LAPORAN Praktikum FISIOLOG1

17
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU Kelompok C1 Ketua : Sari Budi Safitry – 102014001 Anggota : Fadly Carnady Lase - 102009161 Beng Welem Alerbitu – 102012087 Lili Juliani Hia – 102012413 Sisca Natalia – 102013221 Andyno Sanjaya – 102013313 Elsa Noviranty – 102014091 Leonardo Paraso – 102014110 Mariska Nada Debora – 102014139 Joanny Angganitha Telehala - 102014216 ………Fakultas Kedokteran

description

LAPORAN Praktikum FISIOLOG1

Transcript of LAPORAN Praktikum FISIOLOG1

LAPORAN Praktikum FISIOLOGIPENGUKURAN VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU

Kelompok C1Ketua: Sari Budi Safitry 102014001Anggota:Fadly Carnady Lase - 102009161Beng Welem Alerbitu 102012087Lili Juliani Hia 102012413Sisca Natalia 102013221Andyno Sanjaya 102013313Elsa Noviranty 102014091Leonardo Paraso 102014110Mariska Nada Debora 102014139Joanny Angganitha Telehala - 102014216

Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731Kelompok C1NIMNamaParaf

102009161Fadly Carnady Lase

102012087Beng Welem Alerbitu

102012413

Lili Juliani Hia

102013221

Sisca Natalia

102013313

Andyno Sanjaya

102014001

Sari Budi Safitry

102014091

Elsa Noviranty

102014110

Leonardo Paraso

102014139

Mariska Nada Debora

102014216

Joanny Angganitha Telehala

Percobaan I. SpirometriAlat dan bahan1. Spirometri2. Pipa mulut3. Penjepit hidung

I. Tujuan1. Mengetahui cara pengukuran paru dengan spirometer2. Untuk melakukan pengukuran volume dan kapasitas paru.

II. Persiapan1. Isi bejana hijau dengan air sampai tanda garis pengisian, gunakan pegangan tangan di samping bejana untuk membawa bejana.2. Tekan sungkup kuning perlahan-lahan ke bawah untuk menyakinkan penempatannya di dasar bejana hijau.3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel. Selalu gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap pergantian PS.4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala, dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk.5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.

III. Cara Pengukuran 1. Pakai penjepit hidung.2. Pengukuran TV (Volume Tidal)PS melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi biasa di spirometer.3. Nafas biasa.4. Pengukuran TV+ERVPS melakukan inspirasi biasa diluar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.5. Nafas biasa.6. Pengukuran VCPS melakukan inspirasi maksimum di luar, kemudian ekspirasi maksimum di spirometer.

Percobaan II. AutospirometerTujuanMengukur efektivitas dan kecepatan paru dalam mengisi dan mengosongkan udara.

I. Alat 1. Spirometer Elektronik Miniato AS-5072. Penjepit hidung3. Pipa mulut

II. Cara Kerja1. Siapkan autospirometer.2. Nyalakan alat (power on). Masukkan / atur data berupa nama dan umur.3. Hubungan dengan alat dengan cara menyuruh memasukkan pipa mulut ke dalam mulutnya dan tutuplah hidung dengan penjepit hidung.4. Instruksikan untuk bernafas tenang terlebih dahulu untuk beradaptasi dengan alat.5. Tekan tombol start alat spirometri untuk memulai pengukuran.6. Untuk mengukur Vital Capacity (VC), mulai dengan pernapasan tenang (biasa) sampai terdengar bunyi perintah dari alat untuk ekspirasi maksimal tanpa terputus-putus, tahan, kemudian inspirasi maksimal tanpa terputus-putus, napas biasa. 7. Untuk mengukur Forced Vital Capacity (FVC), ini dilakukan tanpa perintah. Napas biasa (inspirasi biasa kemudian ekspirasi biasa), inspirasi maksimal kemudian ekspirasi maksimal, dilakukan dalam 6 detik.8. Untuk mengukur Maximum Volume Voluntary (MVV), dilakukan selama 12 detik, inspirasi maksimal dan ekspirasi maksimal.9. Bila perlu tanpa melepaskan pipa mulut. Setelah selesai lepaskan mulut, periksa data dan kurva dilanjutkan dengan mencetak hasil rekaman/ tekan tombol print.

Dasar TeoriProses respirasi atau pernapasan merupakan masuknya O2 dari atmosfer menuju ke sel, dan keluarnya CO2 dari sel ke udara bebas. Respirasi terdiri dari tiga proses, yaitu: (1).Pulmonary ventilation adalah proses pernafasan dimana gas mengalir/bergerak antara atmosfer (udara luar) dan paru. Pergerakan udara ini di sebabkan oleh perubahan tekanan udara dalam paru. Perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perubahan kapasitas paru akan memaksa udara masuk ketika inhalasi dan keluar ketika ekshalasi. Dua Proses penting dalam pulmonary ventilation : (a). Inhalasi - Proses pergerakan udara masuk ke paru. Agar udara masuk ke dalam paru, tekanan di alveoli harus lebih rendah daripada tekanan di atmosfer. Maka dari itu rongga thorax (dada) mengembang untuk meningkatkan kapasitas paru dan merendahkan tekanan udara di rongga dada. Apabila kapasiti rongga thorax meningkat, kapasitas paru juga meningkat dan tekanan alveolarpun menurun. Perubahan tekanan ini menyebabkan udara bergerak dari luar ke dalam paru. (b). Ekshalasi Proses pergerakan udara keluar paru. Disebabkan oleh perubahan tekanan, tekanan di dalam paru lebih tinggi daripada tekanan di atmosfer. Ekshalasi adalah hasil daripada elastic recoil yang berlaku pada dinding thorax dan paru, yaitu hal yang secara alami terjadi setelah rongga dada mengembang. Apabila otot external intercostals relax, tulang rusuk akan menurun. Oleh karena itu tekanan dalam paru akan meningkat. Maka udara akan bergerak keluar dari tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah.(2). Respirasi Eksternal, proses resapan oksigen (O2) dalam udara di alveoli ke dalam darah di kapiler alveoli serta proses resapan karbon dioksida (CO2) dalam arah sebaliknya. Darah yang dating dari ventrikulus dextra (berasal dari sistemik tubuh) kaya akan kandungan CO2 berdifusi dan bertukar tempat dengan O2. PO2 dalam alveolar = 105 mmHg sedangkan PO2 dalam kapiler pulmonary = 40 mmHg, karena itu oksigen akan terus meresap ke dalam kapiler pulmonary sehingga PO2 dalam kapiler pulmonary meningkat. (3). Respirasi Internal, merupakan pertukaran CO2 dan O2 antara kapiler sistemik dengan sel jaringan. PO2 dalam kapiler darah = 105 mmHg sedangkan PO2 dalam sel jaringan = 40 mmHg. Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan oksigen akan meresap keluar dari kapiler darah ke dalam sel sehingga PO2 dalam kapiler darah menurun ke 40 mmHg. Saat O2 meresap ke dalam sel. CO2 akan meresap ke arah yang bertentangan.

Volume paru adalah volume pergerakan udara yang masuk dan keluar Dari paru-paru. Volume paru dapat diukur dengan menggunakan spirometer tertutup. Volume paru dibagi menjadi empat macam, yaitu :1. Volume Tidal ( TV )TV merupakan volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan di setiap pernafasan normal dan jumlahnya kira-kira 500ml.2. Volume Cadangan Inspirasi ( IRV )IRV merupakan volume tambahan udara yang dapat diinspirasikan diatas volume tidal normal dan jumlahnya kira-kira 3000ml.3. Volume Cadangan Ekspirasi ( ERV )ERV merupakan jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal yang normal. Jumlahnya kira-kira 1100 ml.4. Volume Sisa ( RV )RV merupakan volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru setelah kebanyakan ekspirasi kuat. Jumlahnya kira-kira 1200 ml.Sedangkan kapasitas paru-paru adalah penjumlahan dua volume paru atau lebih. Macam-macam kapasitas paru, yaitu:1 Kapasitas Inspirasi ( TV + IRV )Kapasitas inspirasi diperoleh dari penjumlahan TV + IRV yaitu jumlah udara yang dapat dihirup oleh seseorang mulai dari tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru-parunya sampai jumlah maksimal. Jumlahnya kira-kira 3500 ml.2 Kapasitas Sisa Fungsional ( ERV + RV )Jumlah udara yang tersisa di dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal. Jumlahnya kira-kira 2300 ml.3 Kapasitas Vital ( ERV + TV + IRV )Jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah ia mengisinya sampai batas maksimal dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya. Jumlahnya pada laki-laki normal kira-kira 4600ml dan pada perempuan 3100 ml.4 Kapasitas Total Paru ( TV + IRV + ERV + RV )Volume maksimal pengembangan paru-paru dengan usaha inspirasi yang sebesar-besarnya. Jumlahnya kira-kira 5800 ml. Volume udara ini merupakan udara aktif (mengalami siklus keluar-masuk paru) yang tidak dapat dikeluarkan pada akhir ekspirasi maksimal. Hal ini disebabkan paru tidak dapat dikempiskan secara total karena saluran-saluran napas kecil kolaps ketika ekspirasi maksimal dan menghambat pengeluaran udara. Volume udara ini memungkinkan siklus pertukaran gas masih dapat berlangsung.

Pada inspirasi maksimal tidak hanya melibatkan otot inspirasi utama yaitu diafragma dan M. Interkostal Eksternus. Kedua otot ini mendapatkan bantuan dari otot-otot inspirasi tambahan seperti M. Sternokleidomastoideus dan M. Pektoralis Mayor. Otot tambahan ini memaksimalkan pembesaran terutama dalam dimensi horizontal. Sternum dan Costae akan terangkat sampai berada dalam batasan yang tidak mungkin dilewati lagi. Pembesaran maksimal akan menghasilkan perbedaan tekanan udara yang besar antara alveol dan atmosfer. Tekanan udara atmosfer yang jauh lebih besar akan segera mendorong udara untuk melewati saluran pernapasan menuju tempat utama yaitu alveol paru. Pada ekspirasi maksimal tidak hanya terjadi akibat mekanisme relaksasi otot otot inspirasi. Otot-otot ekspirasi, otot dinding perut dan M. Interkostal Internus, memiliki peranan yang sangat penting untuk menghasilkan ekspirasi maksimal. Pada ekspirasi maksimal volume udara akan habis dikeluarkan, namun bukan berarti 100% udara dalam paru kosong. Paru memiliki volume residual yang tertinggal bahkan setelah ekspirasi maksimal. Volume ini tidak dapat diukur secara langsung dengan spirometer, karena volume ini tidak keluar dan masuk paru. Dengan diketahuinya TV, ERV, dan VC, dapat dihitung kapasitas inspirasi (IC), kapasitas residual fungsional (FRC), dan kapasitas paru total (TLC).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kapasitas Vital :1 Posisi orang tersebut selama pengukuran Kapasitas Vital.2 Kekuatan otot pernafasan3 Distensibilitas dan sangkar dada yang disebut compliance paru-paru

Hasil PercobaanI. SpirometriIdentitas PS Name : Elsa NovirantySex : FemaleUmur : 19 Tahun Weight : 44,5 kgHigh : 158,5 cmTekanan darah : 110/80 mmHgKETERANGAN: Tidal Volume (TV) Expiratory Reserve Volume (ERV) Inspiratory Reserve Volume (IRV) Reserve Volume (RV) Inspiratory Capacity (IC) Functional Residual Capity (FRC) Vital Capacity (VC) Total Lung Capacity (TLC)

1. Pengukuran TV = 250 ml2. Pengukuran TV + ERV = 1650 ml3. Pengukuran VC = 2900 ml\4. Meskipun pada spirometri tidak bisa menentukan RV, tapi pada penghitungan ini kami menggunakan volume residual 1 L (1000 ml)

Maka didapatkan hasil :1. Volume TidalTV : 250ml2. Volume Cadangan EkspirasiERV = (TV + ERV) TVERV = 1650 250ERV = 1400 ml3. Volume Cadangan InspirasiIRV = VC ERV - TV IRV = 2900 -1400 - 250 IRV = 1250 ml4. Volume ResiduRV : 1000 ml5. Kapasitas InspirasiIC : TV + IRVIC : 250 + 1250IC : 1500 ml6. Kapasitas Residu FungsionalFRC : ERV + RVFRC : 1400 + 1000FRC : 2400 ml7. Kapasitas VitalVC : ERV + TV + IRVVC : 1400 + 250 + 1250VC : 2900 ml8. Kapasitas Paru TotalTLC : VC + RVTLC : 2900 + 1000TLC : 3900 ml

Percobaan II. AutospirometerIdentitas PS Name : Elsa NovirantySex : FemaleUmur : 19 Tahun Weight : 44,5 kgHigh : 158,5 cmTekanan darah : 110/80 mmHg

Pada percobaan ini data spirogram menunjukkan adanya penurunan kapasitas vital paru yaitu 2,58 L. Sehingga presentase nya hanya sebesar 81%. Pada hasil spirogram yang normal menunjukkan banyaknya kapasitas vital paru yaitu 80% dari total kapasitas paru. Penurunan kapasitas vital paru dapat disebabkan karena adanya penurunan volume tidal, volume cadangan inspirasi maupun volume cadangan ekspirasi. Karena kapasitas vital paru diperoleh dari hasil penambahan ketiga variable tersebut.

Volume kapasitas vital (VC) yang didapat adalah 2,5L 81%3,89 L. 89 %

Tidal Volume (TV) adalah 0,39L (390 ml)ERV (Expiratory Reserve Volume) adalah 0,99 L (990 ml)TV+ERV= 1,38 L (1,380 ml)

IRV ( Inspiratory Reserve Volume)= VC (TV+ERV) = 2,58 (0,39 + 0,99) = 1,2 L (1200 ml)

IC (Inspiratory Capacity) = TV + IRV = 0,39 + 1,19 = 1,58 L (1580 ml)

TLC ( Total Lung Capacity) = VC + RV = 2,58 + 1 = 3,58 L (3580 ml)

FRC (Functional Residual Capacity ) = ERV + RV = 0,99 + 1 = 1,99 L (1990 ml)

Pada penghitungan ini ada nilai yang berbeda dengan hasil yang ada autospirometri yaitu IRV, pada autospirometri nilainya 1,19 sedangkan pada penghitungan hasilnya 1,2. Ini mungkin karena ada kesalahan saat OP melakukan percobaan.Pada penghitungan ini kami menggunakan volume residual 1 L (1000 ml)

Pada percobaan FVC, Rasio FEV1/FVC yaitu: FEV1= 2.42 = 1,03 FVC 2,51Rasio FEV1/FVC meningkat tajam yaitu 1,03. Pada kondisi normal rasio FEV1/FVC yaitu 0,8. Data spirogram tersebut menunjukkan adanya penurunan FEV1 dan FVC, tetapi volume udara yang terhirup dan terhembus lebih kecil dibandingkan normal.

Pada percobaan MVV data spirogram menunjukkan MVV yaitu 73,85 L. Sehingga presentase nya hanya sebesar 83%.

KesimpulanVolume dan kapasitas paru dapat diukur dengan menggunakan spirometer biasa dan autospirometer. Hasil pengukuran dari keduanya ada perbedaan. Pada spirometer biasa TLC (Total Lung Capacity) hanya 3,9 L sedangkan pada autospirometer menunjukan hasil yang lebih kecil yakni 3,58 L. Hasilnya sedikit berbeda, salah satu penyebabnya mungkin OP melakukan kesalahan saat melakukan percobaan seperti tidak memasukkan pipa mulut dengan baik sehingga ada sedikit udara yang keluar dan masuk melalui celah mulut dan dapat juga karena kondisi OP yang sedikit lelah karena harus mengulang dan melakukan percobaan ini beberapa kali

Daftar Pustaka1. Danusantoso H. Buku saku ilmu penyakit paru. Jakarta: Hipokrates;2000.2. Ganong W.F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.3. Dorland, W. A Newman. Kamus kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC;20064. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.5. Halim, Hadi. Penyakit-penyakit Pleura. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Ed. 4. Jakarta: FKUI;2006