Laporan Flengkap Fito

download Laporan Flengkap Fito

of 56

Transcript of Laporan Flengkap Fito

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    1/56

    BAB I

    PENDAHULUAN

     A. Latar Belakang 

    Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera. Letak geografis

    dan iklim Indonesia yang memungkinkan tumbuh suburnya tumbuhan menjadikan

    Indonesia negara yang kaya akan tumbuhan yang potensial dan bermanfaat atau

     berkhasiat. Tetapi pemanfaatan dan pengolahan tumbuh-tumbuhan yang ada baru

    sebagian kecil, sehingga masih banyak tumbuhan yang berkhasiat dan bermanfaat belum dimanfaatkan secara optimal. Nah, anekaragam tumbuhan yang tumbuh di

    sekitar kita dan dapat memberikan manfaat kesehatan bagi penggunanya, hal

    inilah yang kemudian terus dikembangkan dan diwariskan turun-temurun antar 

    generasi, sehingga obat tradisional dapat dimanfaatkan sampai sekarang. Salah

    satu dari budaya bangsa Indonesia yang berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan

    alam, yaitu untuk pemeliharaan kesehatan dan pengobatan penyakit. udayatersebut diperoleh dari pengalaman secara turun-temurun !"ullian, #$$%&.

    'ada (aman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan memakai tanaman

     berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

    kesehatan yang dihadapinya, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan

    obat-obat modern menyentuh masyarakat. 'enggunaan tumbuhan oleh nenek 

    moyang kita sebagai sumber bahan obat telah dimulai sejak sebelum abad )*, hal

    ini dibuktikan dengan keberadaan catatan tentang tanaman obat yang berisi

    kurang lebih +$$ tanaman obat, sejumlah hewan dan mineral dan dibukukan

    dengan judul e ateria edica Libri in/ue, yang disusun oleh seorang

    farmakobotanist, bangsa 0unani bernama 'edianous eskorides !"ullian, #$$%&.

    'ada awal abad ))I, perkembangan farmakognosi mulai terarah pada

     penggunaan bahan aktif yang terdapat pada tanaman obat sebagai prototipe untuk 

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    2/56

    kemudian dibuat bahan kimia yang sama strukturnya dengan senyawa yang

     berkhasiat obat tersebut sehingga pembuatan obat tidak harus menguras banyak 

    sumber daya alam. Senyawa aktif tersebut disebut sebagai  Lead Compound 

    !1utapea, 2333&.

    'erkembangan dewasa ini dengan ditemukannya cara-cara isolasi dan

    ekstraksi mempermudah untuk diambilnya senyawa aktif dari suatu tumbuhan

    yang dapat digunakan sebagai bahan obat. anyak perhatian terhadap struktur 

    kimia dari tanaman obat, sehingga berkembanglah ilmu  Natural Product 

    Chemistry atau yang lebih dikenal dengan 4imia ahan 5lam !1utapea, 2333&.

    'roduk obat-obatan yang berasal dari bahan alam saat ini banyak diminati

    oleh berbagai negara dan menjadi salah satu komiditi perdagangan yang

    mempunyai masa depan yang cerah. 1al ini dikarenakan produk dari bahan alam

    tersebut lebih aman jika dibandingkan dengan senyawa kimia sintesis !1utapea,

    2333&.6itokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan kimia dari bahan alam

    yang mempunyai khasiat obat. ahan alam meliputi tumbuhan, hewan, mineral,

    serta biota laut. ahan alam tersebut mengandung beberapa komponen kimia yang

    dapat digunakan sebagai obat. 7bat yang berasal dari bahan alam dikenal luas

    sebagai obat tradisional !Tobo, #$$2&.

    alam hal ini peran fitokimia sangat mendukung dalam memberikan

    kajian-kajian iilmiah mengenai kandungan kimia tumbuhan, yang meliputi isolasi

    (at berkhasiat kemudian mengidentifikasi (at berkhasiat tersebut. 'engetahuan

    tersebut sangat penting agar dapat diambil langkah lebih lanjut guna pemanfaatan

    secara optimal, yang menyangkut pengembangan bahan obat tersebut dalam

     bentuk sediaan-sediaan farmasi, sehingga hal ini akan mempermudah pemakaian,

     pengaturan dosis dan pemantauan efek toksis yang mungkin ada !Tobo, #$$2&.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    3/56

    Sehingga, mengingat besarnya manfaat dari berbagai tanaman di negara

    kita ini, terutama dalam bidang kesehatan maka sudah selayaknya dilakukan

     penelitian dan pengembangan dari beberapa tanaman agar manfaatnya dapat

    langsung dirasakan oleh masyarakat. Sebagaimana firman 5llah swt. dalam 8.S.

    5l-5n9am: 33 :

    ; ?@ A= BC > D BE > F BG B HJ > K B   M  <  O B AP BQ B ;@R @ A= BC > D BE > F BG B H A? B  H@ A BU V WX Y B ?@ Z B[ B Q >\B ] @̂W VX _ B ?@ O A= VC B  B    BQ@X B   X_ B = >@ A B @  > B  Y > ?@  @  > = VWX Y B ?@ B  AP @ XD B  B? <  AP  B  ; ?@ < D @ > Q  B B  D B  B  >\B X B@ v@D @  B  B  W B@ XD X ; R @Ax B  B? <  D B  >B  B  A  P @ Bx > ? <   B A? VD z WX B   B _ [ V WX B  {  A= B|> \B

     

     B _= 

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    4/56

     b. engetahui cara pemisahan senyawa berdasarkan kepolaran dengan metode

     partisi cair-padat dan partisi cair-cair.

    c. engetahui cara penentuan eluen yang sesuai dengan metode 4LT.

    d. engetahui cara pengujian toksisitas sampel daun ƒanjeng ! Piper betle L.&

    dengan menggunakan lar„a udang &rtemia salina Leach.

    e. engetahui cara isolasi sampel daun ƒanjeng ! Piper betle L.& dengan

    menggunakan metode 4LT 'reparatif dan 4romatografi air *akum !4*&

    f. engetahui uji kemurnian senyawa dengan menggunakan metode 4LT multieluen.

    g. engetahui cara identifikasi komponen kimia dengan menggunakan pereaksi

    tertentu.

    C. Prinsip Percobaan

    2. …kstraksi

    a. aserasi'enyarian (at aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk 

    simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama 2†#‡ jam kemudian disaring

    dan diambil filtratnya kemudian dipekatkan.

     b. 'erkolasi

    'enyarian (at aktif atau (at berkhasiat dari serbuk simplisia yang

    dilakukan dengan cara serbuk simplisia di tempatkan dalam suatu bejana silinder,

    yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. airan penyari dialirkan dari atas ke

     bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan (at aktif sel-sel

    yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.

    c. ˆefluks

    'enyarian (at aktif pada simplisia melalui proses penyarian yang

     berkesinambungan di mana simplisia dan cairan penyari dipanaskan bersama-

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    5/56

    sama. 'ada temperatur tertentu, cairan penyari akan mendidih sambil

    mengekstraksi (at aktif yang ada dalam sel. 4arena panas, uap akan naik ke

    kondensor dan mengalami kondensasi lalu turun menyari simplisia. emikian

    seterusnya hingga (at aktif tersari sempurna dan diulang ‰ kali sampai ‡ jam

    hingga proses ekstraksi sempurna.

    d. Sokhletasi

    'rinsip penggunaan metode ini adalah dengan cara memanaskan pelarut

    hingga membentuk uap dan membasahi sampel. 'elarut yang sudah membasahisampel kemudian akan turun menuju labu pemanasan dan kembali menjadi uap

    untuk membasahi sampel, sehingga penggunaan pelarut dapat dihemat karena

    terjadi sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. 'roses ini sangat baik 

    untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.

    e. Šji Toksisitas

    'enentuan ketoksikan ekstrak dengan metode SLT ! (rine %hrimp Lethality )est & menggunakan lar„a udang &rtemia salina dengan memasukkan 2$

    ekor lar„a &rtemia salina secara acak ke dalam „ial yang telah berisi sampel dan

    control negati„e dan setelah #‡ jam dihitung jumlah lar„a yang mati dengan

    menggunakan parameter lethal concentration ‹$ !L‹$& .

    #. Isolasi

    a. 4romatografi Lapis Tipis

    'emisahan senyawa dengan metode 4LT 'reparatif yang terjadi

     berdasarkan perbedaan daya serap dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-

    komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen, oleh karena daya

    serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak 

    dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan

     pemisahan.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    6/56

     b. 4romatografi air *akum

    'roses isolasi dengan menggunakan 4romatografi air *akum !4*&

    untuk memisahkan golongan senyawa menggunakan silika gel sebagai absorben

    dan berbagai perbandingan pelarut n-heksan, etil asetat, metanol dan

    menggunakan pompa „akum untuk memudahkan penarikan eluen.

    ‰. Identifikasi 4omponen 4imia

    a. Š* #‹‡ nm

    'ada Š* #‹‡ nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akantampak berwarna gelap. 'enampakan noda pada lampu Š* #‹‡ nm adalah karena

    adanya daya interaksi antara sinar Š* dengan indikator flouresensi yang terdapat

     pada lempeng. 6louresensi cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang

    dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat

    energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan

    semula sambil melepaskan energi. b. 'ada Š* ‰++ nm

    'ada Š* ‰++ nm, noda akan berflouresensi dan lempeng akan tampak 

     berwarna gelap. 'enampakan noda pada lampu Š* ‰++ nm adalah karena adanya

    interaksi antara sinar Š* dengan gugus kromofor yang terikat oleh ausokrom

    yang ada pada noda tersebut. 6louresensi cahaya yang tampak merupakan emisi

    cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi

    dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke

    keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada

    lampu Š* ‰++ nm terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak 

     berflouresensi pada sinar Š* ‰++ nm.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    7/56

    c. 'ereaksi 1#S7‡ 2$ Œ

    'rinsip penampakan noda pada pereaksi 1#S7‡ 2$ Œ adalah berdasarkan

    kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor 

    dari (at aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah

    yang lebih panjang !Š* menjadi *IS& sehingga noda menjadi tampak oleh mata.

    d. 'erekasi ragendorff 

    'ada pengujian senyawa golongan alkaloid, plat silika gel hasil uji 4LT

    disemprot dengan pereaksi ragendorff, uji positif apabila menghasilkan noda berwarna coklat atau jingga.

    e. 'ereaksi 5ll‰

    'ada pengujian senyawa fla„onoid, plat silika gel hasil uji 4LT disemprot

    dengan 5ll‰. Timbul noda berwarna kuning yang menandakan ekstrak 

    mengandung fla„onoid bebas. 6la„onoid bebas jenis fla„onol akan memberikan

    warna kuning cerah untuk menunjukkan hasil positif fla„onoid.f. 'ereaksi Liebermann-urchard

    Indikasi positif steroid ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi

     biru kehijauan. 'ada terpenoid, indikasi positif ditandai dengan perubahan warna

    menjadi merah, ungu atau kecoklatan.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    8/56

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

     A. Uraian Sampel 

    2. 4lasifikasi Tumbuhan !4harisma et al , #$2$&

    4ingdom : 'lantae

    'hylum : agnoliophyta

    lass : agnoliopsida

    7rdo : 'iperales6amily : 'iperaceae

    ƒenus : 'iper  

    Species : Piper betle L. 

    #. orfologi Tumbuhan

    atang berwarna hijau kecokelatan, permukaan kulit kasar dan berkerut-

    kerut, mempunyai noduleruas yang besar tempat keluarnya akar. Tumbuhmemanjat dan bersandar pada batang pohon lain. Tinggi dapat mencapai ‹ m Ž 2‹

    m. aun tebal, tumbuh berseling, bertangkai, daun berbentuk jantung dengan

    ujung daun meruncing, tepi rata. Lebar #,‹ cm Ž 2$ cm, panjang ‹ cm Ž 2% cm,

    mengeluarkan bau aromatik bila diremas. unga tersusun dalam bentuk bulir,

    merunduk, panjang ‹ Ž 2‹ cm, sendiri Ž sendiri di ujung cabang dan ketiak daun.

    uahnya buah buni, bulat, berdaging, berwarna kuning hijau, menyambung

    menjadi bulat panjang. iji berbentuk bulat !ijayakusuma,233#&.

    *.  Nama aerah

    Sumatera, 6uru kuwe, purokuwo !…nggano&, ranub !5ceh&, blo, sereh

    !ƒayo&, blo !5las&, belo !atak 4aro&, demban !atak Toba&. urangir !5ngkola,

    andailing&, ifan, tafuo !Simalur&, afo, lahina, tawuo !Nias&, cabai !entawai&,

    ibun, serasa, seweh !Lubu&, Sireh, sirieh, sirih, suruh !'alembang, inangkabau&,

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    9/56

    canbai !Lampung&. "awa, Seureuh !Sunda&, sedah, suruh !"awa&, sere !adura&.

    ali, ase, sedah. Nusa Tenggara, Nahi !ima&, kuta !Sumba&, mota !6lores&,

    orengi !…nde&, taa !Sikka&, malu !Solor&, mokeh !5lor&. 4alimantan, Šwit

    !ayak&, uyu !ulungan&, uduh sifat !4enya&, sirih !Sampit&, uruesipa !Seputan&.

    Sulawesi, ganjang, gapura !ugis&, baulu !are&, buya, dondili !uol&, bolu

    !'arigi&, komba !Selayar&, lalama, sangi !Talaud&. aluku, 5ni-ani !1ok&, papek,

    raunge, rambika !5lfuru&, nein !onfia&, 4akina !aru&, kamu !'iru, Sapalewa&,

    amu !ˆumakai, …lpaputi, 5mbon, Šlias&, garmo !uru&, bido !acan&. Irian,ˆeman !endebi&, manaw !akimi&, namuera !Saberi&, etouwon !5rmahi&, nai

    wadok !Sarmi&, mera !Sewan&, mirtan !erik&, afo !Sentani&, wangi !Sawa&,

    freedor !5wija&, dedami !arind& !ijayakusuma, 233#&.

    +. 4hasiat Tumbuhan

    aun ƒanjeng untuk pemakaian dalam berguna untuk mengobati batuk,

     bronkitis, gangguan lambung ! gastritis&, rematik, bengkak-bengkak,menghilangkan bau badan, dan keputihan !leucorrhoe&. Sedangkan untuk 

     pemakaian luar daun ganjeng berguna untuk mengobati ec(ema, luka bakar,

    koreng ! Pyodermi&, kurap kaki, bisul, mimisan, perdarahan gusi, mengurangi

     produksi 5SI !5ir Susu Ibu&, dan menghilangkan gatal !ijayakusuma, 233#&.

    ‹. 4andungan 4imia

    aun ƒanjeng mempunyai kandungan kimia minyak atsiri 2 Œ - ‡,# Œ,

    hidroksika„icol, ka„icol ,# Œ - 2+, Œ, ka„ibetol #, Œ - +,# Œ, allypyrokatekol

    $ Œ - 3,+ Œ, kar„akrol #,# Œ - ‹,+Œ, eugenol #+,+ Œ -‡#,‹ Œ, eugenol methyil

    eter ‡,# Œ - 2‹,% Œ, p-cymene 2,# Œ - #,‹ Œ, cineole #,‡ Œ - ‡,% Œ,

    caryophyllene ‰,$ Œ - 3,% Œ, cadinene #,‡ Œ -2‹,% Œ, estragol, terpenena,

    seskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase $,% Œ - 2,% Œ, gula, pati

    !ijayakusuma, 233#&.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    10/56

     B. Uraian Bahan

    2. 5/uadest !irjen '7, 233&

     Nama resmi : 58Š5 …STILL5T5

     Nama lain : 5/uadest, air suling.

    ˆumus molekul : 1#7

    ˆumus struktur :

    erat molekul : 2%,$#'emerian : airan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak  

    mempunyai rasa.

    'enyimpanan : alam wadah tertutup baik.

    4egunaan : Sebagai pelarut.

    #. …til 5setat !ˆowe, #$$3&

     Nama resmi : …T10L 5…T5T… Nama lain : 5cetic acid ethyl ester, acetic ester, acetic ether,

    aceto‘yethane, etil etanoat, etil asetat.

    ˆumus molekul : ‡1%7#

    ˆumus struktur :

    erat molekul : %%,2

    'emerian : airan jernih, tidak berwarna, mudah menguap

    dengan aroma seperti buah, harum, mudah

    terbakar.

    4elarutan : Larut dalam 2$ bagian air pada suhu #‹’, etil

    asetat lebih larut dalam air pada suhu yang lebih

    rendah dari pada suhu yang lebih tinggi. Larut

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    11/56

    dalam aseton, kloroform, diklorometana, etanol

    !3‹Œ&, dan eter, dan beberapa pelarut organik.

    4egunaan : Sebagai eluen.

    ‰. etanol !Sweetman, #$$3&

     Nama resmi : …T10L 5L717L

     Nama lain : etanol, metanoli, methanol, methanolum

    ˆumus molekul : 1‰71

    ˆumus struktur :

    erat molekul : ‰#,$‡

    'emerian : airan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,

    cairan higroskopis, mudah bergerak, bau khas, rasa

     panas, mudah terbakar.4elarutan : ercampur dengan air, membentuk cairan jernih

    tidak berwarna, larut dengan diklorometana,

    dengan alkohol, dengan eter, dengan ben(ena, dan

    dengan sebagian besar pelarut organik lainnya.

    'enyimpanan : alam wadah tertutup rapat, jauh dari panas,

     percikan dan nyala api terbuka.

    4egunaan : Sebagai pelarut.

    ‡. 4loroform !irjen '7, 233‹&

     Nama resmi : 1L7ˆ767ˆŠ

     Nama lain : 4loroform, Triklorometana “+-++-‰”

    ˆumus molekul : 1l‰

    ˆumus struktur :

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    12/56

    erat molekul : 223,‰%

    'emerian : airan jernih, tidak berwarna, mudah mengalir,

    mempunyai sifat khas, bau eter, rasa manis dan

    membakar, mendidih pada suhu lebih kurang +2’

    dipengaruhi oleh cahaya.

    4elarutan : Sukar larut dalam air, dapat bercampur denganetanol, dengan eter, dengan ben(ena, dengan

    heksana, dan dengan lemah dan minyak menguap.

    4egunaan : Sebagai pelarut.

    'enyimpanan : alam wadah tertutup rapat, terlindung dari

    cahaya, pada suhu tidak lebih dari ‰$’.

    ‹. Nal !irjen '7, 233‹& Nama resmi : N5TˆII 1L7ˆIŠ

     Nama lain : Natrium klorida

    ˆumus molekul : Nal

    ˆumus struktur : Na Ž l

    erat molekul : ‡‹%,‡‡

    'emerian : 1ablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk

    hablur putih, rasa asin.

    4elarutan : udah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut

    dalam air mendidih, larut dalam gliserin, sukar 

    larut dalam etanol.

    4egunaan : Sebagai medium perkembang biakan lar„a udang.

    'enyimpanan : alam wadah tertutup baik.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    13/56

    +. N-1eksan !Sweetman, #$$3&

     Nama resmi : nŽ1…)5N…

     Nama lain : n-1eksane

    ˆumus molekul : +12‡

    ˆumus struktur :

    erat molekul : %+,2%'emerian : airan jernih, tidak berwarna, mudah terbakar,

    mudah menguap dengan bau samar.

    'enyimpanan : alam wadah kedap udara.

    4egunaan : Sebagai pelarut dan eluen.

    . ˆagi !irjen '7, 233‹&

     Nama resmi : …kstrak ragiSinonim : Sari ragi

    'emerian : 4uning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak  

     busuk.

    4elarutan : Larut dalam air, membentuk larutan kuning sampai

    coklat, bereaksi asam lemah.

    'enympanan : alam wadah tertutup baik.

    4egunaan : Sebagai pakan lar„a &rthemia salina Leach.

    C. Uraian Lara

    1. 4lasifikasi !udjiman, 233%&

    6ilum : 5rthopoda

    i„isio : rustaceae

    Subdi„isio : ranchiopoda

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    14/56

    7rdo : 5nostraca

    6amili : 5rtemiidae

    ƒenus : 5rtemia

    Species : &rtemia salina Leach.

    #. orfologi !udjiman, 233%&

    Šdang ! &rtemia salina Leach& mengalami beberapa fase hidup, tetapi

    secara jelas dapat dilihat dalam tiga bentuk yang sangat berlainan, yaitu bentuk 

    telur, lar„a !nauplii& dan artemia dewasa. Telur yang baru dipanen dari alam berbentuk bulat dengan ukuran $,#-$,‰ mm. Telur yang menetas akan berubah

    menjadi lar„a. Telur yang baru menetas ini berukuran kurang lebih ‰$$ . alam

     pertumbuhannya lar„a mengalami 2‹ kali perubahan bentuk yang merupakan satu

    tingkatan hidup, setelah itu berubah menjadi artemia dewasa.

    aktu yang diperlukan sampai menjadi artemia dewasa umumnya sekitar 

    # minggu. erbentuk silinder dengan panjang 2#-2‹ mm. Tubuh terbagi atasl bagian kepala, dada dan perut. 'ada bagian kepala terdapat # tangkai mata, #

    antena dan dua antenula. ada terbagi atas 2# segmen yang masing-masing

    mempunyai sepasang kaki renang. 'erut ternagi atas % segmen. apat hidup

    dalam air dengan suhu #‹o-‰$o dan p1 sekitar %-3.

    ‰.  Šraian Tentang Lar„a !udjiman, 233%&

    Telur-telur yang kering direndam dalam air laut yang bersuhu #‹o akan

    menetas dalam waktu #‡-‰+ jam. ari dalam cangkangnya keluarlah burayak 

    !lar„a& yang juga dikenal dengan istilah nauplius. alam perkembangan

    selanjutnya, burayak akan mengalami 2‹ kali perubahan bentuk !metamorfosis&.

    urayak tingkat I dinamakan instar, tingkat II instar II, tingkat III Instar III,

    demikian seterusnya sampai instar )*. Setelah itu berubahlah mereka menjadi

    artemia dewasa. urayak yang baru saja menetas masih dalam tingkat instar I

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    15/56

     bentuknya bulat lonjong dengan panjang sekitar ‡$$ mikron !$,‡ mm& dan

     beratnya 2‹ mikrogram. arnanya kemerah-merahan karena masih banyak 

    mengandung makanan cadangan. 7leh karena itu, mereka masih belum perlu

    makanan. 5nggota badannya terdiri dari sungut kecil antenula atau antena I dan

    sepasang sungut besar !antena II&. i bagian depan di antara kedua sungut

    kecilnya terdapat bintik merah yang tidak lain adalah mata naupliusnya !oselus&.

    i belakang sungut besar terdapat sepasang mandibula !rahang& dan rudimenter 

    kecil. Sedangkan di bagian perut !„entral& sebelah depan terdapatlah labrum. 'ada pangkal sungut besar !antena II& terdapat bangunan seperti duri yang menghadap

    ke belakang !gnotobasen seta& bangunan ini merupakan cirri khusus untuk 

    membedakan burayak instar I, instar II dan instar III. 'ada burayak instar I !baru

    menetas& gnotobasen setanya masih belum berbulu dan juga belum bercabang.

    Sekitar #‡ jam setelah menetas, burayak akan berubah menjadi instar II.

    Lebih lama lagi akan berubah menjadi instar III. 'ada tingkatan II, gnotobasensetanya sudah berbulu tapi masih belum bercabang. Sedangkan pada instar III,

    selain berbulu gnotobasen seta tersebut sudah bercabang II.

    'ada tingkatan instar II, burayak mulai mempunyai mulut, saluran

     pencernaan dan dubur. 7leh karena itu, mereka mulai mencari makan, bersamaan

    dengan itu, cadangan makanannya juga sudah mulai habis. 'engumpulan

    makanannya dengan cara menggerak-gerakkan antena II-nya. Selain itu untuk 

    mengumpulkan makanan antena II juga berfungsi untuk bergerak. Tubuh instar II

    dan instar III sudah lebih panjang dari instar I.

    'ada tingkatan selanjutnya, di sebelah kanan dan kiri mata nauplius mulai

    terbentuk sepasang mata majemuk. ula-mula masih belum bertangkai.

    4emudian secara berangsur-angsur berubah menjadi bertangkai. Selain itu, di

     bagian samping badannya !kanan dan kiri& juga berangsur-angsur tumbuh tunas

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    16/56

    kakinya !torakopada&. ula-mula tumbuh di bagian depan kemudian berturut-

    turut disusul oleh bagian-bagian yang lebih ke belakang. Setelah menjadi instar 

    )*, kakinya sudah lengkap sebanyak 22 pasang, maka berakhirlah masa burayak,

    dan berubah menjadi artemia dewasa.

    D.  Preparasi Sampel 

    Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum

    mengalami perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya

     berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia tumbuhan obat merupakan bahan baku proses pembuatan ekstrak, baik sebagai bahan obat atau produk.

    erdasarkan hal tersebut maka simplisia dibagi menjadi tiga golongan yaitu

    simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan mineral.

    2. Simplisia Nabati

    Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman

    dan eksudat tanaman. …ksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontankeluar dari tanaman atau isi sel dikeluarkan dari selnya dengan cara

    tertentu atau (at yang dipisahkan dari tanaman dengan cara tertentu yang masih

     belum berupa (at kimia murni.

    #. Simplisia 1ewani

    Simplisia hewani adalah simplisia hewan utuh, bagian hewan, atau

     belum berupa (at kimia murni.

    ‰. Simplisia ineral

    Simplisia mineral adalah simplisia berasal dari bumi, baik telah diolah

    atau belum, tidak berupa (at kimia murni.

    'roses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk 

    simplisia kering !penyerbukan&. ari simplisia dibuat serbuk simplisia

    dengan perakatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. 'roses ini dapat

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    17/56

    mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa hal yaitu makin halus serbuk 

    simplisia proses ekstraksi makin efektif, efisien namun makin halus serbuk maka

    makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahap filtrasi !ƒunawan, #$$‡&.

    Šntuk menghasilkan simplisia yang bermutu dan terhindar dari

    cemaran industri obat tradisional dalam menggelola simplisia sebagai bahan

     baku pada umumnya melakukan tahapan kegiatan berikut ini:

    2. Sortasi asah

    Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahanbahan asing lainnya dari bahan simplisia. isalnya simplisia yang dibuat

    dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil,

    rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus

    dibuang.

    Tanah yang mengandung bermacam-macam mikroba dalam jumlah

    yang tinggi. 7leh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikutdapat mengurangi jumlah mikroba awal.

    #. 'encucian

    'encucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya

    yang melekat pada bahan simplisia. 'encucian dilakukan dengan air bersih,

    misalnya air dari mata air, air sumur dari '5. ahan simplisia yang

    mengandung (at yang mudah larut dalam air yang mengalir, pencucian

    hendaknya dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.

    ‰. 'erajangan

    eberapa jenis bahan simplisa perlu mengalami perajangan bahan

    simplisia dilakukan untuk memperoleh proses pengeringan, pengepakan, dan

     penggilingan. Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan maka semakin cepat

     penguapan air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. 5kan tetapi irisan

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    18/56

    yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurangnyahilangnya (at

     berkhasiat yang mudah menguap, sehingga mempengaruhi komposisi, bau, dan

    rasa yang diinginkan.

    ‡. 'engeringan

    Tujuannya yaitu untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,

    sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. engan mengurangi

    kadar air dan menghentikan reaksi en(imatik akan dicegah penurunann mutu atau

     perusakan simplisia. 5ir yang masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.

    ‹. Sortasi 4ering

    Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir 

     pembuatan simplisia. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda-benda

    asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor-

     pengotor lainnya yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. 'adasimplisia bentuk rimpang, sering jumlah akar yang melekat pada rimpang

    terlalu besar dan harus dibuang. emikian pula adanya partikel-partikel pasir,

     besi, dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum

    simplisia dibungkus.

    'roses pengeringan sudah dapat menghentikan proses en(imatik dalam sel

     bila kadar airnya dapat mencapai kurang dari 2$Œ. 1al-hal yang perlu

    diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban

    udara, aliran udara, waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan !Isti/omah,

    #$2‰&.

    E.  !kstraksi 

    ˆagam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan

    kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa yang

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    19/56

    diisolasi. Šmumnya kita perlu –membunuh9 jaringan tumbuhan untuk mencegah

    terjadinya oksidasi en(im atau hidrolisis !1arborne, 23%&.

    etode …kstraksi yang umum dilakukan antara lain:

    2. ara ingin

    …kstraksi cara dingin memiliki keuntungan dalam proses ekstraksi total,

    yaitu memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pada senyawa termolabil

    yang terdapat pada sampel. Sebagian besar senyawa dapat terekstraksi dengan

    ekstraksi cara dingin, walaupun ada beberapa senyawa yang memilikiketerbatasan kelarutan terhadap pelarut pada suhu ruangan. Terdapat sejumlah

    metode ekstraksi, yang paling sederhana adalah ekstraksi dingin !dalam labu

     besar berisi biomasa yang diagitasi menggunakan stirer&, dengan cara ini

     bahan kering hasil gilingan diekstraksi pada suhu kamar secara berturut-turut

    dengan pelarut yang kepolarannya makin tinggi. 4euntungan cara ini

    merupakan metode ekstraksi yang mudah karena ekstrak tidak dipanaskansehingga kemungkinan kecil bahan alam menjadi terurai.

    'enggunaan pelarut dengan peningkatan kepolaran bahan alam secara

     berurutan memungkinkan pemisahan bahan-bahan alam bedasarkan kelarutannya

    dan polaritasnya dalam pelarut ekstraksi. 1al ini sangat mempermudah proses

    isolasi. …kstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa terekstraksi,

    meskipun beberapa senyawa memiliki pelarut ekstraksi pada suhu kamar.

    a. aserasi

    aserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

     pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur 

    ruangan !kamar&. aserasi bertujuan untuk menarik (at-(at berkhasiat yang

    tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. Secara teknologi

    maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    20/56

     pada keseimbangan. aserasi dilakukan dengan beberapa kali pengocokan atau

     pengadukan pada temperatur ruangan atau kamar !Isti/omah, #$2‰&.

    aserasi berasal dari bahasa latin  acerace  berarti mengairi dan

    melunakan. aserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. asar 

    dari maserasi adalah melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang

    rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi !difusi& bahan

    kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai waktu maserasi, artinya

    keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel denganmasuk ke dalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segera berakhir.

    Selama maserasi atau proses perendaman, dilakukan pengocokan berulang-

    ulang. Špaya ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang

    lebih cepat di dalam cairan. Sedangkan keadaan diam selama maserasi

    menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif. Secara teoritis pada suatu

    maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar  perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak 

    hasil yang diperoleh !Isti/omah, #$2‰&.

    4erugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyarian kurang

    sempurna. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode

     pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. aserasi kinetik berarti

    dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan

    maserat pertama, dan seterusnya !Isti/omah, #$2‰&.

     b. 'erkolasi

    'erkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru dan sempurna

    ! hausti/a etraction& yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.

    'rinsip perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada suatu

     bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. 'roses terdiri

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    21/56

    dari tahap pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

    sebenarnya !penetesanpenampungan ekstrak&, terus menerus sampai diperoleh

    ekstrak !perkolat& yang jumlahnya 2-‹ kali bahan !Isti/omah, #$2‰&.

    #. ara 'anas

    a. ˆefluks

    ˆefluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik 

    didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

    dengan adanya pendingin balik. Šmumnya dilakukan penggulangan proses pada residu pertama sampai ‰-‹ kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi

    sempurna !Isti/omah, #$2‰&.

     b. Sokhletasi

    Sokhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

    yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

    kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. iomasa ditempatkan dalam dalam wadah soklet yang dibuat dengan

    kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus direfluks. 5lat soklet akan

    mengkosongkan isinya ke dalam labu dasar bulat setelah pelarut mencapai

    kadar tertentu. Setelah pelarut segar melawati alat ini melalui pendingin refluks,

    ekstraksi berlangsung sangat efisien dan senyawa dari biomasa secara efektif 

    ditarik ke dalam pelarut karena konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut

    !Isti/omah, #$2‰&.

    c. igesti

    igesti adalah maserasi kinetik !dengan pengadukan kontinu& pada

    temperatur ruangan !kamar&, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 

    ‡$-‹$ o !Isti/omah, #$2‰&.

    d. Infus

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    22/56

    Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air 

    !bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 3+-3%o selama waktu tertentu !2‹-#$ menit& !Isti/omah, #$2‰&.

    e. ekok

    ekok adalah infus pada waktu yang lebih lama !suhu lebih dari ‰$ o&

    dan temperatur sampai titik didih air !Isti/omah, #$2‰&.

    f. estilasi Šap

    estilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap !minyak atsiri& dari bahan !segar atau simplisia& dengan uap air bedasarkan peristiwa

    tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara

    kontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran

    !senyawa kandungan menguap ikut tersdestilasi& menjadi destilat air bersama

    senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian. estilasi

    uap, bahan simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih,namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut

    terdestilasi. estilasi uap dan air, bahan !simplisia& bercampur sempurna

    atau sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap

    kontinu ikut terdestilasi !Isti/omah, #$2‰&.

    .  Partisi 

    'artisi merupakan mekanisme pemisahan utama dalam kromatografi.

    alam praktek, seringkali pemisahan disebabkan oleh suatu kombinasi efek 

    adsorbs dan partisi !irjen '7, 23%+&.

    'ada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu

    campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. …kstraksi cair-cair terutama

    digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin

    dilakukan !misalnya karena pembentukan a(eotrop atau karena kepekaannya

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    23/56

    terhadap panas& atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-

    cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif 

     bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna

    mungkin !Sumarnie, #$$‹&.

    …kstraksi cair-cair !li0uid etraction, sol/ent etraction&, solut dipisahkan

    dari cairan pembawa !diluen& menggunakan sol„en cair. ampuran diluen dan

    sol„en ini adalah heterogen !immiscible, tidak saling campur&, jika dipisahkan

    terdapat # fase, yaitu fase diluen !rafinat& dan fase sol„en !ekstrak&. 'erbedaankonsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada keadaan

    setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan !pelepasan& solute dari

    larutanyang ada. ƒaya dorong !dri/ing 1orce& yang menyebabkan terjadinya

     proses ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak sistem dari kondisi

    setimbang !1arborne, 23%&.

    'ada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatucampuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. 'roses ini digunakan secara teknis

    dalam skala besar misalnya untuk memperoleh „itamin, antibiotika, bahan-bahan

     penyedap, produk-produk minyak bumi dan garam-garam. logam. 'roses ini pun

    digunakan untuk membersihkan air limbah dan larutan ekstrak hasil ekstraksi

     padat cair. …kstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran

    dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan !misalnya karena pembentukan

    aseotrop atau karena kepekaannya terhadap panas& atau tidak ekonomis. Seperti

    halnya pada proses ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas

    sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan

     pelarut, dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin !1arborne, 23%&.

    Šntuk mencapai proses ekstraksi cair-cair yang baik, pelarut yang

    digunakan harus memenuhi kriteria sebagai berikut !1arborne, 23%& :

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    24/56

    2. 4emampuan tinggi melarutkan komponen (at terlarut di dalam campuran.

    #. 4emampuan tinggi untuk diambil kembali.

    ‰. 'erbedaan berat jenis antara ekstrak dan rafinat lebih besar.

    ‡. 'elarut dan larutan yang akan diekstraksi harus tidak mudah campur.

    ‹. Tidak mudah bereaksi dengan (at yang akan diekstraksi.

    +. Tidak merusak alat secara korosi.

    . Tidak mudah terbakar, tidak beracun dan harganya relatif murah.

    !.  "romatogra#i Lapis Tipis

    4romatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan (at terlarut

    oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua

    fase, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dengan arah

    tertentu dan didalamnya (at-(at itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan

    adanya perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran

    molekul atau kerapatan muatan ion. engan demikian masing-masing (atdapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik !ƒandjar, #$$&.

    'ada kromatografi lapis tipis !4LT&, (at penjerap merupakan lapisan tipis

    serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng kaca, plastik atau logam secara

    merata, umumnya digunakan lempeng kaca. Lempeng yang dilapisi dapat

    dianggap sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat

    didasarkan pada adsorpsi, partisi, atau kombinasi kedua efek, yang tergantung dari

     jenis lempeng, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang digunakan 4LT dengan

    lapis tipis penukar ion dapat digunakan untuk pemisahan senyawa polar. 'erkiraan

    identifikasi diperoleh dengan pengamatan bercak dengan harga ˆf yang identik 

    dan ukuran yang hampir sama, dengan menotolkan bahan uji dan pembanding

     pada lempeng yang sama !1ostettmann, 233‹&.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    25/56

    4romatografi merupakan metode pemisahan yang cepat, dan mudah

    dilakukan hanya membutuhkan penyerap dan jumlah cuplikan yang sangat sedikit

    dan dapat diperoleh pemisahan yang lebih baik !1ostettmann, 233‹&.

    2. 6ase iam

    6ase diam yang digunakan dalam 4LT mirip dengan penyerap untuk 

    kromatografi kolom, lapisan penyerap dan homogenitas penyerap sangat

     berpengaruh dalam proses pemisahan, sebab daya lekat pada pendukung sangat

    tergantung oleh kedua sifat tersebut. esar partikel yang biasa digunakan adalah2-#‹ mikron. 'artikel yang butirannya sangat kasar tidak akan memberikan hasil

    yang memuaskan, oleh karena itu salah satu cara untuk menaikan ha sil pemisahan

    adalah menggunakan penyerap dengan butiran yang halus !Stahl, 23%‹&.

    #. 6ase ƒerak 

    6ase gerak adalah medium angkut yang terdiri atas satu atau beberapa

     pelarut. 6ase ini bergerak di dalam fase diam karena adanya gaya kapiler. "ikasebagai fase gerak digunakan sistem pelarut campuran, sebaiknya menggunakan

    campuran pelarut organik yang mempunyai polaritas serendah mungkin. Salah

    satu alasan dari pada penggunaan itu adalah mengurangkan serapan dari setiap

    komponen dari campuran pelarut !4artikasari, #$$%&.

     $. Brine Shrimp Lethalit% Test  "BSLT#

    etode (rine %hrimp Lethality )est  !SLT& merupakan salah satu metode

    untuk skrining atau penapisan akti„itas farmakologis pada tanaman obat dan

    men-deteksi toksisitas ekstrak tanaman. etode ini bersifat sederhana, mudah

    dilakukan, murah, cepat, akurat dan membutuhkan ekstrak dalam jumah sedikit

    !"uniarti, #$2‰&.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    26/56

    Šji SLT dilakukan untuk melihat efek toksisitas terhadap sel dan sering

    digunakan untuk skrining senyawa bioaktif antikanker. etode SLT dilakukan

    dengan mengamati tingkat kematian !mortalitas& yang ditimbulkan oleh ekstrak 

    terhadap lar„a udang jenis &rtemia salina setelah dilakukan pengujian selama #‡

     jam. 1asil yang diperoleh dihitung sebagai nilai L‹$ ! Letha2 Concentration&

    ekstrak uji, yaitu jumlah dosis atau konsentrasi ekstrak uji yang dapat

    menyebabkan kematian lar„a udang sejumlah ‹$Œ setelah masa inkubasi #‡ jam.

    Suatu ekstrak dinyatakan aktif dan bersifat toksik jika dapat menyebabkankematian ‹$Œ hewan uji pada konsentrasi kurang dari 2$$$ ppm dan bersifat

    tidak toksik jika ditemukan pada konsentrasi lebih dari 2$$$ ppm !"uniarti,

    #$2‰&.

    'emikiran bahwa efek farmakologi adalah toksikologi sederhana pada

    dosis yang rendah dan sebagian besar senyawa anti tumor adalah sitotoksik, maka

    digunakan — (rine %hrimp Lethality )est ̃ . 5kan tetapi, pengujian letalitas yangsederhana tidak spesifik untuk anti tumor, tetapi merupakan indikator 

    sitotoksisitas yang baik dengan pengujian anti tumor lainnya, seperti uji leukemia

    tikus. 'rosedur ini menentukan nilai L‹$  dalam gml dari ekstrak dan senyawa

    aktif dalam medium air asin. 5kti„itas yang luas dari senyawa aktif yang

    diketahui dianggap terhadap udang, akan tetapi prosedur yang sederhana, biaya

    yang rendah, dan korelasinya terhadap pengujian sitotoksitas dan pengujian

    antitumor membuat pengujian ini sebagai uji pendahuluan untuk akti„itas anti

    tumor yang sesuai dan dapat dilakukan secara rutin di laboratorium dengan

    fasilitas sederhana !"uniarti, #$2‰&.

    I. &raksinasi 

    ila kita menelaah profil fitokimia lengkap dari suatu jenis tumbuhan,

    maka sebelum dikromatografi, ekstrak kasar perlu difraksinasi untuk memisahkan

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    27/56

    golongan utama kandungan yang satu dari golongan utama lainnya. "umlah dan

     jenis senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi yang berbeda sudah tentu

     berbeda, bergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, prosedur tersebut harus

    dimodifikasi bila kita menelaah senyawa labil !1arborne, 23%&.

    2. 4romatografi 4olom

    4romatografi kolom adalah metode kromatografi klasik yang sampai saat

    ini penggunaannya masih banyak dilakukan. 4romatografi kolom digunakan

    untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak. 'rinsip darikromatografi kolom adalah adsorpsi dan partisi !5nonim, #$2+&.

    'ada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan

     berupa pita pada bagian atas kolom, penjerap yang berada dalam tabung kaca,

    tabung logam, atau bahkan tabung plastik. 'elarut !fase gerak& dibiarkan mengalir 

    melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau didorong

    dengan tekanan. 'ita senyawa linarut bergerak melalui kolom dengan laju yang berbeda, memisah, dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari atas kolom.

    etode ini merupakan contoh kromatografi elusi karena linarut dielusi dari kolom

    !5nonim, #$2+&.

    Šntuk kromaografi kolom dari larutan dibutuhkan tabung pemisah tertentu

    yang diisi dengan bahan sorpsi dan juga pelarut pengembang yang berbeda.

    Tabung pemisah yang diisi dengan bahan sorpsi disebut kolom pemisah.

    Tergantung dari masalah pemisahan, dapat digunakan tabung filter dengan gelas

     berpori, yang pada ujung bawah menyempit !tabung 5llihn& atau tabung gelas

    yang pada bagian bawah menyempit dan dilengkapi dengan kran. Silika gel dapat

    diisi kering dalam tabung pemisah. 5gar pengisian rata, tabung setelah diisi

    diketuk-ketuk atau dijatuhkan lemah pada plat kayu !5nonim, #$2+&.

    #. 4romatografi air *akum

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    28/56

    4romatografi air *akum adalah bentuk kromatografi kolom yang

    khususnya berguna untuk fraksinasi kasar yang cepat terhadap suatu ekstrak.

    4olom dapat berupa kolom dengan adsorben grade 4LT normal atau fase terbalik 

    ini relatif bermutu dan fase gerak terhisap dengan adanya penurunan tekanan.

    6raksi biasanya dikoleksi dengan alikuot eluen dengan satu kepolaran. 5likuot

    eluen selanjutnya dapat dirancang untuk menghasilkan elusi gradien bertahap

    !ƒandjar, #$$&.

    4romatografi kolom dikemas kering dalam keadaan „akum agar diperolehkerapatan kemasan maksimum. *akum dihentikan, pelarut yang kepolarannya

    rendah dituangkan ke permukaan penjerap lalu di„akumkan lagi, dan siap dipakai.

    uplikan dilarutkan dalam pelarut yang cocok, dimasukkan langsung pada bagian

    atas kolom atau pada lapisan penjerap dan dihisap perlahan-lahan pelarut yang

    cocok, kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi !5nonim,

    #$2+&.'rinsip kromatografi cair „akum adalah merupakan pemisahan secara

    adsorpsi dan partisi yang dipercepat dengan bantuan pompa „akum. 4romatografi

    dikemas kering dalam keadaan „akum agar diperoleh kemasan rapat yang

    maksimal, pelarut yang kepolaranya rendah dituangkan ke permukaan penjerap

    lalu di„akum kembali. 4olom diisap sampai kering dan siap dipakai. uplikan

    dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, mulai yang kepolarannya rendah lalu

    kepolarannya diitngkatkan perlahan-lahan !5nonim, #$2+&.

     '. "romatogra#i Lapis Tipis Preparati# 

    ara pembuatan lempeng kaca. 'lat kaca harus dibersihkan hati-hati

    dengan aseton untuk menghilangkan lemak. 4emudian bubur silka gel !atau

     penjerap lain& dalam air harus dikocok kua-kuat selama jangka waktu tertentu

    !misalnya 3$ detik& sebelum penyaputan. Tergantung pada ukuran partikel-

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    29/56

     partikel penjerap, mungkin harus ditambahkan kalsium sulfat hemihidrat !2‹Œ&

    untuk membantu melekatkan penjerap pada plat kaca. 5khirnya, setelah

     penyaputan, pelat harus dikeringkan pada suhu kamar dan kemudian diaktifkan

    dengan pemanasan dalam tanur pada suhu 2$$  o-22$ o selama ‰$ menit. 'ada

     beberapa pemisahan biasanya akan menguntungkan bila sifat penjerap diubah

    dengan menambahkan garam anorganik !misalnya perak nitrat untuk 4LT

     pemerakan&, dan hal ini penting baik dikerjakan pelat yang disaput sendiri di

    laboratorium ialah karena kadar air silika gel dapat dikendalikan. 1al inimerupakan faktor yang kritis untuk beberapa pemisahan !1arborne, 23%&.

    4LT preparatif dilakukan dengan menggunakan lapisan tebal !sampai 2

    mm& sebagai pengganti lapisan penjerap yang ipis !$.2$-$,# mm&, pelat preparatif 

    yang dibua oleh pabrik dapat dibeli. 4andungan yang sudah dipisah dapat

    diperoleh kembali dengan cara mengerok penjerap di tempat yang sesuai pada

     pelat yang telah dikembangkan, lalu serbuk dielusi dengan pelarut seperti eter, danakhirnya dipusingkan untuk menghilangkan penjerap !1arborne, 23%&.

    emikian kuatnya lapisan penjerap melekat pada kaca sehingga

    memungkinkan pengembangan plat berulang-ulang dengan pengembang yang

    sama atau beberapa pengembang yang berbeda, dengan mengeringkan pelat

    sebelum pengembangan berikutnya. 'ilihan lain ialah sistem 4LT multieliminasi

    yang dirancang oleh *an Sumere !23+3&. 'ada cara ini, untuk pemisahan yang

    rumit, plat kaca segiempat yang sudah disaput dengan penjerap dipotong pada

    tahap yang tepat dengan pemotong kaca. 'enjerap baru disemprotkan merata pada

     pelat, dilakukan di antara dua pengembangan !1arborne, 23%&.

     ". "LT Multi !luen dan (ua (imensi 

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    30/56

    ulti eluen adalah penggunaan eluen atau fase gerak yang berbeda yang

    memungkinkan pemisahan analit dengan berdasarkan tingkat polaritas yang

     berbeda !all, #$$‹&.

    alam multi eluen, setelah pengembang tunggal menaik, kromatogram

    diangkat dari chamber dan dikeringkan, biasanya selama ‹-2$ menit.

    4romatogram tersebut kemudian dielusi lagi dalam eluen segar dari pelarut yang

    sama dalam arah yang sama untuk jarak yang sama. 'roses ini, yang dapat diulang

     berkali-kali, meningkatkan resolusi komponen dengan nilai ˆf bawah $,‹.eberapa pengembang dilakukan dengan pelarut yang berbeda dalam arah yang

    sama, masing-masing yang menjalankan jarak yang sama atau berbeda, disebut

    elusi bertahap. Sebuah fase kurang polar dapat digunakan pertama, diikuti oleh

    fase yang lebih polar, atau sebaliknya. 'emindahan material nonpolar kebagian

    atas lapisan, meninggalkan (at terlarut polar terganggu dari mana dia berasal.

    Setelah kering, (at terlarut polar dipisahkan oleh pengembang dengan eluen!6ried, 2333&.

    4euntungannya adalah kadang-kadang pelat 4LT tampaknya tidak cukup

    lama untuk memberikan pemisahan yang diperlukan pada komponen sampel

    !all, #$$‹&.

    4LT dua arah atau dua dimensi ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi

    sampel ketika komponen-komponen solute mempunyai karakteristik kimia yang

    hampir sama, karenanya nilai ˆf juga hampir sama sebagaimana dalam asam-

    asam amino. Selain itu, dua sistem fase gerak yang sangat berbeda dapat

    digunakan secara berurutan sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan

    analit yang mempunyai tingkat polaritas yang berbeda !ƒandjar, #$$&.

    4romatografi planar adalah satu-satunya teknik kromatografi dimana

    kromatografi dua dimensi dapat dilakukan. Ini merupakan alat pemisahan yang

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    31/56

     baik dan cukup sering dilirik sebagai suatu prosedur untuk dilakukan. Sayangnya

    kebanyakan pemisahan dua dimensi dahulunya telah melibatkan pemisahan

    kurang lebih #$ jenis asam amino pada selulosa atau silika gel, dimana

     prosedurnya memakan waktu seharian untuk dilakukan dan hanya satu sampel per 

    lempeng yang bisa di analisa dalam satu waktu. 1asilnya adalah suatu

    kromatogram seperti cetakan jari, mengidentifikasi noda dengan

    membandingkannya dengan standar sangat memakan waktu dan harus dilakukan

    terpisah pada kondisi eluen yang sama. agaimanapun juga, suatu metode telahdikembangkan. ulunya asam amino telah dipisahkan dengan cara ini selama

     berabad-abad !all, #$$‹&.

     L. )denti#ikasi Sen%a*a

    Šji fitokimia bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan senyawa

    metabolit yang terdapat pada ekstrak. Terdapat berbagai kemungkinan untuk 

    deteksi senyawa berwarna pada kromatogram. eteksi paling sederhana adalah jika senyawa menunjukan penyerapan di daerah Š* lampu gelombang pendek 

    !#‹‡ nm& atau jika senyawa itu dapat dieksitasi ke flouroresensi radiasi Š*

    gelombang pendek dan atau gelombang panjang !‰+‹ nm&. Identifikasi senyawa

    dalam kromatogram biasanya dengan menggunakan harga ˆf yang didefinisikan

    sebagai:

     Rf =Jarak tempuhnoda

    Jarak tempuheluen

    1arga ˆf merupakan parameter karakteristik 4LT !Stahl, 23%‹&. 1arga ˆf 

    merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatografi dan pada

    kondisi konstan merupakan besaran karakteristik reprodusibel.

    6aktor- faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam 4LT dapat

    mempengaruhi harga ̂ f, antara lain:

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    32/56

    2. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya

    #. Tebal dan kerataan lapisan penyerap

    ‰. 'elarut fase gerak 

    ‡. erajat kejenuhan

    ‹. "umlah cuplikan

    +. Suhu dan kesetimbangan !4artikasari, #$$%&

    "enis-jenis metabolit sekunder yaitu:

    2. 5lkaloida5lkaloida merupakan golongan (at tumbuhan sekunder yang terbesar.

    5lkaloida mencakup senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih

    atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari sistem siklik.

    5lkaloida mempunyai akti„itas fisiologi yang menonjol sehingga digunakan

    secara luas dalam bidang pengobatan !1arborne, 23%&.

    #. 6la„onoida6la„onoida mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat

     pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. 'ada

    tumbuhan tinggi, fla„onoida terdapat baik dalam bagian „egetatif maupun dalam

     bunga. 'igmen bunga fla„onoida berperan jelas dalam menarik burung dan

    serangga penyerbuk bunga. eberapa fungsi fla„onoida pada tumbuhan ialah

     pengatur tumbuh, pengatur fotosintesis, kerja antimikroba dan anti„irus serta kerja

    terhadap serangga !ˆobinson, 233‹&.

    ‰. Saponin

    Saponin mula-mula diberi nama demikian karena sifatnya yang

    menyerupai sabun !bahasa latin sapo berarti sabun&. Saponin tersebar luas diantara

    tanaman tinggi. Saponin merupakan senyawa berasa pahit, menusuk,

    menyebabkan bersin dan mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir. Saponin

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    33/56

    adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok 

    !ƒunawan, #$$‡&.

    alam larutan yang sangat encer saponin sangat beracun untuk ikan, dan

    tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan selama

     beratus-ratus tahun !ˆobinson, 233‹&.

    ‡. Tanin

    Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam golongan

     polifenol yang terdapat dalam tumbuhan, yang mempunyai rasa sepat danmemiliki kemampuan menyamai kulit. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan

     berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu.

    Šmumnya tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh pemakan tumbuhan

    karena rasanya yang sepat. Salah satu fungsi tanin dalam tumbuhan adalah

    sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan !herbi„ora& !1arborne, 23%&.

    ‹. ƒlikosidaƒlikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan gula dan bukan gula.

    agian gula biasa disebut glikon sementara bagian bukan gula disebut aglikon

    atau genin. 4lasifikasi !penggolongan& glikosida sangat sukar. ila ditinjau dari

    gulanya, akan dijumpai gula yang strukturnya belum jelas. Sedangkan bila

    ditinjau dari aglikonnya akan dijumpai hampir semua golongan konstituen

    tumbuhan, misalnya tanin, sterol, terpenoid, dan fla„onoid. 1ampir semua

    glikosida dapat dihidrolisis dengan pendidihan dengan asam mineral. 1idrolisis

    dalam tumbuhan juga terjadi karena en(im yang terdapat dalam tumbuhan

    tersebut. Nama en(imnya secara umum adalah beta glukosidase, sedangkan untuk 

    ramnosa nama en(imnya adalah ramnase !ƒunawan, #$$‡&.

    +. SteroidTriterpenoid

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    34/56

    Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

    satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon ‰$ asiklik,

    yaitu skualen. Triterpenoid adalah senyawa tanpa warna, berbentuk kristal, sering

    kali bertitik leleh tinggi dan aktif optik. Šji yang banyak digunakan ialah reaksi

    LiebermannŽurchard !asam asetat anhidridaŽ1#S7‡  pekat& yang kebanyakan

    triterpena dan sterol memberikan warna hijau biru. Steroida adalah triterpena yang

    kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantren. ahulu steroida

    dianggap sebagai senyawa satwa tetapi sekarang ini makin banyak senyawasteroida yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan !fitosterol&. 6itosterol

    merupakan senyawa steroida yang berasal dari tumbuhan. Senyawa fitosterol yang

     biasa terdapat pada tumbuhan tinggi yaitu sitosterol, stigmasterol, dan

    kampesterol !1arborne, 23%&.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    35/56

    BAB III

    MET$DE P%AKTIKUM

     A. Alat dan Bahan

    2. 5lat yang digunakan

    5dapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu alat refluks, cawan

     porselin, chamber, corong, corong pisah, gelas ukur, gelas kimia, gegep, kain

     putih, labu alas bulat, lampu Š* ‰++ dan #‹‡ nm, lampu belajar, lempeng kaca

    mangkok kaca, magnetic stirrer, pipet tetes, pipa kapiler, pensil, penggaris, pipet„olume, pinset, pompa „akum, o„en, rotary e„aporator, senter glass, sendok besi,

    statif dan klem, tabung sentrifuge, timbangan, timbangan analitik, timbangan

    ohaus, „ial.

    #. ahan yang digunakan

    5dapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu a/uadest,

    aluminium foil, butanol, etil asetat, garam tidak beryodium, 1#S7‡, kertas saring,karet gelang, kapas, kloroform, lakban, lempeng silika gel, metanol, metal, n-

     butanol, n-he‘an, daun ƒanjeng ! Piper betle L", permipan, plastik bening, serbuk 

    silika gel.

     B. Cara Pengerjaan Sampel 

    1. Pen&'a(an Sa)(e*

    iucapkan asmallah. iambil sampel berupa daun ganjeng. icuci

     bersih daun ƒanjeng kemudian dipotong-potong kecil. ikeringkan dengan cara

    diangin-anginkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung,

    kemudian disortasi kering.

    +. Pe)bua,an Herbar'u)

    iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    icuci herba di bawah air yang mengalir, agar kotoran yang melekat pada daun

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    36/56

     benar-benar hilang. ikeringkan herba, yang tidak terkena oleh cahaya matahari,

    agar kandungannya yang ada disampel tidak rusak. ioleskan dengan alkohol

    $Œ, agar sampel tidak ditumbuhi mikroba. itempelkan herba pada sasak 

    dengan menggunakan selotip bebas asam dan ditutup sasak 

    -. Eks,raks' sa)(e* denan )e,ode/

    a. aserasi

    iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    ipotong kecil-kecil sampel daun ganjeng. itimbang sampel sebanyank 2‹$ gr.4emudian dimasukkan 2‹$ g sampel ke dalam toples. ibasahi sampel

    menggunakan larutan metanol. itambahkan pelarut metanol ke dalam toples

    hingga melewati sampel !sampel terendam&. itutup toples menggunakan

    aluminium foil kemudian ditutup rapat dengan penutup toples. ibiarkan sampel

    terendam selama ™ #‡ jam. ilakukan proses penyarian setelah ™ #‡ jam

    menggunakan kain putih dan corong yang telah disumbat kapas. ilakukan prosesremaserasi sampel yang telah disaring tadi. itampung hasil maserasi

     b. Sokletasi

    iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    itimbang sampel daun ganjeng sebanyak ‹$ g. imasukkan sampel ke dalam

    labu alas bulat. itambahkan ‹$$ ml methanol ke dalam labu alas bulat.

    irangkai alat sokletasi. imulai penyarian #$-#‡ siklus. itampung hasil ekstrak 

    daun ƒanjeng.

    c. ˆefluks

    iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    itimbang sampel daun ƒanjeng ‹$ g. imasukkan ke dalam labu alas bulat.

    itambahkan ‹$$ ml metanol ke dalam labu alas bulat. irangkai alat refluks.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    37/56

    imulai penyarian dan ditunggu hingga ‰-‡ jam. isaring hingga didapatkan

    ekstrak cair dan ampasnya

    ‡. Par,'s'

    a. 'artisi air-air 

    iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan. itimbang ekstrak 

    metanol daun ƒanjeng sebanyak # g. ilarutkan ekstrak dengan ‰$ ml heksan dan

    dimasukkan ke dalam corong pisah. isuspensikan ekstrak yang tidak larut

    dengan 2$ ml air dan dimasukkan ke dalam corong pisah. igojog corong pisahhingga homogen dan didiamkan beberapa saat hingga terbentuk dua lapisan

     pelarut. ipipet lapisan he‘an kemudian ditampung dalam wadah yang disaring

    terlebih dahulu menggunakan corong dan kertas saring. itambahkan kembali ‰$

    ml he‘an ke dalam corong pisah lalu digojog hingga terbentuk lagi dua lapisan

     pelarut. ilakukan penggantian pelarut he‘an sebanyak ‹ kali. iuapkan lapisan

    he‘an yang diperoleh. itambahkan pelarut n-butanol jenuh air pada lapisan air dalam corong pisah sebanyak 2$ ml kemudian digojok. idiamkan corong pisah

    hingga terbentuk dua lapisan. itampung lapisan n-butanol jenuh air lalu disaring.

    itambahkan kembali pelarut n-butanol jenuh air dan penggantian pelarut n-

     butanol dilakukan pula sebanyak ‹ kali. iuapkan lapisan n-butanol jenuh air 

    hingga kental. itimbang masing-masing ekstrak he‘an dan n-butanol jenuh air.

    ilakukan identifikasi senyawa dengan menggunakan teknik 4LT

     b. 'artisi air-'adat

    iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    itimbang ekstrak metanol sebanyak #,$+ gram. imasukkan ekstrak ke dalam

    lumpang kemudian dilarutkan dengan n-heksan sebanyak 2‹ ml dan digerus.

    imasukkan ke dalam + tabung sentrifuge yang telah disama ratakan tingginya.

    isentrifuge hasil gerusan dengan kecepatan #‹$$ rpm selama ‹ menit.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    38/56

    ipisahkan antara ekstrak larut he‘an dan tidak larut he‘an. ilakukan terus Ž 

    menerus hingga larutan n-he‘an dalam tabung jernih. igunakan larutan n-he‘an

    sebanyak 2$$$ ml atau 2 liter dengan 2$ siklus. ihiung rendamen yang

    didapatkan

    0. Kro)a,ora' La('s T'('s

    a. 'engaktifan Lempeng silica

    isiapkan lempeng. iukur batas bawah 2 cm dan batas atas $,‹ cm.

    imasukkan dalam o„en hingga melengkung b. 'enjenuhan chamber 

    imasukkan pelarut methanol dan etil # : 2 dan sebagainya. igoyang-

    goyangkan chamber. imasukkan potongan kertas saring hingga mencapai tutup

    chamber. itandai chamber jenuh yang terelusi dengan pelarut pada kertas saring

    c. 'enyiapan sampel

    isiapkan alat dan bahan. isiapkan sampel yang akan ditotol ke dalam ‰ buah „ial, „ial pertama !ekstrak larut he‘an&, „ial ke # !ekstrak tidaklarut he‘an&,

    dan „ial ‰ !ekstrak larut metanol&. ilarutkan ekstrak pada „ial dengan he‘an

    secukupnya hingga tidak terlalu pekat, kemudian ditutup dengan aluminium foil.

    ilarutkan ekstrak tidak larut he‘an dengan kloroform secukupnya hingga tidak 

    terlihat pekat kemudian ditutup dengan aluminium foil. ilarutkan ekstrak 

    metanol pada „ial ‰ dengan metanol secukupnya hingga tidak terlihat pekat

    kemudian ditutup dengan aluminium foil. i„orteks ketiga „ial hingga homogen

    d. 'engujian 4LT

    iambil chamber yang akan digunakan. iukur eluen he‘an banding etil

    dengan perbandingan ‰ : 2. imasukkan eluen he‘an banding etil ‰ : 2 ke dalam

    chamber secara bersamaan. igerak Ž gerakkan chamber kemudian didiamkan

    hingga jenuh. iambil sejumlah kecil sampel dalam „ial lalu ditotol pada lempeng

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    39/56

     berbeda dan diangin-anginkan. imasukkan lempeng yang telah ditotol ke dalam

    chamber kemudian chamber ditutup. iamati pergerakan noda tinggi eluen

    terelusi hingga batas atas lempeng. iamati dilampu Š* ‰++ nm dan lampu Š*

    #‹‡ nm. 5pabila tidak terdapat noda yang diinginkan maka lempeng disemprot

    dengan 1#S7‡  2$Œ dan dipanaskan hingga noda menja dibercak kehitaman.

    ilakukan pengujian berulang dengan perbandingan pelarut berbeda sampai profil

    4LT ditemukan.

    2. BSLT " Brine Shirmp Lethalit% Test #

    a. 'embuatan air bebas proto(oa

    iucapkan basmalah. isiapkan alat dan bahan. itimbang garam tidak 

     beriodium kira-kira ‰ gram. iukur a/uadest 2$$$ ml !2 liter&. ilarutkan ‰%

    gram Nal !garam& tidak beriodium dalam 2 liter air. iaduk kemudian disaring.

    imasukkan ke dalam toples kemudian ditutup

     b. 'enyiapan larutan stok isiapkan alat dan bahan. itimbang ekstrak metanol, ekstrak larut he‘an,

    dan ekstrak tidak larut he‘an masing-masing sebanyak ‰$ mg. itambahkan ‰ ml

     pelarut metanol ke dalam ekstrak metanol, ‰ ml pelarut n-he‘an ke dalam ekstrak 

    larut n-he‘an dan ‰ ml pelarut n-butanol untuk ekstrak yang tidak larut n-he‘an.

    itutup setiap ekstrak yang telah ditambahkan pelarut

    c. 'enyiapan sampel ekstrak 

    icuci „ial sebanyak %$ ml. itarer setial „ial dengan ‹ ml air.

    imasukkan ekstrak metanol dengan konsentrasi 2$ ppm ke dalam ‹ „ial, 2$$

     ppm ke dalam ‹ „ial dan 2$$$ ppm ke dalam ‹ „ial. imasukkan ekstrak larut

    he‘an dengan konsentrasi 2$ ppm ke dalam ‹ „ial, 2$$ ppm ke dalam ‹ „ial dan

    2$$$ ppm ke dalam ‹ „ial. imasukkan ekstrak tidak larut he‘an dengan

    konsentrasi 2$ ppm ke dalam ‹ „ial, 2$$ ppm ke dalam ‹ „ial dan 2$$$ ppm ke

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    40/56

    dalam ‹ „ial . imasukkan kontrol pelarut metanol, n-he‘an dan n-butanol ke

    dalam ‹ „ial yang berbeda masing-masing sebagai pembanding. imasukkan

    kontrol air laut ke dalam ‹ „ial sebagai pembanding. ibiarkan selama #‡ jam

    hingga pelarutnya menguap.

    d. Šji SLT

    imasukkan 2$ ekor lar„a udang ! &rtemia salina L& ke dalam „ial dan

    dicukupkan dengan air laut sampai ‹ ml. itambahkan 2 tetes suspensi ragi !‰

    mg‹ ml& ke dalam „ial. ihitung jumlah lar„a yang mati setelah 2 ‘ #‡ jame. 'enyiapan larutan uji

    itetaskan lar„a udang dalam wadah penetas berbentuk kerucut berisi air 

    laut yang dilengkapi dengan lampu sebagai sumber cahaya dan aerator sebagai

    sumber 7#. ibiarkan selama 2 ‘ #‡ jam. ipindahkan ke dalam wadah gelap yang

    di sisinya merupakan wadah terang. Lar„a uji yang baik ditandai dengan lar„a

    yang berada pada wadah yang terang.. Kro)a,ora' Ko*o) "KK# dan Kro)a,ora' Ca'r 3aku) "KC3#

    a. 4romatografi 4olom

    iucapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    ibebas lemakkan dengan dibilas menggunakan methanol. imasukkan kapas

     pada bagian bawah dari kolom. imasukkan silika gel sampai mengisi š dari

    kolom lalu ketuk-ketuk hingga tidak terbentuk gelembung gas. ikeluarkan silika

    dan ditimbang. itimbang sampel dengan perbandingan 2: 2$$ sampel dan silika .

    isuspensikan silika gel dan ekstrak dengan eluen pertama. imasukkan ke

    kolom lalu mampatkan. imasukkan selapis kertas saring di bagian atas.

    itampung isolate dalam „ial dengan kecepatan alir #$ tetes per menit. itotolkan

     pada lempeng. ilihat penampakan noda pada lampu Š* #‹‡ nm dan ‰++ nm.

    igabung sampel dengan profil 4LT yang sama lalu hitung nilai ˆf nya.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    41/56

     b. 4romatografi air *akum

    icapkan asmalah. isiapkan alat dan bahan. itimbang gram srbuk 

    silika dan 2,‹ ekstrak larut n-he‘an lalu digerus dilumpang hingga homogen.

    imasukkan serbuk jika gel dan ekstrak larut n-he‘an yang telah dihomogenkan

    ke dalam senter glass lalu dimampatkan. iletakkan kertas sering di atasnya.

    ifkraksinasi sampel dengan kromotografi cair „akum menggunakan eluen n-

    he‘an, etil, dan metanol dengan berbagai perbandingan yang telah diketahui.

    imasukkan eluen n-he‘an +$ ml, he‘an banding etil, dan etil banding metanolmasing-masing perbandingan ke dalam senter gelas lalu hasil fraksinasinya

    ditampung dalam wadah yang telah disiapkan. iuapkan hasil fraksi hingga

    diperoleh ekstrak kental. ifraksinasi masing masing ekstrak yang diperoleh dari

     berbagai perbandingan eluen saat dimasukkan ke dalam „ial lalu diencerkan

    dengan pelarut kloroform banding metanol. itotol ekstrak yang telah larut pada

    lempeng kemudian dielusi dengan eluen n-he‘an banding etil dengan perbandingan ‰ : 2. iamati penampakan noda pada lempeng dibawah Š* #‹‡

    nm dan ‰++ nm. igabungkan sampel yang mempunyai profil 4LT yang sama

    hingga diperoleh fraksi # fraksi !fraksi 5 dan fraksi &. iuapkan pelarut fraksi

    yang diperoleh kemudian ditimbang. imasukkan masing-masing fraksi ke dalam

    „ial secukupnya lalu dilarutkan dengan kloroform banding metanol. itotol

    masing-masing fraksi pada lempeng kemudian dielusi. 6raksi 5 dielusi dengan

    he‘an banding etil !‰ : 2& dan fraksi dielusi dengan eluen etil banding metanol

    ! : 2&. ilihat penampakan noda fraksi 5 dan fraksi di bawah lampu u* #‹‡

    nm dan ‰++ nm.

    4. Kro)a,ora' La('s T'('s Pre(ara,' 

    a. 'embuatan lempeng

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    42/56

    ibaca basmalah. isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

    itimbang serbuk silika sebanyak #$ gram. iukur ‹$ ml a/uadest.

    ihomogenkan serbuk silika dan a/uadet ke dalam erlenmeyer hingga terbentuk 

     bubur silika. ituang bubur silika di atas lempeng kaca berukuran #$ cm ‘ #$ cm

    dan diratakan. idiamkan lempeng 2 ‘ #‡ jam. iaktifkan lempeng dalam o„en

    dengan suhu 22$$ selama 2 Ž # jam.

     b. 'enotolan sampel

    isiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. ilarutkan ekstrak fraksi5 dalam „ial dengan pelarut kloroform: metanol !2 : 2&. itotolkan ekstrak yang

    larut pada lempeng preparatif yang telah diaktifkan menggunakan pipa kapiler.

    iukur eluen he‘an : etil !‰ : 2& masing-masing ‡‹ ml dan 2‹ ml lalu dimasukkan

    ke dalam chamber lalu dijenuhkan. Setelah chamber jenuh, lempeng preparatif 

    yang telah ditotol dimasukkan ke dalam chamber kemudian chamber ditutup dan

    ditunggu hingga proses elusi selesai. Setelah proses elusi selesai, lempengdikeluarkan dari chamber lalu diangin-anginkan hingga eluennya menguap.

    ilihat penampakan noda yang berbentuk pita pada u„ ‰++ nm dan #‹‡ nm.

    iberi tanda noda yang berbentuk pita lalu dikeruk. iperoleh # noda kemudian

    masing-masing noda di masukkan ke dalam # mangkok berbeda yang telah

    ditimbang dan diberi tanda noda 2 dan noda #. itambahkan masing-masing noda

    dengan kloroform banding metanol !2:2& sebanyak 2$ ml, lalu dihomogenkan

    kemudian dipipet ke dalam tabung sentrifuge. isentrifuge sampel dengan

    kecepatan #‹$$ ppm dalam waktu ‹ menit. Setelah disentrifuge diperoleh dua

    lapisan yaitu cairan yang bening dan endapan. ipipet cairan yang bening dari

    masing-masing noda ke dalam # „ial yang berbeda yang telah ditimbang.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    43/56

    BAB I3

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Tabe* Pena)a,an

    2. kstraksi

     Nama Sampel

    erat

    Sampe

    l

    *olume

    'elarut

    erat

    …kstrak 

    aun Sirih ! Piper 

    betle L.&#$$ g 2%$$ ml #+,3 g

    3. (rine %hrimp Lethaly )est !(%L)"

    a. 4ematian lar„a

    Samp

    el

    "umlah Lar„a ati padaSetiap 4onsentrasi

     "umlah Lar„a ati pada 4ontrol Negatif 

    2

    $

     

     p

     p

    m

    2

    $

    $

     p

     p

    m

    2$

    $$

     pp

    m

    '

    e

    l

    a

    u

    t

    5ir Laut

    …kstra

    etan

    ol

    ‡ % 2$ $ $

    + ‹ 3 $ $

    % ‹ $ $

    # ‡ + $ $

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    44/56

    ‹ 3 $ $

    ε +

    0

    -

    1-5 6 6

    …kstra

    k n-

    1eksa

    n

    % % 2$ $ $

    ‹ 3 $ $

    + ‹ 3 $ $

    ‰ + $ $

    # ‡ % $ $

    ε +

    7

    -

    67- 6 6

    …kstra

    tidak 

    larut

    n-

    1eksa

    n

    ‹ % $ $

    # ‰ ‹ $ $

    ‡ + $ $

    ‰ 3 3 $ $

    2 # ‰ $ $

    ε 1

    0

    +

    --+ 6 6

     b. Nilai 'robit

    Sampel

    4on

    sentr 

    asi

    !pp

    m&

    Log

    4on

    sentr 

    asi

    Œ

    4em

    atian

    Lar„

    a

     Nilai

    'robit

    !y&

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    45/56

    …kstrak 

    etanol

    2$ 2 ‹$ ‹,$$

    2$$ # +# ‹,‰2

    2$$$ ‰ % ‹,

    …kstrak 

    larut n-

    1eksan

    2$ 2 ‡% ‡,3‹

    2$$ # +$ ‹,#‹

    2$$$ ‰ %+ +,$%

    …kstrak 

    tidak 

    larut n-

    1eksan

    2$ 2 ‰$ ‡,‡%

    2$$ # ‡+ ‡,3$

    2$$$ ‰ +‡ ‹,‰+

     B. Pembahasan

    aun sirih ! Piper betle L.& atau disebut juga dengan daun ganjeng adalahsalah satu tumbuhan yang sampai saat ini banyak dikenal sebagai tanaman obat.

    aunnya sering digunakan sebagai obat dipercaya memiliki khasiat mencegah

     penyakit infeksi saluran kemih, pembersih gigi, obat sakit perut, dan obat luka

    oleh masyarakat akassar, Sulawesi Selatan. aun Sirih ! Piper betle L.&

    diketahui mengandung inyak atsiri. engingat manfaat dari aun Sirih ! Piper 

    betle L.& yang banyak bermanfaat bagi tubuh.6itokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan kimia dari bahan

    alam yang mempunyai khasiat obat. ahan alam meliputi tumbuhan, hewan,

    mineral, serta biota laut. ahan alam tersebut mengandung beberapa komponen

    kimia yang dapat digunakan sebagai obat. 7bat yang berasal dari bahan alam

    dikenal luas sebagai obat tradisional !ƒunawan, #$$‡&.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    46/56

    5dapun alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu: rota „apor,

     batang pengaduk, beker gelas, chamber, cawan porselin, corong pisah, eksikator,

    gelas ukur, gelas arloji, kain putih, kipas angin, klem, lampu belajar, lap halus, lab

    kasar, lempeng kaca, lumpang, mikro pipet, mikroskop, magnetic stirer, neraca

    analitik, o„en, pengayak, pipa kapiler, pipet tetes, saringan „akum, sentrifuge,

    sendok tanduk, sendok besi, sinter glass, spatel, spoit, statif, toples, tabung reaksi,

    tabungs entrifuge timbangan kasar, „ial.

    5dapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu: air bebas proto(oa, aluminium foil, asam sulfat 2$ Œ, a/uadest, aun Sirih ! Piper betle L.&,

    etanol, etilasetat, he‘an, kloroform, 471 etanolik, kertas saring, lar„a udang

    ! &rtemia salina&, lempeng silika gel ƒ6 #‹‡, metanol, n Ž he‘an, n Ž butanol,

     permipan, plastic bening, serbuk silika gel ƒ6 #‹‡, sel telur lar„a udang ! &rtemia

     salina&.

    alam praktikum ini akan dilakukan percobaan untuk ekstraksi senyawaaktif tumbuhan tertentu yang berkhasiat obat. 'ercobaan dilakukan mulai dari

     pengambilan sampel, kemudian ekstraksi dan identifikasi senyawa kimia yang

    terdapat pada ekstrak tersebut dengan metode 4romatografi lapis tipis dan dengan

    menggunakan pereaksi kimia. Sampel tumbuhan yang digunakan dalam

     percobaan ini adalah daun ganjeng atau disebut daun sirih ! Piper betle L.&.

    aun sirih diambil dengan cara dipetik langsung. 4emudian sampel dicuci

    hingga bersih dengan air mengalir dan kemudian dikeringkan dengan cara

    diangin-anginkan !tidak dibawah matahari langsung&. Setelah kering sampel

    dipotong kecil Ž kecil dengan tujuan untuk memudahkan molekul Ž molekul air 

    yang terdapat dalam dalam sel tumbuhan dapat menguap dengan mudah.

    'enghilangan molekul Ž molekul air ini dilakukan karena air merupakan

    medium yang mudah ditumbuhi mikroba atau jamur. 4eberadaan mikroba atau

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    47/56

     jamur ini nantinya dapat mengganggu hasil ekstraksi senyawa aktif dari sampel.

    Selain itu tujuan dari pengeringan ini dilakukan juga dimaksudkan untuk 

    mencegah terjadi reaksi en(imatis di dalam sel, di mana reaksi en(imatis ini dapat

     berlangsung bila simplisia mengandung air dengan jumlah lebih dari 2$ Œ.

    alam proses pengolahan sampel terdapat dua jenis sortasi yang dilakukan

    yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi basah dilakukan pada sampel yang

     baru diambil dari habitatnya ditujukan untuk memisahkan simplisia yang utuh

    dan layak untuk diekstraksi dengan bagian tanaman lain yang tidak dibutuhkanserta kotoran dan benda asing seperti tanah, pasir serta kerikil. Sortasi yang kedua,

    yaitu sortasi kering yang dilakukan pada saat sampel telah dikeringkan untuk 

    selanjutnya dapat diekstraksi dengan metode yang sesuai.

    Setelah itu sampel dirajang hingga sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

    5dapun tujuan dari proses ekstraksi ini adalah untuk menarik komponen kimia

    yang terdapat dalam simplisia. …kstraksi yang dilakukan disesuaikan dengan sifatkimia fisika dari sampel dan juga tergantung dari (at yang dikandungnya.

    'ada percobaan ini dilakukan ekstraksi dengan cara maserasi. aserasi

    adalah penyarian (at aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia

    dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar terlindung dari cahaya.

    'roses ekstraksi yang terjadi yaitu cairan penyari akan masuk ke dalam sel

    melewati dinding sel dan masuk ke dalam rongga yang mengandung (at aktif,

    kemudian (at aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara

    larutan (at aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang

    konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan

    konsentrasi rendah !proses difusi&. 'eristiwa tersebut berulang sampai terjadi

    keseimbangan konsentrasi antara di luar sel dan di dalam sel. Setelah proses

    maserasi selesai, kemudian di saring dengan kain putih. igunakan kain putih

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    48/56

    agar ekstrak tidak terkontaminasi pewarna dari kain. igunakan pula larutan

     penyari metanol, karena metanol bersifat semipolar sehingga dapat menarik 

    komponen kimia yang bersifat polar maupun non polar pada daun sirih. 4emudian

    ekstrak metanol tersebut dikeringkan hingga larutan penyari menguap. ari hasil

     percobaan ini diperoleh hasil ekstrak #,$+ gram.

    4emudian setelah dilakukan ekstraksi maka selanjutnya ialah partisi,

    dimana partisi ini terbagi # yaitu partisi cair Ž cair dan partisi cair Ž padat. 'rinsip

    dari partisi cair Ž cair adalah ekstraksi cair Ž cair !corong pisah& merupakan pemisahan komponen kimia di antara # fase pelarut yang tidak saling bercampur 

    di mana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase

    kedua, lalu kedua fase yang mengandung (at terdispersi dikocok, lalu didiamkan

    sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan

    komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat

    kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.Sampel daun sirih, dipartisi cair Ž padat. 'rinsip dari ekstraksi cair padat

    yaitu penarikan komponen kimia pada suatu sampel dengan menggunakan satu

     pelarut yang pelarutannya dilakukan secara terpisah di mana komponen kimia

    akan terlarut dalam pelarut dengan cepat dengan bantuan sentrifuge berdasarkan

    gaya sentrifugasi. ara kerjanya yaitu pertama Ž tama disiapkan alat dan bahan

    yang akan digunakan untuk partisi cair Ž padat. 4emudian ditimbang ekstrak 

    metanol sebanyak ‹ gram. Lalu ekstrak metanol yang telah ditimbang, dilarutkan

    dengan 2$$$ ml heksan sedikit demi sedikit dalam lumpang dan digerus.

    4emudian hasil gerusan disentrifuge dengan kecepatan #‹$$ ppm selama ‹ menit.

    Ipisahkan antara ekstrak larut dan tidak larut heksan dan untuk yang larut

    heksan disaring menggunakan kertas saring dan ditampung pada mangkok.

    Lakukan terus menerus dengan perlakuan yang sama hingga ekstrak yang ada

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    49/56

     pada lumpang menjadi bening. an semua hasil tampungan larut heksan diuapkan

    dan yang tidak larut heksan disimpan pada cawan porselin sebagai sampel ekstrak 

    yang tidak larut heksan. 4emudian masing-masing ditimbang bobot ekstrak. ari

    sini diperoleh larut heksan ‹ g dan tidak larut heksan $,3% g.

    4romatografi lapis tipis !4LT& adalah suatu metode analisis yang

    digunakan untuk memisahkan suatu campuran senyawa secara cepat dan

    sederhana. 'enggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian

    senyawa metabolit sekunder dan dapat dijadikan sebagai patokan untuk proses pengerjaan berikutnya dalam menentukan struktur senyawa. 'rinsipnya atas dasar 

     perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut

     pengembang. ahan adsorben sebagai fase diam dapat digunakan silika gel,

    alumina dan serbuk selulosa. 'artikel silika gel mengandung gugus hidroksil pada

     permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul polar air.

    6ase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansiyang mana dapat berflouresensi dalam sinar ultra „iolet. 6ase gerak merupakan

     pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

    Sebelum menotolkan sampel ke lempeng 4LT, terlebih dahulu dibuat batas

    atas dan batas bawah dengan menggunakan pensil. 1al ini bertujuan untuk 

    mengetahui dimana penotolan sampel itu, dalam penandaan tidak digunakan tinta

    karena pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk. 1al

    ini dapat mempengaruhi proses pengelusian senyawa sampel.

    i dalam chamber diisi dengan eluen, di mana untuk setiap sampel

    memiliki eluen dengan campuran yang sama yaitu heksan : etil asetat !‰ : 2& untuk 

    sampel daun sirih. …luen tersebut terlebih dahulu dijenuhkan. alam hal ini

    chamber ditutup rapat dengan tujuan agar meyakinkan bahwa atmosfer dalam

    gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut. 'enjenuhan udara dalam gelas kimia

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    50/56

    dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan pergerakan

     pelarut dalam 4LT. Šntuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya

    ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahi oleh pelarut.

    Setelah chamber jenuh maka lempeng 4LT dimasukan ke dalam chamber,

    ketika pelarut mulai membasahi lempengan, pelarut pertama Ž tama akan

    melarutkan senyawa Ž senyawa dalam bercak yang telah ditempatkan pada garis

    dasar. Senyawa Ž senyawa akan cenderung bergerak pada lempeng kromatografi

    sebagaimana halnya pergerakan pelarut. i sini akan kita lihat mulai akan adanoda terpisah Ž pisah, ini dikarenakan setelah sampel dilarutkan dengan eluen,

    maka sampel akan ikut berinteraksi juga dengan silika yang ada di lempeng.

    Senyawa yang terperangkap di bagian paling bawah menunjukan bahwa senyawa

    tersebut paling tinggi kepolarannya, Senyawa ini dapat membentuk ikatan

    hidrogen yang akan melekat pada silika lebih kuat dibanding senyawa lainnya.

    4ita dapat mengatakan bahwa senyawa ini terjerap lebih kuat dari senyawa yanglainnya. 'enjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada

     permukaan.

    …luen yang digunakan merupakan kombinasi dari dua atau tiga macam

     pelarut, hal ini dimaksudkan untuk mencapai semua tingkat kepolaran sehingga

    diharapkan eluen ini dapat mengangkat noda dengan tingkat kepolaran yang

     berbeda Ž beda pula. engan perbandingan jumlah pelarut yang digunakan adalah

     perbandingan yang didasarkan pada pengalaman bahwa eluen tersebut dapat

    menarik komponen kimia yang maksimal. Namun jika pada penampakan noda

     belum didapat jumlah noda yang maksimal atau posisi noda yang terlalu ke atas

    atau ke bawah maka perbandingan eluen yang digunakan dapat dimodifikasikan

    kembali.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    51/56

    ilakukan identifikasi 4LT dengan sampel hasil partisi cair Ž padat.

    imana sampel larut heksan dilarutkan dengan kloroform, sampel larut metanol

    dilarutkan dengan metanol, sampel tidak larut heksan juga dilarutkan dengan n Ž 

     butanol. Setelah dilarutkan, ditotolkan sampel pada # lempeng silika gel yang

     berbeda, yang telah diberi tanda berdasarkan kepolarannya. ielusi lempeng silika

    gel yang telah ditotol sampel pada chamber yang telah dijenuhkan dan berisi

    eluen. 5pabila eluen telah mencapai batas atas maka lempeng tersebut dikeluarkan

    dari chamber. Setelah itu diamati penampakan noda yang terbentuk pada Š* #‹‡dan Š* ‰++, difoto hasil noda yang tampak pada Š* #‹‡ dan ‰++ nm..

    ekanisme penampakan noda pada Š* yaitu suatu metode yang

    mengabsorbsi cahaya ultra„iolet akan mencapai suatu keadaan tereksitasi dan

    kemudian memancarkan cahaya ultra„iolet atau cahaya tampak pada waktu

    kembali ke tingkat dasar !emisi&, emisi inilah yang digambarkan sebagai

    fluoresensi. 'ada Š* #‹‡ nm, lempeng 6#‹‡ yang mengalami flouresensi, dimanalempeng 6#‹‡ mengabsorbsi cahaya ultra„iolet mencapai suatu keadaan tereksitasi

    dan kemudian memancarkan cahaya ultra„iolet atau cahaya tampak sebagai

    fluoresensi, sedangkan noda akan terlihat gelap, tidak dapat tampak bila

    mengandung gugus kromofor.

    'enampakan noda pada lampu Š* ‰++ nm adalah karena adanya daya

    interaksi antara sinar Š* dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom

    yang ada pada noda tersebut. 6luoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi

    cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi

    dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke

    keadaan semula sambil melepaskan energi. …nergi inilah yang menyebabkan

     perbedaan fluoresensi warna yang dihasilkan oleh tiap noda.

  • 8/18/2019 Laporan Flengkap Fito

    52/56

    rine Shrimp Lethality Test !ST& adalah suatu metode pengujian dengan

    menggunakan hewan uji yaitu  &rtemia salina Leach, yang dapat digunakan

    sebagai bioassay yang sederhana untuk meneliti toksisitas akut suatu senyawa,

    dengan cara menentukan nilai L ‹$ yang dinyatakan dari komponen aktif suatu

    simplisia maupun bentuk sediaan ekstrak dari suatu tanaman. 5pabila suatu

    ekstrak tanaman bersifat toksik menurut harga L ‹$ dengan metode ST, maka

    tanaman tersebut dapat dikembangkan sebagai obat anti kanker. Namun, bila tidak 

     bersifat toksik maka tanaman tersebut dapat diteliti kembali untuk mengetahuikhasiat lainnya dengan menggunakan hewan coba lain yang lebih besar dari lar„a

     &rtemia salina Leach  seperti mencit dan tikus secara in „i„o. Suatu senyawa

    dinyatakan mempunyai potensi toksisitas akut jika mempunyai harga L ‹$

    kurang dari 2$$$ ›gml. L ‹$ ! Lethal Concentration ‹$& merupakan konsentrasi

    (at yang menyebabkan terjadinya kematian pada ‹$ �