Laporan akhir

47
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ..................................................... ........................................................... I.2 Rumusan Masalah ...................................................... ..................................................... I.3 Tujuan Penelitian ................................................... .......................................................... I.4 Manfaat Penelitian ................................................... ........................................................ 1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................... ................................................ 1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................... ................................................ 1

Transcript of Laporan akhir

Page 1: Laporan akhir

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ................................................................................................................

I.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................

I.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................................

I.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................................................

1.4.1 Manfaat Teoritis .....................................................................................................

1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................................

1.5 Metode Penelitian ............................................................................................................

a. Jenis Penelitian ............................................................................................................

b. Subyek Penelitian ........................................................................................................

c. Lokasi Penelitian .........................................................................................................

d. Strategi Penelitian .......................................................................................................

I.6 Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................................

a. Wawancara ..................................................................................................................

b. Observasi .....................................................................................................................

I.7 Teknik Penentuan subjek ...........................................................................................

1.8 Teknik Analisa Data ........................................................................................................

1

Page 2: Laporan akhir

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

II.1 Kajian Pustaka

II.1.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................................

II.1.2 Definisi konsep ......................................................................................................

II.2 Landasan Teori

II.2.1 Teori Tindakan Voluntaristik...............................................................................

II.2.2 Kerangka Pikir ………………………………………………………………….

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Wilayah............................................................................................................

III.1.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian ......................................................................

III.2 Deskripsi Malang Town Square ......................................................................................

III.2.1 Sejarah Malang Town Square ..............................................................................

III.2.2 Profil Malang Town Square .................................................................................

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

IV.1 Penyajian Data

IV.1.1 Perubahan Sistem Parkir Kendaraan Roda 4........................................................

IV.1.2 Gambaran Umum Informan..................................................................................

IV.1.3 Gambaran Umum Lahan Parkir............................................................................

IV.1.4 Hasil wawancara dari informan.............................................................................

IV.2 Analisa Data

IV.2.1Persepsi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4 .................................

IV.2.2 Persperktif Teori Tindakan Voluntaristik ............................................................

2

Page 3: Laporan akhir

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan ......................................................................................................................

V.2 Saran ................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

3

Page 4: Laporan akhir

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan kota di Indonesia saat ini semakin maju, seperti pembangunan pusat-

pusat perbelanjaan modern yang sering kita sebut “mall” terus menjamur di mana-mana,

penambahan jumlah kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor terus bertambah

banyak seiring dengan itu kebutuhan tempat penitipan kendaraan atau yang biasa di sebut

tempat “parkir” kendaraan juga meningkat. Meningkatnya jumlah kendaraan dari tahun ke

tahun membuat permasalahan pada kota-kota besar sehubungan lahan parkir, Hal ini

disebabkan kemajuan ekonomi yang kemudian meningkatkan penjualan kendaraan bermotor.

Akan tetapi pertambahan jumlah tersebut tidak diikuti dengan sistem yang baik untuk lahan

parkir. Sistem parkir di mall atau supermarket saat ini juga cenderung masih belum tertata

dengan baik .

Sistem perparkiran yang digunakan di mall yang semakin banyak pada saat ini

cenderung masih menggunakan sistem karcis. Pengelola lahan parkir disini hanya

memberikan karcis parkir kepada pengunjung sebagai bukti parkir kendaraan dengan

bertuliskan tarif parkir yang sudah ditentukan dan data kendaraan pun sudah otomatis ter-

input ke dalam komputer. Sementara itu jangka waktu parkir kendaraan tersebut tidak

dibatasi sehingga pengunjung lain yang datang merasa kesulitan karena lahan parkir yang ada

tidak cukup untuk menampung kendaraan pengunjung yang datang. Dengan demikian maka

banyak badan jalan yang digunakan sebagai lahan parkir dan bahkan tidak jarang para

pengunjung kembali dan tidak jadi mengunjungi mall tersebut karena tidak adanya lahan

parkir yang memadai.

Hal ini dikarenakan banyaknya pengunjung yang setiap harinya bertambah , yang juga

mempengaruhi volume kendaraan yang semakin bertambah , sedangkan daya tampung

kendaraan pun kurang luas dan kurang memadai . Tingkat kunjungan yang tinggi biasanya

pada akhir minggu atau hari libur seperti hari sabtu dan minggu. Kurang baiknya pengolahan

dan sistem perpakiran yang ditetapkan mengakibatkan kurang antusiasnya masyarakat untuk

mengunjungi mall tersebut dan juga mempengaruhi fluktuasi pengunjung yang menggunakan

kendaraan bermotor. Fluktuasi pengunjung yang menggunakan kendaraan merupakan salah

satu indikator belum stabilnya tingkat kepuasan pengunjung.

4

Page 5: Laporan akhir

Beberapa Mall ataupun supermarket membuat lahan parkir berupa pelataran parkir

yang terbuka atau berbentuk gedung bertingkat , pada umumnya lahan parkir itu dibuat hanya

untuk kepentingan awal saja tetapi tidak memikirkan kemungkinan pengembangan dan

kebutuhan yang akan datang . Pada dasarnya di beberapa mall atau supermarket telah

mencoba menjalankan sistem parkir yang baik yang bertujuan untuk mengontrol penggunaan

lahan parkir baik pada lahan yang terbuka ataupun di dalam gedung. Bahkan pengelola mall

atau supermarket juga telah mencoba menerapkan sistem baru yang dirasa lebih baik, seperti

menggunakan sistem parkir terhadap waktu. Salah satunya mall di kota Malang yang biasa

disebut dengan Malang Town Square ( MATOS ) .

Malang Town Square, yang letaknya berada di jalan Veteran ini merupakan salah satu

kawasan pendidikan terbesar, karena di sepanjang jalan ini terdapat 3 universitas besar,

sekolah-sekolah, tempat kursus dan bimbingan belajar. Dengan berbagai macam tawaran

menarik yang diberikan oleh Malang Town Square seperti pusat perbelanjaan, pusat

penjualan elektronik, food center, arena bermain, book store, bioskop 21 dan masih banyak

lagi fasilitas lain yang ditawarkan dengan tentunya kemudahan dan kenyamanan dalam

berbelanja serta areal parkir yang luas tentunya akan banyak menarik minat masyarakat untuk

datang untuk sekedar jalan-jalan, refreshing, ataupun berbelanja. Jangkauan konsumen yang

hendak dibidik juga beraneka ragam, dari kalangan pelajar, mahasiswa, anak-anak, ibu rumah

tangga maupun kalangan pedagang dan pengusaha.

Akibat dari usaha konsumen dalam memenuhi kebutuhannya maka menimbulkan

pergerakan tarikan minat masyarakat sekitar jalan veteran untuk berkunjung ke Malang Town

Square sehingga berpengaruh juga terhadap volume kendaraan bermotor setiap harinya,

sedangkan daya tampung areal parkir kendaraan bermotor yang kurang karena meningkatnya

volume pengunjung juga menjadi masalah dan pertimbangan untuk merubah sistem

perpakiran yang sudah ada yaitu perubahan sistem parkir menggunakan karcis ke sistem

parkir terhadap waktu.

Akan tetapi, sistem parkir terhadap waktu ini hanya diperuntukkan pada pengunjung

yang menggunakan kendaraan roda 4. Dengan adanya sistem baru ini , para pengunjung

kendaraan roda 4 seakan diberi batas untuk memarkir mobilnya sesuai dengan waktu yang

ditentukan. Perubahan ini tentunya membawa dampak positif dan negatif. Oleh sebab itu

dibutuhkan sistem yang mudah diterapkan serta efisien dan tidak memakan biaya besar

sehingga tidak merugikan para pengunjung serta mampu menyelesaikan masalah sistem

perparkiran agar lebih murah dan lebih baik.

5

Page 6: Laporan akhir

I.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perubahan sistem parkir kendaraan roda 4 terhadap waktu di Malang Town

Square ?

2. Bagaimana persepsi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4 setelah

diberlakukannya sistem parkir terhadap waktu tersebut ?

I.3 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini tentunya ada tujuan yang ingin dicapai yaitu :

1. Mengetahui bagaimana perubahan sistem parkir kendaraan roda 4 terhadap waktu

yang ada di Malang Town Square.

2. Mengetahui bagaimana persepsi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4

setelah diberlakukannya sistem parkir terhadap waktu tersebut.

1.4.1 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk lebih memahami teori tindakan voluntaristik yang dicetuskan Talcot Parson

I.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah wawasan ilmu

pengetahuan baik dari segi teori maupun praktek yang didapat dari pengalaman untuk

mengetahui bagaimana perubahan dan persepsi pengunjung mengenai sistem parkir

kendaraan roda 4 terhadap waktu yang ada di Malang Town Square. Dalam praktek,

diharapkan dapat menambah pengetahuan dan penerapan dalam keterlibatan kegiatan sebuah

perusahaan pada saat proses pengambilan keputusan dan kebijakan guna mencapai tujuan

perusahaan khususnya yang bergerak dalam sektor industri.

b. Bagi Perusahaan

Memberikan suatu sumbangan pikiran dan pandangan mengenai sistem parkir

kendaraan roda 4 terhadap waktu yang digunakan sehingga dapat dijadikan pertimbangan

untuk mengantisipasi dan mengembangkan kreatifitas agar mampu tetap bertahan di pasar

nasional.

6

Page 7: Laporan akhir

c. Bagi Pihak lain / Universitas

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi rekan – rekan sesama

mahasiswa yang sedang melakukan atau mengadakan penelitian terhadap permasalahan yang

sama.

I.5 Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Kualitatif , Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif

dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Penelitian kualitatif juga

merupakan suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya

peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan

orang-orang di tempat penelitian. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan

dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus

penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

Metode ini lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu

masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini

lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji

masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah

satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya1.

Strategi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

b. Subyek Penelitian

Subjek penelitian menurut “Amirin (1986)” merupakan seseorang atau sesuatu

mengenai yang mengenainya ingin diperoleh keterangan2. Subjek penelitian dalam penelitian

ini memiliki peran yang sangat penting strategis karena pada subjek penelitian itu data

tentang variabel yang akan diamati. Bisa dikatakan bahwa subjek penelitian adalah individu,

benda, atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam

pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian disebut dengan istilah informan, yaitu orang

memberi informasi tentang data yang diinginkan peneliti baerkaitan dengan penelitian yang

sedang dilaksanakannya.

1 Drs.Sumanto.M.A. , 1995 , Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan , Yogyakarta : Andi Offset.2 http://rahmayanisembiring.blogspot.com/2012/12/subjek-penelitian.html diakses 14/05/2013 jam 19.00

7

Page 8: Laporan akhir

Dalam penelitian tentang persepsi pengunjung tentang perubahan sistem parkir ini

peneliti menggunakan menggunakan criterion-based selection (Muhajir, 1993)3, yang

didasarkan pada asumsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang

diajukan yaitu pengunjung Malang Town Square yang menggunakan kendaraan roda 4.

c. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang saya ambil adalah lahan parkir di dalam area Mall Malang

Town Squre yang berada di kota Malang. Alasan pemilihan lokasi tersebut karena

ketertarikan saya terhadap adanya perubahan sistem parkir kendaraan roda 4 yang

menggunakan waktu. Sistem parkir terhadap waktu tersebut belum sepenuhnya diterapkan

pada mall – mall lain yang ada di kota Malang, sehingga menurut saya hal ini menarik untuk

dikaji lebih lanjut.

d. Strategi Penelitian

Penelitian menggunakan deskriptif kualitatif adalah penelitian yang mendeskripsikan

data apa adanya dan menjelaskan data atau kejadian dengan kalimat-kalimat penjelasan

secara kualitatif4. Deskriptif kualitatif adalah metode untuk menyelidiki objek yang tidak

dapat diukur menggunakan angka – angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksakta, jenis

penelitian ini berusaha menggambarkan suatu gejala sosial dan menafsirkan penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.

Deskriptif kualitatif terkait dengan tujuan penelitian yaitu menjelaskan penyebab-

penyebab gejala sosial serta keterkaitan sebab akibat dengan gejala sosial lainnya (Sitorus,

1998). Dalam hal ini menjelaskan mengenai sistem parkir terhadap waktu yang ada di

Malang Town Square kota malang dengan strategi penelitian fenomenologi , dimana

fenomenologi merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti mengidentifikasi

hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Memahami pengalaman-

pengalaman hidup manusia menjadikan filsafat fenomenologi sebagai suatu metode

penelitian yang prosedur-prosedurnya mengharuskan peneliti untuk mengkaji sejumlah

subjek dengan terlibat secara langsung dan relatif lama di dalamnya untuk mengembangkan

pola-pola dan relasi-relasi makna. Dalam Proses ini, peneliti mengesampingkan terlebih

dahulu pengalaman-pengalaman pribadinya agar ia dapat memahami pengalaman-

pengalaman partisipan yang diteliti.

3 Idrus, Muhammad, (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.4 http://ismuhafia.blogspot.com/2011/12/penelitian-deskriptif-kualitatif.html diakses tgl 14/05/2013

8

Page 9: Laporan akhir

I.6 Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.

Wawancara mendalam dilakukukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lam

bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak terjadi pada wawancara

pada umumnya. Teknik wawancara yang digunakan dengan petunjuk umum wawancara,

dimana sebelum bertemu dengan informan, peneliti mempersiapkan berbagai hal yang akan

ditanyakan sehingga berbagai hal yang ingin diketahui dapat lebih terfokus.

b. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan

secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Observasi juga merupakan alat

pengumpul data yang dilakukan secara sistematis.

Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga dapat diulangi

kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk ditafsirkan secara

ilmiah.Tujuan dari observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara

langsung di lapangan atau tempat penelitian.

I.7 Teknik Penentuan Subjek

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik penentuan subjek secara purposive

sampling. Purposive sampling , secara bahasa kata purposive berarti sengaja . Jadi bisa

dikatakan bahwa purposive sampling adalah penarikan sample yang dilakukan dengan cara

memilih subjek secara sengaja berdasarkan kriteria spesifik yang sudah ditetapkan

sebelumnya . Alasan pemilihan menggunakan teknik purposive sampling adalah untuk

mendapatkan sampel yang benar-benar sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

9

Page 10: Laporan akhir

Adapun ciri-ciri subjek yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

- Pengunjung Malang Town Square

- Pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4

I.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menganallisis data dengan data reduksi data yang

didapat dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Data yang

dikumpulkan selama mengadakan penelitian diolah dan dianalisis dengan penuh ketelitian,

keuletan dan secara cermat sehingga mendapatkan suatu kesimpulan tentang obyek-obyek

penelitian yang baik. Menurut Nazir (1983 : 358) “Analisis data adalah mengelompokkan,

membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk

dibaca”.5 Berdasarkan definisi tersebut, analisis data adalah suatu cara untuk mengolah dan

memaparkan data secara terorganisir dan sistematis6.

Dalam pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian peneliti menggunakan

aturan-aturan yang ada sesuai dengan metode penelitian yang digunakan. Dalam data ini

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih mengacu pada pengungkapan data

sesuai dengan realita dan tidak menggunakan data statistik. analisis data yang digunakan

adalah analisis deduktif. Analisis deduktif artinya menguraikan peristiwa yang bersifat umum

untuk kemudian mengumpulkannya dengan sifat khusus. Analisis data merupakan langkah

lanjutan dari kegiatan pengumpulan data. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan

maksud agar data itu mempunyai arti dan mampu memberikan keterangan tentang populasi.

5 Burhan Bugin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 192.6 Ibid.,196-198

10

Page 11: Laporan akhir

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Kajian Pustaka

II.1.1 Penelitian Terdahulu

“Kecukupan Parkir disekitar Kawasan Pasar Gede Solo”

Kendaraan tidak mungkin bergerak terus menerus, pada saatnya harus berhenti

sementara atau berhenti lama (parkir), yaitu keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang

tidak bersifat sementara (PP nomor 43 tahun 1993). Fasilitas parkir harus tersedia ditempat

tujuan (perkantoran , pertokoan, tempat hiburan atau rekreasi dan lain-lain) dan dirumah

(berupa garasi atau latar parkir) apabila tidak tersedia maka ruang jalan akan menjadi tempat

parkir.

Perparkiran telah menimbulkan persoalan dibanyak kota besar karena keterbatasan

ruang kota. Ketiadaan dan ketidakcukupan fasilitas parkir (pelataran atau gedung) dikawasan

tertentu dalam kota, menyebabkan jalan menjadi tempat parkir. Hal ini dikarenakan sistem

parkir yang kurang baik sehingga menimbulkan permasalahan mengenai lahan parkir.

Aktivitas suatu pusat kegiatan akan menimbulkan aktivitas parkir kendaraan. Hal ini akan

menimbulkan masalah antara lain :

1. Permintaan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir diluar badan jalan yang

tersedia sehingga meluap kebadan jalan. Luapan parkir di badan jalan akan

mengakibatkan gangguan kelancaran arus lalu lintas.

2. Tidak tersedianya fasilitas parkir di luar badan jalan sehingga bangkitan parkir secara

otomatis memanfaatkan badan jalan untuk parkir.

Kedua masalah parkir tersebut secara umum terjadi pada hampir semua ruas jalan,

lebih-lebih daerah pertokoan dan perkantoran serta sekolah, yang mempunyai permintaan

parkir di badan jalan cukup besar. (Ahmad Munawar,2004)

Setiap pelaku lalu lintas mempunyai kepentingan yang berbeda dan menginginkan

fasilitas parkir sesuai dengan kepentingannya. Selain itu lokasi tempat parkir dengan tempat

yang dituju harus berada dalam jarak yang dapat di jangkau dengan berjalan kaki, karena

kebutuhan tempat parkir adalah fungsi dari kegiatan makin terhimpun kegiatan disuatu

tempat seperti halnya di pusat kegiatan kota semakin besar pula kebutuhan akan tempat

parkir.

11

Page 12: Laporan akhir

Perlu dilakukan pengendalian terhadap kendaraan yang parkir di jalan dengan berbagai

macam cara, antara lain dengan pembatasan waktu atau lama parkir dan penerapan denda

bagi yang lewat batas waktu, larangan parkir di sejumlah ruas jalan, serta penerapan tarif dan

denda yang tinggi.

II.1.2 Definisi Konsep

Kata kunci : Sistem , Parkir, Sistem Parkir , dan Mall

Sistem adalah suatu himpunan suatu benda nyata atau abstrak yang terdiri dari bagian

–bagian atau komponen - komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan,

saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai

tujuan tertentu secara efisien dan efektif.

Menurut Richardus Eko Indrajit, (1999) Kata ‘sistem’ mengandung arti kumpulan

dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya7. Sistem

informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau

organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.

Komponen-komponen lainnya adalah: proses dan prosedur, struktur organisasi, sumber daya

manusia, produk, pelanggan, supplier, rekanan, dan lain sebagainya. Jadi, suatu sistem

informasi dalam perusahaan atau organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen-

komponen yang ada, sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan suatu informasi yang berguna

(akurat, terpercaya, detil, cepat, dan relevan) untuk lembaga yang bersangkutan.

Terdapat dua pendekatan di dalam mendefinisikan sistem , yaitu yang menekankan

pada prosedur dan yang menekankan pada komponen atau elemennya . Pendekatan sistem

yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan suatu sistem adalah suatu jaringan

kerja dari prosedur yang saling berhubungan , berkumpul bersama – sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan , pendekatan

sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponenya mendefinisikan sistem sebagai

kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu sasaran tertentu.

7 http://www.dysuryaputra.com/2013/03/pengertian-sistem-menurut-para-ahli.html diakses 14/05/2013 jam 21.00

12

Page 13: Laporan akhir

Sedangkan pengertian sistem menurut para ahli :

L. James Havery

Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu

rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk

berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

2. John Mc Manama

Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-

fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai

suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

3. C.W. Churchman

Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk

melaksanakan seperangkat tujuan.

4. J.C. Hinggins

Menurutnya system adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.

5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict

Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling

berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari

satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

Menurut Miftahol Arifin, 2009. Setidaknya didalam sistem memiliki empat ciri yaitu :

a. Adanya sekumpulan elemen,

b. Adanya interaksi antara elemen tersebut,

c. Mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan,

d. Situasi dan kondisi yang kompleks.

Karakteristik sistem mempunyai :

1. Komponen sistem (component), komponen sistem adalah kumpulan komponen atau

subsistem yang saling berinteraksi atau bekerja sama.

2. Batas sistem (boundary), yang membatasi antara komponen atau sub sistem satu

dengan subsistem yang lain atau membatasi suatu sistem dengan sistem lain atau

lingkungan luar

3. Lingkungan luar sistem (enviroment) , yaitu lingkungan yang selalu mempengaruhi

operasi dari sitem tersebut.

13

Page 14: Laporan akhir

4. Penghubung sistem (interface), merupakan suatu media yang menhubungkan antara

subsistem yang satu dengan yang lain sehingga antar subsistem dapat saling

bekerjasama.

5. Masukan sistem (input), yaitu sesuatu yang berasal dari subsistem dan dimasukkan

dalam suatu sistem agar dapat menghasilkan suatu keluaran yang berguna.

6. Keluaran sistem (output) adalah hasil proses dari suatu masukan.

7. Pengolahan sistem (processing),yaitu suatu bagian yang akan mengubah atau

memproses suatu masukan menjadi suatu keluaran.

8. Sasaran (goal), merupakan hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.

9. Strategi (strategy), untuk mencapai sasarna yang diinginkan diperlukan suatu strategi

agar sasaran tersebut dapat tercapai.

Klasifikasi sistem terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Sistem abstrak yang berupa gagasan atau ide.

2. Sistem alamiah yang terjadi melalui proses alam dan bukan dirangcang oleh manusia

seperti sistem matahari , sistem luar angkasa , dan sistem reproduksi.

3. Sistem buatan manusia seperti sistem organisasi (perpustakaan) , sistem komunikasi

(telepon) , sistem keuangan (akuntansi , inventori,buku besar) dan lain sebagainya.

4. Sistem tertentu, beroperasi dengan tingkah laju yang dapat diprediksi

5. Sistem tertutup yang tidak berhubungan dan tidak berpebgaruh dengan dunia luar.

Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan

tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur

sehingga berada di antara antar toko-toko kecil yang saling berhadapan . Karena bentuk

arsitektur bangunannya yang melebar luas umumnya sebuah mall memiliki tinggi tiga lantai.

Mall juga bisa disebut sebagai komplek pertokoan yang dikunjungi untuk membeli atau

melihat dan membandingkan barang-barang dalam memenuhi kebutuhan ekonomi sosial

masyarakat serta memberikan kenyamanan dan keamanan berbelanja bagi pengunjung.

Mall adalah kata serapan dari bahasa Inggris. “Mall” yang diterjemahkan menjadi

gedung atau kelompok gedung yg berisi macam-macam toko dengan dihubungkan oleh

lorong/koridor . Istilah Mall kemudian digunakan untuk suatu kawasan belanja yang terdapat

dalam suatu gedung / kompleks yang dinaungi oleh atap. Mall terdiri dari beberapa macam

yaitu:

14

Page 15: Laporan akhir

1.  Community mall, biasanya terdapat di sebuah distrik atau kawasan permukiman

tertentu dengan tujuan untuk melayani masyarakat di sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan

baik selaku pusat belanja.

2. City mall, biasanya jauh lebih besar dibanding community mall, karena bertugas

untuk melayani aktivitas masyarakat di kota (pinggiran) dengan wilayah-wilayah pemukiman

yang tersebar.

3. Regional mall, jauh lebih besar dari city mall dan menjadi semacam ikon

(trademark) dari suatu kota (pusat). Daya tarik dari trademark ini sedemikian kuatnya

sehingga orang luar yang berkunjung seolah-olah memiliki kewajiban untuk mengunjungi

regional mall dari kota yang bersangkutan.

4. Entertainment mall dan Leisure mall. Mall jenis ini umumnya lebih

mengedepankan fasilitas hiburan dibanding dengan fasilitas belanjanya.

Selain mall, fasilitas gedung kawasan belanja kadang disebut plasa (asal kata dari

bahasa Spanyol, plaza) dan square (asal kata dari bahasa Inggris). Baik plasa maupun square

sebetulnya merujuk pada suatu lapangan terbuka yang ditujukan bagi masyakarakat untuk

melakukan berbagai aktivitas.

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena

ditinggalkan oleh pengemudinya.8 Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah jalan raya

namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama

dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung.Termasuk

dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu

baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk

kepentingan menaikkan atau menurunkan orang atau barang.

Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan tentang pengertian parkir yakni,

kegiatan menghentikan kendaraan dengan beberapa lamanya. (1982 : 712)

Lahan parkir adalah tempat memberhentikan dan menyimpan kendaraan (mobil,

sepeda motor, sepeda, dan sebagainya) untuk sementara waktu pada suatu ruang tertentu

dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung kendaraan dan kebutuhan. Ruang

tersebut dapat berupa tepi jalan, garasi atau pelataran yang disediakan untuk menampung

kendaraan.

8 http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir

15

Page 16: Laporan akhir

Pengendalian atau pengelolaan perparkiran diperlukan untuk :

a. Mencegah atau menghilangkan hambatan lalu lintas

b. Mengurangi kecelakaan

c. Menciptakan kondisi agar petak parkir digunakan secara efektif dan efisien

d. Memelihara keindahan lingkungan

e. Menciptakan mekanisme penggunaan jalan secara efektif serta efisien, terutama pada

ruas jalan tempat terjadinya kemacetan lalu lintas.

Sistem Parkir merupakan sebuah sistem yang bertujuan utama untuk mengelola dan

mengatur lalu lintas penggunaan lahan parkir. Tujuan lain adanya sistem ini adalah sebagai

fasilitas yang memudahkan para pengemudi kendaraan berinteraksi dengan gedung parkir

mulai dari memasuki gedung parkir, mendapat lahan parkir hingga keluar gedung. Sistem ini

dapat juga berguna sebagai media kontrol bagi pengelola gedung parkir agar lahan yang

tersedia digunakan secara optimal untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan jumlah

pengunjung.

Sistem Parkir terdiri dari 2 jenis yaitu Parkir di badan jalan (on street parking) dan

parkir di luar badan jalan (off street parking9). On Street parking membutuhkan badan jalan

sebagai tempat parkirnya, contoh adalah parkir di depan pertokoan di mana kendaraan

berhenti di pinggir jalan. Sedangkan untuk off street parking tidak membutuhkan badan jalan

sebagai tempat parkir melainkan disiapkan tempat parkir khusus misalnya halaman parkir

kantor, parkiran mall dan lain sebagainya.

II.2. Landasan Teori

II.2.1 Teori Tindakan Voluntaristik

Dalam penelitian ini saya menggunakan teori-teori sosial yang ada yaitu

menggunakan teori aksi (action theory) , dimana menurut Parson teori aksi ini menuju ke titik

sentral konsep perilaku voluntaristik. Konsep ini mengandung pengertian kemampuan

individu menentukan cara dan alat dari sejumlah alternative yang tersedia dalam rangka

mencapai tujuan.10

Model Perilaku Voluntaristik Parsons

9 http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2327884-pengertian-masalah-kebutuhan-sistem-parkir/10 Jonathan Turner, The Structure of Sosiological, hlm 30

16

Page 17: Laporan akhir

II.2.2 Kerangka Pikir

Dapat dilihat dari bagan diatas, dapat dilihat bahwa actor memiliki tujuan, dimana

untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut melalui alat / sarana yang digunakan serta terikat oleh

nilai-nilai atau norma dan kondisi situasional.

Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan perubahan system parkir kendaraan roda 4 di

Malang Town Square maka, actor disini yaitu pengunjung Matos, dimana manajemen dari

matos tersebut memiliki alat untuk mencapai tujuan, dimana tujuannya adalah menambah

pendapatan serta meningkatkan kenyamanan para pengunjung lain yang menggunakan

kendaraan roda 4.

Alat yang dipakai untuk mencapai tujuan ini adalah system parkir kendaraan roda 4

terhadap waktu, dimana sistem ini berupa pembatasan waktu terhadap para pengunjung untuk

memarkir kendaraannya sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Adapun aturan (nilai-nilai/norma-norma) yang harus ditaati oleh para pengunjung

adalah jika memarkir kendaraan lebih dari waktu yang sudah ditentukan, maka pengunjung

tersebut harus membayar kelebihan waktu tersebut sesuai tariff yang berlaku.

BAB III

17

ORIENTASI NORMATIF

NORMA , NILAI DAN IDE-IDE

AKTOR TUJUAN

KONDISI SITUASIONAL

Alat (Sarana)1

Alat (Sarana)3

Alat (Sarana)2

Alat (Sarana)4

Page 18: Laporan akhir

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Deskripsi Wilayah

III.1.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian

Letak Geografis Malang Town Square

Malang town square atau yang basa dikenal dan disebut Matos merupakan salah satu

pusat perbelanjaan terbesar yang ada di kota Malang. Letaknya pun strategis dan tidak jauh

dari sarana pendidikan, karena lokasinya sangat berdekatan dengan wilayah perkantoran dan

3 perguruan tinggi terkemuka di Kota Malang dan sekitarnya banyak daerah mahasiswa dan

penduduk yaitu di Jalan Veteran no.2 Malang.

III.1.2 Deskripsi Malang Town Square

III.2.1 Sejarah Malang Town Square

Malang Town Square (atau disingkat MATOS) adalah pusat perbelanjaan terlengkap

yang didirikan pada tahun 2005, pada awalnya pendirian mall ini memang cukp membuat

kontroversi mengingat lokasinya yang menyimpang dari wilayah tata kota , yaitu didirikan di

wilayah pendidikan kota malang. Dilihat dari ujung jalan Bandung hingga jalan veteran

hampir semua dipadati oleh bangunan institusi pendidikan , pada awalnya banyak yang

memprotes tetapi akhirnya MATOS bisa didirikan dan MATOS telah tumbuh menjadi pusat

belanja favorit warga Malang, bahkan menjadi salah satu ikon wisata Kota Malang.

III.2.2 Profil Malang Town Square

Matos sendiri terdiri dari tiga lantai, bangunannya pun cukup luas yang terdiri dari

foodcourt, hypermart , gramedia , pizza hut , toko-toko yang menjual berbagai macam pernak

pernik , handphone , toko musik , baju , optik , KFC , dan lain – lain. Sarana dan prasarana di

MATOS cukup bagus dan memadai , namun tidak ada fasilitas toilet gratis. Fasilitas

beribadah seperti musola untuk umat islam pun sudah cukup bagus dan luas.

Specifikasi lahan

18

Page 19: Laporan akhir

Luas Area : 47.500 m2

Toko : 760 Unit

Lantai : (3) Lower Ground  

Ground Floor  

Upper Ground

Lahan Parkir : 7 Lantai inside (bertingkat)

Daya tampung kendaraan roda 2 : 2000 unit

Daya tampung kendaraan roda 4 : 4000 unit

BAB IV

19

Page 20: Laporan akhir

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

IV.1 Penyajian Data

IV.1.1 Perubahan Sistem Parkir Kendaraan Roda 4

Sistem perparkiran yang digunakan di matos ini dulu menggunakan sistem karcis.

Pengelola lahan parkir disini hanya memberikan karcis parkir kepada pengunjung sebagai

bukti parkir kendaraan dengan bertuliskan tarif parkir yang sudah ditentukan dan data

kendaraan pun sudah otomatis ter-input ke dalam komputer.

Banyaknya pengunjung yang setiap harinya bertambah juga mempengaruhi volume

kendaraan roda 4 yang semakin meningkat, sedangkan daya tampung kendaraan roda 4 pun

kurang luas dan kurang memadai. Oleh karena itu pihak manajemen menerapkan sistem

perparkiran baru yaitu sistem parkir terhadap waktu pada kendaraan roda 4. Sistem ini

memberikan batas waktu parkir kepada pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4

dengan ketentuan sebagai berikut :

KETENTUAN SISTEM PARKIR TERHADAP WAKTU PADA KENDARAAN RODA 4

Tarif parkir : Rp.5000,00

Waktu parkir maximal : 2 jam

Jika melebihi batas maximal : Rp.1000,00 /jam

IV.1.2 Gambaran Umum Lahan Parkir

Area parkir matos cukup luas namun masih kurang luas jika dibandingkan dengan

volume kendaraan yang masuk ke dalamnya, apalagi pada saat weekend , terutama areal

parkir sepeda motor. Seringkali area parkir sepeda motor di matos sudah penuh sesak,

sehingga mau tidak mau harus parkir di tempat parkir luar gedung mall. Demikian juga untuk

area parkir mobil , dengan volume kendaraan roda 4 yang semakin terus bertambah dan tidak

adanya area parkir di luar gedung mall untuk mobil menyulitkan pengunjung untuk memarkir

kendaraan mereka. Mall ini memiliki fasilitas parkir dengan daya tampung 4.000 kendaraan.

Lahan parkir kendaraan roda 4 di Malang Town Square ini ada 7 lantai bertingkat

yang berada di area dalam gedung. Lahan parkir yang dibangun di dalam area gedung

20

Page 21: Laporan akhir

memudahkan pengunjung untuk keluar masuk ke mall utama karena di tiap lantai dekat

dengan pintu masuk yang mudah terjangkau dan juga mempermudah pengunjung untuk lebih

cepat menuju kendaraan jika membawa banyak belanjaan dengan troly, selain itu lahan parkir

yang dibuat sedemikian rupa bertujuan untuk memudahkan pengunjung yang menggunakan

kursi roda untuk menjangkau pintu masuk kedalam mall utama.

IV.1.3 Gambaran Umum Informan

Gambaran umum informan dalam penelitian ini yaitu beberapa individu yang berasal

dari suatu populasi pengunjung matos yang menggunakan kendaraan roda 4 . Informan yang

saya ambil sementara adalah 4 orang, diantaranya 1 orang pengunjung dari luar kota malang

dan 3 orang pengunjung asli kota Malang.

Nama-nama informan dalam penelitian :

1. Bapak Suko budi

2. Bapak Agus heri

3. Bapak Bioro

4. Ibu Khanifah (pengunjung dari surabaya)

5. Affandi

6. Rahman

7. Frananda

8. Nurul

9. Angga

10. Pak Bambang

IV.1.4 Hasil wawancara dari informan

21

Page 22: Laporan akhir

Pada penelitian ini peneliti mencoba bertanya mengenai pendapat tentang perubahan

sistem parkir kendaraan roda 4 dari sistem karcis ke sistem waktu.

a. Hasil wawancara dengan informan 1 ( Bapak Suko ) sebagai berikut :

“yaa, seminggu bisa sampe 2 ato 3 kali mbak kesini buat beli kebutuhan ,apalagi saya

baru punya cucu, jadi belanja keperluan bayi disini lebih murah, kadang juga jalan-

jalan sama keluarga, ya gak Cuma 1-2 jam mbak kadang lebih, banyak yang dicari.”

“ kalo masalah parkir disini kadang tarifnya gak tentu mbak,kadang saya juga pernah

sampe 7-8ribuan. Kayaknya semakin lama semakin mahal, padahal keamanannya ya

tetap saja, malah seperti dibatasi jam belanjanya,yaa agak tidak nyaman ”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Suko pada tanggal 11 mei, sekitar pk.18.30 di

foodcourt Malang Town Square )

b. Hasil wawancara dengan informan ke 2 ( Bapak Agus heri ) sebagai berikut :

“ Hampir 2kali seminggu dek kesini tapi ya gak lama paling cuma cari kaset dvd di

flamboyan trus pulang, saya kan kalo beli kaset disini sudah langganan jadi ya hampir 2-

3 kai seminggu”

“kalo masalah sistem parkir menurut saya gak papa seperti ini , kita bayar Rp.1000,00

untuk kelebihan perjamnya asal keamanan dan kenyamanan lebih ditingkatkan”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Agus Heri pada tanggal 11 mei, sekitar

pkl.20.00 di foodcourt Malang Town Square )

c. Hasil wawancara dengan informan ke 3 ( Bapak Bioro ) sebagai berikut :

“ wah saya jarang mbk ke matos,soalnya saya juga mengajar di sma dekat sini , inis aja

cuma kebetulan mampir beli titipan anak saya”

“kalau tentang perubahan sistem parkir ya saya rasa cukup mahal kalo dengan sistem

yang baru seperti ini , selain itu pengunjung yang menggunakan roda 4 juga akan

merasa dibatasi jam belanjanya. Lebih baik menggunakan sistem parkir yang lama,

kalau perubahan ini dikarenakan volume kendaraan yang bertambah ,alangkah baiknya

memperluas lahan parkir, sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengunjung”

d. Hasil wawancara dengan informan ke 4 (Ibu Khanifah) sebagai berikut :

22

Page 23: Laporan akhir

“kalo menurut saya ya mbak, mau naik ato tidak sama saja kalo kualitasnya, keamanan

sama kenyamanan pengunjung tidak diperhatikan seperti ini. Ini mobil saya penyok

kegores, padahal tadi juga waktu saya tinggal gak seperti ini.”

“ini saya juga masih nunggu anak saya ngurus minta pertanggungjawaban ke pihak

menejemen parkir, lha kok tadi katanya segala kerusakan dan kehilangan menjadi

tanggungjawab pemilik kendaraan, gimana ya mbak gini ini saya merasa dirugikan

percuma saya bayar mahal-mahal.”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu khanifah pada tanggal 11 mei, sekitar pkl.19.10 di

depan kantor manajemen lahan parkir)

e. Hasil wawancara dengan informan ke 5 ( Affandi ) sebagai berikut :

“kalo saya gak setuju mbak dengan sistem parkir ini , kalau bisa ya sekali parkir itu

sampe lama,apalagi ini kan fasilitas mall, klo bisa gratis”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan Affandy pada tanggal 12 mei, sekitar pkl.10.10 di

depan kantor manajemen lahan parkir)

f. Hasil wawancara dengan informan ke 6 ( Rahman ) sebagai berikut :

“setuju bget , biar orang laen bisa parkir d sini juga, jadi orang yg belanja sewajarnya dengan estimasi wktunya juga ini aja sih dalam pikiranku, klo untuk alasan parkiran d mahalin bisa mngkin sekali parkir bisa 10 ribu alasannya ya biar mengurangi orang untuk membawa mobil... biar ga penuhin parkiran untuk mobil juga”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan Rahman pada tanggal 12 mei, sekitar pkl.12.20 di

coffe break samping Matos)

g. Hasil wawancara dengan informan ke 7 ( Frananda ) sebagai berikut :

“hampir tiap hari mbak kesini , saya latian dance juga disini, bisa sampe 3-4 jam,

biasanya saya parkir itu habis biaya 8000-9000an, padahal cuma kesini latian saja,

apalagi pernah waktu parkir kapan hari, pulang latian mobil saya kegores, kayak

habis kesrempet mobil lain, waktu saya tanya tukang parkir, katanya tidak

mengawasi karena keliling pada hari aktif, yang jaga di tiap pos cuma 3 orang,

kecewa juga mbak sama sistem parkir yang baru, tarifnya mahal tapi gak terjamin

keamanannya”

h. Hasil wawancara dengan informan ke 8 ( Nurul ) sebagai berikut :

23

Page 24: Laporan akhir

“Menurut saya yaa gak papa sih, dengan system seperti ini, toh juga cuman nambah

Rp.1000 aja perjamnya, saya rasa ini sudah menjadi hal yang biasa, seperti yang ada

di bandara-bandara”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan Nurul pada tanggal 12 mei, sekitar pkl.12.00 di

coffe break samping Matos)

i. Hasil wawancara dengan informan ke 9 ( Angga ) sebagai berikut :

“aku gak setuju mbak kalo kesini buang uang banyak cuma buat parkir aja, apalagi

fasilitasnya ya sama aja kayak mall lainya,lagian mall yang lain parkirnya lebih

murah dari ini, mahal banget disini intinya saya gak setuju dengan perubahan sistem

parkir ini apalagi tarifnya segitu”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan Angga pada tanggal 12 mei, sekitar pkl.15.00

di samping musolla matos)

j. Hasil wawancara dengan informan ke 10 ( Pak Bambang ) sebagai berikut :

“Dengan diberlakukannya sistem parkir yang baru ini saya setuju saja mbak, asalkan

keamanannya benar –benar terjamin dan bisa menuntut kepada tukang parkirnya

apabila terjadi apa-apa dengan mobil saya,dan kalau memang dengan adanya

perubahan sistem parkir yang baru ini keamanan dan kenyaman terjamin , ya saya

tidak masalah , toh apa ruginya membayar Rp.5000 saja dibandingkan dengan harga

mobil saya”

(Berdasarkan hasil wawancara dengan Pak Bambang pada tanggal 12 mei, sekitar

pkl.15.30 di samping musolla matos)

Intensitas kunjungan :

24

Page 25: Laporan akhir

a. Informan ke-1 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang intensitas kunjungannya

ke malang town square kurang lebih 2-3 kali dalam seminggu dengan waktu

kunjungan lebih dari 2 jam.

b. Informan ke-2 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang intensitas kunjungannya

ke malang town square kurang lebih 2-3 kali dalam seminggu dengan waktu

kunjungan kurang lebih 1 jam.

c. Informan ke-3 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang kebetulan berkunjung ke

Malang Town Square dengan durasi kunjungan tidak lebih dari 1 jam.

d. Informan ke- 4 ini adalah pengunjung dari kota surabaya yang kebetulan mengunjungi

kerabatnya di malang sekaligus berbelanja di malang town square dengan durasi

waktu kunjungan sekitar 3-4 jam.

e. Informan ke-5 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang kebetulan berkunjung ke

Malang Town Square dengan wkatu kunjungan kurang lebih 2 jam.

f. Informan ke-6 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang kebetulan berkunjung ke

Malang Town Square dengan durasi kunjungan kurang dari 1 jam.

g. Informan ke-7 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang kebetulan setiap harinya

berlatih dance di Matos dan durasi kunjungan sekitar 3-4 jam setiap hari.

h. Informan ke-8 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang kebetulan berbelanja di

Malang Town Square dengan intensitas waktu 2-3 jam.

i. Informan ke-9 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang intensitas kunjungannya

ke malang town square kurang lebih 1-2 kali dalam seminggu dengan waktu

kunjungan lebih dari 2 jam

j. Informan ke-10 ini adalah pengunjung asli kota Malang yang intensitas kunjungannya

ke malang town square kurang lebih 2 kali dalam seminggu dengan waktu kunjungan

kurang lebih dari 2 jam.

IV.2 Analisa Data

25

Page 26: Laporan akhir

IV.2.1Persepsi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4

Berdasarkan hasil wawancara dari informan yaitu pengunjung yang menggunakan

kendaraan roda 4 di Malang Town Square sedikit banyak saya simpulkan bahwa persepsi

pengunjung terhadap perubahan sistem parkir kendaraan roda 4 ini tidak menguntungkan

bagi para pengunjung, sebaliknya malah memberatkan, karena disamping harus membayar

tarif parkir lebih mahal tetapi dengan kualitas, kenyamanan dan keamanan parkir yang biasa

saja, penyedia jasa parkir tidak bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan pada

kendaraan. Mau tidak mau pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4 harus

membayar tarif parkir yang telah ditentukan beserta tarif kelebihan perjamnya, tentunya

karena mereka ingin kendaraan yang diparkir terlindung baik dari sengatan matahari ataupun

air hujan serta ingin keamanan yang lebih dibandingkan harus parkir diluar gedung.

Akan tetapi, kenaikan dan perubahan tarif parkir ini tidak diiringi dengan

meningkatnya kualitas dan keamanan sehingga pengunjung merasa bahwa perubahan ini

malah memberatkan bahkan merugikan pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4.

IV.2.2 Persperktif Teori Tindakan Voluntaristik

Parson dalam teori aksinya mengungkapkan bahwa pada masyarakat dalam

pendekatannya selalu dibimbing oleh dua pendekatan yang saling melengkapi yaitu antara

ends dan means. Kedua pendekatan ini selalu digunakan masyarakat dalam kehidupannya.

Masyarakat selalu merumuskan berbagai macam alat atau strategi untuk mencapai tujuan

yang diinginkannya. Pihak manajemen parkir Malang Town Square tentunya juga

menentukan berbagai macam alat atau strategi untuk mencapai tujuan yang diinginkannya,

yaitu salah satunya merubah sistem parkir yang lama menjadi sistem parkir yang dirasa lebih

baik, yaitu merubah sistem parkir karcis ke system parkir terhadap waktu yang dikhususkan

hanya untuk pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4. Yang menjadi alat untuk

mencapai tujuan tersebut yaitu dengan adanya sistem parkir kendaraan roda 4 terhadap

waktu. Perubahan sistem ini menimbulkan persepsi yang direspon kurang baik oleh para

pengunjung.

BAB V

26

Page 27: Laporan akhir

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada Bab IV dari data wawancara tentang

kepuasan pengunjung Malang Town Square yang menggunakan kendaraan roda 4 diperoleh

kesimpulan sebagai berikut.

1. Karakteristik atau gambaran umum yang didapat dari análisis deskriptif

menyatakan bahwa pengunjung Malang Town Square yang menggunakan kendaraan roda 4

banyak yang berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Untuk domisili pengunjung

sebagian besar berasal dari kota Malang . Untuk frekuensi berkunjung para pengunjung yang

tidak bekerja di Malang Town Square dalam 1 minggu paling banyak lebih dari 2kali.

2. Berdasarkan dari hasil wawancara bahwa pola kecenderungan pelayanan terhadap

frekuensi / intensitas berkunjung di Malang Town Square, dapat disimpulkan bahwa semakin

sering berkunjung ke Malang Town Squre cenderung menyatakan tidak puas. Karena merasa

keberatan dengan tarif parkir yang semakin mahal dan jaminan keamanaan yang standar.

3. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan untuk mengetahui harapan dan

kepuasan pengunjung Malang Town Square yang menggunakan kendaraan roda 4, dapat

disimpulkan bahwa variabel yang perlu diperhatikan agar kepuasan pengunjung terpenuhi

antara lain adalah tentang kelayakan tempat parkir, keamanan, pelayanan petugas, dan

kenyamanan di areal parkir.

Keamanan yang dimaksud adalah terjaminnya kendaraan atau ada ganti rugi jika

terjadi kerusakan atau kehilangan terhadap kendaraan pengunjung.

Kenyamanan yang dimaksud adalah pengunjung merasa nyaman dengan kondisi

mereka berbelanja tanpa harus dibebani naiknya tarif yang akan dibayar jika

berkunjung dengan waktu yang lama.

Pelayanan yang diharapkan adalah petugas yang ramah dan siap membantu

pengunjung mengarahkan tempat parkir kendaraan pengunjung.

Kelayakan tempat parkir yang dimaksud adalah ketersediaan kapasitas tempat parkir

luas sehingga pengunjung tidak perlu menunggu lama hanya untuk mencari tempat

parkir.

V.2 Saran

27

Page 28: Laporan akhir

Dari hasil penelitian ini , sekiranya peneliti sedikit banyak dapat memberikan saran /

masukan terhadap manajemen parkir yang menetapkan sistem parkir baru di Malang Town

Square, yaitu sistem parkir kendaraan roda 4 terhadap waktu.

Diantaranya adalah agar pengelola / manajemen parkir di mall ini melakukan survei

lebih lanjut tentang kepuasan pengunjung secara berkala untuk dapat terus diketahui kualitas

pelayanan parkir di Malang Town Square, sehingga kualitas pelayanan terhadap pengunjung

dapat terkontrol dan meningkatkan pelayanan dan terus memperbaiki pelayanan yang kurang

memuaskan pengunjung.

Terkait dengan asumsi pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4 yang merasa

tidak nyaman dengan perubahan sistem parkir terhadap waktu ini, menyebutkan bahwa,

mereka merasa dibatasi jam belanjanya, selain itu para pengunjung merasa keberatan jika

mengeluarkan banyak biaya hanya untuk membayar biaya parkir dalam satu kali berkunjung.

Oleh karena itu,diharapkan manajemen parkir lebih mempertimbangkan sistem yang lebih

baik terkait dengan kenyamanan pengunjung. Begitu pula dengan jaminan keamanan

kendaraan, jika memang tidak ada yang bertanggungjawab atas keamanan kendaraan,

sebaiknya pada karcis parkir yang diberikan pada awal kendaraan akan parkir tertera bahwa

segala kerusakan ataupun kehilangan atas kendaraan bukan menjadi tanggungjawab pihak

penyedia jasa parkir.

Seharusnya penyedia jasa parkir / manajemen parkir di mall ini memperhatikan

keamanan kendaraan pengunjung, disisi lain dengan tarif yang semakin mahal maka harus

diimbangi dengan jaminan yang setara. Karena dengan begitu maka akan menciptakan

sebuah kepercayaan lebih oleh pengunjung terhadap pengelola jasa parkir di Malang Town

Square.

DAFTAR PUSTAKA

28

Page 29: Laporan akhir

Buku :

Anonim. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Jakarta : Direktorat Jenderal Bina

Marga dan PT Bina Karya.

Anonim. 1999. Simposium II FSTPT ” Menuju Sistem Transportasi yang Efisien dan

Akrab Lingkungan”.

(McMillan & Schumacher, 2003)

Drs.Sumanto.M.A. , 1995 , Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan ,

Yogyakarta : Andi Offset.

Idrus, Muhammad, (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.

K. Dwi Susilo, Rachmad.2008.20 Tokoh Sosiologi. Jogjakarta: Arr-Ruzz Media.

Internet :

http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2327884-pengertian-masalah-

kebutuhan-sistem-parkir/#ixzz2UPBzBTkw

http://rahmayanisembiring.blogspot.com/2012/12/subjek-penelitian.html

http://id.shvoong.com/exact-sciences/engineering/2327884-pengertian-masalah-

kebutuhan-sistem-parkir/

LAMPIRAN

29

Page 30: Laporan akhir

Lokasi Penelitian

Lahan Parkir mobil

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PERUBAHAN SISTEM

PARKIR KENDARAAN RODA 4 TERHADAP WAKTU

( Studi pada pengunjung yang menggunakan kendaraan roda 4

di Malang Town Square kota Malang )

30

Page 31: Laporan akhir

Oleh :

Udha Novitasari (201010310311042 / 6A)

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013

31