LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR
-
Upload
anggitalina-pramilia -
Category
Documents
-
view
637 -
download
31
description
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM POLINATOR
1
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pollinator atau enthomophily adalah serangga yang berperan dalam polinasi
(Gulland & Cranston, 2000). Polinasi merupakan salah satu cara reproduksi seksual
tanaman dengan cara pemindahan polen (serbuk sari) dari anther (kepala sari) ke
stigma (kepala putik). Polinasi sangat penting bagi tanaman untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Proses polinasi terdiri dari mekanisme transfer polen dari
anther menuju stigma pada bunga lalu terjadi fertilisasi ketika polen (gamet jantan)
bertemu dengan ovule (gamet betina) sehingga menghasilkan biji. Produksi biji
merupakan puncak dari serangkaian aktivitas biologi reproduksi suatu jenis tanaman.
Polinasi merupakan proses kompleks dan sangat dipengaruhi oleh temperatur,
kelembapan, dan adanya pollinator yang dapat dilakukan oleh serangga ataupun angin
(Liferdi, 2008). Mekanisme penyerbukan pada hampir seluruh tanaman berbunga
memerlukan peran agen penyerbuk sebagai vektor. Agen penyerbuk dapat berupa
abiotik misalnya angin dan air, maupun biotik yaitu berbagai jenis hewan (serangga).
Pada spesies yang penyerbukannya dibantu oleh agen biotik, serbuk sarinya memiliki
mantel luar yang bersifat lengket dan mengkilat sehingga ini merupakan daya tarik
bagi polinator. Substansi yang bersifat lengket ini memperbesar kemungkinan tepung
sari untuk dapat melekat pada tubuh pollinator sehingga dapat ditransfer pada kepala
putik.
Kondisi iklim dan tanah termasuk banyaknya ragam jenis tumbuhan di
Indonesia sangat mendukung kehidupan pollinator, lebih dari 80% daratan Indonesia
merupakan habitat yang baik bagi kehidupan berbagai jenis serangga. Dalam
perjalanan serangga mencari makanan, serangga membantu terjadinya polinasi pada
bunga karena tanpa sengaja membawa polen yang melekat pada tubuhnya ke anther
bunga lain. Kontribusi serangga pada tanaman yang dipolinasi sangat penting bagi
sumber makanan manusia. Sekitar 30% makanan yang kita makan diperoleh dari
tanaman yang dipolinasi oleh lebah (Rohman, 2008). Data lain menunjukkan bahwa
80% dari tumbuhan berbunga yang ada di muka bumi menggunakan penyerbukan
biotik dalam proses penyerbukannya dan 65% dari tumbuhan tersebut memanfaatkan
jasa serangga. 70%–90% spesies dari angiospermae penyerbukannya dibantu oleh
serangga. Informasi mengenai serangga polinator ini sangat diperlukan terutama
untuk pengelolaan sumber-sumber benih (misalnya tegakan benih dan kebun benih)
agar dapat menghasilkan benih secara optimal. Apabila polinator efektif telah
2
diketahui selanjutnya untuk kepentingan manajemen penyerbukan (pollination
management) polinator tersebut dapat disediakan dalam jumlah yang memadai pada
saat musim berbunga.
Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang awalnya
merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di Surakarta dengan luas
kampus sebesar 600.000 m2. Kampus yang semula terletak di beberapa tempat
disatukan dalam satu kawasan. Lokasi tersebut adalah di daerah Kentingan, di tepi
Sungai Bengawan Solo, dengan cakupan area sekitar 60 hektar. Dengan kondisi
tersebut, lingkungan kampus UNS memiliki tanah yang subur sehingga terdapat
beberapa jenis tanaman berbunga. Banyaknya keanekaragaman tanaman berbunga di
lingkungan kampus ini telah mengundang beberapa jenis serangga yang sekaligus
berperan sebagai pollinator. Berbagai jenis pollinator pun hadir di lingkungan kampus
dan beraktivitas pada beberapa jenis tanaman berbunga di lingkungan kampus UNS.
Deskripsi Serangga (Insekta)
Ciri-ciri serangga diantaranya: 1) Tubuh terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
chepal (kepala), thorax (dada), dan abdomen (perut); 2) Mempunyai sepasang mata
majemuk; 3) Mempunyai sepasang antenna; 4) Tungkai 3 pasang; 5) Sayap 1-2
pasang; 6) Alat mulut terdiri dari mandibula 1 pasang, maksila 1 pasang, labium,
hypopharing.
Berdasarkan ada atau tidaknya sayap, insecta diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Sub klas Apterygota
Ciri-cirinya: 1) Tidak bersayap; 2) Merupakan serangga primitive; 3) Mempunyai
alat tambahan seperti style pada ujung abdomen; 4) Metamorfosis tipe Ametabola.
Mencakup ordo:
- Thysanura (kutu buku)
- Collembola
- Protura
b. Sub klas Pterygota
Ciri-cirinya: 1) Umumnya bersayap; 2) Tidak mempunyai alat tambahan seperti
style; 3) Metamorfosis tipe Hemimetabola atau Homometabola.
Mencakup ordo:
Endopterygota: metamorphosis sempurna
- Lepidoptera (kupu-kupu)
3
- Siphonoptera (pinjal)
- Hymenoptera (lebah, semut)
- Coleoptera (kepik)
- Diptera (lalat)
Exopterygota: metamorphosis tidak sempurna, mengalami pergantian kulit
- Orthoptera (belalang)
- Isoptera (rayap, capung)
Serangga Polinator
Serangga yang berperan dalam polinasi atau penyerbukan disebut pollinator
atau enthomophily (Gulland & Cranston, 2000). Penyerbukan adalah proses
pemindahan serbuk pollen dari anther ke stigma. Bagi tumbuhan berbiji, penyerbukan
adalah prasyarat untuk perkembangan buah dan biji. Mekanisme penyerbukan pada
hampir seluruh tanaman berbunga memerlukan peran agen penyerbuk sebagai vektor.
Pada tanaman yang penyerbukannya dibantu oleh serangga, bunga dapat dikunjungi
oleh berbagai jenis serangga yang bervariasi kemampuannya dalam memindahkan
serbuk sari. Tahapan proses penyerbukan yang dibantu oleh serangga pollinator yaitu:
a. Bunga memproduksi ovule yang merupakan sel kelamin betina pada saat bunga
mekar.
b. Agen penyerbuk mengunjungi bunga untuk mengambil nectar dan atau serbuk
sari.
c. Pada saat meninggalkan bunga, agen pollinator secara sadar/tidak sadar
meletakkan serbuk sari (sel kelamin jantan) dari bunga jantan ke kepala putik
pada bunga betina.
d. Serbuk sari selanjutnya bergerak memasuki tabung serbuk sari dan membuahi
ovule. Proses ini dikenal sebagai proses fertilisasi dan merupakan proses penting
dalam pembentukan biji dan daging buah.
Dalam proses penyerbukan harus terjalin hubungan timbal balik antara
tanaman berbunga dengan polinatornya. Interaksi ini akan terbentuk jika tanaman
berbunga dapat menyediakan apa yang dibutuhkan oleh polinator untuk kelangsungan
hidupnya. Ketika polinator memperoleh banyak manfaat dari kontaknya dengan
bunga, yang dapat berupa makanan, tempat berlindung dan membangun sarang atau
tempat melakukan perkawinan maka kontak tersebut dapat menjadi bagian yang tetap
dalam hidupnya sehingga akan terbentuk interaksi yang konstan dengan tanaman
4
tersebut. Oleh karena itu tanaman berbunga harus mampu menarik polinatornya
sehingga mendapatkan kunjungan polinator secara kontinue. Dengan demikian
terdapat jaminan terjadinya transfer tepung sari yang mendukung pembuahan.
Polinator pada umumnya mengunjungi tanaman berbunga dengan tujuan untuk
mencari makan. Dalam hal ini bunga yang sedang mekar (anthesis) mengandung zat
gula (nektar) yang merupakan sumber makanan bagi polinator. Serangga tertentu juga
membutuhkan polen (serbuk sari) sebagai asupan protein yang dibutuhkan oleh
tubuhnya. Serangga yang biasanya berkunjung pada bunga terdiri dari kelompok:
tabuhan, lebah, dan semut (Hymenoptera); kumbang (Coleoptera); lalat (Diptera);
thrips (Thysanoptera); ngengat, kupu-kupu (Lepidoptera).
Hubungan struktur bunga dengan pollinator
Arsitektur bunga yang meliputi ukuran, kedudukan organ reproduksi,
aksesibilitas nektar, struktur bunga dan masa pembungaan semua mempengaruhi
interaksi antara tanaman dengan polinatornya. Sebagian besar agen penyerbuk
menunjukkan variasi yang spesifik dalam hal ukuran tubuh, kemampuan sensorik,
perilaku pencarian makan dan sumber energi yang dibutuhkan, sehingga ada
hubungan tertentu yang secara general dapat ditarik antara arsitektur pembungaan
dengan tipe polinatornya. Ciri-ciri bunga yang diserbukkan oleh serangga pollinator
yaitu:
a. Mahkota bunga berwarna-warni
b. Berbau harum
c. Menghasilkan kelenjar madu
d. Serbuk sari berlendir sehingga mudah melekat
e. Putik tersembunyi dan berlendir
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pollinator
a. Suhu
Pollinator memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia senang mengunjungi bunga
tertentu. Di luar kisaran suhu tersebut, aktivitas pollinator akan berkurang. Hal ini
disebabkan karena perubahan suhu di luar tubuh akan mempengaruhi proses
fisiologi pollinator. Pada suhu tertentu aktivitas pollinator tinggi, akan tetapi pada
suhu lain akan menurun. Pada umumnya kisaran suhu efektif adalah suhu
minimum 150C, suhu optimum 250C, dan suhu maksimum 450C.
5
b. Kelembapan
Kelembapan tanah, udara, dan tempat hidup di sekitar bunga merupakan faktor
penting yang mempengaruhi distribusi dan kegiatan pollinator di tempat tersebut.
Dalam kelembapan yang sesuai, pollinator lebih tahan terhadap suhu ekstrim.
c. Cahaya
Cahaya adalah factor ekologi yang besar pengaruhnya terhadap pollinator seperti
perubahan arah terbang, karena banyak pollinator yang mempunyai reaksi positif
terhadap cahaya.
d. Angin
Angin dapat berpengaruh terhadap proses penguapan badan pollinator dan dapat
ikut berperan dalam penyebaran atau distribusi pollinator dari satu bunga ke
bunga lain, akan tetapi angin yang kencang juga dapat membunuh beberapa
pollinator seperti kupu-kupu.
e. Makanan
Makanan dengan kualitas yang cocok dan kuantitas cukup yang diperoleh
pollinator berasal dari bunga akan menyebabkan naiknya populasi dengan cepat,
sebaliknya makanan dengan kualitas yang tidak cocok dan kuantitas kurang akan
menyebabkan kenaikan populasi yang lambat.
f. Musuh alami
Musuh alami pollinator akan mengganggu dan menghambat aktivitas pollinator,
begitu juga kompetisi antar pollinator pada tanaman berbunga yang sama.
2. Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan :
a. Mengetahui berbagai jenis pollinator di lingkungan kampus UNS.
b. Mengetahui banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya ditinjau dari
jenis tanaman dan waktu pengamatan di lingkungan kampus UNS.
B. ALAT, BAHAN, DAN METODE
1. Waktu dan Tempat
Waktu praktikum dilaksanakan pada tanggal 3-5 Januari 2013.
Tempat:
a. Taman samping Dekanat FMIPA UNS
b. Taman depan Boulevard UNS
6
c. Taman samping Rektorat UNS
2. Daftar Alat dan Bahan
a. Alat perekam (kamera)
b. Alat tulis
c. Counter
d. Timer
3. Cara Kerja
a. Mencari dan menentukan empat jenis tanaman berbunga yaitu tanaman Zinnia
elegans (kembang kertas), Bougenville spectabillis (bougenvil), Ixora paludesa
(asoka), dan Arachis pintoi (kacang-kacangan).
b. Mengamati aktivitas pollinator (jenis dan frekuensi kunjungan) pada pagi, siang
dan sore hari. Masing-masing waktu terdapat 3 kali pengulangan.
c. Mengamati karakteristik bunga pada tanaman seperti: warna mahkota, jenis
bunga, kelengkapan bunga, bau, dan jumlah bunga dalam satu tanaman.
d. Mendeskripsikan keadaan lingkungan di sekitar tanaman berbunga pada pagi,
siang, dan sore hari.
e. Mencatat dan mengambil gambar berbagai jenis pollinator yang berhasil diamati
dan frekuensi kunjungannya.
f. Memasukkan hasil pengamatan pada tabel data hasil pengamatan.
g. Menganalisis hasil pengamatan secara deskriptif kuantitatif dalam bentuk grafik.
h. Menarik kesimpulan.
4. Variabel
a. Variabel terikat:
- Banyaknya jenis pollinator
- Frekuensi kunjungan pollinator
b. Variabel bebas:
- Jenis tanaman berbunga
- Waktu pengamatan
5. Analisis data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dalam bentuk
grafik.
7
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tabel Data Hasil Pengamatan
Jenis Tanaman
WAKTU
PAGI SIANG SORE
∑ Jenis Polinator Frekuensi ∑ Jenis Polinator Frekuensi ∑ Jenis Polinator Frekuensi
Zinnia elegans 1. Eurema hecabe
2. Eurema andersonii
3. Hypolimnas bolina
4. Hypolimnas
misippus
5. Junonia hedonia
6. Kupu garis kuning
7. Apis sp
20
6
1
3
1
6
2
1. Eurema hecabe
2. Eurema andersonii
3. Hypolimnas bolina
4. Hypolimnas
misippus
5. Kupu garis kuning
6. Apis sp
20
5
2
1
3
1
1. Hypolimnas bolina
2. Kupu garis kuning
3
5
JUMLAH 7 39 6 32 2 8
Bougenville spectabilis 1. Kupu garis kuning
2. Apis sp
3. Lasius fuliginosus
4. Borbo cinnara
2
2
3
1
1. Eurema hecabe
2. Lasius fuliginosus
3. Apis sp
4. Kupu garis kuning
5. Borbo cinnara
6. Musca domestica
7
1
7
7
2
1
1. Apis sp 1
JUMLAH 4 8 6 25 1 1
Ixora paludesa 1. Troides helena 2 1. Troides helena 6 1. Troides helena 2
8
2. Borbo cinnara 1 2. Eurema hecabe
3. Eurema andersonii
4. Pieris napi
5. Borbo cinnara
6. Oecophylla
smaragdina
5
1
1
1
1
2. Pieris napi
3. Oecophylla
smaragdina
1
5
JUMLAH 2 3 6 15 3 8
Arachis pintoi 1. Borbo cinnara
2. Coccinella
septempunctata
3. Lasius fuliginosus
4. Oecophylla
smaragdina
1
2
3
2
1. Kupu putih
2. Apis sp
3. Lasius fuliginosus
4. Borbo cinnara
10
14
1
2
1. Apis sp 1
JUMLAH 4 8 5 28 1 1
9
TABEL KARAKTERISTIK BUNGA
Jenis Tanaman Karakteristik Bunga Deskripsi
Zinnia elegans Warna mahkota bunga
Jenis bunga
Kelengkapan bunga
Bau
Jumlah bunga dalam 1 tanaman
Merah
Bunga majemuk, bunga sempurna
Bunga lengkap
Harum
3
Bougenville spectabilis Warna mahkota bunga
Jenis bunga
Kelengkapan bunga
Bau
Jumlah bunga dalam 1 tanaman
Ungu dan putih
Bunga majemuk, bunga sempurna
Bunga tidak lengkap
Tidak berbau
±30 kelompok bunga
Ixora paludesa Warna mahkota bunga
Jenis bunga
Kelengkapan bunga
Bau
Jumlah bunga dalam 1 tanaman
Merah
Bunga majemuk, bunga tidak sempurna
Bunga tidak lengkap
Tidak berbau
±50 kelompok bunga
Arachis pintoi Warna mahkota bunga
Jenis bunga
Kelengkapan bunga
Kuning
Bunga tunggal, bunga sempurna
Bunga lengkap
10
Bau
Jumlah bunga dalam 1 tanaman
Tidak berbau
7
TABEL DESKRIPSI LINGKUNGAN
Jenis Tanaman Waktu Deskripsi Lingkungan
Zinnia elegans PAGI Keadaan cuaca: Mendung setelah hujan
Suhu: 210C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Agak ramai, di pinggir jalan dilewati motor, mobil,
dan bis kampus
SIANG Keadaan cuaca: Cerah
Suhu: 320C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Ramai, di pinggir jalan dilewati motor, mobil, dan bis
kampus
SORE Keadaan cuaca: Mendung
Suhu: 280C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Sepi
Bougenville spectabilis PAGI Keadaan cuaca: Mendung
Suhu: 210C
11
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Ramai dan padat
SIANG Keadaan cuaca: Cerah
Suhu: 320C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Sepi
SORE Keadaan cuaca: Mendung
Suhu: 280C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Agak ramai
Ixora paludesa PAGI Keadaan cuaca: Mendung
Suhu: 200C
Lingkungan ternaung
Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari
lalu lalang manusia
SIANG Keadaan cuaca: Cerah
Suhu: 280C
Lingkungan ternaung
Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari
lalu lalang manusia
SORE Keadaan cuaca: Mendung
12
Suhu: 260C
Lingkungan ternaung
Aktivitas manusia: Sepi, bunga di tengah taman sehingga agak jauh dari
lalu lalang manusia
Arachis pintoi PAGI Keadaan cuaca: Mendung
Suhu: 210C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Ramai dan padat
SIANG Keadaan cuaca: Cerah
Suhu: 320C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Sepi
SORE Keadaan cuaca: Mendung
Suhu: 280C
Lingkungan terbuka
Aktivitas manusia: Ramai dan padat
13
2. Interpretasi Data dan Analisisnya
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tentang banyaknya jenis
pollinator dan frekuensi kunjungan yang didapat dari berbagai jenis tanaman dan
waktu pengamatan yang berbeda di lingkungan kampus UNS. Interpretasi data dan
analisisnya menggunakan deskriptif kuantitatif dalam bentuk grafik.
a. Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan jenis tanaman
Berikut disajikan tabel hasil pengamatan banyaknya jenis pollinator dan frekuensi
kunjungan ditinjau dari jenis tanaman:
No Jenis Tanaman ∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan
1 Zinnia elegans 7 79
2 Bougenville spectabillis 6 34
3 Ixora paludesa 6 26
4 Arachis pintoi 7 37
Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan grafik jenis pollinator dan frekuensi
kunjungan ditinjau dari jenis tanaman adalah sebagai berikut:
Zinnia elegans Bougenville spectabillis
Ixora paludesa Arachis pintoi0
102030405060708090
Grafik Jenis Polinator dan Frekuensi Kun-jungan Ditinjau dari Jenis Tanaman
∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan
Jenis Tanaman
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi
terdapat di tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi dalam jumlah yang sama.
14
Sedangkan tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora paludesa memiliki jenis
pollinator terendah dengan jumlah yang sama pula. Berdasarkan grafik di atas
terlihat bahwa frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia
elegans. Sedangkan tanaman Ixora paludesa memiliki frekuensi kunjungan
pollinator terendah.
b. Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan waktu pengamatan
Berikut disajikan tabel hasil pengamatan banyaknya jenis pollinator dan frekuensi
kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan:
No Waktu pengamatan ∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan
1 PAGI 12 56
2 SIANG 13 102
3 SORE 6 18
Berdasarkan tabel di atas, dapat digambarkan grafik jenis pollinator dan frekuensi
kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan adalah sebagai berikut:
PAGI SIANG SORE0
20
40
60
80
100
120
Grafik Jenis Polinator dan Frekuensi Kun-jungan Ditinjau dari Waktu Pengamatan
∑ jenis pollinator Frekuensi kunjungan
Waktu Pengamatan
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi
terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari jenis pollinator memiliki
jumlah terendah. Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa frekuensi kunjungan
15
pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari
frekuensi kunjungan pollinator memiliki jumlah terendah.
3. Pembahasan
Hasil pengamatan aktivitas pollinator di lingkungan kampus UNS
diidentifikasi untuk mengetahui berbagai jenis pollinator di lingkungan kampus UNS
dan mengetahui banyaknya jenis pollinator serta frekuensi kunjungannya ditinjau dari
jenis tanaman dan waktu pengamatan di lingkungan kampus UNS. Lingkungan
kampus UNS memiliki tanah yang subur sehingga terdapat beberapa jenis tanaman
berbunga. Banyaknya keanekaragaman tanaman berbunga di lingkungan kampus
telah mengundang beberapa jenis serangga yang sekaligus berperan sebagai
pollinator. Beberapa jenis tanaman berbunga yang kami amati tersebut antara lain:
a. Zinnia elegans
Klasifikasi tanaman Zinnia elegans (kembang kertas) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
OrdoFamili : Asteraceae
Genus : Zinnia
Spesies : Zinnia elegans Jacq.
Bunga yang termasuk dalam famili
Asteraceae ini memiliki bunga
majemuk yang terdiri dari banyak
bunga kecil yang disebut floret.
Tanaman Zinnia elegans yang kami
amati memiliki warna mahkota
bunga merah dengan floret berwarna
kuning, serta bentuk bunganya
terdiri dari satu lapis kelopak bunga.
Karena bunga ini memiliki semua
16
bagian bunga maka termasuk jenis bunga lengkap. Selain itu, juga tergolong
dalam bunga sempurna sebab mempunyai putik dan benang sari. Jumlah bunga
dalam satu tanaman yang diamati adalah 3 bunga dengan bau yang harum.
Tanaman ini terdapat pada area yang terbuka di taman samping dekanat FMIPA
UNS yang juga bersebelahan dengan jalan kampus. Tanaman Zinnia elegans
umumnya bereproduksi dengan penyerbukan yang dilakukan oleh serangga atau
angin. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang
melakukan aktivitas pada tanaman Zinnia elegans, diantaranya:
1) Eurema hecabe
2) Eurema andersonii
3) Hypolimnas bolina
4) Hypolimnas misippus
5) Junonia hedonia
6) kupu garis kuning
7) Apis sp
1)
Eua h
E. hecabe E. andersonii H. bolina H. misippus
17
J. hedonia Kupu garis kuning Apis sp.
b. Bougenville spectabilis
Klasifikasi tanaman
Bougenville spectabilis
(bunga bugenvil) adalah
sebagai berikut:
Kerajaan :Plantae
Divisi
:Magnoliophyta
Kelas
:Magnoliopsida
Ordo
:Caryophyllales
Famili :Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies:Bougainvillea spectabilis
Bunga bougenville termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tumbuh pada ketiak
daun. Bagian-bagian dari bunga bougenville yaitu tenda bunga, tangkai bunga,
kepala putik, tangkai putik, benang sari, dan tangkai sari. Dengan bagian-bagian
seperti itu, bunga bougenville tergolong bunga tidak lengkap, namun merupakan
18
bunga sempurna. Bunga bougenville dapat dibilang bunga yang unik, karena
bunganya tumbuh pada tenda bunga (perigonium). Pada setiap kelompok bunga
selalu terdapat tiga bunga, masing-masing dengan satu daun pemikat yang
berkumpul menjadi satu kelompok, seakan-akan hanya merupakan satu bunga
saja. Daun pemikat pada tanaman bougenvil yang kami amati berwarna putih dan
merah muda serta tidak berbau. Bunga bougenvil tersebut berada di lingkungan
UNS terutama di sepanjang UNS Boulevard dalam area terbuka. Jumlah bunga
dalam satu tanaman yang kami amati sebanyak ±30 kelompok bunga yang tidak
berbau. Pada pengamatan kali ini, didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang
melakukan aktivitas pada tanaman Bougenville spectabilis, diantaranya:
1) Lasius fuliginosus
2) Musca domestica
3) Borbo cinnara
4) Apis sp
5) Eurema hecabe
6) Kupu garis kuning
L. fuliginosus Kupu garis kuning M. domestica B. cinnara
c. Ixora paludesa
Klasifikasi tanaman Ixora paludesa (bunga asoka) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
19
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Ixora
Spesies : Ixora paludosa
Ixora paludosa merupakan
tanaman berbunga
majemuk. Bunga asoka
terdiri dari ibu tangkai
bunga (pedunculus), yaitu
cabang yang mendukung
bunga majemuk tadi,
pedicellus (tangkai bunga)
yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya, dan brachtea (daun-daun
pelindung), yaitu bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang
ibu tangkai atau tangkai bunganya. Pada bunga asoka terdapat calyx (kelopak)
yang berwarna hijau. Selain itu, terdapat juga corolla (mahkota bunga) yang
berwarna merah. Ixora paludosa ini merupakan tanaman yang berbunga betina
(flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari melainkan hanya
putik saja. Oleh karena itu, bunga asoka termasuk bunga tidak lengkap dan bunga
tidak sempurna.
Tanaman Ixora paludosa yang kami amati berbentuk malai rata sehingga
seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang
datar atau agak melengkung dan tidak berbau. Tanaman ini terdapat di lingkungan
ternaung di tengah taman samping rektorat UNS. Jumlah bunga dalam satu
tanaman yang kami amati berjumlah ±50 bunga. Pada pengamatan kali ini,
didapatkan beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada
tanaman Ixora paludosa, diantaranya:
1) Troides helena
2) Borbo cinnara
3) Oecophylla smaragdina
4) Pieris napi
5) Eurema hecabe
6) Eurema andersonii
20
T. helena B. cinnara O. smaragdina P. napi
d. Arachis pintoi
Klasifikasi tanaman Arachis
pintoi (bunga kacang-kacangan)
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis pintoi
Bunga kacang-kacangan mulai
muncul dari ketiak daun pada
bagian bawah tanaman. Bunga
berbentuk kupu-kupu, berukuran
kecil, dan terdiri atas lima daun
21
tajuk. Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga sebenarnya adalah
tabung kelopak. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning. Bunga ini tergolong
bunga lengkap dan bunga sempurna. Bunga kacang-kacangan yang kami amati
digunakan sebagai penutup tanah dan tanaman penghias di sebagian wilayah
kampus UNS pada area terbuka. Jumlah bunga dalam satu tanaman yang kami
amati sebanyak 7 bunga yang tidak berbau. Pada pengamatan kali ini, didapatkan
beberapa serangga (pollinator) yang melakukan aktivitas pada tanaman Arachis
pintoi, diantaranya:
1) Coccinella septempunctata
2) Kupu putih
3) Apis sp.
4) Borbo cinnara
5) Musca domestica
6) Oecophylla smaragdina
7) Lasius fuliginosus
C. septempunctata Kupu putih Apis sp.
Berdasarkan hasil pengamatan berbagai jenis tanaman di lingkungan kampus
UNS, serangga pollinator yang berhasil kami amati di kampus UNS terdapat 4 ordo
yaitu Hymenoptera (lebah, semut), Lepidoptera (kupu-kupu), Coleoptera (kepik), dan
Diptera (lalat). Ordo Lepidoptera adalah ordo pollinator yang paling banyak jenisnya
yang dijumpai di kampus UNS, diantaranya terdapat famili Pieridae, Nymphalidae,
Papilionidae, dan Hesperiidae. Disusul dengan ordo Hymenoptera yang terdiri dari
famili Apidae dan Formicidae. Kemudian ordo Coleoptera dengan famili
Coccinellidae, dan ordo Diptera dengan famili Muscidae.
22
Pollinator yang mendominasi adalah jenis Eurema hecabe, Borbo cinnara, dan
Apis sp, jenis tersebut beraktivitas di 3 tanaman dari 4 tanaman yang kami amati. Hal
ini disebabkan karena Eurema hecabe bersifat polifag yaitu dapat berkembang biak
meski berada pada habitat yang terganggu. Larva kupu-kupu polifag lebih bertahan
hidup pada kondisi keragaman tumbuhan inang yang rendah. Sedangkan Borbo
cinnara, merupakan penerbang yang sangat cepat, sehingga distribusi penyebaran
jenis mereka luas. Selain itu, tanaman inang larva Borbo cinnara adalah tumbuhan
Poaceae (rumput) yang sangat beragam, sehingga keberadaan jenis ini dapat
mendominasi aktivitas pollinator di lingkungan. Apis sp juga mendominasi karena
merupakan pollinator yang berkoloni dan pollinator yang punya daya jelajah yang
tinggi (Rohman, 2008). Untuk lebih jelasnya, beberapa jenis pollinator yang berhasil
kami amati tersebut adalah sebagai berikut:
a. Eurema hecabe
Klasifikasi Eurema hecabe adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pieridae
Genus : Eurema
Species : Eurema hecabe
Ciri khas dari jenis ini yaitu terdapat dua spot, bercak pada pangkal sayap
depan. Pada ujung atas sayap depan ada beberapa variasi, ada yang polos, ada
yang memiliki sapuan warna coklat. Sayap atas berwarna kuning dengan tepi
hitam. Bagian bawah ditandai dengan titik-titik merah yang tidak beraturan.
Betina umumnya lebih pucat dengan garis tepi hitam yang lebih lebar. Jenis ini
adalah yang paling umum dan jumlahnya sangat melimpah. Jenis ini dapat
ditemui berkumpul di daerah lembab berair. Dalam fase ulat berwarna hijau
kekuningan dengan garis lateral yang pucat.
23
b. Eurema andersonii
Klasifikasi Eurema andersonii adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pieridae
Genus : Eurema
Species : Eurema andersonii
Jenis ini memiliki ciri adanya satu spot, bercak pada pangkal sayap depan.
Pada ujung atas sayap depan tidak ada blok warna coklat. Kalaupun ada unsur
warna coklat, ukurannya hanya kecil dan tipis.
c. Hypolimnas bolina
Klasifikasi Hypolimnas bolina adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Hypolimnas
Species : Hypolimnas
bolina
Hal yang paling menarik dari jenis ini adalah banyaknya variasi jenis
warna (polimorfisme), khususnya pada betina. Merupakan salah satu jenis kupu-
kupu yang paling bervariasi di dunia, karena betina memiliki lebih dari setengah
lusin bentuk. Ravina (foto) adalah bentuk yang paling umum. Sedangkan jantan
berwarna biru tua pada bagian atas dengan bulatan berbentuk telur berwarna
putih pada masing-masing sayap dan area lebih kecil berwarna putih di ujung
atas sayap depan. Bentuk larvanya bersembunyi dari predator dengan berada di
24
bagian bawah daun yang dekat dengan tanah. Ulat berubah menjadi kepompong di
sekitar semak-semak.
d. Hypolimnas misippus
Klasifikasi Hypolimnas misippus adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Hypolimnas
Species : Hypolimnas
misippus
Jenis ini digolongkan ke dalam famili Nymphalidae. Kupu-kupu jantan
memiliki sayap dengan warna hitam kecoklatan. Pada sayap depan terdapat spot
(bintik) putih berbentuk oval yang lebar diantara urat sayap 3 dan 7. Spot dengan
ukuran yang lebih kecil juga terdapat pada bagian apex sayap. Spot tersebut
dilintasi oleh urat sayap yang berwarna hitam dan dibatasi atau dikelilingi dengan
spot yang berwarna-warni tampak seperti warna biru atau ungu yang hanya
kelihatan pada bagian sudut tertentu. Sayap belakang mempunyai spot yang lebih
besar tetapi urat sayap yang melintasinya berwarna kekuningan dan tidak
menyolok atau tampak jelas dari sayap bagian depan. Antena, kepala, thorax dan
abdomen berwarna coklat gelap.
e. Junonia hedonia
Klasifikasi Junonia hedonia adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Nymphalidae
Genus : Junonia
Species : Junonia hedonia
25
Digolongkan ke dalam famili Nymphalidae karena memiliki ciri khas pada
ujung sayap depan membentuk sudut. Kupu-kupu jenis ini memiliki bentangan
sayap ±6 cm. Tepi sayap bergelombang, berwarna orange kecoklatan dengan
serbuk yang tebal dan apabila serbuk tersebut hilang maka warna hitam yang akan
muncul. Pada sayap bagian dorsal berwarna orange kecoklatan. Permukaan atas
sayap memiliki perbatasan dua garis-garis gelap di sekitar tepi luar. Pada sayap
belakang memiliki lima titik mata kecil dengan pinggiran hitam dan terdapat 1
bintik di tengahnya.
f. Kupu garis kuning
Klasifikasi adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Papilionidae
g. Apis sp.
Klasifikasi Apis sp. adalah sebagai berikut:
Lebah madu mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genus Apis, dari
sekitar 20.000 spesies yang ada. Saat ini dikenal sekitar 44 subspesies. Mereka
memproduksi dan menyimpan madu yang dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu
mereka juga membuat sarang dari malam, yang dihasilkan oleh para lebah pekerja
di koloni lebah madu. Anggota Apidae dicirikan dengan adanya corbicula (pollen
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Apidae
Genus:Species:
ApisApis sp.
26
basket) pada permukaan luar tibia tungkai belakang. Fungsi corbicula adalah
untuk membawa serbuksari dan material pembuat sarang. Selain corbicula,
Apidae juga memiliki rambut pada tubuhnya dan probosis yang panjang. Struktur-
struktur inilah yang menjadikan Apidae sebagai serangga penyerbuk utama pada
berbagai tanaman.
h. Lasius fuliginosus
Klasifikasi Lasius fuliginosus adalah sebagai berikut:
Ordo : Hymenoptera
Divisi : Holometabola
Klas : Insecta
Famili : Formicidae
Genus : Lasius
Species : Lasius fuliginosus
Lasius fuliginosus adalah spesies semut dalam famili Formicidae. Semut
pekerja memiliki warna hitam mengkilap dan panjang sekitar 3-5 mm, semut
betina lebih besar (7-9 mm) dan jantan lebih kecil (mencapai panjang 3-4 mm).
Kepalanya berbentuk hati. Spesies ini membangun sarang di pohon menggunakan
campuran dari kayu yang dikunyah dengan air liur. Dalam ekosistem, spesies ini
berperan sebagai dekomposer, pollinator, penggeli, predator dan indikator
lingkungan. Interaksinya dengan organisme lain berkontribusi terhadap sumber
makanan dan kompleksitas ekosistem.
i. Musca domestica
Klasifikasi Musca domestica adalah sebagai berikut:
Kingdom :Animalia
Phylum :Arthoropoda
Kelas :Hexapoda
Ordo :Diptera
Family :Muscidae
Genus :Musca
Spesies : Musca domestica
Ukuran lalat dewasa adalah 8-12 mm. Dada berbentuk abu-abu, dengan
empat garis gelap yang memanjang di bagian belakang. Seluruh tubuh ditutupi
27
dengan rambut. Spesies betina sedikit lebih besar dari spesies jantan, dan
memiliki banyak ruang mata majemuk dan lebih besar. Seperti Diptera lain yang
berarti "bersayap dua", lalat ini hanya memiliki sepasang sayap. Lalat rumah
(Musca sp.) dapat saja bermanfaat sebagai pollinator, tetapi karena lalat ini hanya
dapat terbang dalam jarak pendek maka bisa disiasati untuk menarik mereka
misalnya dengan memberikan kompos atau residu tumbuhan yang sedang
membusuk sebagai tempat berkembang biak. Serangga yang dapat terbang ini
akan memfasilitasi penyerbukan geitonogami dan xenogami.
j. Borbo cinnara
Klasifikasi Borbo cinnara adalah sebagai berikut:
Jenis ini adalah kupu-kupu dalam famili Hesperiidae, yang tubuhnya padat
dengan sayap dan diposisikan dalam bentuk V segitiga. Sayap berwarna coklat
dengan ornamen bintik-bintik putih. Pada fase larva, tanaman inangnya adalah
tumbuhan Poaceae (rumput) yang sangat beragam. Habitatnya ada di semua
rerumputan, padang rumput, pinggir jalan. Antena pendek, tubuh kekar, dan
mempunyai tiga pasang kaki untuk berjalan. Mereka penerbang yang sangat cepat,
dan sering membuat gerakan sayap secara kabur. Spesies dewasa memiliki
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Order: Lepidoptera
Family: Hesperiidae
Genus: Borbo
Species: Borbo cinnara
28
probicscises panjang dan memakan bunga nektar, tetapi beberapa juga mengambil
nutrisi dari kotoran burung.
k. Troides helena
Klasifikasi Troides helena adalah sebagai berikut:
Kingdom :Animalia
Phylum :Artropoda
Class :Insecta
Ordo :Lepidoptera
Superfam :Papilionoidea
Familia :Papilionidae
Genus :Troides
Species :Troides helena
Troides helena merupakan spesies kupu-kupu besar yang disebut juga
Common Birdwing. Bentangan sayapnya berkisar antara 13 sampai 17 cm. Kupu-
kupu ini termasuk dalam family Papilionidae. Tubuh dan sayap Troides helena
biasanya berwarna gelap dengan sayap bagian bawah berwarna kuning keemasan
dengan bintik hitam. Perbedaan mencolok antara jantan dan betina adalah, kupu-
kupu betina memiliki tubuh yang lebih besar daripada kupu-kupu jantan.
l. Oecophylla smaragdina
Klasifikasi Oecophylla smaragdina adalah sebagai berikut:
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Order: Hymenoptera
Keluarga: Formicidae
Genus: Oecophylla
Spesies: Oecophylla smaragdina
29
Semut ini memiliki sebutan semut rangrang. Cara hidup semut ini dengan
merajut daun-daun pada pohon untuk membuat sarang. Semut ini menyukai udara
segar sehingga tidak mungkin ditemukan di dalam rumah. Hal itu pula yang
menyebabkan mengapa mereka tidak membuat sarang di dalam tanah, melainkan
pada pohon. Selain perilakunya yang khas dalam membuat sarang, tubuh semut
rangrang lebih besar dan perilakunya lebih agresif daripada semut lainnya. Selain
butuh protein, semut rangrang memerlukan makanan tambahan berupa gula.
Untuk mendapatkan gula, semut rangrang lebih suka mencari cadangan gula
seperti embun madu (yang dikeluarkan oleh serangga pengisap cairan tanaman)
atau nektar. Embun madu tersebut diperlukan sebagai energi tambahan pada
periode awal pembangunan sarang. Maka, ketika membangun sarang, semut
rangrang mencari daun-daun muda yang dihuni oleh serangga penghasil embun
madu dan memasukkannya ke dalam sarang.
m. Pieris napi
Klasifikasi Pieris napi adalah sebagai berikut:
Kupu-kupu ini
dapat ditemukan
di berbagai
lokasi, termasuk
taman, kebun,
padang rumput,
hutan, tanaman pagar, di mana terdapat sumber
nektar. Urat-urat di sayap betina biasanya lebih jelas daripada jantan. Spesies ini
bertelur pada tanaman liar di taman dan kebun. Spesies ini cocok di tempat yang
lembab, tetapi juga dapat ditemukan di habitat kering dan terbuka. Spesies jantan
muncul beberapa hari lebih awal dari betina, dan menghabiskan banyak waktu
untuk mencari pasangan serta mengambil nektar.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insekta
Ordo: Lepidoptera
Famili: Pieridae
Upafamili: Pierinae
Bangsa: Pierini
Genus:Spesies:
PierisPieris napi
30
n. Coccinella septempunctata
Klasifikasi Coccinella septempunctata adalah sebagai berikut:
Spesies dewasa bisa mencapai panjang tubuh 7,6-10 mm. Habitat dan
warna yang mencolok dimaksudkan untuk tidak menarik pemangsanya. Spesies
ini dapat mengeluarkan cairan dari sendi di kaki yang memberikan bau busuk.
Spesies ini mempertahankan diri dengan berpura-pura mati dan mengeluarkan zat
untuk melindungi diri.
o. Kupu putih
Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pieridae
Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan
berdasarkan jenis tanaman
Hasil pengamatan aktivitas pollinator ditinjau dari jenis tanaman disajikan
pada grafik jenis pollinator dan frekuensi kunjungan ditinjau dari jenis tanaman. Dari
grafik tersebut diketahui bahwa banyaknya jenis pollinator tertinggi terdapat pada
tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi dalam jumlah yang sama. Sedangkan
tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora paludesa memiliki jenis pollinator
terendah dengan jumlah yang sama pula. Data frekuensi kunjungan pollinator
tertinggi terdapat pada tanaman Zinnia elegans. Sedangkan tanaman Ixora paludesa
memiliki frekuensi kunjungan pollinator terendah.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Coleoptera
Famili:Genus:Species:
CoccinellidaeCoccinellaCoccinella septempunctata
31
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, telihat bahwa pollinator banyak
beraktivitas pada bunga yang memiliki warna mencolok yaitu pada tanaman Zinnia
elegans yang bermahkota bunga merah dan Arachis pintoi yang bermahkota bunga
kuning. Kedua tanaman ini sama-sama memiliki mahkota bunga berwarna mencolok
dan bertempat di area terbuka, sehingga banyaknya jenis pollinator sama-sama
menunjukkan angka paling tinggi. Namun, untuk frekuensi kunjungan pollinator yang
menduduki peringkat tertinggi adalah tanaman Zinnia elegans, setelah itu tanaman
Arachis pintoi. Hal ini mungkin disebabkan karena pengaruh aktivitas manusia di
sekitarnya. Aktivitas manusia di lingkungan sekitar tanaman Arachis pintoi lebih
padat dan ramai daripada tanaman Zinnia elegans. Hal inilah yang membuat frekuensi
kunjungan pollinator tanaman Arachis pintoi lebih sedikit daripada tanaman Zinnia
elegans karena terganggu aktivitas manusia di sekitarnya.
Frekuensi kunjungan pollinator yang datang pada bunga dituntun oleh warna
perhiasan bunga, bentuk dan aroma (Erniwati, 2005). Berdasarkan hasil pengamatan,
banyaknya jenis pollinator terendah terdapat pada tanaman Bougenville spectabilis,
tanaman ini memiliki mahkota bunga berwarna putih dan ungu pucat serta tidak
beraroma, hal inilah yang menyebabkan pollinator kurang tertarik. Sedangkan
tanaman Ixora paludesa sebenarnya juga memiliki mahkota bunga berwarna
mencolok yaitu merah, tapi banyaknya jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya
menunjukkan angka yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena kunjungan
pollinator ternyata juga dipengaruhi oleh suhu dan cahaya (Rohman, 2008). Lokasi
tanaman Ixora paludesa yang berada di area ternaung membuat cahaya yang masuk
pada tempat tersebut sedikit sehingga berpengaruh pada suhu dan kelembapan udara.
Pada suhu yang rendah dibawah suhu optimum, pollinator akan sedikit melakukan
aktivitas. Hal ini disebabkan karena sebagian besar serangga pollinator merupakan
hewan berdarah panas (homoiterm) sehingga dalam beraktivitas hewan tersebut harus
membutuhkan suhu lingkungan yang sesuai dengan suhu tubuhnya.
Jenis pollinator dan frekuensi kunjungan berdasarkan waktu
pengamatan
Pengamatan pollinator dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari. Masing-
masing waktu terdapat 3 kali pengulangan. Hasil pengamatan aktivitas pollinator
ditinjau dari waktu pengamatan disajikan pada grafik jenis pollinator dan frekuensi
kunjungan ditinjau dari waktu pengamatan. Waktu pengamatan bertepatan dengan
32
musim penghujan sehingga cuaca pada pagi hari masih terlihat mendung dan
menunjukkan suhu yang dingin. Berdasarkan penelitian Rohman, suhu
mempengaruhi aktivitas pollinator, pada suhu yang dingin pollinator akan berada di
sarang dan belum melakukan aktivitas. Hal inilah yang menyebabkan aktivitas
pollinator masih sedikit pada pagi hari. Beranjak siang hari, cuaca menjadi cerah dan
menunjukkan suhu optimal saat matahari paling tinggi. Pada siang hari inilah,
pollinator mulai memperlihatkan aktivitasnya. Hal ini terlihat dari banyaknya jenis
pollinator dan frekuensi kunjungan yang menunjukkan angka paling tinggi ketika
siang hari.
Pada sore hari, jenis pollinator dan frekuensi kunjungannya paling sedikit. Hal
ini dikarenakan volume nektar dan ketersediaan serbuk sari sudah berkurang.
Kunjungan pollinator pada bunga dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas nectar pada
bunga. Jika kuantitas nectar tinggi maka pollinator yang berkunjung memiliki jenis
beragam dengan frekuensi kunjungan yang tinggi dan sebaliknya. Pollinator menjadi
kurang aktif jika makanan di dalam bunga berkurang. Hal ini mungkin berkaitan
dengan efissiensi energy oleh pollinator dalam mengeksploitasi makanannya.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Serangga pollinator yang berhasil kami amati di kampus UNS terdiri dari 4 ordo
yaitu Hymenoptera (lebah, semut), Lepidoptera (kupu-kupu), Coleoptera (kepik),
dan Diptera (lalat).
b. Jenis pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans dan Arachis pintoi
dalam jumlah yang sama. Sedangkan tanaman Bougenville spectabilis dan Ixora
paludesa memiliki jenis pollinator terendah dengan jumlah yang sama pula.
Frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat di tanaman Zinnia elegans.
Sedangkan tanaman Ixora paludesa memiliki frekuensi kunjungan pollinator
terendah.
c. Jenis pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari. Sedangkan ketika sore hari
jenis pollinator memiliki jumlah terendah. Berdasarkan grafik di atas terlihat
bahwa frekuensi kunjungan pollinator tertinggi terdapat ketika siang hari.
Sedangkan ketika sore hari frekuensi kunjungan pollinator memiliki jumlah
terendah.
2. Saran-Saran
33
a. Perlu adanya kegiatan praktikum lebih lanjut mengenai aktivitas berbagai jenis
pollinator di lingkungan kampus UNS.
b. Perlu adanya kegiatan pelestarian tanaman berbunga untuk memperkaya jenis
pollinator di lingkungan kampus UNS.
c. Perlu adanya kesadaran untuk menjaga kelestarian lingkungan UNS beserta segala
jenis polinatornya.
DAFTAR PUSTAKA
Alan Louey Yen. Edible Insects and Other Invertebrates in Australia: Future Prospects. Biosciences Research Division, Department of Primary Industries 621 Burwood Highway, Knoxfield, Victoria, Australia.
34
Cholid M & Dwi Winarno. Pemberdayaan Serangga Penyerbuk & Tanaman Pemikat Untuk Meningkatkan Produktivitas Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Balai Penelitian Tanaman Tembakau & Serat. Malang.
Erniwati, dkk. 2005. Aktivitas Kunjungan Beberapa Jenis Lebah pada Bunga Apel & Jeruk di Jawa Timur. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Bio-LIPI.
Gulland & Cranston. 2000. The Insects: An Outline of Entomology.
Liferdi. 2008. Lebah Polinator Utama pada Tanaman Hortikultura. Iptek Hortikultura No. 04 Agustus 2008. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Solok.
M. Ali Efendi. 2009. Keragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera:Ditrysia) di Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat. Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.
M. Sedgley & J. Harbard. Department of Horticulture, Viticulture and Denology, Waite Agricultural Research Institute. The University of Adelaide. Glen Osmond. Ausy.
Noor Khomsah Kartikawati. Polinator pada Tanaman Kayu Putih. Balai Besar Penelitian Bioteknologi & Pemuliaan Tanaman Hutan. Yogyakarta.
Pollen Storage & Breeding System in Relation to Controlled Pollination of Four Species of Acacia.
Pujirianti. 2009. Keragaman, Efektivitas dan Perilaku Kunjungan Serangga Penyerbuk pada Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.: euphorbiaceae). Sekolah Pascasrajana IPB Bogor.
Rohman, Abdur. 2008. Skripsi Studi Keanekaragaman Polinator di Perkebunan Apel Organik dan Anorganik Desa Bumiaji Kota Batu. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang.
Lampiran 1FOTO DOKUMENTASI
35
Pengamatan pollinator Zinnia elegans
Pengamatan pollinator Bougenville spectabilis
Pengamatan pollinator Arachis pintoi
Pengamatan pollinator Ixora paludesa