KATA PENGANTAR - ppid2.acehprov.go.id 2010.pdfLKPJ 2010 juga menjadi gambaran realisasi...

476
LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010 i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mengawali pengantar ini, marilah kita mengucapkan puji dan rasa syukur kepada Allah SWT, tuhan yang telah menjadikan alam beserta isinya yang menjadi sumber kehidupan umat manusia. Selawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW, rasul yang telah membawa risalah untuk pedoman hidup kita di atas permukaan bumi ini. Dengan karunia Allah pulalah kami telah dapat menyelesaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Aceh tahun 2010 untuk memenuhi kewajiban undang undang sesuai pasal 42 ayat (1) huruf f Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Hal ini juga terkait pasal 16 dan pasal 17 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Selain itu penyampaian LKPJ ini adalah kewajiban Pemerintah Aceh dalam melaporkan implementasi Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2010 sebagai penjabaran dari RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Aceh. LKPJ 2010 juga menjadi gambaran realisasi program/kegiatan kerja pada tahun yang bersangkutan, sebagai hasil kerja Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan instansi vertikal di daerah selama tahun 2010. Program tersebut terdiri dari pelaksanaan urusan wajib, urusan pilihan, dan urusan wajib lainnya. Kami atas nama Pemerintah Aceh menyampaikan terima kasih serta memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan anggota DPRA atas kerjasamanya selama ini. Hanya dengan kerjasama yang baik antara eksekutif dengan legislatiflah maka sebuah pemerintahan akan stabil sehingga semua program kerja dapat dilaksanakan. Demikian juga kepada Satuan Kerja Perangkat Aceh, instansi vertikal dan pemerintah kabupaten/kota se Aceh yang telah memberikan konstribusi, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai selesainya penyusunan laporan ini, kami juga menyampaikan terima kasih. Di samping, kita mengetahui bahwa rakyat merupakan komponen penting dalam suatu negara atau daerah. Sebuah daerah yang mencapai kemajuan adalah daerah yang tinggi tingkat partisipasi rakyatnya. Untuk itu pada tempatnyalah kami menyampaikan penghargaan atas dukungan dan partisipasi seluruh rakyat dalam

Transcript of KATA PENGANTAR - ppid2.acehprov.go.id 2010.pdfLKPJ 2010 juga menjadi gambaran realisasi...

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    i

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Mengawali pengantar ini, marilah kita mengucapkan puji dan rasa syukur

    kepada Allah SWT, tuhan yang telah menjadikan alam beserta isinya yang menjadi

    sumber kehidupan umat manusia. Selawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan

    kita, nabi Muhammad SAW, rasul yang telah membawa risalah untuk pedoman hidup

    kita di atas permukaan bumi ini. Dengan karunia Allah pulalah kami telah dapat

    menyelesaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Aceh tahun

    2010 untuk memenuhi kewajiban undang undang sesuai pasal 42 ayat (1) huruf f

    Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Hal ini juga

    terkait pasal 16 dan pasal 17 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

    3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

    Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan

    Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah kepada Masyarakat.

    Selain itu penyampaian LKPJ ini adalah kewajiban Pemerintah Aceh dalam

    melaporkan implementasi Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2010

    sebagai penjabaran dari RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) Aceh. LKPJ

    2010 juga menjadi gambaran realisasi program/kegiatan kerja pada tahun yang

    bersangkutan, sebagai hasil kerja Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) dan instansi

    vertikal di daerah selama tahun 2010. Program tersebut terdiri dari pelaksanaan urusan

    wajib, urusan pilihan, dan urusan wajib lainnya.

    Kami atas nama Pemerintah Aceh menyampaikan terima kasih serta memberikan

    apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan anggota DPRA atas kerjasamanya

    selama ini. Hanya dengan kerjasama yang baik antara eksekutif dengan

    legislatiflah maka sebuah pemerintahan akan stabil sehingga semua program kerja dapat

    dilaksanakan. Demikian juga kepada Satuan Kerja Perangkat Aceh, instansi vertikal dan

    pemerintah kabupaten/kota se Aceh yang telah memberikan konstribusi, mulai dari

    tahapan perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai selesainya penyusunan laporan ini,

    kami juga menyampaikan terima kasih.

    Di samping, kita mengetahui bahwa rakyat merupakan komponen penting dalam

    suatu negara atau daerah. Sebuah daerah yang mencapai kemajuan adalah daerah yang

    tinggi tingkat partisipasi rakyatnya. Untuk itu pada tempatnyalah

    kami menyampaikan penghargaan atas dukungan dan partisipasi seluruh rakyat dalam

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    ii

    penyelenggaraan Pemerintahan Aceh selama tahun 2010. Partisipasi rakyat inilah yang

    telah membangkitkan spirit dan inspirasi bagi gubernur dan seluruh jajarannya dalam

    memimpin rakyat dan melaksanakan pemerintahan.

    Selama kepemimpinan kami yang tenggang waktunya lima tahun, sudah empat

    kali kami menyampaikan LKPJ sebagai tanggungjawab konstitusi dan tanggungjawab

    moral yang kami sampaikan di depan sidang Dewan yang terhormat. Harapan kami,

    hendaknya laporan ini dapat menjadi katalisator sinergisitas serta

    terbentuknya garis koherensi antara Gubernur Aceh dengan DPRA dalam pelaksanaan

    pemerintahan di daerah. Kerjasama ini sangat penting maknanya bagi kepentingan

    daerah ke depan. Kita berharap agar ke depan kerjasama seperti ini senantiasa terbuka

    ke arah yang lebih baik, sehingga muncul pula gagasan dan ide baru untuk

    penyempurnaan tata hubungan kemitraan antara legislatif dan eksekutif, sebagai bagian

    tak terpisahkan dari sistem pemerintahan sesuai dengan amanat UU Nomor 11 tahun

    2006. Dengan baiknya hubungan dan kemitraan antara dua lembaga ini, semua program

    pembangunan dapat terlaksana dengan maksimal. Dengan demikian tekad kita untuk

    memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh akan terlaksana dengan

    baik pula.

    Meskipun laporan ini telah dijadikan sebuah buku yang berisi narasi dan angka-

    angka, namun kekurangannya baik bentuk maupun isi tidak dapat kami elakkan.

    Betapapun kami telah berusaha untuk lebih baik, namun apa yang kita capai tidaklah

    sesempurna yang direncanakan. Tidak satu pun yang sempurna di dunia ini, kecuali

    yang datang dari Allah SWT pemilik kesempurnaan itu. Maka, pada tempatnyalah atas

    semua yang kita peroleh, kita selalu bersyukur dan berserah diri kepada Allah SWT.

    Sekali lagi, taufiq dan hidayah Nya senantiasa kita harapkan. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

    Billahi taufiq wal hidayah,

    Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Banda Aceh, 31 Maret 2011

    GUBERNUR ACEH,

    IRWANDI YUSUF

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................

    A. DASAR HUKUM ...........................................................................................................

    B. GAMBARAN UMUM DAERAH ..................................................................................

    BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH ...................................................

    A. VISI DAN MISI ..............................................................................................................

    B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH ......................................................

    C. PRIORITAS DAERAH ..................................................................................................

    BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ..............

    A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH ..............................................................

    B. PENGELOLAAN BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH .................................

    BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ..............

    A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN .............................................................

    B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN .........................................................

    BAB V PENELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ............................................

    A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA .............................................................

    B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN ...........................................................

    BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN .....................

    A. KERJASAMA ANTAR DAERAH ................................................................................

    B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA ................................................

    C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH ...............................

    D. PEMBINAAN BATAS WILAYAH ..............................................................................

    E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA .......................................

    F. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS .....................................................................

    G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM ...............

    BAB VII PENUTUP ..........................................................................................................

    24

    7

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. DASAR HUKUM

    Provinsi Aceh yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

    1956 memiliki kewenangan yang luas dalam penyelenggaraan pemerintahan.

    Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh memberikan

    kewenangan kepada Pemerintahan Aceh untuk mengatur dan mengurus urusan

    pemerintahan dalam semua sektor publik kecuali urusan pemerintahan yang menjadi

    kewenangan pemerintah. Kewenangan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh

    harus dilaporkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Pasal 42 ayat (1)

    huruf f menegaskan salah satu tugas dan wewenang gubernur adalah: “memberikan

    laporan keterangan pertanggungjawaban mengenai penyelenggaraan pemerintahan

    kepada DPRA”.

    Penyelenggaraan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban mengenai

    penyelenggaraan Pemerintahan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan

    Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

    Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

    Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

    (LKPJ) disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) yang

    merupakan penjabaran tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

    (RPJMD) dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

    (RPJPD), dan disampaikan kepada DPRD paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    2

    anggaran berakhir. Oleh karena itu LKPJ Gubernur Aceh tahun 2010 ini didasarkan

    pada RKPA tahun 2010 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Aceh

    Nomor 69 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2010.

    Dasar hukum penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

    Gubernur Aceh Tahun 2010 ini sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom

    Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Propinsi Sumatera Utara;

    2. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

    Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

    3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan

    Provinsi Daerah Istimewa Aceh;

    4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Retribusi Dasar;

    5. Undang-Undang 37 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

    Pengganti Undang-Undang Nomor 2 tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan

    Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-Undang;

    6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

    7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

    8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

    Keuangan dan tanggungjawab Keuangan Negara;

    9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional;

    10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang–Undang Nomor

    12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

    2004 tentang Pemerintahan Daerah;

    11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat

    dan Daerah;

    12. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

    13. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Menengah Tahun 2005-2025;

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah

    Pusat dan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom;

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan

    sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001

    tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang

    Dana Perimbangan;

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan

    Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    3

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah;

    18. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah;

    19. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan

    Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana

    telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang

    Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD;

    20. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan

    Piutang Negara/Daerah;

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintahan;

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah;

    23. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan

    Daerah;

    24. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah;

    25. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

    Daerah;

    26. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

    Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

    27. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan

    Kinerja Instansi Pemerintah;

    28. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

    Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

    dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

    Masyarakat;

    29. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang

    Negara/Daerah;

    30. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional 2010-2014;

    31. Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah

    Tahun 2010;

    32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah;

    33. Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan,

    Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara

    Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    4

    Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja.

    34. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 4 Tahun 2002 tentang Dana

    Perimbangan antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota.

    35. Qanun Aceh Nomor 1 tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh.

    36. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 21 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 2007-2012;

    37. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 69 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja

    Pemerintah Aceh (RKPA) Tahun 2010.

    II. GAMBARAN UMUM DAERAH

    1. Kondisi Georafis Daerah

    Secara Geografis Aceh terletak di ujung barat Pulau Sumatera, yaitu pada posisi

    20-60 lintang utara dan 950-980 Bujur Timur. Posisi tersebut sangat strategis sebagai

    pintu gerbang lalu lintas perdagangan dan kebudayaan yang menghubungkan

    belahan dunia timur dan barat. Ibu Kota Aceh adalah Banda Aceh dengan luas

    wilayah 57.948,94 Km2 (12,26% dari luas pulau Sumatera), dengan batas

    wilayahnya sebagai berikut:

    - Sebelah utara dengan Selat Malaka,

    - Sebelah selatan dengan Provinsi Sumatera Utara,

    - Sebelah barat dengan Samudera Indonesia, dan

    - Sebelah timur dengan Selat Malaka.

    Aceh terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, dengan perincian 276 kecamatan, 754

    mukim dan 6.423 gampong. Secara Topografi Aceh terdiri dari 47,58% wilayahnya

    bergunung, 24,63% dataran, 10,25% berbukit, 10,55% berombak dan selebihnya

    bergelombang. Kalau diklasifikasan dalam bentuk slope (kelerengan), maka

    persentasenya adalah : < 2% dataran, 2-8% berombak, 8-15% bergelombang, 15-25

    % berbukit dan > 25% bergunung. Adapun luas daratan Aceh menurut penggunaan

    lahan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    5

    Tabel 1

    Luas Daratan Aceh Menurut Penggunaan Lahan

    No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

    1 2 3 4

    1 Perkampungan 117.589 2,03

    2 Industri 3.928 0,07

    3 Pertambangan 115.049 1,99

    4 Persawahan 311.872 5,38

    5 Pertanian tanah kering semusim 137.672 2,38

    6 Kebun 305.599 5,27

    7 Perkebunan

    - Perkebunan Besar

    - Perkebunan Rakyat

    200.680

    699.401

    3,46

    12,07

    8 Padang

    (padang Rumput, alang-alang,

    semak)

    229.726

    3,96

    9 Hutan (Lebat,belukar,sejenis) 2.483.080 42,85

    10 Perairan Darat

    (Kolam air tawar, tambak,

    Penggaraman, waduk, danau,

    rawa)

    204.292

    3,53

    11 Tanah terbuka (tandus, rusak,

    land clearing)

    44.439 0,77

    12 Lain-lain 941.567 16,25

    Jumlah 5.794.894 100 Sumber :

    1. Badan Pertanahan Nasional Aceh (2009)

    2. Badan Pusat Statistik Aceh (BPS), Aceh Dalam Angka, 2010

    2. Gambaran Umum Demografis

    Jumlah penduduk Aceh berdasarkan proyeksi tahun 2010 adalah sebesar

    4.951.630 jiwa. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk terbanyak adalah

    Kabupaten Aceh Utara yaitu 538.999 jiwa dan yang memiliki jumlah penduduk

    terkecil adalah Kota Sabang yaitu 37.427 jiwa.

    Tingkat kepadatan penduduk di Aceh bervariasi, Kota Banda Aceh memiliki

    tingkat kepadatan tertinggi yaitu 3.459 jiwa/km2, sedangkan Kabupaten Gayo Lues

    memiliki kepadatan penduduk terendah yaitu 13 jiwa/km2. Secara rinci tingkat

    kepadatan penduduk Aceh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    6

    Tabel 2

    Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Aceh

    No Kabupaten/Kota Luas Wilayah

    (Ha)*)

    Jumlah

    Penduduk

    (Jiwa)*)

    Kepadatan

    (Jiwa/Km)

    1 2 3 4 5

    1 Aceh Selatan 385.169 212.150 56

    2 Aceh Tenggara 423.141 211.831 42

    3 Aceh Timur 604.060 407.711 56

    4 Aceh Tengah 431.514 197.258 44

    5 Aceh Barat 292.795 174.415 54

    6 Aceh Besar 296.900 361.383 105

    7 Pidie 285.652 444.570 135

    8 Aceh Utara 328.883 538.999 165

    9 Simeulue 167.800 87.345 40

    10 Aceh Singkil 259.700 117.157 39

    11 Bireuen 194.696 402.040 189

    12 Aceh Barat Daya 233.401 130.818 53

    13 Gayo Lues 571.957 149.158 13

    14 Aceh Jaya 381.700 83.043 22

    15 Nagan Raya 333.124 147.724 32

    16 Aceh Tamiang 193.972 283.857 125

    17 Bener Meriah 145.734 149.158 79

    18 Pidie Jaya 43.812 148.902 236

    19 Banda Aceh 6136 226.701 3.459

    20 Sabang 23.800 37.427 191

    21 Lhokseumawe 25.607 181.167 879

    22 Langsa 26.241 181.424 535

    23 Sabulussalam 139.100 77.392 66

    Jumlah 5.794.894 4.951.630 75 Sumber : * Kantor Gubernur Aceh

    3. Kondisi Ekonomi

    a. Potensi Unggulan Daerah

    Secara geografis, Aceh memiliki posisi letak yang sangat strategis yaitu

    gerbang Selat Malaka yang merupakan jalur lintas perdagangan laut

    Internasional terpadat kedua di dunia. Posisi Aceh juga sangat dekat dengan

    negara Malaysia, Thailand, India, dan negara-negara Timur Tengah. Oleh

    karena itu Aceh dari aspek ekonomi memiliki keuntungan komparatif letak,

    karena mudah membuka akses perdagangan Internasional secara langsung. Di

    samping itu, Aceh juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat

    potensial dan beragam. Luas areal daratan Aceh adalah 57.948,94 km2, dengan

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    7

    panjang garis pantai sekitar 1.660 km serta luas perairan lautnya sekitar

    295.370 km2, terdiri dari perairan teritorial dan perairan kepulauan seluas

    56.563 km2 dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 238.807 km2 dengan jumlah

    pulau sebanyak 119 buah.

    Berdasarkan sumber daya alam yang dimiliki Aceh serta tinjauan

    dukungan aspek topografi dan agroklimat, ada beberapa sektor yang dapat

    dijadikan unggulan diantaranya sektor pertanian, perkebunan, peternakan,

    perikanan, pertambangan, dan pariwisata. Saat ini di sektor pertanian dan

    perkebunan, ada beberapa komoditi yang menjadi unggulan daerah diantaranya

    padi, kedelai, kacang tanah, kopi, kakao, nilam, kelapa sawit, kelapa, karet dan

    pinang. Di sektor Perikanan, komoditi yang menjadi unggulan adalah kerapu,

    bandeng, Udang, lobster, dan kelompok ikan pelagis seperti tuna, tongkol,

    cakalang, kembung, selar, tenggiri dan layang. Sedangkan di sektor

    pariwisata, wisata bahari, agrowisata, historis, petualang, pemburuan (hama

    babi) sangat potensial untuk dikembangkan dimasa yang akan datang,

    demikian pula di sektor pertambangan masih banyak jenis-jenis bahan tambang

    yang belum dieksplorasi secara optimal.

    Perkembangan produksi komoditi pertanian tanaman pangan dapat dilihat

    pada tabel di bawah ini:

    Tabel 3

    Perkembangan Produksi Tanaman Pangan menurut Komoditi Aceh

    Tahun 2007–2010

    No Komoditi Produksi (Ton)

    Perkembangan

    2009 – 2010*

    2007 2008 2009 2010*) (%)

    1 Padi 1.533.369 1.402.288 1.556.859 1.627.545 4,54

    2 Jagung 125.155 112.894 137.753 156.901 13,90

    3 Kedelai 19.029 43.885 63.538 55.475 -12,69

    4 Kacang Tanah 7.971 6.322 5.926 7.034 18,70

    5 Kacang Hijau 3.365 1.777 1341 1120 -16,48

    6 Ubi Kayu 41.558 38.402 49.839 45.580 -8,55

    7 Ubi Jalar 15.188 13.172 15.298 12.847 -16,02

    Sumber: BPS Aceh Tahun 2009.

    * Angka Ramalan III/2009

    Sektor perkebunan besar memiliki luas areal mencapai 200.680 Ha.

    Kelapa Sawit masih mendominasi luas areal perkebunan di Aceh, yakni

    173.370 Ha yang diikuti oleh Karet 23.590 Ha, Kakao 3.674 Ha, Kopi 25 Ha,

    serta Kemiri 21 Ha. Begitu juga pruduktivitasnya dimana kelapa sawit berada

    pada urutan tertinggi diantara komoditi perkebunan lainnya yaitu sebesar

    670.492 ton TBS; dapat menghasilkan minyak sebesar 286.452 ton dan CPO

    sebesar 129.412 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel di bawah

    ini:

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    8

    Tabel 4

    Rekapitulasi Luas Areal dan Produksi Komoditi Perkebunan Besar Aceh

    No. Komoditi Produksi Jumlah

    (Ha)

    Produksi

    (Ton)

    Ket TBM TM TR

    1 Karet 1.635 20.774 1.181 23.590 7.031

    2 Kelapa Sawit 31.717 127.677 13.976 173.370 286.452

    129.412

    Minyak

    Inti

    3 Kakao 1.569 1.998 107 3.674 1.598

    4 Kemiri - 21 - 21 -

    5 Kopi - - 25 25 -

    Jumlah 34.921 150.470 15.289 200.680 424.493

    Sumber: BPS Aceh Tahun 2110. Keterangan:

    TBM = Tanaman Belum Menghasilkan

    TM = Tanaman Menghasilkan

    TR = Tanaman Rusak

    Tabel 5

    Rekapitulasi Perkembangan Areal dan Produksi Komoditi

    Perkebunan Rakyat

    No. Komoditi Produksi Jumlah

    (Ha)

    Produksi

    (Ton)

    Rata-Rata

    Produktivitas

    (Kg/Ha)

    Jumlah

    Petani

    (KK)

    Ket TBM TM TR

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    NASIONAL

    1 Karet 23.959 69.074 16.071 109.104 63.603 921 88.953

    2 Kelapa Dalam 10.657 75.325 15.769 101.751 56.875 755 152.503

    3 Kelapa

    Hibryda

    - 1.691 518 2.209 1.133 670 5.253

    4 Kelapa Sawit 44.597 84.077 11.767 140.442 181.633 2.160 85.162

    5 Kopi: Robusta

    Arabica

    8.844

    -

    17.941

    58.984

    7.595

    21.073

    34.379

    87.534

    8.598

    41.592

    479

    705

    43.813

    60.706

    6 Kakao 33.239 36.151 5.740 75.131 26.466 732 100.194

    7 Cengkeh 3.233 6.523 12.361 22.117 714 109 21.918

    8 Lada 391 483 148 1.022 217 449 2.280

    9 Jambu Mete - - 12 12 - - 129

    10 Tebu 2.213 4.488 5 6.706 33.349 7.431 8.131

    11 Tembakau 377 558 8 943 316 566 1.478

    DAERAH

    1 Pala 10.620 7.406 2.230 20.256 5.458 737 27.074

    2 Pinang 7.643 28.470 1.782 37.896 22.396 787 71.733

    3 Kapuk/ Randu 183 1.287 324 1.793 869 676 8.077

    4 Kemiri 944 18.175 2.537 21.656 14.758 812 23.997

    5 Sagu 2.687 4.707 954 8.348 703 149 21.348

    6 Aren 615 1.911 193 2.719 1.101 576 7.890

    7 Cassiavera 330 796 53 1.179 640 804 3.188

    8 Gambir 5 180 15 200 78 432 282

    9 Nilam 2.301 1.902 43 4.246 142 75 11.137

    10 Serewangi 1.094 17.025 288 18.407 2.179 128 17.920

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    9

    11 Jarak 285 - 11 296 - - 401

    12 Kunyit 78 361 7 446 768 2.127 944

    13 Jahe 287 298 24 609 2.589 8.688 4.651

    Jumlah 162.056 437.812 99.527 699.401 466.177 1.065 769.162

    Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan kabupaten/kota

    (Angka Tetap 2009) Keterangan:

    TBM = Tanaman Belum Menghasilkan

    TM = Tanaman Menghasilkan

    TR = Tanaman Rusak

    Di sektor perikanan, secara keseluruhan pertumbuhan rata-rata produksi

    perikanan selama 2007-2010 adalah sebesar 14,59% dengan perincian

    pertumbuhan produksi perikanan tangkap sebesar 15,27% dan perikanan

    budidaya sebesar 12,09%. Produksi perikanan tangkap umumnya didominasi

    oleh kelompok ikan pelagis seperti tuna, tongkol, kembung, cakalang, selar,

    tenggiri dan layang. Kelompok udang dan bandeng memberi sumbangan

    terbesar dari subsektor budidaya perikanan.

    Tabel 5

    Produksi Perikanan di Aceh Tahun 2007-2010

    No

    Klasifikasi Jumlah Produksi (Ton)

    2007 2008 2009 2010*

    1. Perikanan Tangkap 129.730,9 112.661,8 140.404,9 149.547,2

    2. Perikanan Budidaya 35.665,7 32,264,9 38.076,2 39.976,5

    Total 165.396,6 144.926,7 178.481,1 189.523,7

    Pertumbuhan (%) 5,20 -12,38 23,15 6,19 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh 2010

    Badan Pusat Statistik Aceh (Buku Aceh Dalam Angka 2010)

    *Angka Sementara dan akan divalidasi kembali di bulan Maret 2011

    b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB (tiga tahun terakhir)

    Salah satu indikator ekonomi makro yang dapat mencerminkan

    perkembangan ekonomi daerah secara keseluruhan adalah perkembangan

    PDRB/pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan pengukuran terhadap kenaikan

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik dengan migas maupun tanpa

    migas atas dasar harga konstan pada tahun 2000, bahwa pertumbuhan ekonomi

    Aceh selama tiga tahun terakhir (2007-2010) mengalami penurunan seperti

    yang terlihat pada Tabel 6. Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi Aceh

    mengalami penurunan sebesar -2,36 persen, pada tahun 2008 dan 2009 juga

    mengalami pertumbuhan negatif yakni masing-masing sebesar -5,27 persen dan

    -5,51 persen. Namun, pada tahun 2010 pertumbuhan di Aceh mengalami

    kenaikan mencapai 2,64 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa

    migas pada tahun 2007 tumbuh sebesar 7,23 persen, pada tahun 2008 tumbuh

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    10

    1,88 persen, tahun 2009 tumbuh sebesar 3,92 persen serta pada tahun 2010

    sebesar 5,32 persen.

    Menurunnya pertumbuhan ekonomi Aceh selama periode 2007-2009

    tersebut terutama disebabkan oleh semakin menurunnya secara signifikan

    lifting migas Aceh disamping akibat turunnya nilai ekspor Aceh pada tahun

    2009 sebagai konsekuensi turunnya harga beberapa komoditi di pasaran dunia

    termasuk minyak dan gas bumi. Sebagaimana diketahui bahwa sampai dengan

    tahun 2009 kontribusi sektor migas masih dominan terhadap pembentukan

    PDRB Aceh, sehingga penurunan volume dan nilai jual produksi dari sektor

    tersebut memberi pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

    Aceh secara keseluruhan. Sedangkan kenaikan pada tahun 2010 terutama

    disebabkan oleh semakin meningkatnya nilai tambah yang berasal dari sektor

    pertanian.

    Tabel 6

    Pertumbuhan Ekonomi Aceh Menurut Sektor 2007-2010

    (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000)

    No Sektor

    Tahun

    2007

    (%)

    2008

    (%)

    2009*

    (%)

    2010**

    (%)

    1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,62 0,81 2,56 5,02

    2 Pertambangan dan Penggalian -21,10 -27,31 -47,28 -6,72

    3 Industri Pengolahan -10,10 -7,73 -7,85 -8,00

    4 Listrik, Gas dan Air Bersih 23,70 12,73 13,79 16,97

    5 Kontruksi (Bangunan) 13,93 -0,85 3,13 5,11

    6 Perdag, Hotel dan Restoran 1,70 4,59 4,94 6,36

    7 Transport dan Komunikasi 10,95 1,38 4,88 6,57

    8 Keuangan dan Perbankan 6,02 5,16 7,83 5,54

    9 Jasa-Jasa 14,30 1,21 4,02 3,62

    Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas -2,36 -5,27 -5,51 2,64

    Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas 7,23 1,88 3,97 5,32

    Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh

    * Angka Sementara

    ** Angka sangat sementara

    Adapun nilai PDRB Aceh sebagaimana yang disajikan pada Tabel 7

    menunjukkan bahwa dengan migas berdasarkan harga berlaku tahun 2007

    adalah sebesar Rp 71,09 triliun, tahun 2008 sebesar Rp 73,53 triliun dan tahun

    2009 sebesar Rp 71,69 triliun serta tahun 2010 sebesar Rp 77,51 triliun. Jika

    dilihat nilai PDRB Aceh tanpa migas pada tahun 2007 adalah sebesar

    Rp 49,72 triliun, tahun 2008 sebesar Rp. 54,19 triliun, dan tahun 2009 sebesar

    Rp 58,62 triliun serta tahun 2010 sebesar Rp.64,61 triliun.

    Sebaliknya, harga konstan dengan migas pada tahun 2007 adalah sebesar

    Rp 35,98 triliun, tahun 2008 sebesar Rp 34,09 triliun dan tahun 2009 sebesar

    Rp 32,22 triliun serta tahun 2010 sebesar Rp 33,07 triliun. Jika dilihat nilai

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    11

    PDRB Aceh tanpa migas pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 26,02 triliun,

    tahun 2008 sebesar Rp 32,18 triliun, dan tahun 2009 sebesar Rp 27,58 triliun

    serta tahun 2010 sebesar Rp 29,04 triliun.

    Tabel 7

    Perkembangan Nilai PDRB Aceh Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

    Tahun 2000 selama periode 2007-2010

    Tahun

    Atas Dasar Harga Berlaku

    (triliun rupiah)

    Atas Dasar Harga Konstan 2000

    (triliun rupiah)

    Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas

    2007 71,09 49,72 35,98 26.02

    2008 73,53 54,19 34,09 32,18

    2009* 71,69 58,62 32,22 27,58

    2010** 77,51 64,61 33,07 29,04

    Sumber BPS

    *Angka sementara

    ** Angka sangat sementara

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    12

    BAB II

    KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

    A. Visi

    Terwujudnya perubahan yang fundamental di Aceh dalam segala sektor kehidupan

    masyarakat Aceh dan pemerintahan, yang menjunjung tinggi asas transparansi dan

    akuntabilitas bagi terbentuknya suatu pemerintahan Aceh yang bebas dari praktik

    korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, sehingga pada tahun 2012 Aceh akan tumbuh

    menjadi negeri makmur yang berkeadilan dan adil dalam kemakmuran.

    Misi

    a. Kepemimpinan yang aspiratif, inovatif, dan intuitif

    1) Membangun suatu mekanisme kontrol yang ketat agar para pemimpin formal dari

    level tertinggi sampai level yang terendah memperlihatkan keteladanan yang

    baik, taat beragama, hidup sederhana, menegakkan keadilan, taat pada hukum,

    tidak melakukan KKN dalam bentuk apapun, sehingga memberi contoh

    keteladanan bagi masyarakat.

    2) Pemimpin harus memiliki sikap inovatif dan intuitif yang tinggi dalam

    menciptakan dan melaksanakan kebijakan agar selalu dalam koridor kepentingan

    rakyat. Pemimpin dan pejabat negara adalah "Orang Besar", namun kebesarannya

    bukan karena dia berpangkat tinggi, kaya raya atau berketurunan bangsawan

    tetapi karena dia dengan setia telah menjadi pelayan rakyatnya.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    13

    b. Aparatur pemerintah yang bersih, kompeten dan berwibawa, bebas dari korupsi dan

    penyalahgunaan kekuasaan

    1) Memperbaiki kesejahteraan PNS/pejabat negara sebagai prioritas utama, melalui

    pendapatan dan gaji yang layak.

    2) Memberikan reward bagi PNS/pejabat negara yang berprestasi dan punishment (sanksi/hukuman) bagi mereka yang melalaikan tugasnya.

    3) Memperbaiki kembali sistem penerimaan PNS dimana akan dilakukan secara

    lebih ketat sehigga diperoleh PNS yang berkualitas dan tidak mengandung unsur

    KKN.

    c. Penegakan hukum

    1) Pemerintah Aceh terus berusaha sekuat tenaga membantu agar pengadilan dapat

    berfungsi sebagaimana mestinya. Walaupun bidang kehakiman menjadi

    wewenang Pemerintah Indonesia, Pemerintah Aceh akan berusaha agar pejabat

    dan PNS yang berdinas di Aceh dalam bidang penegakan hukum akan mendapat

    fasilitas yang sama dengan pejabat dan PNS yang berada di bawah Pemerintah

    Aceh.

    2) Pemerintah Aceh bekerjasama dengan aparat penegak hukum akan membangun

    mekanisme agar rakyat pencari keadilan dapat dan berani mengawasi proses

    hukum yang terjadi di dalam dan di luar pengadilan dan mengawasi perilaku para

    hakim serta aparat penegak hukum lainnya.

    d. Pengembangan sumberdaya manusia

    1) Pendidikan harus menjadi media pemerataan kesempatan untuk berkembang

    (mobilitas vertikal) bagi semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat lapisan

    bawah.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    14

    2) Kualitas dan mutu sekolah di seluruh Aceh terus ditingkatkan baik kualitas fisik

    bangunannya maupun kualitas para pendidik terutama administrasinya.

    3) Pemerintah Aceh memberikan subsidi untuk universitas-universitas atau

    perguruan tinggi di Aceh guna meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan

    fasilitas pendidikan (sarana penunjang).

    4) Pemerintah Aceh mengusahakan pendidikan gratis minimal bagi murid sekolah

    dasar (SD/MI) sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas (SLTA/MA) Sekolah akan

    dibersihkan dari pungutan yang membebani orang tua siswa.

    5) Pemerintah Aceh berupaya sesuai dengan kemampuan ekonomi Pemerintah

    Aceh pembebasan biaya pendidikan bagi semua anak yatim korban konflik dan

    korban tsunami sampai tamat Perguruan Tinggi (S1).

    6) Pemerintah Aceh terus mengusahakan (sesuai kemampuan pemerintahan Aceh)

    pembebasan uang kuliah atau sekurang-kurangnya akan dikembangkan sistem

    subsidi yang adil untuk semua program studi S1 yang memenuhi criteria dan

    kualifikasi tertentu.

    7) Pemerintah Aceh terus mengupayakan institusi-institusi/lembaga pendidikan

    pencetak tenaga pendidik untuk meningkatkan standar mutu penerimaan calon

    tenaga pendidik dengan menaikkan rating kualifikasi penerimaan mahasiswa

    baru. Institusi ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh.

    8) Institusi-institusi pendidikan agama seperti dayah telah mendapat perhatian

    serius dari Pemerintah Aceh.

    9) Pemerintah Aceh terus memberikan perhatian khusus dalam bentuk program-

    program beasiswa secara luas untuk mahasiswa cerdas dan berprestasi untuk

    melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dan S3 di universitas-universitas

    terkemuka di luar negeri.

    10) Dalam rangka pemerataan kesempatan pendidikan, Pemerintah Aceh harus

    mengembangkan sistem subsidi/beasiswa kepada mereka yang secara ekonomi

    tidak mampu namun memiliki keinginan dan kemampuan kecerdasan untuk

    melanjutkan pendidikan.

    11) Di daerah-daerah tertentu dikembangkan sekolah-sekolah kejuruan (vocational). 12) Sekurang-kurangnya 30% APBD digunakan untuk pendidikan.

    13) Pemerintah Aceh terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada

    masyarakat.

    14) Pemerintah Aceh bertekad memberantas penyakit-penyakit menular klasik

    seperti Malaria, TBC, DBD, Lepra, dan sebagaimana.

    15) Pemerintah Aceh terus berupaya memberikan pelayanan medis gratis bagi ibu

    hamil dan anak.

    16) Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak dalam berbagai bidang

    khususnya pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, politik, adat istiadat dan

    agama.

    e. Perekonomian

    1) Membangun kembali infrastruktur perekonomian di seluruh Aceh sehingga

    akhirnya seluruh teritorial Aceh dapat menjadi satu kesatuan politik dan satu

    kesatuan ekonomi.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    15

    2) Pemerintah Aceh memperlakukan pelaku ekonomi sebagai partner

    pembangunan.

    3) Pemerintah Aceh terus memberikan perhatian serius pada pengembangan

    ekonomi kerakyatan untuk mencapai keadilan di bidang ekonomi.

    4) Pemerintah Aceh secara proaktif terus mengidentifikasi semua sumber ekonomi

    yang berbiaya tinggi (high cost economy) untuk mengatasi dan mencari jalan keluarnya.

    5) Pemerintah Aceh terus mendorong bangkitnya kembali semangat kewirausahaan

    rakyat Aceh seperti yang pernah kita saksikan pada periode tahun 1940-an sampai

    dengan tahun 1980-an. Pengusaha Aceh harus dapat bangkit kembali menjadi

    masyarakat ekonomi yang handal.

    6) Perdagangan luar negeri, terutama dengan Malaysia, Singapura, Thailand, India,

    dan lain-lain kembali digalakkan.

    7) Produksi agrobisnis tradisional masyarakat memperoleh pasar yang layak, yaitu

    dengan membuka pemasaran ke luar negeri.

    8) Di setiap kabupaten terus dibangun kebun-kebun percobaan dan percontohan

    (pilot project) agar rakyat dapat memperoleh penyuluhan dan dapat memperoleh bibit unggul sesuai dengan kondisi alam di tempat itu.

    9) Para mantan kombatan GAM dan korban konflik terus diperhatikan secara serius

    untuk memperoleh kehidupan ekonomi yang layak melalui penyediaan modal

    dan lapangan kerja yang memadai.

    10) Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan

    berkesadaran resiko bencana.

    11) Keberhasilan transisi dari rehabilitasi dan rekonstruksi dampak tsunami terus

    ditingkatkan.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    16

    f. Politik

    1) Pemerintah Aceh terus berusaha sekuat tenaga agar seluruh Rakyat Aceh

    mendapat perlakuan yang adil, baik dalam bidang politik dan hukum maupun

    dalam bidang ekonomi, dengan memperhatikan potensi dan karakteristik masing-

    masing.

    2) Kepala dan Wakil Kepala Pemerintahan di setiap level menjadi satu kesatuan

    yang saling mengisi dengan pembagian tugas yang jelas. Sementara

    Bupati/Walikota menjadi mandataris rakyat di daerahnya masing-masing.

    3) Semua lembaga politik, lembaga adat, dan lembaga keagamaan dapat menjalankan

    kegiatannya berdasarkan fungsi masing-masing dan tidak akan ada tumpang

    tindih dalam hal fungsi dan wewenang.

    4) Partai lokal menjadi sarana demokrasi yang menciptakan kestabilan politik,

    kemandirian, dan kemakmuran bagi Rakyat Aceh.

    g. Sumber Daya Alam

    1) Penerimaan Pemerintah Aceh yang berasal dari bagi hasil kekayaan alam akan

    digunakan secara adil, efisien, dan bertanggungjawab untuk kesejahteraan dan

    kemakmuran seluruh Rakyat Aceh.

    2) Pemerintah Aceh meninjau kembali Hak Pengelolaan Hutan (HPH). Jika selama

    ini HPH hanya diberikan kepada pengusaha, maka dimasa mendatang,

    Pemerintah Aceh menciptakan sistem pengelolaan hutan yang dikelola sendiri

    oleh rakyat secara lestari, berkesinambungan dan bertanggung jawab untuk

    kepentingah rakyat Aceh sendiri.

    3) Pemerintah Aceh melarang dan membatasi penebangan hutan yang dilakukan

    secara liar, kecuali untuk keperluan domestik rakyat yang dilakukan secara

    terkontrol.

    4) Pemerintah Aceh melakukan eksploitasi dan eksplorasi sumber kekayaan alam

    lainnya, terutama pertambangan, dengan mempertimbangkan secara serius

    kelestarian ekosistem.

    h. Adat Istiadat, Kebudayaan, dan Olahraga

    1) Pemerintah Aceh memberi perhatian lebih secara seksama dan mendukung

    upaya-upaya untuk mengembangan adat istiadat dan budaya Aceh, antara lain

    dengan mendorong rakyat untuk menghidupkan kembali pendidikan tatacara

    sopan-santun ke-Acehan dalam keluarga serta akan menyelenggarakan secara

    reguler festival dan seni Aceh.

    2) Pemerintah Aceh terus membangun sarana olahraga dan seni yang merata di

    seluruh Aceh dan terus mendukung partisipasi Aceh dalam event olahraga dan

    seni secara lokal, nasional, dan internasional.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    17

    B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah

    Perumusan strategi pembangunan didasarkan pada kerangka analisis terhadap faktor

    lingkungan strategis. Proses perumusan strategi perlu dilakukan mengingat faktor

    strategis lingkungan terus menentukan keberhasilan pelaksanaan visi dan misi yang

    ditetapkan. Keberadaan faktor-faktor lingkungan strategis yang dimaksud terdiri dari

    faktor lingkungan internal strategis dan faktor lingkungan eksternal strategis yang

    merupakan kerangka dasar, mengingat pada faktor tersebut dapat ditemukan berbagai

    kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Analisis faktor lingkungan internal

    strategis dan faktor eksternal strategis mengisyaratkan bahwa implementasi strategi

    yang tepat dapat mewujudkan peningkatan dan optimalisasi setiap program dan

    kegiatan secara menyeluruh.

    Berdasarkan UU No 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, penyelenggaraan

    pemerintahan daerah adalah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan

    dengan prinsip otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

    pemerintahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara

    menyeluruh. Untuk itu pemerintah daerah mempunyai peluang yang besar untuk

    melakukan perubahan-perubahan yang bersifat fundamental dalam segala aspek

    kehidupan masyarakat yang di implimentasikan melalui berbagai kebijakan umum

    pemerintah daerah.

    Arah kebijakan umum Pemerintah Aceh selama jangka waktu 2007-2012 adalah

    sebagai berikut :

    1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Perluasan Kesempatan Kerja dan

    Penanggulangan Kemiskinan

    Arah kebijakan umum pembangunan ekonomi Aceh pada dasarnya adalah dalam

    rangka mewujudkan peningkatan aktivitas perekonomian daerah yang bertujuan

    untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui upaya peningkatan

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    18

    pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5 s/d 6 persen, penurunan tingkat

    kemiskinan menjadi sekitar 16 persen dan tingkat pengangguran mampu ditekan

    menjadi 7,6 persen.

    Adapun untuk mencapai hal sebagaimana tersebut diatas maka perlu ditempuh

    beberapa kebijakan sebagai berikut :

    a. Peningkatan pengelolaan potensi pertanian dan perikanan seoptimal mungkin

    dengan prinsip-prinsip agribisnis sebagai tulang punggung ekonomi daerah

    yang berkelanjutan.

    b. Pengembangan komoditi unggulan daerah melalui pola kluster dengan

    memperkuat sistim mata rantai produksi (supply chain).

    c. Pembangunan dan peningkatan kapasitas sarana dan prasarana pendukung

    produksi termasuk prioritas fungsionalisasi aset, terutama di kawasan-kawasan

    sentra produksi pertanian, perikanan, industri, dan perdagangan.

    d. Percepatan pemanfaatan mekanisasi di sektor industri kerajinan, pertanian dan

    perikanan, termasuk motorisasi armada perikanan dalam upaya meningkatkan

    daya jelajah dan produktivitas nelayan.

    e. Pengembangan dan peningkatan kapasitas unit penyedia sarana produksi serta

    peningkatan pengendalian dan pengawasan distribusi sarana produksi sehingga

    mudah dapat diakses oleh masyarakat.

    f. Peningkatan produktivitas lahan budidaya pertanian dan perikanan melalui

    upaya intensifikasi, diversifikasi, optimalisasi termasuk peningkatan Indeks

    Penanaman (IP), dan rehabilitasi lahan-lahan yang terlantar.

    g. Mengupayakan tumbuhnya dan berkembangnya industri pengolahan hasil,

    terutama yang berbasis bahan baku lokal di kawasan-kawasan sentra produksi.

    h. Peningkatan kompetensi tenaga kerja formal dan informal, serta pelaku UMKM

    melalui pengembangan dan peningkatan kapasitas Balai Latihan Kerja serta

    pelatihan-pelatihan kejuruan.

    i. Melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan dan penyaluran tenaga

    kerja untuk kebutuhan lokal maupun luar negeri.

    j. Percepatan aplikasi teknologi di sektor pertanian dan perikanan melalui

    penguatan kelembagaan dan sistem penyuluhan.

    k. Penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dengan sasaran utama usaha-

    usaha kelompok dan koperasi.

    l. Memfasilitasi peningkatan jalinan kemitraan usaha yang lebih luas antara

    kelompok usaha besar dengan pelaku UMKM dan industri rumah tangga.

    m. Mengupayakan peningkatan fungsi intermediasi perbankan, terutama

    penyaluran kredit bagi pelaku UMKM dan industri rumah tangga.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    19

    n. Pencegahan penebangan dan perdagangan kayu illegal melalui penguatan dan

    pembinaan satuan pengamanan hutan dalam rangka terciptanya hutan lestari

    dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.

    o. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan

    melalui pemanfaatan hasil hutan non kayu dan pengembangan hutan rakyat.

    p. Meningkatkan kemandirian pangan bagi masyarakat di kawasan-kawasan yang

    teridentifikasi rawan pangan, serta peningkatan penganekaragaman pangan

    berbasis sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal.

    q. Melakukan pengendalian dan pengawasan distribusi bahan pangan, serta

    meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam,

    bergizi seimbang dan aman.

    r. Penyediaan fasilitas pemukiman baru pada kawasan-kawasan potensi dan

    memberikan bantuan stimulasi untuk pengembangan usaha ekonomi bagi

    penduduk yang dimukimkan berbasis potensi lokal.

    s. Pengembangan sistem informasi dan promosi yang dapat menarik investasi

    untuk menanamkan modalnya di daerah, baik PMA maupun PMDN.

    t. Mengupayakan terjadinya peningkatan aktivitas perdagangan dalam daerah

    hingga terjadinya pasar sempurna, termasuk melakukan pengawasan dan

    pengendalian distribusi barang serta pengembangan dan peningkatan sarana

    dan prasarana pemasaran.

    u. Melakukan upaya meningkatnya ekspor daerah baik peningkatan volume

    maupun nilai, terutama komoditi-komoditi yang memiliki nilai tambah tinggi

    bagi daerah

    2. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur dan Sumber Daya Energi

    Pendukung Investasi

    Untuk tercapainya tujuan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur dan

    Sumber Daya Energi Pendukung Investasi sesuai dengan strategi yang telah

    ditetapkan, maka perlu adanya dukungan kebijakan pembangunan dalam

    pelaksanaan program dan kegiatan yang dilaksanakan.

    Arah Kebijakan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur dan Sumber Daya

    Energi Pendukung Investasi tahun 2007 - 2012 sebagai berikut :

    a. Sumber Daya Air

    Kebijakan pembangunan sumber daya air dilakukan dengan 9 (sembilan)

    pendekatan pokok, yaitu:

    1) Terkelolanya penyelenggaraan konservasi sumber daya air demi terjaganya

    kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, dan fungsi sumber

    daya air.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    20

    2) Terkelolanya penyelenggaraan pendayagunaan sumber daya air demi

    terwujudnya pemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan dengan

    mengutamakan kebutuhan pokok kehidupan masyarakat secara adil.

    3) Terkelolanya penyelenggaraan pengendalian daya rusak air demi

    terwujudnya rasa aman masyarakat terhadap daya rusak air.

    4) Terkelolanya sistem informasi sumber daya air demi terwujudnya jaringan

    informasi sumber daya air yang tersebar dan dapat diakses oleh berbagai

    pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

    5) Terbangunnya jaringan irigasi baru Wilayah Pantai Barat-Selatan di 4

    daerah irigasi dan di 5 daerah rawa; Wilayah Pantai Utara-Timur di 4

    daerah irigasi.

    6) Terperbaikinya jaringan irigasi berdasarkan kewenangan nasional seluas

    146.536 ha (15 DI), kewenangan provinsi seluas 69.354 ha (40 DI) dan

    kewenangan Kabupaten/Kota seluas 127.706 ha (652 DI).

    7) Tersedianya air baku untuk irigasi dengan membangun dan meningkatkan

    fungsi waduk sebanyak 4 unit, embung sebanyak 3 unit dan situ sebanyak 9

    unit.

    8) Memfungsikan kembali DI yang rusak : DI Jambo Aye (19.360 ha) dan DI.

    Pante Lhong (6.562 ha) serta optimalisasi daerah irigasi sebanyak 9 DI.

    9) Terkendalinya banjir dan pengamanan pantai secara selektif terutama pada

    areal produktif.

    b. Bina Marga dan Cipta Karya

    Kebijakan pembangunan kebinamargaan dan keciptakaryaan dilakukan dengan

    10 (sepuluh) pendekatan pokok, yaitu:

    1) Terbukanya aksesibilitas daerah terpencil/terisolir, perbatasan dan

    kepulauan dengan menyediakan jaringan jalan dan jembatan untuk

    mendukung kawasan yang berpotensi dan cepat tumbuh.

    2) Terselenggaranya peningkatkan pelayanan prasarana jalan yang terintegrasi

    dengan standar minimal MST 10 ton pada ruas jalan nasional dan provinsi

    serta MST 8 ton pada ruas-ruas jalan strategis.

    3) Terlaksananya rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana jalan sehingga

    tercapai fungsional jalan nasional sepanjang 1.782,78 km dan jalan provinsi

    sepanjang 1.701,82 km dapat tercapai.

    4) Terlaksananya pembangunan dan peningkatan ruas-ruas jalan nasional

    lintas timur sepanjang 55 km, lintas barat sepanjang 30 km, lintas tengah

    sepanjang 11 km. Selanjutnya pembangunan dan peningkatanruas-ruas

    jalan provinsi sepanjang 95 km, serta jalan strategis lainnya termasuk jalan

    desa sepanjang 10 km.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    21

    5) Terwujudnya pembangunan jalan yang menghubungkan Pantai Barat-

    Tengah-Pantai Timur untuk menghilangkan disparitas antar wilayah.

    6) Terlaksananya pembangunan dan rehabilitasi rumah korban

    bencana/dhuafa sebanyak 500 unit serta penyediaan prasarana dan sarana

    dasar permukiman.

    7) Terbangunnya prasarana air minum dan sanitasi baik di perkotaan maupun

    di pedesan sebanyak 500 unit.

    8) Terselenggaranya pembinaan tata bangunan dan pemberdayaan jasa

    konstruksi.

    9) Terpadunya tata ruang provinsi dengan tata ruang kabupaten/kota, dengan

    titik berat pada penanganan kawasan-kawasan strategis/prioritas dan

    kawasan lintas kabupaten.

    10) Terbangunnya kawasan perbatasan dan terisolir dalam rangka peningkatan

    ekonomi masyarakat.

    c. Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika

    Kebijakan pembangunan perhubungan, komunikasi, informasi dan telematika

    dilakukan dengan 10 (sepuluh) pendekatan pokok, yaitu :

    1) Terlaksananya pembangunan, pengembangan sarana dan prasarana

    transportasi, pos dan telekomunikasi di wilayah perbatasan dan terisolir

    serta terehabilitasinya sarana dan prasarana transportasi, pos dan

    telekomunikasi yang hancur akibat gempa tektonik dan tsunami.

    2) Terlaksananya pengembangan sistem transportasi wilayah terpadu,

    harmonis dan sinergi serta aparatur yang mandiri.

    3) Terindentifikasi inventarisasi data dan penyebaran informasi pembangunan

    dengan melakukan peningkatan kerjasama pemerintah daerah dengan

    organisasi, lembaga pers dan media massa.

    4) Terjalinnya hubungan kerjasama penyebarluasan informasi melalui TVRI

    dan RRI serta melakukan pengawasan terhadap penyiaran media informasi

    swasta.

    5) Terbangunnya fasilitas e-Government Pemerintah Aceh guna

    meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi Pemerintahan Aceh

    yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi dalam rangka

    memberikan pelayanan informasi kepada publik secara transparan dan

    akuntabel.

    6) Terselenggaranya pembinaan sumberdaya aparatur Pemerintah Aceh yang

    memiliki pengetahuan dan keahlian dalam mengelola teknologi komunikasi

    dan sistem informasi.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    22

    7) Terbangunnya sarana angkutan kereta api diwilayah pesisir timur Aceh

    yang menghubungkan Aceh ke batas Sumatera Utara sepanjang 486 Km.

    8) Terbangunnya pelabuhan baru di wilayah Pantai Barat-Selatan dan pantai

    Utara -Timur dengan kapasitas 10.000 DTW.

    9) Terlaksnanya pengembangan pelabuhan Malahayati untuk mendukung

    Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Bandar Aceh Darussalam.

    10) Terlaksananya pembangunan dan pengembangan bandara untuk melayani

    penerbangan Domestik dan Internasional serta meningkatkan pelayanan

    trasportasi udar antar kabupaten/Kota.

    d. Lingkungan Hidup

    Kebijakan pembangunan lingkungan hidup dilakukan dengan 6 (enam)

    pendekatan pokok, yaitu:

    1) Terkendalinya pencemaran lingkungan melalui pencegahan dan

    pengendalian dampak dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

    pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

    2) Tersedianya peralatan dan sumber daya aparatur dalam pengendalian

    dampak lingkungan dengan memanfaatkan media massa untuk pelayanan

    informasi lingkungan hidup kepada masyarakat.

    3) Melakukan optimalisasi bentuk dan kinerja institusi pengelolaan

    lingkungan serta peningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan

    dalam pengelolaan lingkungan hidup.

    4) Terkendalinya pengelolaan Kawasan Ekosistem Lauser (KEL) secara

    berkelanjutan dalam menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi

    antara kawasan lindung dan budidaya.

    5) Terpeliharanya terumbu karang, manggrove dan konservasi daerah aliran

    sungai dalam rangka memulihkan kembali daya dukung lingkungan dan

    antisipasi ancaman terhadap abrasi pantai dan sungai.

    6) Terbangunnya ruang terbuka hijau dan desa model yang ramah lingkungan

    di setiap kabupaten/kota.

    e. Pertanahan

    Kebijakan pembangunan pertanahan dilakukan dengan 3 (tiga) pendekatan

    pokok, yaitu:

    1) Terselenggaranya peningkatan kualitas pelayanan dan administrasi

    pertanahan serta penyediaan informasi pertanahan bagi keperluan

    pembangunan dan investasi.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    23

    2) Terlaksananya penataan dan pengendalian penguasaan, penggunaan,

    pemanfaatan dan pemilikan tanah serta pengembangan dan penguatan

    lembaga pertanahan.

    3) Menyelesaikan sengketa pertanahan, penyusunan neraca penggunaan

    tanah, pemetaan/revisi penatagunaan tanah, konsolidasi tanah, identifikasi

    dan penegasan tanah negara serta penertiban administrasi land reform.

    f. Energi dan Sumber Daya Mineral

    Kebijakan pembangunan energi dan sumber daya mineral dilakukan dengan 9

    (sembilan) pendekatan pokok, yaitu:

    1) Terealisasinya peningkatan peluang eksploitasi pertambangan skala besar,

    menengah dan kecil serta membina, mengawasi dan menertibkan usaha

    pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan.

    2) Terlaksananya peningkatkan keterampilan sumber daya aparatur dalam

    pengelolaan dan pengawasan usaha pertambangan.

    3) Terlaksananya peningkatan pemahaman masyarakat penambang dan dunia

    usaha terhadap peraturan dan perundang-undangan di bidang

    pertambangan.

    4) Terselenggaranya peningkatan pelayanan dan informasi pertambangan,

    termasuk informasi kawasan-kawasan yang rentan terhadap bencana

    geologi.

    5) Tersedianya data potensi sumber-sumber energi baru sebagai energi

    alternatif dan potensi pertambangan.

    6) Terbangunnya sarana dan prasarana sumber-sumber air bawah tanah yang

    memenuhi standar kesehatan di kawasan krisis air.

    7) Tersedianya perangkat hukum di bidang energi, mineral, batubara, panas

    bumi dan air bawah tanah.

    8) Terlaksananya pembangunan PLTMH baik skala besar maupun kecil

    terutama untuk pedesaan/kawasan yang tidak terjangkau jaringan listrik

    PLN.

    9) Terealisasinya penambahan pembangkit listrik non diesel dengan

    memanfaatkan potensi energi primer pada sub-sistem isolated dengan

    sasaran pengurangan biaya pokok penyediaan (BPP) yang berpengaruh

    terhadap usaha menekan biaya operasional pada sektor pembangkitan dan

    harga tarif (Rp/kWh) penjualan energi listrik. Pembangkit-pembangkit

    dimaksud adalah:

    PLTU batubara di Kabupaten Nagan Raya dengan total kapasitas 2 x 100

    MW yang direncanakan beroperasi pada akhir tahun 2011 (tahap

    konstruksi).

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    24

    PLTP Seulawah di Kabupaten Aceh Besar dengan total kapasitas 2 x 20

    MW yang akan beroperasi pada akhir tahun 2012. Pre-feasibility (FS)

    telah dilakukan pada tahun 2008 dan saat ini dalam proses pelelangan

    WKP oleh Pemerintah Aceh.

    PLTA Peusangan I dan II di Kabupaten Aceh Tengah dengan total

    kapasitas 2 x 43 MW dibiayai dari Loan JBIC (Japan Bank International

    Company) dan direncanakan beroperasi pada tahun 2011 dan 2013.

    Contract Loan Aggreement dengan pihak JBIC telah ditandatangani

    pada 29 Maret 2006.

    PLTA Lawe Mamas di Kabupaten Aceh Tenggara dengan total kapasitas

    3 x 30 MW yang direncanakan beroperasi pada tahun 2015. Saat ini

    masih dalam Pre-FS dan MoU.

    3. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pemerataan Kesempatan Belajar

    Menindaklanjuti strategi Pembangunan dalam rangka peningkatan mutu

    pendidikan dan pemerataan kesempatan belajar baik pendidikan formal maupun

    pendidikan non formal bagi peserta didik dan anggota masyarakat melalui

    perbekalan ilmu pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (life skills). Pemberantasan buta aksara (illiteracy) perlu dilakukan secara serius sebagai upaya untuk mencerdaskan seluruh rakyat dan mendukung pembelajaran sepanjang

    hidup (life long learning) maka kebijakan yang ditempuh sebagai berikut:

    a. Pemerataan dan Perluasan Akses

    1) Tersedianya beasiswa dan bantuan biaya pendidikan usia dini, pendidikan

    dasar, menengah, dayah dan luar sekolah.

    2) Terlaksananya efektivitas internal dan tingkat kelangsungan sekolah di

    setiap jenjang pendidikan.

    3) Terciptanya partisipasi yang lebih besar dari masyarakat dan dunia usaha.

    4) Tersedianya fasilitas pendidikan yang fokus dalam rangka menghapus

    hambatan kesempatan belajar dan perluasan akses penyediaan pendidikan

    dasar dan menengah di daerah-daerah terpencil, pemukiman terpencar dan

    daerah kepulauan.

    5) Terciptanya pengembangan Perguruan Tinggi sesuai dengan prioritas dan

    arah pengembangan daerah.

    6) Tersedianya fasilitas dayah dalam menunjang pelayanan pendidikan yang

    bermutu.

    b. Mutu, Relevansi dan Daya Saing

    1) Terciptanya kinerja pelayanan pendidikan pada semua jenjang pendidikan.

    2) Terwujudnya desentralisasi sekolah/manajemen kelembagaan, dan

    manajemen perencanaan pengembangan guru.

    3) Tersedianyan kurikulum dan bahan ajar sesuai dengan standar yang telah

    ditetapkan.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    25

    4) Terlaksananya monitoring kinerja sekolah/kelembagaan dan prestasi siswa.

    5) Tersedianya sarana penunjang pembelajaran yang bermutu dan berkualitas.

    6) Terwujudnya pendidikan unggulan pada jenjang pendidikan dasar,

    menengah dan dayah.

    7) Terlaksananya pembinaan dan pengembangan kelembagaan, kurikulum,

    manajemen, serta akreditasi dayah.

    8) Terlaksananya penelitian dan pengembangan pendidikan secara optimal.

    c. Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik

    1) Tersedianya sistem perencanaan, pengawasan, monitoring dan evaluasi.

    2) Tersedianya sistem manajemen kelembagaan dan sekolah.

    3) Terlaksananya tata kelola yang akuntabel dan transparan.

    4) Terlaksananya koordinasi antar PT/PTS dan Akreditasi pendidikan.

    d. Penerapan Sistem Pendidikan Bernuansa Islami

    1) Terlaksananya koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam rangka

    penerapan syari’at Islam.

    2) Tersedianya sarana peribadatan, media pembelajaran dan penerapan budaya

    yang menunjang pendidikan bernuansa Islami.

    3) Terciptanya kualitas guru dalam metode internalisasi nilai-nilai Islami.

    4) Terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan sistem pendidikan yang

    bernuansa Islami secara berkala.

    5) Terlaksananya penambahan jam pelajaran agama di sekolah dan pelatihan

    tentang pemahaman Al-Qur’an.

    4. Peningkatan Mutu dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan

    Menindaklanjuti strategi Pembangunan dalam rangka peningkatan mutu dan

    pemerataan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek status kesehatan (umur

    harapan hidup, angka kematian ibu dan angka kematian bayi, angka kesakitan,

    status gizi), pelayanan kesehatan, kondisi kesehatan lingkungan, pembiayaan

    kesehatan, fasilitas kesehatan dan sumber daya kesehatan maka kebijakan umum

    yang ditempuh sebagai berikut:

    a. Terbangunnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan

    pelayanan kesehatan khusus.

    b. Tersedianya tenaga kesehatan sesuai kebutuhan daerah dalam rangka

    penyediaan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

    c. Tersedianya fasilitas kesehatan kepada masyarakat yang mudah dijangkau.

    d. Terlaksananya sosialisasi pencegahan dan pengendalian penyakit serta

    terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

    e. Terciptanya mekanisme rujukan yang baik antar institusi pelayanan kesehatan.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    26

    f. Bertambahnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan diseluruh lapisan

    masyarakat.

    g. Tersedianya arah dan kebijakan yang jelas dalam hal pelayanan kesehatan.

    h. Terlaksananya penerapan pola BLU Rumah Sakit di Kabupaten/Kota.

    i. Terlaksananya koordinasi lintas sektor, LSM lokal maupun luar negeri dalam

    rangka pelayanan kesehatan.

    j. Terbangunnya fasilitas pendidikan yang memadai dalam rangka peningkatan

    pengetahuan tenaga medis.

    k. Terwujudnya pelaksanaan program JKA dalam rangka pelayanan kesehatan

    yang baik, berkualitas secara gratis kepada masyarakat miskin.

    5. Pembangunan Syariat Islam, Sosial dan Budaya

    Pelaksanaan Syari`at Islam di Aceh yang menjadi sumber nilai dan sumber

    penuntun perilaku dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tataran kehidupan

    pribadi, kehidupan bermasyarakat, maupun dalam penyelenggaraan pemerintahan.

    Kebijakan umum yang ditempuh dalam pelaksanaan pembangunan syari’at Islam

    secara kaffah di Aceh sebagai berikut:

    1) Terpadunya pelaksanaan kegiatan pelayanan keagamaan antara pemerintah,

    ulama dan masyarakat secara optimal.

    2) Terkoordinasinya kerja sama keagamaan baik dengan instansi terkait maupun

    lembaga keagamaan tingkat Nasional dan Internasional.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    27

    3) Terlaksananya pendidikan agama di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang

    berkualitas.

    4) Terjadinya peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran masyarakat

    tentang pelaksanaan syari’at Islam.

    5) Terlaksananya pengawasan syari’at Islam secara kaffah dalam masyarakat.

    6) Terlaksananya pemberdayaan lembaga keagamaan dalam melakukan sertifikasi,

    penatausahaan, pengelolaan dan pemberdayaan harta agama.

    7) Terlaksananya pelayanan kesejahteraan sosial yang berkualitas di seluruh Aceh.

    8) Terlaksananya peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya sosial.

    9) Terbangun dan berkembangnya ekonomi masyarakat pedesaan dalam rangka

    pengentasan kemiskinan.

    10) Terlaksananya peningkatan dan penguatan kelembagaan pengarusutamaan

    gender dan anak dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan.

    11) Terlaksananya peningkatan kualitas hidup dan perlindungan hukum terhadap

    perempuan dan anak.

    12) Terlaksananya peningkatan terhadap peran dan hubungan antar lembaga

    pemuda serta pengembangan sistem kaderisasi organisasi kepemudaan.

    13) Terjadinya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pemuda dalam rangka

    menanggulangi dampak demoralitas pemuda.

    14) Terciptanyan hidup yang sehat dalam masyarakat melalui kegiatan olahraga.

    15) Termotivasinya penguatan institusi keolahragaan di daerah melalui

    bantuan/subsidi.

    16) Terjadinya peningkatan dan penguatan peran kelembagaan adat dalam

    masyarakat.

    17) Terjadinya peningkatan peran dan koordinasi antar lembaga adat dengan

    pihak-pihak yang terkait secara maksimal.

    18) Terwujudnya pengembangan apresiasi budaya, kesenian, bahasa dan adat

    istiadat.

    19) Terwujudnya pelestarian dan pemeliharaan situs dan cagar budaya.

    20) Terjadinya peningkatan jumlah wisatawan dalam dan luar negeri dengan

    mengikutsertakan masyarakat.

    21) Terwujudnya pertumbuhan kultur demokrasi yang sehat, kompetitif dialogis

    dan rasional.

    22) Terciptanya penghargaan terhadap nilai-nilai kepahlawanan para pejuang.

    23) Terbinanya kekayaan adat istiadat, seni, budaya dan bahasa dalam kehidupan

    masyarakat.

    24) Terjadinya peningkatan penguatan fungsi meunasah sebagai pusat

    pemberdayaan masyarakat.

    25) Terlaksananya penegakan hukum adat di tingkat gampong dan kemukiman.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    28

    6. Penciptaan Pemerintah Yang Baik dan Bersih Serta Penyehatan Birokrasi

    Pemerintahan

    Untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih sebagaimana yang

    diharapkan oleh masyarakat mulai dari pemerintah gampong, mukim, kecamatan,

    kabupaten dan provinsi dilakukan melalui kebijakan sebagai berikut:

    1) Terwujudnya pemerintahan yang transparan, partisipatif dan akuntabel.

    2) Terbangunnya kelembagaan pemerintah daerah yang sesuai dengan kebutuhan.

    3) Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang dibutuhkah dalam rangka

    pencapaian target kinerja.

    4) Terselenggaranya kewenangan antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota,

    kecamatan dan gampong.

    5) Terfasilitasi penyelesaian masalah tata ruang dan batas wilayah administrasi

    bagi kabupaten/kota.

    6) Terlaksananya pemetaan, pemberian nama-nama, toponomi pulau kecil dan

    terluar.

    7) Tertatanya batas wilayah administrasi, titik kordinat, dan penguasaan wilayah

    secara ekonomi dan sosial budaya.

    8) Tersedianya kapasitas sumber daya aparatur.

    9) Terwujudnya revitalisasi baperjakat dalam penempatan dan penjenjangan karir

    aparatur.

    10) Terlaksananya penghargaan dan sanksi kepada aparatur secara adil.

    11) Terlaksananya penerapan sistem birokrasi pemerintahan yang baik dan bersih.

    12) Terlaksananya peningkatan pemahaman berbangsa dan bernegara dalam rangka

    memeliharan keutuhan NKRI.

    13) Terlaksananya peningkatan pengetahuan kader politik yang bebas, adil dan

    islami serta memihak kepentingan masyarakat.

    14) Terjaminnya perbedaan berpendapat dan berpolitik.

    15) Terselenggaranya peningkatan etika dan pendidikan politik yang sehat melalui

    rasa saling percaya dan menghargai (sportifitas) di dalam kelompok masyarakat.

    16) Terselenggaranya peningkatan pemahaman terhadap hukum di Aceh dan

    Pengkajian materi hukum sesuai dengan amanah UUPA.

    17) Terselenggaranya peningkatan kapasitas dan sumber daya aparat penegak

    hukum serta dukungan sarana dan prasarana.

    18) Terlaksananya pemberian bantuan hukum dalam kasus prodeo dan

    Peningkatan penyuluhan hukum kepada masyarakat.

    19) Terlaksananya inventarisasi kebijakan kabupaten/kota yang bertentangan

    dengan kepentingan umum dan ketentuan perundang-undangan lebih tinggi.

    20) Terlaksananya peningkatan kapasitas aparatur dan penyediaan fasilitas sarana,

    prasarana Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    29

    7. Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana

    Penanganan dan pengurangan risiko bencana merupakan tanggungjawab

    pemerintah, masyarakat dan lembaga - lembaga kemasyarakatan yang

    dilaksanakan secara bersama - sama dengan prinsip kemitraan dan kesejajaran

    peran, maka diperlukan kebijakan dalam penanganannya.

    Arah Kebijakan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana yang telah

    dilaksanakan adalah sebagai berikut:

    a. Mengurangi ancaman bahaya melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan

    kearifan lokal dengan tetap memperhatikan perubahan - perubahan global yang

    berdampak pada kondisi lokal.

    b. Mengurangi kerentanan masyarakat di daerah ancaman bahaya dengan cara

    memberikan pengetahuan yang memadai tentang ancaman mendasarkan pada

    analisis risiko.

    c. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui pendidikan, pelatihan dan

    pemberdayaan secara terus menerus khususnya di daerah ancaman.

    d. Mengedepankan keterbukaan dengan pola kemitraan dalam penyelenggaraan

    Pengurangan Risiko Bencana melalui keterbukaan tatakelola termasuk

    penyediaan informasi yang berimbang bagi masyarakat.

    e. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah lokal dengan

    mengoptimalkan potensi, sumber daya dan kearifan local melalui optimalisasi

    peran birokrasi, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat serta pimpinan

    informal lain yang berkembang dalam masyarakat.

    f. Mendorong dan meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam

    pengurangan risiko bencana baik dalam ranah domestic(rumah tangga) maupun

    diluar rumah tangga melalui pengarus utamaan gender dalam semua kegiatan

    yang melibatkan masyarakat.

    A. PRIORITAS DAERAH

    Visi dan misi Pemerintah Aceh diwujudkan melalui pelaksanaan 7 (tujuh) prioritas

    pembangunan secara proporsional yaitu: 1) Pemberdayaan ekonomi masyarakat,

    perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan kemiskinan, 2) Pembangunan dan

    pemeliharaan infrastruktur dan sumber daya energi pendukung investasi, 3).

    Peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan kesempatan belajar, 4). Peningkatan

    mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan, 5). Pembangunan syariat islam sosial dan

    budaya, 6). Penciptaan pemerintah yang baik dan bersih serta penyehatan birokrasi

    pemerintaan, 7). Penanganan dan pengurangan resiko bencana.

    1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Perluasan Kesempatan Kerja dan

    Penanggulangan Kemiskinan

    Pembangunan perekonomian Aceh tidak terlepas sebagai upaya pemberdayaan

    ekonomi masyarakat, perluasan kesempatan kerja dan penanggulangan

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    30

    kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketiga

    prioritas tersebut sangat ditentukan oleh tiga aspek ekonomi makro yaitu

    pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka.

    Pertumbuhan ekonomi Aceh saat ini telah menunjukkan perkembangan yang

    positif, namun kondisi tersebut masih dibawah rata-rata nasional. Demikian pula

    halnya dengan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran yang semakin

    menurun, hal tersebut masih berada diatas rata-rata nasional. Dalam rangka

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan tingkat kemiskinan dan

    tingkat pengangguran hingga mencapai kondisi yang lebih baik, maka strategi

    yang ditempuh adalah:

    a. Peningkatan serta percepatan upaya revitalisasi pertanian dan perikanan

    sehingga menjadi sektor ekonomi andalan yang berkelanjutan.

    b. Meningkatkan produksi sektor ril baik secara kuantitas maupun kualitas,

    terutama fokus pada komoditi-komoditi unggulan yang berorientasi pasar.

    c. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana

    pendukung produksi serta pemasaran secara terintegrasi.

    d. Membangun serta mendorong pengembangan unit-unit penyedia sarana

    produksi.

    e. Melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pendistribusian sarana

    produksi bagi masyarakat.

    f. Mendorong tumbuhnya industri-industri pengolahan terutama yang berbasis

    bahan baku local.

    g. Pemberdayaan UMKM, koperasi, serta memfasilitasi terjalinnya kemitraan

    dengan kelompok usaha besar.

    h. Mendorong terjadinya peningkatan realisasi investasi swasta baik nasional

    maupun asing.

    i. Mendorong terjadinya peningkatan aktivitas perdagangan dalam dan luar

    negeri.

    j. Mendorong peningkatan kapasitas sektor finansial serta peningkatan fungsi

    intermediasi perbankan.

    k. Peningkatkan kualitas sumber daya petani, nelayan, dan kompetensi tenaga

    kerja.

    l. Pengembangan kawasan-kawasan potensial dan cepat tumbuh melalui

    pembangunan pemukiman baru.

    m. Peningkatan ketahanan dan keamanan pangan serta perbaikan gizi

    masyarakat.

    n. Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan di kawasan sekitar hutan,

    serta pengembangan hutan tanaman rakyat.

    o. Pelestarian sumber daya hutan dan pengendalian Daerah Aliran Sungai (DAS).

    p. Mengupayakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka

    kemandirian dan kesinambungan pembiayaan pembangunan.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    31

    q. Meningkatkan kerjasama pembanguanan ekonomi baik secara kelembagaan

    maupun kawasan.

    2. Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur dan Sumber Daya Energi

    Pendukung Investasi

    Dalam rangka penyediaan infrastruktur dan sumber daya energy pendukung

    investasi diperlukan strategi yang diselaraskan dengan prioritas pembangunan

    Pemerintah Aceh sesuai dengan kondisi dan potensi daerah. Sarana dan prasarana

    pendukung investasi yang belum memadai menyebabkan masih adanya daerah

    terpencil dan terisolir. Pembangunan Bidang Sarana dan Prasarana memegang

    peranan penting untuk menghilangkan disparitas antar wilayah, maka diperlukan

    langkah-langkah atau strategi sebagai berikut :

    a. Sumber Daya Air

    Strategi Pembangunan Bidang Sumber Daya Air Tahun 2007–2012 adalah:

    1) Menyusun pola terpadu pengembangan pengelolaan sumber daya air

    sebagai kerangka dasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau

    dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya air, pendayagunaan

    sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.

    2) Menyusun pola pengelolaan aset irigasi untuk mengetahui kondisi kinerja

    masing-masing jaringan irigasi dengan membentuk Dewan Sumber Daya

    Air Aceh dan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) di

    masing-masing Wilayah Sungai.

    3) Membangun waduk dan embung beserta sarana dan prasarana yang

    berfungsi sebagai pengawaten air, sumber daya air, dan pengendali daya

    rusak air, yang dibarengi dengan kegiatan konservasi DAS.

    4) Membuat perangkat hukum yang berhubungan dengan sumber daya air di

    Aceh.

    5) Memelihara dan meningkatkan fungsi sarana dan prasarana konservasi

    sumber daya air dan jaringan irigasi yang telah ada, melalui kegiatan

    operasi dan pemeliharaan (OP) irigasi dan membangun laboratorium

    konservasi pada DAS.

    6) Mengoptimalkan fungsi dan peran Perkumpulan Petani Pemakai Air

    (P3A)/Kejruen Blang, dengan membentuk Komisi Irigasi (Komir) Aceh.

    7) Membangun dan meningkatkan irigasi teknis pada lahan-lahan potensial

    serta membangun sarana dan prasarana pemanfaatan air tanah secara

    terkendali.

    8) Memelihara dan meningkatkan fungsi konstruksi sungai, muara, dan pantai

    yang berfungsi sebagai pengendali daya rusak air.

    9) Membangun konstruksi pengendali daya rusak air di sungai, muara, dan

    pantai serta fasilitas sarana peringatan dini banjir kiriman sungai.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    32

    b. Bina Marga dan Cipta Karya

    Strategi pembangunan bidang kebinamargaan dan keciptakaryaan adalah:

    1) Pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan nasional lintas Timur,

    lintas Barat, lintas tengah, pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan

    jalan provinsi, jalan kabupaten/Kota, jalan menuju sentra produksi dan

    jalan strategis lainnya.

    2) Mendukung pembangunan kawasan yang berpotensi dan cepat tumbuh

    dengan menyediakan jaringan jalan dan jembatan yang memenuhi

    kebutuhan pergerakan barang dan jasa di seluruh wilayah kawasan.

    3) Membuka dan meningkatkan aksesibilitas daerah terpencil/terisolir,

    perbatasan dan kepulauan untuk mengurangai kesenjangan antar daerah.

    4) Meningkatkan penguasaan teknologi tepat guna di bidang prasarana jalan.

    5) Meningkatkan daya dukung, kapasitas, dan geometrik jalan.

    6) Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat dalam pemanfaatan

    prasarana jalan.

    7) Pembangunan jalan highway lintas Timur dari Banda Aceh ke perbatasan

    Sumatra Utara dimulai dengan penentuan alignment jalan highway, studi

    Amdal, dan pembebasan tanah.

    8) Menyediakan sarana dan prasarana dasar pemukiman, air bersih, sanitasi,

    fasilitas umum bagi masyarakat, dengan berpedoman kepada tata ruang

    serta tata bangunan yang mempertimbangkan resiko bencana sesuai

    dengan aturan yang sudah ditetapkan termasuk pembangunan kawasan

    perbatasan dan terisolir.

    9) Menyediakan rumah sederhana bagi kaum dhuafa/korban kerusuhan/

    bencana alam.

    10) Menyiapkan/memberikan informasi pembangunan infrastruktur/

    permukiman kepada pihak swasta dan masyarakat.

    11) Mendorong peningkatan kemampuan SDM jasa konstruksi.

    12) Meningkatkan dukungan terhadap pengembangan teknologi permukiman

    yang berorientasi terhadap faktor alam.

    c. Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika

    Strategi Pembangunan Bidang Perhubungan, Komunikasi, Informasi, dan

    Telematika Tahun 2007 - 2012 adalah:

    1) Melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi prasarana dan sarana transportasi

    darat dan penyeberangan, pelabuhan laut, pelabuhan rakyat, bandar udara

    yang hancur akibat gempa tektonik dan gelombang tsunami sehingga

    pelayanan terhadap masyarakat dapat pulih kembali.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    33

    2) Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi darat dan

    penyeberangan, pelabuhan laut, pelabuhan rakyat, bandar udara sehingga

    memberikan akses transportasi yang lebih baik bagi masyarakat.

    3) Melakukan penambahan armada ferry dan lintasan baru sebagai upaya

    penyediaan sarana transportasi bagi masyarakat kepulauan.

    4) Meningkatkan pelayanan dan menekan angka kecelakaan lalu lintas bagi

    pengguna kendaraan di jalan raya.

    5) Mempertahankan subsidi angkutan perintis penyeberangan sebagai upaya

    membuka isolasi daerah dan memacu perkembangan perekonomian

    wilayah.

    6) Mengembangkan angkutan kereta api sebagai angkutan massal yang cepat,

    murah, hemat energi, berwawasan lingkungan untuk meningkatkan

    mobilitas barang dan penumpang.

    7) Membangun pelabuhan baru dengan kapasitas >10.000 DWT di wilayah

    pantai Barat-Selatan dan pantai Utara-Timur sehingga dapat menjadi pusat

    penyebaran (hub) dan pintu masuk bagi kegiatan ekspor-impor bagi

    masing-masing wilayah tersebut sekaligus menghilangkan ketergantungan

    terhadap pelabuhan Belawan (SUMUT).

    8) Mengembangkan pelabuhan Sabang sebagai International Hub dan pintu

    masuk Indonesia wilayah barat di masa depan.

    9) Mengembangkan Pelabuhan Malahayati untuk mendukung Kawasan

    Ekonomi Terpadu (KAPET) Bandar Aceh Darussalam.

    10) Membangun bandara baru dalam rangka menyediakan alternatif moda

    transportasi yang cepat dan dapat membuka isolasi daerah serta

    mengantisipasi terputusnya hubungan darat dan laut sebagai akibat

    bencana seperti yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 dan gempa

    tanggal 28 Maret 2005.

    11) Mengembangkan Bandara Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh) sebagai

    Bandara Internasional Hub dan Embarkasi Haji agar dapat didarati oleh

    pesawat sejenis B747 serta pengembangan fasilitas pendukung lainnya.

    12) Mengembangkan Bandara Maimun Saleh Sabang, Cut Nyak Dhien

    Meulaboh, Lasikin Sinabang dan Rembele Takengon sebagai bandara

    utama di Provinsi Aceh yang dapat didarati oleh pesawat sejenis F-28.

    13) Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur telematika daerah

    dalam rangka integrasi data dan pelayanan informasi kepada publik.

    14) Menyediakan koneksi dengan menggunakan teknologi Wireless 5,8 Ghz

    dari dishubkomintel dengan seluruh SKPA.

    15) Menyediakan sarana dan prasarana jaringan di 23 kabupaten/kota masing-

    masing berupa VSAT, 1 Noc dan 2 remote client, 3 BTS yang memiliki

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    34

    Wireless Akses Point yang bisa di gunakan oleh masyarakat secara gratis, 8

    unit personal komputer untuk telecenter bagi masyarakat, 8 unit telpon

    analog berbasis Voip.

    16) Penyediaan pusat informasi dan komunikasi Aceh dalam mewujudkan

    Aceh Cyber Province melalui membangun Gedung Seuramo Aceh yang

    berfungsi sebagai Media Center Aceh.

    17) Penyediaan sistem telekomunikasi dengan dasar BWA (Broadband

    Wireless Access) yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sistem

    tekhnologi informasi/ komunikasi oleh seluruh kalangan masyarakat di

    Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

    i. d. Lingkungan Hidup

    Strategi pembangunan bidang lingkungan hidup tahun 2007 - 2012 adalah:

    1) Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara merata dengan

    melibatkan partisipasi semua stake holders dan penegakan hukum dalam

    pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

    2) Melakukan penelitian dampak lingkungan penggunaan mercury,

    khususnya di kawasan pertambangan emas Gunong Ujeun Kabupaten

    Aceh Jaya; Sawang Kabupaten Aceh Selatan dan Geumpang Kabupaten

    Pidie, serta Valuasi Ekonomi Danau Laut Tawar Kabupaten Aceh Tengah

    dan Aneuk Laot di Kota Sabang.

    3) Pengelolaan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang meliputi antara lain

    pengendalian konflik satwa, penetapan tapal batas antara Kawasan

    Ekosistem Leuser (KEL) dan diluar KEL.

    4) Pengelolaan dan Rehabilitasi Terumbu Karang dan Mangrove 35 ha di

    Kabupaten Aceh Besar dan Pidie Jaya.

    5) Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) seluas 5 - 10 ha masing-masing

    di Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kota Lhokseumawe, Kota

    Langsa, Aceh Tamiang, Kabupaten Aceh Barat.

    6) Pengembangan desa model yang ramah lingkungan merupakan prioritas

    untuk dijadikan pilot project pada masing-masing Kabupaten/Kota.

    7) Konservasi sumberdaya air dan pengendalian kerusakan sungai Alas

    Kabupaten Aceh Singkil.

    e. Pertanahan

    Strategi Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2007 - 2012 adalah:

    1) Menginventarisasi penguasaan, pemilikan, pemanfaatan dan penggunaan

    tanah (P4T) serta menyediakan sertifikat tanah bagi masyarakat ekonomi

    lemah dan wilayah perbatasan.

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    35

    2) Pecepatan pelimpahan Badan pertanahan menjadi Badan Otonomi di

    Daerah.

    f. Energi dan Sumber Daya Mineral

    Strategi Pembangunan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2007 -

    2012 adalah:

    1) Mengupayakan percepatan pembangunan pusat-pusat pembangkit yang

    akan diinterkoneksikan ke sistem 150 kV Sumut-Aceh, dimana saat ini

    sedang dalam pelaksanaan (committed) yaitu:

    PLTU Batubara di Kabupaten Nagan Raya dengan total kapasitas 2 x

    100 MW yang direncanakan beroperasi pada akhir tahun 2011 (tahap

    konstruksi).

    PLTP Seulawah di Kabupaten Aceh Besar dengan total kapasitas 2 x 20

    MW yang akan beroperasi pada akhir tahun 2012.

    PLTA Peusangan I dan II di Kabupaten Aceh Tengah dengan total

    kapasitas 2 x 43 MW dibiayai dari Loan JBIC (Japan Bank International

    Company) dan direncanakan beroperasi pada tahun 2011 dan 2013.

    PLTA Lawe Mamas di Kabupaten Aceh Tenggara dengan total

    kapasitas 3 x 30 MW yang direncanakan beroperasi pada tahun 2015.

    2) Meningkatkan pengembangan pembangkit di system isolated yang

    memiliki kapasitas terpasang sebesar 146,5 MW, dimana saat ini dengan

    daya mampu sebesar 96 MW.

    3) Pengembangan system transmisi 150 kV Tahun 2011 adalah Brastagi-

    Kutacane, Bireun-Takengon, Sidikalang-Subulussalam. Pada Tahun 2012

    adalah Sigli-Meulaboh, Meulaboh-Blangpidie, Blangpidie-Tapaktuan,

    Incomer GI Jantho, Incomer GI Panton Labu, Incomer GI Cot Trueng.

    Pada tahun 2013 dilakukan pembangunan Incomer GI Samalanga dan pada

    tahun 2014 pengembangan transmisi Jantho-Krueng Raya dan Kutacane-

    Blangkejeren.

    4) Penambahan kapasitas trafo gardu induk (GI) dilakukan sejak tahun 2010

    sampai dengan 2019 sebesar 420 MVA dan GI uprating adalah sebesar 350

    MVA.

    5) Menyediakan dan mendayagunakan sumberdaya alam tambang yang

    berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup serta

    menyediakan informasi geologi dan sumber daya mineral.

    3. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pemerataan Kesempatan Belajar

    Permasalahan pendidikan tidak hanya menyangkut penyediaan layanan

    pendidikan formal bagi peserta didik, tetapi juga pembekalan ilmu pengetahuan

    (knowledge) dan ketrampilan (life skills) bagi setiap anggota masyarakat melalui program Pendidikan Non Formal (PNF). Pemberantasan buta aksara (illiteracy)

  • LKPJ GUBERNUR ACEH TAHUN 2010

    36

    perlu dilakukan secara serius sebagai upaya untuk mencerdaskan seluruh rakyat

    dan mendukung pembelajaran sepanjang hidup (life long learning).

    Strategi pembangunan Pendidikan dan pemerataan kesempatan belajar di Aceh

    akan dilakukan melalui:

    a. Pemerataan dan Perluasan Akses

    Strategi utama untuk meningkatkan pemerataan dan perluasan akses adalah:

    1) Mengurangi hambatan biaya pada tingkat pendidikan usia dini,

    pendidikan dasar, menengah, dayah dan luar sekolah.

    2) Meningkatkan efektivitas internal dan tingkat kelangsungan sekolah di

    setiap jenjang pendidikan.

    3) Meningkatkan partisipasi yang lebih besar dari masyarakat dan dunia

    usaha.

    4) Mengembangkan fasilitas pendidikan yang fokus dalam rangka menghapus

    hambatan kesempatan belajar dan perluasan akses penyediaan pendidikan

    dasar dan menengah di daerah-daerah terpencil, pemukiman terpencar

    dan daerah kepulauan.

    5) Meningkatkan pengembangan Perguruan Tinggi sesuai dengan prioritas

    dan arah pengembangan daerah.

    6) Pengembangan fasilitas dayah dalam menunjang pelayanan pendidikan

    yang bermutu.

    b. Mutu, Relevansi dan Daya Saing

    Strategi utama untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing adalah: