Laporan Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks

download Laporan Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks

of 11

description

Fisiologi Hewan

Transcript of Laporan Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks

LAPORAN PRAKTIKUM Fisiologi Hewan dan ManusiaSistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak RefleksYang diPimpin oleh Bapak Drs. Soewolo dan Ibu Nuning Wulandari

Oleh Kelompok 5:Atika Anggraeni(130341614)Dian Hidayaturrahma (130341614840)Gigih Hasbi Ramadhan(130341614830)Karima Zakiyulfani(130341614)Rizka Permatasari(130341614841)Siti Sariyah (130341614834)Suci amanda febriyani(130341614)

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGIMaret 2014Topik: Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak RefleksTanggal Praktikum: 30 Agustus 2014Tujuan Praktikum: Untuk mengetahui macam-macam refleks yang dikendalikan otak dan macam-macam refleks yang dikendalikan oleh medula spinalis.

A. Dasar TeoriGerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan lingkungan interna maupun eksterna. Refleks dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak (disebut refleks kranial) atau medula spinalis (disebut refleks spinal) lewat saraf motorik kranial dan spinal.Refleks terjadi lewat suatu lintasan tertentu, disebut lengkung refleks, dengan komponen: reseptor, neuron sensorik, neuron penghubung (di dalam otak dan medulla spinalis), neuron motorik dan efektor. Sebagian besar refleks merupakan refleks yang rumit, melibatkan lebih dari satu neuron penghubung.Sistem Saraf Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan- perubahan yang terjadi di luar maupun dalam tubuh. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu : Reseptor alat penerima rangsangan atau implus. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.(Henny 2007) Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantar impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa di sadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris di bawah ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak kemudian hasil olahan oleh otak berupa tanggapan, di bawah oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.Unit dasar setiap kegiatan refleks terpadu adalah lengkung refleks. Lengkung refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatios saraf eferent dan efektor.Kegiatan pada lengkung refleks di mulai pada reseptor sensorik sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsangan. Lengkung refleks paling sederhana adalah lengkung refleks yang mempunyai satu sinaps antara neuron aferent dan eferent. Lengkung refleks semacam ini dinamakan monosinaptik dan refleks yang terjadi di sebut refleks monosinaptik.

B. Alat:1. Pemukul karet2. Meja3. kertas pH4. gelas Ukur

C. Bahan1. Diri sendiri2. minuman Rasa jerukD. Data Pengamatan No. Jenis Refleks Perlakuan ke-Jenis Perlakuan Respon

1Refleks Patella (1)Pelaku duduk di kursi dengan kedua kaki terjuntai bebas, dipukul ligamentum patellarisnya dengan pemukul karet. Kaki bergerak pada ketukan ke- 12, respon lambat, arah gerak kaki ke depan

(2)Diulang perlakuan (1) saat pelaku sedang mengerjakan penjumlahan sederetan tiga digit angka (otak aktif)Kaki bergerak pada ketukan ke-7 respon lebih cepat, arah gerak kaki ke depan

(3)Diulang uji refleks tersebut pada saat pelaku melakukan aktifitas otot misalnya menarik kedua tangan yang jari-jarinya bertautan satu sama lain.Kaki bergerak pada ketukan ke-3, respon paling cepat, arah gerak kaki ke depan

2Refleks Achilles (1)Pelaku duduk dikursi dengan telapak kaki tergantung bebas pada tepi kursi, tekuk telapak kaki kearah betis untuk menambah tegangan otot gastrocnemius, kemudian tepuk tendon Achilles dengan pemukul karetBetis menegang, respon kaki lama, sedikit bergerak kearah atas

3Refleks Cornea(1)Dekatkan sedekat mungkin sedikit kapas ke kornea mata pelaku.diamati respon mata pelaku.Kornea mata bergerak ke arah tengah (mengikuti objek)

4Refleks Fotopupil/Cahaya(1)Sebelum perlakuan diameter pupil di ukur. Lalu pelaku menghadap cahaya terang dengan mata tertutup selama 2 menit. Segera setelah pelaku membuka mata diukur lagi pupilnya.Sebelum perlakuan : 4 mmSetelah perlakuan : 3 mmSetelah beberapa detik setelah perlakuan : pupil kembali normal

5Refleks Akomodasi Pupil(1)Pada cahaya terang melihat objek dengan jarak 6 mDiameter pupil : 5 mm

(2)Pada cahaya terang melihat objek dengan jarak dekat 20 cmDiameter pupil : 4 mmDiameter pupil berubah menjadi lebih kecil

6Refleks Konvergensi (1)Pelaku memusatkan pandangannya pada obyek yang jauhKedua mata normal

(2)Pelaku memusatkan pandangannya pada obyek yang dekatKedua mata mengarah ke obyek yang dekat (mengarah kea rah central)

7Refleks Menelan (1)Pelaku menelan saliva di dalam mulut secara berturut-turut selama 20 detik5 kali menelan

(2)Pelaku menelan air di dalam mulut secara berturut-turut selama 20 detik15 kali menelan

8 Refleks Salivari (1)Setelah menahan saliva di dalam mulut selama 2 menit. Kumpulkan saliva kedalam gelas piala kecil. Diukur pH dan volumenyaVolume saliva : 1 mlpH : 7

(2)Diteteskan 2-3 tetes sari jeruk. Dibiarkan 5-10 detik, diukur pH dengan cara menempelkan kertas pada ujung lidahpH : 3

(3)Setelah menahan saliva di dalam mulut selama 2 menit. Kumpulkan saliva kedalam gelas piala kecil. Diukur pH dan volumenyapH : 7volume saliva : 1 ml

E. Analisis Data1. Refleks PatellaPraktikum refleks patella menggunakan tiga perlakuan. Perlakuan pertama pelaku duduk di kursi dengan kedua kaki terjuntai bebas, dipukul ligamentum patellarisnya dengan pemukul karet. Respon yang terjadi adalah kaki bergerak pada ketukan ke-12, respon lambat, arah gerak kaki ke depan. Perlakuan kedua yakni pengulangan perlakuan (1) namun pelaku sedang mengerjakan penjumlahan sederetan tiga digit angka (otak aktif), hasilnya kaki bergerak pada ketukan ke-7 respon lebih cepat, arah gerak kaki ke depan. Perlakuan ketiga yakni diulang uji refleks tersebut pada saat pelaku melakukan aktifitas otot misalnya menarik kedua tangan yang jari-jarinya bertautan satu sama lain dan hasilnya adalah kaki bergerak pada ketukan ke-3, respon paling cepat.2. Refleks AchillesPraktikum refleks achilles yaitu pelaku duduk dikursi dengan telapak kaki tergantung bebas pada tepi kursi, telapak kaki ditekuk kearah betis untuk menambah tegangan otot gastrocnemius, kemudian tendon Achilles dipukul dengan pemukul karet. Hasilnya betis menegang, sedikit bergerak kearah atas namun respon menegangnya otot betis sedikit lama.3. Refleks KorneaPraktikum refleks kornea dengan cara mendekatkan sedekat mungkin sedikit kapas ke kornea mata pelaku dan respon mata pelaku adalah mencoba menggerakkan bola mata untuk melihat objek tanpa menggerakkan kepala.4. Refleks Fotopupil atau CahayaPraktikum refleks fotopupil/cahaya yakni pelaku menghadap cahaya terang dengan mata tertutup selama 2 menit lalu segera setelah pelaku membuka mata diukur lagi pupilnya. dan sebelum perlakuan diameter pupil di ukur. Hasilnya adalah sebelum diberi perlakuan, pupil pelaku berdiameter 4 mm, setelah diberi perlakuan pupil pelaku mengecil menjadi 3 mm.5. Refleks Akomodasi PupilPada percobaan yang kami lakukan yaitu percobaan refleks akomodasi pupil, saat cahaya terang melihat objek dengan jarak 6 m diameter pupil diukur 5 mm dengan cahaya yang terang pula melihat objek dengan jarak dekat yakni 20 cm, diameter pupil menjadi 4 mm .Terdapat perbedaan ukuran pada pupil saat perlakuan melihat jarak dekat dan jarak jauh pada cahaya yang terang yaitu diameter pupil berubah menjadi lebih kecil6. Refleks KonvergensiSaat pelaku memusatkan mata ke objek yang jauh, mata pelaku normal dan saat melihat objek yang dekat, kedua mata melihat ke arah obyek (arah medial)7. Refleks MenelanPelaku menelan saliva di dalam mulut secara berturut-turut selama 20 detik repon pelaku yaitu 5 kali menelan sedangkan pelaku menelan air dalam mulut secara berturut-turut selama 20 detik hasil yang didapat 15 kali menelan8. Refleks SalivariSetelah menahan saliva di dalam mulut selama 2 menit. Volume saliva : 1 ml, pH : 7 Diteteskan 2-3 tetes sari jeruk. Dibiarkan 5-10 detik, diukur pH dengan cara menempelkan kertas pada ujung lidah pH : 3 Setelah menahan saliva di dalam mulut selama 2 menit. Kumpulkan saliva kedalam gelas piala kecil pH : 7 volume saliva : 1 ml.

F. Pembahasan 1. Refleks PatellaSetelah melakukan percobaan, hasil yang kami dapatkan adalah respon yang terjadi berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps. Reaksinya di sebabkan karena pada saat lutut di ketuk (rangsang), ujung- ujung saraf meneruskan pesan melalui neuron sensoris ke medulla spinalis. Disini impuls di teruskan melalui interneuron/asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada gilirannya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke otot tungkai (efektor). Sehingga terjadi gerak ekstensi pada tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps. Karena tidak diolah dalam otak maka berlangsung dengan cepat (Ganong, 2008)

2. Refleks AchillesSetelah melakukan percobaan, hasil yang kami dapatkan adalah Respon yang terjadi berupa plantar fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastocnemius. Hal ini di sebabkan karena Pada saat ketukan tendo acilles (rangsang), ujung-ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan melalui neuron sensoris ke medulla spinalis. Disini impuls di teruskan melalui interneuron/asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada selanjutnya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke otot gastrocnemus (efektor). Sehingga terjadi respon berupa plantar fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastocnemius karena tidak diolah dalam otak maka berlangsung dengan cepat (Guyton, 2008)

3. Refleks KorneaPada refleks kornea atau refleks mengedip, orang coba menggerakkan bola mata ke lateral yaitu dengan melihat salah satu sisi tanpa menggerakkan kepala. Kemudian sisi kontralateral kornea orang coba disentuh dengan kapas yang telah digulung membentuk silinder halus. Respon berupa kedipan mata secara cepat. Sentuhan pada sisi kornea dengan kapas yang berbentuk silinder halus akan mengakibatkan kontraksi secara spontan pada bola. Hal ini disebabkan mata termasuk organ tubuh yang sangat sensitif terhadap benda-benda asing (Pearce, 2009)4. Refleks Fotopupil/CahayaPada percobaan tentang refleks cahaya akan dilihat bagaimana respon pupil mata ketika cahaya senter dijatuhkan pada pupil. Ternyata repon yang terjadi berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral. Jalannya impuls cahaya sampai terjadi kontriksi pupil adalah berasal dari pupil kemudian stimulus diterima oleh N.Opticus, lalu masuk ke mesencephalon, dan kemudian melanjutkan ke N .Oculomotoris dan sampai ke spingter pupil.Refleks cahaya ini juga disebut refleks pupil.Pada percobaan refleks cahaya, pupil mata mengalami pengecilan.Cahaya yang berlebihan yang masuk kedalam mata membuat pupil mata menjadi kecil (Sherwood,2006). 5. Refleks Akomodasi PupilSaat percobaan refleks akomodasi pupil, percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori yaitu pupil mengecil saat melihat jarak dekat dengan cahaya yang terang. Hal ini disebabkan adanya kontriksi pupil. Kontiksi pupil menghasilkan penyempitan pada pupil. Tujuannya adalah untuk membatasi cahaya tepi agar tidak masuk ke bagian tepi lensa. Cahaya tepi akan menghasilkan bayangan buram, karena tidak dapat difokuskan ke retina (Soewolo dkk,2005).6. Refleks KonvergensiPelaku memusatkan pandangannya pada objek yang jauh, kedua mata normal. Pada saat pelaku memusatkan pandangannya pada objek yang dekat, respon dari mata pelaku yaitu kedua mata mengarah ke obyek yang dekat. Manusia pada saat melihat suatu benda, kedua bola matanya akan terfokus pada satu benda tersebut. Keadaan demikian dikenal sebagai single binocular vision atau kemampuan mengarahkan cahaya dari suatu benda agar jatuh pada titik-titik sesuai pada retina kedua mata. Bila benda di dekatkan ke mata agar supaya bayangan jatuh pada titik-titik sesuai, maka kedua mata harus diputar kearah medial. Gerakan memutar bola mata kearah medial inilah yang disebut konvergensi bola mata(Soewolo dkk,2005).7. Refleks Menelan Pada percobaan ini gerakan menelan saliva diatur oleh serangkaian gerakan dengan satu fase volunter dan diikuti dua fase involunter. Pada fase volunter mengumpulkan isi mulut ke atas lidah dan mendorongnys ke belakang ke dalam faring. Waktu mendorong ke faring yang berfungsi adalah kontraksi otot-otot dasar mulut dan lidah.kontraksi dasar mulut ini akan membantu mengangkat tulang hyoid dan laring, sementara aditus laringis mendekati epiglottis. Epiglotis direndahkan oleh radiks lidah dengan bantuan m. arypigloticus sehingga aditus laringis ditutup. Secara serentak rimaglotis ditutup dan pernapasan berhenti, air liur atau air melewati faring mulailah gelombang kontraksi involunter dalam otot faring yang mendorong materi ke dalam esophagus. Kontraksi cincin otot esophagus terbentuk di belakang bolus yang terus diikuti gelombang peristaltic, sampai esophagus bersih dari bolus masuk ke lambung. Bolus yang lewat di esophagus dipermudah oleh kelenjar esophagus. Reflek menelan tetap aktif sewaktu tidur. Serabut saraf aferen dan eferen berjalan di dalam beberapa nervus kranialis yaitu nervus glossofaringeus dan nervus vagus yang keluar dari medulla oblongata(Soewolo dkk, 2005).8. Refleks SalivariPada reflek Salivari. Saliva dihasilkan dari sekresi kelenjar salivaris. Saliva mengandung dua enzim pencernaan yaitu lipase lingualis yang disekresi oleh kelenjar pada lidah, dan ptyalin yang disekresi oleh kelenjar salivaria. Enzim ptyalin membongkar tepung di mulut yang merupakan digesi kimiawi. Pembongkaran pati oleh ptyalin tergantung enzim 6,7 dan kerja ini akan berhenti setelah sampai di lambung, karena dihambat oleh getah lambung(Soewolo dkk, 2005).

G, Kesimpulan Gerak refleks terjadi karena adanya reseptor yang menerima rangsangan oleh saraf sensorik dan saraf motorik yang diteruskan ke spinalis atau ke otak tergantung jenis refleksnya. H. Diskusi A. Lintasan Refleks1. Lintasan Refleks PatellaReaksinya di sebabkan karena pada saat lutut di ketuk (rangsang), ujung- ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan melalui neuron sensoris ke medulla spinalis. Disini impuls di teruskan melalui interneuron/asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada gilirannya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke otot tungkai (efektor). Sehingga terjadi gerak ekstensi pada tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.Refleks Patella termasuk refleks somatik2. Lintasan Refleks AchillesPada saat ketukan tendo acilles (rangsang), ujung-ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan melalui neuron sensoris ke medulla spinalis. Disini impuls di teruskan melalui interneuron/asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada selanjutnya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke otot gastrocnemus (efektor). Sehingga terjadi respon berupa plantar fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastocnemius.Refleks Achilles termasuk refleks somatik3. Lintasan Refleks KorneaRangsang berupa objek (kapas) yang didekatkan ke mata, Refleks Kornea termasuk refleks otonom4. Lintasan Refleks Fotopupil/CahayaKetika kapas didekatkan (rangsang) ternyata respon yang terjadi berupa konstriksi pupil homolateral dan kontralateral. Jalannya impuls cahaya sampai terjadi kontriksi pupil adalah berasal dari pupil (reseptor) kemudian stimulus diterima oleh N.Opticus, lalu masuk ke mesencephalon, dan kemudian melanjutkan ke N .Oculomotoris dan sampai ke spingter pupil (efektor). Refleks fotopupil/cahaya termasuk refleks otonom5. Refleks Akomodasi Pupil kontraksim. siliarismengendurkan strukturpenggantunglensa. Karenaini bersifatelastis secara instrinsik, lensakemudianmencembung, sehingga memilikikekuatan refraksiyang lebih tinggi. Proses ini mempertahankan bayangan retina suatu objektetap dalam fokus saat benda digerakkan mendekati mata. Sebaliknya, apabila bendadigerakkan menjauhi mata atau pandangan seseorang diarahkan ke titik yang lebih jauh,relaksasi m. siliaris memungkinkan struktur penggantung menarik lensa kembali ke bentukyang lebih datar, menurunkan kekuatan refraksinya dan sekali lagi mengembalikan visual ke focus yang tajam.6. Refleks Konvergensi Konvergensi,: m. rectusmedialis kedua matateraktivasisehinggatiap-tiap aksisoptikalterusmenunjuklangsungke objek yang sedang diamati. Kondisi ini mempertahankan bayangan objek tetap berada di fovea masing-masingmata.termasuk refleks otonom.7. Refleks Menelan Kontraksi cincin otot esophagus terbentuk di belakang bolus yang terus diikuti gelombang peristaltic, sampai esophagus bersih dari bolus masuk ke lambung. Bolus yang lewat di esophagus dipermudah oleh kelenjar esophagus. Reflek menelan tetap aktif sewaktu tidur. Serabut saraf aferen dan eferen berjalan di dalam beberapa nervus kranialis yaitu nervus glossofaringeus dan nervus vagus yang keluar dari medulla oblongata. Termasuk refleks somatik8. Refleks Salivari Sekresi saliva diatur oleh neuronal oleh saraf autonom parasimpatis & simpatis.Pada saat perlakuan terjadi perubahan impuls dari lidah yang mendapat rangsanganoleh saraf sensorik lalu menuju ke otak, lalu di otak informasi tersebut diolah dan pada akhirnya impuls diteruskan oleh saraf motorik sehingga mendorong terjadinya secret saliva hingga volume saliva yang dihasilkan semakin banyak. Termasuk saraf cranial.

B. Perbandingan perlakuanPada praktikum refleks patella, terdapat 3 macam perlakuan. Perlakuan pertama, pelaku tidak sedang melakukan kegiatan lain dan keadaan otak tidak sedang berpikir (pelaku sadar bahwa akan dikenai rangsangan). Impuls dikirim ke otak sehingga berjalan lambat. Akibatnya respon baru terjadi pada ketukan ke 12. Pada perlakuan kedua, pelaku sedang berpikir aktif, dan hasilnya respon menjadi lebih cepat yakni ketukan ke 7 sebab impuls tidak dikirim ke otak melainkan ke sumsum tulang belakang. Pada perlakuan ketiga, ketika akan dikenai rangsang pelaku sedang melakukan kegiatan lain, dalam keadaan ini impuls dikirim juga ke sumsum tulang belakang. Respon terjadi paling cepat yaitu pada ketukan ke 3.

RujukanGanong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGCGuyton, Athur C. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human Physiology and Mechanisms of Disease).Jakarta : EGCGuyton dan Hall.2006.Text Book of Medical Phisiology.Jakarta : EGCPearce,Evelyn.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gtamedia Pustaka UtamaSherwood,Lauralee.2006.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta :EGCSoewolo.Basoeki,Soedjono. Yudani,Titi. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: Penerbit Universitas Negeri MalangRiandari, Henny.2007.Gerak Refleks.(online) http://adriautami.wordpress.com/tag/gerak-refleks/ Riandari, Henny diakses tanggal 3 september 2014Susanto, Hendra.2011. modul-praktikum-fisiologi-hewan-jurusan .(online)http://hendrasusantofaal.blogspot.com/2011/03/modul-praktikum-fisiologi-hewan-jurusan.html diakses tanggal 3 september 2014http://bandoqueen.blogspot.com/2012/05/pengujian-sistem-saraf-gerak-refleks.html