Inspeksi Keselamatan Jalan Dan Pemanfaatan Hawkeye Di Dalam Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Jalan

16
font size Print 1 comment Rate this item (4 votes) Wednesday, 18 August 2010 06:17 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pemanfaatan Hawkeye di Dalam Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Jalan Written by Muhammad Idris, Drs.,MT Oleh: MUHAMMAD IDRIS, S.Si.,MT)* RUSTIJAN, ST; RIZKI ADELWIN, ST; JANURI SUGENG, AMD )*Peneliti Bidang Transportasi, Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, Puslitbang Jalan dan Jembatan; Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum ABSTRACT To anticipate the needs of road safety inspection, due to post-implementation of UU No. 22 Year 2009 and particularly in efforts to improve the quality of road safety, the method and technology of the Road Safety Inspection is urgently needed. This paper explores the concept of safety inspections as well as the use of Hawkeye in implementing road safety inspections. Data collection in the fiscal year 2009 in Updating Sisjatan activities, Pusjatan has utilized Hawkeye to record the condition of the road geometric and traffic data along the road. Hawkeye which has the facilities to record the pictures of traffic conditions and road environments visually and its ability in geometric road measurements is considered useful to assist the implementation of road safety inspections. Road safety inspection is a systematic field investigation by road safety experts to identify safety deficiencies associated with decreased performance of geometric, pavement, service facilities that are considered potentially causing traffic accidents. This paper furthermore describes the concept of road safety inspection for roads.. This concept is expected to assist the planners and road safety engineers in efforts to improve road safety, particularly in road preservation projects. ABSTRAK Untuk mengantisipasi kebutuhan direktorat teknis paska pemberlakuan UU No. 22 Tahun 2009 terutama di dalam upaya meningkatkan kualitas keselamatan jalan melalui Inspeksi Keselamatan Jalan, metoda dan teknologi pendukung inspeksi keselamatan jalan sangat dibutuhkan. Makalah ini mengetengahkan konsep inspeksi keselamatan jalan serta pemanfaatan Hawkeye di dalam pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan. Pengumpulan data pada tahun anggaran 2009 dalam kegiatan pengkinian Sisjatan, Pusjatan telah memanfaatkan Hawkeye untuk mendata kondisi geometrik jalan serta lalu lintas di sepanjang ruas jalan. Hawkeye yang memiliki fasilitas untuk memotret kondisi lalu lintas dan lingkungan jalan secara visual serta kemampuannya di dalam mendata geometrik jalan dipandang sangat bermanfaat untuk membantu pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan. Inspeksi keselamatan jalan merupakan pemeriksaan lapangan yang sistematis oleh 5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem… btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 1/16

Transcript of Inspeksi Keselamatan Jalan Dan Pemanfaatan Hawkeye Di Dalam Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Jalan

font size Print 1 comment

Rate this item (4 votes)

Wednesday, 18 August 2010 06:17

Inspeksi Keselamatan Jalan danPemanfaatan Hawkeye di DalamPelaksanaan Inspeksi Keselamatan JalanWritten by Muhammad Idris, Drs.,MT

Oleh:

MUHAMMAD IDRIS, S.Si.,MT)*

RUSTIJAN, ST; RIZKI ADELWIN, ST; JANURI SUGENG, AMD

)*Peneliti Bidang Transportasi, Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan, Puslitbang Jalan dan Jembatan;Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum

ABSTRACT

To anticipate the needs of road safety inspection, due to post-implementation of UU No. 22 Year 2009and particularly in efforts to improve the quality of road safety, the method and technology of the RoadSafety Inspection is urgently needed. This paper explores the concept of safety inspections as well asthe use of Hawkeye in implementing road safety inspections. Data collection in the fiscal year 2009 inUpdating Sisjatan activities, Pusjatan has utilized Hawkeye to record the condition of the roadgeometric and traffic data along the road. Hawkeye which has the facilities to record the pictures oftraffic conditions and road environments visually and its ability in geometric road measurements isconsidered useful to assist the implementation of road safety inspections. Road safety inspection is asystematic field investigation by road safety experts to identify safety deficiencies associated withdecreased performance of geometric, pavement, service facilities that are considered potentiallycausing traffic accidents. This paper furthermore describes the concept of road safety inspection forroads.. This concept is expected to assist the planners and road safety engineers in efforts to improveroad safety, particularly in road preservation projects.

ABSTRAK

Untuk mengantisipasi kebutuhan direktorat teknis paska pemberlakuan UU No. 22 Tahun 2009terutama di dalam upaya meningkatkan kualitas keselamatan jalan melalui Inspeksi KeselamatanJalan, metoda dan teknologi pendukung inspeksi keselamatan jalan sangat dibutuhkan. Makalah inimengetengahkan konsep inspeksi keselamatan jalan serta pemanfaatan Hawkeye di dalampelaksanaan inspeksi keselamatan jalan. Pengumpulan data pada tahun anggaran 2009 dalamkegiatan pengkinian Sisjatan, Pusjatan telah memanfaatkan Hawkeye untuk mendata kondisigeometrik jalan serta lalu lintas di sepanjang ruas jalan. Hawkeye yang memiliki fasilitas untukmemotret kondisi lalu lintas dan lingkungan jalan secara visual serta kemampuannya di dalammendata geometrik jalan dipandang sangat bermanfaat untuk membantu pelaksanaan inspeksikeselamatan jalan. Inspeksi keselamatan jalan merupakan pemeriksaan lapangan yang sistematis oleh

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 1/16

ahli keselamatan jalan untuk mengidentifikasi defisiensi keselamatan terkait dengan penurunankinerja geometrik, perkerasan, fasilitas pelengkap jalan yang dipandang berpotensi menyebabkankecelakaan lalu lintas. Makalah ini lebih lanjut memaparkan konsep pelaksanaan inspeksikeselamatan jalan untuk ruas jalan pada umumnya. Konsep ini diharapkan dapat membantu paraperencana dan perekayasa keselamatan jalan di dalam upaya meningkatkan keselamatan jalanterutama pada proyek-proyek preservasi jalan.

Kata Kunci: Inspeksi Keselamatan Jalan, hawkeye, defisiensi keselamatan jalan, capacity expantion,preservasi jalan

1. PENDAHULUAN

Angka korban kecelakaan lalu-lintas di Indonesia (17.000 kecelakaan pertahun), kerugian materi dankehilangan SDM (10-11 ribu korban meninggal dunia pertahun) merupakan indikator kualitas keselamatanjalan di Indonesia saat ini. Orientasi PJP (2025) Kementerian Pekerjaam Umum adalah mengembangkan sertamewujudkan sistem transportasi nasional yang handal dan berkemampuan tinggi yang bertumpu padaaspek keselamatan, dan keterpaduan antar moda, antar sektor, antar wilayah, aspek sosial budaya, danprofesionalitas sumber daya manusia transportasi. Kemudian di dalam RPJM Departemen Pekerjaan Umumaspek keselamatan jalan ini menjadi salah satu sasaran di dalam rangka mewujudkan infrastruktur jalan yangberwawasan keselamatan. Guna mewujudkan sasaran-sasaran tersebut, Departemen Pekerjaan Umum didalam Renstra 2010-1014 peningkatan kualitas keselamatan infrastruktur jalan dilakukan antara lain melaluipenerapan Audit Keselamatan Jalan (AKJ) dan penanganan lokasi-lokasi rawan kecelakaan.

Di dalam UU RI No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menegaskan selain auditkeselamatan lalu lintas juga disebutkan inspeksi keselamatan lalu lintas dan inspeksi keamanan lalu lintas didalam upaya meningkatkan keselamatan lalu lintas. Sekalipun tupoksi audit keselamatan lalu lintas sertainspeksi keselamatan lalu lintas menjadi domain pengelola lalu lintas, pendekatan dari aspek jalan tetap tidakbisa diabaikan. Di dalam beberapa literatur internasional istilah audit keselamatan jalan serta inspeksikeselamatan jalan jauh lebih dikenal, di mana secara substansi banyak terkait dengan tupoksi KementerianPekerjaan Umum. Tanpa bermaksud memperdebatkan istilah serta pembagian tupoksinya, Puslitbang Jalandan Jembatan sebagai lembaga penelitian sesuai tupoksinya memiliki kewajiban untuk menyiapkan pedoman-pedoman terkait dengan pelaksanaan audit keselamatan jalan maupun inspeksi keselamatan jalan. Secarasubstansi kedua tools ini sangat bermanfaat untuk membantu meningkatkan kualitas keselamatan jalan terutamadi dalam mendukung penyediaan infrastruktur jalan yang berkualitas khususnya pada proyek-proyek Capex(Capacity Expantion) dan proyek Preservasi jalan.

Baik pelaksanaan audit keselamatan jalan maupun inspeksi keselamatan jalan banyak memanfaatkanpendekatan survey lapangan secara visual, penggunaan alat Gipsi-track sebagai bagian dari Hawkeyedipandang sangat bermanfaat. Hawkeye yang didesain untuk berbagai aplikasi survey selain mampu mendatakondisi geometri juga secara visual difungsikan untuk merekam kondisi lalu lintas dan lingkungan jalan. Sejauhini, alat tersebut belum dioptimalkan pemanfaatannya khususnya untuk pelaksanaan inspeksi keselamatanjalan. Makalah ini lebih lanjut akan mengetengahkan konsep Inspeksi Keselamatan Jalan serta penerapanHawkeye di dalam pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan. Diharapkan dengan tersedianya konsepInspeksi Keselamatan Jalan dan pemanfaatan Hawkeye tersebut dapat membantu instansi terkait di dalammengimplementasikan aspek-aspek keselamatan jalan khususnya pada ruas-ruas jalan terbangun (eksistingroad).

2. Kajian Pustaka

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 2/16

2.1. Pendekatan Peningkatan Keselamatan Jalan

Secara umum ada dua pendekatan peningkatan keselamatan yang dikenal yaitu pencegahan kecelakaan(accident prevention) dan pengurangan kecelakaan (accident reduction). Pendekatan pertama relatif tanpamenggunakan data kecelakaan sedang pendekatan kedua sangat bergantung kepada ketersediaan datakecelakaan lalu lintas. Pendekatan kedua memiliki kendala dengan persoalan ketersediaan kecelakaan lalulintas. Bagi Kementerian Pekerjaan Umum kendala ini menjadi persoalan yang tidak bisa diintervensi,mengingat tupoksi Kementerian Pekerjaan Umum berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintasdan Angkutan Jalan, melainkan berada di Kepolisian Republik Indonesia. Selama data kecelakaan masihbelum tersedia sesuai dengan kebutuhan analisis, pendekatan kedua ini cukup sulit dilakukan. Pendekatanpertama justru lebih mudah diterapkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum karena dipandang lebihsesuai dengan tupoksi direktorat terkait di Kementerian Pekerjaan Umum.

Pada awal tahun 2000-an, Pusjatan telah mengembangkan pedoman audit keselamatan jalan dalam 4 tahappekerjaan jalan yang banyak mengadop dari manual audit keselamatan jalan Australia. Saat itu, Australiamengembangkan AKJ di dalam 5 tahap. Pada edisi terbaru manual AKJ di Australia dikembangkan menjadi 6tahap pekerjaan jalan (Morgan, 2004) yang mencakup AKJ mulai tahap studi kelayakan, tahap perencanaandesain, detail desain, pada tahap pembangunan jalan, hingga tahap pembukaan jalan dan untuk jalan eksisting.Di dalam road map pengembangan Teknologi Keselamatan Jalan di Pusat Litbang Jalan, pengembangan AKJakan disesuaikan seperti yang telah dilakukan di banyak negara. Hanya saja untuk pengembangannya diKementerian Pekerjaan Umum khususnya, penerapan audit keselamatan jalan ini harus disesuaikan denganprogram penanganan jalan serta perundang-undangan yang ada.

Di dalam UU Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 tentang jalan tidak menyebutkan pelaksanaan auditkeselamatan jalan melainkan pelaksanaan laik fungsi. Konsep laik fungsi terkait dengan aspek keselamatanjalan konon banyak mengadopsi konsep audit keselamatan jalan untuk tahap pre-opening. Dan sejauh ini,pelaksanaan pemeriksaan laik fungsi jalan berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Bebeda dengan pelaksanaan audit keselamatan jalan lainnya sejauh ini tampak belum berjalan dengan baik,diperkirakan karena di dalam perencanaan desain geometrik dipandang sudah mempertimbangkan aspekkeselamatan jalan. Banyak diantara perencana jalan yang masih berpendapat bahwa audit keselamatan jalanpada tahap perencanaan atau dalam tahap desain tidak diperlukan lagi. Atau mungkin saja karena belumtersedianya landasan perundang-undangan seperti pelaksanaan laik fungsi jalan. Agak berbeda dengan dibanyak negara maju seperti Australia, Inggris, Swedia, Amerika, dsb; yang telah sukses menerapkan auditkeselamatan jalan, pelaksanaaan audit keselamatan jalan dalam setiap tahapan pembangunan masih tetapdibutuhkan. Pelaksanaan audit ini malah dilakukan secara proaktif tanpa dukungan perundang-undangan.Departmen of Highway Kementerian Transportasi Thailand, misalnya, pelaksanaan audit keselamatan jalan didalam setiap tahap pekerjaan jalan dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan jalan ataupeningkatan jalan. Sehingga pelaksanaan audit keselamatan jalan di negara tersebut tidak memerlukandukungan peraturan formal.

Dari berbagai literatur pendekatan pencegahan kecelakaan lalu lintas lebih berorientasi kepada tindakan pro-aktif, sedangkan pendekatan pengurangan kecelakaan lalu lintas berorentasi kepada tindakan re-aktif. Didalam tindakan pro-aktif, peningkatan kualitas keselamatan lebih mengarah kepada tindakan perbaikan kondisijalan sehingga memiliki nilai keselamatan jalan. Pada tindakan ini tidak membutuhkan data-data kecelakaan lalulintas. Tindakan re-aktif lebih mengarah kepada peningkatan kualitas keselamatan jalan pada lokasi-lokasikeselamatan jalan yang membutuhkan data kecelakaan lalu lintas. Dari kedua pendekatan ini, penerapan auditkeselamatan jalan jauh lebih efektif bila dapat diimplementasikan sejak dini dan menyatu di dalam programperencanaan desain jalan. Dengan pendekatan ini, pelaksanaan audit keselamatan jalan harus diorientasikansesuai dengan klasifikasi pekerjaan jalan seperti ditunjukkan pada Gambar-1. Untuk jalan baru misalnya,diarahkan memanfaatkan audit keselamatan jalan untuk tahap perencanaan, pre-desain dan detail desain,hingga tahap pre-opening. Sedangkan untuk jalan eksisting lebih sesuai memanfaatkan audit dalam tahap jalan

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 3/16

tersebut mulai dioperasikan atau telah dioperasikan. Khusus untuk audit tahap pembangunan (duringconstruction) yang lebih banyak memanfaatkan perambuan sementara bisa diaplikasikan pada saat pekerjaanjalan baik pada pembangunan jalan atau pada pekerjaan peningkatan jalan.

Gambar 1. Pengembangan pemanfaatan Audit Keselamatan Jalan

2.2. Manajemen Penanganan Keselamatan Jalan

Baik untuk jalan baru dan jalan eksisting pendekatan keselamatan diharapkan ada tindakan menghindarikecelakaan secara pro-aktif. Untuk jalan baru, biasanya diawali dengan berbagai kajian wilayah, yang antaralain pengaruh keberadaan jalan tersebut terhadap keselamatan pengguna jalan maupun penduduk di tempattersebut. Pendekatan ini dikenal dengan Road Safety Impact Assesment (RIA). Setelah pengkajian rencanapembangunan jalan baru tersebut menunjukkan hasil yang baik, maka setiap perencanaan detail jalan tersebutdiaudit menggunakan pendekatan Road Safety Audit (RSA).

Sebagaimana disebutkan di atas, penanganan ruas jalan eksisting didiharapkan ada tindakan aktif untukmemperbaiki jalan tersebut sehingga memiliki nilai keselamatan. Akan tetapi tindakan pro-aktif jugasebenarnya dapat dilakukan, sehingga penanganan keselamatan jalan eksisting lebih lanjut di dalam laporanBank Dunia dibagi berdasarkan ketersediaan data kecelakaan seperti ditunjukkan pada Gambar 2. TindakanPro-Aktif (pro-Active) lebih berorientasi kepada tidakan pencegahan atau menghindari (to prevent)kecelakaan sedangkan tindakan re-aktif (re-Active) lebih berorientasi untuk memperbaiki (to cure) jalan.

Jika terdapat data kecelakaan yang memadai, maka penanganan dapat dilakukan dengan pendekatan BlackSpot Management (BSM), khusus untuk penanganan kecelakaan setempat. Sedangkan untuk ruas jalan ataujaringan jalan yang memiliki data kecelakaan lalu lintas di dalam laporan Bank Dunia dapat dilakukan denganpendekatan Network Safety Management (NSM). Sebaliknya jika tidak terdapat data kecelakaan, makapenanganan dilakukan secara inspeksi atau Road Safety Inspection (RSI). Inspeksi ini disebut sebagai iRAP(International Road Assesment Program). IRAP telah dikembangkan oleh World Bank Global RoadSafety Facility dan tersebar di Amerika, Eropa, Australia, dan juga negara-negara berkembang lainnya.Berdasarkan uraian tersebut, masing-masing program RIA, RSA, RSI, BSM, NSM dapat dikelompokkan kedalam kelompok tindakan maupun tindakan re-aktif. Lebih lanjut pengempokan program penanganankeselamatan jalan ini berdasarkan tindakan dan jenis pekerjaan jalannya diberikan seperti pada Gambar 3.

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 4/16

Gambar 2. Pendekatan penanganan berdasakan ketersediaan data

Gambar 3. Quality assurance of the Safety of Infrastructur

Manajemen penanganan keselamatan jalan berdasarkan laporan dari World Bank Global Road Safety Facility,selama ini telah diikuti oleh berbagai negara-negara berkembang seperti Laos, Filipina, Korea, Vietnam,Rwanda, Nigeria, Kenya, dll. Konsep yang dikembangkan oleh World Bank tersebut bisa diadop untukditerapkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya. Oleh karena itu, konsep ini dapatdiadaptasikan sesuai dengan program penanganan jalan yang telah dikembangkan di Direktorat Jenderal BinaMarga ke dalam program Capex (Capacity Expantion) dan program Preservasi.

2.3. Inspeksi Keselamatan Jalan

Sebagaimana dikemukakan, salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas keselamatanjalan khususnya pada ruas jalan yang telah beroperasi tanpa menggunakan data kecelakaan adalah InspeksiKeselamatan Jalan. Konsep Inspeksi Keselamatan Jalan yang sebetulnya merupakan konsep AuditKeselamatan Jalan untuk ruas jalan eksisting di beberapa negara kemudian berkembang mejadi sebuahprogram peningkatan keselamatan yang dikenal dengan iRAP atau International Road Assesment Program.

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 5/16

iRAP dikembangakan oleh World Bank Global / Road Safety Facility dan tersebar di Amerika, Eropa,Australia, dan juga Negara-negara berkembang lainnya.

Inspeksi Keselamatan jalan didefinisikan sebagai pendekatan pencegahan kecelakaan lalu lintas untukmendeteksi issu keselamatan yang terdiri dari inspeksi regular yang sistematik pada ruas jalan eksisting yangmencakup seluruh jaringan jalan yang dilakukan oleh team ahli keselamatan yang terlatih. Definisi lainmenyatakan Inspeksi Keselamatan Jalan merupakan sebuah assessment standar keselamatan yang sistematikyang secara khusus terkait ke lokasi-lokasi berbahaya khususnya terhadap kondisi rambu, kondisi sisi jalan,lingkungan jalan dan kondisi perkerasan. Inspeksi Keselamatan Jalan bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi berbahaya terkait dengan penurunan aspek keselamatan jalan dan memberikan perbaikan untukmengoreksi lokasi-lokasi berbahaya tersebut.

Pengembangan inspeksi Keselamatan Jalan sebagaimana yang dilakukan di Jerman terbagi ke dalam tiga tipe,yaitu Inspeksi regular dan periodik, Inspeksi khusus, dan Inspeksi Ad-hoc. Inspeksi regular dan periodicdilakukan untuk semua kelas jalan – dua tahun sekali untuk jalan-jalan utama, dan lima tahun sekali untuk ruas-ruas jalan lokal. Inspeksi khusus yang dimaksud adalah inspeksi yang dilakukan misalnya pada lokasi-lokasitertentu atau pada waktu-waktu tertentu, sedangkan inspeksi ad-hoc dilakukan sesuai kebutuhan terkaitdengan perambuan dan pengaturan lalu lintas.

3. Pedoman Inspeksi Keselamatan Jalan

3.1. Prinsip Inspeksi Keselamatan Jalan

Untuk pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan memerlukan pedoman yang standard, Puslitbang Jalan dalamtahun anggaran 2010 salah satu output kegiatan litbang Teknologi Keselamatan Jalan adalah PedomanInspeksi Keselamatan Jalan. Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan bagi perencana atau perekayasajalan dan lalu lintas jalan di dalam menerapkan inspeksi keselamatan jalan. Pedoman ini memberikanketentuan-ketentuan umum dan teknis di dalam pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan, khususnya untuk ruasjalan terbangun. Inspeksi keselamatan jalan melingkupi pemeriksaan aspek keselamatan jalan pada ruas-ruasjalan terbangun antara lain kondisi konstruksi perkerasan jalan, geometrik jalan, bangunan pelengkap jalan,jembatan, fasilitas pengguna jalan tak-bermotor, dan fasilitas pengatur lalu lintas.

What : Inspeksi keselamatan jalan merupakan pemeriksaan sistematis dari jalan atau segmen jalan untukmengidentifikasi bahaya-bahaya, kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan yang dapat menyebabkankecelakaan. Bahaya-bahaya atau kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan yang dimaksud adalahpotensi-potensi penyebab kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh penurunan (defisiensi) kondisi fisik jalandan atau pelengkapnya, kesalahan dalam penerapan bangunan pelengkapnya, serta penurunan kondisilingkungan jalan dan sekitarnya.

Why : Latar belakang utama pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan antara lain untuk mewujudkankeselamatan jalan yang merupakan salah satu bagian penting dalam penyelenggaraan transportasi jalan sesuaidengan UU RI No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan jalan. Selain itu, inspeksi terhadap kondisi jalanbeserta pelangkapnya dan lingkungan sekitarnya sangat berpengaruh terhadap keselamatan pengguna jalan,yang diperkirakan memiliki kontribusi cukup besar terhadap terjadinya kecelakaan. Alasan utama lainnyaadalah untuk menghindari biaya perbaikan jalan akibat kecelakaan yang relatif besar. Lebih lanjut tujuan daripelaksanaan inspeksi keselamatan jalan adalah untuk mengevaluasi tingkat keselamatan infrastruktur jalanbeserta bangunan pelangkapnya dengan mengidentifikasi bahaya-bahaya, kesalahan-kesalahan dankekurangan-kekurangan yang dapat menyebabkan kecelakaan, dan memberikan usulan-usulanpenanganannya. Sedangkan manfaat dari pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan antara lain untukmencegah/mengurangi jumlah kecelakaan, dan tingkat fatalitasnya; untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya,kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan yang dapat menyebabkan kecelakaan; dan untuk

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 6/16

mengurangi kerugian finansial akibat kecelakaan di jalan.

How : Prinsip-prinsip dari pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan adalah pro-aktif; bukan bagian darikegiatan rutin dari preservasi jalan; prinsip keselamatan dalam pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan.Beberapa prinsip keselamatan di dalam pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan antara lain menjaga fungsijalan (mencegah penyalahgunaan infrastruktur); keseragaman (mencegah variasi berlebih dari jenis penggunajalan, kecepatan, dan arah); kemudahan (kemudahan pengguna jalan dalam berinteraksi dengan elemen jalan);dan mengkomodasi kekurangan-kekurangan/forgivingness di jalan melalui rekayasa kondisi jalan besertalingkungan sekitarnya.

When : Pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan dilakukan pada ruas-ruas jalan terbangun secara berkala;pada ruas jalan arteri dilakukan secara berkala minimal sekali dalam dua tahun; pada ruas jalan kolektordilakukan secara berkala minimal sekali dalam tiga tahun; pada ruas jalan lokal dilakukan secara berkalaminimal sekali dalam empat tahun; dan dapat dilakukan diluar waktu rutin apabila diperlukan; dan pada ruasjalan yang terkena bencana harus dilakukan paling lambat satu hari setelah kejadian (apabila situasi kondisimemungkinkan).

Who : Pelaksana dari inspeksi keselamatan jalan disebut inspector, yaitu individu atau team yang menjadipelaksana inspeksi keselamatan jalan adalah :

a) inspeksi Keselamatan Jalan dilakukan oleh tim inspeksi (inspektor) yang tidak terlibat langsung di dalamkegiatan desain, konstruksi, dan preservasi jalan;

b) inspektor yang dimaksud bisa ditunjuk oleh otoritas penyelenggara jalan (Balai Besar Pembangunan JalanNasional, Dinas Bina Marga setempat) baik secara internal maupun eksternal;

c) Tim inspektor internal adalah tim yang ditunjuk dari internal BBPJN atau Dinas Bina Marga setempat;

d) Tim inspektor eksternal adalah tim yang ditunjuk dari luar BBPJN atau Dinas Bina Marga setempat(BBPJN wilayah lainnya atau para profesional dari perguruan tinggi atau konsultan).

Kualifikasi inspektor sebagai pelaksana inspeksi keselamatan jalan dengan kriteria harus memiliki pengetahuandan pengalaman dalam bidang rekayasa dan manajemen keselamatan jalan, rekayasa dan manajemen lalulintas, perkerasan jalan serta teknik lingkungan jalan; sebaiknya bersertifikat, akan tetapi tidak diharuskan.

Where : Lingkup pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan bertujuan untuk memeriksa ruas jalan ataupersimpangan jalan, khususnya untuk menemukenali defisiensi dari aspek keselamatan jalan antara laingeometri jalan; desain akses/persimpangan; kondisi fisik permukaan jalan; bangunan pelengkap jalan; drainasejalan; lansekap jalan; marka jalan; perambuan jalan; dan fungsi penerangan jalan.

3.2. Tahapan Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Jalan

Secara umum, tahapan pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan tidak berbeda dengan pelaksanaan auditkeselamatan jalan. Tahapan pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan ini diberikan seperti pada diagram alur(Gambar 4).

Tahap-1: Pembentukan team inspektor yang dilakukan oleh pimpinan proyek preservasi atau P2JJ ataupembina jalan setempat yang membawahi ruas-ruas jalan yang akan diinspeksi. Inspeksi ini bisa dilakukansecara internal. Akan tetapi, agar persyaratan independensi terpenuhi team ini bisa saja mengambil teaminspeksi dari eksternal. Sebagai contoh team ini bisa dilakukan secara crossing, misalnya suatu team inspeksiproyek preservasi dari suatu balai besar dapat menginspeksi ruas jalan di luar kewenangannya, atausebaliknya. Team ini juga tidak harus memiliki sertifikat inspekstor sebagaimana dipersyaratkan di dalam teamaudit keselamatan jalan (Pedoman Audit Keselamatan Jalan, 2003). Yang terpenting, team inspectorkeselamatan jalan ini memiliki skill yang dibutuhkan. Kewenangan team inspector terbatas memberikan

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 7/16

masukan terkait dengan temuan di lapangan dalam bentuk laporan inspeksi keselamatan jalan.

Gambar 4. Tahapan pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan

Tahap-2: Tahap ini merupakan tahap inventarisasi data data yang dibutuhkan dan juga memformulasikantujuan inspeksi serta permasalahan dari ruas jalan yang akan diinspeksi. Di dalam tahap ini perencanaaninspeksi dimatangkan sehingga jelas metoda inspeksi yang akan digunakan serta jadwal pelaksanaan yang lebihterencana. Team inspektor lebih lanjut menetapkan tugas masing-masing anggota team.

Tahap-3: Persiapan inspeksi lebih diarahkan ke persiapan administrasi serta logistik pelaksanaan inspeksi. Didalam tahap ini semua peralatan dan bahan inspeksi dipersiapkan termasuk daftar periksa (chek-list) yangdigunakan.

Tahap-4: Pelaksanaan inspeksi mencakup pemeriksaan lapangan atau survey lapangan. Ada dua teknikinspeksi lapangan yang dapat dilakukan yaitu: 1) inspeksi tanpa menggunakan alat bantu survey kecualimenggunakan chek-list, 2) inspeksi menggunakan alat bantu seperti video camera atau peralatan survey visual,atau peralatan lainnya yang seperti peralatan Hawkeye. Teknik kedua ini diolah di laboratorium/di kantor dantetap menggunakan chek-list. Hasilnya akan lebih baik karena data lapangan dalam bentuk visual dapat diolahberkali-kali. Pelaksanaan inspeksi lapangan biasanya dilakukan baik pada siang hari dan malam hari. Inspeksi

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 8/16

malam hari dimaksudkan untuk mengetahui kondisi rambu dan marka pada malam hari. Inspeksi ini dapatdiulang kembali bilamana data yang diperlukan masih belum memadai.

Tahap-5: Analisis dan evaluasi data dilakukan bilamana data yang diperlukan dipandang cukup. Analisisdiarahkan untuk mengidentifikasi tipikal permasalahan yang ditemukan, yang kemudian dievaluasi tingkatdefisiensi dari aspek-aspek keselamatan yang diperiksa. Tahap ini akan mengelompokkan tingkat defisiensiminor atau defisiensi major. Defisiensi minor dikategorikan bila mana terdapat sejumlah defisiensi aspekkeselamatan jalan yang pada umumnya terkait dengan masalah perambuan dan marka atau kerusakan jalandalam bentuk kerusakan ringan yang dapat membahayakan pengguna jalan. Dikategorikan minor karena tidakmembutuhkan penanganan yang berat dan waktu yang lama.

Gambar 5. Defisiensi minor pada jalan perkotaan

Defisiensi major dikategorikan bila terdapat kerusakan jalan dalam kategori kerusakan sedang atau berat yangdapat membahayakan pengguna jalan. Kategori major ini memerlukan penanganan yang membutuhkan biayayang relatif besar, waktu yang relatif lama serta memerlukan perencanaan.

Gambar 6. Defisiensi major pada jalan perkotaan

Gambar 7. Defisiensi major pada jalan antar kota

Tahap-6: Tahap ini pada dasarnya berupa usulan penanganan sesuai dengan tingkat defisiensi dari hasil temuanlapangan. Bila dari hasil inspeksi ternyata tidak terdapat defisiensi dari aspek-aspek keselamatan yang

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 9/16

ditemukan, maka laporan inspeksi tidak perlu merekomendasikan perbaikan apapun pada ruas jalan yangdiinspeksi. Untuk kasus defisiensi minor perbaikan yang diusulkan adalah perbaikan minor. Sekalipundemikian, bila perbaikan tersebut tetap membutuhkan waktu lebih dari satu hari, pada lokasi yangdiindikasikan terdapat defisiensi keselamatan tersebut, tetap disarankan untuk membuat perambuan sementarayang sifatnya darurat. Perambuan sementara ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bahwa pada lokasi-lokasi yang diidentifikasi terdapat defisiensi keselamatan jalan agar pengemudi atau pengguna jalan bisa lebihwaspada guna menghindari kecelakaan lalu lintas. Untuk kasus defisiensi major yang membutuhkan biaya yangbesar dan waktu yang relatif lama serta tingkat penanganannya yang relatif sulit, diwajibkan untuk membuatperambuan sementara pada lokasi tersebut sebelum penanganan major dilakukan. Untuk kasus-kasus tertentuyang dikategorikan defisiensi major serta memiliki keterbatasan pendanaan penanganan, selain membuatperambuan sementara, penanganan minor pada lokasi tersebut dapat dilakukan sementara menunggupenadanaan yang memadai.

Baik penanganan minor maupun penanganan major dapat memanfatkan rekayasa keselamatan jalan sepertiyang terdapat pada buku Toward Safer Road in Developing Cointries (TRL, 1990) dan Toward Safer RoadIndonesia yang segera akan diterbitkan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan dalam tahun anggaran 2010 ini.Buku tersebut memuat model-model penanganan dari berbagai kasus kecelakaan di Indonesia baik untukpenanganan minor maupun penanganan major.

Tahap-7: Pelaporan, tahap ini adalah penyusunan laporan inspeksi yang antara lain melaporkan semua kondisiaspek-aspek keselamatan yang dinspeksi. Laporan ini berisi rekomendasi penanganan bagi ruas-ruas yangteridentifikasi memiliki defisiensi keselamatan jalan. Semua saran yang diberikan hendaknya dapatdiimplementasikan. Namun demikian, rekomendasi tersebut tidak mengikat dan tidak harus memerlukansertifikasi bahwa ruas jalan tersebut telah melalui proses inspeksi. Laporan ini ditandatangani oleh team atauketua team yang kemudian diharapkan menjadi bahan pengambil keputusan terkait dengan upaya peningkatankualitas keselamatan jalan.

4. Hawkeye 2000

Hawkeye 2000 series, merupakan peralatan survey jalan raya digital terpadu yang terintegrasi, modular, danterskala (scalable). Hawkeye 2000 dikembangkan oleh ARRB (Australian Road Research Board). Di dalamkegiatan pengembangan data-base Sisjatan pada tahun 2009, alat ini telah digunakan untuk mendapatkan datageometrik jalan, yang digunakan di sepanjang jalan nasional Jalur Lintas Timur Sumatera dari Bakauheuni(Lampung) hingga perbatasan Propinsi Jambi dan Propinsi Riau, serta seluruh koridor Pantai Utara PulauJawa.

Gambar 8. Hawkeye 2000 - Pusjatan

Hawkeye 2000 (ARRB, 2008) terdiri dari dua komponen utama, yaitu :

a) Peralatan pengumpulan data (acquisition data package) merupakan perangkat keras modular dan modul

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 10/16

perangkat lunak yang terpasang pada kendaraan survey

b) Alat untuk mengamati dan mengolah data (processing toolkit dan data viewer) merupakan alat yang dapatmemfasilitasi pengamatan pasca survey, mengatur, mengolah, dan pelaporan data yang telah dikumpulkanmenggunakan kendaraan survey

Sistem peralatan pada acquisition data package yang terdapat pada Hawkeye 2000 (ARRB, 2008) adalah :

a. GPS package; terdiri dari baik penerima GPS atau maupun DGPS dan antena. Alat ini berfungsimengumpulkan data posisi survey menggunakan GPS internasional, sehingga memungkinkan referensi datajalan terhadap koordinat GPS. Peralatan GPS ini memberikan akurasi 5-15 m, sementara DGPS mencapaiakurasi real-time sub-metre

b. Gipsi-trac geometry package; Merupakan alat yang menggunakan sensor hisab mati (dead reckoningsensor) dan data GPS untuk menyediakan peta jalan dan informasi geometri yang berkelanjutan, sepertikemiringan, kemiringan melintang, jari-jari tikungan, alinemen vertikal, dan alinemen horizontal

c. Video package; alat ini berfungsi merekam kondisi visual jalan beserta bangunan pelengkap danlingkungannya, dan juga perkerasan jalan. Jumlah kamera dapat diatur sehingga dapat mencapai delapankamera video. Saat ini jumlah video camera yang digunakan masih dua buah, rencananya dalam tahunanggaran 2010 akan dilengkapi hingga 6 buah.

d. Distance package; alat yang menggunakan pulsa jarak dari sistem odometer kendaraan. Dipasang padaroda ban kendaraan survey untuk menyediakan data kecepatan yang memiliki resolusi tinggi dan data jaraktempuh

e. Profiler package; merupakan peralatan untuk merekam dengan akurat profil permukaan jalan secara digitalmenggunakan sensor laser. Jumlah laser yang digunakan dapat diatur, dan dapat mencapai lebih dari 30. Paketini terpadat juga accelerometer yang berfungsi sebagai alat untuk mengkompensasi gangguan pada peralatanyang diakibatkan getaran atau goncangan pada saat kendaraan bergerak. Profiler package ini juga masihmenunggu kelengkapan, pada tahun 2010 ini peralatan ini akan melengkapi sistem Hawkeye 2000.

Kegiatan survey yang dapat menggunakan Hawkeye 2000 antara lain survey proyek jaringan jalan maupunsegmen jalan, dan aset jalan; survey pengawasan rutin perkerasan; survey inventarisasi dan manajemen asetjalan; survey geometrik jalan dan pemetaan; survey penilaian kondisi pinggir jalan; survey penilaian jarakpandang di jalan, dsb. Data-data yang dapat dikumpulkan menggunakan Hawkeye 2000 antara lain datarutting (alur); kekasaran; tekstur permukaan; profil longitudinal dan transversal; kemiringan/kelandaian;kemiringan melintang jalan; lengkung horizontal; aset dan inventarisasi visual; kondisi visual perkersaan

Sejalan dengan kebutuhan data untuk tujuan inspeksi keselamatan jalan, pemanfaatan Hawkeye 2000 inimestinya dapat dioptimalkan untuk tujuan inspeksi keselamatan jalan. Pada gambar-9 berikut ini ditunjukkanhasil survey visual Hawkeye 2000 menggunakan dua kamera CCTV. Capture video sebelah kirimenggambarkan hasil perekaman data dari sisi penumpang kandaraan Hawkeye 2000, sedangkan capturevideo sebelah kanan menggambarkan hasil perekaman dari sisi pengemudi. Kedua capture ini dapat disatukansehingga lingkup jangkauan kamera tampak lebih lebar dan lebih luas seperti ditunjukkan pada Gambar 9.

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 11/16

Gambar 9. Pengukuran luas dimensi jalan pada capture hasil perekaman data visual Hawkeye 2000

Pengukuran lebar jalan, lebar bahu, lebar lajur, lebar median serta lebar drainase pada capture video dariHawkeye ini dapat dilakukan, karena memiliki fasilitas pengukuran. Bahkan untuk memprediksi luas kerusakanjalan seperti lebar atau luas lubang di permukaan jalan juga dapat dilakukan dengan mudah. Captur videoseperti ditunjukkan pada Gambar 10 berikut memperlihatkan pengukuran luas lobang pada permukaan jalandari hasil survey visual yang dilakukan pada salah satu ruas jalan.

Gambar 11 lebih lanjut memperlihatkan salah satu luaran dari Hawkeye 2000 untuk data geometrik jalan.Berdasarkan kemampuan perlatan yang dimiliki oleh Hawkeye 2000 yang begitu lengkap, pelaksanaaninspeksi keselamatan jalan seyogianya dapat dilakukan lebih komprehensif. Hasil-hasil survey yang telahdilakukan selama ini hampir di dua pertiga ruas jalan Jalur Lintas Timur Sumatera dan jalur Pantai Utara PulauJawa bila dimanfaatkan untuk mengevaluasi keselamatan jalan sebagai bagian dari inspeksi keselamatan jalan,sesungguhnya memberikan manfaat yang cukup besar. Ke depan perlu dikembangkan semacam data basekeselamatan tersendiri dari hasil pengolahan survey menggunakan Hawkeye 2000. Data base ini dapatdigunakan guna mendukung keperluan data untuk peningkatan keselamatan jalan. Model data basekeselamatan menggunakan survey Hawkeye 2000 bisa menjadi salah satu alternatif penyediaan data untuktujuan peningkatan keselamatan jalan di luar data base kecelakaan lalu lintas. Model data base ini rencananyaakan direalisasikan pada tahun 2012 sebagaimana tertuang di dalam road map Pengembangan TeknologiKeselamatan Jalan di Pusjatan.

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 12/16

Gambar 10. Pengukuran luas kerusakan jalan pada capture hasil perekaman data visual Hawkeye 2000

Gambar 11. Tampilan data geometrik dari Hawkeye 2000

5. Pembahasan

Berdasarkan uraian di atas, beberapa hal yang bisa dicermati di dalam pengimplementasian InspeksiKeselamatan Jalan sebagai bagian dari audit keselamatan jalan secara keseluruhan, khususnya di KementerianPekerjaan Umum, antara lain:

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 13/16

a. Perundang-undangan antara lain UU RI No. 38 tahun 2004 tentang Jalan dan UU RI No. 22 Tahun 2009tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bisa menjadi landasan penting di dalam pelaksanaan inspeksikeselamatan jalan secara khusus dan audit keselamatan jalan secara umum. Sekalipun di dalam UU RI No. 38tahun 2004 tentang jalan tersebut tidak menyatakan secara langsung penerapan audit keselamatan jalan daninspeksi keselamatan jalan akan tetapi undang-undang ini mengisyaratkan sasaran pembangunan infrastrur jalanyang aman, nyaman, efisien, dsb.

b. Penerapan audit keselamatan jalan dan inspeksi keselamatan jalan sebagai bagian dari audit keselamatanjalan harus dapat dilakukan sebagai tindakan pro-aktif sebagaimana dikembangkan di berbagai negara-negaralain. Tindakan pro-aktif di dalam penanganan keselamatan jalan yang intinya upaya pencegahan kecelakaanlalu lintas melalui penerapan aspek-aspek keselamatan jalan yang terintegrasi di dalam setiap desain jalan yangakan di bangun atau perbaikan defisiensi keselamatan dari ruas jalan eksisting.

c. Guna mengefektifkan program penanganan keselamatan jalan diperlukan penyesuian dengan tupoksidirektorat teknis sehingga program tersebut melekat pada proyek penanganan jalan. Untuk proyekpembangunan dan peningkatan jalan (capacity expantion), audit keselamatan jalan mulai dari tahapperencanaan hingga ke tahap pre-opening diharakan menjadi bagian tak terpisahkan di dalam programpembangunan dan peningkatan jalan. Sedangkan untuk audit jalan eksisting atau lebih dikenal dengan inspeksikeselamatan jalan seyogianya melekat pada proyek preservasi jalan. Hal ini dimaksudkan sebagai upayamengintensifkan aspek-aspek keselamatan jalan di dalam penyediaan infrastruktur jalan yang berkeselamatan.Hal lain yang patut dipertimbangkan guna mencermati tuntutan UU RI No. 22 tahun 2009 tentang LLAJtentang penyediaan infrastruktur jalan yang berkeselamatan.

d. Pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan oleh team yang independen seharusnya diartikan lebih sederhanadengan makna independen tersebut. Team inspektor keselamatan jalan dapat dibentuk dari pihak internalmaupun eksternal. Sederhananya, team inspeksi internal dapat dibentuk dari tenaga terampil terkait dengankeselamatan jalan yang dimiliki sendiri. Kalau masih tetap mempertahankan prinsip independensi tersebut bisasaja team inspektor dari balai lain menginspeksi ruas-ruas jalan yang berada di bawah kendali balai yangberbeda, atau sebaliknya. Istilah tersertifikasi juga bagi inspektor hendaknya tidak menjadi halanganpelaksanaan inspeksi keselamatan jalan sepanjang belum tersedianya lembaga tertentu yang bisa mensertifikasiseorang inspektor sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan.

e. Pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan di dalam prakteknya merupakan pemeriksaan terhadap kondisijalan dan lingkungan dengan fokus terhadap defisiensi aspek-aspek keselamatan jalan. Aspek-aspekkeselamatan jalan yang diinspeksi antara lain terkait dengan defisiensi geometri jalan secara keseluruhan;desain akses/persimpangan; kondisi fisik permukaan jalan; bangunan pelengkap jalan; drainase jalan; lansekapjalan; marka dan rambu jalan; fungsi penerangan jalan.

f. Pelaksanaannya sendiri bisa dilakukan dengan sederhana yaitu dengan melihat atau memeriksa hal-hal yangdisebutkan di atas dengan bantuan peralatan yang sederhana. Daftar periksa (chek-list) merupakan alat bantuutama, sehingga chek-list ini harus didesain sedemikian rupa untuk dapat dengan mudah mencatat semuatemuan di lapangan.

g. Di beberapa negara seperti Malaysia, peralatan Hawkeye telah dimanfaatkan untuk keperluan inspeksikeselamatan jalan di dalam program iRAP. Peralatan Hawkeye dengan fasilitas yang cukup lengkap untukkeperluan berbagai survey terkait dengan pemeriksaan kondisi jalan dan lingkungan jalan dipandang sangatsesuai untuk mendukung keperluan inspeksi keselamatan jalan. Ke depan, Hawkeye 2000 diharapkan bisalebih berperan didalam menyiapkan data base keselamatan jalan khususnya untuk ruas-ruas jalan nasionalterutama untuk membantu pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan pada ruas-ruas tersebut.

6. Kesimpulan dan Saran

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 14/16

Social sharing

Inspeksi Keselamatan jalan merupakan sebuah assessment standar keselamatan yang sistematik yang secarakhusus terkait ke lokasi-lokasi berbahaya khususnya terkait dengan defisiensi geometri jalan secarakeseluruhan; desain akses/persimpangan; kondisi fisik permukaan jalan; bangunan pelengkap jalan; drainasejalan; lansekap jalan; marka dan rambu jalan; fungsi penerangan jalan.

Inspeksi Keselamatan Jalan merupakan tindakan pro-aktif, seyogyanya harus melekat di dalam proyek-proyek preservasi jalan. Inspeksi keselamatan jalan dapat dilakukan dengan cara manual menggunakan daftarperiksa atau menggunakan peralatan survey visual lainnya.

Hawkeye 2000 dapat dimanfaatkan untuk membantu kegiatan inspeksi keselamatan jalan. Mengingatperalatan ini sangat terbatas tidak disarankan pengggunaan alat tersebut harus tersedia di dalam setiappelaksanaan inspeksi keselamatan jalan. Makalah ini menyarankan untuk mengoptimalkan fungsi Hawkeye2000 yang dimiliki Pusjatan untuk dapat diberdayakan di dalam membantu pelaksanaan inspeksi keselamatanjalan khususnya pada ruas-ruas jalan nasional.

7. Daftar Pustaka

Australian Road Research Board (ARRB). 2008. Hawkeye 2000 User Manual. Australia. Australian RoadResearch Board (ARRB).

Australian Road Research Board (ARRB). Hawkeye Systems. Australia. Australian Road Research Board(ARRB).

International Road Assessment Program (iRAP).Establishing iRAP In Your Country. UnitedKingdom.International Road Assessment Program (iRAP).

Morgan, R., J. Epstein, G. Lee, and R. Lathlean. 2004.Road Safety Audit Guide – Second Edition.AUSTROADS, 135p.

Puslitbang Jalan dan Jembatan. 2003. Pedoman Audit Keselamatan Jalan. Bandung. Puslitbang Jalan danJembatan – Kementerian Pekerjaan Umum

University of New Brunswick Transportation Group. 1999. Road Safety Audit Guidelines. Canada, 168p.

Ward, L.. 2006. FHWA Road Safety Audit Guidelines. Washington. U.S. Departement of Transport.

WYG International Limited. Road safety Inspection Guidelines Specific Project Result 12 B. WYGInternationa Limited. 2009.

Last modified on Wednesday, 18 August 2010 07:06

Read 1057 times

Published in Updating Manual Audit Keselamatan Jalan

Muhammad Idris, Drs.,MT

Muhammad Idris, kelahiran Sumatera Utara (24-09-1961), bergabung di Pusat Litbang Jalan danJembatan sejak tahun 1992 dan diangkat menjadi PNS pada tahun 1994. Sejak masuk ke Puslitbang Jalan

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 15/16

dan Jembatan ditempatkan sebagai staf Bidang Teknik Lalu Lintas yang sekarangmenjadi Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan. Pada tahun 1990-1991diperbantukan ke Badan Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam dan ditempatkansebagai staf Subdit Jalan dan Bandara, Direktorat Pembangunan Otorita Batam. Setelahkembali ke Pusat Litbang Jalan dan Jembatan awal tahun 1992, kembali aktif sebagaipeneliti bidang Transportasi khususnya pada bidang Keselamatan Jalan (Road Safety).Bidang-bidang yang digeluti selama ini antara lain Road Safety Engineering, Road Safety

Management, dan Road Safety Audit. Karya akademik (Thesis S2) di Fakultas SAPPK Institut TeknologiBandung (Tahun 2007) yang dihasilkan adalah Pengaruh Ruang Henti Khusus Sepeda Motor TerhadapKonflik Lalu Lintas pada satu Persimpangan Bersinyal di Bandung. Hasil karya ini kemudian menjadipercontohan penanganan kemacetan lalu lintas khususnya pada persimpangan bersinyal di kota Bandung. Disamping penelitian Keselamatan Jalan dalam tahun anggaran 2010 ini juga aktif di dalam penelitianPengembangan Jaringan Jalan Trans ASIA dan ASEAN Highways.

E-mail: [email protected]

Latest from Muhammad Idris, Drs.,MT

Penerapan Ruang Henti Khusus Sepeda Motor Pada Persimpangan BersinyalKesiapan Teknologi Jalan dan Jembatan Indonesia Menghadapi Pembangunan Jalan Trans ASIA danASEAN Highway

back to top

5/13/2011 Inspeksi Keselamatan Jalan dan Pem…

btllj-pusjatan.com/index.php?option=… 16/16