laporan lipid2
-
Upload
muthmainnahzaen -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of laporan lipid2
-
8/13/2019 laporan lipid2
1/18
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lipid adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang memiliki
ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Karena
bersifat hidrofobik, golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai
sarana yang bermanfaat untuk berbagai keperluan. Misalnya jenis lipid
yang dikenal sebagai trigliserida berfungsi sebagai bahan bakar yang
penting. Senyawa ini sangat efisien untuk dipakai sebagai simpanan bahan
penghasil energi karena terkumpul dalam butir-butir kecil yang hampir-
hampir bebas air, membuatnya jauh lebih ringan daripada timbunan
karbohidrat setara yang sarat air. Jenis lipid yang lain lagi merupakan
bahan structural yang penting. Kemampuan lipid jenis ini untuk saling
bergabung menyingkirkan air dan senyawa polar lain menyebabkannya
dapat membentuk membran sehingga memungkinkan adanya berbagai
organisme yang kompleks. Membran tersebut memisahkan satu sel dengan
sel yang lain di dalam jaringan, serta memisahkan berbagai organel di
dalam sel menjadi ruangan-ruangan yang memiliki ciri kimia tertentusehingga dapat ditata dan diatur sendiri (Gilvery & Goldstein 1996).
Lemak merupakan sumber energi yang utama untuk proses
metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari
dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Fungsi lemak
adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel,
sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan
memelihara suhu tubuh. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat
penting didalam menguji derajat kelarutan lemak sehingga dalam
penggunaannya, lemak dapat berfungsi secara optimal.
Lemak dan minyak adalah bahan-bahan yang tidak larut dalam air
yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Sumber dari tumbuhan meliputi
-
8/13/2019 laporan lipid2
2/18
biji-bijian dari tanaman tahunan misalnya kedelai, biji kapas, kacang
tanah, rape seed, bunga matahari dan sebagainya. Ada juga pohon-pohon
yang menghasilkan minyak antara lain pohon palem penghasil minyak
kelapa dan minyak zaitun. Sedangkan dari sumber hewani meliputi hewan
seperti babi, sapi, domba, dan hewan hewan laut seperti sardin dan ikan
paus.
Lemak dan minyak yang digunakan dalam makanan sebagian besar
adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan berbagai asam
lemak (Buckle : 1987). Komponen penyusun minyak dan lemak kurang
lebih sama yaitu gliserol dan trigliserida atau triasilgliserol. Perbedaan
yang signifikan dari lemak dan minyak adalah dilihat dari bentuknya.
Istilah lemak biasa digunakan untuk ampuran trigliserida yang berbentuk
padat saat berada pada suhu ruang sedangkan istilah minyak biasa
digunakan saat campuran trigliserida berbentuk cair pada suhu ruang juga.
Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam
lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut
lemak, lemak netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh
lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan, dantumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan
atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak
dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik
nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus
fungsional dengan polaritas tinggi (Lehninger 1982).
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam
beberapa golongan.. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloormembagi lipid dalam tiga golongan besar, yaitu: (1) lipid sederhana, yaitu
ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida
dan lilin (waxes); (2) lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang
mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, cerebrosida; (3)
derivate lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya asam lemak, gliserol dan sterol. Di samping itu berdasarkan
-
8/13/2019 laporan lipid2
3/18
sifat kimianya yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan besar,
yaitu lipid yang dapat disabunkan, yakni yang dapat dihidrolisis dengan
basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya
steroid. Lipid dibagi dalam beberapa golongan berdasarkan kemiripan
struktur kimianya, yaitu: asam lemak, lemak, lilin, fosfolipid, sfingolipid,
terpen, steroid, lipid kompleks. (Riawan, 1990)
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menguji berbagai bahan yang
mengandung lipid (lemak dan minyak) dalam beberapa pelarut (aquades,
alkohol, dan aseton).
-
8/13/2019 laporan lipid2
4/18
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lipid (dari kata yunani Lipos. Lemak) merupakan penyusun tumbuhan
atau hewan yang dicerikan oleh sifat kelarutannya. Terutama lipid tidak bisa larut
dalam air, tetapi larut dalam larutan non polar seperti eter (Hart, 2003). Suatu
Lipid didefinisikan sebagai senyawa organic yang terdapat dalam alam serta tak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar sperti suatu
hidrokarbon atau dietil eter ( Fessenden & Fessenden,1982)
Lemak/ minyak ialah trigliserida, yaitu trimester dari dliserol. Asam lemak
ialah asam yang diperoleh dari proses penyabunan lemak/ minyak (Hart, 2003).
Lemak secara kimia diartikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol. Rumus
umum lemak yaitu: R1,R2,dan R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom
karbon dari 3 sampai 23, tetapi yang paling umum dijumpai yaitu 15 dan 17
(Salirawati et al,2007).
Minyak / lemak merupakan lipida yang banyak terdapat di alam. Minyak
merupakan senyawa turunan ester dari gliserol dan asam lemak. Struktur
umumnya adalah : CH 2-O-C-R 1, CH-O C R 2 , CH 2 O C R 3. R 1,R 2, R 3 adalah
gugus alkil mungkin saja sama atau juga beda. Gugus alkil tersebut dibedakansebagai gugus alkil jenuh (tidak terdapat ikanatanrangkap) dan tidak jenuh
(terdapat ikan rangkap) (Hart, 2003)
Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol,kedua istilah ini
berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat
sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair.
Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (fessenden & fessenden, 1982)Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.
Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh (Salirawati et
al,2007). Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak
yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi
dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan (Salirawati et
al,2007). Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan
-
8/13/2019 laporan lipid2
5/18
rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana
ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et
al,2007).
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut
dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti
kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir
semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai
atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan
ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid
bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger
1982). Hawab (2004) juga menambahkan bahwa ciri khusus dari zat atau
senyawa lipid ialah tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut-pelarut lemak,
yaitu cairan pelarut nonpolar, seperti khloroform, eter, aseton, dan
sebagainya. Pelarut seperti eter dan klorofom yang digunakan disebut juga
sebagai pelarut lemak. Sesuai pendapat Poedjiadi (1994) bahwa pelarut organik
misalnya eter, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut pelarut lemak.
Lipid adalah senyawa yang merupakan ester dari asam lemak dengan gliserol
yang kadang-kadang mengandung gugus lain. Lipid tidak larut dalam air, tetapilarut dalam pelarut organic seperti eter, aseton, kloroform, dan benzene
(Salirawati et al,2007)
a. Asam Oleat
Asam oleat atau asam Z -9-oktadekenoat merupakan asam lemak tak
jenuh yang banyak dikandung dalam minyak zaitun. Asam ini tersusun dari 18
atom C dengan satu ikatan rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain dalam
minyak zaitun (55-80%), asam lemak ini juga terkandung dalam minyak bungamatahari kultivar tertentu, minyak raps, serta minyak biji anggur.
Rumus kimia: CH 3(CH 2)7CHCH(CH 2)7)COOH.
Asam lemak ini pada suhu ruang berupa cairan kental dengan warna
kuning pucat atau kuning kecokelatan. Asam ini memiliki aroma yang khas. Ia
tidak larut dalam air, titik leburnya 15.3C dan titik didihnya 360C.
b. Minyak Kelapa
http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_lemak_tak_jenuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_lemak_tak_jenuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Zaitunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunga_mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunga_mataharihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raps&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raps&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga_mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bunga_mataharihttp://id.wikipedia.org/wiki/Zaitunhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_lemak_tak_jenuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asam_lemak_tak_jenuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_lemak -
8/13/2019 laporan lipid2
6/18
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan
dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling besar, yaitu
44-52% dalam minyak. Berdasarkan tingkat ketidakjenuhannya yang dinyatakan
dengan bilangan iod, maka minyak kelapa dapat dimasukkan kedlam golongan
non drying oil, karena bilangan iod minyak berkisar antara 7,5-10,5. (Ketaren,
1986).
Asam lemak jenuh minyak kelapa kurang lebih 90%. Minyak kelapa
mengandung 84% trigliserida dengan tiga molekul asam lemak jenuh, 12%
trigliserida dengan dua asam lemak jenuh dan 4% trigliserida denganasam lemak
jenuh (Ketaren,1986).
Sifat fisik Minyak kelapa yang terpenting adalah tidak mencair tahap demi
tahap seperti lemak yang lain akan tetapi langsung berubah menjadi cair, hal ini
disebabkan karena titik cair asam lemak penyusunnya bedekatan, asam lemak
laurat 44C,asam lemak miristat 54C, asam lemak palmitat 63C. Dengan
demikian plastisitasa trigliserida juga terbatas.
c. Minyak Sawit
Minyak kelapa sawit seperti umumnya minyak nabati lainnya adalahmerupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen
penyusunnya yang utama adalah trigliserida dan nontrigliserida (Nurhida
Pasaribu, 2004). Minyak sawit adalah fraksi cair berwarna kuning kemerahan
yang diperoleh dengan cara fraksinasi minyak kelapa sawit kasar (Crude Palm
Oil) dan telah mengalami proses pemurnian (Ketaren, 1986). Muchtadi (1996)
menyatakan bahwa munyak sawit sebagai salah satu jenis minyak nabati tidak
mengandung kolesterol, pada saat proses pemurnian CPO menjadi minyak sawitkolesterol yang dimiliki CPO mengalami degradasi. Sterol yang dimiliki minyak
sawit adalah fitosterol yang sebenarnya akan dapat menurunkan LDL (Low
Density Lipoprotein) dan meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein).
Minyak sawit merupakan sumber minyak nabati yang penting disamping minyak
kelapa, kacang-kacangan, jagung dan sebagainya. Minyak kelapa sawit memiliki
kadar air 0,25% (Hardja, 2001).
-
8/13/2019 laporan lipid2
7/18
d. Mentega Putih (Shortening)
Shortening yang dikenal di pasaran sebagai Mentega Putih adalah lemak
yang dapat dimakan (edible fat) yang digunakan untuk berbagai macam keperluan
seperti membuat adonan roti, bahan untuk membuat butter cream, dan juga untuk
menggoreng. Disebut sebagai Shortening karena pada saat adonan roti dicampur,
lemak akan menghambat pembentukan gluten yang ada pada terigu, atau dengan
kata lain memperpendek gluten (dalam bahasa Inggeris to shorten). Dari kata to
shorten atau memperpendek inilah muncul istilah Shortening.
Arti sesungguhnya dari shortening adalah lemak atau campuran yang
memiliki sifat plastisitas tertentu sehingga mampu membuat makanan seperti roti
dan kue menjadi lembut. Bahan baku shortening adalah 100% lemak, yang dapat
terdiri dari satu atau beberapa jenis lemak atau minyak, shortening biasanya
merupakan campuran lemak dimana bisa terdiri dari lemak nabati semua
(biasanya yang sudah dijenuhkan), campuran lemak nabati dengan lemak hewani
atau lemak ikan; bisa pula merupakan campuran lemak hewani (lemak babi,
lemak sapi) saja.
e. Margarin
Margarin atau oleo margarine pertama dibuat orang dan dikembangkan
tahun 1869 oleh Mege Moories dengan menggunakan lemak sapi. Margarin
merupakan pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa dan nilai gizi
yang hampir sama. Margarin juga merupakan emulsi air dalam minyak, dengan
persyaratan mengandung tidak kurang 80% lemak.
Lemak yang digunakan untukpembuatan margarin dapat berasal dari
lemak hewani atau lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan biasanya lemak
babi (lard), lemak sapi, oleo, oil, sedangkan minyak nabati yang sering digunakan
adalah minyak kelapa, minyak inti sawit, minyak bji kapas, minyak kedelai,
minyak wijen, minyak kapok, minyak jagung, dan minyak gandum.
Dari minyak nabati margarin, yang umumnya berasal dari kelapa sawit.
Teksturnya lebih padat dan titik lelehnya lebih tinggi dari pada mentega karena
ada proses hidrogenasi (penjenuhan asam lemak). Warnanya lebih kuning dari
mentega karena adanya tambahan zat pewarna alami, seperti karotenoid.
-
8/13/2019 laporan lipid2
8/18
Margarine kaya akan lemak tak jenuh yang mengandung omega-3 dan
omega-6. Teksturnya lebih kaku, stabil di suhu ruang (artinya tidak mudah
meleleh). Proses ini menghasilkan lemak trans yang diperkirakan meningkatkan
kadar LDL dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Lemak trans dianggap
lebih berbahaya untuk kesehatan daripada lemak jenuh. Margarine mempunyai
aroma tak sewangi mentega, namun sebaliknya mempunyai daya emulsi yang
baik sehingga bisa menghasilkan tekstur kue yang kokoh.
Alkohol
Alkohol dapat mengeliminasi bakteri dengan mengkoagulasi protein.
Alkohol mempunyai sifat mudah menguap. Alkohol menghilangkan lapisan
lemak dan sebum kulit yang merupakan pelindung alami kulit terhadap infeksi
bakteri (Lay dan Hastowo, 1992).
-
8/13/2019 laporan lipid2
9/18
-
8/13/2019 laporan lipid2
10/18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No. Pelarut Lemak/minyak Keterangan
1. Aquades Asam oleat Tidak terlarut, larutan berwarna kuning
di atas dan berwarna putih bening di
bawahnya
Minyak kelapa Tidak terlarut, larutan berwarna putih
keruh di atas dan berwarna putih
bening di bawahnya.
Mentega putih Tidak terlarut, larutan berwarna putih
berbentuk gumpalan di atas dan larutan
bening di bawahnya.
-
8/13/2019 laporan lipid2
11/18
Minyak kelapa
sawit
Tidak terlarut, larutan berwarna putih
keruh kekuningan di atas dan larutan
bening di bawahnya.
Margarin Tidak terlarut, larutan berwarna kuning
menggumpal di atas dan larutan bening
di bawahnya.
2. Alkohol Asam oleat Tidak terlarut, terdapat gumpalanseperti putih telur di dalam larutan
yang keruh.
-
8/13/2019 laporan lipid2
12/18
Minyak kelapa Tidak terlarut, larutan berwarna putih
di atas dan larutan bening di
bawahnya.
Mentega putih Tidak terlarut, larutan berwarna putih
agak menggumpal di atas dan larutan
bening di bawahnya.
Minyak kelapa
sawit
Tidak terlarut, larutan berwarna putih
keruh agak kekuningan di atas dan
larutan bening di bawahnya.
-
8/13/2019 laporan lipid2
13/18
-
8/13/2019 laporan lipid2
14/18
dan ada gumpalan putih di bawahnya.
Minyak kelapa
sawit
Terlarut, larutan berwarna putih keruh.
Margarin Tidak terlarut, ada endapan kuning di
bawah larutan yang bening.
B. Pembahasan
Praktikum yang dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman adalah mengenai
Uji Kualitatif Lipid terutama mengenai kelarutannya jika direaksikan dengan
pelarut-pelarut seperti aquades, aseton dan alkohol.
Seluruh lemak dan minyak yang digunakan dalam praktikum kali ini
(asam oleat, minyak kelapa, minyak sawit, margarin, dan mentega putih) yang
dimasukkan ke dalam air menghasilkan adanya dua lapisan larutan yang tidak
-
8/13/2019 laporan lipid2
15/18
menyatu (tidak larut). Lapisan atas pada beberapa lipid (asam oleat dan margarin)
terbentuk gumpalan putih hingga kuning. Ada juga yang tidak menggumpal
berwarna putih hingga keruh kekuningan seperti minyak kelapa, minyak sawit,
dan mentega putih. Sedangkan lapisan bawahnya umumnya berwarna bening.
Hal ini sudah sesuai dengan banyak referensi yang menyebutkan bahwa
minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan
kedua cairan akan terpisah menjadi dua lapisan. Molekul-molekul zat akan mudah
berikatan jika sifatnya sama. Artinya, air akan mudah bercampur dengan air,
minyak dengan minyak, dan sebagainya. Air dan minyak tidak bisa menyatu
disebabkan karena keduanya memiliki sifat yang berbeda. Jika dilihat dari
muatannya, molekul air memiliki muatan listrik yang menyebabkannya memiliki
gaya tarik menarik. Tidak jauh beda dengan magnet, molekul air akan mudah
tertarik dan menarik molekul yang memiliki muatan listrik juga, sehingga
berikatan satu sama lain. Sebaliknya, akan bersifat saling bertolakan dengan
molekul yang tidak memiliki muatan listrik. Minyak ini sama sekali tidak
mempunyai muatan listrik yang dapat membuatnya memiliki gaya tarik menarik
dengan air. Jadi, molekul-molekulnya pun tidak dapat berikatan.
Satu sifat yang khas mencirikan golongan lipid (termasuk minyak danlemak) adalah daya larutnya dalam pelarut organik (misalnya eter, benzen,
kloroform) atau sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air. Sedangkan lipid
yang diberi alkohol pada umumnya hanya sedikit larut. Referensi di atas ada yang
terjadi dan ada yang tidak terjadi pada praktikum kali ini. Seperti misalnya pada
pelarut alkohol, praktikum kali ini menghasilkan lipid (asam oleat, mentega putih,
minyak sawit, dan margarin) yang tidak terlarut dengan lapisan atas terdapat
gumpalan lemak yang berwarna putih hingga kuning dan lapisan bawah beningkeruh. Sedangkan untuk minyak kelapa pada lapisan atas berwarna putih dan
larutan bening di bawahnya.
Untuk lipid yang diberi pelarut aseton seharusnya dapat larut karena pada
referensi telah dijelaskan bahwa lipid larut dalam senyawa nonpolar termasuk
aseton. Sedangkan pada praktikum didapatkan hasil bahwa sebagian lipid (asam
oleat, minyak kelapa, dan minyak sawit) larut dalam aseton dengan masing-
-
8/13/2019 laporan lipid2
16/18
masing larutan berwarna kuning, putih bening dan putih keruh dan sebagian lagi
(mentega putih dan margarin) tidak terlarut dengan masing-masing larutan ada
gumpalan putih dan endapan kuning dibawah larutan bening. Hal ini bisa terjadi
karena beberapa kesalahan dari bahan yang digunakan baik dari lipid maupun
pelarutnya (aseton) yang menurun kualitasnya. Selain itu juga bisa terjadi karena
human error sehingga hasil yang didapatkan belum sesuai dengan referensi yang
ada.
-
8/13/2019 laporan lipid2
17/18
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum mengenai Uji Kualitatif Lipid
terutama tentang kelarutannya terhadap beberapa pelarut, didapatkan hasil
yaitu, untuk pelarut air, semua lipid yang diuji membentuk dua lapisan
yang tidak menyatu (tidak larut) dengan Lapisan atas pada beberapa lipid
(asam oleat dan margarin) terbentuk gumpalan putih hingga kuning. Ada
juga yang tidak menggumpal berwarna putih hingga keruh kekuningan
seperti minyak kelapa, minyak sawit, dan mentega putih. Sedangkan
lapisan bawahnya umumnya berwarna bening.
Untuk pelarut alkohol menghasilkan lipid (asam oleat, mentega
putih, minyak sawit, dan margarin) yang tidak terlarut dengan lapisan atas
terdapat gumpalan lemak yang berwarna putih hingga kuning dan lapisan
bawah bening keruh. Sedangkan untuk minyak kelapa pada lapisan atas
berwarna putih dan larutan bening di bawahnya.
Untuk aseton didapatkan hasil bahwa sebagian lipid (asam oleat,
minyak kelapa, dan minyak sawit) larut dalam aseton dengan masing-masing larutan berwarna kuning, putih bening dan putih keruh dan
sebagian lagi (mentega putih dan margarin) tidak terlarut dengan masing-
masing larutan ada gumpalan putih dan endapan kuning dibawah larutan
bening.
B. Saran
Agar praktikum ke depannya dapat berlangsung lebih baik lagidisarankan agar praktikan dapat lebih menguasai materi yang akan
dipraktikkan terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum sehingga
hasilnya dapat lebih optimal dan human error dapat yang terjadi dapat
berkurang.
-
8/13/2019 laporan lipid2
18/18
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, 1987. Ilmu Pangan . UI Press, JakartaFessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik II,edisi ketiga . Jakarta: Erlangga
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3 .Airlangga University Press: Surabaya
Hardja, B. S. 2001. Studi pembuatan mentega coklat tiruan dan minyak sawitdengan proses interestifikasi enzimatik. Laporan Penelitian, Hibah
Bersaing . Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Hart, Harold. 2003. Kimia Organik Suatu Kulaih Singkat . Erlangga: JakartaHawab, H.M. 2004. Pengantar Biokimia Edisi Revisi . Bayumedia Publishing,
Jakarta.Ketaren.1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan . Jakarta:Universitas
Indonesia pressLehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. Maggy Thenawijaya,
penerjemah . Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles ofBiochemistry.
Muchtadi, T. 1996. Peranan teknologi pangan dalam peningkatan nilai tambah produk minyak sawit Indonesia. Orasi Ilmiah . Fakultas TeknologiPertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pasaribu, Nurhida. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Makalah . Jurusan KimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas SumateraUtara.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia . Ut-Press, Jakarta.Riawan, S. 1990. Kimia Organik . Edisi 1. Binarupa Aksara: JakartaSalirawati et al.2007. Belajar Kimia Menarik . Jakarta: Grasindo