Laporann PL-Industri Plastik

55
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN “PABRIK PLASTIK KALIBAGOR” BLOK CHEM 1 (COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MEDICINE 1) Nama Pembimbing:dr.Ika Disusun oleh: 1. Fickry Adiansyah G1AOO9008 2. Diah Rizky Faradila G1A009014 3. Octi Guchiani G1A009026 4. Tessa Septian A G1A009038 5. Purindri Maharani S G1A009050 6. Yanuary Tejo Buntolo G1A009062 7. Andromeda G1A009074 8. Rizka Oktaviana P G1A009086 9. Fawzia Merdhiana G1A009098 10. Egi Dwi Satria G1A0090122 11. Firman Pranoto G1A0090134 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER PURWOKERTO 2009

Transcript of Laporann PL-Industri Plastik

Page 1: Laporann PL-Industri Plastik

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN

“PABRIK PLASTIK KALIBAGOR”

BLOK CHEM 1 (COMMUNITY HEALTH AND ENVIRONMENTAL MED ICINE 1)

Nama Pembimbing:dr.Ika

Disusun oleh:

1. Fickry Adiansyah G1AOO9008 2. Diah Rizky Faradila G1A009014

3. Octi Guchiani G1A009026 4. Tessa Septian A G1A009038

5. Purindri Maharani S G1A009050 6. Yanuary Tejo Buntolo G1A009062

7. Andromeda G1A009074 8. Rizka Oktaviana P G1A009086 9. Fawzia Merdhiana G1A009098

10. Egi Dwi Satria G1A0090122 11. Firman Pranoto G1A0090134

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER PURWOKERTO

2009

Page 2: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Lingkungan kerja yang sehat sangat menentukan kenyamanan, produktivitas dan prestasi kerja. Selain itu,

pada kegiatan industri yang meproduksi produk tertentu seperti makanan, minuman, jamu, obat, dan

kosmetik menuntut kualitas sanitasi yang baik pada lingkungan kerja, area produksi dan proses produksi.

Maka dari itu Penerapan sanitasi dan hygiene dalam lingkungan kerja industri dalam mencegah terjadinya

kontaminasi dan menerapkan konsep sanitasi alat, bahan, pekerja, dan lingkungan diindustri. Untuk

menguasai sub kompetensi tersebut dianjurkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab

kontaminan dan mencegah terjadinya kontaminasi secara cermat dan teliti dengan sanitasi dan hygiene

sesuai standar operasional prosedur pada industri perikanan. Selain itu dianjurkan dapat melakukan

sanitasi lingkungan, peralatan,hygiene pekerja di lingkungan kerja industri.(Sumakmur, 1988)

Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan

nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan

pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan industri dalam proses

produksinya selalu disertai faktor-faktor yang mengandung resiko bahaya dengan terjadinya

kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.

Setiap ancaman terhadap keselamatan dan kesehatan kerja harus dicegah. Karena ancaman

seperti itu akan membawa kerugian baik material, moril maupun waktu terutama terhadap

kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Lebih-lebih perlu disadari bahwa pencegahan

terhadap bahaya tersebut jauh lebih baik daripada menunggu sampai kecelakaan terjadi yang

biasanya memerlukan biaya yang lebih besar untuk penanganan dan pemberian kompensasinya.

Mengingat kegiatan sektor industri tidak terlepas dengan penggunaan teknologi maju yang dapat

berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja terutama masalah penyakit akibat kerja.

Selain itu masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan ketentuan-ketentuan yang

mengarah kepencegahan penyakit akibat kerja, hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian,

Page 3: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 2

waktu dan memerlukan biaya yang tinggi. Dari pihak pekerja sendiri disamping pengertian dan

pengetahuan masih terbatas, ada sebagian dari mereka masih segan menggunakan alat pelindung

atau mematuhi aturan yang sebenarnya. Oleh karena itu masalah keselamatan dan kesehatan

kerja tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri tetapi harus dilakukan secara terpadu yang melibatkan

berbagai pihak baik pemerintah, perusahaan, tenaga kerja serta organisasi lainnya. (B.N.B

Silalahi, 1991)

PT. Setia Kawan Purwokerto merupakan perusahaan daur ulang plastik yang tentunya

mempunyai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

Tujuan menerapkan keselamatan kerja ini, diantaranya untuk :

• Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja.

• Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan

kerja atau pekerjaannya.

• Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan fisik, mental, pendidikan dan

ketrampilan.

• Meningkatkan efisiensi dan produktifitas

• Mengidentifikasi potensi bahaya yang diakibatkan lingkungan kerjanya

• Menganalisa resiko yang dapat ditimbulkan akibat potensi bahaya tersebut, sehingga

dilakukanya dapat diberlakukanya upaya pencegahan.

Di Indonesia, upaya Kesehatan lingkungan kerja dikembangkan selaras dengan aspek ergonomi,

kesehatan dan keselamatan kerja, baik dari segi keilmuan maupun penerapannya.

Dalam penerapan Kesehatan lingkungan kerja dikenal tiga aspek utama yakni pengenalan, penilaian dan

pengendalian lingkungan kerja. Teknik identifikasi/pengenalan lingkungan kerja dapat dilakukan melalui

suatu “ walk through survey “ atau survey pendahuluan berupa pencatatan data dan observasi secara

umum seperti nama bagian, jumlah pekerja, proses produksi/ lay out proses, bagan perusahaan dan

dilanjutkan dengan pengamatan tentang potensi bahaya, jenis mesin/ peralatan, tanda peringatan, tata

rumah tangga, tanggap darurat, tehnologi pengendalian yang ada dan sebagainya.

Pengenalan lingkungan bermanfaat guna mengetahui secara kualitatif bahaya potensial di tempat kerja,

menentukan lokasi, jenis dan metode pengujian yang perlu dilakukan.( Soemirat S Juli, 1994)

Page 4: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 3

Pada tahap penilaian / evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran. Melalui penilaian lingkungan dapat

ditentukan kondisi lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran

dan standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau

tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya.

Penerapan pengendalian merupakan metode teknik untuk menurunkan tingkat factor bahaya lingkungan

sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus melindungi pekerja.

Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi (sumakmur, 1993):

� Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

� Peralatan dan bahan yang dipergunakan

� Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.

� Proses produksi

� Karakteristik dan sifat pekerjaan

� Teknologi dan metodologi kerja

Page 5: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 4

B. Tujuan

Untukmengenal/mengetahui masalah tersebut di atas, maka Praktek Lapangan yang dilakukan

bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi potensi bahaya yang diakibatkan lingkungan kerjanya.

2. Mengidentifikasi setiap faktor lingkungan yang memungkinkan terjadinya suatu penyakit

sebagai salah satu upaya sanitasi.

3. Mendapatkan data obyektif dari kondisi lingkungan kerja yaitu faktor fisik (suhu,

penerangan dan kebisingan) dan faktor kimia (debu , dan gas gas pencemar lainya ).

4. Menganalisa resiko yang dapat ditimbulkan akibat potensi bahaya tersebut, sehingga

dilakukanya dapat diberlakukanya upaya pencegahan.

5. Mengetahui upaya sanitasi lingkungan kerja yang dilakukan untuk mengurangifaktor

resiko/ bahaya yang ada di lingkungan kerja .

6. Memberikan masukan terhadap perusahaan dalam upaya pencegahan/penanggulangan

masalah yang timbul.

C. Manfaat

Praktek lapangan yang di laksanakan ini, dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa

mengenai dasar-dasar sanitasi lingkungan kerja industri dan dampaknya baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap masyarakat sekitar dan upaya pencegahannya.

Page 6: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 5

BAB II

GAMBARAN UMUM

Pabrik plastik Setia Kawan ini terletak di Desa Kalibogor Kecamatan Purwokerto Barat. Jenis

usaha adalah perseorangan. Pemilik sekaligus direkturnya adalah Bapak Agus Nindyanto. Pabrik in

berdiri pada tahun 1970-an. Pabrik ini benar-benar dimulai dari nol. Dipelopori oleh kegigihan Bapak

Agus yang dapat mengantarkan pabrik plastic ini berkembang hingga sekarang. Diawali hanya dengan

memotong lalu mengolah plastic bekas hingga akhirnya Pak Agus dapat membeli mesin produksi dan

pada tahun 1985 dapat pindah menempati gedung pabrik yang sekarang.

Saat ini jumlah karyawan yang bekerja adalah 700 orang dan sebagian besar terdiri dari wanita.

Persentasenya adalah 75%. Dari sisi mesin, pabrik ini memiliki 9 buah mesin daur ulang, 34 buah mesin

produksi roll HDPE, 32 buah mesin produksi PT, 40 buah mesin potong, dan sebagainya. Pabrik ini

merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang produksi plastic kantong. Secara teknis proses

pembuatannya disebut dengan blow. Jadi, produksinya itu berupa plastic kantong. Ada beberapa

perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama tetapi berbeda produksinya. Salah satu produksinya

adalah ember.

Bahan baku plastic ada dua macam, yaitu PP (polipropilen) dan PE (poli etilen). Poli propilen/PP

dalam bentuk plastic adalah kantong plastic bening yang biasa digunakan untuk bungkus roti, bungkus

obat, dan tempat baju. PP sendiri ada berbagai macam, salah satunya yaitu OPP (oriented poli propilen)

yang biasa digunakan untuk bungkus baju, sandal, yang apabila dipegang sedikit kaku. Tetapi perusahaan

ini tidak bergerak di bidang OPP, melainkan bidang PP saja. Bahan baku plastic yang kedua adalah PE

(Poli etilen). Berdasarkan bahan bakunya, PE dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1. HDPE (Highdentify Poli Etilen)

Merupakan bahan baku untuk membuat tas kresek.

2. LDPE (Lowdentify Poli Etilen)

Merupakan bahan untuk membuat polibag.

Page 7: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 6

Secara prinsip, proses pendinginan PP dan PE sama saja. Yang berbeda adalah jika PP proses

pendinginan setelah barang itu menjadi plastic adalah menggunakan air. Sedangkan jika PE, proses

pendinginan setelah menjadi plastic adalah menggunakan udara.

Cara membuat plastic

Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul- molekul kecil

(monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur yang kaku. Plastik

merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan

reaksi polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer) yang sama , sehingga membentuk rantai panjang

dan kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukannya. Plastik memiliki titik didih dan

titik beku yang beragam , tergantung dari monomer pembentuknya. Monomer yang sering digunakan

adalah etena (C2H4), propena(C3H6), styrene(C8H8), vinil klorida, nylon dan karbonat(CO3). Plastik

merupakan senyawa polimer yang penamaannya sesuai dengan nama monomer nya dan diberi awalan

poli-. Contohnya, plastik yang terbentuk dari monomer- monomer propena, namanya adalah polipropilena

. Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan

memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.

Secara kimiawi, plastic adalah polimer yang memiliki tingkat kestabilan yang cukup tinggi,

sehingga tidak mudah rusak. Maka dari itu jika plastic tertimbun di dalam tanah dalam jangka waktu yang

lama, plastic tidak akan rusak. Berbeda jika plastic berada pada daerah yang terbuka dan terkena sinar

matahari secara langsung dan terkena hujan, maka lama-kelamaan plastic akan menjadi lapuk, sehingga

plastic dapat terurai. Oleh karena itu, dalam perusahaan ini tidak ada istilah pembuatan, melainkan

pengolahan. Karena secara struktur kimiawi tidak terdapat perubahan, yang terjadi hanya perubahan

bentuk saja.

Pabrik ini memproduksi plastic thermosetting (plastic yang dapat mengalami perubahan bentuk

karena adanya perbedaan temperature). Pada saat plastic mencapai temperature biasa, yaitu sekitar 120-

130 derajat celcius, plastic akan meleleh. Tetapi jika setelah leleh kemudian didinginkan, maka bentuknya

akan sesuai pada saat dingin. Setelah dingin, bentuknya akan tetap dan tidak mengalami perubahan lagi.

Dalam proses pembuatan plastic, plastic yang semula berupa biji atau potongan-potongan kecil

dilelehkan, kemudian keluar dari mesin sudah berbentuk lingkaran. Lingkaran yang kontinyu (terus

menerus) akan membentuk suatu silinder. Silinder inilah yang akhirnya menjadi plastic, dengan cara

ditambahkan angin dan ditarik agar memiliki ukuran dan ketebalan sesuai dengan yang diinginkan.

Page 8: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 7

Secara teknis keluar dalam bentuk lingkaran lalu di dalamnya ditambah angin supaya posisi bentuk

balonnya tetap. Jika tidak ada angin di dalamnya, otomatis balon mudah goyang dan dapat terjadii ukuran

yang berbeda karena tidak ada yang menstabilkan. Maka dari itu untuk menstabilkan balon, di dalamnya

harus ditambah angin, sehingga ukuran sudah pasti tetap, kecuali jika terjadi kebocoran.

Warna dasar plastic adalah bening. Jika ada plastic yang berwarna-warni (merah, kuning, hijau,

biru) itu disebabkan karena ada pewarna di dalamnya. Pewarna khusus untuk plastic berbentuk seperti

biji. Secara balancing, 1 kg bahan baku akan menjadi 1 kg plastic. Hanya , dalam proses produksi tidak

mungkin 100% menjadi barang jadi. Pasti akan ada barang yang rusak atau tercecer. Dalam proses

produksi tidak ada pencampuran zat kimiawi. Oleh karena itu perusahaan ini tidak memiliki laboratorium

untuk pengembangannya. Perusahaan ini memakai metode uji coba langsung pada mesin.

Proses daur ulang

Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:

• Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga manusia.

• Bagian proses yang menggunakan mesin.

Proses daur ulang merupakan kebalikan dari proses produksi. Tetapi secara prinsip prosesnya

sama, yaitu dengan cara dipanaskan lalu dicetak. Di bawah ini merupakan proses daur ulang plastic :

1. Sortir

Merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan

pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material / benda asing

yang tidak diharapkan masuk ke dalam proses.

2. Pemotongan

Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses

selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong

atau lembaran plastik)

3. Pencucian

Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri dari 2

tahap, yaitu:

� Prewashing

Page 9: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 8

Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses

selanjutnya dengan menggunakan media cair sebagai sarana untuk mencuci material

dan membawa material asing keluar dari proses.

� Pencucian Tahap 2

Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan mesin friction water. Materi

dicuci kembali oleh ulir menanjak yang berputar pada putaran tinggi sehingga hasil

dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan, dimna

bagian ini masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari

proses.

4. Pengeringan

Dilakukan secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga

air dapat keluar. Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas

dari suhu yang melekat.

5. Pemanasan

Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses pemanasan material pada

suhu 2000 derajat celcius, dimana suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan

dialirkan untuk menuju proses penyaringan.

6. Penyaringan

Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh

permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan

lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akan dipotong-potong.

7. Pendinginan

Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.

8. Pencetakan/penggilingan

Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie

dengan diameter 4 mm.

9. Pembungkusan dan Pemeriksaan

Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung plastik. Pemeriksaan untuk

mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.

Page 10: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 9

Hasil produksi perusahaan ini antara lain tas kresek, polibag, sedotan, tali raffia, dan tali

kemasan(tali yang digunakan untuk mengikat kardus). Daerah pemasarannya meliputi Karesidenan

Banyumas, dan sebagian memasuki Cilacap. Potensi terbesar berada pada daerah Jawa Tengah bagian

barat dan Jawa Barat bagian timur. Dari Brebes, Pemalang, Indramayu dan Tasik.

Hiperkes

Untuk kesehatan kerja karyawan, sementara ini perusahaan hanya menyediakan obat-obatan

ringan saja. Jika ada karyawan sakit, maka berobat sendiri, karena perusahaan tidak menyediakan

poliklinik atau dokter perusahaan. Perusahaan juga mengikutkan seluruh karyawannya untuk mengikuti 3

program Jamsostek. Program itu antara lain jaminan keselamatan kerja, jaminan kematian, dan jaminan

hari tua.

Untuk keselamatan kerja karyawan, perusahaan mencoba memberi fasilitas-fasilitas supaya tidak

terjadi hal yang tidak diinginkan. Contohnya adalah penggunaan masker, sapu tangan, sepatu boots,

kacamata, dan lain-lain.

Untuk konstruksi ruangan, dibuat ventilasi yang sedemikian lebar, sehingga sirkulasi udara

diharapkan lancar. Perusahaan mempertimbangkan, jika sampai terlalu banyak angin, akan berpengaruh

pada proses produksi. Selain ventilasi ada pula jelagar , turbo ventilator dan juga blower penghisap.

Limbah yang dihasilkan oleh pabrik adalah limbah padat yang berupa pasir dan limbah cair yang berasal

dari sisa proses pencucian. Limbah padat tadi akan dibuang ke TPA. Sedangkan limbah cairnya dibuang

ke sungai pada saat aktivitas orang di sungai telah habis. Biasanya pabrik akan membuang limbah pada

pukul 22.00 wib. Pengujian ph limbah air menunjukkan bahwa air mengandung asam, karena ph-nya di

bawah 7. Selain itu diadakan pula pengujian COD, BOD, dan TSS. TSS merupakan material padat yang

tersuspensi di dalam air. Semakin besar TSS maka air akan semakin keruh.

Kelembapan udara tidak diketahui secara pasti, karena perusahaan jarang melakukan pengukuran.

Untuk penerangannya, perusahaan memakai lampu TL dan beberapa memakai lampu penerangan jalan.

Rata-rata pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan yang monoton. Kebanyakan aktivitas bergerak

terjadi pada bagian produksi, karena 60% bergerak dan 40% aktivitas menunggu. Jam kerja perusahaan

ini normalnya adalah 7 jam. Jika di bagian produksi waktu bekerja adalah 24 jam dibagi menjadi 3 shift.

Page 11: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 10

Shift pertama dari pukul 07.00-15.00 wib. Shift kedua pukul 15.00-23.00 wib. Shift ketiga pukul 23.00-

07.00 wib.

Rata-rata kecelakaan yang terjadi di perusahaan diakibatkan oleh kecerobohan dan

missunderstanding karyawan. Salah satu contohnya adalah kejatuhan roll dan terjepit roll.

Page 12: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 11

BAB III

HASIL ANALISIS

Pengamatan dilakukan pada hari kamis 7 januari 2010 tepat pada jam 09.30, hasil analisis

yang kami dapatkan setelah melakukan praktek lapangan di Pabrik Plastik, PT. Setia

Kawan Purwokerto adalah sebagai berikut :

Indikator yang digunakan :

1. Faktor Fisik

Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan, getaran, radiasi,

dan tempratur ekstrem. Faktor-faktor ini penting diperhatikan didalam tempat kerja, karena

pengaruhnya terhadap kesehatan pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun secara

komulatif.

a. Suhu dan Kelembaban

Tekanan panas di suatu lingkungan kerja merupakan perpaduan antara faktor

iklim: suhu udara, kelembaban, radiasi dan kecepatan angin dan faktor non-iklim :panas

metabolisme tubuh, pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi (Widarto, 1991). Pencegahan terhadap

tekanan panas (Phoon, 1988 ), antara lain:

Aklimatisasi.

Di negara tropis tidak menjadi kesulitan dalam menghadap heat stress, bukan

berarti tenaga kerjanya kebal terhadap paparan panas. Aklimatisasi dapat dilakukan dengan

menanggalkan pakaian kerja yang terbuat dari bahan tidak berpori,melonggarkan pakaian agar

udara banyak masuk.

a. Ventilisasi yang cukup sehingga terjadi sirkulasi udara dalam ruang kerja.

b. Cukup mengkonsumsi air dan garam.

c. Isolasi antara sumber panas dan tenaga kerja.

Syarat Kesehatan :

i. Tinggi langit-langit dari lantai minimal 2.5 meter

ii. Bila suhu udara >30 perlu menggunakan alat penata udara seperti AC, kipan angin, dll

iii. Bila Suhu udara luar < 18 ºC perlu menggunakan pemanas ruangan

Page 13: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 12

iv. Bila kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu menggunakan alat dehumidifier

v. Bila kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu menggunakan alat humidifier

(misalnya : mesin pembentuk aerosol)

Nilai Ambang Batas :

Suhu dan kelembaban

- Suhu : 18 – 30ºC

- Kelembababan : 65% -95%

Keadaan di pabrik :

i. Tinggi dinding pabrik, 6 m , dengan kemiringan atap 3,5 m, maka tinggi langit-

langit dari lantai 9,5m (memenuhi syarat kesehatan). Hal ini mengindikasikan

kondisi ruangan dapat lebih meminimalisir kelembaban dan suhu yang tinggi di

dalam ruangan.

ii. Suhu udara tidak dapat diukur dengan pasti, karena kami tidak memiliki alat

pengukur temperatur ruanganya. Akan tetapi dalam ruangan kerja, terdapat pemanas

heater yang berfungsi memanaskan,

suhu minimalnya = 150oC

untuk daur ulang = 200-250oC

Maka dari itu, sekitar ruangan akan terkena radiasi panas yang tinggi. Terlebih lagi

tidak dipasangnya alat pengatur suhu ruangan, dikarenakan jika dipasang alat

tersebut akan mempengaruhi kerja heater yang harus bekerja denga energi lebih

besar, hal ini nantinya mempengaruhi hasil produksi. Paparan panas sedikit banyak

akan mempengaruhi kesehatan pekerja.

iii. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat paparan suhu yang tinggi,

antara lain (H.J.Mukono, 2005):

- Heat stress dan heat hyperpyresis

Kulit kering terasa panas, kulit merah sampai cyanotik, suhu tubuh > 40,5oC,

kesadaran menurun, lalu kejang, dan pada paparan terus menerus bisa koma.

Penderita harus segera dipindahkan ke ruangan dingin sampai keadaan pulih

kembali. Selimuti dengan selimut basah dan obati rasa shocknya.

- Heat syncope

Page 14: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 13

Tidak bisa berdiri tegap, mobilitas rendah, dikarenakan darah terkumpul pada

pembuluh yang melintas di permukaan kulit dan ekstrimitas bawah.

Penderita harus segera dipindahkan ke ruangan dingin sampai keadaan pulih

kembali.

- Heat exhaustion (kekurangan cairan/garam)

Lemah, mual, sakit kepala, pucat, tekanan darah menurun, dehidrasi.

Pengobatan yang dengan dilakukan bisa dengan cairan oral dan pemindahan

ke ruangan yang lebih dingin. Pencegahanya bisa dilakukan dengan sering

minum air selama bekerja.

- Heat cramps

Rasa nyeri saat bekerja diakibatkan dehidrasi pada tubuh, sirkulasi darah

terganggu, memunculkan ketegangan. Pengobatan yang dengan dilakukan

bisa dengan cairan oral dan pemindahan ke ruangan yang lebih dingin.

- Heat Rash (miliaria rubra)

Timbul kulit memerah, dan bintik pada kulit akibat tersumbatnya kelenjar

keringat. Pengobatan yang dapat dilakukan bisa dengan mengoleskan lotion

pada kulit, dan hindarkan kulit terkena infeksi.

- Anhidrotic Heat Exhaustion

Adanya trauma kulit (kulit merah) menyebabkan tertahanya keringat pada

lapisan kulit,sehingga kulit tidak berkeringat walaupun pada suhu tinggi,

disertai pula dengan bintik merah kecil pada kulit. Obati kulit yang memerah

dan usahakan kulit berkeringat secara bertahap.

- Heat Fatigue Transient

Kelelahan membuat keadaan fisiologisnya tegang dalam bekerja, pencegahan

dapat dilakukan dengan aklimatisasi, dan training sebelum bekerja perihal

suhu tinggi.

- Heat Fatigue chronic

Kelelahan berat menyebabkan perilaku sosial kurang baik, pengobatan dapat

dilakuakan dengan menghilangkan keluhan yang dirasakan.

iv. Kelembaban udara tidak dapat diukur dengan pasti, karena kami tidak memiliki alat

pengukur kelembaban ruanganya. Dilihat dari keadaan ruanganya diperkirakan

kelembaban tinggi. Kelembaban ruangan yang tinggi menjadi faktor mudahnya

jamur dan bakteri untuk tinggal dan berkembang biak. Karena dapat terlihat dari

kondisi dinding dan lantainya banyak jamur yang dapat ditemukan, memungkinkan

Page 15: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 14

adanya jamur sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak dermal

menyebabkan gangguan kesehatan, seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.

v. Zat biologis yang dapat hidup dalam tanah yang lembab

Bakteri anthacis, penyebab penyakit antrax

Jamur kapsulatum, penyebab penyakit histoplasmosis

Jamur fumigatus, penyebab penyakit aspergillosis

Cacing vermicolasis, penyebab penyakit oxyuriasis

Cacing duddenale, penyebab penyakit Ancylostomiasis

vi. Kelembaban udara juga menyebabkan banyaknya perlatan/mesin yang berkarat, dari

logam korosif memungkinkanya terjadinya infeksi clostridium tetani. Gangguan

kesehatan yang diakibatkan : tetanus, mual, muntah, iritasi lambung.

vii. Tidak adanya alat humidifier sebagai alat stabilitator kelembaban udara dalam

ruangan.

b. Kebisingan di Ruangan

Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki yang menimbulkan

berbagai macam gangguan, yaitu: gangguan pendengaran, fisiologis, komunikasi,

performance, gangguan tidur dan psikologis (Pramudianto, 1991).

Pemerintah telah menetapkan Nilai Ambang Kebisingan sebesar 85 dB(A)

untuk lingkungan kerja yaitu suatu iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih dapat

dihadapi dalam pekerjaannya sehari-hari tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan

kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidaklebih dari 8 jam sehari dan 40 jam

seminggu. Waldron (1989) menyatakan bahwa kebisingan dapat dikontrol melalui :

a. Pengendalian pada sumber kebisingan.

b. Meningkatkan jarak antara sumber dan penerima kebisingan.

c. Mengurangi waktu paparan kebisingan.

d. Menempatkan barrier antara sumber dan pekerja yang terpapar.

e. Pemakaian alat pelindung telinga (ear muff, ear plug).

Syarat Kesehatan :

Page 16: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 15

i. Tingkat kebisingan dalam ruang kerja sesuai persyaratan yang ditetapkan.

ii. Pengaturan tata letak ruang harus sedemikian rupa agar tidak menimbulkan

kebisingan

iii. Sumber bising dapat dikendalikan dengan beberapa cara antara lain : meredam,

menyekat, pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok,

pembuatan bukit buatan dan lain-lain, maupun rekayasa peralatan (engineering

control)

Nilai Ambang Batas :

NO TINGKAT KEBISINGAN (dBA) PEMAPARAN

HARIAN

1 85 8 JAM

2 88 4 JAM

3 91 2 JAM

4 94 1 JAM

5 97 30 MENIT

6 100 15 MENIT

Keadaan di pabrik :

i. Kami kembali tidak membawa audiometer, alat pengukur kebisingan

sehingga tidak mengetahui berapa tingkat kebisingan di pabrik plastik

tersebut. Akan tetapi, data yang ada tahun-tahun sebelumnya

mengindikasikan tingkat kebisingan dibawah 80dB. Berarti masih di bawah

nilai ambang batas, walaupun kevalidan data tersebut masih dipertanyakan

karena merupakan hasil pengukuran tahun-tahun sebelumnya.

ii. Sumber kebisingan di industri, dapat dihasilkan oleh heater, mesin produksi

dan segala sistemnya, mesin daur ulang, suara mesin, alat/mesin bertekanan

tinggi, pengelolaan material. Di pabrik plastik, sumber kebisingan yang

paling mendominasi berasal dari ruang daur ulang. Paparan dalam jangka

waktu panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

iii. Efek kebisingan terhadap kesehatan terbagi menjadi 2, yaitu :

• Efek terhadap pendengaran:

Page 17: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 16

- Pergeseran nilai ambang batas sementara (Temporary

Treshold Shift), bersifat sementara dan non patologis

- Pergeseran nilai ambang batas menetap (Permanent

Treshold Shift), bersifat patologis dan menetap, terjadi di

tempat kerja karena trauma akustik dan kebisingan.

• Efekterhadap bukan pendengaran:

- Penyakit akibat stress

- Kelelahan

- Perubahan penampilan

- Gangguan komunikasi

iv. Tidak adanya upaya untuk meminimalisir sumber bising, yang dapat

dikendalikan dengan beberapa cara antara lain : meredam, menyekat,

pemindahan, pemeliharaan, penanaman pohon, peninggian tembok,

pembuatan bukit buatan dan lain-lain, maupun rekayasa peralatan

(engineering control)

2. Faktor Kimia

Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia mempunyai permasalahn

yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini karena hazard kimia disamping

jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya terhadap

kesehatanpun sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, luka,

alergi, smapai menimbulkan penyakit, malah dalam konsentarsi tertentu bahan kimia yang masuk

ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.

a. Debu

Debu yaitu partikel zat padat yang timbul pada proses industri sepeti pengolahan,

penghancuran dan peledakan, baik berasal dari bahan organik maupun dad anorganik.

Debu, karena ringan, akan melayang di udara dan turun karena gaya tarik bumi.

Debu yang mempunyai ukuran 5 – 10 µm akan tertahan pada sluran pernapasan bagian

atas. Partikel atau debu berukuran 3 – 5 µm akan tertahan pada saluran pernapasan bagian

tengah, sedangkan debu yang berukuran 1 – 3 µm akan tertinggal pada pemukaan alveoli

paru – paru.. Debu yang berukuran kurang dari 0, 1 µm akan bergerak keluar masuk

alveoli. Contoh debu silica, semen, kapur, dan asbes.

Menyebabkan gangguan saluran pernafasan .

Page 18: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 17

Syarat Kesehatan :

i. Pada sumber penghasil debu digunakan alat penangkap debu (dust enclosure)

ii. Untuk menangkap debu yang timbul akibat proses produksi, perlu dipasang ventilasi

lokal (lokal exhauser) yang dihubungkan dengan cerobong dan dilengkapi dengan

penyaring debu (filter)

iii. Ruang proses produksi dipasang dilusi ventilasi (memasukkan udara segar)

Nilai Ambang Batas :

Debu Kandungan debu maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran rata-rata 8

jam adalah sbb :

Keadaan di Pabrik :

i. Sumber debu pada pabrik plastik di sekitar : Pada proses pembakaran, proses

peleburan, proses pengolahan, proses pemanasan, dan pada pembuangan limbah

padat.

ii. Jumlah debu yang dihasilkan sebagian besar merupakan limbah padat industri

plastik.

iii. Tidak adanya alat penangkap debu (dust enclosure) pada lingkungan kerja industri.

iv. Ventilasi bawah tidak lebar dan tidak dibuka karena akan mengganggu proses

produksi. Akan tetapi konstruksi bagian atas pabrik tersebut, antar sekat ruang

produksinya memiliki ventilasi besar, diharapkan sirkulasi udara pun lebih lancar.

Ventilasi bawah hanya sesekali dibuka, dan tidak dilengkapi filter debu.

v. Ruang proses produksi dipasang turbin ventilator

vi. Partikulat debu yang berkeliaran di udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan

pada pekerja.

vii. Serat asbes dikhawatirkan ikut mencemari lingkungan kerja industri, karena

konstruksi bangunan yang sudah semakin tua.

No Jenis Debu Konsentrasi Maksimal

1 Debu total 10 mg/m³

2 Asbes bebas 5 serat/ml udara dengan panjang serat 5 u (mikron)

Page 19: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 18

b. Gas Pencemar

Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi

ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya dapat berubah

menjadi cair pada kondisi suhu dan tekanan yang tinggi. Gas pencemar itu sendiri berarti

gas yang mencemari udara, dan menyebabkan beberapa gangguan kesehatan pada

manusia.

Syarat Kesehatan :

i. Pada sumber dipasang hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local

exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas

ii. Melengkapi ruang proses produksi dengan alat penangkap gas

iii. Dilengkapi dengan suplai udara segar

Nilai Ambang Batas :

Keadaan di Pabrik :

i. Sumber gas-gas pencemar pada pabrik plastik terdapat pada : proses pembakaran (gas

CO, NO, HC), proses peleburan, proses pembuangan limbah (gas methan dan H2S) .

ii. Pada sumber tidak dipasangya hood (penangkap gas) yang dihubungkan dengan local

exhauser dan dilengkapi dengan filter penangkap gas

iii. Pabrik menyediakan turbin ventilator sebagai suplai udara segar dalam ruangan.

Page 20: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 19

iv. Pabrik juga menyediakan fasilitas blower penghisap, yang nantinya menyerap semua

gas pencemar dalam ruangan dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan

pengolahan terlebih dahulu.

v. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu

gangguan kesehatan , tergantung dampak dan konsentrasi paparan pada tubuh

manusianya, dan dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan lapisan ozon yang

menyebabkan pemanasan global.

Gas Pencemar yang mungkin terkandung :

• Sumber Pembakaran

a) Hidrokarbon (HC)

Pembakaran hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi menimbulkan peristiwa pemecahan

(Cracking) menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon dapat

bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut minyak (droplet).

Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel. Hidrokarbon

bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates). Campuran PAN dengan gas

CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo ChemistrySmog) yang dapat merusak tanaman. Daun

menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat.

Berikut ini adalah toksitas benzena dan toluena:

Karakteristik Fisik : gas, cairan, maupun padat.

Sumber Pencemaran :

Pencemaran berasal dari sumber alami seperti: Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuh-

tumbuhan. Tanaman coniferae memproduksi hidrokarbon, yaitu terpene minyak essensial pada

tumbuhan.

Sumber CH lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu Pencemar udara berupa hidrokarbon

dihasilkan proses di industry plastic, resin, zat warna, karet, perindustrian penguapan pelarut organik,

dan pembakaran sampah, kendaraan bermotor.

Efek pada kesehatan :

Page 21: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 20

Gas Hidrokarbon di dalam udara mengalami reaksi fotokimia, dapat berubah menjadi zat yang lebih

berbahaya daripada asalnya, misalnya terbentuknya peroxiasetil nitrat (PAN), keton, aldehid, polycyclic

aromatic hidrokarbon bersifat karsinogen.

Baku mutu ambient udara : 0,24 ppm dalam 3 jam, metoda analisis-Flame ionization, alat-Gas

chromatography

b) Karbonmonoksida (CO)

Karakteristik Fisik : Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai

rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Sering disebut silent

killer.

Sumber Pencemaran :

Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida adalah, pembakaran tidak sempurna dari bahan

bakar atau senyawa senyawa karbon.

Pencemaran karbon monoksida berasal dari sumber alami seperti: hydrozoa (siphonopores) makhluk laut,

kebakaran hutan, oksidasi dari terpene yang diemisikan hutan ke atmosfer, produksi CO oleh vegetasi dan

kehidupan di laut.

Sumber CO lainnya berasal dari sumber antropogenik yaitu hasil pembakaran bahan bakar fosil yang

memberikan sumbangan 78,5% dari emisi total. Pencemaran dari sumber antropogenik 55,3% berasal dari

pembakaran bensin pada otomotif. Asap rokok juga dapat menghasilkan gas CO. selain itu dari kebakaran

hutan, insinerasi, dan industri-industri.

Efek pada kesehatan :

Gas CO digolongkan sebagai asphyxiant (penyebab sesak napas ). Gas karbon monoksida memasuki

tubuh melalui pernafasan dan diabsorpsi di dalam peredaran darah. Karbon monoksida akan berikatan

dengan haemoglobin (yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi

carboxyhaemoglobin. Gas CO mempunyai kemampuan afinitas 210 kali lipat lebih besar daripada O2

terhadap Hb. Secara langsung kompetisi ini akan menyebabkan pasokan O2 ke seluruh tubuh menurun

tajam, sehingga melemahkan kontraksi jantung dan menurunkan volume darah yang didistribusikan.

Paparan menahun menimbulkan kerusakan otot jantung dan susunan syaraf pusat, dengan gejala

gangguan syaraf otak, infark jantung, infark otak, dan kematian bayi dalam kandungan.

Page 22: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 21

Gas CO dapat pula merupakan gas yang menyebabkan Building Associated Illnesses, dengan keluhan

mual, nyeri kepala, dan muntah.

Baku mutu ambient udara : 20 ppm dalam 8 jam, metoda analisis- NIDR, alat-NIDR analyzer

• Konsentrasi rendah (10 ppm) dapat menyebabkan pusing-pusing, keletihan, dan kurang

memperhatikan sekitarnya.

• Konsentrasi pada 250 ppm, terjadi kelainan fungsi susunan syaraf pusat, perubahan fungsi paru-

paru dan jantung, rasa sesak napas, pingsan.

• Konsentrasi tinggi (pada 750ppm) dapat menyebabkan kematian.

Jenis fungi seperti Penicillium dan Aspergillus dapat menghilangkan CO dari udara.

c) Nitrofen Oksida (NOx)

NO, NO2, N2O .

Karakteristik fisik: Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida

berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam, bersifat oksidator dan menyebabkan orang menjadi lemas.

Sumber Pencemaran :

Oksida nitrogen diproduksi terutama dari proses pembakaran bahan bakar fosil, seperti bensin, batubara

dan gas alam. 50% dihasilkan dari kendaraan bermotor.

Efek pada kesehatan :

Nitrogen oksida bereaksi dengan senyawa organic volatile membentuk ozon dan oksidan lainnya seperti

peroksiasetilnitrat (PAN) di dalam smog fotokimia dan dengan air hujan menghasilkan asam nitrat dan

menyebabkan hujan asam. Smog fotokimia berbahaya bagi kesehatan manusia karena menyebabkan

kesulitan bernafas pada penderita asma, batuk-batuk pada anak-anak dan orang tua, dan berbagai

gangguan sistem pernafasan, serta menurunkan visibilitas.

Iritasi pada mata dan kulit berupa luka bakar dapat terjadi jika NO2 bereaksi dengan uap air.

Baku mutu ambient udara : 0,05 ppm dalam 24 jam, metoda analisis-Saltzman, alat-Spektrophotometer

Page 23: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 22

• Konsentrasi rendah (50-100 ppm) dapat menyebabkan peradangan paru-paru, pada fase ini orang

masih bisa sembuh 6-8minggu.

• Konsentrasi pada 150-200 ppm, terjadi pemampetan bronchioli, disebut bronchiolitis fibrosis

obliterans, meninggal dalm waktu 305 minggu.

• Konsentrasi tinggi (pada 500ppm) dapat menyebabkan kematian dalam waktu 2-10 hari.

• Sumber Pembuangan limbah

a) Hidrogen Sulfida (H2S)

hydrogen sulfida adalah gas yang berbau telur busuk. Sekalipun gas ini bersifat iritan bagi paru-paru,

tetapi ia digalongkan kedalam asphyxiant karena efek utamanya adalah melumpuhkan pusat pernafasan,

sehingga kematian disebabkan oleh terhentinya pernapasan. Hidrogen sulfida juga bersifat korosif

terhadap metal, dan menghitamkan berbagai material. Karena H2S lebih berat daripada udara, maka H2S

ini sering didapat disumur-sumur, saluran air buangan, dan biasanya ditemukan bersama-sama gas

beracun lainnya seperti metan, dan karbon dioxida. H2S didapat secara alamiah pada gunung-gunung

berapi, dan dekomposisi zat organik. Emisi hydrogen sulfida didapat pada industri kimia, industri minyak

bumi, kilamg minyak, dan terutama pada industri yang memproduksi gas sebagai bahan bakar.

Hidrokarbon berasalkan proses alamiah dan buatan manusia. Secara alamiah hidrokarbon diproduksi oleh

tanaman, dekomposisi zat organik. Sumber alamiah bagi hidrokarbon adalah sumur-sumur minyak dan

gas bumi. Tanaman terutama pohon, seperti genus citrus dan famili coniferae memproduksi hidrokarbon.

Sumber buatan utama hidrokarbon adalah asap kendaraan bermotor.

b) Methana (CH3)

Metana merupakan cemaran gas yang bersama-sama dengan CO2, CFC, dan N2O menyebabkan efek

rumah kaca sehingga menyebabkan pemanasan global.

Karakter fisik : Metana murni tidak berbau, tapi jika digunakan untuk keperluan komersial, biasanya

ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi. mudah terbakar

Sumber :

Sampah adalah salah satu kontributor besar bagi ter-bentuknya gas metan (CH4), karena aktivitas

manusia sehari-hari. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari

penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen

yang masuk ke dalam lapisan atmosfer.

Page 24: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 23

Sumber cemaran CH4 adalah sawah (11%), rawa (34%), hutan tropis (36%), pertambangan dll (5%). Ia

dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya

dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain

dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan

akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

Gas-gas CH4, CFC, N2O, CO2 yang berada di atmosfer mengakibatkan radiasi inframerah yang tertahan

akan meningkat yang pada gilirannya akan mengakibatkan pemanasan global.

c. Pertukaran Udara

Syarat Kesehatan :

i. Memasukkan udara segar untuk mencapai persyaratan NAB dengan menggunakan

ventilasi / AC

ii. Kebutuhan suplai udara segar 10lt/org/dtk

iii. Membersihkan saringan/filter udara AC secara periodik sesuai ketentuan pabrik

Nilai Ambang Batas :

Pertukaran udara : 0.283 M³/menit/orang dengan laju ventilasi : 0.15 – 0.25 m/detik.

Keadaan di Pabrik :

i. Tiidak membawa spirometri, sehingga tidak bisa menghitung laju pertukaran udara.

ii. Ventilasi bawah tidak lebar dan tidak dibuka karena akan mengganggu proses

produksi. Maka konstruksi bangunan pun dibuat atap bertingkat, konstruksi bagian

atas pabrik tersebut, antar sekat ruang produksinya memiliki ventilasi besar,

diharapkan sirkulasi udara pun lebih lancar. Ventilasi bawah hanya sesekali dibuka.

iii. Dilengkapi turbin ventilator

iv. Tidak memiliki saringan/filter udara AC

d. Uap

Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan normal

(temperatur dan tekanan kamar) dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses

dari suatu bentuk cair berubah menjadi bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya.

Page 25: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 24

Pelarut-pelarut organic seperti asethon, kloroform, benzene, dapat membentuk uap dalam

suhu kamar dan berdifusi ke segala arah sering dinamakan volatile substance, zat yang

mudah menguap.

Volatile Substance :

Kimia organik

• Benzene atau bensole (C6H6) digunakan dalam industri sebagai pelarut lemak.

• Cloroform (CHCl3) merupakan Hidrokarbon terchlorinasi suatu, anestatik.

Keadaan di Pabrik :

i. Uap bersumber dari proses peleburan, proses pemanasan dan pengolahan.

ii. Uap yang masuk lewat inhalasi dalam konsentrasi tertentu dapat menyebabkan

gangguan kesehatan tergantung jenis zat pencemar yang masuknya.

e. Fumes

Asap adalah partikel logam halus berdiameter kurang dari 1milimikron dari zat karbon

yang keluar dari cerobong asap industri karena pembakaran tidak sempurna dari bahan-

bahan yang mengandung karbon, misalnya membentuk zat Pb dan Zn. Pengelasan

(welding), penyolderan yang tidak cukup panas, dan pekerjaan lainya akan menghasilkan

fumes.

Sifat-sifat “fume” adalah berflokulasi; kadang-kadang bergumpal; umumnya

ukuran partikel-partikel dibawah 1 mikron yaitu antara 0,1-1 mikron.

Keadaan di Pabrik :

i. Fumes yang berasal dari proses pembakaran, dan banyak cerobong asap tidak diolah

terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. ii. Pabrik hanya menyediakan fasilitas blower penghisap, yang nantinya menyerap semua

gas pencemar dalam ruangan dan langsung dibuang ke lingkungan tanpa dilakukan

pengolahan terlebih dahulu. iii. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar yaitu gangguan

kesehatan , tergantung dampak dan konsentrasi paparan pada tubuh manusianya, dan

dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan lapisan ozon yang menyebabkan

pemanasan global.

iv.

Page 26: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 25

Fumes yang mungkin terkandung :

i. Timbal (Pb)

Karakteristik fisik : padat dan hitam

Sumber Pencemar:

Bahan bakar kendaraan bermotor, industry besi dan baja, peleburan tembaga, pembakaran batu

bara, pipa air yang mengandung Pb, cat rumah,pabrik-pabrik, penyemprotan pestisida,

pembakaran sampah, dan pembakaran bensin.

Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan

bermotor, dengan meningkatkan bilangan oktan menjadi 8,14. Penaikan bilangan oktan ini, untuk

mencegah terjadinya pembakaran spontan yang menyebabkan terjadinya knocking, knocking

adalah ketukan yang terjadi dalam mesin. Knocking inilah yang akhirnya mempercepat kerusakan

pada mesin. Oktana ini berbeda dengan Heptana, yang walaupun dikompresi atau ditekan tidak

menimbulkan pembakaran spontan. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang

berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

Penggunaan timbale bias dikurangi dengan menggantinya dengan MTBE metyl tertiary butyl eter,

selain meningkatkan bilangan oktan juga dapat menambahkan oksigen, sehingga meminimalisir

terjadinya pembakaran tidak sempurna.

Efek Kesehatan :

Timbal dan senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf. Akut , sakit perut, muntah, diare

akut. Kronik , nafsu makan hilang, konstipasi, lelah, sakit kepala, anemia, kelumpuhan anggota

badan, kejang, gangguan penglihatan.

baku mutu udara ambient : 0,06 mg/m3 dalam 24 jam, metode-Gravimetrik, alat-Hi vol AAS.

Page 27: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 26

ii. Chlorine

Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.

Meliputi asam hipokhlorit(HOCl) dan garam hipokhlorit(OCl) .

Karakteristik fisik : Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.

Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik.

Sangat bersifat iritan, reaktif dan toksik.

Sumber : industry plastic, insektisida, herbisida, pemuti, pemrosesan sellulosa, industry kertas,

pabrik pencuci tekstile, pemutih, dan desinfektan untuk air minum dan kolam renang.

Efek Kesehatan :

Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan.

Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan

dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif .

Pada kadar 30ppm dapat menimbulkan batuk, nnyeri dada, dan kesukaran bernapas.

Pada paparan kronis dapat berakibat terhadap hidung (anosmia), dan pada saluran pernapasan

menyebabkan iritasi dan peradangan, Edema paru , emphysema, radang paru.

baku mutu udara ambient : 150 mg/Nm3 dalam 24 jam, metode-Ion electrode, alat-

impinge/continous analysis.

iii. Hg/merkuri

Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dihati, ginjal, limpa, dan tulang. Industri yang

menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik plastik, campuran bahan antiseptik

pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal gigi, dan fungisida. Gejala keracunan ion Hg

adalah: sakit kepala, sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar menurun, bagian kaki

dan tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai diare, kondisi

tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg

pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir

cacat. Penyebabnya ikan laut yang dimakan mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm, karena

tercemari limbah pabrik plastik. Kasus lain di Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena

mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg sekitar 5 - 20 ppm.

Page 28: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 27

3. Faktor Biologi

a. Vektor Penyakit

Keadaan di Pabrik yang memungkinkan menjadi sumber penularan

Vektor:

i. Penumpukan Sampah :

• Lalat

Jenis lalat yang merugikan bagi manusia dianataranya lalat hijau (Lucila seritica), lalat

biru (Calliphora varnituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis).Serangga kecil ini sangat

mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan

sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat.

Saat ini, ditemukan tidak kurang dari 60.000 – 100.000 spesies lalat di dunia.

Lalat merupakan pembawa penyakit yang sangat efisien karena tubuhnya mudah

ditempali bakteri, spora dan cacing pada bagian mulut dan ke 6 kakinya sehingga mudah

menyebarkan agen penyakit. Lalat inijuga suka hinggap pada makanan, berjalan pada

peralatan makanan seperti sendok, piring, garpu dan perkakas lainnya. Selain

meninggalkan bakteriyang menempel ditubuhnya lalat juga mengeluarkan kotoran pada

setiap tempat yang dihinggapinya (Anonimus, 2005).

Lalat dapat berperan sebagai vektor mekanis dan biologis (Siswono, 2005). Menurut

Anonimus (2005), penularan secara mekanis terjadi melalui kulit tubuh dan kaki-kaki

lalatyang kotor dan merupakan tempat menempelnya mikroorganisme yang kemudian

hinggap pada makanan. Penularan secara bilogis yaitu dengan hinggap pada makanan dan

mengeluarkan air liurnya yang mengandung bakteri pathogen. Bakteri patogen yang

disebarkan oleh lalat adalah antara lain Salmonella typii, Shigella disentry, Clostridium

pefringens Vibrio cholera (Sharinggon, 1994).

Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat adalah penyakit-penyakit yang berhubungan

dengan saluran pencernaan misalnya, tifus abdominalis, kolera, tifoid, diare, desentri dan

lain-lain. Disamping penyakit perut, lalat juga dapat menularkan penyakit lain seperti

scarlatina, difteri, dan penyakit gatal-gatal pada kulit (Sinaga, 2004). Lalat rumah (Musca

domestica) berkembangbiak dengan cepat pada kondisi sanitasi linkungan yang buruk

seperti pada tempat- tempat dimana terjadi peristiwa pembusukan organik antara lain

Page 29: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 28

gundukan sampah basah, kotoran hewan, sisa makanan, buah-buahanyang berada

dirumah atau dipasar serta genangan air kotor serta lingkungan rumah sakit.

• Kecoa

Kecoa tinggal di tempat gelap yang kotor, lembab dan bau. Baunya yang tidak sedap, kotoran dan

kuman yang ia tinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat kecoa dianggap sebagai

indikator sanitasi yang buruk. Berbagai kuman penyakit yang berasal dari tempat-tempat kotor

menempel pada tubuh kecoa dan akan menempel di setiap tempat yang dia hinggapi. Oleh karena

itulah kecoa dapat menjadi penyebab berbagi jenis penyakit mulai hari tipus, toksoplasma, hingga

penyakit SARS yang mematikan, sehingga perlu dikendalikan populasinya.

• Tikus

Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling

dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus)

ii. Sanitasi toilet yang kotor, dapat menjadikan tempat perindukan kecoa, tikus, nyamuk

iii. Air kotor yang tergenang, di sekitar pabrik.

Jentik nyamuk anopheles sp., agent yang dibawanya plasmodium vivax media transmisi melalui

gigitan nyamuk tersebut, ke intravena (pembuluh darah manusia), menyebabkan penyakit

malaria.

iv. Terkandung dalam air : termasuk protozoa, cacing dan tungau.

PROTOZOA :

Entamoeba histolytica

Balantidium coli

Giardia Lamblia

Dysentriae amuba

Balantidiasis

Giardiasis

METAZOA :

Ascaris lumbricoides

Clonorchis sinensis

Diphyllobothrium latum

Taenia saginata/solium

Schistosoma

Ascaris

Clonorchiasis

Diphylobothriasis

Taeniasis

Schistosomiasis

v. Sarang laba-laba pada atap pabrik

Laba-laba, melalui skin contact, lalu laba-laba tersebut mengigit bisa terkena penyakit

anaphiliaxis

Page 30: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 29

vi. Terkandung dalam air

Schistosoma sp.

Penularan schistosomiasis terjadi apabila larva serkaria yang berada dalam air

menemukan inang definitive, dengan kata lain transmisi penyakit schistosomiasis pada

manusia terjadi apabila manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah

mengandung larva serkaria dari S. japonicum. Schistosomiasis adalah penyakit zoonotik dan

merupakan masalah kesehatan

masyarakat. Infeksi shistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat umum

seperti gejala keracunan, disentri , penurunan berat badan , penurunan nafsu makan,

kekurusan dan lambatnya pertumbuhan pada anak-anak. Sedang pada penderita yang

sudah kronis dapat menimbulkan pembengkakan hati yang umumnya berakhir dengan

kematian.

vii. Terkandung dalam tanah yang lembab

• Cacing vermicolasis, penyebab penyakit oxyuriasis

• Cacing duddenale, penyebab penyakit Ancylostomiasis

viii. Terkandung dalam Udara

a) Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker

• Enterobius vermicularis - Oxyyuriasis

Larva masuk lewat inhalasi dan menyebabkan ganguan padagasterointestinal.

b) Tidak memakai tutup kepala

• Kutu menyebabkan lesi pada kulit kepala.

• Ketombe menyebabkan kulit kepala gatal-gatal.

b. Virus

Keadaan di pabrik yang memungkinkan terjadinya sumber penularan

oleh virus :

i. Terkandung dalam air

• Rotavirus

Rotavirus adalah virus yang umum dan menular yang menyebabkan muntah dan diare.

Rotavirus adalah kuman diare pembawa maut yang berbahaya. Jadi, jangan anggap

Page 31: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 30

sepele penyakit diare, karena nyatanya, 18% penyebab kematian pada bayi dan balita di

Indonesia disebabkan oleh virus yang membawa penyakit ini.

Penularan rotavirus yang utama melalui feses penderita yang masuk secara oral. Tangan

atau air yang terkontaminasi setelah BAB adalah sumber penularan utama. Selain itu

muntahan penderita juga menjadi sumber penularan bagi anggota keluarga. Juga bahan

atau alat yang tercemar muntahan penderita perlu dicermati sebagai sumber penularan,

maka harus dicuci bersih.

• virus hepatitis A,

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada

orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut,

mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu.

Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan

hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.

Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi

feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang

yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.

• virus poliomyelitis a.c,

Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh

virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk

ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah

dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang

kelumpuhan.

Virus Polio dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai

berkilo-kilometer dari sumber penularannya. Penularan terutama terjadi akibat

tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang telah terinfeksi, namun virus

ini hidup di lingkungan terbatas.

• virus DHF dan

Page 32: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 31

Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang

disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan

Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,

kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini

disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat

asimtomatik atau tidak jelas gejalanya.

• virus trachoma.

Mata merah atau belekan infeksinya oleh trachoma yang komplikasinya bisa

mengakibatkan kebutaan. Penderita yang terkena penyakit ini akan merasakan pedih pada

matanya, mata menjadi merah dan bengkak, bahkan ketika bangun tidur, si penderita

akan kesulitan untuk membuka matanya, karena terdapat banyak kotoran di seputar

kelopak matanya. Sehingga pandangan menjadi kabur dan terasa ada ganjalan pada bola

mata.

Yang sebagian besar menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.

ii. Terkandung dalam udara

Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker

• Parotitis epidemica virus - Parotitis epidemica

Penyakit ini disebut juga gondong, Mudah menular melalui kontak langsung & droplet

dari air liur atau sekresi lain pada nasofaring.

Masa tunas/inkubasi:

12-26 hari (rata-rata: 18 hari)

Masa tular/infektiviti:

2-4 hari sebelum pembengkakan parotis & sampai 9 hari sesudah pembengkakannya

mulai.

• Virus varicella –Varicella

Virus varicella termasuk golongan herpes virus yang disebut varicella herpes virus

(VZV). Kontak pertama dengan virus varicella akan menyebabkan penyakit varicella,

kontak berikutnya yang muncul adalah herpes zoozter. Virus yang masuk ke dalam tubuh

Page 33: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 32

umumnya melalui saluran pernapasan, kemudian masuk ke sirkulasi darah dan kelenjar

getah bening dan akan berahir dengan manifestasi dengan kulit.

Mula-mula akan membentuk peradangan pada folikel kult dan glandula sebasea, kemudian

membentuk makula (bentuknya hampir rata dengan sekitarnya) yang berkembang cepat

menjadi papula (bentuknya lebih menonjol) dan berubah lagi menjadi vesikula (papula

yang berisi cairan) dan ahirnya mengering menjadi krusta.

Pada anak dengan daya tahan tubuh cukup, penyakit ini bersifat ringan dan jarang

menimbulkan komplikasi, tetapi pada anak dengan immunodefisiensi, maka penyakit

inidapat menimbulkan komplikasi bahkan kematian.

• Virus morbilli – Morbilli

Penyakit infeksi virus akut menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu :

a. Stadium Kataral

b. Stadium Erupsi, dan

c. Stadium Konvalesensi

Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma

masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA

yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.

• Virus influenza- Influenza

Terjadi melalui penyebaran partikel kecil [< 5 um] ke udara, baik secara langsung atau

melalui partikel debu yang mengandung mikroorganisme infeksius. Partikel ini dapat

tersebar dengan cara batuk, bersin, berbicaradan tindakan seperti bronkoskopi atau

pengisapan lendir. Partikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam dan

dapat disebarkan secara luas dalam suatu ruangan atau dalam jarak yang lebih jauh.

Pengelolaan udara secara khusus dan ventilasi diperlukan untuk mencegah transmisi

melalui udara.

c. Bakteri

Keadaan di pabrik yang memungkinkan terjadinya sumber penularan

oleh bakteri :

i. Mesin yang berkarat,

Kelembaban udara juga menyebabkan banyaknya perlatan/mesin yang berkarat, dari logam

korosif memungkinkanya terjadinya infeksi clostridium tetani. Gangguan kesehatan yang

diakibatkan : tetanus, mual, muntah, iritasi lambung.

Page 34: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 33

ii. Air hasil pencucian sampah plastik,

Bakteri penyebab penyakit bawaan air terbanyak adalah :

• salmonella typhi/paratyphi,

Demam Tifoid juga dikenali dengan nama lain yaitu Typhus Abdominalis,Typhoid fever

atau Enteric fever. Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang akut yang mempunyai

karakteritik demam, sakit kepala dan ketidakenakan abdomen berlangsung lebih kurang 3

minggu yang juga disertai gejala-gejala perut pembesaran limpa dan erupsi kulit. Demam

tifoid (termasuk para-tifoid) disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, S paratyphi A, S

paratyphi B dan S paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S paratyphi, gejalanya lebih

ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S typhi.

demam tifoid sering ditemui di tempat-tempat di mana penduduknya kurang

mengamalkan membasuh tangan manakala airnya mungkin tercemar dengan sisa

kumbahan.

• Shigella dan

Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri yang

dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa disebabkan

oleh Shigella. Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron

(=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir

bercampur darah .

Transmisi : fecal-oral, melalui : makanan / air yang terkontaminasi, person-to-person

contact.

• Vibrio cholera.

Gejala-gejala kolera Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang ringan, sampai diare

akut yang ditandai dengan kotoran yang berwujud seperti air cucian beras. Gejala awal

penyakit ini umumnya terjadi dengan tiba-tiba, dengan masa inkubasi antara 6 jam

sampai 5 hari. Kram perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah

secara tiba-tiba). Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan elektrolit

Page 35: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 34

dalam jumlah besar. Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup,

yang kemudian melekat pada usus halus dan menghasilkan racun kolera. Produksi racun

kolera oleh bakteri yang melekat ini menyebabkan diare berair yang merupakan gejala

penyakit ini. Air dapat menjadi sumber penularan vibrio cholera.

• Entamoeba coli.

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14

hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat

disebabkan infeksi maupun non infeksi.

Yang sebagian besar menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.

iii. Tanah yang lembab

Bakteri anthacis, penyebab penyakit antrax

iv. Udara

Kontak melalui inhalasi , factor predisporsingnya : pekerja yang tidak memakai masker

• Corynebakterium diphtheria- Diphtheriae

Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksin (racun)

Corynebacterium diphtheriae. Biasanya penyakit ini menyerang saluran pernafasan (terutama

laring, amandel dan tenggorokan); tetapi bisa juga menyerang kulit dan toksin yang dihasilkan

bisa menyebabkan kerusakan pada saraf dan jantung.

Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda

maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.Biasanya bakteri berkembangbiak pada

atau di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan

peradangan.Beberapa jenis bakteri ini menghasilkan toksin yang sangat kuat, yang dapat

menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak.

Page 36: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 35

• Mycobakterum tuberculosis- Tuberculosa

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit.

Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam

udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau

tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap

dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini

terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan

berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya

dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru – paru yang lain atau jaringan

tubuh yang lain.

• Bordetella pertussis- pertussis

Pertusis (Batuk Rejan, Whooping Cough) adalah infeksi bakteri pada saluran pernafasan yang

sangat menular dan menyebabkan batuk yang biasanya diakhiri dengan suara pernafasan dalam

bernada tinggi (melengking). Bakteri ini ditularkan melalui percikan ludah penderita.

• Diplococus pneumonia- Pneumoniae

Pneumonia adalah suatu radang pada parenkim paru. Proses peradangan tersebut terbanyak

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, dan jamur), selain itu dapat juga disebabkan oleh

faktor-faktor lain (inhalasi bahan kimia atau makanan, radiasi, dll).

d. Jamur

Keadaan di pabrik yang memungkinkan tumbuhnya jamur :

a. Kelembaban ruangan yang tinggi, menyebabkan dinding dan lantai berjamur. Kondisi

dinding dan lantainya yang banyak jamur ini dapat ditemukan, memungkinkan adanya jamur

sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak dermal menyebabkan gangguan kesehatan,

seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.

Page 37: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 36

b. Terdapat pada air,

Dermatofitosis- Tinea pedis (kutu air) menyerang diantara jari-jari kaki kulit kemerah-

merahan terkelupas dan mengeluarkan air.

c. Tanah yang lembab

� Jamur kapsulatum, penyebab penyakit histoplasmosis

Infeksi terjadi dengan inhalasi spora, terutama mikrokonidia, spora yang cukup kecil

untuk mencapai alveoli pada inhalasi, yang kemudian berlanjut dengan bentuk budding.

Dengan berlanjutnya waktu, reaksi granuloma terjadi.

� Jamur fumigatus, penyebab penyakit aspergillosis

Penyakit jamur yang muncul dengan berbagai sindroma klinis yang disebabkan oleh

spesies Aspergillus. Penderita dengan penyakit paru kronis (terutama asthma, juga

penyakit gangguan paru kronis atau “cystic fibrosis”) dan penderita yang alergi terhadap

jamur ini dapat menyebabkan kerusakan bronchus dan penyumbatan bronchus

intermiten. Keadaan ini disebut sebagai allergic bronchopulmonary aspergillosis

(ABPA).

Cara Penularan : Melalui inhalasi konidia yang ada di udara.

Masa Inkubasi: Hitungan hari hingga minggu.

Masa Penularan : Tidak disebarkan dari satu orang ke orang lain.

4. Faktor Ergonomi

Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan

lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya

kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-

tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara popular kedua pendekatan

tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job. Sebagian besar

pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang

ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada

umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi

kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang

efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress)

Page 38: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 37

dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain).

Workstation design adalah bagaimana kita mendesign atau membuat suatu tempat kerja menjadi

nyaman dan tidak menimbulkan kelelahan, termasuk disini adalah bagaimana mengatur atau

meletakkan peralatan kerja yang digunakan.

Workplace design adalah menyangkut masalah berapa kebutuhan minimal ruangan yang

diperlukan sehingga seseorang dapat melakukan pekerjaannya dengan cukup leluasa.( Yuliani

Setyaningsih, 2002)

a. Pencahayaan

Tenaga kerja harus dengan jelas dapat melihat objek-objek yang sedang

dikerjakan, juga harus dapat melihat dengan jelas pula mesin-mesin/peralatan

selama proses produksi agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Untuk itu diperlukan

penerangan di tempat kerja yang memadai. Suma’mur (1993) menyatakan bahwa

untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan intensitas penerangan yang tertentu pula.

Hal ini telah diatur dalam P.M.P. No.7 tahun 1964 tentang syarat-syarat

kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

Syarat Kesehatan :

i. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan

memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya

ii. Kontras sesuai kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan

iii. Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk tidak

menggunakan lampu neon

iv. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola

lampu sering dibersihkan

v. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

Nilai ambang batas :

JENIS

KEGIATAN

TINGKAT

PENCAHAYAAN

MINIMAL ( LUX)

KETERANGAN

Page 39: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 38

Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02

United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk

Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area

kegiatannya, seperti berikut:

Pekerjaan kasar

dan tidak terus

– menerus

100 Ruang penyimpanan & ruang

peralatan/instalasi yang

memerlukan pekerjaan yang

kontinyu

Pekerjaan kasar

dan terus –

menerus

200 Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang

kontrol, pekerjaan mesin &

perakitan/penyusun

Pekerjaan agak

halus

500 Pembuatan gambar atau bekerja

dengan mesin kantor, pekerjaan

pemeriksaan atau pekerjaan

dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan

teksti, pekerjaan mesin halus &

perakitan halus

Pekerjaan amat

halus

1500

Tidak menimbulkan

bayangan

Mengukir dengan tangan,

pemeriksaan pekerjaan mesin

dan perakitan yang sangat halus

Pekerjaan

terinci

3000

Tidak menimbulkan

bayangan

Pemeriksaan pekerjaan,

perakitan sangat halus

Page 40: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 39

Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Keperluan Pencahayaan

(LUX) Contoh Area Kegiatan

Pencahayaan

Umum untuk

ruangan dan area

yang jarang

digunakan

dan/atau tugas-

tugas atau

visual sederhana

20 Layanan penerangan yang minimum

dalam area sirkulasi luar ruangan,

pertokoan didaerah terbuka, halaman

tempat penyimpanan

50 Tempat pejalan kaki & panggung

70 Ruang boiler

100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.

150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan

ruang penyimpan.

Pencahayaan

umum untuk

interior

200 Layanan penerangan yang minimum

dalam tugas

300 Meja & mesin kerja ukuran sedang,

proses umum dalam industri kimia dan

makanan, kegiatan membaca dan

membuat arsip.

450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor

untuk menggambar, perakitan mesin

dan bagian yang halus, pekerjaan warna,

tugas menggambar kritis.

1500 Pekerjaan mesin dan diatas meja yang

sangat halus, perakitan mesin presisi

kecil dan instrumen; komponen

elektronik, pengukuran & pemeriksaan

bagian kecil yang rumit (sebagian

mungkin diberikan oleh tugas

pencahayaan setempat)

Page 41: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 40

Keperluan Pencahayaan

(LUX) Contoh Area Kegiatan

Pencahayaan

tambahan

setempat untuk

tugas visual yang

tepat

3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,

misal instrumen yang sangat kecil,

pembuatan jam tangan, pengukiran

Sumber : www.energyefficiencyasia.org

Keadaan di Pabrik :

i. Perusahaan ini dalam penerangannya memakai lampu TL (40 watt) dan lampu

penerangan jalan (150 watt).

ii. Selain itu terdapat ventilasi dan juga jendela yang cukup besar, sehingga

memudahkan cahaya untuk masuk.

iii. Bola lampu terlihat jarang dibersihkan

iv. Akibat dari penerangan yang buruk :

(a) Kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja,

(b) Kelelahan mental,

(c) Keluhan pegal didaerah mata dan sakit kepada sekitar mata,

(d) Kerusakan alat penglihatan,

(e) Meningkatnya kecelakaan.

(f) Getaran Mekanik

Getaran mekanik dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-

alat mekanis. Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh, karena

ketidakaturan intensitas maupun frekuensinya.

b. Sikap Kerja (duduk/berdiri)

Pekerja disana sebagian besar sikap kerjanya adalah berdiri dan duduk. Pada bagian produksi

terutama yang paling banyak berdiri pekerjanya. Mereka berdiri di samping mesin produksi. Ada

pula yang duduk, misalnya pada bagian packaging. Kursi yang digunakan rata-rata kursi yang

Page 42: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 41

tidak ada sandarannya, sehingga dapat menimbulkan efek yang kurang baik untuk tubuh. Apalagi

mereka bekerja 7 jam dalam sehari. Efek yang dapat terjadi misalnya kelelahan, kesemutan,

kram, pegal, linu, nyeri pinggang bahkan cedera otot. Posisi duduk yang salah juga dapat

menimbulkan efek yang buruk pada tulang, misalnya kebungkukan. Posisi duduk yang benar

adalah :

1. Posisi kepala dan leher tegak, tidak membungkuk

2. Duduk dengan punggung lurus dan bahu berada dibelakang serta pantat

menyentuh belakang kursi. Caranya, duduk diujung kursi dan bungkukkan badan

seolah terbentuk huruf C. Setelah itu tegakkan badan buatlah lengkungan tubuh sebisa

mungkin. Tahan untuk beberapa detik kemudian lepaskan posisi tersebut secara

ringan (sekitar 10 derajat).

3. Duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih tinggi panggul (gunakan

penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai tidak saling menyilang.

4. Sesekali lakukan disguised pauses, istirahat sekedar untuk mengurangi konsentrasi

pada pekerjaan misalnya merubah posisi duduk, berdiri sebentar dari kursi atau

berjalan-jalan sebentar

5. Hindari duduk dengan mencondongkan kepala ke depan, karena dapat menyebabkan

gangguan pada leher. Dan juga hindari duduk tanpa sokongan lengan bawah, karena

dapat menyebebabkan nyeri pada bahu dan pinggang.

6. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung.

7. Hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari 20-30 menit.

Cormick mengemukakan bahwa dalam perancangan kursi yang ergonomis, perlu

diperhatikan hal-hal di bawah ini :

1. Sandaran kursi sebaiknya mengikuti bentuk lumbar

2. Sandaran kursi seharusnya bersudut 10-30 derajat dari daerah vertikal

3. Sudut antara kursi dengan sandaran antara 95 derajat dan 120 derajat. Alas duduk

harus sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan bagi pekerja untuk

menentukan pemilihan gerakan dan posisi. Alas duduk hendaknya dibuat horisontal.

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memerlukan sikap sedikit membungkuk ke

depan, alas duduk dapat dibuat ke belakang (3-5 derajat). Bila keadaan

memungkinkan, dianjurkan penyediaan tempat duduk yang dapat diatur.

4. Permukaan kursi tidak boleh lebih tinggi dari popliteal. Tinggi alas duduk diukur dari

lantai sampai pada permukaan atas dari bagian depan alas duduk. Ukuran yang

Page 43: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 42

dianjurkan 38-48 cm. Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari jarak antara

lekuk lutut dan telapak kaki.

5. Lebar kursi sesuai dengan ukuran tubuh.

Diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar alas duduk harus

lebih besar dari lebar pinggul. Ukuran yang diusulkan adalah 44-48 cm.

6. Tinggi meja tidak boleh lebih rendah atau lebih tinggi dari siku duduk

7. Sandaran kursi tingginya 480-520 mm vertikal di atas permukaan kursi. Panjang

sandaran tangan adalah sepanjang lengan bawah. Ukuran yang dianjurkan adalah

jarak tepi dalam kedua sandaran tangan adalah 46-48 cm. Tinggi san daran tangan

adalah 20 cm dari alas duduk. Panjang sandaran tangan adalah 21 cm.

8. Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi tepi bawah ujung tulang belikat,

dan bagian bawahnya setinggi garis pinggul.

9. Posisi berdiri yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

a) Hindari membungkuk atau postur yang tidak wajar

b) Bekerja dengan duduk sebanyak mungkin

c) Gerakan tangan menyilang atau simetris

d) Alat-alat dan bahan harus diatur di sekeliling tempat bekerja. Letak terbaik

adalah 25-30 cm dari mata dengan menurunkan siku dan membungkuk pada

sudut yang tepat.

e) Letak meja dan tangan jangan jauh-jauh

f) Jarak meja dengan mata harus jarak yang terbaik

g) Tempat kerja dapat ditingkatkan dengan penggunaan untuk siku, kaki, dan

tangan.

Keuntungan kerja sambil duduk adalah ;

(1) Mengurangi tingkat kelelahan

(2) Membutuhkan energi yang tidak terlalu banyak

Namun ada pula kerugian-kerugian bekerja sambil duduk, antara lain :

(1) Melembekkan otot-otot perut,

(2) Melengkungkan punggung,

(3) Tidak baik bagi alat tubuh bagian dalam (organ pencernaan)

c. Gerakan Repetitif

Page 44: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 43

Gerakan berulang yang dilakukan oleh karyawan adalah gerakan memutar roll dan packaging.

Dalam sehari mereka dapat melakukan gerakan tersebut dalam waktu 8 jam. Gerakan yang

dilakukan berulang-ulang disebut juga monoton. Hal ini dapat menyebabkan cumulative trauma

disorders. Merupakan kerusakan jaringan halus yang disebabkan pemakaian berulang-ulang.

Penyebab CTD antara lain :

1. Kedudukan sendi-sendi yang tidak wajar

2. Penggunaan tenaga yang berlebihan

3. Aktivitas yang berulang-ulang

4. Faktor-faktor individual

Selain menimbulkan CTD, gerakan yang dilakukan berulang-ulang juga dapat menimbulkan

kelelahan/fatique. Beberapa ahli membagi kelelahan menjadi 3, yaitu :

1. Kelelahan Fisik

Disebabkan oleh kerja yang berlebihan. Jika tidak terlau berat, kelelahan

ini dapat hilang setelah beristirahat yang cukup.

2. Kelelahan yang Patologis

Biasanya muncul tiba-tiba dan berat gejalanya

3. Kelelahan Psikologis dan Emosi

Merupakan mekanisme melarikan diri dari kenyataan.

Sasaran ergonomi adalah seluruh tenaga kerja baik sektor modern maupun pada

sektor tradisional dan informal. Pada sektor modern penerapan ergonomi dalam

bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tepat adalah

persyaratan bagi efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Dengan menerapkan

pronsip ergonomic, maka dapat mengurangi potensi kecelakaan, mengurangi

potensi terjadinya luka dan kesakitan, serta dapat meningkatkan produktivitas

kerja.

Page 45: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 44

5. Limbah hasil industri

a. Limbah Padat

Syarat Kesehatan :

i. Limbah padat yang dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan daur ulang dan

pemanfaatan sebagian (re-use, recycling, recovery) agar dipisahkan dengan limbah

padat yang non B3

ii. Limbah B3 dikelola ke tempat pengolahan limbah B3 sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku

iii. Limbah radio aktif dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Keadaan di Pabrik :

i. Limbah padat yang dihasilkan berupa debu dan asap, langsung dibuang ke

lingkungan tanpa dilakukan pengolahan.

ii. Debu dan ampas limbah cair dikumpulkan dalam karung , ditumpuk sementara, lalu

dibuang ke TPA. Tapi sekarang dimanfaatkan kembali oleh pihak perusahaan

sebagai pupuk tanaman, dan anehnya tanaman menjadi subur.

iii. Sedangkan asap, langsung dihisap melalui blower penghisap dan dibuang ke

lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran udara bagi masyarakat sekitar

yaitu gangguan kesehatan yang disebabkan zat pengotor udara umunya banyak

menyerang saluran pernapasan, dan dampak terhadap globalnya yaitu kerusakan

lapisan ozon yang menyebabkan pemanasan global.

iv. Hasil barang jadi plastic yang rusak dapat dimanfaatkan kembali dengan pengolahan

daur ulang.

v. Limbah tidak melalui proses pengolahan dulu, langsung dibuang.

vi. Adapula ceceran sampah yang berserakan di sekitar lingkungan kerja industri, hal

ini memungkinkan berkembang biaknya vector penyakit, seperti anopheles, lalat,

dll.

b. Limbah Cair

Syarat Kesehatan :

Page 46: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 45

i. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir dengan

lancar dan tidak menimbulkan bau

ii. Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan fisik, kimia, atau biologis sesuai

kebutuhan

Keadaan di Pabrik :

i. Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan

yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik

(berbau busuk), polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa

polutan yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air

menjadi panas).

ii. Air hasil pencucian sampah bekas yang mau di daur ulang, ditampung dulusampai

sebagian material mengendap, dilakukan penyaringan material material padat secara

manual, tanpa pengolahan, langsung dibuang ke sungai sekitar limbah. Hal ini akan

sangat berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitar limbah. Karena air bekas

pencucian itu banyak terkandung zat-zat berbahaya, kandungan dari plastik sisa yang

sudah pernah dipakai dan tidak diketauhi asal usulnya.

iii. limbah ini menimbulkan bau yang tidak enak.

iv. Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir dengan

lancar dan tidak menimbulkan bau

v. Tidak dilakukanya pengolahan fisik, kimia, atau biologis, sehingga sangat berpotensi

mencemari air di lingkungan masyarakat sekitar, walaupun, pabrik plastic ini biasa

membuang limbah di malam hari, yang tidak ada aktivitas manusianya.

vi. Setahun yang lalu dilakukan 5 pengukuran pada limbah cair :

- TSS (Total Suspended Solid) adalah materi padat seperti pasir,

lumpur, tanah maupun logam berat yang tersuspensi di dalam fluida.

Hasil yang didapat cukup tinggi sekitar 1000mg/l.

- BOD, adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh

mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi)

bahan buangan organik yang ada dalam air menjadi karbondioksida

dan air. Hasil yang didapat 500mg/L.

Page 47: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 46

Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat

diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk

mengoksidasikan zat-zat organik tersebut. akibatnya, kadar oksigen 12

terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar organik

yang ada di perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga

mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut.

Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasikan

bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB) atau

Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD

ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan

oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan selama 5 hari pada

suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5

saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang dapat

larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya terlebih

dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan bakteri

telah berbiak dan menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen

terlarut yang ada diukur kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat

diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal dengan oksigen akhir

(setelah 5 hari).

- COD, jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada

dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat

didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi.

- PH, didapat PH < 7 , air menunjukan tingkat keasaman, pihak pabrik

sendiri bingung, padahal dalam pencucian mereka menggunakan

sabun, yang harusnya membuat air menjadi basa.

- Temperatur, didapat hasil yang cukup tinggi. Temperatur tinggi dapat

mencemari badan air. Limbah air panas sering berasal dari industri

yang memerlukan proses pendinginan. Air yang digunakan untuk

mendinginkan bijih plastik panas yang baru diencerkan dari daur

ulang, dapat membuang air yang relatif lebih panas daripada suhu

perairan sekitarnya. Telah diketahui, bahwa biota air itu sensitif

terhadap perubahan temperatur. Perubahan satu derajat saja dapat

Page 48: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 47

mengubah jenis spesies yang ada di dalam perairan, dari yang suka

dingin beralih kepada yang suka air hangat.

Komponen Pencemar air :

1) Bahan buangan padat/butiran.

· Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan pekat

dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air,

fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang dan

akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam air.

· Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air,

menghalangi fotosintesis, menutupi sumber makanan dan telur ikan di dasar air,

sehingga jumlah ikan berkurang.

· Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan

menghalangi sinar matahari, fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen terlarut

berkurang sehingga mempengaruhi kehidupan dalam air.

2) Bahan buangan organik.

Berupa limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh mikroorganisme.

Menyebabkan jumlah mikroorganisme bertambah dan tumbuh bakteri patogen yang

merugikan. Limbah ini dapat diproses menjadi pupuk/kompos.

3) Bahan buangan anorganik.

Berupa limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh

mikroorganisme sehingga dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah

ini berasal dari industry yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca,

Mg, Co, misalnya pada industry kimia, elektronika, elektroplating.

Ion logam Ca dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi pada alat

besi,menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti tangki/bejana air,

ketel uap, dan pipa penyalur.

Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun sehingga air tidak dapat untuk minum.

Page 49: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 48

Dalam industry plastic, bahan yang memungkinkan mencemari air adalah Hg, yang

biasanya digunakan sebagai stabilitator.

Keracunan ion logam Hg.

Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dihati, ginjal, limpa, dan tulang. Industri yang

menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik plastik, campuran bahan

antiseptik pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal gigi, dan fungisida. Gejala

keracunan ion Hg adalah: sakit kepala, sukar menelan, penglihatan jadi kabur, daya dengar

menurun, bagian kaki dan tangan terasa tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi

membengkak disertai diare, kondisi tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung

melahirkan bayi cacat. Kasus keracunan Hg pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak

yang menjadi cacat, meninggal, dan bayi lahir cacat. Penyebabnya ikan laut yang dimakan

mengandung Hg sekitar 27 - 102 ppm, karena tercemari limbah pabrik plastik. Kasus lain di

Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena mengkonsumsi ikan yang mengandung Hg

sekitar 5 - 20 ppm.

4) Bahan buangan zat kimia, misalnya:

a) Sabun, deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu

lingkungan karena:

· Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5

- 11.

· Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu

mikroorganisme.

· Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.

b) Zat pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab

tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air.

Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.

5) Zat biologis pengotor/pencemar air

Page 50: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 49

a) Kuman-kuman parasitik , Didalam kelompok termasuk protozoa, cacing dan

tungau.

b) Bakteri dan virus, Bakteri penyebab penyakit bawaan air terbanyak adalah

salmonella typhi/paratyphi, Shigella dan Vibrio cholera. Sedangkan yang

tergolong penyakit virus adalah rotavirus, virus hepatitis A, virus

poliomyelitis a.c, virus DHF dan virus trachoma. Yang sebagian besar

menyerang sistem gasterointestinal, seperti diare, mual, dll.

6. Toilet

Syarat Kesehatan :

i. Toilet karyawan wanita terpisah dengan toilet untuk karyawan pria

ii. Memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan peturasan dengan jumlah sesuai

standard

iii. Toilet harus dibersihkan minimal 2 kali sehari

iv. Tidak menjadi tempat berkembang biaknya serangga dan tikus

v. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia,

mikrobiologi dan radio aktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PERSYARATAN TOILET

1. Karyawan pria

NO JUMLAH

KARYAWAN

JUMLAH

KAMAR MANDI

JUMLAH

JAMBAN

JUMLAH

PETURASAN

JUMLAH

WASTAFEL

1

2

3

s/d 25

26 s/d 50

51 s/d 100

1

2

3

1

2

3

2

3

5

2

3

5

Setiap penambahan 40 – 100 karyawan harus ditambah 1 kamar mandi, 1 jamban, dan 1 peturasan

2. Karyawan wanita

Page 51: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 50

NO JUMLAH

KARYAWAN

JUMLAH

KAMAR MANDI

JUMLAH

JAMBAN

JUMLAH

WASTAFEL

1

2

3

4

5

6

s/d 20

21 s/d 40

41 s/d 70

71 s/d 100

101 s/d 140

141 s/d 180

1

2

3

4

5

6

1

2

3

4

5

6

2

3

5

6

7

8

Setiap penambahan 40 – 100 karyawan harus ditambah 1 kamar mandi, 1

jamban, dan 1 peturasan

Keadaan di Pabrik :

i. Toilet karyawan wanita tidak terpisah dengan toilet untuk karyawan pria

ii. Memiliki toilet dengan jumlah sangat minim, di bagian produksi saja hanya terlihat 5 toilet

dengan sanitasi yang sangat buruk, tidak adanya wastafel.

iii. Tampaknya memungkinkan berkembang biaknya vector, serangga dan tikus, yang nantinya

menyebabkan penyakit.

iv. Kualitas air bersih belum diketahui, karena tidak dilakukan pengukuran, akan tetapi kualitas

fisiknya masih terpenuhi, tidak berubah bentuk, warna, rasa, dan suhu ± 3o dibawah suhu

ruangan.

v. Dengan kualitas sanitasi yang buruk pada toiletnya memungkinkan menjadi factor resiko

penyebab penyakit, misalnya karena penerangan kurang toilet menjadi lembab, tembok pun

berjamur memungkinkan adanya jamur sporothrix schenceki melalui inhalasi dan kontak

dermal menyebabkan gangguan kesehatan, seperti : mikosis, asma, dan alergi kulit.

Page 52: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 51

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lingkungan kerja yang sehat sangat menentukan kenyamanan, produktivitas dan

prestasi kerja. Maka dari itu Penerapan sanitasi dan hygiene dalam lingkungan kerja

industri dalam mencegah terjadinya kontaminasi dan menerapkan konsep sanitasi

alat, bahan, pekerja, dan lingkungan diindustri.

Kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal – hal yang menyangkut faktor – faktor

yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan bahaya kesehatan

yaitu ditinjau dari beberapa faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomik.

Dari hasil praktek lapangan di PT Setia Kawan Plastik mengenai sanitasi lingkungan

kerja industri dapat disimpulkan bahwa :

1. Suhu lingkungan kerja melebihi ambang batas kenyamanan kerja, dikarenakan

radiasi panas dari tingginya suhu mesin yang digunakan untuk produksi maupun

daur ulang.

2. Kelembaban ruangan masih dalam ambang batas. Karena memiliki ventilasi untuk

sirkulasi udara.

3. Kebisingan di dalam ruangan cukup tinggi, terutama di ruang produk daur ulang,

dalam paparan waktu jangka panjang sangat berpotensi terkena gangguan

kesehatan.

4. Banyaknya potensi paparan debu, uap, gas, dan fumes akibat proses peleburan,

produksi, dll yang menjadi factor risiko gangguan kesehatan, terutama pada

gangguan pernapasan. Pembakaran sampah plastik juga menyebabkan zat-zat

beracun dari sampah terlepas ke udara yang kita hirup. Polusi udara seperti

ini punya dampak serius karena melemahkan kekebalan tubuh dan memicu

kanker.

Page 53: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 52

5. HidroKarbon yang merupakan zat penyusun plastik bisa berikatan dengan zat

pencemar lainya membentuk polyclic aromatic hidrokarbon yang sifatnya

karsinogenik.

6. Adanya sumber-sumber penularan, yang bisa ditempati virus, bakteri, dan jamur.

7. Penerangan di ruang kerja masih kurang dari yang disyaratkan terutama untuk

pekerjaan yang memerlukan penglihatan objek yang jelas.

8. Dari faktor ergonomi, sikap kerja antara duduk da berdiri seimbang, pada bagian

produksi 60% berdiri, 40% duduk. Sedangkan pada bagian packaging, 40%

berdiri 60% duduk.

9. Adanya gerakan repetitive yang menyebabkan monotoni. Terutama pada bagian

roll yang kerjanya memutar roll berulang-ulang. Dan pada proses pengepackan.

10. Proses daur ulang yang tidak jelas asal usulnya berasal dari mana, dalam proses

daur ulang tersebut, riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah

bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan atau manusia, limbah

logam berat, dan lain-lain makanya diindikasikan karsinogenik apabila terurai

oleh panas. Maka dari itu untuk makanan siap saji jangan langsung menggunakan

kantong plastik hitam.

11. Zat pewarnanya juga bisa meresap ke dalam makanan yang dibungkusnya dan

menjadi racun.

12. Kejadian kecelakaan, beberapa kali pernah terjadi dan tidak disediakanya

poliklinik atau dokter perusahaan.

13. Industri bekerja terus selama 24jam, dengan pergantian shift3x. Tidak ada hari

libur, sabtu maupun minggu.

Page 54: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 53

B. Saran

1. Perlu penegakan disiplin karyawan terhadap pemakaian alat pelindung diri

terutama masker dan sumbat telinga.

2. Suhu lingkungan kerja perlu diatur sehingga berada di ambang batas normal,

seperti menggunakan alat penata udara seperti AC, kipan angin.

3. Kebisingan di dalam ruangan cukup tinggi, perusahaan disarankan melakukan

usaha meredam kebisingan seperti menyekat, pemindahan, pemeliharaan,

penanaman pohon, peninggian tembok, pembuatan bukit buatan dan lain-lain.

4. Adanya ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara, dipasangnya hood, dan dust

enclosure, dan sebelum asap/ gas pencemar dibuang keluar harus diolah dulu ,

sehingga pada saat dikembalikan ke lingkungan kadarnya sudah tidak

membahayakan lingkungan sekitar.

5. Dilakukan pembersihan setiap sebulan sekali.

6. Limbah cair harus diolah terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke lingkungan.

7. Adanya dokter perusahaan, disertai dengan perealisasian jamsostek bagi para

pekerja.Kejadian kecelakaan, beberapa kali pernah terjadi dan tidak disediakanya

poliklinik atau dokter perusahaan.

8. Industri harus memiliki waktu istirahat, karena penyakit itu bukan Cuma dari segi

fisik, tapi juga kualitas psikologis, perusahaan belum sepenuhnya menyadari ini

akan berdampak terhadap hasil produksi.

9. Perlunya pemahaman antara kesehatan pekerja dengan produktivitas, sehingga

perusahaan benar-benar mengayomi dan menjunjung tinggi derajat kesehatan para

pekerjanya.

Page 55: Laporann PL-Industri Plastik

Praktek Lapangan CHEM1 – PBL kelompok 11, Pabrik Plastik 54

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. Slamet, Juki Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, April 1994.

2. Mukono, H.J. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan -Ed.2-. Surabaya: Airlangga

University Press, 2005.

3. Soemirat S Juli. 1994. “ Kesehatan Lingkungan “ cetakan pertama. Gajah mada

university press.

4. Sumakmur, 1988, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Haji Masagung.

5. Sumakmur, 1993. Keselamatan dan pencegahan kecelakaan. Jakarta : Haji Masagung.

6. Setyaningsih, Yuliani, 2002. Pengantar ergonomi dalam Kumpulan Materi Kuliah

7. Silalahi, B. N. B. 1991. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. PT Pustaka

8. Binaman Presindo. Jakarta. Suma’mur PK. 1993. Hygiene Perusahaan Dan

Kesehatan Kerja. Cetakan ke-9. CV Haji Hasagung. Jakarta.

8. Program Matrikulasi. Semarang : FKM UNDIP

9. Karakteristik Bahan Kimia.Semarang : MIL UNDIP

10. http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/01/inspeksi-sanitasi-lingkungan-kerja.html

11. http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id

12. http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/12/pencemaran-udara/

13. http://workshopsanitasi.wordpress.com/2007/12/13/halo-dunia/

14. www.gatra.com

15. www.kompas.co.id

16. http://asramamedicafkunhas.blogspot.com/2009/03/industrial-hygiene.html

17. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbah-

industri/karakteristik-limbah-gas-dan-partikel/

18. www.depkes.go.id

19. www.petra.ac.id

20. http://plastics.turkavkaz.ru/processes/thermoforming

21. www.balihesg.org-balihesg

22. www.pom.go.id