Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

29
1 Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2 sebagai sisa metabolisme. Saluran udara pernafasan tersusun atas: lubang hidung, rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkeolus. Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena fungsinya sebagai saluran udara respirasi. Struktur maupun fungsi sistem pernafasan manusia dapat mengalami gangguan atau serangan penyakit. Antara lain: Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau kotoran. TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium tuberculosa. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis, sistem lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi. Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC. Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Tanggal 24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC". Pada 24 Maret 1882 tersebut, Robert Koch di Berlin, Jerman, mempresentasikan hasil penyebab tuberkulosa yang ditemukannya. Macam-macam peradangan pada sistem Pernafasan, seperti: bronchitis, laringitis, faringitis, pleuritis, sinusitis. Asfiksi, gangguan Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh jaringan, akibat tenggelam, pneumonia dan keracunan. Asidosis, kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah. Difteri, penyumbatan oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri. Pneumonia, infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

description

makalah dari penyakit

Transcript of Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

Page 1: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

1

Kelainan dan Penyakit pada Sistem Pernafasan Manusia

Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat

perrtukaraan udara pernafasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan

oksigen yang diperlukan untuk mengubah sumber energi menjadi energi dan membuang CO2

sebagai sisa metabolisme.

Saluran udara pernafasan tersusun atas: lubang hidung, rongga hidung, faring, laring, trakea,

bronkus, dan bronkeolus. Lubang hidung sampai bronchiolus disebut pars konduktoria karena

fungsinya sebagai saluran udara respirasi.

Struktur maupun fungsi sistem pernafasan manusia dapat mengalami gangguan atau serangan

penyakit. Antara lain:

Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan yang disebabkan alergi

terhadap rambut, bulu atau kotoran.

TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium

tuberculosa. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau

peradangan pada dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi karena

bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga

mengenai sistem saraf sentral (meningitis, sistem lymphatic, sistem sirkulasi (miliary

TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi.

Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC.

Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Tanggal

24 Maret diperingati dunia sebagai "Hari TBC". Pada 24 Maret 1882 tersebut, Robert Koch

di Berlin, Jerman, mempresentasikan hasil penyebab tuberkulosa yang ditemukannya.

Macam-macam peradangan pada sistem Pernafasan, seperti: bronchitis, laringitis, faringitis,

pleuritis, sinusitis.

Asfiksi, gangguan Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh

jaringan, akibat tenggelam, pneumonia dan keracunan.

Asidosis, kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.

Difteri, penyumbatan oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman

difteri.

Pneumonia, infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus yang menyebabkan

terjadinya radang paru-paru.

Page 2: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

2

Gangguan pada Sistem Pernapasan

Gangguan pada sistem pernapasan biasanya disebabkan oleh kelainan dan penyakit yang

menyerang alat-alat pernapasan. Beberapa jenis kelainan dan penyakit pada sistem

pernapasan sebagai berikut.

a. Asfiksi ,

yaitu kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan atau gangguan

penggunaan oksigen oleh jaringan. Penyebabnya dapat terletak di paru-paru, di pembuluh

darah, atau dalam jaringan tubuh.

Misalnya: seseorang yang tenggelam, alveolusnya terisi air; orang yang menderita

pneumonia, alveolusnya terisi cairan limfa; serta orang yang keracunan karbon monoksida

dan asam sianida, Hb-nya tercemar oleh zat racun tersebut. Keracunan karbon monoksida dan

asam sianida terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap hemoglobin lebih besar

daripada oksigen.

b. Penyempitan atau penyumbatan saluran napas ,

dapat disebabkan oleh pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip (di hidung) dan amandel

(di tekak), yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan sehingga menimbulkan kesan

wajah bodoh dan sering disebut wajah adenoid. Penyempitan ini dapat pula terjadi karena

saluran pernapasannya yang menyempit akibat alergi, misalnya pada asma bronkiale.

c. Anthrakosis ,yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh masuknya debu

tambang. Jika yang masuk debu silikat, disebut silicosis.

d. Bronkitis ,terjadi karena peradangan bronkus.

Page 3: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

3

e. Pleuritis ,yaitu peradangan selaput (pleura) karena pleura mengalami penambahan cairan

intrapleura, akibatnya timbul rasa nyeri saat bernapas.

f. Tuberkulosis (TBC) ,yaitu penyakit paru-paru karena Mycobacterium tuberculosis,

tandanya terbentuk bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.

g. Pneumonia atau logensteking ,yaitu penyakit radang paruparu yang disebabkan

Diplococcus pneumoniae.

h. Penyakit diphteri ,misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan diphteri hidung. Penyakit ini

biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas. Kuman penyebabnya

Corynebacterium diphteriae. Kuman diphteri tersebut mengeluarkan racun dan bila racun ini

beredar bersama darah, akan merusak selaput jantung.

i. Faringitis ,yaitu infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya adalah kerongkongan

terasa nyeri saat menelan.

j. Tonsilitis ,yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil. Gejalanya yaitu

tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik, demam, dan otot-otot terasa sakit.

k. Kanker paru-paru ,biasa diderita oleh perokok. Kanker ini disebabkan oleh adanya tumor

ganas yang terbentuk di dalam epitel bronkiolus.

l. Asma , yaitu gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan oleh

berkontraksinya otot polos pada trakea. Hal ini akan mengakibatkan penderita sukar

bernapas.

m. Influenza , disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di

saluran pernapasan.

n. Emfisema , yaitu suatu penyakit yang terjadi karena ketidaknormalan (abnormalitas)

susunan dan fungsi alveolus. Akibatnya, terjadi inefisiensi pengikatan O2sehingga

pernapasan menjadi sulit. Lihat Gambar

Page 4: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

4

Pertolongan Darurat Untuk Gangguan Pernapasan

Bila terjadi gangguan pada saluran pernapasan, perlu diberikan pertolongan segera.

Pertolongan tersebut harus disesuaikan dengan jenis penyebabnya seperti uraian berikut.

a. Pada penderita pernapasan yang disebabkan infeksi, perlu diberikan antibiotika. Tujuannya

adalah mematikan kuman penyebab infeksi.

b. Bila bagian paru-paru ada yang terluka, maka paru-paru tersebut harus diistirahatkan

dengan cara mengisi udara steril pada celah antarpleura.

c. Pada penderita gangguan pernapasan akibat tenggelam atau shock karena sengatan arus

listrik, pusat pernapasannya sering terhenti sementara sehingga gerakan bernapas juga sering

terhenti untuk sementara waktu. Untuk mengatasinya, perlu diberikan pernapasan buatan.

Dalam keadaan darurat, pernapasan buatan sering diberikan dengan bantuan mulut. Cara

seperti ini disebut cara sylvester.

Demikian artikel "Gangguan pada Sistem Pernapasan" ini saya susun, artikel ini saya ambil

dari ( BSE ):

Biologi Kelas 11 karangan Purnomo, Sudjino, Trijoko, Suwarni hadisusanto.

Biologi SMA / MA Kelas 11 karangan Siti Nur Rochmah , Sri Widayati , Meirina Arif

Biologi untuk SMA / MA Kelas 11 Program IPA karangan Faidah Rachmawati , Nurul

Urifah ,Ari Wijayati

Praktis Belajar Biologi 2 Karangan Fictor F , Moekti A.

Page 5: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

5

Sistem pernapasan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk

pertukaran gas. Padahewan berkaki empat, sistem pernapasan umumnya termasuk saluran

yang digunakan untuk membawa udara ke dalam paru-paru di mana terjadi pertukaran

gas. Diafragma menarik udara masuk dan juga mengeluarkannya. Berbagai variasi sistem

pernapasan ditemukan pada berbagai jenis makhluk hidup. Bahkan pohon pun memiliki

sistem pernapasan.

Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya

dapat dibedakan sebagai berikut.

Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar

sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke

posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.

Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,

sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat

dibedakan sebagai berikut.

Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada

membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar

sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi

semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai

Page 6: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

6

akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga

udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

ASMA

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran

pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga

bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang

mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama

yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.

Penyebab Penyakit Asma

Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak

penelitian oleh para ahli. Teori atau hypotesis mengenai penyebab seseorang mengidap asma

belum disepakati oleh para ahli didunia kesehatan.Namun demikian yang dapat disimpulkan

adalah bahwa pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu

sangat peka terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas

saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat kimia), serbuk sari, udara dingin,

makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat (misalnya;parfum) dan

olahraga.

Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami infeksi

saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis. Serangan penyakit asma juga bisa

dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat jarang sekali. Angka

peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang mendukung

seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu atau ayah

menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam anggota

keluarga tersebut.

Tanda dan Gejala Penyakit Asma

Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas

(exhalation). Namun tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan

tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma.

Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).

Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.

Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.

Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya

dalam mengatur pernafasan.

Page 7: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

7

Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama

serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk

keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak

keringat.

Cara Menghindari Serangan Asma

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi

faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita

umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan

asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega akan

tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan oleh

dokter.

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Asma

Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya

serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada

penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana

disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar

penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan

(Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk

membantu melonggarkan saluran pernafasan.

Sumber: nurses-recruitment.blogspot.com

Gangguan Pada Sistem Respirasi Manusia

Alat-alat pernapasan merupakan organ tubuh yang sangat penting. Jika alat ini terganggu

karena penyakit atau kelainan maka proses pernapasan akan terganggu, bahkan dapat

menyebabkan kematian.

Berikut akan diuraikan beberapa macam gangguan yang umum terjadi pada saluran

pernapasan manusia.

1. Influenza (flu), penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala yang ditimbulkan

antara lain pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, dan tenggorokan terasa gatal.

2. Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran pernapasan yang

disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau tekanan psikologis. Asma bersifat

menurun.

3. Tuberkulosis (TBC), penyakit paru-paru yang diakibatkan serangan bakteri mycobacterium

tuberculosis. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada

Page 8: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

8

dinding alveolus. Jika bagian paru-paru yang diserang meluas, sel-selnya mati dan paru-paru

mengecil. Akibatnya napas penderit terengah-engah.

4. Macam-macam peradangan pada sistem pernapasan manusia:

a. Rinitis, radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza. Rinitis

juga dapat terjadi karena reaksi alergi terhadap perubahan cuaca, serbuk sari, dan debu.

Produksi lendir meningkat.

b. Faringitis, radang pada faring akibat infeksi oleh bakteri Streptococcus. Tenggorokan sakit

dan tampak berwarna merah. Penderita hendaknya istirahat dan diberi antibiotik.

c. Laringitis, radng pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara. Penyebabnya antara

lain karena infeksi, terlalu banyak merokok, minum alkohol, dan terlalu banyak serak.

d. Bronkitis, radang pada cabang tenggorokan akibat infeksi. Penderita mengalami demam

dan banyak menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan.

e. Sinusitis, radang pada sinus. Sinus letaknya di daerah pipi kanan dan kiri batang hidung.

Biasanya di dalam sinus terkumpul nanah yang harus dibuang melalui operasi.

5. Asfikasi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen

yang disebabkan oleh: tenggelam (akibat alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus

terisi cairan lendir dan cairan limfa), keracunan CO dan HCN, atau gangguan sitem sitokrom

(enzim pernapasan).

6. Asidosis, adalah kenaikan adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat

dalam darah, sehingga pernapasan terganggu.

7. Difteri, adalah penyumbatanpada rongga faring atau laring oloeh lendir yang dihasilkan

kuman difteri.

8. Emfisema, adalah penyakit pembengkakan karena pembuluh darahnya kemasukan udara.

9. Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada alveolus

yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.

10. Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan saluran napas

karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, pembengkakan di tekak atau amandel.

11. Kanker paru-paru, mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru. Kanker paru-paru dapat

menjalar ke seluruh tubuh. Kanker paru-paru sangat berhubungan dengan aktivitas yang

sering merokok. Perokok pasif juga dapat menderita kanker paru-paru. Penyebab lainnya

yang dapat menimbulkan kanker paru-paru adalah penderita menghirup debu asbes, radiasi

ionasi, produk petroleum, dan kromium.

12.Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan dan jaringan

paru-paru. Akibat perubahan anatomi saluran pernapasan tersebut, pada perokok akan timbul

perubahan fungsi paru-paru. Merokok juga merupakan penyebab timbulnya penyakit

Page 9: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

9

obstruksi paru menahun, termasuk emfisema (pembengkakan paru-paru), bronkitis kronis.

Dan asma.Merokok menjadi pemicu utama penyebab penyakit kanker paru-paru. Hubungan

tersebut telah diteliti dan akhirnya secara tegas memang bahwa rokok sebagai penyebab

utama kanker paru-paru. Dibandingkan dengan bukan seorang perokok, kemungkinan

timbulnya kenker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lipat.

Kanker paru-paru

Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru

yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan, terutama asap rokok [1].

Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan penyebab kematian

utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita[2]. Sebagian besar kanker

paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker paru-paru bisa juga berasal

dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.

Jenis kanker paru-paru

Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki (saluran udara besar yang masuk ke

paru-paru), kanker ini disebut karsinoma bronkogenik, yang terdiri dari:

1. Karsinoma sel skuamosa

2. Karsinoma sel kecil atau karsinoma sel gandum

3. Karsinoma sel besar

4. Adenokarsinoma

Karsinoma sel alveolar berasal dari alveoli di dalam paru-paru. Kanker ini bisa merupakan

pertumbuhan tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru.

Tumor paru-paru yang lebih jarang terjadi adalah:

1. Adenoma (bisa ganas atau jinak)

2. Hamartoma kondromatous (jinak)

3. Sarkoma (ganas)

Limfoma merupakan kanker dari sistem getah bening, yang bisa berasal dari paru-paru atau

merupakan penyebaran dari organ lain. Banyak kanker yang berasal dari tempat lain

menyebar ke paru-paru. Biasanya kanker ini berasal dari payudara, usus besar, prostat, ginjal,

tiroid, lambung, leher rahim, rektum, buah zakar, tulang dan kulit.

Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria

dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko

untuk menderita kanker paru-paru.

Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15% pada pria dan 5% pada wanita)

yang disebabkan oleh zat yang ditemui atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes,

radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa

menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga

merokok.

Peranan polusi udara sebagai penyebab kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus

terjadi karena adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga.

Page 10: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

10

Kadang kanker paru (terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada

orang yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paru-paru lainnya,

seperti tuberkulosis dan fibrosis.

Gejala kanker paru

Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:

1. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.

2. Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.

3. Napas sesak dan pendek-pendek.

4. Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.

5. Kelelahan kronis

6. Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

7. Suara serak/parau.

8. Pembengkakan di wajah atau leher.

Gejala pada kanker paru umumnya tidak terlalu kentara, sehingga kebanyakan penderita

kanker paru yang mencari bantuan medis telah berada dalam stadium lanjut. Kasusk-kasus

stadium dini/ awal sering ditemukan tanpa sengaja ketika seseorang melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin.

PNEUMONIA

Pengertian Pnemonia

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya

pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa

disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena

paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50

kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali

permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah

usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.

Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas,

napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing)

pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga

Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis

sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat

ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga

disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.

Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA

(Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar

istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan

penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.

Teknologi / Cara Mengatasi Gangguan Pada Sistem Pernapasan

1.Tuberkulosis (TBC), Aroma mengkudu memang tak sedap sehingga banyak orang

menjauhinya. Bakteri Mycobacterium tuberculosis yang mematikan itu juga menghindar.

Page 11: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

11

Mungkin bukan karena aroma itu, tetapi lantaran si noni menyimpan senjata andalan bernama

antrakuinon dan akubin. Kedua senyawa itu bersifat antibakteri sehingga makhluk liliput

penyebab penyakit tuberkulosis pun bertekuk lutut.

Dalam pengobatan, mengkudu Morinda citrifolia dipadukan dengan rimpang jahe Zingiber

officinalis. Duet buah dan rimpang itu tokcer mengatasi serangan bakteri yang pertama kali

ditemukan pada 24 Maret 1882 itu. Ampuhnya obat itu dibuktikan secara klinis

2. Kanker paru-paru, Beberapa prosedur yang dapat memudahkan diagnosa kanker paru

antara lain adalah foto X-Ray, CT Scan Toraks, Biopsi Jarum Halus, Bronkoskopi, dan USG

Abdomen.

Pengobatan kanker paru dapat dilakukan dengan cara-cara seperti

1. Pembedahan dengan membuang satu bagain dari paru – kadang melebihi dari tempat

ditemukannya tumor dan membuang semua kelenjar getah bening yang terkena kanker.

• Radioterapi atau radiasi dengan sinar-X berintensitas tinggi untuk membunuh sel kanker.

• Kemoterapi

• Meminum obat oral dengan efek samping tertentu yang bertujuan untuk memperpanjang

harapan hidup penderita.

3. Emfisema, Ekspectoran dan Mucolitik merupakan usaha untuk mengeluarkan dan

mengurangi mukus merupakan yang utama dan penting pada pengelolaan emfisema paru.

Ekspectoran dan mucolitik yang biasa dipakai adalah bromheksin dan karboksi metil sistein

diberikan pada keadaan eksaserbasi.

Asetil sistein selain bersifat mukolitik juga mempunyai efek anti oksidans yang melindungi

saluran aspas dari kerusakan yang disebabkan oleh oksidans (2,9).

4. Influenza (flu), cara yang cukup efektif untuk mencegah serangan flu. Yakni dengan

vaksin influenza. Sayangnya, kurangnya sosialisasi dari pemerintah dan edukasi dari petugas

medis menyebabkan vaksin itu kurang dikenal secara luas oleh masyarakat.

5. Pneumonia, Pengobatan awal biasanya adalah antibiotik, yang cukup manjur mengatasi

penumonia oleh bakteri, mikoplasma dan beberapa kasus rickettsia.

Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa obat

antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati dirumah. Biasanya dokter

yang menangani peneumonia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing,

setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan

untuk mencegah kekambuhan. Soalnya, seranganberikutnya bisa lebih berat dibanding yang

pertama. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa

pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.

Semua peralatan yang digunakan sebaiknya sekali pakai dan ruangan dibersihkan dengan

menggunakan desinfektans yang mengandung antibakteri, antivirus dan antijamur. Pasien

sebaiknya dijaga tidak banyak bergerak. Pasien maupun para petugas kesehatan yang

menangani dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari

penyebaran. Karena antibiotika berspekturm luas tidak menunjukkan efektifitas menangani

SARS, WHO lebih menganjurkan untuk memanfaatkan suntikan intravena ribavirin dan

steroid untuk menstabilkan kondisi pasien yang sudah kritis.

Page 12: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

12

A. LATAR BELAKANG

Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan

oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam

bernapasmenghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida

ke lingkungan.1.Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , peparu , tulang rusuk

, otot interkosta , bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .2.Udara disedot ke dalam paru-

paru melalui hidung dan trakea .3.Dinding trakea disokong oleh gelang rawan supaya

menjadi kuat dan sentiasa terbuka4.Trakea bercabang kepada bronkus kanan dan bronkus kiri

yang disambungkan kepada peparu .5.Kedua-dua bronkus bercabang lagi kepada bronkiol

dan alveolus pada hujung bronkiol .6.Alveolus mempunyai penyesuaian berikut untuk

memudahkan pertukaran gas :( a ) diliputi kapilari darah yang banyak ( b ) dinding sel yang

setebal satu sel ( dinding sel yang nipis ) .( c ) permukaan yang luas dan lembap .

Mekanisma pernafasan

A.Mekanisma ini terbagi kepada tarikan nafas dan hembusan nafas .B.Ia melibatkan

perubahan kepada :

C.Semasa tarik nafas ,

Otot interkosta luar mengecut( =Tulang rusuk dinaikkan ke atas ) ; otot diafragmamengecut (

=diafragma menjadikannya leper ), isipadu rongga toraks bertambah dan tekananudara

peparu menjadi rendah , tekanan udara di luar yang lebih tinggi menolak udara

kedalam peparu .

D.Semasa hembus nafas ,

Otot interkosta luar mengendur ( =Tulang rusuk dmenurun ke bawah ) ; otot

diafragmamengendur ( =diafragma melengkung ke atas ), isipadu rongga toraks berkurang

dan tekanan udara peparu menjadi tinggi , tekanan udara dalam peparu yang lebih tinggi

menolak udarakeluar .

B. TUJUAN

-Untuk memahami struktur organ pernafasan-Untuk memahami fungsi organ pernafasan dan

dapat menjelaskan fungsi organ pernafasan

Page 13: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

13

Anatomi Dasar Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru

beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalamrongga dada

terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh

Diafragma

Saluran nafas yang dilalui udara adalahhidung, faring, laring, trakea, bronkus,bronkiolus

dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapatmenghangatkan

udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu system pertahanan

yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui

batuk ataupun bersin.

Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke

paru,disebut sebagai

pleura visceral . Sedangkan pleura parietal menempel pada dindingrongga dada dalam.

Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapatcairan pleura

yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan

pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangkadada ini

terdiri dari costae(iga-iga), sternum(tulang dada) tempat sebagian iga-igamenempel di depan,

danvertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-igadi bagian

belakang.Terdapat otototot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi pentingsebagai

otot pernafasan.

PENUTUP - Kesimpulan

Sistem pernafasan terdiri daripada hidung , trakea , paru-paru , tulang rusuk , ototinterkosta ,

bronkus , bronkiol , alveolus dan diafragma .Dalam mekanismenya, Udara disedot ke

dalam paru-paru melalui hidung dan trakea,dinding trakea disokong oleh gelang rawan

supaya menjadi kuat dan sentiasa terbukatrakea bercabang kepada bronkus kanan dan

bronkus kiri yang disambungkan kepada paru-paru .kedua-dua bronkus bercabang lagi

kepada bronkiol dan alveolus pada hujung bronkiol .Alveolus mempunyai penyesuaian

berikut untuk memudahkan pertukaran gas.Penulis menyimpulkan system pernafasan adalah

system dalam tubuh yang harusdijaga dan dipelihara, karena jika salah satu organ pernafasan

rusak akan menggangguorgan system pernafasan yang lain.

Dengan nafas kita bisa Hidup.

Saran

Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem pernafasan

lainnya

Page 14: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

14

Patofisiologi Pneumonia

A. PENGERTIAN

Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-anak

dan sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai penyakit primer dan dapat juga

akibat penyakit komplikasi. (A. Aziz Alimul : 2006). Sedangkan menurut Elizabeth J.

Corwin, Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini adalah infeksi

akut jaringan paru oleh mikroorganisme.

Selain itu, menurut wikipedia.com pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di

mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer

menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan.

B. JENIS-JENIS PNEUMONIA

Pneumonia terbagi dalam berbagai jenis berdasarkan dengan penyebab, natomik, dan

berdasarkan asal penyakit ini didapat. Seperti dijelaskan berikut ini :

1. Berdasarkan penyebab :

a. Pneumonia Lipid

b. Pneumonia Kimiawi

c. Pneumonia karena extrinsik allergic alveolitis

d. Pneumonia karena obat

e. Pneumonia karena radiasi

f. Pneumonia dengan penyebab tak jelas (Dasar-dasar ilmu penyakit paru, 2006)

2. Berdasarkan Anatomik :

a. Pneumonia Lobaris

Merupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan

bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris

b. Pneumonia Interstisial

Merupakan pneumonia yang dapat terjadi di dalam dinding alveolar.

c. Bronchopneumonia

Merupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh

eksudat mukopuren untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus (A. Aziz Alimul

Hidayat :2006)

3. Berdasarkan asal penyakit :

a. Pneumonia komunitas atau community acquired pneumonia, adalah pneumonia yang

didapat dari masyarakat.

b. Pneumonia nosokomial atau hospitality acquired pneumonia yang berarti penyakit itu

didapat saat pasien berada di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan.

C. ETIOLOGI

Pada masa sekarang terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA (Infeksi

Saluran Napas Bawah Akut) akibat adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan

kekebalan dan penyakit kronik, polusi lingkungan, dan penggunaan antibiotik yang tidak

tepat hingga menimbulkan perubahan karakteristik pada kuman. Etiologi pneumonia berbeda-

beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan di

Page 15: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

15

berikan. Mikroorganisme penyebab yang tersering adalah bakteri, yang jenisnya berbeda

antar Negara, antara suatu daerah dengan daerah yang lain pada suatu Negara, maupun

bakteri yang berasal dari lingkungan rumah sakit ataupun dari lingkungan luar. Karena itu

perlu diketahui dengan baik pola kuman di suatu tempat.

Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi antara lain :

1. Bakteri

Agen penyebab pneumonia di bagi menjadi organisme gram-positif atau gram-negatif seperti

: Steptococcus pneumoniae (pneumokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus,

Klebsiela pneumoniae, Legionella, hemophilus influenzae.

2. Virus

Influenzae virus, Parainfluenzae virus, Respiratory, Syncytial adenovirus, chicken-pox (cacar

air), Rhinovirus, Sitomegalovirus, Virus herves simpleks, Virus sinial pernapasan, hantavirus.

3. Fungsi

Aspergilus, Fikomisetes, Blastomises dermatitidis, histoplasma kapsulatum.

(hhtp:/medicastore.com/med/subkategori_pyk.Php,2007).

Selain disebabkan oleh infeksi, pneumonia juga bisa di sebabkan oleh bahan-bahan lain/non

infeksi :

1. Pneumonia Lipid : Disebabkan karena aspirasi minyak mineral

2. Pneumonia Kimiawi : Inhalasi bahan-bahan organik dan anorganik atau uap kimia seperti

berillium

3. Extrinsik allergic alveolitis : Inhalasi bahan debu yang mengandung alergen seperti spora

aktinomisetes termofilik yang terdapat pada ampas debu di pabrik gula

4. Pneumonia karena obat : Nitofurantoin, busulfan, metotreksat

5. Pneumonia karena radiasi

6. Pneumonia dengan penyebab tak jelas. (Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, 2006)

Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:

1. virus sinsisial pernafasan

2. adenovirus

3. virus parainfluenza

4. virus influenza

Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui :

1. Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar

2. Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain

3. Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.

D. FAKTOR RESIKO

Faktor-faktor resiko terkena pneumonia, antara lain: Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia

lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-

laki , Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara,

Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi

vitamin A dan penyakit kronik menahun.

Selain faktor-faktor resiko diatas, faktor-faktor di bawah ini juga mempengaruhi resiko dari

pneumonia :

1. Individu yang mengidap HIV

2. Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang

Page 16: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

16

3. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung

4. Karena muntah air akibat tenggelam

5. Bahan yang teraspirasi

E. PATOFISIOLOGI

Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di

tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di

tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk

akan dilawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk,

atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut

halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar.

F. MANIFESTASI KLINIK/ TANDA DAN GEJALA

Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama

beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai

40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada, dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat

berwarna merah karat (untuk streptococcus pneumoniae), merah muda (untuk staphylococcus

aureus), atau kehijauan dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa). Pada sebagian

penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala.

Tanda dan Gejala berupa :

1. Batuk nonproduktif

2. Ingus (nasal discharge)

3. Suara napas lemah

4. Retraksi intercosta

5. Penggunaan otot bantu nafas

6. Demam

7. Krekels

8. Cyanosis

9. Leukositosis

10. Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar

11. Batuk

12. Sakit kepala

13. Kekakuan dan nyeri otot

14. Sesak nafas

15. Menggigil

16. Berkeringat

17. Lelah.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :

1. kulit yang lembab

2. mual dan muntah

3. kekakuan sendi.

Page 17: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

17

G. KOMPLIKASI

Komplikasi dari pneumonia adalah sebagai berikut :

1. Empisema

2. Gagal nafas

3. Perikarditis

4. Meningitis

5. Hipotensi

6. Delirium

7. Asidosis metabolik

8. Dehidrasi

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan keperawatan pada klien dengan pneumonia adalah sebagai berikut :

1. Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal melalui pemberian kompres.

2. Latihan bentuk efektif dan fisiotheraphy paru.

3. Pemberian oksigenasi (oksigen 1-2 liter/menit).

4. Mempertahankan kebutuhan cairan (IVFD dektrose 10% : NaCl 0,9%).

5. Pemberian nutrisi, apabila ringan tidak perlu diberikan antibiotik tetapi apabila penyakit

berat dapat dirawat inap, maka perlu pemberian antibiotik berdasarkan usia, keadaan umum,

kemungkinan penyebab, seperti pemberian Ampisilin dan Kloramfenikol.

6. Penatalaksanaan medis dengan cara pemberian pengobatan

I. PENCEGAHAN

Menurut profesor Cissy, kunci pencegahan pneumonia yang penting menurut dia adalah

pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif, imunisasi, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi

anak, karena ASI mengandung nutrien, anti oksidan, hormon dan antibody yang dibutuhkan

anak untuk tubuh, berkembang dan membangun sistem kekebalan tubuh.

Menurut Profesor Sri Rejeki, mencegah kematian anak akibat pneumonia melalui 2 cara

yakni mencegah perkembangan infeksi dan komplikasi pneumonia dengan penyakit lain

seperti campak dan pertusis, lebih lanjut ia menjelaskan kematian akibat pneumonia bisa

dikurangi dengan menerapkan upaya pencegahan sekaligus pengobatan. Selain 2 cara diatas,

beliau juga mengatakan cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi pneumokokus

melalui pemberian vaksin pneumokokus konjugasi (PCV-7) kepada bayi. Pemberian ini pada

bayi usia 4 bulan dari 6 bulan serrta diulang lagi pada usia 12-15 bulan agar melindungi anak

dari infeksi pneumokokus.

Menurut laporan unicef lebih dari 1 juta jiwa anak akan bisa diselamatkan bila intervensi

pencegahan dan penanganan pneumonia diterapkan secara universal. Sekitar 600 ribu nyawa

anak setiap tahunnya juga bisa diselamatkan melalui penanganan antibiotik yang biayanya

sekitar 600 juta dolar AS.

Page 18: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

18

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pneumonia dapat dicegah

dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Memberikan ASI ekslusif

2. Mencegah perkembangan infeksi

3. Mencegah komplikasi pneumonia dengan penyakit lain

4. Menggunakan penanganan antibiotik

Sistem Pernafasan Manusia

Istilah bernapas, seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya

kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan

menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan

udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke

lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi)

senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.

Energi yang dihasilkan dari respirasi sangat menunjang sekali untuk melakukan beberapa

aktifitas. Misalnya saja, mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Oleh

karena itu, kegiatan pernapasan dan respirasi sebenarnya saling berhubungan.

1. Struktur Pernafasan Manusia

a. Hidung

Hidung merupakan alat pernapasan yang terletak di luar dan tersusun atas tulang rawan. Pada

bagian ujung dan pangkal hidung ditunjang oleh tulang nasalis. Rongga hidung dibagi

menjadi dua bagian oleh septum nasalis, yaitu bagian kiri dan kanan.

Bagian depan septum ditunjang oleh tulang rawan, sedangkan bagian belakang ditunjang oleh

tulang vomer dan tonjolan tulang ethmoid.

Bagian bawah rongga hidung dibatasi oleh tulang palatum, dan maksila. Bagian atas dibatasi

oleh

ethmoid, bagian samping oleh tulang maksila, konka nasalis inferior, dan ethomoid

sedangkan bagian tengah dibatasi oleh septum nasalis.

Pada dinding lateral terdapat tiga tonjolan yang disebut konka nasalis superior, konka media

dan konka inferior. Melalui celah-celah pada ketiga tonjolan ini udara inspirasi akan

dipanaskan oleh darah di dalam kapiler dan dilembapkan oleh lendir yang disekresikan oleh

sel goblet. Lendir juga dapat membersihkan udara pernapasan dari debu. Bagian atas dari

rongga hidung terdapat daerah olfaktorius, yang mengandung sel-sel pembau. Sel-sel ini

berhubungan dengan saraf otak pertama (nervus olfaktorius). Panjangnya sekitar 10 cm.

Udara yang akan masuk ke dalam paru-paru pertama kali akan masuk melalui hidung terlebih

dahulu. Sekitar 15.000 liter udara setiap hari akan melewati hidung.

Page 19: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

19

b. Faring

udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan

(nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak

di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai

jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran

pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian

belakang.

c. Laring

Dari faring, udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga laring.

Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun

oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang

tulang rawan.

Pangkal tenggorokan dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorokan (epiglotis). Jika udara

menuju tenggorokan, anak tekak melipat ke bawah, dan ketemu dengan katup pangkal

tenggorokan sehingga membuka jalan udara ke tenggorokan. Saat menelan makanan, katup

tersebut menutupi pangkal tenggorokan dan saat bernapas katup tersebut akan membuka.

Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara yang bergetar bila ada udara melaluinya.

Misalnya saja saat kita berbicara.

d. Trakea

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian

di rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan

pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing

yang masuk ke saluran pernapasan.

e. Bronkus

Bronkus tersusun atas percabangan, yaitu bronkus kanan dan kiri. Letak bronkus kanan dan

kiri agak berbeda. Bronkus kanan lebih vertikal daripada kiri. Karena strukturnya ini,

sehingga bronkus kanan akan mudah kemasukan benda asing. Itulah sebabnya paru-paru

kanan seseorang lebih mudah terserang penyakit bronkhitis.

Pada seseorang yang menderita asma bagian otot-otot bronkus ini berkontraksi sehingga akan

menyempit. Hal ini dilakukan untuk mencegah masuknya lebih banyak benda asing yang

menimbulkan reaksi alergi. Akibatnya penderita akan mengalami sesak napas. Sedangkan

pada penderita bronkitis, bagian bronkus ini akan tersumbat oleh lendir. Bronkus kemudian

bercabang lagi sebanyak 20–25 kali percabangan membentuk bronkiolus. Pada ujung

bronkiolus inilah tersusun alveolus yang berbentuk seperti buah anggur.

Page 20: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

20

f. Paru-paru

Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru

merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma.

Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-

paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki

tiga gelambir yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua

gelambir.

Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke

dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus.

Jumlah alveolus pada paru-paru kurang lebih 300 juta buah. Adanya alveolus ini menjadikan

permukaan paru-paru lebih luas. Diperkirakan, luas permukaan paruparu sekitar 160 m2.

Dengan kata lain, paru-paru memiliki luas permukaan sekitar 100 kali lebih luas daripada

luas permukaan tubuh.

Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi

menembus dinding alveolus, lalu menem bus dinding kapiler darah yang mengelilingi

alveolus. Setelah itu, masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang

terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya,

oksigen diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh,

oksigen dilepaskan sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini

digunakan untuk oksidasi.

Karbon dioksida yang dihasilkan dari respirasi sel diangkut oleh plasma darah melalui

pembuluh darah menuju ke paru-paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus dinding

pembuluh darah dan din ding

alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju hidung untuk dikeluarkan.

Jadi proses pertukaran gas sebenarnya berlangsung di alveolus.

2. Mekanisme Pernafasan Manusia

Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur

sekalipun, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat

terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan

luar dan pernapasan dalam.

Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan

darah dalam kapiler. Pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam

kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh

perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan

di luar rongga dada lebih besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam

rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara ( inspirasi) dan

pengeluaran udara ( ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu

pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

Page 21: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

21

1. Pernafasan Dada

Apabila kita menghirup dan menghempaskan udara menggunakan pernapasan dada, otot

yang digunakan yaitu otot antartulang rusuk. Otot ini terbagi dalam dua bentuk, yakni otot

antartulang rusuk luar dan otot antartulang rusuk dalam.

Saat terjadi inspirasi, otot antartulang rusuk luar berkontraksi, sehingga tulang rusuk menjadi

terangkat. Akibatnya, volume rongga dada membesar. Membesarnya volume rongga dada

menjadikan tekanan udara dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, padahal tekanan

udara bebas tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru melewati

saluran pernapasan.

Sementara saat terjadi ekspirasi, otot antartulang rusuk dalam berkontraksi

(mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya,

rongga dada mengecil. Oleh karena rongga dada mengecil, tekanan dalam rongga dada

menjadi

meningkat, sedangkan tekanan udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada

dalam rongga paru-paru menjadi terdorong keluar.

2. Pernafasan Perut

Pada proses pernapasan ini, fase inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga dada)

mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada

lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Adapun fase ekspirasi terjadi

apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil,

sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar. Akibatnya

udara dari dalam terdorong ke luar.

3. Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02)dan Karbondioksida (CO2)

Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara,

yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pengambilan udara

secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat proses difusi. Sementara udara

yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dinamakan pernapasan tidak

langsung.

Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita

melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi

pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang meng alami

proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil atau alveolus.

Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap

mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni

mekanisme pernapasan eksternal dan internal.

Page 22: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

22

a. Pernafasan Eksternal

Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-

paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada

saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran

oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan

pernapasan eksternal.

Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang

diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase,

karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi

keluar. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion

hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin

akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2).

Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena adaperbedaan tekanan parsial

antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan

karbondioksida pada darah dan udara berbeda.

Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial

oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih

tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan

berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.

Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan

parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan

lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida

pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.

b. Pernafasan Internal

Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan

internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan

karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.

Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan

selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses

metabolisme sel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses

difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara

darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah

dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan

jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.

Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan.

Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah.

Page 23: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

23

Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama

hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2). Reaksinya sebagai berikut.

Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung

dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan

segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO-

Persamaan reaksinya sebagai berikut.

CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan

tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam

darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bu. er atau larutan penyangga.\

Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman)

darah.

Sistem Pernafasan pada Manusia

Filed under: Sistem Pernafasan — gurungeblog @ 3:29 am

Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan

mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.

Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi

pelepasan energi

Sistem Pernapasan pada Manusia terdiri atas

o hidung

o faring

o trakea

o bronkus

o bronkiouls

o paru-paru

Rongga Hidung Pada permukaan rongga hidung terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir yang

berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam rongga hidung.

Page 24: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

24

Pangkal Tenggorok Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pangkal

tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu menelan

makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu

membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara

dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.

Batang tenggorok Batang tenggorok (trakea) terletak di sebelah depan kerongkongan. Di dalam rongga dada,

batang tenggorok bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru,

cabang tenggorok bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut

bronkiolus. Ujung bronkiolus berupa gelembung kecil yang disebut gelembung paru-paru

(alveolus).

Paru-paru Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh siuatu sekat

disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-

paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan

gelambir bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas dan

gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru (pleura).

Alveolus dalam paru-paru jumlahnya sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Luas

permukaan seluruh alveolus diperkirakan 100 kali lebih besar daripada permukaan tubuh.

Alveolus dikekelingi pembuluh-pembuluh kapiler darah.

Pertukaran Gas dalam Alveolus Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang kita hirup pada waktu kita

bernapas. Pada waktu bernapas udara masuk melalu saluran pernapasan dan akhirnyan masuk

ke dalam alveolus. Oksigen yang terdapat dalam alveolus berdifusi menembus dinding sel

alveolus. Akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh hemoglobin yang

terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin. Selanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh

tubuh.

Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga oksihemoglobin kembali menjadi

hemoglobin. Karbondioksida yang dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui

pembuluh darah yang akhirnya sampai pada alveolus Dari alveolus karbon dioksida

dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada waktu kita mengeluarkan napas.

Dengan demikian dalam alveolus terjadi pertukaran gas yaitu oksigen masuk dan

karnbondioksida keluar.

Proses Pernapasan Bernapas meliputi dua proses yaitu menarik napas atau memasukkan udara pernapasan dan

mengeluarkan napas atau mengeluarkan udara pernapasan. Menarik napas disebut inspirasi

dan mengeluarkan napas disebut ekspirasi.

Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan diafragma

melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal

ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang

rusuk juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.

Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi berkurang,

sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya melalui saluran pernapasan

akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.

Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan

juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi melengkung ke atas,

Page 25: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

25

tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada

mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga

dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan.

Kapasitas Paru-paru Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara

pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 nl.

Setelah kita melakukan inspirasi biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya.

Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer,

volumenya lebih kurang 1500 ml.

Setelah kita melakukan ekspirasi biasa, kita masih bisa menghembuskan napas sekuat-

kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut udara suplementer,

volumenya lebih kurang 1500 ml.

Walaupun kita mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-kuatnya ternyata dalam

paru-paru masih ada udara disebut udara residu. Volume udara residu lebih kurang 1500 ml.

Jumlah volume udara pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut

kapasitas vital paru-paru.

Sistem Pernapasan Manusia

Udara masuk ke lubang hidung

melewati nasofaring,

faring lisan melalui glottis

ke dalam trakea

ke dalam bronkus kanan dan kiri, yang cabang dan rebranches ke

bronkiolus, masing-masing berakhir di sekelompok

alveoli

Hanya dalam alveoli tidak pertukaran gas yang sebenarnya terjadi. Ada sekitar 300 juta

alveoli di paru-paru dua dewasa. Ini memberikan luas permukaan sekitar 160 m 2 (hampir

sama dengan daerah single dari lapangan tenis dan 80 kali luas kulit kita!).

Ini foto (courtesy of Institute Anatomi, Bern)

menunjukkan cor karet paru-paru manusia.

Page 26: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

26

Pernafasan

Pada mamalia, diafragma membagi rongga tubuh ke dalam

perut rongga, yang berisi jeroan (misalnya, perut dan usus) dan

dada rongga, yang berisi jantung dan paru-paru.

Permukaan dalam rongga dada dan permukaan luar paru-paru dilapisi dengan membran

pleura yang menempel satu sama lain. Jika udara diperkenalkan antara mereka, adhesi rusak

dan elastisitas alami dari paru-paru menyebabkan itu runtuh. Hal ini dapat terjadi dari

trauma. Dan kadang-kadang disebabkan sengaja untuk memungkinkan paru-paru untuk

beristirahat. Dalam kedua kasus, reinflation terjadi sebagai udara secara bertahap diserap

oleh jaringan.

Karena adhesi ini, setiap tindakan yang meningkatkan volume rongga dada menyebabkan

paru-paru berkembang, menarik udara ke dalamnya.

Selama inspirasi (menghirup),

o Para interkostal eksternal otot kontrak, mengangkat tulang rusuk dan keluar.

o Kontrak diafragma, menariknya ke bawah.

Selama kedaluwarsa (menghembuskan napas), proses ini dibalik dan elastisitas alami

dari paru-paru mengembalikan mereka ke volume normal mereka. Pada saat istirahat,

kami nafas 15-18 kali per menit bertukar sekitar 500 ml udara.

Dalam kedaluwarsa lebih kuat,

o Otot-otot interkostal internal yang menarik iga ke bawah dan ke dalam

o Dinding kontrak perut mendorong lambung dan hati ke atas.

Dengan kondisi tersebut, laki-laki dewasa rata-rata dapat flush paru-parunya dengan

sekitar 4 liter udara pada setiap napas. Ini disebut kapasitas vital. Bahkan dengan

berakhirnya maksimum, sekitar 1200 ml udara residu tetap.

Tabel tersebut menunjukkan apa yang terjadi pada komposisi udara saat mencapai alveoli.

Beberapa oksigen larut dalam film kelembaban meliputi epitel alveoli. Dari sini berdifusi ke

dalam darah dalam kapiler di dekatnya. Memasuki sebuah sel darah merah dan

menggabungkan dengan hemoglobin di dalamnya.

Pada saat yang sama, beberapa karbon dioksida dalam darah berdifusi ke dalam alveoli dari

yang dapat dihembuskan.

Komposisi udara atmosfer dan udara kadaluarsa dalam sebuah topik yang khas.

Perhatikan bahwa hanya sebagian kecil dari oksigen dihirup diambil oleh paru-paru.

Komponen Atmosfer Air (%) Expired Air (%)

N 2 (ditambah gas inert) 78.62 74.9

O 2 20.85 15.3

CO 2 0.03 3.6

H 2 O 0.5 6.2

100,0% 100,0%

Page 27: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

27

Kemudahan yang oksigen dan karbon dioksida dapat

melewati antara udara dan darah jelas dari mikrograf

elektron dari dua alveoli (udara) dan kapiler yang

berdekatan dari paru-paru dari tikus laboratorium.

Perhatikan ketipisan sel-sel epitel (EP) yang melapisi

alveoli dan kapiler (kecuali inti terletak). Pada titik

terdekat, permukaan sel darah merah hanya 0,7 pM dari

udara di alveolus. (Direproduksi dengan izin dari Keith R.

Porter dan Maria A. Bonneville, Sebuah Pengantar

Struktur Halus Sel dan Tisu, 4. Ed., Lea & Febiger,

1973.)

Pusat Kontrol Pernapasan

Tingkat respirasi sel (dan karenanya konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida)

bervariasi dengan tingkat aktivitas. Olahraga berat dapat meningkat 20-25 kali permintaan

dari jaringan untuk oksigen. Ini dipenuhi dengan meningkatkan laju dan kedalaman

pernapasan.

Ini adalah konsentrasi meningkatnya karbon dioksida - bukan konsentrasi menurun oksigen

- yang memainkan peran utama dalam mengatur ventilasi paru-paru. Sel-sel tertentu di

medulla oblongata sangat sensitif terhadap penurunan pH . Sebagai CO 2 isi darah naik di

atas tingkat normal, pH turun

[CO 2 + H 2 O → HCO 3 - + H

+],

dan medula oblongata merespon dengan meningkatkan jumlah dan laju impuls saraf yang

mengontrol tindakan dari otot-otot interkostal dan diafragma. Ini menghasilkan peningkatan

laju ventilasi paru, yang dengan cepat membawa konsentrasi CO 2 dari udara alveolar, dan

kemudian darah, kembali ke tingkat normal.

Namun, badan karotis dalam arteri karotis memang memiliki reseptor yang merespon

penurunan oksigen. Aktivasi mereka sangat penting dalam situasi (misalnya, pada ketinggian

tinggi di kabin unpressurized pesawat terbang) dimana suplai oksigen yang tidak memadai

tetapi belum ada peningkatan produksi CO 2.

Lokal Pengendalian Pernapasan

Para otot polos di dinding bronkiolus sangat sensitif terhadap konsentrasi karbon dioksida.

Sebuah meningkatnya tingkat CO 2 menyebabkan bronkiolus membesar. Hal ini akan

menurunkan resistensi pada saluran udara dan dengan demikian meningkatkan aliran udara

masuk dan keluar.

Page 28: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

28

Penyakit pada Paru

Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi alveoli. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri baik

(misalnya Streptococcus pneumoniae ) dan virus. Tissue cairan menumpuk di alveoli

mengurangi luas permukaan terkena udara. Jika cukup alveoli yang terkena, pasien mungkin

membutuhkan oksigen tambahan.

Asma

Pada asma, penyempitan periodik dari bronkus dan bronkiolus membuatnya lebih sulit untuk

bernapas dalam dan, khususnya, keluar. Serangan asma dapat

dipicu oleh iritasi udara seperti asap kimia dan asap rokok

partikel udara yang pasien alergi.

Empisema

Pada gangguan ini, dinding halus alveoli rusak, mengurangi area gas pertukaran paru-paru.

Kondisi ini berkembang secara perlahan dan jarang menjadi penyebab langsung kematian.

Namun, hilangnya bertahap gas pertukaran daerah memaksa jantung untuk memompa

volume yang selalu lebih besar dari darah ke paru-paru dalam rangka untuk memenuhi

kebutuhan tubuh. Strain tambah dapat menyebabkan gagal jantung.

Penyebab langsung dari emfisema tampaknya pelepasan enzim proteolitik sebagai bagian

dari proses inflamasi yang mengikuti iritasi paru-paru. Kebanyakan orang menghindari jenis

kerusakan selama infeksi, dll dengan memproduksi inhibitor enzim (a serpin ) yang disebut

alpha-1 antitrypsin. Orang-orang langka yang mewarisi dua gen cacat untuk alfa-1

antitrypsin sangat rentan untuk mengembangkan emfisema.

Bronkitis kronis

Setiap iritasi mencapai bronkus dan bronkiolus akan merangsang peningkatan sekresi lendir.

Pada bronkitis kronis saluran udara menjadi tersumbat dengan lendir, dan ini menyebabkan

batuk persisten. Bronkitis kronis biasanya berhubungan dengan merokok .

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Iritasi pada paru-paru bisa menyebabkan asma, emfisema, dan bronkitis kronis. Dan, pada

kenyataannya, banyak orang mengembangkan dua atau tiga ini bersama-sama. Rasi ini

dikenal sebagai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Di antara penyebab PPOK adalah

asap rokok (sering)

cystic fibrosis (jarang)

Page 29: Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pernafasan Manusia

29

Cystic fibrosis merupakan gangguan genetik disebabkan oleh mewarisi dua gen cacat untuk

ystic c f ibrosis t ransmembrane konduktansi r egulator ( CFTR ), sebuah protein

transmembran yang diperlukan untuk pengangkutan Cl - dan HCO 3

- ion melalui membran

plasma sel epitel. Cacat transpor ion di paru-paru mengurangi kadar air dari cairan di paru-

paru sehingga lebih kental dan sulit bagi sel-sel bersilia untuk memindahkannya keluar dari

paru-paru. Tepatnya bagaimana cacat fungsi CFTR menghasilkan efek ini masih dalam

penyelidikan. Bagaimanapun, akumulasi lendir plugs saluran udara dan menyediakan lahan

subur bagi jamur patogen dan bakteri. Semua ini merusak saluran udara - mengganggu

pernapasan dan menyebabkan batuk persisten. Cystic fibrosis adalah penyakit bawaan yang

paling umum pada populasi kulit putih AS.

Kanker Paru Kanker paru-paru merupakan kanker yang paling umum dan penyebab paling

umum kematian akibat kanker pada pria AS. Meskipun lebih banyak wanita mengalami

kanker payudara daripada kanker paru-paru, sejak tahun 1987 perempuan AS telah mati

dalam jumlah yang lebih besar dari kanker paru-paru dibandingkan dari kanker payudara.

Kanker paru-paru, seperti semua kanker, adalah proliferasi tidak terkendali dari sel. Ada

beberapa bentuk kanker paru-paru, tetapi jenis yang paling umum (dan paling cepat

meningkat) adalah mereka yang melibatkan sel-sel epitel yang melapisi bronkus dan

bronkiolus. Biasanya, lapisan ini saluran udara terdiri dari dua lapisan sel. Kronis paparan

iritasi

menyebabkan jumlah lapisan meningkat. Hal ini terutama cenderung terjadi di mana

garpu cabang bronkiolus.

Sel-sel bersilia dan lendir yang mensekresi menghilang dan digantikan oleh massa

terorganisir sel dengan inti yang abnormal.

Jika proses berlanjut, massa tumbuh menembus membran basal yang mendasarinya.

Pada titik ini, sel-sel ganas dapat melepaskan diri dan dibawa dalam getah bening dan

darah ke bagian lain dari tubuh di mana mereka dapat mengajukan dan terus

berkembang biak.

Ini adalah metastasis dari tumor primer yang akhirnya membunuh pasien.