LP KB IUD DWIK.doc

20
LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA (INTRA UTERINE DEVICES) OLEH NI WAYAN CINTIA DEVI UTAMI P07120012056 / 3.2 REGULER KEMENTRIAN KESEHATAN RI

Transcript of LP KB IUD DWIK.doc

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

BERENCANA (INTRA UTERINE DEVICES)

OLEH

NI WAYAN CINTIA DEVI UTAMI

P07120012056 / 3.2 REGULER

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2014

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA

(INTRA UTERINE DEVICES)

A. PENGERTIAN

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau di sebut juga Intra Uterin

Devices (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang

sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua

perempuan usi produktif (Saefudin. 2003).

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim,

bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik (polytiline) ada yang dililit

tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit tembaga campur

perak (Ag). (Kapita Selekta Peningkatan Kontrasepsi, 2001:20)

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang

bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik yang dililiti tembaga atau Cu.

(Abdul Bari Saifudin, 2003 : hal MK 73-74)

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang

bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit

tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga

bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon

progesterone. (Marjati, 2011)

B. MACAM-MACAM IUD

IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang

sutera dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada

generasi plastik baik yang ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak

ditambahi obat (unmedicated).

1. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi:

a. Bentuk terbuka (open device) misalnya: Lippes Loop, CU-T, CU-7,

Marquiles, Spring coil Multiload, NOVA-T,dan lainnya.

b. Bentuk tertutup (closed device) misalnya Otaring, Antigon,

Gravenbergring, Hall-Stone ring, dll.

2. Menurut tambahan obat:

a. Medicated IUD, misalnya: CU-T 200, 220, 300, 380-A, CU-T, NOVA-T,

ML-CU 250, 375.

b. Unmedicated IUD, misalnya: Lippes loop, Marquiles, Saf-T Coil,

Antigon, dll

C. MEKANISME KERJA IUD

Menurut Mochtar, 2008 dalam buku Sinopsis Obstetri : hal 109-111,

mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme

kerja IUD yang telah dianjurkan :

1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga

implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.

2. Prodiksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambat

implantasi.

3. Teori reaksi benda asing yang menyebabkan pemadatan endometrium oleh sel-

sel makrofag dan limfosit yang menyebabkan blastokis rusak atau tidak dapat

bernidasi.

4. Teori pengaruh zat bioaktif progesteron (untuk IUD yang berisi progesteron)

yang menghambat ovulasi, mempengaruhi endometrium yang berakibat

menghambat nidasi, mempengaruhi lendir serviks yang menghalangi gerak

sperma.

5. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin yang

menyebabkan rahim berkontraksi sehingga menghalangi transport sel sperma

ke kavum uteri.

6. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cuppes menyebabkan gangguan gerak

spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS IUD

Menurut Hanafi Hartanto, 2003 dalam buku KB dan Kontrasepsi, Efektifitas

dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas  (continuation rate) yaitu berapa

lama IUD tetap tinggal di utera tanpa :

1. Ekspulsi spontan

2. Terjadinya kehamilan 

3. Pengangkatan atau

pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.

Efektifitas dari macam-macam IUD tergantung pada IUD nya : Jenis,

ukuran, besar dan luasnya permukaan IUD, untuk IUD medisionalis bergantung

pada luasnya permukaan bahan bioaktif yang dikandung dan lama pemakaian.

Akseptor : Umur, paritas, ketaatan dan keteraturan kontrol dan frekuensi

senggama, personal hygiene. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan

akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :

1. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi danpengangkatan

atau pengeluaran IUD.

2. Makin muda usia terutama pada multigravida, maka tinggi angka ekspulsi dan

pengangkutan atau pengeluaran IUD.

Maka efektifitas IUD tergantung pada variabel administratif pasien dan

medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan

ekspulsi dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya

ekspulsi dan kemudahan akseptor untuk mendapatkan pertolongan medis.

E. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN IUD

Menurut Saifuddin Abdul Bari dalam buku Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi, 2006:

Keuntungannya :

1. Sangat efektif, angka kegagalan 0,3 % sampai 1 %

2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT.380A dan tidak perlu

diganti).

4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT.380A)

8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila tidak

terjadi infeksi)

10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

Kerugiannya :

1. Resiko penyakit radang panggul meningkat.

2. Bertambahnya darah haid dan rasa sakit selam beberapa bulan pertama pada

berbagai pemakai IUD.

3. Tidak dapat melindungi klien dari PMS dan AIDS.

4. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan partia uteri dan mengganggu

hubungan sseksual pada sebagian pemakai.

5. Klien tidak dapat mencabut sendiri IUD nya.

F. INDIKASI PEMASANGAN IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

KB, pemasangan IUD untuk bertujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita

yang :

1. Telah memakai IUD di masa lalu dengan memuaskan dan aman.

2. Pernah melahirkan dan telah punya anak hidup.

3. Ukuran rahim tidak  kurang dari 15 cm.

4. Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk steril.

5. Tidak ingin hamil paling tidak lebih 2 tahun atau menjarangkan kehamilan.

6. Tidak boleh atau tidak cocok memakai kontrasepsi horrmonal (mengidap

penyakit jantung, hipertensi, hati).

7. Sedang menyusui dan menginginkan kontrasepsi.

8. Tidak ada kontra indikasi.

G. KONTRA INDIKASI PEMASANGAN IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

KB, kontraindikasi pemasangan IUD antara lain :

1. Diketahui dan curiga hamil.

2. Infeksi panggul (pelvis)

3. Pendarahan vagina yang tidak diketahui.

4. Dicurigai atau dikrtahui adanya kanker rahim.

5. Kelainan rahim (rahim kecil, stenosis kanalis servikalis, polip endometrium)

6. Anemi berat dan gangguan pembukaan darah.

7. Wanita dengan resiko tinggi mendapat PMS.

H. WAKTU PEMASANGAN IUD

Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

KB, waktu pemasangan IUD yaitu :

1. Sedang Haid

Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak

melebar dan kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit

kurang dan perdarahan idak begitu banyak

2. Pasca Persalinan

Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah

sakit. Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu

dipulangkan. Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari

3 bulan pasca persalinan atau keguguran.

3. Pasca Keguguran

Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari rumah

sakit.

4. Masalah Interval

Yaitu antara dua haid  bila dipasang setelah masa ovulasi, harus dipastikan

wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain mencegah

(kondom, sistem kalender, dan sebagainya).

5. Sewaktu Seksio Sesaria

Sebelum luka rahim ditutup terlebih  dahulu dikeluarkan darah-darah beku

dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.

I. HAL-HAL YANG HARUS DIKETAHUI OLEH AKSEPTOR KB IUD

Menurut BKKBN tahun 2008 dalam buku Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan

Kontrasepsi:

1. Cara memeriksa sendiri benang IUD pada bulan-bulan pertama post insersi

dan setiap selesai haid.

a. Mencuci tangan dengan air sabun kemudian duduk dengan posisi

jongkok

b. Memasukkan jari telunjuk atau jari tengah kedalam liang senggama

sampai menjangkau rahim.

c. Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan jangan

ditarik.

2. Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas seperti biasa dan boleh

melakukan hubungan suami istri setelah 3 hari pemasangan.

3. Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau lama,

rasa sakit atau kram.

4. Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD.

a. Terlambat haid, perdarahan abnormal.

b. Nyeri abdomen, disparenmia.

c. Vaginal discargo abnormal.

d. Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah panjang,

ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak teraba.

5. Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual)

beritahu dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.

6. Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil embali setelah IUD dilepas dan

gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah hubungan

ektopik.

7. IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual lainnya

dan bagian perut tidak boleh dipijat.

8. Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan disebabkan

oleh benang yang terlalu panjang atau pendek, segera kontrol.

9. Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat

meskipun daya kerjanya belum habis.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Data Subyektif

a. Identitas

Yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku,

agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. telp.

b. Keluhan Utama

Dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan KB IUD

tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak,

keputihan, nyeri saat berhubungan.

c. Riwayat KB

Dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor KB lain sebelum

menggunakan KB IUD dan sudah berapa lama menjadi akseptor KB

tersebut.

d. Riwayat Obstetri Lalu

Dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

e. Riwayat Menstruasi Lalu

Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah

haid, dysmenorhea atau tidak.

f. Riwayat Kesehatan Klien

Dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi, kanker

payudara, DM, dan TBC.

g. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit jantung, DM,

TBC, hipertensi dan kanker payudara.

h. Pola Kehidupan

Dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,

pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.

2. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB, TB, suhu

badan, kesadaran.

b. Pemeriksaan Khusus

1) Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem,

conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.

2) Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe,

adanya bendungan vena jugularis.

3) Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.

4) Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba

adanya infeksi kelenjar bartholini dan kelenjar skene.

5) Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan

ekstrimitas atas, adanya varices pada ekstremitas bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD

2. Ansietas berhubungan dengan terjadinya efek samping penggunaan alat

kontrasepsi IUD

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan/

Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut Berhubungan dengan: penggunaan alat kontrasepsi

IUD

NOC : Pain Level,

pain control,

comfort level

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri, mencari

bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan

menggunakan manajemen

nyeri

Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas, frekuensi

dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

NIC :Pain Management Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor presipitasi

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti suhu

ruangan, pencahayaan dan

kebisingan

Pilih dan lakukan penanganan

nyeri (farmakologi, non

farmakologi, dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non

farmakologi: napas dalam,

relaksasi, distraksi, kompres

hangat/ dingin

Tingkatkan istirahat

Kolaborasi dengan dokter jika

ada keluhan dan tindakan nyeri

tidak berhasil

Analgesic Administration Tentukan lokasi, karakteristik,

kualitas, dan derajat nyeri

sebelum pemberian obat

Cek riwayat alergi

Tentukan pilihan analgesik

bergantung tipe dan beratnya

nyeri

Monitor vital sign sebelum dan

sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat waktu

terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas analgesik,

tanda dan gejala

Ansietas

Berhubungan dengan :

terjadinya efek samping

penggunaan alat kontrasepsi

IUD

NOC :

Anxiety self-control

Anxiety level

Coping

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ….

ansietas teratasi dengan kriteria

hasil:

Klien mampu

mengungkapkan

kecemasannya

Mengetahui dan

mengungkapkan teknik

untuk mengontrol cemas

Vital sign dalam batas

normal

Ekspresi nonverbal

menunjukkan berkurangnya

kecemasan

NIC :

Gunakan pendekatan yang

menenangkan

Jelaskan semua prosedur dan

apa yang dirasakan selama

prosedur

Dorong keluarga untuk

menemani pasien

Identifikasi tingkat kecemasan

Bantu pasien untuk mengenali

situasi yang menimbulkan

kecemasan

Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaan dan

ketakutan

Ajarkan pasien untuk

menggunakan teknik relaksasi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Laporan Pendahuluan Keluarga Berencana.(dalam:http://agungsa10001.blogspot.com/2013/04/lp-keluarga-berencana.html). Diakses tanggal 31 Oktober 2014 pukul 16.32 wita

Carpenito, Lynda Juall.1999.Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC.

Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: FKUI

NANDA NIC-NOC.2011.Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC-NOC.Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Hipokrates

Mochtar, Pustam. 1995. Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC.

Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Denpasar, 31 Oktober 2014

Mengetahui Mahasiswa

Pembimbing Klinik/ CI

Ns. Sagung Mirah Lismawati,S.Kep Ni Wayan Cintia Devi Utami

NIP.196906051992032014 NIM. P07120012056

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Nyoman Hartati,A.Per.Pend.,M.Biomed

NIP :196211081982122000