LAPORAN AKHIR PKMP

26
        

Transcript of LAPORAN AKHIR PKMP

Page 1: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 1/25

LAPORAN AKHIR PKMP

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIDIARE

EKSTRAK ETANOL BUNGA NANGKA (Artocarpus

heterophylla Lmk.) TERHADAP MENCIT

(Mus musculus) JANTAN

Oleh:

Ahmad Zulkifli (060210103334) (2006)

Anita Diah Pahlewi (060210103324) (2006)

Fifi nmil Mufidah (060210103036) (2006)

Umi Wardani (070210103087) (2007)

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2011

Page 2: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 2/25

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

1. Judul Kegiatan : Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol

Bunga Nangka (Artocarpus heterophylla Lmk.) terhadap Mencit

(Mus musculus) Jantan.

2. Bidang Kegiatan : ( , f ) PKM-P

() PKM-T

() PKM-K

() PKM-M

: ( ) Kesehatan

( , f ) MIPA

( ) Sosial Ekonomi

( ) Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap

b.NIM

3. Bidang Ilmu ( ) Pertanian

( ) Teknologi dan Rekayasa

( ) Humaniora

: Ahmad Zulkifli

: 060210103334

c. Jurusan

d. Universitas/Institut/Politeknik

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP

: SI Pendidikan Biologi

: Universitas Jember

: Pondok Labu Klompangan Ajung

Jember/0877 57678830

f. Alamat email: [email protected]

5. Anggota Pelaksana KegiataniPenulis : 3 Orang

6. Dosen Pendamping:

a. Nama Lengkap dan Gelar

b. NIP

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP

: Dr. lis Nur Asyiah, SP.,MP.

: 197306142008012008

: J1. Delima Putih 79 Jember 68118/08123458446

7. Biaya Kegiatan Total

a. Dikti

b. Sumber lain

8. Jangka Waktu Pelaksanaan

: Rp. 5.850.000

: 4 bulan

Jember, 23 Juni 2011

Menyetujui

Ketua Program Studi Ketua Pelaksana

(Dr. Suratno, M.Si)

NIP 19670625 199203 1 003

(Ahmad Zulkifli)

NIM.060210103334

Pembantu Rektor III

Universitas Jember

Dosen Pendamping

(Drs. Andang Subahariato, M.Hum)

NIP. 1965041719902 1 001

(Dr. lis Nur Asyiah, SP., MP.)

NIP. 1973061422008012008

11

Page 3: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 3/25

ABSTRAK

Bunga nangka (Artocarpus heterophylla Lmk.) merupakan bagian dari pohon

nangka yang belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

senyawa yang terkandung di dalam bunga nangka serta membuktikan secara ilmiah

aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka terhadap mencit (Mus musculus)

jantan.

Uji aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka terhadap mencit jantan

dengan cara memberikan secara oral Oilum ricini sebagai penginduksi diare, ekstrak

etanol bunga nangka dosis 20 mg/kg, 40 mg/kg, dan 80 mg/kg berat badan, suspensi

CMC 1% sebagai kontrol dan Loperamid HCL sebagai kelompok pembanding.

Parameter penelitian yang diamati setiap 30 menit selama 8 jam adalah saat mulai

terjadinya diare, konsistensi feses, frekuensi diare, dan lama terjadinya diare.

Berdasarkan hasil pengamatan uji aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nagka

terhadap mencit jantan dosis 20 mg/kg bb memiliki aktivitas antidiare yang lebih

lemah dibandingkan dengan Loperamid HCL dosis 1 mg/kg bb. Dosis 40 mg/kg bb

memiliki aktivitas antidiare yang yang sarna dengan Loperamid HCL dosis 1 mg/kgbb. Dosis 80 mg/kg bb memiliki aktivitas antidiare yang yang lebih kuat

dibandingkan dengan Loperamid HCL dosis 1 mg/kg bb.

Hasil uji Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas antidiare

yang nyata dari masing-masing dosis terhadap mencit jantan (p < 0,05) pada taraf

kepercayaan 95%.

Kata kunci: Bunga nangka, mencit, antidiare

11 1

Page 4: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 4/25

KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang pantas selain rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah

SWT atas rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Akhir Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian yang berjudul "Skrining Fitokimia

dan Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Bunga Nangka (A. heterophylla Lmk.)

terhadap Mencit (Mus musculus) Jantan" dengan baik.

PKM-P ini mengangkat tema tentang pembuktian secara ilmiah khasiat bunga

nangka sebagai antidiare melalui uji aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka

terhadap mencit jantan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak

yang telah mendukung serta membimbing penulisan karya tulis ini tidak akan selesai

dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional;

2. Dr. lis Nur Asyiah, SP., MP. selaku dosen pembimbing;

3. Orang tua kami tercinta;

4. Para teknisi laboratorium Biologi Fakultas Farmasi dan laboratorium Biomedik

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis;

5. Serta semua pihak yang telah membantuterselesaikannyalaporan akhir ini.

Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi bagi

pembaca pada umumnya dan penulis sendiri pada khususnya. Penulis menyadari

bahwa laporan ini jauh dari sempuma. Karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat

penulis harapkanuntuk kesempumaan karya-karyapenulis dimasa mendatang.

Jember, 23 Juni 2011

Penulis

IV

Page 5: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 5/25

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat)

dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair. Diare selalu dikaitkan dengan

gastroenteristis (radang lambung usus) karena umumnya diare muncul sebagai

akibat adanya gangguan pada saluran gastrointestinal (Sriyanto, 2004). Diare

merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta

nomor 5 bagi semua umur. Diare disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yaitu

bakteri, virus, dan infeksi parasit (cacing, protozoa, dan jamur). Bakteri yang

menyebabkan diare adalah Escherichia coli, Vibrio cholera, Salmonella dan

Shigella. Sedangkan virus yang dapat menyebabkan diare adalah Rotarivirus dan

Enterovirus (Sriyanto, 2004).

Penyakit diare dapat diobati dengan obat kimia yang notabene-nya lebih

murah namun memiliki efek samping yang merugikan bagi penggunanya. Untuk

menghindari efek samping obat kimia diperlukan obat alami dari tanaman yang

aman serta memiliki efek samping yang lebih rendah dari obat-obatan kimia.

Tanaman yang dapat dijadikan obat diare harus memiliki senyawa antimikroba

yang dapat mempengaruhi kerja mikroorganisme penyebab diare. Selain itu,tanaman harus mengandung senyawa yang berfungsi sebagai obstipansia (zat

penekan peristaltik, astrigensia, adsorbensia).

Senyawa kimia yang dapat mempengaruhi metabolisme mikroorganisme

penyebab diare adalah saponin, flavonoid, alkaloid, dan tanin. Sedangkan senyawa

yang berfungsi sebagai obstipansia adalah alkaloid (zat penekan peristaltik),

astrigensia (tanin), dan adsorbensia (carbo adsorbensia). Tanaman yang berpotensi

memiliki senyawa antimikroba dan senyawa yang berfungsi sebagai obstipansia

adalah nangka (Artocarpus heterophylla Lmk.).

Nangka (A. heterophylla Lmk.) yang termasuk dalam suku Moraceae

merupakan tanaman yang memiliki segudang manfaat. Mulai dari daun, buah, biji,

kayu, dan kulit kayu dapat dijadikan sebagai obat untuk mengatasi berbagai

macam penyakit. Sudah ada laporan hasil penelitian tentang kandungan kimiapada daun, buah, biji, kayu, dan kulit kayu (Ersam, 2001). Namun sampai saat ini

belum ada laporan penelitian tentang khasiat dan kandungan kimia dari bunga

nangka. Bunga nangka (A. heterophylla Lmk.) di sebagian daerah dimanfaatkan

sebagai obat untuk mengatasi diare. Rasa sepat yang dimiliki oleh bunga nangka

diduga dapat mencegah terjadinya diare. Sampai saat ini belum ada penelitian

yang dapat memberikan alas an ilmiah mengapa bunga nangka tersebut efektif

dalam mengobati dan mengurangi kasus diare.

Penelitian yang berjudul "Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antidiare

Ekstrak Etanol Bunga Nangka (A. heterophylla Lmk.) terhadap Mencit (Mus

musculus) Jantan" mencoba membuktikan secara ilmiah aktivitas ekstrak etanol

bunga nangka dalam mengobati penyakit diare serta mengidentifikasi senyawa

yang terkandung di dalam bunga nangka (A. heterophylla Lmk.).

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini adalah:

a. Adakah senyawa kimia flavonoid, tan in, alkaloid, dan saponin dalam ekstrak

etanol bunga nangka (A. heterophylla Lmk.)?

b. Apakah ekstrak etanol bunga nangka (A. heterophylla Lmk.) mempunyai

aktivitas antidiare pada mencit (Mus musculus) jantan?

Page 6: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 6/25

2

1.3 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Mengindentifikasi senyawa kimia flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponm

dalam ekstrak etanol bunga nangka (A. heterophylla Lmk.).

b. Megetahui apakah ekstrak etanol bunga nangka (A. heterophylla Lmk.)

mempunyai aktivitas antidiare pada mencit (Mus musculus) jantan.

1.4 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari penelitian yang berjudul "Skrining Fitokimia

dan Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Bunga Nangka (Artocarpus

heterophylla Lmk.) terhadap Mencit (Mus musculus) Jantan" adalah artikel yang

dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang khasiat bunga nangka (A.

heterophylla Lmk.) sebagai obat antidiare yang dapat mengobati penyakit diare

serta hak paten penelitian.

1.5 Kegunaana. Masyarakat dapat memanfaatkan daun bunga nangka (A. heterophylla Lmk.)

sebagai obat antidiare.b. Dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya tentang penemuan

dan pembuatan obat antidiare berbahan dasar bunga nangka (A. heterophylla

Lmk.) secara komersial.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal

(meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair. Diare selalu

dikaitkan dengan gastroenteristis (radang lambung usus) karena umumnya diare

muncul sebagai akibat adanya gangguan pada saluran gastrointestinal (Sriyanto,

2004). Diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada Balita dan nomor 3

bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami

episode diare sebanyak 1,6 - 2 kali per tahun. kejadian kasus diare di Indonesia

dinilai masih tinggi. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di

Indonesia, diare menempati urutan ke ketiga penyebab kematian bayi.

Berdasarkan penyebab tejadinya, diare dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1) diare

spesifik, yaitu diare yang disebabkan oleh adanya infeksi misalnya infeksi bakteri

(Vibrio cholera, Eschericia coli, Salmonella dan Shigella), infeksi virus

(Rotavirus dan Enterovirus) dan infeksi parasit (cacing, protozoa, danjamur) serta

enterotoksin, 2) diare non spesifik, yaitu diare yang tidak disebabkan oleh adanya

infeksi misalnya alergi makanan atau minuman (intoleransi), gangguan gizr,

kekurangan enzim, dan efek samping obat (Tan, 2002).

2.2 Obat antidiare

Diare infeksi maupun non infeksi sama-sama merugikan dan mengganggu

aktivitas penderitanya, sehingga perlu diobati agar tidak menimbulkan penyakitlanjutan yang lebih parah lagi. Obat diare dibagi menjadi tiga kelompok. Ketiga

kelompok tersebut adalah kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare

(seperti bakteri atau parasit), obstipansia untuk menghilangkan gejala diare, dan

spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak

Page 7: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 7/25

3

menyenangkan. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan

sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter (Indonesian children, 2009).

Pengobatan diare yang aman dapat dilakukan dengan menggunakan

tanaman disekitar sebagai obat alami yang memiliki efek samping lebih rendah

dari obat kimia. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai obat alami adalah

nangka.

2.3 Tanaman Nangka

Nangka (A. heterophylla Lmk.) merupakan salah satu tanaman yang

berpotensi sebagai obat alami. Menurut Chandrika (2006) daun nangka di

rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat antidiabetes karena

ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. Sementara biji nangka dapat

digunakan sebagai obat batuk dan tonik (Heyne. K, 1987). Biji nangka dapat

diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan

(bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai anti spasmodik dan sedative,

daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagog. Getah kulit kayu juga

telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi.

Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon,dan tanin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru,

yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam, 2001).

Bioaktivitasnya terbukti secara empirik sebagai antikanker, antivirus,

antiinflamasi, diuretik, dan antihipertensi (Ersam, 2001). Bagian dari tanaman

nangka yang belum banyak diteliti di Indonesia adalah bunganya.

Bunga nangka (A. heterophylla Lmk.) merupakan bagian dari pohon

nangka yang berpotensi sebagai antidiare. Bunga nangka oleh masyarakat

dimanfaatkan sebagai obat tradisional dalam mencegah diare. Rasa sepat yang

dimiliki bunga nangka diduga sebagai pemicu berhentinya diare pada penderita.

Sampai saat ini belum ada laporan penelitian tentang kandungan kimia pada

bunga nangka. Untuk itu perlu dilakukan skrining fitokimia bunga nangka.

2.4 Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia merupakan salah satu metode penapisan yang

dilakukan pada tumbuhan yang belum diketahui kandungan kimianya. Skrining

fitokimia ditunjukan untuk mengetahui kandungan senyawa atau golongan

senyawa dalam suatu tanaman atau ekstrak tanaman. Pada umumnya golongan

senyawa yang diperiksa adalah saponin, flavonoid, alkaloid, tannin, polifenol, dan

antrakinon (Nuri dkk, 2008).

III. METODE PENDEKATAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimentallaboratories dengan dua

variable. Dua variable tersebut adalah:

a. Variabel bebasVariable bebas dari penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol bunga nangka.

b. Variable terikat

Variable terikat dari penelitian ini adalah saat mulai terjadinya diare,

konsistensi feses, frekuensi diare, dan lama terjadinya diare.

Penelitian uji aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka

menggunakan mencit (Mus musculus) jantan sebagai hewan coba. Uji aktivitas

antidiare ekstrak etanol bunga nangka terdiri dari dua tahap, yaitu uji

Page 8: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 8/25

4

pendahuluan dan uji akhir. Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan SPSS 14.0 for windows.

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan penelitian ini mulai bulan Februari sampai bulan Mei

2011. Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu: Laboratorium Biologi

Fakultas Farmasi Universitas Jember dan Laboratorium Biomedik Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Jember.

4.2 Jadwal Faktual Pelaksanaan

Rencana jadwal faktual pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan

disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabeli. Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan Ke-

No. Kegiatan 2 3 4

234 2341234 234

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.mecit

9.

Pembuatan suspensi

CMC 1% (b/v)Membuat suspensi

loperamid HCL dosis

1 mg/kg bb dan dosis

uan

10. Uji pendahuluan

11.

Pembuatan suspensi

CMC 1% (b/v)Membuat suspensi

loperamid HCL dosis

1 mg/kg bb dan dosis

i akhir

13. i akhir

14. Analisis data

15.Pembuatan laporan

akhir PKM-P

Page 9: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 9/25

5

4.3 Instrumen Pelaksana

a. Bahan dan Alat

1) Bahan

Bahan penelitian yang digunakan adalah bunga nangka (A. heterophylla

Lmk.), mencit (Mus musculus) jantan, CMC 1%, loperamid HCL, etanol,

aquades steril, ricini oil, alkohol, makanan mencit/pellet, sekam, HCL 2 N,

NaCI, larutan mayer, larutan wagner, H2S04, N-heksana, butanol, KOH 5N,

aluminium voil, kertas saring, dan serbuk atau potongan magnesium.

2) Alat

Pis au, timbangan analitik, blender, corong pemisah, gelas ukur, gelas piala,

tabung reaksi, penangas listrik, spatula, beker glass, pipet tetes, pinset,

almari es, stop wacth, bak plastic, jaring kawat, gunting, paku, balok kayu,

tempat minum mencit, tempat makan mencit, penggaris, oral sonde,

spatula, botol dosis ekstrak etanol bunga nangka, serta rotary evaporatory.

b. Tahapan Penelitian

1) Observasi dan penggumpulan bahan penelitian; observasi dilakukan di

kabupaten Jember untuk mendapatkan bunga nangka sebagai bahan

penelitian.2) Persiapan alat dan bahan penelitian; persiapan alat dan bahan meliputi

pembelian alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

3) Pembuatan Ekstrak Bunga Nangka

Pembuatan ekstrak bunga nangka dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:

a) Pembuatan simplisia dan serbuk bunga nangka, b) Maserasi serbuk

bunga nangka, c) Filtrasi dan penguapan dengan rotary evaporator. Bagan

pembuatan ekstrak bunga nangka dapat dilihat pada lampiran A.l, halaman

14.

4) Skrining fitokimia senyawa yang terkandung di dalam bunga nangka

(Artocarpus heterophylla Lmk.)

Skrining fitokimia yang kami lakukan bertujuan untuk mengetahui

senyawa kimia yang terkandung di dalam bunga nangka. Senyawa yangdiuji melalui skrining adalah flavonoid, saponin, tannin, dan alkaloid.

Prosedur skrining fitokimia dari masing-masing senyawa dapat dilihat pada

lampiran A.2, halaman 14.

5) Pemesanan dan aklimatisasi mencit; mencit dipesan langsung dari

Surabaya untuk mendapatkan keseragaman syarat yang dibutuhkan dalam

penelitian.

6) Pemeliharaan dan Perawatan Hewan Coba; pemeliharan mencit dilakukan

dengan cara memberi makan dan minum mencit secara teratur.

7) Pembuatan Dosis Uji

a) Pembuatan Suspensi CMC 1% (b/v)

b) Membuat Suspensi Loperamid HCL dosis 1 mg/kg bb

8) Pembuatan suspensi ekstrak etanol bunga nangka dosis 10 mg, 20 mg, 40mg, dan 80 mg/kg bb

9) Uji pendahuluan aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka; uji

pendahuluan dilakukan untuk mencari dosis yang akan digunakan dalam

uji akhir aktivitas antidiare

10) Uji akhir aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka;

Bagan uji akhir aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka dapat

dilihat pada lampiran A.3, halaman 15.

Page 10: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 10/25

6

4.4 Rancangan dan Realisasi Dana

Nama Banyak Biaya

a. Bahan

• Bunga nangka 3 kg 225.000

• Mencit 20 ekor 350.000

• Etanol 3ltr 245.000

• Aquades Steril 3ltr 180.000

• CMC 5gr 115.000

• Ricini oil 30ml 130.000

• Alkohol 1.5 ltr 130.000

• Makanan men cit/pellet 3 kg 45.000

• Sekam 2.5 kg 185.000

• Loperamid HCL 10 tablet 75.000

• HCL2N 100ml 324.000

• NaCI 100ml 320.000

• Larutan mayer 100ml 360.000

• Larutan wagner 100ml 340.000

• H2SO4 50ml 245.000

• N-heksana 30ml 330.000

• Butanol 30ml 310.000

• KOH5N 75 ml 364.000

• Potongan magnesium 8 lbr 110.000

b. Alat

• Kandang men cit 5 buah 83.000

• Jaring kawat 4 meter 60.000

•Tempat makan mencit 6 buah 45.000

• Tempat minum mencit 6 buah 40.000

• Pisau 3 buah 50.000

• oral sonde 15 buah 220.000

• Aluminium foil 1 bendel 154.000

• Kertas saring 1 box 175.000

• Plastik 1 bendel 5.000

• Spatula 4 buah 40.000

• Paku 0.5 kg 50.000

• Kayu balok kecil 2 meter 80.000

• Kertas kado 20 buah 15.000

c. Lain-lain• Transportasi 200.000

• Biaya oprasional 100.000

• Biaya untuk pembuatan laporan, ATK, dan 150.000

dokumentasi

Total Biaya 5.850.000

Page 11: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 11/25

7

v. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 HasH Penelitian

5.1.1 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Bunga Nangka

Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak bunga nangka

mengandung senyawa flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin. Hasil skrining

fitokimia ekstrak etanol bunga nangka dapat dilihat pada lampiran E.3, halaman

20.

5.1.2 Hasil Uji Pendahuluan

Uji Pendahuluan aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka

bertujuan untuk mencari dosis yang akan digunakan dalam uji akhir. Data hasil

uji pendahuluan tidak dianalisis lebih lanjut. Adapun hasil uji pendahuluan

aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka terhadap mencit jantan tampak

pada lampiran B.l, halaman 15.

5.1.3 Hasil Uji AkhirUji akhir aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka terhadap mencit

jantan bertujuan untuk mengetahui dosis yang paling efektif dalam menghambatdiare pada mencit jantan yang telah diinduksi oilum ricini. Pada uji akhir

parameter yang diamati meliputi saat mulai terjadinya diare, konsistensi feses,

frekuensi diare, dan lama terjadinya diare.

a) Penentuan saat mulai terjadinya diare

Berdasarkan hasil penelitian, penentuan saat mulai terjadinya diare

diperoleh nilai rata-rata dari masing-masing kelompok perlakuan. Kelompok

kontrol (suspense CMC 1%) mulai terjadi diare pada menit ke-58.33, kelompok

pembanding (Loperamid HCL 1 mg/kg bb) mulai terjadi diare pada menit ke-

126.67, kelompok dosis 1 (20 mg/kg bb) mulai terjadi diare pada menit ke-73.33,

kelompok dosis 2 (40 mg/kg bb) mulai terjadi diare pada menit ke-l06.67, dan

kelompok dosis 3 (80 mg/kg bb) mulai terjadi diare pada menit ke-120.00. Dari

hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin cepat terjadinya diare makaefek antidiare ekstrak etanol bunga nangka akan semakin lemah dan begitu juga

sebaliknya. Hasil penentuan saat terjadinya diare dapat dilihat pada lampiran B.2,

halamanl5.

b) Penentuan Konsistensi Feses

Penentuan konsistensi feses dilakukan dengan cara melihat bentuk feses

yang terjadi pada saat perlakuan. Konsistensi feses dapat dikategorikan kedalam

tiga kelompok yaitu konsistensi feses berlendir atau berair (BL), konsistensi

lembek (L), dan konsistensi normal (N). Selain mengamati diameter serapan air,

juga diamati waktu terjadinya dan berat feses (BF) yang terbentuk.

Berdasarkan hasil penentuan konsistensi fese, diperoleh nilai rata-rata

dari masing-masing kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (suspensi CMC

1%) terjadinya BL pada menit ke-62 dengan BF 0.212 g, L pada menit ke-220dengan BF 0.133 g, N pada menit ke-340 dengan BF 0,081 g. Kelompok

pembanding (Loperamid HCL 1 mg/kg bb) terjadinya BL pada menit ke- 117

dengan BF 0,158 g, L pada menit ke-165 dengan BF 0,113 g, N pada menit ke-

255 dengan BF 0,062 g. Kelompok dosis 1 (20 mg/kg bb) terjadinya BL pada

menit ke-67 dengan BF 0,216 g, L pada menit ke-175 dengan BF 0,136 g, N pada

menit ke-295 dengan BF 0,067 g. Kelompok dosis 2 (40 mg/kg bb) terjadinya BL

pada menit ke-l08 dengan BF 0,203 g, L pada menit ke-180 dengan BF 0,122 g,

Page 12: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 12/25

8

N pada menit ke-265 dengan BF 0,071 g, dan kelompok dosis 3 (80 mg/kg bb)

terjadinya BL pada menit ke-115 dengan BF 0,180 g, L pada menit ke-170

dengan BF 0,118 g, N pada menit ke-245 dengan BF 0,065 g.

Data hasil penelitian menunjukkan dengan semakin cepat terbentuknya

konsistensi feses yang berlendir atau berair maka efek antidiare etanol bunga

nangka akan semakin lemah dan semakin cepat terjadinya perubahan konsistensi

kearah normal maka efek antidiare ekstrak etanol bunga nangka semakin kuat.

Hasil penentuan konsistensi feses dapat dilihat pada lampiran B.3, halamanl5.

c) Penentuan Frekuensi diare

Penentuan frekuensi diare dilakukan dengan cara mencatat berapa kali

mencit diare pada saat perlakukan. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata

dari masing-masing kelompok perlakuan yaitu kelompok kelompok kontrol

(suspensi CMC 1%) 8 kali, kelompok pembanding (Loperamid HCL 1 mg/kg bb)

3,4 kali, kelompok dosis 1 (20 mg/kg bb) 4,6 kali, kelompok dosis 2 (40 mg/kg

bb) 3,7 kali, kelompok dosis 3 (80 mg/kg bb) 3,3 kali.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi frekuensi

terjadinya diare maka efek antidiare ekstrak etanol bunga nangka akan semakin

lemah dan begitu sebaliknya. Berdasarkan data tersebut dosis ekstrak etanolbunga nangka yang memiliki efek antidiare lemah adalah dosis 1(20 mg/kg bb),

sedangkan dosis ekstrak etanol bunga nangka yang memiliki efek antidiare yang

paling kuat adalah dosis 3 (80 mg/kg bb). Hasil penentuan frekuensi diare dapat

dilihat pada lampiran BA, halaman 16.

d) Penentuan Lama Terjadinya Diare

Penentuan lama terjadinya diare dilakukan dengan cara mengurangi

waktu awal terbentuknya feses normal (T2) dengan waktu awal terbentuknya

feses berlendir atau berair (T 1).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol (suspensi

CMC 1%) lama terjadinya diare 277.67 menit, kelompok pembanding

(Loperamid HCL 1 mg/kg bb) lama terjadinya diare 138.33 menit, kelompok

dosis 1 (20 mg/kg bb) lama terjadinya diare 227.33 menit, kelompok dosis 2 (40mg/kg bb) lama terjadinya diare 157.33 menit, kelompok dosis 3 (80 mg/kg bb)

lama terjadinya diare 130 menit. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa

semakin lama terjadinya diare maka semakin lemah efek antidiare ekstrak etanol

bunga nangka dan begitu sebaliknya. Hasil penentuan lama terjadinya diare dapat

dilihat pada lampiran B.5, halaman 16.

Berdasarkan parameter penelitian yang telah diamati, efek antidiare dapat

dikategorikan berdasarkan tingkat efektifitasnya dalam menekan diare. Tingkat

keefektifitasnya tersebut adalah:

1. Lemah, jika efek antidiare diatas efek kelompok kontrol dan di bawah efek

kelompok pembanding.

2. Sebanding atau sarna, jika efek antidiare sarna dengan efek kelompok

pembanding.3. Kuat, jika efek antidiare di atas efek kelompok pembanding

Berdasarkan kategori yang telah ditentukan, efek antidiare dari masing-

masing kelompok bahan uji dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Dosis 1 (20 mg/kg bb) mempunyai efektifitas antidiare yang lemah.

2. Dosis 2 (40 mg/kg bb) mempunyai efektifitas antidiare yang sebanding atau

sarna.

3. Dosis 3 (80 mg/kg bb) mempunyai efektifitas antidiare yang kuat.

Page 13: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 13/25

9

S.I.4 Hasil Analisis uji Anova dan Duncan

Hasil analisis uji Anova pada masing-masing parameter yang diamati

diperoleh nilai probabilitas dari masing masing parameter sebesar 0,000. Karena

nilai P<O ,OS maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

aktivitas antidiare dosis ekstrak etanol bunga nangka terhadap mencit j antan

(hasil analisis uji Anova dapat dilihat pada lampiran C.l - C.6). Karena terdapat

pengaruh yang signifikan aktivitas antidiare dosis ekstrak etanol bunga nangka

terhadap mencitjantan maka dilanjutkan dengan uji Duncan yang bertujuan untuk

mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan. Dalam uji Duncan, jika data

penelitian berada pada kolom yang sarna menandakan bahwa perlakuan tersebut

tidak berbeda nyata atau tidak signifikan pada tarafkepercaan 9 S% (a =O ,O S).

Hasil analisis uji Duncan dari masing-masing data penelitian parameter

yang diamati adalah:

a) Saat mulai terjadi diare

Dari analisis Duncan dapat diketahui bahwa data saat mulai terjadinya diare

pada pemberian dosis 1(20 mg/kg bb), dosis 2 (40 mg/kg bb), dosis 3 (80mg/kg bb), dan suspensi CMC 1% berada pada kolom yang berbeda. Hal ini

menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata, artinya dosis 1(20 mg/kg bb),dosis 2 (40 mg/kg bb), dan dosis 3 (80 mg/kg bb) sudah menunjukkan efek

antidiare, meskipun masih berbeda nyata dengan pemberian suspensi

loperamid HCL. Sedangkan dosis 3 (80 mg/kg bb) dengan Kelompok

pembanding (Loperamid HCL 1 mg/kg bb) berada pada kolom yang sarna.

Hal ini menunjukkan perbedaan pengaruh yang tidak nyata antara dosis 3 (80

mg/kg bb) dengan suspensi loperamid HCL. Data hasil analisis uji Duncan

untuk parameter saat mulai terjadinya diare dapat dilihat pada lampiran D.l,

halaman 18.

b) Konsistensi berlendir atau berair

Dari analisis Duncan dapat diketahui bahwa antara suspensi CMC 1% dengan

dosis 1 (20 mg/kg bb) tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata,

begitu juga antara Loperamid HCL dengan dosis 3 (80 mg/kg bb). Sedangkanantara suspensi CMC 1%dengan dosis 2 (40 mg/kg bb) dan dosis 3 (80 mg/kg

bb) menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata. Data hasil analisis uji

Duncan untuk parameter konsistensi berlendir atau berair dapat dilihat pada

lampiran D.2, halaman 18.

c) Konsistensi feses lembek

Dari analisis Duncan dapat diketahui bahwa antara suspensi CMC 1% dengan

dosis 1 (20 mg/kg bb), dosis 2 (40 mg/kg bb), dan dosis 3 (80 mg/kg bb) serta

antara dosis 2 (40 mg/kg bb) dengan dosis 3 (80 mg/kg bb) dan loperamid

HCL menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata. Namun antara dosis 2 (20

mg/kg bb) dengan dosis 3 (80 mg/kg bb) serta loperamid HCL tidak

menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata. Data hasil analisis uji Duncan

untuk parameter konsistensi feses lembek dapat dilihat pada lampiran D.3,halaman 18.

d) Konsistensi feses normal

Dari analisis Duncan dapat diketahui bahwa antara suspensi CMC 1% dengan

dosis 1 (20 mg/kg bb), antara dosis 2 (40 mg/kg bb) dengan loperamid HCL

tidak menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata, karena berada pada

kolom yang sarna. Namun antara dosis 1 (20 mg/kg bb) dengan dosis 2 (40

mg/kg bb), dosis 3 (80 mg/kg bb) dan loperamid HCL menunjukkan

Page 14: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 14/25

10

perbedaan pengaruh yang nyata. Data hasil analisis uji Duncan untuk

parameter konsistensi feses normal dapat dilihat pada lampiran D.4, halaman

18.

e) Frekuensi terjadinya diare

Dari analisis Duncan dapat diketahui bahwa antara dosis 1 (20 mg/kg bb)

dengan suspense CMC 1%, antara dosis 2 (40 mg/kg bb) dengan loperamid

HCL, antara dosis 3 (80 mg/kg bb) dan loperamid HCL tidak menunjukkan

perbedaan pengaruh yang nyata. Sedangkan antara suspensi CMC 1% dengan

dosis 2 (40 mg/kg bb), dosis 3 (80 mg/kg bb), loperamid HCL, antara dosis 2

(40 mg/kg bb) dengan dosis 3 (80 mg/kg bb), dan loperamid HCL

menunjukkan perbedaan pengaruh yang nyata. Data hasil analisis uji Duncan

untuk parameter frekuensi terjadinya diare dapat dilihat pada lampiran D.S ,

halaman 19.

f) Lama terjadinya diare

Dari analisis Duncan dapat diketahui bahwa antara dosis 1(20 mg/kg bb),

dosis 2 (40 mg/kg bb), dan dosis 3 (80 mg/kg bb) dibandingkan dengan

suspensi CMC 1%, dan lomperamid HCL menunjukkan perbedaan yang

nyata, artinya dosis 1(20 mg/kg bb), dosis 2 (40 mg/kg bb), dan dosis 3 (80mg/kg bb) sudah menunjukkan efek antidiare. Data hasil analisis uji Duncan

untuk parameter lama terjadinya diare dapat dilihat pada lampiran D.6,

halaman 19.

5.2 Pembahasan

Bunga nangka merupakan bagian dari pohon nangka yang belum banyak

diteliti. Bunga nangka oleh sebagian masyarakat dijadikan sebagai obat

tradisional untuk mencegah terjadinya diare. Namun sampai saat ini belum ada

penelitian yang melaporkan secara ilmiah khasiat bunga nangka sebagai antidiare.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah kandungan yang

terdapat pada bunga nangka dan membuktikan secara ilmiah aktivitas antidiare

ekstrak etanol bunga nangka terhadap mencit jantan.Bunga nangka yang akan dijadikan sebagai bahan uji diesktrak dengan

menggunakan pelarut etanol. Sebelum pembuatan ekstrak bunga nangka,

bahanpenelitian berupa bunga nangka terlebih dahulu diolah menjadi simplisia.

Pembuatan simplisia yang peneliti lakukan mengalami kendala karena cuaca di

kabupaten jember tidak menentu (sering hujan) sehingga menyebabkan

simplisianya terkontaminasi dengan jamur. Kontaminasi jamur ini menyebabkan

kualitas ekstrak menurun, dan menyebabkan rusaknya senyawa yang terkandung

di dalamnya. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan cara lain

dalam mengkeringanginkan simplisia tersebut yaitu dengan cara mengoven

simplisia yang telah dikeringanginkan selama sehari. Hasil simplisia kemudian

diblender dan disaring untuk mendapatkan serbuk bunga nangka. Serbuk bunga

nangka hasil pemblenderan dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol.Penentuan etanol sebagai pelarut dalam maserasi adalah disesuaikan dengan sifat

pelarut itu sendiri dan zat yang akan diuji dalam bunga nangka. Zat yang akan

diuji dalam bunga nangka bersifat polar sehingga diperlukan pelarut universal

yang bersifat polar juga. Penyesuaian ini bertujuan agar zat yang bersifat polar

pada bunga nangka dapat dilarutkan dengan mudah oleh pelarut tersebut. Hasil

maserasi diuapkan dengan rotary evaporator untuk menguapkan dan

Page 15: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 15/25

11

menghilangkan kandungan etanolnya. Hasil ekstraksi bunga nangka berupa pasta

berwama kuning kehitaman.

Skrining fitokimia ekstrak etanol bunga nangka dilakukan untuk mengetahui

kandungan kimia yang ada dalam bunga nangka. Berdasarkan hasil penelitian

skrining fitokimia, ekstrak etanol bunga nangka mengandung senyawa kimia

berupa flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin. Bukti bahwa ekstrak etanol bunga

nangka mengandung senyawa kimia berupa flavonoid, alkaloid, tanin, dan

saponin adalah:

1. Pada saat uji skrining fitokimia ekstrak etanol bunga nangka, larutan berubah

wama menjadi merahjingga yang berarti mengandung flavonoid;

2. Pada saat uji skrining fitokimia ekstrak etanol bunga nangka terbentuk

endapan putih yang berarti mengandung senyawa alkaloid;

3. Pada saat uji skrining fitokimia ekstrak etanol bunga nangka terbentuk

endapan putih yang berarti mengandung senyawa tanin;

4. Pada saat uji skrining fitokimia ekstrak etanol bunga nangka, larutan berubah

wama menjadi kuning muda yang berarti mengandung saponin.

Keempat senyawa tersebut merupakan senyawa antimikroba yang

mempengaruhi metabolisme suatu mikroorganisme, tidak terkecuali juga bakteripenyebab diare. Disamping itu juga alkaloid dan tanin termasuk dalam kelompok

obat obtipansia pencegah diare.

Uji aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka dilakukan dengan cara

memberikan secara oral oilum ricina terhadap mencit jantan sebagai penginduksi

diare. Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis 1 (20 mg/kg bb),

dosis 2 (40 mg/kg bb), dan dosis 3 (80 mg/kg bb) dengan suspensi CMC 1%

sebagai kontrol dan loperamid HCL sebagai pembanding. Parameter penelitian

yang diamati setelah pemberian oral dosis yang telah ditentukan adalah saat mulai

terjadinya diare, konsistensi feses, frekuensi diare, dan lama terjadinya diare.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa

dosis 1 (20 mg/kg bb) mempunyai efektifitas antidiare yang lemah, dosis 2 (40

mg/kg bb) mempunyai efektifitas antidiare yang sebanding atau sarna, dan dosis 3(80 mg/kg bb) mempunyai efektifitas antidiare yang kuat.

Hasil analisis statistik uji anova terhadap parameter-parameter yang diamati,

diperoleh nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan antar perlakukan aktivitas antidiare ekstrak etanol

bunga nangka terhadap mencit jantan. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh

yang signifikan antar perlakukan, dilakukan uji rata-rata Duncan. Analisis

statistik uji beda rata-rata Duncan terhadap parameter-parameter yang diamati

menunjukkan hasil bahwa pemberian dosis 1(20 mg/kg bb), dosis 2 (40 mg/kg

bb), dan dosis 3 (80 mg/kg bb) dibandingkan dengan suspensi CMC 1%

menunjukkan perbedaan yang nyata, artinya dosis 1(20 mg/kg bb), dosis 2 (40

mg/kg bb), dan dosis 3 (80 mg/kg bb) sudah menunjukkan efek antidiare,

meskipun masih berbeda nyata dengan pemberian suspensi loperamid HCL.Perbedaan hasil yang diperoleh dalam penelitian disebabkan karena jumlah

kandungan senyawa antidiare pada masing-masing dosis berbeda. Semakin tinggi

dosis yang dibuat maka kandungan senyawa kimia antidiare semakin banyak,

sehingga kemampuan dalam menghambat diare semakin kuat juga.

Kemampuan aktivitas antidiare ekstrak etanol bunga nangka disebabkan

karena pada ekstrak etanol bunga nangka terkandung senyawa antidiare yang

Page 16: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 16/25

12

mampu menghambat terjadinya diare. Senyawa antidiare yang terkandung di

dalam ekstrak etanol bunga nangka adalah alkaloid dan tanin.

Alkaloid merupakan senyawa nitrogen heterosiklik yang termasuk dalam

kelompok obat obstipansia untuk terapi simtomatis yang menghentikan diare

dengan cara menekan peristaltik usus, sehingga memberikan lebih banyak waktu

untuk absorbsi air dan elektrolit oleh mukosa usus (Tan, 2002). Sedangkan tanin

merupakan senyawa yang termasuk kelompok obat obstipansia yang bersifat

astrigensia yang dapat menciutkan lendir usus sehingga dapat menekan terjadinya

diare dan meringankan keadaan diare non spesifik pada mencit (Tan, 2002).

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta pembahan yang telah

dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bunga nangka mengandung senyawa

flavonoid, tan in, alkaloid, dan saponin.

b. Ekstrak etanol bunga nangka (A. heterophylla Lmk.) mempunyai aktivitas

antidiare pada mencit (Mus musculus) jantan.c. Ekstrak etanol bunga nangka (A. heterophylla Lmk.) mempunyai aktivitas

antidiare yang signifikan pada mencit (Mus musculus) jantan pada taraf 95%

(a=0.05).

6.2 Saran

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang identifikasi senyawa kimia

(mengisolasi senyawa) yang terkandung di dalam bunga nangka untuk

mendapatkan hasil yang lebih akurat.

b. Perlu dilakukan penelitian secara in vitro ekstrak etanol bunga nangka

terhadap bakteri penyebab diare.

VII. DAFTARPUSTAKA

Candrika, 2006. Hypoglycaemic Action Of The Flavanoid Fraction of Artocarpus

heterophyllus Leaf Afr. J. Trad. CAM, 3 (2) : 42-50.

Ersam, T., 2001. Senyawa Kimia Makromolekul beberapa Tumbuhan

Artocarpus Hutan Tropika Sumatera Barat. Bandung : Disertasi ITB.

Heyne, K., 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. Jakarta: Badan Litbang

Kehutanan.

Nuri, et al., 2008. Buku Petunjuk Praktikum Fitokimia. Jember: Fakultas Farmasi

Universitas Jember.

Sriyanto. 2004. Diare Akibat Adanya Infeksi Agensi Bakteri.http://www.idhki.net

(17 September 2010).

Tan, T. H, dan Rahardja, K.2002. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan

Efek Sampinnya. Edisi Kelima. Cet. 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Gramedia.

Page 17: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 17/25

13

Lampiran A. Rancangan Penelitian

A.1 Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Nangka

Di cuci dan dikeringanginkan,-------'-------,

Sirnplisia

~ Dil Jl apkan d.engan Vacwn Evaporator

Ekstrak bung a nangka

(Artocarpus heterophylla Lmk)

A.2 Skrining Fitokimia

1) Identifikasi Alkaloid

Ekstrak bung a nangka

iArtocarpus heterophylla Lmk.)

-ditimbang sebanyak 0) g

- ditambahS m! He! 2N am 0,3 g N aC!

-dipanaskan a an di aduk s clam a 2 - 3 m enit

-disaring

2) Identifikasi Saponin

Ekstrak bunga nangka

(Artocarpus heterophylla Lmk.)

-ditimbang ± 03 g

-dilarutkan dalam 5ml etanol

-ditamhaht setetes H2S04 pekat

-dikccok

diamatipembahan warna

Page 18: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 18/25

3) Identifikasi Tanin

Bnnga nangka (Artocmpus

heterophylla Lmk.)

14

-dkambah 10 m] aegrui l ldes.pani l ls

-diaduk diandibiarkan sarnpai temperatur kamar-d ita m ba h 3 -4 te te s W% Hil len

-diaduk diandisaring

4) Identifikasi Flavonoid

Ekstrak bunga nangka

{Artocmpus heterophylla Lmk.)

- dJitimbmg ± 0,3 g

- d!itambah 3 ml N-Jh.eksana

- dikocokhingga tidak berwarna

Residu

- d!ibrutkan dalam e]<I]](J]

- ditambah 0,) ml Hell

- d!itambah 4 potong magnesium

- diencerkan dJerug<l]]air suling

- ditam bah 1 mlbutanol

A.3 Uji Aktivitas Antidiare

dirnasukkan

s ec ar a o ra l

Oleum ricini

Ekstrak nangka (Artocorpus

heterophylla Lmk. )

L op er am i d H CL ( Ko ntr ol)

S a at m u la i te rj a di n y a d ia re

Konsistensi feses

Frekuensi di a re

Lam a terj a din ya d i are

Page 19: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 19/25

Lampiran B. HasH Penelitian

B.l HasHUji Pendahuluan

Perlakuan Saat mulai terjadinya (menit)

Susp. CMC 1% bb 65,5

Susp. Loperamid 122,3

Susp. ekstrak 10 mg/kg bb 63,5

Susp. ekstrak 20 mg/kg bb 72,5

Susp. ekstrak 40 mg/kg bb 98,2

Susp. ekstrak 80 mg/kg bb ll7

B.2 Saat mulai terjadinya diare

Hewan

Perlakuan Rata-rata1 2 3 Jumlah

(menit)Susp. CMC 1% bb 55 60 60 175 58.33

Loperhamid HCL 1 mg/kg bb 120 130 130 380 126.67

Susp. ekstrak 20 mg/kg bb 70 75 75 220 73.33

Susp. ekstrak 40 mg/kg bb 100 llO llO 320 106.67

Susp. ekstrak 80 mg/kg bb llO 130 120 360 120.00

B.3 Konsistensi Feses

1) Konsistensi Feses Berlendir atau Berair

DiameterWaktu

Berat feses

Perlakuan serapan (em) terjadinya (g)(menit)

Susp. CMC 1% bb 2,3 62 0,212

Loperhamid HCL 1 mg/kg bb 1,7 ll7 0,158

Susp. ekstrak 20 mg/kg bb 2,15 67 0,216

Susp. ekstrak 40 mg/kg bb 1,95 108 0,203

Susp. ekstrak 80 mg/kg bb 1,83 ll5 0,180

2) Konsistensi Feses Lembek

DiameterWaktu Berat

Perlakuan serapan (em) terjadinya feses(menit) (g)

Susp. CMC 1% bb 1,4 220 0.133

Loperhamid HCL 1 mg/kg bb 1,1 165 0.1l3

Susp. ekstrak 20 mg/kg bb 1,3 175 0,136

Susp. ekstrak 40 mg/kg bb 1,9 180 0,122

Susp. ekstrak 80 mg/kg bb 1,5 170 0,118

15

Page 20: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 20/25

3) Konsistensi Feses Normal

DiameterWaktu

Berat fesesPerlakuan terjadinya

serapan (em)(menit)

(g)

Susp. CMC 1% bb 0 340 0,081

Loperhamid HCL 1 mg/kg bb 0 255 0,062

Susp. ekstrak 20 mg/kg bb 0 295 0,067

Susp. ekstrak 40 mg/kg bb 0 265 0,071

Susp. ekstrak 80 mg/kg bb 0 245 0,065

B.4 Frekuensi Diare

Hewan Rata-rataPerlakuan

1 2 3Jumlah

(menit)

Susp. CMC 1% bb 8 8 7 23 8

Loperhamid HCL 1 mg/kg bb 4 3 3 10 3,4Susp. ekstrak 20 mg/kg bb 6 8 6 20 4,6

Susp. ekstrak 40 mg/kg bb 4 4 5 l3 3,7

Susp. ekstrak 80 mg/kg bb 3 3 2 8 3,3

B.S Lama Diare

Perlakuan T2 Tl T2-Tl Rata2

340 62 278

Susp. CMC 1% bb 338 61 277 277,67

340 62 278

255 ll7 138

Loperhamid HCL 1 mg/kg bb 256 ll7 139 138,33

255 ll7 138

295 67 228

Susp. ekstrak 20 mg/kg bb 295 67 228 227,33

294 68 226

265 108 157

Susp. ekstrak 40 mg/kg bb 264 107 157 157,33

266 108 158

245 ll5 130

Susp. ekstrak 80 mg/kg bb 245 ll5 130 130

245 ll5 130

16

Page 21: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 21/25

Lampiran C. Hasil Analisis Uji Anova

C.I Saat mulai terjadinya diare

Hasil Analisis Uji Anova

17

sumor

Square's IF :Sig:.Between Groups

WitliiinGroup"

Irotal

10673.333

366.66"

11040.000

4 2668,333

10 36,.<6'67

14

72.773 ,000

C.2 Konsistensi Feses Berlendir atau Berair

Hasil Analisis Uji Anova

Sum of

squares :SigL

Between Groups

Withim orouos

Irotal

7800.000

1200.000

9000,000

4 1950.000

1,0 120.000

1 ,4

16250 000

C.3 Konsistensi Feses LembekHasil Analisis Uji Anova

4:800.000

33H40000

Sum of

squares df Mean :Square F SigL

With imGro u ps

rctai

Between Groups 29040.000

C.4 Konsistensi Feses Normal

4 72160,000, 15.125 000

.000

Hasil Analisis Uji Anova

<600.00019-200000

Sum of

squares dr Mean :Square F SigL

With imGro upsIrotal

Between Groups 18'600.000

C.S Frekuensi Diare

4 4650,000' 77500

Hasil Analisis Uji Anova

Sum ofSquares df Mean Square

Between Groups

With imGro u ps

Irotal

,533

C.6 Lama Diare

55.600

5,333

6,o9m

4 13_90Q,

F SigL

Hasil Analisis Uii Anova

26.063 000

4 12-255.767 26-262.357

1.0 .467

~4

Sum ofSquar,es SigL

Between Groups

Within Groups

Total

49023.'067

4.M7

49027.733

000

Page 22: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 22/25

Lampiran D. Hasil Analisis Uji Duncan

D.I Saat mulai terjadinya diare

18

Hasil Analisis Uji Duncan

PE1RLlKUAM N 2 3

58.3333U5.CMC

Ekstk20

EkstkAO

Ekstk"80

Lop.HCL

Sig: . 1.000

D.2 Konsistensi Feses Berlendir atau Berair

13.3333

106.6667

120.0000

126,.6667

_207

Hasil Analisis Uji Duncan

PElRLlKL!lPlN IN 3

S'Us:C'MC

EksU:.2(}

Ekstk ..40

LopJ-flCL

Ekstk ..80

Si ig_

3

3

3

3

3

I fH}' :(JOOO

7(} ' : (HJOO

HCHJOOO

-n20' .OOOO

1,000 290

'9(Jr.:(JOOO

D.3 Konsistensi Feses Lembek

290

Hasil Analisis Uji Duncan

PERLIKUAN

~ . - - - - - - - - r - - - - - - - ' - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - '

2 :1

3

3

:1

:1

:1

Subs et for alpha ,= , e n s

D.4 Konsistensi Feses Normal

L - - - - - - - - - ~ - - - - - - ~ - - - - - - - - ~ - - - - - - ~ - - - - - - - - ~ DJ~1

27,0,.'0000

~ ,OOO'

150'.'0000,

160,.'0000,

17'0'.'0000'

Lop_HCL

EkslUO

Eksl~_40

Eksl~20

Sus:C'MC

SigL

Hasil Analisis Uji Duncan

PERL.~LUPIN

~ . - - - - - - - . - - - - - - . - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,

2 3

Sub,sel"or alpha .= .'05,

210..'0000'

N

3

3

J

33

240.'0000

:250..'0000'

Ekslk.:80'

Lop, . IH1CL

EkstkA'O'

SU5.'CMC

Ekstk.20

SigL

300.'0000'300.'0000'

~_000'

Page 23: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 23/25

D.S Frekuensi Diare

Hasil Analisis Uji Duncan

I P E 1 R L l K L ! l A M :3

I E l < : s t k . .8 0

ILoplHCL

I E . l < : s t k . .4 0

E l < :s t k . .2 0

S~s.OMC

SigL

IN

.29C} ..124

9~bseUor alpha = .05

2

:3

3

3

3

:3

2.166673.3333 3.3333

4.3333

6..6667

7.6667

..124

D.6 Lama Diare

Hasil Analisis Uji Duncan

I R E I R L l K L ! l A ! N

D~ ~ ~ --;

5

I E I < : s U : . 8 0ILopHlCL

IEI:s!1:40'

IEI:s!I: . .2U

S'U.sDMC

S ' i ' Q .L - ~ - - - - ~ - - - - - - ~ - - - - - - ~ - - - - - - ~ ~ - - - - - - ~ - - - - - - ~ - - - - ~ D

M 1 2

S'Ubset ro:ra'i p: h a = .'05

3 rao.coee3 DB.J333

3

:3

3

157.3333

1.000' 1.000

3 4

2:27.3333

277 ..66'57

1.000 1.000.

19

Page 24: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 24/25

Lampiran E. Foto Penelitian

20

E.1 Pembuatan Simplisia dan Serbuk Bunga Nangka

a

Keterangan:

(a) Simplisia bunga nangka yang telah dkeringanginkan

(b) Serbuk bunga nangka yang telah diblender

E.2 Proses Maserasi, Filtrasi, dan Penguapan Dengan Rotary Evaporator

Keterangan:

(a) Maserasi; (b) Filtrasi dengan kertas saring; (c) Filtrasi yang dilanjutkan

dengan penguapan hasil filtrasi dengan rotary evaporator; (d) Ekstrak etanol

bunga nangka

E.3 Proses Skrining Fitokimia (Identifikasi Alkaloid, Tanin, Saponin, dan Flavonoid)

a b c d e

Keterangan:

(a) Penimbangan ekstrak; (b) Hasil skrining fitokimia senyawa saponin; (c)

Hasil skrining fitokimia senyawa alkaloid; (d) Hasil skrining fitokimia senyawa

tannin; (e) Hasil skrining senyawa Flavonoid.

Page 25: LAPORAN AKHIR PKMP

5/17/2018 LAPORAN AKHIR PKMP - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-akhir-pkmp-55ab5942082e4 25/25

21

E.4 Proses Pembuatan Dosis Uji

a b

Keterangan:

(a) Pengenceran ekstrak untuk pembuatan dosis

(b) Dosis yang telah dibuat dan siap diujikan

E.S Proses Pemuasan Mencit dan Pengujian Akhir

a b c d

Keterangan:

(a) Pemuasan mencit; (b) Pemotongan gigi mencit; (c) dan (d) Penyondean dosisekstrak etanol bunga nangka ke dalam tubuh mencit secara oral

E.6 Konsistensi Feses Mencit Jantan

a b c

Keterangan:

(a) Konsistensi feses belendir/berair; (b) Konsistensi feses lembek; (c)

Konsistensi feses normal.