Laporan Pbl Modul 3 - Kombinasi Terapi Antihipertensi
-
Upload
tiaz-diniutami -
Category
Documents
-
view
261 -
download
9
description
Transcript of Laporan Pbl Modul 3 - Kombinasi Terapi Antihipertensi
LAPORAN PBL SISTEM TERAPEUTIKMODUL III – KOMBINASI TERAPI ANTIHIPERTENSI
SEMESTER 6
Tutor :dr. Nur Asikin, Sp. BK
Nama Anggota Kelompok 4 :Sri Jayanti 2013730103
Dina Nurhasanah 2013730028
Tiaz Dini Utami 2013730113
Sudaryawan Andi Nur 2013730106
Raka Fawwaz Ilhami 2013730039
Widya Hidawati 2013730120
Ghani M Sardjono 2013730042
Doni Ananda Kusuma 2013730030
Nur Alfinajmi 2013730079
Aghnia Putri M 2013730002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH JAKARTA
2016
KATA PENGANTARAssalamualaikum, Wr. Wb.
Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas laporan PBL (Problem Based Learning) dengan baik. Shalawat dan salam marilah
senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari zaman
kebodohan hingga ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam tugas laporan praktikum PBL kali ini penulis membahas tentang “Modul 3 – Kombinasi Terapi
Antihipertensi”. Tugas ini merupakan salah satu laporan pada Sistem Terapeutik program studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tugas laporan ini dibuat bukan
hanya untuk memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan bacaan teman-teman semuanya.
Dalam proses pembuatan tugas laporan ini tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan, pengetahuan,
dan semangat, untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
dr. Nur Asikin, Sp. BK selaku tutor pada modul 3 ini
Para dosen dan dokter yang telah memberikan ilmu-ilmunya pada sistem Terapeutik yang
tidak bisa disebutkan satu persatu
Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan
tugas laporan ini.
Pembahasan di dalamnya penulis dapatkan dari buku-buku text book, jurnal, internet, diskusi, dan
lainnya. Penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan, In
Syaa Allah laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat
dijadikan pelajaran bagi teman-teman semua.
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Jakarta, 5 Juni 2016
Tim Penulis
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Pendahuluan 4
Pembahasan 8
1. Bagaimana cara mendiagnosis hipertensi? 8
2. Bagaimana klasifikasi hipertensi pada kehamilan? 9
3. Bagaimana algoritma penatalaksanaan hipertensi? 9
4. Bagaimana mekanisme edema yang disebabkan efek samping obat Amlodipin? 11
5. Bagaimana monitoring terapi dan efek samping terapi pada kasus skenario? 11
6. Bagaimana kriteria obat hipertensi yang paling aman diberikan apabila pasien tersebut
hamil? 12
7. Bagaimana terapi non farmakologi pada kasus skenario? 14
8. Bagaimana pencegahan sekunder yang sesuai pada pasien? 16
Penutup 18
Daftar Pustaka 19
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | iii
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPada Semester 6 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakata, kami mendapatkan mata kuliah sistem Terapeutik. Dalam modul ketiga pada Sistem Terapeutik kami mempelajari konsep dasar dari tatalaksana pengobatan, sehingga para calon dokter ini dapat mengetahui bagaimana memberikan obat yang sesuai dengan penyakit yang diderita pasien dengan melihat dari usia, indeks masa tubuh, dan faktor-faktor lainnya yang sesuai dengan dosisnya.
Ada berbagai alasan mengapa seorang dokter harus memahami bagaimana cara memberikan tatalaksana pengobatan yaitu dengan adanya memberikan tatalaksana pengobatan yang baik, maka kemungkinan besar terjadinya komplikasi sangat tidak mungkin terjadi dan akan mengurangi resiko orang sakit.
Dalam PBL modul tiga ini yaitu mengenai Kombinasi Terapi Antihipertensi. Kelompok kami mengharapkan agar pembaca dapat melakukan penatalaksanaan kombinasi terhadap penderita hipertensi dengan dosis yang tepat dengan efeksamping yang minimal.
1.2. Tujuan Pembelajarana. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Setelah selesai mengikuti modul ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui terapi
rasional kombinasi antihipertensi pada pasien sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menjelaskan patofisiologi gejala-gejala dan/atau penyakit yang dialami pasien.
2. Menentukan diagnosis
3. Menentukan tujuan yang ingin dicapai dari terapi berdasarkan patofisiologi penyakit
4. Menentukan kesesuaian terapi dengan kondisi pasien
Membuat daftar golongan obat sesuai dengan tujuan terapi
Memilih golongan obat dari daftar tersebut sesuai dengan tujuan terapi dan kondisi
pasien (efikasi, keamanan, kecocokan, dan biaya)
Efikasi Keamanan Kesesuaian Biaya
Golongan 1
Golongan 2
Golongan 3
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 4
Mahasiswa mampu memilih Preferred drug
Efikasi Keamanan Kesesuaian Biaya
Obat 1
Obat 2
Obat 3
Memilih bahan aktif, dosis, bentuk sediaan obat, dan lama pengobatan
Pendekatan terapi: informasi atau saran; terapi tanpa obat; terapi dengan obat; rujukan
atau kombinasi.
5. Mahasiswa mampu memulai terapi
Mahasiswa mampu memberikan saran dan penjelasan tentang terapi yang diberikan
kepada pasien.
Mahasiswa mampu menulis resep dengan jelas !
6. Mahasiswa mampu memberikan informasi, instruksi dan peringatan kepada pasien
7. Menetapkan, monitor efek terapi dan mengantisipasi efek samping obat
8. Mengevaluasi hasil pengobatan
1.3. Kegiatan yang Dilakukan dan KeluarannyaPada saat melakukan PBL, kelompok kami berdiskusi untuk mempelajari kasus-kasus
yang ada di skenario. Kami melakukan pembelajaran dengan mengikuti tujuh langkah (seven jumps) utuk dapat menyelesaikan masalah yang kami dapatkan.
1.4. Laporan Seven JumpsKelompok kami telah melakukan diskusi pada pertemuan pertama dan kami telah
menyelesaikan 5 langkah dari 7 langkah yang ada. Berikut laporan dari hasil yang telah kami dapatkan :
LANGKAH 1 (Clarify Unfamiliar) Skenario
Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke tempat praktek anda untuk menanyakan second opinion tentang tekanan darahnya. Pasien didiagnosis hipertensi sejak 6 bulan yang lalu dan diberikan amlodipin (5 mg satu kali sehari). Selama mengkonsumsi obat ini, pasien mengalami edema tungkai; kemudian pasien berhenti menggunakannya.
Pasien tidak yakin bahwa ia menderita hipertensi karena hasil pengukuran tekanan darahnya pada apotik terdekat normal. Mengingat usianya yang masih muda, pasien juga
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 5
keberatan minum obat sepanjang hidupnya. Saat ini ia tidak hamil tetapi merencanakan untuk hamil dalam waktu dekat.
Anda mendapatkan peningkatan tekanan darah pasien dan hal ini mendukung bahwa ia menderita hipertensi, tetapi pasien tetap tidak dapat menerimanya. Anda menyarankan pasien untuk memodifikasi gaya hidup dan menjadwalkan kunjungan berikutnya 3 bulan kemudian. Pada kunjungan berikutnya, hasil pengukuran tekanan darah pasien masih tetap sama seperti sebelumnya. Tetapi pasien tetap tidak percaya bahwa ia menderita hipertensi
Apa langkah berikutnya yang anda lakukan untuk melakukan evaluasi tekanan darah pasien?
Kalimat sulit
- Tidak ada
Kata / kalimat kunci
1. Perempuan 32 tahun2. Hipertensi 6 bulan dengan pengobatan amlodipin (5mg 1x1)3. Pasien mengalami edema tungkai saat menggunakan amlodipine4. Dalam waktu dekat pasien merencanakan kehamilan5. Memodifikasi gaya hidup tapi TD tidak berubah6. Pasien tidak percaya terkena hipertensi
Data Tambahan
Anamnesis Riwayat sosial : Minum alkhol Riwayat Penyakit Keluarga : kedua orang tua pasien menderita hipertensi
Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium TB = 68” 173 cm BB = 144 lbs 65,3 kg IMT = 21,8 Normal TD = 154/98 mmHg (rata-rata dari 3x pengukuran) EKG = Sinus rythme Q, R, S, dll dalam batas normal Urin = protein, glukosa negative
LANGKAH 2 ( Define Problem )Pertanyaan: 1. Bagaimana cara mendiagnosis hipertensi?2. Bagaimana klasifikasi hipertensi pada kehamilan?3. Bagaimana algoritma penatalaksanaan hipertensi?4. Bagaimana mekanisme edema yang disebabkan efek samping obat Amlodipin?5. Bagaimana monitoring terapi dan efek samping terapi pada kasus skenario?
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 6
6. Bagaimana kriteria obat hipertensi yang paling aman diberikan apabila pasien tersebut hamil?
7. Bagaimana terapi non farmakologi pada kasus skenario?8. Bagaimana pencegahan sekunder yang sesuai pada pasien?
LANGKAH 3 ( Brainstorme Possible)Pada saat diskusi kami telah melakukan brain storming dengan cara menjawab pertanyan-
pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Dalam langkah ke-3 ini beberapa pertanyaan yang telah didapat dari langkah ke-2 telah ditemukan inti jawabannya.
LANGKAH 4 (Mind Mapping)
LANGKAH 5 ( Sasaran pembelajaran / Learning Objectif)a. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )b. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
LANGKAH 6 ( Belajar Mandiri )Kelompok kami melakukan belajar mandiri terlebih dahulu untuk mencari dasar
ilmiah, mengumpulkan data-data atau informasi yang dapat membantu meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep dasar yang telah ada yang pada tahap selanjutnya akan dipersentasikan dan disajikan untuk dibahas bersama.
LANGKAH 7 ( Pembahasan )Kelompok kami telah melakukan diskusi kembali pada pertemuan kedua dan
kami telah menyelesaikan langkah yang belum tercapai pada pertemuan sebelumnya. Semua anggota kelompok kami memaparkan semua hasil yang telah didapatkan pada saat belajar mandiri. Pemaparan dari langkah teakhir ini akan kami bahas pada Bab II.
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 7
BAB IIPEMBAHASAN
1. Bagaimana cara mendiagnosis hipertensi?Jawaban :
Tekanan Darah
Tekanan darah bisa berubah-ubah. Mendapat hasil tinggi dalam sekali pemeriksaan bukanlah berarti Anda menderita tekanan darah tinggi.
Perasaan cemas, takut, atau stress saat berkunjung ke dokter, klinik atau rumah sakit bisa meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini dikenal sebagai ‘hipertensi jas putih’. Karena itu, Anda mungkin disarankan membeli alat pengukur tekanan darah untuk di rumah agar Anda bisa memantau ukuran tekanan darah Anda secara berkala dalam sehari. Ini akan memastikan konsistensi tekanan darah Anda. Mengukur di rumah mungkin bisa menunjukkan bahwa tekanan darah sebenarnya Anda normal ketika Anda merasa santai.
Alat pengukur tekanan bisa untuk memantau tekanan darah saat di rumah maupun ketika bepergian. Sangat penting untuk membeli alat pengukur tekanan darah yang bisa diandalkan dan memberikan hasil akurat.
Tes darah dan urin dapat dilakukan untuk memeriksa apakah ada kondisi yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah, seperti penyakit ginjal.Memahami Hasil Pengukuran Tekanan Darah
Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri (pembuluh darah besar) ketika dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung menentukan tinggi rendahnya ukuran tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah menggunakan takaran hitungan merkuri per milimeter (mmHg) dan dicatat dalam dua bilangan:
Bilangan pertama : tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar Bilangan kedua: tekanan diastolic adalah tekanan darah saat jantung mengambil jeda
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 8
2. Bagaimana klasifikasi hipertensi pada kehamilan?Jawaban :
3. Bagaimana algoritma penatalaksanaan hipertensi?Jawaban :
Algoritma hipertensi menurut JNC 8
JNC 8 merupakan klasifikasi hipertensi terbaru dari Joint National Committee yang
berpusat di Amerika Serikat sejak desember 2013. JNC 8 telah merilis panduan baru
pada manajemen hipertensi orang dewasa terkait dengan penyakit kardiovaskuler :
Para penulis membentuk sembilan rekomendasi yang dibahas secara rinci bersama
dengan bukti pendukung . Bukti diambil dari penelitian terkontrol secara acak dan
diklasifikasikan menjadi :
A. rekomendasi kuat, dari evidence base terdapat banyak bukti penting yang
menguntungkan
B. rekomendasi sedang, dari evidence base terdapat bukti yang menguntungkan
C. rekomendasi lemah, dari evidence base terdapat sedikit bukti yang menguntungkan
D. rekomendasi berlawanan, terbukti tidak menguntungkan dan merusak (harmful).
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 9
E. opini ahli
N. tidak direkomendasikan
Beberapa rekomendasi terbaru antara lain :
1. Pada pasien berusia ≥ 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan
darah sistolik ≥ 150mmHg atau diastolik ≥ 90mmHg dengan target terapi untuk
sistolik < 150mmHg dan diastolik < 90mmHg . (Rekomendasi Kuat-grade A).
2. Pada pasien berusia < 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan
darah diastolik ≥ 90mmHg dengan target < 90mmHg . ( Untuk usia 30-59 tahun ,
Rekomendasi kuat -Grade A; Untuk usia 18-29 tahun , Opini Ahli - kelas E ).
3. Pada pasien berusia < 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan
darah sistolik ≥ 140mmHg dengan target terapi < 140mmHg . ( Opini Ahli - kelas
E ).
4. Pada pasien berusia ≥ 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis , mulai pengobatan
farmakologis pada tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg atau diastolik ≥ 90mmHg
dengan target terapi sistolik < 140mmHg dan diastolik < 90mmHg . ( Opini Ahli -
kelas E ).
5. Pada pasien berusia ≥ 18 tahun dengan diabetes , mulai pengobatan farmakologis
pada tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg atau diastolik BP ≥ 90mmHg dengan
target terapi untuk sistolik gol BP < 140mmHg dan diastolik gol BP < 90mmHg .
( Opini Ahli - kelas E ).
6. Pada populasi umum bukan kulit hitam, termasuk orang-orang dengandiabetes ,
pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretik tipe thiazide, CCB , ACE
inhibitor atauARB ( Rekomendasi sedang-Grade B ) Rekomendasi ini berbeda
dengan JNC 7 yang mana panel merekomendasikan diuretik tipe thiazide sebagai
terapi awal untuk sebagian besar pasien .
7. Pada populasi umum kulit hitam , termasuk orang-orang dengan diabetes,
pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretic tipe thiazide atau CCB.
( Untuk penduduk kulit hitam umum : Rekomendasi Sedang - Grade B , untuk
pasien hitam dengan diabetes : Rekomendasi lemah-Grade C).
8. Pada penduduk usia ≥ 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis , pengobatan awal
atau tambahan antihipertensi harus mencakup ACE inhibitor atau ARB untuk
meningkatkan outcome ginjal . (Rekomendasi sedang -Grade B )
9. Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan,
tiingkatkan dosis obat awal atau menambahkan obat kedua dari salah satu kelas
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 10
dalam Rekomendasi 6. Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan dua
obat , tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia. Jangan gunakan
ACEI dan ARB bersama-sama pada pasien yang sama . Jika target tekanan darah
tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan obat-obatan dalam Rekomendasi 6
karena kontraindikasi atau kebutuhan untuk menggunakan lebih dari 3 obat untuk
mencapai target tekanan darah, maka obat antihipertensi dari kelas lain dapat
digunakan. (Opini Ahli - kelas E )
Daftar singkatan :
ACEI = angiotensin-converting enzyme inhibitor
ARB= angiotensin receptor blocker
CCB = calcium channel blocker
4. Bagaimana mekanisme edema yang disebabkan efek samping obat Amlodipin?Jawaban :
Edema perifer terjadi terutama oleh dihidropiridin, dan yang paling sering adalah
nifedipin.Edema terjadi akibat dilatasi arteriol yang melebihi dilatasi vena, sehingga
meningkatkan tekanan hidrostatik yang mendorong cairan keluar ke ruang interstsial tanpa
adanya retensi cairan dan garam.
5. Bagaimana monitoring terapi dan efek samping terapi pada kasus skenario?Jawaban :
Untuk pasien dengan terapi ACE inhibitor atau ARB, fungsi renal (kreatinin) harus diperiksa
karena terapi ini mungkin dapat menyebabkan penurunan fungsi renal atau meningkatkan
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 11
serum kreatinin dan kalium harus diperiksa karena sekitar 2-5% pasien dapat mengalami
hyperkalemia.
Untuk pasein dengan terapi Diuretik atau Antagonis aldosterone kalium harus diperiksa
selama satu tahun sekali atau satu tahun dua kali dan setiap ada perubahan dosis terapi, terapi
dengan diuretic memungkinkan untuk kehilangan cairan dan elektrolit ; fungsi renal
(kreatinin) harus diperiksa karena apabila menggunakan diuretic pasien dapat mengalami
oliguria, azotemia, dan peningkatan serum kreatinin.
Untuk pasien berusia diatas 60 tahun, dan memerlukan banyak obat atau pasien dengan gagal
jantung, pemeriksaan natrium harus dilakukan dan natrium dalam kadar yang normal.
6. Bagaimana kriteria obat hipertensi yang paling aman diberikan apabila pasien tersebut hamil?Jawaban :
Adalah pemilahan obat berdasarkan faktor risiko terhadap janin
A: penelitian terhadap wanita hamil tidak membuktikan efek/risiko terhadap fetus pada trimester I maupun trimester berikutnya. Masih selalu dipantau kemungkinan bahayanya.
B : meski percobaan pada reproduksi hewan belum bisa membuktikan efek buruk / risiko janin tetapi tidak ada penelitian pada wanita hamil ataupun reproduksi hewan percobaan yang menunjukkan efek negatif ( selain penurunan fertilitas). Begitupun
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 12
untuk penelitian wanita hamil pada trimester I belum ada konfirmasi dan belum dijumpai risiko pada trimester selanjutnya.
C : meski penelitian pada hewan telah menunjukkan adanya efek negatif (teratogenik, embryocidal, yang lain) tetapi belum ada percobaan pada wanita atau hewan yang layak. Pemberian obat seharusnya hanya bila kepentingannya lebih diutamakan dengan mempertimbangkan risiko pada janin.
D : terdapat bukti risiko pada janin, tetapi keuntungan pemakaiannya pada wanita hamil lebih dipertimbangkan selain risikonya. (misalnya jika obat sangat dibutuhkan untuk penyelamatan kehidupan pasien atau pada penyakit yang sangat serius dimana obat lainnya tidak efektif)
X : penelitian hewan atau kehidupan manusia telah menunjukkan adanya abnormalitas janin atau adanya risiko pada janin berdasarkan pengalaman manusia atau keduanya. Risiko penggunaan obat pada wanita hamil sama sekali menyingkirkan kemungkinan keuntungan obat itu sendiri. Obat tersebut kontra indikasi pada wanita atau wanita yang akan hamil.
contoh obat untuk ibu hamil :
Kardiovaskuler
1. Dopamine (C), dobutamin (B)
2. Digoksin (C)
3. Antihipertensi nifedipin (C), metil dopa (B)
4. Diuretik furosemid (C) (D)
5. Propanolol (C), (D trimester II,III)
Sistem Respirasi
1. Antiasma teofilin (C), terbutalin (B), salbutamol (C)
2. Dekongestan triamsinolon (C) (D trimester I)
3. Obat batuk dekstrometorfan (C)
4. Lainnya tanpa kategori
Antibiotika
1. Ampisilin : oral ( B ), Penicillin : parenteral ( B ) Amoksisilin : oral (B)
2. Makrolide : Eritromisin :oral/parenteral/topikal(B),
3. Aminoglikoside : Gentamisin:op/otparenteral/topikal(C),
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 13
4. Kanamycin : oral / parenteral ( D )
5. Sefalosporin : ceftriaxone (B)
6. Tetrasiklin (D)
7. Bagaimana terapi non farmakologi pada kasus skenario?Jawaban :
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan darah.
Pada pasien yang menderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular
lainnya, maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus
dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak
terjadi penurunan tekanan darah yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko
kardiovaskular yang lain, maka dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi. Berikut
pola hidup sehat yang dapat dilakukan :
a. Penurunan berat badan
Mengganti makanan tidak sehat denganmemperbanyak asupan sayuran dan
buah-buahan dapatmemberikan manfaat yang lebih selain penurunan tekanan
darah,seperti menghindari penyakit DM dan jugadislipidemia.
b. Mengurangi Na (Natrium)
Di negara kita, Indonesia, makanan tinggi garamdan lemak merupakan
makanan tradisional pada kebanyakandaerah. Tidak jarang pula pasien tidak
menyadari berapa banyak kandungangaram yang terdapat pada makanan cepat
saji, makanan kaleng, daging olahan, dll. Tidak jarang, diet rendah garam ini
jugabermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi padapasien hipertensi
derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk asupan garamtidak melebihi 2 gr/ hari.
c. Olahraga
Terhadap pasien yang tidak memiliki banyak waktu untuk berolahraga secara
khusus dan rutin, sebaiknya dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas fisiknya,
seperti berjalan kaki, mengendarai sepeda daripada menggunakan mobil pribadi
atau lebih memilih menaiki tangga daripada menggunakan lift dalam aktivitas
rutin mereka di tempat kerjanya. Lalu lakukan olahraga minimal 3x dalam
seminggu secara teratur, dan dalam 1 hari bisa dilakukan 30-60 menit.
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 14
d. Berhenti mengkonsumsi alkohol
Walaupun konsumsi alkohol belummenjadi pola hidup yang umum di negara
kita, Indonesia, namun konsumsi alkohol semakin hari semakin meningkat seiring
denganperkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota besar. Dan
agama di Indonesia sendiri mayoritas kebanyakan islam, maka memang
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol, dikarenakan haram hukumnya.
Namun apabila terdapat pasien yang beragama non-islam, tetap dianjurkan untuk
tidak mengkonsumsi alkohol, karena dengan berhenti konsumsi alkohol sangat
membantu untuk menurunkan tekanan darah,
e. Berhenti merokok
Walaupun hal ini belum terbuktiberefek langsung dapat menurunkan tekanan
darah, tetapimerokok merupakan salah satufaktor risiko utama
penyakitkardiovaskular, karena begitu banyaknya zat-zat yang berbahaya
terkandung didalam rokok. Maka dari itu pasien sebaiknya dianjurkan untuk
berhenti merokok.
Kesesuaian, efikasi, keamanan dan biaya obat
8. Bagaimana pencegahan sekunder yang sesuai pada pasien? Jawaban :
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 15
Upaya Pencegahan Hipertensi
1. Fase Pre-Pathogenesis (pencegahan Primer)
Meningkatkan pengetahuan dan pendidikan tentang bahaya penyakit
hipertensi
Menerapkan dan meningkatkan perilaku hidup sehat
Makan cukup sayur dan buah
Rendah garam dan lemak
Tidak merokok dan tidak konsumsi alkohol
Istirahat yang cukup dan olahraga
Hindari kegiatan yang menimbulkan stress
Mengenali penyakit lain pemicu hipertensi
2. Fase Pathogenesis (Pencegahan Sekunder)
Pemeriksaan berkala
o Pengukuran Tekanan Darah
o Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 16
Pengobatan/Perawatan
o Pengobatan segera
o Menghindari komplikasi
o Menstabilkan tekanan darah
o Memperkecil efek samping pengobatan
o Mengobati penyakit penyerta seperti; DM, PJK, dll
o Menghindari faktor risiko hipertensi media pencegahan hipertensi
3. Fase Post-Phatogenesis(Pencegahan Tersier)
Menurunkan tekanan darah ketingkat normal
Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan
kerusakan pada jaringan tubuh
Memulihkan kerusakan organ dengan obat anthipertensi
Mengontrol tekanan darah sehingga tidak menimbulkan komplikasi penyakit
seperti stroke, PJK, dan lain-lain
Melakukan penanganan tepat dan cepat, menghindari kecacatan dan kematian
akibat hipertensi tak terkendali
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 17
BAB IIIPENUTUP
3.1. Simpulan
Apabila kita seorang dokter menemukan pasien dengan gejala hipertensi banyak yang
harus kita pertimbangkan yaitu efektifitas obat, efek samping obat, biayan obat, dan keadaan
pasien pada saat ini. Apabila pasien dengan keadaan hamil harus sangat diperhatikan obat
yang akan digunakan karena apabila salah dalam penatalaksanaannya maka bukan saja
berbahaya bagi si ibu tetapi berbahaya bagi janinnya pula. Dan pada penderita hipertensi
perhatikan pula apakah pasien memiliki penyakit-penyakit seperti tertentu seperti Diabetes
Mellitus, gagal ginjal, dan penyakit yang lain agar dapat diberikan tatalaksana yang tepat
sesuai dengan penyakit yang diderita pasien. Jangan sampai pasien hipertensi ini mengalami
komplikasi seperti stroke, diabetes mellitus, infark miokard, gagal jantung, ginjal kronik dan
lain-lain.
Maka dari itu pilihlah obat yang tepat sesuai dengan keadaan pasien. Hal yang
pertama dilakukan bagi penderita hipertensi yaitu modifikasi gaya hidup seperti diet rendah
garam, berhenti merokok, berhenti mengkonsumsi alkohol, olahraga secara teratur, dan
apabila obesitas turunkan berat badan. Apabila modifikasi gaya hidup tidak membuat tekanan
darah pasien turun, maka berilah obat yang sesuai. Berilah pasien dari dosis rendah menuju
ke dosis yang lebih tinggi. Apabila setelah menggunakan obat tersebut tidak ada perubahan
maka berikan kombinasi obat yang sesuai dengan pasien. Hipertensi tidak bisa disembuhkan
tetapi dapat dikontrol.
3.2. Saran
Saran yang diberikan untuk pasien hipertensi adalah harus rutin mengkonsumsi obat
antihipertensi yang telah disarankan. Karena apabila pasien hipertensi ini tidak
mengkonsumsi obat antihipertensi sesuai yang disarankan dokter maka akan membuat
tekanan darahnya menjadi lebih tinggi dari biasanya. Ubahlah gaya hidup dari sekarang
dengan gaya hidup sehat yaitu dengan cara perbanyak mengkonsumsi buah, sayur, vitamin,
olah raga teratur, diet rendah garam, berhenti merokok bagi yang merokok, tidak
mengkonsumsi alkohol.
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 18
DAFTAR PUSTAKA
Binfar.depkes.go.id
Farmakologi dan Terapi, Ed. 5. Departeme Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia; 2012
Goodman and Gilman. 2008. Dasar Farmakologi Terapi, 10th Ed. Vol. 1. EGC
Katzung, BG. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik: Basic & Clinic Pharmacology,6th Ed. Ahli Bahasa Staf Dosen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya: EGC
M.N, Bustan. 2007. Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta. Jakarta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Modul III – Kombinasi Terapi Antihipertensi | 19