Lapak perhitungan cawan

7

Click here to load reader

description

stfi k 2009

Transcript of Lapak perhitungan cawan

Page 1: Lapak perhitungan cawan

KUANTITASI MIKROBA :

HITUNGAN CAWAN

Oleh:

Cynthia Vinawati ( A.082.0069 )

Dieni Mardliyani ( A.082.0054 )

Nisa Shafarina ( A.082.0051 )

Tini A ( A. 082.0059 )

Kelompok: 4 D

Asisten : Sherly , S.Farm., Apt

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

BANDUNG

2010

Page 2: Lapak perhitungan cawan

KUANTITASI MIKROBA : HITUNGAN CAWAN

I. TUJUAN

- Mahasiswa dapat melakukan pengukuran sel mikroorganisme

- Mahasiswa dapat melakukan pengenceran serial

- Mahasiswa dapat melakukan perhitungan mikroba dengan cara hitungan

cawan

II. TEORI SINGKAT

Mutu mikrobiologis dari suatu produk makanan dan minuman ditentukan

oleh jumlah dan jenis mikroorganisme yang terdapat dalam bahan

pangan.(Buckle,1985) Mutu mikrobiologis ini akan menentukan ketahanan simpan

dari produk tersebut ditinjau dari kerusakan oleh mikroorganisme, keamanan

produk dari mikroorganisme ditentukan oleh jumlah species patogenik yang

terdapat dalam produk tersebut. Jadi kemampuan untuk mengukur secara tepat

jumlah mikroorganisme yang umum terdapat dalam bahan pangan dan jumlah

organisme spesifik yang berada dalam produk pangan merupakan dasar yang

penting bagi mikroobiologi pangan.

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan

untuk mengetahui mutu bahan pangan dan menhitung proses pengawetan yang

akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Beberapa cara dapat digunakan

untuk menghitung jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yaitu

hitungan mikroskopik, hitungan cawan, dan MPN (Most Probable Number). Tapi,

dalam penerapannya di dalam praktikum, hanya dilakukan hitungan cawan

Metode hitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang

masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan

berkembang biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung

dengan mata tanpa menggunakan mikroskop(Fardiaz,1992).

Metode hitungan cawan adalah metode perhitungan secara tidak langsung

yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan

Page 3: Lapak perhitungan cawan

berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah

organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel(Penn, 1991).

Cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni adalah yang mengandung

antara 30 – 300 koloni. Untuk memperoleh sekurang – kurangnya satu cawan yang

mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat maka harus dilakukan

sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam

sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan

faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.

Dalam kegiatan ini akan dicoba prosedur hitungan cawan dengan metode

penuangan.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

- Cawan petri kosong steril

- Inkubator

- Autoklaf

- Cawan petri

- Tabung reaksi

- Pipet ukur

- Medium

agar kaldu

- Sampel

Minuman kemasan

(teh bintang Sobo)

- Bahan lain

air steril

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Siapkanlah pengenceran serial

A Siapkan 5 tabung reaksi untuk mengencerkan sampel. Tuliskan pada

dinding- dinding tabung tersebut sesuai dengan urutan pengenceran : 1:10,

1:102, 1:103, 1:104, 1:105,

B Pipetlah 1 ml sampel dan masukkan ke tabung reaksi 1:10.

Page 4: Lapak perhitungan cawan

Letakkan pipet dalam wadah berisi disinfektan. Dengan siku tangan anda

diatas meja, kocoklah tabung tersebut 25 kali, setiap kalinya melintasi jarak

kurang lebih 30 cm, sehingga bakteri tersebar rata di dalam larutan

pengencer. Setiap kali sebelum pengocokan periksalah terlebih dahulu

apakah sumbat telah terpasang rapat.

C Secara aseptik pipetlah 1 ml sampel dari tabung reaksi 1:10 dan masukkan

ke dalam tabung pengencer 1:102. Letakan pipet dalam wadah yang

disediakan dan kocoklah tabung pengenceran ini seperti di atas.

D Secara aseptik pipetlah 1ml sampel dari botol pengencer 1 : 102 dan masukan

ke dalam tabung pengencer 1 : 103. Letakkan pipet dalam wadah yang

disediakan dan kocoklah tabung pengenceran ini seperti di atas.

E. Secara aseptik pipetlah 1ml sampel dari botol pengencer 1 : 103 dan masukan

ke dalam tabung pengencer 1 : 104. Letakkan pipet dalam wadah yang

disediakan dan kocoklah tabung pengenceran ini seperti di atas.

F. Secara aseptik pipetlah 1ml sampel dari botol pengencer 1 : 104 dan masukan

ke dalam tabung pengencer 1 : 105. Letakkan pipet dalam wadah yang

disediakan dan kocoklah tabung pengenceran ini seperti di atas.

G. Secara aseptik, lakukanlah pemindahan sampel dari tabung pengencer ke

dalam cawan – cawan steril sebagai berikut :

a. Dengan pipet 1 ml yang steril pindahkan 1 ml sampel dari tabung

pengencer

1 : 103 ke dalam cawan bertuliskan 1 : 103

b. Dengan pipet 1 ml yang steril pindahkan 1 ml sampel dari tabung

pengencer

1 : 104 ke dalam cawan bertuliskan 1 : 104

c. Dengan pipet 1 ml yang steril pindahkan 1 ml sampel dari tabung

pengencer

1 : 105 ke dalam cawan bertuliskan 1 : 105. Letakkan pipet dalam

wadah yang disediakan

Page 5: Lapak perhitungan cawan

4. Ambilah tiga tabung berisi medium agar nutrient cair dari penangas air

bersuhu kurang lebih 50oC. sekalah bagian luar tabung supaya kering.

Secara aspetik tuangkan medium tersebut satu persatu (±19 ml) ke dalam

ketiga cawan petri tersebut di atas. Putar – putarkan cawan – cawan petri

tersebut satu demi satu di atas meja anda perlahan – lahan sebanyak 20 kali

sehingga inokulum tercampur rata dengan medium tetapi tidak sampai

keluar dari cawan. Segera setelah selesai menuang, isilah tabung yang kini

kosong dengan air kran dan letakkan di tempat cuci.

5. Biarkan agar dalam cawan – cawan petri itu menjadi padat. Setelah itu

letakkan dalam posisi terbalik dalam keranjang yang telah disediakan untuk

diinkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam.

V. DATA PENGAMATAN

Perhitungan Uji Cemaran Mikroba Terhadap Sempel Teh Bintang Sobo

Konsentrasi Sempel Jumlah Koloni

1 : 103 300

1 : 104 300

1 : 105 300

Page 6: Lapak perhitungan cawan

VI. PEMBAHASAN

Minuman yang kita konsumsi kemungkinan mengandung mikroba.

Keberadaan mikroorganisme tersebut mungkin menyebabkan bahaya untuk

beberapa kasus. Pada percobaan dilakukan penentuan angka cemaran

mikroba atau angka lempeng total ( ALT ) dari sempel minuman teh bintang

sobo . Angka lempeng Total (ALT) adalah jumlah koloni yang tumbuh pada

media dari pengenceran sempel.

Perhitungan pada koloni hanya dihitung dengan jumlah koloni antara

30-300, hal ini di karenakan media agar dengan jumlah koloni tinggi ( > 300

koloni ) sulit untuk dihitung, sehingga kemungkina besar kesalahan

perhitungan sangat besar. Sedangkan untuk jumlah koloni sedikit ( < 30

koloni ) tidak abash dihitung secara statistik.

Dalam menentukan ALT pada percobaan digunakan metode

penuangan agar. Untuk metode ini dilakukan pengenceran serial. Jumlah

koloni bakteri yang tumbuh pada media agar dihitung setelah di inkubasi

selama 20 jam pada suhu 370C . Dari hasil percobaan ALT yang di dapat dari

pengenceran serial 1 : 103 , 1 : 104 dan 1 : 105 jumlah angka lempeng total

dari setiap pengenceran adalah > 300 koloni, hal ini disebabkan

kemungkinan karena 2 faktor :

1. Pada sempel yang di uji kemungkinan banyak mengandung mikroba.

2. Pada proses pengerjaan kurang aseptis.

Penghitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media

dilakukan sesuai cara penghitungan yang ditetapkan dalam prosedur

operasional baku pengujian mikrobiologi oleh Badan POM ( 1992 ). Jika

seluruh tingkat pengenceran menunjukan jumlah koloni > 300, maka nilai

ALT yang dipilih dari tingkat pengenceran tertinggi, untuk sempel yang diuji

nilai ALT nya adalah 100.000 X 300 = 300.000.000 kol /g.

Page 7: Lapak perhitungan cawan

VII. KESIMPULAN

Pengujian penentuan hitungan cawan atau Angka Lempeng Total (

ALT ) dilakukan dengan metode penuangan.

Berdasarkan hasil percobaan, perhitungan cawan pada pengenceran

serial 1 : 103 , 1 : 104 dan 1 : 105 dengan sempel teh bintang sobo

sebanyak > 300 koloni.

Berdasarkan percobaan, ALT yang diperoleh adalah 300.000.000 kol/g.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 1994. Farmakope Indonesia, Edisi 4, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta.

Cappuccino, J.G. and Sherman. 1983. N. Microbiology : A Laboratory

Manual, Addison – Wesley Publishing Company, Canada

Middelbeek EJ dan Drijver JS de Haas. 1992. In vitro cultivation of

microorganism.

Pelczar, Michael, J., dan E.C.S. Chan, (1986), “Dasar-dasar Mikrobiologi I”,

UI Press, Jakarta.

Wattimena, G. A., C. S., Nelly, M. B., Widianti B, E. Y. Sukandar, Soemardji,

A. A.,