KERAJAAN BANJAR

13
Kesultanan Banjar 1 Kesultanan Banjar Kesultanan Banjar Lokasi ibu kota terakhir Kesultanan Banjar tahun 1860 di Kampung Sungai Mesa, Banjarmasin, Kalimantan Selatan Berdiri 1526-1860 Didahului oleh Kerajaan Negara Daha Digantikan oleh Pagustian Ibu kota Kuin, Banjarmasin Muara Tambangan, Martapura Batang Banyu, Martapura Kayu Tangi (Karang Intan) Sungai Mesa, Banjarmasin Bahasa Banjar Agama Islam Sunni mazhab Syafi'i (resmi) Kaharingan Konghucu Nasrani Pemerintahan -Sultan pertama -Sultan terakhir Monarki Sultan Suriansyah (1526-1550) Sultan Muhammad Seman (1862-1905) Sejarah -Didirikan -Zaman kejayaan -Krisis suksesi 1526 1626-1857 1857

Transcript of KERAJAAN BANJAR

Page 1: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 1

Kesultanan Banjar

Kesultanan Banjar

Lokasi ibu kota terakhir Kesultanan Banjar tahun 1860 di Kampung Sungai Mesa, Banjarmasin, Kalimantan SelatanBerdiri 1526-1860

Didahului oleh Kerajaan Negara Daha

Digantikan oleh Pagustian

Ibu kota Kuin, BanjarmasinMuara Tambangan, MartapuraBatang Banyu, MartapuraKayu Tangi (Karang Intan)Sungai Mesa, Banjarmasin

Bahasa Banjar

Agama Islam Sunni mazhab Syafi'i (resmi)KaharinganKonghucuNasrani

Pemerintahan-Sultan pertama-Sultan terakhir

MonarkiSultan Suriansyah (1526-1550)Sultan Muhammad Seman (1862-1905)

Sejarah-Didirikan-Zaman kejayaan-Krisis suksesi

15261626-18571857

Page 2: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 2

Profil Bangsawan Banjar sekitar tahun 1850 koleksiMuseum Lambung Mangkurat.

Profil gadis Banjar sekitar tahun 1850 koleksi MuseumLambung Mangkurat.

Kesultanan Banjar (24 September 1526 s.d 11 Juni 1860) adalahkesultanan yang terdapat di Kalimantan Selatan. Kesultanan inisemula beribukota di Banjarmasin kemudian dipindahkan keMartapura dan sekitarnya (kabupaten Banjar). Ketika beribukotadi Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.

Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan inidisebut Kesultanan Banjarmasin. Kesultanan Banjar merupakanpenerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yangberibukota di kota Negara, sekarang merupakan ibukotakecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan.

Sejarah

Menurut mitologi suku Maanyan suku tertua di KalimantanSelatan kerajaan pertama adalah Kerajaan Nan Sarunai yangdiperkirakan wilayah kekuasaannya terbentang luas mulai daridaerah Tabalong hingga ke daerah Pasir. Keberadaan mitologiMaanyan yang menceritakan tentang masa-masa keemasanKerajaan Nan Sarunai sebuah kerajaan purba yang dulunyamempersatukan etnis Maanyan di daerah ini dan telah melakukanhubungan dengan pulau Madagaskar. Salah satu peninggalanarkeologis yang berasal dari zaman ini adalah Candi Agung yangterletak di kota Amuntai. Pada tahun 1996, telah dilakukanpengujian C-14 terhadap sampel arang Candi Agung yangmenghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM(Kusmartono dan Widianto, 1998:19-20).Menilik dari angka tahun dimaksud maka Kerajaan NanSarunai/Kerajaan Tabalong/Kerajaan Tanjungpuri usianya lebihtua 600 tahun dibandingkan dengan Kerajaan Kutai Martapura diKalimantan Timur.Menurut Hikayat Sang Bima, wangsa yang menurunkan raja-rajaBanjar adalah Sang Dewa (Sadewa) bersaudara dengan wangsayang menurunkan raja-raja Bima (Sang Bima), raja-raja Bali,raja-raja Makassar yang terdiri lima bersaudara Pandawa (SangBima, Sang Dewa, Sang Kula,..).

Sesuai Tutur Candi (Hikayat Banjar versi II), di KalimantanSelatan telah berdiri suatu pemerintahan dari dinasti kerajaan(keraton) yang terus menerus berlanjut hingga daerah inidigabungkan ke dalam Hindia Belanda sejak 11 Juni 1860, yaitu :

1. Keraton awal disebut Kerajaan Kuripan2. Keraton I disebut Kerajaan Negara Dipa3. Keraton II disebut Kerajaan Negara Daha4. Keraton III disebut Kesultanan Banjar5. Keraton IV disebut Kerajaan Martapura/Kayu TangiMaharaja Sukarama, Raja Negara Daha telah berwasiat agar penggantinya adalah cucunya Raden Samudera, anak dari putrinya Puteri Galuh Intan Sari. Ayah dari Raden Samudera adalah Raden Manteri Jaya, putra dari Raden

Page 3: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 3

Begawan, saudara Sukarama. Wasiat tersebut menyebabkan Raden Samudera terancam keselamatannya karena paraPangeran juga berambisi sebagai pengganti Sukarama yaitu Pangeran Bagalung, Pangeran Mangkubumi danPangeran Tumenggung. Sepeninggal Sukarama, Pangeran Mangkubumi putra Sukarama menjadi Raja Negara Daha,selanjutnya digantikan Pangeran Tumenggung yang juga putra Sukarama. Raden Samudera sebagai kandidat rajadalam wasiat Sukarama terancam keselamatannya, tetapi berkat pertolongan Arya Taranggana, mangkubumikerajaan Daha, ia berhasil lolos ke hilir sungai Barito, kemudian ia dijemput oleh Patih Masih (Kepala KampungBanjarmasih) dan dijadikan raja Banjarmasih sebagai upaya melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha denganmendirikan bandar perdagangan sendiri dan tidak mau lagi membayar upeti. Pangeran Tumenggung, raja terakhirKerajaan Negara Daha akhirnya menyerahkan regalia kerajaan kepada keponakannya Pangeran Samudera, Raja dariBanjarmasih. Setelah mengalami masa peperangan dimana Banjar mendapat bantuan dari daerah pesisir Kalimantandan Kesultanan Demak. Hasil akhirnya kekuasaan kerajaan beralih kepada Pangeran Samudera yang menjadimenjadi Sultan Banjar yang pertama, sementara Pangeran Tumenggung mundur ke daerah Alay di pedalamandengan seribu penduduk.Kesultanan Banjar mulai mengalami masa kejayaan pada dekade pertama abad ke-17 dengan lada sebagai komoditasdagang, secara praktis barat daya, tenggara dan timur pulau Kalimantan membayar upeti pada kerajaan Banjarmasin.Sebelumnya Kesultanan Banjar membayar upeti kepada Kesultanan Demak, tetapi pada masa Kesultanan Pajangpenerus Kesultanan Demak, Kesultanan Banjar tidak lagi mengirim upeti ke Jawa.Supremasi Jawa terhadap Banjarmasin, dilakukan lagi oleh Tuban pada tahun 1615 untuk menaklukkan Banjarmasindengan bantuan Madura dan Surabaya, tetapi gagal karena mendapat perlawanan yang sengit.Sultan Agung dari Mataram (1613–1646), mengembangkan kekuasaannya atas pulau Jawa dengan mengalahkanpelabuhan-pelabuhan pantai utara Jawa seperti Jepara dan Gresik (1610), Tuban (1619), Madura (1924) danSurabaya (1625). Pada tahun 1622 Mataram kembali merencanakan program penjajahannya terhadap kerajaansebelah selatan, barat daya dan tenggara pulau Kalimantan, dan Sultan Agung menegaskan kekuasaannya atasKerajaan Sukadana tahun 1622.Seiring dengan hal itu, karena merasa telah memiliki kekuatan yang cukup dari aspek militer dan ekonomi untukmenghadapi serbuan dari kerajaan lain, Sultan Banjar mengklaim Sambas, Lawai, Sukadana, Kotawaringin,Pembuang, Sampit, Mendawai, Kahayan Hilir dan Kahayan Hulu, Kutai, Pasir, Pulau Laut, Satui, Asam Asam,Kintap dan Swarangan sebagai vazal dari kerajaan Banjarmasin, hal ini terjadi pada tahun 1636.Sejak tahun 1631 Banjarmasin bersiap-siap menghadapi serangan Kesultanan Mataram, tetapi karena kekuranganlogistik, maka rencana serangan dari Kesultanan Mataram sudah tidak ada lagi. Sesudah tahun 1637 terjadi migrasidari pulau Jawa secara besar-besaran sebagai akibat dari korban agresi politik Sultan Agung. Kedatangan imigrandari Jawa mempunyai pengaruh yang sangat besar sehingga pelabuhan-pelabuhan di pulau Kalimantan menjadi pusatdifusi kebudayaan Jawa.Disamping menghadapi rencana serbuan-serbuan dari Mataram, kesultanan Banjarmasin juga harus menghadapikekuatan Belanda.Sebelum dibagi menjadi beberapa daerah (kerajaan kecil), wilayah asal Kesultanan Banjar meliputi provinsiKalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kerajaan Tanjungpura dan sebelahtimur berbatasan dengan Kesultanan Pasir. Pada daerah-daerah pecahan tersebut, rajanya bergelar Pangeran, hanya diKesultanan Banjar yang berhak memakai gelar Sultan. Kesultanan-kesultanan lainnya mengirim upeti kepadaKesultanan Banjar, termasuk Kesultanan Pasir yang ditaklukan tahun 1636 dengan bantuan Belanda.

Page 4: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 4

WilayahKesultanan Banjar bertindak sebagai wakil Kesultanan Demak di Kalimantan, sedangkan Demak adalah penerusMajapahit. Menurut Hikayat Banjar sejak jaman pemerintahan kerajaan Hindu, wilayah yang termasuk mandalaKerajaan Banjar meliputi daerah taklukan paling barat adalah negeri Sambas/Kerajaan Sambas sedangkan wilayahtaklukan paling timur adalah negeri Karasikan/Kerajaan Tidung lebih kurang sama dengan wilayah Borneo-Belanda.Dahulu kala batas-batas negeri/kerajaan adalah antara satu tanjung dengan tanjung lainnya sedangkan pendudukdaerah pedalaman dianggap takluk kepada kerajaan bandar yang ada di hilir misalnya suku Biaju (rumpun DayakBarito) merupakan bagian dari rakyat kerajaan Banjar bahkan menjadi tentara kerajaan yang handal. Kerajaan Banjartidak pernah mengklaim Kalimantan bagian utara, dan sejauh ini juga belum pernah ditemukan catatan bahwaKesultanan Banjar mengirim upeti kepada Kesultanan Brunei sebagai penguasa wilayah utara Kalimantan. SukuBanjar merupakan kelompok masyarakat Melayu yang terbanyak di Kalimantan, bahkan jika dibanding dengan sukuBrunei. Kesultanan Banjar mengalami masa kejayaan pada abad ke-17, yang pada masa itu belum banyak sukupendatang yang mendominasi seperti saat ini seperti suku Jawa, Bugis, Mandar, Arab dan Cina.Teritorial Kerajaan Banjar pada abad ke-16 dalam tiga wilayah meskipun terminologi ini tidak dipergunakan dalamsistem politik dan pemerintahan dalam kerajaan, yaitu :1. Negara Agung2. Mancanegara3. PesisirWilayah kerajaan Banjar meliputi titik pusat yaitu istana raja di Martapura dan berakhir pada titik luar dari negeriSambas sampai ke negeri Karasikan. Terminologi wilayah Tanah Seberang, tidak ada dalam Kesultanan Banjar,karena tidak memiliki jajahan di luar pulau, walaupun orang Banjar juga merantau sampai keluar pulauKalimantan.[1]

Kerajaan Banjar menaungi hingga ke wilayah Sungai Sambas adalah dari awal abad ke-15 M hingga pertengahanabad ke-16 M yaitu pada masa Kerajaan Melayu hindu Sambas yang menguasai wilayah Sungai Sambas. KerajaanMelayu hindu Sambas ini kemudian runtuh pada pertengahan abad ke-16 M dan dilanjutkan dengan PanembahanSambas hindu yang merupakan keturunan Bangsawan Majapahit dari Wikramawadhana. Pada saat memerintahPanembahan Sambas hindu ini bernaung dibawah Dipati/Panembahan Sukadana (bawahan Sultan Banjar) sampaiawal abad ke-17 M yang kemudian beralih bernaung dibawah Kesultanan Johor. Panembahan Sambas hindu inikemudian runtuh pada akhir abad ke-17 M dan digantikan dengan Kesultanan Sambas yang didirikan oleh keturunanSultan Brunei melalui Sultan Tengah pada tahun 1675 M. Sejak berdirinya Kesultanan Sambas hingga seterusnyaKesultanan Sambas adalah berdaulat penuh yaitu tidak pernah bernaung atau membayar upeti kepada pihak manapunkecuali pada tahun 1855 yaitu dikuasai / dikendalikan pemerintahannya oleh Hindia Belanda (seperti jugaKerajaan-Kerajaan lainnya diseluruh Nusantara terutama di Pulau Jawa yang saat itu seluruhnya yang beradadibawah Pemerintah Hindia Belanda di Batavia) yaitu pada masa Sultan Sambas ke-12(Sultan Umar Kamaluddin).Dalam perjalanan sejarah ketetapan wilayah Kesultanan Banjar tersebut tidak dapat dilihat dengan jelas dengan batasyang tetap karena dipengaruhi oleh keadaan yang tidak stabil dan batas wilayah yang fleksibel disebabkan olehberkembangnya atau menurunnya kekuasaan Sultan Banjar.• Daerah Martapura sebagai Kota Raja merupakan wilayah/ring pertama dan pusat pemeritahan Sultan Banjar.• Wilayah teritorial/ring kedua, Negara Agung terdiri dari :1. Tabuniau, atau Tanah Laut, daerah laut, kebalikan arah dari "tanah darat".2. Daerah Banjar Lama dengan Pelabuhan Banjarmasin (Tatas).3. Banua Ampat artinya banua nang empat: Banua Padang, Banua Halat, Banua Parigi dan Banua Gadung.4. Margasari5. Alay6. Amandit

Page 5: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 5

7. Banua Lima artinya lalawangan nang lima: Negara, Alabio, Sungai Banar, Amuntai dan Kalua8. Muarabahan (atau Pulau Bakumpai yaitu tebing barat sungai Barito dari muara hingga dekat Mengkatip).9. Tanah Dusun (daerah hulu sungai Barito, Sultan Tahmidullah II pada 13 Agustus 1787 menyerahkan Dusun Atas

menjadi milik VOC tetapi daerah Mengkatip (Dusun Bawah) dan Tamiang Layang (Dusun Timur) dan sekitarnyatetap sebagai wilayah inti Kesultanan Banjar).

Teritorial Negara Agung ini semakin berkurang dan tidak mempunyai akses ke laut Jawa terkepung oleh wilayahHindia Belanda ketika pada tanggal 4 Mei 1826 Sultan Adam menyerahkan lagi kepada Hindia Belanda : PulauTatas, Kuin Selatan, Pulau Bakumpai dan Pulau Burung.• Teritorial/ring ketiga, yaitu Mancanegara, dengan tambahan kedua wilayah ini teritorial kerajaan semakin

meluas disebut Borneo Selatan terdiri dari :• Wilayah Barat (Kalimantan Tengah): Biaju, Kahayan, Sebangau, Mendawai, Sampit, Pembuang, Kotawaringin

dan Jelai dalam Hikayat Banjar semua daerah ini dibawah Kotawaringin, pada akhir abad ke-19 HindiaBelanda menjadikannya Afdeeling Tanah Dayak dan Afdeeling Sampit.

• Wilayah Timur : Swarangan, Asam-Asam, Kintap, Satui, Laut-Pulau, Pamukan dan Pasir; dalam HikayatBanjar abad ke-17 semua daerah ini dibawah Pasir, yang kemudian muncul pecahannya Kerajaan TanahBumbu (serta Tanah Kusan). Pada akhir abad ke-19 Hindia Belanda menjadikannya Afdeeling Pasir en deTanah Boemboe dengan 11 swapraja termasuk wilayah Kesultanan Pasir itu sendiri dan bekas kerajaan TanahBumbu atau daerah Kalimantan Tenggara pada 1863 berkembang menjadi 10 swapraja : Sabamban, Koensan,Pegatan, Batoe Litjin, Poelau Laoet, Bangkalaan, Tjangtoeng, Sampanahan, Manoenggoel dan Tjingal,sebenarnya ada satu daerah lagi yang sudah dihapuskan yaitu Buntar-Laut.

• Teritorial/ring keempat, yaitu Pesisir, dengan tambahan kedua wilayah ini teritorial kerajaan semakin bertambahluas lebih kurang sama dengan Provinsi Borneo pada masa kolonial Hindia Belanda. Perjanjian SultanTamjidullah I dengan VOC pada 20 Oktober 1756 untuk menaklukan kembali Sanggau, Sintang, Lawai, Pasir,Kutai dan Berau. Daerah Pesisir terdiri dari :• Pesisir Timur yang sering disebut tanah yang di atas angin yang wilayahnya lebih kurang sama dengan

kawasan Borneo Timur dan jika digabung dengan kawasan Borneo Selatan menjadi Karesidenan Selatan danTimur Borneo pada masa kolonial Hindia Belanda.• Wilayah Kesultanan Kutai.• Wilayah Kesultanan Berau (serta bawahannya Kesultanan Bulungan).• Wilayah terluar yaitu Karasikan atau Kerajaan Tidung/Kaltara (bawahan Berau) dan pantai sebelah Timur.

• Pesisir Barat yang disebut tanah yang di bawah angin, yang wilayahnya lebih kurang sama denganKaresidenan Borneo Barat.• Wilayah Kerajaan Sukadana (serta cabangnya Kerajaan Tayan, Kerajaan Meliau serta Kerajaan

Mempawah). Terakhir kalinya Sukadana mengantar upeti tahun 1661, kemudian Sukadana menjadi vazalKesultanan Banten. Raja Kotawaringin sebagai bawahan langsung Sultan Banjar pernah menaklukankembali negeri Matan/Sukadana, Lawai dan Jelai, tetapi daerah tersebut kemudian berhasil memerdekakandiri.

• Wilayah Batang Lawai atau sungai Kapuas (Kerajaan Sanggau, Kerajaan Sintang dan Lawai). NegeriSintang (Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu), Lawai (Kabupaten Melawi) dan Jelai pada tahun 1826termasuk daerah yang diserahkan kepada Hindia Belanda.

• Wilayah terluar yaitu Kerajaan Sambas dan pantai sebelah Barat. Menurut Hikayat Banjar, sejak era pemerintahan kerajaan Banjar-Hindu, wilayah Sambas menjadi taklukannya dan terakhir kalinya Dipati/Panembahan Sambas mengantar upeti dua biji intan yang besar yaitu si Misim dan si Giwang kepada Sultan Banjar IV Marhum Panembahan (1595-1638), kemudian mulai tahun 1675 negeri Sambas diperintah oleh Dinasti Brunei dengan nama Kesultanan Sambas. Intan Si Misim kemudian dipersembahkan kepada Sultan Agung dari Mataram. Sultan Banjar Sunan Batu dibantu Raja Kotawaringin

Page 6: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 6

telah melancarkan peperangan tetapi tidak berhasil untuk menaklukan negeri Sambas kembali.Pada abad ke-18 Pangeran Tamjidullah I berhasil memindahkan kekuasaan pemerintahan kepada dinastinya danmenetapkan Pangeran Nata Dilaga sebagai Sultan yang pertama sebagai Panembahan Kaharudin Khalilullah.Pangeran Nata Dilaga yang menjadi raja pertama dinasti Tamjidullah I dalam masa kejayaan kekuasaannya,menyebutkan dirinya Susuhunan Nata Alam pada tahun 1772. Putera dari Sultan Muhammad AliuddinAminullah yang bernama Pangeran Amir, atau cucu Sultan Hamidullah melarikan diri ke negeri Pasir, dan memintabantuan pada pamannya yang bernama Arung Tarawe (dan Ratu Dewi). Pangeran Amir kemudian kembali danmenyerbu Kesultanan Banjar dengan pasukan orang Bugis yang besar pada tahun 1757, dan berusaha merebutkembali tahtanya dari Susuhunan Nata Alam. Karena takut kehilangan tahta dan kekuatiran jatuhnya kerajaan dibawah kekuasaan orang Bugis, Susuhunan Nata Alam meminta bantuan kepada VOC. VOC menerima permintaantersebut dan mengirimkan Kapten Hoffman dengan pasukannya dan berhasil mengalahkan pasukan Bugis itu.Sedangkan Pangeran Amir terpaksa melarikan diri kembali ke negeri Pasir. Beberapa waktu kemudian PangeranAmir mencoba pula untuk meminta bantuan kepada para bangsawan Banjar di daerah Barito yang tidak senangkepada Belanda, karena di daerah Bakumpai/Barito diserahkan Pangeran Nata kepada VOC. Dalam pertempuranyang kedua ini Pangeran Amir tertangkap dan dibuang ke Sri Langka pada tahun 1787. Sesudah itu diadakanperjanjian antara Kesultanan Banjar dengan VOC, dimana raja-raja Banjar memerintah kerajaan sebagai peminjamtanah VOC. Dalam tahun 1826 diadakan perjanjian kembali antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Sultan Adam,berdasarkan perjanjian dengan VOC yang terdahulu, berdasarkan perjanjian ini, maka Belanda dapat mencampuripengaturan permasalahan mengenai pengangkatan Putra Mahkota dan Mangkubumi, yang mengakibatkan rusaknyaadat kerajaan dalam bidang ini, yang kemudian menjadikan salah satu penyebab pecahnya Perang Banjar.Perjanjian itu terdiri atas 28 pasal dan ditandatangani dalam loji Belanda di Banjarmasin pada tanggal 4 Mei 1826atau 26 Ramadhan 1241 H. Selain Sultan Adam al Watsiq Billah, perjanjian itu juga ditandatangani oleh PadukaPangeran Ratu (Putra Mahkota), Pangeran Mangkubumi, Pangeran Dipati, Pangeran Ahmad dan disaksikan olehpara Pangeran lainnya. Perjanjian inilah yang menjadi dasar hubungan politik dan ekonomi antara Kesultanan Banjardengan pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Dalam perjanjian tersebut Kerajaan Banjar mengakui suzerinitas ataupertuanan Pemerintah Hindia Belanda dan menjadi sebuah Leenstaat, atau negeri pinjaman. Berdasarkan perjanjianini maka kedaulatan kerajaan keluar negeri hilang sama sekali, sedangkan kekuasaan ke dalam tetap berkuasa denganbeberapa pembatasan dan Residen berperan sebagai agen politik pemerintah kolonial Hindia Belanda. Isi perjanjian1826 itu antara lain adalah :1. Kerajaan Banjar tidak boleh mengadakan hubungan dengan lain kecuali hanya dengan Belanda.2. Wilayah Kerajaan Banjar menjadi lebih kecil, karena beberapa wilayah menjadi bagian dibawah pemerintahan

langsung Hindia Belanda. Wilayah-wilayah itu seperti tersebut dalam Pasal 4 :1. Pulau Tatas dan Kuwin sampai di seberang kiri Antasan Kecil.2. Pulau Burung mulai Kuala Banjar seberang kanan sampai di Mantuil,3. Mantuil seberang Pulau Tatas sampai ke Timur pada Rantau Keliling dengan sungai-sungainya Kelayan Kecil,

Kelayan Besar dan kampung di seberang Pulau Tatas.4. Sungai Mesa di hulu kampung Cina sampai ke darat Sungai Baru sampai Sungai Lumbah.5. Pulau Bakumpai mulai dari Kuala Banjar seberang kiri mudik sampai di Kuala Anjaman di kiri ke hilir sampai

Kuala Lupak.6. Segala Tanah Dusun semuanya desa-desa kiri kanan mudik ke hulu mulai Mangkatip sampai terus negeri

Siang dan hilir sampai di Kuala Marabahan.7. Tanah Dayak Besar-Kecil dengan semua desa-desanya kiri kanan mulai dari Kuala Dayak mudik ke hulu

sampai terus di daratan yang takluk padanya.8. Tanah Mandawai.9. Sampit10. Pambuang semuanya desa-desa dengan segala tanah yang takluk padanya

Page 7: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 7

11. Tanah Kotawaringin, Sintang, Lawai, Jelai dengan desa-desanya.12. Desa Tabanio dan segala Tanah Laut sampai di Tanjung Selatan dan ke Timur sampai batas dengan Pagatan,

ke utara sampai ke Kuala Maluku, mudik sungai Maluku, Selingsing, Liang Anggang, Banyu Irang sampai ketimur Gunung Pamaton sampai perbatasan dengan Tanah Pagatan.

13. Negeri-negeri di pesisir timur: Pagatan, Pulau Laut, Batu Licin, Pasir, Kutai, Berau semuanya dengan yangtakluk padanya.

3. Penggantian Pangeran Mangkubumi harus mendapat persetujuan pemerintah Belanda.4. Belanda menolong Sultan terhadap musuh dari luar kerajaan, dan terhadap musuh dari dalam negeri.5. Beberapa daerah padang perburuan Sultan yang sudah menjadi tradisi, diserahkan pada Belanda. Semua padang

perburuan itu dilarang bagi penduduk sekitarnya untuk berburu menjangan. Padang perburuan itu, meliputi :1. Padang pulau Lampi sampai ke Batang Banyu Maluka2. Padang Bajingah3. Padang Penggantihan4. Padang Munggu Basung5. Padang Taluk Batangang6. Padang Atirak7. Padang Pacakan8. Padang Simupuran9. Padang Ujung Karangan

6. Belanda juga memperoleh pajak penjualan intan sepersepuluh dari harga intan dan sepersepuluhnya untuk Sultan.Kalau ditemukan intan yang lebih dari 4 karat harus dijual pada Sultan. Harga pembelian intan itu,sepersepuluhnya diserahkan pada Belanda.

Gambaran umum abad ke-19 bagi Kesultanan Banjar, bahwa hubungan kerajaan keluar sebagaimana yang pernahdijalankan sebelumnya, terputus khususnya dalam masalah hubungan perdagangan internasional. Tetapi kekuasaanSultan ke dalam tetap utuh, tetap berdautat menjalani kekuasaan sebagai seorang Sultan.

Sistem Pemerintahan1. Raja : bergelar Sultan/Panambahan/Ratu/Susuhunan2. Putra Mahkota : bergelar Ratu Anum/Pangeran Ratu/Sultan Muda3. Perdana Menteri : disebut Perdana Mantri/Mangkubumi/Wazir, dibawah Mangkubumi : Mantri Panganan, Mantri

Pangiwa, Mantri Bumi dan 40 orang Mantri Sikap, setiap Mantri Sikap memiliki 40 orang pengawal.4. Lalawangan : kepala distrik, kedudukannya sama seperti di masa Hindia Belanda.5. Sarawasa, Sarabumi dan Sarabraja : Kepala Urusan keraton6. Mandung dan Raksayuda : Kepala Balai Longsari dan Bangsal dan Benteng7. Mamagarsari : Pengapit raja duduk di Situluhur8. Parimala : Kepala urusan dagang dan pekan (pasar). Dibantu Singataka dan Singapati.9. Sarageni dan Saradipa : Kuasa dalam urusan senjata (tombak, ganjur), duhung, tameng, badik, parang, badil,

meriam dll.10. Puspawana : Kuasa dalam urusan tanaman, hutan, perikanan, ternak, dan berburu11. Pamarakan dan Rasajiwa : Pengurus umum tentang keperluan pedalaman dan pedusunan12. Kadang Aji : Ketua Balai petani dan Perumahan. Nanang sebagai Pembantu13. Wargasari : Pengurus besar tentang persediaan bahan makanan dan lumbung padi, kesejahteraan14. Anggarmarta : Juru Bandar, Kepala urusan pelabuhan15. Astaprana : Juru tabuh-tabuhan, kesenian dan kesusasteraan.16. Kaum Mangkumbara : Kepala urusan upacara

Page 8: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 8

17. Wiramartas : Mantri Dagang, berkuasa mengadakan hubungan dagang dengan luar negeri, dengan persetujuanSultan.

18. Bujangga : Kepala urusan bangunan rumah, agama dan rumah ibadah19. Singabana : Kepala ketenteraman umum.Jabatan-jabatan di masa Panembahan Kacil (Sultan Mustain Billah), terdiri :1. Mangkubumi2. Mantri Pangiwa dan Mantri Panganan3. Mantri Jaksa4. Tuan Panghulu5. Tuan Khalifah6. Khatib7. Para Dipati8. Para Pryai• Masalah-masalah agama Islam dibicarakan dalam rapat/musyawarah oleh Penghulu yang memimpin

pembicaraan, dengan anggota terdiri dari : Mangkubumi, Dipati, Jaksa, Khalifah dan Penghulu.• Masalah-masalah hukum sekuler dibicarakan oleh Jaksa yang memimpin pembicaraan dengan anggota terdiri dari

Raja, Mangkubumi, Dipati dan Jaksa.• Masalah tata urusan kerajaan merupakan pembicaraan antara raja, Mangkubumi dan Dipati.• Dalam hierarki struktur negara, dibawah Mangkubumi adalah Panghulu, kemudian Jaksa. Urutan dalam suatu

sidang negara adalah Raja, Mangkubumi, Panghulu, kemudian Jaksa. Urutan kalau Raja berjalan, diikutiMangkubumi, kemudian Panghulu dan selanjutnya Jaksa. Kewenangan Panghulu lebih tinggi dari Jaksa, karenaPanghulu mengurusi masalah keagamaan, sedangkan Jaksa mengurusi masalah keduniaan.

• Para Dipati, terdiri dari para saudara raja, menemani dan membantu raja, tetapi mereka adalah kedua setelahMangkubumi.

Sistem pemerintahan mengalami perubahan pada masa pemerintahan Sultan Adam Al-Watsiq Billah. Perubahan itumeliputi jabatan :1. Mufti : hakim tertinggi, pengawas Pengadilan umum2. Qadi : kepala urusan hukum agama Islam3. Penghulu : hakim rendah4. Lurah : langsung sebagai pembantu Lalawangan (Kepala Distrik) dan mengamati pekerjaan beberapa orang

Pambakal (Kepala Kampung) dibantu oleh Khalifah, Bilal dan Kaum.5. Pambakal : Kepala Kampung yang menguasai beberapa anak kampung.6. Mantri : pangkat kehormatan untuk orang-orang terkemuka dan berjasa, diantaranya ada yang menjadi kepala

desa dalam wilayah yang sama dengan Lalawangan.7. Tatuha Kampung : orang yang terkemuka di kampung.8. Panakawan : orang yang menjadi suruhan raja, dibebas dari segala macam pajak dan kewajiban.• Sebutan Kehormatan

• Sultan, disebut : Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan• Gubernur Jenderal VOC : Tuan Yang Maha Bangsawan Gubernur Jenderal.• Permaisuri disebut Ratu.• Putra raja bergelar Raden/Raden Aria - Raden yang senior mendapat gelar Pangeran dan jika menjabat Dipati

mendapat gelar berganda menjadi Pangeran Dipati.• Putri Raja bergelar Gusti (= Raden Galuh pada jaman Hindu) - Gusti yang senior mendapat gelar Putri/Ratu.

Belakangan Gusti juga dipakai untuk mengganti gelar Raden.• Seorang Syarif (bangsawan Arab) yang menikah dengan puteri Sultan akan mendapat gelar Pangeran Syarif,

sedangkan puteri Sultan tersebut menjadi isteri permaisuri disebut Ratu Serip (Ratu Syarif)......

Page 9: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 9

Sultan BanjarDaftar penguasa Banjar (Sultan Banjar).

No. Masa Sultan K e t e r a n g a n

1 1520-1546 Sultan Suriansyah * Nama kecilnya Raden Samudra, Raja Banjar pertama sebagai perampas kekuasaan yangmemindahkan pusat pemerintahan di Kampung Banjarmasih (Kuin) menggantikan MaharajaTumenggung (Raden Panjang), menurutnya dia ahli waris yang sah sesuai wasiat kakeknyaMaharaja Sukarama (Raden Paksa) dari Kerajaan Negara Daha. Dibantu mangkubumi AriaTaranggana. Baginda memeluk Islam pada 24 September 1526. Makamnya di KomplekMakam Sultan Suriansyah dengan gelar anumerta Sunan Batu Habang. Dalam agama lama,beliau dianggap hidup membegawan di alam gaib sebagai sangiang digelari Perbata BatuHabang.

2 1546-1570 Sultan Rahmatullah bin SultanSuriansyah

* Pemerintahannya dibantu mangkubumi Aria Taranggana. Makamnya di Komplek MakamSultan Suriansyah dengan gelar anumerta Panembahan Batu Putih.

3 1570-1595 Sultan Hidayatullah I bin SultanRahmatullah

* Pemerintahannya dibantu mangkubumi Kiai Anggadipa. Makamnya di Komplek MakamSultan Suriansyah dengan gelar anumerta Panembahan Batu Irang. Trah keturunannyamenjadi Raja-raja Taliwang dan Sultan-sultan Sumbawa.

4 1595-1638 Sultan Mustain Billah bin SultanHidayatullah I

* Nama kecilnya Raden Senapati, diduga ia perampas kekuasaan, sebab ia bukanlah anak daripermaisuri meskipun ia anak tertua. Pemerintahannya dibantu mangkubumi Kiai Jayanagara,dilanjutkan sepupunya Kiai Tumenggung Raksanagara. Gelar lain : Gusti Kacil/PangeranSenapati/Panembahan Marhum/Raja Maruhum dan gelar yang dimasyhurkan MarhumPanembahan. Beliau memindahkan ibukota ke Martapura. Oleh Suku Dayak yang menghayatiKaharingan baginda dianggap hidup sebagai sangiang di Lewu Tambak Raja dikenal sebagaiRaja Helu Maruhum Usang. Trah keturunannya menjadi Raja-raja Kotawaringin, TanahBumbu dan Bangkalaan.

5 1638-1645 Sultan Inayatullah binMustainbillah

* Pemerintahannya dibantu adiknya Pangeran di Darat sebagai mangkubumi. Gelar lain : RatuAgung/Ratu Lama dimakamkan di Kampung Keraton, Martapura. Adiknya, Pangeran DipatiAnta-Kasuma diangkat menjadi raja muda di wilayah sebelah barat yang disebut KerajaanKotawaringin

6 1645-1660 Sultan Saidullah bin SultanInayatullah

* Nama kecilnya Raden Kasuma Alam. Pemerintahannya dibantu mangkubumi pamannyaPanembahan di Darat, dilanjutkan pamannya Pangeran Dipati Anta-Kasuma, terakhirdilanjutkan paman tirinya Pangeran Dipati Mangkubumi (Raden Halit). Gelar lain :Wahidullah/Ratu Anum/Ratu Anumdullah.

7 1660-1663 Sultan Ri'ayatullah/Tahalidullah?bin Sultan Mustainbillah

* Nama kecilnya Raden Halit. Menggantikan keponakannya, sebagai Penjabat Sultan dengangelar dalam khutbah Sultan Rakyatullah (Rakyat Allah). Pemerintahannya dibantumangkubumi keponakan tirinya Pangeran Mas Dipati. Gelar lain : Pangeran DipatiTapasena/Pangeran Mangkubumi/Panembahan Sepuh/Tahalidullah/Dipati Halit. Pada tahun1663 menyerahkan tahta kepada kemenakannya Sultan Amrullah Raden Bagus Kesuma yangmerupakan Putra Mahkota anak dari Sultan Saidullah/Ratu Agung.

8 1663 Sultan Amrullah bin SultanSaidullah

* Nama kecilnya Raden Bagus Kasuma. Atas desakan paman tirinya Pangeran Dipati AnomII (Raden Kasuma Lalana) dan suku Biaju kepada Sultan Rakyatullah (Raden Halit) untukmenyerahkan kekuasaan kepadanya. Nama lain : Panembahan Kuning

9 1663-1679 Sultan Agung/PangeranSuryanata II bin SultanInayatullah

* Nama kecilnya Raden Kasuma Lalana. Mengkudeta kemenakannya Amirullah BagusKasuma dengan bantuan suku Biaju, memindahkan pemerintahan ke Sungai Pangeran(Banjarmasin). Pemerintahannya dibantu mangkubumi sepupunya Pangeran Aria Wiraraja,putera Pangeran Ratu. Sebagai raja muda ditunjuk adik kandungnya, Pangeran Purbanagara.Ia berbagi kekuasaan dengan paman tirinya Pangeran Ratu (Sultan Rakyatullah) yang kembalimemegang pemerintahan Martapura sampai mangkatnya pada 1666. Gelar lain : PangeranDipati Anom II.

Page 10: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 10

10 1679-1700 Sultan Amrullah/SultanTahlilullah (Bagus Kasuma) binSultan Saidullah

* Sempat lari ke daerah Alay kemudian menyusun kekuatan dan berhasil membinasakanpamannya Sultan Agung/Ratu Lamak beserta anaknya Pangeran Dipati/Ratu Agung (Rajanegeri Nagara), kemudian naik tahta kedua kalinya. Saudara tirinya Pangeran Dipati Tuha(Raden Basus) diangkat sebagai Raja negeri Tanah Bumbu dengan wilayah dari Tanjung Silatsampai Tanjung Aru.

11 1700-1717 Sultan Tahmidullah I/SultanSurya Alam bin Sultan Amrullah

* Gelar lain : Panembahan Kuning. Mangkubumi dijabat oleh adiknya Panembahan KasumaDilaga

12 1717-1730 Panembahan Kasuma Dilaga binSultan Amrullah/Tahlilullah

* Sebagai wali Sultan

13 1730-1734 Sultan Hamidullah binTahmidullah I

* Gelar lain : Sultan Kuning. Panglima perang dari La Madukelleng menyerang Banjarmasinpada tahun 1733

14 1734-1759 Sultan Tamjidullah I bin SultanTahlilullah/Sultan Amrullah

* Bertindak sebagai wali Putra Mahkota Muhammad Aliuddin Aminullah yang bergelar RatuAnom yang belum dewasa. Tamjidullah I yang bergelar Sultan Sepuh ini berusaha SultanBanjar tetap dipegang pada dinasti garis keturunannya. Adiknya Pangeran Nullah dilantiksebagai mangkubumi. Tamjidullah I mangkat 1767.

15 1759-1761 SultanMuhammadillah/MuhammadAliuddin Aminullah bin SultanHamidullah

* Menggantikan mertuanya Sultan Tamjidullah I. Gelar lain : Sultan Aminullah/MuhammadIya'uddin Aminullah/Muhammad Iya'uddin Amir ulatie ketika mangkat anak-anaknya masihbelum dewasa, tahta kerajaan kembali dibawah kekuasaan Tamjidillah I tetapi dijalankan olehanaknya Pangeran Nata Dilaga sebagai wali Putra Mahkota.

16 1761-1801 Sultan Tahmidullah II/SultanNata bin Sultan Tamjidullah I

* Semula sebagai wali Putra Mahkota, tetapi mengangkat dirinya sebagai PanembahanKaharuddin Halilullah. Pemerintahan dibantu oleh Perdana Menteri/mangkubumi Ratu AnomIsmail. Gelar lain : Susuhunan Nata Alam (1772)/Pangeran Nata Dilaga/Pangeran WiraNata/Pangeran Nata Negara/Akamuddin Saidullah(1762)/Amirul Mu'mininAbdullah(1762)/Sulaiman Saidullah I(1787)/Panembahan Batu (1797)/Panembahan Anom.Mendapat bantuan VOC untuk menangkap Pangeran Amir bin Sultan Muhammad AliuddinAminullah yang menuntut tahta dengan bantuan suku Bugis-Paser yang gagal, kemudianmenjalin hubungan dengan suku Bakumpai dan akhirnya ditangkap Kompeni Belanda 14 Mei1787, kemudian diasingkan ke Srilangka. Sebagai balas jasa kepada VOC maka dibuatperjanjian 13 Agustus 1787 yang menyebabkan Kesultanan Banjar menjadi vazal VOC ataudaerah protektorat, bahkan pengangkatan Sultan Muda dan mangkubumi harus denganpersetujuan VOC.

17 1801-1825 Sultan Sulaimanal-Mutamidullah/Sultan SulaimanSaidullah II bin Tahmidullah II

* Mendapat gelar Sultan Muda atau Pangeran Ratu Sultan Sulaiman sejak tahun 1767ketika berusia 6 tahun. Dibantu oleh adiknya Ratu Anum Mangku Dilaga sebagaimangkubumi dilanjutkan puteranya Pangeran Husin Mangkubumi Nata bin Sultan Sulaiman.Sultan Sulaiman digantikan anaknya Sultan Adam. Trah keturunannya menjadi raja diKerajaan Kusan, Batoe Litjin dan Poelau Laoet. Hindia Belanda jatuh ke tangan Inggris,tetapi Inggris melepaskan kekuasaannya di Banjarmasin. Kemudian Hindia Belanda datangkembali ke Banjarmasin untuk menegaskan kekuasaannya.

18 1825-1857 Sultan Adam Al-Watsiq Billahbin Sultan Sulaimanal-Mutamidullah

* Baginda mendapat gelar Sultan Muda sejak tahun 1782. Pemerintahannya dibantu adiknyaPangeran Noh Ratu Anum Mangkubumi Kencana sebagai mangkubumi dan Pangeran AbdurRahman sebagai Sultan Muda. Ketika mangkatnya terjadi krisis suksesi dengan tiga kandidatpenggantinya yaitu Pangeran Prabu Anom, Pangeran Tamjidullah II dan PangeranHidayatullah II, Belanda sebelumnya sudah mengangkat Tamjidullah II sebagai Sultan Mudasejak 8 Agustus 1852 juga merangkap jabatan mangkubumi dan kemudian menetapkannyasebagai sultan Banjar, sehari kemudian Pangeran Tamjidillah II menandatangani suratpengasingan kandidat sultan lainnya pamannya sendiri Pangeran Prabu Anom yangdiasingkan ke Bandung pada 23 Februari 1858. Sebelumnya Sultan Adam sudah mengutussurat ke Batavia agar pengangkatan Tamjidullah II dibatalkan. Sultan Adam sempat membuatsurat wasiat yang menunjuk cucunya Hidayatullah II sebagai Sultan Banjar penggantinya,inilah menjadi dasar perlawanan segenap bangsawan terhadap Hindia Belanda

Page 11: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 11

19 1857-1859 Sultan Tamjidullah II al- WatsiqBillah bin Pangeran Sultan MudaAbdur Rahman bin Sultan Adam

*Pada 3 November 1857 Tamjidullah II diangkat Belanda menjadi Sultan Banjar, padahal iaanak selir meskipun ia sebagai anak tertua dan kemudian Belanda mengangkat HidayatullahII sebagai mangkubumi. Pengangkatan Tamjidullah II ditentang segenap bangsawan karenamenurut wasiat semestinya Hidayatullah II sebagai Sultan karena ia anak permaisuri. Pada 25Juni 1859, Hindia Belanda memakzulkan Tamjidullah II sebagai Sultan Banjar kemudianmengirimnya ke Bogor.

20 1859-1862 Sultan Hidayatullah II binPangeran Sultan Muda AbdurRahman bin Sultan Adam

* Hidayatullah II satu-satunya pemimpin negeri Banjar sesuai wasiat Sultan Adam,sebelumnya sebagai mangkubumi ia diam-diam menjadi oposisi Tamjidullah II, misalnyadengan mengangkat Adipati Anom Dinding Raja (Jalil) sebagai tandingan Raden AdipatiDanu Raja yang berada di pihak Belanda/Sultan Tamjidullah II. Perjuangan Hidayatullah IIdibantu oleh tangan kanannya Demang Lehman. Ketika mengunjungi Banua Lima, ia dilantikoleh rakyat Banua Lima sebagai Sultan Banjar, dan Pangeran Wira Kasuma sebagaimangkubumi. Pada tanggal 11 Juni 1860, Residen I.N. Nieuwen Huyzen mengumumkanpenghapusan Kesultanan Banjar. Hidayatullah II pada 2 Maret 1862 dibawa dari Martapuradan diasingkan ke Cianjur

21 1862 Pangeran Antasari bin PangeranMasohut bin Pangeran Amir binSultan Muhammad AliuddinAminullah

* Pada 14 Maret 1862, yaitu setelah 11 hari Pangeran Hidayatullah II diasingkan ke Cianjurdiproklamasikanlah pengangkatan Pangeran Antasari sebagai pimpinan tertinggi dalamkerajaan Banjar dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Khalifah inidibantu Tumenggung Surapati sebagai panglima perang. Pusat perjuangan di Menawing,pedalaman Barito, Murung Raya, Kalteng. Dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional, wafat 11Oktober 1862 di kampung Sampirang, Bayan Begak, Puruk Cahu, karena penyakit cacar.Dimakamkan kembali 11 November 1958 di Komplek Makam Pangeran Antasari,Banjarmasin.

22 1862-1905 Sultan Muhammad Seman binPangeran Antasari PanembahanAmiruddin Khalifatul Mukminin

* Sebagai kepala Pemerintahan Pagustian meneruskan perjuangan ayahnya, PangeranAntasari melawan kolonial Belanda dengan dibantu kakaknya Panembahan Muda/GustiMuhammad Said sebagai mangkubumi dan Panglima Batur sebagai panglima perang. Iamelantik menantunya Pangeran Perbatasari bin Pangeran Muhammad Said sebagai SultanMuda. Ia sempat mengirim Bukhari ke Kandangan untuk mengadakan perlawanan terhadapBelanda. Muhammad Seman gugur pada 24 Januari 1905 ditembak Belanda yang mengakhiriPerang Banjar dan banyak para pahlawan pejuang yang tertangkap tetapi perlawanan terhadappemerintah kolonial tetap dilanjutkan oleh Gusti Berakit putera Sultan Muhammad Seman.Negeri Banjar menjadi sepenuhnya di bawah pemerintahan Residen Belanda dilanjutkanGubernur Haga, Pimpinan Pemerintahan Civil, Pangeran Musa Ardi Kesuma (Ridzie ZamanJepang), Pangeran Muhammad Noor (Gubernur Kalimantan I), sekarang menjadi ProvinsiKalimantan Selatan.

Rujukan• Paul Michel Munoz, Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Semenanjung Malaysia, Mitra Abadi,

Maret 2009.• Hikayat Banjar

Pranala luar• (en)Daftar Sultan Banjar dalam Regnal Chronologies [2]

• (id) Daftar Sultan Banjar dalam Indonesian Traditional States II [3]

• (id)Silsilah Sultan Banjar-Pulau Laut versi Gusti Abdul Aziz [4]

• (id)Sejarah Kerajaan Banjar di MelayuOnline.com [5]

• (id)Kerajaan Banjar [6]

• (en)Territorial Expansion and Contraction in the Malay Traditional Polity as Reflected in Contemporary Thoughtand Administration [7]

• (id) Zaman Baru [8]

• (id) HUBUNGAN RAJA-RAJA BANJAR DAN PENGETUA KAMPUNG JAAR-SANGGARWASI [9]

Page 12: KERAJAAN BANJAR

Kesultanan Banjar 12

• (id) Balai Adat Jadi Lambang Persaudaraan Orang Maanyan, Banjar dan Madagaskar [10]

• (id) Asal Mula Kerajaan Banjar [11]

• (id) Kepercayaan Masyarakat Talan Terhadap Danau Undan di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong[12]

• (id) Sejarah Negara Dipa [13]

Referensi[1] Migrasi Orang Banjar di Kalimantan Catatan kecil pola migrasi antar kawasan (http:/ / banua-raya. blogspot. com/ 2009/ 04/

migrasi-orang-banjar-di-kalimantan. html)[2] http:/ / web. raex. com/ ~obsidian/ seasiaisl. html#Bandjarmasin[3] http:/ / www. worldstatesmen. org/ Indonesia_princely_states2. html#Banjarmasin[4] http:/ / en. rodovid. org/ wk/ Special:Tree/ 76953[5] http:/ / history. melayuonline. com/ ?a=UnV3L29QTS9VenVwRnRCb20%3D=[6] http:/ / kerajaanbanjar. wordpress. com/[7] http:/ / www. l. u-tokyo. ac. jp/ IAS/ HP-e2/ eventreports/ mansurnoor. html[8] http:/ / putraaceh. multiply. com/ journal/ item/ 80[9] http:/ / bahasamaanyan. blogspot. com/ 2008/ 08/ hubungan-raja-raja-banjar-dan-pengetua. html[10] http:/ / bahasamaanyan. blogspot. com/ 2008/ 08/ balai-adat-jadi-lambang-persaudara. html[11] http:/ / deka. blog. niwakarya. com/ 2008/ 06/ 24/ asal-mula-kerajaan-banjar/[12] http:/ / digilib. itb. ac. id/ gdl. php?mod=browse& op=read& id=ksptiain-gdl-grey-2001-ratna-666-danauundan& q=Penelitian[13] http:/ / adoem-poeboe84. blogspot. com/ 2009/ 03/ sinopsis-hikayat-carita-raja-banjar-dan_06. html

Page 13: KERAJAAN BANJAR

Sumber dan Kontributor Artikel 13

Sumber dan Kontributor ArtikelKesultanan Banjar  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?oldid=3128030  Kontributor: A tumiwa, Aday, Alamnirvana, Andri.h, Borgx, Ezagren, Gombang, Mimihitam, Pejuang bahasa,Tjmoel, 8 suntingan anonim

Sumber Gambar, Lisensi dan KontributorBerkas:Locator_kota_banjarmasin.png  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Locator_kota_banjarmasin.png  Lisensi: Creative Commons Attribution 3.0  Kontributor:Bennylin, DjoehanaBerkas:Bangsawan Banjar Museum Lambung Mangkurat.JPG  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Bangsawan_Banjar_Museum_Lambung_Mangkurat.JPG  Lisensi:GNU Free Documentation License  Kontributor: AlamnirvanaBerkas:Gadis Banjar Museum Lambung Mangkurat.JPG  Sumber: http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Gadis_Banjar_Museum_Lambung_Mangkurat.JPG  Lisensi: GNU FreeDocumentation License  Kontributor: Alamnirvana

LisensiCreative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unportedhttp:/ / creativecommons. org/ licenses/ by-sa/ 3. 0/