LAPORAN PENDAHULUAN

15
LAPORAN PENDAHULUAN KONJUNGTIVITIS A. KONSEP MEDIS 1. Anatomi dan Fisiologi Organ eksternal oculi atau yang sering disebut dengan organ pada mata terdiri dari: (Ilyas, 2009) a. Palpebrae b. Conjungtiva c. Apparatus lacrimalis d. Musculi eksternal bulbi Dan yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang konjungtivitis, dan arti konjungtivitis itu sendiri merupakan mukosa tipis, transparan, yang melapisi bulbi hingga permukaan balakang palpebra. Jenis dari conjungtiva adalah : a. conjungtiva palpebralis b. conjungtiva bulbi c. conjungtiva fornix 2. Definisi Konjungtivitis adalah penyakit mata paling umum di dunia, penyakit ini bervariasi dari ringan dengan berair mata sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Penyebabnya umumnya eksogen, namun dapat endogen. Konjungtivitis adalah inflamasi dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata nampak, sehingga mata sering disebut mata merah (Ilyas, 2009). Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia konjungtiva disertai dengan pengeluaran secret. Konjungtivitis adalah peradangan selaput

description

LP KONJUNGTIVITIS

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN KONJUNGTIVITIS

A. KONSEP MEDIS1. Anatomi dan FisiologiOrgan eksternal oculi atau yang sering disebut dengan organ pada mata terdiri dari: (Ilyas, 2009)a. Palpebraeb. Conjungtivac. Apparatus lacrimalisd. Musculi eksternal bulbi Dan yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang konjungtivitis, dan arti konjungtivitis itu sendiri merupakan mukosa tipis, transparan, yang melapisi bulbi hingga permukaan balakang palpebra.Jenis dari conjungtiva adalah : a. conjungtiva palpebralis b. conjungtiva bulbic. conjungtiva fornix2. DefinisiKonjungtivitis adalah penyakit mata paling umum di dunia, penyakit ini bervariasi dari ringan dengan berair mata sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Penyebabnya umumnya eksogen, namun dapat endogen. Konjungtivitis adalah inflamasi dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata nampak, sehingga mata sering disebut mata merah (Ilyas, 2009).Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia konjungtiva disertai dengan pengeluaran secret. Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. (Wijaya, 2010)Konjungtivitis lebih dikenal sebagai pink eye, yaitu adanya inflamasi pada konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.Pink eye terkadang dapat ditandai dengan mata berwarna sangat merah dan menyebar begitu cepat dan biasanya menyebabkan mata rusak. Jika anak anda terlihat mengalami gejala pink eye maka segera bawa dia ke dokter. Beberapa jenis pink eye dapat hilang dengan sendiri, tapi ada juga yang memerlukan pengobatan. Jadi, kesimpulannya adalah konjungtivitis adalah radang konjungtiva akut dan hebat yang disertai dengan sekret purulen yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur clmida, alergi atau iritasi dimana konjungtiva merupakan selaput mukosa tipis dan transparan yang melapisi permukaan belakang kelopak mata dan permukaan depan sklera (Ilyas, 2009).3. EtiologiPenyebab konjungtivis tergantung dari jenis konjungtivis. Berikut ini etiolgi berdasarkan klasifikasi konjungtivis yaitu (Ilyas, 2009):a. Konjungtivis AlergiReaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat atau reaksi antibodi humoral terhadap alergen. Pada keadaan yang berat merupakan bagian dari Sindrom Steven Johnson, suatu penyakit eritema multiforme berat akibat reaksi alergi pada orang dengan presdiposisi alergi obat-obatan. Pada pemakaian mata palsu atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi alergi.b. Konjungtivis InfektifDisebabkan oleh bakteri seperti:1) Stafilokok2) Streptokok3) Corynebacterium diphtheriae4) Pseudomonas aeruginosa5) Neisseria gonorrhoea6) Haemophilus influenzac. Konjungtivis ViralDisebabkan oleh virus seperti:1) Adenovirus2) Herpes simpleks3) Herpes zoster4) Klamidia5) New castle6) Pikorna7) Enterovirus4. Manifestasi KlinisTanda-tanda konjungtivitis, yakni: (Wijaya, 2010)a. Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak.b. Produksi air mata berlebihan (epifora).c. Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas. d. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan. e. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya. f. Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein). g. Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah) Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah:a. Mata berair b. Mata terasa nyeri c. Mata terasa gatal d. Pandangan kabur e. Peka terhadap cahaya5. PatofisiologiMikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi menyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan membuka sempurna, karena mata menjadi kering sehingga terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah disebabkan karena adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sclera yang merah, edema, rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent (Ilyas, 2009). Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu mikroorganisme, bahan allergen, dan iritatif menginfeksi kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan hipersekresi. Pada konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan berlebihan akan meningkatkan tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang pandang yang disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur dan rasa pusing. (Ilyas, 2009).6. Penatalaksanaan MedikPengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %). (Ilyas, 2009).Adapun penatalaksanaan konjungtivitis sesuai dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut:a. Konjungtivitis BakteriSebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi, dapat diberikan antibiotic tunggal, seperti gentamisin, kloramfenikol, folimiksin selama 3-5 hari. kemudian bila tidak memberikan hasil yang baik, dihentikan dan menunggu hasil pemeriksaan. Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, diberikan tetes mata disertai antibiotic spectrum obat salep luas tiap jam mata untuk tidur atau salep mata 4-5 kali sehari.b. Konjungtivitis Bakteri Hiperakut1) Pasien biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit untuk terapi topical dan sistemik. Secret dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air bersih atau dengan garam fisiologik setiap jam.2) Kemudian diberi salep penisilin setiap jam.Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan terisolasi, medika menstosa :1) Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000/ml setiap 1 menit sampai 30 menit.2) Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul pemberiansalep penisilin setiap 1 jam selama 3 hari.3) Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.4) Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari menghasilkan 3 kali berturut-turut negative.c. Konjungtivitis AlergiPenatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan penyebab pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau bahan vasokonstkiktor dan pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi dengan membuang kerak-kerak dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram fisiologi). Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan memberikan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.d. Konjungtivitis ViralBeberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian antihistamin/ dekongestan topical. Kompres hangat atau dingin dapat membantu memperbaiki gejala.e. Konjungtivitis blenoreBerupa pemberian penisilin topical mata dibersihkan dari secret. Pencegahan merupakan cara yang lebih aman yaitu dengan membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan memberikan salep kloramfenikol. Pengobatan dokter biasnay disesuaikan dengan diagnosis. Pengobatan konjungtivitis blenore :1) Penisilin topical tetes atau salep sesering mungkin. Tetes ini dapat diberikan setiap setengah jam pada 6 jam pertama disusul dengan setiap jam sampai terlihat tanda-tanda perbaikan.2) Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari, karena bila tidak maka pemberian obat tidak akan efektif.Kadang-kadang perlu diberikan bersama-sama dengan tetrasiklin infeksi chlamdya yang banyak terjadi.7. Prognosa Konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh mikroorganisme tertentu, seperti Haemophilus influenzae, adalah penyakit swasirna. Bila tidak diobati akan sembuh sendiri dalam waktu 2 minggu. Dengan pengobatan akan sembuh sendiri dalam 1-3 hari (Wijaya, 2010)

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN1. Pengkajian a. Biodata yang meliputi: Tanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK. Nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat, penanggung jawab.b. Keluhan Utama biasanya berupa keluhan yang dirasakan klien pada saat itu.c. Riwayat penyakit sekarang biasanya berisi tentang penyakit yang dialami kliend. Riwayat penyakit keluarga biasanya diambil dari penyakit yang pernah diderita oleh keluarga pasien.e. Riwayat penyakit dahulu ) diambil dari riwayat penyakit dahulu.Sedangkan data dasar pengkajian pada klien dengan konjungtivitis adalah : Aktivitas/IstirahatGejala : Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. NeurosensoriGejala : Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), kehilangan bertahap penglihatan perifer. Nyeri/KenyamananGejala : Ketidaknyamanan ringan/mata berair. Nyeri tiba-tiba/berat, menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala.Pola kebutuhan dasar manusia meliputi :1) Pola napas2) Pola makan dan minum3) Pola eliminasi (BAB dan BAK)4) Pola istirahat dan tidur5) Pola berpakaian6) Pola rasa nyaman7) Pola kebersihan diri8) Pola rasa aman9) Pola komunikasi10) Pola beribadah11) Pola produktivitas12) Pola rekreasi13) Pola kebutuhan belajar2. Pemeriksaan Fisik KeperawatanPemeriksaan fisik (inspeksi) untuk mencari karakter/tanda konjungtivitis yang meliputi :a. Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan mengurang kearah limbus.b. Kemungkinan adanya secret :c. Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak mata lengket saat bangun tidur.d. Berair/encer pada infeksi virus.e. Edema konjungtivaf. Blefarospasmeg. Lakrimasih. Konjungtiva palpebra (merah,kasar seperti beludru karena ada edema dan infiltrasi).i. Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis, dapat ditemukan pseudo membrane pada infeksi pneumokok.Kadang-kadang disertai perdarahan subkonjungtiva kecil-kecil baik di konjungtiva palpebral maupun bulbi yang biasanya disebsbkan pneumokok atau virus.3. Pemeriksaan Diagnostika. Pemeriksaan laboratoriumb. Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajad pandangan perifer klien karena jika terdapat secret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan kemunduran visus/melihat halo.

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan peradangan ditandai dengan rasa panas pada mata2. Gangguan sensori perseptual berhubungan dengan ulkus kornea yang ditandai dengan adanya sekret purulen.3. Gangguan konsep diri (body image menurun) berhubungan dengan adanya perubahan pada kelopak mata (bengkak /edema)4. Resiko tinggi penularan penyakit pada mata yang lain atau pada orang lain yang berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan klien tentang penyakit.5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kondisi prognosis dan pengobatan proses penyakit.

D. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONALNo DXTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

1Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri klien teratasi dengan Kriteria hasil: Nyeri berkurang atau terkontrol.a. Kaji tingkat nyeri yang dialami oleh klien. b. Ajarkan kepada klien metode distraksi selama nyeri, seperti nafas dalam dan teratur. c. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman, aman dan tenang.d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic.a. Untuk mengetahui tingat nyeri klien dan menentukan intervensi selanjutnyab. Untuk meminimalkan nyeri klienc. Merupakan suatu cara pemenuhan rasa nyaman kepada klien dengan mengurangi stressor yang berupa kebisingan.d. Menghilangkan nyeri, karena memblokir syaraf penghantar nyeri.

2.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan penglihatan klien kembali normal dengan Kriteria hasil: Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungana. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan.b. Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan atau kemungkinan kehilangan penglihatanc. Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwa, tidak salah dosisd. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan.

a. Mempengaruhi harapan masa depan pasien dan pilihan intervensib. Sementara intervensi dini mencegah kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman kehilangan penglihatan sebagian atau total.c. Mencegah penglihatan lebih lanjut.d. Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan perubahan lapang pandang/kehilangan penglihatan dan akomodasi pupil terhadap sinar lingkungan.

3.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak tejadi gangguan konsep diri dengan Kriteria hasil: Mendemonstrasikan respon adaptif perubahan konsep diri. Mengekspresikan kesadaran tentang perubahan dan perkembangan ke arah penerimaan.a. Dorong pengungkapan perasaan dan menerima apa yang dikatakannya.b. Berikan lingkungan yang bisa menerima keadaan dirinyac. Diskusikan peradangan terhadap citra diri dan efek yang ditimbulkan dari penyakit.a. Membantu pasien untuk memulai perubahan dan mengurangi rasa malu.b. Meningkatkan rasa aman, mendorong verbalisasi.c. Persepsi pasien mengenai perubahan pada citra diri mungkin terjadi secara tiba-tiba atau kemudian.

4.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak tejadi penyebaran infeksi dengan Kriteria hasil: Mempunyai pengetahuan yang adekuat tentang tindakan pencegahan penularan. Melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit. Tidak terjadi penularan penyakit pada mata yang lain, atau orang lain.

a. Beritahu klien untuk mencegah pertukaran sarung tangan, handuk dan bantal dengan anggota keluarga yang lain. Klien sebaiknya menggunakan tisu, bukan saputangan dan tissue ini harus dibuang setelah pemakaian satu kali sajab. Ingatkan klien untuk tidak menggosok mata yang sakit atau kontak sembarangan dengan matac. Beritahu klien tentang tekhnik cuci tangan yang tepat.Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pengobatan dan gunakan saputangan atau handuk bersih. Beritahu klien untuk menggunakan tetes atau salep mata dengan benar tanpa menyentuhkan ujung botol pada mata/bulu mata klien.d. Bersihkan alat yang digunakan untuk memeriksa kliena. Meminimalkan resiko penyebaran infeksi.b. Menghindari penyebaran infeksi pada mata yang lain dan pada orang lain.c. Prinsip higienis perlu ditekankan pada klien untuk mencegah replikasi kuman sehinnga penyebaran infeksi dapat dicegah.d. Mencegah infeksi silang pada klien yang lain.

5.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pemenuhan informasi klien terpenuhi dengan Kriteria hasil: Klien menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan pengobatan. Klien dapat mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit.

a. Tunjukan teknik yang benar untuk pemberian tetes mata, minta pasien untuk mengulangi tindakan.b. Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh : tetes mata. Diskusikan obat-obatan tang harus dihindaric. Identifikasi efek samping yang merugikan dari penggunaan obat.d. Anjurkan untuk memeriksa secara rutin.a. Meningkatkan keefektifan pengobatan, memberikan kesempatan untuk pasien menunjukan kompetensi dan menanyakan pertanyaan.b. Mempertahankan konsistensi program obat adalah hal yang penting. Beberapa obat dapat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan penglihatan tambahan.c. Efek samping obat yang merugikan mempengaruhi rentang dari ketidaknyamanan sampai ancaman kesehatan berat.d. Mengawasi kemajuan /pemeliharaan penyakit untuk memungkinkan intervensi dini

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Opthalmology. External Disease and Cornea. Section 11. San Fransisco: MD Association, 2005-2006Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakata. 2009James, Brus, dkk. Lecture Notes Oftalmologi. Erlangga. Jakarta. 2005 PERDAMI,. Ilmu Penyakit Mata Untuk dokter umum dan mahasiswa kedokteran. Jakarta. 2002Putz, R. & Pabst R.Sobotta. Jilid 1. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2000. hal 356.Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruuner & Suddarth.Alih Bahasa : Agung waluyo. JakartaStanley mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik edisi 2. Jakarta : ECGVaughan, Daniel G. dkk. Oftalmologi Umum. Widya Medika. Jakarta. 2000Wijaya N. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2010