Jadi Lp Katarak
-
Upload
iphul-bugy-wara -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
description
Transcript of Jadi Lp Katarak
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
KATARAK
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Katarak adalah suatu opasifikasi dari lensa yang normalnya transparan seperti
Kristal, jernih. Kondisi ini biasanya sebagai akibat dari penuaan namun dapat saja
terjadi saat lahir. Katarak juga dapat berkaitan dengan trauma tumpul atau penetrasi,
penggunaan kortikostiroid jangka panjang, penyakit sistemik seperti diabetes militus,
hipoparatiroidisme, pemajanan terhadap radiasi, pemajanan terhadap cahaya yang
terang atau cahaya matahari yang lama (cahaya ultraviolet), atau kelainan mata lainnya.
(Baughman, 2000, hal 319)
Katarak adalah penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau
berwarna putih abu abu, dan ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apa bila
protein pada lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami koagulasi pada
lensa (Corwin, 2009. Hal 38)
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih, biasanya terjadi
akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran yang disebut katarak
kongenital dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul,
penggunaan kortikostiroid jangka panjang dan penyakit sistemis (Smeltzer, 2002. Hal
1996).
Dari beberapa pengertian diatas yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa katarak adalah penurunan progresif kejernihan
lensa dan atau opasifikasi pada lensa yang pada normalnya lensa tersebut jernih.
2. Klasifikasi katarak
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini
sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella, diabetes
mellitus, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme, dan galaktosemia.
2. Katarak Senile.
Katarak senile ini adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui
secara pasti. Katarak senile ini jenis katarak yang sering ditemukan dengan gejala
pada umumnya berupa distorsi penglihatan yang semakin kabur pada stadium
insipiens pembentukkan katarak, disertai penglihatan jauh makin kabur. Penglihatan
dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat membaca lebih baik tanpa
kaca mata (second sight).
3. Katarak Juvenile.
Kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat
lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft
carahast. Mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan.
Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.
4. Katarak Komplikata.
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakit lain.
Penyebab katarak jenis ini adalah gangguan okuler, penyakit sistemik dan trauma
(Sidarta, 2008, hal 107).
Katarak primer dibagi menjadi 4 stadium:
1. Stadium insipien
a. katarak stadium dini
b. visus belum terganggu
c. kekeruhan terutama terdapat pd bagian perifer berupa bercak
d. seperti jari jari roda
2. Stadium immature
a. kekeruhan belum mengenai seluruh lap lensa
b. terjadi hidrasi kortek yang menyebabkan lensa konveks shg indeks refraksi
berubah & mata menjadi myopia(intumesensi)
c. konveksnya lensa mendorong iris kedepan,menyebabkan sudut bilik mata depan
menjadi sempit dan menimbulkan komplikasi glukoma
3. Stadium matur
a. terjadi pengeluaran air shg lensa berukuran normal kembali
b. lensa telah keruh seluruhnya shg semua sinar yang masuk pupil dipantulkan
kembali
c. dipupil tampak lensa seperti mutiara
4. Stadium dismatur
a. korteks lensa yang seperti bubur mencair shg nucleus lensa turun karena daya
beratnya
b. melalui pupil nucleus kelihatan sebagai setengah lingkaran dibagian bawah
dengan warna berbeda dari yang diatasnya yaitu kecoklatan
c. terjadi kerrusakan kapsul lensaa yg lebih permeable shg isi korteks dapat
keluuar dan lensa menjadi kempis
3. Etiologi
Menurut Gruendemann, (2005, hal 44) ada beberapa penyebab terajadinya
katarak yaitu : Infeksi, Kelainan perkembangan, Herediter, Cedera mata traumatic,
Ketidak seimbagan kimiawi misalnya galaktosemia dan diabetes, Terpajan sinar
ultraviolet berkepanjangan, Beberapa obat (misalnya obat-obatan yang digunakan
untuk glaukoma), Bagian dari proses penuaan normal.
Penyebab utamma katarak adalah proses penuaan.anak dapatt menderita
katarak yang biasanya merupakkan penyakit yang diturunkan,peradangan didalam
kehamilan.keadaan ini disebut sebagai katarak kongengital.
Penyebab katarak lainnya adalah:
1. Faktor keturunan
2. Cacat bawaan sejak lahir
3. Masalah kesehatan,missal diabetes
4. Penggunaan obat tertentu,khususnya steroid
5. Gangguan metabolisme seperti DM
6. Gangguan pertumbuhan
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam jangka waktu lama
8. Rokok dan alcohol
9. Operasi mata sebelumnya
10. Trauma pada mata
11. Dan factor factor lain yang belum diketahui
4. Patofisiologi
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula
anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan
warna menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri
di anterior dan poterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior. Perubahan fisik dan
kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan dalam serabut
halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar
lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu
teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam
lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi
sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi
lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan
tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak (Smeltzer, 2001. Hal
1996).
5. Tanda dan gejala
Tajam penglihatan berkurang. Pada beberapa pasien tajam penglihatan yang
diukur diruangan gelap mungkin tampak memuaskan, semetara bila tes tersebut
dilakukan dalam keadaan terang maka tajam penglihatan akan menurun sebagai akibat
dari rasa silau dan hilangnya kontras.
Katarak terlihat hitam terhadap reflek fundus ketika mata diperiksa
mungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan indentifikasi lokasi opasitas dengan
tepat. Katarak terkait usia biasnya terletak didaerah neukleus, korteks, atau
subkapsular. Katarak terinduksi steroid umumnya terletak disubkapsular posterior.
Tampilan lain yang menandakan penyebab ocular katarak dapat ditemukan. Sebagai
contoh deposisi pigmen pada lensa menunjukkan inflamasi sebelumnya atau
kerusakan iris menandakan trauma mata sebelumnya.
Suatu opasitas pada lensa mata menyebabkan hilangnya penglihatan tapa
adanya rasa nyeri, menyebabkan rasa silau, dapat mengubah kelainan refraksi. Pada
bayi katarak dapat mengakibatkan ambliopia (kekgagalan perkembangan penglihatan
normal) karena pembentukan bayangan pada retina buruk. Bayi dengan dugaan
katarak atau dengan riwayat keluarga katarak kongenital harus dianggap sebagai
masalah yang penting oleh spesialis mata. (James, 2006, hal 77).
6. Penatalaksanaan
Tersedia dua teknik terapi pada katarak melalui pembedahan yaitu ekstraksi
katarak intra kapsular (EKIK) dan ekstraksi katarak ekstrakapsular (EKEK). Indikasi
dari pembedahan adalah kehilangan penglihatan yang menggangu aktivitas normal
atau katarak yang menyebabkan glaukoma. Katarak diangkat dibahwah anestesi local
dengan rawat jalan. Kehilangan penglihatan berat dan akhirnya kebutaan akan terjadi
kecuali dilakukan pembedahan (Baughman, 2000, hal 320).
1. Secara Medis
Solusi untuk menyembuhkan penyakit katarak secara medis umumnya
dengan jalan operasi.penilaian bedah didasarkan pada lokasi,ukuran dan
kepadatan katarak.Katarak akan dibedah bila sudah terlalu luas mengenai bagian
dari lensa mata atau katarak total.Lapisan mata diangkat dan diganti lensa
buatan(lensa intraokuler).pembedahan katarak bertujuan untuk mengeluarkan
lensa yang keruh.Lensa dapat dikeluarkan dengan pinset atau batang kecil yang
dibekukan.kadang kadang dilakukan dengan menghancurkan lensa dan mengisap
keluar.Adapun tekhnik yang digunakan pada operasi katarak adalah :
a. Fakoemulsifikasi
Merupakan teknologi terkini,hanya dengan melakukan sayatan (3mm)
pada kornea. Getaran ultrasonic pada alat fakoemulsifikasi dipergunakan
untuk mengambil lensa yang mengalami katarak,lalu kemudian diganti
dengan lensa tanam permanent yang dapat dilipat. Luka hasil sayatan pada
kornea kadang tidak memerlukan penjahitan, shg pemulihan penglihatan
segera dapat dirasakan. Teknik fakoemulsifikasi memakan waktu 20-30
menit dan hanya memerlukan pembiusan topical atau tetes mata selama
operasi.
b. Ekstra kapsuler
Dengan teknik ini diperlukan sayatan kornea lebih panjang, agar dapat
mengeluarkan inti lensa sec utuh, kemudian sisa lensa dilakukan aspirasi.
Lensa mata yang telah diambil digantikan dengan lensa tanam permanent.
Diakhiri dengan menutup luka dengan beberapa jahitan.
1) Ekstra Capsular Catarak Ekstraktie(ECCE)
Korteks dan nucleus diangkat, kapsul posterior ditinggalkan
untuk mencegah prolaps vitreus, melindungi retina dari sinar ultraviolet
dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa intra okuler.
2) Intra Capsular Catarak Ekstraktie(ICCE)
a. Lensa diangkat seluruhnya
b. Keuntungannya prosedur mudah dilakukan
c. Kerugiannya mata berisiko mengalami retinal detachment (lepasnya
retina )
2. Terapi
Obat tetes mata dapat digunakan sebagai terapi pengobatan. Ini dapat
diberikan pada pasien dengan katarak yang belum begitu keparahan.
Senyawa aktif dalam obat tetes mata dari keben yang bertanggung jawab
terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin. Saponin ini
memiliki efek meningkatkan aktifitas proteasome yaitu protein yang
mampu mendegradasi berbagai jenis protein menjadi polipeptida pendek
dan asam amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein yang menutupi
lensa mata penderita katarak secara bertahap “diicuci” shg lepas dari lensa
dan keluar dari mata berupa cairan kental berwarna putih kekuningan.
Untuk pencegahan penyakit katarak dianjurkan untuk banyak
mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C,vit.A,dan vit
E.
Pemeriksaan penujang pada klien katarak yang dikemukakan oleh
Doengoes (2000. Hal 412) antara lain ialah sebagai berikut:
1. Tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan; mungkin terganggu
dengan kerusakan kornea, lensa, lensa akueus atau vitreus humor,
kesalahan refrkasasi, atau penyakit saraf atau penyakit sistem sararaf
atau penglihatan keretina atau jalan optik.
2. Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa
tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaucoma.
3. Pengukuran tonografi : mengkaji intraokuler ( TIO ) (normal 12 – 25
mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
5. Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/ tipe gllukoma
bila TIO normal atau hanya meningkat ringan.
6. Pemeriksaan Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina dan mikroaneurisme.
7. Dilatasi dan pemeriksaan belahan lampu memastikan diagnose katarak.
8. Darah lengkap,laju sendimentasi (LED) : menunjukkan anemi sistemik
/ infeksi.
9. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: dilakukan untuk
memastikan aterosklerosis, PAK.
10. Tes toleransi glikosa/FBS : menentukan adanya/control diabetes.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Fokus Pengkajian
a. Identitas Pasien
- Nama
- Umur
- Jenis Kelamin
- Alamat
- No Rekam Medis
- Diagnosa medis
b. Riwayat keperawatan
- Riwayat kesehatan masa lalu
- Riwayat kesehatan saat ini
c. Pemeriksaan fisik abdomen
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
d. Pemeriksaan laboratorium
Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Apakah kondisi sekarang menyebabkan perubahan persepsi?
Bagaimana pemeliharaan kesehatan klien setelah mengalami gangguan ini?
b. Nutrisi/ metabolic
Bagaimana asupan nutrisi klien sejak terkena gangguan?
Apakah klien mau memakan makanannya?
c. Pola eliminasi
Bagaimana frekuensi klien BAB?
Bagaimana frekuensi BAK klien?
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
e. Pola tidur dan istirahat
Klien kurang tidur, klien kurang istirahat karena faktor dan data yang disebutkan
atau didapatkan pada saat pemeriksaan
f. Pola kognitif-perseptual
Bagaimana perasaan klien terhadap panca indranya?
Apakah klien menggunakan alat bantu?
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Bagaimana perasaan klien tentang kondisinya saat ini?
h. Pola seksual dan reproduksi
Apakah klien mengalami gangguan pada alat reproduksinya?
Apakah klien mengalami gangguan saat melakukan hubungan seksual?(jika
sudah menikah)
i. Pola peran-hubungan
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga setelah terjadinya gangguan?
Apakah peran klien masih bisa dilakukan
j. Pola manajemen koping stress
Apakah klien merasa depresi dengan keadaannya saat ini?
k. Pola keyakinan-nilai
- Apakah klien selalu rajin sembahyang?
- Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh gangguan ini?
-
l. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan mata
- Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
- Pemeriksaan neurologik
- Pemeriksaan otologik
- Pemeriksaan fisik umum.
3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1 Gangguan
persepsi
sensori
penglihatan
berhubungan
dengan
keterbatasan
penglihatan
ditandai
dengan tajam
penglihatan
menurun, tidak
dapat melihat
jauh,
pandangan
kabur
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama ….x24 jam,
diharapkanklien tidak
mengalami gangguan
penglihatan, dengan
kriteria hasil:
Klien mampu
melihat dengan
baik
Klien tidak
melihat dobel pada
satu mata
Tentukan ketajaman
penglihatan, catat
apakah satu atau
kedua mata yang
terlibat.
Anjurkan pasien
menggunakan
kacamata katarak.
Perhatikan tentang
penglihatan kabur
dan iritasi mata
dimana dapat terjadi
bila menggunakan
tetes mata.
Orientasikan pasien
terhadap lingkungan,
staff, dan orang lain
disekitarnya
Pertahankan pagar
tempat tidur pasien
Letakkan barang
yang dibutuhkan,
atau posisi bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien
Kebutuhan individu
dan pilihan intervensi
bervariasi sebab
kehilangan
penglihatan terjadi
lambat dan progresif.
Bila bilateral, tiap
mata dapat berlanjut
pada laju yang
berbeda, tetapi
biasanya hanya satu
mata yang diperbaiki
per prosedur
Perubahan ketajaman
dan kedalaman
persepsi dapat
menyebabkan
bingung, sehingga
meningkatkan cedera,
sampai pasien belajar
untuk
mengkompensasi.
Gangguan
penglihatan atau
iritasi dapat berakhir
1 – 2 jam setelah
tetesan mata, tetapi
secara bertahap
menurun dengan
penggunaan. Catatan :
iritasi local harus
dilaporkan ke dokter,
tetapi jangan
dihentikan
penggunaan obat
sementara.
Memberikan
peningkatan
kenyamanan, dan
menurunkan cemas.
Manurunkan resiko
jatuh, bila pasien
bingung, atau tak
kenal ukuran tempat
tidur.
Memudahkan pasien
untuk panggilan
pertolongan.
2 Risiko cedera
berhubungan
dengan
disfungsi
sensoris
penurunan
visus dan
lapang
pandang
perifer.
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama …x 24 jam,
diharapkan nyeri
pasien berkurang.
NOC label
Risk Detection
Pasien
mengidentifikasi
faktor-faktor yang
meningkatkan
cedera.
Pasienmembantume
ngidentifikasidanme
nerapkantindakanke
NIC label
Management : Safety
Observasi faktor-faktor
yang
dapatberkonstribusiterha
dapcedera.
Tingkatkankeamananling
kungansesuaikebutuhan.
Ajarkankepada klien
dankeluargatentangperlu
nyapenerangan yang
aman.
ntukmeningkatkankesa
daran klien,
anggotakeluargadanpe
mberiasuhan.
Tindakantersebutakan
mampumengaktifkanko
pingterhadaplingkunga
n yang tidak familiar.
Tindakantersebutakan
membantudiskriminasi
visual.
Pendidikan kesehatan
dapat membantu pasien
amananuntukmence
gahcedera.
Berikan pendidikan
tambahan kepada klien
bila diperlukan. Topik
yang memungkinkan
dapat menimbulkan
keamanan saat sakit
berlangsung.
untuk mencegah
cedera.
3 Nyeri akut
berhubungan
dengan agens
cedera ditandai
dengan luka
post op.
Setelah dilakukan
asuhan keperawatan
selama …x 24 jam,
diharapkannyeri pada
pasien berkurang.
NOC label :
Pain Level,
pain control,
comfort level
dengan kriteria hasil:
Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan menggunakan
manajemen nyeri
Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa
NIC label :
Pain management
Lakukan pengkajian
nyeri secara
komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
Kurangi faktor
presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
Untuk mengetahui
nyeri yang dirasakan
pasien
Untuk mengetahui
persepsi paien
terhadap nyeri
Menciptakan
lingkungan yang
nyaman
Hindari faktor
prnyebab terjadinya
nyeri
Mengetahui
sumbernyeri
Agar pasien dapat
mengontrol rasa nyeri
Agar pasien dapat
mengistirahatkan
keadaan
Agar pasien juga tau
tahapan yang akan
dilakukan
Mengetahui tanda-
tanda vital untuk
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
Tidak mengalami
gangguan tidur
intervensi
Ajarkan tentang teknik
non farmakologi: napas
dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign
menunjang pemberian
terapi yang diberikan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan keterbatasan penglihatan
ditandai dengan tajam penglihatan menurun, tidak dapat melihat jauh, pandangan
kabur.
2. Risiko cedera berhubungan dengan disfungsi sensoris penurunan visus dan lapang
pandang perifer.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera ditandai dengan luka post op.