laporan ke 2 ~ tian

download laporan ke 2 ~ tian

of 6

description

khemo

Transcript of laporan ke 2 ~ tian

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI SISTEM ORGANPERCOBAAN IIPERHITUNGAN DOSIS DAN CARA PEMBUATAN SEDIAAN UJI

\

Tanggal Praktikum: Senin, 08 September 2014Nama: Tian NugrahaNIM: 31112049Kelas: Farmasi 3AKelompok: 6

PROGRAM STUDI FARMASISTIKes BAKTI TUNAS HUSADATASIKMALAYA2014

I. Tujuan Percobaan1. Menghitung dosis yang diperlukan dalam bentuk sediaan padat (tablet)2. Membuat larutan dari bahan padat sesuai dengan konsentrasi yang dikehendaki.3. Membuat atau mengencerkan larutan ke konsentrasi yang lebih rendah untuk memudahkan penggunanya.

II. Dasar TeoriObat adalah unsur aktif secara fisiologis dipakai dalam diagnosis,pencegahan, pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit pada manusia atauhewan. Obat dapat berasal dari alam dapat diperoleh dari sumber mineral,tumbuh-tumbuhan, hewan, atau dapat juga dihasilkan dari sintesis kimiaorganic atau biosintesis (Ansel, 1989).Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak jugaorang yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu dapat di katakanbahwa obatdapat bersifatsebagai obatdan dapatjuga bersifatsebagai racun.Obat itu akan bersifat secara obat apabila tepat digunakan dalam pengobatansuatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila obat salahdigunakan dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebihan, maka akanmenimbulkan keracunan. Dan bila dosisnya kecil, maka kita tidak akanmemperoleh penyembuhan (Anief, 1991).Perhitungan dosis hewan umumnya didasarkan pada bobot atau luas pemukaan tubuh (BSA) hewan tersebut. Meskipun metode perhitungan dosis semacam ini sama untuk pasien manusia maupun pasien hewan, terdapat perbedaan mendasar dalam kadar dosis obat dan dalam perhitungan BSA.(Ansel, 2006)Dosis obat yang harus diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek yang dihadirkan tergantung dari banyak faktor, antara lain usia, bobot badan, kelamin, besarnya permukaan badan, beratnya penyakit, dan keadaan daya tangkis penderita. Obat biasanya diberikan dalam dosis biasa atau dosis rata-rata, yang cocok untuk sebagian besar pasien. Untuk pasien lainnya, dosis biasa ini terlalu besar sehingga menimbulkan efek toksik atau terlalu kecil sehingga tidak efektif (Ganiswara et. al., 2007).Takaran pemakaian yang dimuat dalam Farmakope Indonesia dan farmakope negara-negara lain hanya dimaksudkan sebagai pedoman saja. Begitu pula dosis maksimal (MD), yang bila dilampaui dapat mengakibatkan efek toksis, bukan merupakan batas yang harus mutlak ditaati. Dosis maksimal dari banyak obat dimuat di semua farmakope, tetapi kebiasaan ini sudah ditinggalkan oleh Farmakope Eropa dan negara-negara barat, karena kurang adanya kepastian mengenai ketepatannya, antara lain berhubung dengan variasi biologi dan faktor-faktor tersebut di atas. Sebagai gantinya, kini digunakan dosis lazim, yaitu dosis rata-rata yang biasanya (lazim) memberikan efek yang diinginkan. (Tjay& Rahardja, 2002)

III. Alat dan BahanA. Alata. Neraca analitikb. Gelas kimiac. Labu ukurd. Batang pengaduke. Mortir dan stemperf. Botol semprotB. Bahana. Aquadestb. Glibenclaminc. Asam asetat

IV. ProsedurPembuatan Sediaan UjiA. Glibenclamide

B. Asam Asetat

V. Hasil PengamatanA. GlibenclamideDosis Glibenclamide: 5 mgKonversi dosis ke mencit 20 g: 0,0026Pemberian sediaan uji PO: 0,2 mlBobot rata-rata tablet:Tablet KeBerat (mg)

1200

2201

3205

4204

5199

201,9

Perhitungan:Dosis untuk mencit:5 mg 0,0026= 0,013 mg/20 g bb mencitDosis yang ditimbang: 201,8 mg= 0,52468 mg/0,2 ml 0,52468 mg= 262,34 mg/100 mlB. Asam AsetatV1 N1= V2 N2V1 98%= 100 ml 0,7%V1= 0,71 mlC. Dokumentasi

VI. Pembahasan Pada percobaan kali ini yaitu Perhitungan Dosis dan Pembuatan Sediaan Uji bertujuan untuk menghitung dosis yang diperlukan dalam bentuk sediaan padat (tablet) serta membuat larutan dari bahan padat sesuai dengan konsentrasi yang dikehendaki.Volume dosis untuk ukuran hewan coba mencit (mus musculus) dapat dihitung dengan cara dosis dari manusia yang telah diketahui dikonversi ke dosis mencit sehingga didapat dosis mencit dengan berat 20 g,untuk mencapai 30 g yaitu dengan cara 30 g berat mencit dibagi dibagi dengan 20 g kemudian dikalikan dengan dosis 20g mencit yang telah diketahui. Untuk mengetahui berapa ml yang akan digunakan untuk mencit digunakan pengenceran kemudian dicari volume pemberian dengan cara mencit ditimbang dibagi dengan 30 g berat mencit dan dikalikan dengan jumlah faktor pengenceran. Misalnya diketahui dosis pada etiket 200mg/70kg BB maka untuk engkonversi dosis dari manusia ke dosis mencit maka 200mg langsung dikalikan dengan faktor konversi mencit yaitu 0,0026 sedangkan dalam dosis etiket hanya tertulis 200mg/kg BB maka untuk enghitung konversinya,maka langsung saja dikalikan dengan faktor konversi yaitu 0,0026.

obat glibenklamid merupakan obat turunan sulfonylurea yang dapat merangsang sekresi insulin. Sehingga obat ini termasuk obat anti diabetika.Mekanisme kerja glibenklamid yaitumerangsang sekresi insulin dari granul ses-sel langerhans pankreas. Ransangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitif K chanel pada membran sel sel yang menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca++akan masuk sel- merangsang granula yang berisui insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah ang euivalen dengan peptida C. Kecauli itu sulfonilurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar.

VII. SimpulanBerdasarkan pangamatan dan uraian diatas dapat diambil simpulan

VIII. Daftar PustakaGunawan, G dan Sulistia. (1995). Farmakologi dan Terapi Edisi IV. Jakarta: FK-UIKatzung, B.G. (1998).Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi VI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Setiawati, A. dan F.D. Suyatna, (1995).Pengantar Farmakologi DalamFarmakologi dan Terapi. Edisi IV. Editor: Sulistia G.G. Jakarta: Gaya Baru.