laporan penyakit kulit

download laporan penyakit kulit

of 8

description

scabies, ringworm, pedikulosis dan cheyletiolosis

Transcript of laporan penyakit kulit

PENYAKIT KULIT SERTA PENANGANANNYA PADA KUCING( SCABIES, RINGWORM, PEDIKULOSIS DAN CHEYLETIELOSIS )

Anitawati Umar, Andi Sarmalia, Risna Risyani, Muh.Danawir Alwi, Hanum Latifah

Bagian Bedah & Radiologi. Departemen Klinik, Reproduksi & PatologiProgram Studi Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Korespondensi penulis: [email protected]

Abstrak Tujuan praktikum ini adalah untuk memaparkan kasus penyakit kulit pada kucing. Seekor anak kucing domestik bernama Lion yang berumur 1bulan, berat badan 0,5 kg dengan anamnesa Lion merupakan kucing liar, selalu menggosok-gosokkan telinganya ke tembok atau ke orang lain, pruritus, terlihat ketombe pada rambutnya, temperatur 38o C, frekuensi nafas 36x/menit, frekuensi nadi 136x / menit, habitus/tingkah laku yang aktif. Hasil pemeriksaan klinis ditemukan rambut yang rontok di daerah kepala saat dilakukan inspeksi, turgor kulit 3 detik, terdapat ocular discharge serous pada kedua mata & orbita, palpebra kiri yang pucat, cilia kiri dan kanan rontok, konjunctiva dan membrana nictitans pada kedua mata pucat, terdapat nasal discharge yang telah mengering, gigi geligi bagian kiir sedikit kotor, telinga bau, permukaan telinga rontok dan berlesi. Pemeriksaan lanjutan (lab) yang sebaiknya dilakukan yaitu kerokan kulit atau wood light. Kucing didiagnosa dengan suspect infeksi jamur dengan prognosa fautsa. Terapi yang diberikan yaitu pemberian obat oral (griseofulvin, ketoconazole), shampo dengan bahan aktif ketoconazole serta dipping menggunakan sulfur/tembaga. Kesimpulan yang dapat diambil dari anamnesa serta penemuan klinis yakni Lion diduga terkena infeksi jamur, prognosa fausta. Dapat sembuh dengan pemberian obat anti jamur, dipping, atau menggunakan shampo berbahan aktif seperti ketoconazole.Kata kunci : Kucing, pruritus, jamur, dipping

Pendahuluan Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh cendawan pada bagian kutan/superfisial atau bagian dari jaringan lain yang mengandung keratin (bulu, kuku, rambut dan tanduk). Di negara-negara yang beriklim subtropis atau dingin, kejadian ringworm lebih sering, karena dalam bulan-bulan musim dingin, hewan-hewan selain kurang menerima sinar matahari secara langsung, juga sering bersamasama di kandang, sehingga kontak langsung di antara sesama individu lebih banyak terjadi (MORTIMER, 2005).

Prevalensi pada kucing relatif besar meski tak mencapai 50%, di Denmark 29,1%; Di Inggris 27%, Amerika Serikat 30,8%, di Jerman 36,0% dan Selandia Baru 35,2%. Dari berbagai macam jumlah sampel dan tahun berbeda. Di Denmark melaporkan prevalensi ringworm pada anjing 12,4%, dan SPARKES di Inggris melaporkan angka prevalensi mencapai 9,6%, dengan jumlah sampel hewan dan tahun kejadian yang berbeda (SPARKES et.al, 2003).

Tinjauan Pustaka

Kasus yang kami dapatkan saat praktikum yakni suspect infeksi jamur (ringworm). Ringworm atau dermatofitosis adalah infeksi oleh cendawan pada bagian kutan/superfisial atau bagian dari jaringan lain yang mengandung keratin (bulu, kuku, rambut dan tanduk) (MORTIMER, 2005).Trichopyton spp dan Microsporum spp, merupakan 2 jenis kapang yang menjadi penyebab utama ringworm pada hewan. Di Indonesia yang menonjol diserang adalah anjing, kucing dan sapi (Ahmad., R.Z. 2009).Gejala ringworm pada kucing, terutama oleh M. canis, sering tidak jelas. Umumnya akan dapat diketahui bila telah ada penularan yang nyata pada manusia akibat kontak. Ditandai dengan adanya pembentukan sisik tanpa adanya lesi yang bersifat agak ringan, gatal-gatal adakalanya ditemukan kerontokan bulu (rambut) sehingga daerah itu agak gundul, atau dalam hal ini terjadi lesi yang lebih berat, dapat berbentuk kerak-kerak yang nyata, lesi ini sering ditemukan di daerah muka dan kaki. Dalam keadaan infeksi yang lebih parah dapat meluas ke beberapa bagian tubuh (Ahmad., R.Z. 2009).

Anamnesa merupakan berita atau keterangan atau lebih tepatnya keluhan dari pemilik hewan mengenai keadaan hewannya ketika dibawa datang berkonsultasi untuk pertama kalinya (Widodo, Setyo,2011). Sinyalemen yang didapatkan Lion merupakan kucing liar, selalu menggosokkan telinganya ke tembok maupun ke orang disekitarnya, dan ditemukan banyak ketombe pada rambut disekitar kepala dan telinga.

Sinyalemen merupakan identitas diri dari seekor hewan yang membedakannya dengan hewan lain sebangsa dan sewarna meski ada kemiripan satu sama lainnya (Widodo, Setyo,2011). Sinyalemen yang dilakukan yaitu kucing bernama Lion dengan ras domestik memiliki rambut berwarna red, berjenis kelamin jantan dengan usia 1 bulan. Berat badan Lion saat ditimbang di dalam ruang pemeriksaan yaitu 0,5 kg. Lion memiliki tanda khusus yaitu ujung ekor yang melengkung. Status present ( keadaan umum ) yang ditemukan saat pemeriksaan yaitu habitus/tingkah laku aktif, gizi dan pertumbuhan yang sedang, sikap berdiri normal, suhu tubuh 38oC, frekuensi nadi 136x/menit, frekuensi nafas 36x/menit, frekuensi jantung 84x/menit. Inspeksi pertama dilakukan dengan melihat kepala & leher ditemukan adanya rambut yang rontok disekitar kepala, kemudian dilakukan palpasi pada turgor kulit dengan hasil kulit kembali turun dalam waktu 3 detik. Terdapat discharge serous pada kedua mata. Pada mata sebelah kiri discharge basah sedangkan pada mata sebelah kanan discharge telah mengering. Palpebra mata kiri pucat, cilia rontok pada kedua mata, konjunctiva dan membran nictitans pucat pada kedua mata. Pada hidung terdapat discharge yang mengering. Gigi geligi sebelah kiri sedikit kotor. Telinga kotor, permukaannya rontok dan berlesi, serta tercium bau. Inspeksi sistem pernafasan dilakukan dengan hasil tipe pernafasan costalis dengan ritme teratur. Daerah preputium kotor. Inspeksi pada cara bergerak-berjalan yaitu koordinatif.Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan untuk membantu dalam menegakkan diagnosa antara lain melalui pemeriksaan laboratorium yaitu sampel kerokan kulit, serpihan kuku, maupun rambut. Kemudian dapat diperiksa dengan Wood light, atau pemeriksaan langsung dengan mikroskop dengan KOH, atau pewarnaan, atau dengan membuat biakan pada media. Dari kerokan kulit dan folikel rambut yang diperiksa secara mikroskopik dengan pewarnaan laktofenol cotton biru ditemukan endotrik dan eksotrik serta diidentifikasi sebagai Trichophyton verrucosus dan Trichophyton mentagrophyte. Pada biakan/kultur media, sampel yang diambil dari hewan suspect ringworm diberikan KOH 20% dan ditumbuhkan pada media Sabouraud Glucose Agar (SGA) yang ditambah chloramphenicol dan cycloheximide untuk menghambat kontaminasi bakteri dan jamur saprofik. Media di inkubasi selama 4 minggu dengan temperatur 28 sampai 30C (Gupta, 2003).Pemeriksaan ringworm juga dapat dilakukan dengan metode Woods Lamp / Woods light. Subronto (2010), menyatakan bahwa jamur jamur M. canis, M. distortum dan M. audouini memberikan flouresensi hijau kekuningan apabila terkena sinar ultraviolet (Woods light). Dari hasil temuan yang didapatkan, kitten bernama Lion didiagnosa suspect infeksi jamur. Hasil studi pustaka menyatakan hal yang sama dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkan seperti pruritus, rambut rontok disekitar wajah dan telinga, terdapat kerak disekitar telinga. Menurut Ahmad., R.Z (2009), gejala klinis yang ditimbulkan oleh jamur yaitu kerusakan bulu di seluruh muka, hidung dan telinga, perubahan yang tampak pada kulit berupa lingkaran atau cincin dengan batas jelas dan umumnya dijumpai di daerah leher, muka terutama sekitar mulut, pada kaki dan perut bagian bawah. Selanjutnya terjadi keropeng, lepuh dan kerak, dan dibagian keropeng biasanya bagian tengahnya kurang aktif, sedangkan pertumbuhan aktif terdapat pada bulu berupa kekusutan, rapuh dan akhirnya patahDiagnosa banding untuk kasus ini yaitu scabies. Biasanya ringworm dikelirukan sebagai scabies. Namun untuk memastikan dilakukan pemeriksaan lanjut seperti kerokan kulit untuk melihat agen penyebab.Prognosis adalah proses suatu kasus penyakit berdasarkan hasil diagnosis. Terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:- Fausta : tingkat kesembuhan lebih dari 50%- Dubius : tingkat kesembuhan 50 : 50- Infausta : tingkat kesembuhan