ii - IAIN...

134
i

Transcript of ii - IAIN...

Page 1: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

i

Page 2: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

ii

Motto dan Persembahan

Motto:

Ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang melakukan maksiat

(Imam Syafi’i)

“Tujuan dari menuntut ilmu bukan lantas menjadikan kita orang yang sombong tapi untuk menjadikan kita layaknya seperti Mata air yang

bermanfaat untuk banyak orang. (Nur Azmi A. Husna)

Persembahan:

Teruntuk kedua orang tuaku, ayah ku raja di hatiku yag bernama Asri R Husna (Alm) dan ibuku idolaku yang bernama Ariyati M Duyo. Rasa

terimakasihku tak terhingga buat kalian yang selalu mendukungku dalam doa dan usaha. Rasa terimakasihku tak mampu diukir dalam untaian kata.

Bakti ku kepada ayah ibu sampai bisa ketahap ini, tak mampu membalas kasih sayang dan budi kalian. Hanya doa yang bisa kuberikan, semoga

ayah dan ibu hidup bahagia di dunia dan akhirat.

Tak lupa juga teruntuk adikku yang bernama Zainul Muttaqin A Husna,Keluargaku dan untuk Ka Adrijantoe Hapili, Ka Mafa Pido S.E , Ka

Sri Miranti Nurkamiden, S.Pd dan Ka Susanti Nurkamiden, S.Pd, yang sudh sudi untuk mendengarkan keluh kesahku selama perkuliahan dan

sudah mendukungku sampai bisa ketahap ini.

Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu

berharap. ( Q.S Al-Insyirah: 6-8)

“Almamaterku tercinta IAIN Sultan Amai Gorontalo”

Page 3: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan dan rahmat-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “Pengaruh Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Dikili terhadap Perilaku Masyarakat di Desa Bongopini Kec. Tilongkabila”. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, perjalanan hidup beliau mengajarkan kepada kita akan pentingnya sebuah perjuangan, merupakan salah satu motivasi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dapat berhasil, hal ini juga termotivasi dari kedua orang tua, dan keluarga, yang senantiasa memberikan bantuan maupun support, baik materil maupun non materil dalam usaha peneliti menyusun skripsi ini. Selain itu juga, penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang kompeten, baik bantuan secara langsung maupun tidak langsung. Untuk semua itu peneliti berkenan memberikan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr. Lahaji Haedar, M.Ag., selaku Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo. 2. Dr. Sofyan Ap. Kau, M.Ag., Dr. Ahamad Faisal, M.Ag., Dr. Mujahid

Damopolii, M.Pd., selaku Warek I, Warek II, dan Warek III, IAIN Sultan Amai Gorontalo.

3. Dr. H. Lukman Arsyad, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

4. Dr. H. Muh. Hasbi, M.Pd., Dr. Hj. Lamsike Pateda, M.Pd., Dr. H. Arten H. Mobonggi, M.Pd., selaku Wadek I, Wadek II, dan Wadek III, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

5. Dr. H. Razak H. Umar, M.Pd., dan Dr. Hj. Munirah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

6. Dr. H. Arten H. Mobonggi, M.Pd.,dan Dr. Abdurrahman R. Mala, M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing II dalam menyusun skripsi ini, yang dengan sabar dan tekun memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk merampungkan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen di jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti selama kuliah di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) IAIN Sultan Amai Gorontalo.

8. Seluruh staf administrasi dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) hingga staf bagian akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang telah memberikan pelayanan yang baik selama studi.

Page 4: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

v

9. Kepala perpustakaan dan staf perpustakaan IAIN Sultan Amai Gorontalo, yang telah memberikan pelayanan dalam pencarian bahan untuk penyusunan skripsi ini.

10. Tak lupa pula kepada teman-teman seperjuangan pada umumnya, dan teman-teman PAI.C angkatan 2015 pada khususnya, yang telah mendukung baik secara materil maupun non materil.

Semoga bantuan dari semua pihak dalam penyusunan skripsi ini akan

beroleh balasan dari Allah SWT dan bernilai ibadah., karena hanya Allah lah yang mampu membalas kebaikan semua pihak.

Gorontalo, Juli 2019 Peneliti

Nur Azmi A Husna NIM. 151012029

Page 5: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

1

DAFTAR ISI

HALAMAN. ...............................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. ...................................... i

PENGESAHAN SKRIPSI. ......................................................... ii

KATA PENGANTAR. ................................................................ iii

ABSTRAK. ................................................................................ iv

DAFTAR ISI. ............................................................................. v

DAFTAR TABEL. ...................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN. ........................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah. .................................................. 1 B. Rumusan Masalah . ......................................................... 6 C. Tujuan. .............................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian. ........................................................ 7 E. Pengertian Judul dan Definisi Operasional. ...................... 7 F. Kajian Pustaka .................................................................. 9 G. Kerangka Berpikir. ............................................................ 12

BAB II LANDASAN TEORI. ...................................................... 14

A. Hakekat Internalisasi Nilai. ................................................ 14 1. Pengertian Internalisasi. .............................................. 14 2. Internalisasi Nilai Agama. ............................................. 16

B. Hakekat Pendidikan Agama Islam. ................................... 16 1. Pengertian PAI.............................................................. 17 2. Karakteristik PAI. .......................................................... 18 3. Imtaq Nilai inti PAI. ....................................................... 19 4. Landasan Naqliyah . .................................................... 20 5. Materi Esensial. ............................................................ 20 6. Nilai Pendidikan Agama Islam. ..................................... 23

C. Hakekat Peserta Didik. ..................................................... 23 1. Pengertian Peserta Didik. ............................................. 23 2. Kebutuhan Peserta Didik . ........................................... 25

Page 6: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

2

3. Kode Etik Peserta Didik . ............................................. 26 D. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam. .......................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ...................................... 27

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian. ..................................... 27 B. Lokasi Penelitian. .............................................................. 28 C. Subjek dan Objek Penelitian . ........................................... 28 D. Sumber Data. .................................................................... 28 E. Teknik Pengumpulan Data. ............................................... 28 F. Teknik Analisis Data. ........................................................ 29 G. Pengecekkan Keabsahan Data......................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 32

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ................................ 32 B. Hasil Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Pada Peserta didik kelas IV (empat) di SDN 69 Kota Timur. ........................................................ 34

C. Kendala dan Upaya Dalam Menginternalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik kelas empatdi SDN 69 Kota Timur................ 47

BAB V PENUTUP ..................................................................... 48

A. Kesimpulan. ...................................................................... 48 B. Saran. ............................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA. ................................................................ 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN. .......................................................... 52

Page 7: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

3

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Keadan tenaga pendidik pada SDN 69 Kota Timur... 33

Tabel 4.2 Jumlah peserta didik berdasarkan jenis kemain. ...... 33

Tabel 4.3 Peserta didik berdasarkan usia. ................................ 34

Tabel 4.4 Jumlah peserta didik berdasarkan agama. ............... 34

Tabel 4.5 Jumlah peserta didik berdasarkan

tingkat pendidikan. ..................................................... 35

Page 8: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan Islam telah membuat sejarah yang ditulis dengan

menggunakan tinta emas dalam usaha memperkenalkan

pengetahuan dan juga peradaban intelektual manusia.Dengan

banyaknya ulama, tokoh, dan pakar Islam dalam mengembangkan

usaha dan kerja keras untuk memperluas berbagai disiplin ilmu

merupakan bukti bahwasanya umat Islam pernah Berjaya. Pada saat

pengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan

pengetahuan dan keislamannya, namun dunia Barat masih tertinggal

jauh atau masih berada dalam kebodohan

Namun kenyataannya yang terjadi sekarang ini, umat Islam

seakan terjatuh dengan kehidupan modern yang diberikan oleh Barat

mengenai kemajuan sains dan teknologi. Dengan demikian, dapat

dibenarkan secara keseluruhan, namun bagaimana persoalan

mengenai dunia pendidikan? Karena sang pioneer sekaligus pendidik

terbaik sepanjang masa yakni Rasulullah SAW mendapatkan

Page 9: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

5

pengakuan dari banyakilmu Barat mengenai bagusnya produk

pendidikan yang diajarkan oleh beliau.1

Dunia pendidikan nasional terdapat masalah yang mendasar,

yakni diharuskan untuk meningkatkan pengetahuan pendidikan

nasional yang diharapkan dapat mengembangkan kemampuan, watak

dan peradaban bangsa, yang bertujuan dalam mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk menjadi makhluk yang beriman dan

bertaqwa pada Tuhan yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat,

berpengetahuan, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi masyarakat

yang demokratis.2

Adapun pengaruh Barat yang menginginkan negeri ini menjadi

bobrok dengan jauh dari pembentengan diri melalui nilai-nilai Islam

dapat diatasi bila terdapat ghirah pada setiap jiwa dalam menjaga

muarah pada diri, keluarga, agama, bangsa dan negeri.

Islam merupakan harapan satu-satunya pertahanan terakhir

bangsa saat menghadapi berbagai masalah.Banyak orang yang rela

Islam, Nabi dan Al-qur’an dihina hanya karena takut dibilang

1 Muh.Arif & Munirah,Ilmu Pendidikan Islam,(Gorontalo:Sultan Amai Pres IAIN

Sultan Amai Gorontalo, 2013 ), h.iii 2Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 67.

Page 10: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

6

fanatic.Akibatnya, Islam semakin terpinggirkan dan kehidupan

bebangsa semakin runyam, hal ini seperti yang pernah di alami pada

masa colonial yang dapat dijadikan sebagai sebuah pembelajaran.3

Padahal tujuan pokok pendidikan agama yaitu mencetak

generasi yang berkualitas, seperti yang terdapat dalam visinya.

Terciptanya sosok peserta didik yang berkarakter, watak dan

berkepribadian melalui pondasi iman dan ketaqwaan dengan nilai-nilai

akhlak dan budi pekerti yang kokoh yang dilihat dari keseluruhan

perilaku sehari-hari serta memberikan warna dalam pembentukkan

watak bangsa.4

Di zaman perubahan yang ditandai dengan munculnya era

globalisasi saat memasuki abad dua puluh satu yang akan di alami

oleh Negara Indonesia, maka kualitas manusia yang menjadi prioritas,

menurut penulis era ini sebaiknya merupakan era pendidikan yang

memilki makna potensi bangsa untuk sector pendidikan.5

3 Hamka,Ghirah cemburu karena allah(Jakarta:Gema insani,2015), h.Vii 4 Haidar putra daulay & Nugyaya pasa, Pendidikan islam dalam lintasan

sejarah(Jakarta:Kencana,2013),h.205 5 Ibid, h. 211

Page 11: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

7

Sebagaimana yang banyak didefinisikan oleh pakar, pokok dari

pendidikan ualah usaha sadar yang diserahkan oleh pendidik untuk

menjadikan peserta didik menjadi makhluk yang baik sesuai dengan

yang diharapkan.

Suatu bangsa atau komunitas telah merumuskan sendiri bentuk

makhluk yang diinginkan atau menjadi harapan.Ketika membahas

pendidikan terdapat dua pemaknaan yang sering diucapkan oleh para

ahli.Pertama, pendidikan ialah memanusiakan manusia dan kedua,

pendidikan adalah memasukkan budaya. Pendidikan jika dilihat

sebagai alat dalam memanusiakan manusia, pada awalnya berupaya

untk meningkatkan potensi manusia semaksimal mungkin sehingga

pada suatu saat ia tumbuh menjadi manusia seutuhnya.6

Dalam UU RI No 20 Tahun Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 menyatakan bahwasanya pendidikan ialah usaha sadar yang

terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

kemampuan diri untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan,

6 Ibid, h. 212

Page 12: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

8

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk dirinya, masyarakat dan Negara.

Pendidikan diyakini menjadi solusi alternative untuk menumbuh

kembangkan potensi maupun skiil peserta didik agar nantinya menjadi

penerus siap digunakan dan bisa menghadapi berbagai tantangan

mengenai petumbuhan social bagi kehidupan masyarakat.

Peserta didik sebagai penerus bangsa, diharapkan agar bisa

mengoptimalkan segenap kemmpuan fitrahnya dalam melaksanakan

revolusioner untuk kemajuan bangsa kedepannya. Apabila anak didik

tidak terjebak dengan gempuran modernitas yang membawa

perubahan dari warna lain sehingga menganvam moralitas anak

bangsa secara keseluruhan maka gerakan revolusioner bisa tercapai.

Pendidikan harus bisa menanamkan nilai-nilai etika dan moral

yang baik dalam mengarungi kehidupan yang smkin kompleks, dan

bukan hanya sekedar untuk mengembangkan potensi intelektual dan

keterampilan peserta didik pada proses pembelajaran.Maka dari itu,

pendidikan bukan hanya bertumpuk pada peningkatan wawasan

intelektual ataupun keterampilan, namun berupaya untuk

Page 13: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

9

memperkokoh landasan moralitas yang begitu penting untuk

kematangan kepribadian peserta didik.

Pendidikan Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur

bangsa bisa diadopsi dalam orientasi pendidikan Indonesia, sehingga

harus tetap berpegang teguh pada ideology Pancasila sebagai

falsafah yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.7

Penulis berharap banyak pada peranan pendidikan diberbagai

daerah agar tetap focus pada pembentukkan karakter, kepribadian,

dan akhlak yang mencerminkan filosofi pendidikan Islam dan

pendidikan Nasional pada kepribadian peserta didik yang didukung

oleh modernitas.

Sebagaimana tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia

Pancasila yang meliputi, nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan,

persatuan, kerakyatan, dan keadilan social. Hal ini sesuai dengan UU

1945 No. 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan Nasional yang

menjelaskan bahwa pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yang

meliputi (1) bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) Berbudi

7 Muhammad takdir ilahi Revitalisasi pendidikan erbasis moral(Jogjakarta:AR-Ruzz

Media,2012), h.7

Page 14: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

10

pekerti luhur, (3) memilki pengetahuan keterampilan, (4) sehat

jasmani dan rohani, (5) berkepribadian yang mantap dan mandiri, dan

(6) memilki rasa tanggung jawab kemasyarakatan. Harus diakui

bahwa penanaman pendidikan bebasis moral tidak lagi menjadi

prioritas dalam sistem pendidikan Nasional saat ini, sehingga

berpotensi mengancam kematangan mental dari kepribadian anak

didik ditengah gempuran modernitas yang menghadang.Merosotnya

pendidikan moral lebih banyak kemajuan dari sisi ilmu pengetauan

dan teknologi.8

Pengaruh modernitas setidaknya telah merongrong watak anak

didik yang mengalami perubahan secara drastic sehingga

menghasilkan generasi yang tak mampu menghadapi benturan global

yang menghadang didepan kita. Tidak heran bila pengaruh

modernitas bagi generasi muda banyak menyimpan dilemma dan

gelombang traumatis memberikan tekanan secara psikologi yang

tercermin dari pengaruh modernitas, bisa saja menghantam tatanan

nilai-nilai moral anak didik yang kurang dibekali dengan pendidikan

agama yang kuat.

8 Ibid, h. 8

Page 15: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

11

Dikalangan generasi muda, pendidikan berbasis moral tidak lagi

menjadi orientasi utama, bahkan tidak jarang dikesampingkan dalam

dunia pendidikan itu.Persoalan ini muncul, akibat tidak adanya

perhatian serius dari tenaga pendidikan yang lebih focus pada

pengembangan spiritual sehingga implikasinya kadangkala dalam

memahami ajaran agama secara holistic.Jika ini terjadi, segala

tindakan yang harus dilakukan anak didik pasti menyimpang dari

norma-norma agama yang menjadi pijakan fundamental dalam

menjalani kehidupan ini.9

Tujuan ideal pendidikan tidak sekedar berupaya membentuk

manusia Indonesia yang cerdas secara intelektual dan memilki

keterampilan dalam melaksanakan tugas, tetapi ia juga berupaya

mencetak manusia Indonesia yang memilki moral, sehingga

menghasilkan warga Negara excellent dan berkepribadian luhur

sesuai dengan karakter Bangsa. Sejalan dengan ini, pendidikan tidak

semata-mata berperan penting dalam mentransfer nilai-nilai moral dan

nilai-nilai kemanusiaan secara holistic. Dengan transfer moral yang

bersifat holistic , diharapkan anak didik mampu menghargai kehidupan

orang lain yang tercermin dalam tingkah laku serta aktualisasi diri,

9 Ibid, h. 9

Page 16: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

12

semenjak usia dini hingga kelak dewasa menjadi warga Negara

baik.10

Untuk mewujudkan semua hal itu, perlu dicari jalan terbaik untuk

membangun dari mengembangkan karakter manusia dan bangsa

Indonesia agar memilki karakter yang baik, unggul dan mulia.Upaya

yang tepat untuk itu adalah melalui pendidikan, karena pendidikan

memilki peranan yang sangat penting (urgen) dan sentaral dalam

menanamkan, mentransformasikan dan menumbuhkembangkan

karakter positif siswa, serta mengubah watak yang baik menjadi

baik.Seperti yang dikatakan oleh para ahli, bahwa pendidikan

merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti

(kekuatan batin karakter) pikiran dan tubuh anak.Jadi jelaslah,

pendidikan merupakan wahana untuk menumbuhkembangkan

karakter siswa yang baik.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (SISDIKNAS) telah menegaskan bahwa Pendidikan

Nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

10 Ibid, h. 10

Page 17: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

13

kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi amnesia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Namun tampaknya upaya pendidikan yang

dilakukan oleh lembaga pendidikan dan institusi pmebina lain belum

sepenuhnya mengarahkan dan curahkan perhatian secara

komprehensif pada upaya pencapaian tujuan pendidikan Nasional.11

Pendidikan nilai-nilai usaha untuk membantu peserta didik

mengenal dan memahami bahwa pentingnya menginternalisasi nilai-

nilai yang pantas dijadikan panduan untuk manusia, baik secara

kelompok maupun dalam masyarakat.

Nilai mendasar pada prinsip dan norma dalam berperilaku.

Kualitas seseorang dilihat dari nilai-nilai yang dilakukan dalam

berperilaku dengan dirinya sendiri, orang lain, hewan alam, bahkan

dengan Tuhannya.

Richard Evre and Linda menyebutkan bahwa nilai yang benar

dan diterima secara universal adalah nilai yang menghasilkan suatu

11 Heri gunawan,Pendidikan karakter konsep dan implementasi,(Bandung:Alfabeta,2014), h. v

Page 18: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

14

prilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi yang menjalankan

maupun bagi orang lain. Selanjutnya Richard menjelaskan bahwa

yang dimaksud dengan nilai adalah, suatu kualitas yang dibedakan

menurut: (1) kemampuannya untuk berlipat ganda, meskipun sering

diberikan kepada orang lain, dan (2) kenyataan bahwa untuk

menambah wawasan, makin banyak nilai yang diberikan kepada

orang ia makin banyak pula niali serupa yang diterima atau

“dekembalikan” dari orang lain.12

Melihat situasi yang ada sekarang ini khususnya di Provinsi

Gorontalo.Banyak lembaga-lembaga pendidikan formal yang

menampilkan agama secara normative.Sehingga sumber

pembelajaran hanya terbatas pada buku-buku teks.Seorang anak

dikatakan berhasil dalam pendidikan Agama apabila menguasai

sejumlah bahan pembelajaran dan mampu mengisi soal-soal ujian

tersebut.

Dampak dari itu membuat para pelajar yang duduk dibangku

pendidikan dan sudah mendapatkan materi tentang keagamaan

masih memilki akhlak yang bobrok.Penulis mengambil contoh kasus

12 Ibid, h. 31

Page 19: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

15

yang terjadi di SDN 69 Kota Timur dimana peserta didiknya sering

terlambat ke sekolah, tidak menggunakan atribut lengkap saat

upacara, menyontek saat ulangan dan perkelahian antar peserta didik.

Perilaku para pelajar ini tentu jauh dari nilai-nilai agama

Islam.Pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia

dalam artian membuat manusia bersikap layaknya manusia yang

memberikan otak untuk berfikir mana yang baik dan mana yang

buruk.Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam Pada Peserta Didik kelas IV di SDN 69 Kota Timur.Agar

nilai-nilai tersebut dapat membentuk karakter yang lebih baik untuk

para peserta didik terutama di kelas IV SDN 69 Kota Timur.Sehingga

menjadikan manusia yang taat kepada Allah, cerdas, bertanggung

jawab, dan berakhlak mulia.

Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul

“Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik

kelas IV di SDN 69 Kota Timur.

B. Rumusan Masalah

Page 20: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

16

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian adalah:

1. Apa bentuk Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Pada Peserta Didik kelas IV (empat) di SDN 69 Kota Timur ?

2. Apa kendala dan upaya dalam Menginternalisasi Nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik kelas IV(empat)

di SDN 69 Kota Timur?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengkaji dan megungkapkan bagaimana Internalisasi

nilai-nilai pendidikan agama Islam pada peserta didik kelas IV

di SDN 69 Kota Timur.

2. Untuk mengetahui apa saja kendala dan upaya dalam

menginternalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam pada

peserta didik kelas IV di SDN 69 Kota Timur.

D. Kegunaan Penelitian

Sebagai bahan pemikiran bagi sekolah dan juga pendidik dalam

menerapkan Nilai-nilai Agama Islam Pada Peserta Didik kelas

IV(empat) di SDN 69 Kota Timur.

Page 21: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

17

1. Bagi peserta didik yakni diharapkan melalui Internalisasi nilai-

nilai pendidikan agama Islam dapat menjadi manusia yang

terbiasa dengan perilaku yang baik.

2. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

E. Pengertian Judul dan Devinisi Operasional.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memahami

persoalan yang akan dibahas, maka penulis akan menguraikan

beberapa istilah yang terdapat dalam judul profosal. Istilah-istilah

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Judul.

a. Internalisasi

Menurut Reber, sebagaimana dikutip oleh Mulyana

mengatakan Internalisasi sebagai menyatunya nilai dalam diri

seseorang, atau dalam bahasa prikologi merupakan

penyesuaian keyakinan, nilai, sikap, praktik dan aturan-aturan

baku pada diri seseorang.13

Kemudian Mulyana menjelaskan pengertian di atas

mengisyaratkan bahwa pemahaman nilai yang diperoleh harus

13Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai ( Bandung: Alfabeta, 2004), h.21

Page 22: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

18

dapat dipraktikkan dan berimplikasi pada sikap. Internalisasi ini

akan bersifat permanen dalam diri seseorang.

Sedangkan Ihsan memaknai internalisasi sebagai upaya yang

dilakukan untuk memasukkan nilai-nilai kedalam jiwa sehingga

menjadi miliknya.14

b. Nilai

Nilai dalam pandangan Hasan Langgulang adalah sesuatu

yang menjadi criteria apakah suatu tindakan, pendapat, atau hasil

itu baik atau buruk.15 Menurut Djahrini nilai adalah suatu jenis

kepercayaan yang letaknya berpusat pada sistem kepercayaan

seseorang, tentang bagaimana seseorang sepatutnya atau tidak

sepatutnya dalam melakukan sesuatu, atau tentang apa yang

berharga dan yang tidak berharga untuk dicapai.

Adapun nilai-nilai yang di maksud yaitu:

1) Nilai Kejujuran

Kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

2) Nilai Tanggung jawab.

14Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan,(Jakarta:Rineka Cipta,1997), h. 155 15Muhammad Nurdin, Pendidikan Anti Korupsi,(Yogyakarta: AR-Ruzz Media,2014), h. 35

Page 23: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

19

Tanggung jawab adalah perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya

dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, social, dan budaya) Negara dan Tuhan yang maha

esa.

3) Nilai Disiplin

Disiplin adalah perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

4) Nilai Peduli Sosial.

Peduli Sosial adalah perilaku yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

Page 24: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

20

5) Peduli lingkungan.

Peduli lingkungan adalah perilaku berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan keruskan alam sekitarnya, dan

mengembangkan upya-upaya untuk memperbaiki

kerusakan yang terjadi.16

c. Pendidikan

Menurut H Magugun Pendidkan adalah mempersiapkan dan

menumbuhkembangkan anak didik atau individu manusia

yang tumbuhkembangnya berlangsung secara terus menurus

sejak ia lahir sampai ia meninggal dunia. Aspek yang

dipersiapkan dan ditumbuhkan itu melalui aspek badannya,

akalnya, dan ruhani sebagai suatu kesatuan tanpa

mengesampingkan salah satu aspek dan melebihkan aspek

yang lain.Persiapan dan pertumbuhan itu diarahkan agar

menjadi manusia yang berdaya guna bagi dirinya sendiri dan

bagi masyarakat serta dapat memperoleh suatu kehidupan

yang sempurna.17

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pada umumnya

pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti

(kekuatan batin), pikiran dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam

dan masyarakatnya.

16 Muhammad Nurdin, Pendidikan Anti Korupsi,(Yogyakarta: AR-Ruzz Media,2014), h. 135 17 Syamsul kurniawan,Pendidikan karakter,(Jogjakarta:AR-Ruzz Media,2013), h. 27

Page 25: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

21

d. Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari

kepercayaan, sistem budaya dan pandangan dunia yang

menghubungkan manusia dengan tatanan/ perintah dari

kehidupan.18

e. Islam, kata Islam berasal dari bahasa Arab yakni kata

“Aslama” akar katanya “ Salima” yang berarti sejahtera,

tidak bercacat. Dari kata itu terjadi kata masdar “ Selamat”

yang dalam bahasa Indonesia menjadi “Selamar”,

kapatuhan, dan penyerahan diri kepada Allah SWT.19

Jadi Islam secara harfiah berarti patuh, tunduk, berpegang teguh

pada ketentuan Allah dan Rasulnya dalam rangka mengupayakan

ketentraman, keamanan, dan kedamaian dalam hidup.Orang yang

patuh dan tunduk pada ajaran Allah dan Rasulnya, dikatakan Muslim.

Para Nabi, seperti Nabi Ibrahim, Musa, Isa adalah Muslim. Karena ia

adalah orang yang berserah diri, atau patuh dan tunduk pada ajaran

Allah SWT.. Selanjutnya Islam dalam artian istilah, nama suatu agama

samawi yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk

selanjutnya disampaikan kepada umat manusia. Sebagai sebuah

agama, Islam memilki syarat-syarat sebagai sebuah agama karena

18Https://id.m.wikipedia.org (di akses tanggal 10 desember 2017 pukul:14:23) 19 Novan Ardy Wiyani,(Bandung:Alfabeta,2013), h. 30

Page 26: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

22

ada (1) Tuhan yang diyakini adanya (2) Para Nabi yang membawa

ajaran Islam (3) Kitab suci (4) Ajaran ritualitas (5) Sesuatu yang

dianggap suci.20

f. Peserta didik.

Peserta didik adalah individu yang sedang tumbuh dan

berkembang, baik secara fisik,psikologis, social dan religious dalam

mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat kelak. Istilah peserta

didik ini bukan hanya orang yang belum dewasa dari segi usia,

melainkan juga orang-orang yang dari segi usia sudah dewasa,

namun dari segi mental, wawasan, pengalaman, keterampilan dan

sebagainya masih memerlukan bimbingan.21

20 Abuddin Nata,Kapita Selekta Pendidikan Islam,(Jakata:Karisma Putra Utama Offset,2013), h.

361 21 Abuddin Nata,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:Kecana,2010), h. 73

Page 27: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

23

2. Definisi Operasional

Dari pengertian di atas memberikan definisi bahwa judul skripsi

dari internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Peserta

didik kelas IV (empat) di SDN 69 Kota Timur. Adalah penghayatan

terhadap suatu ajaran yang berpusat pada sistem kepercayaan

seseorang untuk patuh pada ajaran Allah dan Rasulnya, dengan

mempersiapkan individu yang berdaya guna bagi dirinya sendiri,

masyarakat, negara, agama serta dapat memperoleh kehidupan

sempuranah baik di dunia dan akhirat.

F. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, sebelumnya peneliti menelaah

beberapa hasil skripsi yang terkait dengan apa yang peneliti akan

paparkan dalam skripsi ini nantinya. Adapun skripsi yang telah ada

sebelumnya memberikan gambaran umum tentang sasaran yang

akan peneliti sajukan dalam skripsi ini dengan melihat posisi yang

telah ada, yang nantinya menghindarkankesamaan dari skripsi ini

dengan melihat posisi yang telah ada, yang nantinya menghindarkan

kesamaan dari skripsi yang telah ada sebelumnya. Sehubungan

dengan ini, ada beberapa skripsi yang secara tidak langsung berkaitan

dengan pembahasan skripsi ini diantaranya:

Page 28: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

24

Pertama, Muhammad Iqbal Pakaya Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan AMAI Gorontalo

TAhun 2017 dengan judul Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan AGma

Islam Terhadap Pembinaan Akhlak Anak Berkebutuhan Khusus di

Sekolah Luar Biasa Kecamatan Tilamuta Tahun Pelajaran 2016/2017.

Hasil penelitian tersebut memaparkan bahwa penerapan nilai-nilai

agama islam bagi pembinaan akhlak anak yang berkebutuhan khusus

dilaksanakan secra khusus menggunkan alat yaitu Al-qur’an Braile

serta dengan menggunakan mesin baca kurzweill yang dapat

mengeluarkan suara dengan teknik berbeda-beda sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan setiap peserta didik.22

Kedua Iwan Burhanudin Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN

Purawokerto tahun 2016 dengan judul Internalisasi Nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik Di Sekolah Menengah

Pertama Islam Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten

Cilalap Tahun Pelajaran 2015/2016. Hasil dari penelitian bahwasanya

bentuk internalisasi nilai yang dilaksanakan oleh pihak Sekolah

22 Muhammad Iqbal Pakaya”Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam

Terhadap Pembinaan Akhlak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Luar Biasa Kecamatan Tilamuta”,skripsi,Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo,2017, h. 69

Page 29: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

25

Menengah Pertama Islam Babakan adalah dengan pembiasaan

kepada para peserta didik terhadap kegiatan keagamaan yang

terjadwal dan terarah meliputi: Shalat dhuha berjamaah, shalat dzuhur

berjamaah, tadarusan Al-qur’an, serta kegiatan jum”at bersih.

Kegiatan tersebut semakin terlaksana baik berkat dilaksanakan

secara bersama-sama oleh para guru dan murid. Di samping itu,

adanya hukuman bagi pelanggar kegiatan keagamaan tersebut serta

adanya target yang terarah, menjadikan proses internalisasi nilai

tersebut serta adanya target yang terarah, menjadikan proses

internalisasi nilai tersebut dapat terlaksana secara tertib dan lancar.23

Ketiga, Joko Praseto Hadi, Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

tahun 2016 Judul Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Pembentukkan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler

Keagamaan Di MTs Muslim Pancasila Wono tirto Blitar Tahun

Pelajaran 2015/2016. Hasil dari penelitian bahwasanya dengan

kegiatan ekstrakulikuler keagamaan yang diadakan di MTs Muslim

Pancasila secara tidak langsung menjadikan siswa bisa menghayati

23 Iwan Burhanudin”Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik Di

Sekolah Menengah Perta Islam Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilalap”,skripsi,Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Purwokerto,2016, h. 87

Page 30: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

26

nilai-nilai agama Islam dengan sendirinya. Seperti ketika kegiatan

ekstrakulikuler sholawat atau kaligrafi, dia akan terbiasa dengan

makna-makna lafadz yang dilantunkan melalui lagu-lagu Islami dari

buku sholawat atau ayat yang ditulis dalam sebuah kaligrafi. Jadi

siswa akan secara sendirinya mendalami dan juga menghayati nilai-

nilai agama Islam itu sendiri.24

24 Joko Praseto Hadi”Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan

Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstarkurikuler Keagamaan Di MTs Muslim Pancasila Wonotirto Blitar”,skripsi,Fakultas Tarbiyah Dan Kegsuruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,2016,h. 121

Page 31: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

27

G. Kerangka Berfikir.

Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang di terapkan yaitu:

1. Kejujuran.

2. Kedisiplinan.

3. Tanggung Jawab.

4. Peduli Sosial.

5. Peduli Lingkungan.

Kendala dalam menanamkan

Nilai-nilai Pendidikan Agama

Islam yaitu:

1. Peserta didik belum memahami

sepenuhnya manfaat dan

kerugian dalam menanamkan

Nilai-nilai PAI.

2. Beberapa peserta didik

terutama yang bandel di kelas

belum memilki keinginan untuk

menanamkan nilai-nilai PAI

3. Kurangnya kerjasama antar

guru-guru dalam menanamkan

nilai-nilai PAI.

Upaya dalam menanamkan Nilai-nilai PAI yaitu:

1. Komunikasi Guru danpeserta didik harus ditingkatkan dalam membahas nilai-nilai ajaran Islam.

2. Guru menjadi uswatun hasanah (teladan yang baik ) agar bisa diikuti oleh peserta

Page 32: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

28

Berdasarkan kerangka berfikir di atas menjelaskan bahwa

penanaman nilai-nilai pendidikan agama Islam kepada peserta didik

terdiri dari kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, peduli social, dan

peduli lingkungan, terdapat kendala yakni peserta didik belum

memahami sepenuhnya manfaat dan kerugian dalam menanamkan

nilai kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, peduli social danpeduli

lingkungan. selain itu komunikasiantar guru dan peserta didik dalam

membahas niali kejujuran, disiplin, tanggung jawab dll masih kurang,

sehingga perlu adanya yang maksimal dalam menamkan nilai-nilai

ajran Islam, dan membangun komunikasi yangbaik antar guru-gur

yang ada di lingkungan sekolah,dan yang terpenting guru dapat

menjadi uswatun hasanah atau teladan yang baik untuk peserta didik.

BAB II

Page 33: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

29

LANDASAN TEORI

A. HAKEKAT INTERNALISASI NILAI

1. Pengertian Internalisasi

Internalisasi berarti penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin,

atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan

kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan

perilaku.

Menurut Ahmad Tafsir (2010: 299) Internalisasi merupakan

usaha mentansfer pengetahuan dan keterampilan melaksanakan ke

dalam pribadi seseorang.25

Menurut Reber, sebagaimana dikutip oleh Mulyana mengartikan

internalisasi sebagai menyatunya nilai dlam diri seseorang, atau

dalam bahasa psikologi merupakan penyesuaian keyakinan, nilai,

sikap, praktik dan aturan-aturan baku pada diri seseorang.26

Adapun pengertian yang diajukan oleh beberapa ahli di atas

memiliki subtansi yang sama. Sehingga penulis dapat menyimpulkan

bahwa internalisasi sebagai jalan yang dilalui untuk menanamkan

25Muhammad Nurdin, Pendidikan Anti Korupsi,(Yogyakarta: AR-Ruzz

Media,2014), h. 125 26Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai ( Bandung: Alfabeta,

2004), h. 21

Page 34: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

30

nilai-nilai akhlak yang baik seperti jujur, displin, terpercaya, semangat

dalam menuntut ilmu, rendah hati ke dalam peserta didik agar menjadi

manusia yang bermanfaat untuk dirinya senidri, keluarga, masyarakat,

agama dan juga Negara.

2. Internalisasi Nilai Agama

Salah satu kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah SWT,

yaitu dianugrahi fitra (perasaan dan kemampuan) untuk

mengenal sang pencipta yakni Allah dan melakukan ajarannya.

Dalam kata lain manusia dianugrahkan insting religious (naluri

agama). Karena memilki fitrah ini, sehingga manusia dijuluki

“ homo devanans” dan religious” yakni makhluk yang memilki

Tuhan dan beragama.27

Fitrah beragama ini diposisi (kemampuan dasar) yang memuat

kemungkinan atau peluang untuk berkembang. Namun, mengenai

arah kualitas perkembangan agama pada anak bergantung pada

proses pendidikan yang diterimanya. Hal ini sesuai dengan yang

disampaikan oleh Nabi Muhammad SAWA “ Setiap anak dilahirkan

dalam keadaan suci, mka orang tuanyalah yang menjadikan anak itu

menjadi yahudi, nasrani, dan majusi”

27Ramayulis,Psikologi Agama,(Jakarta,Pt.Rader Jaya,2009), h. 46

Page 35: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

31

Hadis di atas mengisyaratkan bahwa faktor lingkungan (terutama

orang tua) sangat berperan dalam perkembangan keberagaman

anak.Kesadaran beragam merujuk kepada aspek rohaniah setiap

individu yang peribadaan kepadanya, baik bersifat habluminallah atau

habluminannas.Perkembangan beragama seseorang dipengaruhi

oleh faktor-faktor pembawaan lingkungan.28

a. Tahap-tahap Internalisasi

Pelaksanaan pendidikan nilai melalui beberapa tahap, dan

menjadi tahap terbentuknya internalisasi yaitu tahap transformasi nilai,

tahap transaksi nilai, dan tahap tran-internalisasi.

Secara umum tujuan pembelajaran memuat tiga aspek pokok, y

aitu knowin, doing dan being atau istilah umumnya

kognitif, psikomotor, dan afektif.Selanjutnya penulis menyampaikan

tiga aspek pembelajaran di atas secra singkat.

1) Mengetahui

Disini kewajiban guru yaitu mengupayakan agar murid dapat

mengetahui konsep tersebut. Dalam keagamaan misalnya

murid diajarkan tentang pengertian sholat, tata cara sholat,

syarat dan rukun sholat, dan lain sebagainya. Seorang guru

28Syamsu Yusuf L.N.,Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja,(Bnadung,Pt Remaja

Rosdakarya,2003), h 136

Page 36: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

32

bisa menggunakan metode mislnya :diskusi, Tanya jawab,

dan penugagasan. Untuk mengetahui pemahaman siswa

mengenai apa yang sudah diajarkan guru tersebut sehinga

tinggal melakukan ujian atau memberikan tugas-tugas rumah.

Jika nilainya bagus, berarti aspek ini telah selesai dan sukses.

2) Mampu melaksanakan

Masih contoh seputar sholat, untuk mencapai tujuan ini,

seorang guru dapat menggunakan metode demonstrasi

dimana seorang guru mendemonstrasikan sholat untuk

diperlihatkan kepada peserta didik dengan memutar film

tentang tata cara sholat, selanjutnya siswa secara bergantian

mempraktikkan sesuai dengan apa yang telah dilihat yang

dibimbing guru. Untuk tingkat keberhasilannya guru dapat

mengadakan ujian praktek sholat, dari ujian tersebut dapat

dilihat apakah siswa telah mampu melakukan sholat dengan

benar atau belum.29

3) Menjadi seperti apa yang ia ketahui

Konsep ini seharusnya tidak sekedar menjadi miliknya, tetapi

menjadi satu dengan kepribadiannya. Siswa melakukan

29 Ibid, h. 2

Page 37: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

33

sholat yang telah ia pelajari dalam kehidupan sehari-harinya.

Ketika telah melekat dengan kepribadiannya, seorang siswa

akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga sholat, dan

merasa bersalah jika tidak melakukan sholat karena

diperintah atau karena nilai dari guru.30

Disinilah bagian yang sangat sulit dalam pendidikan karena pada

aspek ini tidak dapat diukur dengan cara yang diterapkan dalam aspek

mengetahui dan mampu melaksanakan. Aspek ini lebih menekankan

pada kesadaran siswa untuk mengamalkannya. Selain melalui proses

pendidikan di sekolah perlu akan kerjasama dengan pihak orang tua

siswa itu sendiri, mengingat waktu siswa lebih banyak di rumah

ketimbang di sekolah.

Dalam kajian psikologi, kesadaran seseorang dalam melakukan

sesuatu tindakan tertentu akan muncul tatkalah tindakan tersebut

telah dihayati (internalisasi).

Menurut Djahiri nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang

lekatnya berpusat pada sistem kepercayaan seseorang tentang

bagaimana seseorang sepatutnya atau tidak sepatutnya dalam

melakukan sesuatu, atau tercapai.

30 Ibdh,h. 229

Page 38: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

34

Gordon Allport seorang psikologi kepribadian berpendapat

bahwa nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak

atas pilihannya. Allport menempatkan keyakinan pada posisi yang

lebih tinggi, ketimbang hasrat, motif, sikap, keinginan dan

kebutuhan.31

Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan,

system agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan,

system budaya dan pandangan dunia yang menghubungkan dengan

tatanan/ perintah dari kehidupan.32

B. HAKIKAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama islam merupakan suatu proses yang sangat

komprehensif, disusun secara sistematis, terencana, dalam upaya

mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik secara

optimal, untuk optimal, untuk menjalankan tugas di muka bumi ini

dengan sebai-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah yang

didasarkan dengan bingkai ajaran islam pada semua aspek

31 Heri gunawan,Pendidikan karakter konsep dan implementasi,(Banadung:Alfabeta,2014), h.

31 32Https://id.m.wikipedia.org (di akses tanggal 10 desember 2017 pukul 14:23)

Page 39: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

35

kehidupan. Dengan kata lain, proses penyiapan generasi muda atau

peserta didik untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan

nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk

beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.33

Sedangkan menurut Athiyah Al-Abrasy pendidikan agama Islam

adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurnah

dan bahagia, mencintai tanah air, tegas jasmaninya, sempurnah budi

pekertinya, pola pikirannya teratur dengan rapi, perasaannya halus,

professional dalam bekerja dan manis sapanya.34

2. Karakteristik PAI

Pendidikan agama dimaksud untuk meningkatkan kemampuan

spiritual dan membantu peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak

mulia mencakup etika (baik-buruk, hak kewajiban) budi pekerti

(tingkah laku), dan moral sebagai perwujudan dari keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan yang maha esa. Peningkatan kemampuan

spiritual mencakup pengenalan, pemahaman nilai-nilai keagamaan,

serta pengalaman nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual,

ataupun kolektif kemasyarakatan dan bertujuan pada optimalisasi

33 Soleha & Rada,Ilmu Pendidikan Islam,(Bnadung:Alfabeta,2011), h. 23 34Http://islamiced.wordpress.com (di akses tanggal 10 desember pukul 14:00)

Page 40: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

36

kemampuan yang dimilki manusia yang aktualisasinya mencerminkan

harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Ruang lingkup pendidikan agama Islam yaitu Al-qur’an, hadits,

aqidah akhlak, fikih, dan sejarah kebudayaan islam. Sesuai dengan

tujuan pembelajaran, penilaian pada kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia terfokus pada aspek kognitif atau pengetahuan,

psikomotor, dan aspek afektif atau perilaku.

Ruang lingkup pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan

akhlak lebih menekankan kepada kemampuan afektif peserta

didik.Nilai akhlak adalah suatu bagian dari nilai yang menangani

kelakuan baik dan buruk manusia.Nilai akhlak dalam pembelajaran

PAI dikaitkan dalam pembentukkan karakter atau biasa disebut

dengan pendidikan karakter.35

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona ialah pendidikan

untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi

pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, maka

dari itu perilaku termasuk bagian dari internalisasi yang terdiri dari

nilai-nilai berikut:

35Yayan Ahyana”Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Dalam Mewujudkan Akhlaqul Karimah Peserta Didik DI Madrasah Aliyah Beringin Jaya Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong”,skripsi,Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo,2017, h. 24

Page 41: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

37

a.) Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya mejadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

b.) Bertanggung jawab adalah perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya

dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

social, dan budaya) Negara dan Tuhan yang maha esa.

c.) Disiplin adalah perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

d.) Peduli Sosial adalah perilaku yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

e.) Peduli lingkungan adalah perilaku berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan kerusakan pada lingkungan alam

disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang terjadi.

Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Agam Islam

didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada kedua sumber

pokok ajaran islam, yaitu Al-qur’an dan Hadits sebagai dalil naqli,

melaui metode ijtihad (dalilaqli), para ulama mengembangkan konsep

Page 42: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

38

Pendidikan Agama Islam tersebut dengan lebih rinci dan mendetail

dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.36

3. Imtaq Nilai Inti PAI

Petunjuk mengenai arti keimanan telah banyak ditegaskan

dalam Al-qur’an dan as-sunnah. Namun demi kebutuhan ilmiah, nash-

nash Al-qur’an dan As-sunnah yang bermuatan nilai keimanan itu

perlu derivasi dalam sederetan penafsiran atas tingkah laku manusia

sosok manusia yang beriman dan bertaqwa akan menampilkan ciri

khasnya sebagai manusia yang memilki komitmen beragama sebagai

wujud ketaatan terhadap ajaran agama. Dengan kata lain,

fungsionalisasi keyakinan terhadap segala bentuk kekuasaan Allah

akan tercermin dalam setiap tindakan, perbuatan, ucapan, dan

pikirannya. Percaya dalam kadar keimanan dan ketaqwaan

merupakan keutuhan antara ucapan dan perbuatan. Ketika secara

lisan dia mengakui keesaan Allah, maka segala perbuatannya pun

harus tertuju hanya pada bentuk-bentuk pengabdia kepada Allah tidak

pada yang lain. Dengan kata lain, seseorang hanya akan menjadi

orang yang beriman dan bertaqwa apabila dalam dirinya terdapat

konsistensi antara ucapan dan tindakannya. Pada kesadaran

36Ibid, h. 25

Page 43: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

39

beragama yang tinggi, fungsi keimanan dan ketaqwaan mampu

menyisihkan setiap motif pembias kualitas keyakinan beragama

seseorang.37

Karena karakteristik keyakinan dilandasi nilai kebenaran dan

kebijakan agama memilki nilai-nilai universal, maka smestinya

pengembangan keimanan dan ketaqwaan menjadi inti dari segala

bentuk-bentuk pengembangan nilai humanistic lainnya.Salah satu

alasan yang menguatkan posisi keimanan dan ketaqwaan sebagai

inti.

Pendidikan nilai diungkapkan oleh Asy’ari, ia menjelaskan

bahwa iman dan taqwa merupakan suatu metode actuak dalam

proses pemecahan masalah yang paling kokoh dan

fundamental.Sebagai metode, iman dan taqwa mulai bekerja melalui

wawasan merafasis terhadap suatu masalah yang dihadapi.Wawasan

metafasis itu dibangun oleh kesadaran empiris dan keghaiban lantas,

dalam menjelajahi dataran wilayah yang serba materi, keduanya tidak

bisa sendirian, ia memerlukan kerjasama dengan ilmu etika.38

37Muhammad Iqbal Pakaya”Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Terhadap

Pembinaan Akhlak Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Luar Biasa Kecamatan Tilamuta”,skripsi,Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo,2017,h. 17

38 Ibid, h. 18

Page 44: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

40

4. Landasan Naqliyah PAI

Landasan-landasan PAI dapat ditemukan dalam sejumlah ayat

al-qur’an dan as-sunnah dalam Al-qur’an, Allah SWT berjanji akan

mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu (Q.s Al-

Mujadillah ayat 11)

$ p k š ‰r ' ¯ » t ƒ t ûï Ï %© ! $ # ( # þ q ã Z t B# u ä # sŒÎ ) Ÿ@Š Ï % ö Nä 3 s9 ( # q ß s¡ ¡ x ÿ s? † Î û Ä §Î = » y f y J ø 9 $ #

( # q ß s| ¡ ø ù$ $ sù Ë x | ¡ ø ÿ t ƒ ª ! $ # ö Nä 3 s9 ( # sŒÎ ) u r Ÿ@Š Ï %

( # r â “ à ± S$ # ( # r â “ à ± S$ $ sù Æì sùö � t ƒ ª ! $ # t ûï Ï %© ! $ #

( # q ã Z t B# u ä ö Nä 3 Z Ï B t ûï Ï %© ! $ # u r ( # q è ? r é & z Où= Ï è ø 9 $ #

; M » y _ u ‘ y Š 4 ª ! $ # u r $ y J Î / t b q è = y J ÷ è s? × Ž � Î 7 y z Ç Ê Ê È

Terjemahnya :

Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu, berlapang-lapanglah dalam majilis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan member kelapangan untukmu, Dan apabila dikatakan “ Berdirilah kamu” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.39

Dalil naqliyah itu mempertegas bahwa PAI merupakan salah satu

bentuk “wajib belajar” menurut agama dalam rangka mengangkat

39 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2013), h. 543

Page 45: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

41

derajat manusia melalui pengembangan peserta didik agar dapat

membentuk karakter dan pendalaman sifat sehingga para peserta

didik menjadi peserta didik yang beriman dan berilmu yang bisa

bermanfaat bagi bangsa dan Negara.

Konsep manusia sempurna yang dalam pandangan islam

disebut Al-insan kamil merupakan tujuan akhir yang dapat

memberikan petunjuk terhadap segala ikhtiar PAI. Iqbal, seorang

penyair sekaligus filosof muslimin mengatakan insane kamil sebagai

sang mukmin yang dalam dirinya terdapat kekuatan, wawasan,

perbuatan, dan kebujaksanaan.

Sifat-sifat luhur ini dalam wujudnya yang tertinggi tergambar

dalam kesempurnaan akhlak Nabi.Al-qur’an menyebutkan akhlak

Nabi sebagai tauladan yang dirumuskan dalam ayat, “Sesungguhnya

telah ada pada diri Rasulullah itu, suri teladan yang baik.

(QS. 33 : 21).40

5. Materi Esensial.

Kalau dijelaskan berdasarkan cakupan keseluruhan materi

pendidikan Agama Islam (PAI), sebagai mata pelajaran di sekolah

umum memiliki topik materi pelajaran atau kompetensi dasar yang

40 Ibid, h. 19

Page 46: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

42

cukup banyak. Hal itu akan lebih lagi kalau kita berbicara PAI sebagai

pelajaran rumpun di Madrasah yang terbagi kedalam empat jenis

mata pelajaran (Aqidah akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan

Al-Qur’an Hadits).

Oleh karena itu, pada bagian ini materi PAI yang ditampilkan

hanya esensialnya saja yang meliputi 3 bagian yaitu yang berkenaan

dengan Iman, Islam dan Ihsan. Seperti yang tertera dalam pedoman

khusus pengembangan PAI yang dikeluarkan oleh Depdiknas tahun

2001, prinsip dasar pengembangan PAI meliputi 3 kerangka, kerangka

tersebut adalah Aqidah, syariah, dan penjabaran dari konsep Islam

dan akhlak merupakan penjabaran dari konsep Islam dan kahlak

merupakan penjabaran dari konsep Ihsan.41

6. Nilai Pendidikan Agama Islam.

Konsep tentang nilai-nilai pendidikan Islam memiliki cakupan

amat luas, berkaitan dengan sendi-sendi kehidupan manusia baik

berkaitan dengan masalahTauhid, hubungan sesama manusia,

bahkan kebudayaan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat itu

sendiri.

41 Ibid, h. 20

Page 47: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

43

Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah segala sesuatu yang

berguna dan dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Sedangkan

pendidikan Islam adalah dimaksudkan terkait dengan ajaran yang

dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan manusia.

Dalam Al-Qur’an terdapat dua prinsip besar yaitu yang berhubungan

dengan masalah keimanan disebut dengan akidah dan yang

berhunungan dengan amal disebut syari’ah. Adapun nilai-nilai

pendidikan Islam terkait dengan nlai ibadah, nilai moral, nilai akhlak

dan nilai aqidah.42

a. Nilai Ibadah.

Ada tiga pedoman dalam menyebarkan dan mengembangkan

nilai-nilai Islam, yang dapat ditempuh, pertama, orang

menyeru/ mengajak orang lain ke jalan Islam dengan hikmah,

keduamenyampaikan dengan tutur kata yang baik

(mau’idzatul hasanah) dan ketiga, manakala harus terjadi

argumentasi atau debat harus dengan cara yang baik pula.

Ketiga pedoman di atas sebagaimana telah ditegaskan Allah

dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

42Erawati Japar”Nilai-nilai pendidikan Islam dalam acar modutu pada adat perkawinan

masyarakat di desa Ilomata Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara”skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo,2017, h.17

Page 48: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

44

ä í ÷ Š $ # 4 ’ n < Î ) È @‹ Î 6y ™ y 7 Î n / u ‘ Ï p y J õ 3 Ï t ø : $ $ Î /

Ï p sà Ï ã ö q y J ø 9 $ # u r Ï p u Z | ¡ p t ø : $ # ( Oß g ø 9 Ï ‰» y _ u r

Ó É L © 9 $ $ Î / } ‘ Ï d ß ` | ¡ ô mr & 4 ¨ b Î ) y 7 - / u ‘ u q è d Þ On = ô ã r & ` y J Î /

¨ @| Ê ` t ã ¾Ï & Î # ‹ Î 6y ™ ( u q è d u r Þ On = ô ã r & t ûï Ï ‰t Gô g ß J ø 9 $ $ Î /

Ç Ê Ë Î È Terjemahnya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang leih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S an-Nahl: 125).43

Islam memang memandang manusia sebagai makhluk mulia

yang karenaya diberi amanah untuk menata kemaslahatan hidup.

Terkait hal hal itu, Malik Fajar mengemukakan bahwa manusia

sebagai makhluk pengemban atau pemegang amanah kekhalifahan

mempunyai potensi yang luar biasa sehingga dapat mendayagunakan

alam dan sesama manusia dalam rangka membangun peradaban,

dengan berdasarkan nilai-nilai Ilahiyah.

Kapasitas insaniyah bawaan manusia mengandung potensi

Ilahiyah, (ketuhanan) dan potensi kehidupan yang dilengkapi yang

dilengkapi dengan pilihan taqwa dan jujur, yang hendak

43 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2013),

h. 281

Page 49: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

45

dipertanggungjawabkan sebagai makhluk individu dan makhluk social,

makhluk fungsional yang semua ini merupakan nilai-nilai yang akan

terkonstruksi dalam hidup dan kehidupan manusia sendiri.

Dengan demikian manusia dalam menjalankan kehidupannya

mengandung nilai-nilai ibadah, oleh karena itu manusia dipahami

sebagai zat themorfis, maksudnya manusia berorientasi untuk

menjadi pribadi yang bergerak diantara dua titik ekstrim yaitu taqwa

dan fujur antara Allah dan setan, dan manusia memiliki kehendak

bebas artinya manusia mampu membentuk nasibnya sendiri dan

bertanggung jawab sehingga manusia mampu menerima amanah

khusus dari Allah.44

b. Nilai Moral.

Nilai moral yang terkandung dalam nilai Islam tentunya dapat

kita temukan dan dapat dilihat dengan adanya postulat-

postulat yang dapat dipahami dan dikembangkan serta serta

diberdayakan oleh manusia itu sendiri, hal ini dapat disaksikan

dengan adanya:

Pertama, Allah telah memerintahkan agar manusia

senantiasa berfikir dalam memecahkan persoalan hidup yang

44 Ibid, h. 19

Page 50: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

46

dihadapi, kedua, dengan potensi akal manusia diperintahkan

untuk membuktkan kekuasaan Allah dengan mengkaji dan

mengelola alam demi kehidupan dan dilarang berbuat semena-

mena, berbuat kerusakan dan mengadakan pertumpahan darah.

Oleh sebab itu moral yang terkandung dalam pendidikan Islam

sangat terkait dengan potensi dasar manusia yang ideal dan

fungsional, karena semua potensi yang dimiliki manusia akan menjadi

sasaran dikembangkan melalui kondisi yang diciptakan dengan

memberikan rangsangan sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan

dikehendaki.

c. Nilai Akhlak.

Adapun nilai akhlak yang relevan dengan nilai pendidikan

Islam sangat terkait dengan eksistensi akhlak al-karimah yang

meliputi akhlak pada Allah dan akhlak pada diri sendiri serta

akhlak antara sesama manusia yang mencerminkan

keagungan moralitas manusia dalam keluarga, masyarakat

dan bangsa.

Dengan menanamkan nilai akhlak merupakan bagian dari nilai

pendidikan Islam diharapkan agar dapat melahirkan manusia yang

Page 51: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

47

memiliki kemampuan spiritual Ilahiyah yang tinggi dan memilki akhlak

mulia.45

d. Nilai Aqidah.

Nilai aqidah yang milik oleh pendidikan islam sangat

berhubungan dengan aktivitas manusia dalam menjalankan

kehidupannya dalam mengabdikan diri semua untuk Allah

SWT. Oleh karena itu Islam mengajarkan agar hidup dan

seluruh aspek kehidupan harus diniatkan sebagai pengabdian

kepada Allah. Inilah pendidikan agama berkisar pada dua

dimensi hidup, pertama penanaman rasa taqwa kepada Allah

SWT, dan pengembangan rasa kemanusia’an.46

C. HAKIKAT PESRTA DIDIK

1. Pengertian Peserta Didik.

Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada

pada fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun

psikis, pertumbuhan dan perkembangan merupakan cirri dari seorang

peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang

45 Ibid, h. 21 46 Ibid, h. 23

Page 52: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

48

pendidik.Pertumbuhan menyangkut fisik, perkembangan menyangkut

psikis.

Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI. 20 Tahun tentang Sistem

Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada

jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.47

2. Kebutuhan Peserta Didik

Banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh

pendidik diantaranya:

a. Kebutuhan Fisik

Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan yang cepat

terutama pada pubertas.Kebutuhan biologis, yaitu berupa

makanan, minuman, istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik

untuk memenuhinya.Selain itu dengan membiasakan hidup sehat,

bersih dan olahraga secara pertumbuhan tubuh peserta didik agar

jangan terkena penyakit, jika peserta didik menderita penyakit

harus ditangani dengan cepat karena kesehatan sangat

mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.48

b. Kebutuhan Sosial.

47 Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta:Kalam Mulia,2002), h. 133 48 Ibid, h. 134

Page 53: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

49

Kebutuhan social yaitu kebutuhan berhubungan langsung

dengan masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan

masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan

masyarakat lingkungannya, seperti diterima oleh teman-temannya

secara wajar.Begitu juga supaya dapat diterima oleh orang lebih

dari dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpin-

pemimpinnya.

c. Kebutuhan Untuk Mendapatkan Status.

Peserta didik terutama pada usia remaja membutuhkan suatu

yang menjadikan dirinya berguna bagi masyarakat. Kebanggaan

terhadap diri sendiri, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah

maupun di dalam masyarakat.Peserta didik juga butuh kebangaan

untuk diterima dan dikenal sebagai individu yang berarti dalam

kelompok teman sebanyaknya, karena, penerimaan dan

dibanggakan oleh kelompoknya sangan penting artinya bagi

peserta didik dalam identitas diri dan kemandirian.

d. Kebutuhan Mandiri

Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan-

batasan atau orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan

mendisiplinkan dirinya sendiri. ia ingin bebas dari perlakuan orang

Page 54: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

50

tuanya yang terkadang terlalu berlebihan dan terkesan sering

mencampuri urusannya yang menurutnya bisa diatasi sendiri.

Karena hal ini dapat membuat remaja merasa tidak percaya,

dipercaya dan dihargai oleh orang tua mereka, sehingga muncul

sikap menolak dan memberontak. Walaupun suatu saat nanti ia

masih menginginkan bantuan orang tuanya.49

e. Kebutuhan Untuk Berprestasi

Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan

kebutuhan mendapat status dan mandiri.Artinya dengan

terpenuhinya kebutuhan untuk hidup mandiri dapat membuat

peserta didik giat untuk mengejar prestasi.Dengan demikian

kemampuan untuk berprestasi terkadang sangat erat kaitannya

dengan perilakunya yang mereka terima baik dalam lingkungan

keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.

f. Kebutuhan Ingin Disayang Dan Dicintai.

Rasa ingin disayangi dan mencintai merupakan kebutuhan

yang esensial karena dengan terpenuhi kebutuhan ini akan

mempengaruhi sikap mental peserta didik. Banyak anak-anak yang

tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua, guru dan orang lain

49 Ibid, h. 135

Page 55: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

51

mengalami prustasi hidup. Dalam agama cinta kasih yang paling

tinggi dihadapkan dari Allah SWT.Itu sebabnya setiap orang

berusaha mencari kasinh saynag dengan mendekatkan diri

kepadanya.

g. Kebutuhan Untuk Curhat

Kebutuhan untuk curhat terutama remaja dimaksudkan suatu

kebutuhan untuk dipahami ide-ide dan permasalahan yang

dihadapinya. Peserta didik mengharapkan agar apa yang dialami,

dirasakan, terutama dalam masa pubertas, dapat didengar,

ditanggapi oleh orang lain terutama pendidik. Sebaliknya, jika

mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk

mengkomunikasikan permasalahan-permasalahannya tersebut.

apalagi dilecehkan, ditolak, atau dimusuhi, dapat membuat mereka

kecewa, marah, bahkan mereka merasa diri mereka tidak aman,

sehingga munculnya tingkah laku yang bersifat negative dan

perilaku yang menyimpang.50

h. Kebutuhan Untuk Memiliki Filsafah Hidup.

Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk

mengetahui tentang nilai-nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan

50 Ibid, h. 136

Page 56: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

52

untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaimana kebahagiaan itu

diperoleh. Karena itu mereka membutuhkan pengetahuan-

pengetahuan yang jelas sebagai suatu fisafah hidup yang

memuaskan yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga

dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan

ini.Kebenaran dan nilai-nilai ideal yang murni hanya ditemukan

didalam agama.Oleh karena itu, peserta didik sangat

membutuhkan.

i. Kebutuhan Untuk Beragama.

Agama dibutuhkan manusia karena manusia memerlukan

orientasi dan obyek pengabdian dalam hidupnya.Tidak ada

seseorangpun yang tidak membutuhkan agama, baik manusia

primatif, maupun manusia modern.

Yamani, mengemukakan bahwa tatkala Allah membekali

insane itu dengan nikmat berfikir dan daya penelitian, dirinya juga

merasa bingung darn bimbang untuk memahami dan menganalisa

alam sekitarnya di samping rasa ketakutan terhadap kegarangan

dan kebengisan itu.Hal inilah yang mendorong insane tadi untuk

mencari suatu kekuatan yang dapat melindungi dan

membimbingnya. Para pendidik dismping memperhatikan

Page 57: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

53

kebutuhan-kebutuhan biologis dan psikologis ataupun kebutuhan

primer dan sekunder seperti yang dijelaskan di atas, maka

penekannya adalah pemenuhan kebutuhan anak didik terhadap

agama, karena ajaran agama yang sudah dihayati, diyakini dan

diamalkan oleh anak didik, akan dapat mewarnai seluruh aspek

kehidupannya.51

3. Kode Etik Peserta Didik

Sifat-siat dank ode etik peserta didik merupupakan kewajiban

yang harus dilaksanakan dalam proses belajar mengajar, baik

langsung maupun tidak langsung. Al-Ghazali merumuskan sebelas

pokok kode etik peserta didik, yaitu sebagai berikut:

Belajar denagan niat ibadah dalam rangka taqrrub kepada

Allah.Sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik dituntut

untuk selalu menyucikan jiwanya dari akhlak yang rendah dan watak

yang tercela. (QS Al-An’am 6:162, Adz- Dzariyat 51:56).

a. Mengarungi kecenderungan pada duniawi dibandingkan

masalah ukhrawi (QS. Adh-Duhah:93:4)

b. Bersikap tawadhu, (rendah hati) dengan cara meningkatkan

keinginan pribadi untuk kepentingan pendidiknya.

51 Ibid, h. 137

Page 58: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

54

c. Menjaga pikiran dari pertentangan yang timbul dari berbagai

aliran.

d. Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji, baik untuk ukhrawi

maupun yang duniawi.

e. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memulai

pelajaran yang mudah (konkret) menuju pelajaran yang sukar

(abstrak) atau dari ilmu yang fardhu’ani menuju ilmu yang

fardhu kifayah. (QS Al-In-syiqaq 84:19)

f. Belajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih kepada

ilmu yang lainnya sehingga peserta didik memilki spesifik ilmu

pengetahuan secara mendalam.

g. Mengenal nilai-nilai atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.

h. Memprioritaskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu

duniawi.

i. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan

yaitu ilmu dapat bermanfaat, membahagiakan, dan

menyejahterakan, serta memberikan keselamatan hidup di

dunia dan akhirat.

j. Peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik

sebagaimana tunduknya orang sakit terhadap dokter,

Page 59: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

55

mengikuti prosedur dan mazhab lain yang diajarkan oleh

pendidik pada umumnya, serta diperkenankan bagi peserta

didik untuk mengikuti kesenian yang baik.

Selain kode etik yang dikemukakan oleh para ahli di atas, para

peserta didik perlu merenungkan pemikiran Ali Bin Abi Thalib tentang

peserta didik dalam ungkapannya: “ Ingatlah engkau tidak akan bisa

memperoleh ilmu kecuali dengan enam syarat, aku akan menjelaskan

kepadamu dengan jelas, yaitu kecerdasan (akal), motivasi atau

kemauan yang keras, sabar, alat (sasaran), petunjuk guru, dan terus-

menerus (kontinu), atau tidak cepat bosan dalam mencari ilmu” .52

4. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Pada

Peserta Didik

Penghayatan terhadap suatu ajaran sehingga menimbulkan

kepercayaan dengan proses yang disusun secara sistematis untuk

mengembangkan potensi yang ada pada peserta didik secara

optimal,yang didasarkan dengan bingkai ajaran Islam pada aspek

kehidupan.

52 Bukhari Umar,Ilmu Pendidikan Islam,(Amzah:Jakarta,2011), h. 106

Page 60: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan

pendekatan kualitatif. Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya

untuk menyajikan dunia sosial dan perspektifnya di dalam dunia dari

segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang

diteliti.53Penelitian ini dilakukan dengan terjun ke lokasi

penelitian.Penelitian lapangan yaitu penelitian yang pengumpulan

datanya dilakukan dilapangan, seperti dilingkungan masyarakat,

lembaga pendidikan formal maupun informal, lembaga-lembaga dan

organisasi kemasyarakatan lainnya.54 Penelitian ini dilakukan

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan

lain-lain, dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan

bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan metode

53Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2017), h. 6 54 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), h.5

Page 61: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

57

alamiah.55Adapun pengumpulan data pada penelitian ini di lakukan di

SDN 69 Kota Timur.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SDN 69 Kota Timur.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek dalam penelitian ini adalah :

a. Perwalian Kelas IV (empat) di SDN 69 Kota Timur.

Hal ini perwalian kelas dijadikan sumber untuk mengetahui

perjalanan dan keadaan siswa kelas IV di SDN 69 Kota

Timur.Selain itu untuk mengetahui bentuk kurikulum,

pengawasan dan bentuk pembelajaran di SDN 69 Kota

Timur.

b. Guru Agama di SDN 69 Kota Timur. Untuk mengetahui

pelaksanaan dan penerapan pembelajaran agama Islam di

SDN 69 Kota Timur. Sehingga dapat dijadikan sumber data

dalam menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada peserta

didik.

c. Peserta didik. Peserta didik kelas IV di SDN 69 Kota Timur

sebagai subjek yang akan diamati dalam pelaksanaan

55Ibid, h. 6

Page 62: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

58

pembelajaran pendidikan agama Islam. Serta untuk

mengetahui karakter peserta didik dalam pembelajaran

agama Islam.

D. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data yaitu menurut Lofland dan

Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan data-data lainnya. Sumber data dibagi atas tiga yaitu :56

56Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001),

h. 112

Page 63: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

59

1. Kata-kata dan Tindakan.

Sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan

berperanserta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan

melihat, mengengar, dan bertanya.57

2. Sumber Tertulis.

Sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah

ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen

resmis.58

3. Foto

Penggunaan foto untuk melengkapi sumber data jelas besar

sekali manfaatnya.Hanya perlu diberi catatan untuk keadaan

yang ada di dalam foto.Pengambilan fotopun harus diketahui

oleh subjek dan subjek pun menyetujui pengambilan fotonya.59

4. Data Statistika

Penelitian kualitatif sering juga menggunakan data statistika

yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi

keperluannya.Statistika misalnya dapat membantu menberi

57Ibid, h. 112 58Ibid, h. 113-114 59Ibid, h. 160

Page 64: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

60

gambaran tentang kecenderungan subjek pada latar

penelitian.60

Adapun data menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa

sumber data dibagi menjadi tiga macam, yakni:

a. Person

Sumber data yang berupa orang, yaitu : Perwalian kelas IV,

guru agama, perwalian kelas III dan peserta didik.

b. Place

Sumber data yang berupa tempat (sarana dan prasarana)

yang ada di Lingkungan sekolah SDN 69 Kota Timur.

c. Paper

Sumber data yang berupa simbol.sperti latar belakang

sekolah, visi, misi dan tujuan sekolah, analisis lingkungan

pembelajaran dan data yang relevan pada proses

pembelajaran.61

E. Tehnik Pengumpulan Data

60Ibid, h. 162

61Ibid, h. 16

Page 65: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

61

Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Adapun cara

atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini peneliti

menggunakan tiga metode yaitu dengan observasi (pengamatan),

interview (wawancara), dokumentasi62 :

1. Observasi (Pengamatan)

Nasution mengatakan bahwa observasi adalah dasar semua

ilmu pengetahuan.Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan

data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi.63

Adapun observasi yang dilakukan peneliti termasuk dalam jenis

observasi partisipatif, dimana peneliti terlibat langsung dengan

kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,

peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.64

2. Wawancara (Interview)

62 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2013), h.

225 63Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung : Alfabeta, 2013), h. 377

64Ibid, h. 378

Page 66: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

62

Wawancara yaitu pertemuan secara langsung antara peneliti

dengan subjek penelitian untuk bertukar informasi melalui tanya

jawab yang dapat memberikan data atau informasi yang peneliti

butuhkan.65

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menelusuri data historis.66 Adapun dokumen yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah buku-buku, catatan-

catatan, majalah-majalah, surat kabar, internet, koran, transkrip

nilai yang berhubungan langsung dengan penelitiaN ini yaitu

tentang menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam pada

peserta di SDN 69 Kota Timur.

F. Teknik Analisis Data

Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Moleong

dalam bukunya mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa

65Ibid, h. 232 66Ibid, h. 133.

Page 67: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

63

yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.67

Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data dalam

penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap

isi dari data penelitian yang berasal dari lapangan.68 Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas tentang pengamatan dilapangan, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila di perlukan.69

2. Display Data

Display data merupakan proses menampilkan data secara

sederhana dalam bentuk kata-kata, kalimat naratif, tabel, matrik

dan grafik dengan maksud agar data yang telah dikumpulkan

67Ibid, h. 248. 68Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya:

UNESA University Press, 2007). h. 32. 69Ibid, h. 405

Page 68: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

64

dapat dikuasai oleh peneliti sebagai dasar untuk mengambil

kesimpulan yang tepat.70

3. Verifikasi dan Simpulan

Pada tahap akhir yang peneliti lakukan yang ada kaitannya

dengan rangkaian analisis data adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi, kesimpulan awal yang dikemukakan hanya

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tapi apabila kesimpualn dikemukakan pada tahap

awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang telah dikemukakan merupakan kesimpualn

yang kredibel.71

G. Pengecekan Keabsahan Data

Agar dalam proses selanjutnya kita dapat mengetahui apa saja

yang telah ditemukan dan di interpretasi di dalam lapangan, maka kita

perlu mengetahui kredibilitasnya dengan menggunakan teknik

perpanjangan kehadiran peniliti di lapangan, observasi yang

70Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), h . 194. 71Ibid, 252

Page 69: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

65

diperdalam, triangulasi (sumber, metode, penelitian dan teori) dan

pelacakan kesesuaian hasil. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan

dapat atau tidaknya ditransfer ke latar lain (transferability),

ketergantungan pada konteksnya (dependability) dan dapat tidaknya

dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability). Jadi, yang

dimaksud dengan keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan

harus memenuhi; (1) mendemonstrasikan nilai yang benar, (2)

menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan (3)

memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang

konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan

keputusan-keputusannya.72

1. Perpanjangan Keikutsertakan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu

singkat, akan tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada

penelitian dilapangan. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti

tinggal di lapangan penelitian sapai kejenuhan pengumpulan data

tercapai. Jika hal tersebutdilakukan maka akan membatasi:

a. Membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks.

72Ibid, h. 320.

Page 70: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

66

b. Membatasi kekeliruan (biases) penelitian.

c. Mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang

tidak biasa atau pengaruh sesaat.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan yaitu secara konsisten mencari

interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses

analisis yang konstan atau tentative. Mencari suatu usaha yang

membatasi berbagai pengaruh dan mencari apa yang dapat

diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Hal ini berarti peneliti

hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian

ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada

pemerikasaan tahap awal tempak salah satu atau seluruh faktor yang

ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sember lainnya. Hal itu dapat dicapai dengan jalan; (1)

Page 71: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

67

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan

umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3)

membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4)

membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang

pemerintahan dan (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi

suatu dokumen yang berkaitan.

4. Tahap Analisis Data

Pada tahap analisis data telah penulis kemukakan diatas yaitu:

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.73

73Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kaulitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001),

h. 84-105

Page 72: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

68

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat.

SDN No. 69 Kota Timur adalah salah satu sekolah yang berada

di bawah naungan Dinas Pendidikan kota gorontalo, yang

menjalankan tugas dan fungsinya dari dinas pendidikan kota

gorontalo. Sekolah ini awalnya bernama SDN No.28 Kota Timur

namun seiring dengan berjalannya waktu dari tahun ke tahun maka

terjadilah perubahan sehingga nama sekolah ini menjadi SDN 69 Kota

Timur sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan oleh dinas

pendidikan. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1977 yang di pimpin oleh

kepalah sekolah pertama bernama : (1). Sira Alitu, (2). Fauzia Kajuju,

(3) Fauzia Datua, (4). Imran Taripu S.Pd (6) Marian Tohopi A.M.Pd (7)

Suriati Mohammad S.Pd (8) Sunartty Jusuf M.Pd.

Pada tahun 1977 sekolah ini masih memiliki banyak kekurangan,

diantaranya di lihat dari segi ifrastruktur dan sarana prasarananya

yang masih kurang memadai.Dengan adanya pergantian kepalah

sekolah dari tahun ketahun serta adanya partisipasi dari masyarakat

setempat wali murid siswa sehingga banyak perubahan yang terjadi

Page 73: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

69

sampai saat ini dan jumlah siswapun semakin meningkat setiap

tahun.74

2. Visi dan Misi Sekolah.

Visi Sekolah

Terwujudnya lulusan yang unggul, berprestasi, terampil,

berakhlak, berbudi pekerti dan cinta lingkungan.

Misi sekolah

1) Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan yang

terintegrasi dengan pendidikan Budaya dan karakter Bangsa.

2) Menumbuhkembangkan semangat belajar dan berkarya.

3) Melaksanakan ajaran yang di anut.

4) Menumbuhkembangkan cinta tanah air dan bangsa.

5) Menumbuhkembangkan sikap percaya diri, kemandirian dan

kreativitas.

6) Menumbuhkembangkan rasa cinta terh

7) adap lingkungan sekitar.75

3. Keadaan Guru.

Tabel 4.1

74Hasil wawancara dengan Ibu Irma Saleh, S.Pd selaku wakil kepala sekolah di SDN 69 Kota

Timur pada hari kamis 17 januari Pukul 09.32 di ruangan guru. 75SDN 69 Kota Timur, Data Visi Misi Sekolah dan Kurikulum Sekolah.

Page 74: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

70

Keadaan Tenaga Pendidik Pada SDN NO.69 Kota Timur.

No Nama Status Kepegawaian Jenis PTK

1. SUNARTTY YUSUF, M.Pd PNS KEPALA SEKOLAH

2. IRMA SALEH, S.Pd PNS Guru Kelas 3. SAWALUDIN, S.Pd PNS Guru Kelas 4. SELVY RAHIM, S.Pd PNS Guru Kelas 5. SERLY MANOPO, S.Pd PNS Guru Kelas

6. NUR KHADIJA ISHAK, S.Pd

HONOR

SEKOLAH Guru Kelas

7. YETI LAMUSU, S.Pd PNS Guru Kelas

8. LUSYAN USMAN, S.Pd.I PNS Guru Mapel

9. NUR RAHMIYANTI W.H, S.Pd

HONOR

SEKOLAH

TENAGA

ADMINISTRASI

10 MOHAMAD HILUMALO, S.Pd

PNS Guru Mapel

11. KARMILA YUSUF, SE HONOR SEKOLAH Guru Mapel

Sumber Data: Profil SDN 69 Kota Timur

Tabel diatas memberikan gambaran bahwa tenaga pendidik

yang tersedia adalah sebanyak 11 orang yang terdiri dari mereka yang

sudah berstatus sebagai Pegawai Ngeri Sipil sebanyak 8 orang

sedangkan tenaga honorer berjumlah 3 orang.76

4. Keadaan Siswa

Tabel 4.2 Jumlah Pesera Didik Berdasarkan Jenis Kelamin.

76SDN 69 Kota Timur, Data Tenaga Pendidik Tahun Ajaran 2018/2019.

Page 75: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

71

Laki-laki Perempuan Total

50 88 138

5. Berdasarkan usia

Tabel 4.3

Peserta Dididk Berdasarkan Usia

Usia L P Total

< 6 tahun 0 0 0

6 - 12 tahun 50 81 131

13 - 15 tahun 3 0 0

16 - 20 tahun 4 3 7

> 20 tahun 0 0 0

Total 7 81 138

6. Jumlah Siswa Berdasarkan Agama.

Tabel 4.4

Siswa Berdasarkan Agama

Agama L P Total

Islam 50 88 138

Kristen 0 0 0

Katholik 2 0 2

Hindu 0 0 0

Page 76: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

72

Budha 0 0 0

Konghucu 0 0 0

Lainnya 0 0 0

Total 0 0 138

7. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel. 4. 5

Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan L P Total

Tingkat 1 10 15 25

Tingkat 2 12 13 25

Tingkat 3 5 9 14

Tingkat 4 12 13 29

Tingkat 5 12 13 27

Tingkat 6 10 14 25

Total 61 77 138

Jumlah siswa yang sedikit merupakan sebuah tantangan besar

bagi lembaga pendidikan untuk senantiasa memperbaiki sistem

pendidikan di SDN No.69 Kota Timur. Dari data siswa tersebut terlihat

jumlah siswi lebih banyak dari pada siswa.77

77SDN 69 Kota Timur, Data Siswa Tahun Ajaran 2018/2019.

Page 77: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

73

B. Hasil dan Pembahasan.

1. Bentuk Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Pada Peserta Ddidik kelas IV di SDN 69 Kota Timur.

Internalisasi nilai-nilai pendidikan agama Islam menjadikan

peserta didik manusia seutuhnya dengan menanamkan agama Islam

agar menjadi berakhlak mulia.

Adapun nilai-nilai ajaran Islam yang ditanamkan kepada peserta

didik:

a. Nilai Kejujuran.

Jujur adalah perilaku untuk menjadikan seseorang agar

dipercaya baik dalam ucapan dan perilaku, alangkah baiknya jika

setiap manusia memilki perilaku jujur, terutama peserta didik yang

tengah duduk di bangku sekolah. Karena kejujuran adalah dasar

yang harus tertanam pada diri peserta didik, sebagaimana perilaku

yang telah dicontohkan oleh guru terbaik sepanjang masa yaitu

Nabi Muhammad SAW yang dijuluki sebagai Al-amin yang memilki

arti “Terpercaya” sebelum Rasulullah diangkat menjadi Rasul dan

setelahnya. Sehingganya ada banyak manusia yang mengikuti

Page 78: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

74

ajaran yang dibawakan oleh beliau. Sebagaimana yang terdapat

dalam sebuah hadis Ibn Mas’ud r.a.

Sabda Rasulullah SAW ”Kebenaran itu mengarahkan kepada

kebaikan, dan kebaikan mengarahkan ke syurga. Seseorang akan

terus bersifat benar sampai dicatat disisi Allah sebagai Siddiq,

Berbohong adalah kejahatan, dan kejahatan menjerumuskan ke

neraka. Seseorang itu akan terus berbohong sehingga dia dicatat

disisi Allah sebagai Pembohong” (H.R Al-Bukhari dan Muslim). 78

Guru agama Ibu Lusyan, S.Pd.I mengatakan bahwa ” sikap

jujur dapat tanamkan melalui pemberian tugas individu atau

ulangan harian, peserta didik akan terlihat mencontek atau

bertanya kepada peserta didik yang lainnya saat ditinggalkan oleh

guru di ruangan kelas” .79

Dari pernyataan di atas sesuai dengan hasil pengamatan

peneliti,dimana peserta didik ditanamkan kejujuran melalui

pemberian tugas individu dan ulangan harian, peneliti

memperhatikan guru agama memberikan pelajaran bagi para

78Hasan Langgulung.Asas-asas Pendidikan Islam.(Jakarta:PT.Pustaka Al-Husna

Baru,2003). 79Hasil Wawancara dengan Ibu Lusyan Usman, selaku guru agama di SDN 69 Kota Timur pada hari rabu tanggal 16 januari pukul 10.12 di dewan guru.

Page 79: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

75

peserta didik agar senantiasa melakukan kejujuran dengan tidak

menyotek kepada peserta didik yang lainnya. Tetapi masih banyak

peserta didik yang masih bertanya kepada peserta didik yang

lainnya saat ulangan berlangsung walaupun sudah di tegur oleh

guru.

Selanjutnya ditambahkan kembali oleh Ibu Serli

Manopo,S.Pd. “ nilai kejujuran ditanamkan dengan menayakan

kembali kepada peserta didik tentang nilai yang diperoleh melalui

hasil ulangan, dengan cara tersebut guru bisa mengetahui bahwa

peserta diidik memberi tahukan niali yang sebenarnya atau

tidak.Kemudian guru tersebut menambahkan pernyataan bahwa

kejujuran peserta didik terlihat ketika mereka menemukan barang

yang bukan miliknya”.80

Dari pernyataan di atas sesuai dengan hasil pengamatan

peneliti, yakni Ibu serli selalu bertnya kepada peserta didik

mengenai nilai ulang yang di peroleh sambil menyesuaikan dengan

yang tertera di daftar nilai hasil ulngan peserta didik.Dan

80 Hasil wawancara dengan Ibu Serly Manopo, selaku perwalian kelas empat di SDN

69 Kota Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 13. 23 di ruangan kelas empat.

Page 80: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

76

mengucapkan terima kasih kepada peserta didik yang sudah jujur

dengan mengembalikan/ melaporkannya kepada guru.

b. Nilai Kedisiplinan.

Disiplin merupakan perilaku tertib dan taat pada ketentuan

maupun peraturan. Dalam sekolah bukan hanya memperoleh

manfaat menuntut ilmu, tetapi juga manfaat yang lainnya. Salah

satunya adalah manfaat disiplin di sekolah. Disiplin merupakan hal

yang tidak dapat dibilang sepele, karena disiplin perlu dilakukan

agar seseorang mempunyai karakter yang baik. Untuk itu

kedisiplinan di sekolah pasti akan membawa banyak manfaat bagi

setiap orang.81

Perwalian kelas III Ibu Nur Khadijah mengatakan bahwa ”

sikap disiplin peserta didik dapat terlihat saat mereka merapikan

kembali sepatu pada rak sepatu, sehingga peserta didik terbiasa

melakukan hal tersebut dimanapun ia berada”.82

Berdasarkan hasil observasi, terlihat pada kegiatan spontan

atau pembiasaan disiplin melalui kejadian khusus dalam

81https://manfaat.co.id/manfaat-disiplin-di-sekolah di akses pada hari rabu tanggal 26

juni 2019 pada pukul22.09 82 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Khadijah Ishak,, selaku perwalian kelas tiga di

SDN 69 Kota Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 14. 23 di ruangan sholat.

Page 81: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

77

pembentukkan perilaku peserta didik dengan membiasakan untuk

menyimpan sepatu pada raknya saat masuk kelas ataupun ketika

selepas bermain di halam sekolah. Sehingga kegiatan disiplin yang

diterapkan di sekolah secara terus menerus akan memberikan

suatu karakter bagi peserta didik.

Selanjutnya ditambahkan oleh Ibu Lusyan Usman, S.Pd I

selaku guru agama dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga

perpustakaan menyatakan bahwa ” Peserta didik dibiasakan

membaca buku ketika sampai di sekolah sampai tiba waktu

berbaris yang diadakan setiap dua minggu sekali pada hari rabu.

Sehingga peserta didik terbiasa untuk membaca buku”. 83

Berdasarkan hasil observasi, terlihat pada kegiatan spontan

dari peserta didik pada hari rabu dalam dua minggu sekali

membaca buku di sudut baca dan di depan dewan guru maupun

perpustakaan, setelah bel Apel berbunyi, mereka mengembalikan

kembali buku tersebut di perpustakaan yang di wakilkan oleh 4

orang peserta didik yang ditugaskan untuk mengatur kembai buku

yang di baca.

83 Hasil wawancara dengan Ibu Lusyan Usman, selaku guru agama di SDN 69 Kota

Timur pada hari rabu Tanggal 16 januari pada pukul 13. 23 di dewan guru.

Page 82: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

78

Selanjutnya ditambahkan oleh Ibu Serly Manopo, S.Pd.

Selaku perwalian kelas IV bahwasanya ”peserta didik dinasehati

agar tepat waktu datang kesekolah,menggunakan perlengkapan

upacar berupa topi dan juga dasi dan memberikan hukuman

kepada peserta didik”.84

Berdasarkan hasil observasi, terlihat masih banyak peserta

didik yang terlambat datang ke sekolah, sehingga mereka

mendapatakan hukuman berupa pukulan di telapak kaki kiri dan

juga kanan dari perwalian kelas. Terlebih mendengar alasan dari

peserta didik yang terlambat bangun karena beramin games online

sampai larut malam. Dan bagi peserta didik yang tidak

menggunakan atribut lengkap saat upacara, di berikan hukuman

untuk hormat bendera 10 menit.

c. Nilai Tanggung Jawab.

Tanggung jawab dan disiplin memilki keterkaitan yang erat

yang harus melekat dalam diri peserta didik. Dengan bertanamnya

rasa tanggung jawab terhadap yang dilakukannya, seorang anak

insya Allah akan berhati-hati saat melakukan sesuatu agar nantinya

84Hasil wawancara dengan Ibu Serly Manopo, selaku perwalian kelas empat di SDN

69 Kota Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 13. 15 di ruangan kelas empat.

Page 83: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

79

tidak melakukan kesalahan, meskipun kesalah itu mengandung

kesenangan duniawi. Peluang melakukannya besar saat tidak ada

orang yang melihatnya, karena Allah SWT Maha teliti.

Namun kenyataannya masih banyak peserta didik yang merasa

terbebani dengan kewajiban mereka sebagai pelajar.85

Sebagaimana yang di sampaikan oleh perwalian kelas IV Ibu

Serly Manopo, S.Pd. bahwasanya“ Peserta didik di kelas IV memilki

tugas untuk melaksanakan piket kelas sesuai jadwal yang

diberikan, mulai dari membersihkan papan tulis dan membung

sampah”.86

Berdasarkan hasil observasi peserta didik terkadang mereka

lupa akan tanggung jawab tersebut. Misalnya dalam hal

melaksanakan piket kelas yang setiap hari dilaksanakan oleh

peserta didik dengan bergantian, sesuai jadwal

yang telah disepakati dari awal dengan perwalian, namun

beberapa peserta didik masih lupa membersihkan kelas.

dikarenakan keasyikan kejar-jejaran, bermain bola kaki, atau

85Dindin Jamaluddin,Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam,(Bandung:CV

PUSTAKA SETIA,2013), H. 64 86 Hasil wawancara dengan Ibu Serly Manopo, selaku perwalian kelas empat di SDN

69 Kota Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 13. 23 di ruangan kelas empat.

Page 84: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

80

terburu-buru untuk pulang ke rumah. Sehingga terkadang kelas di

tinggalkan dalam keadaan kotor.

d. Peduli Sosial.

Peduli Sosial merupakan perilaku yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan atau

timbulnya perasaan kasihan atas kesulitan yang dialami oleh orang

lain sehingga terdorong untuk membantu atau meringankan beban

yang dipikul.

Sebagaiaman yang disampaikan oleh Ibu Serly Manopo, S. Pd.

Bahwasanya” Setiap hari peserta didik dibiasakan untuk makan

bersama di kelas saat jam istirahat tiba, sehingga mereka bisa

saling memberi atau bertukar makanan dengan yang lainnya”.87

Berdasarkan hasil observasi peserta didik selalu makan

bersama di kelas saat jam istirahat pertama tiba, ada yang membeli

makanan dari kantin sekolah, dan ada juga yang membawa

makanan dari rumah. Pada saat itu terlihat mereka saling bertukar

makanan bahkan memberikan makanan kepada salah satu peserta

didik yangsering tidak bawa uang jajan kesekolah.

87 Hasil wawancara dengan Ibu Serly Manopo, selaku perwalian kelas empat di SDN 69 Kota

Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 13. 32 di ruangan kelas empat.

Page 85: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

81

Selanjutnya ditambahkan oleh Ibu Nur Khadijah Ishak, S.Pd.

“Ketika ada salah satu peserta didik yang sakit, maka saya

memberikan arahan kepada mereka untuk menjenguknya, agar

rasa peduli mereka bisa terlatih dari hal tersebut”.88

Berdasarkan hasil observasi ketika ada salah satu peserta didik

yang sakit, tidak ada peserta didik yang menjenguk walaupun

sudah disampaikan oleh guru saat berada di kelas.

Selanjutnya ditambahkan oleh Ibu Lusyan Usman, S.Pd.I. “Di

kelas IV ada salah satu peserta didik yang sering tidak membawa

uang jajan ke sekolah, sehingga setiap kali berakhir pembelajaran,

saya memerintahkannya untuk maju kedepan, dan memberikan

sedikit uang jajan. Dari hal itulah peserta didik melihat dan dapat

mengambil pembelajaran dari kejadian tersebut”.89

Berdasarkan hasil observasi setiap berakhir pembelajaran

agama islam, Ibu lusyan memanggil salah satu peserta didik yang

bernama afdal untuk maju kedepan, dan memberikan uang Rp

88 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Khadijah Ishak, selaku perwalian kelas tiga di SDN 69 Kota Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 14. 23 di ruangan kelas empat.

89 Hasil wawancara dengan Ibu Lusyan Usman, selaku guru agama di SDN 69 Kota Timur pada hari rabu Tanggal 16 januari pada pukul 14. 15 di ruangan guru.

Page 86: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

82

5.000 dan terkadang Rp 3.000. Setelah itu ia bersaliman dengan

Ibu Lusyan dan kembali ke tempat duduk sambil tersenyum

menunggu istirahat pertama tiba.

e. Peduli Lingkungan.

Sikap dan perilaku manusia yang akan menentukan baik

buruknya kondisi suatu lingkungan. Lingkungan sekitar baik berupa

benda-benda hidup seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan

ataupun berupa benda-benda mati harus dijaga kelestariannya.

Apabila lingkungan sekitar tidak diperhatikan, maka kemungkinan

akan membawa mudarat bai manusia, sebaliknya jika lingkungan

dipelihara, maka dapat memberikan kesejahteraan bagi manusia

(Suprayogo, 2013:10).

Lingkungan pendidikan, selain harus bersih, rapi, juga

semestinya dijaga keindahannya. Merawat kebersihan sebenarnya

tidak selalu memerlukan biaya mahal. Asalkan bertanggung jawab,

memilki kepeka’an atau terbiasa hidup bersih, maka akan meras

rishi manakala lingkungannya tampak kotor. Oleh karena itu,

kebersihannya hanya terkait dengan kepekaan dan kemauan

Page 87: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

83

orang-orang yang bertanggung jawab terhadap lingkungan

(Suprayogo, 2013:45).90

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Nur Khadijah Ishak,

S. Pd. “ Setiap hari peserta didik di biasakan untuk memungut

sampah saat masuk di pintu gerbang sekolah, dan membuangnya

ke tempat sampah yang sudah disediakan oleh sekolah, dari hal itu,

peserta didik menjadi terbiasa peduli terhadap lingkungan

sekitar”.91

Dari hasil observasi, setiap peserta didik masuk di gerbang

sekolah, maka mereka memungut sampah yang ada di lingkungan

sekolah,dan membung ke tempat sampah. Walaupun ada

beberapa peserta didik yang hanya memungut satu sampah,

padahal ada beberapa sampah yang berserakan di tempat yang

sama.

Selanjutnya ditambahkan oleh Ibu Serly Manopo,S. Pd. “Setiap

hari 2 orang peserta didik memilki jadwal untuk menyiram tanaman

yang ada di depan kelasdi luar dari jadwal piket kelas, sehingga

90https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&uri=http:/eprints.uny.ac.id/55047/1/S

KRIPSI.pdf&ved. 91 Hasil wawancara dengan Ibu Nur Khadijah Ishak, selaku perwalian kelas tiga di SDN 69 Kota

Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 13. 12 di ruangan kelas tiga.

Page 88: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

84

mereka terbiasa untuk perduli ataupun mencintai tumbuhan yang

ada di lingkungannya”.92

Dari hasil observasi, dalam seminggu peserta didik menyirami

tanaman hanya 2x, hal ini di karenakan guru lupa untuk memantau

ataupun mengingatkan kepada peserta didik untuk menyiram

tanaman, sehingga peserta didik yang lupa atau pun yang pura-

pura lupa enggan untuk menyiram tanaman yang ada di depan

kelas.

Hal ini dibenarkan oleh Ibu Lusyan Usman, S. Pd.I.

menambahkan bahwa ”Peserta didik kelas VI,V, dan IV memilki

tugas untuk membersihkan musholah setiap hari berdasarkan

jadwal, hari senin tugasnya kelas IV (empat), selasa kelas V (lima)

dan rabu kelas VI(enam). Agar bisa menimbulkan rasa peduli

terhadap kebersihan ruangan ataupun lingkungan”.93

Berdasarkan hasil observasi, peserta didik tidak setiap hari

membersihkan musholah, kalaupun mereka membersihkan, hanya

92 Hasil wawancara dengan Ibu Serly Manopo, selaku perwalian kelas empat di SDN 69 Kota

Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 13. 23 di ruangan kelas empat. 93 Hasil wawancara dengan Ibu Lusyan Usmans, selaku guru agama di SDN 69 Kota Timur

pada hari jum’at Tanggal 16 januari pada pukul 13. 43 di ruangan kelas empat.s

Page 89: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

85

asal-asalan, lalu melaporkannya kepa Ibu Lusyan bahwasanya

mereka sudah menjalankan tugas untuk membersihkan musholah.

Kemudian ditambahkan kembali oleh Ibu Serli Manopo S, Pd.

Selaku perwalian kelas IV(empat) mengatakan : “Dari segi

kejujuran sudah lumayan baik, hal dikarenakan ada beberapa

peserta didik mengaku terlambat saat masuk kelas, memberikan

barng temuan kepada saya saat tidak ada peserta didik yang

merasa kehilangan barang tersebut, walaupun beda halnya lagi

ketika ulangan sedang berlangsung, sebagian besar peserta didik

bertanya kepada teman yang ada didekatnya saat tidak mengetahui

jawabannya.

Dari segi kedisiplinan masih kurang, karena masih banyak

peserta didik yang terlambat saat ke sekolah, masih sedikit peserta

didik yang mengejkan tugas rumah tepat waktu dan masih ada

beberapa peserta didik yang lupa mengenakan atribut sekolah

terlebih pada saat upacara.

Mengenai Tanggung jawab yang dimiliki peserta didik sudah

baik. Hal in dapat dilihat dari tingkah laku peserta didik yang

sebagian besar selalu mengerjakan piket kebersihan kelas dan

Page 90: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

86

peserta didik mau menerima hukuman dari guru apabila melanggar

peraturan.

Jika berkaitan dengan Peduli Sosial sudah lumayan baik, hal ini

bisa di lihat dari perilaku peserta didik yang bersedia memberikan

makanan maupun uang kepada temannya yang membutuhkan,

walaupun masih sedikit peserta didik yang mau membantu

menjelaskan materi kepada temannya yang susah dalam belajar.

Dari segi Peduli Lingkungan sudah lumayan bagus, karena

sebagian besar peserta didik sudah membuang sampah pada

tempatnya, menjaga kebersihan kelas sampai dengan jam pulang,

walaupun terkadang peserta didik harus di perintah untuk menyiram

tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah”.94

Penanaman nilai-nilai ajran islam berupa kejujuran, tanggung

jawab, peduli lingkungan dan peduli sosial sudah cukup baik,

Namun dari soal disiplin masih sering terjadi pelanggaran. Hal ini

terungkap dari hasil wawancara dengan beberapa siswa

diantaranya salah seorang siswa menyatakan bahwa ”jika ia

menemukan barang yang bukan miliknya, ia akan menayakan

94Hasil wawancara dengan Ibu Serly Manopo, selaku perwalian kelas empat di SDN 69 Kota

Timur pada hari jum’at Tanggal 28 juni pada pukul 12. 18 di ruangan kelas empat

Page 91: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

87

terlebih dahulu kepada teman-temannya yang ada di kelas, setelah

itu langsung memberikannya kepada perwalian kelas IV. Demikian

saat ulangan jika ia tidak mengetahui jawabannya, maka ia akan

berusaha sendiri untuk menjawabnya walaupun salah. Hal ini

menunjukkan bahwa kejujurannya sudah bagus.

Mengenai kedisiplinan, dalam sepekan ia tidak pernah

terlambat, dan ketika upacara ia sering menggunakan atribut

lengkap. Hal ini menunjukkan bahwasa kedisiplinannya sudah

baik.

Dalam hal tanggung jawab, ia mengakui kesalahannya

dengan meminta maaf saat berbuat salah, dan ketika guru

tiidak di kelas ia lebih suka membaca kumpulan pantun

miliknya. Hal ini menunjukkan bahwasanya ia memiliki

tanggung jawab yang baik.

Ketika berkaitan dengan sosial, ia memanfaatkan jam

istirahat untuk bermain dengan teman-temannya dan jika terjadi

perkelahian didepannya, ia akan menegur dan melaporkannya

kepada peralian. Dan jika ada temannya yang sakit, ia

mendoakan agar temannya cepat sembuh. Hal ini

Page 92: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

88

menunjukkan bahwa ia memilki kepedulian sosial yang sudah

bagus.

Mengenai kepedulian lingkungan, jika ada sampah yang

berserakan, maka ia akan membuangnya ke tempat sampah

yang ada di depan kelas, dan jika ia melihat temannya

membuang sampah sembarangan, maka ia akan menegurnya

dan melaporkannya kepada perwalian kelas.95

Hal yang berbeda juga di kemukaka oleh siswa yang lain

bahwa jika ia menemukan barang yang bukan miliknya, maka

ia akan menayakan terlebih dahulu kepada teman-temannya

yang ada di kelas, setelah itu langsung memberikannya kepada

perwalian kelas IV dan jika ulangan ia tidak mengetahui

jawabannya, maka ia akan bertanya kepada temannya. Hal ini

menunjukkan bahwasanya kejujuran yang ia miliki masih

kurang.

Mengenai kedisiplinan, dalam sepekan ia pasti terlambat,

dan ketika upacara ia sering lupa menggunakan atribut

95Hasil wawancara dengan Dany selaku peserta didik kelas empat di SDN 69 Kota Timur

pada hari selasa Tanggal 18 februari pada pukul 12:23 di ruangan kelas empat.

Page 93: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

89

lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan yang ia milki

masih kurang.

Dalam hal tanggung jawab, ia mengakui kesalahannya

dengan meminta maaf saat berbuat salah, dan ketika guru tidak

di kelas, maka ias lebih suka bernyayi dengan memukul meja.

Hal ini menunjukkan bahwasanya ia memiliki tanggung jawab

yang masih kurang baik.

Ketika berkaitan dengan sosial, ia memanfaatkan jam

istirahat untuk bermain dengan teman-temannya, jika terjadi

perkelahian didepannya, ia akan membiarkannya. Dan jika ada

temannya yang sakit, ia mendoakan agar temannya cepat

sembuh. Hal ini menyunjukkan bahwa ia memilki kepedulian

sosial yang masih kurang.

Mengenai kepedulian lingkungan, jika terdapat sampah

yang berserakan, maka ia akan membuangnya ke tempat

sampah yang ada di depan kelas, dan jika ia melihat temannya

membuang sampah sembarangan, maka ia akan

membiarkannya.96

96 Hasil wawancara dengan Daud selaku peserta didik kelas empat di SDN 69 Kota Timur pada

hari selasa Tanggal 18 februari pada pukul 12:43 di ruangan kelas empat.

Page 94: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

90

C. Kendala dan Upaya dalam menginternalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada peserta didik kelas IV (empat) di SDN 69 Kota Timur.

1. Kendala yang dihadapi dalam menanamkan nilai-nilai ajaran

agama Islam menurut Ibu Serly Manopo,S.Pd. selaku perwalian

kelas IV mengatakan bahwasanya “Peserta didik belum memahami

sepenuhnya manfaat dan kerugian dalam melaksanakan nilai-nilai

ajaran Islam berupa kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, peduli

sosial, dan juga peduli lingkugan”.

Adapun upaya yang telah dilakukan oleh Ibu Serly Manopo,

S.Pd. yaitu” membiasakan peserta didik untuk membersihkan

kelas,pakaian lengkap saat upacara, dan terus mengingatkan kepada

peserta didik tentang manfaat dan kerugian dalam menanamkan nilai-

nilai kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, peduli sosial dan peduli

lingkungan”.

2. Adapun kendala yang dialami oleh Ibu Lusyan Usman, S,Pd.I.

Selaku guru agama yaitu” kurangnya kerjasama antar guru-guru

dalam menanamkan nilai-nilai PAI, sehingga seolah-olah

pembentukkan akhlak yang baik bagi peserta didikk merupakan tugas

dari guru agama saja, padahal peserta didik merupakan tanggung

jawab dari seluruh guru yang di sekolah”.

Page 95: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

91

Upaya yang dilakukan oleh Ibu Lusyan sama dengan halnya

yang dilakukan oleh Ibu Surly, Manopo, S.Pd. yaitu” Membiasakan

peserta didik untuk mmbersihkan musholah, membaca buku pada hari

rabu dan juga selalu memberikan arahan yang baik dari menanamkan

nilai-nilai pendidikan agama Islam.

3. Kendala yang dihadapi oleh Ibu Nur Khadijah, S.Pd. Selaku

guru perwalian kelas III yaitu “ Beberapa peserta didik terutama yang

susah diatur belum memilki keinginan untuk menanamkan nilai-nilai

kejujuran, disiplin, tanggung jawab, peduli sosial, maupun peduli

lingkungan sehingga harus terus diingatkan.

Upaya yang di lakukan oleh Ibu Nur selaku perwalian kelas III

yaitu : ”Berusaha untuk menjadi guru uswatun hasanah (teladan yang

baik) misalnya ketika melihat ada sampah plastik yang berserakan di

depan kelas, langsung saya pungut, sehingga peserta didik yang

melihatkejadian tersebut menawarkan agar sampah yang di pungut

oleh saya dibuang ke tong sampah oleh peserta didik”.97

9797Hasil wawancara dengan Ibu Nur selaku perwalian kelas III (tiga) di SDN 69 Kota Timur pada hari senin Tanggal 22 Juli pada pukul 10:21 di ruangan sholat.

Page 96: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Internalisasi nilai-nilai pendidika agama Islam pada peserta didik

di kelas IV SDN 69 Kota Timur belum diterapkan secara

maksimal, hal ini dapat dilihat dari:

a. Kejujuran : Saat ulangan berlangsung, sebagian besar

peserta didik masih mengikuti jawaban dari temannya

walaupun sudah ditegur oleh guru beberpa kali.

b. Disiplin : Masih ada beberapa peserta didik yang sering

datang terlambat, dan tidak menggunakan atribut upacara

berupa topi ataupun dasi dengan alasan lupa.

c. Tanggung jawab “ sebagian besar peserta didik masih kurang

menyadari tanggung jawabnya, mulai dari melaksanakan

piket kelas, mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru,

dan menjaga keamanan kelas saat di tinggal guru ke toilet.

Dll.

Page 97: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

93

d. Peduli Sosial: sudah lumayan tertanam dalam diri peserta

didik, karena sebagian besar siswa di kelas IV (empat)selalu

memperhatikan beberapa siswa yang jarang membawa uang

jajan ke sekolah.

e. Peduli Lingkungan” sudah lumayan terlaksanakan, karena

mengngat tahun kemarin sekolah SDN 69 Kota Timur

mendapatkan penghargaan Adiwiyata yang dinilai berhasil

mendidik siswa menjadi individu yang cinta dan bertanggung

jawab terhadap lingkungan hidup, walupun terkadang harus

menunggu aba-aba dari guru.

f. Peduli Lingkungan” sudah lumayan terlaksanakan, karena

mengngat tahun kemarin sekolah SDN 69 Kota Timur

mendapatkan penghargaan Adiwiyata yang dinilai berhasil

mendidik siswa menjadi individu yang cinta dan bertanggung

jawab terhadap lingkungan hidup, walupun terkadang harus

menunggu aba-aba dari guru.

2. Kedala dan Upaya dalam menamkan nilai-nilai PAI yaitu:

a. Kendala yang dihadapi:

Page 98: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

94

1) Peserta didik belum memahami sepenuhnya manfaat dan

kerugian dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama

Islam.

2) Beberapa peserta didik terutama yang susah diatur, belum

memilki kemauan untuk menamkan nilai-nilai PAI.

3) Kurangnya kejasama antar guru-guru/ masyarakat sekolah

dalam menanamkan nilai-nilai PAI.

Page 99: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

95

b. Upaya yang dilakukan:

1) Komunikasi guru dan peserta didik (mengarahkan) lebih di

tingkatkan dalam membahas Penanam nilai-nilai PAI

sebelum atau setelah pembelajaran berakhir.

2) Guru menjadi ushatun hasanah( tauladan yang baik) bagi

peserta didik.

B. Saran

Bertitik tolak dari hasil penelitian di atas, terdapat beberapa

saran yang dapat dipertimangkan oleh pihak sekolah baik itu kepala

sekolah maupun guru-guru yang berada di SDN 69 Kota Timur yaitu:

1. Untuk guru-guru lebih meningkatkan kesadaran peserta didik

dalam hal yang berkaitan sikap peserta didik melalui

pembelajaran pendekatan agama islam.

2. Kepda kepala sekolah untuk terus mendukung peserta didik

dalam menanamkan karakter jujur,disiplin,bertanggung jawab,

peduli sosial, lingkungan atau yang dirangkum dengan istilah

“Murid Teladan“ agar dapat memberikan motivasi bagi peserta

didik untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik lagi.

Page 100: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

96

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku

Arif Muh,&Munira,Ilmu Pendidikan Islam,Gorontalo: Sultan Amai Pres

IAIN Sultan Amai Gorontalo,2013.

Arifin H.M,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta:PT Bumi Aksara,2003.

Gunawa Heri,Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi,Bandu

ng:Alfabeta, 2014.

Hamka,Ghirah Cemburu Karena Allah,Jakarta:Gema Insani,2015.

Ihsan Fuad,Dasar-dasar Kependidikan,Jakarta: Rineka Cipta,1997.

Jamaluddin Dindin, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam,

Bandung:CV PUSTAKA SETIA,2013.

Kurniyawan Syamsul,Pendidikan Karakter,Jogjakarta: AR-Ruzz Medi

a, 2013.

Langgulung Hasan,Asas-asas Pendidikan Islam,Jakarta:

PT.Pustaka Al-Husna Baru,2003.

Moleong Lexy,Metode penelitian Kualitatif,Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2019.

Margono S.,Metodologi Penelitian Pendidikan,Bandung:PT Remaja

Rosdakarya,2010.

Page 101: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

97

Nata Abudin,Kapita Selekta Pendidikan Islam,Jakarta: Karisma Putra

Utomo,2013.

Nata Abudin, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kencana,2010.

Putra Haidar &Pasa Nugyaya,Pendidikan Islam Dalam Lintasan

Sejarah,Jakarta:Kencana,2013.

Ramayulis,Psikologi Agama,Jakarta: Pt Rader Jaya,2009.

Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kalam Mulia,2002.

Rada & Soleh,ilmu Pendidikan Islam,Bandung: Alfabeta,2011.

Roqib Moh,Ilmu Pendidikan Islam,Yogyakarta: LkiS,2009.

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,Bandung:Alfabeta,2010.

Taqdir Muhammad,Revitalisasi Pendidikan Berbasis

Moral,Jogjakarta: AR-Ruzz Media,2012.

Umar Bukhari,Ilmu Pendidikan Islam,Jakart: Amzah,2011.

Wiyani Ardy Novan,Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan

Karakter,Bandung:Alfabeta,2013.

Yusuf Syamsu,Psikologi Perkembangan AnakDan Remaja,Bandung:

PT Remaja Rosdakarya,2003.

Page 103: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

99

Page 104: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

100

Page 105: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

101

Page 106: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

102

Page 107: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

103

Page 108: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

104

Page 109: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

105

Page 110: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

106

Page 111: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

107

Nama: Nur Azmi A Husna

Instrumen Pertanyaan Untuk Perwalian

Judul: Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik Kelas IV( empat) di SDN 69 Kota Timur

Variabel Dasar Teori Konsep

Definisi Operasional

Pertanyaan

Internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Thomas Lickona

1. Menanamkan Nilai-nilai kejujuran

1. Apakah peserta didik mengakui kesalahannya ketika terlambat masuk kelas? 2. Bagaimana perilaku peserta didik ketika menemukan barang temuan? 3.Apakah peserta didik melakukan kerja sama saat ulangan berlangsung?

2. Menanamkan nilai disiplin

1. Apakah peserta didik kelas IV (empat) selalu datang ke sekolah tepat waktu? 2. Apakah peserta didik mengerjakan tugas rumah dengan tepat waktu? 3.Apakah peserta didik mengenakan seragam sekolah sesuai dengan aturan yang di sepakati oleh pihak sekolah?

3. Menanamkan Nilai-nilai Tangung jawab

1. Apakah peserta didik mengerjakan piket kebersihan kelas? 2. Apakah peserta didik bersedia menerima sanksi apabila melanggar peraturan ?

Page 112: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

108

4. Menanamkan Nilai-nilai Peduli Sosial

1. Apakah peserta didik membantu menjelaskan materi kepada temannya yang kesusahan dalam belajar? 2. Apakah peserta didik memberikan bantuan berupa makanan/uang kepada temannya yang membutuh kan?

5. Menanamkan Nilai-nilai Peduli Lingkungan

1. Apakah peserta didik membuang sampah pada tempatnya? 2. Apakah peserta didik menjaga kebersihan sekolah/kelas sampai dengan jam pulang? 3. Apakah peserta didik menjaga tanaman/menyiram tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah?

1.Apa kendala dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama islam pada peserta didik? 2. Apa upaya dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Islam?

Nama: Nur Azmi A Husna

Page 113: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

109

Instrumen Pertanyaan Untuk Peserta Didik

Judul: Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik Kelas IV( empat) di SDN 69 Kota Timur

Variabel Dasar Teori Konsep

Definisi Operasional

Pertanyaan

Internalisasi nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Thomas Lickona

1. Menanamkan Nilai-nilai kejujuran

1. Apa yang akan kamu lakukan jika menemukan barang yang bukan milikmu? 2. jika saat ulangan kamu tidak mengetahui jawabannya, apa yang akan kamu lakukan?

2. Menanam Kan nilaiDisiplin

1. berapa kali kamu terlambat ke sekolah dalam sepekan? 2. Apakah kamu menggunakan atribut lengkap saat upacara

.3. Menanamkan Nilai-nilai Tangung jawab

1. Jika kamu melakukan kesalahan, apa yang akan kamu lakukan? 2. Apakah kamu menjaga ketertiban kelas saat tidak ada guru?

4. Nilai-nilai Sosial

1. Apa yang kamu lakukan jika ada temanmu yang sakit? 2. Apakah kamu bermain dengan teman-teman saat jam istirahat? 3. Apa yang akan kamu lakukan jka melihat temanmu berkelahi?

Page 114: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

110

5. Menanam kan Nilai-nilai Peduli Lingkungan

1. Apa yang akan kamu lakukan jika ada ada sampah yang berserakan? 2. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat teman yang membuang sampah sembarangan?

Page 115: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

111

Nama: Nur Azmi A Husna

Instrumen Pertanyaan Untuk Peserta Didik

Judul: Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Pada Peserta Didik Kelas IV( empat) di SDN

69 Kota Timur

Variabel Dasar Teori

Konsep

Definisi Operasiona

l

Pertanyaan

Internalisasi nilai-nilai

Pendidikan Agama Islam

Thomas Lickona

1.

Menanamkan Nilai-nilai kejujuran

1. Apa yang akan kamu lakukan jika menemukan barang yang bukan milikmu? 2. jika saat ulangan kamu tidak mengetahui jawabannya, apa yang akan kamu lakukan?

2. Menanam kan Nilai-nilai Disiplin

1. berapa kali kamu terlambat ke sekolah dalam sepekan? 2. Apakah kamu menggunakan atribut lengkap saat upacara

3. Menanam kan Nilai-nilai Tangung jawab

1. Jika kamu melakukan kesalahan, apa yang akan kamu lakukan? 2. Apakah kamu menjaga ketertiban kelas saat tidak ada guru?

Page 116: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

112

4. Nilai-nilai Sosial

1. Apa yang kamu lakukan jika ada temanmu yang sakit? 2. Apakah kamu bermain dengan teman-teman saat jam istirahat? 3.. Apa yang akan kamu lakukan jka melihat temanmu berkelahi?

5. Menanam kan Nilai-nilai Peduli Lingkungan

1. Apa yang akan kamu lakukan jika ada ada sampah yang berserakan? 2. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat teman yang membuang sampah sembarangan?

Page 117: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

113

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama: Serly Manopo.

Umur: 49 Tahun.

Profesi: Perwalian Kelas IV (empat)

Dari hasil wawancara, beliau mengatakan : ” Dari segi kejujuran sudah lumayan baik, hal dikarenakan ada beberapa peserta didik mengaku terlambat saat masuk kelas, memberikan barng temuan kepada saya saat tidak ada peserta didik yang merasa kehilangan barang tersebut, walaupun beda halnya lagi ketika ulangan sedang berlangsung, sebagian besar peserta didik bertanya kepada teman yang ada di dekatnya saat tidak mengetahui jawabannya.

Dari segi kedisiplinan masih kurang, karena masih banyak peserta didik yang terlambat saat ke sekolah, masih sedikit peserta didik yang mengejkan tugas rumah tepat waktu dan masih ada beberapa peserta didik yang lupa mengenakan atribut sekolah terlebih pada saat upacara.

Mengenai Tanggung jawab yang dimiliki peserta didik sudah baik. Hal in dapat dilihat dari tingkah laku peserta didik yang sebagian besar selalu mengerjakan piket kebersihan kelas dan peserta didik mau menerima hukuman dari guru apabila melanggar peraturan.

Jika berkaitan dengan Peduli Sosial sudah lumayan baik, hal ini bisa di lihat dari perilaku peserta didik yang bersedia memberikan makanan maupun uang kepada temannya yang membutuhkan, walaupun masih sedikit peserta didik yang mau membantu menjelaskan materi kepada temannya yang susah dalam belajar.

Dari segi Peduli Lingkungan sudah lumayan bagus, karena sebagian besar peserta didik sudah membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas sampai dengan jam pulang, walaupun terkadang peserta didik harus di perintah untuk menyiram tumbuhan yang ada di lingkungan sekolah. Adapun kendala yang dihadapi dalam menenamkan nilai-nilai ajaran agama islam yaitu peserta didik belum memahami sepenuhnya manfaat dan kerugian dalam melaksanakan Nilai-nilai ajaran islam berupa kejujuran, kedisiplinkan,

Page 118: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

114

tanggung jawab, peduli sosial dan juga peduli lingkungan. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh Ibu Serly Manopo S, Pd yaitu: Terus mengingatkan kepada peserta didik tentang manfaat dan kerugian dalam menanmkan nilai-nilai kejujuran,kedisiplinan, tanggung jawab, peduli sosial, dan peduli lingkungan.

Page 119: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

115

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama: Lusyan Usman, S.Pd.I

Umur: 42 Tahun.

Profesi: Guru Agama .

Berdasarkan hasil wawancara, beliau mengatakan bahwasanya : “Penanaman nilai-nilai ajaran islam sudah saya ajarkan sejak masih duduk di bangku kelas satu SD, melalui aspek pembiasaan kegiatan ekstrakurikuler seperti yang setiap hari di lakukan oleh peserta didik di SDN 69 Kota Timur saat sebelum sholat dzuhur dimulai, mereka dibiasakan untuk melafaskan sepuluh surah di atas surah an-nas dan di lanjutkan dengan surah An-naba.bukan hanya itu saja, setiap sebulan sekali peserta didik melaksanakan sholat dhuhah berjama’ah atau melaksanakan dzikir bersama dengan guru-guru yang ada di SDN 69 Kota Timur. Dalam penenaman akhlak mulia dapat di terapkan melalui kegiatan Intrakurikuler dalam pembelajaran di kelas. Contohnya khusus untuk kelas IV (empat) pelajaran pendidikan agama Islam pada materi Meneladani kisah teladan nabi yang terdiri dari Nabi Ayyub, Nabi Musa dan Nabi Harun. Materi mengenai keteladanan yang ada para nabi berupa kesabaran yang di miliki oleh Nabi Ayyub saat di uji oleh Allah SWT, berupa Penyakit kusta, anaknya meninggal, istrinya pergi meninggalkan nabi Ayyub seorang diri, hartanya ludes, dan bahkan cacian sering di lontarkan kepada Nabi Ayyub, Namun Nabi Ayyub tetap sabar menghadapi cobaan tersebut tanpa menyalahkan ketentuan yang Allah berikan. Dari materi tersebut siswa dapat meyakini dan mengambil pelajaran bahwasanya Allah tidak akan membebani suatu kaum sesuai dengan kesanggupannya dan di balik cobaan yang di berikan Allah, pasti ada hikma yang dapat di petik atau di jadikan pembelajaran bagi Manusia. Terutama untuk peserta didik yang tengah duduk di bangku pendidikan.

Adapun kendala yang dialami oleh Ibu Lusyan Usman, S.Pd.I selaku guru agama yaitu : Kurangnya kerjasama antar guru-guru dalam menamkan nilai-nilai PAI, sehingga seolah-olah pembentukan akhlak yang baik bagi peserta didik

Page 120: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

116

merupakan tugas dari guru agama saja, padahal peserta didik merupakan tanggung jawab dari seluruh guru yang di sekolah.

Upaya yang dilakukan oleh Ibu Lusyan yaitu : Selalu memberikan arahan yang baik, dan selalu memberikan arahan agar peserta didik bisa meninggalkan hal-hal negatif di setiap mengakhiri proses pembelajaran.

Page 121: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

117

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama: Dany

Umur:

Profesi: Peserta didik kelas kelas IV(empat)

Dari haslil wawancara, Dany mengatakan jika ia menemukan barang yang bukan miliknya, ia akan menanyakan terlebih dahulu kepada teman-temannya yang ada di kelas, setelah itu langsung memberikannya kepada perwalian kelas empa dan jika saat ulangan Dany tidak mengetahui jawabannya, maka ia akan menjawab sendiri walaupun salah. Hal ini menun jukkan bahwasanya kejujuran Dany sudah bagus.

Mengenai kedisiplinan, dalam sepekan Dany tidak pernah terlambat, dan ketika upacara ia sering menggunakan atribut lengkap. Hal ini menunjukkan bahwasanya kedisipli nan Dany sudah baik.

Dalam hal tanggung jawab, Dany mengakui kesalahannya dengan meminta maaf saat berbuat salah, namun ketika guru tidak di kelas Dany lebih suka membaca kumpulan pantun miliknya. Hal ini menunjukkan bahwasanya ia memilki tanggung jawab yang baik.

Ketika berkaitan dengan Sosial, Dany memanfaatkan jam istirahat untuk bermain dengan teman-temannya dan jika terjadi perkelahian di depannya, ia akan

Page 122: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

118

menegur dan melaporkan nya kepada perwalian. dan jika ada temannya yang sakit, ia akan mendoa’akan agar temannya cepat sembuh, Hal ini menyebabkan Dany memiliki kepedulian Sosial sudah bagus.

Mengenai kepedulian lingkungan, jika ada ada sampah yang berserakan maka Dany akan membuangnya ke tempat sampah yang ada di depan kelas, dan jika ia melihat temannya membuang sampah sembarangan, maka ia akan menegurnya dan melaporkannya kepada perwalian kelas IV (empat).

Page 123: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

119

TRANSKIP HASIL WAWANCARA

Nama: Rizky

Umur:

Profesi: Peserta didik kelas kelas IV(empat)

Dari haslil wawancara, Rizky mengatakan jika ia menemukan barang yang bukan miliknya, ia akan menanyakan terlebih dahulu kepada teman-temannya yang ada di kelas, setelah itu langsung memberikannya kepada perwalian kelas empat dan jika saat ulangan Rizky tidak mengetahui jawabannya, maka ia akan bertanya kepada teman yang berada di sampingnya. Hal ini menunjukkan bahwasanya kejujuran Rizky masih kurang.

Mengenai kedisiplinan, dalam sepekan Rizky pasti terlambat, hal ini di karenakan ia sering begadang nonton TV dan ketika upacara sering tidak menggunakan atribut lengkap dengan alasan lupa. Hal ini menunjukkan bahwasa nya kedisiplinan Rizky masih kurang.

Dalam hal tanggung jawab, Rizky mengakui kesalahannya dengan meminta maaf saat berbuat salah, namun ketika guru tidak di kelas, Rizky mengajak teman-temannya untuk bermain. Hal ini menunjukkan bahwasanya ia memilki tanggung jawab yang masih kurang.

Ketika berkaitan dengan Sosial, Rizky memanfaatkan jam istirahat untuk bermain dengan teman-temannya, Namun jika terjadi perkelahian di depannya, ia hanya diam dan membiarkan temannya berkelahi. jika ada temannya yang sakit, ia akan mendoa’akan agar temannya cepat sembuh, Hal ini menyebabkan Rizky memiliki kepedulian Sosial yang masih kurang.

Page 124: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

120

Mengenai kepedulian lingkungan, jika ada ada sampah yang berserakan maka Rizky akan membuangnya ke tempat sampah yang ada di depan kelas, dan jika ia melihat temannya membuang sampah sembarangan, maka ia akan membiar kannya. Hal ini menunjukkan kepe dulian lingkungan Rizky masih kurang.

CATATAN PENGAMATAN

Nama : Nur Azmi A Husna

Hari/tanggal : 20 Februari 2019

Obyek pengamatan : Kondisi sosial masyarakat sekolah

Deskriptif 1

Pukul 07:20 penulis pergi ke sekolah dasar 69 Kota Timur yang berada dekat dengan kampus hijau IAIN Gorontalo, saking dekat jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sesampai disana penulis melihat guru-guru maupun kepala sekolah yang sduah tiba di sekolah berdiri di depan gerbang menunggu peserta didik dengan bersaliaman layaknya oang tua dan anak.

Sesampai di sekolah, peserta didik yang piket kebersihan pada saat itu membersihkan kelas, dari menata rapi meja dan kursi, menghapus papan tulis, membuang sampah yang terletak di depan kelas tepatnya di pojok dekat dengan pintu kelas, dan bagi peserta didik yang bukan jadwal piket pada hari itu, lebih suka di luar kelas bercerita dengan peserta didik yang lain. Ketika bel berbunyi, peserta didik berbaris di depan halaman sekolah tepatnya di depan kelas IV (empat), dan guru yang piket pada saat itu memberikan penyampaian berupa informasi atau sekedar mengingatkan tentang kebersihan sekolah yang harus di jaga bersama-sama.

Deskriptif 2

Pukul 08.00 penulis melanjutkan pengamatan didalam kelas IV (empat), didalamnya terdapat satu buah lemari besar yang terdapat buku paket untuk siswa

Page 125: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

121

dan juga guru, 22 meja dan kursi, 21 untuk peserta didik, dan yang satunya lagi untuk guru. kelas tersebut dihiasi dengan gambar garuda yang di dampingi oleh pak presiden dan wakil presiden, yang terletak di dinding depan kelas, selain itu terdapat gambar walisongo, para pahlawan nasional, dan 21 portofolio yang didalamnya terdapat tugas dari peserta didik,selain itu di depan kelas terdapat tanaman bunga yang tertata rapi dengan pot yang ukuran sedang.

Deskriptif 3

Pukul 10.00 istirahat pertama dimulai, ada guru yang makan di kantin sekolah, ada yang di ruangan kelas dan ada yang di dewan guru, beda halnya lagi dengan peserta didik yang melakukan melakukan aktivitas yang beranekaragam, ada yang menuju ke kantin sekolah yang berdampingan dengan ruangan Paud, ada yang bermain bola walau bukan jam olahraga, ada yang makan di kelas karena sudah membawa bekal dari rumah, dan ada yang bercanda dengan teman-temannya baik yang sekelas maupun yang tidak sekelas, dan ada yang berlarian di linkungan sekolah.

Pada pukul 12.00 saat istirahat ke-2 tiba, seluruh peserta didik di arahkan oleh guru agama untuk berwudhu di tempat biasa mereka berwudhu, yakni di depan ruangan serba guna yang di dalamnya terdapat peralatan olahraga, senjutnya menuju ke mushola skolah yang terlatak di depan kelas VI (enam) dan berdampingan dengan kelas-1, mushola tersebut selalu penuh dengan peserta didik, bahkan terkadang ada beberapa peserta didik perempuan yang memilih untuk sholat di perpust karena musholah tersebut sudah penuh. Setelah itu guru agama mengarahkan peserta didik untuk muro’ah surah-surah pendek sebelum sholat dzuhur di mulai sambil menunggu peserta didik yang lagi mengambil air wudhu.

Deskriptif 4

Pada pukul 13.00 peseta didik kembali ke rumahnya, sebelum mereka pelung, setiap perwalian mengarahkan peserta didik yang piket besok agar langsung menyapu kelas, agar besok tidak terlalu banyak yang di kerjakan. Saat peserta didik pulang, ada yang dijemput oleh orang tuanya dengan motor, maupun bentor, ada yang jalan kaki karena rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah, ada yang menggunakan sepeda, Namun guru-guru tetap berada di lingkungan sekolah hingga dengan pukul 15.00 sore.

Page 126: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

122

Catatan Reflektif

Disekolah SDN 69 Kota Timur menunjukkan bahwa kondisi sosialnya sudah terlihat baik, mulai dari kegiatan pagi yang di awali dengan salaman sebelum masuk ke sekolah, kemudian interaksi sesama peserta didik lumayan baik. Kemudian kegiatan didalam kelas terjadiinteraksi antara peserta didik dengan kawannya,mereka saling menjaga kebersihan kelas. Kemudian saat istrahat peserta didik saling berinteraksi dengan kawannya dengan cara melakukan permainan, dan pada sholat dzuhur peserta didik dengan guru agama memorojaah hapalan surah pendek.

Page 127: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

123

Nama : Nur Azmi A Husna

Hari/tanggal : 21 Februari 2019

Obyek Pengamatan : Aktifitas Guru Agama

Catatan Deskriptif. 1

Pagi itu guru agama tiba di sekolah pada pukul 07:47, Setelah itu beliau menuju ke kelas IV(empat) karena pada saat beliau memilki jam mengajar di kelas tersebut, sebelum memulai pembelajaran, beliau mengecek kehadiran peserta didik, setelah itu meminta tolong kepada ketua kelas dan satu kawannya untuk mengambil buku paket yang ada di perpust lalu membagikannya kepada peserta didik yang ada di kelas, pada saat itu beliau mengajarkan materi mengenai Keteladanan Nabi Ayyub A.S, sebelum memulai pembelajaran beliu meminta ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum belajar. Pada saat memberikan materi, beliau menceritakan sedikit mengenai kisah nabi ayyub, dan di akhiri dengan kuis sambil menunggu waktu istirahat pertama. Saat istirahat pertama tiba, beliau pergi di dewan guru untuk menyantap makanan yang di bawah dari rumah dan Ketika beliau tidak memiliki jam untuk mengajar maka beliau berada di perpustakaan sekolah.

Catatan Deskriptif. 2

Pada pukul 12.00 guru agama mengarahkan peserta didik untuk segera berwudhu dan menuju ke musholah sambil memuroja’ah hafalan surah-surah pendek. Pada saat itu peserta didik terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Page 128: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

124

Catatan Deskriptif. 3

Pukul 13.00 setelah peserta didik pulang, beliu bersama guru-guru berkumpul sekedar bercerita di dewan guru, namun jika beliau mengantuk, maka beliau akan pergi ke perpustakaan, karena di situ terdapat satu kamar yang di lengkapi dengan peralatan tidur. Beliau pulang ke rumah di jemput oleh kedua anaknya dan suaminya yang sama-sana menjadi guru di area kota gorontalo dengan menggunakan mobil yang berwarna hitam.

Refletif

Dari catatan diatas menunjukkan aktifitas guru agama mempunyi peranan yg penting diskolah, terutama dalam memanamkan nilai-nilai agama islam, melalui pembelajran agama dan kegiatan ektra yang sering dilakukan setelah jam pelajaran selesai.

Page 129: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

125

Nama : Nur Azmi A Husna

Hari/tanggal : 22 Februari 2019

Obyek Pengamatan : Aktifitas Perwalian kelas.

Catatan Deskriptif. 1

Pukul 07:13 perwalian kelas 4 sampai ke sekolah dengan menggunakan motor mio berwarna merah, Setelah itu beliau mengarahkan peserta didik kelas IV(empat) untuk kerja bakti di lingkungan sekolah yang di adakan 2 kali dalam sebulan,setelah itu beliau masuk ke kelas untuk melanjutkan pembelajaran tema kepada peserta didik. Sebelum beliau memulai pembelajaran beliau mengecek kehadiran dari peserta didik, selanjutnya beliau memerintakan ketua kelas untuk membagikan buku tema kepada peserta didik yang lain, dan di lanjutkan doa sebelum belajar yang di pimpin oleh peserta didik yang bernama Dany, Saat itu materinya membahas mengenai pentingnya menjaga kebersihan.beliau memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca materi tersebut, selanjutnya beliau menyuruh peserta didik untuk merangkum materi tersebut dan di lanjutkan dengan menjawab soal yang ad di buku tersebut. Ketika beliau tidak memiliki jam untuk mengajar maka beliau lebih memilih untuk berada di dewan guru untuk sekedar bercerita dengan guru yang tidak memiliki jam mengajar. Saat istirahat pertama tiba, beliau pergi di dewan guru untuk menyantap makanan yang di beli saat perjalanan menuju ke sekolah.

Page 130: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

126

Catatan Deskriptif. 2

Pada pukul 12.00 pergi ke dewan guru untuk bercanda dengan guru-guru lainnya, dan setelah peserta didik selesai sholat dzuhur, beliau mengarahkan peserta didik untuk membersihkan kelas bagi yang piket besok harinya. Setelah itu, beliau kembali ke dewan guru untuk untuk bercanda dengan guru-guru yang lain. Pada pukul 13:35 beliau pergi ke sekolah SDN 65 untuk membawa salah satu peserta didik yang merupakan keponakannya sendiri untuk latihan menyanyi dalam lomba O2SN.

Reflektif

Dari catatan di atas menunjukkan aktifitas perwalian kelas IV (empat) dimulai dari mengarahkan peserta didik untuk kerja bakti, hingga pada saat pembelajaran di mulai dengan mengecek kehadiran peserta didik, kesiapan peserta didik, sampai dengan memberikan tugas kepada peserta didik yang berkaitan dengan Kebersihan dan terakhir mengawasi peserta didik dalam membersihkan kelas sebelum pulang sekolah dan menemani salah satu peserta didik untuk latihan vokalya di sekolah tetangga.

Page 131: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

127

Dokumentasi Penelitian

Wawancara dengan perwalian kelas 4 Wawancara dengan guru Agama

Wawancara dengan siswa Wawancara dengan siswa

Page 132: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

128

Wawancara dengan siswa Wawancara dengan siswa

Wawancara dengan siswa

Page 133: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

129

Page 134: ii - IAIN Gorontalopai.iaingorontalo.ac.id/wp-content/uploads/2019/09/Buku-Skripsi-Nur-Azmi.pdfpengetahuan umat Islam sudah menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keislamannya, namun

130