Laporan Biologi

37
LAPORAN BIOLOGI ACARA II MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN Nama : Tiofani Indraswari Nim : 120210101050 Kelas : B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

description

biologi

Transcript of Laporan Biologi

LAPORAN BIOLOGI

ACARA II

MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN

Nama: Tiofani Indraswari

Nim: 120210101050

Kelas: B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

Semester Genap 2012-2013

LAPORAN

ACARA II

1. Judul: Mempelajari Jaringan pada Hewan dan Tumbuhan

2. Tujuan:

Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan

Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan

3. Dasar Teori

Jaringan adalah tiap-tiap kumpulan protoplas yang mempunyai dinding atau merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama.(Sutrian,1991:106)

Jaringan dibagi menjadi dua, yakni jaringan hewan dan jaringan tumbuhan.

Pada saat perkembangan embrio, jaringan mudah (grem layers) berdiferensi dan spesialisasi menjadi empat macam jaringan utama. Berdasarkan fungsi dan strukturnya jaringan tubuh di kelompokkan menjadi 4 macamjaringan dasar yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf.(Waluyo, 2006 : 34-35)

Jaringan Epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang rapat susunannya dan membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Permukaan yang bebas berbatasan dengan udara atau cairan, sedangkan permukaan yang lain hampir selalu bertumpu pada membran basal yang menghubungkannya dengan jaringan ikat yang vasikuler. Membran basal tidak lain merupakan substansi dasar yang amorf dan serabut-serabut retikuler yang berkondensasi dari jaringan ikat.(Supriyanto,2003:2)

Berdasarkan jumlah dari lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: epitel selapis dan berlapis banyak.

1. Jaringan epitel selapis

Dibangun oleh selapis sel-sel, dapat dijumpai pada tempat-tempat yang tidak banyak mengalami kerusakan (mekanis), biasanya berperan dalam hal filtrasi, dan absorbsi. Epitel selapis ada beberapa macam antara lain:

a. Epitel Selapis Pipih

Terdapat pada dinding pembuluh darah dan pembuluh limf, disebut endotelium. Epitel yang membatasi rongga andominal: mesotelium, yang membatasi rongga jantung: perikardium, yang membatasi rongga paru-paru: pleuroteneum.

b. Epitel selapis kubus.

Terdapat pada folikel-folikel kelenjar tiroid dan pelepasan di dalam ginjal, yaitu tubulus kontortikus distal dan tubulus kontortikus proksimal. Bentuk sel-sel epitel bujur sangkar membatasi lumen. Jaringan epitel ini berfungsi untuk filtrasi.

c. Epitel selapis silindris

Terdapat pada dinding usus, saluran telus atau oviduct, serta pada saluran pelepasan pada beberapa kelenjar. Bentuk sel-sel epitel adalah segi panjang atau silindris membatasi lumen. Jenis epitel ini berfungsi proteksi, lubrikasi, absorbsi atau sekresi.

d. Epitel berlapis banyak palsu bersilia

Epitel ini dibangun oleh satu lapisan sel saja, tetapi kelihatan seperti berlapis banyak. Hal ini disebabkan sel yang membangun epitel ini tidak sama tinggi, demikian pula letak intinya. Semua sel langsung berhubungan dengan membran dasar.

2. Jaringan epitel berlapis banyak

Jaringan epitel berlapis banyak terdapat pada tempat-tempat yang banyak mengalami kerusakan mekanis, dan umumnya mempunyai fungsi sebagai proteksi. Macam-macam epitel ini adalah:

a. Epitel berlapis banyak pipih.

Epitel jenis ini terdapat pada permukaan-permukaan yang terdedah pada gangguan mekanik atau kimiawi. Contohnya terdapat pada: kulit, rongga mulut, dan vagina. Lapisan permukaannya dapat menanduk atau tidak menanduk.

b. Epitel berlapis banyak silindris.

Terdapat pada uretra, faring, epiglotis serta pada saluran pelepasan yang besar dari bermacam-macam kelenjar. Pada permukaan yang bebas sel-selnya berbentuk silindris agak gemuk, sedangkan sel-sel basalnya berbentuk kubus.

c. Epitel transisional

Merupakan suatu epitel yang dapat berubah bentuk. Terdapat pada pelvis, ureter dan kantung air seni (Vesica urinaria). Apabila bagian-bagian ini kosong, tidak ada tekanan cairan maka sel-selnya membentuk epitel berlapis banyak kubus, tetapi apabila penuh dengan cairan maka tekanan pada dinding bertambah besar, dan sel-selnya berubah menjadi epitel berlapis banyak pipih.(Supriyanto,2003:3-5)

Jaringan ikat berasal dari lapisan embrional mesoderm, namun ada beberapa kekecualian, misalnya jaringan ikat dari sistem saraf yang disebut neuroglia bukan berasal dari mesoderm, tetapi dari lapisan embrional ektoderm. (Supriyanto,2003:7)

Macam-macam jaringan ikat:

1. Jaringan ikat longgar

Substansi antar sel bersifat semi-olid (mirip agar-agar) dengan fibroblas, ang di pisahkan oleh serat-serat kolagen dan elastis. Ditemukan di seluruh tubuh seperti di bawah kulit, diantara otot. Penyokong pembuluh darah dan saraf, di saluran cerna, penyokong sel sekresi kelenjar. Sel-selnya jarang dengan zat anta sel yang mengandung serabut-serabut kolagen dan serabut elastic. Terdapat pada dermis, subcutis (bawah kulit), lapisan serosa selaput peritoneum (rongga perut) dan pleura (rongga dada).(Waluyo,2006:43)

2. Jaringan ikat padat

Jaringan ikat padat terdapat sedikit sel dan lebih banyak serabut. Jaringan ikat padat (kencang) dibagi menjadi jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan ikat padat teratur contohnya: urat, tendo,. Jaringan ikat ini memiliki berkas serabut kolagen yang tersusun sejajar. Contoh lainnya ligamen. Jaringan ikat padat (kencang) tidak teratur, sering disebut membran serabut, karena merupakan keping-keping tipis, dapat membentuk seludang yang menutupi suatu organ. Contohnya ialah: perikondrium yang membungkus rawan dan periosteum yang membungkus tulang.( Supriyanto,2003:10)

3. Jaringan lemak

Sel lemak, umumnya dijumpai pada jaringan ikat kendur, terdapat sendiri-sendiri atau berkelompok. Bila kelompok sel-sel lemak besar membentuk jaringan lemak tersendiri yang disebut jaringan adiposum, biasanya terdapat pada bagian hypodermis dari kulit. (Supriyanto,2003:8-9)

4. Jaringan rawan

Jaringan rawan dikelompokkan berdasarkan perbedaan matriks rawan yang membangunnya, kita mengenal tiga macam,yaitu:

a. Rawan hialin

b. Rawan elastin

c. Rawan serabut

Rawan hialin merupakan rawan yang paling umum dalam tubuh, misalnya terdapat pada: dinding saluran pernafasan, ujung ventral dari rusuk, dan persendian antar tulang. Substansi interseluler dari rawan hialin adalah mukopolisakarida sulfat yang amorf. Di dalam matrik terbenam serabut-serabut kolagen. Rawan ini memiliki indeks bias substansi interseluler sama dengan indeks bias serabut kolagen. Karena beningnya rawan tersebut disebut rawan hialin. Sel rawan muda disebut kondroblast, setelah dewasa disebut kondrosit. (Supriyanto,2003:12)

Rawan elastin contohnya terdapat pada: daun telinga, dinding saluran telinga luar, epiglotis, dan saluran eustachius. Matriksnya mengandung serabut elastin, dan sedikit sekali serabut kolagen. Rawan ini juga memiliki perikondrium. Pada rawan elastin jarang terjadi proses klasifikasi (pengendapan garam-garam kapur). (Supriyanto,2003:13)

Rawan serabut contohnya terdapat pada: simfilis pubis, keping intervertebralis, daerah pertemuan antara urat dan tulang. Rawan ini tidak memiliki perikondrium, serabut kolagen banyak sekali, hingga matriks rawan sangat sedikit.( Supriyanto,2003:13)

5. Tulang

Selain tulang berfungsi sebagai penyokong, juga sebagai penyimpan kalsium. Matriks tulang keras, karena matriksnya mengalami klasifikasi. Tulang juga terdiri dari elemen seluler dan elemen interseluler yang berupa matriks tulang.( Supriyanto,2003:13)

6. Darah

Biasanya dimasukan didalam kelompok jaringan ikat. Zat antar sel berupa cairanyang di sebut plasma darah. Plasma darah mengandung zat-zat terlarut, berupa zat-zat anorganik.

Ada 3 macam sel darah, antara lain:

1) Eritrosit

Disebut sel darah merah pada vertebrata dan beberapa invertebrate, karena mengandung pigmen berwarna merah. Pada banyak vertebrata dari atas bentuk bulat lonjong, dari samping bentuk cakram, dan berinti. Berfungsi mengikat oksigen dari membrane pernapasan, sehingga terbentuk oksihemoglobin.

2) Leukosit

sel-selnya mempunyai nucleus. Leikosit ada beberapa macam: limfosit, monosit. Jumlah seluruh leukosit pada manusia yang normal 5.0000 8.000/mm darah.

3) Trombosit

Selnya kecil kira-kira ukuran sel darah merah. Terdapat 300.000 trombosit dalam setiap mm darah. Peranannya penting dalam proses pembekuan darah.(Waluyo, 2006:52)

Jaringan otot, sifat utama jaringan otot ialah: dapat berkontraksi, dan konduksi. Elemen kontraktil yang dapat mengerutkan jaringan otot tidak lain adalah sel-sel otot sendiri, atau serabut ototnya sendiri. Terdapat tiga macam jenis:

Otot Polos, terdiri atas sel-sel otot yang berbentuk kumparan, mengandung miofilaamen aktin dan miosin, tetapi tidak tersusun teratur seperti pada otot rangka, oleh karena itu tidak menggambarkan seran-melintang. Tersebar luas pada sistem kardiovakuler, pencernaan makanan, urogenital dan pernafasan. Berkontraksi lambat dan tidak dibawah kemauan, sebagian besar berada di bawah pengawasan sistem saraf autonom.

Serabut otot rangka, dibangun sebagai hasil fusi mioblas membentuk syncitium. Intinya banyak dan letaknya di tepi serabut otot. Serabut otot terdiri dari miofibril-miofibril. Miofibril dibangun oleh berkas-berkas filamen aktin dan miosin dengan susunan yang teratur. Membran plasma serabut otot disebut sarkolema dan retikulum endoplasmiknya disebut retikulum sarkoplasmik. Miofibril terdiri dari subunit struktural yang disebut sarkomer dan merupakan unit kontraksi otot. Di dalam sarkomer memperlihatkan gambaran pola teratur dari filamen-filamen tebal (miosin) dan filamen-filamen tipis (aktin). Sarkomer juga memperlihatkan gambaran pola pita gelap dan terang.

Otot jantung, sel-sel otot jantung berbentuk serabut bercabang dan beranastomose membentuk anyaman yang rapat. Mempunyai satu inti dalam satu serabut otot jantung. Otot jantung menggambarkan seram-melintang. Pertemuan antara cabang-cabang serabut otot jantung membangun suatu hubungan yang kompleks, disebut keping interkalar. Terdapat tiga jenis hubungan utama: fasia adherns, makula adherens dan gap junction. Mengandung banyak mitokondria dan endomisiumnya kaya akan pembuluh darah. (Supriyanto,2003:15-16)

Jaringan saraf, elemen seluler dasardari sistem saraf adalah sel saraf (neuron) dengan struktur yang sangat bervariasi. Fungsinya menghantarkan impuls saraf. Selain itu terdapat pula beberapa jenis sel gli (neuroglia) yang berfungsi menyokong dan melindungi neuron dan juga memberi nutrisi. Sel saraf: merupakan satuan anatomis dan fungsional terdiri dari badan sel (perikarion) dan juluran-juluran sel yang disebut akson dan dendrit. Akson biasanya tunggal, sedang dendrit banyak jumlahnya. Dendrit berfungsi menerima impuls dan menghantarkannya ke badan sel, sedang akson berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau kelenjar. Badan saraf tersusun dari nukleus dan sitoplasma. Jaringan ikat saraf terdiri atas:

Neouroglia, merupakan jaringan ikat intertitiel yang terdapat pada sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang.

Ependym, merupakan selaput yang membatasi rongga-rongga yang terdapat pada otak (veentrikel otak), dan rongga-rongga sumsum tulang belakang sebgai epitelium. Fungsinya sebagai bahan neuroblast dan spongioblast waktu embrio, serta merupakan jaringan penyokong otak maupun sumsum tulang belakang.

Neurilema, termasuk sel-sel Schwann yang membungkus serabut-serabut saraf perifer, sel-sel satelit dari ganglion serebrospinal dan ganglion simpatis, sepertinya neuroglia, neurolema juga mempunyai hubungan yang erat dengan badan sel saraf yang dikelilinginya. (Supriyanto,2003:16-17)

Jaringan penyusun tumbuhan dapat digolongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem.(Tim Dosen,2013) Membran selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segiempat dan kubus, sedangkan runag sel (lumen) masih penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil. (Sutrian,1991:112)

Selain jaringan meristem, pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya.

Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu macam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelindung dan jaringan pengangkut).

Parenkim dari tubuh tumbuhan primer berkembang dari meristem dasar, dan yang dihubungkan dengan unsur pembuluh dari prokambium atau kambium. Felogen pada kebanyakan tumbuhan juga menghasilkan parenkima (feloderma). Parenkima terdiri atas sel hidup dengan bentuk dan fungsi fisiologik yang berlain-lainan.(Fahn,2011:135)

Kolenkim secara ontogeni, berkembang dari sel-sel memanjang yang mirip prokambium dan terlihat pada tingkat amat awal diferensiasi meristem atau dari sel-sel yang lebih kurang isodiametrik pada jaringan meristem dasar. Kolenkima terdiri atas sel-sel hidup yang lebih kurang memanjang, yang pada umunya mempunyai dinding yang menebal tidak rata. Kolenkima berfungsi sebagai jaringan penunjang dalam organ yang mulai tumbuh, dan pada tumbuhan herba bahkan pada organ dewasa.( Fhan,2011:143)

Jaringan sebagai jaringan pelindung adalah jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis ditinjau dari asal katanya, yaitu bahasa Yunani, epi berarti di atas, derma berarti kulit.( merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah, dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder.( Sutrian,1991:131)

Ada semacam ahli yang meninjaunya secara umum, yang menyatakan bahwa epidermis itu terdapat pada tumbuhan muda (kecambah),pada tumbuhan lunak (bayam), pada tumbuhan kayu (perdu dan pohon-pohonan), yaitu di ujumg ranting dan permukaan daun, yang berfungsi melindungi jaringan di sebelah dalamnya.(Sutrian,1991:132)

Ternayata hasil penelitian telah menampakkan adanya sejenis jaringan tertentu yang sifatnya lebih kuat dari epidermis, yang dikenal sebagai jaringan gabus (Cork Tissue). Biasanya jaringan ini berada di bagian tepi dari alat-alat tumbuhan, teristimewa pada tumbuh-tumbuhan yang berumur panjang. Dalam hal ini biasanya epidermis tumbuhan telah mati sebelumnya atau telah menjadi tidak aktif sebelum terjadi penggabusan itu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jaringan gabus ini menggantikan fungsi epidermis.

Keberadaan jaringan gabus di bagian perifir dari alat-alat tumbuhan dapat dikatakan tidak mutlak, karena kadang-kadang jaringan gabus ini terdapat pula di bagian dalam dari tumbuhan, yang fungsinya selain menggantikan fungsi epidermis (pelindung) juga berfungsi sebagai pembatas antara jaringan-jaringan di dalam tumbuhan.(Sutrian,1991:158-159)

Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori.

Jaringan dasar yakni jaringan parenkim. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa jaringan parenkim terdiri atas sel hidup dengan bentuk dan fungsi fisiologik yang berlain-lainan.

Jaringan parenkim memang lebih cocok kalau disebutkan sebagai ground tissue atau jaringan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-jaringan lain terdapat di dalamnya.(Sutrian,1991:123)

Jaringan pelindung terdiri dari jaringan epidermis dan jaringan gabus yang telah saya kemukakan diatas.

Jaringan pengangkut meliputi xylem dan floem. Xylem itu meliputi trakea dan trakeid serta unsur-unsur lainnya, trakea ini merupakan suatu pembuluh halus (pembuluh kapiler), mulai dari akar sampai daun. Sel-sel trakeid yang pada umunya terdapat pada Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka, misalnya Pinus, berfungsi menggangkut bahan mineral dan air dari akar sampai daun seperti halnya trakea.

Floem, berfungsi menggangkut bahan-bahan dari bagian atas ke bagian bawah, jelasnya dari daun ke bagian organ lainnya, seperti batang, akar, dan umbi.( Sutrian,1991:123)

Jaringan penguat atau jaringan mekanik berfungsi memberi kekuatan tersebut, melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhan dan jaringan-jaringan demikian.(Sutrian,1991:176)

Jaringan mekanik atau jaringan penguat dibagi atas kolenkim dan sklerenkim, yang keseluruhannya oleh HABERLANDT dan FOSTER disebut stereome.

Jaringan kolenkim dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan mekanik atau penguat tumbuhan memegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.(Sutrian,1991:178)

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan yang fungsi utamanya adalah juga sebagai jaringan penguat tumbuhan (jaringan mekanik). Jaringan sklerenkim hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, jadi pada organ yang telah tetap. Dengan terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat tumbuhannya bertahan menghadapi segala macam tekanan dan desakan tanpa menimbulkan akibat atau berpengaruh pada sel-sel/jaringan yang keadaannya lebih lemah (tekanan, desakan, lentingan, pembentangan, pukulan, berat dan gaya mekanik lainnya).(Sutrian,1991:183-184)

Jaringan sekretori, proses sekresi yang terjadi pada tumbuhan merupakan fenomena yang lazim. Pembentukan dinding sel dan kutikula, suberinisasi, deposisi lilin, serta migrasi sustansi spesifik dari sitoplasma ke dalam vakuola merupakan proses-proses sekresi.(Fahn,2011:225)

4. Metode Penelitian:

Alat dan Bahan:

1. Alat:

Mikroskop

2. Bahan:

Preparat awetan jaringan ikat dan otot (jaringan hewan)

Preparat awetan penampang melintang akar, batang,dan daun (jaringan tumbuhan)

CARA KERJA

1.Pengamatan jaringan otot jantung

2. Pengamatn jaringan batang Ficus Elastica

3. Pengamatan jaringan ikat padat teratur

4. Pengamatan penampang melintang Daun Bayam

5. Pengamatan jaringan Otot Lurik

6. Pengamatan jaringan akar dikotil (Aracis Hipogea)

7. Pengamatan penampang melintang Daun Jagung

8. Pengamatan jaringan ikat padat tidak teratur

9. Pengamatan jaringan batang jagung

10. Pengamatan jaringan Otot Polos

11. Pengamatan jaringan ikat padat kendor

12. Pengamatan penampang melintang akar jagung

5. Hasil Pengamatan

Kel.

Preparat 1

Preparat 2

1.

2.

Kel.

Preparat 1

Preparat 2

3.

4.

5.

6.

6. Pembahasan

Jaringan penyusun pada hewan dan tumbuhan berbeda karena jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Sel hewan dan sel tumbuhan berbeda, maka jaringannya pun berbeda.

Jaringan penyusun pada hewan dibagi menjadi 4, yaitu: jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Jaringan epitel merupakan suatu lapisan dari sel-sel yang rapat susunannya dan membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Berdasarkan jumlah dari lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: epitel selapis dan berlapis banyak.

1. Jaringan epitel selapis

Dibangun oleh selapis sel-sel, dapat dijumpai pada tempat-tempat yang tidak banyak mengalami kerusakan (mekanis), biasanya berperan dalam hal filtrasi, dan absorbsi. Jaringan epitel dibagi menjadi 4, yakni: jaringan epitel selapis pipih, jaringan epitel selapis kubus, jaringan epitel selapis silindris, jaringan epitel berlapis banyak palsu bersilia.

2. Jaringan epitel berlapis banyak

Jaringan epitel berlapis banyak terdapat pada tempat-tempat yang banyak mengalami kerusakan mekanis, dan umumnya mempunyai fungsi sebagai proteksi. Macam-macam jaringan epitel berlapis banyak, yaitu: epitel berlapis banyak pipih, epitel berlapis banyak silindris, dan epitel transisional.

Jaringan ikat berasal dari lapisan embrional mesoderm, namun ada beberapa kekecualian, misalnya jaringan ikat dari sistem saraf yang disebut neuroglia bukan berasal dari mesoderm, tetapi dari lapisan embrional ektoderm. Macam-macam jaringan ikat adalah: jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan rawan, jaringan lemak, tulang, dan darah. Jaringan ikat longgar ciri-cirinya adalah substansi antar sel bersifat semi-olid (mirip agar-agar) dengan fibroblas, ang di pisahkan oleh serat-serat kolagen dan elastis. Ditemukan di seluruh tubuh seperti di bawah kulit, diantara otot. Sedangkan jaringan ikat padat ciri-cirinya adalah terdapat sedikit sel dan lebih banyak serabut. Jaringan rawan dikelompokkan berdasarkan perbedaan matriks rawan yang membangunnya, kita mengenal tiga macam,yaitu: rawan hialin, rawan elastin, dan rawan serabut. Rawan hialin ciri-cirinya adalah substansi interseluler dari rawan hialin adalah mukopolisakarida sulfat yang amorf. Di dalam matrik terbenam serabut-serabut kolagen. Rawan ini memiliki indeks bias substansi interseluler sama dengan indeks bias serabut kolagen. Karena beningnya rawan tersebut disebut rawan hialin. Rawan elastin ciri-cirinya adalah matriksnya mengandung serabut elastin, dan sedikit sekali serabut kolagen. Rawan ini juga memiliki perikondrium. Pada rawan elastin jarang terjadi proses klasifikasi (pengendapan garam-garam kapur). Rawan serabut ciri-cirinya adalah rawan ini tidak memiliki perikondrium, serabut kolagen banyak sekali, hingga matriks rawan sangat sedikit.

Jaringan lemak, sel lemak umumnya dijumpai pada jaringan ikat kendur, terdapat sendiri-sendiri atau berkelompok. Bila kelompok sel-sel lemak besar membentuk jaringan lemak tersendiri yang disebut jaringan adiposum, biasanya terdapat pada bagian hypodermis dari kulit.

Tulang ciri-cirinya adalah matriks tulang keras, karena matriksnya mengalami klasifikasi. Tulang juga terdiri dari elemen seluler dan elemen interseluler yang berupa matriks tulang.

Darah ciri-cirinya adalah zat antar sel berupa cairan yang di sebut plasma darah. Plasma darah mengandung zat-zat terlarut, berupa zat-zat anorganik. Ada 3 macam sel darah, antara lain: eritrosit, leukosit, trombosit. Eritrosit disebut sel darah merah pada vertebrata dan beberapa invertebrate, karena mengandung pigmen berwarna merah. Pada banyak vertebrata dari atas bentuk bulat lonjong, dari samping bentuk cakram, dan berinti. Berfungsi mengikat oksigen dari membrane pernapasan, sehingga terbentuk oksihemoglobin. Leukosit sel-selnya mempunyai nucleus. Leikosit ada beberapa macam: limfosit, monosit. Jumlah seluruh leukosit pada manusia yang normal 5.0000 8.000/mm darah. Trombosit Selnya kecil kira-kira ukuran sel darah merah. Terdapat 300.000 trombosit dalam setiap mm darah. Peranannya penting dalam proses pembekuan darah.

Jaringan otot, sifat utama jaringan otot ialah: dapat berkontraksi, dan konduksi. Macam-macam jaringan otot ialah: otot polos, otot rangka, dan otot jantung. Otot polos , terdiri atas sel-sel otot yang berbentuk kumparan, mengandung miofilaamen aktin dan miosin, tetapi tidak tersusun teratur seperti pada otot rangka, oleh karena itu tidak menggambarkan seran-melintang. Tersebar luas pada sistem kardiovakuler, pencernaan makanan, urogenital dan pernafasan. Berkontraksi lambat dan tidak dibawah kemauan, sebagian besar berada di bawah pengawasan sistem saraf autonom. Otot rangka dibangun sebagai hasil fusi mioblas membentuk syncitium. Intinya banyak dan letaknya di tepi serabut otot. Serabut otot terdiri dari miofibril-miofibril. Miofibril dibangun oleh berkas-berkas filamen aktin dan miosin dengan susunan yang teratur. Membran plasma serabut otot disebut sarkolema dan retikulum endoplasmiknya disebut retikulum sarkoplasmik. Miofibril terdiri dari subunit struktural yang disebut sarkomer dan merupakan unit kontraksi otot. Otot jantung, sel-sel otot jantung berbentuk serabut bercabang dan beranastomose membentuk anyaman yang rapat. Mempunyai satu inti dalam satu serabut otot jantung. Otot jantung menggambarkan seram-melintang.

Jaringan saraf, elemen seluler dasar dari sistem saraf adalah sel saraf (neuron) dengan struktur yang sangat bervariasi. Fungsinya menghantarkan impuls saraf. Selain itu terdapat pula beberapa jenis sel gli (neuroglia) yang berfungsi menyokong dan melindungi neuron dan juga memberi nutrisi. Sel saraf: merupakan satuan anatomis dan fungsional terdiri dari badan sel (perikarion) dan juluran-juluran sel yang disebut akson dan dendrit. Akson biasanya tunggal, sedang dendrit banyak jumlahnya. Dendrit berfungsi menerima impuls dan menghantarkannya ke badan sel, sedang akson berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau kelenjar.

Jaringan penyusun pada tumbuhan digolongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umur, jaringan tumbuhan dibedakan menjadi 2, yakni: jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam-macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Membran selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segiempat dan kubus, sedangkan runag sel (lumen) masih penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil. Selain jaringan meristem, pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam-macam sesuai letak dan fungsinya.

Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu macam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelindung dan jaringan pengangkut).

Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori.

Jaringan dasar yakni jaringan parenkim. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa jaringan parenkim terdiri atas sel hidup dengan bentuk dan fungsi fisiologik yang berlain-lainan.

Jaringan parenkim memang lebih cocok kalau disebutkan sebagai ground tissue atau jaringan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-jaringan lain terdapat di dalamnya. Jaringan parenkim memang lebih cocok kalau disebutkan sebagai ground tissue atau jaringan dasar, yang berarti bahwa pada hampir setiap bagian tumbuhan akan terdapat jaringan parenkim ini sebagai jaringan dasar, dimana jaringan-jaringan lain terdapat di dalamnya.

Jaringan pelindung terdiri dari jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis ditinjau dari asal katanya, yaitu bahasa Yunani, epi berarti di atas, derma berarti kulit.( merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah, dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Jaringan epidermis berfungsi melindungi jaringan di sebelah dalamnya.

Jaringan pengangkut meliputi xylem dan floem. Xylem itu berfungsi menggangkut bahan mineral dan air dari akar sampai daun seperti halnya trakea.

Floem, berfungsi menggangkut bahan-bahan dari bagian atas ke bagian bawah, jelasnya dari daun ke bagian organ lainnya, seperti batang, akar, dan umbi.

Jaringan penguat atau jaringan mekanik berfungsi memberi kekuatan tersebut, melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhan dan jaringan-jaringan demikian. Jaringan penguat dibagi atas kolenkim dan sklerenkim.

Jaringan kolenkim dalam melaksanakan fungsinya sebagai jaringan penguat tumbuhan memegang peranan yang utama, terutama sekali pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan.

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan yang fungsi utamanya adalah juga sebagai jaringan penguat tumbuhan. Jaringan sklerenkim hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, jadi pada organ yang telah tetap.

Jaringan sekretori, proses sekresi yang terjadi pada tumbuhan merupakan fenomena yang lazim. Pembentukan dinding sel dan kutikula, suberinisasi, deposisi lilin, serta migrasi sustansi spesifik dari sitoplasma ke dalam vakuola merupakan proses-proses sekresi.

Berdasarkan hasil pengamatan jaringan pada hewan, jaringan hewan yang diamati ialah: jaringan otot jantung, jaringan ikat padat teratur, jaringan otot lurik, jaringan ikat padat tidak teratur, jaringan otot polos, jaringan ikat kendur.

Pada jaringan otot jantung terdapat initi sel, dan membran plasma. Otot jantung termasuk dalam jaringan otot pada hewan. Pada jaringan ikat padat teratur terdapat inti sel, membran sel, dan ruang antar sel. Jaringan ikat padat teratur termasuk dalam jaringan ikat pada hewan. Otot lurik termasuk dalam macam-macam jaringan otot pada hewan. Pada jaringan ikat padat tidak teratur terdapat membran sel, inti,sel dan sitoplasma. Jaringan ikat padat tidak teratur termasuk dalam macam-macam jaringan ikat pada hewan. jaringan otot polos termasuk macam-macam jaringan otot pada hewan. Pada jaringan ikat kendur terdapat kalogen, dan fibrosa. Jaringan ikat kendur termasuk dalam macam-macam jaringan ikat pada hewan.

Berdasakan hasil pengamatan pada tumbuhan, jaringan yang diamati adalah sebagai berikut: batang Ficus elastica, penampang melintang daun bayam, penampang melintang akar dikotil, penampang melintang daun jagung, penampang melintang batang jantung, penampang melintang akar jagung.

Pada jaringan batang filus elastica terdapat jaringan epidermis sebagai jaringan pelindung pada tumbuhan, dan endodermis. Pada penampang melintang daun bayam terdapat epidermis sebagai jaringan pelindung, jaringan palisade, jaringan spons sebagai jaringan penguat, berkas pengangkut (xylem, floem) sebagai jaringan pengangkut, dan epidermis bawah sebagai jaringan pelindung.

Pada penampang akar dikotil (Arachis hipogea) terdapat jaringan epidermis sebagai jaringan pelindung, korteks yang termasuk jaringan sederhana, xylem dan floem sebagai jaringan pengangkut, kambium, dan empulur.

Pada penampang melintang daun jagung terdapat epidermis sebagai jaringan pengangkut, korteks sebagai jaringan sederhana, xylem dan floem sebagai jaringan pengangkut, spons, dan stomata.

Pada penampang melintang batang jagung terdapat epidermis sebagai jaringan pelindung, jaringan pengangkut yakni xylem dan floem.

Pada penampang melintang akar jagung terdapat epidermis sebagai jaringan pelindung, dan jaringan pengangkut xylem dan floem.

Jaringan pada tumbuhan dan hewan bermacam-macam, karena hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup multiseluler artinya makhluk hidup bersel banyak. Maka dari itu, sel-sel yang memiliki benyuk dan fungsi yang sama akan berkumpul dan membentuk jaringan.

7. Kesimpulan

Jaringan pada hewan dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Jaringan Epitel, suatu lapisan dari sel-sel yang rapat susunannya dan membatasi rongga-rongga di dalam tubuh atau menutupi permukaan tubuh. Berdasarkan jumlah dari lapisan selnya, jaringan epitel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: epitel selapis dan berlapis banyak.

a. Jaringan epitel selapis:

1. Epitel Selapis Pipih.

2. Epitel selapis kubus.

3. Epitel selapis silindris

4. Epitel berlapis banyak palsu bersilia

b. Jaringan epitel bersel banyak:

1. Epitel berlapis banyak pipih.

2. Epitel berlapis banyak silindris.

3. Epitel transisional

2. Jaringan ikat:

a. Jaringan ikat longgar

b. Jaringan ikat padat

c. Jaringan rawan

d. Jaringan lemak

e. Tulang

f. Darah.

3. Jaringan otot:

a. Otot Polos

b. Otot Lurik

c. Otot Jantung

4. Jaringan Saraf, terdiri atas neuron dan neuroglia

Jaringan pada tumbuhan digolongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsinya. Berdasarkan umurnya jaringan tumbuhan digolongkan menjadi jaringan muda dan jaringan dewasa. Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan majemuk. Berdasarkan fungsinya, jaringan pada tumbuhan digolongkan menjadi: jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori.

DAFTAR PUSTAKA

Fahn,A.1991.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Supriyanto.2003.Struktur Hewan.Jember: Jember University Press

Sutrian, Yayan.2011.Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan).Jakarta: Rineka Cipta

Tim Dosen Pembina.2013. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.Jember: Jember University Press

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember: Jember University Press

jaringan otot jantung

Batang Ficus elastica

Jaringan ikat padat teratur

Penampang melintang daun bayam

Jaringan otot lurik

Jaringan akar dikotil

Penampang melintang daun jagung

Jaringan ikat padat tidak teratur

Penampang melintang batang jagung

Jaringan otot polos

Jaringan ikat kendor

Penampang akar jagung

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan ikat padat teratur diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan penampang melintang Daun Bayam diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan Otot Lurik diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan akar dikotil (Aracis Hipogea) diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan penampang melintang daun jagung diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan ikat padat tidak teratur diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan batang jagung diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan otot polos diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan ikat padat kendor diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan penampang melintang akar jagung diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan otot jantung diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan

Preparat diamati dari perbesaran rendah ke perbesaran paling tinggi

Preparat awetan jaringan batang Ficus Elastica diletakkan dibawah mikroskop

Hasil pengamatan digambar dan diberi keterangan