LAPORAN PENDAHULUAN
description
Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA Ny. T DENGAN GASTROENTERITIS
DI BANGSAL BOUGENFIL
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
Disusun oleh:
1. Suwardi
2. Cahyo Wicaksono
3. Dita Pratiwi
4. Kharisma Iftadani
5. Pita Ambarwati
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
PRODI DIII KEPERAWATAN
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA Ny. T DENGAN GASTROENTERITIS
DI BANGSAL BOUGENFIL
RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit berlebihan yang
terjadi karena frekuensi, satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk-
bentuk tinja yang encer. (Suriadi, 2001 ; 83)
Gastroenteritis adalah kesadaran dimana seorang individu mengalami atau
beresiko menalami defekasi sering dengan feces cair atau feces tidak
berbentuk. (Carpenito, 2004; 104)
2. Etiologi
b. Faktor Infeksi
1) Bakteri, enteropathogeni (escheria coli, salmonela, shigella,
gersiria, enterolitica)
2) Virus : entrovirus, echoviruses, adenovirus, human retroria seperti
agent, rebuilus
3) Jamur : Candida enteritis
4) Parasit : gradia clamblia, cyrospodium
5) Protozoa.(Suriadi, 2001 ; 83)
c. Bukan faktor infeksi :
1) Alergi makanan, susu, protein.
2) Gangguan metabolik atau mal absorbsi, penyakit celiac, cystic
fibrosis pada pankreas.
3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan .
4) Obat-obatan antibiotic.
5) Penyakit usus, colitis ulceratif, crotin, disease, anterocolilis.
6) Emosional atau stress.
7) Abstruksi usus.
3. Manifestasi Klinis
a. Konsistensi feses cair (daire) dan frekuensi defekasi semakin sering.
b. Muntah (umumnya tidak lama).
c. Demam (mungkin ada mungkin tidak).
d. Kram abdomen, tenesmus.
e. Membran mukosa kering.
f. Fontanel cekung (Bayi).
g. Berat badan turun.
h. Malaise.
4. Pathofisiologi
a. Meningkatnya mortilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan eksresi cairan dan
elektrolit yang berlebihan.
b. Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstraseluler ke dalam tinja. Sehingga mengakibatkan dehidrasi
kekurangan elektrolit dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare merupakan proses dari :
1) Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit
kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami
iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal,
perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan
dan elektrolit.
2) Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini
terjadi pada sindrom malabsorbsi.
3) Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan
absorbsi intestinal.(Suriadi, 2001 ; 86)
Pathway
(Suriadi,2001 ; 86)
Agen Gatroentritis
Parasit Virus Bakteri Makanan sukar diabsorbsi
Terjadi kerusakan pada usus besar, fungsi absorbsi
terganggu
Merusak sel epitel mukosa
Terjadi nekrotis dan ulserasi
Sal. Cairan dalam makanan lebih
banyak
Feces cair
Rangsang ujung saraf bebas
Nyeri
Malabsorbsi air, elektrolit, zat
makanan
Sekresi cairan bercampur darah
dan lendir
Hidrasi pada mukosa usus halus
Sekresi air, ion, karbonat, kalium,
natrium bertambah, kalium
meningkat
Absorbsi air elektrolit menurun
Sekresi cairan ke lumen
meningkat
Intoleran laktosa
Frekuensi diare meningkat
Kekurangan volume cairan
Iritasi mukosa daerah polianal
Resti gangguan integritas
kulit
Absorbsi air, elektrolit dan
makanan menurun
Eksresi air, elektrolit, zat
makanan meningkat
Keluar bersama-sama faeces
dengan keenceran yang meningkat
Nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
Diare
5. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Hipokalemi
c. Hipokalsemi
d. Cardiac dysrhytimias akibat hipotalemi dan hipokalsemi
e. Hiponatremi
f. Syok hipovolemik
g. Asidosis (Suriadi, 2001 ; 86)
6. Penatalasanakan
a. Penanganan fokus pada penyebab
b. Pemberian cairan dan elektrolit oral (seperti radiallyte atau oralit) atau
terapi parenteral
c. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.
(Suriadi, 2001 ; 88)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Riwayat keperawatanyang harus dikaji antara lain
a. Aktivitas istirahat
Gejala :
1) kelelehan, kelemahan atau malaise umum.
2) Insomnia, tidak bisa tidur karena diare.
3) Gelisah dan ansietas.
b. Sirkulasi
Tanda :
1) Takikardi (respon terhadap dehidrasi, demem, proses inflamasi
dan nyeri).
2) Hipotensi.
3) Kulit (membran mukosa: turgor jelek, kering, mulut pecah-
pecah).
c. Integritas ego
Gejala : ansietas, ketakutan, emosi, kesal tak berdaya.
Tanda : respon menolak, perhatian menurun, depresi.
d. Eliminasi
Gejala : tekstur feses cair, berlendir, disertai darah, bau busuk, dan
nyeri atau kram abdomen.
Tanda : bising usus menurun, dan oliguri/anuria.
e. Makanan dan cairan
Gejala :
1) Haus
2) Anoreksia
3) Mual/muntah
4) Penurunan berat badan
5) Intoleransi diit/sensitif terhadap buah segar, sayur, produk susu,
makanan berlemak.
Tanda :
1) Penurunan lemak subcutan/massa otot.
2) Kelemahan tonus otot turgor kulit buruk.
3) Membran mukosa pucat, luka, inflamasi.
f. Hygin
Tanda : ketidakmampuan melakukan perawatan diri.
g. Nyeri dan kenyamanan
Gejala : nyeri tekan pada kuadran bawah di abdomen.
Tanda : distensi abdomen.
h. Keamanan
Tanda :
1) Peneingkatan suhu tubuh
2) Penurunan tingkat kesadaran
3) Lesi kulit sekitar anus
i. Penyuluhan atau pembelajaran
1) Riwayat anggota keluarga dengan diare.
2) Proses penularan infeksi
3) Personal hygine
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebih karena feses dan muntah serta intake terbatas.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan obstruksi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
3. Intervensi
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebih karena feses dan muntah serta intake terbatas.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan klien dapat memenuhi kebutuhan cairan secara adekuat.
Kriteria hasil :
1) Turgor kulit baik
2) Mulut/ bibir lembab
3) Suhu dalam batas normal
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda vital dan tanda gejaladehidrasi hasil
pemeriksaan laboratorium.
Rasional : menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan
asam basa dan hidrasi klien.
2) Berikan parenteral sesuai program hidrasi.
Rasional : sebagai upaya hidrasi untuk mengganti cairan yang
keluar bersama feses.
3) Beritahu pasien untuk minum cairan yang banyak.
Rasional : memberikan informasi tentang status kebutuhan
cairan sehingga cairan bisa digantikan dan tidak terjadi hidrasi
yang berat.
4) Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif.
Rasional : pemberian obat-obatan secara benar menurut resep
dokter.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan obstruksi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil :
1) BB normal
2) Tidak merasa mual maupun muntah
3) Nafsu makan bertambah
Intervensi
1) Kaji pola makan klien.
Rasional : mengetahui tingkat/pola makan klien.
2) Berikan makanan sedikit tapi sering.
Rasional : agar klien tidak muntah dan nutrisi terpenuhi.
3) Beritahu pasien untuk membatasi aktifitas
Rasional : menurunkan kebutuhan metabolik
4) Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral
Rasional : mengistirahatakan kerja gastrointestinal
DAFTAR PUSTAKA
Burnner & Suddarth. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. EGC:
Jakarta.
Carpenito. 2004. Diagnosa Keperawaan, Aplikasi Pada Praktik Klinik edisi 6.
EGC: Jakarta.
Doeuges at al. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. EGC: Jakarta.
Lynda Jual Carpenito-Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC:
Jakarta
Surradi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 1. PT Fajar Interpranata:
Jakarta
Wong, Dona l. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta