LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

51
1 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pollinator atau enthomophily adalah serangga yang berperan dalam polinasi (Gulland & Cranston, 2000). Polinasi merupakan salah satu cara reproduksi seksual tanaman dengan cara pemindahan polen (serbuk sari) dari anther (kepala sari) ke stigma (kepala putik). Polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Proses polinasi terdiri dari mekanisme transfer polen dari anther menuju stigma pada bunga lalu terjadi fertilisasi ketika polen (gamet jantan) bertemu dengan ovule (gamet betina) sehingga menghasilkan biji. Produksi biji merupakan puncak dari serangkaian aktivitas biologi reproduksi suatu jenis tanaman. Polinasi merupakan proses kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur, kelembapan, dan adanya pollinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin (Liferdi, 2008). Mekanisme penyerbukan pada hampir seluruh tanaman berbunga memerlukan peran agen penyerbuk sebagai vektor. Agen penyerbuk dapat berupa abiotik misalnya angin dan air, maupun biotik yaitu berbagai jenis hewan (serangga). Pada spesies yang penyerbukannya dibantu oleh agen biotik, serbuk sarinya memiliki mantel luar yang bersifat lengket dan mengkilat sehingga ini merupakan daya tarik bagi polinator. Substansi yang bersifat lengket ini memperbesar kemungkinan tepung sari

description

LAPORAN POLINATOR

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

1

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pollinator atau enthomophily adalah serangga yang berperan dalam polinasi

(Gulland & Cranston, 2000). Polinasi merupakan salah satu cara reproduksi seksual

tanaman dengan cara pemindahan polen (serbuk sari) dari anther (kepala sari) ke

stigma (kepala putik). Polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya. Proses polinasi terdiri dari mekanisme transfer polen dari

anther menuju stigma pada bunga lalu terjadi fertilisasi ketika polen (gamet jantan)

bertemu dengan ovule (gamet betina) sehingga menghasilkan biji. Produksi biji

merupakan puncak dari serangkaian aktivitas biologi reproduksi suatu jenis tanaman.

Polinasi merupakan proses kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur,

kelembapan, dan adanya pollinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin

(Liferdi, 2008). Mekanisme penyerbukan pada hampir seluruh tanaman berbunga

memerlukan peran agen penyerbuk sebagai vektor. Agen penyerbuk dapat berupa

abiotik misalnya angin dan air, maupun biotik yaitu berbagai jenis hewan (serangga).

Pada spesies yang penyerbukannya dibantu oleh agen biotik, serbuk sarinya memiliki

mantel luar yang bersifat lengket dan mengkilat sehingga ini merupakan daya tarik

bagi polinator. Substansi yang bersifat lengket ini memperbesar kemungkinan tepung

sari untuk dapat melekat pada tubuh pollinator sehingga dapat ditransfer pada kepala

putik.

Kondisi iklim dan tanah termasuk banyaknya ragam jenis tumbuhan di

Indonesia sangat mendukung kehidupan pollinator, lebih dari 80% daratan Indonesia

merupakan habitat yang baik bagi kehidupan berbagai jenis serangga. Dalam

perjalanan serangga mencari makanan, serangga membantu terjadinya polinasi pada

bunga karena tanpa sengaja membawa polen yang melekat pada tubuhnya ke anther

bunga lain. Kontribusi serangga pada tanaman yang dipolinasi sangat penting bagi

sumber makanan manusia. Sekitar 30% makanan yang kita makan diperoleh dari

tanaman yang dipolinasi oleh lebah (Rohman, 2008). Data lain menunjukkan bahwa

80% dari tumbuhan berbunga yang ada di muka bumi menggunakan penyerbukan

biotik dalam proses penyerbukannya dan 65% dari tumbuhan tersebut memanfaatkan

jasa serangga. 70%–90% spesies dari angiospermae penyerbukannya dibantu oleh

serangga. Informasi mengenai serangga polinator ini sangat diperlukan terutama

untuk pengelolaan sumber-sumber benih (misalnya tegakan benih dan kebun benih)

agar dapat menghasilkan benih secara optimal. Apabila polinator efektif telah

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

2

diketahui selanjutnya untuk kepentingan manajemen penyerbukan (pollination

management) polinator tersebut dapat disediakan dalam jumlah yang memadai pada

saat musim berbunga.

Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang awalnya

merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di Surakarta dengan luas

kampus sebesar 600.000 m2. Kampus yang semula terletak di beberapa tempat

disatukan dalam satu kawasan. Lokasi tersebut adalah di daerah Kentingan, di tepi

Sungai Bengawan Solo, dengan cakupan area sekitar 60 hektar. Dengan kondisi

tersebut, lingkungan kampus UNS memiliki tanah yang subur sehingga terdapat

beberapa jenis tanaman berbunga. Banyaknya keanekaragaman tanaman berbunga di

lingkungan kampus ini telah mengundang beberapa jenis serangga yang sekaligus

berperan sebagai pollinator. Berbagai jenis pollinator pun hadir di lingkungan kampus

dan beraktivitas pada beberapa jenis tanaman berbunga di lingkungan kampus UNS.

Deskripsi Serangga (Insekta)

Ciri-ciri serangga diantaranya: 1) Tubuh terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

chepal (kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut); 2) Mempunyai sepasang mata

majemuk; 3) Mempunyai sepasang antenna; 4) Tungkai 3 pasang; 5) Sayap 1-2

pasang; 6) Alat mulut terdiri dari mandibula 1 pasang, maksila 1 pasang, labium,

hypopharing.

Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, insecta diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Sub klas Apterygota

Ciri-cirinya: 1) Tidak bersayap; 2) Merupakan serangga primitive; 3) Mempunyai

alat tambahan seperti style pada ujung abdomen; 4) Metamorfosis tipe Ametabola.

Mencakup ordo:

- Thysanura (kutu buku)

- Collembola

- Protura

b. Sub klas Pterygota

Ciri-cirinya: 1) Umumnya bersayap; 2) Tidak mempunyai alat tambahan seperti

style; 3) Metamorfosis tipe Hemimetabola atau Homometabola.

Mencakup ordo:

Endopterygota: metamorphosis sempurna

- Lepidoptera (kupu-kupu)

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

3

- Siphonoptera (pinjal)

- Hymenoptera (lebah, semut)

- Coleoptera (kepik)

- Diptera (lalat)

Exopterygota: metamorphosis tidak sempurna, mengalami pergantian kulit

- Orthoptera (belalang)

- Isoptera (rayap, capung)

Serangga Polinator

Serangga yang berperan dalam polinasi atau penyerbukan disebut pollinator

atau enthomophily (Gulland & Cranston, 2000). Penyerbukan adalah proses

pemindahan serbuk pollen dari anther ke stigma. Bagi tumbuhan berbiji, penyerbukan

adalah prasyarat untuk perkembangan buah dan biji. Mekanisme penyerbukan pada

hampir seluruh tanaman berbunga memerlukan peran agen penyerbuk sebagai vektor.

Pada tanaman yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, bunga dapat dikunjungi

oleh berbagai jenis serangga yang bervariasi kemampuannya dalam memindahkan

serbuk sari. Tahapan proses penyerbukan yang dibantu oleh serangga pollinator yaitu:

a. Bunga memproduksi ovule yang merupakan sel kelamin betina pada saat bunga

mekar.

b. Agen penyerbuk mengunjungi bunga untuk mengambil nectar dan atau serbuk

sari.

c. Pada saat meninggalkan bunga, agen pollinator secara sadar/tidak sadar

meletakkan serbuk sari (sel kelamin jantan) dari bunga jantan ke kepala putik

pada bunga betina.

d. Serbuk sari selanjutnya bergerak memasuki tabung serbuk sari dan membuahi

ovule. Proses ini dikenal sebagai proses fertilisasi dan merupakan proses penting

dalam pembentukan biji dan daging buah.

Dalam proses penyerbukan harus terjalin hubungan timbal balik antara

tanaman berbunga dengan polinatornya. Interaksi ini akan terbentuk jika tanaman

berbunga dapat menyediakan apa yang dibutuhkan oleh polinator untuk kelangsungan

hidupnya. Ketika polinator memperoleh banyak manfaat dari kontaknya dengan

bunga, yang dapat berupa makanan, tempat berlindung dan membangun sarang atau

tempat melakukan perkawinan maka kontak tersebut dapat menjadi bagian yang tetap

dalam hidupnya sehingga akan terbentuk interaksi yang konstan dengan tanaman

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

4

tersebut. Oleh karena itu tanaman berbunga harus mampu menarik polinatornya

sehingga mendapatkan kunjungan polinator secara kontinue. Dengan demikian

terdapat jaminan terjadinya transfer tepung sari yang mendukung pembuahan.

Polinator pada umumnya mengunjungi tanaman berbunga dengan tujuan untuk

mencari makan. Dalam hal ini bunga yang sedang mekar (anthesis) mengandung zat

gula (nektar) yang merupakan sumber makanan bagi polinator. Serangga tertentu juga

membutuhkan polen (serbuk sari) sebagai asupan protein yang dibutuhkan oleh

tubuhnya. Serangga yang biasanya berkunjung pada bunga terdiri dari kelompok:

tabuhan, lebah, dan semut (Hymenoptera); kumbang (Coleoptera); lalat (Diptera);

thrips (Thysanoptera); ngengat, kupu-kupu (Lepidoptera).

Hubungan struktur bunga dengan pollinator

Arsitektur bunga yang meliputi ukuran, kedudukan organ reproduksi,

aksesibilitas nektar, struktur bunga dan masa pembungaan semua mempengaruhi

interaksi antara tanaman dengan polinatornya. Sebagian besar agen penyerbuk

menunjukkan variasi yang spesifik dalam hal ukuran tubuh, kemampuan sensorik,

perilaku pencarian makan dan sumber energi yang dibutuhkan, sehingga ada

hubungan tertentu yang secara general dapat ditarik antara arsitektur pembungaan

dengan tipe polinatornya. Ciri-ciri bunga yang diserbukkan oleh serangga pollinator

yaitu:

a. Mahkota bunga berwarna-warni

b. Berbau harum

c. Menghasilkan kelenjar madu

d. Serbuk sari berlendir sehingga mudah melekat

e. Putik tersembunyi dan berlendir

Faktor lingkungan yang mempengaruhi pollinator

a. Suhu

Pollinator memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia senang mengunjungi bunga

tertentu. Di luar kisaran suhu tersebut, aktivitas pollinator akan berkurang. Hal ini

disebabkan karena perubahan suhu di luar tubuh akan mempengaruhi proses

fisiologi pollinator. Pada suhu tertentu aktivitas pollinator tinggi, akan tetapi pada

suhu lain akan menurun. Pada umumnya kisaran suhu efektif adalah suhu

minimum 150C, suhu optimum 250C, dan suhu maksimum 450C.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

5

b. Kelembapan

Kelembapan tanah, udara, dan tempat hidup di sekitar bunga merupakan faktor

penting yang mempengaruhi distribusi dan kegiatan pollinator di tempat tersebut.

Dalam kelembapan yang sesuai, pollinator lebih tahan terhadap suhu ekstrim.

c. Cahaya

Cahaya adalah factor ekologi yang besar pengaruhnya terhadap pollinator seperti

perubahan arah terbang, karena banyak pollinator yang mempunyai reaksi positif

terhadap cahaya.

d. Angin

Angin dapat berpengaruh terhadap proses penguapan badan pollinator dan dapat

ikut berperan dalam penyebaran atau distribusi pollinator dari satu bunga ke

bunga lain, akan tetapi angin yang kencang juga dapat membunuh beberapa

pollinator seperti kupu-kupu.

e. Makanan

Makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas cukup yang diperoleh

pollinator berasal dari bunga akan menyebabkan naiknya populasi dengan cepat,

sebaliknya makanan dengan kualitas yang tidak cocok dan kuantitas kurang akan

menyebabkan kenaikan populasi yang lambat.

f. Musuh alami

Musuh alami pollinator akan mengganggu dan menghambat aktivitas pollinator,

begitu juga kompetisi antar pollinator pada tanaman berbunga yang sama.

2. Tujuan

Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan :

a. Mengetahui berbagai jenis pollinator di lingkungan kampus UNS.

b. Mengetahui banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya ditinjau dari

jenis tanaman dan waktu pengamatan di lingkungan kampus UNS.

B. ALAT, BAHAN, DAN METODE

1. Waktu dan Tempat

Waktu praktikum dilaksanakan pada tanggal 3-5 Januari 2013.

Tempat:

a. Taman samping Dekanat FMIPA UNS

b. Taman depan Boulevard UNS

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

6

c. Taman samping Rektorat UNS

2. Daftar Alat dan Bahan

a. Alat perekam (kamera)

b. Alat tulis

c. Counter

d. Timer

3. Cara Kerja

a. Mencari dan menentukan empat jenis tanaman berbunga yaitu tanaman Zinnia

elegans (kembang kertas), Bougenville spectabillis (bougenvil), Ixora paludesa

(asoka), dan Arachis pintoi (kacang-kacangan).

b. Mengamati aktivitas pollinator (jenis dan frekuensi kunjungan) pada pagi, siang

dan sore hari. Masing-masing waktu terdapat 3 kali pengulangan.

c. Mengamati karakteristik bunga pada tanaman seperti: warna mahkota, jenis

bunga, kelengkapan bunga, bau, dan jumlah bunga dalam satu tanaman.

d. Mendeskripsikan keadaan lingkungan di sekitar tanaman berbunga pada pagi,

siang, dan sore hari.

e. Mencatat dan mengambil gambar berbagai jenis pollinator yang berhasil diamati

dan frekuensi kunjungannya.

f. Memasukkan hasil pengamatan pada tabel data hasil pengamatan.

g. Menganalisis hasil pengamatan secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk grafik.

h. Menarik kesimpulan.

4. Variabel

a. Variabel terikat:

- Banyaknya jenis pollinator

- Frekuensi kunjungan pollinator

b. Variabel bebas:

- Jenis tanaman berbunga

- Waktu pengamatan

5. Analisis data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk

grafik.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

7

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tabel Data Hasil Pengamatan

Jenis Tanaman

WAKTU

PAGI SIANG SORE

∑ Jenis Polinator Frekuensi ∑ Jenis Polinator Frekuensi ∑ Jenis Polinator Frekuensi

Zinnia elegans 1. Eurema hecabe

2. Eurema andersonii

3. Hypolimnas bolina

4. Hypolimnas

misippus

5. Junonia hedonia

6. Kupu garis kuning

7. Apis sp

20

6

1

3

1

6

2

1. Eurema hecabe

2. Eurema andersonii

3. Hypolimnas bolina

4. Hypolimnas

misippus

5. Kupu garis kuning

6. Apis sp

20

5

2

1

3

1

1. Hypolimnas bolina

2. Kupu garis kuning

3

5

JUMLAH 7 39 6 32 2 8

Bougenville spectabilis 1. Kupu garis kuning

2. Apis sp

3. Lasius fuliginosus

4. Borbo cinnara

2

2

3

1

1. Eurema hecabe

2. Lasius fuliginosus

3. Apis sp

4. Kupu garis kuning

5. Borbo cinnara

6. Musca domestica

7

1

7

7

2

1

1. Apis sp 1

JUMLAH 4 8 6 25 1 1

Ixora paludesa 1. Troides helena 2 1. Troides helena 6 1. Troides helena 2

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

8

2. Borbo cinnara 1 2. Eurema hecabe

3. Eurema andersonii

4. Pieris napi

5. Borbo cinnara

6. Oecophylla

smaragdina

5

1

1

1

1

2. Pieris napi

3. Oecophylla

smaragdina

1

5

JUMLAH 2 3 6 15 3 8

Arachis pintoi 1. Borbo cinnara

2. Coccinella

septempunctata

3. Lasius fuliginosus

4. Oecophylla

smaragdina

1

2

3

2

1. Kupu putih

2. Apis sp

3. Lasius fuliginosus

4. Borbo cinnara

10

14

1

2

1. Apis sp 1

JUMLAH 4 8 5 28 1 1

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

9

TABEL KARAKTERISTIK BUNGA

Jenis Tanaman Karakteristik Bunga Deskripsi

Zinnia elegans Warna mahkota bunga

Jenis bunga

Kelengkapan bunga

Bau

Jumlah bunga dalam 1 tanaman

Merah

Bunga majemuk, bunga sempurna

Bunga lengkap

Harum

3

Bougenville spectabilis Warna mahkota bunga

Jenis bunga

Kelengkapan bunga

Bau

Jumlah bunga dalam 1 tanaman

Ungu dan putih

Bunga majemuk, bunga sempurna

Bunga tidak lengkap

Tidak berbau

±30 kelompok bunga

Ixora paludesa Warna mahkota bunga

Jenis bunga

Kelengkapan bunga

Bau

Jumlah bunga dalam 1 tanaman

Merah

Bunga majemuk, bunga tidak sempurna

Bunga tidak lengkap

Tidak berbau

±50 kelompok bunga

Arachis pintoi Warna mahkota bunga

Jenis bunga

Kelengkapan bunga

Kuning

Bunga tunggal, bunga sempurna

Bunga lengkap

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

10

Bau

Jumlah bunga dalam 1 tanaman

Tidak berbau

7

TABEL DESKRIPSI LINGKUNGAN

Jenis Tanaman Waktu Deskripsi Lingkungan

Zinnia elegans PAGI Keadaan cuaca: Mendung setelah hujan

Suhu: 210C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Agak ramai, di pinggir jalan dilewati motor, mobil,

dan bis kampus

SIANG Keadaan cuaca: Cerah

Suhu: 320C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Ramai, di pinggir jalan dilewati motor, mobil, dan bis

kampus

SORE Keadaan cuaca: Mendung

Suhu: 280C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Sepi

Bougenville spectabilis PAGI Keadaan cuaca: Mendung

Suhu: 210C

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

11

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Ramai dan padat

SIANG Keadaan cuaca: Cerah

Suhu: 320C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Sepi

SORE Keadaan cuaca: Mendung

Suhu: 280C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Agak ramai

Ixora paludesa PAGI Keadaan cuaca: Mendung

Suhu: 200C

Lingkungan ternaung

Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari

lalu lalang manusia

SIANG Keadaan cuaca: Cerah

Suhu: 280C

Lingkungan ternaung

Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari

lalu lalang manusia

SORE Keadaan cuaca: Mendung

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

12

Suhu: 260C

Lingkungan ternaung

Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari

lalu lalang manusia

Arachis pintoi PAGI Keadaan cuaca: Mendung

Suhu: 210C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Ramai dan padat

SIANG Keadaan cuaca: Cerah

Suhu: 320C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Sepi

SORE Keadaan cuaca: Mendung

Suhu: 280C

Lingkungan terbuka

Aktivitas manusia: Ramai dan padat

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

13

2. Interpretasi Data dan Analisisnya

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tentang banyaknya jenis

pollinator dan frekuensi kunjungan yang didapat dari berbagai jenis tanaman dan

waktu pengamatan yang berbeda di lingkungan kampus UNS. Interpretasi data dan

analisisnya menggunakan deskriptif kuantitatif dalam bentuk grafik.

a. Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan jenis tanaman

Berikut disajikan tabel hasil pengamatan banyaknya jenis pollinator dan frekuensi

kunjungan ditinjau dari jenis tanaman:

No Jenis Tanaman ∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan

1 Zinnia elegans 7 79

2 Bougenville spectabillis 6 34

3 Ixora paludesa 6 26

4 Arachis pintoi 7 37

Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan grafik jenis pollinator dan frekuensi

kunjungan ditinjau dari jenis tanaman adalah sebagai berikut:

Zinnia elegans Bougenville spectabillis

Ixora paludesa Arachis pintoi0

102030405060708090

Grafik Jenis Polinator dan Frekuensi Kun-jungan Ditinjau dari Jenis Tanaman

∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan

Jenis Tanaman

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi

terdapat di tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi dalam jumlah yang sama.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

14

Sedangkan tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora paludesa memiliki jenis

pollinator terendah dengan jumlah yang sama pula. Berdasarkan grafik di atas

terlihat bahwa frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia

elegans. Sedangkan tanaman Ixora paludesa memiliki frekuensi kunjungan

pollinator terendah.

b. Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan waktu pengamatan

Berikut disajikan tabel hasil pengamatan banyaknya jenis pollinator dan frekuensi

kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan:

No Waktu pengamatan ∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan

1 PAGI 12 56

2 SIANG 13 102

3 SORE 6 18

Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan grafik jenis pollinator dan frekuensi

kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan adalah sebagai berikut:

PAGI SIANG SORE0

20

40

60

80

100

120

Grafik Jenis Polinator dan Frekuensi Kun-jungan Ditinjau dari Waktu Pengamatan

∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan

Waktu Pengamatan

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi

terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari jenis pollinator memiliki

jumlah terendah. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa frekuensi kunjungan

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

15

pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari

frekuensi kunjungan pollinator memiliki jumlah terendah.

3. Pembahasan

Hasil pengamatan aktivitas pollinator di lingkungan kampus UNS

diidentifikasi untuk mengetahui berbagai jenis pollinator di lingkungan kampus UNS

dan mengetahui banyaknya jenis pollinator serta frekuensi kunjungannya ditinjau dari

jenis tanaman dan waktu pengamatan di lingkungan kampus UNS. Lingkungan

kampus UNS memiliki tanah yang subur sehingga terdapat beberapa jenis tanaman

berbunga. Banyaknya keanekaragaman tanaman berbunga di lingkungan kampus

telah mengundang beberapa jenis serangga yang sekaligus berperan sebagai

pollinator. Beberapa jenis tanaman berbunga yang kami amati tersebut antara lain:

a. Zinnia elegans

Klasifikasi tanaman Zinnia elegans (kembang kertas) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

OrdoFamili : Asteraceae

Genus : Zinnia

Spesies : Zinnia elegans Jacq.

Bunga yang termasuk dalam famili

Asteraceae ini memiliki bunga

majemuk yang terdiri dari banyak

bunga kecil yang disebut floret.

Tanaman Zinnia elegans yang kami

amati memiliki warna mahkota

bunga merah dengan floret berwarna

kuning, serta bentuk bunganya

terdiri dari satu lapis kelopak bunga.

Karena bunga ini memiliki semua

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

16

bagian bunga maka termasuk jenis bunga lengkap. Selain itu, juga tergolong

dalam bunga sempurna sebab mempunyai putik dan benang sari. Jumlah bunga

dalam satu tanaman yang diamati adalah 3 bunga dengan bau yang harum.

Tanaman ini terdapat pada area yang terbuka di taman samping dekanat FMIPA

UNS yang juga bersebelahan dengan jalan kampus. Tanaman Zinnia elegans

umumnya bereproduksi dengan penyerbukan yang dilakukan oleh serangga atau

angin. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang

melakukan aktivitas pada tanaman Zinnia elegans, diantaranya:

1) Eurema hecabe

2) Eurema andersonii

3) Hypolimnas bolina

4) Hypolimnas misippus

5) Junonia hedonia

6) kupu garis kuning

7) Apis sp

1)

Eua h

E. hecabe E. andersonii H. bolina H. misippus

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

17

J. hedonia Kupu garis kuning Apis sp.

b. Bougenville spectabilis

Klasifikasi tanaman

Bougenville spectabilis

(bunga bugenvil) adalah

sebagai berikut:

Kerajaan :Plantae

Divisi

:Magnoliophyta

Kelas

:Magnoliopsida

Ordo

:Caryophyllales

Famili :Nyctaginaceae

Genus : Bougainvillea

Spesies:Bougainvillea spectabilis

Bunga bougenville termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tumbuh pada ketiak

daun. Bagian-bagian dari bunga bougenville yaitu tenda bunga, tangkai bunga,

kepala putik, tangkai putik, benang sari, dan tangkai sari. Dengan bagian-bagian

seperti itu, bunga bougenville tergolong bunga tidak lengkap, namun merupakan

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

18

bunga sempurna. Bunga bougenville dapat dibilang bunga yang unik, karena

bunganya tumbuh pada tenda bunga (perigonium). Pada setiap kelompok bunga

selalu terdapat tiga bunga, masing-masing dengan satu daun pemikat yang

berkumpul menjadi satu kelompok, seakan-akan hanya merupakan satu bunga

saja. Daun pemikat pada tanaman bougenvil yang kami amati berwarna putih dan

merah muda serta tidak berbau. Bunga bougenvil tersebut berada di lingkungan

UNS terutama di sepanjang UNS Boulevard dalam area terbuka. Jumlah bunga

dalam satu tanaman yang kami amati sebanyak ±30 kelompok bunga yang tidak

berbau. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang

melakukan aktivitas pada tanaman Bougenville spectabilis, diantaranya:

1) Lasius fuliginosus

2) Musca domestica

3) Borbo cinnara

4) Apis sp

5) Eurema hecabe

6) Kupu garis kuning

L. fuliginosus Kupu garis kuning M. domestica B. cinnara

c. Ixora paludesa

Klasifikasi tanaman Ixora paludesa (bunga asoka) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Super Divisi :

Spermatophyta

Divisi :

Magnoliophyta

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

19

Kelas : Magnoliopsida           

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Ixora

Spesies : Ixora paludosa

Ixora paludosa merupakan

tanaman berbunga

majemuk. Bunga asoka

terdiri dari ibu tangkai

bunga (pedunculus), yaitu

cabang yang mendukung

bunga majemuk tadi,

pedicellus (tangkai bunga)

yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya, dan brachtea (daun-daun

pelindung), yaitu bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang

ibu tangkai atau tangkai bunganya. Pada bunga asoka terdapat calyx (kelopak)

yang berwarna hijau. Selain itu, terdapat juga corolla (mahkota bunga) yang

berwarna merah. Ixora paludosa ini merupakan tanaman yang berbunga betina

(flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari melainkan hanya

putik saja. Oleh karena itu, bunga asoka termasuk bunga tidak lengkap dan bunga

tidak sempurna.

Tanaman Ixora paludosa yang kami amati berbentuk malai rata sehingga

seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang

datar atau agak melengkung dan tidak berbau. Tanaman ini terdapat di lingkungan

ternaung di tengah taman samping rektorat UNS. Jumlah bunga dalam satu

tanaman yang kami amati berjumlah ±50 bunga. Pada pengamatan kali ini,

didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada

tanaman Ixora paludosa, diantaranya:

1) Troides helena

2) Borbo cinnara

3) Oecophylla smaragdina

4) Pieris napi

5) Eurema hecabe

6) Eurema andersonii

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

20

T. helena B. cinnara O. smaragdina P. napi

d. Arachis pintoi

Klasifikasi tanaman Arachis

pintoi (bunga kacang-kacangan)

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis pintoi

Bunga kacang-kacangan mulai

muncul dari ketiak daun pada

bagian bawah tanaman. Bunga

berbentuk kupu-kupu, berukuran

kecil, dan terdiri atas lima daun

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

21

tajuk. Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga sebenarnya adalah

tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning. Bunga ini tergolong

bunga lengkap dan bunga sempurna. Bunga kacang-kacangan yang kami amati

digunakan sebagai penutup tanah dan tanaman penghias di sebagian wilayah

kampus UNS pada area terbuka. Jumlah bunga dalam satu tanaman yang kami

amati sebanyak 7 bunga yang tidak berbau. Pada pengamatan kali ini, didapatkan

beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada tanaman Arachis

pintoi, diantaranya:

1) Coccinella septempunctata

2) Kupu putih

3) Apis sp.

4) Borbo cinnara

5) Musca domestica

6) Oecophylla smaragdina

7) Lasius fuliginosus

C. septempunctata Kupu putih Apis sp.

Berdasarkan hasil pengamatan berbagai jenis tanaman di lingkungan kampus

UNS, serangga pollinator yang berhasil kami amati di kampus UNS terdapat 4 ordo

yaitu Hymenoptera (lebah, semut), Lepidoptera (kupu-kupu), Coleoptera (kepik), dan

Diptera (lalat). Ordo Lepidoptera adalah ordo pollinator yang paling banyak jenisnya

yang dijumpai di kampus UNS, diantaranya terdapat famili Pieridae, Nymphalidae,

Papilionidae, dan Hesperiidae. Disusul dengan ordo Hymenoptera yang terdiri dari

famili Apidae dan Formicidae. Kemudian ordo Coleoptera dengan famili

Coccinellidae, dan ordo Diptera dengan famili Muscidae.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

22

Pollinator yang mendominasi adalah jenis Eurema hecabe, Borbo cinnara, dan

Apis sp, jenis tersebut beraktivitas di 3 tanaman dari 4 tanaman yang kami amati. Hal

ini disebabkan karena Eurema hecabe bersifat polifag yaitu dapat berkembang biak

meski berada pada habitat yang terganggu. Larva kupu-kupu polifag lebih bertahan

hidup pada kondisi keragaman tumbuhan inang yang rendah. Sedangkan Borbo

cinnara, merupakan penerbang yang sangat cepat, sehingga distribusi penyebaran

jenis mereka luas. Selain itu, tanaman inang larva Borbo cinnara adalah tumbuhan

Poaceae (rumput) yang sangat beragam, sehingga keberadaan jenis ini dapat

mendominasi aktivitas pollinator di lingkungan. Apis sp juga mendominasi karena

merupakan pollinator yang berkoloni dan pollinator yang punya daya jelajah yang

tinggi (Rohman, 2008). Untuk lebih jelasnya, beberapa jenis pollinator yang berhasil

kami amati tersebut adalah sebagai berikut:

a. Eurema hecabe

Klasifikasi Eurema hecabe adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum     : Arthropoda

Class         : Insecta

Order         : Lepidoptera 

Family       : Pieridae

Genus        : Eurema

Species      : Eurema hecabe

Ciri khas dari jenis ini yaitu terdapat dua spot, bercak pada pangkal sayap

depan. Pada ujung atas sayap depan ada beberapa variasi, ada yang polos, ada

yang memiliki sapuan warna coklat. Sayap atas berwarna kuning dengan tepi

hitam. Bagian bawah ditandai dengan titik-titik merah yang tidak beraturan.

Betina umumnya lebih pucat dengan garis tepi hitam yang lebih lebar. Jenis ini

adalah yang paling umum dan jumlahnya sangat melimpah. Jenis ini dapat

ditemui berkumpul di daerah lembab berair. Dalam fase ulat berwarna hijau

kekuningan dengan garis lateral yang pucat.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

23

b. Eurema andersonii

Klasifikasi Eurema andersonii adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum     : Arthropoda

Class         : Insecta

Order         : Lepidoptera 

Family       : Pieridae

Genus        : Eurema

Species      : Eurema andersonii

Jenis ini memiliki ciri adanya satu spot, bercak pada pangkal sayap depan.

Pada ujung atas sayap depan tidak ada blok warna coklat. Kalaupun ada unsur

warna coklat, ukurannya hanya kecil dan tipis.

c. Hypolimnas bolina

Klasifikasi Hypolimnas bolina adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum     : Arthropoda

Class         : Insecta

Order         : Lepidoptera 

Family       : Nymphalidae

Genus        : Hypolimnas

Species      : Hypolimnas

bolina

Hal yang paling menarik dari jenis ini adalah banyaknya variasi jenis

warna (polimorfisme), khususnya pada betina. Merupakan salah satu jenis kupu-

kupu yang paling bervariasi di dunia, karena betina memiliki lebih dari setengah 

lusin  bentuk.  Ravina (foto) adalah bentuk yang paling umum. Sedangkan jantan

berwarna biru tua pada bagian atas dengan bulatan berbentuk  telur  berwarna 

putih  pada  masing-masing sayap dan area lebih kecil berwarna putih di ujung

atas sayap depan. Bentuk larvanya bersembunyi dari predator dengan berada di

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

24

bagian bawah daun yang dekat dengan tanah. Ulat berubah menjadi kepompong di

sekitar semak-semak.

d. Hypolimnas misippus

Klasifikasi Hypolimnas misippus adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum     : Arthropoda

Class         : Insecta

Order         : Lepidoptera 

Family       : Nymphalidae

Genus        : Hypolimnas

Species      : Hypolimnas

misippus

Jenis ini digolongkan ke dalam famili Nymphalidae. Kupu-kupu jantan

memiliki sayap dengan warna hitam kecoklatan. Pada sayap depan terdapat spot

(bintik) putih berbentuk oval yang lebar diantara urat sayap 3 dan 7. Spot dengan

ukuran yang lebih kecil juga terdapat pada bagian apex sayap. Spot tersebut

dilintasi oleh urat sayap yang berwarna hitam dan dibatasi atau dikelilingi dengan

spot yang berwarna-warni tampak seperti warna biru atau ungu yang hanya

kelihatan pada bagian sudut tertentu. Sayap belakang mempunyai spot yang lebih

besar tetapi urat sayap yang melintasinya berwarna kekuningan dan tidak

menyolok atau tampak jelas dari sayap bagian depan. Antena, kepala, thorax dan

abdomen berwarna coklat gelap.

e. Junonia hedonia

Klasifikasi Junonia hedonia adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum     : Arthropoda

Class         : Insecta

Order         : Lepidoptera 

Family       : Nymphalidae

Genus        : Junonia

Species      : Junonia hedonia

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

25

Digolongkan ke dalam famili Nymphalidae karena memiliki ciri khas pada

ujung sayap depan membentuk sudut. Kupu-kupu jenis ini memiliki bentangan

sayap ±6 cm. Tepi sayap bergelombang, berwarna orange kecoklatan dengan

serbuk yang tebal dan apabila serbuk tersebut hilang maka warna hitam yang akan

muncul. Pada sayap bagian dorsal berwarna orange kecoklatan. Permukaan atas

sayap memiliki perbatasan dua garis-garis gelap di sekitar tepi luar. Pada sayap

belakang memiliki lima titik mata kecil dengan pinggiran hitam dan terdapat 1

bintik di tengahnya.

f. Kupu garis kuning

Klasifikasi adalah sebagai berikut:

Kingdom: Animalia

Phylum     : Arthropoda

Class         : Insecta

Order         : Lepidoptera 

Family       : Papilionidae

g. Apis sp.

Klasifikasi Apis sp. adalah sebagai berikut:

Lebah madu mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genus Apis, dari

sekitar 20.000 spesies yang ada. Saat ini dikenal sekitar 44 subspesies. Mereka

memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu

mereka juga membuat sarang dari malam, yang dihasilkan oleh para lebah pekerja

di koloni lebah madu. Anggota Apidae dicirikan dengan adanya corbicula (pollen

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Hymenoptera

Famili: Apidae

Genus:Species:

ApisApis sp.

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

26

basket) pada permukaan luar tibia tungkai belakang. Fungsi corbicula adalah

untuk membawa serbuksari dan material pembuat sarang. Selain corbicula,

Apidae juga memiliki rambut pada tubuhnya dan probosis yang panjang. Struktur-

struktur inilah yang menjadikan Apidae sebagai serangga penyerbuk utama pada

berbagai tanaman.

h. Lasius fuliginosus

Klasifikasi Lasius fuliginosus adalah sebagai berikut:

Ordo : Hymenoptera

Divisi : Holometabola

Klas : Insecta

Famili : Formicidae

Genus : Lasius

Species : Lasius fuliginosus

Lasius fuliginosus adalah spesies semut dalam famili Formicidae. Semut

pekerja memiliki warna hitam mengkilap dan panjang sekitar 3-5 mm, semut

betina lebih besar (7-9 mm) dan jantan lebih kecil (mencapai panjang 3-4 mm).

Kepalanya berbentuk hati. Spesies ini membangun sarang di pohon menggunakan

campuran dari kayu yang dikunyah dengan air liur. Dalam ekosistem, spesies ini

berperan sebagai dekomposer, pollinator, penggeli, predator dan indikator

lingkungan. Interaksinya dengan organisme lain berkontribusi terhadap sumber

makanan dan kompleksitas ekosistem.

i. Musca domestica

Klasifikasi Musca domestica adalah sebagai berikut:

Kingdom :Animalia

Phylum :Arthoropoda

Kelas :Hexapoda

Ordo :Diptera

Family :Muscidae

Genus :Musca

Spesies : Musca domestica

Ukuran lalat dewasa adalah 8-12 mm. Dada berbentuk abu-abu, dengan

empat garis gelap yang memanjang di bagian belakang. Seluruh tubuh ditutupi

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

27

dengan rambut. Spesies betina sedikit lebih besar dari spesies jantan, dan

memiliki banyak ruang mata majemuk dan lebih besar. Seperti Diptera lain yang

berarti "bersayap dua", lalat ini hanya memiliki sepasang sayap. Lalat rumah

(Musca sp.) dapat saja bermanfaat sebagai pollinator, tetapi karena lalat ini hanya

dapat terbang dalam jarak pendek maka bisa disiasati untuk menarik mereka

misalnya dengan memberikan kompos atau residu tumbuhan yang sedang

membusuk sebagai tempat berkembang biak. Serangga yang dapat terbang ini

akan memfasilitasi penyerbukan geitonogami dan xenogami.

j. Borbo cinnara

Klasifikasi Borbo cinnara adalah sebagai berikut:

Jenis ini adalah kupu-kupu dalam famili Hesperiidae, yang tubuhnya padat

dengan sayap dan diposisikan dalam bentuk V segitiga. Sayap berwarna coklat

dengan ornamen bintik-bintik putih. Pada fase larva, tanaman inangnya adalah

tumbuhan Poaceae (rumput) yang sangat beragam. Habitatnya ada di semua

rerumputan, padang rumput, pinggir jalan. Antena pendek, tubuh kekar, dan

mempunyai tiga pasang kaki untuk berjalan. Mereka penerbang yang sangat cepat,

dan sering membuat gerakan sayap secara kabur. Spesies dewasa memiliki

Kingdom: Animalia

Phylum: Arthropoda

Class: Insecta

Order: Lepidoptera

Family: Hesperiidae

Genus: Borbo

Species: Borbo cinnara

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

28

probicscises panjang dan memakan bunga nektar, tetapi beberapa juga mengambil

nutrisi dari kotoran burung.

k. Troides helena

Klasifikasi Troides helena adalah sebagai berikut:

Kingdom  :Animalia

Phylum  :Artropoda

Class       :Insecta

Ordo        :Lepidoptera

Superfam  :Papilionoidea

Familia      :Papilionidae

Genus       :Troides

Species     :Troides helena

Troides helena merupakan spesies kupu-kupu besar yang disebut juga

Common Birdwing. Bentangan sayapnya berkisar antara 13 sampai 17 cm. Kupu-

kupu ini termasuk dalam family Papilionidae. Tubuh dan sayap Troides helena

biasanya berwarna gelap dengan sayap bagian bawah berwarna kuning keemasan

dengan bintik hitam. Perbedaan mencolok antara jantan dan betina adalah, kupu-

kupu betina memiliki tubuh yang lebih besar daripada kupu-kupu jantan.

l. Oecophylla smaragdina

Klasifikasi Oecophylla smaragdina adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Order: Hymenoptera

Keluarga: Formicidae

Genus: Oecophylla

Spesies: Oecophylla smaragdina

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

29

Semut ini memiliki sebutan semut rangrang. Cara hidup semut ini dengan

merajut daun-daun pada pohon untuk membuat sarang. Semut ini menyukai udara

segar sehingga tidak mungkin ditemukan di dalam rumah. Hal itu pula yang

menyebabkan mengapa mereka tidak membuat sarang di dalam tanah, melainkan

pada pohon. Selain perilakunya yang khas dalam membuat sarang, tubuh semut

rangrang lebih besar dan perilakunya lebih agresif daripada semut lainnya. Selain

butuh protein, semut rangrang memerlukan makanan tambahan berupa gula.

Untuk mendapatkan gula, semut rangrang lebih suka mencari cadangan gula

seperti embun madu (yang dikeluarkan oleh serangga pengisap cairan tanaman)

atau nektar. Embun madu tersebut diperlukan sebagai energi tambahan pada

periode awal pembangunan sarang. Maka, ketika membangun sarang, semut

rangrang mencari daun-daun muda yang dihuni oleh serangga penghasil embun

madu dan memasukkannya ke dalam sarang.

m. Pieris napi

Klasifikasi Pieris napi adalah sebagai berikut:

Kupu-kupu ini

dapat ditemukan

di berbagai

lokasi, termasuk

taman, kebun,

padang rumput,

hutan, tanaman pagar, di mana terdapat sumber

nektar. Urat-urat di sayap betina biasanya lebih jelas daripada jantan. Spesies ini

bertelur pada tanaman liar di taman dan kebun. Spesies ini cocok di tempat yang

lembab, tetapi juga dapat ditemukan di habitat kering dan terbuka. Spesies jantan

muncul beberapa hari lebih awal dari betina, dan menghabiskan banyak waktu

untuk mencari pasangan serta mengambil nektar.

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insekta

Ordo: Lepidoptera

Famili: Pieridae

Upafamili: Pierinae

Bangsa: Pierini

Genus:Spesies:

PierisPieris napi

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

30

n. Coccinella septempunctata

Klasifikasi Coccinella septempunctata adalah sebagai berikut:

Spesies dewasa bisa mencapai panjang tubuh 7,6-10 mm. Habitat dan

warna yang mencolok dimaksudkan untuk tidak menarik pemangsanya. Spesies

ini dapat mengeluarkan cairan dari sendi di kaki yang memberikan bau busuk.

Spesies ini mempertahankan diri dengan berpura-pura mati dan mengeluarkan zat

untuk melindungi diri.

o. Kupu putih

Klasifikasinya adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum     : Arthropoda

Class         : Insecta

Order         : Lepidoptera 

Family       : Pieridae

Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan

berdasarkan jenis tanaman

Hasil pengamatan aktivitas pollinator ditinjau dari jenis tanaman disajikan

pada grafik jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari jenis tanaman. Dari

grafik tersebut diketahui bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi terdapat pada

tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi dalam jumlah yang sama. Sedangkan

tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora paludesa memiliki jenis pollinator

terendah dengan jumlah yang sama pula. Data frekuensi kunjungan pollinator

tertinggi terdapat pada tanaman Zinnia elegans. Sedangkan tanaman Ixora paludesa

memiliki frekuensi kunjungan pollinator terendah.

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Coleoptera

Famili:Genus:Species:

CoccinellidaeCoccinellaCoccinella septempunctata

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

31

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, telihat bahwa pollinator banyak

beraktivitas pada bunga yang memiliki warna mencolok yaitu pada tanaman Zinnia

elegans yang bermahkota bunga merah dan Arachis pintoi yang bermahkota bunga

kuning. Kedua tanaman ini sama-sama memiliki mahkota bunga berwarna mencolok

dan bertempat di area terbuka, sehingga banyaknya jenis pollinator sama-sama

menunjukkan angka paling tinggi. Namun, untuk frekuensi kunjungan pollinator yang

menduduki peringkat tertinggi adalah tanaman Zinnia elegans, setelah itu tanaman

Arachis pintoi. Hal ini mungkin disebabkan karena pengaruh aktivitas manusia di

sekitarnya. Aktivitas manusia di lingkungan sekitar tanaman Arachis pintoi lebih

padat dan ramai daripada tanaman Zinnia elegans. Hal inilah yang membuat frekuensi

kunjungan pollinator tanaman Arachis pintoi lebih sedikit daripada tanaman Zinnia

elegans karena terganggu aktivitas manusia di sekitarnya.

Frekuensi kunjungan pollinator yang datang pada bunga dituntun oleh warna

perhiasan bunga, bentuk dan aroma (Erniwati, 2005). Berdasarkan hasil pengamatan,

banyaknya jenis pollinator terendah terdapat pada tanaman Bougenville spectabilis,

tanaman ini memiliki mahkota bunga berwarna putih dan ungu pucat serta tidak

beraroma, hal inilah yang menyebabkan pollinator kurang tertarik. Sedangkan

tanaman Ixora paludesa sebenarnya juga memiliki mahkota bunga berwarna

mencolok yaitu merah, tapi banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya

menunjukkan angka yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena kunjungan

pollinator ternyata juga dipengaruhi oleh suhu dan cahaya (Rohman, 2008). Lokasi

tanaman Ixora paludesa yang berada di area ternaung membuat cahaya yang masuk

pada tempat tersebut sedikit sehingga berpengaruh pada suhu dan kelembapan udara.

Pada suhu yang rendah dibawah suhu optimum, pollinator akan sedikit melakukan

aktivitas. Hal ini disebabkan karena sebagian besar serangga pollinator merupakan

hewan berdarah panas (homoiterm) sehingga dalam beraktivitas hewan tersebut harus

membutuhkan suhu lingkungan yang sesuai dengan suhu tubuhnya.

Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan waktu

pengamatan

Pengamatan pollinator dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari. Masing-

masing waktu terdapat 3 kali pengulangan. Hasil pengamatan aktivitas pollinator

ditinjau dari waktu pengamatan disajikan pada grafik jenis pollinator dan frekuensi

kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan. Waktu pengamatan bertepatan dengan

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

32

musim penghujan sehingga cuaca pada pagi hari masih terlihat mendung dan

menunjukkan suhu yang dingin. Berdasarkan penelitian Rohman, suhu

mempengaruhi aktivitas pollinator, pada suhu yang dingin pollinator akan berada di

sarang dan belum melakukan aktivitas. Hal inilah yang menyebabkan aktivitas

pollinator masih sedikit pada pagi hari. Beranjak siang hari, cuaca menjadi cerah dan

menunjukkan suhu optimal saat matahari paling tinggi. Pada siang hari inilah,

pollinator mulai memperlihatkan aktivitasnya. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis

pollinator dan frekuensi kunjungan yang menunjukkan angka paling tinggi ketika

siang hari.

Pada sore hari, jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya paling sedikit. Hal

ini dikarenakan volume nektar dan ketersediaan serbuk sari sudah berkurang.

Kunjungan pollinator pada bunga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas nectar pada

bunga. Jika kuantitas nectar tinggi maka pollinator yang berkunjung memiliki jenis

beragam dengan frekuensi kunjungan yang tinggi dan sebaliknya. Pollinator menjadi

kurang aktif jika makanan di dalam bunga berkurang. Hal ini mungkin berkaitan

dengan efissiensi energy oleh pollinator dalam mengeksploitasi makanannya.

D. PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Serangga pollinator yang berhasil kami amati di kampus UNS terdiri dari 4 ordo

yaitu Hymenoptera (lebah, semut), Lepidoptera (kupu-kupu), Coleoptera (kepik),

dan Diptera (lalat).

b. Jenis pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi

dalam jumlah yang sama. Sedangkan tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora

paludesa memiliki jenis pollinator terendah dengan jumlah yang sama pula.

Frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans.

Sedangkan tanaman Ixora paludesa memiliki frekuensi kunjungan pollinator

terendah.

c. Jenis pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari

jenis pollinator memiliki jumlah terendah. Berdasarkan grafik di atas terlihat

bahwa frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari.

Sedangkan ketika sore hari frekuensi kunjungan pollinator memiliki jumlah

terendah.

2. Saran-Saran

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

33

a. Perlu adanya kegiatan praktikum lebih lanjut mengenai aktivitas berbagai jenis

pollinator di lingkungan kampus UNS.

b. Perlu adanya kegiatan pelestarian tanaman berbunga untuk memperkaya jenis

pollinator di lingkungan kampus UNS.

c. Perlu adanya kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan UNS beserta segala

jenis polinatornya.

DAFTAR PUSTAKA

Alan Louey Yen. Edible Insects and Other Invertebrates in Australia: Future Prospects. Biosciences Research Division, Department of Primary Industries 621 Burwood Highway, Knoxfield, Victoria, Australia.

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

34

Cholid M & Dwi Winarno. Pemberdayaan Serangga Penyerbuk & Tanaman Pemikat Untuk Meningkatkan Produktivitas Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Balai Penelitian Tanaman Tembakau & Serat. Malang.

Erniwati, dkk. 2005. Aktivitas Kunjungan Beberapa Jenis Lebah pada Bunga Apel & Jeruk di Jawa Timur. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Bio-LIPI.

Gulland & Cranston. 2000. The Insects: An Outline of Entomology.

Liferdi. 2008. Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura. Iptek Hortikultura No. 04 Agustus 2008. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok.

M. Ali Efendi. 2009. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera:Ditrysia) di Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat. Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.

M. Sedgley & J. Harbard. Department of Horticulture, Viticulture and Denology, Waite Agricultural Research Institute. The University of Adelaide. Glen Osmond. Ausy.

Noor Khomsah Kartikawati. Polinator pada Tanaman Kayu Putih. Balai Besar Penelitian Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta.

Pollen Storage & Breeding System in Relation to Controlled Pollination of Four Species of Acacia.

Pujirianti. 2009. Keragaman, Efektivitas dan Perilaku Kunjungan Serangga Penyerbuk pada Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.: euphorbiaceae). Sekolah Pascasrajana IPB Bogor.

Rohman, Abdur. 2008. Skripsi Studi Keanekaragaman Polinator di Perkebunan Apel Organik dan Anorganik Desa Bumiaji Kota Batu. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang.

Lampiran 1FOTO DOKUMENTASI

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR

35

Pengamatan pollinator Zinnia elegans

Pengamatan pollinator Bougenville spectabilis

Pengamatan pollinator Arachis pintoi

Pengamatan pollinator Ixora paludesa