Khitbah

16
Disusun oleh kelompok 1: Dian Ticha P. Musyafak Zainul M. Aris Nur Mu’alim ة ب ط خ ل ا

Transcript of Khitbah

Disusun oleh kelompok 1:

Dian Ticha P.Musyafak Zainul M.

Aris Nur Mu’alim

الخطبة

Definisi

الخطبة: هي إظهار الرغبة في الزواج بامرأة معينة، وإعالم المرأة وليها بذلك“Khitbah ialah menampakkan kesenangan dalam urusan pernikahan kepada seorang wanita tertentu, kemudian wanita tersebut memberitahukan kepada walinya mengenai hal tersebut.”

Dasar Hukum

QS. al-Baqarah (2) ayat 235.

اِء� �َس� �ِة� الِّن �ِه� ِم�ْن# ِخ�ْط#َب +ْم# ِب ْض#ُت +ْم# ِف�يَم�ا َع�َّر. #ُك �ي �اَح� َع�َل ِّن َو�اَل� ُج+

“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu”

Hadis Nabi:

�َّي. ص<<َلى الَل<<ِه .َب �لِّن َّن. ا� َة� رْض<<َّي الَل<<ِه َعِّن<<ِه ) َأ َّر� ْي<<# �َّي ُه+َّر� ِب

� َع�ْن# َأ

ا؟ #َه<� �ي �ل َت� ِإ َّر# �َظ<� �َن �َةO : <َأ َأ َّر� �ِم<# َو.َج<� ا َز� ٍلS َت<� ُج<+ �َّر� اَل� <ل َعَل<ي<ِه َو<س<َل<ْم َق<�

#َه�ا( �ي �ل #َظ+َّر# ِإ �ْذ#ُه�ْب# ِف�اَن َق�اَل� : اَل� . َق�اَل� : اdari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada

seseorang yang akan menikahi seorang wanita: "Apakah engkau telah melihatnya?" Ia

menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Pergi dan lihatlah dia."

Hukum Khitbah

Hukum melakukan khitbah adalah

boleh dan tidak wajib. Asy-Syaukani

menuqil hadis dari Imam Tirmidzi:

“Sesungguhnya nikah diperbolehkan

tanpa adanya khitbah”.

Macam-macam Khitbah

Menurut Wahbah Az-

Zuhaili:1. Dengan jelas (Shorih)2. Dengan Sindiran (Ta’rid)

Wanita yang Boleh dikhitbah

1. Wanita yang secara syara’ diperbolehkan untuk dikhitbah/dinikahi

2. Wanita yang belum dikhitbah oleh laki-laki lain

اليخطب أحRRدكم على خطبRRة أخيRRه حRتىR يRتRرك اRلخRاطب قRبلRه أو يأذن

Mengkhitbah Wanita yang sedang Iddah

1. Wanita yang beriddah Talak Raj’iFuqaha: Haram

2. Wanita yang beriddah talak Ba’in Kubro

Fuqaha & Jumhur Ulama (Malikiyah, Syafi’iyah & Hanabilah) : Tidak boleh secara jelasHanafiyah: Tidak boleh secara mutlak (Jelas dan Sindiran)

3. Wanita yang beriddah talak Ba’in SughroMalikiyah & Syafi’iyah: Boleh dengan sindiranMayoritas Fuqaha: Tidak boleh (baik secara jelas maupun sindiran)

4. Wanita yang beriddah karena Khulu’ atau FasakhFuqaha: Tidak boleh dengan jelas

5. Wanita yang beriddah karena Kematian SuamiFuqaha: Boleh dengan sindiran

Memandang wanita yang akan dikhitbah

Syari’at Islam membolehkan memandang wanita yang akan dikhitbah atau dinikahi. Dasar hukumnya, Hadis Nabi:

�َّي. .َب �لِّن َّن. ا� َة� رْضَّي الَلِه َعِّنِه ) َأ #َّر� ْي �َّي ُه+َّر� ِب

� S : َع�ْن# َأ �ْم َل �َم+َس# َو�ل : Oَة� َأ �ِم#َّر� َو.َج� ا �َز� ُج+ٍلS َت �َّر� صَلى الَلِه َعَليِه َوسَلْم َق�اَل� ل

#َه�ا( �ي �ل #َظ+َّر# ِإ �ْذ#ُه�ْب# ِف�اَن #َه�ا ? َق�اَل� : اَل� . َق�اَل� : ا �ي �ل َت� ِإ �َظ�َّر# �َن َأ(Bulughul Marom, Hadits nomor 1003)

Riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada seseorang yang akan menikahi seorang wanita: "Apakah engkau telah melihatnya?" Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Pergi dan lihatlah dia."

Cara Melihat wanita yang akan dikhitbah

1. Melihat secara langsung2. Mengirim seseorang yang

bisa dipercaya

Adapun mengenai bagian tubuh yang boleh dilihat, terdapat perbedaan

1. Mayoritas Fuqaha (Imam Malik, As-Syafi’i, dan Ahmad): Wajah dan telapak tangan.

2. Ulama Hanabilah: Bagian tubuh yang tampak pada wanita saat bekerja di rumah, seperti wajah, telapak tangan, leher, kepala, tumit kaki, dll.

3. Hanafiyah & Hanabbilah: Wajah dan telapak tangan.

4. Dawud Azh-Zhahiri: Seluruh anggota tubuh (ditolak mayoritas ulama).

Batasan Pergaulan dalam Khitbah

para fuqaha sepakat mengenai ketidak bolehan berdua-duan di tempat sunyi tanpa disertai dengan mahram (saudara). Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah adanya fitnah. Hal ini juga diterangkan dalam hadis Nabi:

ا pRم qهpَثsالpَث uنsِإ pRف wةpأ pر xام sRب yٌل qRُج pر uنpَو qRل xخpيpالqانpطxي uالَّش

Konsekwensi pembatalan khitbah

Konsekwensi yang dimaksud adalah mengenai barang-barang atau hadiah yang diberikan saat prosesi khitbah

1. Fuqaha: Boleh Meminta kembali2. Hanafiyah: Boleh memintanya kembali3. Syafi’iyah: Wajib dikembalikan4. Malikiyah: Tidak berhak memintanya

kembali

Mengkhitbah Wanita yang telah dikhitbah

Haram: Jika wanita telah menerima khitbah pertama

Boleh: Jika pihak wanita belum memberi jawaban/laki-laki kedua yang mengkhitbah tidak tahu bahwa wanita tersebut telah dikhitbah

Jika pihak wanita menerima khitbah laki-laki yang pertama kemudian ia juga menerima khitbah laki-laki kedua, dan menikah dengan laki-laki yang kedua hukum pernikahannya sah.

Hikmah khitbah

1. Merupakan cara pengenalan antara seorang laki-laki dan perempuan

2. Media untuk saling mengenal karakter masing-masing

Terimakasih...Terimakasih...