KUMPULAN ABSTRAK -...

96

Transcript of KUMPULAN ABSTRAK -...

Page 1: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene
Page 2: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

KUMPULAN ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN

23 Maret 2019

Aula Rektorat Lantai 1 Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin

2019

Page 3: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

KUMPULAN ABSTRAK SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Penguatan Pendidikan Fisika Berbasis Local Wisdom Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Editor:

Misbah, M. Pd

Dewi Dewantara, M. Pd

Saiyidah Mahtari, M. Pd

Reviewer:

Dr. Mustika Wati, S. Pd., M. Sc

Drs. Zainuddin, M. Pd

Dr. Suyidno, M. Pd

Lay out: Muhammad Ikhwan Rasyidi

Diterbitkan oleh:

Lambung Mangkurat University Press, 2019

d/a Pusat Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan Unlam

Jl. H. Hasan Basry, Kayu Tangi, Banjarmasin 70123

Gedung Rektorat Unlam Lt 2, Telp/Faks. 0511-3305195

Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.

Dilarang memperbanyak Buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan cara

apa pun, baik secara mekanik maupun elektronik, termasuk fotocopi, rekaman dan

lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit

Cetakan pertama, Maret 2019

Penyelenggara :

Progam Studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP

Universitas Lambung Mangkurat

Jl. Bridgjen Hasan Basri Kayutangi Banjarmasin

Page 4: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, Kumpulan abstrak Seminar Nasional Pendidikan 2019 yang

mengangkat tema “Penguatan Pendidikan Fisika Berbasis Local Wisdom Dalam

Menghadapi Revolusi Industri 4.0” dapat diterbitkan. Kumpulan abstrak ini memuat

beberapa hasil penelitian yang dipresentasikan di Seminar Nasional Pendidikan 2019.

Adapun judul-judul penelitian yang dipresentasikan merupakan hasil-hasil penelitian dan

kajian pustaka para peneliti dari Universitas dan Instansi terkait.

Melalui kegiatan Seminar Nasional Pendidikan 2019, hasil-hasil penelitian dan kajian

putaka dipublikasikan secara luas, sehingga dapat menjadi alternatif solusi dari

permasalahan yang sedang dihadapi Bangsa Indonesia saat ini. Hal ini berkaitan dengan

tugas utama masyarakat pendidikan untuk memberikan solusi alternatif yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah terhadap masalah-masalah nyata baik bersifat lokal,

regional maupun nasional yang terjadi saat ini.

Tiada gading yang tak retak. Tiada yang sempurna kecuali Yang Maha Sempurna.

Kritik dan saran senantiasa kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga

kumpulan abstrak ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah ilmu pengetahuan.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, Maret 2019

Tim Penyusun

Page 5: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Susunan Kepanitian Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

Pelindung : Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M. Si., M. Sc

Penasehat : Prof. Dr. H. Wahyu, MS

Penanggung Jawab : Dr. Mustika Wati, M. Sc

Ketua Pelaksana : Misbah, M. Pd

Sekretaris : Saiyidah Mahtari, M. Pd

Bendahara : Sri Hartini, M. Sc

Seksi Acara : Drs. Zainuddin, M. Pd

Anggota:

1. Misna

2. Siti Noor Kholisah

3. Ida Rusmawti

4. Muhammad Rizki

5. Eka Rosanti

6. Nita Purnama Hidayah

7. Ema Hainun Hadhiedae

8. Lili Rahmawati

Seksi Konsumsi : Dr. Eko Susilowati, M. Si

Anggota:

1. Shofia Rihtazkia Saputri

2. Selviy Noraini

3. Sulastri Wulan Dari

4. Siti Aisyah

5. Suci Rahma Daniati

6. Deffara Talitha Izzatia

7. Ayu Nanda Mustika

Seksi Perlengkapan : Mastuang, M. Pd

Anggota:

1. Panji Rahmatullah

2. Muhammad Hafiz Ridho

3. Muhammad Choirul Hadi Santoso

4. Nida Supiati

5. Nurhalimah

6. Aulia Ahmad Fauzi Noor

Seksi Kesekretariatan : Dewi Dewantara, M. Pd

Anggota :

1. Anggita Nur Hidayah

2. Ayu Nur Islamiah

Page 6: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

3. Alisya Rizka Milenia Putri

4. Bunga Lili Anissa

5. Zakiah Arsyad

6. Silva Almayardila

7. Aulia Astrid Prameswari Seksi Dokumentasi : Herru Soepriyanto, S. SE

Anggota:

1. Arif Riswandi

2. Nana Fitriani

3. Arlin Dwi Yani

4. Syah Warunadwipa A.

5. Khairunnisa Maharani

Page 7: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul i

Susunan Kepanitiaan iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Artikel Pembicara

Pendidikan Fisika Pada Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia (Ketang

Wiyono dan Sri Zakiyah) 1

Potensi Kearifan Lokal Pada Pembelajaran Fisika (Mustika Wati) 15

Integrasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Fisika dalam Rangka

Menyiapkan Sumber Daya Manusia Berkarakter Kuat Menyongsong

Era Revolusi Industri 4.0 (I Wayan Suastra )

20

Abstrak

1 Deeper Learning in Energy: Relating Concepts and Practices

Though STEM (Nurul Fitriyah Sulaeman, Yoshisuke Kumano)

32

2 Pengaruh Model Pembelajaran Just In Time Teaching Berbasis

Schoology Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi

Belajar (Alvina Fauziyah Barikna, Sholikhan, Hena Dian Ayu)

33

3 Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Siswa

(Anita Irmayani Suryati, Nurul Ain, Chandra Sundaygara)

34

4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk

Meningkatkan HOTS Peserta Didik Kelas X IPA 2 SMA YPK

Oikoumene Manokwari pada Materi Usaha dan Energi (Febiyanti

C.V Sambite, Mujasam, Sri Wahyu Widyaningsih, Irfan

Yusuf)

35

5 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap

Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa

(Dedi Setiawan*, Sholikhan, Akhmad Jufriadi)

36

6 Pengaruh Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry

Learning (POGIL) Terhadap Keterampilan Proses Sains dan

Penguasaan Konsep Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1

Lawang (Elfrida Toyo, Sudi Dul Aji, Chandra Sundaygara)

37

Page 8: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Halaman

7 Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis Permainan

Tradisional pada Materi Gerak Melingkar (Zulherman*, Abidin

Pasaribu, Ketang Wiyono, Saparini, Winda Oktori)

38

8 Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan

Motivasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi

Suhu, Pemuaian dan Kalor Kelas VII-E SMP Negeri 2 Wagir

(Helena Jelita Igut* , Nurul Ain, Hestiningtyas Yuli Pratiwi)

39

9 Pengaruh Modelpembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap

Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa

(Intan Kurnia Pertiwi Sukma, Sholikhan, Akhmad Jufriadi)

40

10 Pengembangan Media Pembelajaran Virtual Berbasis Algodoo

v.2.1.0 pada Pokok Bahasan Hukum Archimedes (Faiz Hasyim,

Indrawati Wilujeng, Ari Krismandana)

41

11 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis

Demonstrasi Terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep

Fisika Siswa (Ansilina Delima, Sudi Dul Aji, Hestiningtyas Yuli

Pratiwi)

42

12 Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap

Motivasi dan Kemampuan Analisis Siswa Kelas VIII SMP Negeri

2 Kepanjen (Liliana Yulia Asril, Nurul Ain, Hestiningtyas Y.

Pratiwi)

43

13 Pengembangan Buku Sains Model Science Technology Society

and Religious (STSR) untuk Siswa SD (Panji Hidayat)

44

14 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Berfikir

Kritis Ditinjau dari Motivasi Berprestasi (Linda Wiji Lestari,

Sholikhan, Akhmad Jufriadi)

45

15 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri

Bebas Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau dari Motivasi

Belajar (Nur Azizah Septiana Wulandari, Sholikhan, Akhmad

Jufriadi)

46

16 Analisis Gaya Belajar Mahasiswa Teknik Elektro dalam

Mendukung Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Terapan

Berbasis Pemantapan Pendidikan Karakter di Era 4.0 (Qamariah,

Wardiani Hiliadi)

47

17 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis

Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar

Siswa (P. Sulastri, H. Yuli. Pratiwi, S.Dul. Aji)

48

Page 9: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Halaman

18 Pengaruh Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Prolem

Solving (TAPPS) Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

(Rizka Aulia Wardhani, Nurul Ain, Hena Dian Ayu)

49

19 Pembangunan Nilai Karakter Pada Praktikum Fisika Dasar (Eko

Wahyu Nur Sofianto, Ratna Kartika Irawati)

50

20 Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Berbasis PhET Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar (Lexi

Mansula Batukh, Nurul Ain, Hena Dian Ayu)

51

21 Pengaruh Model Pembelajaran Guide Inquiry Berbantuan Mind

Mapping Terhadap Literasi Sains Ditinjau dari Motivasi Belajar

Siswa (Siska Apriliana, Chandra Sundaygara, Hena Dian

Ayu)

52

22 Efektivitas moPhyDict untuk Meningkatkan Kemampuan

Pemahaman Konsep Fisika Siswa Tingkat SMA (Betti Ses Eka

Polonia, Lia Yuliati)

53

23 Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis

Asesmen Kinerja Terhadap Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa dan

Pemhaman Konsep Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Sumberpucung (Theodorus Abdiandy Janggur, Nurul Ain,

Kurriawan B. Pranata)

54

24 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Berbasis

Eksperimen untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan

Mereduksi Miskonsepsi Pada Materi Getaran Harmonis Sederhana

Kelas XI IPA SMA Nasional Malang Tahun Pelajaran 2018/2019

(Vivi Proyanti Bere, Kurriawan Budi Pranata, Akhmad

Jufriadi)

55

25 Pengaruh MEA Terhadap Penentuan Lulusan Mahasiswa Fisika

Pada Kurikulum KKNI dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

(Sitti Rahmasari)

56

26 Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan

Keterampilan Proses Sains Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa SMP PGRI 6 Malang (Yohana Salwati, Sudi Dul Aji’, Hestiningtyas Yuli Pratiwi)

57

27 Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa SMP

Negeri 2 Wagir (Yulia Sastri Selama, Nurul ain, Hena Diana

Ayu)

58

Page 10: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Halaman

28 Validitas dan Reliabilitas Angket Kreativitas Mencipta Produk

Media Pembelajaran Fisika (Wiwik Agustinaningsih)

59

29 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa di SMP

PGRI 02 Singosari (Klaudius Briantoro Jarut, Nurul Ain,

Chandra Sundaygara)

60

30 Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Melalui Pendekatan Multirepresentasi Terhadap Minat Belajar dan

Pemahaman Konsep Fisika (Yosefina Suryanti , Sudi Dul Aji,

Muhammad Nur Hudha)

61

31 Pemanfaatan Aplikasi Android dalam meningkatkan Minat

Belajar Mahasiswa Pendidikan IPA (Ellyna Hafizah, Farida

Hayati )

62

32 Pemanfaatan Produk Radar Cuaca dan Satelit untuk

Mengidentifikasi Sebaran Abu Vulkanik (Studi Kasus Letusan

Gunung Agung Tanggal 26 November 2018 (Audia Azizah

Azani, Christine Natalia Sanda Tata, Kuntinah, Imma Redha

Nugraheni, Abdullah Ali)

63

33 Analisis Dinamika Atmosfer Saat Kejadian Angin Puting Beliung

di Banjarmasin (Studi Kasus : 11 Januari 2019) (Sri Noviati,

Rezky Yunita, Uli Mahanani)

64

34 Pengaruh Variasi Komposisi Campuran dan Tekanan Pada

Kualitas Pembakaran Briket Berbahan Cangkang Biji Karet

dan Abu Dasar Batubara (Ninis Hadi Haryanti, Rijali Noor, Dwi

Aprilia)

65

35 Sistem Eigen Operator Matriks Hermitian Dengan Metode

Analitik (Nur Aida, Bambang Supriadi, Yushardi)

66

36 Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) Berbasis Mind Mapping terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas XI PIS pada Konsep Sistem Peredaran Darah

Manusia (Riya Irianti, Noorhidayati, Dita Sifa Febriyanti )

67

37 Memperbaiki Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA melalui

Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri pada Konsep Animalia

(Norhasanah, Muhammad Hasan, Muhammad Zaini)

68

38 Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik Konsep Protista Berbasis

Keterampilan Berpikir Kritis (Suatu Penelitian Berbasis Desain)

(Muhammad Arsyad, Muhammad Zaini, Khairunnisa Aziati)

69

Page 11: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Halaman

39 Pengukuran Kualitas Udara Ambien Dan Kebisingan di Area dan

Sekitar Area Pelabuhan Khusus Batubara PT. Adiapratama Coal

Desa Serongga Kabupaten Kotabaru (Bunda Halang,

Muhammad Zaini, Riya Irianti)

70

40 Metode Pembelajaran IMPROVE sebagai Alternatif untuk

Mengembangkan Kemampuan Siswa dalam Mengatasi

Permasalahan Kimia (Rahmat Eko Sanjaya, Restu Prayogi,

Almubarak)

71

41 Students’ Multiple Intelligence Profile as a Guidelines for Enhancement of Chemistry Teaching and Learning Quality

(Almubarak, Restu Prayogi, Rahmat Eko Sanjaya)

72

42 Service-Learning sebagai Alternatif Metode Pembelajaran

Mahasiswa dalam Pengabdian kepada Masyarakat (Studi Kasus :

IFSTS-L Yogyakarta, Halmahera Utara, dan Sumba Tengah)

(Paulus Bawole, Kristian Oentoro)

73

43 Pengintegrasian Kearifan Lokal Kalimantan Selatan dalam

Pembelajaran Fisika (Misbah, Zainal Fuad)

74

44 Kreativitas Ilmiah Mahasiswa dalam Mendesain Rangkaian

Listrik Sederhana melalui Creative Responsibility Based

Learning (Suyidno, Eko Susilowati, Mohamad Nur, Leny

Yuanita, Titin Sunarti)

75

45 Eksplorasi Dimensi Kreativitas Siswa melalui Integrasi

Pengetahuan Science Technology Engineering and Mathematics

(STEM) (Eko Susilowati, Suyidno)

76

46 Implementasi Pembelajaran Biologi Melalui TPS Pada Siswa

Homeschooling untuk Mengembangkan Kemampuan

Berkomunikasi dan Aktivitas Siswa (Nurul Hidayati Utami)

77

47 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share

(TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar

Fisika Pada Materi Pokok Pengukuran Di SMA Negeri 2 Palangka

Raya (Marsaulina Demiaty)

78

48 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perumahan Dengan

Metode AHP Menggunakan Expert Choice (Surdiyanto)

79

49 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dengan Metode

Problem Solving Pada Materi Listrik Dinamis Untuk Melatihkan

Keterampilan Pemecahan Masalah (Sinar Meisura Asyifa,

Mastuang, dan Syubhan Annur)

80

Page 12: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Halaman

50 Pengembangan Bahan Ajar Getaran Harmonis Melalui Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan Kemampuan

5M (Pina Ayu Imanah, Mustika Wati, dan Abdul Salam M)

81

51 Penerapan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Peserta Didik

(Atikah, Muhammad Arifuddin, Sarah Miriam)

82

52 Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Paminggir

Melalui Model Quantum Teaching (Muhammad Said, Sri

Hartini, Misbah, Dewi Dewantara)

83

53 Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran Generatif untuk

Melatihkan Pemahaman Konsep Fisika pada Materi Teori Kinetik

Gas (Nor Hasanah, Zainuddin, Suyidno)

83

Page 13: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

1

Pendidikan Fisika Pada Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

Ketang Wiyono*, Sri Zakiyah

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya

Sumatera Selatan, Indonesia, 30662

* [email protected]

Abstrak

Revolusi industri 4.0 menjadi tantangan berat tersendiri bagi bidang-bidang ilmu

pendidikan untuk dapat menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi yang

dibutuhkan saat di dunia kerja. Istilah revolusi industri 4.0 mendorong adanya

sebutan revolusi pendidikan 4.0 yang mengaplikasikan kemajuan teknologi pada

kegiatan pembelajaran. Sebagai hasil dari perkembangan yang terjadi secara simultan

dan merupakan hasil kolaborasi berbagai cabang ilmu pengetahuan, tentunya sistem

pembelajaran fisika ditingkat pendidikan perlu diintegrasikan dengan bidang ilmu

lain. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan lulusan yang memiliki kemampuan

pengetahuan bersifat transdiscipliner yang mampu menggunakan pengetahuannya

serta menerapkannya pada kehidupan nyata.

Kata Kunci: pendidikan fisika, revolusi industry 4.0

PENDAHULUAN

Revolusi industri merupakan

sejarah perkembangan terpenting dalam

kehidupan manusia selama tiga abad

terakhir yang bersifat berkelanjutan

dalam membangun kehidupan dunia

modern (Stearns, 2013). Istilah revolusi

industri telah lama digunakan untuk

menjelaskan perubahan aspek general di

bidang industri yang saling berkaitan

seperti teknologi dasar yang digunakan

di pabrik, mesin-mesin yang dibangun

dari teknologi tersebut, serta rutinitas

buruh yang bekerja (Cowan, 2012;

Frader, 2006). Revolusi industri dibagi

ke dalam beberapa generasi yaitu;

industri 1.0 pertama kali dimulai sekitar

abad ke-18 dengan adanya penemuan

mesin uap dan turbin air; generasi kedua

dikembangkan setelah ditemukannya

energi listrik yang menyebabkan mesin

pabrik berbasis mesin bertenaga listrik;

revolusi industri ketiga mengintegrasi

teknologi informasi pada manajemen

sistem; dan revolusi industri generasi ke

empat yang sedang berlangsung saat ini

(Agrawal, Schaefer, & Funke, 2018).

Era industri ke-4 atau yang lebih dikenal

sebagai industri 4.0 merupakan hasil

kombinasi yang telah ada dan penemuan

terbarukan. Hal ini mengakibatkan

adanya perubahan yang sangat

signifikan seperti; perubahan sosial, tata

laksana organisasi industri, ekonomi

makro, dan teknologi yang digunakan

(JONES, 1984; Deane, 2003; Halili,

2019).

Laju perkembangan teknologi

yang terjadi pada era revolusi industri

mempengaruhi pola gaya hidup

masyarakat global. Perbedaan kondisi

sosial ekonomi di masing-masing era

mendesak adanya ketersediaan sumber

daya manusia yang spesifik dan terampil

(Puncreobutr, 2016). Adapun tugas

untuk mengembangkan keterampilan

yang diperlukan bergantung pada

individu itu sendiri; kemampuan

manajemen pembelajaran untuk

menggabungkan pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat

(Puncreobutr, 2016).

Pendidikan 4.0 merupakan cara

untuk melengkapi fenomena integrasi

digital dalam kehidupan sehari-hari di

mana manusia dan mesin berinteraksi

untuk memecahkan masalah dan

Page 14: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

2

menemukan teori inovasi baru. Dalam

pendidikan 4.0, akses informasi tidak

terbatas ruang dan waktu serta proses

belajar mengajar telah menjadi dinamis.

Masa depan pendidikan 4.0 dapat

mengubah pemanfaatan informasi

dengan cara yang praktis dan berbasis

digital. Untuk mengatasi kebutuhan

revolusi industri 4.0 dalam pendidikan,

lembaga pendidikan harus terus

mengintegrasikan metode inovatif untuk

meningkatkan proses belajar mengajar

(Halili, 2019).

SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI

(1.0, 2.0, 3.0)

Industri revolusi generasi pertama

kali terjadi di Britania Raya pada akhir

abad ke-17 yang terjadi secara spontan

tanpa adanya dorongan dari pemerintah

dan merupakan generasi yang paling

signifikan perubahannya dalam

rangkaian generasi revolusi industri; dari

konvensional menjadi berbasis teknologi

(Deane, 2003;Savić, 2018). Sebelumnya

di tahun 1760 sistem industri masih

berbentuk industri rumah tangga dengan

ciri khusus yaitu menggabungkan

pertanian dan kegiatan industri dengan

memperkerjakan dan melatih satu atau

beberapa orang pekerja. Lahirnya

penemuan mesin uap dan alat tenun

listrik menjadi titik awal industri 1.0

yang merupakan zaman mesin industri

pertama (Hartwell, 2017)(Peters, 2017).

Industri 2.0 merupakan hasil

upgrade dari industri 1.0 dimana sistem

produksi pabrik telah menerapkan

elektromagnetik dan memproduksi

secara massal menggunakan sistem

assembly lines (Zhou, Zhou, & Liu,

2015). Revolusi industri kedua ini

distimulasi oleh teori Faraday dan

Maxwell yang mengkombinasikan gaya

magnet dan gaya listrik. Kedua teori

tersebut kemudian melahirkan

pembangkit listrik dan motor listrik yang

berperan penting dalam lini perakitan

(assembly line) untuk produksi massal

(Xing & Marwala, 2006; Ravasoo,

2014).

Gambar 1 Sejarah Perkembangan Revolusi Industri

Sumber: (Wahlster, 2016)(Zhou et al., 2015)

Tingkat

kompleksitas Perkembangan dari industri 1.0 ke industri 4.0

Revolusi industri

pertama: berbasis energi

tenaga uap

Mesin tenun

bertenaga uap

pertama (1784)

Revolusi industri

kedua: berbasis

energi tenaga listrik

Sistem lini produksi

pertama di rumah

pemotongan hewan di

Cincinnati, Ohio

(1870)

Revolusi industri

ketiga: berbasis

sistem informasi

Kontrol logika

terprogram

pertama

(programmable

logic controller/

PLC) pada

tahun 1969

Revolusi industri

keempat: berbasis

Cyber Physical

Systems (CPS)

Pada tahun 2013, konsep

industri 4.0 secara resmi

diperkenalkan

Periode 1800 1900 2000 2013

Page 15: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

3

Meskipun terdapat perbedaan

yang signifikan antara karakteristik

industri 1.0 dan industri 2.0, terdapat

kesamaan antara kedua era revolusi

industri ini yaitu penemuan teknologi

baru yang mengubah tata cara sistem

produksi di banyak pabrik. Demikian di

era industri 3.0 dimana internet

merupakan inovasi yang dikembangkan

dengan kemajuan teknologi yang

memudahkan perusahaan untuk saling

berkomunikasi melalui perangkat keras,

jaringan perangkat lunak komputer, dan

sistem telekomunikasi (Smith, 2000).

Industri 4.0, yang sedang

berlangsung saat ini, mengacu pada

kemajuan teknologi modern di mana

internet dan teknologi pendukung

(seperti embbeded system/ sistem

tertanam) berperan sebagai pusat

pengoperasian integrasi sistem produksi.

Konsep-konsep seperti Internet of

Things (IoT), internet industri,

komputasi awan (Cloud-based

Manufactoring), dan Smart

Manufacturing merupakan aspek

penting dari konsep visioner revolusi

industri keempat (Schumacher, Erol, &

Sihn, 2016). Gambar 1.0

mengilustrasikan perkembangan

keempat generasi revolusi industri.

ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

DAN 5.0

Industri 4.0 dan IoT (Internet of Things)

Istilah industri 4.0 pertama kali

dikenalkan pada tahun 2011 pada acara

Hannover Fair di Jerman (Chung &

Kim, 2016). Bahkan gagasan industri

5.0 sudah mulai muncul di beberapa

publikasi yang menekankan pada

implikasi material-material biologis

sebagai sumber daya berkelanjutan

(Sachsenmeier, 2016). Konsep industri

4.0 didasarkan pada teknologi kompleks

yang meliputi cyber-physical systems,

Internet of Things (IoT), komputasi

awan (cloud computing), big data dan

kemajuan teknik analisis (Zhou et al.,

2015).

Aspek CPS (cyber-physical

systems) merupakan dasar dari adanya

Internet of Things (IoT). Sistem ini yang

membangun teknologi-teknologi inovasi

yang terdiri dari banyak fungsi kerja dan

memudarkan batas antara definisi maya

dan nyata (Ungurean, Gaitan, & Gaitan,

2014). Internet of Things (IoT) sendiri

merupakan inovasi yang

menggabungkan komponen fisik dan

digital untuk menciptakan produk-

produk baru (Wortmann & Flüchter,

2015). Istilah things pada Internet of

Things merujuk pada berbagai elemen

fisik seperti perangkat portabel (seperti:

smartphone, tablet, dan kamera digital)

dan elemen lingkungan (seperti: rumah,

mobil, dan kantor) yang setiap perangkat

(things) dilengkapi dengan alat

identifikasi frekuensi radio sehingga

saling terhubung (Ungurean et al.,

2014) (Zhou et al., 2015).

Kemajuan di era industri 4.0

memberikan banyak manfaat dan

kemudahan terutama di sektor produksi

dan bisnis (Berawi, 2018) melalui

peningkatkan fleksibilitas dan kecepatan

produksi (Pai Zheng et al., 2017),

bersifat otomatisasi (Lasi, Peter, Hans-

Georg, Thomas, & Michael, 2014),

virtualiasi (menghasilkan salinan virtual

melalui data sensor) (Stock, Obenaus,

Kunz, & Kohl, 2018), pemrosesan data

dan komunikasi secara real time (Wan,

2015). Kemajuan teknologi ini tidak

hanya mengubah sistem produksi pabrik

namun juga kebutuhan dan gaya hidup

masyarakat global. Seperti penggunaan

media sosial telah digunakan oleh

hampir 30% dari populasi dunia untuk

saling terhubung, belajar, dan mencari

sumber informasi (Prisecar, 2016).

Page 16: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

4

Gambar 2. Jumlah device yang terhubung IoT dalam skala global

Gambar 3. Persentase populasi dunia yang mengakses internet

Page 17: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

5

Gambar 4. Perbandingan jumlah pengguna internet di Indonesia dan negara lain

Berdasarkan data survey IHS (IHS,

2016), jumlah perangkat elektronik yang

terhubung dengan internet selalu

meningkat setiap tahunnya (Gambar 2).

Pada tahun 2018, sebanyak 23,14 milyar

orang yang menggunakan alat elektronik

berbasis internet dan diperkirakan akan

selalu meningkat hingga berkisar sekitar

75 milyar orang (kenaikan sebesar

200%) pada tahun 2025. Sejalan dengan

data hasil survey menurut World Bank

(Group, 2017a), pada tahun 1993

dimana telah memasuki era industri 3.0

yang telah menggunakan sistem

informasi berbasis internet, jumlah

pengguna terus meningkat secara

bertahap dari persentase terkecil sebesar

0,252% hingga 45,794% pada tahun

2017 yang hampir mencapai setengah

dari keseluruhan persentase populasi

dunia (Gambar 3). Negara Indonesia

sendiri juga mengalami peningkatan

untuk jumlah pengguna internet hingga

sebesar 32,3% pada tahun 2017 dari

persentase dibawah 1% di tahun 1995

(Group, 2017a). Menariknya, beberapa

negara berkembang lainnya seperti

Filipina dan Vietnam, memiliki

persentase lebih rendah dibandingkan

Indonesia pada tahun 1995, akan tetapi

jumlah pengguna mengalami kenaikan

yang lebih signifikan dengan jumlah

persentase pengguna di tahun 2000

sebesar 55,5% dan 46,5% masing-

masing untuk negara Filipina dan

Vietnam, sedangkan Indonesia hanya

sebesar 25,5% pada periode tahun yang

sama (Group, 2017b). Sedangkan pada

negara maju seperi Amerika Serikat dan

Jerman, persentase pengguna internet

terus bertambah secara signifikan,

sejalan dengan jumlah kepemilikan

Page 18: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

6

smartphone di negara maju yang terus

meningkat di setiap tahunnya; sejumlah

68% pada tahun 2015 (Poushter, 2016).

Secara umum berdasarkan data pada

Gambar 2, 3, dan 4 menunjukkan bahwa

adanya mobile device yang terintegrasi

dengan internet, mengubah gaya hidup

masyarakat global; revolusi industri juga

menyebabkan revolusi kehidupan sosial

dengan adanya keberadaan IoT yang

menyediakan kemudahan layanan

bersifat instan dan smart-based (Guo,

Daqing, & Zhu, 2011).

Adanya kemajuan teknologi di era

revolusi industri saat ini tidak dipungkiri

juga membawa tantangan sebagai

konsekuensi dari industri 4.0 terutama

untuk para tenaga kerja diantaranya:

kompleksitas sistem pada perangkat

yang digunakan; sistem berperan

sebagai intelligent assistance;

peningkatan kebutuhan tenaga kerja

terampil; dampak pada organisasi kerja

dan keseimbangan kehidupan kerja; dan

cybersecurity (Ras, Wild, Stahl, &

Baudet, 2017; Arnold, 2016).

Berikut ini kompetensi inti yang

dibutuhkan untuk menghadapi tantangan

dari industri 4.0 (Hecklau, Galeitzke,

Flachs, & Kohl, 2016).

Tabel 1 Kategori kompetensi era industri 4.0

Kategori Kompetensi yang dibutuhkan

Kompetensi teknikal

Pengetahuan terbarukan

Kemampuan teknikal

Kemampuan pemahaman yang cepat

Kemampuan menggunakan media

Kemampuan coding dan pemrograman

Memahami sistem keamanan IT

Kompetensi

metodologis

Kreativitas

Berjiwa entrepreneur

Problem solving

Conflict solving

Kemampuan memilih keputusan

Kemampuan analitis

Research skills

Berorientasi efisien

Kompetensi sosial Kemampuan adaptasi antar budaya

Kemampuan berbahasa

Kemampuan berkomunikasi

Kemampuan membangun jaringan

Kemampuan bekerja sama dalam tim

Kemampuan mentransfer pengetahuan

Kemampuan memimpin

Kompetensi personal Fleksibilitas

Kemampuan bertoleransi/adaptasi

Motivasi untuk belajar

Mampu bekerja di bawah tekanan

Memiliki inisiatif

Mudah menyesuaikan dengan kemajuan teknologi

Page 19: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

7

PENDIDIKAN FISIKA PADA ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Adanya revolusi industri 4.0

mempengaruhi landasan terciptanya

inovasi-inovasi di bidang pendidikan.

Cepatnya laju revolusi pada era ini yang

berfokus pada kecerdasan artifisial,

perlahan menyebabkan adanya model-

model pembelajaran baru yang sesuai di

masa depan—istilah untuk education 4.0

(pendidikan 4.0) (D’Souza & Kamaruddin, 2016). Banyak pendidikan

tinggi yang tidak hanya mengajarkan

sebatas teori terkait bidang kajian ilmu

tertentu, namun juga melatih

kemampuan peserta didik untuk dapat

beradaptasi dan bersaing secara global

dalam menghadapi industri 4.0 (Singh,

Al-Mutawaly, & Wanyama, 2017).

Salah satunya adalah melalui

pendekatan pembelajaran aktif berbasis

industrial project sesuai dengan

kurikulum pada program studi (Baena,

Guarin, Mora, Sauza, & Retat, 2017).

Pendidikan fisika di era

pembelajaran konvensial masih bersifat

teacher-oriented learning; sesi tanya

jawab singkat di akhir pembelajaran

dengan pemberian pekerjaan rumah;

serta menghadapi ujian akhir dengan

pola masalah yang sama di setiap

semesternya (Wieman & Perkins, 2005).

Sistem pembelajaran seperti ini yang

kemudian menyebabkan hampir seluruh

peserta didik di bidang fisika memiliki

pola pikir dan karakteristik yang sama

(Wieman & Perkins, 2005; McDermott

& C., 1990). Sehingga para pendidik di

bidang sains diharapkan untuk dapat

megembangkan pendidikan fisika

menjadi lebih efektif dan relevan sesuai

dengan tuntutan kebutuhan global

(Wieman & Perkins, 2005). Dengan

adanya kemajuan di bidang teknologi,

media-media pembelajaran dan sumber

belajar terus mengalami inovasi,

sehingga mendorong siswa untuk dapat

belajar secara mandiri dan mampu

menyelesaikan masalah yang bersifat

abstrak dengan pendekatan ilmiah

(Neeman, 1988; Eijkelhof & Kortland,

1988).

Peserta didik diharapkan berhasil

dalam menghadapi lingkungan kerja

yang semakin mengglobal,

terotomatisasi, tervirtualisasi, berjejaring

dan fleksibel menyebabkan keterampilan

yang dibutuhkan bukan hanya sekedar

pengetahuan kognitif belaka, melainkan

kemampuan berpikir secara non-linear,

keterampilan sosial dan antar budaya,

manajemen diri, dan kompetensi diri

(Wallner & Wagner, 2016). Beberapa

fakta nyata yang muncul di lingkungan

akademik dalam kehidupan sehari-hari

menimbulkan adanya kompleksitas yang

mempengaruhi kegiatan pembelajaran

seperti: tingkat keberagaman siswa

semakin meningkat, kehadiran

perangkat seluler dan sosial media yang

mudah ditemui, perkembangan program-

program pembelajaran; beragam

pengaturan, format, dan teknologi yang

tersedia (seperti e-learning, blended

learning, kelas yang di rolling, peer

teaching, dan sebagainya), tuntutan

kemampuan belajar siswa yang terus

meningkat, kemajuan pesat di beragam

bidang disiplin ilmu yang terus menerus

menghasilkan pengetahuan baru, dan

mudahnya akses setiap informasi secara

real time (Wallner & Wagner, 2016).

Beragamnya tantangan global

yang diakibatkan oleh arus industri 4.0

menyebabkan peningkatan kebutuhan

sumber daya manusia yang mampu

mengintegrasi pengetahuan saintifik

beserta aplikasinya (Kelley & Knowles,

2016). Hal ini yang kemudian

menggarisbawahi pentingnya

kemampuan di bidang sains dan

terapannya bagi masyarakat global di

abad ke-21 untuk meningkatkan

kompetensi di bidang STEM (Science,

Technology, Engineering, and

Mathematics) (English, 2016;

Marginson, Simon; Tyler, Russell;

Freeman, Brigid; Roberts, 2013;

Zakiyah, Akhsan, & Wiyono, 2019).

Page 20: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

8

Konsep pendidikan STEM di

dunia modern merupakan integrasi

bermakna dari beragam cabang ilmu

yang digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan di dunia nyata (Labov,

Singer, George, Schweingruber, &

Hilton, 2009; Sanders, 2009). Beberapa

aspek yang dapat dikembangkan melalui

integrasi pembelajaran sains dan

terapannya merupakan kapabilitas

lulusan pendidikan STEM yang

meliputi: skills (riset, belajar dan

menyelidiki; problem solving, technical

skills dan observasi, melakukan

eksperimen, dan menyajikan presentasi);

ways of thinking (analitis, logis, berfikir

kritis, sistematis, terstruktur;

kemampuan bertanya, mengevaluasi,

mandiri; memberikan alasan, objectif,

berbasis fakta, rasional; open-minded;

inovatif, kreatif, dan berfikir

lateral/berbagai sudut pandang); dan

knowledge (metode saintifik, sains

sebagai proses; pembelajaran

terintegrasi STEM; pengetahuan dan

kosakata berbasis pengetahuan STEM)

(West, 2012). Aspek kemampuan

tersebut linear terhadap kualifikasi

kebutuhan tenaga kerja di era industri

4.0 sesuai dengan Tabel 1. Oleh karena

itu, sangat penting untuk

mengembangkan pembelajaran tidak

hanya terorientasi hanya untuk satu

cabang ilmu tertentu (disciplinary),

melainkan bersifat transdisiplin

sehingga pengetahuan dan keahlian yang

diperoleh dari berbagai sumber ilmu

mampu diaplikasikan pada real-world

problems dan meningkatkan pengalaman

belajar peserta didik (English, 2016).

PERAN PENDIDIKAN FISIKA

UNTUK MENGHADAPI ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Semakin berkembangnya

generasi, sumber daya manusia harus

mampu beradaptasi, berkolaborasi, dan

berinovasi menggunakan teknologi-

teknologi terbarukan, mengidentifikasi

dan mengaktualisasikan beberapa

cabang disiplin ilmu (Atlass, Patricia;

Wiebe, 2017). Seiring waktu, trend

penelitian kolaborasi riset

interdisiplineritas dengan sub-bidang

fisika semakin meningkat yang terus

menghasilkan teknologi-teknologi

terbarukan (Pan, Sinha, Kaski, &

Saramäki, 2012). Hal ini mengakibatkan

meningkatnya permintaan sumber daya

manusia yang terkualifikasi untuk

mampu bersaing di dunia global.

Sehingga untuk menciptakan lulusan

yang terampil terutama di era industri

4.0 saat ini perlu memperhatikan

beberapa hal sebagai berikut (Wallner &

Wagner, 2016):

Memberikan gambaran struktural

ilmu fisika kepada peserta didik

Tantangan yang ada di masa

depan menitikberatkan pada kemampuan

interdisipliner dan transdisipliner.

Seperti mesin-mesin robotik yang

digunakan di bidang kedokteran,

perangkat radio dan smart assistance

yang terdapat pada mobil dan perangkat

seluler. Sehingga pembelajaran yang

hanya berfokus pada satu bidang ilmu

tanpa ada relasi dengan cabang ilmu

yang lain menjadi semakin kuno. Apa

yang dibutuhkan oleh siswa untuk

kehidupan di masa depan adalah

gambaran struktural pada tiap-tiap

bidang ilmu pengetahuannya untuk

dapat diintegrasikan dengan

pengetahuan lain yang telah diperoleh.

Memberikan kesempatan siswa

menggali ilmu dari beragam sumber

Informasi-informasi yang

dibutuhkan oleh siswa berjumlah tak

terbatas dan tersedia di berbagai sumber

(buku, artikel, search engine, blog, dan

lain sebagainya). Guru bukanlah sebagai

ahli di bidang ilmu yang diampu, saat

pembelajaran berlangsung setiap siswa

memiliki pendapat ilmiahnya masing-

masing.

Page 21: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

9

Pembelajaran STEM terintegrasi

Banyak penelitian yang

menunjukkan dengan mengaplikasikan

kurikulum berbasis interdisipliner

(kurikulum terintegrasi) menciptakan

kesempatan bagi siswa untuk

pengalaman yang lebih relevan,

pembelajaran yang minim

terfragmentasi (setiap materi saling

terhubung), dan memberikan stimulus

bagi peserta didik (Furner & Kumar,

2007). Adapun manfaat lain yang secara

spesifik ditemukan melalui pendidikan

STEM terintegrasi adalah

mengembangkan peserta didik menjadi

pemecah masalah yang lebih baik,

inovator, penemu, mandiri, logis, serta

melek teknologi (Morrison, 2006). Tabel

2 meringkas beberapa fokus yang perlu

diperhatikan dalam mengintegrasi

pembelajaran fisika melalui

pembelajaran STEM terintegrasi

(Stohlmann, Moore, & Roehrig, 2012).

Tabel 2. Model S.T.E.M. dalam pembelajaran STEM terintegrasi

Support (Pendukung)

• Adanya kerjasama dengan universitas atau sekolah lain

• Menghadirkan profesional bidang pengembangan

• Adanya kolaborasi guru bidang studi

• Pelatihan dan pengembangan kurikulum

Teaching (Sistem pembelajaran)

Lesson Planning (rencana pembelajaran) Classroom practices (kegiatan kelas)

• Berfokus pada keterkaitan antar bidang

ilmu

• Terjemahan dari representasi

• Memahami miskonsepsi siswa

• Memahami kapabilitas siswa

• Berbasis problem solving

• Student centered

• Membangun pengetahuan sebelumnya

• Berfokus pada ide dan konsep

• Mengintegrasi teknologi

• Relevansi pada dunia nyata dan budaya

• Mengajukan pertanyaan dan membuat

hipotesis

• Pemikiran berbasis ilmiah

• Kemampuan menulis ilmiah

• Fokus pada pola pemahaman

• Menggunakan penilaian (assessment)

sebagai bagian dari instruksi

pembelajaran

• Pembelajaran cooperative

• Media pembelajaran yang efektiv

• Inkuiri

Efficacy (Tingkat keberhasilan)

• Content knowledge dan pedagogical knowledge berkontribusi untuk membangun self-

efficacy yang positif

• Komitmen yang tinggi

• Perencanaan dan pengorganisasian sangat penting

Materials (Fasilitas pendukung)

• Sumber-sumber teknologi

• Wawasan teknologi

• Materials kits untuk aktivitas belajar (contoh pada kegiatan laboratorium)

• Ruang penyimpanan kit pembelajaran

• Meja-meja untuk kegiatan belajar berkelompok

E-learning to we-learning

e-learning saat ini dianggap

sebagai model pembelajaran yang

kurang mendukung. Pembelajaran fisika

juga perlu diarahkan untuk

mengembangkan kemampuan sosial

peserta didik. Contoh umum yang dapat

dilakukan adalah dengan cara

mengundang siswa luar atau kunjungan

ilmiah untuk melakukan diskusi maupun

Page 22: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

10

observasi ilmiah. Hal ini diperlukan

berkaitan dengan kemampuan individu

saat bekerja di dunia nyata dan melihat

secara langsung fenomena real. Selain

itu, pengembangan pengalaman belajar

siswa juga dapat dilakukan dengan

melalui implikasi teknologi seperti

pengembangan multimedia interaktif.

Media pembelajaran ini sangat baik

dalam mengembangkan kemampuan

skills, identifikasi masalah, organisasi,

analisis, evaluasi, dan kemampuan

penyampaian informasi (Wiyono,

Setiawan, Paulus, & Liliasari, 2012).

Multimedia interaktif dalam

pembelajaran fisika juga dapat

memudahkan pendidik dalam

menyampaikan materi dengan konsep-

konsep abstrak yang sukar dipahami

siswa—seperti teori relativitas (Wiyono

et al., 2019); dan menyediakan kegiatan

praktikum melalui laboratorium virtual

bagi peserta didik sehingga efektivitas

pembelajaran dapat ditingkatkan dan

memberikan siswa pengalaman belajar

yang bermakna (Wiyono, Setiawan, &

Suhadi, 2009).

SIMPULAN

Industri 4.0 membawa tantangan

yang nyata terutama bagi para pendidik

untuk menciptakan generasi yang

mampu berdaya saing pada tingkat

global. Dengan adanya kemajuan

teknologi yang muncul akibat dampak

dari industri 4.0, dapat dimanfaatkan

oleh para pendidik dan pemerhati

pendidikan untuk mengembangkan dan

mengintegrasi ilmu dalam suatu

pembelajaran sehingga tidak hanya

mengembangkan kemampuan kognitif

peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, A., Schaefer, S., & Funke, T.

(2018). Incorporating Industry 4.0

in Corporate Strategy, (October),

161–176.

https://doi.org/10.4018/978-1-

5225-3468-6.ch009

Arnold, G. (2016). Viewpoint:

Intelligent Systems: A New

Industrial Revolution. IEEE

Electrification Magazine, 4(1),

63–64.

https://doi.org/10.1109/MELE.20

15.2509904

Atlass, Patricia; Wiebe, S. (2017). Re-

imagining Education Policy and

Practice in the Digital Era.

Journal of the Canadian

Association for Curriculum

Studies (JCACS), 15(2), 48–63.

Baena, F., Guarin, A., Mora, J., Sauza,

J., & Retat, S. (2017). Learning

Factory: The Path to Industry 4.0.

Procedia Manufacturing, 9, 73–80.

https://doi.org/10.1016/j.promfg.2

017.04.022

Berawi, M. A. (2018). Utilizing Big

Data in Industry 4.0: Managing

Competitive Advantages and

Business Ethics. International

Journal of Technology, 9(3), 430.

https://doi.org/10.14716/ijtech.v9i

3.1948

Chung, M., & Kim, J. (2016). The

internet information and

technology research directions

based on the fourth industrial

revolution. KSII Transactions on

Internet and Information Systems,

10(3), 1311–1320.

https://doi.org/10.3837/tiis.2016.0

3.020

Cowan, R. S. (2012). The “Industrial Revolution” in the Home: Household Technology and Social

Change in the 20th Century.

Domestic Ideology and Domestic

Work, 17(1), 375–397.

https://doi.org/10.1515/97831109

68842.375

D’Souza, U., & Kamaruddin, M. (2016). Industrial Revolution 4 . 0 : Role of Universities, 8(9), 2–3.

https://doi.org/10.6007/IJARBSS/

v8-i9/4593

Deane, P. (2003). The First Industrial

Page 23: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

11

Revolution (2nd ed.). United

Kingdom: Cambridge University

Press.

Eijkelhof, H. M. C., & Kortland, K.

(1988). Broadening the aims of

physics education. Development

and Dilemmas in Science

Education, (December 1970),

282–305.

English, L. D. (2016). STEM education

K-12: perspectives on integration.

International Journal of STEM

Education, 3(1), 1–8.

https://doi.org/10.1186/s40594-

016-0036-1

Frader, L. L. (2006). The Industrial

Revolution. New York: Oxford

Unive.

Furner, J., & Kumar, D. (2007). The

mathematics and science

integration argument: a stand for

teacher educatio. Eurasia Journal

of Mathematics, Science and

Technology, 3(3), 185–189.

Group, W. B. (2017a). Individuals using

the Internet (% of population).

Retrieved from

https://data.worldbank.org/indicat

or/IT.NET.USER.ZS?end=2017&

start=1960&view=chart

Group, W. B. (2017b). Indonesia

compared to other developed

countries and developing countris.

Retrieved from

https://databank.worldbank.org/da

ta/Indonesia-compared-to-other-

developed-countries-and-

developing-countries-in-term-of-

internet-users/id/6aec1e80

Guo, B., Daqing, Z., & Zhu, W. (2011).

Living with internet of things:

The emergence of embedded

intelligence. Proceedings - 2011

IEEE International Conferences

on Internet of Things and Cyber,

Physical and Social Computing,

IThings/CPSCom 2011, 297–304.

https://doi.org/10.1109/iThings/C

PSCom.2011.11

Halili, S. H. (2019). Technological

advancements in education 4 . 0,

7(1), 63–69.

Hartwell, R. M. (2017). The Causes of

The Industrial Revolution in

England. Routledge.

Hecklau, F., Galeitzke, M., Flachs, S., &

Kohl, H. (2016). Holistic

Approach for Human Resource

Management in Industry 4.0.

Procedia CIRP, 54, 1–6.

https://doi.org/10.1016/j.procir.20

16.05.102

IHS. (2016). IHS: IoT Platforms -

Enabling the Internet of Things.

Retrieved March 3, 2019, from

https://www.ihs.com/Info/0416/in

ternet-of-things.html

JONES, F. S. (1984). The New

Economic History and the

Industrial Revolution. South

African Journal of Economics,

52(2), 77–88.

https://doi.org/10.1111/j.1813-

6982.1984.tb00825.x

Kelley, T. R., & Knowles, J. G. (2016).

A conceptual framework for

integrated STEM education.

International Journal of STEM

Education, 3(1).

https://doi.org/10.1186/s40594-

016-0046-z

Labov, J., Singer, S., George, M.,

Schweingruber, H., & Hilton, M.

(2009). Effective Practices in

Undergraduate STEM Education

Part 1: Examining the Evidence.

CBE Life Sciences Education, 8,

157–161.

https://doi.org/10.1187/cbe.09

Lasi, H., Peter, F., Hans-Georg, K.,

Thomas, F., & Michael, H.

(2014). Industry 4.0. Business &

Information Systems Engineering,

6(4), 239–242.

Marginson, Simon; Tyler, Russell;

Freeman, Brigid; Roberts, K.

(2013). STEM : Country Comparisons. Australian Council

of Learned Academies (ACOLA).

https://doi.org/ISBN 978 0

Page 24: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

12

9875798 0 5

McDermott, & C., L. (1990). A

perspective on teacher preparation

in physics and other sciences: The

need for special science courses

for teachers. American Journal of

Physics, 58(8), 734--742.

Morrison, J. (2006). TIES STEM

education monograph series,

Attributes of STEM education.

Baltimore: MD: TIES.

Neeman, Y. (1988). Computers in

physics. Physics Today, 41(3),

130–132.

https://doi.org/10.1063/1.2811370

Pai Zheng, Honghui Wang, Zhiqian

Sang, Ray Y. Zhong, Yongkui

Liu, Chao Liu, … Xun Xu. (2017). Smart manufacturing

systems for Industry 4.0: a

conceptual framework, scenarios

and future perspectives. Frontiers

of Mechanical Engineering, 1–16.

https://doi.org/10.1007/s11465-

000-0000-0

Pan, R. K., Sinha, S., Kaski, K., &

Saramäki, J. (2012). The

evolution of interdisciplinarity in

physics research. Scientific

Reports, 2, 1–8.

https://doi.org/10.1038/srep00551

Peters, M. A. (2017). Technological

unemployment: Educating for the

fourth industrial revolution.

Educational Philosophy and

Theory, 49(1), 1–6.

https://doi.org/10.1080/00131857.

2016.1177412

Poushter, J. (2016). Smartphone

Ownership and Internet Usage

Continues to Climb in Emerging

Economies: But advanced

economies still have higher rates

of technology use. Pew Research

Center, 1–5. Retrieved from

http://www.pewglobal.org/2016/0

2/22/smartphone-ownership-and-

internet-usage-continues-to-

climb-in-emerging-economies/

Prisecar, P. (2016). Challenges of the

Fourth Industrial Revolution.

Knowledge Horizons -

Economics, 8(1), 57–62.

https://doi.org/10.1016/B978-0-

7506-7247-4.50007-0

Puncreobutr, V. (2016). Education 4.0:

New Challenge of Learning.

Humanitarian and Socio-

Economic Sciences, 2(2), 92–97.

Retrieved from

http://scopuseu.com/scopus/index.

php/hum-se-sc/article/view/188

Ras, E., Wild, F., Stahl, C., & Baudet,

A. (2017). Bridging the Skills

Gap of Workers in Industry 4.0 by

Human Performance

Augmentation Tools, 428–432.

https://doi.org/10.1145/3056540.3

076192

Ravasoo, A. (2014). Interaction of bursts

in exponentially graded materials

characterized by parametric plots.

Wave Motion, 51(5), 758–767.

https://doi.org/10.1016/j.wavemot

i.2014.01.006

Sachsenmeier, P. (2016). Industry 5.0—The Relevance and Implications

of Bionics and Synthetic Biology.

Engineering.

https://doi.org/10.1016/J.ENG.20

16.02.015

Sanders, M. (2009). STEM, STEM

education, STEMmania. The

Technology Teacher, 68(4), 20–26.

Savić, D. (2018). Rethinking the role of grey literature in the fourth

industrial revolution. Grey

Journal, 14(Special Winter Issue),

7–14.

https://doi.org/10.1111/ijmr.1210

2/full

Schumacher, A., Erol, S., & Sihn, W.

(2016). A Maturity Model for

Assessing Industry 4.0 Readiness

and Maturity of Manufacturing

Enterprises. Procedia CIRP, 52,

161–166.

https://doi.org/10.1016/j.procir.20

16.07.040

Page 25: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

13

Singh, I., Al-Mutawaly, N., &

Wanyama, T. (2017). Teaching

Network Technologies That

Support Industry 4.0. Proceedings

of the Canadian Engineering

Education Association, 1–5.

https://doi.org/10.24908/pceea.v0i

0.5712

Smith, B. R. L. S. (2000). The third

industrial revolution:

Policymaking for the internet

bradford, 229(1985).

Stearns, P. N. (2013). The Industrial

Revolution in World History (4th

ed.). USA: Westview Press.

Stock, T., Obenaus, M., Kunz, S., &

Kohl, H. (2018). Industry 4.0 as

enabler for a sustainable

development: A qualitative

assessment of its ecological and

social potential. Process Safety

and Environmental Protection,

118, 254–267.

Stohlmann, M., Moore, T., & Roehrig,

G. (2012). Considerations for

Teaching Integrated STEM

Education. Journal of Pre-College

Engineering Education Research,

2(1), 28–34.

https://doi.org/10.5703/12882843

14653

Ungurean, I., Gaitan, N. C., & Gaitan,

V. G. (2014). An IoT architecture

for things from industrial

environment. IEEE International

Conference on Communications,

(May).

https://doi.org/10.1109/ICComm.

2014.6866713

Wahlster, W. (2016). Industrie 4.0:

Cyber-Physical Production

Systems for Mass Customization.

The Internet of Things to Smart

Factories,P6, 49(681). Retrieved

from

http://www.dfki.de/~wahlster

Wallner, T., & Wagner, G. (2016).

Academic Education 4.0. In

International Conference on

Education and New Development.

Wan, J. (2015). Industrie 4 . 0 : Enabling Technologies.

West, M. (2012). Chief scientist SteM

educatiOn and the wOrkPlace,

(4), 1–4.

Wieman, C., & Perkins, K. (2005).

Transforming Physics Education

By using the tools of physics in

their teaching , instructors can

move students from mindless

memorization to understanding

and appreciation . Physics Today,

(November 2005), 36–41.

Wiyono, K., Ismet, I., Noprianti, N.,

Permawati, H., Saparini, S., &

Zakiyah, S. (2019). Interactive

multimedia using multiple-

intelligences-based in the lesson

of thermodynamics for high

school. Journal of Physics:

Conference Series, 1166, 012014.

https://doi.org/10.1088/1742-

6596/1166/1/012014

Wiyono, K., Setiawan, A., Paulus, C., &

Liliasari, L. (2012). Model

Multimedia Interaktif Berbasis

Gaya Belajar Untuk

Meningkatkan Penguasaan

Konsep Pendahuluan Fisika Zat

Padat. Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia, 8, 74–82.

Wiyono, K., Setiawan, A., & Suhadi, A.

(2009). Model pembelajaran

multimedia interaktif relativitas

khusus untuk meningkatkan

Keterampilan generik sains siswa

SMA. Jurnal Penelitian

Pendidikan IPA, 3(1), 21–30.

Wortmann, F., & Flüchter, K. (2015).

Internet of Things: Technology

and Value Added. Business and

Information Systems Engineering,

57(3), 221–224.

https://doi.org/10.1007/s12599-

015-0383-3

Xing, B., & Marwala, T. (2006).

Implications of the Fourth

Industrial Age on Higher

Education Bo Xing and Tshilidzi

Marwala. ArXiv Preprint ArXiv.

Page 26: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

14

Zakiyah, S., Akhsan, H., & Wiyono, K.

(2019). Developing introduction

to quantum physics textbook in

the syllabus of spin particles

based on science, technology,

engineering, and mathematics

(STEM). Journal of Physics:

Conference Series, 1166, 012015.

https://doi.org/10.1088/1742-

6596/1166/1/012015

Zhou, keliang, Zhou, L., & Liu, T.

(2015). Industry 4.0: Towards

Future Industrial Opportunities

and Challenges: FSKD 2015 : 15-

17 August, Zhangjiajie, China.

12th International Conference on

Fuzzy Systems and Knowledge

Discovery, 0–5.

https://doi.org/10.1109/FSKD.201

5.7382284

Page 27: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

15

Potensi Kearifan Lokal Pada Pembelajaran Fisika

Mustika Wati Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

[email protected]

KONDISI PENDIDIKAN FISIKA DI

INDONESIA

Pemerintah Indonesia merintis

sebuah perubahan kurikulum yang

berlaku secara nasional pada Tahun

2013. Kurikulum ini disebut sebagai

Kurikulum 2013 (K-13) dengan

branding 5M (Mengamati, Menanya,

Mengumpulkan informasi/ Mencoba,

Mengasosiasi dan Mengkomunikasikan).

Berdasarkan hasil evaluasi Kurikulum

2013 diketahui; sebagian guru

menganggap metode pembelajaran

dengan proses berpikir 5M bersifat

prosedural dan mekanistik, sehingga

membelenggu ruang kreatif dengan

menganggap bahwa metode tersebut

satu-satunya pendekatan dalam

pembelajaran (Biro Komunikasi dan

Layanan Masyarakat, 2016). Kepala

Balitbang Kemendikbud, Totok

Suprayitno (Biro Komunikasi dan

Layanan Masyarakat, 2016)

mengatakan; perbaikan kurikulum akan

dilakukan secara terus-menerus, salah

satunya adalah pemberian ruang kreatif

kepada guru untuk mengembangkan

cara mencapai kompetensi dasar (KD)

yang telah ditetapkan pada kurikulum.

Penelitian yang dilakukan

Organisation for Economic Cooperation

and Development (OECD) dengan

menggunakan Programme

Internationale for Student Assesment

(PISA) tahun 2015, Indonesia

menduduki peringkat 69 dari 76 negara

yang mengikuti tes PISA. Tes PISA

yang dilakukan untuk mengukur

kemampuan berpikir tingkat tinggi

peserta didik, yaitu meliputi kemampuan

berkomunikasi, kreatif dan berpikir

kritis. Peringkat 69 yang di raih oleh

Indonesia masih sangat jauh dari yang

diharapkan. Peringkat ini juga

menunjukkan bahwa kemampuan

berpikir tingkat tinggi peserta didik di

Indoinesia masih sangat rendah. Maka

dari itu, diperlukan pembelajaran yang

sesuai agar mampu melatihkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi

peserta didik yang erat kaitannya dengan

keterampilan pemecahan masalah

peserta didik.

Mata pelajaran fisika merupakan

salah satu subjek yang terdampak

penerapan K-13. Perubahan utamanya

terjadi pada tata urutan (sequence) serta

kompetensi yang diharapkan dapat

dicapai oleh peserta didik

(Kemendikbud, 2018). Kurikulum 2013

menghendaki peserta didik memiliki

keterampilan abad 21, yang meliputi: 1)

keterampilan belajar dan berinovasi

yang meliputi berpikir kritis dan mampu

menyelesaikan masalah, kreatif dan

inovatif, serta mampu berkomunikasi

dan berkolaborasi; 2) terampil untuk

menggunakan media, teknologi,

informasi dan komunikasi (TIK); 3)

kemampuan untuk menjalani kehidupan

dan karir, meliputi kemampuan

beradaptasi, luwes, berinisiatif, mampu

mengembangkan diri, memiliki

kemampuan sosial dan budaya,

produktif, dapat dipercaya, memiliki

jiwa kepemimpinan, dan tanggung

jawab (Kemendikbud, 2018). Menyikapi

hal tersebut seorang guru fisika

hendaknya mampu secara kreatif

memilih cara-cara pembelajaran yang

tepat sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Apa saja cara-cara yang

dimaksud? Antara lain: 1) pemilihan

pendekatan/ strategi/ model/ metode

pembelajaran yang mampu melatihkan

Page 28: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

16

Higher Order Thinking Skills (HOTS),

2) pemilihan media pembelajaran

mengikuti perkembangan revolusi

industri 4.0, serta 3) penanaman nilai-

nilai karakter sesuai dengan kepribadian

bangsa yang unggul dan berdaya saing.

Oleh karena itu, saat ini Program Studi

Pendidikan Fisika PMIPA FKIP ULM

cenderung mengorientasikan skripsi

mahasiswa sebagai calon guru pada

penelitian dan pengembangan (Research

and development/ R&D). Sehingga pada

saatnya nanti, guru-guru alumni

pendidikan fisika FKIP ULM menjadi

pendidik yang unggul, berdaya saing

dan berkarakter, khususnya di

lingkungan lahan basah. Hal ini sejalan

dengan visi misi Program Studi

Pendidikan Fisika FKIP ULM Tahun

2014-2023.

KETERKAITAN PEMBELAJARAN

FISIKA DENGAN KEARIFAN

LOKAL

Fisika merupakan salah satu

cabang ilmu pengetahuan (science), oleh

karena itu metode ilmiah (scientific

method) merupakan salah satu cara

untuk memperoleh prinsip-prinsip dasar

yang mengatur tentang cahaya dan

materi serta menemukan implikasi

hukum-hukum yang berkaitan dengan

hal tersebut (Wati, 2016). Fisika

merupakan salah satu ranah etnosains

yang mentransformasikan antara sains

asli masyarakat (kearifan lokal) dengan

sains ilmiah (Novitasari, dkk, 2017).

Lahirnya etnosains tidak terlepas dari

pengetahuan yang ditemukan secara

coba-coba dan belum adanya

kemampuan untuk menerjemahkan hasil

temuannya ke dalam pengetahuan

ilmiah. Dari pemaparan ini terlihat

keterkaitan antara kearifan lokal,

kemampuan pemecahan masalah, dan

pembelajaran fisika. Permasalahan

dalam Fisika tidak sekedar perhitungan

matematis seperti yang selama ini

banyak dilatihkan oleh guru. Namun

lebih jauh, aplikasi Fisika dalam

kehidupan sehari-hari merupakan salah

satu bagian yang penting dalam berfikir

kritis, kreatif serta menemukan

pemecahan masalah otentik (Wati,

2016).

Istilah local wisdom, local genius,

kearifan lokal, yang kemudian

kemendikbud menyebutnya keunggulan

lokal sering kali tumpang tindih

pengertiannya. Pengertian local wisdom,

dalam pengertian kamus, terdiri dari dua

kata: kearifan (wisdom) dan lokal

(local). Kamus Inggris Indonesia John

M. Echols dan Hassan Syadily, local

berarti setempat, sedangkan wisdom

(kearifan) sama dengan kebijaksanaan.

Secara umum maka local wisdom

(kearifan setempat) dapat dipahami

sebagai gagasan-gagasan setempat

(local) yang bersifat bijaksana, penuh

kearifan, bernilai baik, yang tertanam

dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Kearifan lokal merupakan bentuk

kekayaan setempat berupa lingkungan,

kepercayaan, pengetahuan, norma,

kebudayaan, adat istiadat, dan wawasan

yang diwariskan serta dipertahankan

sehingga menjadi sebuah identitas dan

pandangan hidup (Kun, 2013). Kearifan

lokal secara substansial merupakan

norma yang berlaku dalam suatu

masyarakat yang diyakini kebenarannya

dan menjadi acuan dalam bertindak dan

berperilaku sehari-hari (Suastra, 2013).

Secara umum kearifan lokal muncul

melalui proses internalisasi yang

panjang dan berlangsung turun-temurun

sebagai akibat interaksi antara manusia

dengan lingkungannya. Hal ini

diwujudkan dalam aktivitas masyarakat

lokal untuk menjawab berbagai masalah

pemenuhan kebutuhan secara tepat

(Fajarini, 2014, Utari, dkk, 2016 dalam

Wati, dkk, 2017).

Seiring kemajuan zaman dan

perkembangan teknologi, pengetahuan

pun harus berkembang. Upaya

pengembangan pengetahuan bukan saja

dilakukan para ilmuwan dan pakar-pakar

yang ahli di bidangnya. Lebih dari itu,

Page 29: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

17

hal terpenting yang perlu diterapkan

adalah penggalian potensi pengetahuan

sains pada budaya yang berkembang di

masyarakat. Pembelajaran fisika yang

berintegrasi dengan kearifan lokal

menjadi penting dalam upaya menjaga

kekayaan warisan budaya serta

mengimplementasikan pembelajaran

berwawasan lingkungan (kontekstual).

Keberadaan kearifan lokal dapat

memicu siswa untuk mengkaji dan

menelaah berbagai fenomena yang

terjadi dalam kearifan lokal secara

ilmiah, sehingga kesadaran untuk

melestarikan budaya tumbuh dalam diri

siswa. Penerapan pembelajaran sains

dengan pendekatan etnosains

memerlukan kemampuan guru dalam

menggabungkan antara pengetahuan asli

dengan pengetahuan ilmiah.

PENGEMBANGAN

PEMBELAJARAN FISIKA

BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Pendidikan Berbasis Kearifan

Lokal merupakan usaha sadar yang

terencana melalui penggalian dan

pemanfaatan potensi daerah setempat

secara arif dalam upaya mewujudkan

suasana belajar dan proses

pembelajaran, agar peserta didik aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki keahlian, pengetahuan dan

sikap dalam upaya ikut serta

membangun bangsa dan Negara.

Langkah-langkah untuk

mengembangkan pembelajaran fisika

berbasis kearifan lokal, yaitu:

inventarisasi aspek potensi kearifan

lokal, analisis kondisi internal sekolah,

analisis lingkungan eksternal sekolah,

dan strategi penyelenggaraan

pembelajaran. Inventarisasi aspek

potensi kearifan lokal, dilakukan

dengan:

• Mengidentifikasi semua potensi

keunggulan daerah pada setiap

aspek potensi (SDA, SDM,

Geografi, Sejarah, Budaya)

• Memperhatikan potensi kearifan

lokal di kabupaten/kota yang

merupakan keunggulan kompetitif

dan komparatif.

• Mengidentifikasi dan

mengumpulkan informasi melalui

dokumentasi, observasi,

wawancara, atau literatur.

• Mengelompokkan hasil identifikasi

setiap aspek kearifan lokal yang

saling terkait.

Setelah melakukan inventarisasi aspek

potensi keunggulan lokal dilakukan

langkah kedua, yaitu menganalisis

kondisi internal sekolah, yaitu:

• Mengidentifikasi data riil internal

sekolah meliputi peserta didik,

karakteristik materi ajar, sarana

prasarana, pembiayaan dan

program sekolah.

• Mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan sekolah yang dapat

mendukung pengembangan potensi

kearifan lokal yang telah

diidentifikasi.

Langkah ketiga dalam penentuan klokal

adalah dengan melakukan analisis

lingkungan eksternal sekolah, yaitu:

• Mengidentifikasi peluang dan

tantangan yang ada dalam

pengembangan potensi

pembelajaran berbasis kearifan

lokal yang telah diidentifikasi.

Langkah keempat dalam penentuan jenis

keunggulan lokal adalah dengan

melakukan strategi penyelenggaraan

pembelajaran, yaitu bahwa yang menjadi

acuan dalam menentukan strategi

penyelenggaraan pembelajaran adalah:

• Untuk kompetensi pada ranah sikap

dapat dilakukan dengan cara

Pengembangan Diri

• Untuk kompetensi pada ranah

pengetahuan maka strateginya

adalah dengan cara

mengintegrasikan pada materi ajar

yang relevan.

• Untuk kompetensi pada ranah

keterampilan maka strateginya

Page 30: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

18

adalah dengan mengintegrasikan

saat proses pembelajaran

Mengacu pada 3 (tiga)

keterampilan abad 21 sebagaimana yang

diinginkan kurikulum 2013 pada

pemaparan sebelumnya, pengembangan

pembelajaran fisika berbasis kearifan

lokal dapat diklasifikasikan menjadi: 1)

Pengembangan pendekatan/ strategi/

model/ metode pembelajaran fisika, 2)

Pengembangan media pembelajaran

fisika, 3) Pengembangan pembelajaran

fisika untuk melatihkan karakter lokal

masyarakat. Pengembangan pendekatan/

strategi/ model/ metode pembelajaran,

salah satunya dengan menggunakan

pendekatan kontekstual. Misalnya,

peserta didik diajak untuk mencermati

proses pembuatan dodol (kearifan lokal

Kota Kandangan, Kalimantan Selatan)

dan mengaitkannya dengan pokok

bahasan suhu dan kalor (Wati, dkk,

2017). Pengembangan modul,

pengembangan alat peraga dan

pengembangan media lain berbasis

kearifan lokal, misalnya, pengembangan

alat peraga berbahan dasar kayu yang

banyak terdapat di daerah Banjarmasin,

pada materi usaha dan energi (Maharani,

dkk, 2017).

CONTOH KEARIFAN LOKAL

YANG DAPAT DIKAITKAN

DENGAN PEMBELAJARAN

FISIKA

Indonesia sebagai negara kesatuan

dengan ragam budaya yang tersebar di

berbagai penjuru wilayah tidak akan

kekurangan referensi pembelajaran

berbasis budaya. Sebagai contoh budaya

masyarakat pesisir yang identik dengan

ritual mappanretasi seperti halnya tradisi

sedekah laut di Tanag Bumbu.

Kemudian budaya yang dikemas dalam

bentuk kesenian seperti Reog Ponorogo,

serta perpaduan antara unsur seni dan

olahraga seperti semi bela diri pencak

silat di Madiun. Permainan tradisional

seperti balogo dan bagasing yang

mengaplikasikan konsep impuls dan

momentum. Tradisi Baayun Maulid

yang mengaplikasikan konsep gaya dan

getaran. Sebagai cara melestarikan

kearifan lokal suatu daerah maka perlu

diskenariokan dalam proses

pembelajaran. Berikut beberapa hasil

penelitian yang mengaitkan kearifan

lokal dengan pembelajaran fisika:

• Pengembangan Modul Fisika

Berintegrasi Kearifan Lokal Hulu

Sungai Selatan (Wati dkk., 2017)

• Developing a Physics Module

Based on The Local Wisdom of

Hulu Sungai Tengah Regency to

Train The Murakata Character

(Hartini dkk., 2018)

• Pengembangan Modul Fisika

Berintegrasi Kearifan Lokal

Membuat Minyak Lala Untuk

Melatih Karakter Sanggam

(Oktaviana dkk., 2017)

• The Development of Physics

Teaching Materials Based on Local

Wisdom to Train Saraba Kawa

Character (Hartini dkk., 2018)

• Model Pembelajaran Fisika Untuk

Mengembangkan Kreativitas

Berpikir dan Karakter Bangsa

Berbasis Kearifan Lokal Bali

(Suastra, 2013)

• Developing The Physics Module

Containing Quranic Verses to Train

The Local Wisdom Character

(Mastuang dkk., 2019)

DAFTAR PUSTAKA

Biro Komunikasi dan Layanan

Masyarakat. (2016). JENDELA

Pendidikan dan Kebudayaan,

Edisi III. Kemendikbud: Jakarta.

Hartini, S., Isnanda, M. F., Wati, M.,

Misbah, M., An’nur, S., & Mahtari, S. (2018, September).

Developing a physics module

based on the local wisdom of

Hulu Sungai Tengah regency to

train the murakata character. In

Journal of Physics: Conference

Page 31: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

19

Series (Vol. 1088, No. 1, p.

012045). IOP Publishing.

Hartini, S., Firdausi, S., Misbah, M., &

Sulaeman, N. F. (2018). The

Development of Physics Teaching

Materials Based on Local

Wisdom to Train Saraba Kawa

Character. Jurnal Pendidikan IPA

Indonesia, 7(2), 130-137.

Kemendikbud RI. (2018). Silabus Mata

Pelajaran Fisika Sekolah

Menengah Atas/ Madrasah

Aliyah (SMA/ MA).

http://www.arsipguru.web.id/2018

/01/silabus-fisika-smama-k13-

revisi-terbaru.html. Diakses

Tanggal 18 Maret 2019.

Kun, P. Z. (2013, September).

Pembelajaran Sains Berbasis

Kearifan Lokal. In Prosiding:

Seminar Nasional Fisika dan

Pendidikan Fisika (Vol. 4, No. 1).

Mastuang, M., Misbah, M., Yahya, A.,

& Mahtari, S. (2019, February).

Developing The Physics Module

Containing Quranic Verses To

Train The Local Wisdom

Character. In Journal of Physics:

Conference Series (Vol. 1171,

No. 1, p. 012018). IOP

Publishing.

Novitasari, L., Agustina, P. A., Sukesti,

R., Nazri, M. F., & Handhika, J.

(2017, August). Fisika, etnosains,

dan kearifan lokal dalam

pembelajaran sains. In Prosiding

SNPF (Seminar Nasional

Pendidikan Fisika) (pp. 81-88).

Oktaviana, D., Hartini, S., & Misbah, M.

(2017). Pengembangan Modul

Fisika Berintegrasi Kearifan

Lokal Membuat Minyak Lala

Untuk Melatih Karakter Sanggam.

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika,

5(3), 272-285.

Suastra, W. (2013). Model pembelajaran

fisika untuk mengembangkan

kreativitas berpikir dan karakter

bangsa berbasis kearifan lokal

Bali. JPI (Jurnal Pendidikan

Indonesia), 2(2).

Wati, Mustika. (2016). Pengaruh Model

Pembelajaran dan Jenis Asesmen

terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Fisika setelah

Mengontrol Pengetahuan Awal

Siswa (Eksperimen di SMAN 7

Banjarmasin). Disertasi tidak

dipublikasikan. Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta.

Wati, M., Hartini, S., Misbah, M., &

Resy, R. (2017). Pengembangan

Modul Fisika Berintegrasi

Kearifan Lokal Hulu Sungai

Selatan. Jurnal Inovasi Dan

Pembelajaran Fisika, 4(2).

Page 32: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

20

Integrasi Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Fisika dalam Rangka

Menyiapkan Sumber Daya Manusia Berkarakter Kuat Menyongsong

Era Revolusi Industri 4.0

I Wayan Suastra

Universitas Pendidikan Ganesha

[email protected]

Act Locally Thinks Globally

PENDAHULUAN

Era revolusi industri 4.0

merupakan abad yang sering disebut era

disruption (kekacauan/disrupsi), penuh

dengan kompleksitas dan ketidakpastian

serta menghasilkan generasi milenia

yang antara lain memiliki ciri-ciri:

kecanduan internet (sebagian besar

waktunya untuk internet/sosial media),

suka bekerja, suka bermain, bersenang-

senang, hidupnya konsumtif, dan kurang

perhatian.

Gardner (2007) menyatakan

bahwa untuk menghadapi tantangan

masa depan yang begitu kompleks dan

cepat ini adalah dengan menguasai lima

pikiran untuk masa depan (five minds for

the future) yang meliputi: pikiran

terdisiplin, pikiran menyintesis, pikiran

mencipta, pikiran merespek, dan pikiran

etis. Artinya, selain sumber daya

manusia itu cerdas (smart), juga

diperlukan pikiran dan perilaku etis

(karakter baik/good character).

Saat ini berbagai persoalan

dialami bangsa Indonesia, seperti

maraknya intoleransi, radikalisme,

terorisme, fitnah di media sosial (Hoak),

korupsi, pemerasan/kekerasan

(bullying), penggunaan narkoba (Badan

Narkotika Nasional menyatakan ada

lebih dari 3,6 juta penduduk pecandu

narkoba di Indonesia tahun 2010),

rapuhnya rasa kebangsaan baik dari

kalangan masyarakat biasa sampai yang

berpendidikan tinggi, serta adanya

sekelompok masyarakat yang ingin

mengganti dasar negara kita Pancasila

yang berlandaskan kebhinekaan dengan

ideologi lain. Persoalan ini tidak bisa

dibiarkan begitu saja karena akan

berakibat pada runtuhnya tatanan

kebangsaan kita. Salah satu yang diduga

sebagai penyebab persolan ini adalah

kurang ditanamkannya secara baik

karakter kebangsaan dalam proses

pendidikan di sekolah. Hal ini sesuai

dengan pendapatnya Zamroni (2000:1)

yang mengatakan bahwa dewasa ini,

pendidikan cenderung menjadi sarana

"stratifikasi sosial" dan sistem

persekolahan yang hanya mentransfer

kepada peserta didik apa yang disebut

sebagai dead knowledge, yaitu

pengetahuan yang terlalu bersifat

hafalan (textbookish), sehingga

bagaikan sudah diceraikan dari akar

budayanya. Lebih lanjut, Suastra (2017)

menyatakan bahwa nilai-nilai kearifan

lokal yang ada di masyarakat kurang

mendapat perhatian dalam proses

pembelajaran di sekolah, padahal nilai-

nilai tersebut masih sangat relevan

diterapkan dalam kehidupan

bermasyarat dan dapat menjaga

keutuhan banga Indonesia. Fenomena ini

mengindikasikan kegagalan dalam

bidang dalam mengembangkan

pendidikan nilai. Lebih lanjut, Widja

(2016) mengatakan bahwa carut-

marutnya bangsa ini disebabkan karena

adanya disfungsi sekolah dalam

pendidikan budi pekerti (moral). Kurang

baiknya moral siswa berakibat pada

rendahnya karakter siswa adalah

Page 33: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

21

indikator kegagalan guru dalam

mengintegrasikan pengetahuan tentang

nilai menjadi tindakan yang positif

(Lickona, 1999; Lopes, et al, 2013; Abu,

et al, 2014; Aisah, 2014). Sudah

saatnya segera dibangun kembali

kesadaran akan pentingnya pembinaan

karakter bagi insan Indonesia melalui

pendidikan yang bermutu. Sesuai

dengan pendapatnya Elmubarok (2008)

yaitu, mengumpulkan yang terserak,

menyambung yang terputus, dan

menyatukan yang tercerai.

Berkenaan dengan tuntutan

kebutuhan dunia kerja di masa depan,

National Association College Employers

(NACE) tahun 2015 menguraikan

bahwa 5 teratas keterampilan-

keterampilan yang dibutuhkan dunia

usaha adalah 1) kemampuan bekerja

dalam tim (4,55), 2) kemampuan

mengambil keputusan yang tepat dan

pemecahan masalah (4,50), 3)

merencanakan, mengorganisasi, dan

memprioritaskan pekerjaan (4,48), 4)

kemampuan memperoleh informasi dan

memproses informasi (4,48), serta 5)

kemampuan menganalisis data

kuantitatif (4,37) dengan skor maksimal.

Artinya, untuk mengantisipasi

perkembangan dunia yang begitu cepat

dan kompleks ini diperlukan sumber

daya manusia yang berkualitas dan

berdaya saing tinggi dengan

menekankan pada karakter (kecerdasan

sosial, kecerdasan emosiaonal, dan

kecerdasan spiritual).

Rendahnya kualitas pendidikan

tidak bisa lepas dari peran guru dalam

proses pendidikan. Perhatian utama

dalam upaya meningkatkan kualitas

pendidikan adalah meningkatkan

kualitas guru. Jadi, gurulah yang

memegang peranan sentral dalam proses

pendidikan, di samping faktor-faktor

lainnya seperti: kurikulum, serta sarana

dan prasarana pendukung lainnya. Guru

merupakan unsur penentu terciptanya

mutu pelayanan dan hasil pendidikan

(Zamroni, 2001). Oleh karena itu,

bangsa Indonesia memerlukan guru

yang cerdas, arif, dan berkarakter

Indonesia agar mampu menghasilkan

sumber daya manusia yang kompeten,

cerdas, dan berkarakter bangsa

Indonesia yang kuat.

ASPEK BUDAYA PADA

PEMBELAJARAN FISIKA

Untuk mempelajari proses

pembelajaran fisika di sekolah, selain

memakai teori psikologi yang berakar

pada konstruktivisme individu (personal

constructivism) dan perspektif sosiologi

yang bertumpu pada konstruktivisme

sosial (social constructivism), para

peneliti dan ahli pendidikan sains saat

ini mencoba untuk menggunakan kajian

teori anthropologi (anthropological

perspective). Yang terakhir ini mencoba

melihat proses pembelajaran fisika di

sekolah pada setting budaya masyarakat

sekitar (Suastra, 2005; Cobern dan

Aikenhead, 1996). Menurut perspektif

antropologi, pembelajaran fisika

dianggap sebagai transmisi budaya

(cultural transmission) dan

pembelajaran fisika sebagai

"penguasaan" budaya (cultural

acquisition). Dengan demikian, proses

belajar mengajar fisika di kelas dapat

diibaratkan sebagai proses pemindahan

dan perolehan budaya dari guru dan oleh

murid. Untuk pembatasan, kata budaya

(culture) yang dimaksud di sini adalah

suatu sistem atau tatanan tentang simbol

dan arti yang berlaku pada interaksi

sosial suatu masyarakat (Geertz, 1992).

Berdasarkan batasan ini, fisika dapat

dianggap sebagai subbudaya

kebudayaan Barat (Euro-Amerika). Oleh

karena itu, sains asli (budaya lokal) dari

suatu komunitas di Indonesia (non-

Barat) adalah subbudaya dari

kebudayaan komunitas tersebut.

Pengaruh sains barat sangat kuat

pada pembelajaran fisika (sains) di

sekolah yang tujuan utamanya adalah

transmisi budaya dari budaya negara

yang dominan (Stanley dan Brickhouse,

Page 34: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

22

2001). Pentransmisian subkultur sains

dapat mendorong dan dapat

menghancurkan atau memisahkan. Jika

subkultur sains pada umumnya harmonis

dengan budaya sehari-hari siswa,

pembelajaran sains akan memiliki

kecenderungan untuk memperkuat

pandangan siswa terhadap alam semesta,

dan hasilnya adalah inkulturasi

(Hawkins dan Pea, 1987). Jika

inkulturasi terjadi, maka berpikir ilmiah

siswa tentang kehidupan sehari-hari

akan meningkat. Tetapi jika subkultur

sains berbeda dengan budaya sehari-hari

siswa tentang alam semesta, seperti yang

terjadi pada kebanyakan siswa (Costa,

1995; Ogawa, 2002), maka

pembelajaran sains akan memiliki

kecenderungan untuk menghancurkan

atau memisahkan pandangan siswa

terhadap alam sehingga siswa akan

meninggalkan atau meminggirkan cara

asli mereka. Hasilnya adalah asimilasi

(Jegede & Aikenhead, 2000) yang

konotasinya sangat negatif sebagai

bukti adanya “hegemoni pendidikan” atau “imperialisme budaya” (Battiste dalam Cobern & Aikenhead, 1996:5).

Siswa akan berjuang menegosiasi untuk

menembus batas antara subkultur yang

asli dan subkultur sains. Tetapi, dalam

kenyataannya, siswa sering menolak

aspek-aspek penting budayanya sendiri.

Sebagai contoh, dalam penelitian yang

berseri dari tahun 1972 sampai tahun

1980 di Papua New Guenia telah

ditemukan pengaruh tersembunyi yang

signifikan terhadap terjadi pemisahan

siswa dari budaya tradisionalnya. Pada

sekolah-sekolah yang lebih formal,

siswanya lebih menerima alienisasi.

Untuk kasus di Bali, hal itu dapat dilihat

dari makin banyaknya kerusakan

lingkungan alam seperti rusaknya hutan

lindung, terleklamasinya pantai untuk

kepentingan hotel, rusaknya terumbu

karang di berbagai tempat, makin

sedikitnya hutan, serta makin

berkurangnya binatang langka yang ada

di Bali (burung jalak Bali, Penyu hijau,

burung kokokan), serta makin

berkurangnya bangunan-bangunan

tradisional Bali yang penuh dengan

nilai-nilai kearifan tradisional.

KESULITAN SISWA

(MASYARAKAT TIMUR) DALAM

BELAJAR SAINS (FISIKA)

Para ahli yang berkecimpung

dalam penelitian tentang keterlibatan

nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh

siswa dalam proses pembelajaran sains

menggunakan sebuah metafora atau

pengkiasan yang diberi nama "metafora

sang pelintas batas” (border crossing

methaphor) untuk menjelaskan proses

pembelajaran sains dari perspektif

antropologi (Jegede & Aikenhead, 2000;

Wahyudi, 2003:7). Menurut metafora

ini, siswa dianggap sebagai sang pelintas

batas antara dua budaya, yaitu nilai-nilai

budaya keseharian mereka dengan nilai-

nilai budaya sains di sekolah yang pada

dasarnya didominasi oleh budaya sains

Barat. Kata "batas" di sini adalah "batas

imajiner" yaitu batas yang ada dalam

pikiran, bukan batasan secara material.

Menggunakan metafora ini, Costa

(1995) mengelompokkan siswa ke

dalam lima kategori berdasarkan cara

mereka masuk ke dalam budaya sains di

kelas dari budaya keseharian mereka,

seperti digambarkan dalam gambar 1

berikut.

Page 35: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

23

Gambar 1 Proses Usaha Kelima Kelompok Siswa dalam Melintasi "Batas" Budaya

Keterangan :

CB = cultural border (batas budaya)

IDKS = Idon’t know students

PS = potential scientist student

OS = Outsider students

OSK = other smart kids

Kelompok pertama disebut

dengan “Potential Scientist ” (PS). Siswa dalam kelompok ini dapat dengan

mudah melintasi batas kedua budaya

(CB) yaitu budaya sekolah sains dan

budaya keseharian mereka secara alami,

seolah-olah batas tersebut tidak ada bagi

mereka. Kelompok kedua disebut

dengan “Other Smart Kids” (OSK), yaitu kelompok siswa yang dapat

melewati batas dengan baik, namun

mereka masih menganggap dan

mengakui sains sebagai sebuah budaya

asing. Siswa dalam kelompok ini

kebanyakan suka menggunakan cara

“cerdas" untuk berhasil dalam

pembelajaran sains. Mereka dapat

membangun konstruks pengetahuan

sains di dalam skemata mental mereka

dan menyimpannya dalam memori

jangka panjang yang hanya dapat

diakses lagi ketika diperlukan pada saat

ujian. Kelompok ketiga adalah “I Don’t

Know Students” (IDKS), yaitu suatu

kelompok yang menghadapi masalah

serius dalam melintasi batas kedua

budaya tersebut, tetapi mau belajar

untuk mengatasinya, dan berhasil

menggunakan cara Fatima’s Rule secara

terus menerus. Kelompok ini mungkin

berhasil di dalam ujian pelajaran sains,

namun mereka tidak memahami konsep

sains secara komprehensif. Mereka

cenderung menghafal konsep, bukan

memahaminya. Kelompok keempat

adalah “Outsider” (OS), yaitu kelompok siswa yang cenderung terasing selama

proses pembelajaran sains berlangsung.

Kelompok ini menghadapi masalah

besar dalam usaha melintasi batas

budaya. Kelompok siswa ini hampir

tidak mungkin dapat melintasi batas

tersebut. Hal ini disebabkan oleh begitu

kuatnya pengaruh nilai kebudayaan

keseharian mereka, dibandingkan

dengan konsep-konsep sains yang

mereka pelajari di kelas. Kelompok

terakhir adalah “Inside Outsider” yaitu suatu kelompok yang merasakan

diskrimasi budaya oleh sains modern

sehingga mereka merasakan tidak

mungkin dapat menembus batas kedua

budaya tersebut. Kelompok ini

School’s Culture

School Science Culture

PS

CB

Student Prior Beliefs

OS

OSK & IDKS

IOS

Page 36: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

24

sebenarnya memiliki keinginan yang

besar, namun menjadi asing di

kelas/sekolah karena kelas/sekolah

tidak menyediakan tempat untuk nilai-

nilai budaya siswa (student’s prior belief). Akibatnya, mereka merasa

terpinggirkan (teralienisasi) sehingga

tidak mendapatkan pengetahuan sains

yang bermakna bagi hidup mereka.

Ogunniyi (Aikenhead, 2000:8)

menjelaskan bahwa “pandangan asli

yang bertentangan dengan pemikiran

sains Barat tidak menghalangi

pemahaman sains siswa dan bahkan

pandangan asli dan pandangan ilmiah

tentang dunia dimungkinkan untuk

diajarkan secara silmultan”. George

(2001:3) menyatakan dua hal (1) Pada

belajar kolateral paralel (parallel

collateral learning), siswa dapat

memiliki kedua skemata yang hanya

sedikit persamaannya (sains aslinya

belum dapat dijelaskan sains Barat), dan

akan menerima skemata yang terbaik

dan cocok dengan situasi yang

dimilikinya. (2) Melalui belajar

kolateral yang menguatkan (secured

collateral learning), siswa dapat dengan

mudah menyelesaikan konflik

skematanya karena hanya sedikit

perbedaan. Siswa mungkin akan

memperoleh pemahaman yang lebih

baik tentang kedua skemata karena

sedikit perbedaan (sains aslinya dapat

dijelaskan dengan sains Barat).

Berdasarkan uraian tersebut,

jelas bahwa siswa dalam konteks

masyarakat tradisional (Timur termasuk

Indonesia) akan mengalami kesulitan

yang lebih besar dibandingkan dengan

siswa dari negara Barat dalam

mengkonstruksi sains dan sikap-sikap

ilmiah. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan konsep, pemaknaan

(epistemologi), dan cara memperoleh

pengetahuan mereka. Oleh karena itu,

dalam pembelajaran sains di sekolah,

perlu adanya bridging gap agar terjadi

keharmonisan budaya yang datang dari

Barat dengan budaya yang mereka

miliki sebagai warisan leluhur mereka

dan bagian dari kehidupan keseharian

mereka. Dengan demikian, budaya yang

dimiliki siswa dalam masyarakat

tradisional tidak begitu saja hilang

dengan datangnya budaya sains Barat,

tetapi dapat berjalan secara paralel dan

bahkan dapat menguatkan budaya yang

telah ada sebelumnya (inkulturasi).

PENTINGNYA PENDIDIKAN

KARAKTER BERBASIS

KEARIFAN LOKAL DI DALAM

PEMBELAJARAN

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008), karakter merupakan

sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi

pekerti yang membedakan seseorang

dengan yang lain. Dengan demikian,

karakter adalah nilai-nilai yang unik-

baik yang terpatri dalam diri dan

terejawantahkan dalam perilaku. Lebih

lanjut diuraikan dalam Disain Induk

Pembangunan Karakter Bangsa 2010-

2015 dimaknai sebagai tahu nilai

kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata

berkehidupan baik. Jadi, karakter dalam

tulisan ini adalah seperti yang

dinyatakan terakhir. Sebagai identitas

atau jati diri suatu bangsa, karakter

merupakan nilai dasar perilaku yang

menjadi acuan tata nilai interaksi antara

manusia. Secara universal karakter

dirumuskan sebagai nilai hidup bersama

berdasarkan atas pilar: kedamaian

(peace), menghargai (respect), kerja

sama (cooperation), kebebasan

(freedom), kebahagiaan (happiness),

kejujuran (honesty), kerendahan hati

(humility), kasih sayang (love), tanggung

jawab (responsibility), kesederhanaan

(simplicity), toleransi (tolerance), dan

persatuan (unity) (Samani & Hariyanto,

2011).

Pendidikan karakter adalah

upaya sadar dan sungguh-sungguh dari

seorang guru untuk mengajarkan nilai-

nilai kepada para siswanya (Winston,

2010). Pendidikan karakter telah

menjadi sebuah pergerakan pendidikan

Page 37: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

25

yang mendukung pengembangan sosial,

pengembangan emosional, dan

pengembangan etik para siswanya.

Dengan demikian, pendidikan karakter

adalah merupakan upaya sadar dan

sistematis baik oleh sekolah maupun

pemerintah untuk membantu siswa

mengembangkan nilai-nilai pokok (core

vaule) nilai-nilai etik dan nilai-nilai

kinerja, seperti kepedulian, kejujuran,

kerajinan, fairness, keuletan, dan

ketabahan (fortitude). Lebih lanjut

Burke (2001) mengatakan bahwa

pendidikan karakter merupakan bagian

dari pembelajaran yang baik dan

merupakan bagian fundamental dari

pendidikan yang baik atau dapat juga

dikatakan sebagai pengembangan

karakter yang mulia (good character).

Karakter adalah sesuatu yang

sangat penting dan vital bagi tercapainya

tujuan hidup. Karakter merupakan

dorongan pilihan untuk menentukan

yang terbaik dalam hidup. Sebagai

bangsa Indonesia setiap dorongan

pilihan itu harus dilandasi oleh

Pancasila. Sementara itu sudah menjadi

fitrah bangsa Indonesia untuk menjadi

bangsa yang multi suku, multi ras, multi

bahasa, multi adat, dan tradisi. Untuk

tetap menegakkan Negara Kesatuan

Republik Indonesia maka kesadaran

untuk menjunjung tinggi Bhineka

Tunggal Ika merupakan siatu condisio

sine quanon, syarat mutlak yang tidak

dapat ditawar-tawar lagi, karena pilihan

lainnya adalah runtuhnya negara ini.

Karakter yang berlandaskan Pancasila

adalah karakter yang dijiwai oleh kelima

sila Pancasila secara utuh dan

komprehensif yaitu: bangsa yang

berketuhanan Yang Maha Esa, bangsa

yang menjunjung tinggi kemanusiaan

yang adil dan beradab, bangsa yang

mengedepankan persatuan dan kesatuan

bangsa, dan bangsa yang demokratis dan

menjunjung tinggi hukum dan hak

hasasi manusia, serta bangsa yang

mengedepankan keadilan dan

kesejahteraan. Begitu pentingnya

karakter dalam konteks universal

sehingga Wiliam Franklin Graham,Jr

mengatakan sebagai berikut.

When wealth is lost, nothing is lost

When health is lost, something is lost

When character is lost, everything is lost

(Bila harta benda yang hilang, tidak ada

sesuatu berarti yang hilang

Bila kesehatan hilang, ada sesuatu yang

hilang

Bila karakter yang hilang, segala

sesuatunya hilang)

Berkenaan karakter berbasis nilai

kearifan lokal Bali yang dapat

dikembangkan dalam pembelajaran

fisika telah ditemukan Suastra (2017b),

yaitu seperti yang tertuang pada Tabel 1

berikut ini.

No Aspek Karakter Indikator

1 Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya

Mengagumi kebesaran Tuhan atas

fenomena-fenomena fisika (gejala alam)

yang menakjubkan dan tersembunyi

Merasakan kebesaran Tuhan dengan

keberagaman yang ada di dunia

2 Berkata Benar Dan Berbuat Jujur

Perilaku yang menyatukan pikiran,

perkataan, dan tindakan yang benar

(Tri Kaya Parisudha)

Mau mengemukakan sesuatu yang

diyakinininya benar

Jujur dalam mengerjakan tugas atau tes

fisika

Terbuka dalam mengungkapkan kesulitan

belajarnya baik kepada teman maupun

guru

3 Toleransi (Tattwamasi, Menyama Tidak membedakan suku, ras, agama

Page 38: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

26

Braya)

Sikap persaudaraan tanpa membedakan

agama, suku, etnis, sosial ekonomi,

dan jenis kelamin

dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah

Mau menerima pendapat yang berbeda

dari teman lainnya bila diyakininya benar

4 Tanggung Jawab (Sesana Atau

Swadharma)

Rasa dan sikap tanggung jawab

terhadap tugas dan kewajibannya

Menggunakan waktu secara efektif untuk

menyelesaikan tugas-tugas di kelas dan di

luar kelas

Mengerjakan tugas fisika dengan teliti

dan rapi serta mengumpulkannya tepat

waktu

Selalu berusaha untuk mencari informasi

tentang materi pelajaran fisika dari

berbagai sumber

5. Rasa Ingin Tahu (Sekadi Nyampat

(Menyapu), Hilang Luhu Buke

Katah)

Bertanya,mendiskusikan, dan ingin

menyelidiki/mengetahui berbagai

peristiwa yang ada di alam

Selalu membaca buku keilmuan,sains,

teknologi, dan budaya

Selalu ingin mencoba melakukan

penyelidikan terkait fenomena alam yang

berhubungan dengan fisika

Selalu ingin mencari tahu jawaban lain

dari permasalahan fisika yang

dipecahkannya

6 Jengah

Sikap dan perilaku malu jika gagal atau

tidak bisa menyelesaikan tugas

maupun kewajibannya

Malu bila tidak bisa menyelesaikan tugas-

tugas yang diberikan oleh guru

Malu ketahuan menyontek dalam

ulangan/ujian fisika

Malu jika tidak bisa berkontribusi dalam

setiap kegiatan pembelajaran

7 Suka Bekerja Keras Dan Dermawan

Melakukan pekerjaan sampai

memperoleh hasil yang memuaskan

dan bermanfaat bagi diri dan orang lain

Atharwaveda XX.18.3

Atharwaveda III.24.5

Tekun mengikuti pembelajaran untuk

memperoleh hasil yang memuaskan

Suka menolong atau membantu teman

yang memerlukan bantuan

8 Peduli Dan Bersahabat Dengan

Alam(Sekadi Manik Ring Cacupu)

Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya menjaga dan melestarikan

lingkungan alam di sekitarnya

Atharwaveda IX.10.12

Merencanakan dan melaksanakan

berbagai kegiatan pencegahan kerusakan

lingkungan

Mampu mengambil keputusan yang tepat

dalam mencegah maupun mengatasi

kerusakan lingkungan

9 Merefleksi Diri (Mulat Sarira)

Sikap dan tindakan yang selalu

melakukan perenungan terhadap

pikiran, perkataan, dan tindakan yang

telah dilakukan untuk perbaikan di

masa depan

Selalu merenungkan perbuatan yang telah

dilakukannya dan memperbaiki yang

salah

Tidak suka mencari-cari kesalahan orang

lain bila mengalami permasalahan atau

kegagalan atas dirinya

Tabel 1 menunjukkan bahwa ada

9 aspek karakter baik/positif dari budaya

lokal/kearifan lokal Bali yang bisa

dikembangkan dalam pembelajaran

fisika di sekolah, yaitu: religius, berkata

benar dan berbuat jujur, toleransi,

bertanggung jawab, rasa ingin tahu,

jengah, dan merefleksi diri (mulat

Page 39: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

27

sarira). Aspek-aspek karakter berbasis

kearifan lokal Bali ini digali dari sikap

dan perilaku masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari yang dijiwai dari

kitab suci Hindu seperti Begawad gita,

Regveda, Atharwa veda, Silakramaning

Aguron-guron, dan Tri Kaya Parisudha.

Sumber lainnya juga diperoleh dari

filosofi yang berkembang dalam

masyarakat Bali yaitu Tri Hita Karana,

yang berarti keharmonisan antara

manusia dengan Tuhan (religius),

manusia dengan sesama manusia

lainnya, dan manusia dengan butha/alam

semesta. Suja (2000:56-57) mengatakan

bahwa hubungan manusia (Prajah)

dengan Tuhan (Prajapati) didasarkan

atas konsep Kawula Gusti, dalam artian

Tuhan adalah Gusti (penguasa),

sedangkan manusia adalah pelayan-

pelayan Tuhan dengan bhaktinya yang

tulus. Hubungan manusia dengan

sesama manusia didasarkan pada konsep

Tat Twam Asi, yang mengajarkan bahwa

sesama manusia adalah sama. Kita

semua (tanpa dibatasi oleh label apapun)

adalah bersaudara, va suduiva kutum

bhakam. Sebagai sesama manusia kita

harus saling menyayangi, saling

menghormati, dan saling melayani.

“Perlakukan orang lain, sebagaimana engkau inginkan diperlakukan orang lain

kepada dirimu”. Keserasian hubungan

manusia dengan alam mengambil

perumpamaan “kadi manik ring

cecupu”. Manusia diumpamakan sebagai manik (janin), sedangkan alam sebagai

cecupu (rahim). Konsep ini mengandung

makna bahwa manusia harus hidup

dilingkupi oleh alam, dan dari alamlah

manusia memperoleh makanan atau

sarana untuk hidup. Dalam posisi ini

jelas tampak bahwa manusia hidup

bebas dalam keterikatan dengan alam.

Manusia bebas mengambil apa saja dari

alam, tetapi dia wajib menjaga

kelestariannya. Jika alam rusak, maka

manusia pasti akan hancur. Atas dasar

itu, manusia sudah selayaknya harus

hormat terhadap alam. Pustaka suci

Weda menyatakan, “Bumi ini adalah ibu kita, kita adalah putra-putranya

(Atharwaveda, XII:1.12), serta “Bumi adalah ibu, dan langit adalah ayah kita

(Yayurveda XXV:17). Semua karakter

berbasis nilai kearifan lokal tersebut

pada dasarnya diilhami dari pandangan

alam semesta masyarakat Bali seperti

yang diungkapkan Suastra (2017) yang

menyatakan bahwa spiritualitas terdapat

di dalam unsur-unsur kosmos (bhuwana

agung/makrokosmos) dan manusia

sebagai unsur mikrokosmos (buana alit)

serta manusia bertanggung jawab untuk

menjaga keharmonisan hubungan

dengan Tuhan, manusia, dan alam di

mana mereka berada. Temuan lainnya,

seperti rasa jengah (perasaan malu kalau

tidak berhasil) merupakan kata sehari-

hari yang dipesankan orang tua jika

mengerjakan sesuatu pekerjaan.

Hendaknya dikerjakan secara

bersungguh-sungguh dan bertanggung

jawab sehingga tidak menimbulkan rasa

malu bagi diri sendiri, keluarga, dan

masyarakat (desa). Rasa ingin tahu,

diambil dari konsep nyanyian sebagai

pesan dari para tetua (ayah, ibu, nenek,

kakek) kepada anak-cucunya, de ngaden

awak bisa depang anake ngadanin,

geginane buka nyampat, ilang luhu

buke katah, wiadin ririh enu liu

pelajahan. Artinya, jangan sombong

kalau bisa, seperti halnya menyapu,

hilang sampah maka debu akan datang

lagi. Biarpun pintar masih banyak yang

harus dipelajari karena ilmu itu tidak ada

habis-habisnya. Jangan cepat puas

terhadap ilmu yang dimiliki. Dengan

demikian, pesan utamanya sebenarnya

adalah belajarlah sepanjang hayat.

MENERAPKAN MODEL

PEMBELAJARAN FISIKA

BERBASIS BUDAYA LOKAL DI

SEKOLAH

Suastra (2017) menelaskan

langkah-langkah pembelajaran fisika

berbasis budaya untuk mengembangkan

kompetensi dasar fisika dan karakter

Page 40: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

28

berbasis budaya lokal seperti Gambar 1

berikut. Ada 5 tahapan pokok dalam

pembelajaran meliputi 1) kegiatan awal ,

2) fase penyelidikan dari berbagai

perspektif, 3) fase aplikasi konsep, dan

4) kegiatan akhir.

Gambar 2. Langkah pembelajaran fisika berbasis budaya (Suastra, 2010)

Beberapa prinsip yang harus

diperhatikan oleh guru dalam

mengembangkan pembelajaran sains

berbasis budaya lokal sebagai berikut.

(1) Memberi kesempatan kepada siswa

untuk mengekspresikan pikiran-

pikirannya, untuk mengakomodasi

konsep-konsep atau keyakinan yang

Page 41: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

29

dimiliki siswa yang berakar pada

budaya lokal. Misalnya:

mengangkat topik bangunan rumah

tradisional Bali (angkul-angkul,

rumah bertiang, bale kulkul, meru

bertumpang), kegiatan pengabenan

dengan bade yang tinggi, instrumen

gamelan, pembuatan gamelan, dan

sebagainya.

(2) Menyajikan kepada siswa contoh-

contoh keganjilan (discrepant

events) yang sebenarnya hal biasa

menurut konsep-konsep sains

Barat.

(3) Berperan untuk mengidentifikasi

batas budaya yang akan dilewatkan

serta menuntun siswa melintasi

batas budaya sehingga membuat

masuk akal bila terjadi konflik

budaya yang muncul. Guru dapat

menggunakan teori belajar kolateral

dalam mengatasi persolan

perbedaan pandangan asli siswa

dengan teori sains (Barat).

(4) Mendorong siswa untuk aktif

bertanya, berdiskusi, dan

melakukan pengujian dari berbagai

perspektif: sejarah, budaya lokal,

maupun secara ilmiah (metode

ilmiah).

(5) Memotivasi siswa agar menyadari

akan pengaruh positif dan negatif

sains Barat dan teknologi bagi

kehidupan dalam dunianya (bukan

pada kontribusi sains Barat dan

teknologi untuk menjadikan mono-

kultural dari elit yang memiliki hak

istimewa).

(6) Pada saat tertentu lakukan

persentasi dengan penjelasan lebih

dari satu teori tentang fenomena

melalui diskusi kelas.

SIMPULAN

Integrasi nilai kearifan lokal

dalam pembelajaran fisika akan mampu

menumbuhkembangkan tidak hanya

pemahaman dan aplikasi konsepnya

meningkat, tetapi karakter kebangsaan

siswa juga akan tumbuh baik. Yang

terpenting adalah bagaimana guru fisika

mampu mengelola kearifan lokalnya

sebagai sumber belajar yang efektif dan

mampu memfasilitasi belajar siswa

secara arif menjembatani budaya lokal

siswa menuju budaya ilmiah (cultural

border). Dengan demikian,

pembelajaran fisika di sekolah tidak lagi

menjadi pelajaran eksklusif yang hanya

dipahami sekelompok orang, melainkan

akan benar-benar menjadi science for

daily living, science for the future, dan

science for all.

DAFTAR PUSTAKA

Abu, L., Mockhtar,M, Hassan, Z, Suhan,

S.Z.D. (2015). How to Develop

Character Education of Madrassa

Students in Indonesia. Journal of

Education and Learning.

Vol.9(1), pp.79-86.

Aikenhead.G. (2000). Renegotiating the

Culture of School Science. In

Improving Science

Education : The Contribution of

Research. Robin Miller, et al

(eds).

http://www.usask.ca/education/pe

ople/aikenhead/renegotiation.htm.

Aisah, A.R. (2014). The Implementation

of Character Education Through

Contextual Teaching and

Learning at Personality

Development Unit in The

Sriwijaya University Palembang.

International Journal of

Education and Reserach. Vol.2

No.10, Oktober 2014. 203-214.

Baker et al (1995). The Effect of Culture

on the Learning of Science in non-

WesternCountries: The Results of

a Integrated Research Review.

International Journal Science

Education. Vol.17.

Cobern,W.W & Aikenhead,G.S. (1996).

Cultural Aspects of Learning

Science. SLCSP Working

Page 42: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

30

Paper#121.http:www.wmich.edu/s

lcsp/121.htm/Des 2017.

Costa,V.B. (1995). When science is

“Another World”: Relationship between Worlds of Family,

Friend, School, and Science.

Science Education. 79(3).p.313-

333.

Elmubarok, Z. (2008). Membumikan

Pendidikan Nilai. Jakarta: Penerbit

Alpabeta.

Gardner,H. (2007) Five Minds for The

Future (Alih Bahasa Tome Beka).

Gramedia Pustaka

George.J. (2001). Culture and Science

Education: Developing World

http://www.id21.org/education/e3j

g1g2.html.(2001).

Geertz, C. (1992) Kebudayaan dan

Agama. Yogyakarta: Kanisius

Press.

Gonzales,P.Williams,T,Jocelyn,L.Roey,

S,Kastberg,D&Brenwald,S.

(2008).Higlights from TIMSS

2007: Mathematics and Science

Achievement of U.S.Fourth and

Eighth Grade Students in an

International Context.

Washington DC:Institute of

Education Sciences.

Jegede,O.J & Aikenhead,G.S. (2000).

Trancending Cultural Border:

Implications for Science

Teaching.

http:[email protected].

June 2005.

Koesoema A. D. (2009). Pendidikan

Karakter di Zaman Keblinger

Mengembangkan Visi Guru

sebagai Pelaku Perubahan dan

Pendidikan Karakter. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lickona,T. (1999). Character Education:

Seven Crusial Issue. Action in

Teacher Education. 20(4):77-84.

Lopes,J.Oliveira,C.Reed,L &

Gable,R.A.(2013). Character

Education in Portugal. Chilhood

Education. 89(5):286-289.

Ogawa.M.(2002). Sceinec as the Culture

of Scientist: How to Cope with

Scientism? http://sce6938-

01.fsu.edu/ogawa.html.

Rose,C &Nicholl,M.J. (2002)

Accelerated Learning for The 21st

Century. P.12. Editor: Purwanto.

Penerbit Nuansa.

Samani, M & Hariyanto. (2012). Konsep

dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.

Suastra,I.W. (2012).Model

Pembelajaran Fisika untuk

Pengembangan Kreativitas

Berpikir dan Karakter Bangsa

Berbasis Kearifan Lokal Bali.

Makalah. Disajikan pada

Konvensi Nasional Pendidikan

(Konaspi) ke-8 pada tanggal 30

Oktober s.d 4 Nopember 2012 di

Yogyakarta.

Suastra,I.W. (2015). Guru Sains

Profesional dan Berkarakter

Indonesia. Makalah. Disajikan

pada Konvensi Nasional

Pendidikan (Konaspi) ke-9 pada

tanggal 12 – 15 Oktober 2016 di

Jakarta.

Suastra,I.W. (2017). Balinese Local

Wisdom and their Implications in

Science Education at School.

International Research Journal of

Management, IT & Social

Sciences (IRJMIS). 4(2), 42-50.

Suastra, I.W et al (2017b). Developing

Balinese Local Wisdom – Based

Characters in Physics Instruction

at Senior High School. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia (JPII)

terindeks Scopus. Volume 6 (2),

2017, p. 16-22.

Stanley,W.B.& Brickhouse,N.W.

(2001). The Multicultural

Question Revisited. Science

Education. Vol 85 (1).p.35-48.

Suja, I.W (2000). Titik Temu IPTEK dan

Agama Hindu. Surabaya: Pustaka

Manik Geni.

Tilaar, H.A.R. (2012).Pengembangan

Kreativitas dan Enterpreneurship

Page 43: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

31

dalam Pendidikan Nasional.

Jakarta: Penerbit Kompas.

Widja. I.G. (2016). Pendidikan Nasional

antara Harapan dan Realitas.

Jakarta: Krishna Anadi Printing.

Winston, S. (2010). Character

Education: Implication for

Critical Democracy. International

Critical Chilhood Policy Studies.

Vol 1 (I).

Zamroni. (2001) Peran Kolaborasi

Sekolah-Universitas dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan

Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam di Indonesia.

Makalah. Disampaikan pada

National Seminar on Science

Education Faculty of Science and

Mathematic Education on

Collaboration with Japan

International Cooperation Agency

and Directorate General of Higher

Education. Bandung August 21,

2001.

Page 44: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

32

Deeper Learning in Energy: Relating Concepts and Practices Though STEM

Nurul Fitriyah Sulaeman1,2, Yoshisuke Kumano1 1Dept. of Science Education, Graduate School of Science Informatics and Technology,

Shizuoka University, Japan 2Dept. Physics Education, Faculty of Teacher Training and Education,

Mulawarman University, Indonesia

[email protected]

Abstrak

Nowadays, the complexity of energy education proceeds various changing aspects

such as resources, environmental, social and technology. This situation makes deeper

learning in energy is needed. This article will discuss deeper learning specifically in

energy topic and how this idea strongly related to bridging energy concepts and

practices through STEM. This research was conducted with integrative and

systematic literature review. From the analysis, the 21stcentury skills and deeper

learning support important influence on energy education. From the understanding of

cognitive architecture, energy learning should facilitate memorization system and

problem-solving to prepare students for their future needs that relate to energy. The

match between this theoretical framework with STEM education is strongly visible

during this research. Therefore, STEM is one of a promising alternative approach to

deepen and relate concepts and practices in energy.

Kata Kunci: deeper learning; STEM; energy.

Page 45: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

33

Pengaruh Model Pembelajaran Just In Time Teaching Berbasis Schoology

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Motivasi Belajar

Alvina Fauziyah Barikna*, Sholikhan, Hena Dian Ayu

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjurhan Malang

* [email protected]

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Just In Time

Teaching berbasis Schoology dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Malang. Rancangan penelitian adalah quasi

experiment. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII, dengan teknik purposive

sampling. Teknik pengambilan data menggunakan tes prestasi belajar dan lembar

observasi motivasi belajar. Analisis data menggunakan analisis anova dua jalur. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa; (1) Ada perbedaan prestasi belajar Fisika antara

siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Just In Time Teaching berbasis

Schoology dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran

konvensional, (2) Ada perbedaan prestasi belajar Fisika antara siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, (3)

Tidak ada pengaruh interaksi penggunaan model pembelajaran Just In Time Teaching

berbasis Schoology dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Berdasarkan

hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa siswa yang belajar dengan model

pembelajaran Just In Time Teaching berbasis Schoology dan siswa yang memiliki

motivasi tinggi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: just in time teaching, schoology, prestasi, motivasi

Page 46: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

34

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains dan Prestasi Siswa

Anita Irmayani Suryati*, Nurul Ain, Chandra Sundaygara

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan Malang,

Jawa Timur, Indonesia

*[email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran,

meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan untuk meningkatkan prestasi

siswa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Subyek

penelitian adalah Siswa kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 6 Malang. Penelitian tindakan

kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 2 siklus.

Instrumen yang digunakan adalah keterlaksanaan model pembelajaran, keterampilan

proses sains dan prestasi siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) penerapan

model Discovery Learning dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran,

(2) penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan proses

sains siswa, (3) penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi

siswa.

Kata Kunci: Discovery learning, keterampilan proses sains, prestasi.

Page 47: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

35

Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk

Meningkatkan HOTS Peserta Didik Kelas X IPA 2 SMA YPK Oikoumene

Manokwari pada Materi Usaha dan Energi

Febiyanti C.V Sambite, Mujasam, Sri Wahyu Widyaningsih*, Irfan Yusuf

Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Papua

* [email protected]

Abstract

The reasearch is a Classroom Action Research (CAR). This research is aims to

improve the HOTS of students at High School YPK Oikoumene Manokwari on Work

and Energy materials in class X IPA 2 which amounted to 14 learns through PjBL

model. This research is based on simple visual which is done much as 2 cycle. The

result showed thad the average value of pretest in cycle I is 30,86 and posttest 54,93,

in cycle II increases with the average value of pretest 42,36 and posttest 68,86. The

average value of HOTS in cycle I 61,96 increases to 71,49in cycle II. While the

precentage of KBK in cycle I is 42,86% and cycle II increases to 71,43. This

indicates that there is an increasing in HOTS. Based on the results of this research

then it was concluded that Project Based Learning based on simple visual can

improve the HOTS of studentd in class X IPA 2 at High School YPK Oikoumene

Manokwari.

Keywords: HOTS, PjBL, simple visual

Page 48: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

36

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa

Dedi Setiawan*, Sholikhan, Akhmad Jufriadi

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan Malang

* [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing dan motivasi belajar terhadap pemahaman konsep fisika siswa. jenis

penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah

posttets only control group design. Penelitian dilaksanakan disalah satu SMA di

Kabupaten Malang. Populasi penelitian adalah siswa kelas X MIPA, dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengambilan data

menggunakan tes pemahaman konsep dan angket motivasi belajar. Analisis data

menggunakan analisis varian anova dua jalur. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa;

(1) Ada perbedaan pemahaman konsep fisika, antara siswa yang belajar

menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan model pembelajaran

konvensional. Dengan taraf signifikan 0,019 < 0,05. (2) Ada perbedaan pemahaman

konsep fisika, antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan rendah.

Dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. (3) Tidak ada pengaruh interaksi antara

penggunaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan motivasi terhadap

pemahaman konsep fisika. Dengan taraf signifikan 0,126 > 0,05.

Kata Kunci: Inkuiri terbimbing, motivasi belajar, pemahaman konsep

Page 49: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

37

Pengaruh Model Pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning

(POGIL) Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep

Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lawang

Elfrida Toyo, Sudi Dul Aji, Chandra Sundaygara

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan Malang

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model Process Oriented Guided

Inquiry Learning terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep fisika

pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lawang. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian only-posttest control

group design (POGIL) yang melibatkan 64 siswa sebagai sampel. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada perbedaan keterampilan proses sains antara siswa yang

belajar menggunakan model POGIL dan siswa yang belajar menggunakan model

direct interaction dengan nilai sebesar 10, 207. Ada perbedaan penguasaan

konsep antara siswa yang belajar menggunakan model POGIL dan siswa yang belajar

menggunakan model direct interaction dengan nilai sebesar 17, 771. Terdapat

interaksi antara model POGIL dan keterampilan proses sains terhadap penguasaan

konsep dengan nilai sebesar 5,660.

Kata Kunci: Model Pembelajaran POGIL, keterampilan proses sains, penguasaan

konsep fisika

Page 50: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

38

Pengembangan Video Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional pada

Materi Gerak Melingkar

Zulherman*, Abidin Pasaribu, Ketang Wiyono, Saparini, Winda Oktori

Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya

*[email protected]

Abstrak

Telah berhasil dikembangkan video pembelajaran pada materi gerak melingkar

berbasis permainan tradisional untuk siswa SMA yang valid dan praktis. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan

model pengembangan Rowntree yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap perencanaan,

tahap pengembangan dan tahap evaluasi. Tahap evaluasi menggunakan teknik

evaluasi Tessmer yang terdiri dari self-evaluation, expert review, one-to-one

evaluation, dan small group evaluation. Teknik pengumpulan data menggunakan

lembar validasi ahli dan angket. Berdasarkan hasil expert review dari dua aspek

penilaian diperoleh rata-rata penilaian para ahli sebesar 88,92% dengan kriteria

sangat valid. Berdasarkan hasil one-to-one evaluation diperoleh rata-rata tanggapan

siswa terhadap penggunaan video pembelajaran sebesar 83,75% dengan kriteria

praktis dan mengalami peningkatan pada tahap small group evaluation dengan

diperoleh rata-rata tanggapan siswa terhadap penggunaan video pembelajaran sebesar

85% dengan kriteria praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video

pembelajaran yang dikembangkan valid dan praktis sehingga diperoleh kesimpulan

bahwa video pembelajaran fisika pada gerak melingkar berbasis permainan

tradisional yang dikembangkan peneliti layak untuk digunakan sebagai media

pembelajaran fisika di tingkat SMA.

Kata Kunci: video pembelajaran, gerak melingkar, permainan tradisional

Page 51: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

39

Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Motivasi

dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Suhu, Pemuaian dan

Kalor Kelas VII-E SMP Negeri 2 Wagir

Helena Jelita Igut* , Nurul Ain, Hestiningtyas Yuli Pratiwi Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Kanjuruhan Malang

*[email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran dengan model

PBL, Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa serta untuk mengetahui

peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model PBL. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus dengan

pokok bahasana Suhu, Pemuaian dan Kalor. Penelitian ini dilakukan pada semester

genap tahun ajaran 2018/20019 dikelas VII-E SMP Negeri 2 Wagir. Subjek dalam

penelitian ini berjumlah 34 orang. Berdasarkan analisis data digunakan

keterlaksanaan pembelajaran model PBL pada siklus I sebesar 72,9% tergolong

dalam kualifikasi baik dan pada siklus II sebesar 91,2% tergolong dalam kualifikasi

sangat baik. Analisis motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 67,2 tergolong

dalam kualifikasi cukup baik, sedangkan pada siklus II sebesar 87,2 tergolong dalam

kualifikasi baik. Analisis rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I

sebesar 76,4 tergolong dalam kualifikasi cukup baik, sedangkah pada siklus II sebesar

88,4 tergolong dalam kualifikasi baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan

model problem based learning (PBL) dapat meningkatan motivasi belajara siswa dan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII-E SMP Negeri 2 Wagir.

Kata Kunci: Problem based learning, motivasi, berpikir kritis

Page 52: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

40

Pengaruh Modelpembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Pemahaman

Konsep Fisika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa

Intan Kurnia Pertiwi Sukma*, Sholikhan, Akhmad Jufriadi

Program Studi Pendidikan Fisika, Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan Malang

Jl. S Supriyadi No. 48 Sukun, Malang

*[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan kemampuan awal antara

model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan konvensional (2) perbedaan

pemahaman konsep antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan

kemampuan awal rendah (3) interaksi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

kemampuan awal siswa. Jenis penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan

rancangan penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Only Control Grup

Design. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Nasional Malang pada semester ganjil

tahun ajaran 2018/2019. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII, dengan

jumlah 56 siswa yang terbagi dalam satu kelompok kelas eksperimen dan satu

kelompok kelas kontrol. Teknik pengambilan data menggunakan tes pemahaman

konsep. Analisis data menggunakan analisis varian anova dua jalur (two way anova).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan pemahaman konsep

fisika antara siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

dengan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan

taraf signifikansi 0,003 < 0,05. (2) ada perbedaan pemahaman konsep fisika, antara

siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan siswa yang memiliki

kemampuan awal rendah. Dengan taraf signifikan 0,000 < 0,05. (3) tidak ada

pengaruh interaksi antara penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

kemampuan awal terhadap pemahaman konsep. Dengan taraf signifikan 0,266 > 0,05.

Kata Kunci: inkuiri terbimbing, kemampuan awal, pemahaman konsep

Page 53: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

41

Pengembangan Media Pembelajaran Virtual Berbasis Algodoo v.2.1.0 pada

Pokok Bahasan Hukum Archimedes

Faiz Hasyim1, Indrawati Wilujeng2, Ari Krismandana3 1,2,3 STKIP Al Hikmah Surabaya

1 [email protected] 2 [email protected]

3 [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengembangkan media pembelajaran virtual berbasis

algodoo v.2.1.0 pada pokok bahasan hukum Archimedes. Penelitian ini merupakan

penelitian research & development. Prosedur pengembangan media pembelajaran

virtual berbasis algodoo v.2.1.0 pokok bahasan hukum Archimedes menggunakan

metode pengembangan yang diadaptasi dari 4D. Dalam tahap pengembangan media

pembelajaran virtual berbasis algodoo v.2.1. pokok bahasan hukum Archimedes,

dilakukan expert judgement oleh ahli media dan ahli materi serta uji coba terbatas

media yang dilakukan terhadap 25 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tersusunnya media media pembelajaran virtual berbasis algodoo v.2.1.0 pada pokok

bahasan hukum Archimedes memiliki tingkat kelayakan berdasarkan penilaian ahli

materi diperoleh prosentase sebesar 78 % termasuk dalam kategori baik. Sedangkan

hasil penilaian ahli media diperoleh prosentase sebesar 81 % termasuk dalam kategori

sangat baik. Hasil uji coba terbatas diperoleh prosentase sebesar 82 %, sehingga dapat

dikategorikan dalam kriteria sangat baik.

Kata Kunci: pengembangan, algodoo, hukum archimedes

Page 54: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

42

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Demonstrasi

Terhadap Motivasi Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa

Ansilina Delima*, Sudi Dul Aji, Hestiningtyas Yuli Pratiwi

Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan

* [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe STAD berbasis demonstrasi terhadap motivasi belajar dan pemahaman konsep

fisika siswa serta interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi dan

pemahaman konsep fisika siswa. Desain penelitian menggunakan quasi experimental

design dengan rancangan posttest control group design. Teknik pengambilan sampel

yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes dan

angket. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan anova dua jalur. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa, (1) ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis

Demonstrasi dengan siswa yang diajar menggunakan model discovery learning; (2)

ada perbedaan pemahaman konsep fisika antara siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Demonstrasi dengan siswa yang

diajar menggunakan model discovery learning; (3) ada interaksi antara model

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Demonstrasi dengan motivasi belajar

siswa dan pemahaman konsep fisika siswa.

Kata Kunci: Kooperatif tipe STAD, demonstrasi, motivasi belajar, pemahaman

konsep fisika

Page 55: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

43

Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi dan

Kemampuan Analisis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kepanjen

Liliana Yulia Asril*, Nurul Ain, Hestiningtyas Y. Pratiwi Universitas Kanjuruhan Malang

*[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi antara siswa yang

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan siswa yang

menggunakan model konvensional. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen

dengan rancangan posttest only control design group. Populasi pada penelitian ini

adalah kelas VIII dengan sampel penelitian diambil dari kelas VIII A sebagai kelas

eksperimen dan kelas VIII B sebagai kelas kontrol. Masing-masing kelas terdiri dari

30 orang siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling. Data motivasi siswa dikumpulkan melalui observasi dan data kemampuan

analisis dikumpulkan melalui tes pilihan ganda. Data dianalisis menggunakan uji

anova dua jalur dengan bantuan Microsoft Excel 2010. Hasil penelitian membuktikan

terdapat perbedaan motivasi dan kemampuan analisis antara siswa yang

menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan siswa yang

menggunakan model konvensional serta terdapat interaksi antara model Problem

Based Learning (PBL) terhadap motivasi dan kemampuan analisis. Berdasarkan

pemaparan diatas dapat disimpukan bahwa model Problem Based Learning (PBL)

berpengaruh terhadap motivasi dan kemampuan analsis siswa dalam proses

pembelajaran.

Kata Kunci: problem based learning (PBL), motivasi, kemampuan analisis

Page 56: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

44

Pengembangan Buku Sains Model Science Technology Society and Religious

(STSR) untuk Siswa SD

Panji Hidayat

PGSD UAD

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menghasilkan buku sains dengan model STSR

yang layak digunakan pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk siswa

SD, dan (2) mengetahui keefektifan bahan ajar hasil pengembangan dalam

meningkatkan pemahaman konsep pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development,

R&D) yang mencakup 8 (delapan) langkah kegiatan, yaitu: mengumpulkan informasi

dan penelitian pendahuluan, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba

terbatas, revisi produk uji coba terbatas, uji coba lapangan, revisi produk uji coba

lapangan, produk akhir. Subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 MI

Muhammadiyah Pepe, Ngawen Klaten yang berjumlah 30 siswa dengan rincian: 5

siswa untuk uji coba terbatas, 10 siswa untuk uji coba lapangan dan 15 siswa untuk

kelompok pembanding yang menggunakan buku paket Sains. Kelayakan produk

divalidasi oleh 2 orang ahli materi dan 2 orang ahli media. Uji efektifitas dilakukan

dengan membandingan skor postes antara kelompok yang menggunakan bahan ajar

buku sains dengan model STSR dengan kelompok yang menggunakan buku paket

IPA. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan tes. Hasil

penelitian adalah sebagi berikut: (1) menghasilkan buku sains model STSR siswa

SD/MI yang dikemas dalam bentuk buku dengan materi “Sains SD dengan Model STSR”. Produk yang dihasilkan layak digunakan untuk pembelajaran berdasarkan

validasi dari ahli materi, ahli media, uji coba terbatas, serta uji coba lapangan.

Kelayakan produk berdasarkan validasi ahli materi I dengan hasil 3,28 (sangat baik)

dan ahli materi II dengan hasil 2,84 (baik), sedangkan untuk kelayakan produk

berdasarkan validasi ahli media I dengan hasil 3,68 (sangat baik) dan ahli media II

dengan hasil 3,12 (baik), uji coba terbatas dengan hasil 3,52 (sangat baik), dan uji

coba lapangan dengan hasil 3,46 (sangat baik). (2) Bahan ajar hasil pengembangan

untuk siswa kelas IV di MI Muhammadiyah Pepe Ngawen Klaten ini efektif

digunakan untuk pembelajaran Sains untuk siswa MI yang terintegrasi dalam

pembelajaran agama. Hal ini ditunjukan dari hasil analisis pretes dan postes.

Peningkatan skor postes pada kelas yang menggunakan buku sains model STSR

sebesar 13,88% dengan nilai gain score 0,45 dan ketuntasan siswa 100%. Sedangkan

kelas yang menggunakan buku paket paket dengan peningkatan skor postes sebesar

10,25% dengan nilai gain score 0,35 dan ketuntasan siswa 87,1%.

Kata Kunci: STSR, buku sains, SD, pembelajaran

Page 57: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

45

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Berfikir Kritis

Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

Linda Wiji Lestari*, Sholikhan, Akhmad Jufriadi Program Studi Pendidikan Fisika, Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan Malang

Jl. S Supriyadi No. 48 Sukun, Malang

*[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan berfikir kritis antara model

pembelajaran inkuiri terbimbing dengan konvensional (2) perbedaan peningkatan

berfikir kritis antara siswa yang memiliki motivasi prestasi tinggi dan motivasi

prestasi rendah (3) interaksi model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan motivasi

prestasi terhadap peningkatan berfikir kritis. Jenis penelitian ini adalah Quasi

Eksperimen dengan rancangan Posttest Only Groub Design. Penelitian ini

dilaksanakan di salah satu SMP di Kab. Malang pada semester ganjil tahun ajaran

2018/2019. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII, dengan jumlah 52 siswa

yang terbagi dalam satu kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik

pengambilan data menggunakan tes berfikir kritis dan angket (kuesioner) motivasi

berprestasi. Analisa data menggunakan analisis varian anova dua jalur (two way

anova ). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) ada perbedaan berfikir kritis antra

model indkuiri terbimbing dengan konvensional, dengan taraf signifikasi 0,000 <

0,05, (2) ada perbedaan peningkatan berfikir kritis antara siswa yang memiliki

motivasi prestasi tinggi dan motivasi prestasi rendah, dengan taraf signifikansi (0,000

< 0,05), dan (3) tidak ada pengaruh model pembelajaran dengan motivasi terhada

berfikir kritis, dengan taraf signifikansi ( 0,374 > 0,05 ).

Kata Kunci: inkuiri terbimbing, motivasi berprestasi, berfikir kritis

Page 58: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

46

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas

Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar

Nur Azizah Septiana Wulandari*, Sholikhan, Akhmad Jufriadi Program studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan Malang

Jl. S Supriyadi No 48 Sukun, Malang

*[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inkuiri

Terbimbing dan Inkuiri Bebas terhadap pemahamn konsep fisika ditinjau dari

motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunkan jenis penelitian quasi experiment

dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah posstes only group design.

Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 10 Turen pada semester ganjil tahun

ajaran 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII, dengan teknik

pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Teknik pengambilan data

menggunakan tes pemahaman konsep dan angket (kuesioner) motivasi belajar.

Analisis data menggunakan analisis varian Anova Dua Jalur (two way anova). Hasil

peneitian menunjukkan bahwa : 1) ada perbedaan pemahaman konsep fisika, antara

siswa yang belajar fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

dengan siswa yang belajar fisika menggunkan inkuiri bebas, 2) ada perbedaan

pemahaman konsep fisika, antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan

siswa yang memiliki motivasi rendah, dan 3) tidak ada pengaruh interaksi

penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan motivasi motivasi belajar terhadap

pemahamn konsep fisika.

Kata Kunci: Inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, pemahaman konsep fisika, motivasi

belajar

Page 59: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

47

Analisis Gaya Belajar Mahasiswa Teknik Elektro dalam Mendukung

Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Terapan Berbasis Pemantapan

Pendidikan Karakter di Era 4.0

Qamariah1, Wardiani Hiliadi2 1,2 Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Banjarmasin

1 [email protected] 2 [email protected]

Abstrak

Terdapat beberapa cara yang biasanya digunakan pendidik dalam memaksimalkan

pencapaian tujuan pembelajaran, salah satunya adalah dengan menganalisis gaya

belajar peserta didik, yang kemudian dilanjutkan dengan merancang atau

merencanakan metode pembelajaran yang tepat. Secara umum, ada tiga macam gaya

belajar yaitu gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Adapun tujuan dari penulisan

artikel ini adalah untuk mendeskripsikan gaya belajar serta mendeskripsikan

rancangan media pembelajaran fisika terapan bagi mahasiswa Teknik Elektro,

Politeknik Negeri Banjarmasin yang merupakan generasi z atau lebih dikenal dengan

istilah digital natives. Artikel ini merupakan studi pendahuluan dari penelitian

pengembangan (R&D) terhadap media pembelajaran fisika terapan dengan

menggunakan model pengembangan ADDIE. Populasi dari penelitian ini adalah

mahasiswa Teknik Elektro dengan sampel yang digunakan sebanyak 101 mahasiswa

yang mendapatkan materi perkuliahan fisika terapan. Instrumen pengumpulan data

yang digunakan pada studi pendahuluan ini berupa pedoman wawancara dan angket.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa mahasiswa Teknik Elektro sebanyak:

29,9% memiliki gaya belajar visual, 36,4% memiliki gaya belajar auditori, dan 33,7

memiliki gaya belajar kinestetik. Hasil observasi lebih lanjut menunjukkan bahwa

semua mahasiwa sudah tidak asing lagi dengan penggunaan smartphone. Dengan

demikian, pembelajaran fisika terapan dirancang dengan memanfaatkan smartphone

sebagai salah satu media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibuat merupakan

e-book yang terdiri dari beberapa bagian yaitu: pendahuluan sebagai motivasi awal,

penjelasan materi, pemantapan, dan latihan soal. Pada setiap bagian tersebut

disisipkan beberapa kegiatan yang mendukung pemantapan nilai-nilai karakter yang

dimiliki oleh mahasiswa, diantaranya adalah disiplin, kreatif, semangat kebangsaan,

cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Kata Kunci: gaya belajar, media pembelajaran, digital natives, dan pendidikan

karakter

Page 60: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

48

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis

Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

P. Sulastri*, H. Yuli. Pratiwi, S.Dul. Aji

Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang

*[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas keterlaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis Demonstrasi dan apakah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis Demonstrasi dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah (PTK) penelitian

tindakan kelas dengan rancangan penelitian dilakukan melalui dua siklus yang terdiri

dari 4 tahap. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMP PGRI 6

Malang sebanyak 35 orang. Data dianalisis dengan mereduksi data, penyajian data

dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis demonstrasi pada siklus I sebesar

79,5% dan siklus II 85,53%, motivasi belajar pada siklus I sebesar 77,04% dan pada

siklus II 90,03%, dan prestasi belajar siswa pra siklus sebesar 71,4, siklus I sebesar

74,4 dan siklus II sebesar 80. Dengan temuan penelitian tersebut dapat diketahui

bahwa kualitas keterlaksanaan pembelajaran dengan model STAD berbasis

demonstrasi dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: Koopertaif tipe STAD, motivasi, prestasi

Page 61: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

49

Pengaruh Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Prolem Solving (TAPPS)

Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa

Rizka Aulia Wardhani*, Nurul Ain, Hena Dian Ayu

Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan Malang

*[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Thingking

Aloud Pair Problem Solving terhadap motivasi terhadap prestasi belajar Fisika siswa

yang dilakukan di SMA Negeri 1 Grati pada tahun pelajaran 2018/2019. Jenis

penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan rancangan posttest only control design

group. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA dan sampel

penelitian terdiri dari 33 siswa kelas XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dan 35

siswa kelas XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive sampling. Data dikumpulkan melalui observasi dan tes

prestasi belajar siswa kemudian dianalisis menggunakan uji Anova dua jalur. Dengan

demikan, disimpulkan bahwa pengunaan model pembelajaran Thingking Aloud Pair

Problem Solving memberikan dampak positif terhadap motivasi dan prestasi belajar

Fisika siswa yaitu motivasi dan prestasi belajar fisika siswa lebih tinggi dibandingkan

siswa yang menggunakan model pembelajaran konvesional. Model pembelajaran

TAPSS terbukti mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Fisika siswa.

Oleh karena itu, sekiranya dapat digunakan dalam pembelajaran fisika sehingga

tujuan pembelajaran fisika dapat dicapai dengan optimal.

Kata Kunci: Thingking aloud pair problem solving, motivasi belajar, prestasi belajar

fisika

Page 62: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

50

Pembangunan Nilai Karakter Pada Praktikum Fisika Dasar

Eko Wahyu Nur Sofianto1, Ratna Kartika Irawati1 1Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakter pada mahasiswa Tadris

Fisika UIN Antasari Banjarmasin. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.

Dengan pengambilan data berupa observasi dan wawancara pada mahasiswa yang

telah melaksanakan Praktikum Fisika Dasar. Melalui Praktikum Fisika Dasar yang

dilaksanakan oleh mahasiswa Prodi Tadris Fisika dapat ditemukan nilai-nilai

karakter. Nilai-nilai karakter yang didapatkan oleh mahasiswa adalah kejujuran, kerja

keras, kerja sama, teliti, toleransi dan saling menghargai perbedaan demi tercapainya

tujuan dari pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar. Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar

yang berkelompok dan bersama-sama dapat membangun nilai-nilai karakter pada

mahasiswa Prodi Tadris Fisika.

Kata Kunci: nilai karakter; praktikum fisika dasar

Page 63: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

51

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Berbasis

PhET Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar

Lexi Mansula Batukh, Nurul Ain*, Hena Dian Ayu

Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kanjuruhan Malang

*[email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) berbasis PhET terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa

dan mengetahui adanya interaksi antara model pembelajaran CPS berbasis PhET

dengan motivasi dan prestasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas X SMK Negeri 10 Malang. Teknik penentukan sampel

menggunakan simple random sampling, diperoleh kelas X TKJ2 sebagai kelas

eksperimen dan kelas X MM4 sebagai kelas kontrol. Metode penelitian adalah

eksperimen semu (quasi Experimental Design), dengan rancangan only-posttest

control group design. Data motivasi dikumpulkan melalui observasi dan data prestasi

dikumpulkan melalui test. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Anova Dua

Jalur (Two Way Anova) menggunakan bantuan program SPSS 16.0. Hasil penelitian

menunjukkan adanya perbedaan motivasi dan prestasi belajar antara penerapan model

pembelajaran CPS berbasis PhET dengan pembelajaran konvensional. Hal ini

diperkuat oleh nilai motivasi dan prestasi yang lebih tinggi dengan penerapan model

pembelajaran CPS berbasis PhET dibandingkan pembelajaran konvensional. Hasil

penelitian juga menunjukkan adanya interaksi antara model pembelajaran CPS

berbasis PhET terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa model CPS berbasis PhET lebih berpengaruh terhadap motivasi

dan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), PhET, Motivasi

Belajar, Prestasi Belajar

Page 64: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

52

Pengaruh Model Pembelajaran Guide Inquiry Berbantuan Mind Mapping

Terhadap Literasi Sains Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa

Siska Apriliana*, Chandra Sundaygara, Hena Dian Ayu

Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kanjuruhan Malang *[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Guide

Inquiry berbantuan mind mapping terhadap literasi sains ditinjau dari motivasi belajar

siswa. Metode penelitian yaitu quasi experiment dengan desain Post-test Only

Control Group Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling dan pengumpulan data melalui post-tes literasi sains serta angket motivasi

belajar. Pengujian hipotesis menggunakan Annova 2 Jalur. Hasil penelitian

menunjukkan: 1) ada perbedaan literasi sains siswa yang belajar menggunakan

pembelajaran Guide Inquiry berbantuan mind mapping dengan siswa yang belajar

menggunakan pembelajaran konvensional. 2) Ada perbedaan literasi sains siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

3) Tidak ada interaksi antara model pebelajaran Guide Inquiry berbantuan mind

mapping dengan motivasi belajar terhadap literasi sains siswa. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa literasi sains siswa yang belajar dengan pembelajaran Guide

Inquiry berbantuan mind mapping lebih tinggi dari pembelajaran konvensional, serta

siswa dengan motivasi belajar tinggi memiliki kemampuan literasi sains lebih tinggi

dari siswa dengan motivasi belajar rendah.

Kata Kunci: guide inquiry, mind mapping, literasi sains, motivasi belajar

Page 65: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

53

Efektivitas moPhyDict untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman

Konsep Fisika Siswa Tingkat SMA

Betti Ses Eka Polonia1, Lia Yuliati2 1Politeknik Negeri Ketapang 2Universitas Negeri Malang 1 [email protected]

Abstrak

Permasalahan yang timbul saat pembelajaran fisika adalah kurangnya pemahaman

konsep dalam pembelajaran yang bersifat kontekstual. Permasalahan tersebut

dikarenakan tidak adanya sumber belajar inovatif dan kreatif yang bisa digunakan

siswa untuk belajar. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan siswa adalah

kamus. moPhyDict (mobile physics dictionary) merupakan kamus berisi penjelasan

konsep dan ilustrasi (gambar, video, animasi) dengan bahasa yang mudah dipahami

siswa. moPhyDict termasuk dalam jenis kamus elektronik, dimana memiliki

keunggulan dalam hal portabilitasnya. Keunggulan lain dari moPhyDict dapat

dioperasikan melalui perangkat seluler yang dimiliki oleh masing-masing siswa.

Efektivitas penggunaan moPhyDict dalam pembelajaran didapatkan nilai gain-score

sebesar 0,6.

Kata Kunci: moPhyDict; pemahaman konsep fisika, mobile learning

Page 66: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

54

Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Asesmen

Kinerja Terhadap Kemampuan Kerja Ilmiah Siswa dan Pemhaman Konsep

Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sumberpucung

Theodorus Abdiandy Janggur*, Nurul Ain, Kurriawan B. Pranata

Pendidkan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan

*abdijanggur @gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuam kerja

ilmiah dan pemahaman konsep fisika antara siswa yang belajar menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 7E berbasis asesmen kinerja dengan siswa yang belajar

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E. Desain penelitian

menggunakan quasi experimental design dengan menggunakan rancangan posttest

control group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI

MIPA SMA Negeri 1 Sumberpucung dan sampel penelitian terdiri dari 36 siswa

kelas XI MIPA 4 sebgaia kelas eksperimen dan 36 siswa kelas XI MIPA 5 sebagai

kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.

Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan tes pemahaman konsep fisika

kemudian dianalisis menggunakan uji anova dua jalur. Hasil penelitian menunjukan

bahwa,1) Terdapat perbedaan kemampuan kerja ilmiah siswa yang belajar

menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E berbasis asesmen kinerja

dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E; 2) Terdapat

perbedaan pemahaman konsep fisika antara siswa yang belajar menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 7E berbasis asesmen kinerja dengan model

pembelajaran Learning Cycle 7E; dan 3) Terdapat interaksi antara model

pembelajaran Learning Cycle 7E berbasis asesmen kinerja dan kemampuan kerja

ilmiah terhadap pemahaman konsep fisika. Dengan demikian, disimpulkan bahwa

pengunaan model pembelajran learning cycle 7E berbasis asesmen kinerja

memberikan dampak positif terhadap kemampuan kerja ilmiah siswa dan pemahaman

konsep fisika dari pada menggunakan model learning cycle 7E. Model pembelajaran

learning cycle 7E berbasis aesmen kinerja terbukti mampu meningkatkan

kemampuan kerja ilmiah siswa dan pemahaman konsep fisika. Oleh karena itu,

sekiranya dapat digunakan dalam pembelajaran fisika sehingga tujuan pembelajaran

fisika dapat dicapai secara optimal.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Berbasis Asesmen Kinerja,

Kemampuan Kerja Ilmiah, Pemahaman Konsep

Page 67: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

55

Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Berbasis Eksperimen

untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Mereduksi Miskonsepsi Pada

Materi Getaran Harmonis Sederhana Kelas XI IPA SMA Nasional Malang

Tahun Pelajaran 2018/2019

Vivi Proyanti Bere1, Kurriawan Budi Pranata2, Akhmad Jufriadi3

1,2,3Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Kanjuruhan Malang [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Learning

Cycle 5E meningkatkan pemahaman konsep siswa dan mereduksi miskonsepsi.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah quasi experiment. Populasi

penelitian adalah siswa kelas XI IPA di SMA Nasional Malang. Instrumen yang

digunakan untuk mengukur pemahaman konsep adalah soal uraian post test,

sedangkan untuk mengukur miskonsepsi adalah soal objektif kontekstual pre test –

post test. Teknik untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan uji Anova

Dua Jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan pemahaman

konsep siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e, dan

siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional, 2) ada perbedaan

miskonsepsi siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e,

dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional, 3) ada

interaksi antara model pembelajaran learning cycle 5e terhadap miskonsepsi dan

pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan

bahwa siswa yang belajar dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E

pemahaman konsepnya lebih tinggi daripada siswa yang belajar dengan model

pembelajaran konvensional, dan miskonsepsi siswa yang belajar dengan model

pembelajaran Learning Cycle 5E lebih rendah daripada siswa yang belajar dengan

model pembelajaran konvensional.

Kata Kunci: Learning Cycle 5E, pemahaman konsep, miskonsepsi

Page 68: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

56

Pengaruh MEA Terhadap Penentuan Lulusan Mahasiswa Fisika Pada

Kurikulum KKNI dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Sitti Rahmasari

Program Studi Tadris Fisika, FTK, Universitas Islam Negeri Antasari

[email protected]

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk membahas mengenai pengaruh MEA (Masyarakat

Ekonomi ASEAN) terhadap penentuan profil lulusan mahasiswa pendidikan fisika

pada kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dalam

menghadapi revolusi industri 4.0. Kurikulum yang disusun oleh suatu program studi

dipengaruhi oleh profil lulusan yang telah ditetapkan sebelumnya agar dapat menjadi

sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kualitas. Pada era Mayarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) membuat persaingan ekonomi dan sosial semakin ketat. Ditengah

persaingan yang semakin ketat ini bangsa Indonesia harus mengejar ketertinggalan

kualitas SDM yang belum sebaik negara anggota ASEAN lain. Perlu pengembangan

pada sektor-sektor strategis supaya bangsa ini dapat bergerak cepat mengejar

ketertinggalan. Dilihat dari kualitas SDM bangsa Indonesia yang tergolong rendah

maka salah satu solusinya adalah pada sektor pendidikan. Pendidikan fisika

merupakan salah satu program studi pada tingkat perguruan tinggi yang mencetak

lulusan mahasiswa pendidikan fisika. Kurikulum program studi saat ini mengacu

pada KKNI yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara

bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka

pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan diberbagai

sektor. Artikel ini mengupas mengenai bagaimana menentukan profil lulusan

mahasiswa pendidikan fisika pada kurikulum berbasis KKNI yang dipengaruhi oleh

MEA. Dengan penentuan profil lulusan mahasiswa pendidikan fisika berdasarkan

kurikulum berbasis KKNI, lulusan mahasiswa pendidikan fisika dapat menjadi SDM

yang mampu bersaing di dunia kerja baik di Indonesia maupun di negara anggota

ASEAN lainnya di era revolusi industri 4.0.

Kata Kunci: KKNI, MEA, Fisika, Revolusi Industri 4.0

Page 69: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

57

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Keterampilan

Proses Sains Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP PGRI 6

Malang

Yohana Salwati*, Sudi Dul Aji’, Hestiningtyas Yuli Pratiwi

Universitas Kanjuruhan Malang

*[email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri

terbimbing dan keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kritis, serta

kolerasi antara model pembelajaran dan keterampilan proses sains terhadap

kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini dilakukan di SMP PGRI 6 Malang di kelas

VIIB sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIC sebagai Kelas Kontrol. Rancangan

Penelitian Yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi

Experimetal Design), dengan menggunakan only-posttest control group design. Dari

hasil penelitiandiketahui bahwa ketuntasan keterampilan proses sains dan

kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Selanjutnya diperoleh data bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran

inkuiri terbimbing dan keterampilan proses sains terhadap kemampuan berpikir kritis

siswa kelas VII SMP PGRI 6 Malang tahun ajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Model inkuiri terbimbing, keterampilan proses sains, kemampuan

berpikir kritis

Page 70: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

58

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa SMP Negeri 2 Wagir

Yulia Sastri Selama*, Nurul ain, Hena Diana Ayu

Pendidikan Fisika, Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Kanjuruan

* [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa

kelas VIII-D di SMP Negeri 2 wagir. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas dengan rancangan penelitian kemampuan tinggi. . Subjek dari penelitian ini

adalah siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Wagir sebanyak 26 orang siswa. Teknik

pengambilan data pada ranah afektif dan psikomototik melalui instrumen penilaian

observer dan pada ranah kognitif melalui tes dengan jumlah 10 soal persiklus,

kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan excel. Berdasarkan

pembelajaran yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa.

Kata Kunci: Problem based learning, hasil belajar afektif, kognitf, psikomotorik

Page 71: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

59

Validitas dan Reliabilitas Angket Kreativitas Mencipta Produk Media

Pembelajaran Fisika

Wiwik Agustinaningsih Program Studi Tadris Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Antasari

* [email protected]

Abstrak

Daya kreativitas menjadi fokus pendidikan dewasa ini yang mengarah pada

penggalian potensi individu untuk mampu beradaptasi dengan lingkungannya yang

terus berubah. Sebagaimana yang dikatakan oleh para ahli pendidikan sebelumnya

bahwa kreativitas menjadi daya seseorang untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah bentuk instrumen penilaian diri

dalam hal kreativitas bagi mahasiswa Tadris Fisika semester III UIN Antasari

Banjarmasin yang menempuh mata kuliah Media Pembelajaran Fisika. Instrumen

berupa angket dikembangkan mulai dari penentuan aspek kreativitas, pengembangan

indikator, hingga merumuskan pertanyaan angket. Aspek yang digunakan adalah

tinjauan proses berpikir kreatif yang meliputi fluency (kelancaran berpikir), flexibility

(berpikir luwes), originality (berpikir orisinil/asli), dan elaboration (berpikir detail).

Penilaian diri dipengaruhi oleh proses perkuliahan pengembangan media belajar

fisika sederhana yang dibuat sesuai dengan gaya belajar kelompok mahasiswa.

Validasi oleh ahli memberikan penilaian 3,54 pada skala 4 dengan kategori baik

bahkan mendekati sangat baik untuk validitas isi, konstruksi, keterbacaan, dan

prosedur penskoran. Reliabilitas stabil angket sangat tinggi yaitu 0,943 dilihat dari

derajat kesalahan 5%. Penentuan reliabilitas ini diperoleh dari hasil pengulangan tes

terhadap mahasiswa yang sama pada waktu yang berbeda (dua minggu setelah tes I).

Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat disimpulkan angket kreativitas mencipta

produk media pembelajaran fisika bersifat valid dan layak digunakan dalam penilaian

kreativitas diri bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah Media Pembelajaran

Fisika.

Kata Kunci: Instrumen, berpikir kreatif, gaya belajar, kurikulum

Page 72: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

60

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan

Motivasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa di SMP PGRI 02 Singosari

Klaudius Briantoro Jarut*, Nurul Ain, Chandra Sundaygara

Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan

* [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas keterlaksanaan proses

pembelajaran, meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas VIII A Di SMP PGRI

02 Singosari menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian Ini

merupakan penelitian tindakan kelas dengan rancangan model Kemmis & McTaggart

yang terdiri dari dua siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP PGRI

02 Singosari dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa

perempuan dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda atau heterogen.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar motivasi belajar dan

prestasi belajar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

inkuiri terbimbing dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar dengan

peningkatan sebesar 86,36%.

Kata Kunci: inkuiri terbimbing, motivasi, prestasi belajar siswa

Page 73: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

61

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Melalui

Pendekatan Multirepresentasi Terhadap Minat Belajar dan Pemahaman

Konsep Fisika

Yosefina Suryanti* , Sudi Dul Aji, MuhammadNur Hudha

Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kanjuruhan

* [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem

based learning (PBL) melalui pendekatan multirepresentasi terhadap minat belajar

dan pemahaman konsep fisika serta interaksi antara model pembelajaran dengan

minat dan pemahaman konsep fisika. Penelitian menggunakan quasi eksperimen

dengan rancanagn penelitian Posstest only control design group. Teknik pengambilan

sampel yaitu porposive sampling. Instrumen yang di gunkan dalam penelitian ini soal

tes dan angket minat belajar siswa. Data yang di proleh dalam penelitian ini hasil uji

anova dua jalur menunjukan bahwa: (1) ada perbedaan minat belajar antara siswa

yang belajar menggunakan model pembelajaran problem based learning melalui

pendekatan multirepresentasi, (2) ada perbedaan pemahaman konsep fisika antara

siswa yang belajar menggunkan model PBL melalui pendekatan multirepresentasi,

dan (3) ada interaksi antara model pembelajaran problem based learning melalui

pendekatan multirepresentasi dengan minat belajar siswa dan pemahaman konsep

fisika.

Kata Kunci: PBL, multirepresentasi, minat belajar, pemahaman konsep fisika

Page 74: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

62

Pemanfaatan Aplikasi Android dalam meningkatkan Minat Belajar

Mahasiswa Pendidikan IPA

Ellyna Hafizah*, Farida Hayati Pendidikan IPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lambung Mangkurat

* [email protected]

Abstrak

Pendidikan di abad 21 adalah pendidikan berbasis teknologi. Pendidikan berbasis

teknologi ditunjang dengan media pembelajaran berbasis teknologi. Tujuan dari riset

ini adalah untuk mengkaji pemanfaatan aplikasi android dalam meningkatkan minat

belajar mahasiswa Pendidikan IPA FKIP ULM. Metode yang digunakan adalah studi

literatur. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif berupa statistik deskriptif,

dan kualitatif dalam penjabaran hasil data. Hasil penelitian menunjukan bahwa

aplikasi android digunakan untuk membantu penyelesaian tugas mahasiswa.

Penggunaan aplikasi android juga mampu dalam meningkatkan minat belajar

mahasiswa. Riset ini sebagai dasar dari riset selanjutnya berupa pengembangan media

ajar berbasis aplikasi android.

Kata Kunci: Media ajar, aplikasi android, minat belajar

Page 75: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

63

Pemanfaatan Produk Radar Cuaca dan Satelit untuk Mengidentifikasi

Sebaran Abu Vulkanik (Studi Kasus Letusan Gunung Agung Tanggal 26

November 2018)

Audia Azizah Azani1, Christine Natalia Sanda Tata2, Kuntinah3, Imma Redha

Nugraheni4, Abdullah Ali5

1,2,3,4Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 5Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

1 [email protected] 2 [email protected] 3 [email protected] 4 [email protected] 5 [email protected]

Abstrak

Radar cuaca dan satelit merupakan instrumen penginderaan jauh yang digunakan

untuk memindai kondisi atmosfer. Objek yang dapat ditangkap oleh instrumen

tersebut salah satunya adalah abu vulkanik. Pada tanggal 26 November 2017, Gunung

Agung, yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, meletus

hingga mengeluarkan abu vulkanik. Sebaran abu vulkanik tersebut dapat

membahayakan kesehatan hingga keselamatan penerbangan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi sebaran abu vulkanik tersebut dengan memanfaatkan produk

radar dan satelit. Produk radar yang dipakai dalam penelitian ini adalah MAX,

VCUT, CAPPI V, dan VVP. Sementara produk satelit yang dipakai adalah satelit

Himawari 8 dengan pengaturan RGB. Berdasarkan analisis produk tersebut

didapatkan bahwa reflektivitas maksimum yang didapat sebesar 36 dBZ. Ketinggian

erupsi mencapai 12-14 km. Material yang terdeteksi berupa material padat jenis

coarse ash di lapisan bawah hingga fine ash di lapisan atas. Pergerakan abu vulkanik

mendekati radar ke arah selatan hingga tenggara.

Kata Kunci: radar cuaca, satelit, abu vulkanik.

Page 76: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

64

Analisis Dinamika Atmosfer Saat Kejadian Angin Puting Beliung di

Banjarmasin (Studi Kasus : 11 Januari 2019)

Sri Noviati1, Rezky Yunita2, Uli Mahanani3 1,2 Puslitbang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

3 Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin 1 [email protected]

2 [email protected] 3 [email protected]

Abstrak

Pada tanggal 11 Januari 2019 telah terjadi fenomena angin puting beliung di

Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar yang mengakibatkan kerusakan rumah warga.

Penelitian ini dilakukan untuk meninjau kondisi fisis atmosfer saat terjadinya

fenomena tersebut. Adapun analisis yang dilakukan dengan menggunakan data citra

satelit Himawari-8, citra radar cuaca serta data pengamatan sinoptik dan udara atas

Stasiun Meteorologi Banjarmasin, yang kemudian dianalisa secara deskriptif. Hasil

pengamatan citra satelit Himawari-8 menunjukan adanya masa udara basah yang

berkumpul di wilayah Kabupaten Banjar dan sekitarnya dan terus berkembang hingga

membentuk awan-awan konvektif yang bergerak dari arah barat. Hasil pengamatan

radar cuaca juga menunjukan nilai reflektifitas tinggi yang menunjukkan adanya

awan Cumulonimbus dan pola hook echo yang menjadi ciri khusus kejadian puting

beliung. Hasil analisis Indeks labilitas udara menunjukan nilai Lifted Indeks (LI) 3.0,

K-Indeks sebesar 35.9 dan CAPE memiliki nilai 1255 J/Kg yang mengindikasikan

potensi yang cukup untuk pembentukan awan-awan konvektif. Hasil observasi

permukaan menunjukan adanya peningkatan kecepatan angin hingga 27.8 km/jam

saat kejadian, disertai dengan penurunan suhu udara menjadi 28.6 °C dan

peningkatan kelembaban udara hingga 87%.

Kata Kunci: Puting beliung, Awan Cumulonimbus, Banjarmasin

Page 77: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

65

Pengaruh Variasi Komposisi Campuran dan Tekanan Pada Kualitas

Pembakaran Briket Berbahan Cangkang Biji Karet dan Abu Dasar

Batubara

Ninis Hadi Haryanti1, Rijali Noor2, Dwi Aprilia3 1 Prodi Fisika FMIPA ULM

2,3 Prodi Teknik Lingkungan FT ULM 1 [email protected]

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan briket yang diharapkan dapat sebagai

sumber energi terbarukan dan bahan bakar alternatif. Briket berbahan campuran

cangkang biji karet dan abu dasar batubara dengan menggunakan perekat tepung

tapioka melalui proses karbonisasi serta dilakukan uji kualitas pembakarannya. Abu

dasar batubara berasal dari PLTU Asam asam Kab. Tanah Laut yang dicampur

dengan biomassa cangkang biji karet yang berasal dari Desa Pengaron Kab. Banjar.

Cangkang biji karet dan abu dasar yang telah dibuat serbuk, selanjutnya dilakukan

proses kompaksi dengan tekanan kompaksi bervariasi 100 kg/cm2; 150 kg/cm2; 200

kg/cm2. Komposisi cangkang biji karet dan abu dasar terdiri 70%:30% dan 60%:40%

serta perekat tepung tapioka 5% dalam persen berat. Kualitas pembakaran briket yang

dihasilkan adalah waktu penyalaan awal yang diperlukan (10.35-12.21) menit; durasi

pembakaran yang diperlukan dalam membakar briket (80.56-94.22) menit; kecepatan

pembakaran briket (0,53-0,62) gram/menit. Hasil penelitian menunjukkan semakin

banyak komposisi campuran cangkang biji karet dan semakin sedikit abu dasar

batubara yang digunakan maka waktu penyalaan awal dan durasi pembakaran

menjadi lebih lama sedangkan kecepatan pembakaran tetap. Semakin besar tekanan

yang diberikan, waktu penyalaan awal dan durasi pembakaran briket semakin lama,

sedangkan kecepatan pembakaran semakin cepat.

Kata Kunci: briket, kualitas pembakaran, cangkang biji karet, abu dasar batubara.

Page 78: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

66

Sistem Eigen Operator Matriks Hermitian Dengan Metode Analitik

Nur Aida, Bambang Supriadi, Yushardi

Physics education, FKIP, University of Jember [email protected]

[email protected] [email protected]

Abstrak

Operator matriks Hermitian merupakan sebuah operator atau instruksi berupa matriks

yang mempunyai sifat Hermitian. Salah satu syarat dari operator matriks Hermitian

adalah operator matriks yang digunakan berupa matriks bujur sangkar (matriks

dengan ordo n × n) yang mempunyai nilai determinan yang sama dengan nol. Untuk

sistem eigen sendiri merupakan suatu bentuk penyelesaian akhir berupa kumpulan

dari beberapa macam komponen variabel, diantaranya terdapat operator matriks

Hermitian, nilai Eigen, dan fungsi Eigen. Tujuan utama dari penelitian ini adalah

menentukan solusi lengkap sistem eigen operator matriks Hermitian ordo n × n,

dengan 2 ≤ n ≥ 4 yang merupakan bilangan riil rasional menggunakan metode

analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode analitik

didapatkan solusi lengkap sistem Eigen dari operator matriks ordo 2 × 2, 3 × 3, dan

ordo 4 × 4, baik nilai Eigen maupun fungsi Eigen berupa bilangan yang riil. Semakin

banyak jumlah ordo yang digunakan maka perhitungan untuk menyelesaikan sistem

Eigen menggunakan metode analitik mempunyai langkah penyelesaian yang lebih

panjang dan rumit. Hal ini dapat direfleksikan bahwa semakin banyak ordo dalam

menentukan sistem Eigen, maka manfaat dalam bidang teknologi akan semakin

bagus, misal pencacahan data akan semakin kompleks dan tingkat penyadapan

informasi akan semakin sulit.

Kata Kunci: hermite; determinan; sistem eigen

Page 79: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

67

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Berbasis Mind Mapping terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI PIS pada

Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia

Riya Irianti*, Noorhidayati, Dita Sifa Febriyanti

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat

* [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas belajar dan menguji

pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis

Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa kelas XI PIS SMAN 9 Banjarmasin tahun

ajaran 2018/2019 pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia melalui kuasi

eksperimen. Hasil belajar siswa diperoleh melalui pretest dan posttest sedangkan

kognitif proses, afektif dan psikomotor diamati menggunakan rubrik observasi

aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBL berbasis Mind

Mapping tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar kognitif produk

yang terlihat dari nilai Pr>F = 0,423 yang berarti lebih besar dari 0.05. Selain itu nilai

F = 0,87, nilai C.V yaitu 7,399, dan nilai R-Square sebesar 0,027 yang berarti 2,7%

pembelajaran dipengaruhi oleh penerapan model pembelajaran PBL berbasis Mind

Mapping, hal ini diduga karena adanya faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Pada kelas perlakuan mendapat hasil kognitif

proses dan hasil belajar afektif pada perilaku berkarakter siswa dengan kategori amat

baik serta pada hasil belajar afektif perilaku sosial dan hasil belajar psikomotor

dengan kategori baik.

Kata Kunci: model pembelajaran, Problem Based Learning (PBL), Mind Mapping,

hasil belajar

Page 80: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

68

Memperbaiki Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA melalui

Pembelajaran Biologi Berbasis Inkuiri pada Konsep Animalia

Norhasanah1*, Muhammad Hasan2, Muhammad Zaini3 1,2SMAN 4 Barabai

3Program Studi Pendidikan Biologi FKIP ULM Banjarmasin * [email protected]

Abstrak

Penelitian deskriptif ini bertujuan memperbaiki keterampilan berpikir kritis siswa

SMA melalui pembelajaran biologi berbasis inkuiri pada konsep Animalia. Subyek

penelitian adalah siswa SMA Negeri 4 Barabai kelas X MIA 3 tahun pelajaran

2018/2019. Penelitian ini dilakukan Januari-Februari tahun 2019. Jenis data meliputi

a) keterampilan merumuskan pertanyaan, b) keterampilan merumuskan hipotesis, c)

keterampilan mengumpulkan data, d) keterampilan menganalisis data, dan e)

keterampilan membuat kesimpulan. Data dikumpulkan dari jawaban LKS 1 dan LKS

2 berbasis inkuiri dengan menggunakan rubrik keterampilan berpikir kritis,

selanjutnya diberi skor dan dinyatakan dengan %, dirujuk dengan kategori 85,01-

100% (sangat baik), 70,01-85,00% (baik), 50,01-70,00% (cukup), dan 01,00-50,00%

(kurang). Hasil penelitian diperoleh keterampilan merumuskan masalah, keterampilan

merumuskkan hipotesis, keterampilan mengumpulkan data, dan keterampilan

membuat kesimpulan mengalami perbaikan dari kategori cukup menjadi baik,

sedangkan keterampilan menganalisis data belum mengalami perbaikan dengan

kategori cukup.

Kata Kunci: Keterampilan berpikir kritis, biologi, pembelajaran berbasis inkuiri

Page 81: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

69

Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik Konsep Protista Berbasis

Keterampilan Berpikir Kritis

(Suatu Penelitian Berbasis Desain)

Muhammad Arsyad*, Muhammad Zaini, Khairunnisa Aziati Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin,

Jl. Brigjend H. Hasan Basri, Banjarmasin, Indonesia

* [email protected]

Abstrak

Lembar kerja peserta didik adalah bagian dari perangkat pembelajaran yang berperan

penting dalam menggali keterampilan berpikir kritis peserta didik. LKPD yang

berkualitas susah diperoleh kecuali melalui penelitian berbasis desain. Penelitian ini

bertujuan mengevaluasi kualitas LKPD berbasis keterampilan berpikir kritis sehingga

dihasilkan LKPD yang valid, praktis, dan efektif. Penelitian berbasis desain

(penelitian pengembangan) menggunakan desain Tessmer, dengan tahapan expert

review, one to one evaluation, small group evaluation, dan field test evaluation.

Didalam pelaksanaannya diakhiri sampai small group evaluation. Subjek expert

review adalah dua orang akademisi dan satu orang praktisi (guru biologi). Subjek one

to one evaluation adalah tiga orang peserta didik. Subjek small group evaluation

adalah enam orang peserta didik. Data validitas melalui expert review, kepraktisan isi

diperoleh dari one to one evaluation, dan kepraktisan harapan bersamaan dengan

keefektivan harapan diperoleh melalui small group evaluation. Data validitas dan

kepraktisan isi dikumpulkan menggunakan teknik Delphi dengan ketetapan skor

capaian akhir 4. Data kepraktisan harapan diperoleh dari respon peserta didik

menggunakan lembar instrumen berupa angket dinyatakan dengan %. Keefektivan

harapan berdasarkan skor keterampilan berpikir kritis peserta didik dalam

mengerjakan LKPD. Hasil penelitian menunjukkan LKPD sangat valid menurut

expert review, mudah digunakan karena praktis baik isi maupun harapan. Efektif

digunakan karena keefektivan harapan juga sangat baik.

Kata Kunci: Penelitian pengembangan, kualitas, LKPD, protista, keterampilan

berpikir kritis

Page 82: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

70

Pengukuran Kualitas Udara Ambien Dan Kebisingan di Area dan Sekitar

Area Pelabuhan Khusus Batubara PT. Adiapratama Coal Desa Serongga

Kabupaten Kotabaru

Bunda Halang*, Muhammad Zaini, Riya Irianti

ULM, Jl.Brigjen H.Hasan Basry, Banjarmasin

* [email protected]

Abstrak

Aktivitas Pelabuhan Khusus (Pelsus) batubara PT.Adiapratama Coal di tepian Sungai

Serongga menghasilkan bahan buangan berupa polutan udara di area dan sekitar

perusahaan tersebut. Bahan polutan udara tersebut ketika konsentrasinya di udara

tinggi, kemungkinan dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup termasuk

manusia. Tujuan penelitian adalah menentukan kualitas udara ambien dan kebisingan

di area dan sekitar area Pelsus batubara PT. Adiapratama Coal Desa Serongga

Kabupaten Kotabaru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sampling

lapangan yang terdiri dari 3 titik sampling, yakni : (1) Pada area sekitar hopper

Pelsus batubara PT. Adiapratama Coal, (2) pada area stockpile dekat ruang crusher

Pelsus batubara PT. Adiapratama Coal, dan (3) pada area Road Acces Pelsus batu

bara PT. Adiapratama Coal Serongga. Data kualitas udara di analisis menggunakan

metode filtrasi (untuk sampel debu) dan metode gravimetrik (untuk sampel udara

lainnya). Hasilnya dibandingkan dengan baku mutu udara ambien dan tingkat

kebisingan no. 053 tahun 2007. Data kebisingan juga dianalisis dan

membandingkannya dengan baku mutu yang dipersyaratkan tersebut. Hasil penelitian

ini menunjukkan hasil pengamatan titik 1 (debu 26,47 µg/m3, SO2 72,48 µg/m3,

NO2 21,37 µg/m3, CO 946, 11 µg/m3); titik 2 (debu 12,48 µg/m3, SO2 49,5 µg/m3,

NO2 15,34, CO µg/m3, CO 525,44 µg/m3); dan titik 3 (debu 40,77 µg/m3, SO2

161,28 µg/m3, NO2 53,67 µg/m3, CO 1451,52 µg/m3) masih aman untuk makhluk

hidup dan manusia karena nilainya masih jauh berada di bawah nilai baku mutu yang

dipersyaratkan. Hasil pengukuran kebisingan untuk pengukuran pada pengamatan

titik 1 (57,6 dBA) dan titik 2 (53,1dBA) masih berada dalam kisaran di bawah baku

tingkat kebisingan maksimum (85 dBA), sedangkan pada pengamatan titik 3 (Road

Acces =58,14 dBA) sudah melebihi nilai ambang batas yang dipersyaratkan (55

dBA) sebagaimana ditetapkan oleh Baku mutu tingkat kebisingan menurut Peraturan

Gubernur Kalimantan Selatan No: 053 tahun 2007.

Kata Kunci: udara ambien, kebisingan, pelabuhan khusus, tepian Sungai Serongga

Page 83: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

71

Metode Pembelajaran IMPROVE sebagai Alternatif untuk Mengembangkan

Kemampuan Siswa dalam Mengatasi Permasalahan Kimia

Rahmat Eko Sanjaya*, Restu Prayogi, Almubarak

Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lambung Mangkurat

*[email protected]

Abstrak

Pembelajaran yang menggunakan permasalahan sebagai basis pembelajaran,

memiliki kemampuan untuk meningkatkan hasil belajar, motivasi dan keterampilan

siswa. Pembelajaran yang berdasarkan pada masalah, memerlukan sebuah metode

khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode pembelajaran IMPROVE

merupakan metode alternatif yang bersifat multidimensional dan dapat menjadi

alternatif untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam mengatasi permasalahan

yang disajikan dalam pembelajaran kimia. Metode ini berdasarkan pada teori kognitif

sosial dan metakognisi serta terdiri atas tiga kompenen yang saling berkaitan, yaitu

peer interactions, metacognitive questionings, feedback-corrective-enrichment.

Langkah dalam penerapan metode ini merupakan uraian dari kata IMPROVE, yaitu

Introducing new concepts, Metacognitive questioning, Practicing, Reviewing and

reducing difficulties, Obtaining mastery, Verification, Enrichment. Penelitian terbaru

atas penerapan metode ini menunjukkan bahwa metode IMPROVE memberikan

respon kognitif yang baik serta meningkatkan hasil belajar dan kemampuan

metakognitif siswa.

Kata Kunci: IMPROVE, kemampuan mengatasi masalah, permasalahan kimia

Page 84: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

72

Students’ Multiple Intelligence Profile as a Guidelines for Enhancement of Chemistry Teaching and Learning Quality

Almubarak*, Restu Prayogi, Rahmat Eko Sanjaya

Pendidikan Kimia FKIP ULM

* [email protected]

Abstrak

Perbedaan jenis kecerdasan mahasiswa merupakan bagian yang sangat

mempengaruhi proses pengajaran dan pembelajaran di kelas. Di sisi lain, sebagian

besar mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia baik secara

makroskopis atau multi representasi, sehingga pengajar butuh acuan dalam

mendesain suatu konsep pembelajaran yang cocok. Studi ini bertujuan untuk

mengetahui profil jenis kecerdasan mahasiswa berbasis multiple intelligence

(kecerdasan majemuk). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif agar memperoleh gambaran isu yang ingin

diidentifikasi. Sampel studi yakni seluruh mahasiswa pendidikan kimia angkatan

2014, 2015, 2016, dan 2017. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket.

Hasil studi menunjukkan bahwa jenis multiple intelligence (kecerdasan majemuk)

mahasiswa yang paling dominan yakni kinestetik (14.15%), interpersonal (14.94%),

intrapersonal (17.13%), dan naturalis (13.69%). Secara tidak langsung, data

menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa pendidikan kimia memiliki potensi dan

minat belajar yang baik meskipun belajar kimia butuh kecerdasan spasial agar

memudahkan mereka paham konten materi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah

pengidentifikasian profil mahasiswa dalam konteks pembelajaran merupakan unsur

penting bagi setiap pengajar, artinya profil tersebut menjadi pedoman dalam

meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran kimia di kelas..

Kata Kunci: kecerdasan majemuk; pengajaran dan pembelajaran kimia, profil

mahasiswa

Page 85: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

73

Service-Learning sebagai Alternatif Metode Pembelajaran Mahasiswa dalam

Pengabdian kepada Masyarakat

Studi Kasus : IFSTS-L Yogyakarta, Halmahera Utara, dan Sumba Tengah

Paulus Bawole, Kristian Oentoro

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

[email protected]

Abstrak

Salah satu Tri dharma perguruan tinggi yang wajib dilaksanakan oleh civitas

academika adalah Pengabdian kepada masyarakat. Ada banyak metode yang

diterapkan terkait dengan pengabdian masyarakat. Service–learning adalah salah satu

metode pemberdayaan masyarakat yang mengitegrasikan kegiatan akademis pada

pemberdayaan masyarakat yang pada akhirnya memberikan kesempatan mahasiswa

melakukan refleksi tentang apa yang sudah mereka implementasikan. Paper ini

merupakan hasil penelitian aksi yang membagikan pengalaman melakukan

pengabdian pada masyarakat. Metode yang diterapkan adalah metode studi multi-

kasus dengan terlibat langsung pada beberapa aktivitas yang sudah dilakukan.

Kata Kunci: Service-learning, pemberdayaan, pengabdian

Page 86: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

74

Pengintegrasian Kearifan Lokal Kalimantan Selatan

dalam Pembelajaran Fisika

Misbah1 , Zainal Fuad2

1Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat 2Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Hulu Sungai Utara

[email protected] , [email protected]

Abstrak

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengintegrasian kearifan lokal Kalimantan

Selatan dalam proses pembelajaran Fisika kelas XI. Metode yang digunakan berupa studi literatur.

Berdasarkan pandangan teori belajar Sosiokultural, proses pembelajaran harus didasarkan pada

fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik. Kearifan lokal

Kalimantan Selatan sangat cocok untuk diintegrasikan dalam pembelajaran fisika kelas XI agar

tercipta pembelajaran yang lebih bermakna. Berbagai materi fisika kelas XI yang dapat

diintegrasikan dengan kearifan lokal Kalimantan Selatan di antaranya permainan basumpitan

diintegrasikan dengan materi elastisitas, rumah lanting untuk materi fluida statis, pasar terapung

untuk materi fluida dinamis, gula batu itik untuk materi suhu dan kalor, serta alat musik panting

untuk materi gelombang bunyi. Pengintegrasian Kearifan Lokal ini dapat membantu siswa untuk

memahami materi pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran fisika menjadi menyenangkan dan

bermakna.

Kata Kunci: Kearifan Lokal, Kalimantan Selatan

Page 87: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

75

Kreativitas Ilmiah Mahasiswa dalam Mendesain Rangkaian Listrik

Sederhana melalui Creative Responsibility Based Learning

Suyidno1, Eko Susilowati1, Mohamad Nur2, Leny Yuanita2, Titin Sunarti3 1Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

2Prodi S3 Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya 3Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

Abstrak

Mendesain rangkaian listrik sederhana termasuk salah satu kreativitas mahasiswa dalam inkuiri

ilmiah maupun penyelesaian masalah kelistrikan; namun hambatan kreativitas sering menjadikan

desain kreatif mahasiswa kurang mempertimbangkan aspek ilmiahnya. Oleh karena itu, tujuan

penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kreativitas ilmiah mahasiswa dalam mendesain

rangkaian listrik sederhana melalui Creative Responsibility Based Learning (CRBL). Penelitian ini

termasuk bagian dari desain penelitian pendidikan; yaitu pada tahapan pengembangan prototipe.

Uji coba penelitian menggunakan one group pre-test post-test design pada 30 mahasiswa prodi

pendidikan fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Pengumpulan data menggunakan

Instrumen Tes Mendesain Rangkaian Sederhana yang diadaptasi dari Carson and Hu’Scientific

Creativity Assesment, serta wawancara kepada beberapa mahasiswa. Teknik analisis data secara

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Ditinjau dari aspek kreativitas mahasiswa, ada peningkatan

jumlah desain rangkaian listrik sederhana dari 132 rangkaian menjadi 292 rangkaian. Sedangkan

ditinjau dari aspek ilmiah, mahasiswa yang mampu mendesain rangkaian dengan benar yang

semula hanya 1 mahasiswa menjadi 20 mahasiswa; meskipun masih ditemukan ada 10 mahasiswa

yang desain gambar/simbol lampu dan baterai dalam rangkaian kurang tepat. Dengan demikian,

CRBL dapat digunakan untuk menggali kreativitas ilmiah mahasiswa dalam mendesain rangkaian

listrik sederhana. Implikasi hasil penelitian ini adalah CBSL dapat menjadi model alternatif untuk

memaksimalkan kreativitas ilmiah mahasiswa dalam mendesain alat peraga sains maupun produk

teknologi yang bermanfaat.

Kata Kunci: Creative Responsibility Based Learning, Kreativitas Ilmiah, Mendesain

Rangkaian Listrik Sederhana

Page 88: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

76

Eksplorasi Dimensi Kreativitas Siswa melalui Integrasi Pengetahuan Science

Technology Engineering and Mathematics (STEM)

Eko Susilowati, Suyidno

Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat [email protected]

Abstrak

Kreativitas merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki siswa berdasar standar kompetitif

di abad ke-21 dalam memasuki era informasi dan teknologi. Hal ini memerlukan generasi kreatif

yang mampu berinovasi untuk menjawab tantangan yang semakin meningkat dengan kebutuhan

yang semakin kompleks. Penelitian ini menguji tingkat kreativitas mahasiswa dengan

mengintegrasikan pengetahuan Science Technology Engineering and Mathematics (STEM) untuk

membuat produk yang kreatif dengan tema energi terbarukan. Total responden dalam penelitian ini

adalah 46 mahasiswa yang mengambil matakuliah fisika terapan. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dan kuantitatif dengan mengacu pada dimensi kreativitas untuk menilai tingkat

kreativitas mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan dimensi kreativitas mahasiswa dipengaruhi

oleh pengetahuan STEM yang dapat mendukung kreativitas mahasiswa dengan

mengkolaborasikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan STEM.

Kata Kunci: eksplorasi, kreativitas, STEM

Page 89: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

77

Implementasi Pembelajaran Biologi Melalui TPS Pada Siswa Homeschooling

untuk Mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi dan Aktivitas Siswa

Nurul Hidayati Utami

Program studi pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lambung Mangkurat

Email [email protected]

Abstrak

Pembelajaran Homeschooling tidak berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan

secara klasikal di kelas. Pembelajaran tetap didampingi oleh guru (tutor) bersama

orangtua. Fokus pada pembelajaran bukan hanya mendapatkan kecakapan akademik

sehingga pembelajaran Biologi menggunakan model Think-Pair-Share pada siswa

homeschooling bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan

aktivitas siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dianalisis secara

kuantitatif dan kualitatif, Adapun hasil penelitian adalah (1) kemampuan

berkomunikasi pada siswa homeschooling berkembang dengan baik. (2) aktivitas

siswa yang terkait pembelajaran biologi sangat baik.

Kata Kunci: Homeschooling, Think-Pair-Share-Biologi

Page 90: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

78

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Fisika Pada Materi

Pokok Pengukuran Di SMA Negeri 2 Palangka Raya

Marsaulina Demiaty SMA Negeri 2 Palangka Raya

[email protected]

Abstrak

Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) dipilih sebagai salah satu

strategi untuk meningkatkan aktivitas belajar sekaligus hasil belajar Fisika pada siswa

kelas X yang didasarkan pada rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

fisika. Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas

belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Think

Pair Share (TPS) pada materi pokok Pengukuran, (2) Mengetahui hasil belajar

kognitif peserta didik melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Think Pair

Share (TPS) pada materi pokok Pengukuran di kelas X SMA Negeri 2 Palangka

Raya. Penerapan model pembelajaran TPS ini dilakukan secara pra eksperimental

model one group pretest – postest design yaitu eksperimen yang dilakukan pada satu

kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Populasi penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) ini adalah seluruh siswa kelas X

MIPA SMA Negeri 2 Palangka Raya yang terdiri dari 8 kelas MIPA atau sebanyak

359 siswa MIPA pada semester I tahun ajaran 2017/2018. Sampel sebanyak satu

kelas, diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Kelas yang terpilih

sebagai sampel penelitian adalah kelas X MIPA 1 dengan jumlah peserta didik 40

orang. Intrumen yang digunakan dalam kelas eksperimen ini adalah soal pemahaman

konsep dan tes hasil belajar kognitif berbentuk uraian objektif sebanyak 10 soal aspek

C2 dan C3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa dari 40 siswa yang mengikuti test

hasil belajar terdapat 27 siswa yang tuntas dan 13 siswa yang masih belum tuntas.

Berdasarkan ketuntasan individu yang diisyaratkan sekolah ≥ 75% . Ketuntasan

klasikal siswa sebesar 67,5%, berarti secara klasikal pembelajaran tidak tuntas karena

belum mencapai standar kriteria ketuntasan klasikal yang ditetapkan 75% tuntas..

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share, Aktivitas belajar dan

Pengukuran

Page 91: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

79

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perumahan Dengan Metode AHP

Menggunakan Expert Choice

Surdiyanto MTI IBI Darmajaya

[email protected]

Abstrak

Penentuan perumahan mana yang harus dipilih oleh konsumen dipengaruhi oleh

banyak faktor, diantaranya harga, lokasi, fasilitas umum, perijinan, desain rumah, dan

kedibilitas dari developer. Paper ini bertujuan untuk mencari kriteria-kriteria yang

digunakan didalam pemilihan perumahan oleh konsumen. Kriteria-kriteria tersebut

dianalisis menggunakan metode AHP menggunakan software Expert Choice. Hasil

analisis yang didapat kriteria tertinggi adalah perijinan legal tidaknya kepemilikan

atas tanah dan bangunannya.

Kata Kunci: SPK, Perumahan, AHP, Expert Choice

Page 92: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

80

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika dengan Metode Problem

Solving Pada Materi Listrik Dinamis Untuk Melatihkan Keterampilan

Pemecahan Masalah

Sinar Meisura Asyifa*, Mastuang, Syubhan Annur

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

*[email protected]

Abstrak

Kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah dan belum ada perangkat

pembelajaran yang mendukung untuk melatihkan kemampuan pemecahan masalah

siswa. Untuk itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

kelayakan pada perangkat pembelajaran fisika dengan metode problem solving pada

materi listrik dinamis berdasarkan (1) validitas, (2) kepraktisan, (3) efektivitas, dan

(4) pencapaian kemampuan pemecahan masalah siswa. Instrumen penelitian ini

adalah lembar validasi RPP, lembar validasi materi ajar, lembar validasi LKS, lembar

validasi THB, lembar pengamatan untuk keterlaksanaan RPP dan THB. Model

pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE. Subjek uji coba penelitian ini

adalah kelas X-1 SMA PGRI 4 Banjarmasin sebanyak 26 siswa. Hasil penelitiannya

menunjukan (1) validitas perangkat pembelajaran berkategori valid dengan persentase

89,92 (2) kepraktisan perangkat pembelajaran berkategori baik dengan rata-rata 3,34

(3) efektivitas perangkat pembelajaran berkategori sedang berdasarkan hasil belajar

siswa dengan N-gain 0,4 (4) pencapaian kemampuan pemecahan masalah siswa

berkategori cukup. Diperoleh simpulan bahwa perangkat pembelajaran fisika dengan

metode problem solving pada materi listrik dinamis yang dikembangkan layak

dipergunakan pada pembelajaran.

Kata Kunci: Listrik dinamis, metode problem solving

Page 93: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

81

Pengembangan Bahan Ajar Getaran Harmonis Melalui Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing Untuk Melatihkan Kemampuan 5M

Pina Ayu Imanah*, Mustika Wati, Abdul Salam M

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lambung Mangkurat

*[email protected]

Abstrak

Belum tersedianya bahan ajar yang secara khusus melatihkan kemampuan 5M peserta

didik di SMAN 5 Banjarmasin melatarbelakangi dilakukan penelitian dan

pengembangan bahan ajar fisika SMA topik getaran harmonis melalui pembelajaran

inkuiri terbimbing. Tujuan penelitian ini menghasilkan bahan ajar serta kelayakan

penggunaannya, sehingga secara khusus dapat dirumuskan tujuan

yaitu.mendeskripsikan:.(1) validitas bahan ajar, (2) kepraktisan bahan ajar, dan (3)

efektivitas bahan ajar. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah penelitian

dan pengembangan (R&D) dengan model ADDIE. Data diperoleh melalui validasi

bahan ajar, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, dan lembar pengamatan

kemampuan 5M. Subjek uji coba adalah siswa kelas .X MIA 4 SMA Negeri 5

Banjarmasin. Hasil penelitian. menunjukkan bahwa (1) validitas bahan ajar meliputi

RPP, materi ajar, LKPD, dan THB berkategori baik, (2).kepraktisan bahan ajar

berdasarkan keterlaksanaan RPP berkategori sangat baik, (3) efektivitas bahan ajar

berdasarkan kemampuan 5M berkategori sangat baik. Simpulan penelitian yaitu

bahan ajar fisika SMA topik getaran harmonis melalui pembelajaran inkuiri

terbimbing untuk melatihkan kemampuan 5M yang.dikembangkan layak untuk

digunakan.

Kata Kunci: Bahan.ajar, model inkuiri terbimbing, kemampuan 5M, R & D

Page 94: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

82

Penerapan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains dan Hasil Belajar Peserta Didik

Atikah*, Muhammad Arifuddin, Sarah Miriam

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lambung Mangkurat

*[email protected]

Abstrak

Rendahnya keterampilan proses sains berakibat rendahnya hasil belajar peserta didik

kelas X C Multimedia SMKN 1 Banjarmasin. Maka dari itu, dilaksanakan penelitian

yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar

peserta kelas X C SMKN 1 Banjarmasin menggunakan model quantum teaching.

Tujuan khusus penelitian ini adalah mendeskripsikan: (1) Keterlaksanaan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, (2) keterampilan proses sains, dan (3) hasil belajar.

Penelitian ini memakai jenis penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc

Taggart dengan 2 siklus, setiap siklus mencakup perencanaan, pelaksanaan/

pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini peserta didik kelas X C Multimedia

SMKN 1 Banjarmasin yang terdiri dari 28 peserta didik. Data didapat melalui

pengamatan dan tes. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil

penelitian memperlihatkan: (1) Keterlaksanaan RPP secara keseluruhan pada siklus I

dan siklus II memperoleh kriteria sangat baik dengan persentase 82,50% dan 97,00%;

(2) Keterampilan proses sains peserta dodik pada siklus I ke siklus II dengan kategori

baik menjadi sangat baik dengan persentase 66,00% dan 90,22%; (3) Adanya

peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus I yang tuntas sejumlah 53,57%

menjadi 82,14% pada siklus II, maka bisa dikatakan tuntas secara klasikal. Didapat

simpulan bahwa keterampilan proses sains dan hasil belajar peserta didik kelas X C

Multimedia SMKN 1 Banjarmasin meningkat dengan menerapkan model quantum

teaching.

Kata Kunci: Hasil belajar, keterampilan proses sains, quantum teaching

Page 95: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

83

Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Paminggir Melalui

Model Quantum Teaching

Muhammad Said, Sri Hartini, Misbah, Dewi Dewantara

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat

[email protected]

Abstrak

Penerapan model dan metode kurang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

fisika berdampak terhadap rendahnya aktivitas siswa. Oleh karena itu, dilakukan

penelitian dengan tujuan secara umum untuk mendekripsikan cara meningkatkan

aktivitas siswa melalui model quantum teaching pada pembelajaran usaha dan energi

kelas XI IPA SMAN 1 Paminggir. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

mendeskripsikan: (1) keterlaksanaan RPP, (2) aktivitas siswa, dan (3) hasil belajar

siswa. Penelitian ini menggunkan PTK model Hopskin terdiri dari dua siklus dan

setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Data diperoleh melalui tes, observasi,

dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Perangkat

dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, handout, LKS, dan

THB. Subjek penelitian siswa SMA Negeri 1 Paminggir. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: (1) keterlaksanaan RPP meningkat dari 3,13 pada siklus I

menjadi 3,95 pada siklus II dengan kategori baik (2) aktivitas siswa meningkat dari 3,

16 pada siklus Imenjadi 3,44 siklus II kategori aktif, (3) hasil belajar siswa meningkat

dari meningkat dari 33,00% siklus I menjadi 87,00% pada siklus II dengan kategori

tuntas. Diperoleh kesimpulan yaitu dapat meningkat aktivits siswa kelas XI IPA

SMAN 1 Paminggir malalui model quantum teaching pada materi usaha dan energi.

Kata Kunci: aktivitas, hasil belajar, quantum teaching

Page 96: KUMPULAN ABSTRAK - snpfmotogpe.ulm.ac.idsnpfmotogpe.ulm.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/Program-Book.pdf · 4 Penerapan Model PjBL Berbasis Alat Peraga Sederhana untuk ... Oikoumene

Seminar Nasional Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM

Banjarmasin, 23 Maret 2019

84

Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran Generatif untuk Melatihkan

Pemahaman Konsep Fisika pada Materi Teori Kinetik Gas

Nor Hasanah*, Zainuddin, Suyidno

Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

*[email protected]

Abstrak

Rendahnya pemahaman konsep fisika dan aktivitas siswa masih menjadi

permasalahan pendidikan di kelas XI SMA Negeri 10 Banjarmasin. Oleh karena itu,

tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kelayakan perangkat model

pembelajaran generatif untuk melatihkan pemahaman konsep fisika pada materi teori

kinetik gas ditinjau dari validitas, kepraktisan, dan keefektifannya. Penelitian ini

termasuk penelitian pengembangan yang menggunakan model ADDIE (analyze,

design, development, implementation, evaluation). Perangkat pembelajaran yang

dikembangkan terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi ajar,

lembar kerja siswa (LKS), dan tes hasil belajar (THB). Subjek uji coba adalah 25

siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 10 Banjarmasin. Instrumen yang digunakan

meliputi lembar validasi, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, lembar tes

pemahaman konsep, dan lembar pengamatan aktivitas siswa. Data dianalisis secara

deskriptif, kualitatif, dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)

validitas perangkat pembelajaran meliputi RPP, materi ajar, LKS, dan THB yang

dikembangkan mendapat kriteria valid; (2) kepraktisan perangkat pembelajaran

ditinjau dari keterlaksanaan komponen RPP dengan kriteria sangat praktis; (3)

keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari peningkatan pemahaman konsep

dengan kriteria sedang (<g>= 0,60) dan aktivitas siswa dengan kriteria aktif.

Diperoleh simpulan bahwa perangkat model pembelajaran generatif pada materi teori

kinetik gas yang dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran fisika.

Kata Kunci: Pembelajaran generatif, pemahaman konsep, teori kinetik gas