Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil Sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Mual dan muntah adalah gejala yang wajar yang sering kita jumpai pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga timbul setiap saat dan pada malam hari, gejala ini kurang lebih dari 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu . Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80 ℅ primigravida dan 40 – 60 multigravida. 1 : 1000 kehamilan, gejala-gejala ini menjadi berat, perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen HCL dalam serum. Pengaruh psikis kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.

Transcript of Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

Page 1: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita

hamil Sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi

buruk, karena terjadi dehidrasi.

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar yang sering kita jumpai pada

kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga timbul

setiap saat dan pada malam hari, gejala ini kurang lebih dari 6 minggu setelah hari

pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu .

Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80 ℅ primigravida dan 40 – 60 multigravida.

1 : 1000 kehamilan, gejala-gejala ini menjadi berat, perasaan mual ini disebabkan oleh

karena meningkatnya kadar hormon estrogen HCL dalam serum. Pengaruh psikis

kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan

lambung yang berkurang. Pada wanita tidak dapat menyesuaikan dengan kedaan ini

meskipun demikian gejala mual muntah yang dapat berllangsung sampai 4 bulan.

Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan

inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis

menentukan berat ringannya penyakit.

Batas mual-muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada

kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah , akan tetapi apabila

keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Rasa mual

Page 2: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk memastikan wanita hamil tidak

memakan makanan yang sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Meski istilahnya

adalah morning sicnes tapi kenyataannya yang sebenarnya tidak hanya terjadi pada pagi

hari saja, bahkan rasa mual tersebut terjadi sepanjang hari, dan pada kasus serius gejala

mual dan muntah yang kerap terjadi mencapai keadaan Hiperemesis gravidarum atau

gejala muntah yang terus-menerus dan dapat berakibat fatal.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul

mengenai “Asuhan kebidanan pada ibu hamil terhadap Ny. “N” G3 P2 A0 usia kehamilan

17 minggu dengan hiperemesis gravidarum di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.

B. Tujuan Umum dan Khusus

1. Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang di dapat selama proses

belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan

wewenang bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum.

b. Mahasiswa mampu menginterpretasi data dasar/diagnosa masalah.

c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial.

d. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah.

Page 3: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan sesuai diagnosa.

f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah di buat.

g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah di buat

Page 4: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

BAB III

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kasus

a. Pengertian hiperemesis gravidarum

Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang

terjadi pada kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan

dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-

hari, berat badan menurun, mengalami dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan

karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan sebagainya.

Nausea dan vomitus yang berat serta tidak dapat diatasi dan bertahan sesudah

trimester pertama. Biasanya hiperemesis garvidarum terjadi pada kehamilan pertama dan

umumnya mengenai ibu hamil dengan keadaan yang mengakibakan kadar HCG yang

tinggi seperti pada penyakit trofoblastik kehamilan atau kehamilan kembar

(Lockhart,2014). Sedangkan menurut Varney (2010) hiperemesis gravidarum merupakan

mual dan muntah berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi

lebih lama daripada mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Terkait

dengan ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan abnormalitas kimia darah.

Dapat terjadi pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan

menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.

Page 5: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

b. Patofisiologi

Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena

peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan

muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem

gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi

kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi

terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi

(Winkjosastro, 2010).

Menurut Manuaba tahun (2012) Patofisiologi hiperemesis gravidarum diawali dengan

mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah

turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi kejaringan, menutup untuk

memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2. Oleh karena itu dapat terjadi perubahan

metabolisme menuju arah anaerobik dengan menimbulkan benda keton dan asam laktat.

Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah

menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu semua masalah tersebut dapat menimbulkan

gangguan fungsi alat vital sebagai berikut:

1. Hepar

2. Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2

3. Gangguan fungsi liver dan terjadi ikterus.

4. Terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi

menurun.

5. Ginjal

Page 6: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

6. Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun.

7. Terjadi perdarahan dan nekrosis dan perdarahan di otak.

8. Sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan diotak diantaranya perdarahan

ventrikel.

c. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang terjadi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

adalah: muntah yang tidak dapat dikontrol dengan pengobatan morning sickness, muntah

pernisiosa, nafsu makan buruk, penurunan berat badan, dehidrasi, ketidak seimbangan

elektrolit, asidosis akibat kelaparan, alkalosis karena asam hidroklorida berkurang ketika

muntah, dan hipokalemia (Varney,2010).

Menurut Rukyah (2013) gejala hiperemesis gravidarum adalah:

1. Tingkat I

1) Muntah terus menerus.

2) Keadaan umum lemah

3) Tidak ada nafsu makan

4) Berat badan menurun

5) Turgor kulit berkurang.

6) Lidah kering.

7) Tekanan darah turun, nadi meningkat,suhu meningkat nyeri epigastrium.

8) Mata cekung

Page 7: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

2. Tingkat II

1) Keadaan umum tampak lebih lemah

2) Dehidrasi bertambah.

3) Turgor kulit makin berkurang.

4) Lidah kering dan kotor.

5) Mata cekung.

6) Tekanan darah menurun, nadi kecil dan crpat, mata ikterik.

7) Berat badan menurun

8) Urin berkurang.

9) Napas berbau aseton.

3. Tingkat III

1) Keadaan umum lebih parah

2) Kesadaran menurun bahkan sampai tidak sadar

3) Dehidrasi berat.

4) Mual dan muntah berhenti.

5) Nadi kecil dan cepat, suhu tubuh meningkat, tekanan darah menurun

6) Perdarahan esofagus,lambung dan retina.

7) Gangguan fungsi hati bertambah.

d. Etiologi

Penyebab hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, Frekuensi kejadian

adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang yang dikemukakan :

a) Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik akibat kehamilan serta resustensi yang menurunkan dari pihak

Page 8: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu

respon dari jaringan ibu terhadap janin.

b) Faktor psikologik.

Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,

kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat

mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keenggangan manjadi hamil

atau sebagai pelarian kesukaran hidup. 

c)  Faktor endikrin

Hopertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.

e. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi menurut Lockhart ( 2014) adalah sebagai berikut

1. Penurunun berat badan yang cukup banyak.

2. Starvasi dengan ketosis dan ketonuria.

3. Dehidrasi dengan selanjutnya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

(hipokalemia).

4. Gangguan keseimbangan asam basa.

5. Kerusakan retina, saraf, dan renal.

Page 9: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

f. Penatalaksanaan

a) Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan

penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal

itu dapat dilakukan dengan cara :

1) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang

fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4

bulan.

2) Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam

jumlah kecil tapi sering.

3)  Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk

makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari makanan berminyak

dan berbau lemak.

4)  Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun

terlalu dingin.

5) Usahakan defekasi teratur. 

b) Terapi obat-batan

Apabila dengan cara diatas keluhan dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak

berkurang diperlukan pengaobatan :

1) Tidak memberikan obat yang teratogen.

2) Sedativa yang sering diberikan adalah Phenobarbital.

3) Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.

4) Anthistaminika seperti dramamin, avomin.

Page 10: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

5) Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokloride atau

khlorpromasin. 

c. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap dirumah sakit.

Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

1) Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan

peredaran darah baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan

dokter saja yang boleh masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau

menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan. 

2) Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal,

dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir.yakinkan penderita bahwa

penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya

dapat menjadi latar belakang penyakit ini.  

3) Terapi paretal

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein

dengan glukaosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila

perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan

vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino

secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan.

Berikan pula obat-obatan seperti yang disebutkan diatas.

Page 11: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

4) Terminasi kehamilan

Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.

Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan

memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan

merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu

dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan

abotus terapiutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh

dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh   menunggu sampai terjadi

gejalairreversibel pada organ vital.

Page 12: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

B. Asuhan Kebidanan sesuai kasus

DATA SUBJEKTIF (S) :

Ibu mengatakan muntah terus menerus >10 kali dalam sehari

Ibu mengatakan tidak ada nafsu makan

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama

Ibu mengatakan nyeri uluh hati

Ibu mengatakan lidah terasa kering

DATA OBYEKTIF (O) :

K/U : Lemah

Kesadaran : Compostmentis

TTV : TD : 90/60 mmHg

N : 117 x/ menit

S : 37,5 C

R : 18x/menit

Palpasi : Leopod I : TFU 3 jari di atas simpisis.

ASSESMENT (A) :

G1 P0 A0 Usia kehamilan < 20 minggu. Dengan hiperemesis gravidarum tingkat I.

Page 13: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

PLANNING (P) :

1) Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik

pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

2) Ibu di anjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam

jumlah kecil tapi sering.

3) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk

makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari makanan berminyak dan

berbau lemak.

4) Makan makanan dan minuman yang di sajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu

dingin.

5) Usahakan defekasi teratur. 

6) Memberikan vitamin B1 dan B6.

7) Anthistaminika seperti dramamin, avomin.

Page 14: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

C. Manajemen Kebidanan Menurut Varney

Adapun tujuh langkah proses manajemen menurut Varney, yaitu:

a. Langkah I : Pengkajian

Pada langkah pertama ini melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data dasar,

data subyektif, dan obyektif semua informasi yang akurat dan semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien secara lengkap.

1. Anamnesa (Data Subyektif)

a) Identitas

Adalah pemeriksaan yang di lakukan dengan wawancara langsung kepada pasien

atau keluarga pasien.

Nama Ibu : Nama Suami :

Umur : Umur :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

b) Keluhan utama

Mual dan muntah > 10 kali, nyeru uluh hati, pusing, hamilm anak pertama.

c) Pola kebiasaan sehari-hari

Pola nutrisi : Mual, tiap kali makan muntah

Pola istirahat atau tidur : Susah tidur

Pola eliminasi : BAB jarang dan BAK sedikit

d) Pemeriksaan fisik

Page 15: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital : TD : Sistol <110 dan distol <60

N : >100x/menit

S : >37,5 C

R : >24x/menit

e) Pemeriksaan sistematis

Kulit : Kulit pucat, kelembaban, turgor kulit berkurang

Mata : Konjungtiva tidak anemis, seklera tidak ikterik

Mulut : Lidah kotor, bibir kering

f) Ekstremitas

2. Pemeriksaan penunjang

Pada kasus hiperemesis gravidarum pemeriksaan yang di lakukan adalah

hematologi dan Urinalisis untuk mengetahui keton di dalam urin.

b. Langkah ke II: Interpretasi Data

1) Diagnosa kebidanan

Data Dasar:

Data subyektif:

Ibu mengatakan muntah terus menerus >10 kali dalam sehari

Ibu mengatakan tidak ada nafsu mkana

Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama

Ibu mengatakan nyeri uluh hati

Page 16: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

Ibu mengatakan lidah terasa kering

Data Obyektif

a) Keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran : Composmentis

c) Tanda-tanda Vital : TD : Sistol <110 dan distol <60

N : >100x/menit

S : >37,5C

R : >20x/menit

2) Masalah

Gangguan keseimbangan cairan

3) Kebutuhan

Pada kasus hiperemesis gravidarum kebutuhan yang di perlukan adalah pemasangan

Oksigenasi dan pemasangan infuse RL.

c. Langkah III: Diagnosa potensial

Potensial terjadi dehidrasi dan hiperemesis gravidarum tingkat II

d. Langkah IV: Antisipasi

Memberikan vitamin B1 Dan B6, sedative Phenobarbital, anthistaminika (avomin),

e. Langkah V: Perencanaan

1) Beritahukan kepada ibu bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik

pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

2) Anjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam jumlah

kecil tapi sering.

Page 17: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

3) Anjurkan ibu waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari makanan

berminyak dan berbau lemak.

4) Anjurkan ibu untuk makanan dan minuman yang di sajikan jangan terlalu panas

ataupun terlalu dingin.

5) Beritahukan ibu untuk mgusahakan defekasi teratur. 

6) Berikan vitamin B1 dan B6, Anthistaminika seperti dramamin, avomin.

f. Langkah VI: Pelaksanaan

1) Memberitahukan kepada ibu bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang

fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

2) Menganjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam jumlah

kecil tapi sering.

3) menganjurkan ibu waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari makanan

berminyak dan berbau lemak.

4) Menganjurkan ibu untuk makanan dan minuman yang di sajikan jangan terlalu panas

ataupun terlalu dingin.

5) Memberitahukan ibu untuk mgusahakan defekasi teratur. 

6) Memberikan vitamin B1 dan B6, Anthistaminika seperti dramamin, avomin.

Page 18: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

g. Langkah VII: Evaluasi

1) Memberitahukan kepada ibu bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang

fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4

bulan.

Ibu mengerti dengan apa yang di jelaskan

2) Menganjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam

jumlah kecil tapi sering.

Ibu bersedia mengikuti anjuran yang di berikan

3) Menganjurkan ibu waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari

makanan berminyak dan berbau lemak.

Ibu bersedia mengikuti anjuran yang di berikan

4) Menganjurkan ibu untuk makanan dan minuman yang di sajikan jangan terlalu

panas ataupun terlalu dingin.

Ibu bersedia mengikuti anjuran yang di berikan

5) Memberitahukan ibu untuk mgusahakan defekasi teratur.

Ibu bersedia untuk mengusahakan agar defekasi teratur

6) Memberikan vitamin B1 dan B6, Anthistaminika seperti dramamin, avomin.

Ibu telah menerima therapy yang di berikan

Page 19: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

Tanggal : 26 April 2015 Jam: 12 : 25 WIB

A. Identitas pasien

1. Identitas

Nama Ibu : Ny E Nama Suami : Tn. M

Umur : 35 Tahun Umur : 65 Tahun

Suku : Dayak/WNI Suku : Dayak/WNI

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : JL. Tilung Alamat : JL. Tilung

B. Data Subyektif

1. Keluhan utama/alasan datang

Mual muntah lebih > 10 kali dalan sehari

2. Riwayat penyakit sekarang

Hamil anak ke 3, keguguran (-), mual muntah sejak 2 hari yang lalu, tanggal

25/04/2016 mutah > 10 kali, bila makan di muntahkan, pusing (+), nyeri uluh hati (+),

pandangan kabur (+), post opname 1 minggu yang lalu karena HEG, hasil USG di

radiologi 1 minggu yang lalu hamil 16 minggu.

Page 20: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

3. Riwayat menstruasi

Menarce : 12 tahun Dismenorea : Tidak ada

Siklus : 28 Hari HPHT : 26 Januari 2016

Lamanya : 5 hari TP :

Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari

4. Riwayat perkawinan

Status perkawinan : Usia suami saat menikah : 25

Perkawinan ke : I Jumlah anak hidup : II

Usia saat menikah : 20 Tahun Jumlah anak meninggal : 0

5. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas

No Kehamilan Persalinan/

tempat

persalinan

Tanggal

Lahir

Penolong Penyulit/

komplikasi

Jenis

Kelamin

BBL Keterangan /

Keadaan ibu

dan bayi

1

2

9 Bulan

9 Bulan

Rumah

RSUD

16 tahun

12 tahun

DK

Bidan

-

-

Lakil-laki

Lakil-laki

Hidup

Hidup

6. Riwayat keluarga berencana : KB Suntik 1 Bulan ( Cyclofem)

7. Riwayat kesehatan Ibu : Hipertensi sebelum kehamilan (+)

8. Riwayat kesehatan Keluarga : Hipertensi

Page 21: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

C. Data Obyektif

a. Keadaan umum : Lemah Kesdaran : Composmentis

b. Tanda-tanda Vital : TD : 160/100 mmHg

N : 112x/ menit

S : 37 C

R : 18x/ menit

c. Palpasi : TFU 3 jari di atas sympisis

D. Data Penunjang

GBS : 58 mg/dl

WBC : 9.153 mg/dl

Urinalis : Keton (+1)

II. Interpretasi Data Dasar

1. Diagnosa Ny. E Umur 35 Tahun Usia kehamilan 17 minggu janin tunggal hidup

intra uterin dengan hiperemesis gravidarum.

DS :

Ibu mengatakan mual dan muntah lebih dari 10 kali sudah berlangsung sekitar 2

hari yang lalu

Ibu mengatakan pusing dan pandaganya kabur

Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 3

Ibu mengatakan telah melakukan USG 1 minggu yang lalu dan asil USG

menyatakan ibu hamil 16 minggu.

Page 22: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

Ibu mengatakan HPHTnya Tanggal 26 Januari 2016

Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

Ibu mengatakan nyeri uluh hati

Ibu mengatakan sempat di opname 1 minggu yang lalu karena hipertensi

gravidarum.

DO :

K/U : Lemah

TTV : TD : 160/100 mmHg

N : 112 x/ menit

S : 37 C

R : 18x/menit

Palpasi : TFU 3 jari di atas sympisis.

III. Diagnosa Potensial

Dehidrasi dan hiperemesis gravidarum tingkat II

IV. Antisipasi Masalah/Tindakan Segera

1. Memasang O2

2. Memberikan cairan infuse RL

3. Kolaborasi dengan dokter

Page 23: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

V. Perencanaan

1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi dan hasil pemeriksaan

2. Beritahu ibu apa itu hiperemesis gravidarum

3. Berikan O2 3 LPM

4. Pasang infuse RL loding 500cc.

5. Lapor Dokter jaga IGD

6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

7. Alih rawat ke ruang rawat inap.

VI. Pelaksanaan

1. Memberikan ibu dan keluarga tentang kondisi dan hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga apa itu hiperemesis gravidarum

3. Berikan O2 3 LPM

4. Pasang infuse RL loding 500cc.

5. Lapor Dokter jaga IGD

6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

7. Alih rawat ke ruang rawat inap

Page 24: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

VII. Evaluasi

1. Memberikan ibu dan keluarga tentang kondisi dan hasil pemeriksaan

Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga apa itu hiperemesis gravidarum

Ibu dan keluarga sudah mengerti

3. Berikan O2 3 LPM

Oksigen sudah terpasang 3 LPM

4. Pasang infuse RL loading 500cc.

Infus RL loding 500cc sudah di lakukan, di lanjutkan RL ke II 20 TPM

5. Lapor Dokter jaga IGD

Sudah lapor dokter jaga IGD

6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Ibu bersedia mengikuti anjuran yang di berikan

7. Alih rawat ke ruang rawat inap

Ibu bersedia di pindah ke ruang rawat inap

Page 25: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

BAB IV

PEMBAHASAN

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada kehamilan 20 minggu,

muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga

mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, mengalami

dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti apendisitis, pielititis dan

sebagainya.

Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan selama kehamilan

dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan muntah yang biasa

dialami pada trimester pertama. Terkait dengan ketonemia, penurunan berat badan, dehidrasi dan

abnormalitas kimia darah. Dapat terjadi pada trimester berapapun, biasanya dimulai pada

trimester pertama dan menetap dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan.

Penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di RSUD

dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan

manajemen kebidanan Varney dan melakukan pendokumentasian.

Pengkajian di lakukan pada tanggal 26 April 2016 pada Ny E umur 35 tahun usia kehamilan 17

minggu GIII PII A0 dengan Hiperemesis gravidarum tingkat I. pada pemeriksaan data Objektif

di peroleh hasil K/U lemah, kesadaran Composmentis. Untuk mengatasi komplikasi yang dapat

Page 26: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

terjadi di lakukan pemasangan infus RL dan pemasangan oksigen serta melakukan kolaborasi

dengan Dokter.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Nugroho (2012) hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada

kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana apa yang segala dimakan dan

diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-

hari, berat badan menurun dan mengalami dehidrasi.

Gejala hiperemesis gravidarum di bagi menjadi 3 tingkatan yaitu:

1. Tingkat I

1) Muntah terus menerus.

2) Turgor kulit berkurang.

3) Lidah kering.

4) Tekanan darah turun,suhu meningkat nyeri epigastrium.

2. Tingkat II

1) Dehidrasi bertambah.

2) Turgor kulit makin berkurang.

3) Lidah kering dan kotor.

4) Mata cekung.

5) Tekanan darah menurun, nadi meningkat, mata ikterik.

Page 27: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

6) Urin berkurang.

7) Napas berbau aseton.

3. Tingkat III

1) Dehidrasi berat.

2) Mual dan muntah berhenti.

3) Perdarahan esofagus,lambung dan retina.

4) Gangguan fungsi hati bertambah.

5) Ikterus meningkat.

6) Gangguan kesadaran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka sadaran dari penulis yaitu:

1. Bagi mahasiswa

Diharapkan mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan

kebidanan secara langsung kepada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum melalui

pendekatan manajemen kebidanan.

2. Bagi tenaga kesehatan

Di harapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

hiperemesis gravidarum sesuai dengan teori (dalam pemberian terapi kolaborasi

dengan dokter) agar dalam penatalaksanaan lebih optimal.

3. Bagi institusi pendidikan

Di harapkan hasil study kasus ini dapat di gunakan sebagai sumber bacaan untuk

study kasus selanjutnya atau sebagai referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan

kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.

Page 28: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

4. Bagi ibu/pasien

Di harapkan apabila terjadi gangguan kesehatan salah satunya adalah mual dan

muntah yang terjadi pada kehamilan sebaiknya agar segera menemui tenaga

kesehatan untuk mendapatkan pertolongan yang optimal.

Page 29: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

DAFTAR PUTAKA

Nugroho, Taufan. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Varney , dkk. 2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan . Jakarta: EGC

Rukyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Lochart, Anita. 2014. Kebidanan Patologi. Tanggerang: Binarupa Aksara Publisher.

Page 30: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY. E UMUR 35 TAHUN GIII PII A0 USIA KEHAMILAN 17 MINGGU

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI IGD PONEK dr. DORIS SYLVANUS

KOTA PALANGKARAYA

Laporan Individu Praktik Klinik Kebidanan III

Disusun oleh:

Siti Nur Azizah

NIM.11.14076.13.093

Page 31: Laporan pendahuluan Hiperemesis Gravidarum

AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYA

PALANGKA RAYA

2016