ktr2

download ktr2

of 30

Transcript of ktr2

  • RAHASIA KTR PROGRAM SERI ( II ) MENGANALISA PELUANG USAHA DENGAN MEMAHAMI DASAR-DASAR MENJADI SEORANG ENTREPRENEUR 1.1. Peluang & Resiko Usaha A. MENGGALI PELUANG USAHA

    Cara mengindentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada, biasa dicari asal saja wirausahawan itu bekerja keras, ulet, dan percaya kepada kemampuan sendiri. Setiap wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity) untuk maju, ada kalanya peluang usaha atau bisnis tersebut tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan. Apa sebabnya ? Karena peluang usaha atau bisnis itu tidak digali dengan baik. Untuk menggali kreatif, diantaranya :

    a. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan. b. Harus menerima gagasan-gagasan baru dalam dunia usaha dan bisnis. c. Harus bertanya pada diri sendiri. d. Harus mendengarkan saran-saran orang lain. e. Harus mempunyai etos kerja yang tinggi. f. Pandai berkomunikasi.

    B. Mengidentifikasi Peluang Usaha Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia, keuangan, sarana kerja, tanggung jawab social, dan pengembangan usaha. Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara:

    a. Belajar ilmu manajemen usaha. b. Meminta jasa konsultan manajemen. c. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.

    Dengan tersedianya informasi extern dan informasi intern, maka wirausahawan dapat mengetahui :

    a. Dimana ada peluang (opportunity) b. Apa saja yang mengancam usaha (threat) c. Adakah kekuatan (strength) yang dapat mendukung usaha untuk mencapai sasaran. d. Apakah kelemahan (weakness) yang membatasi atau menghambat kemampuan

    mencapai sasaran.

    Adapun persyaratan pokok dalam mengidentifikasikan/mengenali peluang keberhasilan usaha pada masa depan ialah berfikir polos, keterbukaan, optimisme, kerja sama, dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan dan percaya pada hari esok akan lebih baik daripada hari kemarin. Pengidentifikasian peluang usaha meliputi hal-hal berikut:

    Waktu peluncuran produk yang tepat Desain produk yang sesuai dengan kebutuhan pembeli / pelanggan Strategi distribusi yang tepat Mampu mengidentifikasikan usaha yang sedang dijalankan Optimis dan citra positif dalam usaha SDM yang cukup baik Sumber dana yang cukup Manajemen produk yang baik Pemasaran produk yang tepat Pengalaman mengelola usaha

    Untuk mencapai keberhasilan, langkah pertama dalam mengidentifikasi peluang usaha adalah tumbuhkan citra positif pada diri sendiri. Tetaplah optimis dalam menghadapi situasi

  • apapun dalam usaha. Peluang-peluang usaha/ bisnis masih terbuka di depan kita, asal kita mempunyai semangat yang tinggi untuk maju di dalam berwirausaha. Dr. D.J. Schwartz mengemukakan pendapatnya tentang cara mengidentifikasikan peluang bisnis adalah :

    a. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilaksanakan. Hapuskan kata mustahil, tak mungkin, tak bisa, tak perlu dicoba, dari khasanah pikiran dan bicara.

    b. Janganlah tradisi lingkungan yang statis akan melumpuhkan pikiran wirausahawan. Lihatlah peluang-peluang usaha untuk menjadi besar. Tradisi lain yang kurang menunjang peluang-peluang usaha adalah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.

    c. Setiap hari bertanya pada diri sendiri, bagaimana saya dapat melakukan usaha sendiri lebih baik.

    d. Bertanya dan dengarkanlah. Dengan bertanya dan mendengar, maka wirausahawan akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat. Ingat orang besar memonopoli kegiatan bicara.

    e. Perluas pikiran Anda, bersemangatlah. Bergaullah dengan orang-orang ynag bisa membuat Anda mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.

    Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan yang mencakup empat unsur yang harus dimiliki seorang wirausahawan agar mencapai sukses dalam pekerjaannya, yaitu :

    a. Work hard (kerja keras) b. Work smart (kerja cerdas) c. Enthusiasm (kegairahan) d. Service (pelayanan)

    C. MENANGKAP PELUANG USAHA Kunci Peluang Usaha Kunci peluang usaha atau bisnis, sebenarnya terletak pada wirausahawan yang menggerakkan usaha. Menurut James L. Hersbett, kekuatan-kekuatan peluang usaha yang memacu pada penawaran dan permintaan jasa, antara lain :

    1. Meningkatkan system distribusi yang didasarkan atas informasi. 2. Adanya deregulasi 3. Berkurangnya hambatan perdagangan 4. Meningkatnya teknologi informasi 5. Perkembangan pasar global 6. Konsumen semakin menghargai nilai dari waktu

    D. ANALISA PELUANG USAHA 1. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Membuat sketsa bidang usaha yang hendak ditekuninya. b. Penyediaan modal yang dibutuhkan di dalam usahanya. c. Mengurus izin usahanya. d. Menyiapkan tenaga kerjanya. e. Menyiapkan sarana dan prasarana f. Menyiapkan bahan bakunya. g. Menetapkan lokasi usahanya. h. Menetapkan metodologi usahanya. i. Menetapkan teknologi usahanya. j. Menetapkan manajemen usahanya. k. Mencari mitra usahanya. 2. Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk /jasa : a. Menganalisis bidang produk. Tiga Tingkatan jenis produk :

    Produk primer Produk sekunder

  • Produk tersier Sedangkan berhasil tidaknya pemilihan produk tergantung pada faktor :

    Keberuntungan di dalam mengelola usaha Keahlian dan ketrampilan di dalam mengelola usaha Penafsiran terhadap informasi peluang usaha Pemasaran produk Selera dan minat konsumen terhadap produk Pelayanan wirausahawan terhadap konsumen

    b. Menganalisis bidang jasa Upaya lain yang bergerak di bidang usaha jasa agar dapat menarik para konsumen adalah sebagai berikut :

    Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca. Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni. Menyebarkan famphlet untuk memberi informasi tentang jasa yang ditawarkan

    wirausahawan. Mengadakan demontrasi cara pembuatan barang atau perbaikannya secara menarik. Memberi potongan hagra khusus atau hadiah yang menarik bagi para pelanggan setia.

    3. Menganalisis peluang usaha berdasarkan minat dan daya beli konsumen. a. Pertimbangan menganalisis minat dan daya beli konsumen.

    Persyaratan pembuatan produk atau jasa perlu mempertimbangkan : Membuat model kasar dari produk/ jasa yang diminati konsumen atau pembeli/

    pelanggan dan disesuaikan dengan daya belinya. Menyusun daftar komponen produk/ jasa yang diminati konsumen/ pembeli baik jenis,

    jumlah maupun daya belinya. Menyusun urutan tata kerja pembuatan produk/ jasa yang diminati konsumen/ pembeli

    serta melukiskan tahapan dan waktunya. Memanfaatkan tenaga pelaksana proses pembuatan produk /jasa, serta pengawasannya

    yang bertanggung jawab terhadap program perusahaan.

    b. Perhatian menganalisis minat dan daya beli konsumen. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh wirausahawan di dalam menganalisis peluang usaha:

    Membuat produk/ jasa yang berkualitas, diminati, bermanfaat dan laku terjual sesuai dengan daya beli konsumen/ pembeli/ pelanggan.

    Membuat atau mendesain produk/ jasa dengan bahan baru/ kombinasi yang diminati dan sesuai dengan daya belinya.

    Membuat produk/ jasa lebih cepat, berfaedah dan murah sesuai dengan daya belinya. Memelihara dan memperbaiki sarana kerja, tempat kerja, peralatan kerja dan lain

    sebagainya.

    c. Pemanfaatan peluang usaha secara kreatif dan inovatif. 1) Mengembangkan kreativitas dalam usaha Kreativitas adalah merupakan sebuah proses yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan. Kemampuan dan bakat wirausahawan adalah merupakan dasar serta ditambah ilmu pengetahuan di dalam mengembangkan kreatifitasnya. 2) Mengembangkan inovatif dalam usaha. Inovatif adalah suatu temuan baru yang menyebabkan berdayagunanya produk/ jasa ke arah yang lebih baik produktif.

  • E. KEMAMPUAN MENGAMBIL RESIKO DALAM PELUANG USAHA Wirausaha harus mau dan mampu mengambil resiko yang telah diperhitungkan dengan matang dan selanjutnya resiko-resiko usaha dapat diatasi sebagai berikut:

    a. Keahlian mengambil resiko dan usaha. b. Resiko yang diketahui sebelumnya. c. Resiko pertengahan usaha. d. Resiko dan inisiatif dalam usaha. e. Resiko usaha yang diasuransikan. f. Resiko usaha yang tidak diasuransikan. g. Resiko dalam persaingan usaha. h. Resiko dalam keuangan usaha. i. Resiko dalam pemasaran produk.

    Kemampuan wirausaha di dalam mengambil resiko akan ditingkatkan oleh :

    a. Keyakinan pada diri sendiri untuk sukses. b. Kemampuan menghadapi situasi resiko menurut tujuan usaha atau bisnis. c. Kemampuan untuk menilai resiko secara realistis. d. Kesediaan untuk mengubah keadaan demi keuntungan usaha atau bisnisnya.

    Prosedur-prosedur untuk menganalisis sebuah situasi resiko di dalam usaha/ bisnis, sebagai berikut : Tujuan dan sarana usaha. Dirumuskan untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan mantap atau tidak ada pertumbuhan sama sekali. Meneliti alternative resiko. Langkahnya adalah mengadakan survey atas berbagai alternative yang harus ditentukan secara terperinci, sehingga semua biaya usaha/ bisnis dapat ditelaah secara benar dan obyektif. Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif. Taksiran resiko usaha. Tugas wirausaha di dalam pengambilan resiko usaha yaitu :

    Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang. Membeli alat-alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Menyewa alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Mensubkontrolkan kepada pembikin produk yang lebih kecil.

    Mengumpulkan informasi usaha. Mengurangi resiko usaha. Unsur-unsur dalam mengurangi resiko usaha yaitu:

    Adanya kesadaran dalam kemampuan mengelola usaha, peluang dan kekuatan perusahaan.

    Adanya kerja prestatif, dorongan berinisiatif dan antusiasme, untuk melaksanakan strategi usaha.

    Adanya kemampuan merencanakan taktik dan strategi untuk mewujudkan perubahan di dalam lingkungan usahanya.

    Adanya kreativitas dan inovatif dalam menetapkan cara mengubah keadaan usaha demi keuntungan.

  • F. MENGIDENTIFIKASI DAN MENETAPKAN PELUANG USAHA Berikut ini contoh pengidentifikasian dan penetapan peluang usaha. Bidang usaha pembekalan Wirausahawan : Jeli dalam membaca arah perkembangan industri dan mengantisipasi implementasi anggaran industri. Karyanya :

    Mendayagunakan modal kedua belah pihak dengan manajemen waktu. Menjamin mutu dan kesinambungan pasokan. Menemukan pasokan yang sesuai Menciptakan nilai tambah pada barang modal atau produk yang dibutuhkan.

    Bidang Usaha Angkutan Wirausahawan : Meminati bidang jasa angkutan. Karyanya :

    Menjalin hubungan pada pemasok maupun pembeli. Memberi peran baru pada sarana transportasi. Mengerahkan armada angkutan.

    Bidang Usaha Perkreditan Wirausahawan : Kuat dalam manajemen piutang dan mempunyai akses kepemilikan modal. Kemampuan akan manajemen kas. Karyanya :

    Mempertemukn kebutuhan pemasok dan pemakai kredit. Menciptakan peluang baru dari kesuksesan pengadaan kas atau pengadaan barang. Menjamin dan memastikan beresnya urusan kredit. Memberikan nilai tambah pada kas yang senggang dan barang modal atau barang

    konsumsi yang berharga. Bidang Usaha Promosi Penjualan Wirausahawan :

    Meminati kegiatan promosi dengan pemutaran film dan kontak konsumen. Karyanya : Menciptakan makna baru pada kehausan masyarakat di daerah. Memberikan nilai tambah pada pemutaran film yang mensponsorkan kegiatannya

    kepada produsen untuk keperluan promosi. Penawaran kepada produsen dilakukan sendiri oleh wirausahawan.

    Bidang Usaha Pelayanan SDM Wirausahawan : Menyadari kelebihannya sebagai tenaga terdidik yang sangat dihargai masyarakat. Karyanya :

    Memberikan bimbingan pada perajin. Menyelenggarakan pelatihan keterampilan khusus. Menciptakan makna baru pada ketrampilan. Mengadakan kursus-kursus pramuwisata, pramuniaga, dan sebagainya.

  • Bidang Usaha Tata Boga Wirausahawan : Memiliki kualitas sebagai tenaga ahli gizi, punya hobi memasak atau peminat pelayanan tata boga. Karyanya :

    Adanya sentuhan pada proses penyimpanan mutu pelayanan pada saat penyajian makanan.

    Menciptakan peluang baru dari kesibukan manusia dalam era pembangunan dan memberi nilai tambahan pada masakan tradisional.

    Memasarkan fast food khas Indonesia. Bidang Usaha perawatan Komputer Wirausahawan :

    Teknisi terampil dalam perawatan dan perbaikan computer. Karyanya : Peluang dari ketidaktahuan pemilik/ pemakai computer. Menciptakan peluang baru dari kekhawatiran pemilik/ pemakai computer akan terjadinya

    kerusakan. Menciptakan nilai tambah pada computer.

    Bidang Usaha Olahan Wirausahawan : Menguasai manajemen produksi dan berminat menghasilkan barang jadi atau setengah jadi dari bahan baku. Karyanya :

    Memasarkan produk yang dibutuhkan para konsumen. Memberi nilai tambah pada bahan baku melalui proses olahan. Menciptakan peluang baru yang berkaitan antara bahan baku dan kebutuhan manusia di

    lingkungannya. Mendayagunakan teknologi untuk mengolah bahan baku.

    Bidang Usaha Cinderamata Wirausahawan :

    Jeli mengantisipasi perkembangan jajaran industri pariwisata di wilayah Indonesia Karyanya : Menciptakan sendiri cinderamata yang unik. Menciptakan nilai tambah pada hasil karya perajin untuk dipasarkan. Memesan kepada perajin dengan desain sendiri. Memasarkan hasil kerajinan khas daerah yang potensial untuk dijadikan cinderamata.

    Bidang Usaha Rekruitmen Wirausahawan : Memahami pelatihan sumber daya manusia dan kemampuan menjual. Karyanya :

    Tenaga pelatih adalah wirausahawan sendiri dan tenaga honorer. Mempertemukan kebutuhan perusahaan akan tenaga penjual dan kebutuhan pencari

    kerja.

  • 1.2. FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN USAHA A. Mengidentifikasi Keberhasilan Usaha Peluang usaha bukanlah suatu peluang jika tidak sanggup menemukan tindakan yang mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Peluang bisnis dapat dicari di segala jenis usaha yang Anda inginkan dan dapat menguntungkan. Pembangunan di Indonesia terus berkembang dan berjalan dengan pesat. Peluang dan kesempatan yang ada dalam usaha banyak sekali jenisnya dan akan memberikan suatu keberhasilan bahkan akan memberikan suatu keuntungan. Yang menjadi modal utama untuk keberhasilan, diantaranya :

    Pola berfikir yang mengarah pada sikap dan kemauan yang keras Kepribadian yang kuat dan sukses Kecakapan dalam mengelola usaha untuk sukses Menerapkan manajemen usaha yang baik Berani memikul segala resiko dalam usaha bisnis

    Secara lebih rinci keberhasilan usaha yang dikelola wirausahawan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

    Keyakinan dalam usaha Sikap mental yang positif dalam berusaha Keyakinan penuh terhadap diri sendiri Tingkah laku yang bertanggung jawab Kreativitas dan inovatif Sasaran besar yang menantang dalam berusaha Keunggulan dalam berusaha Pengembangan diri Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien Kemampuan berusaha

    Keberhasilan dalam bidang usaha adalah suatu pernyataan adanya penyesuaian antara rencana dengan proses pelaksanaannya dan hasil yang dicapai. Letak keberhasilan seorang wirausahawan dalam usaha atau bisnis antara lain ditentukan :

    Kemampuan merumuskan masalah Pemahaman tentang hakikat dan makna berusaha atau berbisnis

    Keberhasilan seorang wirausahawan dalam usaha atau bisnis tidak hanya tergantung pada pendidikan yang mereka miliki dalam arti pendidikan tertinggi. Menurut pengamatan pada kenyataannya sedikit para wirausahawan yang berhasil dalam mengelola usaha atau bisnisnya berasal dari golongan orang-orang yang berpendidikan SD, SLTP, dan SLTA. 1). Cara Mengidentifikasi Berbagai Situasi dan Perkembangan Usaha atau Bisnis Dibawah ini diuraikan cara mengidentifikasi berbagai situasi dan perkembangan usaha atau bisnis yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan. Mengidentifikasi profil wirausaha yang berhasil dalam usaha Karakteristik Profil & Ciri Wirausahawan Sukses yang Menonjol

    Percaya Dir ; Mengandalkan tingkat percaya dirinya yang tinggi dalam mencapai sukses. Pemecahan Masalah ; Cepat mengenali dan memecahkan masalah yang dapat

    menghalangi kemampuannya mencapai tujuan sukses. Berprestasi Tinggi ; Bekerja keras dan bekerja sama dengan para ahli untuk memperoleh

    prestasi. Pengambil Resiko ; Tidak takut mengambil resiko tetapi akan menghindari resiko tinggi

    bilamana dimungkinkan. Ikatan Emosi ; Tidak akan memperbolehkan hubungan emosional yang mengganggu

    misi usahanya. Pencari Status ; Tidak akan memperbolehkan hubungan emosi yang mengganggu misi

    usahanya.

  • Tingkat Energi Tinggi ; Berdedikasi tinggi dan bersedia bekerja dengan jam kerja yang panjang untuk membangun usahanya.

    Karakteristik Sukses & Ciri Wirausahawan Sukses yang Menonjol

    Pengendalian Pribadi ; Mengenali arti penting kehidupan pribadinya bagi kegiatan usaha atau bisnisnya.

    Pemikir Kreatif ; Akan selalu mencari suatu cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu dalam bisnisnya.

    Pengendalian Diri ; Ingindapat mengendalikan semua yang mereka lakukan. Mengusahakan diselesaikannya segala urusan ; Menyukai kreatifitas yang menunjukkan

    kemajuan-kemajuan yang berorientasi pada tujuan. Pemikir objektif ; Tidak takut mengakui jika keliru. Pemecah masalah ; Akan selalu meluhat pilihan-pilihan untuk memecahkan setiap

    permasalahan. Mengarahkan diri sendiri ; Memotifasi diri dengan suatu hasrat yang tinggi untuk berhasil

    dalam usahanya. Mengelola usaha dengan sasaran ; Cepat memahami tugas rinci yang harus

    diselesaikan untuk mencapai sasaran usaha. Secara singkat keberhasilan usaha atau bisnis seorang wirausahawan dalam mengelola usahanya dapat diidentifikasi pada :

    Sikap dan kemampuan serta tindakan-tindakan yang nyata keberanian untuk berinisiatif. Kecakapan atau keahlian kreativitas dan percaya diri. Pengalaman dan pendidikan.

    2). Faktor-faktor Keberhasilan Usaha Jika Ditinjau SEcara Umum Dapat Diidentifikasikan Sebagai Berikut : 1. Faktor Manusia 2. Faktor Keuangan 3. Faktor Permodalan 4. Faktor Organisasi 5. Faktor Perencana 6. Faktor Mengatur Bisnis 7. Faktor Pajak dan Asuransi 8. Faktor Fasilitas Pemerintah 9. Faktor Bisnis B. Mengidentifikasikan Kegagalan Usaha Kegagalan dalam berusaha harus dipandang sebagai guru dan dijadikan pendorong untuk mencapai keinginan dalam usaha yang lebih pesat. Seorang wirausahawan harus dapat menghadapi kesukaran dan kegagalan dengan bijaksana, sikap positif serta objektif. Hidup berusaha yang tanpa penderitaan dan perjuangan adalah hidup yang paling nista. Hidup berusaha yang penuh berisi perjuangan dan memenangkannya adalah hidup yang paling mulia dalam berusaha. Seorang wirausahawan harus belajar dari pengalaman. Seorang wirausahawan tidak boleh menyerah begitu saja pada kegagalan. Dan kegagalan usaha atau bisnis, seorang wirausahawan akan mendapatkan hikmah yang banyak. Seorang wirausahawan yang dapat mempelajari kegagalan dalam usaha akan mendapatkan kemajuan dan keberhasilan dua kali lebih besar dengan apa yang diciptakannya. a). Beberapa faktor yang dapat menjelaskan kegagalan dalam mencapai tujuan usaha atau bisnis. Keberhasilan para wirausahawan pada umumnya diperoleh dari kemampuan, kemauan, kerja keras, ketrampilan dan mengerti diri sendiri serta menyadari arti hidup. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kemungkinan kegagalan dalam pencapaian tujuan usaha antara lain :

  • Kepribadian yang bersikap negative Perasaan takut disaingi orang lain Anggapan diri sendiri lebih super dan merasa lebih berhasil daripada orang lain

    Berbagai situasi dan perkembangan usaha di masyarakat, kegagalannya dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

    Tidak ada perencanaan usaha yang tepat dan matang Kurang dana untuk modal usaha Tidak cocok minat dan bakat terhadap jenis usaha yang sedang dijalankan Kurang pengalaman dalam bidang usaha Lemah dalam bidang pemasaran

    b). Berbagai kelemahan dalam bidang bisnis. Dari hasil pengamatan penulis terhadap masalah lingkungan usaha yang berkembang di masyarakat ini, akan terlihat ada kelemahan dan kekuatan dalam usaha atau bisnis. Adapun berbagai kelemahan dalam usaha atau bisnis kita dapat diidentifikasikan sebagasi berikut :

    Tidak atau jarang mempunyai perencanaan usaha tertulis Tidak memiliki pendidikan yang relevan Tidak berorientasi ke masa depan Kurang spesialisasi Jarang mengadakan inovasi Tanpa pembukuan yang teratur Tidak mengadakan analisis pasar Kurang pengetahuan hukum dan peraturan Kurang mempelajari ilmu modern Cepat puas diri Jarang melakukan pengkaderan Keluarga centris

    3). Mengidentifikasikan kegagalan para wirausahawan Karakteristik sukses & Ciri Wirausahawan yang menonjol

    Dedikasi ; Meremehkan waktu dan dedikasi pribadi yang diperlukan untuk memulai usaha atau bisnis.

    Pengendalian usaha /bisnis ; Gagal mengendalikan aspek-aspek utama usaha/bisnis pemahaman umum tentang disiplin manajemen yang rata-rata kurang.

    Pengalaman Manajemen ; Pemahaman umum terhadap disiplin manajemen yang utama rata-rata kurang.

    Pengelolaan piutang ; Menimbulkan masalah arus kas buruk karena kurangnya perhatian akan piutang.

    Memperluas usaha berlebihan ; Memulai suatu program perluasan usaha sebelum siap berusaha atau berbisnis.

    Perencanaan keuangan ; Meremehkan kebutuhan usaha atau bisnis. Lokasi usaha ; Memilih lokasi usaha awal yang buruk untuk perusahaannya. Pembelanjaan besar ; Menimbulkan pengeluaran awal yang tinggi sebenarnya dapat

    diduga. 4). Beberapa pendapat ahli tentang identifikasi kegagalan dalam usaha atau bisnis. Ada beberapa pendapat ahli yang mengumumkan identifikasi tentang kegagalan dalam usaha atau bisnis, diantaranya sebagai berikut :

    Kurang ulet dan lekas putus asa Kurang tekun dan kurang teliti Kurang inisiatif dan kurang kreatif Tidak jujur dan tidak tepat janji Keliru dalam memilih lapangan pekerjaan

  • Memulai usaha tanpa pengalaman dengan modal pinjaman Memulai usaha tanpa pertimbangan masak-masak Mengambil kredit tanpa pertimbangan yang matang Kurang dapat menyesuaikan dengan selera konsumen atau pembeli Pelayanan yang kurang baik Banyaknya piutang ragu-ragu Banyaknya pemborosan dan penyelewengan Kekeliruan menghitung harga pokok Menyamakan perusahaan sebagai badan sosial Tidak ada pemisahan antara harta pribadi dan harta perusahaan Kemacetan keuangan yang sering terjadi Kurangnya pengawasan atau kurang pengendalian

    b). Tiga kelompok penyebab kegagalan usaha, sebagai berikut : (1) Kelompok pertama berkaitan dengan produk dan pasar

    Waktu peluncuran (launching) produk yang kurang tepat Desain produk yang tidak mudah dapat disesuaikan dengan kebutuhan Strategi distribusi yang tidak tepat Tidak mampu mengidentifikasikan usaha yang sedang berjalan

    (2) Kelompok kedua berkaitan dengan financial Terlalu rendah dalam memperhitungkan kebutuhan dana Terlalu dini berutang dalam jumlah besar

    (3) Kelompok ketiga berkaitan dengan manajemen Terlalu bersikap nepotisme Sumber daya manusia yang lemah Tidak menggunakan konsep tim

    c). Sembilan masalah yang biasanya dihadapi pada tahun pertama suatu bisnis, yaitu sebagai berikut :

    Sulit mencari sumber pembiayaan dari luar, karena biasanya wirausahawan baru belum dipercaya oleh perbankan

    Masalah, pasar yang tidak sesuai dengan prediksi pada awal usaha, seperti tergantung pada beberapa klien tertentu, tingkat penjualan rendah, distribusi yang kacau, tidak ada promosi dan lain-lain

    Tidak ada usaha untuk mengembangkan produk Manajemen produksi/operasi yang masih kacau Perusahaan baru berhadapan dengan masalah apakah karena menggunakan tenaga

    professional yang telah berpengalaman, namun dengan membayar gaji mahal. Dalam hal ini biasanya akan menimbulkan quality control yang tidaksesuai dan tidak memadai

    Manajemen sumber daya manusia yang lemah Biasanya perusahaan baru merekrut karyawan tidak secara professional karena alasan

    biaya. Dalam hal ini akan melemahkan jajaran pasukan di perusahaan tersebut, apalagi jika pimpinan perusahaan merupakan orang yang menganut paham nepotisme.

    Tidak adanya penglaman dalam mengelola sumber daya yang ada Lingkungan ekonomi yang tidak ramah Seorang wirausahawan akan berfikir lagi untuk start jika nilai rupiah terus melemah

    sehingga barang-barang menjadi jauh lebih mahal daripada sebelumnya Kurangnya pengetahuan tentang peraturan atau aturan main di dunia bisnis

    d). Enam penyebab kegagalan yang dialami perusahaan yang baru berdiri dari :

    Terlalu yakin, bahwa bisnis tersebut akan memberikan hasil (yield) dan keuntungan (profit) yang positif pada tahun pertama

    Yakin bahwa pemegang saham mempunyai cukup cadangan dana untuk menanggulangi kemungkinan rugi pada masa mendatang

  • Tidak mau mulai berbisnis, jika jumlah modal dalam neraca awal terlalu kecil dan prediksi arus kas menunjukkan negative

    Semakin besar ke arus kas negative dan semakin besar ratio debt to equity (perbandingan antara utang dengan modal sendiri), sehingga akan semakin kecil ukuran bisnis yang akan dijalankan.

    Tidak menganggarkan investasi besar-besaran pada tahun pertama, jika kemungkinan kas negative besar

    Selalu memantau resiko keuangan pada tahun pertama terutama rasio arus kas terhadap utang. Semakin banyak utang perusahaan semakin banyak diperlukan kas keluar.

    5. MENGANALISIS ASPEK-ASPEK PENGELOLAAN USAHA A. Tujuan dan Sasaran Usaha Tujuan Usaha adalah target yang bersifat kuantitatif dan pencapaian target tersebut merupakan ukuran keberhasilan kinerja usaha. Tujuan usaha pada dasarnya untuk jangka panjang dengan tugas yang harus diselesaikan selama waktu untuk dan akan mengarahkan kinerja usaha. Seorang wirausahawan harus dapat memecahkan tujuan utama usaha menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil disebut sasaran. Seorang wirausahawan harus dapat mewujudkan tujuan usahanya, sedikit demi sedikit tetapi mempunyai fokus pada tujuan utama, adapun tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan harus dipertimbangkan dari berbagai sudut. Tulislah tujuan usaha tersebut kemudian tanyakan dan jawablah sendiri, diantaranya : 1. Apakah perusahaan sudah menentukan tujuan dengan jelas? 2. Apakah tujuan perusahaan itu realistis atau hanya khayalan? 3. Apakah tujuan perusahaan bisa dicapai? Mampukah usaha tersebut melakukannya? 4. Apakah tujuan perusahaan itu merupakan tujuan kecil atau besar? 5. Apakah tujuan perusahaan fleksibel? 6. Sewaktu berusaha untuk mencapai tujuan itu, bisakah perusahaan mengukur kemajuannya? 7. Apakah tujuan itu, bisakah perusahaan mengukur kemajuannya? 8. Sebesar apakah pengorbanan waktu, tenaga dan uang? Seorang wirausahawan menetapkan tujuan perusahaan dalam perencanaan usahanya adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mencapai keberhasilan dalam usaha. 2. Mengatur dan membentuk kerja sama dengan perusahaan lain. 3. Berguna untuk melakukan merger dengan perusahaan lain. 4. Mengundang orang-orang yang mempunyai keahlian untuk bekerja sama. 5. Menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan.

    Untuk merealisasikan ide usaha atau perencanaan-perencanaan diperlukan konsep usaha dan sasaran yang akan dicapai. Penentuan sasaran dan strategi yang dilakukan seorang wirausahawan selalu memperhatikan kebutuhan fungsional, kemampuan, kesempatan dan sebagainya. Secara konvensional sasaran perusahaan harus didahului oleh adanya analisis mengenai kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang dihadapinya. Sedangkan yang dimaksud dengan sasaran perusahaan adalah penjabaran dan tujuan, yaitu sesuatu yang akan dihasilkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien maka sasaran perusahaan harus dibuat secara fisik, terukur, jelas kriterianya dan disertai indikator-indikator yang lebih rinci. Sasaran perusahaan mungkin dapat dirumuskan untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan ataukah pertumbuhan yang cepat untuk keuntungan sesaat. Untuk memudahkan dalam menentukan sasaran usaha, sebaiknya perusahaan memilih hal-hal sebagai berikut : Kemampuan menghasilkan laba Laba bersih yang akan dicapai setelah biaya-biaya dan pajak, harus tumbuh melebihi indeks biaya hidup. Kalau tidak demikian, maka kewirausahaan akan ketinggalan dalam usahanya.

  • Kedudukan pasar Apa yang diinginkan perusahaan mengenai kedudukan pasar? Apa perusahaan ingin menjadi pemimpin pasar? Apa perusahaan ingin menjadi salah satu perusahaan yang besar? Apa perusahaan ingin menjadi pengikut saja dengan pangsa pasar minoritas?

    Sumber daya Manusia Apakah sikap, pengetahuan dan ketrampilan wirausahawan akan ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman? Pengembangan Usaha Seorang wirausahawan yang telah mengelola usahanya, perlu meningkatkan : Penjualan, Penetrasi pasar, Laba, Unit usaha, Organisasi kerja. Sumber daya keuangan Tingkat efisien mana yang akan dicapai? Margin bersih berapa yang diinginkan? Laba investasi berapa yang diharapkan? Berapa dana yang dibutuhkan dalam investasi? Berapa dana yang dibutuhkan dalam operasi usaha? Sarana kerja Sarana kerja semakin lama dipakai akan semakin rusak dan usang. Dalam hal ini apakah sarana perlu diganti? Apakah sarana perlu diperbaiki? Tanggung jawab sosial Apakah berwirausaha itu semata-mata demi mencari keuntungan? Apakah seorang wirausahawan mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan? Apakah seorang wirausahawan ingin diterima oleh masyarakat sekitarnya? Selanjutnya seorang wirausahawan dalam merencanakan usaha yang akan dibuatnya harus didahului oleh Analisis SWOT yaitu: mengenai kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Berikutnya seorang wirausahawan harus menyusun sasaran usahanya, satu sasaran atau lebih terdiri atas sasaran keuangan, peralatan dan sebagainya. Untuk memudahkan dalam penentuan perencanaan usaha, perlu dikenali dulu beberapa bidang usaha pokok. Kesimpulan dalam menetapkan sasaran perusahaan yang akan dicapai diantaranya :

    Kemampuan menghasilkan laba Sumber daya manusia Sumber daya keuangan Kedudukan pasar Sarana kerja Pengembangan usaha Tanggung jawab sosial

    B. Bentuk-bentuk Badan Usaha Badan usaha adalah rumah tangga ekonomi yang bertujuan mencari laba dengan menggunakan sejumlah modal dan tenaga kerja. Sementara Di dalam hukum perusahaan yang merupakan bagian dari hukum dagang, Usaha Dagang (UD) atau Perusahaan Dagang (PD) memang tidak disyaratkan harus menjadi suatu Badan Hukum. Atau UD/PD bukanlah suatu Badan hukum namun demikian bentuk perusahaan ini telah banyak diterima oleh dunia perdagangan di Indonesia, bentuk badan ini tercipta dalam suasana hukum perdata untuk menjalankan suatu usaha. Bentuk UD/PD lahir atau dibentuk atas dasar kehendak (sendiri dari) seorang pengusaha, yang mempunyai cukup modal untuk berusaha dalam bidang perdagangan, dimana dia sudah merasa ahli atau berpengalaman. Sebagai seorang pengusaha UD/PD tidak bisa mengharapkan keahlian dari orang lain, sebab baik pengusaha atau manajernya adalah dia sendiri. Kalau modalnya kecil, dia bekerja sendiri, tetapi jika modalnya cukup besar dan kegiatan

  • usahanya makin besar, dia akan menggunakan beberapa orang buruh sebagai pembantunya. Keahlian, teknologi dan manajemen dilakukan oleh pengusaha itu sendiri diri, begitu pula untung rugi, sepenuhnya menjadi beban si pengusaha sendiri. P.D. sebagai suatu lembaga di bidang perniagaan sudah lazim diterima dalam masyarakat Indonesia. Karena peraturannya belum ada, maka prosedur mendirikan perusahaan itu secara resmi belum ada. Walau demikian, dalam praktek prosedur ini bisa diselidiki sebagaimana kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat perdagangan di Indonesia. Umumnya bila orang ingin mendirikan P.D., maka orang tersebut akan

    a. mengajukan permohonan untuk meminta izin usaha kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan setempat;

    b. mengajukan permohonan untuk meminta izin tempat usaha kepada Pemerintah Daerah setempat.

    Berdasarkan kedua surat izin tersebut seseorang sudah bisa mulai melakukan usaha perdagangan yang dikehendaki. Kedua surat izin itu juga sudah merupakan tanda bukti sah menurut hukum bagi UD/PD yang akan melakukan usahanya, karena kedua instansi tersebut menurut hukum berwenang mengeluarkan surat izin dimaksud. Bentuk-bentuk Badan Hukum yang bersifat Badan Usaha : 1. Perusahaan Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang dimiliki atau dikelola dan dipimpin oleh seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap resiko dan kegiatan perusahaan. Kebaikan perusahaan perseorangan

    Mudah mendirikannya Pemilik menerima seluruh laba yang diterima Pemilik bebas mengelola sendiri Tidak banyak mengikuti ketentuan aturan (hukum) Dapat dengan mudah dibubarkan setiap saat apabila dikehendaki Hubungan-hubungan dengan pihak luar bersifat pribadi Manajemen yang sederhana Pajak yang relatif ringan Keputusan dapat diambil dengan cepat Rahasia perusahaan sangat terjamin Biaya organisasi lebih murah karena sumber daya relatif kecil.

    Keburukan perusahaan perseorangan:

    Sumber modal terbatas pada pendirinya Kemampuan mengurus perusahaan terbatas Utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadinya Resiko kerugian ditanggung sendiri Pengembangan dan kelangsungan usaha tergantung seorang pribadi yang dapat sakit

    atau meninggal. 2. Perusahaan Gabungan a. Persekutuan Firma (Fa) Firma adalah persekutuan antara dua orang yang menjalankan usaha dengan satu nama dan bertujuan untuk membagi hasil yang diperoleh dan persekutuan tersebut. Beberapa ketentuan Fa :

    Setiap keanggotaan berhak menjadi pemimpin Tidak boleh memasukkan anggota baru kecuali atas persetujuan anggota lain. Keanggotaan tidak bisa dipindahkan kepada orang lain, selama anggota tersebut masih

    hidup

  • Apabila Perusahan tersebut tidak cukup untuk menutupi hutang perusahaan maka kekayaan pribadi para sekutu firma menjadi jaminannya.

    Sekutu yang tidak memasukkan modal tetapi hanya tenaga kerja saja akan memperoleh bagian laba atau rugi dengan sekutu yang memasukkan modal terkecil.

    Kebaikan Firma (Fa) antara lain:

    Kelangsungan perusahaan lebih terjamin Pembagian kerja dapat dilakukan berdasarkan keahlian yang dimiliki anggota Pengumpulan Modal dapat diperoleh lebih besar Mudah mendapat kredit dan pihak ketiga Resiko lebih ringan karena ditanggung bersama Kesempatan Kerja Status hukum yang tetap

    Keburukan Persekutuan Firma :

    Tanggung jawab yang tidak terbatas dari para anggota Tidak terjamin Kelangsungan Usaha Kesulitan dalam pengaturan kepengurusan (Manajemen) Luas Usahanya akan terjaga Kesalahan Seorang Firma harus ditanggung bersama Perbedaan pendapat dan para anggota menyulitkan pengambilan keputusan Tidak ada pemisahan antara hak milik perusahaan dengan hak milik anggota firma

    b. Persekutuan Komanditer (CV) Kontraktor, Distributor Pesekutuan Komanditer atau Commanditaire Venootschaf (CV) adalah suatu persekutuan yang terisi atas beberapa orang yang berusaha dan beberapa orang yang menyerahkan modal saja yang bertujuan mencari laba. Jenis-jenis persekutuan komanditer berdasarkan asal usulnya : 1. Persekutuan Komanditer Ash adalah CV yang berasal dari badan usaha perseorangan 2. Persekutuan Komanditer Campuran adalah CV yang berasal dari Firma, jadi beberapa

    anggota perusahaan dengan seseorang atau beberapa anggota diam. 3. Persekutuan Komanditer Berandil adalah CV asli atau campuran memperoleh tambahan

    modal komanditer yang dibagi-bagi menjadi andil-andil, saham-saham atau sero-sero. Kebaikan CV

    Pendiriannya Relative mudah Modal yang dikumpulkan lebih banyak daripada Perusahaan perseroangan Fa. Mudah mendapat kredit atau pinjaman Kemampuan manajemen lebih baik dibandingkan Perusahan Perseorangan atau Fa.

    Keburukan CV.

    Sebagian anggota memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas Kelangsungan kehidupan perusahaan sewaktu-waktu dapat terganggu Kesulitan menarik dana yang telah disetorkan.

    c. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Terbatas adalah perseoran antara dua orang atau lebih dengan modal yang diperoleh dari pengeluaran Saham. Setiap proses mempunyai satu atau lebih saham serta tanggung jawabnya terbatas hanya pada modal yang ditanamkan pada perseroan. Hal-hal yang berkaitan dengan pendirian PT.

    Akad Notaris Meminta Persetujuan Mentri Kehakiman

  • Mendaftarkan pada Pengadilan Negeri Mengumumkan dalam berita negara ( Lembaran Negara ).

    Dalam Akte Pendirian harus disebutkan :

    Nama Perseroan Tempat Kedudukan Perseroan Tujuan Perseroan Jumlah Modal Perseroan Anggaran Dasar Perseroan

    Kebaikan PT antara lain :

    Mudah mendapatkan modal dengan cara menjual sahamnya Pemimpinnya mudah diganti apabila kurang cakap Kelangsungan usaha tidak tergantung pada umur pimpinan Mudah mendapat kredit dari bank Karena saham-sahamnya mudah diperjual-belikan, perseroan dapat menjual sahamnya

    apabila membutuhkan uang tunai. Keburukan PT antara lain :

    Tanggung jawab yang terbatas, cenderung mendorong tindakan pengurus menjadi ceroboh.

    Saham-saham yang mudah diperdagangkan mengakibatkan timbulnya spekulasi Deviden yang diterima pemegang saham dikenakan pajak, sehingga mengurangi

    pendapatan. Kurang terjaminnya rahasia perusahaan.

    d). Perusahaan Negara (BUMN) Perusahaan Negara adalah semua bentuk perusahaan yang modal seluruhnya merupakan kekayaan Negara, kecuali apabila ada ketentuan lain erdasarkan undang-undang. Bentuk-bentuk BUMN Perusahaan Jawatan (Perjan) Perjan adalah milik Negara yang merupakan bagian dari satu departemen. Perjan dipimpin oleh seorang kepala dan status karyawannya pegawai negeri. Perusahaan Umum (Perum) Perum adalah perusahaan milik Negara dan tujuan utamanya melayani kepentingan umum, aktifitasnya bergerak pada bidang produksi, konsumsi maupun distribusi. Persero Persero adalah perusahaan Negara yang berbentuk PT. Perseroan bergerak pada bidang usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan, status hukumnya diatur menurut KUHP. Perusahaan Daerah Perusahaan daerah adalah Perusahaan yang diatur dengan suatu peraturan daerah yang aktifitasnya memenuhi kebutuhan masyarakat dan modal seluruhnya atau sebsagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali ada ketentuan lain.

  • C. Struktur Organisasi Sederhana Struktur organisasi sederhana disebut juga dengan bentuk organisasi lain. Adalah organisasi yang paling sederhana. Dalam organisasi ini atasan bertindak sebagai komando, sedangkan kerabat kerja/pembantu pimpinan bertindak sebagai para pelaksana. Ciri-cirinya:

    Digunakan bagi organisasi yang masih sederhana dan kecil Jumlah antar tenaga/karyawan sudah dapat saling kenal Spesialisasi kerja masih belum tinggi Digunakan bagi lembaga yang masih membutuhkan keputusan yang tepat.

    Kebaikannya:

    Kesatuan komando dapat mudah dilakukan karena dibawah satu komando Pengambilan keputusan bisa lebih cepat Rasa solidaritas antar karyawan tinggi

    Keburukannya:

    Seluruh karyawan hanya tergantung seorang saja, sehingga jika pemimpin berhalangan organisasi mengalami kemacetan.

    Dapat menimbulkan sifat otokrasi pada pemimpin Dilihat dari mekanisme kepemimpinan bagi karyawan kurang terciptanya kesempatan

    untuk berkembang. D. Produk dan Jasa Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang/jasa atau barang/jasa yang dihasilkan oleh produsen. Produsen adalah orang yang berfungsdi sebagai pihak yang menyediakan/menghasilkan barang/jasa (produk). Jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunya wujud tertentu, serta tidak mempunyai sifat-sifat fisik tertentu, seperti jasa dokter dan pengacara. E. Pengelolaan Persediaan Produk

    Kebijakan pengaturan tingkat pengelolaan persediaan produk meliputi: Penentuan system pemasaran produk Jumlah pemasaran produk Tingkat persediaan produk Tingkat penjualan produk

    Tujuan wirausaha dalam melaksanakan pengelolaan dalam persediaan produk perusahaan, sebagai berikut:

    Untuk menjaga jangan sampai persediaan produk itu habis Untuk menjaga jangan sampai usaha/bisnis menghentikan aktivitasnya Untuk menjaga jangan sampai usaha/bisnis mengecewakan para konsumen Untuk menjaga jangan sampai jumlah persediaan produk berlebihan/kekurangan.

    Biaya penyelenggaraan stok produk akan mencakup :

    Biaya penyimpanan produk Biaya modal usaha/bisnis Pajak dan asuransi Penyusutan dan usaha produk

    Pengelolaan persediaan produk tersebut, sebagai berikut :

    Persediaan produk atau jasa untuk sekarang Persediaan produk atau jasa untuk masa yang akan datang Persediaan produk atau jasa secara spekulatif

  • F. Proses Produksi Persyaratan proses produksi sebagai berikut :

    Adanya prosedur kerja dalam proses produksi Adanya tata ruang proses produksi Adanya jenis dan bahan yang akan diproduksi Adanya para karyawan yang mampu mengerjakan proses produksi.

    Ada 3 hal yang selalu harus ada di dalam proses produksi yaitu : Bahan produksi, terdiri dari :

    Bahan baku, bahan dasar, bahan bantu, bahan sisa. Alat produksi, terdiri atas alat produksi dengan mesin dan tanpa mesin. Hasil produksi, dari hasil proses produksi diperoleh dua hasil yaitu : Hasil pokok produksi dan Hasil sampingan produksi.

    G. Penyimpanan Hasil Produksi 1. Prinsip penyimpanan Cara menyimpan dan mengamankan hasil produksi, sebagai berikut : a). Menyimpan produk yang tidak memerlukan tempat khusus. Penyimpanan produk disini harus :

    Tertib, aman, dan sehat. Tidak kena debu atau kotoran Tidak mudah dimasuki tikus atau binatang-binatang lainnya.

    b). Menyimpan produk yang memerlukan tempat khusus. Penyimpanan produk disini harus :

    Disimpan pada alat pendingin khusus Disimpan pada alat pemanas/penghangat Disimpan pada tempat dengan temperature khusus.

    Tempat penyimpanan hasil produksi adalah :

    Gudang operasional, adalah tempat penyimpanan bahan baku dan bahan setengah jadi. Gudang perlengkapan, adalah tempat penyimpanan perkakas kerja dan barang proses

    produksi. Sebelum produk dijual kepada pelanggan / konsumen terlebih dahulu perlu disimpan dan

    diamankan dalam : Almari khusus, dan Gudang khusus. 2. Fungsi penyimpanan Fungsi penyimpanan hasil produksi didalam gudang sangat diperlukan sekali karena :

    Untuk menghindari adanya kerusakan Untuk tujuan spekulasi didalam usaha Untuk menjaga kelancaran atau kontinuitas perusahaan Untuk menghemat biaya dengan melakukan pembelian produk dalam jumlah besar.

    Penyimpanan hasil produksi di dalam gudang dapat berfungsi dengan baik apabila :

    Penyimpanan dapat mengatasi kestabilan harga produk atau jasa di pasar. Sifat produksi/ jasa sangat memerlukan adanya penyimpanan secara khusus. Sifat produksi/ jasa yang disimpan sangat lama waktunya dan akan semakin tinggi

    nilainya serta terus menerus. Pemakaian produk/ jasa dalam satu musim, sedangkan produk-produk tersebut

    diproduksi hamper sepanjang waktu.

  • 3. Prosedur Penyimpanan Pada dasarnya prosedur penyimpanan hasil produksi adalah sebagai berikut :

    Adanya penerimaan dan penyimpanan hasil produksi di dalam gudang. Adanya pengurusan dan penyimpanan hasil produksi di dalam gudang. Adanya pengaturan keluar masuknya hasil produksi di dalam gudang. Adanya penataan dan pengurusan admistrasi penyimpanan hasil produksi di dalam

    gudang. Kegiatan administrasi penyimpanan hasil produksi di dalam gudang adalah sebagai berikut :

    Mencatat tanggal penerimaan dan pengeluaran serta kondisi hasil produksi yang disimpan di dalam gudang.

    Mencatat jenis dan nama produk yang disimpan di dalam gudang. Mencatat jumlah hasil produk yang disimpan dan yang dikeluarkan di dalam gudang Mencatat arus keluar masuk hasil produksi yang disimpan di dalam gudang.

    PENGELOLAAN USAHA DI ANALISA BERDASARKAN ASPEK ADMINISTRASI A. Perizinan Usaha 1 Pengurusan Surat Izin Usaha Perizinan usaha adalah alat untuk membina, mengarahkan, mengawasi dan menerbitkan izin-izin usaha. Pada dasarnya setiap aktifitas perusahaan selalu ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Untuk memperoleh keuntungan, setiap perusahaan harus pandai mengelola usaha dengan manajemen yang baik. Untuk memperlancar pengelolaan usaha, setiap pengusaha diwajibkan mengurus surat izin instansi pemerintah terkait. Sebagian tindak lanjut Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang penyederhanaan dan pengendalian perizinan di bidang usaha, telah diterbitkan SK Menteri Perdagangan Nomor 1458/KP/XII/1984, pada tanggal 19 Desember 1984, begitu pula Inpres Nomor 4 Tahun 1985 banyak sekali pengaruhnya dalam bidang perdagangan barang dan jasa. Dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah daerah melalui peraturan-peraturan di dalam bidang perizinan usaha, berarti pemerintah daerah turut serta meningkatkan efektifitas dan produktivitas dalam perdagangan. Peraturan-peraturan pemerintah daerah yang berhubungan dengan pemberian Surat izin usaha dalam bidang perdagangan, antara lain sebagai berikut : a. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) Untuk kelancaran usaha, setiap pengusaha perlu mengurus Surat Izin Tempat Usaha. Surat Izin Tempat Usaha dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II, sepanjang ketentuan-ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO) mewajibkannya. Syarat-syarat yang tertuang dalam SITU :

    Keamanan Kesehatan Ketertiban Syarat-syarat lain: diwajibkan untuk mengutamakan tenaga kerja dari penduduk

    disekitarnya yang mempunyai KTP dan harus menjaga keindahan lingkungan dan menjaga penghijauan.

    b. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) SIUP adalah Surat Izin yang diberikan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada pengusaha untuk melaksanakan kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa. SIUP diberikan para pengusaha bagi perorangan, Firma, CV, PT, Koperasi, BUMN, dan sebagainya. SIUP dikeluarkan berdasarkan domisili atau penanggung jawab perusahaan. SIUP perusahaan kecil dan menengah diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Perdagangan Daerah

  • Tingkat II atas nama Menteri. Sedangkan SIUP perusahaan besar diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor wilayah Daerah Perdagangan Daerah Tingkat I atas nama Menteri. Kewajiban Pemilik SIUP Dalam pelaksanaannya, ada beberapa kewajiban yang dibebankan kepada pemilik SIUP diantaranya sebagai berikut : a). Pemilik SIUP wajib melaporkan kepada : Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan atau Kepala Kantor Departemen Perdagangan yang menerbitkan SIUP, apabila perusahaan tidak melakukan lagi kegiatan perdagangan disertai dengan pengembalian SIUP. Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan setempat mengenai : -Pembukaan cabang/perwakilan perusahaan -Penghentian kegiatan atau penutupan cabang/perwakilan perusahaan b). Perusahaan wajib memberikan data informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diperlukan oleh Menteri atau pejabat berwenang. c). Perusahaan wajib membayar uang jaminan dan biaya administrasi perusahaan dengan ketentuan yang berlaku : -Warna putih untuk perusahaan kecil -Warna biru untuk perusahaan menengah -Warna kuning untuk perusahaan besar. c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Setiap wajib pajak harus mendaftarkan dirinya pada Kantor Pelayanan Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Terhadap wajib pajak tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP akan dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan dalam pasal 39 Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983, yaitu : Barang siapa dengan sengaja: tidak mendaftarkan dirinya atau menyalah gunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada Negara, dipidana dengan pidana penjara, selama-lamanya tiga tahun dan/atau denda setinggi sebesar empat kali jumlah pajak yang terutang atau yang kurang atau yang tidak dibayar d. NRP (Nomor Register Perusahaan) Tanda Daftar Perusahaan (TDP) merupakan suatu tanda yang diberikan untuk memberikan Nomor Register Perusahaan. Tanda Daftar Perusahaan harus dimiliki oleh suatu bentuk perusahaan. e. NRB (Nomor Rekening Bank) Persyaratan untuk mendapatkan Nomor rekening Bank adalah sebagai berikut : -Foto copy KTP/SIM -Mengisi Formulir Kartu Contoh Tanda Tangan Nomor Rekening Bank untuk perusahaan minimal 2 (dua) orang, yaitu : -Bendahara -Manajer Sedangkan Nomor Rekening Bank untuk perorangan hanya bersangkutan saja.

  • f. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Analisis mengenai dampak lingkungan adalah keseluruhan proses yang merupakan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan bagi berbagai usaha atau kegiatan terpadu/multisektor. Dengan perkataan lain, AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengadilan Dampak Lingkungan Nomor : KEP. 11/MENLH 3/9, tanggal 19 Maret 1994 bahwa bidang usaha harus memperhatikan AMDAL, diantaranya :

    Bidang Pertambangan dan Energi Bidang Kesehatan Bidang Pekerjaan Umum Bidang Pertanian Bidang Transmigrasi dan

    Pemukiman Bidang Perindustrian Bidang Perhubungan Bidang Perdagangan

    Bidang Pertahanan dan Keamanan Bidang Pengembangan Tenaga

    Nuklir Bidang Kehutanan Bidang Pengendalian Berbahan

    Berbahaya dann Beracun Bidang Kegiatan Terpadu /

    Multisektor

    2. Mempersiapkan dokumen-dokumen perusahaan untuk mengurus surat izin a. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)

    Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pengurusan SITU antara lain : Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pas photo 2 buah ukuran 3x4 cm dari penanggung jawab / pemilik Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris, terutama bagi perusahaan yang berbadan

    hukum seperti CV, PT, Firma, BUMN, BUMD, Perseroan, Koperasi, dan sebagainya. Surat lunas PBB

    b. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan untuk pengurusan SIUP, tergantung pada jenis perusahaannya. 1. Perusahaan yang berbentuk PT Untuk perusahaan yang berbentuk PT, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan SIUP antara lain :

    a. Salinan akta Pendirian yang dibuat Notaris b. Salinan pengesahan Anggaran Dasar dari Departemen Kehakiman c. Salinan pendaftaran Akta pendirian pada Kepaniteran Pengadilan setempat d. Salinan Berita Negara tentang pendirian Perseroan Terbatas e. Salinan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham tentang pengakuan Direksi dan Dewan

    Komisaris f. Salinan SITU dari Pemerintah Daerah g. Salinan KTP dari penanggung jawab h. Salinan surat keputusan ganti nama dari penanggung jawab perusahaan, yang

    dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman / Kepala Daerah Tingkat II (apabila ada penggantian nama)

    i. Pas photo 2 buah ukuran 3x4 cm dari penanggung jawab j. Salinan Surat Keputusan Direksi dan persetujuan Dewan Komisaris mengenai pendirian

    Cabang / Perwakilan dan Nomor Surat Izin Usaha Perdagangan dari perusahaan setempat.

  • 2. Perusahaan yang berbentuk Firma (Fa) Untuk perusahaan yang berbentuk firma, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan SIUP antara lain :

    a. Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris b. Salinan surat tentang daftar akta Pendirian kepada Kepaniteran Pengadilan Negeri

    setempat c. Salinan berita Negara tentang pendirian Firma d. Salinan surat keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II e. Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari penanggung jawab / pemilik f. Salinan surat keputusan ganti nama dari penanggung jawab / pemilik perusahaan, yang

    dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman / Kepala Daerah Tingkat II (apabila ada penggantian nama)

    g. Pas photo 2 buah ukuran 3x4 cm dari penanggung jawab / pemilik 3. Perusahaan yang berbentuk CV, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan SIUP antara lain :

    Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris Salinan surat tentang pendaftaran Akta Pendirian pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri

    setempat Salinan Berita Negara tentang pendirian CV yang bersangkutan Salinan surat keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II

    4. Perusahaan yang berbentuk perorangan Untuk perusahaan yang berbentuk perorangan, dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan SIUP antara lain :

    Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari pemilik Salinan Surat Keterangan SITU dari Pemerintah Daerah Tingkat II, sepanjang ketentuan-

    ketentuan Undang-Undang Gangguan (HO) mewajibkan Pas photo 2 buah ukuran 3x4 cm dari penanggung jawab / pemilik

    5. Perusahaan yang berbentuk koperasi Untuk perusahaan yang berbentuk koperasi, dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dalam pengurusan SIUP tergantung pada luas wilayah operasionalnya. a). Koperasi yang kegiatannya lebih dari 1 (satu) Propinsi / Daerah Tk. 1 (1). Salinan surat pendirian koperasi dari Direktorat Jendral Koperasi (2). Salinan Surat Keterangan dari Direktorat Jendral Koperasi tentang :

    Nama dan jabatan Pengurus Nama Manajer

    Nama Badan Hukum Jenis Kegiatan dan domisili

    b). Koperasi yang kegiatannya di dalam daerah Propinsi / Daerah Tk. I yang mencakup beberapa Kabupaten / Daerah Tk. II. (1). Salinan surat pendirian koperasi dari Kantor Wilayah Koperasi (2). Salinan Surat Keterangan dari Kantor Koperasi tentang :

    Nama dan jabatan Pengurus Nama Manajer Nama Badan Hukum Jenis kegiatan dan domisili

  • c). Koperasi yang kegiatannya di dalam Daerah Kabupaten / Daerah Tk. II (1). Salinan surat pendirian koperasi dari Kantor Wilayah Koperasi (2). Salinan Surat Keterangan dari Kantor Koperasi tentang :

    Nama dan jabatan pengurus Nama Manajer Nama Badan Hukum Jenis kegiatan dan domisili

    6. Perusahaan yang berbentuk Perusahaan Perseroan (PERSERO) Untuk perusahaan yang berbentuk PERSERO, dokumen-dokumen yang perlu disiapkan dalam pengurusan SIUP antara lain :

    a. Salinan peraturan pemerintah tentang penyertaan modal. b. Salinan surat keputusan Menteri Keuangan tentang pengangkatan Direksi. c. Salinan Akta Notaris tentang pendirian Perusahaan Perseroan. d. Salinan surat pengesahan anggaran Dasar dari Departemen Kehakiman. e. Salinan Berita Negara tentang pendirian Perusahaan Perseroan yang bersangkutan. f. Salinan surat tentang pendaftaran Akta Pendirian Perusahaan ada Kepaniteraan Negeri

    setempat. 7. Perusahaan yang berbentuk Perusahaan daerah

    a. Salinan Peraturan daerah tentang pendirian/pembentukan perusahaan. b. Salinan Surat Keputusan Menteri, apabila perusahaan yang bersangkutan merupakan

    bekas perusahaan Belanda. c. Salinan Surat Keputusan tentang pelimpahan dari Pemerintah kepada Pemerintah

    daerah sebagai pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1964 apabila perusahaan tersebut merupakan pelimpahan dari Pusat.

    d. Salinan Akta Pendirian yang dibuat Notaris. c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam pengurusan NPWP antara lain: 1) Foto copy Akta Pendirian/Akta Perubahan yang terakhir. 2) Foto copy Surat Izin Tempat Usaha atau surat keterangan lainnya dari instansi yang

    berwenang. 3) Foto copy KTP/Kartu Keluarga/Paspor Pengurus. 4) Fotocopy Kartu NPWP Kantor Pusat (yang berstatus cabang). 5) Surat kuasa (bagi pengurus yang diwakili penguasanya). d. NRP (Nomor Register Perusahaan) Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam mengurus NRP antara lain: 1) Foto copy KTP dari penanggungjawab/pemilik. 2) Foto copy Akta pendirian/Akta perubahan yang terakhir dari Notaris bagi perusahaan yang

    berbadan hukum. 3) Foto copy Surat Izin Tempat Usaha atau surat keterangan lainnya dari instansi yang

    berwenang 4) Foto copy NPWP. e. NRB (Nomor Rekening Bank) Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam mengurus NRB antara lain: 1) Foto copy KTP/SIM penanggungjawab/pemilik. 2) Kartu Contoh Tanda Tangan Pimpinan Perusahaan dan Bendahara. 3) Tanda Setoran. 4) Lembar Pemberitahuan Setoran. f. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan dalam mengurus NRB antara lain: 1) Foto copy KTP Pengusaha Perusahaan.

  • 2) Foto copy Akta Pendirian Perusahaan. 3) Foto copy Surat Izin Tempat Usaha. 4) Foto copy Nomor Pokok Pajak. 5) Foto copy Nomor Register Perusahaan. 6) Foto copy daerah, gambar, lokasi perusahaan yang menimbulkan dampak. B. Surat Menyurat 1. Berbagai jenis surat menyurat Beberapa pengertian tentang surat diantaranya :

    1. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, dalam buku Dasar-dasar office manajemen, surat adalah sehelai kertas yang ditulis (pada waktu ini diketik) atas nama pribadi penulis, atau atas nama kedudukannya dalam organisasi yang ditujukan pada suatu alamat tertentu dan memuat sesuatu bahan komunikasi.

    2. Menurut J. Wajong, dalam buku Fungsi Administrasi Negara, surat adalah sesuatu pernyataan atau ucapan tertulis terhadap satu atau beberapa orang yang tidak hadir.

    3. Menurut Ateng Syahfrudin, S.H. dalam buku Tata Usaha Praktis untuk Pamong Pradja, surat adalah tidak lain daripada pembicaraan, secara tertulis dengan seseorang yang ada ditempat lain.

    4. Menurut A.S. Fauji, dalam buku Pelajaran Korespondensi Dagang,surat adalah alat untuk menyampaikan sesuatu hal atau meminta barang kepada orang lain.

    Sebagai alat komunikasi dan informasi, surat berfungsi sebagai :

    Duta atau wakil organisasi Sebagai alat bukti tertulis, misalnya perjanjian bisnis Sebagai pedoman, misalnya sebagai instruksi Sebagai alat pengingat, misalnya surat yang sudah diarsipkan

    Jenis-jenis surat menyurat adalah sebagai berikut : a. Menurut Prathihno Dalam buku Penuntun Surat Menyurat Jabatan ada 3 macam yaitu : 1). Surat Perniagaan (dibuat oleh badan-badan perniagaan atau perindustrian) 2). Surat Jabatan atau surat dinas (dibuat oleh kantor-kantor pemerintahan) 3). Surat-surat yang tidak termasuk a dan b (didalam golongan ini termasuk antaranya surat kekeluargaan) b. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1). Menurut sifat isi dan asalnya a). Surat Pribadi Surat Pribadi yang isinya bersifat kekeluargaan, persahabatan dan perkenalan Surat Setengah Resmi, misalnya surat melamar pekerjaan. b). Surat Resmi adalah surat yang isinya berkenaan dengan soal-soal tugas dalam organisasi. c). Surat Sosial adalah surat yang dibuat berbagai lembaga sosial. d). Surat Niaga adalah surat yang memuat persoalan perniagaan yang dibuat oleh perusahaan atau oleh pengelola usaha. e). Surat Dinas adalah surat yang isinya menyangkut segi-segi kedinasan yang dibuat oleh instansi pemerintah.

  • 2). Menurut Keamanan Isinya Surat Sangat Rahasia adalah surat yang berhubungan erat dengan Negara Surat Rahasia adalah surat yang isinya tidak boleh diketahui oleh orang lain Surat Konfidensial adalah surat yang isinya cukup diketahui oleh pejabat yang

    bersangkutan saja Surat Biasa adalah surat yang tidak akan menimbulkan akibat buruk atau merugikan

    organisasi atau pejabat yang bersangkutan. 3). Menurut Urgensi-nya

    Surat Segera / Kilat adalah surat harus sampai segera mungkin Surat segera adalah surat yang harus segera ditanggapi si penerima, tetapi tidak perlu

    kilat atau segera. Surat Biasa adalah surat yang isinya tidak memerlukan tanggapan si penerima.

    4). Menurut Wujudnya

    Kartu Pos adalah segala macam surat yang dibuat diatas kertas karbon berukuran 15 x 10 cm. Surat ini digunakan untuk mengirim isi berita singkat dan dapat terbaca oleh umum.

    Warkat Pos adalah sehelai kertas yang telah dicetak sedemikian rupa sehingga kalau dilipat merupakan sebuah sampul surat. Bagian dalamnya dapat digunakan untuk menulis surat yang lebih panjang informasinya.

    Surat Bersampul adalah surat yang memakai sampul yang gunanya : agar dipandang lebih sopan, isinya tidak boleh diketahui orang lain, untuk mengirim berita informasi yang cukup panjang.

    c. Menurut Drs. Thomas Wijaya Beberapa kelompok jenis surat menyurat diantaranya : a). Menurut isi dan pengirimannya, meliputi :

    Surat resmi (dinas pemerintah) Surat niaga Surat pribadi

    Menurut maksud dan tujuan, meliputi :

    Surat Pemberitahuan Surat keputusan Surat pemerintahan Surat permintaan / permohonan Surat peringatan Surat panggilan Surat penawaran Surat perjanjian Surat pesanan Surat laporan Surat pengantar / jalan Surat lamaran pekerjaan Surat penegasan Surat penuntut (klaim)

    b). Menurut Wujud bentuk surat, meliputi :

    Kartu pos Warkat pos Surat bersampul Nota atau Memo Telegram dan Teleks

  • c). Berdasarkan Jaminan, meliputi Surat sangat rahasia Surat rahasia Surat konfidensial (terbatas) Surat biasa

    d). Berdasarkan urgensi penyelesaiannya, meliputi :

    Surat kilat khusus Surat Amat Segera atau Kilat Surat Biasa

    Jenis surat menyurat dapat disimpulkan sebagai berikut : a). Surat menyurat secara resmi, adalah yang diselengarakan antara :

    Perusahaan dengan perusahaan Instansi pemerintah dengan pemerintahan dan sebaliknya Perusahaan dengan perseorangan dan sebaliknya

    b). Surat menyurat secara pribadi adalah surat menyurat yang diselenggarakan antara teman dengan teman atau keluarga dengan lainnya. C. Pencatatan Transaksi Keuangan 1. Mengadministrasikan Keuangan Perusahaan Mengadministrasikan keuangan adalah merupakan pedoman yang menunjukkan pemilihan cara mengatur dan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan keuangan perusahaan dilakukan untuk : a). Pencatatan dan penataan

    Pembelian, penjualan dan pengarsipan faktur Pencatatan pelaksanaan pembayaran produk Pencatatan, pengurusan dan pengaturan retur serta klaim Pembuatan dan pencatatan nota atau faktur penjualan

    b). Mengatur peralatan dan perlengkapan serta menyediakan :

    Buku kas Buku penjualan Buku produksi Buku piutang Buku voucher (buku untuk mencatat pembayaran hutang) Buku persediaan barang

    Diantara catatan-catatan di dalam pengaturan pencatatan transaksi keuangan, selalu berhubungan dengan :

    Buku jurnal terdiri dari : Jurnal penjualan, pembelian, penerimaan kas, dan jurnal umum Buku Besar Buku Piutang Buku Utang

    2. Membuat Daftar Inventaris dan Neraca Inventaris adalah sebuah daftar memuat dengan lengkap perincian harta dan utang dengan menyebutkan banyaknya masing-masing pada suatu waktu tertentu.

  • D. Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak adalah iuran pada Negara dari rakyat yang diwajibkan membayarnya. Berdasarkan undang-undang tanpa ada balas jasa (kontra prestasi) yang secara tidak langsung diterima oleh si pembayar pajak. Pajak sifatnya dapat dipaksakan, artinya jika wajib pajak tidak membayar seperti yang telah ditentukan, ia dapat dikenai hukuman atau sanksi agar pemungutan pajak oleh pemerintah tidak sewenang-wenang. Di Negara kita pajak diatur oleh UU No. 16 Tahun 2000 yaitu ketentuan Umum Tata Cara Perpajakan. 2. Jenis-jenis Pajak a. Menurut Golongan :

    Pajak langsung adalah pajak yang dipungut pemerintah kepada wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.

    Pajak tidak langsung adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah kepada wajib pajak, secara tidak langsung. Pajak ini dapat dilimpahkan kepada orang lain.

    b. Menurut kewenangan :

    Pajak Negara / pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintahan daerah ketentuan dari

    pajak ini ditetapkan oleh pemerintahan daerah c. Menurut Sifat

    Pajak Perorangan adalah pajak yang dalam pelaksanaannya memperhatikan keadaan / kemampuan pribadi wajib pajak. Pajak ini disebut juga pajak subjektif

    Pajak kebendaan adalah pajak yang dalam pelaksanaannya tidak memperhatikan keadaan / kemampuan wajib pajak. Pajak kebendaan disebut juga pajak objektif

    3. Contoh Jenis-Jenis Pajak a. Pajak Penghasilan Menurut pasal 21 dan pasal 26 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan, bahwa yang dimaksud pajak penghasilan adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan. Pajak penghasilan ini dapat juga dikenakan terhadap badan hokum. Suatu usaha atas penghasilan yang diterimanya. Berikut ini besarnya tariff PPh berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. 1). Wajib Pajak Perorangan

    Penghasilan kena pajak sampai dengan Rp. 25.000.000,00 sebesar 5% Penghasilan kena pajak diatas Rp. 25.000.000,00 samapai dengan Rp 50.000.000,00

    sebesar 10% Penghasilan kena pajak diatas Rp. 50.000.000,00 sampai dengan 100.000.000,00

    sebesar 15%. Penghasilan kena pajak diatas Rp. 100.000.000,00 sampai dengan 200.000.000,00

    sebesar 25%. Penghasilan kena pajak diatas Rp. 200.000.000,00 sebesar 35%.

    2). Wajib Pajak Badan

    Penghasilan kena pajak sampai Rp. 50.000.000,00 sebesar 10% Penghasilan kena pajak diatas Rp. 50.000.000,00 sampai dengan Rp. 100.000.000,00

    sebesar 15%. Penghasilan kena pajak diatas Rp. 100.000.000,00 sebesar 30%

    Besar kena pajak perorangan dihitung berdasarkan penghasilan netonya dikurangi dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang jumlahnya sebagai berikut :

  • Rp. 2.880.000,00 setahun tambahan untuk diri wajib pajak. Rp. 1.440.000,00 setahun tambahan untuk wajib pajak yang kawin. Rp. 1.440.000,00 setahun tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan

    semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang.

    Rp. 1.440.000,00 setahun tambahan bagi karyawati yang suaminya tidak menerima atau memperoleh penghasilan.

    Rp. 2.280.000,00 setahun tambahan bagi wajib pajak yang mempunyai istri berpenghasilan dan bekerja di luar usaha suami atau anggota lain.

    Contoh soal dan pemecahannya Amanda bekerja di perusahaan PT. PENDOWO TIMUR sebagai pegawai tetap sejak tanggal 1 September 2000. Gaji Amanda sebulan sebesar Rp. 1.500.000,00. Iuran pensiun yang dibayar tiap bulan sebesar Rp. 25.000,00. Amanda sudah menikah tetapi belum punya anak, maka penghitungan pajak penghasilannya sebagai berikut : Pemecahan : Gaji sebulan Rp. 1.500.000,00 Pengurangan : Biaya jabatan 5% Rp. 75.000,00 Iuran pension Rp. 25.000,00 Rp. 100.000,00 Penghasilan neto sebulan Rp. 1.400.000,00 Penghasilan neto setahun (1 September 2001 s.d 31 Desember 2001) = 4 x Rp. 1.400.000,00 Rp. 5.600.000,00 PTKP setahun Untuk WP sendiri Rp. 2.880.000,00 Tambahan WP kawin Rp. 1.440.000,00 Rp. 4.320.000,00 Penghasilan kena pajak setahun Rp. 1.280.000,00 PPh terutang = 5% x Rp. 1.280.000,00 = Rp. 64.000,00 PPh sebulan = Rp. 64.000,00 : 4 = Rp. 16.000,00 PT. PENDOWO TIMUR mempunyai penghasilan kena pajak dalam tahun 2001 sebesar Rp. 1.050.000,00. Maka besarnya pajak penghasilan terutang PT. PENDOWO TIMUR, yaitu : Pajak penghasilan PT. PENDOWO TIMUR Rp. 1.050.000,00 10% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 5.000.000,00 15% x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 7.500.000,00 30% x Rp. 950.000.000,00 = Rp. 285.000.000,00 Jumlah pajak penghasilan terutang Rp. 297.500.000,00 Penghasilan kena pajak Rp. 752.000.000,00 3). Pajak Penambahan Nilai (PPN) dan pajak atas Barang Mewah (PPn. BM) PPN adalah pajak yang dikenakan terhadap penjualan / penyerahan barang, yang telah diolah atau diproses sehingga berubah dari sifat atau bentuk aslinya menjadi barang baru yang bertambah nilainya atau daya gunanya. PPN tidak dikenakan pada setiap orang dan jasa, tetapi hanya pada barang dan jasa kena pajak (3KP) yaitu barang hasil pengolahan atau publikasi (proses membuat, memasak, merakit, mencampur, mengemas, membotolkan, dan atau menambang), barang import, seperti jasa-jasa tertentu (khususnya hasil pekerjaan kontraktor), PPn, minuman ringan, kendaraan bermotor, alat rumah tangga dengan tenaga listrik atau gas, alat fotografi, dan lain-lain.

  • Selain dikenakan PPN, barang mewah juga dikenakan pajak penjualan (PPn, BM). Contoh barang yang dikatagorikan barang mewah misalnya: minuman beralkohol, mobil mewah, hiasan rumah tangga mewah, senjata api serta senjata angina. Sebenarnya PPN dan PPn BM harus dibayar oleh produsen barang dan jasa yang bersangkutan. Namun biasanya, pajak ini dibebankan kepada pembeli barang dengan jasa dalam bentuk kenaikan harga barang dan jasa. 4). Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dikenakan kepada seseorang atau badan hokum yang memiliki, menguasai, atau memperoleh manfaat bangunan dan atau mempunyai hak atau manfaat atas permukaan bumi. Di Indonesia pajak bumi dan bangunan diatur dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1994. a). Objek PBB Objek PBB adalah bumi dan bangunan. Dalam perpajakan, yang dimaksud bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman (termasuk rawa-rawa dan tambak) serta laut wilayah Republik Indonesia. Sedangkan yang dimaksud bangunan adalah kontruksi tehnik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah atau perairan. Apakah semua bumi dan bangunan termasuk dalam penghitungan pajak bumi dan bangunan ? Ada beberapa objek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan yaitu :

    Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak untuk mencari keuntungan, antara lain : rumah sakit, tempat ibadah, pondok pesantren, museum, dan candi.

    Digunakan untuk hiburan, peninggalan purbakala atau sejenis dengan itu. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, dan tanah Negara yang belum dibebani suatu hak.

    Digunakan oleh perwakilan diplomatic, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik Digunakan oleh badan / perwakilan organisasi Internasional yang ditentukan oleh Menteri

    Keuangan. b). Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dan objek lain yang sejenis atau nilai perolehan baru atau NJOP pengganti. Besarnya NJOP ditetapkan Rp. 12.000.000,00 untuk setiap wajib pajak. c). Subjek PBB

    Subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. Dengan demikian, tanda pembayaran / pelunasan pajak bukan merupakan bukti pemilikan hak. Besar kecilnya pembayaran PBB ditentukan empat factor sebagai berikut :

    Luas tanah dan atau bangunan Besar Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), yaitu luas objek dikaitkan harga jual permeter

    persegi. Besar Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) Besarnya tariff, yaitu sebesar 0,5%

    Contoh soal dan pemecahannya Pak cahya mempunyai dua objek pajak, yaitu rumah dan kebun. NJOP bumi Rp. 10.000.000,00 dan NJOP bangunan Rp. 25.000.000,00. Maka dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) akan muncul sebagai berikut : NJOP bumi Rp. 10.000.000,00 NJOP bangunan Rp. 25.000.000,00

  • NJOP sebagai dasar pengenaan PBB Rp. 35.000.000,00 NJOP tidak kena pajak (NJOP TKP) Rp. 12.000.000,00 NJOP untuk penghitungan PBB Rp. 23.000.000,00 Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) 20% x Rp. 23.000.000 = Rp. 4.600.000,00 Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang 0,5% x Rp. 4.600.000,00 = Rp. 23.000.000,00 Jadi, pajak bumi dan bangunan yang harus dibayar Pak Surya sebesar Rp. 23.000.000,00 d). Bea Materai Bea Materai adalah pajak yang dipungut atas surat-surat tertentu melalui pembayaran materai. Contoh surat perjanjian, surat berharga, akta notaries, dan saham. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2000 yang berlaku mulai 1 Mei 2000, besarnya bea materai sebagai berikut : (a). Dokumen, dibawah ini dikenakan bea materai Rp. 6000,00

    Surat perjanjian dsn surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai pembuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata.

    Akta-akta materai termasuk salinannya. Akta-akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) termasuk rangkap-

    rangkapnya.

    (b). Dokumen dibawah ini yang mempunyai nominal sampai dengan Rp. 250.000,00 tidak dikenakan bea materai, lebih dari Rp. 250.000,00 sampai dengan Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp. 3.000,00 selanjutnya, lebih dari Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp. 6.000,00 Surat yang memuat jumlah uang, yaitu :

    Yang menyebutkan penerimaan uang Yang menyatakan pembukuan uang atau penyimpanan uang dalam rekening di bank Yang berisi pemberitahuan saldo rekening di bank Yang berisi pengakuan bahwa utang uang seluruhnya / sebagiannya telah dilunasi /

    diperhitungkan. (c). Cek dan bilyet giro dikenakan bea materai Rp. 3.000,00 tanpa batas pengenaan besar nominal. (d). Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun yang mempunyai harga nominal sampai dengan Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp. 3.000, selanjutnya, lebih dari Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp. 6000,00 (e). Sekumpulan efek dengan nama dalam bentuk apapun yang tercantum dalam surat polektif, yang mempunyai jumlah harga nominal sampai dengan Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp. 3.000,00. Sebaliknya yang mempunyai harga nominal lebih dari Rp. 1.000.000,00 dikenakan bea materai Rp. 6.000,00.