laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
-
Upload
masweri -
Category
Engineering
-
view
58 -
download
12
Transcript of laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
1
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah perkembangan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat
manusia itu sendiri yang selalu berhasrat untuk mencari kebutuhan hidup dan
berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian perkembangan jalan saling
berkaitan dengan perkembangan umat manusia. Jalan raya merupakan salah satu
prasarana transportasi yang dapat menunjang pengembangan suatu wilayah.
Semakin lancar transportasi maka semakin cepat suatu wilayah berkembang.
Meningkatnya jumlah penduduk akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan
sarana transportasi, sehingga perlu dilakukan perencanaan jalan yang sesuai
dengan kebutuhan penduduk saat ini.
Untuk membangun ruas jalan raya baru maupun peningkatan yang
diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas jalan raya, tentu akan
memerlukan metoda efektif dalam perancangan maupun perencanaan agar
diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselamatan
pengguna jalan dan tidak mengganggu ekosistem.
Syarat-syarat yang diperlukan oleh jalan raya terutama adalah untuk
memperoleh :
a. Permukaan yang rata dengan maksud agar lalu lintas dapat berjalan dengan
lancar.
b. Mampu memikul berat kendaraan beserta beban yang ada diatasnya.
c. Dapat dilalui dengan aman dan nyaman sesuai dengan rencana.
Dewasa ini manusia telah mengenal sistem perencanaan jalan yang baik dan
mudah dikerjakan serta pola perencanaannya yang makin sempurna. Meskipun
demikian, seorang teknik sipil selalu dituntut untuk dapat merencanakan suatu
lintasan jalan yang paling efektif dan efisien dari alternatif-alternatif yang ada,
2
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
dengan tidak mengabaikan fungsi-fungsi dasar dari jalan. Oleh karena itu, dalam
merencanakan suatu lintasan jalan, seorang teknik sipil harus mampu
menyesuaikan keadaan di lapangan dengan teori-teori yang ada, sehingga akan
diperoleh hasil yang maksimal.
Dalam merencanakan suatu jalan raya, diinginkan pekerjaan yang relatif
mudah dengan menghindari pekerjaan galian (cut) dan timbunan (fill) yang besar.
Di lain pihak, kendaraan yang beroperasi di jalan raya menginginkan jalan yang
relatif lurus, tidak ada tanjakan atau turunan. Objek keinginan itu sulit kita jumpai
mengingat keadaan permukaan bumi yang relatif tidak datar, sehingga perlu
dilakukan perencanaan geometrik jalan, yaitu perencanaan jalan yang dititik
beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar
dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas. Faktor
yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, serta
karakteristik arus lalu lintas. Hal – hal tersebut haruslah menjadi bahan
pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang
gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang
diharapkan.
Selain itu, juga harus diperhatikan elemen – elemen dari perencanaan
geometrik jalan, yaitu :
1. Alinyemen horizontal
Pada gambar alinyemen horizontal, akan terlihat apakah jalan tersebut
merupakan jalan lurus, menikung ke kiri, atau ke kanan dan akan
digambarkan sumbu jalan pada suatu kontur yang terdiri dari garis lurus,
lengkung berbentuk lingkaran serta lengkung peralihan dari bentuk lurus ke
bentuk busur lingkaran. Pada perencanaan ini dititik beratkan pada
pemilihan letak dan panjang dari bagian – bagian trase jalan, sesuai dengan
kondisi medan sehingga terpenuhi kebutuhan akan pergerakkan lalu lintas
dan kenyamanannya.
3
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
2. Alinyemen vertikal
Pada gambar alinyemen vertikal, akan terlihat apakah jalan tersebut tanpa
kelandaian, mendaki atau menurun. Pada perencanaan ini, dipertimbangkan
bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai dengan kondisi medan dengan
memperhatikan fungsi - fungsi dasar dari jalan tersebut. Pemilihan
alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin
timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus dilakukan
3. Penampang melintang jalan
Bagian – bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada atau tidaknya
median, drainase permukaan, kelandaian serta galian dan timbunan.
Koordinasi yang baik antara bentuk alinyemen horizontal dan vertikal akan
memberikan keamanan dan kenyamanan pada pemakai jalan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari perencanaan suatu jalan raya adalah untuk merencanakan suatu
lintasan dan dimensi yang sesuai dengan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan
Raya (PPGJR) No. 13 tahun 1970, sehingga dapat menjamin keamanan dan
kelancaran lalu lintas. Dari perencanaan itu juga didapat suatu dokumen yang
dapat memperhitungkan bobot pekerjaan baik galian maupun timbunan, pekerjaan
tanah dan sebagainya sehingga bisa dilakukan perencanaan yang seekonomis
mungkin.
1.3 Ruang Lingkup Perencanaan
Dalam tugas rencana ini, perhitungan dilakukan terdiri dari beberapa
tinjauan. Peninjauan ini meliputi penentuan lintasan, alinyemen horizontal,
alinyemen vertikal, penampang melintang, dan kubikasi.
4
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
1.3.1 Trase rencana/penentuan lintasan
Penentuan lintasan meliputi perhitungan jarak lintasan, sudut azimut,
kemiringan jalan, elevasi jalan pada titik kritis, dan luas tampang.
1.3.2 Merencanakan alinyemen horizontal
Perencanaan alinyemen horizontal merupakan perencanaan tikungan
lengkap komponen-komponennya. Dalam perencanaan tikungan pada rancangan
ini meliputi:
Full Circle, digunakan pada tikungan yang mempunyai jari – jari besar dan
sudut tangen yang relatif kecil.
Spiral Circle Spiral, digunakan pada tikungan yang mempunyai jari – jari
kecil dan sudut tangen yang relatif besar.
1.3.3 Merencanakan alinyemen vertikal
Alinyemen vertikal ini merupakan proyeksi lintasan jalan pada bidang
tegak yang melalui sumbu jalan atau tegak lurus bidang gambar.
Perencanaan alinyemen vertikal ini terdiri dari lengkung vertikal cembung
dan lengkung vertikal cekung,dimana perencanaannya didasarkan pada beberapa
syarat, yaitu syarat keamanan, kenyaman dan drainase untuk masing-masing beda
kelandaian yang ada.
1.3.4 Pekerjaan galian (cut) dan timbunan (fill)
Cut dan fill yaitu pemotongan dan penimbunan pada keadaan tanah/muka
tanah yang telah ditentukan. Pada keadaan cut, tanah digunakan untuk mengisi ke
daerah fill dan apabila tidak cukup/kurang maka dapat diambil dari borrow pit,
seandainya kelebihan dapat dibuang ke disposal place, seperti halnya tanah
stripping.
5
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Perencanaan Geometrik Jalan
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang
dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi
dasar dari jalan, yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas
dan sebagai akses ke rumah-rumah. Ruang, bentuk, dan ukuran jalan dikatakan
baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan geometrik jalan raya adalah
kelas jalan, kecepatan rencana, keadaan topografi, standar perencanaan,
penampang melintang, volume lalu lintas, keadaan topografi, alinyemen
horizontal,alinyemen vertikal, dan bentuk tikungan.
2.1.1 Kelas jalan
Jalan dibagi dalam kelas-kelas yang penempatannya didasarkan pada
fungsinya juga dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang
diharapkan akan menggunakan jalan yang bersangkutan.
2.1.2 Kecepatan rencana
Kecepatan rencana yang dimaksud adalah kecepatan maksimum yang
diizinkan pada jalan yang akan direncanakan sehingga tidak menimbulkan bahaya
bagi pemakai jalan tersebut. Dalam hal ini harus disesuaikan dengan tipe jalan
yang direncanakan.
2.1.3 Keadaan topografi
Untuk memperkecil biaya pembangunan, maka suatu standar perlu
disesuaikan dengan keadaan topografi. Dalam hal ini, jenis medan dibagi dalam
6
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
tiga golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang dalam
arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan.
Tabel 2.1 Klasifikasi Medan dan Besarnya Lereng Melintang
Golongan Medan Lereng Melintang
Datar (D) 0 sampai 9%
Perbukitan (B) 10 sampai 24,9%
Pegunungan (G) > 25%
Adapun pengaruh keadaan medan terhadap perencanaan suatu jalan raya
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Tikungan : Jari-jari tikungan pada pelebaran perkerasan diambil sedemikian
rupa sehingga terjamin keamanan dan kenyamanan jalannya
kendaraan dan pandangan bebas harus cukup luas.
b. Tanjakan : Dalam perencanaan diusahakan agar tanjakan dibuat dengan
kelandaian sekecil mungkin.
2.1.4 Volume lalu lintas
Volume lalu lintas dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) yang
besarnya menunjukkan jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk kedua
jurusan. Dalam perencanaan ini volume lalu lintas berhubungan dengan penentuan
kelas jalan yang bermuara pada ukuran penampang melintang jalan.
2.2 Penentuan Lintasan
Berdasarkan peta topografi yang disediakan, dimana titik asal (origin) dan
tujuan (destination) telah ditentukan, dilakukan pencarian lintasan dengan
memperhatikan situasi medan. Kontur terus ditelusuri untuk mencari lintasan yang
sesuai dengan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya (PPGJR) No.13
tahun 1970 serta ketentuan-ketentuan lain yang diberikan pada perencanaan ini.
7
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Rumus-rumus yang digunakan dalam penentuan lintasan ini berdasarkan
buku ”Perencanaan Trase Jalan Raya” oleh Bukhari R.A dan Maimunah, tahun
2005.
2.2.1 Jarak lintasan
d A – Z = 22 )()( yAyZxAxZ …………………………..(2.1)
dengan:
d A – Z = jarak dari titik A ke titik Z
xA = koordinat titik A terhadap sumbu x
xZ = koordinat titik Z terhadap sumbu x
yA = koordinat titik A terhadap sumbu y
yZ = koordinat titik Z terhadap sumbu y
2.2.2 Sudut azimut
Δ M = arc tan
)(
)(
yMyZ
xMxZarc tan
)(
)(
yAyM
xAxM
……………………(2.2)
dengan:
ΔM = sudut di titik M (yang akan di cari)
xM = koordinat titik M terhadap sumbu x
yM = koordinat titik M terhadap sumbu y
xA = koordinat titik pada awal lintasan sebelum titik M, terhadap
sumbu x
yA = koordinat titik pada awal lintasan sebelum titik M, terhadap
sumbu y
xM = koordinat titik pada akhir lintasan sesudah titik M, terhadap
sumbu x
yM = koordinat titik pada akhir lintasan sesudah titik M, terhadap
sumbu y
8
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
2.2.3 Kemiringan jalan
i A-Z = %100xd
eAeZ
ZA
……………………………………………(2.3)
dengan:
i A-Z = kemiringan jalan dari titik awal ke titik akhir
eA = elevasi jalan pada titik awal
eZ = elevasi jalan pada titik akhir
d A-Z = jarak lintasan dari titik awal ke titik akhir
2.2.4 Elevasi jalan pada titik kritis
ek = eT + i x L................................................................................(2.4)
dengan:
ek = Elevasi muka jalan pada titik kritis
eT = elevasi muka jalan pada titik tinjauan
i = kemiringan lintasan pada titik kritis
L = jarak lintasan dari titik tinjauan ke titik kritis
2.2.5 Luas tampang
Untuk menghitung luas tampang digunakan rumus-rumus luas segitiga, segi
empat, dan trapesium.
2.3 Alinyemen Horizontal
Alinyemen horizontal adalah garis proyeksi sumbu jalan yang tegak lurus
pada bidang peta yang terdiri dari garis – garis lurus yang dihubungkan dengan
garis – garis lengkung yang dapat berupa busur lingkaran ditambah busur
peralihan ataupun lingkaran saja.
9
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian
tikungan, dimana terdapat gaya yang dapat melemparkan kendaraan ke luar
daerah tikungan yang disebut gaya sentrifugal. Atas dasar itu maka perencanaan
tikungan diusahakan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan,
sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Jari-jari lengkung minimum untuk setiap kecapatan rencana ditentukan
berdasarkan miring maksimum dengan koefisien gesekan melintang
maksimum.
b. Lengkung peralihan adalah lengkung pada tikungan yang dipergunakan
untuk mengadakan peralihan dari bagian lurus ke bagian lengkung atau
sebaliknya.
c. Pelebaran perkerasan pada tikungan sangat bergantung pada:
R = Jari-jari tikungan
β = Sudut tikungan
Vr = Kecepatan rencana
Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan alinyemen horizontal ini
berdasarkan buku ”Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan” oleh Silvia
Sukirman, tahun 1999.
2.3.1 Jenis Lengkung Horizontal
fmaks = -0,00065v + 0,192 ……………………………………….(2.5)
Rmin = )(127
2
maksmaks fe
v
……………………………………….....(2.6)
2.3.1.1 Full Circle
Rumus yang digunakan:
TC = RC tan ½ .........................................................................(2.7)
EC = TC tan 1/4 .........................................................................(2.8)
10
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
LC = 0,01745 RC .........................................................................(2.9)
dengan:
R = Jari–jari lengkung minimum (m)
= Sudut tangen
Ec = Jarak PI ke lengkung peralihan (m)
Lc = Panjang bagian tikungan (m)
Tc = Jarak antara TC dan PI (m)
Untuk lebih jelasnya, lengkung horizontal tipe full circle dapat dilihat pada
Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Lengkung Busur Lingkaran Sederhana
2.3.1.2 Spiral Circle Spiral
Rumus yang digunakan:
θs = .........................................................................(2.10)
θc = - 2 θs .........................................................................(2.11)
Lc = Rcc
23600
.........................................................................(2.12)
Rc
Ls
.
90.
1/2 1/2
11
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
L = Lc + 2Ls .........................................................................(2.13)
p = )cos1(6
2
sRcRc
Ls .........................................................(2.14)
k = sRcRc
LsLs sin
40 2
3
..........................................................(2.15)
Ts = (Rc + p) tan ½ + k ..........................................................(2.16)
Es = RcpRc 2/1sec)( ..........................................................(2.17)
dengan:
Rc = jari–jari lengkung yang direncanakan (m)
= sudut tangen
θs = sudut putar
Es = jarak PI ke lengkung peralihan (m)
Ls = panjang lengkung spiral (m)
Lc = panjang lengkung circle (m)
Untuk lebih jelasnya, lengkung horizontal tipe spiral-circle-spiral dapat
dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Lengkung Spiral Lingkaran Spiral
12
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Spiral-Spiral
Rumus yang digunakan :
2
1s ……………………………………….………(2.18)
Ls = 90
..s cR ……………………………………….………(2.19)
Xc = 2
3
40R
LsLs ……………………………………….………(2.20)
L = 2Ls ……………………………………….………(2.21)
k = Ls - sRSin40.R
Ls2
3
……………………….………(2.22)
)cos1(Rc6Rc
Lsp
2
s ……………………………….………(2.23)
Ts = (R + P) tan 2
+ k ...........................................………(2.24)
Es = (R + P) Sec2
- R ...........................................………(2.25)
dengan:
Rc = jari–jari lengkung yang direncanakan (m)
∆ = sudut tangen
θs = sudut putar
Es = jarak PI ke lengkung peralihan (m)
13
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Untuk lebih jelasnya, lengkung horizontal tipe spiral-spiral dapat dilihat
pada Gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Spiral (S-S)
2.3.2 Stasioning
Penomoran (stasioning) panjang jalan pada tahap perencanaan adalah
memberikan nomor pada interval-interval tertentu dari awal pekerjaan. Nomor
jalan (Sta jalan) dibutuhkan sebagai sarana komunikasi untuk dengan cepat
mengenal lokasi yang sedang dibicarakan, selanjutnya menjadi panduan untuk
lokasi suatu tempat. Nomor jalan ini sangat bermanfaat pada saat pelaksanaan dan
perencanaan. Di samping itu dari penomoran jalan tersebut diperoleh imformasi
tentang panjang jalan secara keseluruhan. Setiap Sta jalan dilengkapi dengan
gambar potongan melintang.
Sta jalan dimulai dari 0+000 m yang berarti 0 km dan 0 m dari awal
pekerjaan. Sta 17 + 750 berarti lokasi jalan terletak pada jarak 17 km dan 750
meter dari awal pekerjaan. Jika tidak terjadi perubahan arah tangen pada
alinyemen horizontal maupun alinyemen vertikal, maka penomoran selanjutnya
dilakukan:
setiap 100 m pada medan datar
setiap 50 m pada medan bukit
14
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
setiap 25 m pada medan pengunungan
Jika terjadi perubahan arah tangen atau pada tikungan maka penomoran
dilakukan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Perhitungan Stasioning
Sta TC = Sta titik A + d1 – T
Sta CT = Sta TC + Lc
Sta TS = Sta CT + (d2 – T – Ts)
Sta SC = Sta TS + Ls
Sta CS = Sta SC + Lc
Sta ST = Sta CS + Ls
2.4 Alinyemen Vertikal
Menurut Sukirman (1999:153), “Alinyemen vertikal adalah perpotongan
bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan
untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing untuk jalan
dengan median”. Penarikan alinyemen vertikal sangat dipengaruhi oleh berbagai
pertimbangan seperti: kondisi tanah dasar, keadaan medan, fungsi jalan, muka air
banjir, muka air tanah, dan kelandaian yang masih memungkinkan.
Pada gambar alinyemen vertikal, akan terlihat apakah jalan tersebut tanpa
kelandaian, mendaki atau menurun. Pada perencanaan ini, dipertimbangkan
bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai dengan kondisi medan dengan
memperhatikan fungsi-fungsi dasar dari jalan tersebut. Pemilihan alinyemen
A
TT
d1
TCLc
CT
d2
TS SCCS
ST
Ts
15
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul akibat
adanya galian dan timbunan yang harus dilakukan.
Pergantian dari suatu kelandaian ke kelandaian yang lain dilakukan dengan
menggunakan lengkung vertikal. Lengkung vertikal tersebut direncanakan
sedemikian rupa sehingga memenuhi keamanan, kenyamanan, dan drainase.
2.4.1 Jenis Lengkung Vertikal
Lengkung vertikal terbagi atas lengkung vertikal cembung dan lengkung
vertikal cekung. Perhitungan alinyemen vertikal ini didasarkan pada rumus-rumus
di buku ”Perencanaan Trase Jalan Raya” oleh Bukhari R.A dan Maimunah, tahun
2005.
2.4.1.1 Lengkung vertikal cembung
Lengkung vertikal cembung adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan yang bersangkutan.
Rumus-rumus yang digunakan:
A = g1- g2 .............................................................................(2.46)
Ev = 800
AxLv ………………………………………………………..(2.47)
Lv diambil berdasarkan gambar 5.1 (Buku: Perencanaan Trase Jalan Raya
oleh Bukhari R.A dan Maimunah, tahun 2005, hal: 34)
dengan:
Ev = Pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung
g1 = aljabar kelandaian lintasan pertama
g2 = aljabar kelandaian lintasan kedua
A = perbedaan aljabar kelandaian (%)
Lv = panjang lengkung (m)
16
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
2.4.1.2 Lengkung vertikal cekung
Lengkung vertikal cekung adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di bawah permukaan jalan. Rumus-rumus yang
digunakan pada perhitungan lengkung vertikal cekung sama dengan lengkung
vertikal cembung, namun pada saat penentuan Lv digunakan gambar 5.2 (Buku:
Perencanaan Trase Jalan Raya oleh Bukhari R.A dan Maimunah,tahun 2005, hal:
34).
2.5 Penampang Melintang Jalan
Penampang melintang jalan adalah pemotongan suatu jalan tegak lurus
sumbu jalan yang menunjukan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan dalam
arah melintang. Penampang melintang jalan yang digunakan harus sesuai dengan
kelas jalan dan kebutuhan lalu lintas yang dilayaninya.
2.6 Galian (cut) dan Timbunan (fill)
Rumus-rumus yang digunakan adalah rumus-rumus luas segitiga,
segiempat, trapesium dan untuk keadaan tertentu dipakai rumus interpolasi serta
untuk perhitungan volume digunakan rumus kubus dan kerucut.
a. Luas segiempat
A= P x L ……………………………………………….(2.56)
dengan: A = luas segiempat (m2)
P = panjang (m)
L = lebar (m)
b. Luas segitiga
17
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
T im b u na n
A = ½ a x t …………………………...…………………(2.57)
dengan: A = luas segitiga (m2)
a = panjang sisi alas (m)
t = panjang sisi tegak (m)
c. Luas trapesium
A = ½ (a + b) x t .........................................................................(2.58)
dengan:
A = luas segitiga (m2)
a = panjang sisi atas (m)
b = panjang sisi bawah (m)
t = panjang sisi tegak (m)
d. Interpolasi
a : b = (L-x) : x ax = b. L – b . x ax + bx = b. L (a + b)x = b. L
x = ba
bxL
18
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
BAB III
PENENTUAN TRASE JALAN
3.1 Perencanaan Trase
Perencanaan trase dilakukan berdasarkan keadaan topografi. Topografi
merupakan bentuk permukaan tanah asli yang digambarkan secara grafis pada
bidang kertas kerja dalam bentuk garis-garis yang sering disebut transis. Garis-
garis transisi ini digambarkan pada setiap kenaikan atau penurunan 1 meter.
Menurut Diwiryo (1975), pemilihan lintasan trase yang menguntungkan
dari sudut biaya adalah pemilihan trase yang menyusuri atau sejajar garis transis.
Namun demikian pemilihan trase seperti tersebut diatas sulit dipertahankan
apabila medan yang dihadapi merupakan medan berat, yaitu medan yang terdiri
dari pegunungan dan lembah-lembah dengan luas pengukuran topografi yang
relatif sempit.
Pada perencanaan trase dengan mempertimbangkan volume pekerjaan
tanah, dilakukan berdasarkan posisi garis-garis transis relatif mengikuti arah
memanjang pengukuran peta topografi, maka perencanaan trase relatif menyusuri
garis transis tersebut. Sebaliknya apabila posisi garis-garis transis relatif
melintang dari arah memanjang pengukuran peta topografi dalam jumlah yang
banyak serta jarak yang rapat, maka pemilihan trase dilakukan dengan cara
memotong garis-garis tersebut.
Untuk menentukan posisi titik awal, titik akhir, dan panjang trase
dilakukan dengan system koordinat stasiun, yaitu berdasarkan letak titik yang
ditinjau terhadap koordinat peta topografi yang berskala 1 : 2000.
Dalam perencanaan ini, pencarian trase dilakukan dengan cara coba-coba
dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah ditetapkan, dalam tugas ini
yaitu memiliki sekurang-kurangnya tiga tikungan.
19
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Peta topografi yang ditentukan pada tugas rancangan ini merupakan:
Keadaan gunung
Beda tinggi antara dua garis transis adalah 1 meter.
Langkah awal dari pencarian trase dimulai dengan cara menarik garis
rencana yang agak sejajar dengan garis contour supaya diperoleh kelandaian yang
kecil, Menurut Bina Marga kelandaian maksimal 10%. Selanjutnya juga
diperhatikan jumlah tikungan serta jarak lintasan yang diperoleh. Setelah
diperoleh lintasan dengan berbagai kriteria diatas, perlu diperhatikan lagi volume
galian dan timbunan yang terjadi. Dalam hal ini disarankan agar penimbunan
tidak dilakukan pada tanjakan dan tidak lebih dari 3 meter. Pemilihan yang
terakhir didasarkan pada kelandaian, tanjakan, jumlah tikungan, jarak tempuh, dan
volume gailan dan timbunan. Diusahakan agar pemilihan dapat seekonomis
mungkin.
3.2 Alasan Pemilihan Trase
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa trase yang dipilih hendaknya
memenuhi syarat-syarat di atas. Berdasarkan pemilihan trase ini dapat
disimpulkan bahwa untuk memilih trase yang lebih ekonomis tidak dapat hanya
berpedoman pada panjangnya trase. Trase terpendek belum tentu merupakan yang
paling ekonomis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dipilih trase rencana dengan
medan yang relatif tidak memerlukan pekerjaan tanah yang besar dan jarak yang
tidak terlalu panjang.
3.3 Perhitungan Trase Jalan
3.3.1 Perhitungan Trase 1
Langkah – langkah pencarian trase dilakukan sebagai berikut : 1. Trase jalan dari titik P ke titik 2 peta transis terlampir :
1. Titik P (x = 3000; y = 1250) ke titik PI1 (x = 3300; y = 1660) 2. Titik PI1 (x = 3300; y = 1660) ke titik PI2 (x = 3566; y = 1870) 3. Titik PI2 (x = 3566; y = 1870) ke titik PI3 (x = 3852; y = 1984) 4. Titik PI3 (x = 3852; y = 1984) ke titik 2 (x = 4400; y = 1950)
20
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
2. Perhitungan Jarak Antara Titik Potong Titik P koordinat (x P = 3000 ; y P = 1250) Titik PI1 koordinat (x PI1 = 3300 ; y PI1 = 1660) Titik PI2 koordinat (x PI2 = 3566 ; y PI2 = 1870) Titik PI3 koordinat (x PI3 = 3852 ; y PI3 = 1984) Titik 2 koordinat (x 2 = 4400 ; y 2 = 1950)
d (P – PI1) = 21
21 )()( yPyPIxPxPI
= 22 )12501660()30003300(
= 16810090000
= 508,035 meter
d (PI1 – PI2) = 212
212 )()( yPIyPIxPIxPI
= 22 )16601870()33003566(
= 4410070756
= 388,904 meter
d (PI2 – PI3) = 223
223 )()( yPIyPIxPIxPI
= 22 )18701984()35663852(
= 1276981796
= 307,883 meter
d (PI3 – 2) = 23
23 )2()2( yPIyxPIx
= 22 )19841950()38524400(
= 1156300304
= 549,054 meter
3. Perhitungan Sudut Azimut Masing-masing Titik Perpotongan adalah sebagai berikut :
Sudut Azimut = arc tan y
x
21
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
∆PI1 = arc tan yRyPI
xRxPIarc
yPIyPI
xPIxPI
1
1
12
12 tan
∆PI1 = arc tan 12501660
30003300tan
16601870
33003566
arc
∆PI1 = arc tan (1,26) – arc tan (0,73) ∆PI1 = 15,430
∆PI2 = arc tan 12
12
23
23 tanyPIyPI
xPIxPIarc
yPIyPI
xPIxPI
∆PI2 = arc tan 16601870
33003566tan
18701984
35663852
arc
∆PI2 = arc tan (2,50) – arc tan (1,26) ∆PI2 =16,630
∆PI3 = arc tan tan2
2
3
3 arcyPIy
xPIx
23
23
yPIyPI
xPIxPI
∆PI3 = arc tan tan19841950
38524400arc
18701984
35663852
∆PI3 = arc tan (-16,11) – arc tan (2,50) ∆PI3 = -1540 =1800 – (154) = 260
4. Perhitungan kemiringan jalan Data dapat dihitung dengan menggunakan rumus ;
i = %100xI
h
h = beda tinggi permukaan jalan I = jarak antara 2 (dua) titik Titik P = Elevasi muka tanah = 35,13 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 35,13 m ( dari permukaan laut ) Titik PI1 = Elevasi muka tanah = 35 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 35 m ( dari permukaan laut )
i (P- PI1) = %100035,508
13,3535x
= -0,033 % (-) ....................< 10%. (aman)
22
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik PI1 = Elevasi muka tanah = 35 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 35 m ( dari permukaan laut ) Titik PI2 = Elevasi muka tanah = 34 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 34 m ( dari permukaan laut )
i (PI1 – PI2) = %100904,388
3534x
= -0,25 % (-) ....................< 10%. (aman) Titik PI2 = Elevasi muka tanah = 34 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 34 m ( dari permukaan laut ) Titik PI3 = Elevasi muka tanah = 34 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 34 m ( dari permukaan laut )
i (PI2 – PI3) = %100883,307
3434x
= 0 % (-) ....................< 10%. (aman) Titik PI3 = Elevasi muka tanah = 34 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 34 m ( dari permukaan laut ) Titik 2 = Elevasi muka tanah = 36,66 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 36,66 m ( dari permukaan laut )
i (PI3 – 2) = %100054,549
3466,36x
= 0,42 % (+) ....................< 10%. (aman)
5. Pengecekan Titik Kritis Lihat Peta Transis Titik Kritis ( P – PI1 ) Titik K1 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 54) = 35,11 m K1 ( Galian ) = 35,11 - 36 = 0,89 m (-) ( < 8 m, aman )
23
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K2 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 124) = 35,08 m K2 ( Galian ) = 35,08 - 37 = 1,87 m (-) ( < 8 m, aman ) Titik K3 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 192) = 35,06 m K3 ( Galian ) = 35,06 - 37 = 1,94 m (-) ( < 8 m, aman ) Titik K4 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 206) = 35,06 m K4 ( Galian ) = 35,06 - 36 = 0,94 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K5 Elevasi muka tanah = 35 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 222) = 35,05 m K5 ( Timbunan ) = 35,05 – 35 = 0.05 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K6 Elevasi muka tanah = 34 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 260) = 35,04 m K6 ( Timbunan ) = 35,04 – 34 = 1,04 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K7 Elevasi muka tanah = 33 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 302) = 35,03 m K7 ( Timbunan ) = 35,03 – 33 = 2,03 (+) m ( < 4 m, aman )
24
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K8 Elevasi muka tanah = 32 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 368) = 35,00 m K8 ( Timbunan ) = 35,00 – 32 = 3 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K9 Elevasi muka tanah = 32 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,0033 x 426) = 34,98 m K9 ( Timbunan ) = 34,98 – 32 = 2,98 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K10 Elevasi muka tanah = 33 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 450) = 34,98 m K10 ( Timbunan ) = 34,98 – 33 = 1,98 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K11 Elevasi muka tanah = 34 Elevasi muka jalan = 35,13 + (-0,00033 x 478) = 34,97 m K11 ( Timbunan ) = 34,97 – 34 = 0,97 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI1 – PI2 ) Titik K12 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 35 + (-0,0025 x 18) = 35,94 m K12 ( Galian ) = 35,94 – 36 = 1,05 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K13 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35 + (-0,0025 x 46) = 34,88 m K13 ( Galian ) = 34,88 – 37 = 2,12 (-) m ( < 8 m, aman )
25
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K14 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 35 + (-0,0025 x 86) = 34,78 m K14 ( Galian ) = 34,78 – 38 = 3,22 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K15 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 35 + (-0,0025 x 210) = 34,47 m K15 ( Galian ) = 34,47 – 38 = 3,53 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K16 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35 + (-0,0025 x 244) = 34,39 m K16 ( Galian ) = 34,39 – 37 = 2,61 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K17 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 35 + (-0,0025 x 278) = 34,30 m K17 ( Galian ) = 34,30 – 36 = 1,7 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K18 Elevasi muka tanah = 35 Elevasi muka jalan = 35 + (-0,0025 x 308) = 34,23 m K18 ( Galian ) = 34,23 – 35 = 0,77 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI2 – PI3 ) Titik K19 Elevasi muka tanah = 33 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 32) = 34 m K19 ( Timbunan ) = 34 – 33 = 1 (+) m ( < 4 m, aman )
26
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K20 Elevasi muka tanah = 32 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 64) = 34 m K20 ( Timbunan ) = 34 – 32 = 2 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K21 Elevasi muka tanah = 31 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 100) = 34 m K21 ( Timbunan ) = 34 – 31 = 3 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K22 Elevasi muka tanah = 30 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 138) = 34 m K22 ( Timbunan ) = 34 – 30 = 4 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K23 Elevasi muka tanah = 30 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 246) = 34 m K23 ( Timbunan ) = 34 – 30 = 4 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K24 Elevasi muka tanah = 31 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 260) = 34 m K24 ( Timbunan ) = 34 – 31 = 3 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K25 Elevasi muka tanah = 32 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 276) = 34 m K25 ( Timbunan ) = 34 – 32 = 2 (+) m ( < 4 m, aman )
27
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K26 Elevasi muka tanah = 33 Elevasi muka jalan = 34 + (0 x 292) = 34 m K26 ( Timbunan ) = 34 – 33 = 1 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI3 – 2 ) Titik K27 Elevasi muka tanah = 35 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 14) = 34,05 m K27 ( Galian ) = 34,05 – 35 = 0,95 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K28 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 26) = 34,10 m K28 ( Galian ) = 34,10 – 36 = 1,9 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K29 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 40) = 34,16 m K29 ( Galian ) = 34,16 – 37 = 2,84 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K30 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 53) = 34,22 m K30 ( Galian ) = 34,22 – 38 = 3,78 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K31 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 67) = 34,28 m K31 ( Galian ) = 34,28 – 39 = 4,72 (-) m ( < 8 m, aman )
28
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K32 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 82) = 34,34 m K32 ( Galian ) = 34,34 – 39 = 4,66 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K33 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 96) = 34,40 m K33 ( Galian ) = 34,40 – 41 = 6,6 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K34 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 110) = 34,46 m K34 ( Galian ) = 34,46 – 42 = 7,54 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K35 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 273) = 35,14 m K35 ( Galian ) = 35,14 – 42 = 6,86 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K36 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 378) = 35,58 m K36 ( Galian ) = 35,58 – 41 = 5,42 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K37 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 436) = 35,83 m K37 ( Galian ) = 35,83 – 40 = 4,16 (-) m ( < 8 m, aman )
29
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K38 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 492) = 36,06 m K38 ( Galian ) = 36,06 – 39 = 2,94 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K39 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 34 + (0,0042 x 537) = 36,25 m K39 ( Galian ) = 36,25 – 38 = 1,75 (-) m ( < 8 m, aman ) Total Galian = 73,08 m (-) Total Timbunan = 32,05 m (+)
3.3.2 Perhitungan Trase 2 Langkah – langkah pencarian trase dilakukan sebagai berikut :
1. Trase jalan dari titik P ke titik 2 peta transis terlampir :
1. Titik P (x = 3000; y = 1250) ke titik PI1 (x = 3424; y = 1448) 2. Titik PI1 (x = 3424; y = 1448) ke titik PI2 (x = 3740; y = 1504) 3. Titik PI2 (x = 3740; y = 1504) ke titik PI3 (x = 4064; y = 1620) 4. Titik PI3 (x = 4064; y = 1620) ke titik 2 (x = 4400; y = 1950)
2. Perhitungan Jarak Antara Titik Potong
Titik P koordinat (x P = 3000 ; y P = 1250) Titik PI1 koordinat (x PI1 = 3424 ; y PI1 = 1448) Titik PI2 koordinat (x PI2 = 3740 ; y PI2 = 1504) Titik PI3 koordinat (x PI3 = 4064 ; y PI3 = 1620) Titik 2 koordinat (x 2 = 4400 ; y 2 = 1950)
(P – PI1) = 21
21 )()( yPyPIxPxPI
= 22 )12501448()30003424(
= 39204179776
= 467,953 meter
30
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
(PI1 – PI2) = 212
212 )()( yPIyPIxPIxPI
= 22 )14481504()34243740(
= 313699856
= 320,924 meter
(PI2 – PI3) = 223
223 )()( yPIyPIxPIxPI
= 22 )15041620()37404064(
= 13456104976
= 344,140 meter
(PI3 – 2) = 23
23 )2()2( yPIyxPIx
= 22 )16201950()40644400(
= 108900112896
= 470,952 meter
3. Perhitungan Sudut Azimut Masing-masing Titik Perpotongan adalah sebagai berikut :
Sudut Azimut = arc tan y
x
∆PI1 = arc tan yPyPI
xPxPIarc
yPIyPI
xPIxPI
1
1
12
12 tan
∆PI1 = arc tan 12501448
30003424tan
14481504
34243740
arc
∆PI1 = arc tan (5,64) – arc tan (2,14) ∆PI1 = 15.990
∆PI2 = arc tan 12
12
23
23 tanyPIyPI
xPIxPIarc
yPIyPI
xPIxPI
∆PI2 = arc tan 14481504
34243740tan
15041620
37404064
arc
∆PI2 = arc tan (2,79) – arc tan (5,64) ∆PI2 = 10,450
31
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
∆PI3 = arc tan tan2
2
3
3 arcyPIy
xPIx
23
23
yPIyPI
xPIxPI
∆PI3 = arc tan tan16201950
40644400arc
15041620
37404064
∆PI3 = arc tan (1,01) – arc tan (2,74) ∆PI3 = -24,660
4. Perhitungan kemiringan jalan
Data dapat dihitung dengan menggunakan rumus ;
i = %100xI
h
h = beda tinggi permukaan jalan I = jarak antara 2 (dua) titik Titik P = Elevasi muka tanah = 35.13 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 35.13 m ( dari permukaan laut ) Titik PI1 = Elevasi muka tanah = 36 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 36 m ( dari permukaan laut )
i (P- PI1) = %100953,467
13,3536x
= 0,18 % (-) ....................< 10%. (aman) Titik PI1 = Elevasi muka tanah = 36 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 36 m ( dari permukaan laut ) Titik PI2 = Elevasi muka tanah = 35 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 35 m ( dari permukaan laut )
i (PI1 – PI2) = %100924,320
3635x
= -0,31 % (-) ....................< 10%. (aman) Titik PI2 = Elevasi muka tanah = 35 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 35 m ( dari permukaan laut ) Titik PI3 = Elevasi muka tanah = 45 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 45 m ( dari permukaan laut )
i (PI2 – PI3) = %100140,344
3545x
= 2,90 % (-) ....................< 10%. (aman)
32
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik PI3 = Elevasi muka tanah = 45 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 45 m ( dari permukaan laut ) Titik 2 = Elevasi muka tanah = 36,66 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 36,66 m ( dari permukaan laut )
i (PI3 – 2) = %100952,470
4566,36x
= -1,77 % (+) ....................< 10%. (aman)
5. Pengecekan Titik Kritis Lihat Peta Transis
Titik Kritis ( P – PI1 ) Titik K1 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 40) = 35,20 m K1 ( Galian ) = 35,20 - 36 = 0,8 m (-) ( < 8 m, aman ) Titik K2 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 86) = 35,28 m K2 ( Galian ) = 35,28 - 37 = 1,27 m (-) ( < 8 m, aman ) Titik K3 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 124) = 35,35 m K3 ( Galian ) = 35,35 - 38 = 2,65 m (-) ( < 8 m, aman ) Titik K4 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 152 ) = 35,40 m K4 ( Galian ) = 35,40 - 39 = 3,6 (-) m ( < 8 m, aman )
33
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K5 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 182) = 34,45 m K5 ( Galian ) = 34,45 – 40 = 4,55 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K6 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 208) = 35,50 m K6 ( Galian ) = 35,50 – 41 = 5,5 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K7 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 232) = 35,54 m K7 ( galian ) = 35,54 – 42 = 6,46 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K8 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 244) = 35,56 m K8 ( Galian ) = 35,56 – 43 = 7,44 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K9 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 326) = 35,71 m K9 ( Galian ) = 35,71 – 43 = 7,29 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K10 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 386) = 35,82 m K10 ( Galian ) = 35,82 – 42 = 6,18 (-) m ( < 8 m, aman )
34
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K11 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 406) = 35,86 m K11 ( Galian ) = 35,86 – 41 = 5,19 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K12 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 426) = 35,89 m K12 ( Galian ) = 35,89 – 40 = 4,11 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K13 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 440) = 35,92 m K13 ( Galian ) = 35,92 – 39 = 3,08 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K14 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 452) = 35,94 m K14 ( Galian ) = 35,94 – 38 = 2,06 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K15 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0018 x 462) = 35,96 m K15 ( galian ) = 35,96 – 37 = 1,04 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI1 – PI2 ) Titik K16 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 36 + (-0,0031 x 24) = 35,96 m K16 ( Galian ) = 35,96 – 36 = 0,04 (-) m ( < 8 m, aman )
35
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K17 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 36 + (-0,0031 x 57) = 35,86 m K17 ( Galian ) = 35,86 – 37 = 1,14 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K18 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 36 + (-0,0031 x 264) = 35,18 m K18 ( Galian ) = 35,18 – 37 = 1,82 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K19 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 36 + (-0,0031 x 294) = 35,08 m K19 ( Galian ) = 35,08 – 36 = 0,92 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI2 – PI3 ) Titik K20 Elevasi muka tanah = 35 Elevasi muka jalan = 35 + (0,029 x 64) = 36,85 m K20 ( Timbunan ) = 36,85 – 35 = 1,85 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K21 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 158) = 39,58 m K21 ( Timbunan ) = 39,58 – 36 = 3,58 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K22 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 178) = 40,16 m K22 ( Timbunan ) = 40,16 – 37 = 3,16 (+) m ( < 4 m, aman )
36
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K23 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 202) = 40,85 m K23 ( Timbunan ) = 40,85 – 38 = 2,85 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K24 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 226) = 41,55 m K24 ( Timbunan ) = 41,55 – 39 = 2,55 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K25 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 248) = 42,19 m K25 ( Timbunan ) = 42,19 – 40 = 2,19 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K26 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 268) = 42,77 m K26 ( Timbunan ) = 42,77 – 41 = 1,77 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K27 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 286) = 43,29 m K27 ( Timbunan ) = 43,29 – 42 = 1,29 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K28 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 306) = 43,87 m K28 ( Timbunan ) = 43,87 – 43 = 0,87 (+) m ( < 4 m, aman )
37
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K29 Elevasi muka tanah = 44 Elevasi muka jalan = 35 + (0,0029 x 326) = 44,45 m K29 ( Timbunan ) = 44,45 – 44 = 0,45 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI3 – 2 ) Titik K30 Elevasi muka tanah = 47 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 25) = 44,55 m K30 ( Galian ) = 44,55 – 47 = 2,45 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K31 Elevasi muka tanah = 47 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 77) = 43,63 m K31 ( Galian ) = 43,63 – 47 = 3,37 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K32 Elevasi muka tanah = 46 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 90) = 43,40 m K32 ( Galian ) = 43,40 – 46 = 2,6 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K33 Elevasi muka tanah = 45 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 103) = 43,17 m K33 ( Galian ) = 43,17 – 45 = 1,83 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K34 Elevasi muka tanah = 44 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 134) = 42,62 m K34 ( Galian ) = 42,62 – 44 = 1,38 (-) m ( < 8 m, aman )
38
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K35 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 200) = 41,46 m K35 ( Galian ) = 41,46 – 43 = 1,54 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K36 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 264) = 40,32 m K36 ( Galian ) = 40,32 – 42 = 1,68 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K37 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 346) = 38,87 m K37 ( Galian ) = 38,87 – 41 = 2,13 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K38 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 382) = 38,23 m K38 ( Galian ) = 38,23 – 40 = 1,77 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K39 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,00177 x 424) = 37,49 m K39 ( Galian ) = 37,49 – 39 = 1,51 (-) m ( < 8 m, aman ) Total Galian = 84,4 m (-) Total Timbunan = 20,56 m (+)
39
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
3.3.3 Perhitungan Trase 3 Langkah – langkah pencarian trase dilakukan sebagai berikut :
1. Trase jalan dari titik P ke titik 2 peta transis terlampir :
1. Titik P (x = 3000; y = 1250) ke titik PI1 (x = 3392 ; y = 1348) 2. Titik PI1 (x = 3392; y = 1348) ke titik PI2 (x = 3702 ; y = 1486) 3. Titik PI2 (x = 3702; y = 1486) ke titik PI3 (x = 4136 ; y = 1597) 4. Titik PI3 (x = 4136; y = 1597) ke titik 2 (x = 4400 ; y = 1950)
2. Perhitungan Jarak Antara Titik Potong
Titik P koordinat (x P = 3000 ; y P = 1250) Titik PI1 koordinat (x PI1 = 3392 ; y PI1 = 1348) Titik PI2 koordinat (x PI2 = 3702 ; y PI2 = 1486) Titik PI3 koordinat (x PI3 = 4136 ; y PI3 = 1597) Titik 2 koordinat (x 2 = 4400 ; y 2 = 1950)
d (P – PI1) = 21
21 )()( yPyPIxPxPI
= 22 )12501348()30003392(
= 9604153664 = 404,064 meter
d (PI1 – PI2) = 212
212 )()( yPIyPIxPIxPI
= 22 )13481486()33923702(
= 190496100 = 339,329 meter
d (PI2 – PI3) = 223
223 )()( yPIyPIxPIxPI
= 22 )14861597()37024136(
= 12321188356 = 447,970 meter
d (PI3 – 2) = 23
23 )2()2( yPIyxPIx
= 22 )15971950()41364400(
= 12460969696 = 440,800 meter
40
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
3. Perhitungan Sudut Azimut Masing-masing Titik Perpotongan adalah sebagai berikut :
Sudut Azimut = arc tan y
x
∆PI1 = arc tan yAyPI
xAxPIarc
yPIyPI
xPIxPI
1
1
12
12 tan
= arc tan 12501348
30003392tan
13481486
33923702
arc
= arc tan (2,24) – arc tan (4)
= -10,020
∆PI2 = arc tan 12
12
23
23 tanyPIyPI
xPIxPIarc
yPIyPI
xPIxPI
= arc tan 13481486
33923702tan
14861597
37024136
arc
= arc tan (3,90) – arc tan (2,24) = 9,670
∆PI3 = arc tan tan6
6
3
3 arcyPIy
xPIx
23
23
yPIyPI
xPIxPI
= arc tan tan15971950
41364400arc
14861597
37024136
= arc tan (0,74) – arc tan (3,90) = -39,110
4. Perhitungan kemiringan jalan
Data dapat dihitung dengan menggunakan rumus ;
i = %100xI
h
h = beda tinggi permukaan jalan
I = jarak antara 2 (dua) titik
41
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik A = Elevasi muka tanah = 35,13 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 35,13 m ( dari permukaan laut ) Titik PI1 = Elevasi muka tanah = 45 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 45 m ( dari permukaan laut )
i (P - PI1) = %100064,404
13,3545x
= 2,44 % (+) ....................< 10%. (aman)
Titik PI1 = Elevasi muka tanah = 45 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 45 m ( dari permukaan laut ) Titik PI2 = Elevasi muka tanah = 36 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 36 m ( dari permukaan laut )
i (PI1 – PI2) = %100329,339
4536x
= -2,65% (-) ....................< 10%. (aman)
Titik PI2 = Elevasi muka tanah = 36 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 36 m ( dari permukaan laut ) Titik PI3 = Elevasi muka tanah = 45 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 45 m ( dari permukaan laut )
i (PI2 – PI3) = %100970,447
3645x
= 2,00 % (+) ....................< 10%. (aman) Titik PI3 = Elevasi muka tanah = 45 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 45 m ( dari permukaan laut ) Titik 2 = Elevasi muka tanah = 36,66 m ( dari permukaan laut ) = Elevasi muka jalan = 36,66 m ( dari permukaan laut )
i (PI3 – 2) = %100800,440
4566,36x
= -1,89 % (-) ....................< 10%. (aman)
42
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
5. Pengecekan Titik Kritis Lihat Peta Transis
Titik Kritis ( P – PI1 ) Titik K1 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 39) = 36,08 m K1 ( Timbunan ) = 36,08 - 36 = 0,08 m (+) ( < 4 m, aman ) Titik K2 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 78) = 37,03 m K2 ( Timbunan ) = 37,03 - 37 = 0,03 m (+) ( < 4 m, aman ) Titik K3 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 100) = 37,57 m K3 ( Galian ) = 37,57 - 38 = 0,43 m (-) ( < 8 m, aman ) Titik K4 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 122 ) = 36,10 m K4 ( Galian ) = 36,10 - 39 = 2,9 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K5 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 144) = 38,64 m K5 ( Galian ) = 38,64 – 40 = 1,36 (-) m ( < 8 m, aman )
43
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K6 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 169) = 39,25 m K6 ( Galian ) = 39,25 – 41 = 1,75 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K7 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 190) = 39,76 m K7 ( Galian ) = 39,76 – 42 = 2,24 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K8 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 216) = 40,40 m K8 ( Galian ) = 40,40 – 43 = 2,6 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K9 Elevasi muka tanah = 44 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 224) = 41,08 m K9 ( Galian ) = 41,08 – 44 = 2,92 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K10 Elevasi muka tanah = 45 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 234) = 40,83 m K10 ( Galian ) = 40,83 – 45 = 4,17 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K11 Elevasi muka tanah = 46 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 246) = 41,13 m K11 ( Galian ) = 41,13 – 46 = 4,87 (-) m ( < 8 m, aman )
44
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K12 Elevasi muka tanah = 47 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 256) = 41,37 m K12 ( Galian ) = 41,37 – 47 = 5,63 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K13 Elevasi muka tanah = 48 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 272) = 41,76 m K13 ( Galian ) = 41,76 – 48 = 6,24 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K14 Elevasi muka tanah = 48 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 364) = 44,01 m K14 ( Galian ) = 44,01 – 48 = 3,99 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K15 Elevasi muka tanah = 47 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 380) = 44,40 m K15 ( Galian ) = 44,40 – 47 = 2,6 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K16 Elevasi muka tanah = 46 Elevasi muka jalan = 35,13 + (0,0244 x 392) = 44,69 m K16 ( Galian ) = 44,69 – 46 = 0,69 (-) m ( < 8 m, aman )
45
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik Kritis Ke ( PI1 – PI2 ) Titik K17 Elevasi muka tanah = 44 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 16) = 44,57 m K17 ( Timbunan ) = 44,57 – 44 = 0,57 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K18 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 32) = 44,15 m K18 ( Timbunan ) = 44,15 – 43 = 1,15 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K19 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 46) = 43,78 m K19 ( Timbunan ) = 43,78 – 42 = 1,78 (-) m ( < 4 m, aman ) Titik K20 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 62) = 43,35 m K20 ( Timbunan ) = 43,35 – 41 = 2,35 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K21 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 80) = 42,88 m K21 ( Timbunan ) = 42,88 – 42 = 2,88 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K22 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 96) = 42,45 m K22 ( Timbunan ) = 42,45 – 39 = 3,45 (+) m ( < 4 m, aman )
46
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K23 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 110) = 42,08 m K23 ( Timbunan ) = 42,08 – 38 = 4,08 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K24 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0265 x 126) = 48,33 m K24 ( Timbunan ) = 48,33 – 37 = 11,33 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI2 – PI3 ) Titik K25 Elevasi muka tanah = 35 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 32) = 36,64 m K25 ( Timbunan ) = 36,64 – 35 = 1,64 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K26 Elevasi muka tanah = 35 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 178) = 39,56 m K26 ( Timbunan ) = 39,56 – 35 = 4,56 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K27 Elevasi muka tanah = 36 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 242) = 40,84 m K27 ( Timbunan ) = 40,84 – 36 = 4,84 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K28 Elevasi muka tanah = 37 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 268) = 41,36 m K28 ( Timbunan ) = 41,36 – 37 = 4,36 (+) m ( < 4 m, aman )
47
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K29 Elevasi muka tanah = 38 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 290) = 41,80 m K29 ( Timbunan ) = 41,80 – 38 = 3,80 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K30 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 316) = 42,32 m K30 ( Timbunan ) = 42,32 – 39 = 3,32 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K31 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 338) = 42,76 m K31 ( Timbunan ) = 42,76 – 40 = 2,76 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K32 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 360) = 43,20 m K32 ( Timbunan ) = 43,20 – 41 = 2,20 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K33 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 384) = 43,68 m K33 ( Timbunan ) = 43,68 – 42 = 1,68 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik K34 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 406) = 44,12 m K34 ( Timbunan ) = 44,12 – 43 = 1,43 (+) m ( < 4 m, aman )
48
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K35 Elevasi muka tanah = 44 Elevasi muka jalan = 36 + (0,02 x 426) = 44,52 m K35 ( Timbunan ) = 44,52 – 44 = 0,52 (+) m ( < 4 m, aman ) Titik Kritis Ke ( PI3 – 2 ) Titik K36 Elevasi muka tanah = 45 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0189 x 39) = 44,26 m K36 ( Galian ) = 44,26 – 45 = 0,74 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K37 Elevasi muka tanah = 44 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0189 x 77) = 43,39 m K37 ( Galian ) = 43,39 – 44 = 0,61 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K38 Elevasi muka tanah = 43 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0189 x 162) = 41,93 m K38 ( Galian ) = 41,93 – 43 = 1,07 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K39 Elevasi muka tanah = 42 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0189 x 228) = 40,60 m K39 ( Galian ) = 40,60 – 42 = 1,4 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K40 Elevasi muka tanah = 41 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0189 x 306) = 39,21 m K40 ( Galian ) = 39,21 – 41 = 1,79 (-) m ( < 8 m, aman )
49
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik K41 Elevasi muka tanah = 40 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0189 x 342) = 38,53 m K41 ( Galian ) = 38,53 – 40 = 1,47 (-) m ( < 8 m, aman ) Titik K42 Elevasi muka tanah = 39 Elevasi muka jalan = 45 + (-0,0189 x 390) = 37,62 m K42 ( Galian ) = 37,62 – 39 = 1,38 (-) m ( < 8 m, aman ) Total Galian = 50,16 m (-) Total Timbunan = 58,81 m (+)
Tabel 3.1 Perbandingan Tiga Trase
Tinjauan Trase 1 Trase 2 Trase 3
Kemiringan Jalan (i)
P - PI1 0,033 % (-) 0,18 % (+) 2,44 % (+)
PI1 - PI2 0,25 % (-) 0,31 % (-) 2,65 % (-)
PI2 - PI3 0 % (+) 2,90 % (+) 2,00 % (+)
PI3 - 2 0,42 % (+) 1,77 % (-) 1,89 % (-)
Panjang Lintasan
P - PI1 508,035 m 467,953 m 404,064 m
PI1 - PI2 388,904 m 320,924 m 339,329 m
PI2 - PI3 307,883 m 344,140 m 447,970 m
PI3 - 2 549,054 m 470,952 m 448,800 m
Total 1753,876 m 1603,969 m 1640,163 m
Galian - 74,76 ( < 8 m ) - 84,4 ( < 8 m ) - 50,16 ( < 8 m )
Timbunan + 35,05 ( < 4 m ) + 20,56 ( < 4 m ) + 58,81 ( < 4 m )
50
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Dari Tabel 2.1 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Untuk Trase 1 memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Trase 1 juga tidak
memiliki galian atau timbunan yang tidak melebihi dari syarat yang
ditetapkan. Tapi Trase 1 memiliki jarak tempuh sedikit lebih jauh dari
trase 2 dan juga memiliki galian dan timbunan yang memenuhi syarat.
2. Untuk Trase 2 memenuhi syarat yang ditetapkan. Trase 2 juga memiliki
galian atau timbunan yang memenuhi syarat yang ditetapkan. Tapi Trase 2
memiliki jarak tempuh terpendek di bandingkan trase 1 dan 3.
3. Untuk Trase 3 tidak memenuhi syarat yang di tetapkan. Trase 3 memiliki
jarak tempuh yang panjang dari 2 alternatif yang lain. Pada Trase 3
memiliki galian dan timbunan yang melebihi syarat yang di tetapkan.
Dari kesimpulan di atas, maka digunakanlah Trase 2, karena Trase 2 yang
paling ekonomis karena memiliki jarak terpendek dan juga memenuhi syarat
untuk pekerjaan galian dan timbunan, sehingga dapat dijadikan sebagai trase
definitif. Jadi Trase P dapat digunakan untuk melanjutkan perencanaan jalan raya.
51
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
BAB IV
PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL
Direncanakan pembuatan jalan kelas III untuk jalan penghubung,
Peraturan Perencanaan Jalan Raya (PPJR) N0.13/1970 standar geometrik adalah
sebagai berikut:
Klasifikasi Jalan : Kelas III
Kecepatan Rencana : 60 km/jam
Lebar perkerasan : 2 x 3,75 m
Lebar Bahu jalan : 2 x 1,5 m
Miring Melintang Jalan (Transversal) : 2 %
Miring Melintang Bahu Jalan : 4 %
Miring memanjang jalan (longitudinal) maksimal : 10 %
Kemiringan Talud : 1 : 2
Berdasarkan perhitungan pada Bab III, pada trase jalan yang direncanakan
terdapat tiga tikungan horizontal yaitu :
1. Lengkung horizontal RI1 , β = 15°
2. Lengkung horizontal RI2 , β = 10°
3. Lengkung horizontal RI3 , β = 24°
Untuk mencari lengkung horizontal pada masing-masing tikungan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
emaks (superelevasi maksimum) = 10% = 0,10
fmaks (koefisien gesekan melintang), dan
Rmin (jari-jari minimum)
Menurut Sukirman (1999), untuk kecepatan rencana < 80 km/jam, berlaku:
fmaks = -0,00065v + 0,192 = -0,00065(60) + 0,192 = 0,153
52
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Menurut Sukirman(1999), besarnya jari-jari minimum ditentukan dengan
rumus:
Rmin = mfe
v
maksmaks
041,112)153,01,0(127
60
)(127
22
4.1 Perencanaan Tikungan
4.1. Lengkung Horizontal PI1
β = 15o
V = 60 km/jam
emaks = 10 %
karena β < 20°,
maka tikungan yang digunakan adalah jenis full circle (F-C) Direncanakan
jari-jari Rc = 716 m > Rmin = 112,041 m Melalui tabel 4.7 Sukirman
(1999),diperoleh:e= 0,029 < e maks= 0,1 dan Ls= 50 m.(Pedoman Bina
Marga)
TC = 21tgRC
= )15(12
1716 otg
= 93,08 m
EC = 41tgTC
= )15(41 93,08 otg
= 6,0502 m LC = 0,01745 x β x RC
= 0,01745 x 15° x 716
= 187,413 m
53
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana adalah :
Vr = 60 km/jam
β = 15o
RC = 716 m
TC = 93,08 m
EC = 6,0502 m
LC = 187,413 m
e = 0,029 % = 2,9 %
en = 0,02 % = 2 %
Ls’ = 50 m
Dari variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan lengkung PI1, secara
grafis seperti Gambar 4.1 dan Diagram Superelevasi untuk FC (PI1) Gambar 4.2
dibawah ini:
Gambar 4.1 Lengkung Horizontal PI1
54
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Gambar 4.2 Diagram Superelevasi untuk Lengkung Horizontal PI1
Superelevasi untuk TC1 adalah:
)29,2(
)2(
Ls
Ls3/4
x
)29,2(
)2(
50
053/4
x
x = 1,675 %
Gambar 4.3 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI2
Landai relatif = [(0,029 + 0,02) x 3,75] / 50 = 0,003675
3,75 m 3,75 m
-2%+2.9%
h
37,5 m12,5 m 12,5 m 37,5 m
Ls=50 m Ls=50 m
e = -2,9%
e = +2,9 %
kanan
kiri
en = -2%en = -2%
Sumbu jalanx x
-2%-2%
2,9%
bagian lurusbagian lengkung
bagian lurus
Lc=187,143 m
-2% 0%
-2%+1,675% -2%-2%
-2% 0%
-2% +1,675%
2,9%
TC CT
55
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
4.1.2 Lengkung Horizontal PI2
β = 10o
V = 60 km/jam
emaks = 10 %
karena β < 20°,
maka tikungan yang digunakan adalah jenis full circle (F-C)
Direncanakan jari-jari Rc = 819 m > Rmin = 112,041 m Melalui tabel 4.7
Sukirman (1999), diperoleh: e = 0,026 < e maks = 0,1 dan Ls = 50 m
(Pedoman Bina Marga).
TC = 21tgRC
= )10(21819 otg
= 71,25 m
EC = 41tgTC
= )10(41 71,25 otg
= 3,0637 m LC = 0,01745 x β x RC
= 0,01745 x 10° x 819
= 142,915 m
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana adalah :
Vr = 60 km/jam
β = 10o
RC = 819 m
TC = 71,25 m
EC = 3,0637 m
56
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
LC = m
e = 2,3 %
en = 2 %
Ls’ = 50 m
Dari variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan lengkung PI2, secara
grafis seperti Gambar 4.4 dan Diagram Superelevasi untuk FC (PI2) Gambar 4.5
dibawah ini:
Gambar 4.4 Lengkung Horizontal PI2
LC = 142,915 M
TC = 71,25TC = 71,25
RC
= 8
19 M
CT2TC2
RC
= 8 1 9 M
PI2
10°EC = 3,0637 m
57
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
`
Gambar 4.5 Diagram Superelevasi untuk Lengkung Horizontal PI2
Superelevasi untuk TC2 adalah:
)26,2(
)2(
Ls
Ls3/4
x
)26,2(
)2(
50
053/4
x
x = 1,450 %
Gambar 4.6 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI2
Landai relatif = [(0,026 + 0,02) x 3,75] / 50 = 0,00202
3,75 m 3,75 m
-2%+2.6%
h
37,5 m12,5 m 12,5 m 37,5 m
Ls=50 m Ls=50 m
e = -2,6%
e = +2,6 %
kanan
kiri
en = -2%en = -2%
Sumbu jalanx x
-2%-2%
2,6%
bagian lurusbagian lengkung
bagian lurus
Lc=142,915 m
-2% 0%
-2%+1,450% -2%-2%
-2% 0%
-2% +1,450%
2,6%
TC CT
58
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
4.1.3 Lengkung Horizontal PI3
= 24 o
V = 60 Km/Jam emaks = 10% karena β > 20°, maka tikungan yang digunakan adalah jenis lengkung
busur lingkaran dengan lengkung peralihan (Spiral – Circle – Spiral)
Direncanakan jari-jari Rc = 409 > Rmin = 112,041 m Melalui tabel 4.7
Sukirman (1999) diperoleh: e = 0,073 > e maks = 0,1 dan Ls = 50
m.(Pedoman bina Marga)
Besar Sudut Spiral
503,34093,14
9005
Rπ
90Lss
Besar pusat busur lingkaran
sc 2β
= 24o (2 503,3 )
= 16,994°
Panjang lengkung circle
248,121409(3,14)2360
16,994°πRc2
360Lc
cm >20m
L = Lc + 2 Ls = 248,121 + (2 50)
= 221,248 m
)cos1(Rc6Rc
Lsp
2
s
)503.3cos1(4094096
50p
2
= 0,254 m
ssinRc40Rc
LsLsk
2
3
59
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
=
503,3sin40940940
5050
2
3
= 24,991 m
Xs = Ls x
2
2
.401
cR
Ls
2
3
40Rc
Ls1xLsXs
=
2
2
40940
501x50
= 49,98 m
6Rc
LsYs
2
= 4096
502
= 1,01 m
Ts = ( Rc + p) tg ½β + k
= (409 + 0,254) tg ½ 24 + 24,991
= 111,758 m
Es = (Rc + p) sec ½ β - Rc
= (409 + 0,254) sec ½ 24 – 409
= 9,380 m
Kontrol :
L< 2 Ts
221,248 m < (2 111,758) m
221,248 m < 223,516 m ……………………(OK)
60
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana adalah :
V= 60 km/jam L = 221.248 m β = 24 o e = 0,048
s = 503,3 Ls’ = 50 m
Rc = 409 m Lc = 121,248 m Es = 9,380 m p = 0,254 m Ts = 111,758 m k = 24,991 m
Dari variabel-variabel tersebut, dapat digambarkan lengkung PI3, secara
grafis seperti Gambar 4.7 dan Diagram Superelevasi untuk S-C-S (PI3) Gambar
4.8 dibawah ini:
Ts=111,758 m Ts=111,758 m
24°Es= 9,830 m
PSC3 CS3 P
Ls = 121,248 m
Ls = 50 Ls = 50
16,991
3,5033,503
PI3
Gambar 4.7 Lengkung Horizontal PI3
61
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Gambar 4.8 Diagram Superelevasi untuk Lengkung Horizontal PI3
Gambar 4.9 Landai Relatif untuk Lengkung Horizontal PI3
Landai relatif = [(0,048 + 0,02) x 3,75] / 50 = 0,0051
3,75 m 3,75 m
h -2%
+4,8%
-2%
-4,8%
Ls= 50 m Lc=121,248 m Ls= 50 m
e =-4,8%
e = +4,8%
kanan
kiri
en = -2%en = -2%Sumbu jalan
-2%-2% -2%
-2%0% 74,8%
bagian peralihan bagian lengkung bagian peralihan
-2%-2%
-2%0%
-2%
4,8%
bagian lurus
TS SC CS ST
62
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Tabel 4.1 Data Geometrik untuk Perencanaan Lengkung Horizontal
No. Lengkung (PI1) Lengkung (PI2) Lengkung (PI3)
PI STA 320,924 m 344,140 m 470,952 m X 3424 3740 4064 Y 1448 1504 1620 15 o 10o 24 o VR 60 km/jam 60 km/jam 60 km/jam RC 716 m 819 m 409 m LS 50 m 50 m 50 m θ S - o - o 3,503 θ C - o -o 16,994o TS - m - m 111,758 TC 93,08 71,25 - ES - - 9,380 EC 6,0502 3,0637 -
LC 187,143 142,915 m 121,248
L - - 221,248 E 0,029 0,026 0,048
Jenis lengkung F – C F – C S – C– S
4.2 Perhitungan Stasioning Horizontal
Dalam menghitung panjang horizontal, perlu dibuat piel-piel stasiun
sehingga dengan panjang tikungan yang telah dihitung akan didapatkan panjang
horizontal jalan.
A. Lengkung Horizontal PI1 (F-C)
Dari perhitungan lengkung horizontal I diperoleh:
STA P = 0 + 000 m
STA PI1 = STA P + d(P –P1)
= (0+000) + 467,953
= 0 + 467,953 m
STA TC1 = STA Pl1 – 1/2 Tc
= (0 + 467,953) –93,08
= 0 + 374,873 m
63
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
STA CT1 = STA TC1 + LC
= (0 +374,873) + 187,413
= 0+562,286 m
B. Lengkung Horizontal II (F-C)
Dari perhitungan lengkung horizontal II diperoleh:
STA Pl1 = 467,953 m
STA PI2 = STA PI1 + d(P1 –P2)
= (0+467,953) + 320,924
= 0 + 788,877 m
STA TC2 = STA Pl2 – TC2
= (0 + 788,877) –71,25
= 0 + 717,627 m
STA CT2 = STA TC2 + LC2
= (0 +717,627) + 142,915
= 0 + 860,542 m
c. Lengkung Horizontal III (S- C- S)
Dari perhitungan lengkung horizontal III diperoleh:
STA PI2 = 0 + 788,877 m
STA PI3 = STA Pl2 + (dPI2 - PI3)
= (0 + 788,877) + 344,140
= 1 + 1133,017 m
STA TS3 = STA Pl3 – TS3
= (1+ 1133,017) – 111,758
= 1 + 1021,259 m
STA SC3 = STA TS3 + LS3
= ( 1+ 1021,259 ) + 50
= 1 + 1071,259 m
64
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
STA CS3 = STA SC3 + Lc3
= (1 + 1071,259) + 121,248
= 1 + 1192,507 m
STA ST3 = STA CS3 + Ls
= (1+1192,507) + 50
= 1+ 1242,507 m
STA 2 = STA PI3 + ( PI3 - 2 )
= ( 1 + 1133,017)+ 470,952
= 1 + 1603,969 m
Dari semua perhitungan stasioning horizontal dimuat di dalam tabel
seperti Tabel 4.2 di bawah ini:
NomorJalan(Sta) PanjangHorizontalJalan
STAP 0+000m
STAPI1 0+467,953m
STATC1 0+374,873m
STACT1 0+562,286m
STAPI2 0+788,877m
STATC2 0+717,627m
STACT2 0+860,542m
STAPI3 1+1133,017m
STATS3 1+1021,259m
STASC3 1+1071,259m
STACS3 1+1192,507m
STAST3 1+1242,507m
STA2 1+1603,969m
65
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
BAB V
ALINYEMEN VERTIKAL
Pergantian dari satu kelandaian ke kelandaian yang lain dilakukan dengan
menggunakan lengkung vertikal. Lengkung vertikal tersebut direncanakan
sedemikian rupa sehingga memenuhi keamanan, kenyamanan dan drainase.
Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian
lurus (tangen) adalah:
1. Lengkung vertikal cekung, adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di bawah permukaan jalan.
2. Lengkung vertikal cembung, adalah lengkung dimana titik perpotongan
antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan yang bersangkutan.
Persamaan-persamaan lengkung vertikal yang digunakan adalah:
A = g1 – g2
dimana:
A = perbedaan aljabar kelandaian (selisih % kelandaian antara dua lintasan
pada pertemuan lengkung).
g1 dan g2 = besarnya kelandaian bagian tangen, kelandaian (g1 dan g2) diberi
tanda positif jika pendakian, dan diberi tanda negatif jika terjadi
penurunan, yang ditinjau dari kiri.
Ev = 800
LvxA
dimana:
Ev = pergeseran vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung
Lv = panjang lengkung vertikal sama dengan panjang proyeksi lengkung
pada bidang horizontal.
66
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
5.1 Perhitungan lengkung vertikal ( Trase II )
5.1.1 Lengkung Vertikal Cembung I
Elevasi PPV1 = 36 meter
g1 = %100jarak
P elevasi-PPV1 elevasix
= %100467,953
35,13-36x
= 0,18 %
g2 = %100jarak
PPV1 elevasi -PPV2 elevasix
= 100320,924
36 - 35x %
= -0,31 %
Perbedaan aljabar landai , A = g1 – g 2
= 0,18 % – (-0,31) %
= 0,49 %
Berdasarkan nilai A = 0,49 % dan V = 60 km/jam ,dari grafik kecepatan
henti pada buku saodang hal 119 diperoleh Lv = 38 m.
Gambar 5-18 Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung
Sumber : Anonim (1970 : 20)
67
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
JPH =49,0
38399x = 175,906 > Lv = 38
JPM =49,0
38960x = 272,853 > Lv = 38
Syarat keamanan = Lv = 380
VA 2=
380
(60) 0,49 2
= 4,642 m
Keluwesan bentuk = Lv = 0,6 x V = 0,6 (60) = 36 m
Syarat drainase = Lv = 40 x A =40 (0,49) = 19,6 m
Maka diambil Lv terpanjang yaitu 36 ≈ 40
Ev =
800
LvA0245,0
800
4049,0
m
Posisi titik dilengkung vertikal cembung STA 0 + 467,953
Sta PLV1 = Sta PPV1 – 1/2 x Lv
= 0+ 467,953 - 1/2 (40)
= 0 + 447,953 m
Titik antara PLV dan PPV = Sta PPV1 – 1/4 LV
= 0+ 467,953 - 1/4 (40)
= 0 + 457,953 m
Sta PPV1 = Sta 0 + 467,953 m
= 0 + 467,953 m
Titik antara PPV dan PTV = Sta PPV1 + 1/4 LV
= 0+ 467,953 + 1/4 (40)
= 0 + 477,953 m
Sta PTV1 = Sta PPV + 1/2 LV
= 0+ 477,953 + 1/2 (40)
= 0 + 487,953 m
68
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Mencari elevasi sumbu jalan pada setiap Sta:
Persamaan umum, lengkung vertikal : y = 200Lv
Ax 2
Kedudukan titik di sepanjang lengkung vertikal dihitung sebagai berikut:
PLV1, Sta 0 + 447,953 : x = 0 ; y = 0
Sta 0 + 457,953 : x = 10 ; y =
40200
)10(49,0 2
0,006125 m
PPV1, Sta 0 + 467,953 : x = 20 ; y =
40200
)20(49,0 2
0,00245 m
Sta 0 + 477,953 : x = 10 ; y =
40200
)10(257,1 2
0,006125 m
PTV1, Sta 0 + 487,953 : x = 0 ; y = 0
Elevasi sumbu jalan di lengkung vertikal cembung :
Elevasi sumbu jalan PLV = 36 + (g1 × ½ LV)
= 36 + (0,0018 × ½ (40))
= 36,036 m
Elevasi sumbu jalan titik antara PLV dan PPV
= 36 + (g1 × ¼ LV)
= 36 + (0,0018 × ¼ (40)) + 0,006125
= 36,0241 m
Elevasi sumbu jalan PPV = 36 + EV
= 36 + 0,0245
= 36,0245 m
Elevasi sumbu jalan titik antara PPV dan PTV
= 36 + (g2 × ¼ LV)
= 36 + (-0,0031 × ¼ (40)) + 0,006125
= 35,9751 m
69
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Elevasi sumbu jalan PTV = 36 + (g2 × ½ LV)
= 36 + (-0,0031 × ½ (40))
= 35,938
Dari variabel-variabel di atas, dapat digambarkan lengkung vertikal
cembung I, seperti Gambar 5.1.
PLV1 PTV1
PPV1
g1 = 0,18%g2 = -0,31%
Lv = 40 m
Sta 0+447,953 Sta 0+467,953 Sta 0+487,953
Sta 0+457,953Sta 0+477,953
Gambar 5.1 Lengkung Vertikal Cembung I
5.1.2 Lengkung Vertikal Cekung II
Elevasi PPV2 = 35 meter
g1 = %100jarak
PPV1 elevasi-PPV2 elevasix
= 100330,924
36 -35x %
= -0,31 %
g2 = 100jarak
PPV2 elevasi-PPV3 elevasix
= %100344,140
35-45x
= 2,90 %
70
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Perbedaan aljabar landai , A = g1 – g 2
= -0,31 – 2,90
= -3,21 %
Berdasarkan nilai A = -3,21 % dan V = 60 km/jam ,dari grafik kecepatan
henti pada buku saodang hal 119 diperoleh Lv = 38 m.
Gambar 5-20 Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cekung Sumber : Anonim (1970 : 22)
JPH =21,3
38399x = 38,359 > Lv = 38
JPM =21,3
38960x = 59,500 > Lv = 38
Syarat keamanan = Lv = 380
VA 2=
380
(60)3,21- 2= 30,401 m
Keluwesan bentuk = Lv = 0,6 × V = 0,6 (60) = 36 m Syarat drainase = Lv = 40 × A = 40 (3,21) = 128,4 m Maka diambil Lv terpanjang yaitu 128,4 ≈ 130
Ev =
800
LvA
800
13021,3 = -0,5216 m
71
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Posisi titik di lengkung vertikal cembung STA 0 + 788,877 m
Sta PLV2 = Sta PPV2 – ½ LV
= 0+788,877 – ½ (130)
= 0+723,877 m
Titik antara PLV dan PPV = Sta PPV2 – ¼ LV
= 0+788,877 – ¼ (130)
= 0 + 756,377 m
Sta PPV2 = Sta 0 + 788,877
= 0 + 788,877 m
Titik antara PPV dan PTV = Sta PPV2 + ¼ LV
= 0+ 788,877 + ¼ (130)
= 0 + 821,377 m
Sta PTV2 = Sta PPV2 + ½ LV
= 0+788,877 + ½ (130)
= 0 + 853,877 m
Mencari elevasi sumbu jalan pada setiap Sta:
Persamaan umum, lengkung vertikal : y = 200Lv
Ax 2
Kedudukan titik di sepanjang lengkung vertikal dihitung sebagai berikut:
PLV2, Sta 0 + 723,877 : x = 0 ; y = 0
Sta 0 + 756,377 : x = 32,5 ; y =
60200
)15(332,1 2
-0,130406 m
PPV2, Sta 0 + 788,877 : x = 65 ; y =
60200
)30(332,1 2
-0,521625 m
72
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Sta 0 + 821,377 : x = 32,5 ; y =
60200
)15(332,1 2
-0,130406 m
PTV2, Sta 0 + 853,877 : x = 0 ; y = 0 Elevasi sumbu jalan di lengkung vertikal cembung Elevasi sumbu jalan PLV = 35 + (g1 × ½ LV)
= 35 + (-0,0031 × ½ (130))
= 34,798 m
Elevasi sumbu jalan titik antara PLV dan PPV
= 35 + (g1 × ¼ LV)
= 35 + (-0,0031 × ¼ (130)) + (-0,130409)
= 34,478 m
Elevasi sumbu jalan PPV = 35 + EV
= 35 + (-0,5216)
= 34,478 m
Elevasi sumbu jalan titik antara PPV dan PTV
= 35 + (g2 × ¼ LV)
= 35 + (0,029 × ¼ (130)) + (-0,130406)
= 35,304 m
Elevasi sumbu jalan PTV = 35 + (g2 × ½ LV)
= 35 + (0,029 × ½ (130))
= 36,885 m
73
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Dari variabel-variabel di atas, dapat digambarkan lengkung vertikal
cekung II, seperti Gambar 5.2.
PPV2 PTV3PLV2Sta 0 + 723,877
Sta 0 + 756,377Sta 0 + 788,877 Sta 0 + 821,377 Sta 0 + 853,877
g2 = 2,90 %
g1 = - 0,31 %
Ev = -0,5216 m
130 m
Gambar 5.2 Lengkung Vertikal Cekung II
5.1.3 Lengkung Vertikal Cembung III
Elevasi PPV3 = 45 meter
g1 = %100jarak
PPV2 elevasi-PPV3 elevasix
= %100344,140
35 -45x
= 2,90 %
g2 = %100jarak
PPV3 elevasi-6 elevasix
= %100470,952
45-36,66x
= -1,77%
Perbedaan aljabar landai , A = g1 – g 2
= 2,90 – (-1,77) = 4,67 %
74
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Berdasarkan nilai A = 4,67 % dan V = 60 km/jam ,dari grafik kecepatan
henti pada buku saodang hal 119 diperoleh Lv = 50 m.
Gambar 5-18 Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung
Sumber : Anonim (1970 : 20)
JPH =67,4
50399x = 38,359 > Lv = 38
JPM =21,3
38960x = 59,500 > Lv = 38
Syarat keamanan = Lv = 380
VA 2=
380
(60)04,67 2= 44,2421 m
Keluwesan bentuk = Lv = 0,6 × V = 0,6 (60) =36 m Syarat drainase = Lv = 40 × A = 40 (4,67) = 186,8 m Maka diambil Lv terpanjang yaitu 186,8 ≈ 190
Ev =
800
LvA
800
190 4,67= 1,1091 m
Posisi titik di lengkung vertikal cembung STA 0 + 1133,017m
Sta PLV3 = Sta PPV3 – ½ LV
= 1 + 1133,017 – ½ (190)
= 1 + 1039,017 m
75
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Titik antara PLV dan PPV = Sta PPV3 – ¼ LV
= 1 + 1133,107 – ¼ (190)
= 1 + 1085,517 m
Sta PPV3 = Sta 1 + 1133,017
= 1 + 1133,017 m
Titik antara PPV dan PTV = Sta PPV3 + ¼ LV
= 1 + 1133,017 + ¼ (190)
= 1 + 1180,517 m
Sta PTV3 = Sta PPV3 + ½ LV
= 1 + 1133,017 + ½ (190)
= 1 + 1228,017 m
Mencari elevasi sumbu jalan pada setiap Sta:
Persamaan umum, lengkung vertikal : y = 200Lv
Ax 2
Kedudukan titik di sepanjang lengkung vertikal dihitung sebagai berikut:
PLV3, Sta 1 + 1053,017 : x = 0 ; y = 0
Sta 1 + 1085,517 : x = 47,5 ; y =
190200
)5,47(67,4 2
0,277281 m
PPV3, Sta 1 + 1133,017 : x = 95 ; y =
190200
)95(67,4 2
1,1019125 m
Sta 1 + 1188,517 : x = 47,5 ; y =
190200
)5,47(67,4 2
0,277281 m
PTV3, Sta 1 + 1228,017 : x = 0 ; y = 0 Elevasi sumbu jalan di lengkung vertikal cekung : Elevasi sumbu jalan PLV = 45 + (g1 × ½ LV)
76
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
= 45 + (0,029 × ½ (190))
= 47,775 m
Elevasi sumbu jalan titik antara PLV dan PPV
= 45 + (g1 × ¼ LV)
= 45 + (0,029 × ¼ (190)) + (0,2772817)
= 46,657 m
Elevasi sumbu jalan PPV = 45 + EV
= 45 + (1,1091)
= 46,109 m
Elevasi sumbu jalan titik antara PPV dan PTV
= 45 + (g2 × ¼ LV)
= 45 + (-0,0177 × ¼ (190)) +(0,277817)
= 44,436 m
Elevasi sumbu jalan PTV = 45 + (g2 × ½ LV)
= 45 + (-0,0177 × ½ (190))
= 43,318 m
Dari variabel-variabel di atas, dapat digambarkan lengkung vertikal
cembung III, seperti Gambar 5.3.
PLV3 PTV3
PPV3
g1 = 2,90%g2 = -1,77%
Lv = 190 m
Sta 1+1038,017 Sta 1+1133,017 Sta 1+1228,017
Sta 1+1085,517Sta 1+1180,517
Gambar 5.3 Lengkung Vertikal Cembung III
77
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
73
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
74
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
75
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
66
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
67
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
68
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
69
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
70
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
72
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
76
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
78
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
TIMBUNAN
GALIAN
a
b
c
L
x
BAB VI
PERHITUNGAN GALIAN (CUT) DAN TIMBUNAN (FILL)
Dari sketsa jalan yang telah ditentukan pada peta topografi, dapat dilihat
bagian timbunan maupun galian. Tampang galian dan timbunan dapat dihitung
dengan menentukan tampang melintang jalan. Pada bagian jalan yang terletak
pada bagian galian, bagian yang bersambung dapat dihitung volumenya secara
menyeluruh. Apabila diantara dua luas tampang tertentu, maka harus dihitung luas
tampang melintang rata-rata dan dikalikan jarak antara dua tampang yang
bersangkutan.
Lain halnya bila pias yang dihitung antara dua tampang yang berbeda,
yang satu galian dan yang lain timbunan. Maka harus dihitung titik potong muka
tanah dengan permukaan jalan, atau batas antara galian dan timbunan tersebut
seperti pada Gambar 6.1 di bawah ini.
Gambar 6.1 Batasa antara Galian dan Timbunan
a : b = ( L- x ) ( a+b) x = b.L
ax = b.L - b.x x = ba
bxL
ax + bx = b.L
79
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
Dengan demikian dapat diketahui panjang bagian galian dan timbunan,
sehingga dapat dicari volumenya.
Penampang jalan yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 6.2 di
bawah ini.
Gambar 6.2 Potongan melintang jalan
Dimana lebar perkerasan jalan 2 3,75 m dengan kemiringan melintang
2 % dan bahu jalan 2 1,5 m dengan kemiringan melintangnya 4 %. Dimensi
saluran drainase direncanakan dengan talud 1 : 2, b1 = 50 cm, b2 = 150 cm dan h =
100 cm.
0,5 1,5 3,75 3,75 1,5 0,5
1,0
1,5
1,0
1,5-2%-2%
-4% -4%
1:2 1:2
Badan jalanSaluran samping
Bahu jalan Jalur lalu lintas Bahu jalan
Saluran samping
Daerah manfaat jalan (Damaja)
91
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan pembahasan pada bab – bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Titik – titik yang dilewati oleh trase jalan dalam perencanaan ini adalah:
Titik F koordinat (x P = 3000 ; y P = 1250) Titik PI1 koordinat (x PI1 = 3424 ; y PI1 = 1448) Titik PI2 koordinat (x PI2 = 3740 ; y PI2 = 1504) Titik PI3 koordinat (x PI3 = 4064 ; y PI3 = 1620) Titik 17 koordinat (x 2 = 4400 ; y 2 = 1950)
2. Kemiringan masing – masing penggal jalan sebagai berikut:
a. i (P- PI1) = 0,18 % ( aman )
b. i (PI1 – PI2) = -0,31 % ( aman )
c. i (PI2 – PI3) = 2,90 % ( aman )
d. i (PI3 – 2) = -1,77 % ( aman )
3. Ketiga tikungan pada perencanaan horizontal yaitu :
a. Full Circle dengan Δ = 15˚
b. Full Circle dengan Δ = 10˚
c. Spiral – circle – spiral dengan Δ = 24˚
4. Dalam perencanaan alinyemen vertikal, diperoleh satu buah lengkung
vertikal cekung, dan dua buah vertikal cembung
5. Total volume pekerjaan tanah pada perencanaan ini adalah :
a. Timbunan sebesar 1354,3857 m3
b. Galian sebear 14543,19834 m3
92
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
7.2 Saran
1. Pekerjaan penimbunan (fill) pada daerah tanjakan dan turunan diusahakan
tidak terlalu besar, karena usaha pemadatan akan sukar dilakukan.
2. Dari perhitungan volume galian dan timbunan diusahakan nilai volume
pekerjaannya seimbang, dan kalaupun tidak seimbang diusahakan agar
galian lebih besar dari pada timbunan, karena jalan yang dibuat dari tanah
yang digali lebih kuat dari pada jalan dari tanah yang ditimbun.
PERANCANGANGEOMETRIK
JALANRAYA
UntukMemenuhiSebagianSyarat‐SyaratKurikulumJurusanTeknikSipilFakultasTeknik
UniversitasSyiahKuala
DikerjakanOleh:
Nama :Masweri NIM :1404001010100 Jurusan :TeknikSipil
DosenPembimbing :CutMutiawati,ST,MT.
NIP :197605262006042003
JURUSANTEKNIKSIPILFAKULTASTEKNIK
UNIVERSITASSYIAHKUALADARUSSALAM‐BANDAACEH
2017
iii
DAFTAR ISI
SOAL RANCANGAN
LEMBAR KONSULTASI
LEMBAR PENILAIAN
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................................ 3 1.3 Ruang Lingkup Perencanaan .............................................................. 3 1.3.1 Trase rencana/penentuan lintasan ............................................. 4 1.3.2 Merencanakan alinyemen horizontal ........................................ 4 1.3.3 Merencanakan alinyemen vertikal ............................................ 4 1.3.4 Pekerjaan galian (cut) dan timbunan (fiil) ................................. 4
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ............................................................... 5
2.1 Perencanaan Geometrik Jalan ............................................................. 5 2.1.1 Kelas jalan ................................................................................. 5 2.1.2 Kecepatan rencana .................................................................... 5 2.1.3 Keadaan topografi ..................................................................... 5 2.1.4 Volume lalu lintas ..................................................................... 6
2.2 Penentuan Lintasan ............................................................................ 6 2.2.1 Jarak lintasan ............................................................................. 7 2.2.2 Sudut azimut ............................................................................. 7 2.2.3 Kemiringan jalan ....................................................................... 8 2.2.4 Elevasi jalan pada titik kritis ..................................................... 8 2.2.5 Luas tampang ............................................................................ 8
2.3 Alinyemen Horizontal ........................................................................ 8 2.3.1 Jenis Lengkung Horizontal ....................................................... 9 2.3.1.1 Full Circle ..................................................................... 9 2.3.1.2 Spiral Circle Spiral ....................................................... 10 2.3.2 Stasioning .................................................................................. 13 2.4 Alinyemen Vertikal ............................................................................ 14 2.4.1 Jenis Lengkung Vertikal ........................................................... 15 2.4.1.1 Lengkung vertikal cembung ......................................... 15
iv
2.4.1.2 Lengkung vertikal cekung ............................................ 16 2.5 Penampang Melintang Jalan ............................................................... 16
2.6 Galian (cut) dan Timbunan (fill) ......................................................... 16
.
BAB III PENENTUAN TRASE JALAN ............................................................ 18
3.1 Perencanaan Trase .............................................................................. 18
3.2 Alasan Pemilihan Trase ...................................................................... 19
3.3 Perhitungan Trase Jalan ...................................................................... 19 3.3.1 Perhitungan Trase I ................................................................... 19 3.3.2 Perhitungan Trase II .................................................................. 29 3.3.3 Perhitungan Trase III................................................................. 39
BAB IV PERENCANAAN ALINYEMEN HORIZONTAL ............................... 51
4.1 Perencanaan Tikungan ........................................................................ 52
4.1.1 Lengkung Horizontal PI1........................................................... 52 4.1.2 Lengkung Horizontal PI2........................................................... 55 4.1.3 Lengkung Horizontal PI3........................................................... 58
4.2 Perhitungan Stasioning Horizontal ..................................................... 62
BAB V ALINYEMEN VERTIKAL ...................................................................... 65
5.1 Perhitungan Lengkung Vertikal.......................................................... 66
5.1.1 Lengkung Vertikal Cembung I ................................................. 66 5.2.2 Lengkung Vertikal Cekung II ................................................... 69 5.1.3 Lengkung Vertikal Cembung III ............................................... 73
BAB VI PERHITUNGAN GALIAN (CUT) DAN TIMBUNAN (FILL) ............ 78
6.1 Perhitungan Luas Tampang Galian dan Timbunan ........................... 80
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 91
7.1 Kesimpulan ........................................................................................ 91
7.2 Saran ................................................................................................ 92
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................... 93 LAMPIRAN
93
Perencanaan Jalan Raya I
Masweri/1404001010100
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bukhari. R.A, dan Maimunah, 2005, Perencanaan Trase Jalan Raya, Banda
Aceh: Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
Sukirman, Silvia, 1999, Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung:
Penerbit Nova.
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh.
Alhamdullillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam.
Dengan segala kesempuranaan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas “Perencanaan jalan raya I”, yang merupakan salah
satu mata kuliah wajib kurikulum pada Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah
Kuala.
Shalawat serta salam kita sanjungkan sajikan kepada junjungan alam Nabi
Besar Muhammad SAW, yang telah mengubah paradigma manusia dari pemikiran
yang kelam menjadi pengetahuan yang cemerlang serta keluarga dan sahabat-
sahabat beliau, yang juga berkontribusi penuh terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis telah banyak memperoleh
pengarahan dan bimbingan, sehingga keberhasilannya tidak terlepas dari
dukungan berbagai pihak. Maka pada kesempatan kali ini penulis mengucapakan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Cut Mutiawati,ST.,MT Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan ilmu untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan tugas Perencanaan Jalan Raya I;
2. Ayahda, Ibunda dan seluruh keluarga tercinta dengan segala
dorongan,cinta, doa restu, dan limpahan kasih sayang sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas Perencanaan Jalan Raya I;
3. Senior dan seniorita Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala yang
telah berbagi pengalaman dan memberi pengarahan kepada kami;
4. Kawan-kawan angkatan 2014 yang tak pernah lelah memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis;
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas Perencanaan Jalan Raya I.
ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan penulisan
laporan Perencanaan Jalan Raya I ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan di masa mendatang. Dan penulis berharap semoga tugas Perencanaan
Jalan Raya I ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta para pembaca
sekalian. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Banda Aceh, Januari 2017
Penulis
Masweri
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JL. TGK. SYEKH ABDUL RAUF NO. 7 DARUSSALAM – BANDA ACEH 23111
TELP./FAX. (0651) 52222
LEMBAR PENILAIAN PERENCANAAN JALAN RAYA I
Disusun Oleh:
Nama : Masweri
Nim : 1404001010100
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Kurikulum
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
Dan Kepadanya diberikan Nilai :
(.........) Darussalam, Januari 2017
Dosen Pembimbing,
(Cut Mutiawati,ST.,MT ) NIP. 1976 0526 2006 04 2003
PERENCANAAN DAN PENGUJIAN MATERIAL JALAN RAYA
Harap diisi oleh setiap Mahasiswa
Nama : MASWERI
NIM : 1404001010100
Pembimbing : Cut Mutiawati, ST, MT
Titik Asal – Tujuan : P - 2
PERENCANAAN JALAN RAYA (APRK Kecil)
Ditentukan :
Perencanaan Geometrik Jalan Raya untuk jalan baru (penghubung) dengan karakteristik :
a. Jalan 2 jalur 2 arah tanpa median b. Kecepatan perkerasan 60 km/jam c. Lebar perkerasan 2 x 3,75 meter dengan kemiringan normla 2%, max 10% d. Lebar bahu jalan 2 x 1,5 meter dengan kemiringan normal 4% e. Kemiringan memanjang (tanjakan) maksimum 10% f. Kemiringan Talud 1 : 2 g. Ketinggian galian maksimum 10 meter h. Ketebalan timbunan maksimum 4 meter i. Skala gambar 1 : 2000 j. Skala Penampang memanjang dan melintang disesuaikan k. Koordinat ditentukan sendiri (diskusikan dengan pembimbing)
Rencanakan
1. Alternatif Trase jalan (minimal 3 alternatif) 2. Tentukan trase terbaik 3. Alinyemen horizotal 4. Alinyemen Vertikal 5. Besarnya pekerjaan Galian dan Timbunan tanah
Catatan :
1. Mengikuti pedoman perencanaan geometrik jalan (Bina Marga) dan buku Perencaanaan Trase Jalan Raya
2. Titik Awal dan Titik Akhir ditentukan Oleh Pembimbing, dan soal ini harap dibawa setiap konsultasi dan dilampirkan pada buku laporan