LAKIP_Pusfatja_2013

59
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH TAHUN 2013 PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH Jalan Kalisari Raya No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710

Transcript of LAKIP_Pusfatja_2013

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    0Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH

    TAHUN 2013

    PUSAT PEMANFAATAN PENGINDERAAN JAUH Jalan Kalisari Raya No. 8 Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur 13710

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    1Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    EXECUTIVE SUMMARY

    Sebagaimana tercantum dalam pedoman implementasi sistem akuntabilitas

    kinerja instansi pemerintah (SAKIP) di lingkungan LAPAN, dasar kerja Pusat

    Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusftaja) didasarkan pada hasil Pengukuran

    Kinerja, Laporan Kinerja dan Evaluasi Kinerja tahun 2012, rencana strategis

    Pusfatja 2010-2014, Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2013, dan Penetapan

    Kinerja (PK) tahun 2013. Penetapan Kinerja yang dituangkan dalam perjanjian

    kinerja antara Kepala Pusfatja dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh digunakan

    sebagai pedoman pencapaian target Pusfatja 2013. Penetapan kinerja tidak

    hanya dilakukan antara Kepala Pusat dengan Deputi, namun juga antara Kepala

    Pusat dengan Kepala Bidang, dan juga antara Kepala Bidang dengan penelitinya

    dalam bentuk kontrak kinerja dan dituangkan dalam Sistem Kinerja Pegawai

    (SKP).

    Dalam mencapai sasaran jangka menengah maupun pendek, terdapat lima

    tujuan strategis Pusfatja tahun 2010-2014. Tujuan strategis tersebut adalah

    mengembangkan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk

    sumberdaya wilayah darat, mengembangkan model standar pemanfaatan data

    penginderaan jauh untuk sumberdaya wilayah pesisir dan laut, mengembangkan

    model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemantauan

    lingkungan dan mitigasi bencana, mengembangkan model standar nilai tambah

    data dan standar produksi informasi berbasis data penginderaan jauh, dan

    meningkatkan kerjasama teknis dan pendayagunaan hasil litbang pemanfaatan

    penginderaan jauh.

    Hingga akhir tahun anggaran 2013 Pusfatja telah melaksanakan seluruh kegiatan

    litbang, produksi data/informasi dan diseminasi informasi yang menjadi tanggung

    jawabnya. Pusfatja LAPAN berhasil mewujudkan seluruh capaian sasarannya

    dengan indikator keberhasilan termasuk kategori Sangat Berhasil. Realisasi

    anggaran kegiatan yaitu rata-rata 93,72%, dan capaian sasarannya secara

    substansial dapat dikategorikan sangat berhasil memenuhi target kinerja yang

    sudah ditetapkan, semua target terealisasikan lebih dari 150%.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    2Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Secara umum kinerja Pusfatja tahun 2013 mengalami peningkatan. Hal ini

    terlihat dari jumlah indikator kinerja yang direalisasikan. Peningkatan terjadi pada

    jumlah dokumen teknis yang dicapai. Pada tahun 2010 tercatat terdapat 8

    dokumen teknis yang dihasilkan, meningkat pada tahun 2011 dengan jumlah 13

    dokumen dan meningkat cukup signifikan pada tahun 2012 dengan 26 dokumen

    teknis yang dihasilkan dan pada tahun 2013 menjadi 46 dokumen bahan kajian

    dan dokumen teknis penelitian dan pengembangan. Hal ini selaras dengan

    peningkatan jumlah anggaran yang diberikan negara kepada Pusfatja.

    Penyampaian informasi melalui Sistem Pemantauan Bumi Nasional terus

    ditingkatkan menjadi 9 informasi dari sebelumnya hanya 7 informasi.

    Peningkatan kinerja yang terjadi pada tahun 2013 didukung dengan kegiatan-

    kegiatan koordinatif kerjasama dengan instansi pemerintah lainnya. Tercatat

    tambahan kegiatan koordinatif dan adhoc pusfatja adalah sebesar 26 kegiatan.

    Untuk menjaga kualitas kinerja peneliti dilakukan monitoring dan evaluasi

    (monev) secara berkala baik triwulan, semesteran maupun tahunan.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    3Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) dalam

    pengelolaan administrasi publik, dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi

    pemerintah adalah wujud tanggung jawab pemerintah terhadap tuntutan dan

    aspirasimasyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan

    bernegara.Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem

    pertanggungjawaban yang tepat dan jelas, sehingga penyelenggaraan

    pemerintahan dapat berlangsung secara efektif dan efisien, bersih dan

    bertanggung jawab, serta bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme

    (KKN).

    Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan asas akuntabilitas yang

    dirumuskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,

    bahwa asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan

    dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat

    dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

    kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undanganyang berlaku. Dalam rangka itu, pemerintah telah menerbitkan Instruksi

    Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

    Pemerintah.Instruksi Presiden tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah

    sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan

    pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangan dalam pengelolaan sumberdaya

    dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis

    (strategic planning) yang ditetapkan.

    Dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban tersebut, setiap instansi

    pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan

    sasaran strategis organisasi kepada para pemangku kepentingan, yang

    dituangkan di dalam laporan akuntabilitas instansi pemerintah (LAKIP).

    Berdasarkansistem akuntabilitas instansi pemerintah (Sistem AKIP), penyusunan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    4Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    LAKIP dilakukan melalui proses penyusunan rencana strategis, penyusunan

    rencana kinerja, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja.

    Sejalan dengan itu, Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh (Pusfatja)

    melaporkan kinerjanya sebagai bentuk pertanggungjawaban selama tahun

    anggaran 2013 sebagaimana Instruksi Presiden tersebut diatas. Laporan

    tahunan akuntabilitas kinerja di Pusfatja tahun 2013 ini disusun untuk memenuhi

    ketentuan tentang pelaporan kinerja tahunan sekaligus merupakan catatan

    tentang langkah-langkah kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 lalu.

    Kegiatan tahun 2012 secara umum merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun-

    tahun sebelumnya yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan

    sasaran strategis tahun 2010 2014.

    Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan organisasi, renstra 2010-2014

    harus di revisi disesuaikan dengan tugas dan fungsi organisasi baru yaitu

    Pusfatja. Oleh karena itu pada tahun 2013, dibentuklah suatu tim yang bertugas

    untuk merevisi renstra tersebut. Pada Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah

    (LAKIP) tahun 2013 disajikan tujuan dan sasaran strategis Pusfatja sesuai

    dengan Renstra yang telah direvisi.

    1.2. TUGAS DAN FUNGSI PUSFATJA

    Pusfatja merupakan salah satu unit kerja di Deputi Penginderaan Jauh yang

    berkedudukan di Jl. Kalisari Raya, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13710.

    TUGAS POKOK PUSFATJA

    Berdasarkan PerKA LAPAN No. 2 Tahun 2011 Pusfatja mempunyai tugas pokok

    melaksanakan penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan

    jauh. Tugas pokok ini menyatakan bahwa kegiatan utama di Pusfatja adalah

    penelitian dan pengembangan dalam memanfaatkan data penginderaan jauh.

    Sebagai pusat yang berada di dalam lembaga pemerintah, tugas penelitian dan

    pengembangan pusfatja difokuskan pada pelayanan kepada pengguna (dalam ini

    adalah masyarakat). Masyarakat merupakan salah satu komponen yang penting

    dalam penelitian dan pengembangan, karena mereka dapat memberikan umpan

    balik dan kritik terhadap hasil informasi yang disampaikan. Perbaikan, reviu, dan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    5Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    pengembangan dan penelitian akan lebih baik dengan adanya umpan balik dari

    masyarakat.

    FUNGSI PUSFATJA

    Pusfatja dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan

    Antariksa Nasional No. 2 Tahun 2011 tanggal 4 Maret 2011 tentang Organisasi

    dan Tata Laksana Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang

    mengacu kepada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun

    2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan

    Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. Pasal 72 mengatakan bahwa

    dalam melaksanakan tugasnya Pusfatja menyelenggarakan fungsi sebagai

    berikut:

    a. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya

    wilayah darat

    b. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya

    wilayah pesisir dan laut

    c. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk pemantauan

    lingkungan dan mitigasi bencana alam

    d. Penelitian dan pengembangan nilai tambah data dan standarisasi

    produksi informasi.

    e. Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    1.3. STRUKTUR ORGANISASI

    Dalam struktur organisasinya, Pusfatja terdiri atas (Pasal 73 PerKA

    LAPAN No. 2 Tahun 2011)

    a. Bidang Sumberdaya Wilayah Darat;

    b. Bidang Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut;

    c. Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana;

    d. Bidang Produksi Informasi

    e. Subbagian Tata Usaha; dan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    6Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    f. Kelompok Jabatan Fungsional

    Gambar 1.1 berikut merupakan struktur organisasi lengkap dari Pusat

    Pemanfaatan Penginderaan Jauh.

    Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    1.4. SISTIMATIKA PENYAJIAN

    Laporan akuntabilitas kinerja ini disusun secara sistematik berpedoman

    pada Permenpan no 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

    Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PerKa

    LAPAN No. 07 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) di Lingkungan LAPAN. Laporan disusun

    mengikuti alur proses kinerja Pusfatja dengan mengimplementasikan Renstra

    LAPAN dan Renstra Pusfatja yang telah di revsisi. Laporan dimulai dengan Bab I

    yang berisi tentang latar belakang, tugas dan fungsi pusfatja, dan struktur

    Deputi Bidang Penginderaan Jauh

    Pusat Teknologi dan Data Penginderaan

    Jauh

    Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    Bidang Sumberdaya Wilayah Darat

    Bidang Sumberdaya Wilayah Pesisir dan

    Laut

    Bidang Lingkungan dan Mitigasi

    Bencana

    Bidang Produksi Informasi

    Kelompok Jabatan Fungsional

    Subagian Tata Usaha

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    7Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    organisasi pusfatja. Pada Bab II dijelaskan tentang dasar pelaksanaan kegiatan

    tahun 2013, Rencana Strategis Pusfatja yang revisi dari Renstra Pusbangja

    tahun 2010 2014. Dari renstra dijabarkan lagi lebih detail menjadi rencana

    kinerja tahunan (RKT) tahun 2013 yang dituangkan dalam perjanjian kenerja

    tahun 2013.

    Pada Bab III dijelaskan tentang akuntabilitas kinerja Pusfatja. Akuntabilitas

    kinerja adalah pengukuran kinerja berdasarkan capaian kinerja yang telah

    dilaksanakan pada tahun 2013. Pada Bab III juga dijelaskan tentang analisis

    capaian kinerja terhadap sasaran yang sudah ditetapkan pada tahun 2013.

    Dalam akuntabilitas kinerja juga dilaporkan tentang akuntabilitas keuangan yang

    terserap pada tahun 2013 disesuaikan dengan capaian kinerja yang telah

    dilaksanakan.Bab IV Penutup berisi kesimpulan dari hasil laporan akuntabilitas

    kinerja yang telah dilaksanakan Pusfatja pada tahun 2013 sesuai Renstra

    Pusfatja 2010 2014.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    8Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    BAB II

    PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    2.1. DASAR PELAKSANAAN KERJA PUSFATJA TAHUN 2013

    Pelaksanaan kerja Pusfatja mengikuti perubahan dan perkembangan ilmu dan

    teknologi dan juga perkembangan mengenai rancangan undang-undang

    keantariksaan yang juga telah disahkan menjadi UU No. 21 Tahun 2013 tentang

    keantariksanaan. Pelaksanaan kerja pusftaja pada tahun 2013 didasarkan pada

    beberapa dokumen sebagai berikut:

    1. Hasil LAKIP Pusfatja Tahun 2012

    2. Rencana Strategis Pusfatja Tahun 2010-2014, yang merupakan hasil

    revisi Renstra Pusbangja Tahun 2010-2014

    3. Rencana Kerja Tahunan Pusfatja Tahun 2013

    4. Penetapan Kinerja (PK) Pusfatja Tahun 2013 yang telah ditandatangani

    oleh Deputi Inderaja dan Kepala Pusat Pemanfatan Penginderaan Jauh

    (Pusfatja)

    5. Sasaran Kerja Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

    2013 yang merupakan hasil kesepakatan antara Kepala LAPAN dengan

    para Pejabat Eselon II di LAPAN.

    Pelaksanaan kerja Pusfatja ini berdasarkan sistem SAKIP yang telah dirumuskan

    melalui PerKa LAPAN No. 3 tahun 2011 tanggal 27 April 2011 tentang Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan LAPAN. Dalam sistem

    SAKIP yang telah dirumuskan, Renstra, Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan

    Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Evaluasi Kinerja merupakan

    sistem yang berkesinambungkan dimana Renstra harus diriviu berdasarkan hasil

    evaluasi kinerja pada tahun sebelumnya. Evaluasi kinerja didasarkan pada hasil

    pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja pada tahun sebelumnya. Hasil riviu

    Renstra digunakan sebagai dasar untuk penyusunan Rencana Kerja Tahunan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    9Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    2013, dan Rencana Kerja Tahunan digunakan sebagai dasar penetapan kinerja

    tahun 2013.

    Secara dasar pelaksanaan kerja Pusfatja tahun 2013 digambarkan pada

    lingkaran sistem pada Gambar 2.1 berikut.

    Gambar 2.1. Lingkaran Dasar Pelaksanaan Kerja Pusfatja

    2.2. RENCANA STRATEGIS PUSFATJA TAHUN 2010-2014

    Sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dinamika kelanjutan dari Program

    Nasional khususnya kelanjutan Program Lembaga Penerbangan dan Antariksa

    Nasional (LAPAN) dalam rangka mendukung pembangunan nasional maka

    diperlukan perencanaan sebagai dasar pelaksanaan program 5 (lima) tahun

    kedepan. Perencanaan tersebut tentu harus sesuai dan selaras dengan Program

    Prioritas Nasional yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi LAPAN sehingga

    diharapkan peran LAPAN dalam Pembangunan akan dapat terealisasi dan

    dicapai sesuai dengan ukuran dan target yang telah ditetapkan. Rumusan

    Perencanaan tersebut disusun sebagai Rencana Strategis (Renstra) 5 (lima)

    tahun mendatang yang menetapkan dan menerjemahkan visi dan misi menjadi

    tujuan strategis dan sasaran strategis sebagai target yang terukur dalam 5

    Renstra

    Rencana Kerja tahunan (RKT)

    Penetapan Kinerja

    Pengukuran Kinerja

    Laporan Kinerja

    Evaluasi Kinerja

    Organisasi

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    10Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    (tahun) mendatang. Rencana strategis tersebut disusun berdasarkan kebutuhan

    dan kondisi lingkungan strategis internal-eksternal dan juga disesuaikan dengan

    potensi kekuatan dan kemampuan institusi dalam merealisasikan target dan

    indikator kinerja yang telah ditetapkan, sehingga capaian kinerja dapat diukur

    dengan baik.

    VISI

    Visi Pusfatja adalah Menjadi pusat unggulan pemanfaatan penginderaan

    jauh untuk mendukungpengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan mitigasi

    bencana.

    MISI

    Guna mengaktualisasikan visi tersebut, Pusfatja mengemban beberapa misi

    yaitu:

    Menyelenggarakan kajian kebijakan di Bidang Penginderaan Jauh untuk

    mendukung RUU Keantariksaan

    Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh, yang terdiri dari

    Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan

    jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya darat, pesisir, dan

    laut.

    Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan

    jauh untuk mendukung pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana.

    Mengembangkan kemampuan produksi informasi berbasis

    penginderaan jauh.

    Mengembangkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh

    TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

    Tujuan strategis Pusfatja pada tahun 2013 mengacu pada rencana strategis

    2010-2014, adalah sebagai berikut:

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    11Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Menyelenggarakan kajian kebijakan di Bidang Penginderaan Jauh untuk

    mendukung RUU Keantariksaan

    Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh, yang terdiri dari

    Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan

    jauh untuk mendukung pengelolaan sumber daya darat, pesisir, dan

    laut.

    Mengembangkan kemampuan litbang pemanfaatan penginderaan

    jauh untuk mendukung pengelolaan lingkungan dan mitigasi bencana.

    Mengembangkan kemampuan produksi informasi berbasis

    penginderaan jauh.

    Meningkatkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh

    Sedangkan sasaran strategis adalah sebagai berikut:

    Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh.

    Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh, yang terdiri dari

    Penguatan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk

    sumber daya wilayah pesisir dan laut.

    Penguatan model standar pemanfaatan data penginderaan jauh untuk

    lingkungan dan mitigasi bencana.

    Penguatan model standar nilai tambah data dan standar produksi

    informasi berbasis data penginderaan jauh.

    Penguatan pengembangan sistem pemantauan bumi

    Meningkatnya kerjasama teknis dan pendayagunaan hasil litbang

    pemanfaatan penginderaan jauh, yang terdiri dari

    Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di

    bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan

    jauh

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    12Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    RENCANA STRATEGIS

    Untuk pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, masing-

    masing sasaran memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU). Hubungan antara tujuan,

    sasaran strategis dan indikator kinerja utama dapat dilihat pada Tabel 2.1 di

    bawah ini.

    Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

    Menyelenggarakan kajian kebijakan di Bidang Penginderaan Jauh untuk mendukung RUU Keantariksaan

    Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Jumlah bahan kajian kebijakan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang dimanfaatkan pengguna.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna.

    Melakukan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi

    Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    13Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Meningkatkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh kepada pengguna.

    Meningkatkan kerjasama dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    2.3. RENCANA KERJA TAHUN 2013

    Berdasarkan rencana strategis dan sasaran strategis Pusfatja 2010-2014, pada

    tahun 2013 telah ditetapkan Rencana Kerja Tahunan (RKT), sebagai tercantum

    dalam Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target yang direncanakan

    pada tahun 2013

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

    Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah bahan kajian kebijakan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    1 dokumen bahan kajian

    Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna.

    6 dokumen teknis

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna.

    4 dokumen teknis

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang

    4 dokumen teknis

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    14Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

    dimanfaatkan pengguna.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna.

    4 dokumen teknis

    Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi.

    Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna.

    9 informasi

    Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh kepada pengguna.

    4 institusi

    Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    2 institusi internasional

    4 institusi nasional

    Dalam rencana kerja tahun 2013 direncanakan target-target sesuai dengan

    indikator kinerja utama dan sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Pusfatja

    dalam renstra Pusfatja yang telah direview dan dievaluasi. Target-target tersebut

    secara rinci sesuai dengan sasaran strategisnya dijelaskan sebagai berikut.

    Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang

    pemanfaatan penginderaan jauh.

    Dalam sasaran strategis ini direncanakan terdapat 1 target dokumen kajian

    kebijakan yaitu dokumen kajian peraturan pemerintah tentang penginderaan

    jauh. Dokumen ini adalah suatu dokumen tindak lanjut rancangan undang-

    undang keantariksaan yang telah disahkan pada tahun 2013. Rencana ini

    merupakan suatu bahan yang didiskusikan dengan pusat lain di Lapan.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    15Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh

    Untuk penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh direncanakan terdapat 18 dokumen teknis paper ilmiah,

    HKI, model pemanfaatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh

    pengguna. Dokumen tersebut terdiri dari enam dokumen teknis untuk

    sumberdaya wilayah darat, empat dokumen teknis sumberdaya wilayah

    pesisir dan laut, empat dokumen teknis untuk pemantauan lingkungan dan

    mitigasi bencana, serta empat dokumen teknis untuk produksi dan informasi

    pemanfaatan penginderaan jauh.

    Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi

    Pada tahun 2013 direncanakan terdapat 9 informasi spasial pemantauan

    lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan

    pengguna yang beroperasional terupdate baik secara harian dan bulanan, 9

    informasi tersebut adalah liputan awan, informasi hotspot, informasi sistem

    peringkat bahaya kebakaran lahan/hutan, informasi potensi banjir, informasi

    tanggap darurat bencana, informasi suhu permukaan laut, informasi klorofil,

    informasi zona potensi penangkapan ikan, dan informasi fase pertumbuhan

    padi. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan/dimanfaatkan oleh

    pengguna untuk pengambilan keputusan bagi pengguna.

    Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang

    pemanfaatan penginderaan jauh

    Direncanakan pada tahun 2013 terdapat empat institusi yang dibimbing dan

    dibina serta dilayani secara teknis untuk kebutuhan pemanfaatan

    penginderaan jauh. Empat institusi tersebut dapat berasal dari institusi pusat

    maupun daerah. Target ini direncanakan karena setiap tahun Pusfatja

    menerima permohonan bantuan untuk bimbingan teknis dalam pemanfaatan

    penginderaan jauh baik untuk sumberdaya wilayah darat, pesisir dan laut,

    serta masalah lingkungan dan mitigasi bencana.

    Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Pusfatja merencanakan terdapat kerjasama teknis dengan 4 institusi

    nasional, dan 2 institusi internasional. Rencana target ini merupakan suatu

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    16Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    target realistis karena secara nasional, Pusfatja telah membangun

    kerjasama teknis dengan institusi pemerintah baik pusat maupun daerah

    seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelalutan dan Perikanan,

    Kementerian Lingkungan Hidup, dan Badan Nasional Penanggulangan

    Bencana (BNPB). Demikian juga untuk kerjasama teknis internasional

    merupakan target realistis karena sudah ada 2 institusi nasional yang siap

    bekerjasama adalah Jaxa Jepang dan UN SPIDER.

    1.4. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

    Untuk mengakomodir rancangan undang-undang keantariksaan maka penetapan

    kinerja Pusfatja tahun 2013 disesuaikan Rencana Kerja Tahunan 2013 yang

    telah dibuat. Secara lengkap PK tersebut disajikan pada Tabel 2.3. Penetapan

    kinerja ini merupakan penjanjian kinerja antara Deputi Bidang Penginderaan

    Jauh (eselon I) dengan Kepala Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan

    Teknologi Penginderaan Jauh (eselon II).

    Selain perjanjian kinerja antara Deputi dengan Kepala Pusat, perjanjian kinerja

    juga dilakukan antara Kepala Pusat dengan Kepala Bidang dan juga antara

    Kepala Bidang dengan penelitinya. Tabel 2.3 menjelaskan secara lengkap

    dokumen teknis yang akan dihasilkan oleh Pusfatja tahun 2013.

    Tabel 2.3. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target yang ditetapkan pada

    tahun 2013

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

    Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah bahan kajian kebijakan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    1 dokumen bahan kajian

    Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna.

    6 dokumen teknis

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi

    4 dokumen teknis

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    17Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

    sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang dimanfaatkan pengguna.

    4 dokumen teknis

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna.

    4 dokumen teknis

    Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi.

    Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna.

    9 informasi

    Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh kepada pengguna.

    4 institusi

    Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    2 institusi internasional

    4 institusi nasional

    Target 1 dokumen bahan kajian ditetapkan dalam sasaran strategis penyiapan

    bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh adalah dokumen bahan kajian dalam rangka tindak lanjut

    undang-undang keantariksaan. Jika undang-undang tentang keantariksaan

    disahkan, tentu memerlukan peraturan turunan untuk memperjelas undang-

    undang tersebut. Beberapa contoh peraturan turunan adalah peraturan

    pemerintah tentang penginderaan jauh, rencana induk penginderaan jauh, dan

    standarisasi metode penginderaan jauh. Pada tahun 2013, Pusfatja menargetkan

    1 dokumen bahan kajian merupakan target yang realistis mengingat sumberdaya

    manusia dan sarana prasana yang dimiliki masih kurang memadai dalam

    penyiapan bahan kajian kebijakan.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    18Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Pada sasaran strategis penguatan penelitian dan pengembangan di bidang

    pemanfaatan penginderaan jauh, secara total ditargetkan 18 dokumen teknis

    yang terdiri dari 6 dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan

    informasi sumberdaya wilayah darat, 4 dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI,

    serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut, 4 dokumen

    teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi lingkungan dan mitigasi

    bencana, 4 dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta modul, dan standar

    produksi informasi, dan semua dokumen tersebut dapat dimanfaatkan oleh

    pengguna.

    Enam dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi

    sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan oleh pengguna adalah sebagai

    berikut.

    1. Litbang Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Satelit Resolusi

    Menengah/ Tinggi untuk Identifikasi Lahan Hutan

    Penelitian dan pengembangan untuk identifikasi lahan hutan dengan data

    penginderaan jauh memang bukan hal baru dalam kegiatan litbang.

    Namun, litbang ini bertujuan untuk mempertajam hasil-hasil penelitian

    yang terdahulu sehingga dapat dijadikan model standar untuk klasifikasi

    hutan non-hutan. Salah satu data yang digunakan adalah data LDCM

    yang merupakan data baru di dalam penginderaan jauh. Model dan

    metode baru akan dikembangkan dalam kegiatan ini. Makalah ilmiah dan

    model pemanfaatan penginderaan jauh untuk identifikasi lahan hutan

    akan dihasilkan dalam kegiatan ini.

    2. Pengembangan Pengolahan Data untuk Mendukung Perhitungan

    Karbon/REDD

    Kegiatan ini mendukung Indonesian Carbon Acounting System (INCAS)

    yaitu dalam rangka menyusun analisa luas lahan hutan dan

    perubahannya sehingga dapat dihitung berapa jumlah karbon yang

    diserap oleh luasan hutan di Indonesia. Makalah ilmiah dan model

    standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    19Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    3. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh

    (Landsat/SPOT) untuk Pemetaan Sawah

    Sama seperti halnya identifikasi lahan hutan, pemetaan lahan sawah

    bukanlah hal yang baru dalam masalah pemanfaatan penginderaan jauh.

    Namun pada tahun 2013, hal ini merupakan suatu kegiatan

    pengembangan yaitu pemanfaatan data resolusi tinggi SPOT-6 yang

    direkam oleh Stasiun Bumi LAPAN Pare-pare. Kombinasi antara object

    based dan visual interpretation merupakan suatu metode baru yang

    ditawarkan dalam kegiatan litbang ini. Makalah ilmiah dan model standar

    merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    4. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh

    untuk Pemantauan Fase Pertumbuhan Tanaman Padi

    Pemantauan fase pertumbuhan padi dengan menggunakan data MODIS

    telah berlangsung secara operasional untuk Pulau Jawa dan Bali. Pada

    tahun 2013, model fase pertumbuhan padi akan dikembangkan untuk

    wilayah Sumatera. Harapannya pada akhir tahun 2013 dapat dilakukan

    pemantauan fase pertumbuhan padi ini untuk Pulau Sumatera, Jawa, dan

    Bali. Informasi ini sangat dibutuhkan oleh Kementerian Pertanian.

    Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan

    dalan kegiatan ini.

    5. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan jauh

    untuk Pemantauan Sumberdaya Air

    Kegiatan ini adalah kegiatan untuk pengembangan model standar untuk

    pemantauan sumberdaya air, yang merupakan suatu kegiatan yang

    mendukung penyelamatan 13 danau prioritas yang dilakukan oleh

    Kementerian Lingkungan hidup. Pada tahun 2013 ini harapannya adalah

    terdapat 7 danau prioritas yang telah dianalisa dengan data penginderaan

    jauh. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang

    diharapkan dalan kegiatan ini.

    6. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh

    (Optik dan SAR) untuk inventarisasi Sumberdaya Mineral

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    20Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan baru dalam menentukan model

    standar pemanfaatan penginderaan jauh untuk inventarisasi sumberdaya

    mineral. Data optis maupun SAR digunakan dalam kegiatan ini. Makalah

    ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalam

    kegiatan ini.

    Empat dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi

    sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna

    adalah sebagai berikut.

    1. Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk

    Peningkatan Akurasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI)

    Kegiatan ini merupakan suatu penelitian dan pengembangan untuk

    peningkatan akurasi informasi zona potensi penangkapan ikan.

    Penambangan data dan juga metode seperti edge detection merupakan

    suatu hal yang baru untuk meningkatkan metode ZPPI. Makalah ilmiah

    dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    2. Produksi dan Diseminasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

    Berdasarkan Data Penginderaan Jauh

    Hal ini merupakan suatu kegiatan operasional ZPPI untuk memenuhi

    kebutuhan nelayan dan informasi diupdate tiap hari. Beberapa projek

    area ZPPI disampaikan kepada pengguna melalui email. Dihasilkan juga

    informasi suhu permukaan laut dan juga klorofil dari data penginderaan

    jauh. Informasi disampaikan dalam website. Makalah ilmiah dan model

    standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    3. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi

    Mangrove

    Kegiatan ini mendukung kegiatan SAFE project untuk ekstrasi informasi

    mangrove. Kegiatan litbang untuk identifikasi mangrove memang bukan

    hal baru dalam kegiatan litbang di Pusfatja. Namun karena perlunya

    model standar untuk identifikasi mangrove, maka kegiatan litbang ini terus

    dilakukan agar metode yang dihasilkan merupakan metode yang sangat

    kuat (robust), sehingga dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Makalah

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    21Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan

    kegiatan ini.

    4. Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk

    Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut

    Model penentuan lokasi budidaya rumput laut juga bukan merupakan

    metode baru di Indonesia. Dalam menentukan lokasi budidaya,

    parameter-paremeternya ditentukan dari data penginderaan jauh.

    Kombinasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis merupakan

    hal yang dilakukan dalam kegiatan litbang ini. Makalah ilmiah dan model

    standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    Empat dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi

    lingkungan dan mitigasi bencana yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna

    adalah sebagai berikut.

    1. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk

    Pemantauan Limbah B3

    Pengembangan model ini merupakan kegiatan awal di Pusfatja. Kegiatan

    ini diawali dengan adanya permintaan dari Kementerian Lingkungan

    Hidup untuk mendeteksi suatu kawasan yang terkena limbah B3.

    Kemampuan data penginderaan jauh dalam dalam menerima pantulan

    objek yang terkena limbah B3 merupakan kunci dalam analisa dan

    pengembangan model ini. Reflektansi objek yang terkena limbah B3 dan

    tidak terkena merupakan hal yang dipelajari dalam litbang ini. Makalah

    ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan

    kegiatan ini.

    2. Pengembangan Model Pemantauan untuk Mitigasi Bencana (Fokus pada

    Model Pemantauan Kebakaran lahan/hutan)

    Pemantauan kebakaran lahan dan hutan (hotspot) sudah dilakukan sejak

    tahun 1997, namun akurasi dan validasi hotspot tersebut belum kuat dan

    pasti dari setiap metode untuk pemantaun hotspot. Kegiatan ini

    merupakan kegiatan validasi dari model-model pemantauan hotspot saat

    ini seperti NASA-FIRM, INDOFIRE, dan ASMC. Harapannya diperoleh

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    22Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    suatu model terbaik dari berbagai model pemantauan hotspot tersebut.

    Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang diharapkan

    dalan kegiatan ini.

    3. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk

    Pemetaan Cepat Daerah Terkena Bencana

    Dalam suatu kejadian bencana, informasi lokasi bencana secara cepat

    sangat dibutuhkan. Data penginderaan jauh merupakan suatu data yang

    dapat digunakan untuk hal tersebut. Namun, saat ini metode deteksi

    daerah terkena bencana belum banyak dilakukan. Dua metode yaitu

    deteksi daerah yang terkena banjir dan daerah bekas terbakar

    merupakan hal yang dilakukan dalam kegiatan ini. Makalah ilmiah dan

    model standar merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    4. Pengembangan model pemanfaatan inderaja untuk penentuan zona

    bahaya dan analisa resiko (Studi Kasus: Banjir DKI Jakarta)

    Banjir DKI Jakarta yang terjadi pada tahun 2013 mendorong dilakukan

    kegiatan penentuan daerah bahaya dan analisa resiko banjir di Wilayah

    tersebut. Kegiatan ini menggunakan data penginderaan jauh untuk

    menentukan daerah bahaya dan resiko banjir. Data DEM, Perubahan

    Penggunaan Lahan, dan Curah hujan merupakan data yang digunakan

    dalam kegiatan ini. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil

    yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    Empat dokumen teknis publikasi ilmiah, HKI, serta modul, dan standar produksi

    informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna adalah sebagai berikut.

    1. Pengembangan Nilai Tambah Data Satelit dan PTA LAPAN untuk

    mendukung Produksi Informasi Penginderaan Jauh di Indonesia

    Pesawat Tanpa Awak (PTA) Lapan merupakan suatu hal yang baru

    dikembangkan. Data yang diperoleh dari PTA ini masih perlu dikaji,

    sehingga dapat digunakan untuk pemetaan lahan yang memadai. Data

    PTA memiliki keunggulan dibandingkan dengan data satelit penginderaan

    jauh, karena data diperoleh dari ketinggian dibawah awan dan memiliki

    resolusi yang tinggi. Namun masalah geometris dari PTA ini masih

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    23Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    menjadi perhatian khusus. Oleh karena itu pengembangan nilai tambah

    dari PTA ini dilakukan. Makalah ilmiah dan model standar merupakan

    hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    2. Pengembangan Sistem Diseminasi Informasi Geospasial Tematik

    Penginderaan Jauh.

    Sistem diseminasi informasi geospatial tematik merupakan suatu hal yang

    penting dalam kegiatan di Pusfatja. Informasi hal dihasilkan oleh Pusfatja

    dapat digunakan oleh pengguna dengan baik. Sistem inilah yang menjadi

    jembatan antara litbang yang dilakukan dengan masyarakat yang

    menggunakan hasil litbang tersebut. Makalah ilmiah dan model standar

    merupakan hasil yang diharapkan dalan kegiatan ini.

    3. Standardisasi Produksi Informasi Klasifikasi Penutup Lahan.

    Produk informasi klasifikasi penutup lahan perlu distandarisasi sehingga

    masyarakat dapat menggunakan informasi ini secara standar. Pada tahun

    2013 ini standarisasi metode secara visual akan dilakukan. Untuk

    mengurangi subjektivitas dari standar klasifikasi penutup lahan ini,

    pedoman-pedoman klasifikasi perlu ditetapkan sehingga klasifikasi tetap

    objektif dan orang yang berbeda akan melakukan hal sama secara

    terstandar. Makalah ilmiah dan model standar merupakan hasil yang

    diharapkan dalan kegiatan ini.

    4. Produksi dan Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh Sumber Daya

    Alam Lingkungan dan Kebencanaan.

    Kegiatan ini merupakan kegiatan operasional yang bertanggung jawab

    pada penyampaian informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi

    bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna.

    Pada sasaran penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi Nasional

    ditargetkan terdapat 9 informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi

    bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna yang

    beroperasional terupdate baik secara harian dan bulanan, 9 informasi tersebut

    adalah liputan awan, informasi hotspot, informasi sistem peringkat bahaya

    kebakaran lahan/hutan, informasi potensi banjir, informasi tanggap darurat

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    24Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    bencana, informasi suhu permukaan laut, informasi klorofil, informasi zona

    potensi penangkapan ikan, dan informasi fase pertumbuhan padi. Informasi yang

    dihasilkan dapat digunakan/dimanfaatkan oleh pengguna untuk pengambilan

    keputusan bagi pengguna.

    Pada sasaran penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis

    di bidang pemanfaatan penginderaan jauh di targetkan empat institusi yang

    dibimbing dan dibina serta dilayani secara teknis untuk kebutuhan pemanfaatan

    penginderaan jauh. Empat institusi tersebut dapat berasal dari institusi pusat

    maupun daerah. Target ini ditetapkan karena setiap tahun Pusfatja menerima

    permohonan bantuan untuk bimbingan teknis dalam pemanfaatan penginderaan

    jauh baik untuk sumberdaya wilayah darat, pesisir dan laut, serta masalah

    lingkungan dan mitigasi bencana.

    Terakhir pada sasaran penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh, Pusfatja menargetkan 4 institusi kerjasama teknis nasional,

    dan 2 kerjasama teknis internasional. Target ini merupakan suatu target realistis

    karena secara nasional, Pusfatja telah membangun kerjasama teknis dengan

    institusi pemerintah baik pusat maupun daerah seperti Kementerian Pertanian,

    Kementerian Kelalutan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup, dan

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Demikian juga untuk

    kerjasama teknis internasional merupakan target realistis karena sudah ada 2

    institusi nasional yang siap bekerjasama adalah Jaxa Jepang dan UN SPIDER.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    25Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

    3.1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2013

    Untuk melihat sampai sejauh mana pencapaian pelaksanaan kegiatan-kegiatan

    sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dilakukan metode pengukuran

    kinerja kegiatan. Atas dasar hasil-hasil yang telah diperoleh dari pengukuran

    kinerja kegiatan, selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja sasaran, melalui

    indikator-indikator kinerja pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan

    dalam Rencana Kinerja Tahunan untuk Tahun 2013 dan Penetapan Kinerja

    Tahun 2013 Pusfatja.

    Pengukuran kinerja merupakan pembandingan antara target kinerja

    (performance plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance

    result). Dengan pembandingan tersebut dapat diketahui celah kinerja

    (performance gap) yang kemudian dianalisis untuk mengetahui penyebab

    ketidakberhasilan, dan selanjutnya terhadap kekurangan yang terjadi akan

    ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja di masa yang akan datang

    (performance improvement).

    Metode ini akan menghasilkan suatu angka capaian kinerja Pusfatja per kegiatan

    dan sasaran maupun capaian kinerja secara menyeluruh. Adapun skala

    pencapaian yang digunakan untuk pengukuran tingkat keberhasilan pencapaian

    sasaran tahun 2013, adalah sebagai berikut:

    Pencapaian Tingkat Keberhasilan

    85% s.d. 100% : Sangat berhasil

    70% < 85% : Berhasil

    50% < 70% : Kurang berhasil

    0 < 50 % : Tidak berhasil/gagal

    Dalam upaya untuk mencapai target yang telah ditetapkan, Pusfatja melakukan

    monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala baik bulanan maupun triwulan.

    Untuk pencapaian subtansial, Pusfatja melakukan monev triwulanan dengan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    26Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    mengundang narasumber dan praktisi yang kompeten dari berbagai instansi

    terkait dan perguruan tinggi nasional.

    Secara ringkas, pengukuran kinerja tahun 2013 Pusfatja diperlihatkan pada

    Tabel 3.1.

    Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Pusfatja Tahun 2013

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

    Target Realisasi Persentase pencapaian

    Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah bahan kajian kebijakan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    1 dokumen bahan kajian

    3 dokumen

    bahan kajian

    300%

    Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah darat yang dimanfaatkan pengguna.

    6 dokumen teknis

    12 dokumen

    teknis

    200%

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, serta model dan informasi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang dimanfaatkan pengguna.

    4 dokumen teknis

    11 dokumen

    teknis

    275%

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI serta model dan informasi untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana yang dimanfaatkan pengguna.

    4 dokumen teknis

    11 dokumen

    teknis

    275%

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    27Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

    Target Realisasi Persentase pencapaian

    Jumlah dokumen teknis, publikasi ilmiah, HKI, modul, dan standar produksi informasi yang dimanfaatkan pengguna.

    4 dokumen teknis

    8 dokumen

    teknis

    200%

    Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi.

    Jumlah informasi spasial pemantauan lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan pengguna.

    9 informasi 9 Informasi

    100%

    Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah bimbingan, pembinaan, dan pelayanan teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh kepada pengguna.

    4 institusi 7 institusi 175%

    Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    Jumlah kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

    2 institusi internasional

    4 institusi nasional

    3 institusi

    6 institusi

    150%

    150%

    Hingga akhir tahun anggaran 2013 Pusfatja telah melaksanakan seluruh kegiatan

    litbang, produksi data/informasi dan diseminasi informasi yang menjadi tanggung

    jawabnya. Pusfatja LAPAN berhasil mewujudkan seluruh capaian sasarannya

    dengan indikator keberhasilan termasuk kategori Sangat Berhasil. Realisasi

    anggaran kegiatan yaitu rata-rata 93,72%, dan capaian sasarannya secara

    substansial dapat dikategorikan sangat berhasil memenuhi target kinerja yang

    sudah ditetapkan, seluruh target terealisasikan lebih dari 150% (Lihat Tabel 3.1).

    Pencapaian ini dikarenakan munculnya banyak kegiatan koordinatif pada setiap

    bidang untuk melakukan penelitian dan pengembangan atas permintaan

    pengguna. Permintaan pengguna ini memang tidak ada dalam rencana kegiatan

    tahunan yang ditetapkan. Permintaan pengguna terutama dari kementerian dan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    28Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    lembaga lainnya tersebut mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan

    yang dilakukan oleh Pusfatja pada tahun 2013.

    Pada tahun 2013, tidak terdapat kegagalan dalam pencapaian kinerja Pusfatja

    karena dilakukannya monitoring dan evaluasi secara berkala pada tahun 2013.

    Monitoring dan evaluasi tersebut dilakukan secara bulanan, triwulan, semester,

    dan tahunan. Bahkan setiap triwulan Pusfatja mengundang narasumber untuk

    memberikan masukan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan. Secara

    rinci analisa akuntabilitas kinerja disampaikan sebagai berikut.

    3.2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

    3.2.1. ANALISIS KINERJA SUBSTANSIAL

    Secara rinci, capaian kinerja untuk masing-masing sasaran dapat dijelaskan dan

    di analisa sebagai berikut dibawah ini. Beberapa capaian tambahan dokumen

    teknis karena adanya tambahan kegiatan koordinatif yang juga merupakan kunci

    keberhasilan pencapaian kinerja Pusfatja pada tahun 2013.

    Penyiapan bahan kajian kebijakan pengembangan di bidang

    pemanfaatan penginderaan jauh.

    Dalam sasaran strategis ini ditetapkan 1 target dokumen kajian kebijakan

    yaitu dokumen kajian peraturan pemerintah tentang penginderaan jauh.

    Dokumen ini adalah suatu dokumen tindak lanjut rancangan undang-undang

    keantariksaan yang telah disahkan pada tahun 2013.

    Dalam pelaksanaannya pada tahun 2013, tercapai 3 dokumen teknis bahan

    kajian kebijakan penginderaan jauh uang meliputi Rancangan Peraturan

    Pemerintah tentang Penginderaan Jauh, Rencana Induk Penginderaan Jauh,

    dan Standar metodologi penginderaan jauh. Keberhasilan mencapai 3

    dokumen teknis bahan kajian ini karena adanya pengawasan langsung dari

    Deputi Bidang Penginderaan Jauh dan Surat Keputusan Pelaksanaan

    Kegiatan langsung ditandatangani oleh Deputi. Selain itu, keberhasilan ini

    juga didukung dengan kemampuan pelaksana kegiatan dalam

    mengkomukasikan dengan instansi terkait lainnya.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    29Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Walaupun tercapai 3 dokumen teknis bahan kajian, namun kualitasnya

    masih belum sempurna, sehingga diperlukan kajian lebih lanjut untuk

    mendapatkan dokumen yang lebih baik. Pada tahun 2014, dokumen ini akan

    dilanjutkan dalam bentuk kegiatan koordinatif dengan instansi lainnya.

    Penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh

    Untuk penguatan penelitian dan pengembangan di bidang pemanfaatan

    penginderaan jauh ditetapkan target sebesar 18 dokumen teknis paper

    ilmiah, HKI, model pemanfaatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan

    oleh pengguna. Dokumen tersebut terdiri dari enam dokumen teknis untuk

    sumberdaya wilayah darat, empat dokumen teknis sumberdaya wilayah

    pesisir dan laut, empat dokumen teknis untuk pemantauan lingkungan dan

    mitigasi bencana, serta empat dokumen teknis untuk produksi dan informasi

    pemanfaatan penginderaan jauh.

    Dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013, tercapai sekitar 43 dokumen

    teknis penelitian dan pengembangan yang jika dirinci per bidang di Pusfatja

    disajika pada tabel 3.2.

    Tabel 3.2. Dokumen teknis dan paper ilmiah yang dihasilkan oleh setiap

    bidang beserta instansi partnernya

    Bidang Doktek Litbang

    Doktek Kordinatif (Pendukung Litbang)

    Paper Ilmiah

    Instansi Pengguna/Partner

    Sumberdaya wilayah Darat

    6 6 36 (8 diterbitkan, 28 dalam proses)

    Kementan, Kemenhut, KLH, KemenPU, BIG, KemenESDM, BPPT, BPN,

    BNPP, Dittopad, dan IPB

    Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Laut

    4 7 15 (semua sudah

    diterbitkan)

    Dispamal, Universitas

    Brawijaya, KKP, BMKG,

    Bakorkamla, BIG

    Lingkungan dan Mitigasi Bencana

    4 7 27 (20 diterbitkan,

    7 dalam

    BNPB, BPBD DKI Jakarta,

    Kemenhut,

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    30Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Bidang Doktek Litbang

    Doktek Kordinatif (Pendukung Litbang)

    Paper Ilmiah

    Instansi Pengguna/Partner

    proses) Kementan, KLH

    Produksi Informasi

    4 4 4 (diterbitkan

    32 instansi pemerintah pusat dan daerah (Tabel

    3.3)

    Pada tahun 2013, Pusfatja telah menunjukkan kinerja yang baik dengan

    pencapaian yang melebihi dari target yang telah ditetapkan. Hal ini karena

    didukung oleh bidang-bidang teknis yang menjalankan kegiatan penelitian

    dan pengembangan pemanfaatan penginderaan jauh, baik dari sisi dokumen

    teknis maupun jumlah paper ilmiah yang telah dihasilkan. Namun, masih ada

    kekurangan pencapaian dari sisi kualitas litbang yaitu tentang Hak Kekayaan

    Intelektual (HKI) yang saat ini Pusfatja belum menghasilkan satu patenpun.

    Perjalanan untuk hal tersebut masih perlu dipikirkan dengan baik agar visi

    Pusfatja untuk menjadi pusat unggulan dalam pemanfaatan data

    penginderaan jauh dapat tercapai.

    Salah satu hal yang mendorong pencapaian kinerja Pusfatja adalah karena

    adanya permintaan dari instansi pengguna dan pelaksanaan monitoring dan

    evaluasi kegiatan secara berkala. Uji coba Sistem Kinerja Pegawai (SKP) di

    lingkungan Pusfatja juga merupaka salah satu pendorong keberhasilan

    pencapaian kinerja pada tahun 2013.

    Dua belas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Sumberdaya

    Wilayah darat adalah terbagi menjadi 6 dokumen teknis kegiatan penelitian

    dan pengembangan dan 6 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang

    dihasilkan adalah sebesar 36 paper dengan komposisi 8 paper telah

    diterbitkan baik dalam jurnal ilmiah terakreditasi atau prosiding yang

    dipresentasikan dalam forum ilmiah nasional maupun internasional.

    Duapulauh delapan paper masih dalam proses review dan penelaahan jurnal

    ilmiah maupun prosiding. Dokumen teknis tersebut adalah

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    31Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Kegiatan Litbang Inhouse

    1. Litbang Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Satelit Resolusi

    Menengah/ Tinggi untuk Identifikasi Lahan Hutan

    2. Pengembangan Pengolahan Data untuk Mendukung Perhitungan

    Karbon/REDD

    3. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh

    (Landsat/SPOT) untuk Pemetaan Sawah

    4. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh

    untuk Pemantauan Fase Pertumbuhan Tanaman Padi

    5. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan jauh

    untuk Pemantauan Sumberdaya Air

    6. Pengembangan Model Standar Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh

    (Optik dan SAR) untuk inventarisasi Sumberdaya Mineral

    Kegiatan Litbang Koordinatif

    1. Koordinasi Penyediaan Informasi Pemantauan Tanaman Padi di

    Indonesia Berbasiskan Data Satelit Penginderaan Jauh untuk Mendukung

    Kegiatan Asia-RiCE Crop Estimation and Monitoring

    2. Koordinasi Penyediaan Informasi Lahan Hutan di Indonesia untuk

    Mendukung One Map Biomass Skala Nasional

    3. Kerjasama Alih Teknologi Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh SAR

    untuk Mendukung Monitoring Sumberdaya Alam, Lingkungan dan

    Kebencanaan

    4. Koordinasi Penyediaan Informasi Berbasiskan data Penginderaan Jauh

    Satelit untuk Mendukung Program Penyelamatan 15 danau Prioritas

    5. Pemanfaatan Data satelit Penginderaan jauh untuk Mendukung Program

    Alih Fungsi Lahan Pertanian Nasional

    6. Sinergitas Penyediaan Informasi Potensial Sumber Daya Alam Untuk

    Mendukung Pengelolaan Perbatasan Darat Antar Negara

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Contoh hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di Bidang Sumberdaya

    Wilayah Darat disajikan pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1. Salah satu hasil kegiatan litbang di Bidang Sumberdaya Wilayah

    Darat, analisa perubahan vegetasi di daerah tangkapan air (DTA) Danau

    rawa Pening

    Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Sumberdaya Wilayah

    Pesisir dan Laut juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian

    dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian

    dihasilkan adalah sebesar 15 paper yang sudah diterbitkan pada Jurnal

    Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah. Dokumen teknis

    tersebut adalah

    Kegiatan Litbang Inhouse

    1. Pengembangan Model Pemanfaatan Data

    Peningkatan Akurasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

    2. Produksi dan Diseminasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

    Berdasarkan Data Penginderaan Jauh

    Penginderaan Jauh LAPAN

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    h hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di Bidang Sumberdaya

    Wilayah Darat disajikan pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1. Salah satu hasil kegiatan litbang di Bidang Sumberdaya Wilayah

    Darat, analisa perubahan vegetasi di daerah tangkapan air (DTA) Danau

    Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Sumberdaya Wilayah

    Pesisir dan Laut juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian

    dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang

    dihasilkan adalah sebesar 15 paper yang sudah diterbitkan pada Jurnal

    Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah. Dokumen teknis

    Kegiatan Litbang Inhouse

    Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk

    Peningkatan Akurasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

    Produksi dan Diseminasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

    Berdasarkan Data Penginderaan Jauh

    32

    h hasil kegiatan penelitian dan pengembangan di Bidang Sumberdaya

    Gambar 3.1. Salah satu hasil kegiatan litbang di Bidang Sumberdaya Wilayah

    Darat, analisa perubahan vegetasi di daerah tangkapan air (DTA) Danau

    Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Sumberdaya Wilayah

    Pesisir dan Laut juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian

    dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    dan pengembangan. Paper ilmiah yang

    dihasilkan adalah sebesar 15 paper yang sudah diterbitkan pada Jurnal

    Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah. Dokumen teknis

    Penginderaan Jauh untuk

    Peningkatan Akurasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

    Produksi dan Diseminasi Informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    33Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    3. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Ekstraksi Informasi

    Mangrove

    4. Pengembangan Model Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk

    Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut

    Kegiatan Litbang Koordinatif

    1. Kerjasama Assessmen Stock Carbon untuk Mendukung Safe Prototyping

    Project

    2. Kerjasama LAPAN Dengan Universitas Brawijaya dalam Pemanfaatan

    Penginderaan Jauh untuk Kelautan dan Perikanan di Perairan Selatan

    Jawa Timur

    3. Kerjasama Pemanfaatan Data dan Informasi Kelautan untuk Mendukung

    Operasi Dispamal

    4. Sinergitas Penyediaan Informasi Kelautan Untuk Mendukung Sistem

    Informasi Mitigasi Bencana, Adaptasi Iklim dan Lingkungan (SIMAIL)

    5. Koordinasi Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Mendukung Sistem

    Informasi Iklim Maritim Nasional

    6. Kerjasama Pemanfaatan Peginderaan Jauh untuk Mendukung Operasi

    Crisis Room Bakorkamla

    7. Koordinasi Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh untuk Mendukung

    Program Nasional One Map Mangrove

    Salah satu hasil yang baik dalam kegiatan di Bidang Sumberdaya Wilayah

    Pesisir dan Laut adalah kegiatan litbang terkait dengan pemetaan mangrove

    di Segara Anakan Cilacap. Terlihat dalam litbang ini perubahan mangrove

    dapat dideteksi dari citra satelit penginderaan jauh disajikan pada Gambar

    3.2.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Gambar 3.2. Perubahan mangrove dari tahun 1997 hingga tahun 2013

    Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Lingkungan dan

    Mitigasi Bencana juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian

    dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang

    dihasilkan adalah sebesar 27 paper dengan kom

    diterbitkan pada Jurnal Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah

    dan 7 paper dalam proses penerbitan. Dokumen teknis tersebut adalah

    Kegiatan Litbang Inhouse

    1. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk

    Pemantauan L

    2. Pengembangan Model Pemantauan untuk Mitigasi Bencana

    Model Pemantauan Kebakaran lahan/hutan

    3. Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk

    Pemetaan Cepat Daerah Terkena Bencana

    Penginderaan Jauh LAPAN

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.2. Perubahan mangrove dari tahun 1997 hingga tahun 2013

    Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Lingkungan dan

    Mitigasi Bencana juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian

    dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang

    dihasilkan adalah sebesar 27 paper dengan komposisi 20 yang sudah

    diterbitkan pada Jurnal Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah

    dan 7 paper dalam proses penerbitan. Dokumen teknis tersebut adalah

    Kegiatan Litbang Inhouse

    Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk

    Pemantauan Limbah B3

    Pengembangan Model Pemantauan untuk Mitigasi Bencana

    Model Pemantauan Kebakaran lahan/hutan)

    Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk

    Pemetaan Cepat Daerah Terkena Bencana

    34

    Gambar 3.2. Perubahan mangrove dari tahun 1997 hingga tahun 2013

    Sebelas dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Lingkungan dan

    Mitigasi Bencana juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian

    dan pengembangan dan 7 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang

    posisi 20 yang sudah

    diterbitkan pada Jurnal Ilmiah nasional maupun prosiding pertemuan ilmiah

    dan 7 paper dalam proses penerbitan. Dokumen teknis tersebut adalah

    Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk

    Pengembangan Model Pemantauan untuk Mitigasi Bencana (Fokus pada

    Pengembangan Model Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    35Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    4. Pengembangan model pemanfaatan inderaja untuk penentuan zona

    bahaya dan analisa resiko (Studi Kasus: Banjir DKI Jakarta)

    Kegiatan Litbang Koordinatif

    1. Operasionalisasi Regional Support Office dalam mendukung

    Organisasi Kebencanaan PBB (UN SPIDER)

    2. Operasionalisasi dan dukungan kegiatan Sentinel Asia dalam sistem

    komunikasi informasi kebencanaan regional

    3. Kerjasama penyediaan informasi land subsidence dengan BPBD DKI

    Jakarta berbasis data penginderaan jauh

    4. Kerjasama penyediaan informasi Kebencanaan nasional berbasis

    penginderaan jauh dengan BNPB

    5. Pelaksanaan kerjasama pemantauan kebakaran hutan/lahan di

    Indonesia untuk mendukung TWG ASEAN Transboundary Haze

    Pollution

    6. Pelaksanaan kerjasama dan penyediaan informasi FDRS dan daerah

    bekas terbakar di Wilayah Perkebunan

    7. Kerjasama dan penyediaan informasi Penginderaan Jauh dalam

    mendukung program Menuju Indonesia Hijau

    Salah satu hasil kegiatan litbang di Bidang Lingkungan dan Mitigasi Bencana

    adalah pemetaan cepat daerah yang terkena bencana. Kegiatan litbang ini

    selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk deteksi daerah bencana secara cepat

    dengan data penginderaan jauh. Gambar 3.3 merupakan contoh hasil

    kegiatan litbang yang menggambarkan deteksi daerah yang terkena banjir

    Bengawan Solo.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Gambar 3.3. Hasil kegiatan litbang pemetaan cepat daerah banjir

    Delapan dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang

    Informasi juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian dan

    pengembangan dan

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper

    dihasilkan adalah sebesar

    tersebut adalah

    Kegiatan Litbang Inhouse

    1. Pengembangan

    mendukung Produksi Informasi Penginderaan Jauh di Indonesia

    2. Pengembangan Sistem Diseminasi Informasi Geospa

    Penginderaan Jauh

    3. Standardisasi Produksi Informasi Klasifikasi Penutup Lahan.

    4. Produksi dan Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh Sumber Daya

    Alam Lingkungan dan Kebencanaan

    Penginderaan Jauh LAPAN

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.3. Hasil kegiatan litbang pemetaan cepat daerah banjir

    dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang

    juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian dan

    pengembangan dan 4 dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper

    dihasilkan adalah sebesar 4 paper yang telah diterbitkan. Dokumen teknis

    Kegiatan Litbang Inhouse

    Pengembangan Nilai Tambah Data Satelit dan PTA LAPAN untuk

    mendukung Produksi Informasi Penginderaan Jauh di Indonesia

    Pengembangan Sistem Diseminasi Informasi Geospa

    Penginderaan Jauh

    tandardisasi Produksi Informasi Klasifikasi Penutup Lahan.

    Produksi dan Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh Sumber Daya

    Alam Lingkungan dan Kebencanaan

    36

    Gambar 3.3. Hasil kegiatan litbang pemetaan cepat daerah banjir

    dokumen teknis yang dihasilkan oleh Bidang Produksi dan

    juga terbagi menjadi 4 dokumen teknis kegiatan penelitian dan

    dokumen teknis hasil kegiatan koordinatif yang

    mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan. Paper ilmiah yang

    Dokumen teknis

    Nilai Tambah Data Satelit dan PTA LAPAN untuk

    mendukung Produksi Informasi Penginderaan Jauh di Indonesia

    Pengembangan Sistem Diseminasi Informasi Geospasial Tematik

    tandardisasi Produksi Informasi Klasifikasi Penutup Lahan.

    Produksi dan Diseminasi Informasi Penginderaan Jauh Sumber Daya

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Kegiatan Litbang

    1. Kerjasama Pemanfaatan Data Pesawat Tanpa Awak untuk

    Mendukung Monitoring Sumber

    Kebencanaan

    2. Koordinasi Pengelolaan

    Mendukung Keterbukaan Informasi

    3. Pengembangan Website

    Operasionalisasi Pusat Pemantauan Bumi Nasional

    4. Pengembangan Data Base

    Library di Pusfatja

    Salah satu contoh hasil kegiatan penelitian dan pengembangan

    Bidang Produksi dan Informasi adalah seperti pada Gambar 3.4.

    Gambar 3.4. Hasil analisa error image yang dihasilkan dari PTA

    Penginderaan Jauh LAPAN

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Kegiatan Litbang Koordinatif

    Kerjasama Pemanfaatan Data Pesawat Tanpa Awak untuk

    Mendukung Monitoring Sumber Daya Alam, Lingkungan dan

    Kebencanaan

    Koordinasi Pengelolaan Informasi dan Dokumen untuk

    Mendukung Keterbukaan Informasi

    Pengembangan Website Pusfatja untuk Mendu

    Operasionalisasi Pusat Pemantauan Bumi Nasional

    Pengembangan Data Base Karya Tulis Penginderaan Jauh

    Library di Pusfatja

    Salah satu contoh hasil kegiatan penelitian dan pengembangan

    Bidang Produksi dan Informasi adalah seperti pada Gambar 3.4.

    Gambar 3.4. Hasil analisa error image yang dihasilkan dari PTA

    37

    Kerjasama Pemanfaatan Data Pesawat Tanpa Awak untuk

    Daya Alam, Lingkungan dan

    Informasi dan Dokumen untuk

    Pusfatja untuk Mendukung

    Operasionalisasi Pusat Pemantauan Bumi Nasional

    Karya Tulis Penginderaan Jauh dan e-

    Salah satu contoh hasil kegiatan penelitian dan pengembangan

    Bidang Produksi dan Informasi adalah seperti pada Gambar 3.4.

    Gambar 3.4. Hasil analisa error image yang dihasilkan dari PTA

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    38Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Penguatan pengembangan Pusat Pemantauan Bumi

    Pada tahun 2013 ditetapkan target sebesar 9 informasi spasial pemantauan

    lingkungan, mitigasi bencana, dan sumberdaya alam yang dimanfaatkan

    pengguna yang beroperasional terupdate baik secara harian dan bulanan, 9

    informasi tersebut adalah liputan awan, informasi hotspot, informasi sistem

    peringkat bahaya kebakaran lahan/hutan, informasi potensi banjir, informasi

    tanggap darurat bencana, informasi suhu permukaan laut, informasi klorofil,

    informasi zona potensi penangkapan ikan, dan informasi fase pertumbuhan

    padi. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan/dimanfaatkan oleh

    pengguna untuk pengambilan keputusan bagi pengguna.

    Informasi-informasi tersebut sudah dimanfaatkan oleh pengguna dan

    informasi diperbaharui. Informasi yang disediakan oleh pusfatja dalam

    penguatan sistem pemantauan bumi dijelaskan sebagai berikut:

    Liputan awan

    Liputan awan merupakan informasi yang dihasilkan dari pengolahan data

    Multi-Function Transport Satellite (MTSAT) yang diperoleh setiap satu jam

    sekali. Dalam website, informasi ini ditampilkan dalam bentuk animasi

    sehinga pergerakan awan tiap jamnya dapat diketahui. Informasi yang

    terkandung dalam liputan awan ini adalah potensi hujan untuk seluruh

    wilayah Indonesia. Informasi ini sangat bermanfaat untuk estimasi curah

    hujan yang turun di suatu wilayah di Indonesia. Gambar 3.5 merupakan

    contoh informasi liputan awan pada tanggal 15 Desember 2013 Jam 00.00

    WIB.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Gambar 3.5. Contoh informasi liputan awan pada tanggal

    Jam 00.00 WIB

    Hotspot

    Informasi ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai indikator kejadian

    kebakaran lahan dan hutan di suatu wilayah. Digunakan untuk keperluan

    pemadaman kebakaran lahan atau

    dari pengolahan data

    koordinat titik panas (hotspot). Koordinat tersebut merupakan titik tengah

    dari pixel MODIS yang memiliki luasan sekitar 1 km

    dapat terjadi tidak seluas pixel tersebut, dan masih berada dalam luasan

    pixel yang dimaksud. Dalam website, informasi ini disajikan dalam bentuk

    kml dan juga dalam ben

    contoh informasi hotspot.

    Penginderaan Jauh LAPAN

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    . Contoh informasi liputan awan pada tanggal 15 Desember 2013

    Informasi ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai indikator kejadian

    kebakaran lahan dan hutan di suatu wilayah. Digunakan untuk keperluan

    pemadaman kebakaran lahan atau hutan yang terjadi. Informasi dihasilkan

    dari pengolahan data satelit Terra/Aqua MODIS tiap hari dan dihasilkan

    panas (hotspot). Koordinat tersebut merupakan titik tengah

    dari pixel MODIS yang memiliki luasan sekitar 1 km2. Kejadian

    dapat terjadi tidak seluas pixel tersebut, dan masih berada dalam luasan

    pixel yang dimaksud. Dalam website, informasi ini disajikan dalam bentuk

    kml dan juga dalam bentuk gambar dan tabel. Gambar 3.

    contoh informasi hotspot.

    39

    15 Desember 2013

    Informasi ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai indikator kejadian

    kebakaran lahan dan hutan di suatu wilayah. Digunakan untuk keperluan

    hutan yang terjadi. Informasi dihasilkan

    Terra/Aqua MODIS tiap hari dan dihasilkan

    panas (hotspot). Koordinat tersebut merupakan titik tengah

    . Kejadian kebakaran

    dapat terjadi tidak seluas pixel tersebut, dan masih berada dalam luasan

    pixel yang dimaksud. Dalam website, informasi ini disajikan dalam bentuk

    tuk gambar dan tabel. Gambar 3.6 merupakan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    40Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.6. Contoh hasil informasi hotspot pada tanggal 19 Juni 2013

    Sistem peringkat bahaya kebakaran lahan/hutan

    Sistem peringkat bahaya kebakaran yang dioperasionalisasikan mengadopsi

    metode dari Canadian Forest Fires Danger Rating System yang beberapa

    parameternya sudah disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Sistem ini dapat

    memberikan suatu peringatan kepada masyarakat tentang bahaya

    kebakaran. Terdapat beberapa Indeks yang menyatakan bahwa suatu bahan

    bakar halus mudah terbakar jika suatu Indeks mencapai nilai tertentu,

    demikian juga ada suatu Indeks yang menyatakan bahwa kebakaran akan

    cepat menyebar jika mencapai suatu Indeks tertentu. Dalam website,

    informasi ini disajikan dalam bentuk gambar dan juga tabel diperbaharui

    setiap hari. Gambar 3.7. berikut adalah contoh sistem peringkat bahaya

    kebakaran pada tanggal 19 Juni 2013.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    41Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.7. Contoh informasi peringkat bahaya kebakaran

    Potensi banjir harian

    Pemantauan potensi banjir merupakan kegiatan harian yang memanfaatkan

    data penginderaan jauh untuk memantau potensi banjir di seluruh wilayah

    Indonesia. Data satelit yang digunakan adalah data MTSAT yang dapat

    diterima setiap jam sekali. Inti dari kegiatan ini adalah memantau potensi

    awan yang berpotensi menghasilkan hujan lebat, dan jika tiga hari berturut-

    turut berada di atas suatu wilayah yang sering terjadi banjir atau daerah

    genangan, maka daerah tersebut diberikan warna merah yang berarti

    berpotensi banjir. Peta daerah genangan diperoleh dari analisa kombinasi

    data genangan yang diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum dengan

    data DEM SRTM dan Landsat TM beserta dengan data historical banjir yang

    dikumpulkan dari berbagai media. Peta ini kemudian disebut sebagai peta

    daerah genangan atau daerah yang sering terkena banjir secara historis.

    Gambar 3.8. merupakan contoh informasi potensi banjir harian pada tanggal

    15 Desember 2013 di Pulau Jawa

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    42Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.8. Informasi potensi banjir harian pada tanggal 15 Desember 2013

    di Pulau Jawa

    Tanggap darurat bencana

    Pelaksanaan sistem tanggap darurat sejak berlangsung hampir 8 tahun

    belakangan ini sejak terjadinya Tsunami Aceh 2004 yang memandang data

    penginderaan jauh sangat penting dalam dalam penanggulangan bencana.

    Informasi suatu lokasi bencana, dimana terjadinya bencana dan berapa

    luasan area yang terkena bencana merupakan informasi yang penting dalam

    kegiatan tanggap darurat bencana. Data ini dapat digunakan untuk reaksi

    cepat dan pemberian bantuan kepada orang yang tertimpa bencana.

    Gambar 3.9. merupakan contoh hasil informasi tanggap darurat bencana

    untuk Gunung Sinabung di Sumatera Utara.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    43Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.9. Peta tanggap darurat Sinabung

    Suhu permukaan laut

    Suhu permukaan laut merupakan suatu komponen yang penting dalam

    penentuan Zona Potensi Penangkapan ikan. Informasi ini diperoleh dari

    pengolahan data NOAA AVHRR atau MODIS dan diperbaharui setiap hari.

    Contoh informasi suhu permukaan laut pada tanggal 21 Juli 2013 dari data

    satelit disajikan dalam Gambar 3.10.

    Gambar 3.10. Informasi suhu permukaan laut dari data satelit

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    44Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Klorofil

    Sama halnya dengan suhu permukaan laut, klorofil merupakan suatu

    komponen yang penting dalam penentuan zona potensi penangkapan ikan

    yang juga diturunkan dari satelit Terra/Aqua Modis. Gambar 3.11 berikut

    merupakan contoh informasi klorofil pada tanggal 26 Desember 2013.

    Gambar 3.11 informasi klorofil pada tanggal 26 Desember 2013

    Zona potensi penangkapan ikan

    Informasi ini sangat penting untuk nelayan dalam menentukan lokasi

    penangkapan ikan. Hasil pengolahan dari data suhu permukaan laut dan

    klorofil dalam diperoleh informasi zona potensi penangkapan ikan. Gambar

    3.12 merupakan contoh informasi zona potensi penangkapan ikan.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    45Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.12 Informasi zona potensi penangkapan ikan

    Fase pertumbuhan padi

    Pemantauan fase pertumbuhan padi dilakukan untuk mengetahui, kapan

    waktu tanam dan juga waktu panen di Pulau Jawa dan Bali. Data yang

    digunakan adalah MODIS 8 harian dan secara sederhana metode

    pemantauan menggunakan indeks vegetasi EVI untuk memantau kondisi

    pertumbuhan padi. Informasi ini sangat penting bagi pemerintah dalam

    rangka perencanaan panen dan juga perkiraan produksi padi di Pulau Jawa.

    Secara berkala (setahun 3 kali), informasi ini disampaikan ke Badan Pusat

    Statistik (BPS) dalam rapat koordinasi Angka Ramalan produksi padi

    (ARAM) bersama-sama dengan Kementerian Pertanian, BULOG, dan

    instansi lainnya. Gambar 3.13 merupakan contoh informasi fase

    pertumbuhan padi dilahan sawah di Pula Jawa dan Bali.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    46Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Gambar 3.13 Fase tanaman padi sawah di Pulau Jawa Bali

    Semua informasi yang dihasilkan, selain didiseminasikan melalui website,

    juga dikirimkan informasi tersebut dalam bentuk hardcopy. Instansi penerima

    informasi tersebut adalah sesuai dengan Tabel 3.3. dan Tabel 3.4.

    Tabel 3.3 Daftar Instansi Pengguna Informasi Pusfatja

    No. Instansi No. Instansi 1. BMKG 16. BMKG Kenten Sumsel 2. Kementerian PU

    (Dirjen Sumberdaya Air) 17. Bapedalda Kalbar

    3. Balitbang Kementan 18. Bapedal Riau 4. Badan Ketahanan Pangan

    Kementan 19. Dishut Kalteng

    5. Kemenristek 20. UNPAR Kalteng 6. BPS 21. UN WFP 7. Bakosurtanal 22. BKSDA Kalteng 8. Dirjen Pengelolaan lahan

    Kementan 23. BPBD Kalbar

    9. Menko Kesra 24. Bappeda Sumsel 10. Direktur Penanggulangan

    Kebakaran Hutan Kemenhut

    25. Asean Secretariat

    11. Pusdatin Kementan 26. PT Garuda Food 12. BNPB 27. Mabes TNI AL 13. Asdep Kerusakan hutan/

    lahan KLH 28. Taman Nasional Sebangau

    14. PDII LIPI 29. Bulog 15. Bappeda Sumbar 30. Direktur Pengelolaan Air

    Irigasi Kementan

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    47Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    Tabel 3.4. Daftar pengguna ZPPI

    No. ZPPI Harian E-mail / Telp. Project Area 1 Dinas Kelautan dan

    Perikanan Kab. Indramayu

    [email protected] 11, 12, 13

    2 Universitas Brawijaya, [email protected]

    [email protected] 20

    3 UPTD Balai Benih Ikan Kota Medan [email protected]

    01,02

    4 Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan [email protected]

    01,02

    5 UPTD PPI Parigi, Ciamis [email protected] 10, 20

    6 Dinas Pengamanan A.L. [email protected] 01,02,06,10,11, 12,13,14,19,20,21

    7 Suku Dinas Peternakan,Perikanan dan Kelautan, Jakarta Utara

    [email protected] 11, 12

    8 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel

    [email protected] 13

    9 Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Maros

    [email protected]

    13

    10 Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Pangkep

    [email protected] 13

    11 Politeknik Pertanian Pangkep

    [email protected] -

    13

    12 Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Baru

    [email protected] 13

    13 Dinas Kabupaten Lampung Barat (Bapak Imam)

    [email protected] 10,11

    14 Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Sibolga

    [email protected] 1,2,10

    15 Dinas Kelautan dan Perikanan, Tanah Laut Kalimantan selatan

    [email protected] 12, 13

    Untuk mencapai sasaran ini, kendala yang sering terjadi adalah masalah

    ketersediaan data secara harian, kadang-kadang data tidak tersedia pada hari

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN

    48Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013

    yang bersangkutan, informasi menjadi terlambat satu hari. Namun karena

    informasi tersebut penting, maka informasi tetap diolah walaupun terlambat.

    Masalah ini dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik antara Pustekdata

    sebagai penyedia data dengan Pusfatja.

    Penguatan pembimbingan, pembinaan dan pelayanan teknis di bidang

    pemanfaatan penginderaan jauh

    Pada tahun 2013 ditargetkan terdapat empat institusi yang dibimbing dan

    dibina serta dilayani secara teknis untuk kebutuhan pemanfaatan

    penginderaan jauh. Empat institusi tersebut dapat berasal dari institusi pusat

    maupun daerah. Target ini direncanakan karena setiap tahun Pusfatja

    menerima permohonan bantuan untuk bimbingan teknis dalam pemanfaatan

    penginderaan jauh baik untuk sumberdaya wilayah darat, pesisir dan laut,

    serta masalah lingkungan dan mitigasi bencana.

    Pada tahun 2013, Pusfatja telah melakukan pembimbingan, pembinaan, dan

    pelayanan teknis dalam bidang pemanfaatan penginderaan jauh meliputi 7

    institusi. Institusi tersebut adalah Kementerian Kehutanan, Kementerian

    Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, Dinas Perikanan Kalimantan

    Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Barat, Dinas

    Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, dan Perguruan Tinggi. Salah satu

    contoh permintaan pembimbingan dan pembinaan adalah seperti pada

    Gambar 3.14.

    Penguatan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh

    Pusfatja mentargetkan adanya kerjasama teknis dengan 4 institusi nasional,

    dan 2 institusi internasional. Rencana target ini merupakan suatu target

    realistis karena secara nasional, Pusfatja telah membangun kerjasama

    teknis dengan institusi pemerintah baik pusat maupun daerah seperti

    Kementerian Pertanian, Kementerian Kelalutan dan Perikanan, Kementerian

    Lingkungan Hidup, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Demikian juga untuk kerjasama teknis internasional merupakan target

    realistis karena sudah ada 2 institusi nasional yang siap bekerjasama adalah

    Jaxa Jepang dan UN SPIDER.

  • Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh

    Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

    Gambar 3.14. Surat permohonan bimbingan dan pelaksanaan pembimbingan

    penginderaan jauh di Badan Penanggulangan Daerah Bencana Provinsi