I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH,...

15
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker, asteroklerosis, stroke, tekanan darah tinggi, katarak serta terganggunya sistem imun tubuh, merupakan beberapa penyakit yang berkaitan dengan aktivitas radikal bebas. Banyak sekali sumber radikal bebas yang dapat masuk dan terbentuk di dalam tubuh, diantaranya melalui pernafasan, lingkungan yang tidak sehat dan banyaknya mengkonsumsi makanan yang berlemak ataupun yang tidak sehat. Menurut Qauliyah (2006), radikal bebas tersebut sebenarnya dapat dihambat dengan antioksidan. Di dalam tubuh manusia, sudah diproduksi beberapa antioksidan seperti superoksid dismutase (SOD) (Maestro, 1991) dan gluthation peroksidase (Sies, 1991). Akan tetapi, antioksidan ini diproduksi hanya dalam jumlah tertentu. Jadi, jika tubuh dalam keadaan dan aktivitas normal, asupan makanan yang seimbang membuat kita tak perlu tambahan segala macam suplemen. Dalam keadaan tertentu, seperti meningkatnya usia, sakit, stres, bekerja terlalu keras, ibu hamil dan menyusui yang mengalami gangguan selera makan, orang yang hidup dalam lingkungan yang tidak sehat dan tercemar oleh berbagai polusi, berolahraga berat, perokok berat atau pada peminum alkohol, serta yang makanannya banyak mengandung lemak, maka mungkin sekali perlu tambahan suplemen antioksidan. Sementara itu, dalam bunga rosella ungu mengandung antosianin sebesar 1.48 g/100 g kelopak kering (Anonymous, 2008). Antosianin merupakan salah satu jenis pigmen yang juga berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menghambat oksidasi radikal bebas dalam tubuh (Best, 2004). Pemanfaatan kelopak bunga rosella merah sudah banyak dikenal antara lain sebagai minuman seduhan, manisan, jeli, sirup, permen dan pewarna makanan. Sedangkan pemanfaatan kelopak bunga rosella ungu belum banyak dikenal. Hal ini dikarenakan keberadaan tanaman rosella ungu saat ini masih langka. Dengan adanya pengolahan kelopak bunga rosella ungu lebih lanjut, yakni menjadi tablet effervescent sebagai suplemen antioksidan, maka akan memberikan nilai tambah dari kelopak rosella ungu itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses pembuatan produk tablet effervescent rosella ungu serta pengujian aktivitas antioksidannya secara in vivo. Harapannya dengan adanya penelitian ini akan memberikan diversifikasi produk tablet effervescent, sehingga menjadi suplemen antioksidan dan sebagai alternatif pengolahan kelopak bunga rosella ungu untuk menghindari kebusukan pasca- panen. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti yaitu : 1. Formulasi proporsi antara jumlah filtrat rosella ungu dengan maltodekstrin untuk mendapatkan tablet effervescent dengan sifat fisik, kimia dan organoleptik yang terbaik. 2. Aktivitas antioksidan produk tablet effervescent rosella ungu perlakuan terbaik secara in vivo.

Transcript of I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH,...

Page 1: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses penuaan dan penyakit degeneratif seperti kanker, asteroklerosis,

stroke, tekanan darah tinggi, katarak serta terganggunya sistem imun tubuh,

merupakan beberapa penyakit yang berkaitan dengan aktivitas radikal bebas.

Banyak sekali sumber radikal bebas yang dapat masuk dan terbentuk di dalam

tubuh, diantaranya melalui pernafasan, lingkungan yang tidak sehat dan

banyaknya mengkonsumsi makanan yang berlemak ataupun yang tidak sehat.

Menurut Qauliyah (2006), radikal bebas tersebut sebenarnya dapat dihambat

dengan antioksidan.

Di dalam tubuh manusia, sudah diproduksi beberapa antioksidan seperti

superoksid dismutase (SOD) (Maestro, 1991) dan gluthation peroksidase (Sies,

1991). Akan tetapi, antioksidan ini diproduksi hanya dalam jumlah tertentu. Jadi,

jika tubuh dalam keadaan dan aktivitas normal, asupan makanan yang seimbang

membuat kita tak perlu tambahan segala macam suplemen. Dalam keadaan

tertentu, seperti meningkatnya usia, sakit, stres, bekerja terlalu keras, ibu hamil

dan menyusui yang mengalami gangguan selera makan, orang yang hidup dalam

lingkungan yang tidak sehat dan tercemar oleh berbagai polusi, berolahraga berat,

perokok berat atau pada peminum alkohol, serta yang makanannya banyak

mengandung lemak, maka mungkin sekali perlu tambahan suplemen antioksidan.

Sementara itu, dalam bunga rosella ungu mengandung antosianin sebesar

1.48 g/100 g kelopak kering (Anonymous, 2008). Antosianin merupakan salah

satu jenis pigmen yang juga berfungsi sebagai antioksidan yang dapat

menghambat oksidasi radikal bebas dalam tubuh (Best, 2004). Pemanfaatan

kelopak bunga rosella merah sudah banyak dikenal antara lain sebagai minuman

seduhan, manisan, jeli, sirup, permen dan pewarna makanan. Sedangkan

pemanfaatan kelopak bunga rosella ungu belum banyak dikenal. Hal ini

dikarenakan keberadaan tanaman rosella ungu saat ini masih langka. Dengan

adanya pengolahan kelopak bunga rosella ungu lebih lanjut, yakni menjadi tablet

effervescent sebagai suplemen antioksidan, maka akan memberikan nilai tambah

dari kelopak rosella ungu itu sendiri.

Oleh karena itu, perlu dilakukan proses pembuatan produk tablet

effervescent rosella ungu serta pengujian aktivitas antioksidannya secara in vivo.

Harapannya dengan adanya penelitian ini akan memberikan diversifikasi produk

tablet effervescent, sehingga menjadi suplemen antioksidan dan sebagai alternatif

pengolahan kelopak bunga rosella ungu untuk menghindari kebusukan pasca-

panen.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan masalah yang

diteliti yaitu :

1. Formulasi proporsi antara jumlah filtrat rosella ungu dengan maltodekstrin

untuk mendapatkan tablet effervescent dengan sifat fisik, kimia dan

organoleptik yang terbaik.

2. Aktivitas antioksidan produk tablet effervescent rosella ungu perlakuan terbaik

secara in vivo.

Page 2: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

2

1.3 Tujuan Program

1. Menentukan formulasi proporsi antara jumlah filtrate rosella ungu dengan

maltodekstrin untuk mendapatkan tablet effervescent dengan sifat fisik, kimia

dan organoleptik yang terbaik.

2. Mengetahui aktivitas antioksidan produk tablet effervescent rosella ungu

perlakuan terbaik secara in vivo

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah diperolehnya proporsi

yang tepat pada produk tablet effervescent rosella ungu sebagai suplemen

antioksidan

1.5 Kegunaan Program

1. Mengangkat potensi rosella ungu untuk menambah keanekaragaman produk

pangan yang memiliki sifat fungsional.

2. Memberikan masukan kepada instansi pangan dan farmasi untuk

mengoptimalkan pemanfaatan tablet effervescent rosella ungu sebagai

suplemen antioksidan.

3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam dunia penelitian tentang

potensi bunga rosella ungu dan produk olahannya, yaitu tablet effervescent.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tablet Effervescent

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal yang dikempa atau

dicetak dari serbuk kering, kristal, atau granulat. Umumnya dengan penambahan

bahan pembantu menggunakan tekanan tinggi (Voigt, 1995). Sedangkan tablet

effervescent merupakan tablet berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul

yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu

melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 1989). Dasar formula pada

minuman serbuk dan tablet effervescent adalah reaksi antara asidulan dengan

karbonat atau bikarbonat menghasilkan karbondioksida (Hui, 1992).

Rosella Ungu

Rosella berasal dari wilayah India sampai Malaysia, dimana tanaman ini

dibudidayakan dan mulai dibudidayakan pula di Afrika. Tanaman ini telah

menyebar secara luas di wilayah subtropis dan di berbagai wilayah India Barat

dan Amerika Tengah (Morton,1999). Terdapat dua macam warna, yakni merah

dan ungu, dimana semakin tinggi intensitas warnanya, maka semakin tinggi kadar

antioksidannya. Hal ini berarti bahwa kandungan antioksidan pada rosella ungu

lebih besar daripada rosella merah.

Bagian rosella yang dapat diproses untuk makanan adalah kelopak bunga

yang disebut kaliks (Som, 2003). Kaliks mengandung vitamin C,D,B1,dan B2.

Kaliks juga mengandung 13% campuran asam malat dan asam sitratserta

antosinin dan 0,004-0,0055 asam askorbat. Antosianin dipercaya sebagai salah

satu pencegah munculnya penyakit diusia lanjut seperti kanker dan serangan

jantung.

Antosianin

Antosianin telah dikonsumsi secara luas, suatu studi di Italia

menyebutkan konsumsi per hari dari antosianin berkisar antara 25 – 215 mg tiap

orang bergantung jenis kelamin dan usia, dimana dosis yang tinggi dapat

mengurangi efek farmakologis. Antosianin dari Hibiscus sabdariffa (Malvaceae)

Page 3: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

3

telah digunakan secara efektif pada obat kedokteran untuk melawan hipertensi,

dan gangguan hati. Dianjurkan untuk mengkonsumsi minuman ringan, yang

mengandung pigmen Hibiscus dimana pada dosis rendah (50 mg/kg)

menunjukkan aktifitas antioksidan pada sebuah studi (Vargas and Lopez, 2003).

Stabilitas Antosianin

Faktor yang penting dalam kestabilan antosianin adalah harus diproses

dan diolah pada temperature rendah dengan sedikit kehadiran oksigen serta

cahaya (Vargaz and Lopez, 2003). Efek suhu terhadap stabilitas antosianin pada

produk makanan telah diselidiki oleh banyak peneliti dan kesimpulan secara

umum bahwa antosianin akan rusak dengan pemanasan dan penyimpanan.

Markakis (1982), menunjukkan bahwa pengolahan strawberry pada 100ºC dalam

1 hari menghasilkan 50% kerusakan antosianin dan bila disimpan pada suhu 38ºC

dapat bertahan hingga 10 hari.

Antioksidan

Antioksidan merupakan inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi

dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak

reaktif yang relatif stabil. Sistem ini dinamakan dengan sistem prtoteksi non

enzimatik (Widodo, 1997).

Antioksidan dapat menetralisir radikal bebas dengan menerima atau

mendonorkan sebuah elektron untuk menghasilkan molekul yang lebih stabil

(berpasangan). Ini berarti molekul antioksidan menjadi radikal bebas dalam proses

menetralkan molekul radikal bebas menjadi molekul yang non-radikal bebas

(Best, 2004)

Radikal Bebas

Dalam dunia kedokteran, pengertian oksidan dan radikal bebas sering

dibaurkan. Hal ini disebabkan karena keduanya memiliki sifat yang mirip.

Aktifitas kedua senyawa ini sering menghasilkan akibat yang sama walaupun

prosesnya berbeda (Tjokroprawiro, 1993). Namun, dipandang dari sudut ilmu

kimia, keduanya haruslah dibedakan (Suryohudoyo, 1997). Dalam ilmu kimia,

oksidan berarti senyawa penerima elektron (electron acceptor) atau senyawa yang

dapat menarik elektron (Tjokroprawiro, 1993).

Bahan Pengisi

Menurut Dewi (2000), bahan pengisi merupakan bahan yang

ditambahkan pada proses pengolahan pangan untuk melapisi komponen-

komponen flavor, meningkatkan jumlah total padatan, memperbesar volume,

mempercepat proses pengeringan dan mencegah kerusakan bahan akibat panas.

Bahan tersebut berupa padatan dengan berat molekul tinggi yang mudah

terdispersi (Hartomo dan Widiatmoko, 1994).

Sukrosa

Sukrosa mempunyai sifat sedikit higroskopis dan mudah larut dalam air.

Semakin tinggi suhu, kelarutannya semakin besar. Kristal sukrosa bersifat stabil di

udara terbuka dan dalam keadaan yang langsung berhubungan dengan udara dapat

menyerap air sebanyak 1% dari total berat dan akan dilepaskan kembali apabila

dipanaskan pada suhu 90ºC (Sudarmaji, 1982)

Bahan Tambahan

- Natrium Bikarbonat

Senyawa karbonat yang banyak digunakan dalam formulasi effervescent

adalah garam karbonat kering karena kemampuannya menghasilkan

Page 4: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

4

karbondioksida. Natrium bikarbonat (NaHCO3) dipilih sebagai penghasil

karbondioksida dalam pembuatan effervescent karena harganya murah dan

bersifat larut sempurna dalam air (Dewi, 2000).

- Asam Sitrat

Asam sitrat adalah asidulan yang sering digunakan untuk makanan dan

minuman karena dapat memberikan kombinasi sifat yang diinginkan selain karena

tersedia dalam jumlah yang besar dengan harga murah. Asidulan dapat berfungsi

sebagai pemberi rasa asam, penguat rasa dan mengontrol pH (Hui,1992).

Pengujian In Vivo

Pengujian secara biologis biasanya menggunakan hewan coba untuk

membantu menjalankan penelitian yang tidak bisa secara langsung dilakukan

dalam tubuh manusia dengan asumsi semua jaringan, sel-sel penyusun tubuh

serta enzim-enzim yang ada dalam tubuh hewan coba memiliki kesamaan

dengan manusia (Arrington, 1972). Hewan percobaan yang banyak digunakan

dalam uji ini adalah tikus, mencit, hamster, marmot, kucing, anjing, babi,

primate, kambing. Pada tahun 1996 penelitian menggunakan hewan coba

menunjukkan bahwa 85 % dari 2,72 juta prosedur menggunakan rodentia.

Rodentia merupakan kelompok hewan mamalia yang habitatnya mudah

ditemukan dengan sifat yang hampir sama.

III. METODE PENDEKATAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL) yang tersusun atas 2 faktor, dimana faktor pertama terdiri dari 3 level dan

faktor kedua terdiri dari 3 level, dengan 3 kali ulangan. Faktor tersebut adalah:

Faktor I : % penambahan bahan pengisi terhadap filtrat

F1 = 40% dekstrin (b/v filtrat rosela)

F2 = 50% dekstrin (b/v filtrat rosela)

F3 = 60% dekstrin (b/v filtrat rosela)

Faktor II : Metode pengeringan

P1 = oven kabinet

P2 = oven kering

P3 = oven vakum

Dari kedua faktor tersebut diperoleh kombinasi perlakuan sebagai berikut :

F1P1 = 40% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven kabinet

F1P2 = 40% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven kering

F1P3 = 40% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven vakum

F2P1 = 50% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven kabinet

F2P2 = 50% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven kering

F2P3 = 50% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven vakum

F3P1 = 60% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven kabinet

F3P2 = 60% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven kering

F3P3 = 60% dekstrin (b/v) dengan metode pengeringan oven vakum

3.2 Analisa Data Data yang diperoleh dianalisa dengan Analisis Varian (ANOVA)

dilanjutkan dengan uji beda nyata yaitu BNT (Beda Nyata Terkecil) menggunakan

selang kepercayaan 1% dan 5% serta DMRT (Duncan Multiple Range Test)

dengan selang kepercayaan 1% dan 5% (Yitnosumarto,1991).

Page 5: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

5

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan dan dilakukan di beberapa

tempat, yaitu:

1. Laboratorium Pengolahan Pangan, THP-UB, tempat pembuatan tablet

effervescent.

2. Laboratorium Biokimia dan Nutrisi, THP-UB, tempat analisa kimia.

3. Laboratorium Farmasetika, Fakultas Farmasi UNAIR, tempat pentabletan.

4. Laboratorium Farmakologi, FK-UB, tempat pemeliharaan tikus, pengujian

nilai MDA dan SOD.

4.2 Jadwal Pelaksanaan

Jenis kegiatan

Waktu Kegiatan (Minggu ke-)

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

1. Penyiapan alat dan bahan

2. Pembuatan filtrat rosella ungu

3.Pembuatan tablet effervescent rosella

ungu

4. Tahap pengujian

5. Pemeliharaan tikus

6. Tahap in vivo

7. Tahap pengujian akhir

8. Pengumpulan data

9. Analisa data

10. Penyusunan laporan akhir

4.3 Instrumen pelaksanaan

Alat

Alat yang digunakan dalam membuat ekstrak rosella ungu adalah blender

kering, spatula, beaker glass 500ml, baskom, kain saring, gelas ukur 50ml, dan

timbangan analitik (Denver instrument M-310). Oven kabinet, oven kering, oven

vakum dan alat pencetak tablet.

Alat-alat yang digunakan untuk analisa antara lain timbangan analitik

(Mettler AE 160 kapasitas maksimal 150 g), pH meter, gelas ukur 50, erlenmeyer,

beaker glass, sentrifuse, tabung reaksi, pemanas, spektrofotometer, dan pipet.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelopak bunga rosella

ungu yang diperoleh dari Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Bahan pengisi

yaitu dekstrin, asam sitrat, natrium bikarbonat dan sukrosa.

Page 6: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

6

Bahan untuk analisa yaitu kertas saring, indikator PP, akuades, etanol p.a,

methanol, HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, folin

ciocalteu, asam galat, EDTA, bu

Pelaksanaan Penelitian

Diagram Alir

.

Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Filtrat Rosella Ungu

Analisa aktivitas antioksidan

dan kadar antosianin

Air panas

1:8 (b/v)

Suhu 70oC Ekstraksi 30 menit

Filtrasi Ampas

Filtrat Rosella Ungu

Sortasi, pembersihan, penghancuran, dan penimbangan

Bunga Rosella Ungu

Serbuk Bunga Rosella Ungu

Pencampuran

Ekstrak Rosella Ungu Basah

Perlakuan Faktor II (metode pengeringan)

Diblender 1 menit

Filtrat Rosella Ungu

40% (b/v) 50% (b/v) 60% (b/v)

Oven kabinet Oven kering Oven vakum

Serbuk Ekstrak Rosella Ungu

- Asam sitrat 16 % (b/b)

- Gula pasir 75% (b/b)

- Na-bikarbonat 16% (b/b)

Perlakuan Faktor I (% penambahan dekstrin)

Dekstrin

Diblender 2 menit

Homogenisasi

Page 7: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

7

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent Rosella Ungu

Pengamatan Penelitian

Pengamatan penelitian tablet effervescent rosella ungu meliputi analisa

terhadap pH (Apriyantono, 1989), derajat kecerahan (Yuwono dan Susanto),

derajat kemerahan (Yuwono dan Susanto), aktivitas antioksidan, kadar antosianin

(Giusti and Wrolstad, 2000), kecepatan larut, dan organoleptik meliputi uji

kesukaan.

4.4 Rancangan dan Realisasi Biaya

1. Bahan baku

Jenis Bahan Kebutuhan Jumlah

1. Bahan Baku Penelitian

- Kelopak bunga rosella ungu

- Maltodekstrin

- Dekstrin

- Asam sitrat

- Na-bikarbonat

- Sukrosa

Rp. 90.000/kg

Rp. 25.000/kg

Rp. 19.600/kg

Rp. 20.000/kg

Rp. 12.000/kg

Rp. 17.300/kg

4,5 kg

1 kg

2,5 kg

1 kg

1 kg

1,5 kg

Rp. 405.000

Rp. 25.000

Rp. 49.000

Rp. 20.000

Rp. 12.000

Rp. 25.950

2. Bahan Kimia untuk analisa

- DPPH 0,2 mM

- Etanol p.a

- KCl, Na-asetat, HCl

- Aquadest

- Methanol

- bahan kimia lain

Rp. 2.150/ml

-

-

Rp. 1000/liter

-

-

100 mL

1 liter

-

50 liter

2,5 liter

-

Rp. 215.000

Rp. 190.000

Rp. 147.500

Rp. 50.000

Rp. 301.000

Rp. 100.000

3. Tikus wistar - 35 ekor Rp. 1.100.000

Total Rp. 2.640.450

2. Peralatan penunjang

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah

1. Kain saring Rp. 10.000/meter 3 Rp. 30.000

2. Peralatan Tambahan - - Rp. 263.865

3. Loyang Rp. 11.000/loyang 4 Rp. 44.000

4. Pentabletan - 40 tablet Rp. 90.000

5. Pemakaian lab. - - Rp. 20.000

Total Rp. 447.865

Homogenisasi

Pengayakan 60 mesh

Pentabletan

Analisa:

1. pH

2. Derajat kemerahan

3. Aktivitas antioksidan

4. Kadar antosianin

5. Kecepatan larut

6. Organoleptik

Serbuk Effervescent Rosella Ungu

Tablet Effervescent Rosella Ungu

Page 8: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

8

3. Lain-lain

Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah

1. Transportasi

2. Biaya fotokopi, penjilidan

3. Analisa

4. Analisa (SOD dan MDA)

5. Perawatan, biaya sonde, dll

6. Perawatan, Analisa, sonde

-

-

-

Rp. 50.000/ sampel

-

-

-

-

-

3 sampel

-

25 tikus

Rp. 61.500

Rp. 194.150

Rp. 150.000

Rp. 500.000

Rp. 729.100

Rp. 2.276.935,00

Total Rp. 3.911.685,00

4. Rekapitulasi biaya

Jenis Jumlah

1. Bahan baku Rp. 2.640.450

2. Peralatan penunjang Rp 447.865

3. Lain-lain Rp. 3.911.685

Total Rp. 7.000.000

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang sudah dilakukan meliputi pemisahan pembuatan filtrat

rosella ungu, pembuatan tablet effervescent rosella ungu, analisa pH, derajat

kecerahan, derajat kemerahan, aktivitas antioksidan, kadar antosianin, kecepatan

larut dan organoleptik serta pengujian SOD dan MDA.

1. Analisa aktivitas antioksidan

Pada perlakuan oven vakum, aktivitas antioksidan paling tinggi

dikarenakan antioksidan tidak bisa keluar dari lingkungan vakum saat

proses pemanasan. Selain itu, semakin sedikit konsentrasi bahan pengisi

maka aktivitas antioksaidan juga akan semakin tinggi. Hal ini

dikarenakan konsentrasi filtrat yang ada pada bahan jumlahnya besar.

2. Analisa MDA

Gambar 3. Grafik pengaruh pemberian effervescent rosella ungu

terhadap nilai MDA pada tikus wistar perlakuan normal,

jelantah dan jelantah + dosis I

Nilai MDA paling tinggi ada pada perlakuan jelanntah lalu diikuti oleh

jelantah + dosis 1. Hal ini dikarenakan antioksidan yang ada di dalam

hewan coba tidak mencukupi untuk menangkal radikal bebas (berupa

pemberian minyak jelantah yang mempunyai bilangan peroksida 118

mek/kg) yang diperlakukan terhadap hewan coba.

Page 9: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

9

3. Analisa SOD

Gambar 4. Grafik pengaruh pemberian effervescent rosella ungu terhadap

nilai MDA pada tikus wistar perlakuan normal, jelantah dan

jelantah + dosis II

Nilai SOD paling tinggi ada pada perlakuan normal lalu diikuti oleh

minyak jelantah dosis II. Nilai SOD tinggi, hal ini dikarenakan SOD

bereaksi dengan antioksidan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

antioksidan, maka nilai SOD juga semakin tinggi.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Didapatkan formulasi proporsi antara jumlah filtrat rosella ungu dengan

dekstrin 50% perlakuan oven vakum dalam bentuk tablet effervescent

rosella ungu.

2. Aktivitas antioksidan terbaik ada pada perlakuan dosis 3 (2700mg/ 12ml)

seduhan effervescent rosella ungu terhadap tikus wistar.

Saran

1. Menggunakan pemanis buatan yang kemanisan tinggi supaya didapatkan

sifat organoleptik yang baik.

2. Perlu adanya analisa kuantitatif terhadap jenis pigmen yang ada pada rosella

ungu.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. Roselle. http://www.wikipedia.org/wiki/Roselle/. [8 Februari

2008]

Ansel, H., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke – 4. UI Press.

Jakarta

Best, Ben. 2004. General Antioxidants Actions. Journal Chemistry and

Biochemistry Free Radical

Dewi, A.K. 2000. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi Terhadap Sifat

Fisik, Kimia dan Organoleptik Serbuk Effervescent Temulawak (Curcuma

Xanthoririza Roxb.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas

Brawijaya. Malang

Hui, Y.H., 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. Jhon Wiley and

Sons Inc. New York

Page 10: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

10

Kim, O.S. 2005. Radical Scavenging Capacity and Antioxidants Activity of The E

Vitamin Fraction in Rice Bran. J. Food Science Vol. 70 No. 3.208-213

Maestro, R.D. 1991. Free Radical as Mediators of Tissue Injury. Di dalam

Dreosti I.E., edition. Trace Elements, Micronutrients, and Free Radicals.

Humana Press. New Jersey

Markakis, O. 1982. Anthocyanins as Food Additive. Dalam Stabilitas Antosianin

Garcina Mangostana dalam Minuman Berkarbonat. Skripsi. Budiarto, H.

1991. FTP. IPB. Bogor

Morton, J. F. 1999. Roselle Hibiscus sabdariffa L. http://www.transgenica.com/

database/h/hibiscus.htm. [1 Oktober 2009

Qauliyah, Asta. 2006. Mekanisme Kerja Beberapa Antioksidan.

http://astaqauliyah.com/2006/04/17/mekanisme-kerja-beberapa-

antioksidan/. [30 September 2009]

Sies, H. 1991. Oxidative Stress. From Basic Research to Clinical Aplication. The

American Journal Medicine 91: Suppl 3c. Cahners Publishing Company

Som. Fandah Mohd. 2003. Roselle Bunga yang Enak Dimakan. Pusat Teknologi

Makanan. Mardi Serdang

Sudarmadji, Slamet, Haryono, Bambang, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa

untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty. Yogyakarta

Suryohudoyo, P. 1997. Oksidan dan Antioksidan pada Diabetes Melitus. Di dalam

Tjokroprawiro, A. et al. Proceedings of The Third Surabaya Diabetes Up

Date. Surabaya.

Tjokroprawiro, A. 1997. Diabetes Up Date 1997A. In Tjokroprawiro, A. et al.

Proceedings of The Third Surabaya Diabetes Up Date. Surabaya.

Vargaz, F. D. and Lopez, O.P., 2003. Natural Colorants for Food and

Nutraceutial Uses. CRC Press. USA.

Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kedua. Penerjemah

Soendari. Gajah Mada University Pers. Yogyakarta

Page 11: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

11

LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Gambar 5. Rosella Ungu kering Gambar 6. Rosella Merah vs Ungu

Gambar 7. Proses penyeduhan Gambar 8. Filtrasi

Gambar 9. Formulasi Gambar 10. Perlakuan oven kabinet

Page 12: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

12

Gambar 11. Perlakuan oven listrik Gambar 12. Perlakuan oven vakum

Gambar 13. Serbuk effervescent Gambar 14. Sampel siap disentrifuge

Gambar 15. Pengukuran aktivitas

antioksidan

Gambar 17. Uji organoleptik Gambar 18. Penyondean jelantah

oleh panelis

Gambar 16. Pengukuran bilangan

peroksida minyak jelantah

Page 13: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

13

Analisa nilai pH

Gambar 19. Grafik Pengaruh Perlakuan % Penambahan Dekstrin dengan Metode

Pengeringan Terhadap Nilai pH Tablet Effervescent Rosella Ungu

Analisa derajat kemerahan (*a)

Gambar 20. Grafik Pengaruh Perlakuan % Penambahan Dekstrin dengan Jenis

Metode Pengeringan Terhadap Derajat Kemerahan (a*) Sesudah

Pelarutan Tablet Effervescent Rosella Ungu

Analisa aktivitas antioksidan

Gambar 21. Grafik Pengaruh Perlakuan % Penambahan Dekstrin dengan Metode

Pengeringan Terhadap Aktivitas Antioksidan Tablet Effervescent

Rosella Ungu

Page 14: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

14

Analisa kadar antosianin

Gambar 22. Grafik Pengaruh Perlakuan % Penambahan Dekstrin dengan Metode

Pengeringan Terhadap Kadar Antosianin Tablet Effervescent Rosella

Ungu

Analisa kecepatan larut

Gambar 23. Grafik Pengaruh Perlakuan % Penambahan Dekstrin dengan Metode

Pengeringan Terhadap Kecepatan Larut Tablet

Effervescent Rosella Ungu

Page 15: I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah · PDF filePenyusunan laporan akhir ... HCl, NaOH, Nelson arsenomolibdat, larutan DPPH 0,2 M, ... Diagram Alir Proses Pembuatan Tablet Effervescent

15

METODE ANALISA SOD DAN MDA

Pemeriksaan SOD

Panjang gelombang maksimal formazan (sebagai penentu aktivitas SOD)

yaitu 580 nm.

Penentuan xanthine-xanthine oxidase untuk 1 unit SOD dan kurva baku

SOD :

Konsentrasi per 3 cc = jadi absorbansi untuk 3 unit/ 3 cc (1 unit) SOD

sama dengan 50% absorbansi jika tanpa diberikan SOD (0 unit). Kondisi

ini yang dipakai untuk pengukuran sampel berikut.

Evaluasi SOD dari sampel serum

Prinsip pemeriksaan SOD : mengukur formazan, hasil reduksi NBT (nitro

blue tetrazolium) oleh radikal superoksid. Radikal superoksid terbentuk dari

reaksi xanthine dan xanthine oxidase. Satu unit aktivitas SOD menunjukkan

sejumlah enzim yang dibutuhkan untuk menghambat reduksi NBT menjadi 50%

dalam kondisi tertentu (Rukmin et al., 2004).

Serum diambil dari 250µL dimasukkan ke dalam tabung, ditambahkan

berturut-turut EDTA 200µL, NBT 100µL, xanthine 100µL, xanthine oxidase

100µL dan buffer fosfat 1cc. Inkubasi pada temperature 37ºC selama 30 menit.

Kemudian sentrifus dan ambil supernatant. Tambahkan buffer fosfat hingga 3.3cc.

Siap diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 580nm

Pemeriksaan Malonaldehid (MDA)

Prinsip pengukuran : MDA yang merupakan produk sekunder dari lipid

peroksidasi akan bereaksi dengan thiobarbituric acid (TBA) pada suasana asam

(pH 2-3) dan temperature 97-100ºC memberikan warna pink (Rukmini et al.,

2004)

Penentuan panjang gelombang maksimal : didapatkan 531,6 nm

Penentuan kadar MDA sampel (serum)

200µL serum + TCA 40%, kocok + 0.25ml HCl 0.1 N

+ air/ bides 0.5ml + Sodium Barbiturat Acid 10%

Panaskan 105ºC selama 25 menit (Flower, 1973)

Sentrifuge dan ambil supernatannya, bila masih keruh lalu disaring dengan

kertas saring biasa

Kemudian jadikan 3 ml, baca pada spektrofotometer dengan panjang

gelombang 531,6nm (532nm)

Penentuan kadar dilakukan dengan menggunakan kurva standar