LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

download LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

of 12

Transcript of LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    1/12

    LAPORAN PENDAHULUAN

    KEHAMILAN KEMBAR (GAMELLI)

    A. PENGERTIAN

    Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih (Manuaba, 1998 :

    265).

    Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu

    (Saifuddin, 2001 : 311).

    Kehamilan ganda adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. (Mochtar,

    1990).

    Letak Janin

    Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua

    janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya

    letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,

    presentasi dan posisi bisa terjadi; yang paling sering dijumpai adalah:

    1. Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala; (44-47%);

    2. Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%);

    3. Keduanya presentasi bokong (8-10%);

    4. Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%);

    5. Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%);

    6. Dua-duanya letak lintang (0,2-0,6%);

    7. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi kunci

    mengunci (interlocking).

    B. ETIOLOGI

    Dalam berbagai literatur disebut insiden kehamilan kembar adalah 1 kehamilan kembar

    dibanding 89 kehamilan tunggal. Sedangkan kembar tiga 1 berbanding 89 pangkat dua,

    dan kembar empat 1 berbanding 89 pangkat tiga, dan seterusnya. Beberapa faktor

    berikut menurut Mariono ikut berperan dalam menyebabkan terjadinya kehamilan

    ganda:

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    2/12

    1. Ras/bangsa

    Menurut literatur, ras berwarna seperti bangsa Asia dan Afrika cenderung lebih

    besar mengalami kehamilan ganda ketimbang ras kulit putih/Eropa. Meski belumdapat dibuktikan secara empiris, tapi pada banyak kasus memang terlihat kehamilan

    ganda lebih sering dialami ibu-ibu hamil kulit berwarna dibanding mereka yang

    berkulit putih.

    2. Usia

    Dengan bertambahnya usia, kemungkinan terjadinya kehamilan ganda semakin

    besar. Akan tetapi selepas umur 40 tahun, probabilitas terjadinya kehamilan ganda

    akan menurun lagi.

    3. Hereditas/keturunan

    Hamil kembar biasanya diwariskan secara maternal (garis keturunan ibu). Bila dari

    garis keturunan ibu ada yang kembar, maka prosentase melahirkan anak kembar

    lebih besar. Namun tidak tertutup kemungkinan garis keturunan ayah bisa

    menimbulkan kehamilan kembar. Yang pasti, insiden atau angka kejadian dari garis

    maternal lebih besar dibanding dari garis paternal.

    4. Obat-obatan

    Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi untuk mematangkan sel telurnya juga ikut

    meningkatkan peluang terjadinya kehamilan kembar. Soalnya, dengan obat tersebut

    sel telur yang matang pada setiap siklus jadi lebih dari satu. Obat ini biasanya

    diberikan pada pasangan yang sulit hamil dengan faktor penyebab infertilitas

    indung telur. Itulah mengapa, pada kasus-kasus pasangan yang sulit mendapat

    momongan kemudian menjalani terapi obat-obat penyubur ini, bila akhirnya terjadi

    kehamilan, biasanya merupakan kehamilan kembar.

    5. Prosedur fertilisasi in vitro

    Di sini beberapa embrio yang sudah dibuahi diimplantasikan dalam rahim. Jika

    semua berkembang dengan baik, maka terjadi pertumbuhan lebih dari satu. Di atas

    usia kehamilan 30 minggu, berat badan masing-masing janin ini umumnya lebih

    ringan dibanding janin pada kehamilan tunggal di usia kehamilan yang sama.

    Perbedaan berat saat persalinan bisa mencapai 1000-1500 gram. Penyebabnya

    diperkirakan adalah regangan berlebih pada uterus, hingga sirkulasi darah di

    plasenta mengalami penurunan.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    3/12

    C. PROSES TERJADINYA KEHAMILAN GANDA

    Pada kembar identik atau kembar monozigote, proses terjadinya yaitu pada saat

    pembuahan, satu ovum dibuahi oleh satu sel sperma. Kemudian terbentuk zigote.Zigote membelah secara mitosis, dari 1 sel menjadi 2, dari 2 sel menjadi 4 dan

    seterusnya yang disebut fase morula, blastula, gastula, dan neurula.

    Bila pembelahan seperti diatas terjadi pada fase morula (1-3 hari setelah pembuahan),

    maka setiap embrio akan memiliki kantong ketuban yang berbeda dan satu plasenta.

    Kemudian pada fase primitif, akan terjadi pemisahan sempurna yang akan berkembang

    menjadi 2 (atau lebih) janin yang kembar identik.

    Bila pada fase primitif terjadi gangguan, atau terdapat kegagalan pembelahan, maka

    biasanya akan menimbulkan kecacatan fisik atau dempetnya bagian tubuh tertentu.

    Ketidaksempurnaan akibat gangguan segmentasi inilah yang menyebabkan proses

    pemisahan dua jabang bayi tak berlangsung sempurna dan disebut kembar siam.

    Pada kembar fraternal atau kembar dizigote, dimana terjadi dua ovum yang matang

    secara bersama sama dibuahi oleh masing masing 1 sel sperma. Sehingga pada proses

    pembelahan selanjutnya akan terbentuk 2 janin dengan 2 plasenta, 2 amnion dan 2

    korion yang terpisah, tetapi masih dalam satu rahim.

    D. Patofisiologi

    Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari

    satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran

    kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam

    waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami

    pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur

    yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan

    berpengaruh pada kondisi bayi kelak.

    Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12

    dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim

    punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan

    pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu

    plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,

    sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu,

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    4/12

    pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah,

    tapi bayi masih membelah dengan baik.

    Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban,sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu

    pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam

    biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.

    Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama,

    karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak

    bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa

    membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan

    infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan

    E. KOMPLIKASI

    Komplikasi potensial meliputi hal hal berikut :

    1. Persalinan dan kelahiran prematur, yang terjadi 5 sampai 10 kali lebih sering

    dibangding kehamilan tunggal, dan merupakan ancaman terbesar bagi kehamilan

    kembar / ganda.

    2. Kelainan letak (mal presentasi) kembar yang pertama, dapat bokong, oblik, atau

    lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 30 % kasus.

    3. Persalinan disfungsional, yang disertai dengan peregangan uterus yang berlebihan.

    4. Malformasi janin.

    5. Prolaps tali pusat.

    6. Hidramnion.

    7. Anemia defisiensi besi pada bumil.

    8. Pre eklampsia atau eklampsia.

    9. Perdarahan antepartum, baik plasenta previa ataupun solusio plasenta, yang dapat

    terjadi pada hampir 5 % kehamilan kembar.

    10. Perdarahan post partum.

    11. Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dibandingkan

    dengan kehamilan tunggal.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    5/12

    F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    1. Ultrasonografi memudahkan diagnosis kehamilan ganda, evaluasi pertumbuhan

    janin dan identifikasi presentasi janin.2. Foto abdimen dapat membantu bila USG tidak tersedia.

    3. Pemantauan frekuensi jantung janin memberikan penilaian kesehatan janin

    G. PENATALAKSANAAN

    1. Penanganan dalam Kehamilan

    1) Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah

    komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa ulang akan

    lebih sering (1 kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).

    2) Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan

    merangsang partus prematurus.

    3) Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa

    lebih ringan.

    4) Pemeriksaan darah lengkap, Hb dan golongan darah.

    5) Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan makan dilaksanakan lebih

    sering dalam jumlah lebih sedikit.

    6) Bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam dengan pemberian

    betamethason 24 mg per hari untuk pematangan janin.

    7) Anjurkan rawat inap bila:

    - ada kelainan obstetri,

    - ada his/pembukaan serviks,

    - adanya hipertensi,

    - pertumbuhan salah satu janin terganggu,

    - kondisi sosial yang tidak baik,

    - profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat tokolitik,

    - pemasangan jerat (Shirodkars operation).

    2. Penanganan dalam Persalinan

    1) Bila anak I letaknya membujur, kala I diawasi seperti biasa, ditolong seperti

    biasa dengan episiotimi mediolateralis.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    6/12

    2) Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk

    menentukan keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah ibu dan

    lain-lain.3) Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II letak membujur,

    ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar.

    Tunggu dan pimpin persalinan anak II seperti biasa.

    4) Awas atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum, maka sebaiknya

    dipasang infus profilaksis.

    5) Bila ada kelainan letak anak II, misalnya melintang atau terjadi prolaps talipusat

    dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetrik;

    a) Pada letak lintang coba versi luar dahulu.

    b) Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi;

    c) Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekstraksi vakum atau

    forceps.

    d) Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau kaki.

    6) Indikasi sectio caesarea hanya pada:

    a) Janin I letak lintang;

    b) Terjadi prolaps talipusat;

    c) Plasenta previa;

    d) Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak I letak sungsang dan

    anak II letak kepala.

    H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    PRE OPERASI

    1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,

    anoreksia.

    2. Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan peningkatan tekanan

    abdomen.

    3. Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d kepekaan uterus meningkat.

    4. Ansietas b.d kemungkinan kelahiran prematur, ancaman yang dirasakan atau aktual

    terhadap janin dan diri sendiri.

    5. Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d kurangnya informasi.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    7/12

    POST OPERASI

    1. Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.

    I. INTERVENSI KEPERAWATAN

    PRE OPERASI

    Diagnosa I: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,

    muntah, anoreksia

    Tujuan: kebutuhan nutrisi adekuat.

    Kriteria hasil:

    - mual dan muntah berkurang.

    - Berat badan meningkat karena adanya kehamilan ganda dan sesuai dengan

    usia kehamilan.

    - Nafsu makan meningkat.

    Intervensi:

    1. Kaji pola makan klien saat ini dan masa lalu.

    Rasional: memastikan status nutrisi sebelum konsepsi adalah penting untuk

    manajemen perkembangan janin yang tepat, khususnya jaringan otak pada minggu

    awal kehamilan.

    2. Timbang berat badan klien, bandingkan berat badan saat ini dengan berat badan

    kehamilan.

    Rasional: berat badan yang kurang beresiko terhadap anemia, defisiensi vitamin,

    mineral, protein.

    3. Berikan informasi tentang resiko penurunan berat badan selama kehamilan dan

    tentang kebutuhan makanan klien dan janin.

    Rasional: meningkatkan pengetahuan klien guna memperbaiki status gizi.

    4. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan sajikan dalam keadaan hangat, menu

    seimbang.

    Rasional: menghindari mual saat makan sehingga makanan dapat masuk ke tubuh.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    8/12

    Diagnosa II: Perubahan eliminasi urine b.d pembesaran uterus dan peningkatan

    tekanan abdomen.

    Tujuan: Pola elminasi BAK normal (frekuensi, jumlah).Kriteria hasil:

    - Fekuensi berkemih 6 7 kali/hari.

    - Dapat mengidentifikasi cara cara untuk mencegah statis urunarius.

    Intervensi:

    1. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan dengan trimester

    ketiga.

    Rasional: membantu klien memahami alasan fisiologis dari frekuensi berkemih dan

    nokturia. Pembesaran uterus trimester ketiga menurunkan kapasitas kandung kemih,

    mengakibatkan sering berkemih.

    2. Anjurkan klien untuk melakuakn posisi miring kiri saat tidur, perhatikan keluhan

    nokturia.

    Rasional: meningkatkan perfusi ginjal, memobilisasi bagian yang mengalami edema

    dependen, edema berkurang pada pagi hari (pada kasus edema fisiologis).

    3. Berikan informasi mengenai perlunya masukan cairan 6 sampai 8 gelas perhari.

    Rasional: mempertahankan tingkat cairan.

    Diagnosa III: Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d kepekaan uterus meningkat.

    Tujuan: Kebutuhan ADL klien terpenuhi.

    Kriteria hasil:

    - Klien dapat menyatakan kesadaran terhadap toleransi aktivitas.

    - Klien dapat merencanakan perubahan yang perlu pada gaya hidup / aktivitas

    setiap hari.

    - Bebas dari kelelahan berlebihan atau kepekaan / kontraksi terus menerus

    dari uterus.

    Intervensi:

    1. Anjurkan klien melakukan aktivitas dengan istirahat yang cukup.

    Rasional: menghemat energi dan menghindari pengerahan tenaga terus menerus

    untuk meminimalkan kelelahan.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    9/12

    2. Anjurkan istirahat yang adekuat dan penggunaan posisi miring kiri.

    Rasional: meningkatkan aliran darah ke uterus dan dapat menurunkan kepekaan

    uterus.3. Instruksikan klien untuk menghindari aktivitas / kerja berat, dan perjalanan jauh

    (dengan motor) lebih dari 1 2 jam.

    4. Tekankan pentingnya aktivitas hiburan yang tenang.

    Rasional: mencegah kebosanan dan menigkatkan kerja sama dengan pembatasan

    aktivitas.

    Diagnosa IV: Ansietas b.d kemungkinan kelahiran prematur, ancaman yang

    dirasakan atau aktual terhadap janin dan diri sendiri.

    Tujuan: Ansietas berkurang / hilang.

    Kriteria hasil:

    - Klien tampak rileks.

    - Klien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi.

    Intervensi:

    1. Perhatikan tingkat ansietas dan derajat pengaruh terhadap kemampuan untuk

    berfungsi / membuat keputusan.

    Rasional: stress yang tidak diatasi dapat mempengaruhi penyelesaian tugas tugas

    kehamilan.

    2. Tinjau ulang kemungkinan kemungkinan sumber ansietas.

    Rasional: kehamilan tidak lengkap dihubungkan dengan beberapa ansietas bagi

    klien.

    3. Kaji tingkat stress klien / pasangan berhubungan dengan komplikasi medis,

    hubungan pasangan, hubungan dengan anggota keluarga, dan ketersediaan dan

    jaringan kerja pendukung.

    Rasional: pola hubungan yang buruk akan meningkatkan tingkat stress.

    4. Anjurkan klien / pasangan mengekspresikan perasaan frustasi yang berkenaan

    dengan aturan terapi dan atau perubahan gaya hidup. Jelaskan pada klien bahwa

    pengungkapan dapat diterima dan penting.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    10/12

    Rasional: Klien membutuhkan lebih banyak kesempatan untuk mengungkapkan

    rasa marah/frustasi tentang perubahan dalam hidup keluarga untuk meminimalkan

    ansietas.5. Berikan informasi yang tepat secara individu mengenai intervensi atau tindakan dan

    dampak potensial kondisi pada klien dan janin.

    Rasional: membantu untuk menurunkan ansietas karena ketidaktahuan.

    Diagnosa V: Kurang pengetahuan mengenai situasi resiko tinggi b.d kurangnya

    informasi.

    Tujuan: menyatakan pemahaman mengenai situasi resiko tinggi dari kehamilan ganda.

    Kriteria hasil:

    - Klien dapat mengungkapkan kesadaran akan kondisi yang membuat klien

    beresiko.

    - Klien dapat menyebutkan kemungkinan tindakan pencegahan.

    - Klien berpartisipasi untuk mencapai kemungkinan kehamilan dan persalinan

    terbaik.

    Intervensi:

    1. Berikan informasi yang adekuat berhubungan dengan situasi resiko tinggi, termasuk

    penjelasan yang singkat dan sederhana dari perubahan patofisiologis dan implikasi

    maternal dan janin.

    Rasional: Meningkatkan pemahaman klien.

    2. Berikan informasi yang tepat berkenaan dengan skrining dan metode tes serta

    prosedur.

    Rasional: Memberikan kepuasan pada pasien akan informasi.

    3. Identifikasi tanda tanda bahaya yang memerlukan pemberitahuan segera terhadap

    pemberi perawatan kesehatan (misal: KPD, persalinan preterm, perdarahan vaginal).

    Rasional: Pengenalan situasi beresiko tinggi mendorong evaluasi / intervensi segera,

    yang dapat meningkatkan atau membatasi hasil.

    POST OPERASI

    Diagnosa I: Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.

    Tujuan: Tidak terjadi infeksi.

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    11/12

    Kriteria hasil:

    - Tidak terdapat tanda gejala infeksi

    - TTV dalam batas normal.

    Intervensi:

    1. Kaji suhu dan pernapasan klien

    Rasional: Peningkatan TTV dapat mennunjukkan terjadinya infeksi.

    2. Perhatikan jumlah dan bau rabas lokhea. Tinjau ulang kemajuan normal dari rubra

    ke serosa ke alba.

    Rasional: Lokhea normal mempunyai bau amis, namun ada endometritis, rabas

    mungkin purulen dan bau busuk tidak menunjukkan perubahan normal.

    3. Rawat luka post operasi SC dengan teknik aseptik secara rutin, dan laporkan bilaterdapat tanda gejala infeksi.

    Rasional: Perawatan lukan secara aseptik dapat mengurangi resiko infeksi.

    4. Kolaborasi medis pemberian antibiotika, anti inflamasi.

    Rasional: Untuk penatalaksanaan mencegah infeksi.

    5. Beri nutrisi yang cukup dan menu seimbang, serta masukan cairan yang adekuat.

    Rasional: Mempercepat penyembuhan luka.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cunningham, F., Gary, et al., 1995, Obstetri Williams, Ed. 18, EGC, Jakarta.

    Doengoes, Marilynn E, et al., 2001, Rencana Perawatan Maternal / Bayi: Pedoman untuk

    Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Ed. 2, EGC, Jakarta.

    Hacker, Neville F, Moore, J. G., 2001, Essential Obstetri dan Ginekologi, Ed. 2,

    Hipokrates, Jakarta.

    Manuaba, I.B.G., 2001, Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Ginekologi & KB,EGC, Jakarta.

    Mochtar, Rustam, 1990, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi, EGC,

    Jakarta.

    Prawirohardjo, Sarwono, 1984, Pengantar Ilmu dan Praktek Kebidanan Bag. I, FKUI,

    Jakarta.

    Sulaiman, Sastrawinata, 1979, Obstetri Patologi, UNPAD, Bandung.

    Taber, Ben Zion, 1994,Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Ed. 2 , EGC,

    Jakarta.

    Varney, Helen, 2001,Buku Saku Bidan, EGC, Jakarta.

    Wikrojosastro, Hanifa, 1999,Ilmu Kebidanan, Ed. 3, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta

  • 7/27/2019 LP Askep Kehamilan Kembar (Gamelli)

    12/12

    J. PATHWAY KEPERAWATAN

    Bangsa, umur, peritas, keturunan,obat penginduksi ovulasi

    Hambatan pada tingkat blastula,zigote mengalami pembelahan

    2 ovum diabuahi 2 sperma

    Presentasi janin normal

    Persalinan pervaginam

    Mal presentasi

    Perubahan hormon

    Mual, muntah, anoreksia

    2 zigote

    Pembedahan (SC)

    Resiko tinggi infeksi Postoperasi (SC)

    Ancaman kematianibu & janin

    Kurang informasi

    Kurang pengetahuan

    Bayi prematur

    Uterus membesar sesuaiusia kehamilan

    Kehamilan Ganda

    Ketidakseimbangannutrisi kurang darikebutuhan tubuh

    Ansietas

    Perubahan eliminasiurine (sering berkemih)

    Tekanan abdomen

    meningkat

    Resting intoleransiaktivitas

    Kepekaan uterusmeningkat

    1 sel Sperma membuahi 1ovum (1 zigot)