Laporan Penerapan GMP Dan SSOP C10 Fix
-
Upload
bayu-octavian-prasetya -
Category
Documents
-
view
1.102 -
download
19
Transcript of Laporan Penerapan GMP Dan SSOP C10 Fix
LAPORAN PENERAPAN GMP DAN SSOP
PADA UKM YULI BAKERY
Kelompok 10 :
Ages Dwiga Marzelly (12-1132)
Bayu Octavian Prasetya (12-1118)
Hayu Yunie Pharmita (12-1104)
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perhatian konsumen terhadap nilai gizi dan keamanan pangan yang
dikonsumsinya terus meningkat. Konsumen akan selalu menuntut suatu
produk yang aman, berkualitas, praktis untuk disiapkan dan disajikan, serta
enak rasanya dengan harga yang terjangkau.Titik tolak kegiatan suatu usaha
industri pangan harus berdasarkan pada permintaan konsumenakan suatu
produk pangan. Pertumbuhan industri pangan yang pesat akan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap produk–produk pangan dengan
mutu terjamin dan harga yang bersaing. Pangan yang aman dan bermutu baik
dapat dihasilkan jika dalam proses pengolahannya dilakukan secara benar,
yaitu benar dalam proses penerimaan bahan baku, proses pengolahan,
penanganan dan penyimpanan produk .Kegiatan kunjungan UKM
dilaksanakan di Yuli Bakery .Yuli Bakery merupakan salah satu usaha kecil
menengah (UKM) yang berada di Kabupaten Jember.Dari UKM ini
dilakukan pemeriksaan mengenai bagaimana kondisi ataupun keadaan dari
lingkungan dan kondisi dari sanitasi juga alat-alat yang digunakan dalam
setiap proses pembuatan produk hingga menjadi produk.maka daripada itu
diperlukan penerapan standar GMP dan SSOP yang baik.
Kajian terhadap aspek GMP antara lain lokasi dan lingkungan pabrik,
bangunan dan ruangan pengolahan, fasilitas sanitasi, peralatan produksi,
produk akhir dan pemeriksaan, kesehatan dan kebersihan karyawan, wadah
kemasan, penyimpanan,dan transportasi. Kajian terhadap aspek SSOP
meliputi delapan kunci persyaratan sanitasi yaitu keamanan air; kondisi dan
kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan; pencegahan
kontaminasi silang; menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan toilet;
proteksi dari bahan-bahan kontaminan; pelabelan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan toksin yang benar; pengawasan kondisi kesehatan
personil; menghilangkan pest dari unit pengolahan. Hasil analisis GMP pada
UKM yuli bakery belum sesuai dengan standar GMP untuk skala unit usaha.
Maka daripada itu perlu perbaikan pada bangunan dan sistem produksi satu
alur produksi belum tersedia, sehingga terjadi penumpukan aktivitas pada
ruang produksi. Penerapan SSOP hanya beberapa yang sesuai seperti
penyimpanan bahan baku dan produk tetapi untuk kelengkapan personel
kurang pada pengunaan masker dan foot bath tidak ada sama sekali. Secara
umum UKM yuli bakery masih perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan
dalam penerapan pre-requisite program yaitu GMP dan SSOP secara
maksimal.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penerapan standar sanitasi di unit
pengolahan roti pada UKM yuli bakery tersebut Melalui good manufacturing
practice (GMP) dan sanitation standard operational procedures (SSOP) juga
sanitasi yang dilakukan dengan cara inspeksi proses produksi yang sedang
berlangsung dan kegiatan lain yang mendukung proses seperti proses
pencucian danpenyimpanan alat. dengan mengacu pada ketentuan SNI 01-
2981-1992. Standar tentang praktek higiene yang disyaratkan pemerintah
yaitu dikenal dengan GMP, yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 23/Menkes/SK/1978 tentang Pedoman Cara Produksi yang
Baik untuk Makanan.
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Good Manufacturing Practice (GMP)
Good Manufacturing Practice (GMP) adalah cara berproduksi yang
baik dan benar untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan
mutu dan keamanan(Adam dan Moss,1995).
FDA (1995) menyatakan, GMP merupakan pedoman cara
memproduksi makanan yang baik pada seluruh rantai makanan, dimulai dari
produksi primer hingga ke konsumen akhir dengan menekankan higiene pada
setiap proses. Secara umum perbedaan GMP dan SSOP yaitu GMP berakibat
pada banyak aspek, baik aspek operasi pelaksanaan tugas yang terjadi di
dalam pabrik maupun operasi personel. SSOP merupakan prosedur atau data
yang digunakan oleh unit pengolahan untuk membantu mencapai tujuan atau
sasaran keseluruhan yang diharapkan GMP dalam memproduksi makanan
yang bermutu tinggi, aman dan tertib.
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah persyaratan minimum
sanitasi dan pengolahannya yang diperlukan untuk memastikan
diproduksinya pangan yang aman dan sehat. GMP juga menjadi salah satu
pre-requisite program atau program persyaratan dasar dalam penerapan
sistem HACCP, yang menjamin praktek pencegahan terhadap kontaminasi
yang menyebabkan produk menjadi tidak aman. Di Indonesia GMP bukanlah
sistem mutu yang baru dikenal, karena Departemen Kesehatan RI sejak tahun
1978 telah memperkenalkan GMP melalui Surat Keputusan Menteri RI No.
23/MenKes/SK/1978 tanggal 24 Januari 1978 tentang Pedoman Cara
Produksi yang Baik untuk Makanan. (Badan Pengawasan Obat dan Makanan,
2003).
Pedoman penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB)
seperti yang dikeluarkan badan POM RI pada tahun 1996, yang berisi bahwa
industri pangan harus memperhatikan syarat-syarat berproduksi yang baik
seperti dalam hal produksi primer dan pengadaan bahan baku, desain dan
fasilitas pabrik, proses pengolahan, bahan pengemas, mutu produk akhir,
keterangan produk, higien dan kesehatan karyawan, pemeliharaan dan
program sanitasi, penyimpanan, laboratorium dan pemeriksaan, manajemen
dan pengawasan, dokumentasi dan transportasi, penarikan produk, serta
pelatihan dan pembinaan. GMP mencakup seluruh prinsip dasar dan
persyaratan-persyaratan penting yang harus dipenuhi dalam memproduksi
suatu pangan. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1998)
Pedoman GMP menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan.
2003.Mengenai Peraturan Pemerintah RI No. 23/MEN. Kes/1978 sebagai
berikut:
1. Higiene dan Kesehatan Karyawan
Higien dan kesehatan karyawan yang baik dapat memberikan jaminan bahwa
pekerja yang mengalami kontak secara langsung maupun tidak langsung
dengan makanan tidak akan mencemari produk yang diolah. Karyawan yang
bekerja dalam proses produksi harus dalam keadaan sehat serta diperiksa dan
diamati kesehatan secara berkala.
2. Pelatihan dan Pembinaan
Program pelatihan dan pembinaan yang diberikan meliputi pelatihan dasar
tentang higien pribadi dan makanan, prinsip dasar faktor-faktor penyebab
penurunan mutu, pelatihan cara produksi pangan yang baik, teknik
penggunaan bahan kimia berbahaya bagi petugas pembersih, serta prinsip
dasar pembersihan dan sanitasi perusahaan dan fasilitas.
3. Lokasi dan Lingkungan Pabrik
Pabrik makanan berada di lokasi yang bebas dari pencemaran dan jauh dari
daerah yang membahayakan kesehatan, memiliki kemudahan akses jalan dan
prasarana jalan yang memadai. Lingkungan pabrik harus bersih dan tidak
menimbulkan cemaran pada makanan yang diproduksi.
4. Bangunan dan Ruangan
Bangunan dan ruangan dibuat berdasarkan perancangan yang memenuhi
persyaratan teknis dan higien sesuai dengan jenis makan yang diproduksi
serta urutan proses produksi pangan sehingga mudah dibersihkan. Bahan
baku berasal dari bahan yang mudah dibersihkan, dipelihara dan disanitasi
serta tidak bersifat toksik.
5. Pemeliharan dan Program Sanitasi
Pabrik, fasilitas dan peralatan selalu dijaga dalam keadaan terawat dengan
baik. Peralatan yang berhubungan langsung dengan makanan dibersihkan dan
dikenakan tindakan sanitasi secara teratur, sedangkan peralatan yang tidak
berhubungan dengan makanan harus selalu dalam keadaan bersih.
6. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
Bangunan pabrik dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuat berdasarkan
perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan higien. Fasilitas sanitasi
yang perlu ada antara lain sarana penyediaan air, sarana pembuangan air dan
limbah, sarana pembersihan dan pencucian, sarana toilet dan sarana higien
karyawan.
7. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi harus sesuai dengan proses
produksi, terbuat dari bahan yang tahan lama, tidak beracun, mudah
dipindahkan, permukaan yang kontak dengan makanan halus, tidak berlubang
atau bercelah, tidak mengelupas, tidak menyerap air, dan tidak berkarat, tidak
mencemari, mudah dibersihkan, didesinfeksi, serta dipelihara.
8. Bahan
Bahan baku yang digunakan harus memiliki mutu yang baik untuk menjamin
produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan
dan diizinkan oleh perundangan. Penggunaan dari gudang penyimpanan
harus mengikuti sistem First In First Out (FIFO).
9. Proses Pengolahan
Pengawasan proses pengolahan dilakukan dengan cara menetapkan
persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan mengenai bahan yang
digunakan, komposisi, pengolahan, ditribusi penyimpanan, dan penggunaan
oleh konsumen. Tiap jenis makan yang diproduksi harus ada petunjuk
mengenai jenis dan jumlah bahan, tahap proses pengolahan yang terperinci,
dan faktor yang penting (suhu, waktu, kelembapan, tekanan dan lain-lain).
10. Bahan Pengemas
Bahan pengemas yang digunakan tidak boleh beracun, serta tidak
menimbulkan reaksi terhadap produk didalamnya. Bahan harus tahan
terhadap perlakuan dan jenis produk, pengangkutan dan peredaran.
11. Mutu Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
diantaranya mutu mikribiologi, kimia dan fisik, serta tidak boleh
membahayakan konsumen.
12. Keterangan Produk
Keterangan produk dapat berupa label dan lot atau batch produksi yang
mencantumkan informasi mengenai isi produk sehingga konsumen dapat
menangani, menyimpan, mengkonsumsi, atau mengolah produk dengan cara
yang benar.
2.2 Sanitation Operationing Procedure (SSOP)
Sanitation Operationing Procedure (SSOP), adalah prosedur baku
sanitasi tertulis atau dokumen serupa yang spesifik untuk setiap lokasi tempat
makanan diproduksi sehingga harus dimiliki setiap perusahaan (Lukman,
2002). SSOP atau SOP sanitasi mengandung uraian prosedur yang akan
dilakukan dalam unit pengolahan berkaitan dengan kegiatan pre-operasi dan
operasi sanitasi untuk mencegah kontaminasi produk secara langsung. SSOP
dapat menunjang keberhasilan dan efektifitas HACCP, menggambarkan
prosedur pabrik yang terkait dengan pengamanan makanan secara saniter dan
keberhasilan lingkungan pabrik serta kegiatan yang dilakukan agar tercapai.
SSOP setiap pabrik akan berbeda, dan SSOP harus disusun secara tertulis dan
setidaknya mengandung prosedur untuk mencegah terjadinya kontaminasi
sebelum dan selama proses.
Menurut Winarno dan Surono (2004), berdasarkan asal usul, SSOP
dibagi menjadi dua yaitu:
(1) berasal dari US FDA dan (2) berasal dari US Departement of Agriculture
Food Safety and Inspection Service (FIS). SSOP yang berasal dari FDA
meliputi beberapa hal berikut:
1) Pemeliharaan umum berupa bangunan atau fasilitas fisik harus dijaga
dengan cara-cara perbaikan, pembersihan dan sanitasi yang memadai;
2) Bahan yang digunakan untuk pembersihan/sanitasi, penyimpanan dan
penyimpanan bahan berbahaya dan toksik secara tertib. Komponen
pembersih atau bahan sanitasi yang digunakan dalam pembersihan dan
prosedur sanitasi harus bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan,
harus aman dan cukup dalam kondisi penyimpanannya;
3) Pest Control (pengendalian hama) merupakan cara pengendalian hama
yang efektif. Penggunaan insektisida dan rodentisida yang diijinkan
dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati agar tidak mengkontaminasi
makanan, permukaan yang kontak dan bahan pengemas;
4) Sanitasi permukaan dan peralatan yang berkontak langsung dengan
makanan harus dalam keadaan bersih dan secara regular dibersihkan,
disanitasi dan dikeringkan sesudahnya. Barang-barang untuk sekali pakai
(cup atau gelas kertas, tisu toilet) harus disimpan di tempat yang sesuai dan
ditangani, disimpan, digunakan dan dibuang dengan cara yang baik;
5) Bahan sanitasi harus cukup dan aman dibawah kondisi penggunaannya.
Beberapa fasilitas atau prosedur yang cocok untuk pembersihan dan sanitasi
peralatan dan perlengkapan jika sudah ditentukan harus rutin dilakukan untuk
pembersihan; dan
6) Penyimpanan dan penanganan peralatan harus disimpan dalam lokasi dan
bebas dari rekontaminasi ulang atau kontaminasi silang. Setiap pabrik harus
dilengkapi dengan peralatan sanitasi meliputi:
Sumber air
Air merupakan komoditi yang esensial dalam persiapan dan
pengolahan pangan. Air digunakan langsung menjadi bagian produk
cair, maupun yang digunakan untuk membersihkan peralatan, baik
sebelum atau sesudah persiapan dan pengolahan (Winarno dan
Surono, 2004). Air mempunyai sifat pelarut yang baik, umumnya
mengandung berbagai unsur kimia, seperti zat besi, zat kapur, garam
mineral, dan kuman. Secara garis besar untuk menilai air terdapat tiga
kriteria utama yang harus diperhatikan. Ketiga kriteria itu adalah
kriteria fisik, kimia dan mikrobiologi. Kriteria fisik meliputi bau, rasa,
warna, adanya endapan, adanya kekeruhan dan lainnya yang dapat
diamati secara organoleptik. Kriteria secara kimia yaitu tingkat
kesadahan air, kandungan zat besi, kandungan zat mangan dan adanya
zat organik, amoniak dan nitrit dalam jumlah yang cukup. Kriteria
secara mikrobilogis yaitu adanya cemaran bakteri yang dapat
berbahaya. Bakteri yang mungkin terdapat dalam air yaitu
Pseudomonas, Chromobacterium, Proteus, Achromobacter,
Micrococcus, Bacillus, Seratia, Streptococcus, Clostridium,
Enterobacter dan Eschrichia. Setiap bakteri akan memberikan efek
bagi kesehatan yang berbeda. Secara umum standar air minum
terdapat dalam peraturan No. 1/BIRHUKMAS/1/1975 pada Lampiran
1. Saluran air harus memiliki ukuran dan desain yang cukup dan
terpasang untuk membawa sejumlah air untuk industri, membawa
kotoran dan limbah, menghindari masuknya sumber pencemar dan
menghindari adanya aliran silang atau aliran balik.
Pembuangan sampah harus terbuat dari sistem pembuangan yang
cukup untuk membuang kotoran melalui alat-alat lain yang cukup.
Fasilitas toilet dan fasilitas pencuci tangan yang disediakan industri
harus cukup untuk pekerja dengan pemenuhan kebutuhan memelihara
fasilitas saniter dan menyediakan pintu otomatis. Penyediaan bahan
pembersih dan alat sanitasi yang efektif, penyediaan alat pengering,
dan memasang tanda yang dapat dimengerti pekerja.
Tempat pembuangan harus dilakukan secara tertutup agar tidak
menghasilkan bau yang busuk, yang mengkontaminasi udara dan
kamar kerja. Sampah dan kotoran/limbah harus dialirkan, disimpan,
dan dibuang untuk mengurangi bau, potensi menjadi bahan pencemar
dan tempat berkembang biaknya hama (FDA, 1995).
2.3 Sejarah UKM Yuli Bakery
Yuli Bakery merupakan salah satu usaha kecil menengah (UKM)
yang berada di Kabupaten Jember. Yuli Bakery bergerak dalam pembuatan
makanan seperti Pia Basah dan Roti. Produk yang dihasilkan telah di kirim
sampai ke luar kota yang meliputi Lumajang, Probolinggo, Bondowoso,
Situbondo, Madura dan masih banyak lainnya. Kapasitas produksi bisa
mencapai 7500 buah per hari. UKM Yuli Bakery berada pada Jalan
Kalimantan IV Blok B No.43 Jember pada bulan april tahun 2004, pendirinya
ialah Eko Sudarsono seorang wirausahawan yang gigih dalam
mengembangkan usaha pia dan roti ini. Produk Yuli Bakery telah terdaftar di
Dinas Kesehatan dengan nomor P-IRT No.206350901324. Yulia Bakery
telah berdiri sejak 10 tahun yang lalu, sedangkan ama Yuli Bakery diambil
dari gabungan nama ke dua anak pendiri UKM yang bernama Yusron dan
Lita.
BAB 3. HASIL PENGAMATAN
3.1 Denah Lokasi Yuli Bakery
3.2 Zoning UKM Yuli Bakery
Primary Yeast Control Area
Basic GMP Area
Non-Process Areas
Keterangan : = Masuknya karyawan
= Keluarnya karyawan
= Out put barang keluar
3.3 Kuesioner Implementasi GMP
3.3.1 Lokasi
Pernyataan Ya Tidak
Lokasi produksi bahan pangan terletak di tempat yang bebas pencemaran √
Lokasi produksi bahan pangan berada di lingkungan pemukiman padat penduduk √
Lokasi produksi bahan pangan berada di dekat jalan raya √
Lokasi produksi bahan pangan berada di dekat tempat pembuangan sampah akhir √
3.3.2 Bangunan
Pernyataan Ya Tidak
Bangunan memenuhi persyaratan teknik dan higiene sesuai dengan jenis produknya
dan mudah dibersihkan dan dipelihara
√
Ruangan pokok dan ruangan pelengkap terpisah dengan jelas √
Ruangan diatur menurut urutan proses produksi dan lalu lintas pekerja lancar. √
Kondisi lantai ruangan pokok:
a. kedap air, tahan terhadap air, garam, basa, asam dan bahan kimia lainnya,
b. permukaannya rata, tidak licin dan mudah dibersihkan,
c. kelandaian cukup ke arah saluran pembuangan air (drainase)
d. pertemuan antara lantai dan dinding tak membentuk sudut mati
√
√
√
√
Kondisi dinding ruangan pokok dan pelengkap:
a. Minimal 20 cm di bawah dan di atas permukaan lantai rapat air.
b. Permukaan bagian dalam halus, rata, berwarna terang, kuat, tidak mengelupas, dan
mudah dibersihkan
c. Lebih dari 2 m dari lantai rapat air, tahan terhadap air, basa, asam dan bahan kimia
lainnya.
d. Pertemuan antara dinding dengan dinding dan dinding dengan lantai tak
membentuk sudut mati dan rapat air.
√
√
√
√
Atap ruangan pokok dan pelengkap terbuat dari bahan tahan lama, tahan terhadap air √
dan tidak bocor
Langit-langit ruangan terbuat dari bahan yang tak mudah mengelupas, tak berlubang,
tak retak, tahan lama dan mudah dibersihkan,
√
Tinggi langit-langit dari lantai lebih dari 3 meter, permukaan rata, berwarna terang. √
Pintu ruangan kuat, permukaan rata, halus, berwarna terang, mudah dibersihkan, dan
membuka ke arah luar.
√
Jendela kuat, permukaan rata, halus, mudah dibersihkan dan berwarna terang, √
Tinggi jendela lebih dari 1 meter dari lantai, dan luasnya proporsional. √
Penerangan di ruangan cukup terang sesuai keperluan dan syarat kesehatan. √
Ventilasi dan pengatur suhu ruang cukup menjamin peredaran udara dengan baik dan
dapat menghilangkan uap, gas, debu, asap dan panas
√
3.3.3 Fasilitas Sanitasi
Pernyataan Ya Tidak
Kondisi kebersihan perusahaan dijaga rapi dan bersih setiap saat √
Bangunan dilengkapi sarana penyediaan air (sumber air, perpipaan, tandon
air)
√
Bangunan dilengkapi sarana pembuangan (saluran dan tempat pembuangan
limbah akhir, tempat limbah padat, sarana pengolahan limbah dan saluran
pembuangan limbah terolah.
√
Kondisi fasilitas toilet :
a. letaknya tidak langsung ke ruang proses pengolahan,
b. dilengkapi bak cuci tangan,
c. ada tata tertib penggunaan,
d. jumlahnya cukup sesuai jumlah karyawan
√
√
√
√
Kondisi Sarana cuci tangan :
a. terletak di tempat yang tepat,
b. dilengkapi dengan air mengalir,
c. dilengkapi sabun, handuk atau alat pengering tangan, tempat sampah
d. jumlahnya cukup
√
√
√
√
3.3.4 Alat Produksi
Pernyataan Ya Tidak
Alat dan perlengkapan produksi makanan berfungsi baik dan memenuhi
persyaratan teknik dan higiene.
√
Alat dan perlengkapan yang digunakan :
a. sesuai dengan jenis produksi,
b. permukaan yang berhibungan langsung dengan makanan halus,
tidak berlubang, tidak mengelupas dan tidak berkarat,
c. tidak mencemari hasil produksi,
√
√
√
d. mudah dibersihkan. √
Alat yang digunakan berbahan dasar stainless steel √
3.3.5 Bahan Baku dan Bahan Tambahan
Pernyataan Ya Tidak
Semua bahan yang digunakan untuk memproduksi makanan adalah bahan
aman
dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
√
Semua bahan sebelum digunakan dilakukan pemeriksaan secara
organoleptik, fisika, kimia, biologi/mikrobiologi.
√
3.3.6 Proses Pengolahan
Pernyataan Ya Tidak
Setiap jenis produk dibuat menurut atau memiliki formula dasar yang berisi:
a. jenis bahan yang digunakan dan persyaratan mutunya,
b. jumlah bahan untuk satu kali pengolahan (satu resep)
c. tahapan proses pengolahan
d. parameter /faktor-faktor proses
e. jumlah hasil (rendemen) yang diperoleh untuk satu kali proses
f. uraian lengkap mengenai kemasan yang digunakan
g. cara pemeriksaan bahan, produk antara dan produk akhir
h. persyaratan produk lainnya
√
√
√
√
√
√
√
√
Ada protokol pembuatan (dalam bentuk instruksi tertulis) untuk setiap
satuan pengolahan yang dilengkapi dengan penyebutan nama makanan,
tanggal pembuat-an dan nomor kode, tahapan pengolahan dan
parameternya, dan rendemen.
3.3.7 Produk Akhir
Pernyataan Ya Tidak
Produk akhir memenui standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan dan
tidak merugikan serta aman bagi kesehatan.
√
Sebelum produk akhir diedarkan dilakukan pemeriksaan secara:
a. Organoleptik dan fisika,
b. Kimia
c. Biologi/mikrobiologi
√
√
√
3.3.8 Laboratorium
Pernyataan Ya Tidak
Perusahaan melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku, bahan tambahan √
dan produk akhir di laboratorium.
Setiap pemeriksaan menggunakan protokol/ prosedur yang memuat nama
produk, tanggal pembuatan, tanggal pengambilan contoh, jumlah contoh
yang diambil, kode produksi, jenis pemeriksaan yang dilakukan,
kesimpulan pemeriksaan, nama pemeriksa dan hal lain yang diperlukan.
√
Perusahaan menggunakan jasa laboratorium terakreditasi di luar perusahaan √
3.3.9 Karyawan
Pernyataan Ya Tidak
Karyawan yang berhubungan dengan produksi makanan :
a. dalam keadaan sehat, bebas luka, penyakit kulit, dan hal lain yang
dapat mencemari hasil produksi,
b. secara berkala dilakukan pemeriksaan kesehatannya,
c. mengenakan pakaian kerja yang sesuai, termasuk sarung tangan,
tutup kepala dan sepatu,
d. mencuci tangan dengan baik sebelum dan sesudah melakukan
pekerjaan,
e. Selama pekerjaan tidak makan, minum, merokok, meludah atau
tidakan lain yang dapat mengkontaminasi produk.
√
√
√
√
√
Perusahaan menunjuk dan menetapkan penanggung jawab bidang produksi
dan pengawasan mutu yang memiliki kualifikasi sesuai tugas dan tanggung
jawabnya.
√
3.3.10 Wadah dan Kemasan
Pernyataan Ya Tidak
Wadah dan pembungkus yang digunakan memenuhi syarat :
a. dapat melindungi dan mempertahankan mutu produk dari pengaruh
luar,
b. menjamin keutuhan dan keaslian produk,
c. dibuat dari bahan yang kuat dan tidak melepaskan bagian/unsurnya,
tahan terhadap perlakuan selama pengolahan, pengangkutan dan
peredaran
d. aman bagi konsumen.
√
√
√
√
Sebelum digunakan wadah dibersihkan, dikenakan tindakan sanitasi, dan
sterilisasi secara aseptik
√
3.3.11 Label
Pernyataan Ya Tidak
Label makanan yang digunakan memenuhi ketentuan, dibuat dengan
ukuran, kombinasi warna dan atau bentuk yang berbeda untuk tiap jenis.
√
3.3.12 Penyimpanan
Pernyataan Ya Tidak
Bahan baku, bahan tambahan dan produk akhir disimpan pada ruangan yang
terpisah, bersih, bebas serangga/hama,ventilasi dan suhu yang sesuai.
√
Bahan baku, bahan tambahan dan produk akhir diberi kode (tanda) jelas
sehingga dapat dibedakan antara yang belum dan sudah diperiksa
√
Bahan yang lebih dahulu diterima, maka diproses lebih dahulu √
Produk akhir yang lebih dahulu dibuat, maka diedarkan lebih dahulu. √
Bahan berbahaya ( insektisida, rodentisida, desinfektan dan lain-lain)
disimpan dalam ruangan tersendiri dan diawasi secara ketat.
√
Wadah dan pengemas disimpan ditempat bersih dan terlindung dari
pencemaran.
√
Label disimpan secara baik dan teratur agar terhindar kesalahan
penggunaan.
√
Alat dan perlengkapan produksi setelah dibersihkan dikenakan tindakan
sanitasi.
√
Alat dan perlengkapan yang belum digunakan disimpan agar terlindung dari
debu dan pencemaran lain
√
3.3.13 Pemeliharaan
Pernyataan Ya Tidak
Bangunan dan bagian-bagiannya terpelihara, tampak bersih dan berfungsi
baik
√
Usaha pencegahan masuknya serangga dan binatang penggangu (hama)
dilakukan.
√
Pengendalian serangga dan hama dengan menggunakan bahan kimia
beracun.
√
Prosedur dan dosis penggunaan bahan kimia beracun berdasarkan peraturan √
Penanganan limbah padat dilakukan dengan dikubur, dibakar atau diolah
lanjut.
√
Limbah air dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke luar. √
Limbah gas buangan diatur/diolah agar tidak mengganggu kesehatan
lingkungan.
√
Alat dan perlengkapan untuk memproduksi makanan dibersihkan dan
dikenakan tindakan sanitasi secara teratur
√
Peralatan yang tidak berhubungan dengan makanan dalam keadaan bersih. √
Alat pengangkutan barang dalam unit pengolahan bersih dan tidak merusak
barang yang diangkut .
√
Alat pengangkutan untuk distribusi produk akhir bersih, dapat melindungi
produk baik fisik maupun mutunya sampai ke tempat tujuan.
√
3.4 Kuesioner Implementasi SSOP
3.4.1 Keamanan Air Proses Produksi
Pernyataan Ya Tidak
Sumber air yang digunakan untuk produksi pangan adalah air PAM √
Sumber air yang digunakan untuk produksi pangan adalah air sumur tanah √
Sumber air yang digunakan untuk produksi pangan adalah air sumur bor √
Perusahaan memiliki Bukti pembayaran pemakaian air PAM bulanan lengkap √
Perusahaan memiliki Salinan (fotokopi) bukti hasil analisis air dari PAM √
Perusahaan memiliki bukti hasil pengujian kualitas air sumur dari Laboratorium
pengujian yang belum terakreditasi
√
Perusahaan memiliki bukti hasil pengujian kualitas air sumur dari Laboratorium
pengujian yang terakreditasi
√
Instalasi pipa air untuk produksi pangan memakai bahan yang tak mudah korosi √
Perusahaan menggunakan air untuk apa saja : produksi,membersihkan alat dan bahan,mencuci
tangan
3.4.2 Kondisi Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Bahan Pangan
Pernyataan Ya Tidak
Kondisi permukaan yang kontak dengan makanan selalu diinspeksi sehingga terjaga
kebersihannya
√
Kondisi permukaan yang kontak dengan makanan:
a. halus,
b. tidak berlubang/ada celah,
c. tidak mengelupas
d. tidak berkarat/korosi
√
√
√
√
.......
.......
.......
.......
Permukaan yang kontak dengan makanan dibersihkan menggunakan bahan sanitiser √
Tersedia prosedur penggunaan bahan sanitiser dilengkapi aturan dosis pemakaian √
Pekerja yang menangani pengolahan makanan selalu mengenakan sarung tangan √
Pekerja yang menangani pengolahan makanan selalu mengenakan pakaian kerja
khusus
√
Operator yang bertugas menyiapkan larutan sanitiser telah terlatih √
3.4.3 Pencegahan Kontaminasi Silang
Pernyataan Ya Tidak
Kondisi area dan peralatan penanganan dan pengolahan pangan selalu √
bersih
Ruangan penanganan bahan baku dan ruangan penanganan dan pengolahan
produk jadi terpisah dengan jelas
√
Produk olahan disimpan secara terpisah sesuai kelompok/jenis produk. √
Arus pergerakan pekerja dalam ruangan proses produksi berjalan lancar. √
Pekerja yang menangani dan mengolah makanan :
f. dalam keadaan sehat, bebas luka dan penyakit kulit,
g. mengenakan pakaian kerja yang bersih, termasuk sarung tangan,
h. mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan dan dari
toilet,
i. tidak makan, minum, merokok, meludah atau tidakan lain yang tak
higienis
j. tidak memakai asesoris perhiasan dan kosmetik
√
........
√
√
√
.........
√
........
........
Penanganan bahan baku dilakukan oleh pekerja yang berbeda dengan
pekerja yang menangani dan mengolah makanan/produk jadi
√
Peralatan untuk penanganan bahan baku berbeda dengan peralatan untuk
penanganan dan pengolahan produk jadi
√
3.4.4 Menjaga Fasilitas Pencuci Tangan, Sanitasi dan Toilet
Pernyataan Ya Tidak
Fasilitas cuci tangan tersedia di ruang pengolahan. √
Kondisi fasilitas cuci tangan :
a. jumlahnya cukup (minimal 1 buah untuk 10 karyawan)
b. dilengkapi dengan air mengalir,
c. dilengkapi sabun, handuk atau tissue, desinfektan dan tempat sampah bertutup
√
√
......
........
........
√
Kondisi fasilitas toilet :
a. jumlahnya cukup (minimal 1 buah untuk 24 karyawan)
b. letaknya tidak langsung berhadapan ke ruang proses pengolahan
c. ventilasi, dan penerangan cukup,
d. dilengkapi fasilitas cuci tangan,
e. dilengkapi sabun, handuk atau tissue, desinfektan dan tempat sampah bertutup
f. waktu pembersihan terjadwal dengan frekuensi cukup (ada log book)
√
.....
√
√
......
√
.........
√
.......
........
√
........
3.4.5 Perlindungan dari Bahan Bahan Kontaminasi
Pernyataan Ya Tidak
Ruangan produksi mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta bebas dari debu/ tanah √
Kondisi lantai ruangan pengolahan:
e. kedap air dan kuat (tahan air, garam, basa, asam dan bahan kimia lainnya),
√
.......
f. permukaannya rata, tidak licin dan mudah dibersihkan,
g. cukup kering dan kelandaiannya cukup ke arah saluran pembuangan air (drainase)
h. pertemuan antara lantai dan dinding melengkung dan kedap air
√
√
......
.......
.......
√
Pintu masuk ruang produksi dilengkapi dengan air pencuci kaki dan roda pengangkut √
Ventilasi dan pengatur suhu ruang produksi mampu menjamin sirkulasi udara dengan
baik dan dapat menghilangkan uap, gas, debu, asap dan panas
√
Semua bahan kimia berbahaya dan pestisida/insektisida diberi label dengan jelas √
Bahan kimia berbahaya dan pestisida/insektisida ditempatkan terpisah dengan jelas √
Operator yang menangani bahan kimia berbahaya dan pestisida telah terlatih √
Bahan pengemas dan pembungkus ditempatkan terpisah dengan bahan lain √
Semua peralatan yang kontak langsung dengan bahan pangan dibersihkan dan
didesinfeksi sebelum dan sesudah digunakan.
√
3.4.6 Pelabelan, Penyimpanan, Penggunaan Bahan Toksin Secara Benar
Pernyataan Ya Tidak
Jenis bahan kimia yang digunakan dalam proses pengolahan pangan meliputi:
kalsium
√
Semua bahan kimia berbahaya/beracun dikemas, diberi label /identitas dengan baik √
Semua bahan kimia berbahaya/beracun disimpan terpisah dengan bahan dan alat lain √
Ada petunjuk penggunaan (bentuk SOP/ instruksi tertulis) untuk setiap bahan kimia
berbahaya (beracun)
√
Waktu pemantauan kondisi bahan kimia berbahaya terjadwal (ada log book) √
Ada petunjuk teknis (SOP) pemusnahan bahan kimia berbahaya dan wadah yang rusak √
Identitas pemasok, distributor dan/atau produsen didokumentasikan secara baik √
3.4.7 Pengawasan Kesehatan Karyawan
Pernyataan Ya Tidak
Kondisi karyawan yang berhubungan dengan produksi makanan :
a. sehat, bebas luka, penyakit kulit, dan hal lain yang dapat mencemari produk,
b. secara berkala dilakukan pemeriksaan kesehatannya,
√
√
.........
.........
Perusahaan memiliki persyaratan khusus kesehatan saat rekrutmen karyawan baru √
Perusahaan memiliki unit perawatan/pertolongan pertama pada kecelakaan kerja √
Perusahaan memiliki program asuransi (jaminan) kesehatan karyawan √
Dokumen rekam medik karyawan yang menangani produksi makanan terrekam baik √
3.4.8 Pengendalian Hama dari Unit Pengolahan
Pernyataan Ya Tidak
Bangunan dan bagian-bagiannya bersih, kuat, terpelihara,dan berfungsi baik √
Ada usaha pencegahan masuknya serangga dan binatang penggangu (hama). √
Pengendalian serangga dan hama dilakukan dengan menggunakan:
a. Bahan kimia beracun (insektisida/pestisida)
b. Peralatan mekanis (perangkap, screen, lampu, dsb).
c. Organisme predator
.......
√
.......
√
........
√
Prosedur dan dosis penggunaan bahan kimia beracun berdasarkan peraturan √
Bahan berbahaya ( insektisida, rodentisida, desinfektan dan lain-lain)
disimpan dalam ruangan tersendiri dan diawasi secara ketat.
√
Penanganan limbah hasil pengolahan pangan dilakukan dengan baik. √
Alat/perlengkapan pengendalian serangga dan hama tersedia dan berfungsi
baik
√
BAB 4. PEMBAHASAN
4.1 Good Manufacturing Practice (GMP)
Aspek-aspek dalam GMP menurut Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA) meliputi Higien
dan Kesehatan Karyawan, Lokasi dan lingkungan industry Bangunan dan
ruangan pengolahan, fasilitas sanitasi, Peralatan produksi, penyimpanan,
mutu produk akhir, laboratorium dan pemeriksaan, kemasan, keterangan
produk atau labeling, alat transportasi dan manajemen dan pengawasan.
Dari hasil yang telah didapatkan kemudian dilakukan perbandingan dengan
pedoman GMP. Perbandingan tersebut meliputi tidak digunakannya pakaian
khusus produksi contoh lainnya seperti letak UKM yang berada di
lingkungan padat penduduk. Pada tempat produksi telah dibedakan antara
tempat pengolahan dengan penyimpanan bahan. Pada sarana sanitasi tidak
diterapkan pola hygenis dan sanitizer yang digunakan masih berupa sabun
colek. Dari beberapa contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa UKM Yuli
Bakery secara garis besar masih belum memenuhi praktik GMP. Kerugian
dari perbedaan dalam UKM dengan pedoman GMP dapat menyebabkan
kontaminasi silang sehingga dapat merugikan konsumen.
4.2 Sanitation Standard Operational Procedure (SSOP)
Dari aspek SSOP Keamanan air, Kebersihan permukaan yang kontak
dengan produk, Pencegahan kontaminasi silang, Fasilitas sanitasi,
Perlindungan dari Kontaminan, Pelabelan dan Penyimpanan, Kontrol
Kesehatan pekerja, Pencegahan Hama .Penggunakan Pedoman SSOP
menurut (FDA) jika dibandingkan dengan kondisi Industri terdapat standart
yang belum dilakukan dalam usaha kecil menengah ini, seperti keamaanan air
yang belum diketahui juga wastafel yang digunakan tidak ada hanya terdapat
kran yang digunakan untuk segala sesuatu kecuali mandi ,buang air besar dan
buang air kecil sudah terdapat kamar mandi . Tidak adanya penggunaan
sanitizer hanya menggunakan sabun cuci, tidak ada penggunaan pakaian
khusus saat bekerja dan tidak adanya penggunaan masker, sarung tangan dan
hairnet, dan kontrol kesehatan secara berkala tetapi terdapat sebagian
perlakuan yang dilakukan untuk memenuhi pedoman SSOP menurut (FDA)
seperti pencegahan kontaminasi dengan Penempatan bahan baku, bahan
penunjang dan bahan sudah terpisah memenuhi standart karena mencakup
dari pencegahan hama,penyimpanan.
Tabel 1. Hasil Analisis UKM Yuli Bakery Terhadap GMP
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Higien dan
Kesehatan
Karyawan
Lokasi dan
lingkungan
industry
Bangunan dan
ruangan
pengolahan
Karyawan dalam keadaan sehat serta diawasi dan diperiksa
kesehatannya secara berkala
Menjaga kebersihan badan, mengenakan pakaian kerja,
perlengkapan yang benar dan hanya ditempat kerja serta menutup
luka kecil
Tidak boleh melakukan kebiasaan buruk selama bekerja seperti
mengunyah makanan, minum, merokok, meludah, bersin, batuk,
mengenakan perhiasan dan lain-lain
Jauh dari daerah industri yang berpolusi, tidak ada genangan air
(daerah banjir), bebas dari sarang hama, jauh dari tempat pembuangan
sampah/limbah, jauh dari pemukiman penduduk yang padat/kumuh,
jauh dari daerah penumpukan barang bekas, terpisah dari
rumah/tempat tinggal,
Sarana jalan yang telah diaspal/disemen (dikeraskan), dibuat saluran
pembuangan air
Bangunan harus dibuat berdasarkan perencanaan yang memenuhi
persyaratan teknik dan higien sesuai dengan jenis makanan yang
diproduksi
Ruangan pokok dan ruangan pelengkap, ruangan pokok luas sesuai
peralatan, jenis kapasitas produksi dan jumlah karyawan serta tata
letak sesuai urutan proses
Konstruksi lantai, rapat/kedap air, tahan terhadap air, garam, basa,
asam dan bahan kimia lainnya, halus, tidak licin dan mudah
dibersihkan, memudahkam pengaliran air, ada lubang pembuangan,
penahan bau, pertemuan lantai dan dinding tidak membentuk sudut
siku-siku dan tidak menyerap air
Tidak dilakukan pemeriksaan secara
berkala oleh dokter
Tidak mempunyai pakaian khusus untuk
beberja dan aktivitas lainnya
Ditemukan kegiatan mengunyah makanan,
makan, minum, meludah, bersin, batuk dan
mengenakan perhiasan
Lokasi industri pengolahan pia basah dekat
dari pemukiman padat, daerah banjir serta
bukan daerah pembuangan limbah
Bangunan terdapat dalam kompleks
perumahan penduduk
Sarana jalan yang telah diaspal dan
terdapat saluran pembuangan air
Bangunan unit produksi Yuli Bakery
terdiri atas ruangan pokok dan ruangan
pelengkap
Ruang pokok yaitu ruangan produksi dan
pengemasan, ruangan pelengkap yaitu
ruangan penyimpanan bahan
Tata letak ruangan belum sesuai dengan
urutan proses, sehingga dapat menyebabkan
kontaminasi silang produk.
Lantai yang digunakan pada ruang
produksi adalah semen yang bersifat tidak
tahan terhadap air, garam, atau bahan kimia
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Konstruksi dinding/pemisah ruangan terbuat dari bahan tidak
beracun, bukan kayu, tidak menyerap air minimal 2 m dari lantai
tidak bereaksi, permukaan bagian dalam halus, rata, tahan lama, tidak
mudah mengelupas & mudah dibersihkan, pertemuan dinding dengan
dinding tidak sikusiku, tidak menyerap air, mudah dibersihkan
Konstruksi atap, dari bahan yang tahan lama, tahan air, tidak
bocor, tidak larut air dan tidak mudah pecah
Konstruksi langit-langit, tidak mudah terkelupas, tidak berlubang,
tidak retak, tahan lama, mudah dibersihkan, tinggi minimal 3 m,
permukaan halus, warna terang, diatas pasteurizer tidak menyerap air,
dilapis cat tahan panas
Konstruksi pintu, dari bahan yang tahan lama, kuat, dan tidak
mudah pecah, p ermukaan halus, rata, warna, terang, mudah
dibersihkan, untuk toilet tidak mudah menyerap air, untuk ruang
pengolahan pintu membuka keluar
Konstruksi jendela, bahan tahan lama, kuat dan tidak mudah pecah,
permukaan halus, warna terang, tinggi minimal 1 m, mudah
dibuka/tutup, tidak terlalu rendah, tidak terlalu banyak & tidak
terlalu lebar, mudah dibersihkan, dilengkapi kasa pencegah
serangga yang mudah dilepas & dibersihkan
Penerangan, dari lampu berpenutup atau cahaya matahari cukup
menerangi seluruh ruangan, tidak remang-remang
Ventilasi dan pengatur suhu, menjamin peredaran udara dengan baik
dan dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau,
Sudut antara dinding dengan dinding dan
dinding dengan lantai serta pertemuan
keduanya masih berbentuk siku-siku dan
tidak melengkung
Konstruksi atap dan langait-langit tidak
mudah mengelupas, tidak tahan lama, dan
mudah mudah bocor.
Pintu dan jendela tidak halus atau rata,
tidak terang dan membuka kedalam
Lubang ventilasi tidak dilengkapi dengan
alat yang dapat mencegah masuknya
kotoran ke dalam ruangan
Penerangan berupa cahaya lampu tidak
berpenutup pada ruang pelengkap dan
menggunakan cahaya matahari pada ruang
pengemasan dan produksi
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Fasilitas sanitasi
hasil produksi melalui udara yang dialirkan, lubang ventilasi harus
dilengkapi dengan alat yang dapat mencegah masuknya kotoran ke
dalam ruangan serta mudah dibersihkan
Permukaan kerja dalam ruangan pokok dan pelengkap harus terang
sesuai dengan keperluan dan persyaratan kesehatan
Sarana penyediaan air, sumber air, pipa pengaliran, penampungan,
water treatment dalam kondisi baik, air untuk pengolahan
memenuhi kualitas air bersih, air tidak untuk konsumsi dan tidak
kontak dengan makanan mempunyai sistem terpisah dengan air minum
Sarana pembuangan air dan limbah, saluran dan tempat,
pembuangan bahan buangan cair, tempat buangan padat, konstruksi
harus mencegah kontaminasi silang
Sarana toilet, letaknya tidak terbuka langsung ke ruang proses
pengolahan, dilengkapi dengan bak cuci tangan, diberi tanda
pemberitahuan, bahwa setiap karyawan harus mencuci tangan dengan
sabun atau detergen sesudah menggunakan toilet, disediakan dalam
jumlah yang cukup sesuai jumlah karyawan
Sarana higiene karyawan, sarana cuci tangan, ditempatkan di tempat-
tempat yang diperlukan, misalnya di tempat pintu masuk ruangan
pokok, dilengkapi dengan air mengalir, sabun atau detergen, handuk
atau alat lain untuk
Sumber air yang digunakan adalah air
tanah (sumur) yang telah dilakukan
pengujian dan PDAM.
Kualitas air tidak sama dengan kualitas air
minum
Tidak terdapat suplai air panas dan air dingin
Tidak terdapat sarana pembuangan limbah
cair atau padat
Sarana toilet tidak terpisah dari bangunan
produksi atau pelengkap dan tidak
mencukupi untuk jumlah pekerja
Sarana pencuci tangan terdapat di dalam
ruangan pengemasan dan produksi
Tidak terdapat sarana pembilas sepatu
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Peralatan
Produksi
Penyimpanan
mengeringkan tangan dan tempat sampah tertutup, disediakan dalam
jumlah yang cukup,
Sarana pembilas sepatu di depan ruang pengolahan, fasilitas ganti
pakaian, jumlah disesuaikan
Alat dan perlengkapan yang digunakan untuk proses produksi harus
memenuhi persyaratan higienis dan teknik
Peralatan sesuai dengan jenis produksi, permukaan yang kontak
harus halus, tidak berlubang atau bercelah, tidak mengelupas, tidak
tidak menyerap air dan tidak berkarat
Tidak mencemari hasil produksi dan mudah dibersihkan tahan lama,
tidak beracun, mudah dipindahkan/dilepaskan, tata letak peralatan,
mudah dalam perawatan, pembersihan, diletakkan sesuai urutan proses
Wadah untuk sampah dan bahan berbahaya, diberi tanda (untuk sampah
dan bahan berbahaya), ditutup dan terpisah
Penyimpanan bahan baku, bahan tambahan dan produk akhir
disimpan terpisah dalam ruang yang bersih, bebas hama, cukup
penerangan, terjamin aliran udara dan suhu yang sesuai
Bahan tambahan disimpan sesuai label, penyimpanan bahan mentah
sebaiknya tidak langsung menyentuh lantai, tidak menempel pada
dinding, jauh dari langit – langit untuk mencegah sarang hama,
bahan baku, bahan tambahan dan produk akhir diberi tanda dan
ditempatkan
Peralatan yang digunakan umumnya
tergolong aman dan belum memenuhi syarat
higienis
permukaan yang kontak dengan produk
terbuat dari stainless steel sehingga mudah
dibersihkan
permukaan yang kontak dengan makanan
halus, tidak berlubang atau bercelah, tidak
mengelupas dan tidak berkarat
pengaduk saat penggilingan terbuat dari
kayu sehingga mudah menyerap air.
Penyimpanan bahan pangan dan non
pangan terpisah
Penyimpanan bahan baku, bahan tambahan
dan alat tergabung, ruang bersih, cukup
penerangan dan liran udara belum terjamin
Tata letak peralatan dibuat tidak sesuai
dengan golongannya dan tidak disimpan
dalam lemari tertutup
Sistem penyimpanan yaitu first in first Out
(FIFO)
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Mutu produk
akhir
Sistem FIFO baik untuk bahan mentah maupun produk akhir
Bahan-bahan produksi dan produk akhir sebaiknya disimpan dengan
sistem kartu, dengan isi nama bahan, tanggal terima, asal bahan,
jumlah penerimaan di gudang, tanggal keluar dari gudang, sisa
akhir, dalam kemasan, tanggal pemeriksaan, hasil pemeriksaan
Penyimpanan bahan berbahaya, disimpan terpisah dan diawasi agar
tidak mencemari bahan produksi, produk akhir serta tidak
membahyakan karyawan
Penyimpanan peralatan produksi, peralatan yang sudah dibersihkan
dan disanitasi disimpan sedemikian rupa agar terlindungi dari debu,
kotoran, atau pencemaran lainnya
Produk akhir harus memenuhi standar mutu atau persyaratan yang
ditetapkan menteri dan tidak boleh merugikan atau membahyakan
kesehatan
Produk akhir sebelum diedarkan harus dilakukan pemeriksaan
secara organoleptik, fisika, kimia, mikrobiologi dan atau biologi
Penyimpanan label tidak sesuai dengan FIFO
Pemeriksaan produk akhir hanya secara
visual dengan melihat ada tingkat
kematangan dan sensori
Belum ada keluhan dari konsumen
mengenai mutu produk akhir
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Laboratorium
dan pemeriksaan
Kemasan
Untuk setiap pemeriksaan bahan baku, bahan tambahan, bahan
penolong dan produk akhir seharusnya disediakan pedoman
pemeriksaan yang menyebutkan :nama makanan, tanggal pembuatan,
tanggal pengambilan contoh, jumlah, contoh yang diambil, kode
produksi, jenis pemeriksaan yang dilakukan, kesimpulan pemeriksaan,
nama pemeriksa, hal lain yang dianggap perlu
Bagi perusahaan yang belum memiliki laboratorium lain di luar
perusahaan
Wadah dan pembungkus makanan harus memenuhi syarat dapat
melindungi dan mempertahankan mutu dan isinya terhadap pengaruh
dari luar, tidak berpengaruh terhadap isi, dibuat dari bahan yang tidak
melepaskan bagian atau unsur yang dapat mengganggu kesehatan
atau mempengaruhi mutu makanan, tahan terhadap perlakuan
selama pengolahan, pengangkutan, dan peredaran, tidak boleh
merugikan atau membahayakan konsumen
Sebelum digunakan wadah harus, dibersihkan dan dikenakan tindak
sanitasi, steril bagi jenis produk yang akan diisi secara aseptic
Usaha Kecil Menengah ini belum memiliki
laboratorium pengujian produk akhir
Tidak dilakukan pemeriksaan produk akhir
melalui lembaga swasta.
Jenis pengemas yang digunakan adalah
plastik polietilen
Kemasan belum steril pada saat digunakan
dan terdapat residu sablon yang berbahaya
bagi kesehatan.
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Keterangan
produk/lebeling
Alat transportasi
Memenuhi ketentuan Permenkes RI No. 79/Menkes /Per/III/1978
tentang label dan periklanan makanan
Dibuat dengan ukuran, kombinasi warna dan bentuk yang berbeda
untuk setiap jenis makanan (memudahkan pembedaan), identifikasi
lot, setiap wadah diberi tanda nama produsen dan nomor lot
Produk selalu dalam keadaan terlindungi selama transportasi jenis
wadah dan alat transportasi yang digunakan tergantung dari jenis
makanan dan kondisi yang dikehendaki selama transportasi
Persyaratan wadah dan alat transport di desain agar :Tidak mencemari
makanan, mudah dibersihkan jika perlu didesinfeksi, memisahkan
makanan dari bahan-bahan non pangan, melindungi makanan dari
kontaminasi seperti debu dan kotoran, dapat mempertahankan suhu,
RH & kondisi lainnya sehingga dapat melindungi makanan dari
pertumbuhan mikroorganisme pathogen dan perusak,memudahkan
pengecekan suhu, RH dan kondisi lainnya
Wadah dan alat transport untuk makanan selalu dijaga dalam keadaan
bersih, baik dan terawat, jika digunakan untuk bahan makanan dan non
pangan maka diantara penggunaannya perlu dibersihkan/didesinfeksi,
jika menggunakan wadah dan alat pengangkutan jumlahnya besar
didesain agar tidak bercampur antara bahan makanan dan non
pangan serta pemeliharaan peralatan
Produk memiliki izin dari Dinas Kesehatan
P-IRT No.206350901324.
Instruksi pelabelan belum sesuai dengan
ketentuan Keterangan label memuat nama
produk, komposisi, tanggal kadaluarsa,
berat bersih dan nama dan alamat industry.
Aspek GMP Pedoman GMP menurut Peraturan
(Pemerintah RI No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA)
Kondisi Unit Pengolahan
Manajemen dan
pengawasan Pengawasan terhadap industri dan proses produksi hendaknya
dilakukan secara berkala
Industri harus memiliki penanggung jawab produksi dan
pengawasan mutu yang terpisah dan memiliki kualifikasi yang
spesifik
Tidak dilakukan pengawasan secara berkala
terutama jika terjadi penyimpangan
Penanggung jawab belum memiliki
kualifikasi bidang dairy food
Tabel 2. Hasil Analisis Terhadap Aspek SSOP
Aspek SSOP
Pedoman SSOP menurut (FDA)
Kondisi Industri
Keamanan air
Kebersihan permukaan
yang kontak dengan
produk
Pencegahan kontaminasi
silang
Sarana penyediaan air dan sumber air dalam
kondisi baik
air untuk pengolahan memenuhi kualitas air
bersih, air tidak untuk konsumsi dan tidak
kontak dengan makanan mempunyai sistem
terpisah dengan air minum
Permukaan yang kontak dengan makanan
yang digunakan untuk produksi dan menahan
produk pangan dengan kelembaban rendah
harus dalam keadaan kering, kondisi sanitizer
saat digunakan, saat permukaan dibersihkan
dalam kondisi basah harus disanitasi dan
dikeringkan
Semua peralatan dan perlengkapan terbuat
dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak
toksik dan tidak mudah karat, inert (tidak
bereaksi) dan tidak menyerap
Barang sekali pakai harus disimpan ditempat
yang sesuai
Bahan sanitasi harus aman dan cukup
dibawah kondisi penggunaannya
Penyimpanan bahan baku, bahan penunjang
dan bahan berbahaya hendaknya terpisah
Perancangan tata letak pabrik harus mencegah
kontaminasi silang
Menjaga kebersihan badan, mengenakan
Air yang digunakan adalah air PDAM dan Air sumur yang tidak
terdapat uji laboratorium
Kualitas air untuk pengolahan tidak diketahui kebersihihannya tetapi
tidak untuk dikonsumsi dan kontak dengan baku saat pencucian juga
mempunyai sistem terpisah dengan air minum .
Secara umum peralatan yang digunakan terbuat dari stainless steel
Peralatan telah dibersihkan dengan mencuci memakai sabun sebelum
dan setelah digunakan
Belum ada standar baku penggunaan sanitizer pada permukaan yang
kontak dengan produk
bahan pencuci yang digunakan cukup aman karena menggunakan
sabun cuci yang biasa digunakan dipasaran
Penempatan bahan baku, bahan penunjang dan bahan sudah terpisah
dan memenuhi standart
Tidak ada penggunaan pakaian khusus saat bekerja
Fasilitas sanitasi
Perlindungan dari
Kontaminan
Pelabelan dan
Penyimpanan
pakaian kerja, perlengkapan yang benar dan
hanya ditempat kerja (hairnet, ikat kepala,
topi, penutup janggut, dan penahan rambut
Penyediaan air harus cukup untuk operasi
yang diharapkan dan diperoleh dari sumber
yang cukup
Pembuangan kotoran harus terbuat dari
system pembuangan yang cukup untuk
membuang kotoran melalui alat lain
Menyediakan toilet yang cukup untuk pekerja
Penyediaan fasilitas pencuci tangan, alat
pengering, bahan pembersih dan sanitasi yang
efektif
Ventilasi yang cukup atau peralatan lain
(kipas angin, blower) untuk mengurangi uap
air dan bau yang dapat mencemari produk
atau bahan
Terdapat kasa penyaring untuk mencegah
masuknya hama
Komponen toksik, bahan sanitasi, dan bahan
kimia pertisida harus dapat dikenali,
dikendalikan dan disimpan dengan cara diberi
label agar dapat terlindung dari kontaminasi
terhadap produk, permukaan yang kontak
dengan produk dan bahan pengemas dan
diberi petunjuk pemakaian
Proses pengisian, perakitan, pengemasan dan
operasi lainnya harus berjalan sedemikian
rupa sehingga melindungi produk dari
kontaminasi
Lokasi toilet terdapat pada bangunan pokok dan pelengkap.
Wastafel tidak terdapat pada ruang produksi dan pengemasan
Sumber air dianggap berlebih karena menggunakan air sumur dan
PDAM
Penyimpanan bahan dan alat menggunakan system palet, sehingga
tidak bersinggungan dengan lantai dan sistem ventilasi cukup
Penyimpanan bahan sudah dilakukan dengan pendaftaran bahan dan
label sesuai dengan suplier
Sedikit terdapat bahan berbahaya sebagai kontaminan
Kontrol Kesehatan pekerja
Pencegahan Hama
Setiap pekerja harus menjalani tes kesehatan
atau pemerikasaan yang menunjukkan adanya
penyakit, luka yang terbuka, infeksi, dan
bentuk abnormal lain yang dapat
menyebabkan kontaminasi mokrobiologi
Tidak diperbolahkan ada hama disemua area
industri mencakup prosedur pencegahan,
pemusnahan, serta penggunaan bahan kimia
untuk mengendalikan hama
Tes kesehatan tidak dilakukan
Jika ada pekerja yang sakit (kecuali flu) atau terluka maka pekerja
akan diliburkan
Pencegahan melalui penyimpanan bahan baku dan produk tersimpan
dengan baik
Memasang kawat pada ventilasi
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil kunjungan Usaha Kecil Menengah Yuli Bakery yang telah didapatkan,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Implimentasi GMP yang dilakukan menunjukkan masih belum tercapainya
praktik GMP dalam kegiatan produksi di UKM Yuli Bakery karena masih
terdapat banyak perbedaan dari pedoman GMP menurut Peraturan (Pemerintah RI
No. 23/MEN. KES/SK/1978 dan US FDA).
2. Dari hasil yang didapatkan bahwa SSOP pada UKM Yuli Bakery ini hanya
terdapat beberapa kriteria yang terpenuhi seperti penyimpanan bahan baku dan
produk.
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan kunjungan di UKM,mahasiswa memerlukan pengetahuan
mengenai GMP dan SSOP.Agar kinerja dalam pengerjaan penilaian saat kunjungan ke
UKM terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adam MR dan Moss MO. 1995. Food Microbiology. The Royal society of Chemistry,
Cambridge.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2003. SK Menkes Nomor 23/Men-kes/SK/I/1978 tentang
Pedoman Cara Produksi yang Baik untuk Makanan. Jakarta :BPOM.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1998. Peraturan Perundang-undangan diBidang
Keamanan Pangan. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
FDA. 1995. Sanitation, sanitary regulation and voluntary programs. In: G Mariot, Norman (Editors).
Principles of Food Sanitation, Hal 7, 3rd Edition. Chapman and Hall, New York.
Lukman, D.W. 2001. Good Manufacturing Practicess (GMP). Pelatihan untuk Pelatih (Training of
Trainers/TQT). Penerapan Hazard Analysis Critical Control Point. Kerjasama Fakultas
Kedokteran Hewan IPB dengan Dirjen Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian.
Bogor.
Winarno, F. G. dan Surono. 2004. GMP. Cara Pengolahan Pangan yang Baik. M- Brio, Bogor.
LAMPIRAN
Tempat Kegiatan Produksi,Pengololahan
dan Packaging
Kondisi Meja yang Telah Dibersihkan
Tempat Pencucian Alat dan bahan
Pelepasan Kulit Ari Kacang Hijau(Bahan Pengisi pia)
Tempat penyimpanan bahan baku