Laporan Drop Paracetamol

42
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA “DROP PARACETAMOL” Disusun Oleh : MUHAMMAD HAFIDI H (122210101030) TUHFATUL ULYA (122210101038) NUR FATJRIA SUSILOWATI (122210101004) YAYAN IKA RACHMAWATI (122210101024) NANDA SURYANING R (122210101032) YASMIN (122210101034) MASULIATIN NASUCHA (122210101036) MIA RISWANI (122210101042) FARICHATUL IZZAH (122210101022)

description

Laporan Tentang Drop Parasetamol

Transcript of Laporan Drop Paracetamol

Page 1: Laporan Drop Paracetamol

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

“DROP PARACETAMOL”

Disusun Oleh :

MUHAMMAD HAFIDI H (122210101030)

TUHFATUL ULYA (122210101038)

NUR FATJRIA SUSILOWATI (122210101004)

YAYAN IKA RACHMAWATI (122210101024)

NANDA SURYANING R (122210101032)

YASMIN (122210101034)

MASULIATIN NASUCHA (122210101036)

MIA RISWANI (122210101042)

FARICHATUL IZZAH (122210101022)

BAGIAN FARMASETIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Laporan Drop Paracetamol

BAB I

PENDAHULUAN

I. Tujuan Praktikum

-Mahasiswa dapat memahami formulasi dan langkah-langkah pembuatan drop

paracetamol

-Mahasiswa dapat membuat drop paracetamol dengan baik dan benar

II. Dasar Teori

Parasetamol adalah metabolit aktif dari fenasetin yang bertanggungjawab akan efek

analgesiknya. Merupakan penghambat prostaglandin lemah dalam jaringan perifer dan tidak

memiliki efek inflamasi yang signifikan. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus

aminobenzen. Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0%

C8H9NO2 di hitung zat yang telah dikeringkan.

Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, Parasetamol

hampir tidak memiliki sifat anti radang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis

NSAID. Parasetamol tidak menimbulkan iritasi pada lambung atau mengganggu gumpalan

darah, ginjal atau duktus arterious pada janin.

a. Karakteristik Parasetamol

Nama bahan obat : Paracetamol (FI III Hal: 37)

Sinonim : N-Acetil-P-Aminofenol, Acetaminofen

Struktur Kimia: C8H5NO2

BM : 151,16

Kemurnian : Paracetamol tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari

101%C8H9NO2

Efek teraupetik : Analgesik, antipiretik

Pemerian : Hablur putih, tidak berbau, rasa pahit

b. Organoleptis Bahan Obat (FI III : 37)

Warna : Putih

Bau : Tidak berbau

Rasa : Pahit

c. Mikroskopis (FI III , 37)

Page 3: Laporan Drop Paracetamol

Bentuk Kristal : hablur atau serbuk hablur.

d. Karakteristik Fisika Mekanik ( FI IV, 649 )

Titik Lebur : 163 0 c – 172 0 c

Higroskopisitas : tidak higroskopis

e. Karakteristik Fisika Kimia

Kelarutan menurut ( FI III, 37) : larutan dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol

(95%) P, dalam 40 bagian Gliserol P, dan 9 bagian propilenglikol.

Kelarutan menurut (FI IV,649) : Larut dalam air mendidih, dan dalam NaOH 1 N,

mudah larut dalam etanol.

Stabilitas

Bahan Padat :

Terhadap Suhu : stabil

Terhadap Cahaya : tidak stabil

Terhadap kelembapan : stabil

Bahan Larutan :

Terhadap pelarut : stabil

f. Higroskopisitas

Pada kelembapan relatif sampai 90 % (Pharmaceutical Codex)

Pka : 9,5 pada suhu 25o C

Nama Kimia : N – Asetil – 4 aminofenol

g. Kelarutan (Martindale : The Ekstra Pharmacopeia 28th ed)

1 bagian Parasetamol larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mandidih, dalam 7

sampai 10 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, 40 bagian gliserol dan dalam 9

bagian propolenglikol, sangat mudah larut dalam kloroform, agak sukar larut dalam eter,

larut dalam larutan alkali hidroksida membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1

sampai 6,5.

h. Khasiat dan Penggunaan : analgetikum dan antipiretikum

i. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

j. Titik Lebur : antara 168° - 172°C

k. Stabilitas :

Page 4: Laporan Drop Paracetamol

Parasetamol sangat stabil dalam aquades. Waktu paruhnya yang di dapar pada pH 6

diperkirakan 21,8 tahun; degradasi dikatalisis oleh asam dan basa dan waktu paruhnya

0,73 tahun pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil degradasinya adalah P-amini fenol

dan asam asetat (Martindale: Ekstra Pharmacopeia 28th ed)

Dalam larutan, Parasetamol membutuhkan proteksi dari cahaya. Dalam keadaan

kering Parasetamol murni stabil pada temperatur sampai 45°C. Jika hasil hidrolisis

parasetamol P aminofenol terdapat sebagai contaminan atau sebagai hasil pemaparan

kondisi yang lemah. P aminofenil dapat terdegradasi dengan oksidasi pada

Quinnonimine. Parasetamol relatif stabil terhadap oksidasi. (The pharmaceutical Codex)

Hidrolisis parasetamol baik yang di katalisis oleh asam maupun basa mengikuti

reaksi orde 1 karena dipengaruhi oleh satu reaktan. Degradasi Parasetamol tergantung

pada konsentrasi dan tidak berikatan dengan kekuatan ionik.

l. Tinjauan Bahan Obat

Farmakologi

Parasetamol merupakan salah satu derivat aminofenol. Derivat P-aminofenol yang

lain adalah fenasetin. Asetaminofen merupakan metabolit fenasetin, parasetamol

merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek antipiretik

ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol di Indonesia lebih dikenal dengan

nama Parasetamol dan tersedia dalam obat bebas. Walaupun demikian laporan

kerusakan fatal hepar akibat overdosis akut perlu diperhatikan, efek anti inflamasi

parasetamol hampir tidak ada.

Efek Samping

Reaksi alergi terhadap derivat para-aminofenol jarang terjadi. Manisfestasinya

berupa aritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa demam dan lesi pada

mukosa penggunaan semua jenis analgesik dosis besar secara menahun terutama

dalam kombinasi berpontensi menyebabkan nefropati analgesik.

Toksisitas Akut

Akibat dosis toksik yang paling sering ialah nekrosis hati. Nekrosis tubuh renalis

serta koma hipoglikemik dapat juga terjadi hepatotoksisitas dapat terjadi pada

pemberian dosis tunggal 10-15 mg (200-250 mg/kg BB) parasetamol. Gejala pada

hari pertama keracunan akut parasetamol belum mencerminkan bahaya yang

mengancam. Anoreksia, mual dan muntah serta sakit perut terjadi dalam 24 jam

pertama dan dapat berlangsung selama seminggu atau lebih. Gangguan hepar dapat

Page 5: Laporan Drop Paracetamol

terjadi pada hari kedua, dengan gajala peningkatan aktivitas serum transminase, laktat

dehidrogenase, kadar bilirubin serum serta pemanjangan masa protobin. Aktivitas

alkali fosfatase dan kadar albumin serum tetap normal. Kerusakan hati dapat

mengakibatkan ensefalopati, koma dan kematian. Kerusakan hati yang tidak berat

pulih dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.

Kerusakan ini tidak hanya disebabkan oleh Parasetamol, tetapi juga oleh radikal

bebas, metabolit yang sangat reaktif yang berikatan secara kovalen dengan

makromolekul vital sel hati. Karena itu hepatotoksisitas Parasetamol meningkat pada

pasien yang juga mendapat barbiturat. Antikonvulsi lain atau pada alkoholik yang

kronis. Kerusakan yang timbul berupa nekrosis sentrilobularis. Kerusakan akut ini

biasanya diobati secara simtomatik dan suportif, tetapi pemberian senyawa sulfhidril

tampaknya dapat bermanfaat, yaitu dengan memperbaiki cadangan glutation hati. N-

asetilsistein cukup efektif bila diberikan peroral 24 jam setelah minum dosis toksik

Parasetamol.

Farmakodinamik

Efek analgesik Parasetamol dan fenasetin serupa dengan salisilat yaitu

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan

suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti

salisilat.

Efek anti inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol dan fenasetin

tidak digunakan sebagai antireumatik. Parasetamol merupakan penghambat

biosintesis PG yang lemah. Efek iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat

pada kedua obat ini., demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam

basa.

(Farmakologi FK UI, edisi 5 hal. 238)

Farmakokinetik

Parasetamol dan fenasetin diabsorbsi cepat dan sempurna melaui saluran cerna.

Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh

plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. Dalam plasma 25%

Parasetamol dan 30% fenasetin berikatan dengan protein plasma. Kedua obat ini di

metabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%) di konjugasi

dengan asam glukoronat dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat. Selain itu

kedua obat ini di ekskresi melalui ginjal, sebagian kecil parasetamol (3%) dan

sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

Page 6: Laporan Drop Paracetamol

(Farmakologi dan Terapi, FK UI, ed 5 hal 238)

Indikasi

Di Indonesia penggunaan Parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik telah

menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik lainnya, Parasetamol sebaiknya

tidak di berikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis

terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Karena

hampir tidak mengiritasi lambung, Parasetamol sering di kombinasi dengan AINS

untuk analgesik.

(Farmakologi dan Teraoi, FK UI, ed 5 hal 238)

Kontra Indikasi

Penggunaan Parasetamol tidak diperkenalkan pada penderita yang hipersensitif

terhadap asetaminofen dan penderita yang mempunyai gangguan fungsi hati.

Skema

Rancangan Formula

Parasetamol hanya memiliki satu bentuk sehingga tidak ada pilihan lain dari parasetamol

III. EVALUASI PRODUK REFEREN

Produk referen I1. Merk obat : Praxion

Paracetamol

Media Air

Tidak Stabil bila terkena cahaya

Agak Sukar Larut

Rasa PahitTidak Berbau

Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan botol gelap

pemanisPengawet

Pengaroma dan perasa

Penambahan cosolvent untuk meningkatkan kelarutan paracetamol

Page 7: Laporan Drop Paracetamol

2. Pabrik : Pharos3. Komposisi : Paracetamol micronized4. Indikasi : Meredakan demam karena flu dan sesudah imunisasi,

meredakan nyeri misalnya, sakit kepala dan sakit gigi.5. Dosis : Anak 1-2 tahun: 0,6-1,2 ml. Anak < 1 tahun: 0,6 ml, diberikan

3-4 kali sehari.6. Pemerian obat : Berikan sesudah makan7. Kontra indikasi : Gagal ginjal dan hati8. Efek samping : Kelainan dara, kulit dan reaksi alergi lain9. Interaks obat : Alcohol, antikoagualn oral, aspirin, phenobarb

10. Kemasan : Drop 100 mg/ml x 15ml x 1

Produk referen II1. Merk obat : Naprex2. Pabrik : Media farma/ Pediatrica3. Komposisi : Paracetamol 4. Indikasi : Menurunkan demam dan mengurangi rasa nyeri5. Dosis : Anak 1-2 tahun: 0,6-1,2 ml. Anak < 1 tahun: 0,6 ml, diberikan

3-4 kali sehari pada interval 4-6 jam.6. Pemerian obat : Berikan bersama makanan7. Kontra indikasi : Gangguan fungsi hati berat8. Efek samping : Reaksi hipersensitifitas , gangguan fungsi hati 9. Kemasan : Drop 60 mg/0,6ml x 15ml x 1

Produk referen III1. Merk obat : Sanmol2. Pabrik : PT. Sanbe farma3. Komposisi : Paracetamol 4. Indikasi : Meringankan sakit kepala, sakit gigi dan menurunkan demam

yang menyertai influenza dan setelah imunisasi5. Dosis : Anak 1-2 tahun: 0,6-1,2 ml., diberikan 3-4 kali sehari6. Pemerian obat : Berikan bersama makanan7. Kontra indikasi : Hipersensitifitas pada paracetamol, penderita dengan

gangguan fungsi hati berat8. Efek samping : Reaksi hipersensitifitas , kerusakan hati9. Kemasan : Drop 15 ml.

IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF

4.1 Tabel 1. Hasil Studi Pustaka Bahan Aktif

N Bahan Aktif Efek Utama Efek Samping Karakteristik Karakteristik Sifat Lain

Page 8: Laporan Drop Paracetamol

o Fisik Kimia

1 Paracetamol-Analgesik-Antipiretik

-Gangguan pencernaan-Hiper sensitifitas-Kelainan darah-Hepatotoksik-Mual, muntah, anorexia

-Larut dalam air mendidih dan dalam NaOH 1N dan mudah larut dalam etanolDalam1:70 dengan air1:40 dengan gliserol1:9 dengan propilen glikol1:7 dengan etanol 95%(FI III : 37)-BentukSerbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa seperti pahit-Tahan pemananasan-Mudah terbasahi

-Stabil pada pH 3,8 – 6,1-pKa 9,5-Tidak mudah teroksidasi-Titik leleh 169-172oC-Berat Jenis 1,21 – 1,23

Konstanta dielektrik 27,5 %(Bhavani et al, 2012)

4.2 Alasan pemilihan Bahan Aktif : ParacetamolBahan aktif paracetamol memiliki sedikit efek samping dibandingkan dengan analgesik lainnya (misalkan asetosal yang dapat menimbulkan iritasi pada lambung).

4.3 Bentuk sediaan yang dipilih : DropParacetamol merupakan bahan obat yang memiliki rasa pahit, maka diharapkan apabila dibuat dalam sediaan drop dapat memperbaiki rasa pahit tersebut. Sehingga dapat mempermudah pemberiaan kepada anak – anak dan bayi. Bentukan drop juga dapat diubah – diubah dosisnya sesuai kebutuhan.

Page 9: Laporan Drop Paracetamol

4.4 Dosis dan PerhitunganPerhitungan Dosis (Martindale The Extra Pharmacopeia 27th ed.)a. Dosis dalam literatur

0,5 gram – 1 gram hingga 4 gram sehari untuk dosis anak usia sampai 1 tahun, 120 mg; Usia 1- 5 tahun, 250 mg; 6 - 12 tahun, 250 – 500 mg; Dewasa 500 – 1000 mg.

b. Konsumen yang ditinjauBayi

c. AlasanPada usia anak 0 bulan – 1 tahun lebih mudah pemberiannya dalam sediaan cair atau larutan daripada sediaan berupa tablet atau dalam sediaan solida lainnyaUsia dalam Pria Wanita Bobot

rata – rata(kg)

Thn Bln.Bobot(kg)

Panjang(cm)

Bobot(kg)

Panjang(cm)

0 0 3,1 48 3,0 48 3,050 1 4,2 52 3,8 52 4,00 2 5,2 56 4,8 56 5,00 3 5,9 59 5,4 57 5,650 4 6,4 61 6,1 61 6,250 5 6,9 63 6,5 62 6,70 6 7,3 64 6,8 63 7,050 7 7,5 65 7,1 64 7,30 8 7,6 66 7,4 66 7,50 9 7,7 67 7,5 67 7,60 10 8,0 69 7,6 68 7,80 11 8,0 70 7,8 69 7,90 12 8,2 71 8,0 70 8,11 0 8,1 71,3 7,6 71,3 7,85

Martindale anak usia 1 tahun, 120 mg, maka: Dosis yang diperlukan

0 bulan – 3 bulan = 30 mg – 60 mg3 bulan – 1 tahun = 60 mg – 120 mg

Volume takaran pipet0,3 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml

Volume takaran terkecil. 0,6ml ~30 mg0 bulan – 3 bulan = 0,6 ml – 1,2 ml3 bulan – 1 tahun = 1,2 ml – 2,4 ml

Volume kemasan terkecil0 bulan – 3 bulan = 0,6 ml – 1,2 ml1hari = 4 (0,6 ml – 1,2 ml)

= 2,4 ml – 4,8 ml3hari = 3(2,4 ml – 4,8 ml)

= 7,2 ml – 14,2 ml3 bulan – 1 tahun = 1,2 ml – 2,4 ml1hari = 4 (1,2 ml – 2,4 ml)

= 4,8 ml – 9,6 ml3hari = 3(4,8 ml – 9,6 ml)

= 14,4 ml – 28, 8 mlKemasan terkecil = 15 ml

Page 10: Laporan Drop Paracetamol

d. Dipilih kemasan terkecil 15 ml karena lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju dan karena penimbangan jumlah pemakaian (untuk 3 hari). Dibuat dalam jumlah 60 ml karena memperhitungkan stabilitas bahan aktif pada saat penyimpanan.

V. JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA

PELARUT

Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Ket. lain

Propilenglikol

(HPE, 625)

Jernih,

kental, tidak

berbau, tidak

berwarna,

sedikit pedas,

mirip gliserin

Dapat larut

dalam

aseton,

kloroform,

etanol 95%,

gliserin, air,

tidak campur

dengan

minyak dan

mineral

25mg/kgBB Oxiditing

reagents seperti

KMnO4

Bj: 1,038g/cm³

pada suhu

20°C

Gliserin

(HPE, 301)

Jernih, tidak

berbau, tidak

berwarna,

kental,

mikroskopis,

manis (0,6

kali sukrosa)

Dapat

campur

dengan air,

dan methanol

serta alkohol

1,0-1,5g/kg Bismuth nitrat

2,0 melunturkan

warna gliserin,

dapat meledak

juga mencampur

widding agent,

kontaminasi,

berwarna

semakin gelap.

Bj:1,260g/cm³

pada suhu

20°C

Rentang

pemakaian

pelarut

organik, untuk

formulasi

parenteral

<30%,

pemanis pada

elixir <20%,

sebagai

pemanis pada

konsentrasi

<20%, sebagai

pengawet pada

konsentrasi

Page 11: Laporan Drop Paracetamol

<20%

PEG 400

(FI IV, 511;

Excipient 6th,

517)

Larutan

kentan

berwarna

kuning lemah

atau tidak

berwarna

Larut dalam

air, alam

etanol, dalam

hidrokarbon

aromatik,

praktis tidak

larut dalam

eter

10mg/kg Bj:1,15-

1,21g/cm³

pada suhu

25°C

Sorbitol Jernih, tidak

berwarna,

tidak berbau,

Sangat

mudah larut

dalam air,

sedikit larut

dalam

methanol

Larut dalam air,

dapat

membentuk kelat

dengan ion

dwivalen dan

trivalent dalam

suasana asam

kuat dan basa

kuat

Bj: 1,49g/cm³

pH: 4,5-7

pada larutan

10%ᵇ/ᵥ

Pelarut terpilih : Propilenglikol, gliseril, PEG 400

Alasan : Menurut Farmakope Indonesia, menggunakan PCT karena larut

dalam 9 bagian propilenglikol dan gliserin bersifat multifungsi,

propilenglikol selain sebagai pelarut juga berfungsi sebagai pengawet,

sedangkan gliserin selain berfungsi sebgai pelarut juga berfungsi

sebagai pemanis.

PEG 400 berfungsi untuk membantu kelarutan dari bahan obat yang

sangat sukar larut yang memiliki hidrokarbon aromatik dikarenakan

sifat PEG yang sangat efektif dilingkungan yang berair dan

membentuk dua fase sistem polimer yang berbeda untuk meningkatkan

absorpsi dan disolusi dalam tubuh.

SWEETING AGENT (Bahan Pemanis)

Page 12: Laporan Drop Paracetamol

Bahan Pemerian kelarutan ADI inkompaktibilita

s

Ket. lain

Saccharin Na

(HPE,418-

419)

Serbuk

kristal yg

berwarna

putih, tidak

berbau/bau

lemah

Dalam etanol

95%=1:50

Dalam

propilenglikol

= 1:33

2,5mg/

kgBB

pH: 6,6

dalam 10%

larutan 15-

25mg/100m

l obat

minum

Gliserin

(HPE, 301)

Jernih,

tidak

berwarna,

tidak

berbau,

higroskopis

, manis

Dapat campur

dengan air dan

mineral serta

alkohol

1,0-1,5g/

kgBB

Bismuth nitrat

Jika dicampur

dengan

oxidizing agent

kontaminasi

semakin gelap

Dosis oral=

1-1,5g/kgB

B

Sukrosa

(HPE, 744)

Serbuk

kristal,

tidak

berwarna/

serbuk

kristal

putih, tidak

berbau, dan

rasa manis

Sangat mudah

larut dalam

air, sukar larut

dalam etanol

Propilengliko

l (HPE, 625)

Jernih,

kental,

tidak

berbau,

tidak

berwarna,

sedikit

pedas mirip

Dapat larut

dalam aseton,

kloroform,

etanol 95%,

gliserin, air,

tidak

bercampur

dengan

25mg/kgBB Oxiditing

reagent seperti

KmNO4

Bj:

1,038g/cm³

pada suhu

20°C

Page 13: Laporan Drop Paracetamol

gliserin minyak dan

mineral

Pemanis terpilih : Saccharin Na dan Sukrosa

Alasan : Sebab saccharin Na 300 kali lebih manis di bantingkan sucrose dan

harganya murah dan sukrosa akan meningktakan viskositas sediaan

sehingga memberikan rasa enak dimulut.

PEWARNA

Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Ket. lain

Amaranth Serbuk

coklat

kemerahan,

hampir

tidak berbau

dengan rasa

saline

Latur dalam air

1:5

Inkompaktibilitas

dengan

centrimide

Allura Red Serbuk

merah tua,

granul putih

kristalin,

sedikit

higroskopik,

tidak

berbau,

tidak

berwarna,

tidak manis

dan asin

Larut dalam air

pada suhu

Air (20˚C) =

1:18

Air (100˚C) =

1:1

Tetrazine

(HPE,

Serbuk

kuning, atau

Larut baik

dalam air

Page 14: Laporan Drop Paracetamol

1981) orange

kekuningan

Praktis tidak

larut dalam

aseton

Etanol 95%

(1:91)

Gliserin 6%

(1:5)

Propilenglikol

5% (1:5)

Air 25˚C

(1:26)

Air 35˚C (1:5)

Air 80˚C (1:5)

Pewarna terpilih : -

Alasan : -

PENGAWET

Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Ket. Lain

Metil

paraben,

Nipagin

(HPE,

466)

Kristal tidak

berwarna,

serbuk

kristalin,ber

warna putih,

tidak berbau

lemak, rasa

sedikit

terbakar

Pada suhu

20˚C

Gliserin (1:60)

Air (1:4000)

Propilenglikol

(1:5)

Larut bebas

dalam etanol

dan eter

Aktivitas

antimikroba

Turun dengan

adanya surfaktan

pH 3-6

dalam

larutan

dengan

pembaw

a aqua

Rentang

pemakai

an

0,015%-

0,2%

Propil

paraben,

Kristal putih,

tidak berbau,

Pada suhu

20˚C

10 mg/kg

BB

Magnesium

Alumunium

pH 4-8

Rentang

Page 15: Laporan Drop Paracetamol

Nipasol

(HPE,

526)

tidak

berwarna

Gliserin

(1:250)

Air (1:2500)

Propilenglikol

(1:39)

Etanol (1:1,1)

Sangat larut

dalam aseton

Larut bebas

dalam alcohol

eter

silikat

Magnesium

trisilikat

Besi oksida

pemakai

an

0,01%-

0,02%

Na-

benzoate

(HPE,

662)

Kristal

granul putih,

sangat

higroskopik,

amorf

Air (1:8)

Etanol 95%

(1:75)

Etanol 90%

(1:50)

Air 100%

(1:1,4)

5 mg/kgBB Gelatin

Garan Ca

Garam Ferri

pH 2-5

Rentang

pemakai

an

0,02%-

0,5%

Pengawet terpilih : -

Alasan : -

DAPAR

Bahan Pemerian Kelarutan ADI Inkompaktibilitas Ket. Lain

Sodium

phosphase

dibasic

N

a2HPO4.2

H2O

(HPE,

693)

Kristal putih

dan berbau

Sangat larut

dalam air

Praktis tidak

larut dalam

etanol 95%

Dengan

alkaloidannpyri,

kloralhydrat

pyrogallol lead

asetat, kalsium

glotorat,

berinteraksi

diantara kalsium

Page 16: Laporan Drop Paracetamol

dan phosphase

Asam

sitrat

(HPE,

185)

Kristal tidak

berwarna,

transparan,

Kristal putih,

serbuk

effervescent,

memiliki

rasa asam

kuat

Larut

Etanol 95%

(1:15)

Air (1:9)

Larut dalam

eter

Dengan

potassium tartart

alkali asetat dan

sulfide, juga

dengan bahan

pereduksi

Jika dikombinasi

dengan logam

berat akan

menimbulkan

ledakan

Sodium

phosphase

monobasi

c

TIdak

berbau, tidak

berwarna

atau putih,

agak

deliquesuent

Kristal

1:1 bagian air

praktis, tidak

dalam etanol

95%

Garam asam

bahan alkali serta

karbonat,

alumunium,kalsiu

m, magnesium

pH 4,1-9

untuk

5% w/v

larutan

aqua

(25˚C)

BJ=

156,01

Dapar terpilih : -

Alasan :-

VI. SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN YANG DI RENCANAKAN

Page 17: Laporan Drop Paracetamol

Nama bahan Fungsi Kadar % digunakan Jumlah 15mL

Parasetamol

Propilen glikol

Glyserin

PEG 400

Saccharosa

Saccharin

Essense Anggur

Aquadest

Bahan aktif

Pelarut

Pelarut

Pelarut

Pemanis

Pemanis

Perasa

15% – 30%

< 50%

23%

40%

20%

0.02%

750mg

3,45mL

6mL

3mL

5mg

3mg

1 tetes

Ad 15mL

Perhitungan Expiration Date

Parasetamol pada pH 6,0 : t 1/2 = 21,8 (Martindale)

Dengan menggunakan rumus :

Log k = (2,303 / t 1/2) x log (Co/Ct)

Maka :

Log k = (2,303 / t 1/2) x log (Co / 1/2Co)

Log k = (2,303 / 21,8) x log 2

Log k = 0,0318

Sehingga di peroleh nilai T90 sebesar :

Log k = (2,303 / t 1/2) x log (Co/Ct)

0.0318 = (2,303 / T90) x log (Co/0,9 Co)

0.0318 = 0,105 / T90

T90 = 3,31 tahun

Jadi masa kadaluwarsa parasetamol kurang lebih 3,31 tahun dari tanggal pembuatan.

Koefisien Dan Tetapan Dielektrik

Konstanta Dielektrik:

Aquadest = 78,5

Etanol = 24

PEG = 12,5

Gliserin = 43

Propilenglikol = 32

Tetapan Dielektrik

Page 18: Laporan Drop Paracetamol

KD = (12,5 x 20 )+( 43 x 40 )+ (32 x23 )+(17 x 78,5)

100 =

250+1720+736+1334,5100

=40,4

Perhitungan ADI

Nama bahan Fungsi Kadar % digunakan Jumlah

15mL

Parasetamol

Propilen glikol

Glyserin

PEG 400

NaH2PO4. 2H2O

Na2HPO4. 2H20

Saccharosa

Saccharin

Essense Anggur

Aquadest

Bahan aktif

Pelarut

Pelarut

Pelarut

Dapar

Dapar

Pemanis

Pemanis

Perasa

15% – 30%

< 50

23%

40%

20%

0.02%

750mg

3,45mL

6mL

3mL

269,42mg

19,60mg

5mg

3mg

1 tetes

Ad 15mL

Perhitungan ADI =

1. Propilen glikol = 25mg/kg.BB , BJ= 1,038 g/ml

Penggunaannya = 3,45 ml x 1,038 g/ml = 6,67 gram

Untuk umur 0 – 3 bulan =

1xh = 23% x (0,6 – 1,2 ml)x3 x 1,038 = 0,4297gram – 0,8595gram

Untuk umur 3 bulan – 1 tahun =

1xh = 23% x (1,2 – 2,4 )x 3 x 1,038 = 1,0342gram – 1,7189 gram

Umur BB (kg) ADI ( 25 mg /kg.BB )

0 – 3 bulan 3,05 kg – 5,65 kg 76,25 mg – 141,25 mg

3 bulan – 1 tahun 5,65 kg – 7,85 kg 141,25 mg – 196,25 mg

Kesimpulan = melebihi batas ADI, namun diperbolehkan karena tidak digunakan sehari-

hari.

Page 19: Laporan Drop Paracetamol

2. Gliserin = 1,0 – 1,5 g/kg.BB , BJ=1,260g/ml

Penggunaannya : 6ml x 1,260 g/ml = 7,494 gram

Umur BB (kg) ADI (1,0-1,5g/kg.BB )

0 – 3 bulan 3,05 kg – 5,65 kg 3,05g-4,575g/5,65g-8,475g

3 bulan – 1 tahun 5,65 kg – 7,85 kg 5,65g-8,475g/7,85g-11,775 g

Untuk umur 0 – 3 bulan =

1xh = 40% x (0,6 – 1,2 ml) x 3 x 1,249 = 0,8993– 1,7986 gram

Untuk umur 3 bulan – 1 tahun =

1xh = 40%x (1,2 – 2,4 ) x 3 x 1,249 = 1,7986 –3,5971 gram

3. PEG 400 = 10mg/kg.BB , BJ= 1,13 g/ml

Penggunaan : 3ml x 1,13g/ml = 3,39 gram

Umur BB (kg) ADI (10mg//kg.BB )

0 – 3 bulan 3,05 kg – 5,65 kg 30,5mg-56,5mg

3 bulan – 1 tahun 5,65 kg – 7,85 kg 56,5mg-78,5mg

Untuk umur 0 – 3 bulan =

1xh = 20% x (0,6 – 1,2 ml) x 3 x 1,13g/ml = 0,4068 – 0,8136 gram

Untuk umur 3 bulan – 1 tahun =

1xh = 20%x (1,2 – 2,4 ) x 3 x 1,13g/ml = 0,8136 – 1,6272 gram

Page 20: Laporan Drop Paracetamol

Meneteskan sebanyak 7 tetes pewarna dan perasa anggur kedalam gelas beaker

Menambahkan 10 ml aquadest kedalam gelas beaker, aduk ad homogen

Menjadi larutan pewarna dan perasa anggur

Menimbang saccharin Na sebanyak 12 ml, kemudian masukkan mortir, gerus ad halus, masukkan ke dalam gelas beaker

Menambahkan sedikit aquadest kedalam gelas beaker, aduk ad homogen

Menjadi larutan Saccharin Na

VII. METODE Alat :

1. Timbangan2. Gelas beker3. Batang pengaduk4. Pipet tetes5. Kertas perkamen6. Gelas ukur

Bahan :1. Paracetamol2. Propilen glikol3. Gliserin4. PEG 4005. Sukrosa6. Saccharin Na7. Essense anggur8. aquadest

Prosedur pembuatan

1. Melarutkan pewarna dan perasa anggur

2. Melarutkan Saccharin Na

Page 21: Laporan Drop Paracetamol

Menimbang paracetamol sebanyak 3 g

Mengukur propilen glikol di gelas ukur sebanyak 13,8 ml dan tambahkan kedalam mortir berisi paracetamol ad larut

Mengukur gliserin di gelas ukur sebanyak 24 ml, masukkan kedalam gelas beker berisi campuran paracetamol dan propilen glikol, aduk ad homogen

Mengukur PEG 400 dalam gelas ukur sebanyak 12 ml , tuangkan kedalam campuran (paracetamol, propilen glikol dan gliserin), aduk ad homogen

Panaskan campuran (paracetamol, propilen glikol ,gliserin dan PEG 400) dengan menggunakan hotplate, dan aduk ad larut

Memasukkan pemanis sukrosa dan saccharin Na kedalam campuran, aduk ad larut

Menambahkan pewarna sekligus perasa anggur beberapa tetes, ad warna dan rasa sesuai dengan keinginan, aduk ad larut

Kalibrasi botol drop 15 ml

Diamkan hingga panas karena pemanasan hilang, tambahkan aquades ad 60 ml

Memasukkan peracetamol kedalam mortir dan digerus ad halus

Agar lebih mudah, tuangkan campuran paracetamol dan propilen glikol kedalam gelas beker

Memasukkan ke dalam botol 15 ml, beri label dan masukkan ke dalam kemasan sekunder yang telah dilengkapi brosur

3. Pembuatan Drop Paracetamol 15 ml ( membuat 60 ml )

4. Pembuatan paracetamol dalam skala besar (500 ml)

Page 22: Laporan Drop Paracetamol

Menimbang paracetamol sebanyak 25 g

Mengukur propilen glikol di gelas ukur sebanyak 115 ml dan tambahkan kedalam mortir berisi paracetamol ad larut

Mengukur gliserin di gelas ukur sebanyak 200 ml, masukkan kedalam gelas beker berisi campuran paracetamol dan propilen glikol, aduk ad homogen

Mengukur PEG 400 dalam gelas ukur sebanyak 100 ml , tuangkan kedalam campuran (paracetamol, propilen glikol dan gliserin), aduk ad homogen

Panaskan campuran (paracetamol, propilen glikol ,gliserin dan PEG 400) dengan menggunakan hotplate, dan aduk ad larut

Memasukkan pemanis sukrosa dan saccharin Na kedalam campuran, aduk ad larut

Menambahkan pewarna sekligus perasa anggur beberapa tetes, ad warna dan rasa sesuai dengan keinginan, aduk ad larut

Aduk ad homogen

Diamkan hingga panas karena pemanasan hilang, tambahkan aquades ad 500 ml

Memasukkan peracetamol kedalam mortir dan digerus ad halus

Agar lebih mudah, tuangkan campuran paracetamol dan propilen glikol kedalam gelas beker

Lakukan evaluasi

4. Pembuatan paracetamol dalam skala besar (500 ml)

Page 23: Laporan Drop Paracetamol

Mengisi piknometer dengan air hingga penuh, kemudian timbang piknometer berisi air

Menimbang piknometer kosong ditimbang analitik

Setelah menimbang, menghitung BJ masing-masing dan kemudian dirata-rata cari standart deviasinya

Menimbang air dalam piknometer, kemudian isi dengan larutan drop dan lakukan penimbangan (replikasi 3x)

Kemudian kertas ukur pH akan menunjukkan berapa nilai pH sediaan

Mencelupkan kertas ukur pH

pH sediaan = 6

Masukkan spindle yang telah terhubung dengan alat viskometer

Melihat pada skala iskometer, dan akan diketahui viskositas dari sirup paracetamol

Hidupkan alat, dan tunggu beberapa menit hingga putaran spindle berhenti

Prosedur evaluasi

1. Uji organoleptis, meliputi: Aroma Rasa Warna

2. Uji berat jenis Alat : Piknometer Cara kerja :

3. Penetapan pH Alat : kertas ukur pH Cara kerja :

4. Viskositas Alat : viskometer Cara kerja :

Page 24: Laporan Drop Paracetamol

C. PROSEDUR EVALUASI

a. Organoleptis

-Bau : Anggur

Rasa : Anggur

Warna : Ungu

Larutan : Jernih

b. Penetapan Kadar Parasetamol Secara Prosedural

Penetapan kadar elixir paracetamol (FI. III, hal. 38)

- Timbang seksama 1,5 gram, tambahkan 100ml air dan 20ml natrium

hidroksida 0,1 N, encerkan dengan air secukupnya hingga 20ml. Pada 5,0 ml

tambahkan 9,5 ml natrium hidroksida 0,1 N, encerkan dengan air secukupnya

hingga 100ml. ukur serapan -1cm larutan pada maksimum lebih kurang

257nm; A(1%,1cm) pada maksimum lebih kurang 257nm adalah 715.

- Kadar yang diharapkan: elixir acetaminophen mengandung acetaminophen

C8H9NO2, tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang

tertera pada etiket.

c. pH

- Ambil pH meter

- Bilas elektroda dengan aquades

- Keringkan elektroda dengan kain lensa atau tissue

- Kalibrasi elektroda dengan larutan pH standart

- Bilas elektroda kembali dengan aquadest, lalu keringkan

- Ukur sebanyak kurang lebih 50ml larutan drop dalam beaker glass kecil

- Celupkan elektroda sampai elektroda terbenam larutan

- Baca pH yang tertera pada alat

d. Bobot Jenis

- bersihkan piknometer hingga tidak meninggalkan bekas air

- rendam piknometer dalam air es, hingga suhu mencapai 20 derajat celcius,

kemudian ditimbang.

Page 25: Laporan Drop Paracetamol

- Isi alat piknometer dengan aquadest, kemudian rendam dalam air es hingga

suhu mencapai 20 derajat celcius , kemudian timbang.

- Keringkan alat piknometer, kemudian isi dengan larutan yang ingin di uji, dan

rendam di air es hingga suhu mencapai 20 derajat celcius

- Timbang alat pikmometer yang berisi larutan drop

e. Viskositas

- Cuci alat viskotestser dengan aquadest dan keringkan

- Masukkan zat uji kedalam viskotester sebanyak wadah yang ada pada alat

viskotester

- Pasangkan pengaduk paddle pada rotor viskotester

- Pastikan jarum pembaca skala no. 3 pada posisi nol

- Terdapat tiga macam skala, di pilih skala dengan pembacaan terkecil

- Tekan tombol untuk menekan rotor

- Lihat skala yang terbaca pada saat pengaduk mulai berputar

f. Uji Mikrobiologi

- Menggunakan medium bakteri. Bakteri pada sediaan oral: Salmonella, E.coli,

Staphylococcus, Pseudomonas aeruginosa.

1) Diambil 1 ml sediaan diinokulasikan di media blood agar dan mac-conkey dalam

cawan petri.

2) Ratakan ose sampai menyebar pada permukaan media

3) Media diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam

4) Amati bentuk, ukuran, dan warna koloni. amati koloni yang terbentuk llu

dilarutkan ke dalam nutrient broth.

5) Lakukan pewarnaan gram dan uji fisiologis kemudian diinkubasi lagi pada suhu

37o C selama 24 jam.

6) Amati hasilnya dan bakteri yang terbentuk, jika terlihat maka sediaan mengandung

bakteri tersebut.

Page 26: Laporan Drop Paracetamol

VII. Rancangan Etiket, Brosur dan Kemasan

Page 27: Laporan Drop Paracetamol

PEMBAHASAN

Pada praktikum pembuatan sediaan drop parasetamol, langkah awal yang kami

lakukan adalah memilih bahan aktif yaitu parasetamol dan bahan tambahan yaitu pelarut,

pengawet, pemanis, pewarna dan perasa. Kemudian dari bahan-bahan tersebut kami mencari

sifat fisika-kimianya serta rentangnya agar dapat berfungsi sebagai pelarut, pengawet maupun

pemanis untuk sediaan obat. Setelah itu kami menentukan salah satu bahan yang kiranya

paling baik untuk digunakan dalam membuat sediaan drop parasetamol. Di mulai dari bahan

aktif parasetamol, kami mulai menghitung dosis parasetamol per hari (sendok takar) yang

disesuaikan dengan dosis dalam literatur. Setelah itu, kami menentukan kemasan terkecil

sediaan berdasarkan dosis sediaan yang ingin kami buat, didapatkan kemasan terkecilnya

15ml. Dari dosis yang sudah di dapat, kami memperkirakan berapa banyak drop yang bisa

dibuat untuk waktu terapi 3 hari dengan penggunaan bahan yang efektif dan efisien serta

untuk memaksimalkan stabilitas sediaan. Selanjutnya kami menentukan kadar pelarut yang

dapat melarutkan parasetamol. Untuk mengetahui kelarutan parasetamol dalam formulasi,

ada dua cara yaitu :

1. Menggunakan data kelarutan parasetamol yang terdapat pada literatur.

2. Menghitung konstanta dielektrik dan membandingkannya dengan formulasi dasar.

Dalam pembuatan formulasi, kami menghitung konstanta dielektrik dari pelarut yang

akan digunakan dan diperoleh konstanta dielektrik yaitu sebesar ? sedangkan nilai konstanta

dielektrik formula baku adalah 31. Nilai konstanta dielektrik akan mempengaruhi kelarutan

sediaan yang akan di buat. Semakin dekat nilai konstanta dielektrik sediaan yang ingin di

buat dengan nilai konstanta dielektrik formula baku akan semakin baik kelarutannya.

Kami memilih formula yang akan di buat dengan mempertimbangkan nilai konstanta

dielektrik (kelarutan) yang paling mendekati formula baku dan perbedaan penggunaan

kosolven dari masing-masing formulasi. Dalam pembuatan sediaan ada dua cara dalam

melarutkan bahan aktif parasetamol yaitu :

Cara 1 : Dengan mencampurkan seluruh pelarutnya terlebih dahulu kemudian bahan

aktifnya (Parasetamol) dimasukkan dalam pelarut campuran tersebut. Kemudian

ditambahkan bahan-bahan lainnya.

Page 28: Laporan Drop Paracetamol

Cara 2 : Dengan melarutkan bahan aktif ke dalam pelarut yang mempunyai kelarutan

paling besar. Kemudian ditambahkan pelarut yang mempunyai kelarutan lebih rendah dari

pelarut yang pertama. Dan seterusnya.

Dari dua cara melarutkan bahan aktif parasetamol diatas, kami memilih cara 2 karena di

anggap paling efektif untuk di buat sediaan. Dari hasil percobaan, terdapat perbedaan yang

signifikan dalam kelarutan sediaan dengan cara 1 dan 2. Pada kedua cara pembuatan sediaan

tersebut hasil dari kelarutan parasetamol berbeda. parasetamol dapat larut secara sempurna

dengan menggunakan cara 2. Perbedaan hasil yang sangat terlihat yaitu pada pembuatan

engan cara 2 hasilnya lebih larut dan viskositas lebih tinggi.

Setelah diperoleh cara pembuatan yang sesuai selanjutnya kami memproduksi 1 batch

sebanyak 500 ml. Kemudian kami melakukan evaluasi sediaan meliputi organoleptis (bau,

warna dan rasa), uji pH, uji bobot jenis dan uji viskositas. Dari hasil tersebut, pada uji

organoleptis sudah memenuhi persyaratan, pada uji pH diperoleh hasil pH 6, uji bobot jenis

diperoleh bobot jenis drop parasetamol sebesar ? dan uji viskositas diperoleh hasil ?. Dari

hasil ini dapat diketahui bahwa drop paracetamol yang dibuat telah memenuhi persyaratan.

Page 29: Laporan Drop Paracetamol

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan dapat disimpulan bahwa :

Pembuatan drop parasetamol yang baik dapat dilakukan dengan cara melarutkan bahan

aktif ke dalam pelarut yang mempunyai kelarutan paling besar. Kemudian ditambahkan

pelarut yang mempunyai kelarutan lebih rendah dari pelarut yang pertama. Dan seterusnya

Dari hasil formulasi yang kita buat diperoleh data sebagai berikut :

a. Organoleptis

o Warna : ungu

o Rasa : manis agak pahit

o Bau : Anggur

b. Berat Jenis = ?

c. pH rata-rata = 6

d. Viskositas = ?

Sediaan sirup Parasetamol yang dihasilkan tidak memenuhi kriteria karena sediaan kami

mengalami pengendapan sedangkan persyaratan sirup harus jernih.

Saran

1. Untuk mengatasi pengendapan yang timbul seperti yang telah kami lakukan, hendaknya

konsentrasi pelarut yang akan di gunakan di buat lebih tinggi agar tidak terjadi larutan

jenuh dan agar semua parasetamol yang dinuat larut.

2. Dilakukan optimasi berkali-kali agar formula yang di peroleh benar-benar bagus dan

sesuai dengan yang di rencanakan.

Page 30: Laporan Drop Paracetamol

DAFTAR PUSTAKA