Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

16
PENGAMATAN SERANGGA ORTHOPTERA PADA BELALANG (Atractomorpha sp.) LAPORAN INDIVIDU disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Entomologi yang dibimbing oleh Ibu Sofia Eri Rahayu Oleh: Offering HL Muhammad Haidar Amrullah (130342615319) The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG

description

Entomology

Transcript of Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

Page 1: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

PENGAMATAN SERANGGA ORTHOPTERA PADA BELALANG (Atractomorpha

sp.)

LAPORAN INDIVIDU

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Entomologi

yang dibimbing oleh Ibu Sofia Eri Rahayu

Oleh:

Offering HL

Muhammad Haidar Amrullah (130342615319)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

November 2015

Page 2: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

A. Topik

Pengamatan serangga orthoptera pada belalang (Atractomorpha sp.)

B. Tujuan

Untuk mengetahui morfologi serangga orthoptera pada belalang (Atractomorpha sp.).

C. Dasar teori

Proses identifikasi menggunakan pengamatan ciri atau karakteristik morfologi

dari belalang, yang kemudian dicocokkan atau disesuaikan dengan literatur yang ada

dari bagian kepala, thoraks dan pronotum, abdomen, sayap, dan tungkai belalang.

Bagian-bagian organ tubuh belalang yang diamati tersebut biasanya digunakan untuk

proses identifikasi belalang dengan melihat ciri morfologinya.

Kepala pada belalalang yang diamati memiliki bentuk kerucut. Selain itu juga

memiliki fastigium dan vertex yang medial alur punggung. Pronotum mempunyai

garis geligi tangah yang kuat, pinggir ekor mengarah ke belakang dan bersudut

dibagian tengah, sayap belakang bisanya berwarna, sungut ramping, silindris, tidak

gepeng, sayap panjang yang dimiliki mencapai atau melewati ujung abdomen,

belalang yang sering enghasilkan suara dalam penerbangan, femora belakang yang

jantan tanpa barisan pasak penghasil suara. Kepala, vertikal; vertex fastigium dan

frontis bertemu di sudut tumpul. Belalang ini memiliki antena yang tidak melebar,

jika dihitung setiap segmen pada antenanya, maka, dapat terlihat bahwa belalalang ini

mempunyai 11 segmen. Dari uraian dan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

spesies belalalang yang diamati mempunyai taksonomi berikut ini :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Class : Insecta

Ordo : Orthoptera

Subordo : Caelifera

Famili : Pyrgomorphidae

Subfamili : Pyrgomorphinae

Genus : Atractomorpha

Spesies : Atractomorpha sp.

Page 3: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

D. Alat dan bahan

1. Ether / kloroform

2. Kapas

3. Jaring halus

4. Mikroskop

5. Belalang (Atractomorpha sp.).

E. Prosedur kerja

Melakukan pengamatan terhadap morfologi belalang.

a. Kepala dengan bagian-bagiannya:

1. Bagian depan kepala : clypeus, labrum, epicranium, yang meliputi

vertex, occiput, gennae, ocular sclerite, antennal sclerite.

2. Antena : menentukan tipe antena, jumlah segmennya.

3. Mulut : menentukan tipe mulut serta bagian-bagian mulut yang

meliputi labrum, labium, maxilla, palpus, maxillaris, hypopharynx,

palpus labialis.

4. Alat-alat tambahan lain jika menemukan.

5. Mata : mengamati kedudukan mata serangga tersebut.

b. thorax dengan bagian-bagian : prothorax, mesothorax, metathorax.

1. Mengamati perlekatan kaki pada thorax, fungsi kaki pada bagian thorax.

2. Mengamati perlekatan sayap, bentuk sayap, warna sayap.

Menangkap belalang menggunakan jaring halus, kemudian memasukkan ke dalam

kantong plastik yang telah diisi kapas (sudah ditetesi ether).

Merentangkan belalang tersebut diatas papan seksi.

c. abdomen dengan bagian-bagiannya:

1. Mengamati segmentasi pada abdomen.

2. Mengamati bagian lain dari abdomen yang di ketemukan.

Page 4: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

F. Data pengamatan

Bagian Tubuh Hasil Pengamatan Keterangan

Bagian Kepala

1. Panjang kepala tidak

melebihi bagian

pronotum dan posisi

miring.

2. Sungut (antena)

bersegmen-segmen dan

silindris rammping

kurang dari panjang

tubuh. Jumlah segmen

dari antena 11

3. Terdapat mata faset dan

mata tambahan (ocelli),

bentuk mata faset mata

majemuk menyempit

pada bagian

anterodorsal dan warna

d. ekstremitas

1. Kaki : mencari bagian coxa, trochanter, femur, tibia, dan tarsus.

Mengamati bulu-bulu, rigi, serta keistimewaan lain bila menemukan.

2. Mengamati fungsi dari masing-masing kaki, kaki depan, belakang, dan

sebagainya.

3. Sayap : jumlah sayap, kondisi sayap yang meliputi bentuk, venasi,

ketebalan, warna serta keistimewaan yang lain.

Antena

Pronotum

ocelli

Page 5: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

mata majemuk

transparan.

4. Bentuk vertex

meruncing.

5. Memiliki sepasang

labrum, mandibula,

maxilla dengan palpus

maxillaris, dan labium

dengan palpus labialis

serta tidak terdapat gigi

lobus lateralis, beserta

tipe mulut penggigit

pengunyah

Bagian Thorax dan

Pronotum

6. Pronotum membentuk

sudut yang kurang jelas

(membulat), pronotum

sempit (tidak meluas

sampai abdomen)

7. Prosternum tidak

memiliki duri atau

jendolan. Thorax

mempunyai 3 segmen

Verteks

labrum

palpus

clypeus

Page 6: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

8. Kaki yang berjumlah

tiga pasang terletak

pada thorax.

Bagian Abdomen

9. Warna tubuh belalang

hijau dengan ada

dengan sedikit bintik-

bintik putih pada

bagian dorsal

10. Abdomen bersegmen-

segmen sebanyak 7

buah

11. Organ-organ timpana

terletak pada bagian

pertama ruas-ruas

Page 7: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

abdomen.

12. Terdapat stigma atau

spirakel pada bagian

ruas-ruas abdomen

13. Bentuk tubuh panjang

dan sempit

14. Cercus pada supra-anal

plate dan subgenital

plate terpisah

Page 8: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

Bagian Sayap

15. Terdapat bagian sayap

depan dan sayap

belakang, Ukuran dari

sayap depan (tegmin)

melebihi abdomen,

warna sayap depan

hijau, ujung-ujung dari

sayap depan membulat

Bagian Tungkai

16. Bagian femora

membesar dan meluas

dan terdapat pasak

penghasil suara dan

memiliki coxa yang

menyempit

17. Terdapat duri pada

bagian dalam dari tibia,

dan terdapat spine dan

bertipe saltatorial

18. Tarsus pada kaki depan

dan tengah sebanyak 3

buah dan tarsus pada

kaki belakang sebanyak

4 buah

Page 9: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

G. Analisis Data dan Pembahasan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

yang tinggi termasuk jenis faunanya termasuk serangga. Salah satu jenis serangga

adalah Orthoptera yang meliputi belalang, jangkrik dan kecoa. merupakan hewan

yang dominan pada daerah tropis, terdapat dimana-mana baik di darat maupun dalam

air. Dominasi orthoptera tersebut disebabkan karena orthoptera mempunyai adaptasi

yang tinggi terhadap lingkungannya. Selain itu serangga memiliki waktu generasi

yang singkat dan banyak serangga yang berukuran kecil (Hidayat et al., 2004).

Menurut Tan dan Khamaruddin (2014) belalang dari famili Acrididae termasuk

belalang yang hidup kosmopolit dan banyak ditemukan di Asia dan termasuk

Indonesia.

Atractomorpha sp kadang-kadang dikenal sebagai belalang tembakau, kepala

dari famili belalang ini jelas berbentuk kerucut. Untuk genus ini, tubuh ramping,

hijau atau coklat dengan merah muda umumnya berasayap dan warna ungu pada

sayap belakang. Sejumlah spesies telah tercatat di Asia Tenggara dan sangat mirip

satu sama lain yang menjadikan proses identifikasi menjadi sulit (Willemse, 2001

dalam Tan dan Khamaruddin, 2014).

Jika dilihat dari jenis dan struktur antena yang dimiliki sesuai apa yang telah

didiskripsikan oleh (Hinck, 2012), antena yang dimiliki oleh Atractomorpha sp yang

diamati termasuk dalam kelamin betina, dikarenakan mempunyai jumlah segmen

sebanyak 11 segmen sehingga panjang antenanya juga lebih pendek.

Gambar 2.6 Struktur Antena Belalang (Hinck, 2012)

Bagian yang tidak terlihat pada pengamatan morfologi yang dilakukan adalah,

pada Atractomorpha sp memiliki organ timpana pada ruas-ruas abdomen pertama

yang berfungsi sebagai membran pendengaran. Hal ini sesuai dengan yang telah

dijelaskan oleh (Lightfoot, 1989). Selain itu atractomorpha sp juga memiliki sayap

Page 10: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

yang melebihi bagian abdomen, sayap ini ketika terbang dapat mengahsilkan suara.

Tipe sayap yang dimiliki Atractomorpha adalah membranous.

H.

Gambar 2.14 Sayap depan dan Sayap belakang Belalang (Lightfoot, 1989)

Kelimpahan jenis serangga sangat ditentukan oleh aktivitas reproduksinya

yang didukung oleh lingkungan yang cocok dan tercukupinya kebutuhan sumber

makanannya. Kelimpahan dan aktifitas reproduksi serangga di daerah tropik sangat

dipengaruhi oleh musim (Erawati dan Kahono, 2010). Serangga tidak tersebar secara

seragam dalam semua habitat, tetapi dibatasi oleh area spesies-spesifik dimana

tersedianya kebutuhan-kebutuhan ekologi. Hal ini yang menjadi faktor utama dalam

persebaran hewan di berbagai tipe habitat (Balakrishnan dan Easa, 1986 dalam

Joseph, A. dan Balakrishnan, 2005 dalam Rahmawaty, 2012), misalnya persebaran

Orthoptera. Ordo Orthoptera merupakan salah satu anggota dari kelompok serangga

(kelas Insecta). Jenis-jenisnya mudah dikenal karena memiliki bentuk yang khusus

misalnya belalang, jangkrik, dan kecoa. Belalang dan kerabatnya hidup di berbagai

tipe lingkungan atau ekosistem antara lain hutan, semak/belukar, lingkungan

perumahan, lahan pertanian, dan sebagainya (Erawati dan Kahono, 2010).

Pfadt (1984) dalam Squiter dan Capinera (2002) mengatakan bahwa belalang

(Orthoptera : Acrididae) akan bervariasi dalam hal kepadatan dan komposisi spesies

berhubungan dengan perbedaan vegetasi, keadaan tanah, suhu udara dan kelembaban

habitat serta ketersediaan makanan. Komunitas serangga Orthoptera bergantung pada

vegetasi yang ada, dimana vegetasi ini mempengaruhi tipe iklim mikro yang muncul

akibat gabungan parameter struktural (penutupan dan tinggi vegetasi), topografi

(ketinggian, pendedahan dan kemiringan), serta klimatik (Hemp dan Hemp, 2003

dalam Rahmawaty, 2012).

Page 11: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

Menurut Ysvina (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran belalang

adalah Faktor cuaca yang mempengaruhi segala sesuatu dalam sistem komunitas

belalang antara lain fisiologi, perilaku, dan ciri – ciri biologis lainya baik langsung

maupun tidak langsung dan dibedakan unsur – unsurnya antara lain: suhu,

kelembaban, cahaya, dan pergerakan udara/angin. Pergerakan udara

(angin )merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyebaran kehidupan

belalang karena penyebaran arah belalang terkadang mengikuti arah angin. Beberapa

aktivitas belalang dipengaruhi oleh responya terhadap cahaya sehingga timbul jenis

belalang yang aktif pada pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari dapat

mempengarui aktifitas dan distribusi lokalnya. Pengaruh suhu ini jelas terlihat pada

proses fisiologi belalang. Dalam kelembaban yang sesuai serangga biasanya lebih

tahan terhadap suhu ekstrem.

I. Kesimpulan

Dari hasil pembahan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Belalang (Atractomorpha sp.) kadang-kadang dikenal sebagai belalang tembakau,

kepala dari famili belalang ini jelas berbentuk kerucut. Untuk genus ini, tubuh

ramping, hijau atau coklat dengan merah muda umumnya berasayap dan warna

ungu pada sayap belakang. Sejumlah spesies telah tercatat di Asia Tenggara dan

sangat mirip satu sama lain yang menjadikan proses identifikasi menjadi sulit

2. Kelimpahan jenis serangga sangat ditentukan oleh aktivitas reproduksinya yang

didukung oleh lingkungan yang cocok dan tercukupinya kebutuhan sumber

makanannya. Kelimpahan dan aktifitas reproduksi serangga di daerah tropik

sangat dipengaruhi oleh musim

J. Saran

Dari kesimpulan diatas dapat diberi saran sebagai berikut.

1. Sebaiknya dilakukan pengamatan lebih lengkap tentang belalang (Atractomorpha

sp.) minimal 50 ciri morfologi untuk pengamatan agar dapat diidentifikasi dengan

benar dan valid.

2. Sebaiknya dilakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa individu dari

belalang (Atractomorpha sp.) agar dapat dilihat perbedaan variasi dari spesies

tersebut.

Page 12: Laporan Individu Belalang (Atractomorpha Sp.) Entomologi Haidar

K. Daftar Pustaka

Erawati dan Kahono. 2010. Kelimpahan Serangga (Orthoptera). Jurnal penelitian

Volume 5 Januari 2010

Hidayat P & Sosromarsono S. 2003. Pengantar Entomologi. Bogor: IPB Press.

Lightfoot, C. David. 1989. Invertebrates of the H. J. Andrew Eksperimental Forest,

Western

Cascades, Oregon III, The Orthoptera (Grasshoper and Cricket). New Mexico:

Orgeon State University.

Rahmawaty, Devia. 2012. Keanekaragaman dan Kelimpahan Ordo Orthoptera.

Jurnal

Penelitian, Desember 2012

Tan, Miang Kai dan Khamaruddin, Khoirul Nizam. 2014. Orthoptera of Fraser’s Hill

Penisular Malaysia. Jurnal Penelitian. Singapore: Univesity of Singapore.

Ysvina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Serangga. Sumatera:

Universitas Negeri Sumatera.