Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

17
Kegagalan Dan Kepalsuan Sosialisme Komonisme Marxisme Sebuah Analisis Sosio-Politik Relegius Oleh Hilmy Bakar Presiden Crescent Consulting Group 1

Transcript of Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Page 1: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Kegagalan Dan KepalsuanSosialismeKomonismeMarxisme

Sebuah Analisis Sosio-Politik Relegius

Oleh

Hilmy BakarPresiden Crescent Consulting Group

"Komonisme dengan semua bentuk gerakannya adalah musuh laten Islam"

1

Page 2: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Pendahuluan Semua orang mengetahui, Uni Soviet adalah negara besar yang

memiliki kekuatan dahsyat yang menjadi saingan Amerika dan tempat berlindungnya negara-negara yang anti Amerika. Ia dijuluki sebagai negara Super Power yang memiliki kemampuan sains-teknologi yang menjulang tinggi. Selama beberapa dekade Uni Soviet dengan angkuhnya akan membantu negara-negara sekutunya dengan kekuatan militer yang dimilikinya. Namun tak seorangpun yang menyangka, Super Power Uni Soviet akan hilang dalam waktu singkat dari peta dunia dan tercabik-cabik menjadi negara-negara persemakmuran yang lemah dan penuh problematika.

Uni Soviet adalah pemerintahan yang tegak atas sistem Komonisme-Sosialisme sejak Revolusi 1917 lalu hasil perjuangan panjang yang menjadi impian panjang para pengikut Karl Marx. Dengan semangat berkobar para kaum tertindas menggulingkan kaum penindas dan mendirikan sebuah sistem yang membela nasib kaum tertindas dan menjadikan masyarakatnya sebagai masyarakat termaju. Namun ditengah-tengah kemajuan yang mereka peroleh, ternyata sistem yang mereka anggap membela kaum tertindas pada hakikatnya adalah sistem yang melahirkan kelas penindas baru. Itulah sebabnya kaum Pembaharu seperti Gorbachev mendapat dukungan luas dari masyarakat yang sudah muak dengan janji-janji palsu Komonisme-Sosialisme. Dan akhirnya terbukti bahwa sistem Komonisme-Sosialisme adalah sistem yang telah gagal dalam menjalankan misinya, karena telah mengantarkan masyarakat Uni Soviet menuju jurang kehancuran, baik kehancuran material maupun spiritual.

Kegagalan yang menimpa Uni Soviet adalah bukti nyata kegagalan sistem Komonisme-Sosialisme. Untuk lebih mengetahui akar kegagalan ini, adalah sangat perlu diadakan pengkajian khusus ajaran Komonisme yang menjadi sistem hidup masyarakat Uni Soviet. Untuk itu, pada bagian ini akan dikemukakan tentang beberapa aspek ajaran Komonisme serta kelemahannya.

Sejarah Sosialisme-KomonismeSosialisme-Komonisme yang telah menggoncang dunia dengan

ajaran-ajarannya yang kontraversial mulai dikenal pada abad 18 Masehi. G.D.H. Cole berpendapat bahawa kata "Socialist" pertama kali dikemukakan pada tahun 1827 di "Owenite Co-Operative Magazine" sebagai alat propaganda Robert Owen yang membela kaum buruh yang tertindas sedangkan kata "Socialism" pada tahun 1832 di journal "La Globe" yang diterbitkan oleh pengikut-pengikut Clau de Henry de Rouvroy, Comte, de Saint-Simon.1 Namun demikian, Sosialisme mencapai puncak kemantapannya dan dikenal sebagai sebuah idiologi ketika Karl Marx (1818-1883) bersama Friedrich Engels (1820-1895) mengemukakan buah fikirannya.2 Keduanya telah memberikan pokok-pokok doktrin sebagai dasar

1 G.D.H Cole, History of Socialism, 5 vols, ( London : Mac Millan, 1935). lihat juga : Bernard Crick, Socialism, ( England : Open Univ. Press,1987). hal.29

2

Page 3: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Sosialisme-Komonisme yang dikenal dengan "Manifesto of Communist Party" pada tahun 1848.3

Idiologi ini kadangkala disebut sebagai Sosialisme, Komonisme ataupun Marxisme. Disebut dengan Sosialisme kerana ia memperjuangkan kepentingan masyarakat kelas bawah, khususnya kaum buruh yang ditindas oleh kaum Feodalis-Kapitalis yang di dukung Gereja pada abad pertengahan lalu. Idiologi ini mengajarkan agar seluruh perbendaharaan negara, termasuk sistem perekonomian, alat-alat produksi dan lainnya dikontrol negara agar menjamin kepentingan kaum buruh dan agar tidak dieksploitasi oleh kaum Kapitalis. Diantara tokoh-tokohnya yang terkenal adalah St. Simon, Fourie, Robert Owen, Louis Blance dan lain-lainnya. Kemudian Idiologi ini menjadi semacam keyakinan dan agama bagi kaum buruh dan masyarakat klas bawah lainnya. Disebut sebagai Komonisme kerana idiologi ini ingin menciptakan sebuah masyarakat yang sama rata sama rasa, masyarakat tanpa klas, tidak ada yang lebih tinggi dan berkuasa. Semua sistem, terutama sistem perekonomian dikontrol sepenuhnya oleh negara, sehingga tidak ada lagi manusia yang dapat mengeksploitasi manusia lainnya. Istilah Komonisme ini menjadi sangat populer ketika Karl Marx dan Engels membentangkan pemikirannya sebagai satu manifesto kaum Komonis. Sedangkan disebut sebagai Marxisme kerana idiologi ini didirikan oleh Karl Marx dan dia dianggap sebagai pemikir utama yang telah memberikan pokok-pokok doktrin bagi idiologi ini, dan pemikirinnya dianggap lebih brilyant daripada yang lain, khususnya dalam sistem ekonomi.4

Pada hakikatnya Sosialisme-Komonisme adalah idiologi yang lahir dari latar belakang masyarakat Eropa abad pertengahan lalu, khususnya keadaan masyarakat klas bawah yang terdiri daripada kaum buruh, petani dan kaum pekerja lainnya yang dieksploitasi oleh para kaum pemodal (Kapitalis) yang mendapat dukungan kaum gereja. Kaum Kapitalis ini dapat berbuat sekehedaknya kerana modal yang dimilikinya serta didukung oleh sistem yang sudah mapan masa itu, yaitu Kapitalisme.5 Para pekerja harus membanting tulang siang malam dikawasan-kawasan industri dengan upah yang sangat rendah, tidak dapat menutupi keperluan keseharian mereka. Anak-anak dan wanita dipaksa bekerja keras diluar kemampuann mereka, sementara di lain pihak, kaum pemilik modal (Kapital) mengambil keuntungan besar diatas derita dan jerih payah kaum proletar. Al-hasil, Sosialisme-Komonisme adalah antitesa daripada sistem Kapitalisme yang serakah dan tidak berperikemanusiaan masa itu.6

2 Masalah ini lihat misalnya : John Elster, Karl Marx : A Reader , ( New York : Cambridge Univ. Press. 1986 ). Richard P.Appelboum, Karl Marx, ( Newbury, Cal : Sage Publ. 1988 ). Robert C. Tucker (ed). The Marx-Engels, Reader, ( New York : W.W Norton & Comp. 1978 ).

3 Karl Marx and Friedrick Engels, Manifesto of Communist Party (1848), ( Moscow : Progress, 1977 ).

4 Lihat misalnya : G.D.H. Cole, History of Socialism, 5 Vols, ( London : Mac-Millan, 1953 ) . Bernard Crick, Socialism, ( England : Open Univ. Press, 1987 ). Friedrick Engels, The Socialism : Utopian and Scientific., (Chicago : Publ. by Charles H. Kerr, rep.1977 ). Charles J.M. Fadden, The Philoshophy of Communism, ( New York : Benziger Brother Inc. 1959 ). Robert .V. Laniels, The Nature of Communist, ( New York : Vintage Books, 1962 ). Richard H. Hudelson, The Rise and The Fall of Communism, ( Oxford : Westview Press Inc. 1993 ). Roger S.Gottlieb.Marxism, 1844-1990 , ( New York : Routledge, 1992 ).

5 Bernard Crick, op.cit., hal. 28-48. Robert V.Laniel,op.cit, R.H. Hudelson,op.cit, hal.17-28.

6 Karl Marx, Capital, vol I, ( New York : International, 1973 ). lihat juga, Contribution to The Critique of Political Economy, ( New York : International, 1972 ). Friedrick Engels, The Socialism : Utopian and Scientific, ( Chicago : Publ. by Charles H.Kerr, rep.1977 ). Roger S. Gottlieb, Marxism, 1840-1990, ( New York : Routleedge, 1992 ).

3

Page 4: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Karena lahir dari latar belakang filsafat pertentangan klas antara kaum tertindas (proletar/buruh) dengan kaum penindas (berjouis/pemodal), maka sejarah Sosialisme-Komonisme penuh dengan pertentangan-pertentangan klas yang membawa kepada revolusi berdarah. Seakan-akan Sosialisme-Komonisme adalah identik dengan revolusi ganas untuk menumbangkan sistem dan manusia yang disebutnya sebagai penindas. Puncak revolusi kaum Sosialis-Komonis adalah revolusi Bolshevik pada tahun 1917 yang berhasil mendirikan negara Sosialis-Komonis Russia di bawah pimpinan Lenin.7

Setelah mengalami masa eksperimen beberapa waktu, teori Sosialime-Komonisme yang diajarkan Karl Mark, Engels dan lainnya sejak pertengahan abad 18 dahulu sehingga terbentuknya negara Super Power Uni Soviet, akhirnya mengalami kegagalan, baik secara teoritis ataupun praktis. Apa yang diimpikan Karl Marx dan pengikut-pengikut setianya untuk membentuk masyarakat Sosialis-Komonis yang digerakkan oleh kaum proletariat sebagai pemegang kendali masyarakat tidak pernah terwujud sepanjang sejarah Sosialisme-Komonisme. Bahkan kaum proletariat tetap tidak dapat memegang peranan apa-apa hinggalah tumbangnya empayar Sosialisme-Komonisme di Uni Soviet pada tahun 1991 lalu.8 Sosialisme-Komonisme dapat diterima masyarakat selama ini kerana kehebatan propaganda dan berhasil memanipulasi janji-janji palsu yang telah membuai pengikutnya, walaupun pada realitasnya adalah palsu dan tidak pernah terlaksana.

Ajaran Sosialisme-Komonisme-Marxisme

1. Dialectical Materialism Dialectical Materialism atau secara harfiahnya diartikan sebagai filsafat kebendaan adalah salah satu inti ajaran Sosialisme-Komonisme-Marxisme untuk memahami rahasia-rahasia alam serta isi dan penciptaannya. Filsafat ini tidak mempunyai gambaran lain terhadap alam, kecuali hanya dipandang dari sisi kebendaannya sahaja dan hanya mampu menerangkan realitasnya dengan cara dialektik.9 Filsafat ini awalnya dikemukakan oleh Hegel dan menjadi pegangan Karl Marx dan pengikutnya.10 Apabila diterapkan dalam realitas kehidupan, maka filsafat ini dinamakan sebagai "Historical Materialism".

Filsafat dialectical materialism ini mengajarkan bahwa wujud alam ini adalah satu akibat dari gerakan evolusi ideas (bayangan-bayangan), yang kejadiannya akibat adanya daya tarik-menarik dari dua kekuatan di dalam gerakan tersebut. Tarik menarik antara dua kekuatan tersebut akan melahirkan kekuatan positif yang lebih efektif jika dibandingkan dengan kekuatan sebelumnya. Benda dan seluruh alam hanyalah merupakan ideas

7 Richard H.Hudelson,op.cit, hal.61-65. John Reed,Ten Days that Shock the World (1919). ( New York : Vintage, 1960).

8 Untuk masalah ini lihat misalnya : Richard H.Hudelson, The Rise and The Fall of Communism, ( Oxford : Westview Press Inc. 1993 ). Oliver Trager,( ed), Communism : The Final Crisis, ( New York : Fact on File, 1990 ). Leslie Holmes, The End of Communist Power, ( Oxford : Blackwell, 1993 ). Robert V. Daniel, The End of The Communist Revolution, ( London : Routledge, 1993 ). Friedrick A. Van Hayek, The Fatal Conceit : The Errors of Socialism, ( London : Routledge, 1988 ).

9 Perkataan "dialectic" berasal dari bahasa Greek "dialeces" yang berarti mematahkan hujjah dengan mengemukakan hujjah yang bertentangan. Cara semacam ini biasa digunakan para filosouf Greek untuk mencapai kebenaran.

10 Karl Marx, Constibution on the Critique of Hegel's Philosophy of Right, ( Moscow : Progress, 1957 )

4

Page 5: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

(bayangan-bayangan) saja. Namun filsafat ini masih mengakui suatu bayangan yang maha mutlak (segala kekuatan akan kembali kepada yang mutlak), dan segala bentuk evolusi akan berhenti di atas kekuasannya yang mutlak. Namun dalam hal ini Karl Marx berpendapat bahwa pertarungan antara dua kekuatan pada satu benda adalah merupakan pertahanan untuk keberadaannya di alam ini. Dan dia menafikan segala bentuk alam diluar jangkauan penginderaan manusia (alam ghaib), kerana ia berpendapat benda (materi) adalah asas dari segala bentuk kehidupan di alam ini.11

Ajaran ini akan menghantarkan seseorang menjadi atheis, tidak mempercayai keberadaan Tuhan.

Filsafat dialektik materialisme inilah yang menjadi landasan kaum Sosialis-Komonis dalam menjalankan seluruh aktivitas gerakannya, baik di bidang ekonomi, politik, sosial dan lainnya. Filsafat ini adalah ibarat ruh dari sistem Sosialisme-Komonisme. Dari filsafat inilah nantinya lahir berbagai bentuk ajaran dan doktrin Sosialisme-Komonisme.

2. Menganjurkan revolusi kekerasanRevolusi dengan kekerasan adalah salah satu ciri khas sistem

Sosialisme-Komonisme dalam mencapai cita-citanya, sebagaimana bunyi manifesto mereka :

"Kaum Komonis tidak patut menyembunyikan faham dan tujuannya. Dengan berterus terang mereka mengumumkan bahwa tujuan mereka hanya dapat dicapai dengan merobohkan seluruh susunan masyarakat kini dengan kekerasan. Hendaklah golongan yang berkuasa gemetar dihadapan revolusi komonis. Kaum buruh yang miskin tidak akan kehilangan apa-apa, kecuali belenggunya. Kaum buruh sedunia bersatulah.12

Kaum Sosialis-Komonis berkeyakinan bahwa hanya dengan jalan Revolusi menggunakan kekerasanlah mereka akan dapat mewujudkan cita-citanya untuk menghapuskan klas dalam masyarakat dengan menghancurkan sistem feodalisme-Kapitalisme untuk mendirikan masyarakat Sosialis-Komonis yang dicita-citakannya, masyarakat yang sama rata dan sama rasa. Mereka tidak mau menggunakan sistem demokrasi karena sistem ini menurut mereka adalah alat kaum berjouis untuk mempertahankan kekuasaan dan penindasaan mereka terhadap kaum proletar. Semua sistem yang diciptakan kaum feodalis-Kapitalis adalah untuk mempertahankan kerakusan mereka, itulah sebabnya penganut-penganut Sosialisme-Komonisme hanya menempuh cita-citanya dengan revolusi kekerasan.

3. Pembagian klas masyarakat Sosialisme-komonisme mengajarkan bahwa masyarakat dunia terbagi menjadi dua tingkatan klas, yaitu klas borjouis yang memiliki modal dan klas proletar sebagai buruh sebagaimana dinyatakan dalam manifesto :"Seluruh masyarakat semakin lama semakin terpecah menjadi

11 Karl Marx, ibid,

12 Karl Marx and F.Engels, Manifesto of the Communist Party (1948), ( Moscow : Progress ,1977 ).

5

Page 6: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

dua golongan besar yang berhadap-hadapan secara langsung, iaitu klas borjouis dan klas proletar".13

Klas borjouis adalah klas yang memiliki modal dan menguasai pabrik-pabrik, biasanya disebut pula dengan kaum Kapital. Kalas ini akan memberikan syarat-syarat tertentu kepada orang yang akan bekerja dengannya, menentukan upah kerja, kebajikan dan lainnya. Kerana klas ini memiliki hak kepada pekerjanya, maka seringkali terjadi eksploitasi terhadap kaum pekerja, dengan memberikan upah yang sangat murah dan kebajikan yang rendah. Untuk memudahkan eksploitasinya, kaum Kapitalis ini biasanya membeli dan menyogok pihak penguasa dan orang-orang politik. Eksploitasi kaum borjouis ini kentara sekali di Eropa pada abad pertengahan lalu. Itulah sebabnya kaum Komonis menganggap mereka sebagai kaum penindas.

Sementara klas proletar adalah klas masyarakat bawah yang terdiri daripada kaum buruh, petani dan sejenisnya yang tidak memiliki modal apa-apa. Mereka hanya mengharapkan belas kasih para majikannya, tidak memiliki hak apa-apa. Mereka harus bekerja membanting tulang untuk sekedar dapat bertahan hidup dengan upah yang sangat murah. Golongan inilah yang disebut sebagai golongan yang tertindas.

4. Pertentangan Klas (Class struggle)Pertentangan klas (class struggle) dalam masyarakat adalah ajaran

Sosialisme-Komonisme, sebagaimana dinyatakan dalam manifesto yang disusun Marx dan Engels untuk para pengikutnya :"Sejarah semua masyarakat sekarang ini adalah sejarah pertarungan dan perjuangan klas.".14

Kaum Sosialis-Komonis berkeyakinan bahwa setiap sistem ekonomi apabila perkembangannya telah sampai pada batas tertentu, maka akan muncullah kekuatan produksi dan kekuatan ini akan bertentangan dengan kekuatan produksi lain yang muncul bersamaan waktunya. Pertentangan ini akhirnya akan melahirkan klas baru dalam masyarakat, apabila sistem ekonomi yang sedang berjalan pada masa itu terhapus. Pertentangan ini akan mengakhiri riwayat golongan yang menguasai kehidupan golongan lain beserta harta bendanya. Inilah awal pertarungan antara golongan masyarakat yang tertindas (proletar) dengan penindas (borjouis). Dan kemenangan akan diraih oleh golongan yang tertindas dengan lahirnya sistem dan masyarakat baru. Maka dengan demikian masyarakat Sosialis-Komonis dengan segala bentuk sistem yang menyertainya akan terwujud melalui pertarungan antara kaum borjuis dengan kaum proletar, yang akan dimenangi oleh kaum proletar yang tertindas.

5. Pendistribusian kekayaan secara merata Sistem Sosialisme-Komonisme menghendaki pendistribu-sian kekayaan dilakukan secara merata agar tidak ada lagi klas dalam masyara-kat. Tidak ada lagi lagi klas yang akan memonopoli kekayaan dan mengeksploitasi kaum yang tidak bermodal untuk mengambil keuntungan.

13 Karl Marx and F.Engels,, ibid.

14 Karl Marx and F.Engels,, ibid.

6

Page 7: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Dengan demikian semua masyarakat dapat memenuhi keperluan mereka tanpa harus dipaksa bekerja keras dengan upah yang rendah. Dengan demikian sistem ini menghendaki terwujudnya sebuah masyarakat yang sama rata dan sama rasa.Tidak ada yang kaya dan tidak ada pula yang miskin, semuanya adalah sama. Baik dia seorang buruh di ladang ataupun seorang eksekutif ataupun pejabat tinggi pemerintahan adalah sama. Kerana sistem ini menganut keyakinan bahwa manusia memiliki keperluan yang sama dalam menjalankan aktivitas kehidupannya, bagaimanapun status sosialnya.

6. Pemilikan secara Kolektif Untuk menjamin terwujudnya masyarakat Sosialis-Komonis yang diimpikan, sistem ini mengajarkan agar pemilikan harta kekayaan tidak dimonopoli oleh sebagian kecil orang, tapi pemilikan harus secara kolektif, yaitu semua harta benda adalah milik bersama dan dapat dipergunakan secara bersama pula. Pabrik-pabrik, tanah pertanian dan lainnya adalah milik bersama masyarakat. Para pegawai pemerintah bertugas untuk mengatur dan membagi-bagikannya kepada masyarakat. Dengan kata lainnya, semua harta benda masyarakat adalah milik negara.

7. Semua sistem kehidupan dikontrol negaraUntuk memastikan berjalannya sistem yang dikehendaki, maka

Sosialisme-Komonisme mengajarkan semua sistem kehidupan harus di atur dan dikontrol negara, baik sistem sosial, pendidikan, politik dan terutama ekonomi. Semua harga-harga barang ditentukan oleh negara untuk menjaga kepentingan masyarakat. Produksi dan distribusi barang-barang diatur dan diplanning oleh pemerintah.

8. Menolak semua agama Sosialisme-Komonisme yang diajarkan Karl Marx dengan tegas menolak semua agama, bahkan menurutnya agama adalah candu bagi masyarakat. Karena agama mengajarkan manusia untuk menyerah kepada taqdir yang menimpanya dan tunduk pasrah kepada kezaliman yang menimpanya. Agama telah melalaikan manusia dari segala bentuk sifat kemanusiaannya, serta mengajarinya cara-cara berlindung kepada kekuatan ghoib dalam melawan kezaliman. Agama telah membius fakir miskin dan kaum pekerja yang hidupnya penuh dengan kesusahan dan penderitaan akibat ajarannya yang memeritahkan untuk menerima keadaan serta menghibur mereka dengan janji-janji yang akan diterimanya kelak berupa syurga dengan segala kenikmatan dan kemuliaan. Sementara orang-orang yang hidupnya senang dari hasil jerih payah fakir miskin, maka agama mengajarinya agar dermawan sehingga kezalimannya tetap berlangsung dan tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk masuk syurga. Kemudian Marx menyimpulkan "Agama adalah jeritan jiwa makhluk yang tertindas, hati nurani dari dunia yang tiada berhati, tepat sebagaimana ia adalah jiwa dari keadaan yang tidak berjiwa. Dia adalah candu bagi masyarakat".15

15 Karl Marx, Contribution to the Critique of Hegel's Philosophy of Right, ( Moscow : Progress 1957 ) hal.42

7

Page 8: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Lenin, menegaskan lagi pernyataan Marx, "Agama adalah candu bagi masyarakat. Pernyataan Marx ini adalah pandangan seluruh dunia Marxis terhadap agama. Marxisme menganggap semua agama dan gereja, semua organisasi agama, apapun juga bentuknya, sudah merupakan alat-alat borjois untuk melindungi penindasan dan penghisapannya terhadap kaum proletar".16

Selanjutnya ia menegaskan : "Kita harus memerangi agama. Ini abc dari seluruh materialisme dan oleh karena itu juga merupakan abc daripada Marxisme. Tetapi Marxisme bukanlah Materialisme yang hanya meninggalkannya sampai pada abc itu saja. Marxisme harus maju terus. Ia berkata : kita harus mengetahui bagaimana memerangi agama, tetapi untuk itu orang harus menerangkan secara materialistis akan sumber kepercayaan dan agama dari massa. Jadi lenyaplah agama, hidup atheisme, penyebaran atheisme adalah tugas utama kita."17

Kenapa Sosialisme-Komonisme Tumbang Pada penghujung 1991 dengan resminya negara Sosialisme-

Komonisme terbesar, Uni Soviet, tumbang setelah mengalami krisis dan tragedi yang berkepanjangan sejak beberapa masa terdahulu. Pembaharuan-pembaharuan, atau tepatnya perubahan-perubahan drastis yang digerakkan Gorbachev dengan program Glossnot dan Priestorica-nya telah mengantarkan Uni Soviet kepada krisis dan perpecahan. Demokratisasi politik telah memberikan peluang besar kepada negara-negara Uni Soviet untuk menjadi negara merdeka dibawah sebuah Persemakmuran (Commonwelth). Bersamaan dengan itu diberlakukanlah sistem pasar bebas ala Kapitalisme yang membuat shock masyarakat. Masyarakat yang selama ini tertekan, bangkit dengan garangnya menghancurkan sisa-sisa Sosialisme-Komonisme. Mereka keluar berdemonstrasi beramai-ramai dan menghancurkan patung-patung pendiri idiologi ini dengan penuh gembira ria. Seluruh lapisan masyarakat menyambut gembira pembebasan mereka dari belenggu Sosialisme-Komonisme selama ini. Masyarakat Uni Soviet benar-benar telah mencampakkan Sosialisme-komonisme.18

Masyarakat Uni Soviet membuang idiologi Sosialisme-Komonisme bukan karena idiologi ini tidak mampu mengantarkan mereka pada kemajuan material. Bahkan idiologi ini telah menghantarkan masyarakat Uni Soviet menjadi masyarakat maju yang memiliki sains-teknologi yang menjulang tinggi. Memiliki negara besar sebagai salah satu Super Power dunia yang ditakuti. Idiologi Sosialisme-Komonisme telah mengantarkan masyarakat Uni Soviet menuju puncak kegemilangan material sebagai negara maju dan kuat sebagaimana dicita-citakan masyarakat dunia. Mereka mencampakkan idiologi ini dengan penuh kebencian setelah

16 V.I. Lenin, Marx, Engels, Marxism, ( Moscow : , 1960) hal.293 lihat juga, What is to be Done ?, Trans. By J.Fineberg, ( London : Penguin Books, 1988 ).

17 Ibid, hal. 296-297.

18 Martin Malia, The Soviet Tragedy : a History of Socialism in Russia ( 1917-1991 ), ( New York : Free Press, 1993) . Prancis Fukuyama, The End Of History and The Last Man, ( New York : Avon Books, 1993). Oliver Trager ( ed ), Communism : The Final Crisis, ( New York : Fact on File,1990 ), Robert V. Daniels, The End of Communist Revolution, ( London : Routledge, 1993). Leslie Holmes, The End of Communist Power, ( Oxford, Blackwell, 1993 ). Richard H. Hudelson, The Rise and Fall of Communism, ( Oxford : Westview Press Inc. 1993 )

8

Page 9: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

dianutnya berpuluh-puluh tahun jelas kerana ada sebab-sebab tertentu yang sangat fundamental. Apa lagi yang berusaha mengubur Sosialisme-Komonisme bukan dari kalangan masyarakat kelas bawah yang tidak berpendidikan, tapi dari kalangan pemimpin-pemimpin mereka yang lahir, dibesarkan dan dididik dengan idiologi ini, seperti Gorbachev, Yeltsin dan lainnya.

Ada beberapa sebab mendasar mengapa rakyat Uni Soviet men-campakkan idiologi yang sudah dianutnya beerpuluh-puluh tahun, diantaranya adalah :

1. Karena kegagalan sistem Sosialisme-Komonisme Sistem Sosialisme-Komonisme dicampakkan pendukung-

pendukungnya sendiri disebabkan idiologi ini telah mengalami kegagalan dalam mengantarkan penganutnya menuju janji-janjinya selama ini. Sebagaimana idiologi-idiologi Barat lainnya, kegagalan ini tidak lain bersumber pada kesalahan-kesalahan konsep yang mendasarinya sebagaimana dikatakan Sayyid Hossein Nashr :

"Peradaban modern yang berkembang di Barat sejak zaman renaissance adalah sebuah eksperimen yang telah mengalami kegagalan sedemikian parahnya sehingga umat manusia menjadi ragu apakah mereka dapat menemukan cara-cara lain di masa yang akan datang. Sangatlah tidak ilmiah apabila kita menganggap peradaban modern ini, dengan segala fahamannya tentang sifat manusia dan alam semesta yang mendasarinya, bukan sebagai sebuah eksperimen yang gagal. Dan sesungguhnya penelitian ilmiah, jika tidak menjadi jumud kerana rasionalisme dan empirisisme yang totalitarian seperti yang kami katakan dimuka, sudah tentu merupakan cara termudah untuk menyedarkan manusia masa kini bahawa peradaban modern sesungguhnya telah gagal disebabkan karena kesalahan konsep- konsep yang mendasarinya. Peradaban modern telah ditegakkan di atas landasan konsep mengenai manusia yang tidak menyertakan hal yang paling mendasar bagi manusia.19

Kegagalan sistem Sosialisme-Komonisme yang diajarkan Karl Marx tidak lain bersumber dari ajarannya yang utopis, penuh dengan impian dan khayalan. Marx sendiri mengajarkan teori-teorinya dengan landasan filsafat yang sangat rapuh. Sebagaimana dikemukakan Rostow,20 Marx mendirikan teori-teorinya berdasarkan pengamatan sempitnya terhadap sejarah kebangkitan dan kedewasaan masyarakat Inggris, sehingga hal ini tidak dapat dijadikan sebagai model dalam masyarakat selainnya. Karena jelas masyarakat berkembang menurut dinamika sejarahnya masing-masing.

19 S.H. Nashr,Islam and the Plight of Modern Man,( London : Longman,1975 ). hal. 12

20 W.W. Rostow,The Stage of Economic Growth, (Cambridge: Univ.Press, 1960)

9

Page 10: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

Demikian pula Marx terlalu memfokuskan teorinya pada pertentangan klas (Class Struggle) yang dibaginya menjadi klas penindas (Borjuis) dan klas tertindas (proletar) sebagai sebab dari revolusi sosial. Di mana realitas seperti itu akhirnya tidak pernah terjadi akibat Marx salah dalam meramalkan bentuk perubahan masyarakat setelah sistem Kapitalisme Eropa menjadi kuat, sementara kaum buruh meningkat kehidupannya dengan adanya reformasi pada sistem Kapitalisme dan tidak menderita sebagaimana disangka Marx seperti buruh pada zamannya. Dengan semakin kuatnya semangat Nasionalisme masyarakat Barat telah memusnahkan impian Marx tertang Masyarakat Komunis Internasional. Dan teori Marx tentang kaum tertindas (proletar) yang akan menjadi pengontrol sosialpun tidak pernah menjadi kenyataan, walaupun sesudah terbentuknya negara Sosialis-Komonis yang besar dan kuat di Uni Soviet. Kaum buruh tetaplah berada pada tingkatan terbawah masyarakat, sementara pemegang kontrol sosial adalah elit-elit yang mengatasnamakan kaum buruh. Selanjutnya perubahan-perubahan sistem Kapitalisme ortodok kepada sistem Kapitalisme yang lebih moderat dan manusiawi masa kini benar-benar telah memusnahkan impian panjang kaum Marxis. Teori Marx memang benar-benar telah gagal dan membuat kefatalan yang luar biasa dahsyatnya.21

2. Karena menentang fitrah manusiaSistem Sosialisme-Komonisme yang diajarkan Marx pada hakikatnya

menentang fitrah manusia yang senantiasa menghendaki keutamaan dan keunggulan. Mustahil manusia dapat dijadikan satu jenis klas sementara manusia secara alami telah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sistem yang diajarkan Marx ini mengakibatkan kemandekan dalam pertumbuhan ekonomi karena tidak adanya persaingan dalam mencapai hasil yang maksimal. Sebanyak manapun atau sedikit manapun seseorang bekerja, hasil yang akan diperolehnya tetap sama. Hal ini mengakibatkan lahirnya manusia-manusia pemalas yang tidak kreatif. Sebagaimana dikemukakan Henri Kissinger, bekas Sekertaris Negara Amerika Serikat :

"Sistem Komonisme yang diterapkan di Uni Soviet telah mengakibatkan kebekuan ekonomi dan oleh sebab itu negara-negara membangun mencampakkan sistem tersebut. Kebekuan ekonomi Uni Soviet akibat dari beberapa sebab, seperti (i) sistem quota pemerintah tentang pembagian buruh dan bahan-bahan, yang mana dengan itu manager-manager pabrik tidak mempunyai informasi cukup untuk memenej atau mereka bersikap masa bodoh terhadap pengawasan kos.(ii) Karena sikap masa bodoh dan kurang informasi itu, manager-manager perusahaan atau pabrik tidak begitu tahu suasana pasar. Ini mengakibatkan selera konsumen tidak mendapat perhatian dan ia menyebabkan melemahnya pasaran".22

21 Robert V. Daniel, The End of The Communist Revolution, ( London : Routledge, 1993). Leslie Holmes, The End of The Communist Power,( Oxford : Blackwell, 1993 ). Friedrick A. Van. Hayek. The Fatal conceit : the errors of Socialism, ( London : Routladge, 1988 ).

22 Henry Kissingger,China's Huge Task of Modernization, pada New Sunday Time, 19 Januari 1986

10

Page 11: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

3. Karena pemerintahan yang diktator-otoriterSistem Sosialisme-Komonisme telah melahirkan sistem pemerintahan

diktator-otoriter kaum elit partai yang mengatasnamakan kaum buruh. Karena pemerintahan diktator-otoriter menjadi dasar utama bagi menyebarkan ide Sosialisme-Komonisme. Ini dapat dilihat dari kelakuan Lenin yang telah menciptakan masyarakat kekejaman. Bagi Marx sendiri, rakyat biasa dianggap tidak punya otak, segala fikiran dan perasaan mereka harus dibekali oleh klas penguasa.23

Dengan demikian sistem politik dan pemerintahan di kontrol sepenuhnya oleh klas elit penguasa. Rakyat tidak memiliki peranan apa-apa sehingga mengakibatkan terbelenggunya hak asasi. Rakyat akan menjadi statis atas segala perkembangan yang berlaku, menjadi semakin tertekan dan terbelenggu. Tidak ada lagi kebebasan menyuarakan pendapat. Keadaan ini akan mempermudah klas elit pemerintah mengeksploitasi rakyat dengan sewenang-wenangnnya. Akhirnya timbullah ketidakpuasan dikalangan rakyat yang tertekan dan terbelenggu, dan jika ada kesempatan akan terjadi lagi revolusi untuk menumbangkan pemerintah yang diktator-otoriter. Itulah sebabnya ketika sistem Sosialisme-Komonisme dicampakkan, yang paling bergembira adalah rakyat klas yang tertekan.

4. Karena menciptakan masyarakat ganasKarena Sosialisme-Komonisme didirikan atas dasar kebencian,

permusuhan, perjuangan klas dan revolusi radikal, maka hal ini telah melahirkan masyarakat ganas yang tidak berperikemanusiaan. Masyarakat yang sanggup berbuat segala bentuk keganasan dan kesadisan asalkan cita-citanya berhasil. Bahkan keganasan adalah salah satu bentuk ajaran Sosialisme-Komonisme yang harus diterapkan kepada masyarakat untuk menghancurkan institusi Kapitalis/feodalis dan bagi menegakkan kedamaian.24

Masyarakat yang ditegakkan atas dasar kebencian, dendam, permusuhan dan sejenisnya tidak akan mampu menjadi masyarakat ideal. Karena fitrah manusia senantiasa ingin pada ketenangan, persaudaraan dan kedamaian sejati. Masyarakat yang senantiasa disuburkan rasa kebenciannya akan menghancurkan masyarakatnya sendiri jika musuhnya sudah tiada. Kalaupun yang dianggapnya musuh masih ada, mereka senantiasa akan saling menghasad dengki satu dengan lainnya, kerana jiwa mereka telah diisi dengan kebencian. Sehingga keamanan dan kedamaian tidak akan pernah ada lagi. Fitrah manusia senantiasa akan menolak segala bentuk keganasan dan teror, walaupun dilakukan atas nama apapun. Itulah sebabnya sistem Sosialisme-Komonisame dicampakkan oleh pengikutnya sendiri, utamanya mereka yang sedar makna keamanan dan kedamaian.

5. Karena menjadikan materi sebagai tujuanMasyarakat yang ingin diwujudkan sistem Sosialisme-Komonisme

adalah masyarakat yang semata-mata terpenuhi keperluan materialnya dan

23 Wilhelm Liebknecht, Karl Marx, ( New York : Greenwood Press, 1968 ). Marx Nomad,Apostles of Revolution, ( New York : Collier 1961) .hal.106

24 HB.Acton,The Illusion of the Epoch : Marxism-Leninism as a philosophical Creed, ( Boston : Beacon Press, 1955 ). hal.264

11

Page 12: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

menjadikan material sebagai satu-satunya tujuan. Karena Marx sendiri beranggapan bahwa pertarungan manusia sejak awal sejarahnya disebabkan oleh perebutan material, dengan kata lainnya ekonomi adalah sumber pertentangan manusia sejak awal keberadaannya.25

Masyarakat yang telah menjadikan kepentingan material sebagai satu-satunya tujuan pasti akan mengalami kegagalan dalam mencapai cita-citanya sebagai masyarakat yang idial, kerana sifat manusia tidak mengenal batas pada kepentingan material apabila tidak di dasari pada moral-spiritual. Masyarakat itu akan menjadi masyarakat yang tamak dan saling hasad dengki, lipat melipat, jatuh menjatuhkan kerana memperebutkan materi semata. Masyarakat yang dicita-citakan pasti tidak akan pernah terwujud, kecuali hanya impian belaka, sebagaimana kegagalan Sosialisme-Komonisme di Uni Soviet. Sosialisme-Komonisme telah membuai masyarakatnya dengan mimpi-mimpi indah material. Sepanjang hidupnya mereka senantiasa dijanji-janjikan untuk mendapatkan kebahagian dengan pembagian material yang sama rata. Namun janji itu tidak pernah terlaksana, bahkan kehidupan mereka semakin hari semakin melarat jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat dunia lainnya. Mereka tidak akan bersabar menunggu janji yang tidak pernah kunjung tiba itu. Karena sistem Sosialisme-Komonisme telah mendoktrin masyarakatnya dengan janji-janji kesenangan material yang telah membuai mereka, kenyataannya tidak ada jalan lain untuk mendapatkan material itu kecuali dengan mencampakkan ideologi mereka dan memilih hidup bebas seperti masyarakat dunia lainnya yang lebih tinggi kemampuan materialnya.

6. Karena menolak agama dan keberadaan Tuhan Sebagaimana faham Sekuler lainnya, Sosialisme-Komonisme-Marxisme menolak agama, bahkan lebih ekstrim lagi dengan mengatakan bahwa agama adalah candu yang telah melalaikan masyarakat dengan janji-janji yang diberikannya. Kaum fakir miskin telah dibius agar mahu menerima kemiskinan yang menimpanya, sementara orang kaya di suruh dermawan agar tetap dapat menzalimi fakir miskin. Engels menyatakan bahwa semua agama tidak lain daripada hasil khayalan dalam jiwa manusia dari tenaga-tenaga luar yang mengendalikan kehidupannya sehari-hari. Lebih jauh pengikut Marx yang setia, Lenin menegaskan bahawa kaum Komonis harus memerangi agama.26

Kebencian Karl Marx dan Kaum Sosialis-Komonis terhadap agama, sebagaimana kebencian kaum Sekuler lainnya, sebenarnya akibat dari kebencian mereka terhadap kelakuan pemuka-pemuka kaum Kristen Eropa pada yang menyimpang pada abad pertengahan lalu. Realitasnya memang pada masa itu pemuka-pemuka kaum Kristen, adalah manusia-manusia hipokrit yang mencari pengaruh dan keuntungan dengan bertopengkan agama. Mereka akan memihak siapa yang memberikan keuntungan kepada

25 Karl Marx, Contribution to the Critique of Political Economy, ( New York : International, 1972 ).

26 Karl Marx, Contribution to The Critique of Hegel’s Philosophy of Right, ( Moscow : Progress, 1957 ). F. Engels, Anti During. ( Moscow : Progress, 1958 ). V.I. Lenin. Marx, Engels, Marxism and What is to be Done ?. Trans. By J.Fineberg, ( London : Penguin Books, 1962 ).

12

Page 13: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

mereka, utamanya kaum borjouis- feodalis. Di samping ajaran-ajaran agama Kristen yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan modern menambah penentangan dan kebencian intelektual masa itu. Marx dan pengikutnya adalah yang mewakili golongan terekstrim dari musuh agama Kristen. Dan fatalnya, sebagaimana kaum Sekuler, semua bentuk agama disamaratakan dan dimusuhi Marx dan pengikutnya.

Tidak ada kerusakan yang paling dahsyat di muka bumi ini kecuali pengingkaran terhadap Tuhan Semesta alam dan agama yang benar. Dari mana manusia akan mengetahui yang baik dan yang buruk untuk dirinya jika tidak besumber pada Pencipta seluruh alam ini yang diajarkan oleh agama yang benar. Apakah manusia akan mampu memilih yang terbaik untuk dirinya, sementara dia sendiri tidak mengetahui akan dirinya secara menyeluruh. Jika manusia mencoba untuk memilih-milih, mencipta satu sistem untuk dirinya tanpa panduan Tuhan, maka pasti akan berakhir dengan kegagalan dan kehancuran sebagaimana yang menimpa pengikut-pengikut Sosialisme-Komonisme hari ini. Jelas kehancuran itu disebabkan karena kelemahan pengetahuan pendirinya terhadap manusia dan alam sekitarnya, akhirnya ia mencipta sistem menurut pengetahuan sempitnya.

Manusia adalah makhluk yang terbatas pengetahuannya, oleh sebab itulah ia memerlukan bimbingan dan pengarahan yang terbaik bagi dirinya agar ia mencapai kesempurnaan dan kebahagian. Tidak ada bimbingan yang terbaik kecuali datangnya dari Pencipta Yang Maha Mutlak Pengetahuannya, iaitu Tuhan Seru sekalian alam yang telah memberikan panduan hidup kepada manusia melalui utusannya yang membawa agama yang benar. Maka apabila manusia mencoba untuk mengingkari Tuhan dan agama-Nya, maka ia pasti akan menemui kegagalan dan kehancuran dalam kehidupan ini, sebagaimana gagal dan hancurnya Sosialisme-Komonisme saat ini. Sistem ini telah menghantarkan pengikut-pengikutnya menuju jurang kehancuran dengan segala bentuk krisis dan tragedi yang menimpanya, tiada lagi kebahagian dan kedamaian, hati senantiasa resah gelisah, jiwa tertekan. Maka dalam kegersangan hidup akibat menganut sistem yang salah ini, tidak ada jalan lain untuk menuju kebahagian sejati kecuali mencampakkan idiologi ini.

Maka dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa sistem Sosialisme-Komonisme terbukti telah gagal secara teori ataupun praktik setelah menjalani masa eksperimen dan dicampakkan pengikut-pengikut setianya. Adalah sangat aneh jika sistem yang terbukti secara empiris telah mengalami kegagalan akan diterapkan kembali sebagai sistem kehidupan, kecuali oleh mereka yang sama sekali telah hilang kewarasannya. Karena jika sistem ini diterapkan kembali, maka pasti akan mengulangi kegagalan-kegagalan yang sudah terbukti, dan pasti akan mengantarkan dunia menuju kehancuran kembali. Maka sudah sewajarnya jika sistem yang telah mendatangkan bencana dan malapetaka masyarakat moderen ini dikubur bersama dengan para pemikirnya yang telah mendahuluinya.

Usaha-usaha untuk menegakkan kembali sistem Sosialisme-Komonisme dan semua cabang-cabang ajarannya, baik dalam sistem ekonomi, sosial, politik dan lainnya di bagian manapun dunia ini merupakan pekerjaan yang sangat bodoh dan totol, pekerjaan sia-sia yang pasti akan mendatangkan kekecewaan dan penyesalan mendalam, sebagaimana yang

13

Page 14: Kegagalan Dan Kepalsuan Komonisme

dialami masyarakat Rusia hari ini. Walaupun telah muncul para reformis yang berusaha serius untuk memperbaiki kegagalan-kegagalan sistem ini, namun hasilnya pasti akan mendatangkan kekecewaan, karena pekerjaan ini ibarat menambal kain yang sudah lapuk, menambalnya adalah sama dengan merobeknya. Demikianlah hakikat Sosialisme-Komonisme yang memang ditegakkan atas landasan filsafat yang sangat rapuh

14