Karies

8

Click here to load reader

description

karies

Transcript of Karies

KARIES1. Faktor PenyebabFaktor utama:a. Host (gigi)Struktur gigi permukaan email yang cacat memudahkan plak menempel, anatomi gigi missal pit dan fisur yg dalam, susunan gigi yg crowded/ overlapping (berjejal) memungkinkan sisa makanan menumpuk.b. Agen atau mikroorganismeMikroorganisme penyebab karies terutama S. mutans, lainnya: S. lactus, Lactobacilus Acidophilicus, dll.c. Substrat karbohidratSubstrat karbohidrat dari diet termasuk jenis (glukosa, sukrosa, maltosa, laktosa), konsistensi, konsentrasi, dan frekuensi.Faktor pendukung:a. Waktub. Faktor Intraoral Karies Gigia. Rendahnya aliran saliva penderita xerostomia. Kapasitas buffer saliva yang rendah.b. Oral hygiene yang buruk menghasilkan skor plak yang tinggi dan deposisi kalkulus.c. Penyakit periodontal dan bedah periodontal.d. Hilangnya perlekatan dan resesi gingiva.e. Mikroorganisme yang meningkat dalam saliva.f. Frekuensi intake karbohidrat dan persentase plak yang terdapat pada permukaan gigi.g. Karies koronal dan karies akar yang tidak direstorasi dan direstorasi.h. Gigi penyangga overdenture dan gigi tiruan sebagian lepasan, dimana klamer dan konektor berperan terhadap retensi makanan.i. Maloklusi, abfraksi, drifting, dan tipping, dimana daerah gigi tidak dapat dijangkau oleh pasien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.c. Faktor Ekstraoral Karies Gigia. Usia lanjut, dimana insidens karies akar tinggi pada dewasa tua.b. Pemeriksaan gigi yang jarang.c. Tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah.d. Jenis kelamin, dimana pria lebih cenderung terkena dibanding wanita. Hal ini disebabkan erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingan laki-laki sehingga gigi anak perempuan lebih lama berada di dalam mulut dan lebih lama berhubungan dengan factor risiko terjadinya karies.e. Ketidakmampuan fisik (seperti penyakit Parkinsons) dimana pasien memiliki keterbatasan kemampuan manual sehingga menyulitkan pembersihan plak selama menyikat gigi.f. Obat-obatan yang mengurangi aliran saliva (antihipertensi: mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit, shg mengurangi produksi saliva)g. Diabetes, gangguan autoimun (seperti sindrom Sjogrens dimana sel imun menyerang dan menghancurkan kelenjar eksokrin yang menghasilkan air mata dan saliva), atau terapi radiasi (pada daerah leher dan kepala terbekti dapat mengakibatkan rusaknya struktur kelenjar saliva dg berbagai derajat kerusakan bgn yg terkena radioterapi).h. Antipsikotik, sedatif, barbiturat, dan antihistamin.i. Paparan terbatas terhadap air yang mengandung fluoride.j. Pecandu alkohol ataupun narkotika.2. Klasifikasi Kariesa. Berdasarkan morfologinya, karies dibagi menjadi:i. Karies pit dan fisurKaries pit dan fisur tipe primer terbentuk di permukaan oklusal molar dan premolar, permukaan bukal dan lingual molar dan permukaan lingual insisivus maksila. Pit dan fisur yang berdinding tinggi an terjal serta berdasar sempit paling rentan terhadap karies. Pit dan fisur kadang dianggap kelainan perkembangan terutama karena email pada tempat yang dalam sering sangat tipis, bahakan terkadang tidak ada sehingga dentin terpapr. Pit dan fisur pada proses awal karies tampakcoklat atau hitam, terasa agak lembut. Email yang berbataan dengan pit dan fisur tersebut mungkin terlihat opak putih kebiruan karena proses di bawahnya. Proses ini terjadi melali penyebaran lateral karies pada batas dentin dan email, sehingga dapat terbentuk lubang yang bear di bawah email.

ii. Karies permukaan halusTimbul pada permukaan proksimal gigi dan sepertiga gingival permukaan bukal dan lingual. Biasanya diawali dengan timbulnya plak. Biasanya timbul tepat di bawah titik kontak dan awalnya tampak opaksitas putih samar pada email tanpa diskontinuitas permukaan email. Tempat putih kapur ini kemudian menjadi agak kasar karena dekalsifikasi superficial. Dengan penetrasi karies ke email, email di sekitar lesi menjadi puith kebiruan.iii. Karies akar atau karies sementumTerdapat pada permukaan bukal, lingual atau labial dan berbentuk bulan sabit. Bermula sebagai daerah putih agak kasar yang kemudian berlubang.iv. Karies email linierb. Berdasarkan dinamikanyai. Karies insipientYaitu timbulnya area dekalsifikasi di bawah plak gigi yang mirip dengan permukaan kapur yang licin. ii. Karies rampanAdalah kerusakan bebrapa gigi secara cepat dan biasanya melibatkan permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Terutama dijumpai pada gigi susu bayi yang selalu menghisap dot bergula, juga dapat dijumpai pada remaja yang sering makan kudapan kariogenik dan minuman manis.iii. Karies terhenti (Suatu lesi yang tidak berkembang)iv. Karies sekunder v. Karies radiasic. Menurut GV Black i. Kelas IKaries pada permukaan occlusal yaitu pada 2/3 occlusal, baik pada permukaan labial/lingual/palatal dari gigi-geligi dan juga karies yang terdapat pada permukaan lingual gigi-geligi depan.ii. Kelas IIKaries yang terdapat pada permukaan proximal dari gigi-geligi belakang temasuk karies yang menjalar ke permukan occlusalnya.iii. Kelas IIIKaries yang terdapat pada permukaan proximal dari gigi-geligi depan dan belum mengenai incisal edge.iv. Kelas IVKaries pada permukaan proximal gigi-geligi depan dan telah mengenai incisal edge.v. Kelas VKaries yang terdapat pada 1/3 cervical dari permukaan buccal/labial atau lingual palatinal dari seluruh gigi-geligivi. Kelas VIKaries yang terdapat pada daerah incisal edge gigi depan atau pada ujung cups dari gigi belakangd. Menurut kedalamannya (Djuita, 1983).i. Karies Superfisialis yaitu kedalaman karies baru mengenai email saja (sampai dentino enamel junction), sedangkan dentin belum terkena.ii. Karies Media yaitu karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.iii. Karies Profunda yaitu karies yang sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.e. Berdasarkan lokasi terjadinyai. Karies primer, yaitu karies yang terjadi pada lokasi yang belum pernah terjadi karies sebelumnya.ii. Karies sekunder, yaitu karies yang terjadi pada lokasi yang pernah memiliki riwayat karies sebelumnya.f. Berdasarkan tingkat progresifitasnyai. Karies kronis, yaitu karies yang terbentuk dengan lambat dan terjadi pewarnaan kecoklatan hingga hitam. Karies ini dicirikan dengan rasa ngilu yang ringan, tajam dan singkat. Ngilu terasa akibat adanya rangsangan panas atau dingin, manis atau terkena makanan. Setelah rangsangan hilang maka rasa ngilu pun akan hilang dengan sendirinya. Karena efek ngilunya hanya kecil, para penderita karies kronis terkadang tidak terlalu ambil pusing. Padahal jika tidak segera mendapatkan perawatan oleh dokter gigi, maka akan meningkat menjadi gejala akut.ii. Karies akut, yaitu karies yang berkembang dan memburuk dengan cepat. Karies akut ini ditandai dengan rasa ngilu yang berat, tumpul dan lama. Rasa ini sering datang pada saat akan tidur. Rasa ngilu datang tanpa adanya rangsangan sebelumnya. Pada karies akut, terkadang obat-obatan penghilang rasa ngilu sudah tidak berfungsi lagi.iii. Karies terhenti, dimana lesi karies tidak berkembang yang dapat disebabkan oleh perubahan lingkungan.g. Menurut etiologinyai. Karies botol bayi adalah karies yang ditemukan pada gigi susu anak kecil. Karies ini disebabkan oleh glukosa (gula) yang terdapat pada botol susu yang terus menempel ketika bayi tertidur. Kebiasaan tersebut seringkali dilakukan oleh banyak orangtua yang tidak ingin direpotkan dengan tangisan si bayi. Ini adalah kebiasaan yang kurang baik karena akan mengakibatkan gula yang terdapat dalam susu berinteraksi dengan cepat membentuk lubang gigi karena terpapar dalam waktu yang lama dengan mulut anak. ii. Karies rampan adalah karies yang berkembang secara drastis dan terjadi pada banyak gigi secara cepat pada orang dewasa. Karies rampan banyak terjadi pada pasien dengan xerostomia (air ludah kurang). Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain kebersihan mulut yang buruk, penggunaan methampetamin, radiasi berlebihan, dan konsumsi gula yang berlebihan.