yang ditimbang sedangkan pada tahun 2008 adalah 0.49%.

Kehamilan merupakan hal yang fisiologi. Namun kehamilan yang normal

dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan untuk menapis adanya resiko ini yaitu melakukan pendeteksi dini

adanya komplikasi/penyakit yang mungkin hamil muda. Tanda-tanda bahaya

kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam

keadaaan bahaya (Kusmiyati,2008)

Pada ibu hamil, terutama pada trimester I sering timbul gejala mual

(nausea) dan muntah (emesis gravidarum) merupakan gejala yang wajar.

Biasanya terjadi pada pagi hari (Morning sickness), tetapi dapat pula timbul

pada saat siang dan malam. Perasaan mual terjadi karena meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Gejala - gejala ini kurang

lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung

selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah ini terjadi 60% – 80%

primigravida dan 40% - 60% multigravida. Satu dari seribu wanita hamil

gejala-gejala ini menjadi lebih berat yang di sebut Hipermesis Gravidarum

(Prawirohardjo, 2007).

Page 15: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada

wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Manuaba, 2004)

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah

pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidras.

sehingga cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan

energi. Mual dan muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat

menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim. Pada tingkat

yang lebih berat hiperemesis dapat mengancam jiwa ibu dan janin sehingga

pengobatan perlu segera diberikan. (Winkjasastro, 2005).

Hiperemesis gravidarum dapat dideteksi dan dicegah pada masa kehamilan

dengan cara pemeriksaan kehamilan secara teratur dengan penanganan yang

baik hiperemesis dapat teratasi dengan memuaskan. (Prawirohardjo, 2007).

Penyebab hiperemesis gravidum belum diketahui secara pasti, perubahan-

perubahan anatonik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh

kekuranagan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada

mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar

HCG, faktor organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal

dan perubahaan metabolik, faktor psikologis keretakkan rumah tangga,

kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut

memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin lainnya. Gejala yang sering

terjadi pagi 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Mual

Page 16: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

muntah biasanya terjadi pada pagi hari. Rasa mual biasanya mulai pada

minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan ke empat, namun

sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya sampai 9 bulan

(Khaidirmuhaj,2009).

Beberapa dampak lain dari terjaadinya kondisi hiperemesis gravidarum

pada wanita hamil menurut Mochtar (2001) yaitu dapat terjadi pendarahan

berupa bercak pada otak, pendarahan sub endokardial pada jantung, pucat-

degenerasi pada tubuli kontorti ginjal dan kemungkinan adanya hepar pada

tingkat ringan. Penanganan yang dapat dilakukan pada kondisi tersebut salah

satunya dengan cara memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan

kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan rasa takut dan menghilangkan

faktor psikis .

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di puskesmas diketahui

bahwa jumlah ibu bersalin sebanyak 224orang. Dari penelitian data awal

didapatkan dari 5 orang responden yang mengalami Hiperemesis Gravidarum

dan Berat Badan Bayi Lahir. 2 diantaranya mengalami Hiperemesis

Gravidarum dan Berat Badan Lahir Rendah, dan 3 diantaranya tidak

mengalami Berat Badan Lahir Rendah. Berdasarkan permasalahan di lapangan

maka peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Kejadian Hiperemesis

Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.

Page 17: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas perumusan masalah dalam

penelitian bagaimana adalah Adakah hubungan Kejadian Hiperemesis

Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan kejadian Hiperemisis Gravidarum dengan

Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah Kerja UPTD

Puskesmas Jaya BaruBanda Aceh.

D. Manfaat Penelitian

1. sBagi Responden

Sebagai pengalaman untuk menambah wawasan dan meningkatkan

pengalaman ibu hamil tentang Hiperemesis Gravidarum denganBerat

Badan Bayi Lahir.

2. Bagi UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi

pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu bersalin

tentang hiperisemesis gravidarum

3. Bagi Instutusi Pendidikan STIKes U’Budiyah

Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai asuhan pengetahuan

mahasisiwi kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes

U’Budiyah.

Page 18: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

4. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan

pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian

lapangan.

Page 19: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hiperemesis Gravidarum

1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita

hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari sehingga keadaan umumnya

menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat

menyesuaikan dengan keadaan mual dan muntah yang wajar dan sering

kedapatan pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi

terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Prawirohardjo, 2005).

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana seorang ibu memuntahkan

segala apa yang dimakan dan yang diminum sehingga berat badan sangat turun,

turgor kulit kurang, timbul aseton dalam kencing ( Manuaba, 1998)

2. Etiologi

Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.

Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :

a. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,

mola hidatidosa dan kehamilan ganda.

b. Masuknya vili kharialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu

terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.

Page 20: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

c. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

d. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah

tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan

persalinan, serta takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan

muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi

hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

3. Patologi

a. Hati

Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan

degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak

sentrilobuler.

b. Jantung

Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini

sejalan dengan lamanya penyakit.hsdddddddddddddddddddd

c. Otakbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

Ada kalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan

kelainan seperti pada ensefalopati wernicle dapat dijumpai.

d. Ginjalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada

tabulikonturti.

Page 21: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

4. Tanda dan Gejala

Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam

3 (tiga) tingkatan, yaitu :

a. TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg

Mual terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,

ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan

merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit,

tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering

dan mata cekung.

b. TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd

Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang,

lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-

kadang naik dan mata sedikit ikterik, berat badan turun dan mata menjadi

cekung, tekanan darah turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi.

Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang

khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.

c. TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi

menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal

sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan

perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat

Page 22: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan

adanya payah hati.

5. Diagnosa

Diagnosas Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus

ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus,

sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang

terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat

mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera

diberikan.JJ

6. PenatalaksanaanMSDVCSDFDVF

a. Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD

Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang

dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan

seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik

seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.

b. IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan

peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter

dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai

muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan atau

minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala

akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

Page 23: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

c. TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat

disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi

pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat

menjadi latar belakang penyakit ini.

d. CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJG

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein

dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter

sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin

B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat

diberikan pula asam amino secara intravena.

e. PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJ

Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,

manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,

ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu

dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan

pertimbangan gugur kandungan diantaranya :

1. GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH

a. Delirium

b. Apatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk

c. Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle

2. GangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJ

a. Pendarahanbretina`

Page 24: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

b. Kemunduran penglihatan

3. Gangguan fatalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVC

a. Hatibdalambbentukbikterus

b. Ginjalbdalambbentukbanuria

c. Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat

d. Tekanan darah menurun

7. Diet Hiperemesis Gravidarum

a. Tujuan

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti

persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur

memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

b. Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,

diantaranyanadalah:

1. Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total

2. Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total

3. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

4. Makanan diberikan dalam bentuk kering, pemberian cairan

disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari

5. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan

diberikan sering dalam porsi kecil

6. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan

pada makan malam dan selingan malam

Page 25: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

7. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi

sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien

c. Macam-macambDiet

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu:

1. DietbHiperemesisbI

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis

gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong

bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak

diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada

diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak

diberikan dalam waktu lama.

2. DietbHiperemesisbII

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet

diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan

makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan

bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat

pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan

energi.

3. DietbHiperemesisbIII

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis

gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan

minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini

mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

Page 26: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

a. Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :

1. Roti panggang, biskuit, crackers

2. Buah segar dan sari buah

3. Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirup, kaldu tidak

berlemak, teh dan kopi encer

b. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah

makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu

tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang

mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga

tidakbdianjurkan.

B. Berat Badan Bayi Lahir

Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir

(Linda, 2012).

a. Pengertian

Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1 jam

pertama setelah lahir.

b. Macam – macam

Berat badan lahir bayi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1) Berat Badan Lahir Rendah jika berat kurang dari 2500 gram tanpa

memandang masa gestasi.

2) Berat Badan Lahir Normal bila berat antara 2500 – 4000 gram

3) Bayi Besar bila berat badan lahir lebih dari 4000 gram

Page 27: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

c. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor melalui

suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut:

1) Umur Ibu Hamil

Umur ibu erat kaitanya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah

umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, dan dua sampai

empat kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita

yang cukup umur (Linda, 2012).

Pada umur yang masih muda, perkembangan organ - organ reproduksi

dan fungsi fisiologinya belum optimal.Selain itu emosi dan kejiwaanya

belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum

dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi

komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang

dilahirkan akan semakin ringan (Linda, 2012).

Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan

diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat

mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak

peranakan, atau penyakit degenerative pada persendian tulang belakang

dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila

ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang ditakutkan bayi lahir

dengan membawa kelainan (Linda, 2012).

Page 28: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil,

akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda

perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi 12

dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua

perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah

dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan

energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung. (Linda, 2012).

Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap

derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebainya

merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun (Linda, 2012).

2) Umur kehamilan

Umur kehamilan dapat menentukan berat badan janin, semakin tua

kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah. Pada umur

kehamilan 28 minggu berat janin ± 1000 gram, sedangkan pada

kehamilan 37 – 42 minggu berat janin di perkirakan mencapai 2500 –

3500 gram (Linda, 2012).

Kehamilan preterm maupun postterm mempengaruhi berat lahir bayi,

semakin lama kehamilan berlangsung sehingga melampaui usia aterm,

semakin besar kemungkinanya bayi yang akan dilahirkan mengalami

kekurangan nutrisi dan gangguan kronis (Linda, 2012).

Page 29: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

3) Status Gizi Hamil

Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Linda, 2012).

Mual Muntah yang ibu akan berpengaruh terhadap Status gizi pada

trimester pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio

pada masa perkembangan dan pembentukan organ – organ tubuh

(organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap zat –

zat atus gizi semakin meningkat jika tidak terpenuhi, plasenta akan

kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya

dalam mensintesis zat – zat yang dibutuhkan oleh janin. Untuk

mengetahui status gizi ibu hamil tersebut, dapat menggunakan beberapa

cara antara lain : dengan memantau pertambahan berat badan selama

hamil, mengukur lingkar lengan atas (LLA). Dan mengukur kadar Hb.

Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka

pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran

antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu

hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan

adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas

(LLA) selama kehamilan (Linda, 2012).

Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat

badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling

tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR.Sehingga ibu hamil harus

mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 kg atau 20% dari berat

Page 30: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

badan sebelum hamil (Linda, 2012). Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil

juga sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu hamil

dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinya dibawah 11 gr/dl.

Data depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita

anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah resiko menambah bayi

berat lahir rendah (BBLR), resiko perdarahan sebelum pada saat

persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika

ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Linda, 2012).

Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan

oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta

terhadap janin (Linda, 2012).

4) Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan

mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga

kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan

bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.

Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui

apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang

dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Linda,

2012).

5) Kehamilan ganda

Pada kehamilan kembar dengan distensi uterus yang berlebihan dapat

menyebabkan persalinan premature dengan BBLR. Kebutuhan ibu untuk

Page 31: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

pertumbuhan hamil kembar lebih besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi

seperti anemia hamil yang dapat menggangu pertumbuhan janin dalam

rahim (Linda, 2012).

6) Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi

lahir diantaranya adalah Diabetes mellitus (DM), cacar air, dan penyakit

infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak

sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah

penkreas tidak cukup produksi insulin / tidak dapat gunakan insulin yang

ada. Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu

hamil bisa mengalami keguguran,bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir,

(kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita

edem dan kelainan pada alat tubuh bayi (Linda, 2012).

Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi

yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan herpes. Keempat jenis

penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat mengganggu

janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan

terkena katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ

tubuh seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan

berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput

otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Linda, 2012).

Page 32: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

BAB III

KERANGKA KONSEP

A.Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka Konsep penelitian ini sesuai dengan teori Rohmah 2004, Mual

muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan

muda, terutama ditemukan pada pada primigravida, kehamilan ganda, dan mola

hidatidosa. Hiperemesis berarti suatu keadaan dimana pasien hamil muda

mengalami mual-muntah yang berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan si

ibu sehari-hari.Hiperemesis gravidarum dapat juga menyebabkan berat badan

lahir rendah, maka kerangka konsep dapat dikembangkan sebagai berikut:

Variabel independent Variabel Dependent

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B.Defenisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat

Ukur

Hasil

Ukur

Skala

Ukur

Variabel Dependent

Hiperemsis Gravidarum Berat Badan Bayi Lahir

Page 33: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

C. Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara hiperemesis garvidarum dengan berat badan

bayi lahir

1 Berat Badan

Bayi Lahir

Kelahiran

bayi

Melihat data

pada buku

KIA

Melihat

data

pada

buku

KIA

BBLR

yaitu

kurang

dari

2500

gr

BBLN

yaitu

antara

2500

gr –

4000

gr

Ordin

al

Variabel Independent

1 Hiperemesis

Gravidarum

Mual muntah

di pagi hari

yang dialami

ibu sehingga

mengalami

dehidrasi.

Menyebarkan

Angket

Kuesio

ner

Ya x ≥

38.2

Tidak

x ≤

38.2

Ordin

al

Page 34: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah Analitik dengan menggunakan pendekatan cross

secctional yaitu variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian

ini dikumpulkan dalam waktu bersamaan untuk mengetahui Hubungan

Kejadian Hiperemesis Gravidarum Terhadap Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu

Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1.Tempat

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTDPuskesmas Jaya Baru Banda

Aceh.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013 s/d 04 September

2013.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang telah

melahirkan dengan usia bayi 0 sampai 1 tahun di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh yang berjumlah 224 orang.

Page 35: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel dengan metode total samping yaitu seluruh

populasi dijadikan sebagai sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus yang dikemukan oleh slovin (Notoatmodjo, 2003 )

yaitu :

= 70

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data Primer diperolah langsung dari responden melalui penyebaran

kuesioner penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Lampoh Dayauntuk

mengetahui kejadian hiperemesis gravidarum dengan berat badan bayi lahir.

Page 36: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

E. Pengolahan Data

Menurut Budiarto (2001) pengolahan data merupakan proses yang

sangat penting dalam penelitian. Oleh karena itu,harus dilakukan dengan

baik dan benar.

1. Editing yaitu kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir

kuesioner sehingga jawaban sudah lengkap, jelas, relevan, dan

konsisten.

2. Coding yaitu kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/bilangan.

3. Tabulating yaitu data yang telah dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi.

4. Analysis yaitu data yang sudah dikumpulkan dan di-entry, dianalisis

dengan menggunakan uji statistik.

F. Analisa Data

Setelah dilakukan pengolahan data maka analisis data yang akan dilakukan

dengan menggunakan program komputer yaitu program Statistical Program For

Social Science (SPSS) versi 16.00 yang akan dilakukan secara statistik

Analitik. Analisis data yang dilakukan meliputi :

1. Analisia Univariat

Analisa Univariat dilakukan terhadap tiap – tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

Page 37: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

distribusi dan presentase dari tiap variabel ( Notoatmodjo, 2005) kemudian

ditentukan presentase ( p ) dengan menggunakan Rumus sebagai berikut :

P =

Keterangan :

P = Presentase

f = frekuensi yang teramati

n = Jumlah sampel

2. Analisa Bivariat

Analisa Bivariat merupakan hasil dari variabel independen yang diduga

mempunyai hubungan dengan variabel dependen. Analisa yang digunakan

adalah tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa di lakukan analisa statistik

dengan menggunakan uji data chi- square test pada tingkat kemaknaanya

adalah 95 % (P<0,05), sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan

yang bermakna secara statistik dengan menggunakan program perhitungan

uji chi- square selanjutnya ditarik suatu kesimpulan bila P lebih kecil dari

alpha (P<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, menunjukkan ada

hubungan bermakna antara variabel dependent dengan variabel

independent.

Untuk mengukur hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan

variabel terikat, dan dilakukan analisa dengan menggunakan tabel silang

yang dikenal dengan Baris X Kolom (B x K) dengan derajat kebebasan

Page 38: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

(df) yang sesuai. Skor diperoleh dengan menggunakan metode statistic Chi

– Square Test (X2) dengan rumus sebagai berikut Budiarto (2002)

X2

= ∑

Keterangan :

0 = Frekuensi Observasi

∑ = Frekuensi Harapan

Bila pada tabel contingency 3 x 2 terdapat nilai frekuensi harapan

(expected frequensi) kurang dari 20%, maka di lakukan marjer sel

(grouping) atau pengabungan sel menjadi 2 x 2 dengan derajat kebebasan

(df) yang sesuai. Jika setelah dilakukan pengabungan sel sehingga

membentuk tabel conyingecy 2 x 2 dan masih terdapat nilai frekuensi

harapan kurang dari 5, maka akan dilakukan upaya koreksi dengan

menggunakan formula Yate’s Correction, yaitu :

X2

= ∑

Adapun ketentuan yang dipakai dalam uji statistic ini adalah :

1. Ho di terima, jika X2

dihitung < X2

tabel atau p – value ≥ α (0.05)

artinya tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan

terjadinya berat badan lahir pada ibu bersalin di wilayah kerja

UPTD puskesmas Jaya Baru

Page 39: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

2. Ho ditolak, jika X2 dihitung > X

2 tabel atau p – value < α (0,05)

artinya ada hubungan antara variabel yang di teliti terjadinya berat

badan lahir pada ibu bersalin di wilayah kerja UPTD puskesmas

Jaya Baru.

Page 40: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Lampoh Daya merupakan Puskesmas yang baru diresmikan

pada tanggal 06 April 2006, Secara demografi Puskesmas Lampoh Daya

berada di Desa Lampoh Daya Kecamatan Jaya Baru yang terletak lebih

kurang 6 km dari pusat kota Banda Aceh, Dengan luas wilayah kerja 383,20

Ha. Kecamatan Jaya baru berbatasan dengan :

1. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Peukan Bada

2.Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Darul Imarah

3.Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Banda Raya

4.Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Meuraxa

Puskesmas Lampoh Daya mempunyai wilayah kerja yang mencakup

sembilan desa di kecamatan jaya baru dengan jumlah kepala keluarga 7.330

dan jumlah 26.177 penduduk jiwa.

Page 41: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru. Dari

data yang di kumpulkan terdapat 70 orang sampel ibu bersalin dengan usia bayi

0 – 1 tahun di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru. Dta yang di

kumpulkan melalui kuesioner dan observasi. Data dari hasil penelitian ini akan

di sajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yaitu sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

a. Hiperemesis Gravidarum

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Hiperemesis Pada Ibu Bersalin

Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru

No Hiperemesis Gravidarum Frekuensi Presentasi

1 Ya 29 41.4

2 Tidak 41 58.6

Total 70 100

Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa, dari 70 orang responden,

yang mengalami Hiperemesis Gravidarum yaitu 29 orang (41.4%)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin

Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru

No BeratBadanBayiLahir Frekuensi Persentasi

Page 42: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

1 BBLN 44 62.9

2 BBLR 26 37.1

70 100

Sumber : Data Sekunder Diolah Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.2 diatas dapat dilihat dari 70 orang responden,

mayoritas Berat Badan Bayi LahirNormal sebanyak 62.9% (44 orang).

2. AnalisaBivariat

Tabel 5.3

Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan

Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Jaya Baru Banda Aceh

No

Hiperemesis

Gravidarum

Berat Badan bayi Lahir

Jumlah

Uji

Statistik BBLN BBLR

F % F % F %

0.000

1 Ya 11 37.9 18 62.1 29 100

2 Tidak 33 80.5 8 19.5 41 100

Jumlah 44

26

70

Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa dari 70 responden yang

mengalami Hiperemesis Gravidarumdan Berat Badan Lahir Rendah sebsar 62.1%

Page 43: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

sedangkan dari 70 respondenyang tidak mengalami Hiperemesis Gravidarum dan

Berat Badan Lahir Normal sebesar 80.5 %.

Setelah dilakukan uji statistic dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% di peroleh nilai p value 0,000 yang berarti lebih kecil

dari α- value (0.005). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di

Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.

C. Pembahasan

Hubungan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi

Lahir

Berdasarkan table 5.3 diatas diketahui bahwa dari 25 responden yang

mengalami hiperemesis gravidarum, dan Berat Badan Lahir Rendah sebsar

64% sedangkan dari 25 respondenyang tidak mengalami Hiperemesis

Gravidarum dan Berat Badan Lahir Normal sebesar 84%.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

berat badan bayi lahir 100% di peroleh nilai p-value 0.001 berarti lebih besar

dari α – value (0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu

Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.

Penelitian sejenis yang peneliti temui adalah penelitian yang dilakukan

Juminten Saimin, IMS. Murah Manoe(2004) dengan judul penelitian

Page 44: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

“hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi ibu berdasarkan ukuran

lingkar lengan atas “. Didapatkan ada Hubungan Antara Hiperemesis

Gravidarum Dengan Nberat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh (p-value = 0. 170)

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat

menyesuaikan dengan keadaan mual dan muntah yang wajar dan sering

kedapatan pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi

terganggu dan keadaan umum menjadi buruk (Prawirohardjo, 2005).

Berat lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam waktu 1jampertama

setelah lahir (Linda, 2012)

Berat Bayi Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi (IDAI, 2004)

Peneliti beramsusi bahwa hiperemesis gravidarum mempengaruhi hubungan

berat badan bayi lahir, sebabmual dan muntah berlebihan pada wanita hamil

yang sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dapat memperburuk keadaan

umum ibu.

Page 45: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Ada hubungan Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada

Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh. Hal ini

dapat dilihat dari uji statistik chi-square dengan nilai p-value 0.000 yang berarti

lebih kecil dari α-value 0.05.

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan kepada responden agar mempersiapkan diri dalam menghadapi

kehamilan yang mengalami Hiperemesis Gravidarum Diwilayah Kerja UPTD

Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh.

2. Bagi UPTD Puskesmas Jaya Baru Banda Aceh

Diharapkan agar karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan salah satu bahan

masukan bagi pengelola KIA untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu

bersalin tentang Hiperisemesis Gravidarum

3. Bagi Instutusi Pendidikan STIKes U’Budiyah

Hasil penelitan ini dapat digunakan sebagai asuhan pengetahuan mahasisiwi

kebidanan dan menambah referensi perpustakan bagi STIKes U’Budiyah.

Page 46: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

4. Bagi Peneliti

Merupakan pengalaman berharga dalam rangka menambah wawasan

pengetahuan serta pengembangan diri, khususnya dalam bidang penelitian

lapangan.

Page 47: HUBUNGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM …simtakp.uui.ac.id/dockti/RAUDHATUL_JANNAH-kti.pdf · Hiperemesis Gravidarum Dengan Berat Badan Bayi Lahir Pada Ibu Bersalin Di wilayah

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto Eko, 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan

Masyarakat, buku kedokteran EGC: Jakarta

Dinkes, 2009 WHO, http://www.Google.com. di akses pada tanggal 15 Juli 2013

Hidayat Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tehnik Analisis

Data, Salemba medika: Jakarta

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2004. Bayi Berat Lahir Rendah, Dalam :

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak Edisi 1. Jakarta

Khaidirmuhaj, 2009. Askep Nifas Dengan Perdarahan Post Partum,http:/

Blogspot.com di akses pada tanggal 12 januari 2013

Kusmiyati, 2008 Komplikasi Dalam kehamilan, PT Rineka Cipta: Jakarta

Linda, 2012. Bidan delima, http://bidankudelima.blogspot.com. di akses pada

tanggal 15 juli 2013

Manuaba, 2004. Ilmu Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

Mochtar, 1998. Sinopsisi Obstetri. Delfi Lautan. Penerbit Buku Kedokteran

Jakarta : EGC

Notoadmojo soekidjo, 2005 Metodelogi Penelitian. PT Rineka Cipta: Jakarta

Prawirohardjo Sarwono, 2005. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina pustaka

Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

Prawirohardjo Sarwono, 2007. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina pustaka

Sarwono Prawirohardjo: Jakarta

Rahayu, 2009. Angka Kematian Bayi, http://google.com, diakses pada tanggal 20

Juli 2013

Rohmah. 2004. Hiperemesis gravidarum, http://www.Google.com. di akses

pada tanggal 15 Juli 2013

Winkjasastro, 2005. Ilmu Kebidanan, Edisi 3, Yayasan bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjdo : Jakarta