KUSTA

33
7/21/2019 KUSTA http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 1/33 BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. DEFINISI  Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah Mycobacterium Leprae yang bersifat intraselular obligat. (Kosasih dan Sri Linuwih 2010).  enyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan !asalah yang sangat kompleks.masalah yang ada bukan sa"a dari segi medisnya, tetapi "uga masalah sosial, ekonomi, budaya, serta keamanan dan ketahanan nasional . (#idoyono. 2011). Kusta (lepra atau morbus $ansen) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium leprae (M. Leprae). ( !ans"oer, %rif. &kk. 2000) Kusta adalah penyakit yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (mikobakterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. (Depkes RI, 199) Dari beberapa referensi diatas kami mengambil kesimpulan bah!a penyakit kusta adalah  penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi  Mycobacterium leprae (  M. leprae) yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas  bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis ke"uali susunan saraf pusat. #ada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat asimtomatik, namun sebagian ke"il memperlihatkan gejala dan mempunyai ke"enderungan untuk menjadi "a"at, khususnya pada tangan dan kaki. B. EPIDEMIOLOGI  $ampai saat ini epidemiologi penyakit kusta belum sepenuhnya diketahui se"ara pasti. #enyakit kusta tersebar di seluruh dunia terutama di daerah tropis dan subtropis. Dapat menyerang semua umur, frek!ensi tertinggi pada kelompok umur antara %&'& tahun dan lebih sering mengenai laki'laki daripada !anita. enurut *+ (-&&-), diantara 1-- negara yang endemik pada tahun 19 dijumpai 1& negara telah men"apai target eliminasi kusta diba!ah 1 per 1&.&&& penduduk pada tahun -&&&. #ada tahun -&&/ *+ men"atat masih ada 1 negara yang melaporkan 1&&& atau lebih  penderita baru selama tahun -&&/. 0ima belas negara ini mempunyai kontribusi 92 dari

description

sistem integumen

Transcript of KUSTA

Page 1: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 1/33

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

  Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah

Mycobacterium Leprae yang bersifat intraselular obligat. (Kosasih dan Sri

Linuwih 2010).

 enyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih

merupakan !asalah yang sangat kompleks.masalah yang ada bukan sa"a

dari segi medisnya, tetapi "uga masalah sosial, ekonomi, budaya, serta

keamanan dan ketahanan nasional . (#idoyono. 2011).

Kusta (lepra atau morbus $ansen) adalah penyakit kronis yang

disebabkan oleh infeksi mycobacterium leprae (M. Leprae). ( !ans"oer, %rif.

&kk. 2000)

Kusta adalah penyakit yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (mikobakterium

leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. (Depkes RI, 199)

Dari beberapa referensi diatas kami mengambil kesimpulan bah!a penyakit kusta adalah

 penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae ( M. leprae) yang pertama

menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas

 bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang dan testis ke"uali susunan saraf pusat.

#ada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat asimtomatik, namun sebagian ke"il

memperlihatkan gejala dan mempunyai ke"enderungan untuk menjadi "a"at, khususnya pada

tangan dan kaki.

B. EPIDEMIOLOGI

  $ampai saat ini epidemiologi penyakit kusta belum sepenuhnya diketahui se"ara pasti.

#enyakit kusta tersebar di seluruh dunia terutama di daerah tropis dan subtropis. Dapat

menyerang semua umur, frek!ensi tertinggi pada kelompok umur antara %&'& tahun dan lebihsering mengenai laki'laki daripada !anita.

enurut *+ (-&&-), diantara 1-- negara yang endemik pada tahun 19 dijumpai

1& negara telah men"apai target eliminasi kusta diba!ah 1 per 1&.&&& penduduk pada tahun

-&&&. #ada tahun -&&/ *+ men"atat masih ada 1 negara yang melaporkan 1&&& atau lebih

 penderita baru selama tahun -&&/. 0ima belas negara ini mempunyai kontribusi 92 dari

Page 2: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 2/33

seluruh penderita baru didunia. Indonesia menempati urutan pre3alensi ketiga setelah India, dan

4ra5il.

Page 3: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 3/33

Di Indonesia penderita kusta terdapat hampir pada seluruh propinsi dengan pola

 penyebaran yang tidak merata. eskipun pada pertengahan tahun -&&& Indonesia se"ara

nasional sudah men"apai eliminasi kusta namun pada tahun tahun -&&- sampai dengan

tahun -&&/ terjadi peningkatan penderita kusta baru. #ada tahun -&&/ jumlah penderita kusta

 baru di Indonesia sebanyak 1.9-1 orang. #ropinsi terbanyak melaporkan penderita kusta baru

adalah aluku, #apua, $ula!esi 6tara dan $ula!esi $elatan dengan pre3alensi lebih besar 

dari -& per 1&&.&&& penduduk. 

#ada  tahun -&1&, ter"atat 1.&1- kasus baru kusta di

Indonesia dengan angka pre3alensi ,-- per 1&&.&&& penduduk sedangkan pada tahun -&11,

ter"atat 19.%1 kasus baru kusta di Indonesia dengan angka pre3alensi ,&% per 1&&.&&&

 penduduk.

C. ETIOLOGI

Kuman penyebab adalah !yi'oba'terium leprae yang ditemukan oleh

.%. $%S* pada tahun 1+- di erwegia, yang sampe sekarang belum

 "uga dapat dibiakan dalam media artisial. !. Leprae berbentuk kuman

dengan ukuran / + m 0,3 m, tahan asam dan alkohol serta positif4

ram. (Kosasih dan Sri Linuwih 2010. )

. (leprae) merupakan basil tahan asam (478), bersifat obligat intraseluler, menyerang

saraf pereifer, kulit dan organ lain seperti mukosa saluran pernapasan atas, hati, sum sum

tulang ke"uali susunan saraf pusat. asa membeladiri .leprae 1- -1 hari sedangakan masa

tunas & hari & tahun.

#enyebab penyakit kusta adalah bakteri  Mycobacterium leprae yang berbentuk batang

 panjang, sisi paralel dengan kedua ujung bulat, ukuran &,%'&, mikron : 1' mikron. 4asil ini

 berbentuk batang gram positif, tidak bergerak, tidak berspora, dapat tersebar atau dalam

 berbagai ukuran bentuk kelompok. #ada pemeriksaan langsung se"ara mikroskopis, tampak 

 bentukan khas adanya basil yang mengerombol seperti ikatan "erutu, sehingga disebut packet of 

cigars (globi). 

4asil ini diduga berkapsul tetapi rusak pada pe!arnaan menggunakan karbon

fukhsin. rganisme tidak tumbuh pada perbenihan buatan.

Page 4: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 4/33

D. FAKTOR RESIKO

  8da beberapa faktor yang membuat seseorang lebih beresiko mederita penyakit kusta

diantaranya ;

' 6sia ; #endrita kusta lebih banyak terjadi paada usia lansia, dikarenakan

kamampuan sistem imun mulai menurun

' #ekerjaan ; $eseorang yang bekerja dibidang yang berhubungan dengan paparan

sinar radiasi dan 5at 5at berbahaya lebih beresiko terserang kusta.

' Ras ; rang berkulit putih lebih rentan terserang kusta karena kurangnya

 pigmen pada kulit' 0ingkungan ; rang yang hidup dilingkungan yang kumuh lebih beresiko terserang

kusta

' <konomi ; rang yang ekonomi menngah keba!ah lebih beresiko terserang kusta,

karena kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi

' #erokok ; Rokok banyak mengandung 5at 5at yang dapat menyebakan sistem

imun menurun. 

E. MANIFESTASI KLINIS

enurut *+ (199), seseorang didiagnosis menderita penyakit kusta apabila terdapat satu

dari tanda kardinal berikut ;

1. 8danya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas. 0esi kulit dapat tunggal ataupun

multipel, biasanya hipopigmentasi tetapi kadang'kadang lesi kemerahan atau ber!arna

tembaga. 0esi dapat ber3ariasi tetapi umumnya berupa makula, papul atau nodul.

2. 478 #ositif.

#ada beberapa kasus ditemukan basil tahan asam dari kerokan jaringan kulit. 4ila ragu'ragu

maka dianggap sebagai kasus di"urigai dan periksa ulang setiap tiga bulan sampai ditegakan

diagnosis kusta atau penyakit lain.

8da tiga tanda kardinal ;

a) 0esi kulit yang anastesi

 b) #enebalan saraf perifer ") Ditemukan . 0eprae (bakteriologis positif)

Page 5: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 5/33

Page 6: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 6/33

tengah, beberapa plag tampak seperti pun"hed out. 7anda khas saraf berupa hilangnya sensasi,

hipopigmentasi, berkurangnya keringat dan gugurnya rambut lebih "epat mun"il daripada tipe

00 dengan penebalan saraf yang dapat teraba pada tempat prediteksi.

e) Tipe Lepro&'(o)' " LL #

• 0esi sangat banyak, simetris, permukaan halus, lebih eritoma, berkilap, batas tidak tegas

atau tidak ditemuka anestesi dan anhidrosis pada stadium dini.

• Distribusi lesi khas ;

' *ajah ; dahi, pelipis, dagu, "uping telinga.

' 4adan ; bahian belakang, lengan punggung tangan, ekstensor tingkat ba!ah.

• $tadium lanjutan ;

' #enebalan kulit progresif ' @uping telinga menebal

' ?aris muka kasar dan "ekung membentuk fasies leonine, dapat disertai madarosis,

intis dan keratitis.

• 0ebih lanjut

' Deformitas hidung

' #embesaran kelenjar limfe, orkitis atrofi, testis

' Kerusakan saraf luas gejala sto"king dan glouses anestesi.' #enyakit progresif, makula dan popul baru.

' 7ombul lesi lama terjadi plakat dan nodus.

• 0ebih lanjut

' Deformitas hidung

' #embesaran kelenjar limfe, orkitis atrofi, testis

' Kerusakan saraf luas gejala sto"king dan glouses anestesi.' #enyakit progresif, makula dan popul baru.

' 7ombul lesi lama terjadi plakat dan nodus.

• $tadium lanjut

  $erabut saraf perifer mengalami degenerasi hialinAfibrosis menyebabkan anestasi dan

 penge"ilan tangan dan kaki.

f) Tipe I%(er&i%'(e " (ipe *'%+ (i!'k (er&')uk !''& k')i,ik')i Re!e* - Jopi%+#

• 4eberapa ma"ula hipopigmentasi, sedikit sisik dan kulit sekitar normal.

• 0okasi bagian ekstensor ekstremitas, bokong dan muka, kadang'kadang dapat ditemukan

makula hipestesi dan sedikit penebalan saraf.

• erupakan tanda interminate pada -&2'&2 kasus kusta.

Page 7: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 7/33

. 7empat predileksi

a)  Predileksi lesi kuli 

  4agian tubuh yang relatif lebih dingin misalnya muka, +idung (mukosa), telinga,

anggota tubuh dan bagian tubuh yang terbuka

b)  Predileksi kerusakan saraf tepi 

. leprae lebih sering menyerang saraf tepi yang terletak superfisial yang suhunya relatif 

dingin. $araf tepi diserang dengan berbagai kelainannya yaitu ;

•  Nervus auricularis maknus

•  Nervus ulnaris ; anastesi dan paresis A paralysis otot tangan jari B dan sebagian jari IB

•  Nervus peroneus komunis : kaki simper ( drop foot  )

•  Nervus medianus : anastesi dan paresis paralysis otot tangan jari I, II, III dan sebagian jari

IB. Kerusakan C. 6lnaris dan C. edianus menyebabkan jari tangan kiting ("la!

finger), tangan "akar ("la! hand)

•  Nervus radialis : tangan lunglai (drop !rist)

•  Nervus tibialis posterior  ; mati rasa telapak kaki, jari kaki kiting ("la! toes)

•  Nervus facialis : lagoftalmus, mulut men"ong

•  Nervus trigeminus ;anastesi kornea

c) Gambaran klinis organ lain :

• ata ; iritis, iridosiklitis, gangguan 3isus sampai kebutaan

• 7ulang ra!an ; epistaksis, hidung pelana

• 7ulang dan sendi ; absorbsi, mutilasi, artritis

• 0idah ; ulkus, nodus

• 0arings ; suara parau

• 7estis ; ginekomastia, epididimitis akut, orkitis, atrofi

• Kelenjar limfe ; limfadenitis

• Rambut ; alopesia, madarosis

• ?injal ; glomerulonefritis, amilodosis ginjal, pielonefritis,nefritis

interstitial

F. KLASIFIKASI

$etelah seseorang didiagnosis menderita kusta, maka tahap selanjutnya menentukan

tipeAklasifikasi penyakit kusta yang diderita. #enentuan tipe penyakit kusta pada seorang penderita disebut klasifikasi penyakit kusta. Klasifikasi penyakit kusta bertujuan untuk 

menentukan jenis dan lamanya pengobatan penyakit, !aktu penderita dinyatakan  Release from

Treatment ( R7).

1. K')i,ik')i I%(er%')io%' " Madrid,1953)$

a.  Indeterminate (I)

Page 8: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 8/33

7erdapat kelainan kulit berupa makula berbentuk bulat yang berjumlah 1 atau -. batas

lokasi dipantat, kaki, lengan, punggung pipi. #ermukaan halus dan li"in. b. Tuberkuloid (7)

7erdapat makula atau ber"ak tipis bulat yang tidak teratur dengan jumlah lesi 1 atau

 beberapa. 4atas lokasi terdapat di pantat,punggung, lengan, kaki, pipi. #ermukaan kering,kasar sering dengan penyembuhan di tengah.

".  Borderline (4)

Kelainan kulit ber"ak agak menebal yang tidak teratur dan tersebar. 4atas lokasi sama

dengan Tuberkuloid.

d.  epromatosa (0)

Kelainan kulit berupa ber"ak'ber"ak menebal yang difus, bentuk tidak jelas.

4erbentuk bintil'bintil (nodule), ma"ula'makula tipis yang difus di badan, merata di seluruh

 badan, besar dan ke"il bersambung simetrik.

2. K')i,ik')i Ri!e*/Jopi%+ "102#

Klasifikasi ini banyak dipakai pada bidang penelitian yang mengelompokkan penyakit

kusta menjadi kelompok berdasarkan gambaran klinis, bakteriologis, histopatologi, dan

imunologis.

a. Tipe Tuberkuloid tuberkuloid (77)

0esi berupa ber"ak makuloanestetik dan hipopigmentasi yang terdapat di semua

tempat terutama pada !ajah dan lengan, ke"uali; ketiak, kulit kepala ( scalp),

 perineum dan selangkangan. 4atas lesi jelas berbeda dengan !arna kulit disekitarnya.

+ipopigmentasi merupakan gejala yang menonjol. 0esi dapat mengalami penyembuhan

spontan atau dengan pengobatan selama tiga tahun.19

 b. Tipe Borderline Tuberkuloid (47)

?ejala pada lepra tipe 47 sama dengan tipe 77, tetapi lesi lebih ke"il, tidak disertai

adamya kerontokan rambut, dan perubahan saraf hanya terjadi pembengkakan.19

". Tipe Mid Borderline (44)#ada pemeriksaan bakteriologis ditemukan beberapa hasil, dan tes lepromin memberikan

hasil negatif. 0esi kulit berbentuk tidak teratur, terdapat satelit yang mengelilingi lesi, dan

distribusi lesi asimetris. 4agian tepi dari lesi tidak dapat dibedakan dengan jelas terhadap

daerah sekitarnya. ?ejala'gejala ini disertai adanya adenopathi regional.

d. Tipe Borderline epromatous (40)0esi pada tipe ini berupa ma"ula dan nodul papula yang "enderung asimetris.

Kelainan syaraf timbul pada stadium lanjut. 7idak terdapat gambaran seperti yang terjadi

Page 9: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 9/33

 pada tipe lepromatous yaitu tidak disertai madarosis, keratitis, uslserasi maupun fa"ies

leonine.e. Tipe epromatosa (00)

0esi menyebar simetris, mengkilap ber!arna keabu'abuan. 7idak ada perubahan pada

 produksi kelenjar keringat, hanya sedikit perubahan sensasi. #ada fase lanjut terjadimadarosis (rontok) dan !ajah seperti singa, muka berbenjol'benjol ( facies leonine)

. K')i,ik')i 3O "1042# *'i(u52

a. 7ipe #4 ( !ausibasiler)

Kusta tipe #4 adalah penderita kusta dengan 4asil 7ahan 8sam (478) pada sediaan

apus, yakni tipe I ( Indeterminate)" 77 (tuberculoid) dan BT (borderline tuberculoid)

menurut kriteria Ridley dan =opling dan hanya mempunyai jumlah lesi antara 1' padakulit. Kusta tipe #4 adalah tipe kusta yang tidak menular.

 b. 7ipe 4 ( Multibasiler)

Kusta 4 adalah semua penderita kuta tipe 44 (mid borderline), 40 (borderline

lepromatous) dan 00 (lepromatosa) menurut kriteria Ridley dan =opling dengan jumlah lesi

/ atau lebih dan skin smear positif. Kusta tipe 4 adalah tipe yang dapat menular.

4erikut ini adalah gambar penderita kusta tipe #4 dan 4

Dalam menentukan klasifikasi tipe #4 dan 4 pada kriteria seperti pada table di ba!ah

ini ;

 No. Ke'i%'% kui( -

6')i pe&erik)''%

P'u)i B')ier "PB# Mu(i B')ier "MB#

1. 4er"ak (makula) mati

rasa

 a. =umlah 1' E

 b. 6kuran Ke"il dan besar Ke"il'ke"il

 ". Distribusi 6nilateral dan bilateral

asimetris

 4ilateral dan simetris

 d. Konsistensi Kering dan kasar +alus, berkilat

Page 10: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 10/33

 e. 4atas 7egas 7idak tegas

 f. Kehilangan rasa pada

 ber"ak 

 $elalu ada dan jelas 4iasanya tidak jelas, =ika ada,

terjadi pada yang sudah

lanjut g. Kehilangan

kemampuan berkeringat,

 bulu rontok pada ber"ak 

 4er"ak tidak

 berkeringat, ada bulu

rontok pada ber"ak 

 4er"ak masih berkeringat, bulu

tidak rontok pada ber"ak.

-. Infiltrat

 a. kulit 7idak ada 8da, kadang'kadang tidak ada

 b. embran mukosa

(hidung tersumbat,

 perdarahan di hidung)

7idak pernah ada 8da, kadang'kadang tidak ada

%. @iri'"iri  #entral $ealing  

(penyembuhan di

telinga)

  !unc$ed out lesion

(lesi bentuk donat), madarosis,

ginekomasti, hidung pelana,

dan suara sengau

. Codulus 7idak ada Kadang'kadang ada

. Deformitas ("a"at) 4iasanya terjadi dini 7erjadi pada stadium lanjut

/. 8pusan 478 negatif 478 positif  

G. PATOFISIOLOGI

!. Leprae adalah organisme tahan asam intrasel yang sangat sulit

tumbuh dalam biakan, tetapi dapat ditumbuhkan dalam almadilo

(trenggileng), kuman ini tumbuh lebih lambat dari pada mikobakterium lain

dan tumbuh paling subur pada suhu /205 sampai /-05, yakni suhu kulit

manusia dan suhu tubuh inti armadilo, seperti !. 6uberkulosis !. Leprae

tidak mengeluarkan toksin, dan 7irulensinya didasarkan pada sifat dinding

selnya. &inding selnya 'ukup mirip dengan dinding !. 6uberkulosis sehingga

Page 11: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 11/33

imunisasi dengan basil 5alnette guerin sedikit banyak memberi

perlindungan terhadap infeksi !. Leprae. 8munitas seluler ter'ermin oleh

reaksi hipersensiti7itas tipe lambat terhadap penyuntikan ekstrak bakteri

yang disebut lepromin kedalam dermis.

ada sebagian kasus, terbentuk antibodi terhadap respon antigen !.

Leprae. %ntibodi ini biasanya tidak bersifat protektif, tetapi dapat

membentuk kompleks imun dengan gen antigen bebas yang dapat

menyebabkan eritema nodosem, 7askulitis dan glomerulonefritis. (9obbins

dan 5otran. 200:).

Kusta tuberkuloid berawal dari lesi lokal yang mula mula datar dan

merah, tetapi kemudian membesar dan membentuk ireguler disertai

indurasi, peninggian, tepi hiperpigmentasi dan bagian tengah yang pu'at

dan 'ekung (penyembuhan disentral). Kelainan saraf mendominasi

gambaran kusta tuberkuloid. Saraf terbungkus oleh reaksi peradangan

granulomatosa dan, "ika 'ukup ke'il (misalnya 'abang perifer), akan

mengalami kerusakan. &egenerasi saraf menyebabkan anastesi kulit serta

atro kulit dan otot menyebabkan pasien mudah mengalami trauma di

bagian yang terkena, disertai kulit pembentukan ulkus kulit indolen. &apat

ter"adi kontraktur, paralisis dan autoamputasi "ari tangan atau kaki. Kelainan

saraf wa"ah dapat menyebabkan paralisis kelopak mata, disertai keratitis dan

ulkus kornea. ada pemeriksaan mikroskopik, semua lesi memperlihatkan

lesi granulotoma mirip dengan lesi yang ditemukan pada tuberkulosis, dan

basil hampir tidak pernah ditemukan. %danya granuloma dan ketiadaan

bakteri men'erminkan imunitas sel 6 yang kuat. Karena kusta

memperlihatkan per"alanan penyakit yang sangat lambat, hingga berpuluh

puluh tahun, sebagian besar pasien meninggal bersama kusta dan bukan

disebabkan olehnya.

Kusta lepramatosa mengenai kulit, saraf perifer, kamera anterior mata,

saluran napas atas (hingga laring), testis, tangan dan kaki. ;rgan 7ital dan

susunan saraf pusat "arang terkena, mungkin karena suhu inti tubuh terlalu

tinggi untuk tumbuhnya !.leprae. lesi lepramatosa mengandung agregat

Page 12: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 12/33

magrofat penuh lemak (sel kusta), yang sering terisi oleh masa basil tahan

asam. Kegagalan menahan infeksi membentuk granuloma mem'erminkan

rendahnya respon 6$1. 6erbentuk lesi makuler, papular, noduler diwa"ah,

telingga, pergelangan tangan, siku dan lutut. Seiring dengan perkembangan

penyakit, lesi nodular menyatu untuk menimbulkan fasies leonina (<muka

singa=) yang khas.sebagian besar lesi kulit hipoestetik atau anestetik. Lesi

dihidung dapat menyebabkan peradangan persisten dan pembentukan duh

yang penuh basil. Saraf perifer, terutama ner7us ulnaris dan pereneus

dibagian yang dekat kulit, diserang mikobakteri disertai reaksi peradangan

minimal. $ilangnya sensibilitas dan kelainan kelainan trok ditangan dan

kaki mengikuti lesi saraf. Kelen"ar limfe memperlihatkan agregat magrofag

berbusa didaerah parakorteks (sel 6), disertai pembesaran sentrum

germinati7um, pada penyakit tahap lan"ut, agregat magrofag "uga terbentuk

di pulpa merah limpa dan hati. 6estis biasanya banyak mengandung basil,

disertai dektruksi tubulus seminiferus dan sterilitas. (9obbins dan 5otran.

200:).

3. KOMPLIKASI

Kusta merupakan masalah kesehatan masyarakat karena "a"atnya. @a"at kusta terjadi

akibat gangguan fungsi saraf pada mata, tangan atau kaki. Camun, orang'orang yang "a"at

akibat kusta Fdi"apG seumur hidup sebagai Fpenderita kustaG !alaupun sembuh dari

 penyakit. $ementara sebenarnya hampir semua "a"at dapat di"egah.

1. Pro)e) (er7'!i%*' 8'8'( ku)('2

7erjadinya "a"at tergantung dari fungsi saraf, serta saraf mana yang rusak. Ke"a"atan

 pada kusta dapat terjadi le!at - proses ;

• Infiltrasi langsung  Mycobacterium leprae kesusunan saraf tepi dan organ (misalnya

mata)

•elalui reaksi kusta

2. Ti%+k'( C'8'(2

*+ (19) membagi tingkat "a"at kusta menjadi tiga tingkat, yaitu;

a. 7ingkat &

=ika mata , tangan atau kaki tetap utuh, maka dinyatakan tingkat "a"at &

 b. 7ingkat 1=ika ada "a"at pada mata, tangan atau kaki akibat kerusakan saraf karena penyakit

Page 13: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 13/33

Page 14: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 14/33

!agrofag dalam "aringan yang berasal dari monosit didalam darah ada

yang mempunyai nama khusus, antara lain sel KupAer dari hati, dan yang

dari kulit disebut histiosit. Salah satu tugas magrofag adalah melakukan

fagositosis. Kalau ada kuman (!. Leprae) masuk, akibatnya akan bergantung

pada sistem imunitas seluler (S8S) orang itu. %pabila S8S4 nya tinggi.

!agrofag akan mampu menfagosit !. Leprae. &tangnya histiosit ketempat

kuman disebabkan karena proses imunologik dengan adanaya faktor

kemotaktik. Kalau dattangnya berlebihan dan tidak ada lagi yang harus

difagosit, magrofag akan berubah bentuk men"adi sel epiteloid yang tidak

dapat bergerak dan kemudian akan dapat berubah men"adi sel datia

langhans. %danya masa epiteloid yang berlebihan dikelilingi oleh limfosit

yang disebut tuberkel akan men"adi penyebab utama kerusakan "aringan dan

'a'at. ada penderita dengan S8S rendah atau runtuh, histiosid tidak dapat

menghan'urkan !. Leprae yang sudah ada didalamnya, bahkan di"adikan

tempat berkembang biak dan disebut sel 7ir'how atau sel lepra atau sel

busa dan sebagai alat pengangkut penyebarluasan.

ranuloma adalah akumulasi magrofag dan atau deri7at deri7atnya.

ammbaran histopatologik tipe tuberkuloid adalah tuberkel dan kerusakan

saraf yang lebih nyata, tidak ada kuman atau hanya sedikit dan non solid..

pada tipe lepromatosa terdapat kelim sunyi subepidermal (subepuidermal

'lear Bone), yaitu suatu daerah langsung dibawah epidermis yang "aringanya

tidak patologik. &idapati sel Cir'how dengan banyak kuman. ada tipe

borderline, terdapat 'ampuran unsur unsur tersebut. 

. Pemeriksaan Serologik 

emeriksaan serologik kusta didasarkan atas terbentuknya antibodi pada

tubuh seseorang yang terinfeksi oleh !. Leprae. %ntibodi yang terbentuk

dapat bersifat spesik terhadap !. Leprae, yaitu antibodi antiphenolic

glycolipid – 1 (L 1) dan antibodi 1@ k& serta /3 k&.

Sedangkan antibod yang tidak spesik antara lain antibodi anti

lipoarabinomanan (L%!), yan "uga dihasiilkan oleh kuman !.tuberculosis.

Page 15: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 15/33

Kegunaan pemeriksaan serologik ini ialah dapat membantu diagnosis

kusta yang meragukan, karena tanda klinis dan bakteriologik tidak "elas.

&isamping itu dapat membantu menentukan kusta subklinis, karena tidak

didapati lesi kulit, misalnya pada narakontak serumah. !a'am ma'am

pemeriksaan serologik kusta ialah D

−  E"i !L% ( mycobacterium leprae Particle Aglunation)

−  E"i *L8S% ( Emzyme Linked mmuno – sorbent Assay).

−  ML dipstick test (mycobacterium leprae dipstick).

−  ML !o" test (Mycobacterium leprae #lo" test).

J. PENATALAKSANAAN

1. Pe%'(''k)'%''% Me!i)

#rogram Multi %rug T$erapy (D7) dengan kombinasi rifampisin, klofa5imin, dan DD$

dimulai tahun 191. #rogram ini bertujuan untuk mengatasi resistensi dapson yang semakin

meningkat, mengurangi ketidaktaatan pasien, menurunkan angka putus obat, dan mengeliminasi

 persistensi kuman kusta dalamjaringan.

Rejimen pengobatan D7 di Indonesia sesuai rekomendasi *+ ( 199) sebagai berikut;

a) Tipe PB

=enis obat dan dosis untuk orang de!asa;

• Rifampisin /&& mgAbulan diminum di depan petugas.

• DD$ tablet 1&& mgAhari diminum di rumah.

#engobatan / dosis diselesaikan dalam /'9 bulan. dan setelah selesai minum / dosis

dinyatakan R7 (Release &rom Treatment '  berhenti minum obat kusta) meskipun se"ara

klinis lesinya masih aktif. enurut *+ (199) tidak lagi dinyatakan R7 tetapi

menggunakan istilah #ompletion of Treatment #ure dan pasien tidak lagi dalam

 penga!asan.

 b) Tipe MB

=enis obat dan dosis untuk orang de!asa;

• Rifampisin /&& mgAbulan diminum di depan petugas.

Page 16: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 16/33

• Klofa5imin %&& mgAbulan diminum di depan petugas dilanjutkan dengan klofa5imin &

mgAhari diminum di rumah.

• DD$ 1&& mgAhari diminum di rumah.

#engobatan - dosis diselesaikan dalam !aktu maksimal %/ bulan. $esudah selesai minum

- dosis dinyatakan R7 meskipun se"ara klinis lesinya masih aktif dan pemeriksaan bakteri

 positif enurut *+ ( 199) pengobatan 4 diberikan untuk 1- dosis yang diselesaikan dalam

1-'1 bulan dan pasien langsung dinyatakan R7.

 Dosis untuk anak  :

 lofaimin: 6mur di ba!ah 1& tahun ; bulanan 1&& mgAbulan harian & mgA- kaliAminggu

  6mur 11'1 tahun ; bulanan 1&& mgAbulan harian & mgA% kaliAminggu

  %%*   ; 1 ' - mgAkg berat badan

 Rifampisin  ; 1&'1 mgAkg berat badan

") Pe%+ob'('% MDT (erb'ru

etode R adalah pengobatan D7 terbaru. enurut *+ ( 199), pasien kusta tipe #4

dengan lesi hanya 1 (satuj "ukup diberikan dosis tunggal rifampisin /&& mg, olloksasin && mg,

dan minosiklin I && mg dan pasien langsung dinyatakan R7, sedangkan untuk tipe #4 dengan

-' lesi diberikan / dosis dalam / bulan. 6ntuk tipe 4 diberikan sebagai obat alternatif dan

dianjurkan digunakan sebanyak - dosis dalam - bulan.

2. Pe%'(''k)'%''% Keper'9'('%

#era!atan pada morbus hansen umumnya untuk men"egah ke"a"atan. 7erjadinya "a"at pada

kusta disebabkan oleh kerusakan fungsi saraf tepi, baik karena kuman kusta maupun karena

 peradangan se!aktu keadaan reaksi netral.

a) #era!atan mata dengan lagophthalmos

• #enderita memeriksa mata setiap hari apakah ada kemerahan atau kotoran

• #enderita harus ingat sering kedip dengan kuat

•ata perlu dilindungi dari kekeringan dan debu

b) #era!atan tangan yang mati rasa

• #enderita memeriksa tangannya tiap hari untuk men"ari tanda' tanda luka, melepuh

• #erlu direndam setiap hari dengan air dingin selama lebih kurang setengah jam

• Keadaan basah diolesi minyak 

• Kulit yang tebal digosok agar tipis dan halus

• =ari bengkok diurut agar lurus dan sendi'sendi tidak kaku

Page 17: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 17/33

• 7angan mati rasa dilindungi dari panas, benda tajam, luka

c) #era!atan kaki yang mati rasa

• #enderita memeriksa kaki tiap hari

• Kaki direndam dalam air dingin lebih kurang J jam

• asih basah diolesi minyak 

• Kulit yang keras digosok agar tipis dan halus

• =ari'jari bengkok diurut lurus

• Kaki mati rasa dilindungi

d) #era!atan luka

• 0uka dibersihkan dengan sabun pada !aktu direndam

• 0uka dibalut agar bersih

• 4agian luka diistirahatkan dari tekanan

• 4ila bengkak, panas, bau ba!a ke puskesmas

K. PENCEGA3AN1. Pe%8e+'6'% Pri&o!i'

#en"egahan primodial yaitu upaya pen"egahan pada orang'orang yang belum memiliki

faktor resiko penyakit kusta melalui penyuluhan. #enyuluhan tentang penyakit kusta adalah

 proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat oleh petugas

kesehatan sehingga masyarakat dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi

kesehatannya dari penyakit kusta.

2. Pe%8e+'6'% Pri&er "Pri&'r* Pre:e%(io%#

#en"egahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan seseorang yang telah

memiliki faktor resiko agar tidak sakit. 

7ujuan dari pen"egahan primer adalah untuk 

mengurangi insidensi penyakit dengan "ara mengendalikan penyebab'penyebab penyakit

dan faktor'faktor resikonya.

6ntuk men"egah terjadinya penyakit kusta, upaya yang dilakukan adalah memperhatikan

dan menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal,  personal $ygiene, deteksi dini adanya

 penyakit kusta dan penggerakan peran serta masyarakat untuk segera memeriksakan diri

atau menganjurkan orang'orang yang di"urigai untuk memeriksakan diri ke puskesmas.

. Pe%8e+'6'% Seku%!er "Se8o%!'r* Pre:e%(io%#

#en"egahan sekunder merupakan upaya pen"egahan penyakit dini yaitu men"egah orang

yang telah sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit dan menghindari

komplikasi. 

7ujuan pen"egahan sekunder adalah untuk mengobati penderita dan

Page 18: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 18/33

mengurangi akibat'akibat yang lebih serius dari penyakit yaitu melalui diagnosis dini dan

 pemberian pengobatan.

;. Pe%8e+'6'% Ter(ier "Ter(i'r* Pre:e%(io%#

7ujuan pen"egahan tertier adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan

rehabilitasi.-& Rehabilitasi adalah upaya yang dilakukan untuk memulihkan seseorang yang

sakit sehingga menjadi manusia yang lebih berdaya guna, produktif, mengikuti gaya hidup

yang memuaskan dan untuk memberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin, sesuai

tingkatan penyakit dan ketidakmampuannya.

BAB II

ASU3AN KEPERAATAN

A. PENGKAJIAN

1. DATA KLIEN

 Cama ;8lamat ;

6mur ;

#ekerjaan ; Co. R ;

2. RIA<AT KESE3ATAN

/ Ri!ayat Kesehatan Dahulu ; FKa"i "uga apakah klien pernah men"alani

pemeriksaan laboratorium. 8ni penting untuk mengetahui apakah klien

pernah menderita penyakit tertentu sebelumnya, pernahkan klien

memakai obat kulit yang dioles atau diminumF ada beberapa kasus,

reaksi beberapa obat "uga dapat menimbulkan perubahan warna kulit

dan reaksi alergi yang lain. erlu "uga di tanyakan %pakah keluhan ini

pertama kali di rasakan.' Ri!ayat Kesehatan $ekarang ; Fada saat melakukan anamnesa pada pasien,

ka"i kapan lesi atau kontraktur tersebut, sudah berapa lama timbulnya

dan bagaimana proses perubahannya, baik warna kulit maupun

keluhan lainnya. 4iasanya klien dengan kusta datang berobat dengan keluhan adanya

Page 19: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 19/33

lesi dapat tunggal atau multipel, neuritis (nyeri tekan pada saraf), ras gatal, nyeri,

panas, atau rasa tebal pada kulit  kadang'kadang gangguan keadaan umum

 penderita (demam ringan) dan adanya komplikasi pada organ tubuh

/ Ri!ayat Kesehatan Keluarga ; Ftanyakan kepada pasien apakah ada anggota keluarga

yang pernah menderita penyakit yang sama atau berhubungan dengan yang pasien derita

sekarang. Karena penyakit kusta adalah penyakit menular, ada kemungkinan pasien

tertular oleh anggota keluargaG

. PEMERIKSAAN FISIK 

  P'!' p')ie% !e%+'% ku)(' 6' *'%+ peru !ik'7i '%('r' 'i% $

' #ola persepsi penangan kesehatan8pakah pasien punya ri!ayat merokok, minum alkohol dan obat obatan

4agaimana persepsi terhadap penyakit yang diderita sekarang

' #ola nutrisi dan metabolisme8pakah ada perubahan nafsu makan (biasanya pasien mengalami penurunan nafsu

makan)

8pakah da perubahan berat badan / bulan terakhir (biasanya pasin mengalami

 penurunan berata badan)

' #ola akti3itas dan olahraga

Kemampuan pera!atan diri ;& L mandiri

1 L dengan alat bantu

- L bantuan orang lain% L bantuan peralatan dan orang lain

L tergantungAtidak mampu

#ada penderita kusta biasanya antara lain ;

Ak(i:i(')=ke&'&pu'% ber'k(i:i(') > 1 2 ;

akanAminum  

andi

4erpakaianAberdandan  

7oiletting

Page 20: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 20/33

obilisasi ditempat tidur   

4erpindah

4erjalan

enaiki tangga  

8pakah ada keluhan saat dan sesudah berakti3itas (biasanya 77B meningkat setelah

melakukan akti3itas)

' #ola istirahatAtidur 

8pakah ada perubahan pola istirahatAtidur pasien dari sebelum menderita sampai saat

menderita penyakit (biasanya pasien susah tidur dan sering terbangun ketika sedang

tidur)

8pakah ada rasa ketidaknyamanan (biasanya pasien merasa tidak nyaman karena tubuh

dipenuhi lesi)

' #ola konsep diri perasepsi diri

4agaimana persepsi tentang diri sendiri (biasanya pasien merasa malu karena tubuhnya

 penuh lesi)

U%(uk pe&erik)''% ,i)ik 6e'! (o (oe 6' *'%+ peru !ik'7i '%('r' 'i% $

#ada seseorang yang menderita kusta diperlukan pemeriksaan fisik kulit umum

' Inspeksi ; *arna (apakah ada tanda tanda peradangan) biasanya ber!arna merah

muda, 0esi (apakah ada lesiAperlukaan) biasanya kulit penderita kusta dipenuhi

lesiAperlukaan.

/ #alpasi ; <dema (apakah ada edema) biasanya terdepat edema pada bagian yang

terinfeksi.

;. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Bakterioskopik (Kerokan Jaringan Kulit)

emeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu

menegakan diagnosis dan pengamatan pengobatan. Sediaan dibuat

dari kerokan "aringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung

Page 21: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 21/33

yang diwarnai dengan pewarnaan terhadap basil tahan asam (>6%),

antara lain dengan ?8*$L4**LS*. >akteriokopik negatif pada

seorang penderita, bukan berarti orang tersebut tidak mengandung

kuman !. Leprae.

Pemeriksaan Histopatologik  

ambaran histopatologik tipe tuberkuloid adalah tuberkel dan

kerusakan saraf yang lebih nyata, tidak ada kuman atau hanya sedikit

dan non solid.. pada tipe lepromatosa terdapat kelim sunyi

subepidermal (subepuidermal 'lear Bone), yaitu suatu daerah langsung

dibawah epidermis yang "aringanya tidak patologik. &idapati sel

Cir'how dengan banyak kuman. ada tipe borderline, terdapat'ampuran unsur unsur tersebut. 

Page 22: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 22/33

Pemeriksaan Serologik 

emeriksaan serologik kusta didasarkan atas terbentuknya antibodi

pada tubuh seseorang yang terinfeksi oleh !. Leprae. %ntibodi yang

terbentuk dapat bersifat spesik terhadap !. Leprae, yaitu antibodi

antiphenolic glycolipid – 1 (L 1) dan antibodi 1@ k& serta /3 k&.

Sedangkan antibod yang tidak spesik antara lain antibodi anti

lipoarabinomanan (L%!), yan "uga dihasiilkan oleh kuman

!.tuberculosis.

Kegunaan pemeriksaan serologik ini ialah dapat membantu

diagnosis kusta yang meragukan, karena tanda klinis dan bakteriologik

tidak "elas. &isamping itu dapat membantu menentukan kusta

subklinis, karena tidak didapati lesi kulit, misalnya pada narakontakserumah. !a'am ma'am pemeriksaan serologik kusta ialah D

E"i !L% ( mycobacterium leprae Particle Aglunation) positi$e.

E"i *L8S% ( Emzyme Linked mmuno – sorbent Assay) positi$e.

ML dipstick test (mycobacterium leprae dipstick) positi$e.

ML !o" test (Mycobacterium leprae #lo" test) positi$e.

B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALA3

KEPERRAATAN

Page 23: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 23/33

1. #ada pasein dengan kusta biasanyaDo ;

' 8danya lesi

' 7erdapat penebalan saraf perifer

yang teraba

' 8danya rasa gatal.

' 8danya eritemaDs;

' #asien mengeluhkan rasa gatal

dikulit

' #asien mengeluhkan adanya luka

Kusta

#eradangan

<dema

4er"ak merah dan

eksudat putih

<ritema

Kerusakan integritas

kulit

Kerusakan integritas

kulit

2. #ada pasein dengan kusta biasanyaDo ;

' #asien terlihat meringis

' #asien terlihat gelisah' 8danya peningkatan tanda

tanda 3ital

' #asien terlihat melindungi area

nyeri

Ds;

' #asien mengeluhkan rasa sakit

 bagian luka

' #asien mengeluhkan susah tidur 

Inflamasi

enyerang kulit

#eradangan

 Cyeri

 Cyeri

Page 24: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 24/33

. #ada pasein dengan kusta biasanyaDo ;

' 8danya peningkatan suhu (diatas

normal )' 7akikardi

' 7akipneu

Ds;

' #asien mengatakan badan terasa

 panas

. lepra A .

tuberkuloid

enyerang kulit dan

saraf perifer 

Inflamasi

+ipertermi

+ipertermi

;. #ada pasein dengan kusta biasanya

Do ;

' #asien terlihat kesulitan ketika

mobilisasi

' #ergerakan pasien lambat' #eningkatan 77B sesudah

melakukan akti3itas

' #asien melakukan aktifitas

dengan bantuan orang lain

Ds;

' #asien mengeluhkan kesulitan

melakukan aktifitas' #asien mengeluhkan sesak nafas

setelah melakukan aktifitas

Kusta

enyerang kulit

4ermetastase ke tulang

7erganggu akti3itas

+ambatan mobilitas

fisik 

+ambatan mobilitas

fisik 

?. #ada pasein dengan kusta biasanya

Do ;

' 7erjadi perubahan bentuk tubuh (

karena banyak luka ditubuhnya)

' #asien terlihat menyembunyikan

lukanya

Ds;

' #asien merasa malu dengan

keadaan tubuhnya yang sekarang

' #asien mengatakan terbatasnya

aktifitas

' #asien mengatakan takut tidak

diterima dilingkungan karena

Kusta

enyerang kulit

4ermetastase ke tubuh

lainya

7ubuh penuh lesi

?angguan "itra tubuh

?angguan "itra tubuh

Page 25: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 25/33

keadaan tubuhnya

. #ada pasein dengan kusta biasanya

Do ;' #asien terlihat gelisah

' *ajah terlihat tegang

' 8danya peningkatan tanda

tanda 3italDs;

' #asien mengatakan "emas

dengan keadaannya

' #asien mengatakan ka!atir

 penyakitnya tidak sembuh

' #asien mengatakan takut tidak

diterima dilingkungan

Kusta

enyerang kulit

4ermetastase ke tubuh

lainya

@emas

8nsietas

8nsietas

C. DIAGNOSA1. Kerusakan integritas kulit b.d inflamasi bakteri

-. Cyeri b.d proses terjadinya penyakit

%. +ipertermi b.d proses infeksi. +ambatan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskletal

. ?angguan "itra tubuh b.d perubahan penampilan tubuh

/. 8nsietas b.d status kesehatan

Page 26: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 26/33

D. INTER@ENSI

NO DIAGNOSA KRITERIA 3ASIL "NOC# INTER@ENSI "NIC#

1. Kerusakan integritas

kulit b.d inflamasi

 bakteri

7issue integrity ; $kin and u"ous

embranes

+emodyalis akses

Kriteria +asil ;

Integritas kulit yang baik bisa

dipertahankan ( sensasi,elastisitas,

temperatur, hidrasi, pigmentasi) 7idak ada luka A lesi pada kulit

#erfusi jaringan baik 

enunjukkan pemahaman dalam proses

 perbaikan kulit dan men"egah terjadinya

"idera berulang

ampu melindungi kulit dan

mempertahankan kelembaban kulit dan

 pera!atan alami

' 8njurkan pasien untuk menggunakan

 pakaian yang lunggar 

' +indari kerutan pada tempat tidur ' =aga kebersihan kulit agar tetap

 bersih dan kering

' obilisasi pasien setiap - jam sekali' emandikan pasien dengan sabun

dan air hangat

' onitor aktifitas dan mobilisasi

 pasien' onitor status nutrisi pasien

Page 27: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 27/33

-. Cyeri bAd proses

terjadinya penyakit

#ain le3el

#ain "ontrol

@omfort le3el

Kri(eri' 3')i $

ampu mengontrol nyeri( tahu penyebab

nyeri, mampu menggunakan teknik non

farmakologi untuk mengurangi nyeri)

elaporkan bah!a nyeri berkurang dengan

menggunakan manajemen nyeri ampu mengenali nyeri ( skla, intensitas,

frekuensi dan tanda nyeri)

engatakan rasa nyaman setelah nyeri

 berkurang.

' 0akukan pengkajian nyeri se"ara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

dan faktor presipitasi' <3aluasi pengalaman nyeri masa lampau

' Kurangi faktor presipitasi nyeri' Kolaborasi dengan ahli medis untuk

 pemberian analgetik 

' 4erikan analgetik sesuai anjuran' 8jarkan tekhnik relaksasi' <3aluasi keefektifan kontrol nyeri

' 7ingkatkan istirahat' onitor 3ital sign

%. +ipertermi b.d proses

infeksi

T6er&ore+u'(io%

Kre(i' 3')i $

$uhuh tubuh dalam rentang dalam retang

normal

 Cadi dan RR dalam rentang normal 7idak ada perubahan !arna kulit dan tidak

ada pusing

' onitor suhu sesering mungkin

' onitor tekana darah, nadi dan RR ' Kompres hangat

' Kolabortasi dengan ahli medis untuk

 pemberian anti piretik 

' 4erikan anti pireti sesuai anjuran' 8njurkan pasien banyak minum air

 putih' onitor 77B setiap - jam sekali

.+ambatan mobilitas

fisik bAd gangguan

muskuloskletal

=oint mo3emennt ; a"ti3e

obility le3el

$elf "are ; 8D0s

7ransfer performan"e

Kri(eri' 3')i

' onitoring 3ital sign sebelumAsesudah

melakukan akti3itas' 4erikan alat bantu jika pasien

memerlukan

Page 28: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 28/33

  Klien meningkat dalam akti3itas fisik 

  engerti tujuan dari peningkatan mobilitas

  em3erbalisasikan perasaan dalam

meningkatkan kekuatan dan kemampuan

 berpindah

  emperagakan penggunaan alat bantu untuk

mobilisasi (!alker)

' 4antu klien untuk menggunakan alat

 bantu mobilisasi untuk men"egah

terjadinya "edera' Kaji kemampuan pasien dalam

mobilisasi

' 8jarkan pada pasien bagaimana merubah

 posisi dan berikan bantan jika klien

memerlukan

. ?angguan "itra tubuh

 b.d perubahan

 penampilan tubuh

4ody image

$elf esteem

Kri(eri' 3')i

  4ody image positi3e

  ampu mengidentifikasi kekuatan personal

  endeskripsikan se"ara faktual perubahan

fungsi tubuh

 

empertahankan interaksi sosial

' Kaji se"ara 3erbal dan non3erbal respon

klien terhadap tubuhnya

' onitor frekuensi mengkritik dirinya' =elaskan tentang pengobatan,

 pengobatan, pera!atan, kemajuan dan

 prognosis penyakit' Dorong klien mengungkapkan

 perasaanya

' asilitasi kontak dengan indi3idu lain

dalam kelompok ke"il

/. 8nsietas b.d perubahan

status kesehatan

8n:iety self'"ontrol

8n:iety le3el

@oping

Kre(eri' 3')i $

Klien mampu mengidentifikasi dan

mengungkapkan gejala "emas engidentifikasi, mengungkapkan dan

menunjukkan teknik untuk mengontrol "emas Bital sign dalam batas normal

#ostur tubuh, ekspresi !ajah, bahasa tubuh dan

' ?unakan pendekatan yang

menenangkan

' Cyatakan dengan jelas harapan pasien' #ahami perspektif pasien terhadap

situasi stress

' Dengarkan dengan penuh perhatian' Identifikasi tingkat ke"emasan

' Dorong pasien untuk meningkatkan

 perasaan' 8jarkan teknik relaksasi

Page 29: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 29/33

tingkat akti3itas menunjukkan berkurangnya

ke"emasan

' Instruksikan pasien menggunakan

teknik relaksasi

' 4erikan obat untuk mengurangi

ke"emasan sesuai ke"emasan

E. IMPLEMENTASI

NO DIAGNOSA INTER@ENSI IMPLEMENTASI

1. Kerusakan integritas

kulit b.d inflamasi

 bakteri

' 8njurkan pasien untuk menggunakan pakaian

yang lunggar 

' +indari kerutan pada tempat tidur 

' =aga kebersihan kulit agar tetap bersih dan

kering

' obilisasi pasien setiap - jam sekali

' emandikan pasien dengan sabun dan air 

hangat

' onitor aktifitas dan mobilisasi pasien

' onitor status nutrisi pasien

' enganjurkan pasien untuk menggunakan

 pakaian yang longgar 

' engindari kerutan pada tempat tidur 

' enjaga kebersihan kulit agar tetap bersih

dan kering

' emobilisasikan pasien setiap - jam sekali

' emandikan pasien dengan sabun dan air 

hangat

' eonitori aktifitas dan mobilisasi pasien

' emonitori status nutrisi pasien

Page 30: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 30/33

-. Cyeri bAd proses

terjadinya penyakit

' 0akukan pengkajian nyeri se"ara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekuensi, kualitas dan faktor

 presipitasi' <3aluasi pengalaman nyeri masa lampau

' Kurangi faktor presipitasi nyeri' Kolaborasi dengan ahli medis untuk

 pemberian analgetik 

' 4erikan analgetik sesuai anjuran' 8jarkan tekhnik relaksasi' <3aluasi keefektifan kontrol nyeri

' 7ingkatkan istirahat' onitor 3ital sign

' elakukan pengkajian nyeri se"ara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan

faktor presipitasi' enge3aluasi pengalaman nyeri masa

lampau

' engurangi faktor presipitasi nyeri' engkolaborasikan dengan ahli medis

untuk pemberian analgetik ' emberikan analgetik sesuai anjuran' engajarkan tekhnik relaksasi

' enge3aluasi keefektifan kontrol nyeri

' eningkatkan istirahat' emonitori 3ital sign

%. +ipertermi b.d proses

infeksi

' onitor suhu sesering mungkin

' onitor tekana darah, nadi dan RR ' Kompres hangat

' Kolabortasi dengan ahli medis untuk

 pemberian anti piretik ' 4erikan anti pireti sesuai anjuran

' 8njurkan pasien banyak minum air putih' onitor 77B setiap - jam sekali

' eonitori suhu sesering mungkin

' emonitori tekana darah, nadi dan RR ' engompres dengan air hangat

' engkolaborasikan dengan ahli medis untuk 

 pemberian anti piretik ' emberikan anti piretik sesuai anjuran

' enganjurkan pasien banyak minum air

 putih' emonitori 77B setiap - jam sekali

. +ambatan mobilitas

fisik bAd gangguan

muskuloskletal

' onitoring 3ital sign sebelumAsesudah

melakukan akti3itas' 4erikan alat bantu jika pasien memerlukan

' 4antu klien untuk menggunakan alat bantu

' emonitoring 3ital sign sebelumAsesudah

melakukan akti3itas' emberikan alat bantu jika pasien

memerlukan

Page 31: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 31/33

mobilisasi untuk men"egah terjadinya "edera

' Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi' 8jarkan pada pasien bagaimana merubah

 posisi dan berikan bantan jika klien

memerlukan

' embantu klien untuk menggunakan alat

 bantu mobilisasi untuk men"egah terjadinya

"edera' engkaji kemampuan pasien dalam

mobilisasi

' engajarkan pada pasien bagaimana

merubah posisi dan berikan bantan jika klien

memerlukan

. ?angguan "itra tubuh

 bAd perubahan

 penampilan tubuh

' Kaji se"ara 3erbal dan non3erbal respon klien

terhadap tubuhnya

' onitor frekuensi mengkritik dirinya' =elaskan tentang pengobatan, pengobatan,

 pera!atan, kemajuan dan prognosis penyakit

' Dorong klien mengungkapkan perasaanya' asilitasi kontak dengan indi3idu lain dalam

kelompok ke"il

' engkaji se"ara 3erbal dan non3erbal

respon klien terhadap tubuhnya

' emonitori frekuensi mengkritik dirinya' enjelaskan tentang pengobatan,

 pengobatan, pera!atan, kemajuan dan

 prognosis penyakit' endorong klien mengungkapkan

 perasaanya

' emfasilitasi kontak dengan indi3idu lain

dalam kelompok ke"il

/. 8nsietas b.d perubahan

status kesehatan

' ?unakan pendekatan yang menenangkan

' Cyatakan dengan jelas harapan pasien' #ahami perspektif pasien terhadap situasi

stress

' Dengarkan dengan penuh perhatian' Identifikasi tingkat ke"emasan

' Dorong pasien untuk meningkatkan perasaan' 8jarkan teknik relaksasi

' enggunakan pendekatan yang

menenangkan' enyatakan dengan jelas harapan pasien

' emahami perspektif pasien terhadap

situasi stress

' endengarkan dengan penuh perhatian' engidentifikasi tingkat ke"emasan

Page 32: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 32/33

' Instruksikan pasien menggunakan teknik

relaksasi

' 4erikan obat untuk mengurangi ke"emasan

sesuai ke"emasan

' endorong pasien untuk meningkatkan

 perasaan

' engajarkan teknik relaksasi' enginstruksikan pasien menggunakan

teknik relaksasi

' emberikan obat untuk mengurangi

ke"emasan sesuai anjuran

Page 33: KUSTA

7/21/2019 KUSTA

http://slidepdf.com/reader/full/kusta-56d97f19a77a1 33/33

DAFTAR PUSTAKA

1. https://forbetterhealth.worpress.!om/"##$/1"/1$/pen%akit&kusta&an&

asuhan&perawatan/repository.usu.ac.id/ "#1 '". https://www.google.!o.i/

'. http://www.igilib.stikesmuh&pk.a!.i/e&skripsi/ine*. http://ala+uli,,.blogspot.!o.i/"#1*/#-/asuhan&keperawatan&paa&

pasien&engan$.html