JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

14
l6 IKOPIN rliIID1IDl!lmr~ ~ !Rail mnRllil ffiifJ!NmJ (ffiJ] UmRilimITD (fib1Q~l!DD_lIDUJIil) .. I

Transcript of JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

Page 1: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

l6IKOPIN

rliIID1IDl!lmr~ ~

!Rail mnRllil ffiifJ!NmJ

(ffiJ] UmRilimITD(fib1Q~l!DD_lIDUJIil).. I

Page 2: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

DAFTAR 151

CO-VALUE . Diterbitkan oteh:Program Studi Manajemen

1!JStitutManajemen Koperasi I~ (IKOPtN)Daftar lsi .

Pengantar Redaksi

lnventarisasi MasalOIeh: Prof. Dr. :

Pembangunan danOleh: Drs. Aden!

Fungsi Koperasi DGOleh: Nurhayat

Penyajian LaporanOIeh: Sukmahad

Identifikasi Faktor- I

Oleh: Drs, Wah

Kajian PeleksanaaOleh: Ora Lety S

Kajian EkspiorasiOlen: Or. lr. H. -

Faktor-faktor PenKSP/UPS Koperasi

Oleh: Rosti Se'

Jumal Ekonnmi. Koperasi G Kewirausahaan

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

Pelindung Rektor IKOPIN(Prof. Dr. H. Rufty IOOrawan, M.Si)

Waktl Rektor I Bidang Akademik(Drs. H. Dindin Bumanudin., M.Se)Wakil Rektor II Bidang ~(Ir. H. IOOraFahmi, M.Si)Wakil Rektor III Bidang Administrasi SDM, Keuangan, RTP, HumasdanUmum.(Drs. Adeng Kasrniri, M.Si)Ketua Program Studi Manajemen(Ir . .Hj. Yuanita Indriani, M.Si)

: " Prof. Dr. Drs. H. RM. Ramudi Arifin, MSi (IKOPIN)Prof. Dr. H. Yuyun WRaSaSmita, MSe. (UNPAO)Prof .Dr. Ir. H. Tupahwana Priatna Sendjaja (UNPAO)Prof. Dr. Ir. H. Burhan Arif (UNPAD) ,Prof. Dr. Faisal Afiff, Spec.Lie. (UNPAO)Prof. Dr.lr. H. Rusidi, MS. (UNPAO)Prof. Dr. Hj. Ina Primiana, SE, MSIE. (UNPAO)Prof. Dr. Ir. Hakim Malasan. (ITB) ,Dr. H. Sugiyanto, SE.,MSc (IKOPIN)Dr. Ir. H. Eny Supriyadi, MT. (IKOPIN)

Drs. Wahyudin, MTDrs. Eka Setiajatnika, MSiIr. Nurhayat Indra, MScDrs. Sukmahadi. Ak., MSi

Sri Hidayatij S.Sos~Didi Mulyadi

Kantor ........Gedung Program Studi Manajemen IKOPIN U.2

JI. Raya Jatinangor Km. 20,5 Bandung Telp. (022) n98179 Fax. (022) 7796033e-mail: co:[email protected]

Pembina

Redaksi AhD

CATATAN UNTUK

Pemimpin RedaksiWakil Pemimpin RedaksiAnggota .

forum pemhahass

nembenqunan, b ~mengundang !Jillil i

artikel hasil penedan mamperbai .Indonesia atau I n~

kata disusun d _d:lengkapi riwaya!

pendidiksn. ri :>

psndahuluan, late.atau bahan dan .penulis lebih darigrafik harus dib .penerbitan lainhalaman pertamaProdi ManajemenBandung Jawa B-WWW.ikopin.ac.id.

Tata Usaha dan Sirtulasi

CD-VALUE VDlume I No.1

Page 3: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

f""'.", ""/'-!: ,..1.~.}-:2010'., - _

Daftar lsi

Pengantar Redaksi ., , .

inventarisasi Masalah-masalah Pengembangan Koperasi dan U . ~EAf~

pem~:~~:: ~;·:~~~:~:~~~~~~~·~;~~:·~~i·i~~···>;i~\JS:~~·~:~~~·01 h· D Ada K .. M S' d S Am SH MH ,.. '~~"")~ ~ •e. rs. og asmm, .. ! an uamy ran, , :..... r /;:~;t.: 1! ..

Fungsi Koperasi Dalam Mentngkatkan Skala Usaha dan E nSI . ~g~ta f~Oleh: Nurhayat Indra, Ir, MSc. .. : ':........ :,:J;..~..;J: ~ ..

Penyajian laporan Promosi Ekonomi Anggota Sebaga~ Peng ~J~~M~~~ operasi .OIeh: Sukmahadi, SE, N<, M.Si, dan Eka Setiajatnika, SE, M.Si. l?.O' E..~ ..

Identffikasi Faktor-faktor Dominan Sebagai Motivasi untuk Menjadi Anggota KoperasiOleh: Drs, Wahyudin, MT. . .

Kajian Pelaksanaan Penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Jawa BaratOleh: Dra. Laly Sa'Vitri Dewi, SE, IVI.Sit dan If. H. IOOra Fahmi, M.Si, ..

Kajian Ekspiorasi Koperasi Energi dan Koperasi Wtsata: Pemikiran, Peluang dan TantanganOlen: Dr. Ir. H. Ery Supriyadi R. MT, dan Agus Arifin, SE, Ak, M.Si. ..

Faktor-faktor Penyebab Te~adinya Pinjaman Bermasaiah dan Pengaruhnya terhadap Kine~aKSP/UPS Koperasi .

Oleh: Rosti Setiawati, SE, M.Si dan Iwan Mulyana, SE, M.Si. ..

CAT AT AN UNTUK PENULIS

2

3

7

20

30

38

43

49

59

C!.P/ALUE Jurnill Ekunomi. Knperasi dan Kewirausahaan diterhitkan sebagai media informasi dan knmunikasi sertaforum pembahasan dan pengKajian masalah disiplin ilmu ekonnmi dalam bidang manajemen. akuntansi. studipembenqunan Koperasi dan kewirausahaan. sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Redaksimengundang para ahii. desen, sarjana. dan praktisi untuk menulis secara bebas dan kreatif. Penyajian dapat berupaartikel hasil penelitian atau qaqasen orsinil yang segar. ohyektif dan penuh tanggungjawab. Redaksi dapst menyingkatdun memaerbaiki tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi dan maksud tulisan. Naskah ditulis dalam bahasaIndonesia atau Inggris. dengan dilengkapi ahstrak bahasa Indonesia/lnggris. masing-masing tidak bnleh lebih dari 200kata disusun dengan urutan: judui tulisan. nama penulls, abstrak. Ieyworrflk4ta kunci. isi tulisan. daftar pustaka dandilengkapi riwayat penulis. dengan unrtan: nama lengkBJI dengan gelas resmi yang dipakai. tempat tanggallahir. l'iwayatpandldikan, riwayat pekerjaan/jabatan terakhir. Jika tulisan berupa hasil peneiitian. isi disusun dengan urutan;pendahuluan. latar belakang yang mencskup pokok permasalahan dan tujuan penelitian. tinjiluan pustaka, pendekatanatau bahan dan metode. hasil dan pembahasan. kesimpulan dan saran. Panjang naskah kurang dad 61]00 kata Hilapenulis lebih dari seDrang. cantumkan namanya secara berurutan sesuai dengan knde etik penu!isan. Iabel gambar dangrafik harus diberi judul sing kat jelas, diberi nemer urut. jelas. dan asli, Untuk naskah yang pernah dimuat dalampenerbitan lain atau pernah disampaikan dalam ceramah. seminarl diskusi hsrus disebutkan dalam catatan padahalaman pertama. Naskah dapat dikirim melalui Email: cD-value@!iknpin.ac.id atau dikirim b! redaksi CD-VALUE. 6edungProdi Manajemen Institut Manajemen Koperasi Indonesia (lKIIPIN). Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor KM 20.5Handung Jawa Barat - lndonesa Telp. {)22-Tl98179: iJ22-TIS6033: 022-7794444 fax. 1J22-Tl9S033, Websit1!:www.iknpin.ac.id.

CD-VALUE Volume I No.1 Januari 2010

Page 4: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

,., .

~A.'L '""

Pembaca yang budi~n; :::r' t- """ ~ ~ ~ \.{

-.~.: "'.Jumal CO-VALLIE volume I nornor 1 ipi merupakan jumal terbitan perdana yang menurunkan

beberapa tulisan antara lain:- "Inventarisasi Masalah-masalah Pengembangan Koperasi dan( .

UKM", karya Prof. Dr. H.RM., Rarn'~di Arifin, SE., MSi. Tulisan Ir. Nurhayat Indra, MSc,

tentang "Peranan Koperasi DalaQ:!}Jpaya Meningkatkan Skala Usaha dan Efisiensi Usaha

Anggota", karya Sukmahadi, '~E.,Ak., MSi dan Eka Setiajatnika, SE., MSi, tentang'"-,_ ~ • ~ F

"Implementasi Perhitiingan Promosi Ekonomi Anggota Sebagai Dasar Evaluasi Kinerja

Koperasi", dan karya Dr. H. Erry Supriyadi, MTi dan Agus Arifin., SE., Ak., MSi. tentang

"Kajian Explorasi Koperasi Energi dan Agrowisata: Pemikiran Peluang dan Tantangan".

Masalah mendasar yang melilit gerakan koperasi di Indonesia adalah penampilan kinerja

yang tidak sesuai dengan nilai, norma dan prinsip-prinsip yang dianutnya. Penyebab

utmanya adalah belum dipahaminya konsep berkoperasi secara utuh baik oleh para

pelakunya maupun oleh pembinanya, demikian pendapan H.RM.Ramudi Ariffin.

Sementara itu, Erry Supriyadi dan Agus Arifin, bahwa secara normatif dan makro ekonomis,

koperasi mampu mengelola kepariwisataan dan energi, untuk itu perlu mempersiapkan

komponen sumberdaya koperasi bagi pengusahaan maupun pengelolaan kepariwisataan

dan energi yang mencakup sumber daya manusia, finansial, dan teknologi.

INVENT

AbstrakMasalah ill

tidak sesuai I

dipahaminyaProgram-prodasar koperajawab sendiri

Keyword:N'

I.Secara

terjadinyakenyataan.diharapkanBerdasar -kanterdapat be~upaya-upayaOiduga telahbesarannya petNamun ba~untuk menempbasis kekuatanan masalahmaselah-masalastrategis di d<;

putusan-keputusOi dalam

didasarkan padcl1). Penguatan

lakukan

Pembaca yang budiman,

Untuk mengetahui tulisan-tulisan lainnya, kami mempersilahkan pembaca untuk membaca

tulisan lain yang tidak kalah menariknya untuk disimak isi keseluruhan jumal CO-VALUE

volume I nomor 1pada bulan ini,

Redaksi

CO-VAUI£ Volume I2 CO-VALU£Volume I No.1 Januari 2010

Page 5: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

KAJIAN EKSPLORASI KOPERASI ENERGI DAN KOPERASI WISATA:PEMIKIRAN, PELUANG. DAN TANTANGAN

Oleh: Ery Supriyadi R. dan Agus Arifin

AbstrakPemberdayaan koperasi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, meningkatkan kelembagaan danorganisasi koperasi sesuai dengan jatidiri koperasi, dan menumbuhkan wirausaha barn berbasis ilmupengetahuan dan teknologi. Sektor energi dan pariwisata adalah sektor strategis yang dapat diraih olehkoperasi untuk meningkatkan peran dan fungsinya berkontribusi bagi anggota dan masyarakat, Secaranormatif dan makro ekonomis, koperasi mampu mengelola kepariwisataan dan energi, tetapi perlumempersipakn komponen sumberdaya koperasi bagi pengusahaan maupun pengelolaan kepariwisataandan energi yang mencakup sumber daya manusia, finasial, dan teknologi.Koperasi memainkan peran sebagai produsen energi, pemasok kebutuhan energi, pengeJola layananenergy yang terintegrasi secara sistemik. Koperasi dapat berperan sebagai katalisator, mediator,fasilitator, atau integrator kegiatan kepariwisataan bersama anggota. Peran koperasi akan dirasakanpada sektor energi jika memberikan rnanfaat ekonorni berupa tarif maupun harga dan Jayanan energiyang terjangkau dan disepakati bersama oleh anggota dalam wadah rapat anggota, serta manfaatekonomi tidak langsung dalam bentuk pengembalian nilai partisipasi anggota dalam pemanfaatanenergi kepada anggota. Kegiatan koperasi dalam kepariwisataan membuka peluang pengembanganunit usaha koperasi dan manfaat bagi anggota. Koperasi wisata akan memberikan nilai tambah bagianggota. Koperasi sebagai badan usaha dan gerakan koperasi perlu proaktif mengambil peran dalamsektor pengusahaan dan pengelolaan energi maupun pariwisata,

Keyword: Pariwisata, Energy, Koperasi, Penge/o/aan, Pengusahaan, Manfaat.

I. PENDAHUlUANSalah satu dokumen legalitas forma! pem-

bangunan adalah Rencana Pembangunan JangkaMenengah maupun Jangka Panjang (RPJM/RPJP),yang diantaranya memuat penjelasan programpembangunan yang menempati koperasi pada posisistrategis untuk mempercepat perubahan strukturaldalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyatbanyak. Sebagai wadah kegiatan usaha bersamabagi produsen maupun konsumen, koperasi di-harapkan berperan dalam meningkatkan posisi tawar

dan efisiensi ekonomi rakyat, sekaligus turut rnem-perbaiki kondisi persaingan usaha di pasar.Disamping itu, koperasi dan UMKM berperan puladalam memperluas penyediaan lapangan ke~a,berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhanekonomi, dan mengupayakan pemerataan pendapat-an masyarkat Pada saat yang bersamaan denganitu, upaya meningkatnya daya saing dan daya tahanekonomi nasional merupakan tantangan pem-bangunan dalam era globalisasi saat ini. Denganperspektif peran seperti itu, maka tujuan pem-

CD-VALUEVolume I No. I Januari 2010

Page 6: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

berdayaan koperasi di antaranya adalah ~ningkatkan produktivitas KUMKM dengan lajupertumbuhan lebih tinggi, meningkatkan kelembaga-an dan organisasi koperasi sesuai dengan jatidirikoperasi, dan berfungsinya sistem untuk menumbuh-kan wirausaha baru berbasis ilmu pengetahuan danteknologi.

Sasaran pemberdayaan koperasi dan UMKMdilaksanakan dengan mengembangkan Koperasi danusaha keeil dan menengah (UKM) yang diarahkanuntuk memberikan kontribusi yang signifikan ter-hadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangankerja, dan peningkatan daya saing. Seiain itu:dilakukan pula upaya meningkatkan peran koperasisebagai penyedia barang dan jasa pada pasardomestik yang semakin berdaya saing denganproduk impar, khususnya untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat, dan memperluas basis kesempatanberusaha serta menumbuhkan wirausaha baruberkeunggulan untuk mendorong pertumbuhan,peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerjaDalam konteks sasaran dan arah pengembangankoperasi tersebut di atas, maka koperasi dapatmengambil peran dalam berbagai sektor pembangun~an secara aktif guna memberikan nilai manfaat baglanggota dan masyarakat.

Salah satu program sektor pengembanganenergy adalah program listrik masuk desa yangdikembangkan untuk mendorong kegiatan ekonomidan meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraanrakyat di daerah pedesaan, serta meningkatkanperan serta dan swadaya masyarakat pedesaan.Pengadaan listrik dengan menggunakan sumbe~energi setempat, seperti tenaga air mikro, energlangin, energi surya, dan energi biomassa perlu terusdikembangkan dalam rangka pembangunan sumberenergi yang sehemat-hematnya dan tidak berdampakkerusakan lingkungan alam. Koperasi diharapkandapat berperan aktif dan berkontribusi dalammenyediakan dan mengelola energi.

Seianjutnya sebagai negara kepulauan tropisterbesar di· dunia, Indonesia dikaruniai alam dankeanekaragaman hayati yang melimpah, terdiri dariberbagai macam suku dengan corak rag~m budaya-nya yang unik, memiliki potensi yang sangat kuatuntuk dikembangkan menjadi destinasi-destinasi barupariwisata bertaraf internasional. Sektor ini, jikadikelola secara profesional akan memberikan nilaitambah (added value) baik secara ekonomi, sosiaJ

(jasa) dan lingkungan (sumberdaya) maupun nilaistrategis lainnya.

Pariwisata dan energi merupakan sek.torpembangunan yang cukup signifik~ ~an strategi~sebagai roda penggerak ekonomi Jlka koperasiberperan dalam sector pembangunan in~, muncu~pertanyaan mengenai adakah peluang bagl koperasiuntuk mengusahakan dan mengelola kepariwisataandan energi, apakah koperasi memiliki kemampuanuntuk mengusahakan dan mengelola kepariwisataandan energi, sejauhmana koperasi mampu mengel~akepariwisataan dan energi, serta apakah ~er~dlasumberdaya koperasi untuk mengelola ~epar~sa~~an dan energi (SDM, finansial, teknoloqi). Tuhsan uumencoba mengkaji peluang dan tantangan perankoperasi dalam kedua sektor pembangunan tersebutsebagai suatu pemikiran awal.

II. Pembangunan Koperasi dan EnergiUntuk mencapai sasaran pembanguna koperasi,

maka program pemberdayaan koperasi dan UKM diarahkan pad a program pokok, yaitu programpenciptaan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM,pengembangan sistem pendukung usaha, pe-ngembangan kewirausahaan dan ke.unggulankompetitif, pemberdayaan usaha skala rnikro, da~peningkatan kualitas kelembagaan koperasi: Seb~ga~salah satu pilar ekonomi rakyat, koperasi menJ~1dibutuhkan dalam upaya meningkatkan perekonorni-an rakyat, terlebih dalam krisis energi yang dialam!Indonesia saat ini. Falsafah koperasi sebaqaisokoguru perekonomian dalam pembangunan per-ekonomian Indonesia dilandasi pada upaya pern-berdayaan koperasi sebagai soko guru perekonomianyang pada hakekatnya menempatkan .kop~rasisebagai institusi atau lembaga perekonornian tidal<sebatas pada kepentinqan-kepenfinqan ek~nomi sajamelainkan juga bertujuan untuk menseiahterakanmasyarakat, terutama anqqota koperasi. Jika seluruhmasyarakat pengguna energi menjadi anggotakoperasi, berarti koperasi berkewajiban memberilayanan yang terbaik bagi anggotanya, dan sekaligusperkembangan dan kemajuan koperasi dirasakan dandinikmati msayarakat sebagai pemilik usahakoperasi,

Koperasi dalam melayani dan mengembangkanusaha memiliki tanggung jawab terhadap kepentinganekonomi dan kesejahteraan masyarakat sejalandengan tanggungjawab koperasi sebagai lembaga

50 ell-VALUE Vnlume I Nil. I Januari 21l1O

perekonomicpemberday.:;produksi ekKoperasianggotanyaatas asasseorang. Pemeningkamanfaatnyalangsung me

Pengerrenergy selamelakukansector em,partisipaekonomi satumbuh"reva/usia ediproduksitantangan €

berusaha rbidang eneefisien. Ko:pemberdayadan usahadimilikinyapengusahaa

Terdapspemberdayamelalui kernsistem pem!peningkatanpenunjangusaha bagpemasarankebutuhanmengingat ~kebutuhanusaha yangitu, kemampsector akandan diopenbantuan/duk

Sinergiperekonomukan terjadi,tahan perekenergy. Sinpada dayaPada saat

CIl-VALUE Vall

Page 7: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

perekonomian rakyat Koperasi berorientasi padapemberdayaan anggota dalam kepemilikan asetproduksi ekonomi dan pelayanan secara simultan.Koperasi Indonesia mengutamakan kemakmurananggotanya dan masyarakat sebagai usaha bersamaatas asas kekeluargaan, bukan keuntungan orangseorang. Pengakuan dan pertumbuhan koperasi akanmeningkat, manakala kinerja koperasi dirasakanmanfaatnya oleh anggota baik dalam bentuk layananlangsung maupun tidak langsung.

Pengembangan peran koperasi pada sektorenergy selayaknya dibangun dart kesadaran untukmelakukan usaha bersama dalam koperasi padasector energi, yaitu sebagai dinamisasi danpartisipasi aktif masyarakat dalam pemberdayaanekonomi secara mandiri. Idealnya, koperasi dapattumbuh berkembang dan mengambil peran"revolusioner". menghimpun kekuatan ekonomi yangdiproduksi oleh rakyat banyak guna menjawabtantangan ekonomi global. Koperasi secara kolektifberusaha meningkat-kan proses-proses produksibidang energi untuk menjadi lebih produktif danefisien. Koperasi dapat mengambil peran dalampemberdayaan di sektor energi agar unit ekonomidan usaha kecil sebagai anggota koperasi yangdimilikinya mendapatkan manfaat langsung daripengusahaan atau pengelolaan energi.

Terdapat cukup banyak peluang dalam upayapemberdayaan koperasi intervensi pemerintahmelalui kemudahan dan fasilitasi pemodalan usaha,sistem pembinaan manajemen usaha, pelatihan danpeningkatan skill, ketersediaan bahan baku danpenunjang lain guna kelangsungan produktivitasusaha bagi koperasi. Jaringan distribusi danpemasaran pada iklim persaingan juga menjadikebutuhan koperasi yang periu mendapat perhatian,mengingat pada satu sisi kebutuhan energi menjadikebutuhan orang banyak, di sisi lain persainganusaha yang adil dan seimbang haruslah terjadi, Untukitu, kemampuan koperasi berusaha dan pengelolaansector akan jauh lebih dahulu penting untuk dipikirkandan dioperasikan dari pada sekedar menunggubantuan/dukung dari pemerintah.

Sinergi antara pertumbuhan koperasi denganperekonomian nasional dalam sector energy diharap-kan terjadi, sehingga keadaan ini akan memiliki dayatahan perekonomian rakyat menghadapi situasi krisisenergy. Sinergitas ini diharapkan akan berdampakpada daya tahan ekonomi rakyat melalui koperasi.Pada saat kejadian krisis ekonomi tahun 1997,

koperasi dan UMKM menunjukkan kemampuansebagai sector yang kenyal dan kuat menghadapikrisis, bahkan menjadi katup pengaman per-ekonomian. Sementara pada saat krisis tersebut,usaha-usaha swasta dan BUMN tidak menunjukkansignifikasi dalam pertumbuhan perekonomianbangsa, bahkan menyisakan permasahalah, sepertimasalah kepailitan, defisit dan pelarian ataupenyalahgunaan modal usaha, kesejahteraan buruh,termasuk beberapa kegiatan usaha pencemaran danperusakan Iingkungan hidup.

Secara legalitas, sayangnya koperasi dalamsistem ekonomi Indonesia sebagai soko guruperekonomian Indonesia dalam pasal 33 UUD 1945telah diamandeman, padahai ekonomi koperasiadalah suatu sistem ekonomi yang mengandung nilai-nitai strategis budaya bangsa yang berisi asaskekeluargaan dan kemandirian, berkeadilan sosialbagi seluruh rakyat Koperasi merupakan wujudkehidupan berbangsa dan bernegara bermuara padaterwujudnya keadilan social. Bahkan pembangunanekonomi yang dilaksanakan dengan semangat, arahdan gerak keadilan sosial, memposisikan koperasitidaklah semata-mata menjadi lembaga perekonomi-an tetapi juga wahana berkumpul, tukar pendapatserta membicarakan persoalan kehidupanmasyarakat termasuk problematika energi.

Koperasi yang ada di desa maupun kota dapatmenjadi penggerak ekonomi di wilayahnya masing-masing. Maju mundurnya koperasi akan tercermindari semangat membangun wilayahnya secarabersama-sama. Tidaklah dapat dipungkin, bahwakenyataannya koperasi menghadapi berbagaikendala dan tantangan dan menjalankan fungsinya,sehingga harapan tersebut masih masih sangatterbatas dan jauh dan harapan.

Sejarah menunjukkan pula bahwa koperasiberperan dan berfungsi dalam menghadirkanswasembada pangan dan mengentaskan kemiskinanpada masa lalu dan saat krisis ekonomi. Namundemikian prestasi kemajuan koperasi ini di-persepsikan sebagai usaha dalam skala kecil-kecildan tersebar-Iuas, sehingga koperasi sebagai sokoguru perekonomian rakyat distreotipkan sebagailembaga perekonomian yang tidak memberi ke-untungan signifikan, bahkan sebatas dijadikan alatlegitimasl insntusional perilaku penquasa Lebih di-perparah ;agi terdapat upaya mendiskridltkankeberadaan koperasi sebagai cikai bakal keterpuruk-an sistem perekonomian nasional ketika memilih

CO-VALUEVolume I No.1 Januari 2010 51

Page 8: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

pemberdayaan perekonomian rakyat melaluikoperasi. Pembangunan koperasi dalam hal inidihadapkan pada dua sisi mata pedang yang tajam,yaitu sisi intervensi yang memberdayakan danmemperkuat koperasi, sisi lainnya membatasi geraklangkah dan menegasikan koperasi.

Secara realitas, ketahanan perekonomiannasional dalam krisis ekonomi ditopang oehkoperasi, ekonomi kecil dan menengah yang ada dimasyarakat Dinamika koperasi (pedagang, pasar,komdoitas, desa, fungsional) dan partisipasi aktif paraanggotanya menjadj tonggak utama ketahananei<onomi mengatasi krisis ekonomi. Koperasi telahnyata memberikan kontribusi cukup besar terhadappeningkatan dan pemberdayaan perekonomiandaerah maupun nasion ai, di antaranya adalah KUDPenerus Baru di kabupaten Tapi yang bergerak diUsaha besar Satu Bara, Kojalisba (Koperasi JasaKelistrikan Bali) yang anggotanya adalah paradirektur perusahan kontraktor listrik (Bisnis Indonesia,Edisi Khusus Juli 2008). Saat ini kesemua koperasisektor energy di atas tetah menjadi unit-unit usahaberomzet milyaran rupiah.

Pemerintah mulai meneguhkan keberadaan danpemberdayaan koperasi dan UKMK, yang terlihatpad a keseriusan pemerintah melakukan upaya-upayapenguatannya melalui pemberian insentif, tambahanAPBN, penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR)sebagai skema akses pemhiayaan dan upayapercepatan tumbuhnya sektor riil. Hal ini ditujukanuntuk membuka perluasan lapangan kerja danpengentasan kemiskinan di Indonesia, sekaligusmembesarkan koperasi.

m. Peluang dan Tantangan Koperasi EnergiSektor energy merupakan sektor strategis dalam

mendukung gerak perindustrian dan perekonomian diperdesaan maupun di perkotaan. Energi yangtersedia untuk menunjang kegiatan ekonomi harusseimbang dengan kebutuhanannya, jika tidak akanmemunculkan kesenjangan bahkan krisis energi yangdapat mengganggu gerak pembangunan dan rodagerakan ekonomi. Energi terbarukan maupun tidakterbarukan memerlukan strategi pengelolaan danpengusahaan sumber energi. Salah satu sumberenergy yang cukup strategis adalah jenis berasal darimikro hidro, solar sistem, dan bio-energi.

Secara supra sistem, koperasi dapat berperandalam mengusahakan dan mengelola energy baikbahan bakar minyak, gas, listrik. Persoalan mendasar

dari pengusahaan energi oleh koperasi adalahketerbukaan kesempatan dan kemampuan koperasiitu sendiri. Jika kesempatan pengusahaan energyterbuka bagi koperasi terdapat beberapa hal yangperlu diperhatikan, yaitu:

1. Kebijakan pengusahaan dan pengelolaan oletlkoperasi.

2. Kelembagaan koperasi (organisasi, keanggota-an, finansiaQ pada tingkat nasional dan daerah.

3. Kelembagaan Pengelolaan dan PengusahaanEnergy oleh koperasi pada tingkat perdesaandan perkotaan (Skala produksi, Skala pelayanan,Skala pengembangan (anggota, non anggota,masyarakat, barang publik).

4. Kebijakan, Tantangan Koperasi pada operasio-nalisasi pengusahaan dan pengelolaan energi.

5. Peluang dan tantangan profesionalisme koperasidalam pengelolaan dan pengusahaan energi:o Koperasi tidak siap dan tidak mampu meraih

kesempatan.o Koperasi tidak siap tapi mampu.o Koperasi siap dan mampu.o Koperasi siap tetapi tidak mampu.

Sajian berikut ini merupakan contoh operasionalpada tingkat mikro di satu desa dalam pengelolaanenergi listrik. Mikro hidro adalah salah satu sumberenergi yang menghasilkan daya energi listrik yangcukup besar. Operasional PLTM pad a suatu desamampu menyediakan tenaga listrik yang dibutuhkanserta mampu menyerap tenaga kerja. Pada PLTMmemerlukan tenaga kerja untuk merencanakankonstruksi jalan, kolam atau waduk, pipa pesat,rumah jaga, konstruksi turbin dan generator yangsesuai dengan debit air dan tinggi jatuh air, transmisi,distribusi, instalasi rumah, serta gardu-gardu,menghitung biaya penyambungan pertama, danharga jual per KWH, serta mendapatkan konsumenbaru, dan keamanan. Dengan demikian, jika koperasiakan mengelola dan mengusahakan energi yangbersumber dan mikro hidro, perlu menyiapkan danmenyediakan tenaga professional yang handa! danmemadai. Hal ini diperlukan untuk menyajikansediaan energy yang cukup dan memberikan layananoptimal yang memuaskan bagi para pelanggan(anggota dan masyarakat). Pengelolaan PL™ padasaat beroperasi sedikitnya memerlukan tenaga 7orang dari putera-puteri dari anggota KUD yangharus diberi pendidikan terJebih dahulu, 2 orangdalam bidang listrik, turbin, 2 orang dalam bidang

52 CI]-VALUE Volume I No.1 Januari2011]

Unoperasidiberilistrik duntukrekeningpenanini beraisecara lclpengemenjadipada npromoti

JikamenjaJanhubunglebih edilakukanggotadiikuti oesesuaioleh siprofessikoperasidalam I

ekonomipernenumenduktkreatlf •sepakaia

CIl-VALUE

Page 9: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

penyambungan konsumen baru, pencatatan meteran,dan penagihan rekening listrik, 1 orang pesuruh, dan1 orang sebagai penanggung jawab dan koordinator.

Jika menggunakan jenis PLTS, koperasi me-merlukan tenaga kerja dalam pembangunan ke-listrikan desa adalah 2 orang untuk pemasangansolar set dan instalasi rumah beserta alat pengaman,1 orang untuk menganalisls data sosial, ekonomidalam rangka penghitungan pendapatan pendudukper jiwa. Tentunya, tenaga ke~a ini harus memilikipengetahuan dan keterampilan mengenai solarsystem, jika perlu diberikan pendidikan khusus untukhal tersebut. Pada saat operasi, pengelolaan PLTSmemertukan 6 orang dari putera-puteri dan anggotakoperasi yang hams diberi pendidikan terlebihdahulu, 2 orang dalam bidang perawatan PLTS danpenyambungan konsumen baru, 1 orang penagihaniuran dan penyetoran ke bank, 1 orang satpam, 1orang pesuruh, dan 1 orang penanggung jawab ataukoordinator.

Untuk pengelolaan tenaga listrik PLN pada saatoperasi memertukari tenaga 6 orang yang harusdiberi pendidikan, 2 orang dalam bidang perawatanlistrik dan penyambungan konsumen baru, 1 oranguntuk pencatatan meteran, 1 orang untuk penagihanrekening listrik, 1 orang pesuruh, dan 1 orangpenanggung jawab atau koordinator. Semua tenagaini berasal dari keluarga anggota koperasi, yangsecara langsung"memberi pernbelajarandan mantaatpengelolaan energy kepada anggota koperasi, jugamenjadi reqenerasi sumberdaya manusia koperasipada masa yang akan datang, membershippromotion.

Jika koperasi diberi kesempatan dan rnampumenjalankan pengelolaan sumber energi, makahubungan kegiatan ekonomi dan energi seharusnyalebih efktif dan efisien. Proses produksi energi yangdilakukan oleh koperasi atas prakarsa bersama paraanggota di suam desa secara musyawarah mufakat,diikuti dengan pengelolaan konsumsi yang terpenuhisesuai kebutuhan masyarakatlanggota, didukungoleh sistem distribusi dan pengelolaan yangprofessional dan segenap sumber daya yang dimilikikoperasi. Kondisi ini merupakan pelayanan pubfikdalam sektor energi dalam rangkaian kegiatanekonomi optimum. Kecukupan pasokan energi gunapemenuhan kegiatan anggota dan masyarakat akanmendukung gerak usaha ekonomi produktif dankreatif anggota. Kepuasan layanan menjadi ke-sepakatan dan ciri khas koperasi, dimana anggota

sebagai.pelanggan mendapatkan layanan optimal disamping sebagai pemiHki organisasi koperasi itusendiri. Dengan demikian, koperasi berperan sebagaiprodusen energ;, pernasok kebutuhan energi,pengelolaan layanan energi yang terintegrasi secarasistemik. Peran koperasi akan samakin dlrasakandengan perolehan mantaat ekonomi langsung berupatarit maupun harga energi yang terjangkau dandisepakati bersarna oJehang90ta dalam wadah rapatanggota, serta mantaat ekonomi tidak langsungdalam bentuk pengembalian nilai partisipasi anggotadalam pemantaatan energi kepada anggota melaluimekanisme sisa hasil usaha atau promosi ekonomianggota.

IV. Pembangunan Koperasi dan KepariwisataanTerdapat sejumlah alasan mengapa sebuah

negara khususnya negara berkembang merancangsektor pariwisata salah satu sektor ungguJan.AJasanumum pengembangan pariwis bahwasegaJasumberdaya harus ~11P1lI_~kan dan dialokasikan ~menghasilkan nilai ma'~CtI K .mampu memberikan kon£iibusi .Panting bagi perekonomiftl nkhusus dari keberadaa1'i keifWlWiiIataiperekonomian adalah (1)\se.9agaK~tukar mata uang asing, (2) . lnd' r,pariwisata tidak menghadapi gan dankuota seperti barang-barang pabrikan, bahan mentahdan produk-produk kebutuhan dasar. (3) wisatawanhanya menggunakan infrastruktur alam, misalnyakondisi iklim, sejarah, kebudayaan dan sebagainyayang tidak didesain khusus,(4) pariwisata mampumenciptakan lapangari kerja, serta (5) sebagaisebuah aktivitas campuran yang dapat menjadipendorong bag; produk sektor lain, seperti makanan,cindera mata, akomodasi dan infrastruktur Jainnya.Dengan demikian, kepariwisataan memberi nilaitambah dan multiplier effect yang besar dalammenggerakkan roda ekonomi baik secara wilayahmaupun sektor kegiatan ekonomi.

Pada pasal 17 UU No. 10, Tahun 2008 tentangKepariwisataan secara eksplisit mengamanatkankepada Pemerintah Pusat dan Daerah untukmemberikan dukungan keb;jakan kepada Koperasidan UMKM untuk berperan sebagai pe!aku indusfripariwisata secara luas. Pada saat yang sarnapemerintah melalui Kementerian Negara Koperasidan UKM juga telah memberikan fasilitasi perkuatan

en-VALUE Volume I No.1 Januari 2nm 53

Page 10: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

modal kepada beberapa koperasi yang mengelola kepariwisataanpada suatu wilayahsangatdiperlukanobyek-obyek wisata, disamping juga ada beberapa untuk mendukungoptimalisaslfungsi kepariwisataankoperasi secara alamiah yang telah masuk dalam dan msngakselerasikan per1<embanganstraksi,induetrlpariwisata. aktivitas, akses, dan menitas supayu produk wisata

Indonesia sebagai negara kepulauan tropis yang bemUaitambah.terbesar di dunia, dengan karunia alam dan ke- Pengembangan pariwisata berbasis destinasianekaragaman hayati yang melimpah, terdiri dari menggunakan konsep cluster (klaster), yaiitu pe-berbagai macam suku dengan corak ragam budaya- ngembangan pariwisata yang menekankan adanyanya yang unik, memiliki potensi yang sangat kuat sebuah entitas daerah tujuanwisatayang merupskanuntuk dikembangkanmenjadi destinasi--destinasibaru 'konsentrasi geografis dari mata rantai usahaagrowisata bertaraf intemasional. Sektor ini, jika produksi sector tertentu dan institusi pendukungnyadikelola secara profesional akan memberikan nilai yang membentuk jaringan kerja yang sinergis dantambah (added value) baik secara ekonomi, sosial komplementer'. Dengan demikian, orientasi pe-Oasa) dan lingkungan (sumberdaya) maupun nilai ngembangan pariwisata berbasis destinasi me-strategis lainnya. Terlebih lagi didukung adanyafakta ngarah pada jalinan jaringan ke~a yang ter-bahwa, trend wisatawan intemasional kini bergeser konsentrasi pada mata rantai usaha dan institusi danke kawasan Asia-Fasifik yang merupakan destinasi- keterikatanyang kuat anlar.destinasi baru yang masuk kedalam kategori Pengembangan pariwisata berbasis destinasialtematif tourism yang didalamnya termasuk village juga menggunakanmarket driven, artinya bahwa pe-toUrism. ' ..~entu@_. touris~, agrotourism, dan ngembangan pariwisata didasarkan pada keinginanecotoui;iitf. ftetidq,ltul)'anti, 2009). pasar, pasar sebaga! penggerak, dan selera psara

~Ii .a.'tya ...ooalah bagaimana rumusan terhadap produk wisata yang diminati untuk dapatqap; :~pl" . ~i· 'Stra(~i bagi pengembangan dinikmati. Persepsi wisatawan mengenaLdestinasi~~rasii~rb~~ :.~ariwi~ta.. Hal ini memun~lk?n pariwisata menjadi faktor kunci dan penting yangpettanY~!l mend.~r ~galmana koperasi me- dipertimbangkandalam penetapansuatu obyek ataungemban~kan. usatia parlwisata yang dapat me- kawasan sebagai destinasi pariwisata. Oleh karenanfnQk~tkan nilai' tambary' bagi masyarakat lokal itu, penyediaan infrastruktur dan dan menuju Iokasidenga,rv!11empertirn9ang!(anlingkungan dan peluang pariwisatamenjadi kunci keberhasilanpenunjangdanpasar.'TentOriYa~haiiniberkait dengan suprastruktur, pelancar keberadaan dan perkembangan kegiataninfrastruktur, pengelolaan, dan kelembagaan dan pariwisata pada suatu wilayah. Rencana tata ruang,bidangperkoperasiandan kepariwisataan. rencana pembangunan,. dan rencana sektor

Pengembangan berbasis destinasi parwisata pariwisata yang terintegrasi dan bersinergi akanmenggunakan konsep borderless, artinya pe- memperkuat dan mempercepat proses dan hasilngembangan pariwisata tidak memisah-misahkan kegiatanagrowisata.pengembangan berdasarken batas-batas wilayah Berdasarkanhal-hal sebagaimanadijelaskan diadministratif, sehingga pengembangan pariwisata atas, maka pengembangan pariwisata sangat ber-pada suam wilayah tidak berdasarkan pada hubungan erat dengan kebijakan tata ruang,pendekatan ,wilayah Kabupaten/Kota. Hal ini ber- kebijakan pembangunan,dan sektoral pada semuakaitan dengan pemikiran bahwa pergerakan tingkat wilayah maupun pemerintahan.Kebersamaanwisatawan, baik dalam paket perjalanan maupun dan kerjasama antar pemerintah daerah, antaraperjalananbebas bersifat elastis dan tidak mengenal pemerintah pusat dan daerah, dan segenapbatas ruang administrasi.Pengembanganpariwisata pemangkukepentinganmemilikitugas dan kewajibanmengarah pada keterpaduan !intas wilayah demi bersama mengembangkanagrowisatasebagai salahmembangun daya tarik kolektif yang kuat Oleh satu penggerak ekonomi lokal dan upaya me-karena itu, integrasi rencana tata ruang wilayah antar ngentaskan kemiskinan berbasis pariwisata. Pe-propinsi, dan antara kabupaten/kota akan menentu- ngembangan pariwisata di Indonesia terkait eratkan pula determinasi keberhasilan kegiatan pe- derigan pembinaan kebudayaan yang terarah padangembangan agrowisata sebagai sektor penggerak - pembangunankarakterdansikap bangsayang penuhekonom wilayah dan masyarakat, sehingga struktur dengan kemandirian.Padasisi lainnya, pengembang-jaringan, keiembagaan, sistem layanan dalam an pariwisata memerlukan investasi jaringan jalan, ;

54 CO-VALUE Volume 1 No.1 Janullri 2010

investasidan nyam~pemberdaydemikiankan kebijaX4teknis yangngembanmeningkatki

AksesiwisatawanAksesibiltasfasilitas ttransportasiwaktu temdaerah tuj .sebagainyaamenitas, .kegiatankenyamanfasilitascinderamapariwisata,bankan,tersediaankebijakan uyang terkpemerintaflckeberhasildalam jangPengembdukungandaiam ranpenciptaankepriwisatas

secarasebagai kounikannyanegeri telSlkeiuar negbergantung(tertentulkhltergantungdapal dipinyang indahyang segarrumah-rumabersejarah.

Ciri-cirimenjelaskal

CO-VALUE Vo

Page 11: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

investasi energi. penciptaan lingkungan yang amandan nyaman. pendayagunaan sumberdaya. danpemberdayaan masyarakat lokallkoperasi. Dengandemikian pengembangan agroekoturisme memerlu-kan kebijakan-kebijakan ruang. sektor. dan kegiatanteknis yang mendukung kelancaran kegiatan pe-ngembangan agrowisata yang berkelanjutan danmeningkatkan kesejahteraan rakyat.

Aksesibilitas adalah sarana yang mempermudahwisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata.Aksesibiltas mencakup dukungan sis tern transportasi,fasilitas terminal, bandara, pelabuhan, dan modatransportasi, termasuk di dalamnya menyangkutwaktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapaidaerah tujuan wisata serta tanda petunjuk arah dansebagainya. Destinasi pariwisata juga menyangkutamenitas, yaitu fasilitas pendukung demi kelancarankegiatan pariwisata yang ditujukan untuk memberikankenyaman kepada wisatawan. Amenitas mencakupfasilitas akomodasi, rumah makan, retail, tokocinderamata, biro perjalanen wisata, pusat informasipariwisata, pusat kesehatan, pusat layanan per-bankan, sarana komunikasi, pos keamanan, ke-tersediaan air bersih dan listrik. Dengan demikian,kebijakan tata ruang, tata lingkungan, dan sektoralyang terkoordinasi dan terintegrasi antar wilayah danpemerintahan akarr sangat menentukan tingkatkeberhasilan pengembangan kegiatan agrowisatadalam jangka pendek, menengah maupun panjang.Pengembangan agrowisata mensyaratkan adanyadukungan yang sistemik dan integral antar kebijakandalam rangka meningkatkan daya tarik wisata danpenciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangankepriwisataan di Indonesia.

Secara ekonomi, pariwisata sesungguhnyasebagai komoditi ekspor, yaitu ekspor jasa. Ke-unikannya komoditi pariwisata tidak bergerak ke luarnegeri tetapi jasa dan nilainya saja yang bergerakkeiuar negeri (Spillane, 1994). Pariwisata sangatbergantung pada sumber daya ekonomi partikular(tertentulkhusus) di negara pengekspor. Pariwisatatergantung pada sumber daya ekonomi yang tidakdapat dipindah seperti panorama alam pegununganyang indah, hamparan pantai yang berudara tropisyang segar, atau kebudayaan yang khas denganrumah-rumah adat dan/atau bangunan-bangunanbersejarah.

Ciri-ciri khas ekonomi dari industri pariwisatanmenjelaskan jenis dampaknya terhadap masyarakat

tempat wisata. Lebih lanjut Spilane (1994) menjelas-kan paling sedikit ada lima ciri-ciri khas yang k.'1ususdimiliki oleh industri pariwisata, yaitu: (1) produkpariwisata tidak dapat disimpan; (2) permintaanproduk pariwisata tergantung pada musim (highlyseasona~; (3) perrftintaannya dipengaruhi oleh faktorluar dengan pengaruh yang tidak dapat atau sulitdiramalkan (unpredictable influences)'(3) permintaan-nya dipengaruhi oleh perubahan dalam nilai kursvaluta, ketidaktentrarmm politik, dan perubahancuaea, pandemi suatu penyakit; (4) permintaaritergantung pada sejumlah motivasi yang rumit. Adalebih dari satu alasan mengapa wisatawan ber-kunjung ke destinasi wisata tertentu; (4) permintaanpariwisata sanga! elastis terhadap harga danpendapatan.

Kegiatan pariwisata ditentukan oleh faktor per-mintaan dan penawaran. Kekhasan dan keunikanindustry pariwisata menjadi daya tarik wisatawanuntuk mengkonsumsi produk wisata. Namundemikain, permintaan pariwisaia bersitat elastic,artinya permintaan terhadap produk wisata sangatdipengaruhi oleh perubahan yang relaOf kedl dalamharga dan pendapatan. Artinya, kalau harga danpendapatan naik atau turun sedikit saja, perubahanterse but akan sanga! mempengaruhi konsumsi jasa-jasa pariwisata. Disamping itu, perilaku wisatawanjuga berbeda-beda. Sedikit sekali unsur Ioyalitasuntuk sebagian besar para wisatawan manca Negara,mereka cenderung mengunjungi tempat yangberbeda tiap tahun dari pada kembali ketempat yangsama setiap masa liburan. Maka setiap lokasi wisataharus brfokus pada sebagian (segment) dari seluruhpasar pariwisata.

Dalam industri pariwisata, pelaku usahapariwisata menghadapi suatu produk yang hidup (aliving product) dan suatu tempat tujuan wisata(destination). Saat ini terindikasi adanya perubahanpreferensi dan motivasi wisatawan dunia yangberkembang sanqat dinamis, sehingga wisatawancenderung mencari pemenuhan kebutuhan fisik danpsikisnya da!am menikmati obyek yang spesifik(udara segar, pemandangan, pengolahan produkiradisional, agrobisnis, budaya & khas loka!, muatancultural). Menjadi catatan penting bahwa walaupunkeberadaan usaha pariwisata ditujukanuntuk me-rnuaskan wisatawan manca negara, tetapi lingkunganf.sik, sosial, dan kebudayaan hams dilindungi.

CO-VALUE VolumeI No. I Januari2010 55

Page 12: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

Pengembangan pariwisata harus menjadi bagianintegral pembangunan koperasi di Indonesia dalamtataran kebijakan. pilar-pilar kelembagaan. dukunganstruktur permodalan yang kuat, sistem manajerialyang efektif, sistem pengawasan yang kuat, regulasiyang kondusif, perlindungan dan jaminan usaha,pengembangan standar kompetensi profesi ke-pariwisataan, promosi, jaringan dan sistem informasi,dan dukungan infrastruktur. Hal ini dipertukan untukmewujudkan sinergitas dan intergrasi pembangunankoperasi dan pengembangan pariwisata yang mem-beri nilai guna dan optimalisasi bagi para pelakuusaha kegiatan kepariwisataanyang berkelanjutan.

v. Peluang dan Tantangan Koperasi WisataKonsep pembangunan yang berkelanjutan ber-

kembang berdasar pada kenyataan te~adinyaberbagai perubahan lingkungan karena aktifitasekonomi manusia yang tidak diperkirakan sebelum-nya. Pembanguna berkelanjutan adalah pembangun-an untuk memenuhi kebutuhan saat kini tanpamengurangi kemampuan generasi mendatang untukmemenuhi kebutuhannya. Pembangunan beklenajut-an juag menyangkut antisipasi terhadap perubahaniklim, kesempatan, dan viabilitas. Me. Kurcher (2003)menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang tidakbisa diabaikan dalam pengembangan industripariwisata secara berkesinambungan, yaitu masalahpemelihara-anekologi, hubungandengan masyarakatlokal dan kepuasan wisatawa!l. World TourismOrganization (WTO) memberikan prinsip-prinsip pe-ngembangan ekologi, hubunqan dengan masyarakatloka! dan kepuasan wisatawan. World TourismOrganaation (WTO) membetikan prisnip-prinsippengembangan industri pariwisata berkelanjutandengan mengadakan keseimbangan pembangunanantara aspek lingkungan (environmen-taQ, ekonomi(econom/) terutama ekonomi masyarakat lokal, dansosial budaya (sosio cultura~. Dalam industripariwisata. pengembangan pariwisata, pengembang-an lingkungan dan pengembangan sosio ekonomimerupakan suatu sirkular dan hubungan kumulatif(Cater dan Goodall, 1997 :85). Pengembangan,industri pariwisata yang berkelanjutan menempatkanaspek sumber-sumber lingkungan sebagai dasarkompromi yang menentukan prospek penduduk lokaldimasa yang akan datang.

Selanjutnya Fennel (1997) menyatakan bahwaekowisata merupakan bentuk pariwisata alternativeatau pariwisata berkelanjutan. Ekowisata memiliki

beberapa karakteristik yang mendukung pern-bangunan bettefanjutan, yaitu ~afanan yang ber-tanggung jawab, mature resource-based (pendekatanbe~s sumberdaya alam), kawasan yang refatiftidak terganggu, memperkenalkan konservasi danpreservasi lingkungan, dampak rendah, tidakkonsumtif, dan berorientasi lokaf, mempelajari,mengagumidan menikmatipemandangan,tumbuhan,fauna dan manifestasi budaya, dan melakukanpemberdayaan masyarakat & keuntungan ekonofTIilocal. Konsep ini sejalan dengan upaya menang-gulangi masalah kemiskinanmelalui sektor pariwisatayang kemudian dikenal dengan community-basedtoursim (CBT). Dalam istilah indonesia, CBT adalahpariwisata berbasis kerakyatan merupakan gagasanyang relative baru, dimana munculnya gagasan iniantara lain karena pariwisata modem telah banyakmengabaikanposisi daripadamasyarakat lokal.

Paradigma kebijakan pembangunan pariwisatadiarahkan pada (1) pembangunan BerbasisMasyarakat (Community Based Developmenn; (2)persatuan dan Kesatuan Bangsa, (3) PengentasanKemiskinan (Poverty Alleviation), (4) PembangunanBerkelanjutan (Sustainable Development). Dengandemikain, kekuatan pembangunan pariwisata beradapada masyarakat sebagai kekuatan dasar, Pariwisataberasal dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, sertapariwisata adalah kegiatan seluruh lapisanmasyarakat (Pemerintah hanya sebagai fasilitator).Berdasarkan hal ini, maka pembangunan pariwisataberbasis masyarakat diarahkan untuk mendorongtumbuhnya semangat kewirausahaan, mendorongtumbuhnya kemitraan, dan mendorong tumbuhnyadaya saing local mefalui pengembangan keunikanlokal

Secara normative, dalam UU No. 10 tahun 2009tentang Kepariwisataan, pasal 17 dinyatkan bahwapemerintah dan Pemerintah Daerah wajib me-ngembangkan dan melindungi usaha mikro, kedl,menengah, dan koperasi dalam bidang usahapariwisata dengan cara (1) Membuat kebijakanpencadangan usaha pariwisata untuk usaha mikro,kecil, menengah. dan koperasi; dan (2)Memfasilitasikemitraan usaha mikro, kedl, menengah, dankoperasi dang-an usaha skala besar. Landasannormatif diatas merupakan peluang sekaligustantangan bagi koperasi, usaha mikro, kecil danmenengah untuk berperan dalam industri pariwisatatermasuk didalamnya industri agrowisata yangberbasis masyarakat lokal

56 CO-VALUE Volume I No. I Januari 2010

Secanlkan sektor 1

(Menkok~catat bahkesernpaproduk n% dampdernikian •olehinvestor ,jadi penoobadan usaatau badkegiatannsekaligusberdasaradalah bagkoperasi defektif

CO-VALUE

Page 13: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

Secara makro, pariwisata di Indonesia merupa-kan sektor yang menyumbang devisa di urutan ketiga(Menkokesra, 2008). Pads tahun 2007, BPS men-catat bahwa pariwisata berdampak menyerap 5,22%kesempatan kerja, berkontribusi 4,62% terhafapproduk nasional, 4,62% terhadap pajak nasional, 4,29% dampak terhadap nilai tambah sektoral. Namundemikian pembangunan pariwisata masih dinikmatioleh pemilik modal (misaJnya kasus di Bali, 80%investor asing) sedangkan masyarakat Iokal hanyajadi penonton dan termarginalkan. Koperasi adalahbadan usaha yang beranggotakan orang seorangatau badan hukum koperasi dengan melandaskankegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasisekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yangberdasar atas asas kekeluargaan. Masalahnyaadalah bagaimana masyarakat yang tergabung daJamkoperasi dalam melaksanakan secara optimal danefektif dalam pengusahaan dan pengelolaanpariwisata. Bagaimanakah kepariwisata dapat di-kembangkan rnelalui koperasi atau masuk sebagaibagian unit usaha di koperasi dan bagaimanaketerlibatari masyarakat loka! dalam koperasi.Pertanyaan lainnya adalah bagaimana meng-optimalkan peran koperasi dalam kepariwisataanyang member mantaat dengan tetap rnem-pertimbangkan lingkungan dan peluang pasar. Hal initerkait pula dengan peran masyarakat lokal melaluikoperasi dapat menjadi pelaku dan memperoleh nilaitambah dan kegiatan kepariwisataan yang ada diwilayah kerja koperasi bersama anggola.

Salah satu tantangan dari pengembanganpariwisata dan pembangunan koperasi adalahkemauan pontik pemerintah dan stakeholder ke-pariwisataan untuk bersama-sama mendukungpemikiran dan mengimplementasikan pengembangankoperasi .berbasis wisata atau koperasi wisata.Dukungan pemerintah kepada koperasi yang ber-sedia mengelola kegiatan kepariwisataan dapatberupa faslitasi kebijakan pengembangan koperasiwisata, peningkatan kapasitas SDM pengelola,pendampingan, perkuatan permodalan, bantuanpromosi, peningkatan sarana dan prasarana ke-pariwisataan bagi koperasi, serta memfasilitasi ter-selenggaranya kemitraan usaha dengan stakeholderindustri pariwisata.

Secara mikro dan operas ionai, koperasi dimintauntuk bersikap profesional dalam kegiatan ke-pariwisataan. Misalnya, kegiatan agrowisata pada

dasamya merupakan agro industri yang dikeloladengan prinsip pembangunan berkeianjutan, bukanhanya meningkatkan nilai ekonomis, tetapi jugamemiliki nilai tambah lainnya saperti rekl:easi alam(ekowisata), nUai keindahan, estetika, nilai ilmupengetahuan dan pendidikan, serta nilai sosiallainnya, dalam arti menggerakkan partisipasimasyarakat dan Iembaga ekonominya (koperasi).Dengan demikian, daJam agrowisata memiliki nilai-nilai ganda yang jika dikelola dengan \baik akanrnemberikan nilai tambah yang besar (~, 1998,A1ekodra, 2001, Sugandi, 1998). Yang ~(flperlukanuntuk membangun pariwisata termasuk didaJamnyaagroewisata ada empat unsur, yaitu: waktu, uang,sumber daya, dan motivasi untuk be~alan. Kunjunganwisatawan asing ke Indonesia dari tahun 2004 hinggatahun 2007 relatif tidak mengalami perubahan yangberarti. Dengan demikian, koperasi dalam mengelolaagrowisata harus benar-benar sreius dan mem-perhatikan aspek permintaan pasar: agrowisata darisisi perilaku dan kepuasan pengguna produkagrowlsatanya, tidak hanya sebatas menyediakanproduk ataupun saran a prasarana agrowisata.Artinya tidaklah cukup menyediakan sarana danprasarana pariwisata, tanpa memperhatikan danmempertimbangkan aspek permintaan wisatawanyang berbasis kepuasan dan kenikmatan (pleasure).

Jika koperasi berkontribusi pada sektorpariwisata, berarti porsi kegiatan koperasi padakepariwisataan dalam ukuran ekonomi makrosemakin menunjukkan peningkatan. Dalam duadasawarsa ini, pariwisata berada dan bergerak dalamposisi penghasilan devisa dengan pola yang hampirsarna, sehingga cukup strategis dan menguntung-kan bagi koperasi jika menempatkan kegiatan usahapariwisata sebagai unitlbagian usahanya. Selainmemiliki daya tahan terhadap ekonomi, sektorpariwisata bisa diandalkan sekaligus menjadi potensiyang masih memerlukan optimalisasi pembangunandan pengembangannya di Indonesia. Dengandemikian, peran koperasi dalam kepariwisataandiharapkan dapat pula mendongkrak pendapatansector kepariwisataan dan kontribusi koperasiterhadap perekonomian secara makro. Secaramakro, kegiatan pariwisata oleh koperasi mem-berikan nilai manfaat langsung dan tidak langsungbagi anggota, sehingga keberadaan koperasi mem-berikan konlribusi nyata bagi perekonomian rakyat

co-VALUEVolume I No. I Januari 2010 57

Page 14: JS:~~·~:~~~· - Ikopin Repository

VI. Keslmpulan1. Koperasi memiliki peluang dan terbuka

kesempatan yang cukup luas untuk berperandalam sektor energi dan pariwisata. Peluang inidapat diraih dengan upaya maksimal darikoperasi sebagai badan usaha maupun sebagaigerakan untuk mendapat kesempatan.

2. Koperasi perfu mempersiapkan diri dari aspeksumberdaya manusia profesional, kememadaianfinansial, dan kekuatan kelembagaan gunamendukung upaya pengusahaan dan pengelola-an sekor energi maupun pariwisata.

3. Dukungan pemerintah secara konkrit dan nyataterhadap koperasi diperlukan untuk mengakuikeberadaan koperasi dalam pengusahaan danpengelolaan sektor energi dan pariwisata agarmempennudah proses akselerasiperan koperasipada kegiatan-kegiatannya.

4. Koperasi sebagai badan usaha dan gerakankoperasi pertu pro aktif mengambil peran dalamsektor pengusahaan dan pengelolaan energi danpariwisata.

DAFT AR PUST AKAHanel, Alfred, 1994. Dual or Double Nature of Cooperative.

Dalam International Handbook of CooperativeOrganizations. Vandenhoeck & Ruprecht. Gottingen.

Heliyanto, Bambang, 2009. Konsep Desa Mandiri Energi.Prosiding Lokakarya Nasional III lnovasi TeknologiJara\( Pagar untuk Mendukung Program Oesa MandiriEnergi. 8ayumedia Publishing. (www.balittas.litbargdp.ptan.go.id! mdlimages~arakpagar/k.onsep dme.pdf).

Inskeep, E., (1994), Tourism Planning: An Integrated andSustainable Development Approach, Van NostrandReinhold, USA.

Marsongko, E. P., 1998. Sustainable Tourism Develop-ment: A Case Study of Tourism Development inKarimunjawa Marine National Park, Jepara, CentralJava, Indonesia, Thesis, Bournernouth University,Bournernouth, England.

Mcintyre, G., 1993. Sustainable Tourism Deve/op-ment:Guide For Local Planners, WTO, Madrid

Middleton, V. T. C., & Hawkins, R., 1998. SustainableTourism: A Marketing Perspective, Butterworth-Heinemann, Oxford.

Page, S.J. & R.K.OowIing, 2002. Ecotourism, Prentice Hall,Essex.

Peraturan MenteriEnergi Sumber Daya Mineral tentangP6doman Harga Pembelian Ustrik oIeh PT PLN(Persero) dengan Koperasi atau Badan Usaha lain,tertanggal23 Maret 2009.

Pitana, I G, 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian Sosiologisterhadap Struktur, Sistem, dan dampak pariwisata.Yogyakarla: Andi Offset.

Presiden Republik Indonesia. 2009. Sambutan PresidenRepublik Indonesia pad ahari koperasi ke-62,Smarinda, 15 Juli 2009. (www.dekopin. cooptdownload.asp).

Priyono dan Pranarka,. 1996. Pemoordayaan (Em-powerment). Pemberdayaan, Konsep, danImplementBSi.CSIS, Jakarta.

Ropke, Joehen, 1985. The Economic Theory ofCooperative Enterprises in Developing Countries.With Special Reference to Indonesia. Marburg.

Sharpley, Richard & Julia, 1997. Rural Tourism: AnIntroduction, Thomson Business Press, London

Smith, V.L & Eadington, W.R., 1996. Tourism Alternatives:Potentials and Problems in the Development ofTourism, John Wiley & Sons, England

Spill an , J. Smith. 1994. Ekonomi Pariwisata.Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata.

Yogyakarta: AND!.Syamsu, Y., 2001. 'Penerapan Etika Perencanaan pada

kawasan wisata, studi kasus di kawasan AgrowisataSalak Pondoh, Kabupaten Siernan, Daerah IstimewaYogyakarta'. Jakarta: LP3M STP Tri Sakti, JumalIImiah, Vol 5. No. 3 Maret 2001.

Utarna, I G.B. Rai,http://bahankuliah.word[lfess.comi2009/05/02lpariwisa!a*ajian-sosio!oqi-dan-ekonomil

Alpen Steel. Kesempatan koperasi dalam UsahaKetenagalistrikan. (www.alpensteel.com/articleJ53-101Jenergi terbarukan-renewable).

Wahab, Salah. 1975. Tourism Management. London:Tourism International Press.

Wood, Megan Epler, 2002. Ecotourism: Principles,Practices & Policies for Sustainability, UNEP, France.

WTO, (1993), Sustainable Tourism Development: Lessonfor Planners, WTO, Madrid.

Wylie, J., 1996. Tourism and The Environment, Universityof Hawaii at Manoa, June 24, 1997.

Yuyun, Wirasasmita. 1996. Fungsi Obyektif Koperasi.lkopin.

Riwayat PenulisDr.lr. H. Erry Supriyadi R., MT., adalah Dosen Tetap YPK(Institut Manajemen Koperasi indonesia (IKOPIN).

Agus Arifin, Dosen Tetap YPK (Institut ManajemenKoperasi indonesia (IKOPIN).

58 CO-VALUE Volume I No.1 Januari 2010

F

AbstraUsaha siterjadinfaktor ekoperasterha

I. PENKeg'

SimpanKoperasiberbagaidihadapipinjamankurang I.macet1/2008). Iberdampaproduktifkoperasipemecah]terlebihpinjamanternacapSirnpan

CO-VALUE