Kata Pengantar

download Kata Pengantar

of 30

description

Pendidikan agama islam

Transcript of Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. atas limpahan rahmat, hidayah dan karunianya kepada kita semua sehingga sampai saat ini kita masih diberi nikmat sehat, nikmat untuk selalu bersyukur dan nikmat iman untuk tetap berada di jalan yang diridhainya yaitu agama islam,. Shalawat serta salam kita semoga tetap tercurahkan kepada pemimpin kita yaitu baginda nabi agung Muhammad SAW. yang telah membimbing kita dari jalan yang buruk, jalan yang tidak menguntungkan kita dunia hingga akhirat kepada jalan yang terang benderang, jalan yang sangat rahmat yaitu agama islam. Selanjutnya, saya ucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Ruswanto, M.Ag selaku dosen mata kuliah agama islam yang telah membantu untuk membimbing saya dalam menyelesaikan makalah yang bertema aqidah islam dan ucapan terima kasih ini juga saya tujukan kepada teman-teman yang sudah membantu saya selama proses penyusunan makalah agama islam ini. Meskipun makalah ini dibuat semaksimal dan sebaik mungkin, tidak menutup kemungkinan jika beberapa hal yang ada dalam isi laporan ini memiliki banyak kekurangan sehingga saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan makalah ini. Selanjutnya, saya memohon doa dari para pembaca agar penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang kesulitan dalam membuat makalah agama islam dan saya mohon maaf jika isi di dalam makalah ini terdapat penyampaian kata yang kurang berkenan kepada pembaca.Demikian atas apresiasi para pembaca dan semoga penggunaan makalah ini dalam meningkatkan pengetahuan pembaca, saya ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 15 Oktober 2015Penyusun

Muhammad Ramadhan Nico Pratama

Aqidah Islam

Aqidah () menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-aqdu () yang berarti ikatan, at-tautsiiqu() yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu () yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah ( ) yang berarti mengikat dengan kuat (Lisaanul Arab (IX/311: ) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) t dan Mujamul Wasiith (II/614: ))

Sedangkan menurut istilah (terminologi): aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.

Jadi, Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Taala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid (Lihat Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma wa Shifat Allah) dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qathi (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma Salafush Shalih (Lihat Buhuuts fii Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaaah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin Abdul Karim al-Aql, cet. II/ Daarul Ashimah/ th. 1419 H, Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaaah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaaah fil Aqiidah oleh Dr. Nashir bin Abdul Karim al-Aql).

Rukun Iman

Rukun Iman ada berapa ? jawabnya pasti enam. Sebutkan ! Iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah dan Iman pada Hari akhir (eskatologis) tambahan pada qodho dan qadar. Qodho dan Qadar berangkat dari Nabi SAW tertera dalam Hadits, sedangkan dalam Alquran terindikasi ada lima. Rujukan Qurannya ada di surat Al Maaidah (4 : 136) . Lihat kata apa saja yang ada di ayat itu : Allah, Rosul, Kitab-kitab Allah , Malaikat dan Hari Akhir. Semua Rukun Iman itu akan dibahas secara singkat, dan Insya Allah padat.

1. Iman kepada Allah

Allah harus sudah sepakat difahami sebagai Ilah (tuhan). Ke-ILAHAN-nya pun AHAD. Kalam-Nya benar (Al-Haqq). Kedudukan-Nya melebihi apa dan siapapun. Coba perhatikan QS. 2 : 165. Artinya : ada segolongan manusia menjadikan yang lain sebagai tandingan kepada Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka cinta pada Allah.

Ini berarti Allah disejajarkan pada makhluk. Ini pelecehan pada Iman sendiri. Banyak kali yang dipertuhan. Kita cinta sama Allah tapi kenapa cinta juga sama yang lain. Sebetulnya kita yang mana ?. Aku atau dia !. Inilah si Musyrik itu, berserikat aqidahnya. Kalau orang yang telah beriman cintanya lebih kepada Allah, ia tau Allah lebih dari segala-galanya. Tempatnya di Iman harus yang paling tinggi, cintanya harus lebih, prioritasnya nomor satu, derajadnya harus yang termulia di iman, perintahnya harus dikerjakan lebih dulu daripada yang lain, Kata-kataNya nomor satu di sima. Inilah si Mumin sejati. Jadi perbedaan antara mumin dengan yang bukan adalah cintanya pada Allah, lebihkah atau disejajarkan. Banyak ayat yang berkenaan dengan cinta pada Allah ini. Bila betul kita beriman kepada Allah, terus kita ngapain !. Apa bukti cintamu lebih pada Allah !. Bagaimana aplikasi ber-Iman pada Allah itu !. Coba

Lihat QS. 49 : 15 :Artinya : Sesungguhnya Al- Muminun itu ialah mereka yang beriman kepada Allah dan RosulNya , kemudian mereka tidak ada ragu dan mereka berjihad dengan Maal dan diri mereka di jalur Allah. Mereka itulah para Shodiqun.

Aplikasi mereka yang telah beriman itu adalah meniadakan keraguan, berjuang dengan Harta dan jiwa raganya di jalan Allah. Kalau iman tiada ragu lagi, apa buktinya ? jadilah Mujahid Allah dengan harta dan jiwa raga kita di jalan Allah.2. Iman kepada Malaikat Malaikat terambil dari dua lafadz yaitu Malaka dan la aka, yang berarti berkuasa, berkekuatan, dan utusan. Ingat !. Malaikat adalah hamba Allah pula, ia adalah aparat Allah (4 : 172), tentaraNya sekaligus utusanNya pula. Kalau Malaikat sudah nuzul maka yang ada hanya ceria, hilang kesedihan dan kekhawatiran. Tiada lagi gundah gulana. Jangan hanya mengatakan Iman pada malaikat, iya tapi bagaimana. Apakah cukup dengan sekedar percaya kalau dia ada ? sebagai orang yang beriman sudah wajib percaya. Lantas sesudah percaya, mau ngapain ?. Sekedar percaya doang kah, terus berhenti ?. Aplikasi termudahnya adalah kita fahami apa itu malaikat dulu baru karakteristiknya bisa kita praktekkan. Malaikat itu hamba Allah !. begitu Kita percaya, maka harus aplikasi, itu kata rosul lewat haditsnya tadi. Aplikasinya kita harus pula jadi Hamba Allah, bukan jadi hamba syaitan atau manusia. Siapa Yang mengimani Malaikat, jadilah hamba Allah juga, sepertinya. Malaikat itu makhluk yang senantiasa sujud dan tunduk patuh pada Allah, tidak sombong (16 : 49) dan tak memashiyati Allah (66:6) maka jadikan diri kita senantiasa sujud dan tunduk patuh pada Allah pula, tidak berlaku sombong. Ini saja dulu.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah

Kitab adalah Kalam Allah, jadi petunjuk, penjelasan dan Pembeda bagi orang yang beriman. Orang yang beriman kepadanya seyogiayanya harus mau mentadabburinya (4:82), mengiqronya (17:14), Sima (7:204), jangan ajula (20:114), harus tartil (73:3). Kitabullah adalah sebaik-baik Qoul (39:23), maka berqoullah dengan memakai quran. Quran adalah wahyu dari Allah Al haq. Maka hiduplah dengan quran, hidupilah dirimu dengan Al-Quran.

4. Iman Kepada Rosul-rosul Allah

Ingat Rosul itu juga bermakna utusan. Sakral atau tidaknya seorang utusan sangat ditentukan oleh siapa yang mengutusnya dan apa yang dibawanya. Rosulullah itu, Allah yang mengutusnya. Sebagai orang yang beriman kepadaNya aplikasinya :(harus 33 : 21 Mentauladani Rosul). (4:80 . Taat pada Rosulullah), (8:24. Menjawab seruan Rosul), (24:51 . Samina wa athona), (33:36. Menselaraskan kehendak dengan kehendak Allah dan RasulNya)

5. Iman kepada Hari Akhirat Akhir adalah target, capaian arah, sasaran, cita-cita, tujuan dan Finish. Yaum itu = hari, kesempatan, saat. Allah menyatakan ( 93:4) Akhir itu lebih sempurna / baik dari dunia/awal/kini. Akhir bertemu Allah. Yaum cerita saat. Yaumillah = saat hari Allah. Kenapa tak kita ciptakan Yaum kita dengan Allah. Hari-hari bersama Allah. Tiada hari tanpa Allah. Jangan Yauminnas saja (Hari-hari dengan manusia).

6. Iman kepada Qodho dan Qadar

Qhodho adalah keputusan Allah. Kita imani Allah maka kita harus rela pasrah tanpa rontaan pada semua keputusan/ketetapan Allah, sebab pada dasarnya apa saja yang ditimpakan/dibebankan kepada manusia masih dalan batas-batas kemampuannya, tidaklah melebihi kadar yang telah diberikanNya kepada manusia. Sadar akan kemampuan bahwa kita mampu melaksanakan semua keputusan Allah, itu sudah merupakan aplikasi bathiniyah yang baik. Tapi karena komponen yang satu ini dari Rasul (hadits) maka aplikasinya harus melihat para rosul dahulu. Rosul membentuk Makkah dan Madinah. Inilah monumental Ibrahim dan manumental Muhammad SAW. Kita sebagai ummatnya /pengikutnya harus pula berusaha maximum untuk membuat wilayah-wilayah bernuansa Islam di Muka bumi, paling tidak di setiap RT-RT keluarga-keluarga kita. Inilah aplikasi terbaik beriman terhadap Qodo dan Qadar. Dan ini pula telah sesuai dengan kapasitas kemampuan manusia (qadar) pada umumnya. Rosul menapaktilasi QodhoNya dengan memperhatikan Qadarnya sendiri. Akhirnya Nabi Ibrahim as mampu mewujudkan Makkah sedang Nabi Muhammad saw mewujudkan Madinah.

Definisi iman

Menurut bahasa Iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, Iman adalah: "membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan."Ini adalah pendapat jumhur. Dan Asy-Syafi'i meriweayatkan ijma para sahabat, tabi'in dan orang-orang sesudah merek yang sejaman dengan beliau atas pengertian tersebut.

Penjelasan Definisi Iman" membenarkan dengan Hati" maksudnya, mengucapkan du kalimah syahadat " La ilaha illalah wa ana Muhammadan Rasulullah"(Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan hmbanya Muhammad adalah utusan Allah)"Mengamalkan dengan anggota badan" maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang angota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.

Hakikat iman

Allah Subhannahu wa Taala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar-nya."(Al-Anfal: 2-4)

"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia."(Al-Anfal: 74)

Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya.

Mereka mengetahui, Dialah semata yang mengatur kerajaanNya tanpa ada sekutu. Mereka menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya. Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat yang tinggi di sisiNya, sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya.

Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para sahabat Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman yang sebenar-benarnya, karena iman mereka yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman tersebut.

Telah kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun munurut istilah. Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah memasukkan amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa berkurang.

Bertambah karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar dalil-dalilnya. Berikut ini kita akan menambah keterangan tentang makna Islam dan iman.

Hikmah Beriman Bagi Kehidupan

1. Hikmah Beriman Kepada Allah SwtOrang orang yang beriman kepada Allah swt dengan kesungguhan hati dengan tak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya, maka Allah akan memberikan kemuliaan kepada mereka baik didunia maupun diakhirat.Adapun kemuliaan didunia itu meliputi :a.Hatinya tenang, tidak goyah atau terombang ambing oleh ajakan nafsu jahat atau orang yang akan menyesatkan. Firman Allah dalam Alquran surat Ar rad ayat 28. Artinya : orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.b. Orang yang berimman akan selalu mendapat bimbingan dari alahh swt, oleh karena itu apa yang dilakukannya adalah perbuatran-perbuatan baik dan terpujic. Orang yang beriman meiliki sikap dan jiwa sosial, menyayangi anak yatim, menyantuni fakir miskin, dan mengahrgai sesama orang lain.d. Orang yang beriman akan selalu Melakukan amalan-amalan saleh, rendah hati, kasih sayang terhadap sesame manusia, bahkan terhadapsemua makhluk ciptaan tuhan, baik hewan atau tumbuh-tumbuhan.e. Allah akan memasukkan orang yang berimanb kedalam surga sebagai rahmatnya dana pahala atas ketaatan serta kepatuhannya selama hidup didunia firman Allah swt dalam surat Al Maidah ayat 9. Artinya : Allah Telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.Tentang ciri hamba-hamba Allah yang mencintai Allah SWT.Yang pertama, Allah tujuan hidupnya, Allah ghayatuna.Yang kedua, sangat taat kepada Allah SWT, istiqomah, berpegangteguh pada syariat Allah SWT.Yang ketiga, mencintai mereka yang dicintai oleh Allah, (yaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia, hamba-hamba Allah yang jujur, para syuhada, hamba-hamba Allah yang shaleh.Yang keempat, dengan sangat senang hati melakukan apa yang Allah perintahkan untuk dirinya, dan apa yang Allah larang untuk dirinya. Karena ia tahu perintah-larangan Allah untuk kemaslahatan dirinya.Yang kelima, selalu ingat kepada Allah, selalu berdzikir kepada Allah SWT. Selama berdzikir berarti selama itu ia bersama Allah.Yang keenam, mengunjungi rumah Allah, Ka'bah Baitullah, Haji bagi merekayang mampu. Umroh demi umroh, mengunjungi rumah Allah, masjid, musholla, ia jaga shalat berjamaah. Kemudian mengunjungi nabi Muhammad SAW ke Madinah, ziarah, bershalawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidupnya. Mencintai Allah berarti mencintai nabi Allah.Kemudian sangat senang membaca kalamullah, Al Qur'anul karim. Yang kesembilan, sangat senang menyampaikan ajaran Allah, mendakwahkan ajaran Allah, pada diri sendiri, keluarga, handai taulan, kepada siapa pun.Kemudian percaya yakin, benar-benar beriman kepada semua janji-janji Allah. Janji Allah di dunia, janji Allah di akhirat. Keyakinan kepada janji Allah melahirkan akhlaq yang mulia. Kemudian percaya, yakin, beriman ditolong oleh Allah. Inilah Allah janjikan dalam surat Yunus ayat 62."Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadapmereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yangberiman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahanbagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalahkemenangan yang besar." (QS. Yunus: 62-64).Sesungguhnya kekasih-kekasih Allah tidak takut apa yang akan terjadi, tidak bersedih apa yang sudah terjadi. Karena mereka benar-benar cinta, beriman kepada Allah, dan mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah. Bagi mereka kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan itu pasti bagi mereka. Itulah kemenangan besar untuk mereka.Kemudian, selalu melakukan yang terbaik untuk Allah, jihad fii sabilillah. Rasulullah bersabda : sebaik-baik jihad adalah jihad melawan hawa nafsu diri sendiri, baik itu hawa nafsu hati maupun emosional.Kemudian merindukan perjumpaan dengan-Nya. Subhanallah. Dan sangat senang menikmati ibadah, khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada Allah, kekasih menghadap kekasih. Bukankah kekasih senang bermesaraan dengan kekasihnya. Waktu bermesraan dengan kekasih adalah waktu-waktu beribadah kepada-NYA

2. Hikmah Iman kepada MalaikatBeriman kepada malaikat akan membawa manfaat yang besar bagi kehidupan manusia antara lain :a. Akan lebih bersyukur kepada Allah SWT, atas perhatian dan perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga dan mendoakannya.b. Akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakn dan menugaskan para malaikat.c. Sebagai seorang muslim haruslah selalu optimis, tidak boleh ragu-ragu dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah hidup karena kita percaya bahwa ada malaikat yang akan memberikan pertolongan dan bantuan.d. Berusaha untuk hati-hati dalam menjalani hidup ini, karena ada malaikat yang diberi tugas untuk mengamati dan mencatat semua tingkah laku manusia.

3. Hikmah Iman Kepada Kitab AllahAda hikmah yang bisa direnungi mengapa Allah menurunkan Al Quran kepada umat manusia yang diantaranya adalah sebagai berikut.1. Menjadikan manusia tidak kesulitan, atau agar kehidupan manusia menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan. (keterangan selanjutnya lihat QS Thaha : Artinya: Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;2. Untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan (keterangan selanjutnya lihat QS Yunus : 19. Artinya: Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka], tentang apa yang mereka perselisihkan itu.3. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa (keterangan selanjutnya lihat QS Ali Imran : 138, Artinya: (Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.4.Untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelumnya (keterangan selanjutnya lihat QS Al Maidah : 48, Artinya: Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.5. Untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah (keterangan selanjutnya lihat Al Hajj : 67 Artinya: Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syariat) ini dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus.6 Untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah (keterangan selanjutnya lihat QS Al Hijr : 90-91, Al Anbiya : 92-93, Al Mukminun : 52-54, Ar Rum : 30-32, Al Maidah : 54, an An Nisa : 150-152.7. Untuk menginformasikan bahwa Al Quran berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa.8. Al Quran adalah kumpulan dari petunjuk-petunjuk Allah bagi seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s sampai nabi Muhammad SAW yang dijadikan pedoman hidup bagi manusia yang takwa kepada Allah untuk mencapai islam selama ada langit dan bumi (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 88-85, Shad : 87, dan At Takwir : 27)Manusia ingin mencapai kehidupan yang selamat sejahtera, baik didunia maupun di akhirat harus menggunakan pedoman hidup yang lurus dan benar yaitu Al Quran (keterangan selanjutnya lihat QS Maryam : 58, Ali Imran : 33 & 84-85, dan At Takwir : 27).4. Hikmah Iman Kepada Rasul-Rasul AllahDi antara tanda-tanda orang yang beriman kepada rasul-rasul Allah adalah sebagai berikut:

1. Teguh keimanannya kepada Allah swtSemakin kuat keimanan seseorang kepada para rasul Allah, maka akan semakin kuat pula keimanannya kepada Allah swt. Ketaatan kepada para rasul adalah bukti keimanan kepada Allah swt. Seseorang tidak bisa dikatakan beriman kepada Allah swt. tanpa disertai keimanan kepada rasulNya. Banyak ayat al Quran yang menyuruh taat kepada Allah swt. disertai ketaatan kepada para rasulNya, antara lain dalam surah An Nisa ayat 59, Ali Imran ayat 32, Muhammad ayat 33 dan sebagainya.Dua kalimat syahadat sebagai rukun Islam pertama adalah pernyataan seorang muslim untuk tidak memisahkan antara keimanan kepada Allah swt. di satu sisi, dan keimanan kepada Rasulullah di sisi lainnya. Dalam bahasa lain, beriman kepada para rasul Allah dengan melaksanakan segala sunah-sunahnya dan menghindari apa yang dilarangnya adalah dalam rangka ketaatan kepada Allah swt.

2. Meyakini kebenaran yang dibawa para rasulKebenaran yang dibawa para rasul tidak lain adalah wahyu Allah baik yang berupa Al-Quran maupun hadis-hadisnya. Meyakini kebenaran wahyu Allah adalah masalah yang sangat prinsip bagi siapapun yang mencari jalan keselamatan, karena wahyu Allah sebagai sumber petunjuk bagi manusia. Seseorang akan bisa meyakini kebenaran wahyu Allah, jika terlebih dahulu dia beriman kepada rasul Allah sebagai pembawa wahyu tersebut. Mustahil ada orang yang langsung bisa menerima suatu kebenaran yang dibawa oleh orang lain, padahal dia tidak yakin bahkan tidak mengenal terhadap sipembawa kebenaran tersebut. Allah menjelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 285 yang artinya sebagai berikut: Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya.(Q.S.AlBaqarah85)

Bagi tiap-tiap orang yang beriman wajib meyakini kebenaran yang dibawa oleh para rasul, kemudian mengamalkan atau menepati kebenaran tersebut. Bagi umat Nabi Muhammad saw. tentulah kebenaran atau ajaran yang diamalkannya ialah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

3. Tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan yang lainDengan beriman kepada rasul-rasul Allah otomatis berarti tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul yang lain. Artinya seorang mukmin dituntut untuk meyakini kepada semua rasul yang pernah diutus oleh Allah swt.Tidak akan terlintas sedikitpun dalam hatinya untuk merendahkan salahsatu dari rasul-rasul Allah atau beriman kepada sebagian rasul dan kufur kepada sebagian yang lain. Sikap seorang mukmin adalah seperti yang digambarkan oleh Allah swt. dalam surah Al Baqarah ayat 285: yang artinya sebagai berikut: "...Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya." Dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdo'a): "Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Q.S. Al-Baqarah : 285)

4. Menjadikan para rasul sebagai uswah hasanah Para rasul yang ditetapkan oleh Allah swt. untuk memimpin umatnya adalah orang-orang pilihan di antara mereka. Sebelum menerima wahyu dari Allah swt, mereka adalah orang-orang yang terpandang di lingkungan umatnya, sehingga selalu menjadi acuan perilaku atau suri tauladan bagi orang-orang di lingkungannya.Apalagi setelah menerima wahyu, keteladanan mereka tidak diragukan lagi, karena mereka selalu mendapat bimbingan dari Allah swt.Dalam surah Al Ahzab ayat 21 Allah swt. menegaskan sebagai berikut: Sungguh pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kamu, (Q.S. AlAhzab ayat 21)Sebab itu, apa yang diucapkan atau yang dikerjakan rasulullah harus dicontoh atau diikuti, dan sebaliknya apa -apa yang dilarangnya harus dihindarkan. (Q.S. Al Hasyr ayat 7).\Selain itu, keharusan kita meneladani rasul-rasul Allah karena alasan-alasan sebagai berikut:a. Semua rasul-rasul dimashum oleh Allah swt. Artinya mereka selalu dipelihara dan dijaga oleh Allah swt. untuk tidak melakukan perbuatan - perbuatan keji atau dosa. Selaku manusia sebenarnya bisa jadi mereka berbuat kesalahan, tetapi langsung oleh Allah swt. ditegur atau diluruskan.( Sebagai contoh coba anda baca asbabunnuzul surah Abasa).b. Semua rasul Allah mempunyai sifat-sifat terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan pribadi mereka. Sifat-sifat terpuji tersebut adalah sebagai berikut:1). Shiddiq (benar). Mereka selalu berkata benar, dimana, kapan dan dalam keadaan bagaimanapun mereka tidak akan berdusta (kadzib).2). Amanah, yaitu dapat dipercaya, jujur, tidak mungkin khianat.3). Tabligh, artinya mereka senantiasa konsekwen menyampaikan kebenaran (wahyu) kepada umatnya. Tidak mungkin mereka menyembunyikan kebenaran yang diterimanya dari Allah swt. (kitman), meskipun mereka harus menghadapai resiko yang besar.4). Fathanah, artinya semua rasul-rasul adalah manusia-manusia yang cerdas yang dipilih Allah swt. Tidak mungkin mereka bodoh atau idiot (baladah).c, Khusus nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin para rasul (sayyidul mursalin) mendapat sanjungan dan pujian yang luar biasa dari Allah swt. disebabkan karena akhlaknya sebagaimana tersebut dalam surah Al Qalam ayat 4 yang artinya Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung (Q.S. Al Qalam: 4)5. Meyakini rasul-rasul Allah sebagai rahmat bagi alam semestaSetiap rasul yang diutus oleh Allah swt. pasti membawa rahmat bagi umatnya. Artinya kedatangan rasul dengan membawa wahyu Allah adalah bukti kasih sayang (rahmat) Allah terhadap manusia. Rahmat itu akan betul-betul bisa diraih oleh manusia (umatnya) manakala mereka langsung merespon terhadap tugas rasul tersebut. Di dalam Al-Quran dikatakan bahwa diutusnya Nabi Muhammad saw. ke dunia merupakan rahmat (kesejahteraan) hidup di dunia dan akhirat."Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta." (Q.S. Al-Anbiya : 107)

6. Meyakini Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul terakhir Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah swt. ke muka bumi ini. Tidak akan ada lagi nabi atau rasul sesudah beliau saw. Hal ini merupakan keyakinan umat Islam yang sangat prinsip dan telah disepakati oleh seluruh ulama mutaqaddimin dan mutaakh-khirin yang didasarkan kepada dalil-dalil naqli yang qathi (pasti) dan dalil-dalil aqli yang logis antara lain sebagai berikut:a..Q.S. Al Ahzab ayat 40 yang artinya: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah Allah maha mengetahui terhadap segala sesuatu. (Q.S. Al Ahzab: 40) Dalam ayat ini Allah menyatakan secara jelas bahwa Muhammad adalah khatamannabiyin (penutup para nabi).b. Dalam hadis Mutawatir yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik sebagai berikut: Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis. Maka tidak ada nabi dan rasul sesudahku.( H.R. Ahmad bin Hambal)c. Dalam hadis shahih riwayat Imam Bukhari, Ahmad Ibnu Hibban dari Abi Hurairah sebagai berikut: Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat sebuah rumah; Diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali tempat (yang dipersiapkan) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya, tetapi bertanya: Mengapa engkau belum memasang batu bata itu ? Nabipun berkata: Sayalah batu bata (terakhir) sebagai penyempurna itu, dan sayalah penutup para nabi. (H.R. Bukhari)d. Dalam hadits Shahih Bukhari Muslim dari Abi Hurairah r.a. dinyatakan sebagai berikut: Artinya: Tidak akan terjadi kiamat kecuali akan keluar (muncul) tukang-tukang bohong (para penipu) kira-kira 30 orang. Semuanya mengaku dirinya sebagai rasul Allah. (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah).e. Q.S. Al-Maidah ayat 3 yang artinya: Pada hari ini Kusempurnakan untuk kamu agama kamu, dan telah kucukupkan nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam menjadi agama buat kamu. Ayat di atas adalah wahyu Allah swt. yang terakhir diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Dalam ayat ini Allah swt. Menyatakan bahwa Islam sebagai agama yang diridhaiNya dan bersumberkan dari wahyuNya telah sempurna. Artinya tidak perlu lagi ada tambahan atau pengurangan yang menggambarkan ketidaksempurnaannya.f. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik Artinya:Dua hal telah aku tinggalkan pada kalian, jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Dua perkara itu ialah Al Quran dan Sunah Nabi. (H.R. Imam Malik) Hadits di atas menjelaskan bahwa cukuplah bagi umat Islam untuk menjadikan Al-Quran dan sunnah nabi saja sebagai pedoman hidupnya. Selama mereka tetap konsisten dengan keduanya sampai kapanpun dan dimanapun tidak akan tersesat. Sebab Al-Quran merupakan kitab terlengkap yang mampu memberikan solusi kepada seluruh aspek kehidupan manusia sebagaimana dinyatakan Allah dalam firmannya: Tidaklah kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab (Al Quran), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpun. (Q.S. Al Anam: 38). Demikian pula Nabi Muhammad saw.seluruh kehidupannya baik ucapan, perbuatan ataupun ketetapannya merupakan rujukan bagi kita. Dengan demikian, jika ada lagi nabi setelah nabi Muhammad saw. berarti wahyu Allah akan turun lagi dan akan ada lagi serentetan hadis dari nabi atau rasul yang baru tersebut. Ini berarti menunjukkan ketidak sempurnaan ajaran Allah swt, ketidak validan Al Quran, dan ketidak lengkapan atau kelemahan sunah nabi. Hal ini sangat mustahil dan sangat bertentangan dengan pernyataan Allah swt. dalam Q.S. Al Maidah ayat 3 dan hadis nabi di atas. Sungguh ini merupakan pelecehan terhadap Allah, Al-Quran dan nabi Muhammad Saw. Naudzubillah min dzalika. Pantaslah kita simak pernyataan Syaikh Jamaluddin Muhammad Al Anshari dalam bukunya Lisanul Arab sebagai berikut:Merujuk kepada Al Quran dan hadis mutawatir di atas, kalau ada orang yang mengatakan masih akan ada nabi setelah nabi Muhammad saw. atau ada orang yang mengaku menjadi nabi atau rasul maka mereka telah sesat dan kafir.

7. Mencintai Nabi Muhammad saw.Mencintai nabi Muhammad saw. adalah suatu keniscayaan dan menduduki peringkat yang paling tinggi, tentu setelah kecintaan kepada Allah swt, dibandingkan dengan kecintaan kepada selain beliau. Seseorang belum dikatakan sungguh-sungguh mencintai Rasulullah saw. jika ia masih menomorduakan kecintaan kepada beliau di bawah kecintaan kepada selain beliau. Mari kita renungkan firman Allah swt. dalam Q.S. At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut: Katakanlah , Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri dan kaum keluarga kalian ; juga harta kekayaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-Nya. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang fasiq. (Q.S. At-Taubah ayat 24) Kecintaan kepada Allah swt. dan Rasul-Nya juga merupakan parameter keimanan seseorang. Lebih dari itu, manisnya iman akan dirasakan seorang muslim jika dia telah menjadikan Allah swt. dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada ragam kecintaannya kepada sekelilingnya. Rasulullah saw. telah bersabda:

Ada tiga perkara, siapa yang memilikinya, ia telah menemukan manisnya iman: 1) orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya; 2) orang yang mencintai seseorang hanya karena Allah; 3) orang yang tidak suka kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api neraka. (H.R. Muttafaq alaih ) Dalam kitab Min Muqawwimat an- Nafsiyah al -Islamiyah arti cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mentaati dan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Al Baidhawi berkata, : Cinta adalah keinginan untuk taat.Al-Zujaj juga berkata: Cinta manusia kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mentaati keduanya serta meridhai segala perintah Allah dan segala ajaran yang dibawa Rasullah saw.Kecintaan kita kepada Rasulullah saw. mengharuskan kita untuk menyelaraskan semua hal yang terkait dengan pribadi maupun sosial kita. 5. Hikmah Beriman Kepada Hari AkhirDampak Beriman Kepada Hari Akhir Terhadap Sikap Dan Perilaku ManusiaKamis, 04 Maret 04 Iman kepada hari ahkir adalah termasuk rukun iman, dan merupakan akidah Islam yang fundamental. Karena memepercayai hari kebangkitan di akherat merupakan pilar akidah setelah mengesakan Allah Ta'ala. Keberadaan hari Kiamat adalah merupakan sesuatu hal yan qoth'i (pasti) dan tidak perlu memperdebatkan dengan logika sempit dan filsafat sesat. Sedangkan menging-karinya adalah merupakan kekafiran. Hari akhir adalah hari kiamat yang hari itu seluruh manusia dibangkitkan untuk dihisab (diperhitungkan amal-nya) dan diberi balasan. Dikatakan hari akhir karena tidak ada hari setelahnya, dimana setiap penghuni surga akan menetap di Surga dan ahli Neraka akan menetap di neraka. Beriman kepada hari akhir mengandung empat unsur: Pertama: beriman kepada hari kebangkitan, yaitu saat dihidupkannya kembali orang-orang mati tatkala ditiup sangkakala kedua. Seluruh manusia bangkit menghadap Allah tanpa alas kaki, tanpa mengenakan pakaian serta dalam keadaan tidak berkhitan Firman Allah: "Kemudian sesudah itu sesung-guhnya kamu sekalian benar-benar akan mati, kemudian kamu sekalian benar-benar akan dibangkitkan (dari kubur-mu) di hari kiamat." (QS. Al-Mu'minun: 15-16)Kedua : Beriman kepada hisab (perhitungan) dan jaza' (pembalasan). Firman Allah Ta'ala : "Sesungguhnya kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka". (Al-Ghasyiyah : 25-26) Di saat itu semua amal perbuatan manusia akan diperhitungkan dan tidak ada sedikitpun yang akan lolos dari hisabnya. Walaupun sekecil titik debu, pasti ia akan menuai balasannya. Ketiga: Beriman kepada adanya Surga dan Neraka, bahwa keduanya adalah tempat kembali yang abadi bagi manusia. Surga adalah tempat penuh dengan kenikmataan, dipersiapkan untuk orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Adapun Nereka adalah tempat berbagai macam adzab yang disediakan Allah bagi orang kafir dan dzalim. Keempat: Termasuk rangkaian iman kepada hari akhir adalah mengimani segala sesuatu yang terjadi setelah kematian, seperti fitnah kubur, siksa dan nikmatnya. Kenikmatan kubur hanya diperuntukkan bagi orang-orang mukmin yang jujur.

Firman Allah Ta'ala "Seseunguhnya orang-orang yang mengatakan : "Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka meneguhkan pendi-riannya, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) : 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah merasa sedih dan bergem-biralah kamu akan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (Fushshilat: 30) Adapun siksa kubur diperuntukan bagi orang zalim dan orang-orang munafik serta kafir. Firman Allah: "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang dzalim (berada) dalam tekanan-tekanan sekaratul maut sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): "Keluarkan nyawamu, di hari ini kamu dibalas dengan siksaaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar, dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya." (Al-An'am : 93) Orang mukmin di dalam setiap gerak amal kesehariannya senantiasa memeprtimbangkan hitungan akherat, ia selalu menghitung untung ruginya dalam hisab Allah Ta'ala. Adapun orang kafir, ia berbuat laksana binatang yang tidak pernah merasa ada akibat apapun dari amalnya, sehingga tidak sedikitpun hatinya memperdulikan timbangan akherat. Tidak ada undang-undang dan aturan apapun di dunia ini, yang mampu menjadikan penganutnya bersemangat penuh keikhlasan untuk melaksanakan kebaikan dan menjauh dari keburukan selain kerena iman seorang terhadap syari'at Islam Ini. Adapun beriman kepada hari akhir akan dapat memberikan dampak sebagai berikut: Pertama : Senang dan tekun menjalankan ketaatan serta mengharap-kan pahala untuk persiapan hari pembalasan. Kedua : Takut dan gelisah di saat bermaksiat karena mengimani akan adanya suatu siksaan yang sangat pedih di hari pembalasan. Ketiga : Penghibur bagi orang mukmin yang tidak sempat menda-patkan kenikmatan dunia, sebagai gantinya ia punya harapan yang akan ia peroleh di hari akherat berupa kenik-matan dan pembalasan pahala.Sesungguhnya percaya kepada Allah, hari akhir, pahala serta siksaan akan memberi arah yang nyata terhadap perilaku manusia untuk berbuat kebaikan. Tidak ada undang-undang ciptaan manusia yang mapu menjadikan perilaku manusia tetap tegak dan lurus seperti beriman kepada hari akhir. Oleh karena itu, dalam masalah ini akan ada perbedaan perilaku antara orang yang ingkar terhadap Allah dan hari akhir dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Orang yang beriman mengetahui dunia adalah tempat simpanan sementara, sedang amal sholeh adalah bekal untuk mal akherat. Maka bagi orang yang percaya hari pembalasan dia akan berbuat dengan melihat kepada timbangan langit, bukan timbangan bumi. Dan dia akan melihat hisab akherat, bukan hisab dunia. Adapun bagi orang yang tak beriman kepada Allah dan hari akhir, hisab dan balasan, maka ia mencoba menjalani rutinitas kehidupan dunia ini dengan mengejar kesenangan yang disertai kerakusan, mengumpulkan harta benda dengan berbagai cara tak peduli halal dan haramnya. Karena itu dia akan dihisab dan akan celaka karena dia tidak menghiraukan hari pembalasan. "Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus-menerus. Ia bertanya" Bilakah hari kiamat itu datang?" (Al-Qiyamah : 5-6) Begitulah pemikiran orang-orang bodoh dan sempit yang banyak menjadi pemicu terjadinya berbagai tindakan kriminalitas di muka bumi karena keingkaran mereka terhadap hari pembalasan. Sebagaimana Allah gambarkan tentang keadaan mereka dalam firman-Nya: "Dan tentu mereka akan mengatakan (pula), "Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan." (Al-An'am: 29) Bahkan paham-paham kekufuran terhadap hari akhir di zaman ini selalu berkembang dengan sangat suburnya. Seperti kita lihat misalnya pengingkaran secara total di balik alam materi, yang dilakukan orang komunis dengan berbagai kelompok dan organisasinya sekarang. Menurut mereka , kehidupan itu meteri belaka dan di balik materi itu tidak ada sesuatu yang lain. Hal itu sebagaimana dikatakan pemimpin mereka Karl Marx yang berpendapat bahwa , Tuhan itu tidak ada dan kehidupan itu hanya materi. Oleh Karena itu, tak heran bila mereka seperti binatang. Mereka tak bisa menangkap arti kehidupan. Demikian juga aliran Materialisme, mereka menjadikan harta sebagai tujuan dan tenggelam dalam pencarian-nya tanpa memperhitungkan batas hidup yang sangat sempit dan singkat. Dan mereka bila melihat kehidupan di dunia, meraka berani berkorban demi untuk memperoleh kesenangan yang berlipat ganda dengan tanpa memikir-kan datangnya kematian. Mereka tidak perduli pertangungjawaban kehidupan lain, dan tidak memperdulikan kejadian yang akan menimpa pada masa yang akan datang dalam kehidupannya. Wallahu a'lam bisshowab (Khanif Muslim Bin Hasyim) Maraji': Tafsir Al-Qur'anul 'Adzim, Ibnu katsir Asyratus Sa'ah, Yusuf bin Abdullah Al-Wabil Kitabut Tauhid, Syaikh Al-Fauzan. Syarh Salatsatul Ushul, Muhammad

6. Hikmah Beriman Kepada Qada dan QadarPengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. Firman Allah: Artinya: yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (QS .Al-Furqan ayat 2).

Kesimpulan

Seorang hamba Allah harus memiliki keimanan yang teguh, namun sebelum mewujudkan hal tersebut perlu mewujudkan keislamannya yang berkaitan dengan unsur- unsur pembentuknya yaitu rukun islam, sehingga sudah jelas jika pelaku keimanan adalah pelaku keislaman dan sebaliknya pelaku keislaman bukan pelaku keimanan.

Dalam menggunakan sumber aqidah islam, perlu dipahami urutan untuk menentukan sumber mana yang akan diambil terlebih dahulu, yang pertama adalah al-Quran jika di dalamnya tidak terdapat hukum permasalahan yang dicari, maka kita harus mengambil as-Sunnah untuk sumber aqidah kedua. Untuk sumber aqidah ketiga yaitu ijma para ulama jika pada kedua sumber hukum sebelumnya memiliki penjelasan yang kurang. Dan untuk qiyas digunakan sebagai sumber hukum keempat jika tidak mendapatkan nash dalam suatu hukum dari suatu permasalahan, baik di dalam Al Quran, sunnah maupun ijma

Daftar Pustaka

http://ceritakuaja.wordpress.com/2013/05/25/makalah-hakikat-iman-islam-dan-ihsan/http://al-atsariyyah.com/penjelasan-rukun-iman.htmlhttp://davidfrandika.blogspot.co.id/2014/03/manfaaat-dan-hikmah-iman-bagi-kehidupan.htmlhttp://nayawati.blogspot.co.id/2009/11/1-pengertian-dan-fungsi-aqidah-hubungan.htmlhttp://syarifuddin-wiguna.blogspot.co.id/2011/01/rukun-iman-aqidah-al-islamiyah.htmlhttp://keilmuanislamashidiqnugraha.blogspot.co.id/2011/11/makna-iman.htmlhttp://belajar-tauhid.blogspot.co.id/2005/04/hakikat-iman.htmlhttp://nasrudiyanto.abatasa.co.id/post/detail/15721/makna--hakikat-imanhttp://jart-gallery.blogspot.co.id/2012/05/makna-dan-hakikat-rukun-iman.html

AKIDAH DAN RUKUN IMAN , MAKNA IMAN DAN HAKIKATNYA RUKUN IMAN DAN HIKMAHNYA

OlehMuhammad Ramadhan Nico Pratama1515051019

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKAFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG2015