Kelompok 2 Pemeriksaan Fisik Sistem Imun

15
MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUNOLOGI & HEMATOLOGI Oleh KELOMPOK 2 : 1. AGENG RAHMAWATI 12.321.002 2. DAVI ARDIANTO 12.321.013 3. JHORETA ISMIYADINI 12.321.033 4. NOVITA PRISTYAWATI 12.321.043 5. RISKA UMAMI S. 12.321.048 6. UMY NAZIRAH 12.321.055 7. ZOGIE ARI E. 12.321.060 KELAS V A PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA

description

imunitas

Transcript of Kelompok 2 Pemeriksaan Fisik Sistem Imun

MAKALAH PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUNOLOGI & HEMATOLOGI

OlehKELOMPOK 2 :1. AGENG RAHMAWATI12.321.0022. DAVI ARDIANTO12.321.0133. JHORETA ISMIYADINI12.321.0334. NOVITA PRISTYAWATI12.321.0435. RISKA UMAMI S.12.321.0486. UMY NAZIRAH12.321.0557. ZOGIE ARI E.12.321.060

KELAS V APRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANINSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2014/2015

KATA PENGANTARPuji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Makalah pemeriksaan fisik sistem imunologi dan hematologi untuk memenuhi tugas Sistem Imunologi 1.Makalah ini disusun dengan harapan agar tiap mahasiswa mampu berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi masalah-masalah yang timbul di tengah masyarakat dan bisa berpartisipasi secara aktif. Dalam penyusunan makalah ini kami tidak luput dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:1. Ketua STIKES ICME JOMBANG Drs. M. Zainul Arifin,M.Kes.1. Kaprodi S1 Keperawatan Muarrofah, S.Kep.,Ns.M.Kes1. Dosen pembimbing mata kuliah Sistem Kardiovaskuler Ahmad Rifai,S.Kep.,Ns.,M.S.1. Teman teman sekelas kami yang telah membantu dan mendukung kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kehidupan dan dalam proses belajar.

Jombang, 28 September 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN0. Latar belakang 0. TujuanBAB II TINJAUAN TEORI0. Pemfis imun & hematologi 2.1.1. pemeriksaan Head to toe2.1.2. pemeriksaan persistem0. SOP pemfisDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Tubuh manusia selalu memiliki cara untuk melindungi diri dari invasi substansi asing seperti mikroorganisme. Sistem pertahanan yang kompleks telah berkembang untuk mencegah serangan ini secara konstan. Sistem pertahanan pada manusia terdiri dari mekanisme dan respon non spesifik serta respon imun spesifik.Imunocompetence ada bila system imun tubuh dapat mengidentifikasi dan menginaktifkan atau menghancurkan substansi asing. Bila system imun tidakkompeten dan kurang responsive, maka dapat terjadi infeksi berat, penyakit immunodefisiensi dan keganasan. Bila sistem imun bereaksi berlebihan, akan terjadi gangguan gangguan hipersensitivitas, seperti alergi dan penyakit autoimmun.Untuk dapat menetapkan masalah keperawatan yang terkait dengan sistem imun, perawat perlu melakukan pengkajian sistem imun yang sistematis, mencakup anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik.

1.2 TujuanUntuk mengetahui teknik pemeiksaan fisik sistem imunologi dan hematologi.

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1 Pemeriksaan Fisik Sistem Imunologi & HematologiPemfis dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa gangguan hematologi dan imunologi,dari ditemukan hal-hal berikut:

2.1.1 Pemeriksaan Head To Toea. Inspeksi1) observasi terhadap pallor, cyanosis, dan jaundice. Juga cek adanya erithema yang mengindikasi inflamasi lokal dan plethora.2) Evaluasi integritas kulit. Catat tanda dan gejala inflamasi atau infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness, penyembuhan luka yang lama, drainage luka, induration (pengerasan jaringan) dan lesi.3) Cek adanya rash dan catat distribusinya4) Observasi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia.5) Inspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations, onycholysis, dan clubbing.6) Inspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi, kemerahan, dan perdarahan7) Inspeksi area dimana pasien melaporkan pembengkakan kelenjar atau lump terutama abnormalitas warna dan pembesaran nodus lymp yang visible8) Observasi respiratory rate, ritme, dan energi yang dikeluarkan saat melakukan upaya bernafas. Catat posisi pasien saat bernafas.9) Kaji sirkulasi perifer. Inspeksi adanya Raynauds phenomenon (vasospasme arteriol pada jari tangan & kaki terkadang teling dan hidung- secara intermitten)10) Inpeksi inflamasi pada anus atau kerusakan permukaan mukosa

b. Palpasi1) Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler2) Palpasi abdomen, identifikasi adanya pembesaran organ dan tenderness3) Palpasi joint, cek pembengkakan. Tenderness, dan nyeri4) Palpasi nodus lymph superfisial di area kepala, leher, axilla, epitrochlear, inguinal dan popliteal. Jika saat palpasi reveals pembesaran nodus atau kelainan lain, catat lokasi, ukuran, bentuk, permukaan, konsistensi, kesimetrisan, mobilitas, warna, tenderness, suhu, pulsasi, dan vaskularisasi dari nodus.

c. PerkusiPerkusi anterior, lateral, dan posterior dari thorax. Bandingkan satu sisi dengan sisi lainnya. Bunyi dull mengindikasikan adanya konsolidasi yang biasa terjadi pada pneumonia. Hiperesonan (meningkatnya bunyi perkusi) dapat dihasilkan oleh udara yang terjebak seperti pada asthma bronchial.

d. Auskultasi1) Auskultasi diatas paru untuk mengecek suara tambahan yang abnormal. Wheezing bisa ditimbulkan oleh asthma atau respon alergi. Crackles disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan seperti pneumonia.2) Auskultasi bunyi jantung diatas precordium. Auskultasi normal reveals hanya bunyi jantung 1 dan 2.3) Auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. Gangguan autoimmun yang menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. Scleroderma (pengerasan dan penebalan kulit dengan degenerasi jaringan konektif) dan gangguan autoimmun lainnya yang menyebabkan konstipasi, bunyi bowel menurun.

2.1.2 Pemeriksaan persistem1. Pemeriksaan daerah kepala,telinga,mata,hidung dan tenggorokan (HEENT) didapatkan: Konjungtiva anemis,mukosa pucat anemia Jaundice/ikterik hemolisis,hiperbilirubinemia Petekie trombositopenia Glositis (peradangan pada lidah) anemia defisiensi zat besi & B12 Limfadenopati limfoma2. Sistem Integumen Pucat Anemia Jaundice Hiperbilirubinemia Koilonisia (kuku seperti sendok) anemia menurun zat besi Ekimosis dan petekia trombositopenia3. Sistem kardiovaskular Takikardi,S4 anemia berat dengan gagal jantung4. Abdomen Splenomegali polistemia , limfoma5. Sistem Neurologi Kehilangan sensasi getar (vibrtion sense ) anemia megaloblastik6. Sistem Muskuloskeletal Nyeri tulang / tendenrness meloma multiple

2.2 SOP Pemeriksaan Fisik Imunologi dan HematologiNO.Item PenilaianNilai

012

1.Persiapan 1) Mencuci tangan2) Mempersiapkan alat-alat Sarung tangan Stetoskop Thermometer Sphygmomanometer 3) Memberikan salam dan inform consent pada klien

2.Pelaksanaan 1) Mencuci tangan2) Kaji kulit dan membran dan mukosa dari lesi,purpura,dermatitis,urticarialinflamasi atau perubahan lainnya,rash,edema3) Kaji tanda-tanda vital4) Kaji adanya demam dan keringat5) Palpasi pembesaran nodus lymph anterior dan posterior cervikal,aksila,dan inguinal jika terdapat pembesarancatat lokasi,ukuran,konsistensiterdenmess.6) Kaji sendi terhadap adanya pembengkakan,kemerahan dan keterbatasan herak

DAFTAR PUSTAKAAnonym. . Pemeriksaan Fisik Imunologi dan Hematologi. http://www.docstoc.com/myoffice/recommendations?docId=159441586&download=1. Diakses 28 Oktober 2014 pukul 09.18Anonym. . Pemeriksaan Fisik Sistem Imunologi dan Hematologi http://books.google.co.id/pemeriksaan-fisik-sistem-imunologi-dan-hematologi.html. Diakses 28 Oktober 2014 pukul 09.06