Laporan Hematologi

10
HEMATOLOGI 1. Hitung Jumlah Eritrosit Sampel : Aliful Nisa Noviga Umur/Jenis Kelamin : 20/Perempuan Hasil Pengamatan : Kotak A Kotak B Kotak C 7 4 3 2 4 6 - 4 4 2 1 4 1 2 3 4 1 6 3 10 3 0 6 3 3 2 6 6 2 3 1 1 - 4 2 1 - 1 1 - 3 1 3 1 - 3 2 3 2 2 1 4 1 4 3 4 2 1 2 3 2 4 3 3 2 4 2 2 1 3 - 2 1 2 1 1 1

description

laporan patologi klinik blok penyakit sistemik

Transcript of Laporan Hematologi

HEMATOLOGI

1. Hitung Jumlah EritrositSampel: Aliful Nisa NovigaUmur/Jenis Kelamin: 20/PerempuanHasil Pengamatan:2341

63103

0633

2662

311-

421-

11-3

131-

Kotak A Kotak B3232

2141

4342

1232

Kotak C4332

4221

3-21

2111

7432

46-4

4214

33-1

Kotak D Kotak EJumlah Eritrosit = (Kotak A+Kotak B+Kotak C+Kotak D+Kotak E) x 200 x 50= ( 60 + 22 + 39 + 48 + 32 ) x 10000= 201 x 10000= 2010000Jadi jumlah eritrosit pada sampel wanita adalah 2.010.000 / cmmDiskusi dan PembahasanSampel darah diambil melalui vena fosacubiti pasien sebanyak 5 mL dengan menggunakan syringe. Kemudian sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kaca yang sudah diberi antikoagulan lalu tabung diputar di atas meja agar keduanya tercampur. Lalu, darah dihisap ke dalam pipet pengencer Thoma sampai tanda 0,5. Tetapi pada percobaan yang kami lakukan, darah yang dihisap melebihi tanda 0,5 sehingga kelebihan tersebut dikeluarkan melalui ujung pipet dengan menggunakan tissue. Selanjutnya, larutan Hayem dihisap hingga tanda 101. Pipet tersebut dikocok dengan gerakan horizontal, tetapi praktikan juga mengocoknya dengan gerakan memutar secara horizontal.Kemudian, sebelum dimasukkan ke kamar hitung larutan Hayem yang tidak tercampur dengan darah dibuang sebanyak 6 tetes. Larutan darah dimasukkan ke dalam kamar penghitung yang sudah diletakkan di bawah lensa objektif, dengan menempatkan ujung pipet Thoma pada tepi gelas penutup. Perbesaran yang pertama kali digunakan untuk menemukan kotak hitung adalah perbesaran 10x, kemudian setelah kotak hitung ditemukan perbesarannya adalah 40x.Hal yang selanjutnya dilakukan adalah menghitung sel-sel eritrosit yang ada di dalam kotak persegi A, B, C, D, dan E di setiap kotak memiliki 16 kotak. Sel-sel eritrosit yang dihitung adalah sel-sel yang berada di tengah, atau menyinggung garis kiri dan garis atas. Penghitungan sel dilakukan secara sistematik untuk mengurangi kerancuan dalam penghitungan.Hasil pengamatan yang kami dapatkan adalah jumlah eritrosit pasien sebanyak 2.010.000/cmm. Jumlah eritrosit ini dapat dikatakan jauh dari nilai normal yaitu 3.900.000/cmm 4.820.000/cmm. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti di bawah ini:1. Kesalahan oleh praktikana) Adanya kelebihan darah yang diambil dengan menggunakan tissue b) Larutan Hayem yang dihisap terlalu banyak sehingga konsentrasi larutan dalam pipet terlalu encerc) Adanya gerakan yang kurang tepat dalam proses mencampur larutan Hayem dan darah2. Kondisi pasiena) Kelelahan akibat kurang tidurb) Tidak sarapan2. Bleeding TimeNama Sampel: Vinanti Nur C.Umur/Jenis Kelamin: 20/PerempuanDiskusi:Sebelum dilakukan perlukaan, daerah cuping telinga dibersihkan dengan kapas alkohol 70%. Setelah kering, pasien dilukai dengan metode Duke, yaitu dengan cara menekan daerah cuping telinga sebelum dilukai dengan lancet. Saat praktikan menusuk cuping telinga dengan lancet, stopwatch dinyalakan. Setelah 30 detik, kertas saring disentuhkan pada daerah perlukaan, hingga darah tidak menempel lagi di kertas saring. Setelah darah tidak menempel lagi di kertas saring, stopwatch dimatikan.Kami mendapatkan hasil berupa 4 noktah darah pada kertas saring, dan waktu selama 2 menit 31 detik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghentikan perdarahan. Perdarahan berhenti karena adanya interaksi antara trombosit dengan lapisan subendotel dan membentuk agregasi dengan bantuan benang-benang fibrin.

Peran trombosit dalam pembekuan darahPeran benang fibrin dalam pembekuan darah

3. Clotting TimeNama sample : Aliful Nisa NovigaUmur/Jenis kelamin: 20/PerempuanDiagnosa/KU: NormalDiskusi : Clotting time adalah waktu yang dibutuhkan bagi darah untuk membekukan dirinya secara in vitro dengan menggunakan standart. Hal ini dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Prinsip pemeriksaan ini yaitu waktu pembekuan diukur sejak darah keluar dari pembuluh darah sampai terjadi suatu bekuan dalam kondisi yang spesifik. Metode yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah Lee & White.Darah diambil dengan menggunakan syringe 5 cc dibagian lipatan siku orang coba, kemudian melakukan makrosampling dengan cara yang benar. Pada saat darah masuk ke dalam syringe, nyalakan stopwatch dan tourniquet dilonggarkan. Darah diambil secara pelan-pelan sampai didapat 5 ml. Kemudian syringe dicabut kemudian jarum dilepaskan dari syringe, darah dimasukkan pelan-pelan ke dalam 3 tabung melewati dinding masing-masing 1ml. Sisanya untuk praktikum yang lain. Kemudian tunggu selama 5 menit. Tepat 5 menit kemudian, tabung diangkat dan dimiringkan 450. Ulangi tindakan serupa selang 30 detik sampai terjadi bekuan yang sempurna (dimiringkan 900 tidak ada tumpahan). Catat waktunya. 30 detik berikutnya lakukan hal yang serupa pada tabung 2 sampai terjadi bekuan sempurna. Catat waktunya. Selang 30 detik berikutnya lakukan hal yang serupa pada tabung 3 sampai terjadi bekuan sempurna. Matikan stopwatch. Catat waktunya. Waktu pembekuan pada tabung ketiga dilaporkan sebagai hasil pemeriksaan. Nilai normal : 5-15 menit. Pada pemeriksaan Clotting Time ini, kami memilih orang coba berjenis kelamin perempuan dengan usia 20 tahun dari kelompok kami. Dari pemeriksaan dan pengamatan yang telah kami lakukan pada orang coba, sesuai dengan prosedur yang telah disebutkan yaitu setelah menunggu 5 menit tabung 1 diangkat dan telah terlihat membeku sempurna. Selanjutnya segera tabung 2 di angkat dan telah terlihat membeku sempurna juga. Pada tabung tiga diangkat dan dimiringkan (45) masih terlihat cair. Perlakuan ( dimiringkan 45) diulang dan tabung ke 3 membeku sempurnah pada menit ke 9. Sehingga didapatkan waktu pembekuan darah pada tabung yaitu 9 menit. Berdasarkan teori, waktu normal proses pembekuan darah adalah 5-15 menit. Jadi, Clotting Time orang coba adalah normal.Faktor yang membuat clotting time abnormal adalah :a. Volume darah pada setiap tabung harus tepat 1 ml, apabila jumlah darah lebih besar maka waktu yang diperlukan lebih panjang, begitu pula sebaliknya.b. Teknik pengambilanc. Adanya gelembung udara pada saat vena punctie yang tidak lancar sehingga terjadi hemolisis / ikut masuknya cairan jaringan dapat memperpendek waktu bekuan.d.Dengan cara yang sama tapi memakai tabung dengan berlapis silicon dan memiringkan tiap 5 menit, maka nilai normal menjadi lebih tinggi : 20 60 menit.Proses pembekuan darah merupakan salah satu mekanisme dari Hemostatis, yaitu suatu proses penghentian perdarahan yang bersifatfisiologis pada pembuluh darah yang cedera untuk mencegah hilangnya darah.Pembekuan darah sendiri terjadi dengan melibatkan berbagai komponen di dalam darah. Pembekuan darah ini timbul bila setelah terjadi konstriksi pembuluh darah dan pembentukan sumbat trombosit tidak berhasil menghentikan perdarahan yang terjadi.Mekanisme pembekuan darah terbagi melalui 2 jalur utama, yaitu jalurintrinsik dan jalur ekstrinsik. Proses ini membutuhkan faktorfaktor pembekuan darah, yang sampai saat ini telah dikenal sebanyak 13 faktor. Di antara kedua jalur tersebut jalur yang dipakai bersama, disebut sebagai jalur umum / jalur bersama, dan satu terdapat satu jalur lain yaitu jalur eksogen. Secara fisiologis, proses pembekuan darah ini akan dikendalikan oleh sistem fibrinolitik dan anti koagulasi. Kedua sistem tersebut bertugas merusak hasil bekuan darah yang tidak diharapkan oleh tubuh. Jadi hemostasis merupakan kerja sama di antara dua mekanisme tersebut.Jika ada benturan atau gesekan yang menyebabkan luka, maka trombosit akan pecah dan keluarlah enzim tromboplastin (trombokinase). Zat ini bersama ion-ion kalsium yang ada di dalam plasma darah akan bereaksi dengan protombin. Protombin adalah senyawa globulin yang terdapat di dalam plasma darah dan bersifat sebagai enzimyang belum aktif. Zat ini di hasilkan di hati dengan bantuan vitamin K. Zat yang terbentuk adalah trombin, enzim trombin akan mengubah fibrinogen, suatu protein yang larut dalam plasma, menjadi fibrin. Fibrin berupa benang-benang halus yang menjaring dan mengikat sel-sel darah dan terbentuk benang-benang fibrin penutup luka.Salah satu contoh kelainan akibat gangguan pembekuan darah yaitu Hemofilia. Luka kecil saja bisa menyebabkan perdarahan yang sulit dihentikan. Penyakit ini bisa bersifat genetik atau diturunkan maupun didapat (hemofilia equate). Dalam darah terdapat faktor pembeku yang bertugas menghentikan perdarahan. Pada anak tanpa hemofilia, faktor pembeku akan segera menghentikan perdarahan yang terjadi.Menurut dokter Asrul Harsal, dari Subbagian Hematologi Onkologi Medik, RS Kanker Dharmais, Jakarta, dalam darah ada sekitar 13 faktor pembeku. Kurangnya faktor tertentu menyebabkan proses pembekuan terganggu. Kalau faktor VIII mengalami defisiensi, akan terjadi hemofilia jenis A. Sementara itu, jika yang mengalami defisiensi faktor IX, maka yang terjadi hemofilia jenis B.

Kesimpulan :Pada pemeriksaan Clotting Time yang telah kami lakukan pada orang coba, proses pembekuan darah memerlukan waktu selama 9 menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Clotting Time orang coba adalah normal. Karena Batas dari nilai normal Clotting Time adalah 5-15 menit.

4. Golongan Darah

Nama Sampel: Aliful Nisa NovigaUmur/Jenis Kelamin: 20/PerempuanDiskusi:Sampel berusia 20 tahun dilakukan uji golongan darah. Pertama-tama sampel diambil darahnya dengan menggunakan syringe sebanyak 5 ml. Darah yang telah diambil dimasukkan kedalam 4 buah tabung. Tiga tabung pertama masing-masing diisi 1 ml darah adalah tabung yang akan digunakan untuk praktikum clotting time, sedangkan tabung yang lain merupakan tabung yang berisi antikoagulan diisi 2 ml darah. Darah dalam tabung yang berisi antikoagulan sebagian digunakan untuk praktikum penghitungan jumlah eritrosit, sedangkan sebagian lain digunakan untuk praktikum uji golongan darah. Pada praktikum uji golongan darah, prosedur pertama yang dilakukan adalah mengambil darah yang mengandung antikoagulan menggunakan syringe. Selanjutnya darah diteteskan diatas object glass sebanyak 3 tetes yang dengan jarak 5 mm. Setetes serum anti-A, serum anti-B, dan serum anti-AB diteteskan pada 3 tetes darah yang terpisah tersebut, lalu diaduk. Jika serum anti-A dan serum anti-AB menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A). Jika serum anti-B dan serum anti-AB menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B). Jika serum anti-A, anti-B dan serum anti-AB menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan B (golongan darah AB). Jika serum anti-A, anti-B dan serum anti-AB tidak menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinogen (golongan darah O).Golonganaglutinogen (antigen) pada eritrositaglutinin (antibodi) pada plasma darah

ABABOABA dan B--dan

Pada praktikum ini, darah sampel menunjukan terjadinya aglutinasi ketika dicampur dengan serum anti-B dan serum anti-AB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel memiliki golongan darah B.

7