Jangan Bayar Kartu Kredit Jika Tidak Mampu
Transcript of Jangan Bayar Kartu Kredit Jika Tidak Mampu
-
8/4/2019 Jangan Bayar Kartu Kredit Jika Tidak Mampu
1/3
JANGAN BAYAR KARTU KREDIT JIKA TIDAK MAMPU.
Dari hasil investigasi dan pencarian informasi yang saya lakukan selama ini, maka didapat kesimpulan
bahwa :
1. Hutang kartu kredit dan KTA bersifat tidak mengikat para pemegangnya dan tidak ada Undang-
undangnya, tidak diwariskan, tidak dapat dipindahtangankan (artinya tidak bisa ditagihkan kepada orang
lain), tidak boleh menyita barang apapun dari anda, surat hutang tidak boleh diserahkan kepada pihak
lain atau diperjualbelikan, dsb.
2. Ada klausul yang disembunyikan oleh pihak penerbit kartu kredit bahwa jika pemegang kartu kredit
sudah tidak mampu membayar maka hutang akan ditanggung penuh oleh pihak asuransi kartu kredit
visa master. bahkan untuk beberapa bank asing tanggungan penuh asuransi itu mencapai limit 500 juta.
3. Adalah oknum bank bagian kartu kredit yang menyerahkan atau bahkan melelang tagihan hutang
kartu kredit macet itu ke pihak ketiga atau debt collector untuk ditagihkan kepada pemegang kartu
kredit yang macet. Dari informasi yang didapat dari para mantan orang kartu kredit bank swasta dan
asing, maka sebenarnya uang itu tidaklah disetorkan ke bank karena memang hutang itu sudah dianggap
lunas oleh asuransi tadi. Jadi uang yang ditarik dari klien pemegang kartu kredit yang macet itu dibagi
dua oleh para oknum bank dan debt collector. Jadi selama ini rakyat dihisap oleh praktek bisnis ilegal
seperti ini yang memanfaatkan ketidaktahuan nasabah dan penyembunyian klausul penggantian
asuransi hutang kartu kredit.
4. Surat kwitansi cicilan hutang dari klien ke pihak debt collector pun banyak yang bodong alias buatan
sndiri dan bahkan surat lunas pun dibuat sendiri dengan mengatasnamakan bank.
5. Bahkan dijakarta dan cimahi, saya menemukan kasus dimana ada 1 orang (Cimahi) telah melunasi
hutangnya. 5 tahun lalu sebesar 10 juta kepada pihak kartu kredit BNI 46. Namun bulan agustus 2009,
dia didatangi oleh debt collector dan memaksa meminta surat lunas dari bank tersebut. Kemudian bulan
september 2009, dia didatangi lagi oleh pihak debt collector yang membawa surat tagihan sebesar 10
juta! Dua kali lipatnya. Akhirnya dia terpaksa membayar karena mengalami kekerasan dan tindak pidana
serta ketakutan. Dari info yang saya dapat, kemungkinan ada permainan antara orang IT bank penerbit
kartu kredit dan pihak debt collector untuk memanfaatkan kebodohan masyarakat. Kasus kedua dialami
oleh teman saya sendiri dijakarta. Pada tahun 2005 dia sudah melunasi hutang sebesar 3 juta ke kartu
kredit mandiri di tahun 2007. Lalu dia tidak memperpanjang kartunya lagi alias berhenti menggunakan
kartu tersebut. Sehingga otomtatis dia tidak menerima kartu perpanjangan dan surat tagihan lagi.
Namun tahun 2009 dia menerima tagihan lagi dan di datangi oleh debt collector mandiri dengan tagihan
sebesar 6 juta! Dua kali lipat. Padahal tahun 2007 sudah dilunasi. Aneh memang. Apakah trend
semacam ini sudah menjadi cara yang biasa dipakai oleh oknum bank kartu kredit dengan para debt
collector di Indonesia? Membuat rakyat jadi miskin, padahal hutang kartu kredit sudah ditanggung
penuh oleh asuransi visa master.
-
8/4/2019 Jangan Bayar Kartu Kredit Jika Tidak Mampu
2/3
6. Dari informasi yang saya dapat dari mantan orang kartu kredit standard chartered bank, bahwa
perusahaan2 debt collector itu tidak ada yang memiliki izin/legalitas sama sekali. Alamat kantor dan
nomor telponnya pun tidak pernah jelas, apalagi struktur organisasinya. Karena dinegara manapun
didunia, tidak boleh ada perusahaan yang diberi ijin untuk menagih hutang. Jadi jika kita atau polisi mau
mendatangi perusahaan-perusahaan debt collector ini berdasarkan info dari masyarakat, maka tentu
orang-orang debt collector itu akan lari dan akan pindah alamat dan kantornya.
7. Dari sudut pandang hukum, kartu kredit adalah lemah karena tidak ada undang-undangnya
dimanapun karena sifatnya yang konsumtif dan bunga tinggi serta banyak klausul-klausul yang
disembunyikan dari para pemegangnya yang justru bisa melindungi para kliennya. namun tidak
dikatakan secara jujur jadi klien banyak dibodohi.
8. Kesalahan berikutnya dari pihak bank adalah dalam cara memasarkannya, dimana sebenarnya yang
boleh memiliki kartu kredit bukan sembarang orang namun orang yang sudah mapan. Namun dalam
sepuluh tahun terakhir justru sebaliknya, banyak kartu kredit ditawarkan dengan mudah dengan
persetujuan yang mudah. Akhirnya orang yang belum mampu, dapat memiliki kartu kredit yang akan
berakibat pada banyaknya hutang macet pada kartu kredit. Dan ditambah lagi, jika seseorang telah
memiliki 1 kartu kredit maka dia akan mudah memiliki kartu kredit dari bank lain dengan limit yang lebih
tinggi dan banyak. Sehingga jika seseorang punya 1 kartu, maka dia akan ditawari dari bank lainnya.
Padahal semestinya kartu kredit menganut azas kemampuan diri nasabah ketika menawarkan. artinya
jika nasabah sudah memiliki 1 kartu kredit maka secara akuntansi dia tidak boleh menambah kartu
lainnya karena pasti akan tidak mampu. Ditingkat sales kartu kredit pun terjadi jual beli database
pemegang kartu kredit dalam jumlah banyak, sehingga orang yang sudah punya kartu kredit akan
ditawari kartu kredit dari bank lain lagi dengan limit yang lebih besar dan dengan tingkat approval yang
tinggi dari bagian verifikasi bank. Sehingga dari sinipun terlihat bahwa pihak bank memberikan
kontribusi besar diawal terhadap terjadinya kredit macet.
9. dari semua ini, maka dapat disimpulkan bahwa yang membuat macet hutang kartu kredit adalah
pihak bank sendiri. Dan kenyataan yang didapat dilapangan, kasus premanisme yang dilakukan oleh para
debt collector terhadap klien2 kartu kredit yang macet sudah tidak manusiawi lagi. Disini rakyat tambah
menjadi miskin, dan menderita. serta ketakutan. Dan banyak pelanggaran hukum yang berada pada sisi
debt collector bila kita mau mencermati, mulai dari soal ijin perusahaan, legalitas, alamat perusahaan,
nomor telpon, dan sebagainya. Dan debt collector ini sebenarnya menagih hutang yang sudah dilunasi
oleh asuransi visa master. Jadi uang yang didapat dari masyarakat dipakai sendiri oleh oknum bank dan
debt collector dengan mengatasnamakan pihak bank. Perlu diketahui bahwa hutang kartu kredit dan
KTA /kredit tanpa agunan memiliki sifat berbeda dengan hutang-hutang lainnya. Pertama karena
sifatnya tanpa jaminan maka tidak ada ikatan pada nasabah untuk melunasi jika tidak mampu
membayar bahkan ada didalam klausulnya. Kedua, hutang kartu kredit tidak diwariskan, alias tidak
dapat ditagihkan kepada anggota keluarga yang lain. Yang justru dalam kenyataan, para debt col
memintanya pada anggota keluarga yang lain. Ketiga, saya berharap bahwa POLRI akan menindak tegas
premanisme semacam ini secara proaktif dan bukan berdasarkan laporan/delik aduan saja. karena bila
kita lihat, sudah sejak dulu masyarakat diperlakukan seperti ini dan kita bisa bayangkan sudah berapa
-
8/4/2019 Jangan Bayar Kartu Kredit Jika Tidak Mampu
3/3
biliun uang rakyat diambil oleh debt col yang notabene adalah premanisme dan oknum bank, sehingga
rakyatlah yang memperkaya debt collector dan oknum bank itu. Mungkin ada beberapa kekurangan dari
hasil investigasi saya ini, namun inilah semua yang saya dapatkan dari investigasi dilapangan selama 1
tahun. Semoga bermanfaat buat POLRI dan dapat melindungi rakyat yang sudah susah hidupnya
sehingga tidak diperas dan ditindas oleh para debt collector dan oknum bank. Padahal uang itu tidak
disetor ke bank, melainkan kepada oknum bank yang bisa mengeluarkan kwitansi resmi dari bank, dan
surat lunas dari bank. Bahkan ada yang mengeluarkan kwitansi bodong alias palsu serta surat lunas
buatan sendiri yang seolah-olah dikeluarkan oleh bank. Sekian dan terima kasih. Dan semoga tidak ada
pejabat yang membekingi para debt collector kartu kredit dan KTA. Demi menumpas penghisapan
terhadap rakyat yang sudah tidak mampu.
Alhamdulillah walaupun saya belum merasakan yang namanya kredit macet ataupun berhadapan
langsung dengan debcol, tapi saya yakin info ini sangat bermanfaat bagi saya dan agan-agan sekalian.
Info copas darihttp://www.mitra-kerja.com/chit-chat...ak-mampu-1469/
(walaupun copas, mudah-mudahan bisa berguna bagi yang belum tahu tentang hal tsb, jempol 3 untuk
yang buat artikel tersebut).
Pesan saya :
GUNAKAN KARTU KREDIT ANDA DENGAN SEWAJAR DAN SEPERLUNYA SAJA
Thanks
http://www.mitra-kerja.com/chit-chat-31/jangan-bayar-kartu-kredit-jika-anda-tidak-mampu-1469/http://www.mitra-kerja.com/chit-chat-31/jangan-bayar-kartu-kredit-jika-anda-tidak-mampu-1469/http://www.mitra-kerja.com/chit-chat-31/jangan-bayar-kartu-kredit-jika-anda-tidak-mampu-1469/http://www.mitra-kerja.com/chit-chat-31/jangan-bayar-kartu-kredit-jika-anda-tidak-mampu-1469/