Laporan Komunitas i Kel 1

14
LAPORAN KOMUNITAS I KELOMPOK 1: Adelia Kristiani 1302001 Agustinus Jallung 1302008 Anggraini Ninda Puspitasari 1302013 El Isa Dwi Saputri 1302039 Katarina Oktaviana Dongoran 1302065 Kharisma Rosalia Apsari 1302067 Lisa Yeri Trinawati 1302077 Sabinus Pamrasjantoko 1302108 Selly Ruth Deviana Br. Sidobalok 1302110 Wiji Astuti 1302132 Yusi Eka Pratiwi 1302146 SEMESTER 4 PRODI S1 KEPERAWATAN

description

pengkajian komunitas

Transcript of Laporan Komunitas i Kel 1

LAPORAN KOMUNITAS I

KELOMPOK 1:Adelia Kristiani 1302001Agustinus Jallung 1302008Anggraini Ninda Puspitasari 1302013El Isa Dwi Saputri 1302039Katarina Oktaviana Dongoran 1302065Kharisma Rosalia Apsari 1302067Lisa Yeri Trinawati 1302077Sabinus Pamrasjantoko 1302108Selly Ruth Deviana Br. Sidobalok 1302110Wiji Astuti 1302132Yusi Eka Pratiwi 1302146

SEMESTER 4 PRODI S1 KEPERAWATANSTIKES BETHESDA YAKKUMYOGYAKARTA2015ISU KEPERAWATAN KELUARGA DI INDONESIAPerkembangan keperawatan di Indonesia sejak tahun 1983 sangat pesat, ditandai dengan dibukannya Program Studi Ilmu Keperawatan ( PSIK ) di Universitas Indonesia Jakarta sejak tahun 1985 dan tahun 1995telah menjadi Fakultas Keperawatan, kemudian disusul PSIK di Universitas Padjajaran Bandung, berkembang lagi di tujuh Universitas Negeri di Indonesia pada tahun 1999, serta mulai berkembang pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dengan jurusan keperawatan yang pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.Perkembangan tersebut juga ditunjang oleh Departemen Kesehatan padda tahun 90-an dengan program pokok Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas yang sasarannya adalah keluarga. Namun perkembangan jumlah keluarga yang terus meningkat dan banyaknya keluarga yang rawan kesehatan (resiko), keperawatan komunitas mungkin tidak dapat menjangkau meskipun salah satu sasarannya adalah keluaraga yang rawan (beresiko). Dengan keadaan demukian, keperawatan komunitas (masyarakat) memfragmentasi menjadi keperawatan yang spesifik diantaranya keperawatan keluarga. Akibatnya, jelas sekali bahwa keperawatan keluarga menjadi sasaran yang spesifik dengan masalah keperawatan (kesehatan) yang spesifik pula.Sesuai dengan perkembangan terjadi pula perubahan yang dimotori oleh Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional dengan Konsorsium Ilmu Kesehatan yang menyajikan secara tersendiri Mata Kuliah Keperawatan Keluarga pada Kurikulum D-3 Keperawatan dan Pendidikan Ners di Indonesia sejak tahun 1999.Tentu saja perkembangan yang demikian dituntut profesionalisme yang tinggi seorang ners (perawat) professional untuk memberikan pelayanan keperawatan keluarga. Tuntutan profesionalisme yang tinggi sebenarnya tidak berlebihan, keadaan ini sesuai tuntutan pemerintah dengan strategi (1) Pembanguna berwawasan kesehatan, (2) Desentralisasi (3) Profesionalisme, dan (4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)Salah satu cirri dari profesionalisme diantarannya mempunyai klien yang diasuh secara terus menerus dan berkesinambungan. Departemen Kesehatan menerbitkan keputusannya No. 647 tahun 2000 yang diperbarui dengan Keputusan No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat, seorang ners (perawat) memungkinkan dapat member Asuhan Keperawatan kepada keluarga sebagai klien dengan dimiliknya Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) secara berkelompok atau peroranagn.Dengan demikian, asuhan keperawatan keluarga dapat segera dilakukan oleh perawat dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :1. Telah menyelesaikan pendidikan formal ners (perawat) yang diakui. Pendidikan formal diindonesia adalah D-3 keperawatan yang menghasilkan perawat profesional pemula dan PSIK yang menghasilkan ners, yang memiliki kemampuan profesional tinggi yaitu: a. Keterampilan intelektualb. Keterampilan teknisc. Keterampilan interpersonal dan Dengan berlandaskan etik keperawatan dan melaksanakan profesinya sesuai dengan standart praktik keperawatan.2. Telah melakukan proses legislasi sebagai ners (perawat). Perawat yang telah menyelesaikan secara formal pendidikannnya harus melalui proses legislasi sebagai ners (perawat) dengan tahap:a. Registrasi adalah proses pendaftaran seorng ners (perawat) yang telah lulus pendidikan formal di Dinas Kesehatan Provinsi, sesuai dengan keputusan Menkes No. 1239 tahun 2001.b. Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampun seorang ners (perawat) untuk dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan (kompetensi) yang dimiliki namun, profesi ini belum dilalui sehingga setelah tahap registrasi seorang ners (perawat) akan memperoleh lisensi.c. Lisensi adalah proses pemberian bukti tertulis setelah seorang ners (perawat) dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya. Di indonesia disebut sebagai surat izin perawat (SIP).Untuk dapat memberi asuahan keperawatan keluarga, ners (perawat) diharuskan pula memiliki surat izin praktik perawat (SIPP).3. Memiliki instiusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga. Meskipun telah memiliki SIP, kegiatan keperawatan keluarga yang diberikan kepada kliennya harus mempunyai institusi berbadan hukum yang secara legal bertanggung jawab terhadap pelaksana keperawata, mutu asuhan yang diberikan dan untuk meningkatkan kepercayaan publik, serta dapat melakukan upaya tanggung gugat oleh klien bila tidak sesuai dengan standar asuhan.4. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapka oleh PPNI atau pemerintah. Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang diberikan ners (Perawat) mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi. Etik profesi yang dapat mengendalikan bagaimana seorang ners (perawat) berperilaku yang santun kepada kliennya dan tidak merugikan klien atau publik.Bentuk pelayanan yang dapat diberikn oleh perawat keluarga adalah perawatan kesehatan di rumah. Agar mrmpunyai arah yang pasti terhadap pelaksanaan asuhan keperawatn keluarga, departemen kesehatan telah menerbitkan surat keputusan No. HK.00.06.5.1.311 bulan januari 2002 tentang penerapan pedoman perawatan kesehatan di rumah.

Tujuan Perawatan Kesehatan di keluargaa. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya.b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.c. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.

A. Trend dan issue keperawatan keluarga1. Pengertian Trend keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat diperbincangkan dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas.Kerawatan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang diberi via praktek keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2. Beberapa trend dan Isu dalam keperawatan Keluargaa. Trend dan issue global1) Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku kekuarga. Perkembangan era globalisasi yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang2) Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin meluas. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat3) Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.4) Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketat serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.5) Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.b. Trend dan issue nasional1) Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan. Maka perawat harus semakin maju untuk memenuhi tuntutan didalam masyarakat maupun dunia kesehatan.2) Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan. Maka perawat dituntut harus semakin maju dalam memberikan pelayanan yang baik dan profesinal, agar tidak merugikan masyarakat/publik.3) Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.

3. Trend dan issue nasionala. Pelayanan : 1. SDM belum dapat menjawab tantangan global belum ada perawat keluarga.Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita 1. Penghargaan / reward rendah. Keperawatan keluarga belum berkembang maka dari itu belum banyak juga yang mengakui atas hasil dari keperawatan keluarga ini. 1. Bersikap pasif. Pelayanan kesehatan yang diberikan perawat khusus untuk keluarga belum banyak diakui dan tugasnya masih belum berkembang karena model keperawatan keluarga masih perlu disosialisasikan .1. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal. biaya rawat inap yang mahal membuat minat klien untuk pergi ke pusat pelayanan kesehatan berkurang bahkan cenderung takut tidak mampu membayar tagihan biaya perawatan. 1. Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketat serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan kesehatan. munculnys sekolah sekolah kesehatan tidak diimbangi dengan tumbuhnya tempat pelayanan kesehatan yang baru, sehingga lahan praktik yang kecil menimbulkan ketrampilan perawat menjadi randah. 1. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum berkembang. lambatnya sosialisai keperawatan keluarga menyebabkan rendahnya minat untuk mendalami keperawatan keluarga. belum ada keperawatan keluarga secaar khusus di negara kita juga menimbulkan perawat tidak banyak yang mengetahui keperawatan keluarga. 1. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang. Meskipun DEPKES sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di rumah tetapi belum ada sosialisasinya.1. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang. sistem keperawatan ini belum berkembang, dan belum disosialisakan jadi masih banyak yang belum mengetahui fungsi dari keperawatan keluarga .1. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas : untuk menjangkau tempat yang jauh atau terpencil terkadang harus melalui rintangan. contoh : daerah pedalaman yang tidak memiliki akses jalan dan harus melewati hutan, sungai, dll. 1. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.1. Model pelayananbelum mendukung peranan aktif semua profesi. tidak semua profesi dapat mendukung model pelayanan dengan kasus keperawatan keluarga

b. Pendidikan:1) Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung mudah. Saat ini, pendiri pendidikan keperawatan cenderung mudah tapi lahan untuk menerapkan teori yang didapat dari tempat pendidikan sangat sulit membuat calon perawat kesulitan untuk menerapkan ilmunya.2) Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.Penelitian tentang perkembangan dan uji model saat ini masih jarang dilakukan.3) Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan membuat keterbatasan ilmu pengetahuan.

4) Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.Jumlah tenaga pendidik kesehatan tidak seimbang dengan mahasiswa keperawatan, yang membuat keterbatasan dalam pengetahuan, dan mengakibatkan ketidakefektifan dalam proses belajar mengajar,5) Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.Keterlibatan selama pendidikan dengan profesi tenaga kesehatan lain kurang, dan kurangnya keingintahuan dengan profesi tenaga kesehatan lain.

c. Profesi:1) Standar kompetensi belum disosialisasikan.Belum disosialisasikan sehingga menyebabkan ketidakjelasan dalam tolak ukur standar kopetensi.2) Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.Tidak adanya model pelayanan sebagai acuan maka tidak bisa menjalankan suatu pelayanan dengan baik.3) Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.Mengakibatkan banyaknya persaingan yang membuat banyaknya tuntutan dalam dunia kesehatan.4) Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.Karena adanya sistem manajemen yang kurang baik, akan mengakibatkan mutu pelayanan didalam suatu rumah sakit juga tidak baik.5) Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.Semakin banyak tuntutan maka perawat harus lebih baik dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dalam masyarakat.6) Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.Perlu adanya pengawalan dan pelaksanan yang sesuai agar tidak adanya pelanggaran maupun hukum yang menyulitkan bagi perawat.

DAFTAR PUSTAKAMubarak. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: CV. Agung Seto.Widyanto. 2014. Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Nuha MedikaFriedman, marilyn M. 2010. Buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori, & praktik. Jakarta: EGC Stanhope, M (1998). Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Jakarta: EGC