MAKALAH ADIABATIK ROKET
-
Upload
mohammed-ady-ganjar -
Category
Documents
-
view
252 -
download
20
description
Transcript of MAKALAH ADIABATIK ROKET
PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN
MOTOR ROKET PROPELAN
DADANG SUPRIATMAN
STT - JAWA BARAT
2013
Halaman | 2
DAFTAR ISI
JUDUL 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR GAMBAR 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Sistem dan Lingkungan 6
2.2 Jenis Sistem Termodinamika 6
2.3 Hukum-hukum Dasar Termodinamika 7
2.4 Hukum I Termodinamika 8
2.5 Penerapan Hukum I Termodinamika pada Proses Termodinamika 8
2. 6 Proses Terbalikkan dan Proses Tak Terbalikkan 11
2.7 Mesin Kalor 12
2.8 Motor Roket Propelan 13
2.9 Ekspansi Adiabatik Motor Roket Propelan 14
2.10 Suhu Nyala Adibatik Motor Roket Propelan 16
BAB III KESIMPULAN 17
Halaman | 3
DAFTAR GAMBAR
Gb.1 Skema sistem temodinamika 6
Gb.2 grafik proses isotermal 9
Gb.3 grafik proses adiabatik 9
Gb.4 grafik isokhorik 10
Gb.5 grafik isobarik 10
Gb. 6 Proses Terbalikkan dan Tak terbalikkan 11
Gb 7. Siklus Proses Termodinamika 12
Gb 8. Siklus Carnot 13
Gb 9. Ekspansi Motor Roket Propelan 14
Gb 10. Temperatur Nyala Adiabatik Motor Roket 16
Halaman | 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Termodinamika berasal dari kata thermos yang berarti panas dan dynamic yang berarti
perubahan. Secara umum, termodinamika memiliki beberapa pengertian, Termodinamika
dalam arti sempit merupakan salah satu cabang dan usaha (kerja), serta sifat-sifat zat yang
mendukung hubungan tersebut. Hubungan atau pertukaran ini didasarkan pada hukum
pertama dan kedua termodinamika. Ilmu Alam (Fisika) yang mempelajari materi yang ada
dalam keseimbangan terhadap perubahan suhu, tekanan, dan komposisi kimia. Termodinamika
juga merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara panas dan usaha (kerja), serta sifat-
sifat zat yang mendukung hubungan tersebut. Hubungan atau pertukaran ini didasarkan pada
hukum pertama termodinamika.
Termodinamika memusatkan perhatiannya pada paham tentang:
1. Energi yang kekal
2. Proses yang menghasilkan entropi mungkin dapat terjadi tapi proses yang menghapuskan
entropi mustahil terjadi.
Termodinamika sangat penting dalam kimia, sebab dengan menggunakan termodinamika kita
dapat memperkirakan apakah suatu reaksi akan berlangsung atau tidak,dan apabila reaksi itu
berlangsung, dapat dicari kondisi yang bagaimana supaya dapat di hasilkan produk yang
maksimum.
Prinsip-prinsip dan metode-metode termodinamika digunakan untuk:
1. Menjelaskan kerja beberapa sistem
2. Menjelaskan mengapa suatu sistem tertentu tidak bekerja seperti yang diinginkan
3. Menjelaskan mengapa suatu sistem sama sekali tidak mungkin bekerja
4. Dasar teoritik insinyur perencana dalam merencanakan sistem atau mesin-mesin
Salah satu hukum termodinamika adalah hukum termodinamika pertama yang menyatakan
bahwa perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total
dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap
Halaman | 5
sistem. Proses adiabatik merupakan salah satu proses dalam termodinamika, dalam proses
adibiatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau meninggalkan sistem (Q = O).
Proses adibiatik bisa terjadi pada sistem tertutup yang terisolasi dengan baik.
Salah penerapan konsep proses adiabatik adalah dalam reaksi pembakaran motor roket
propelan. Roket propelan adalah material yang digunakan oleh roket untuk menghasilkan rekasi
kimia, untuk reaksi keseluruhan (reaksi propulsive) dengan kecepatan tinggi. Pada propelan
roket terjadi reaksi eksotermis yang menghasilkan gas panas. Konsep adiabatic termal dan
ekspansi adiabatik digunakan untuk menjelaskan reaksi pembakaran pada motor roket
propelan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana konsep hukum termodinamika
2. Bagaimana penerapan proses adiabatik dalam reaksi pembakaran motor roket
propelan
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami konsep hukum termodinamika
dan mengetahui penerapan proses adiabatic dalam reaksi pembakaran motor roket propelan
Halaman | 6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem dan Lingkungan
Suatu sistem termodinamika adalah suatu masa atau daerah yang dipilih untuk
dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas
antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), seperti terlihat
pada Gambar 1. Dalam aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupun
lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.
Gb.1 Skema sistem temodinamika
2.2 Jenis Sistem Termodinamika
Ada tiga jenis sistem termodinamika berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi
antara sistem dan lingkungan:
1. Sistem Terisolasi
Pada sistem ini tidak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan
lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung
gas terisolasi.
sistem
Batas Sistem
LINGKUNGAN
Halaman | 7
2. Sistem Tertutup
Pada sistem ini terjadi pertukaran energi tapi tidak terjadi pertukaran benda
dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup dimana
terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan lingkungan.
Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
a pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
b pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
3. Sistem Terbuka
Pada sistem ini terjadi pertukaran energi dan benda dengan lingkungannya.
Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut permeabel.
Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
2.3 Hukum-hukum Dasar Termodinamika
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
• Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
• Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari
jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan
terhadap sistem.
• Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Halaman | 8
• Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.
2.4 Hukum I Termodinamika
Hukum termodinamika pertama berbunyi “Energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan tetapi dapat dikonversi dari suatu bentu ke bentuk yang lain”. Hukum
pertama adalah prinsip kekekalan energi yang memasukan kalor sebagai model
perpindahan energi. Menurut hukum pertama, energi di dalam suatu benda dapat
ditingkatkan dengan cara menambahkan kalor ke benda atau dengan melakukan usaha
pada benda. Hukum pertama tidak membatasi arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
Berdasarkan hukum kekekalan energi maka Hukum I Termodinamika
dirumuskan:
Yaitu : ∆U = Q + W
Dengan : ∆U = U2-U1
Jadi, hukum pertama termodinamika adalah prinsip kekekalan energi yang
diaplikasikan pada kalor, usaha, & energi dalam. Hukum I termodinamika menyatakan
bahwa kalor yang terlibat diubah menjadi perubahan energi dalam & usaha.
2.5 Penerapan Hukum I Termodinamika pada Proses Termodinamika
Hukum pertama termodinamika dilakukan dalam empat proses, yaitu:
1. Proses Isotermal
Dalam proses ini, suhu sistem dijaga agar selalu konstan. Suhu gas ideal berbanding
lurus dengan energi dalam gas ideal dan tekanan sistem berubah penjadi (tekanan
sistem berkurang).
Gb.2 grafik proses isotermal
2. Proses Adiabatik
Dalam proses adibiatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau
meninggalkan sistem (Q = O). Proses adibiatik
terisolasi dengan baik. Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan baik, biasanya
tidak ada kalor yang dengan seenaknya mengalir kedalam sistem atau meninggalkan
sistem. Proses adibiatik juga bisa terjadi pada siste
Proses dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju
sistem atau meninggalkan sistem.
Gb.3 grafik proses adiabatik
grafik proses isotermal
Dalam proses adibiatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau
meninggalkan sistem (Q = O). Proses adibiatik bisa terjadi pada sistem tertutup yang
terisolasi dengan baik. Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan baik, biasanya
tidak ada kalor yang dengan seenaknya mengalir kedalam sistem atau meninggalkan
sistem. Proses adibiatik juga bisa terjadi pada sistem tertutup yang tidak terisolasi.
Proses dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju
sistem atau meninggalkan sistem.
grafik proses adiabatik
Halaman | 9
Dalam proses adibiatik, tidak ada kalor yang ditambahkan pada sistem atau
bisa terjadi pada sistem tertutup yang
terisolasi dengan baik. Untuk sistem tertutup yang terisolasi dengan baik, biasanya
tidak ada kalor yang dengan seenaknya mengalir kedalam sistem atau meninggalkan
m tertutup yang tidak terisolasi.
Proses dilakukan dengan sangat cepat sehingga kalor tidak sempat mengalir menuju
Halaman | 10
3. Proses Isokhorik
Dalam prose isokhorik, volume sistem dijaga agar selalu konstan. Karena volume
sistem selalu konstan, maka sistem tidak bisa melakukan kerja pada lingkungan.
Demikian juga sebaliknya, lingkungan tidak bisa melakukan kerja pada sistem.
Gb.4 grafik isokhorik
4. Proses Isobarik
Dalam proses isobarik, tekanan sistem dijaga agar selalu konstan. Karena yang
konstan adalah tekanan maka perubahan energi dalam (∆U) ,kalor (Q), dan kerja (W)
pada proses isobarik tidak ada dan bernilai nol. Dengan demikian, persamaan hukum
pertama termodinamika tetep utuh seperti semula.
Gb.5 grafik isobarik
Halaman | 11
2. 6 Proses Terbalikkan dan Proses Tak Terbalikkan
Secara alami kalor mengalir dari temperatur tinggi ke temperatur rendah, tidak
sebaliknya. Balok meluncur pada bidang, tenaga mekanik balok dikonversikan ke tenaga
internal balok & bidang (kalor) saat gesekan. Proses tersebut termasuk proses tak terbalikkan
(irreversible). Kita tidak dapat melakukan proses sebaliknya.
Proses terbalikkan terjadi bila sistem melakukan proses dari keadaan awal ke keadaan
akhir melalui keadaan setimbang yang berturutan. Hal ini terjadi secara quasi-statik. Sehingga
setiap keadaan dapat didefinisikan dengan jelas P, V dan T-nya. Sebaliknya pada proses
irreversible, kesetimbangan pada keadaan perantara tidak pernah tercapai, sehingga P,V dan T
tak terdefinisikan.
pasir p irreversible
f
i reversible
V
Gb. 6 Proses Terbalikkan dan Tak terbalikkan
Halaman | 12
2.7 Mesin Kalor
Rangkaian dari beberapa proses termodinamika yang berawal dan berakhir pada
keadaan yang sama disebut siklus.
p 2
3
1 4
V
Gb 7. Siklus Proses Termodinamika
Untuk sebuah siklus, ∆T = 0 oleh karena itu ∆U = 0. Sehingga
Q = W.
Q menyatakan selisih kalor yang masuk (Q1) dan kalor yang keluar (Q2) (Q = Q1- Q2) dan W
adalah kerja total dalam satu siklus.
Siklus Carnot
Tahun 1824 Sadi Carnot menunjukkan bahwa mesin kalor terbalikkan adengan siklus
antara dua reservoir panas adalah mesin yang paling efisien.
Siklus Carnot terdiri dari proses isotermis dan proses adiabatis.
Proses a-b : ekaspansi isotermal pada temperatur Th (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur tinggi. Dalam proses ini gas menyerap kalor Th dari
reservoir dan melakukan usaha Wab menggerakkan piston.
Halaman | 13
Qh
a
bb
d
Qc c
Gb 8. Siklus Carnot
Proses b-c : ekaspansi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem. Selama
proses temperatur gas turun dari Th ke Tc (temperatur rendah) dan melakukan usaha Wab .
Proses c-d : kompresi isotermal pada temperatur Tc (temperatur tinggi). Gas dalam keadaan
kontak dengan reservoir temperatur rendah. Dalam proses ini gas melepas kalor Qc dari
reservoir dan mendapat usaha dari luar Wcd.
Proses d-a : kompresi adiabatik. Tidak ada kalor yang diserap maupun keluar sistem. Selama
proses temperatur gas naik dari Tc ke Th dan mendapat usaha Wda .
Efisiensi dari mesin kalor siklus Carnot :
η = W/Qh = 1 - Qc /Qh
karena Qc /Qh = Tc /Th (buktikan)
maka
η = 1 - Tc /Th
2.8 Motor Roket Propelan
Pada dunia peroketan, proses pembuatan propelan untuk motor roket padat dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu free standing dan case bonded. Pada cara yang pertama,
propelan dibuat menggunakan tabung cetakan. Propelan yang dihasilkan dilapisi protektor
Halaman | 14
termal terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tabung motor roket. Celah antara propelan
dan dinding tabung diisi dengan material penahan panas (liner dan insulator). Sebaliknya, pada
metode case bonded, propelan langsung dicetak ke dalam tabung motor roket yang
sebelumnya sudah dilapisi dengan liner. Cara yang kedua (case bonded) lebih efisien karena
motor roket akan dapat berisi propelan lebih maksimal dari pada cara pertama (free standing).
Roket dibuat dengan gaya dorong dengan menghilangkan massa mundur dalam kecepatan
tinggi (hukum Ketiga Newton). Gaya dorong dibuat dengan mereaksikan propelan dalam ruang
pembakaran menjadi gas yang sangat panas pada tekanan tinggi, yang kemudian diperluas dan
dipercepat oleh bagian melalui nozzle di bagian belakang roket. Besarnya gaya ke depan yang
dihasilkan, dikenal sebagai dorong, yang dihasilkan adalah laju aliran massa propelan dikalikan
dengan kecepatan ruang pembuangan (relatif terhadap roket), sebagaimana ditentukan oleh
hukum ketiga Newton tentang gerak.
2.9 Ekspansi Adiabatik Motor Roket Propelan
Pada saat pelepasan material propelan, terjadi proses adiabatic. Volume udara akan
meningkat, karena adanya penurunan tekanan dan terkait dengan penurunan gaya dorong.
Dalam kondisi tersebut proses adiabtik terjadi (tidak ada transfer panas yang terjadi selama
proses ekspansi pada sepersekian detik), yang terkait dengan variasi waktu dan tekanan
terhadap volume.
Gb 9. Ekspansi Motor Roket Propelan
Proses ekspansi adiabatik diturunkan dari persamaan energi gas ide
mengikuti persamaan berikut :
Dimana :
Po adalah tekanan awal absolute (Pa)
Vo adalah volume awal udara terkompresi (m
k adalah rasio kapasitas panas spesifik (k=1.4 untuk udara)
P, V adalah variasi tekanan dan volume
Proses pembakaran roket motor propelan dianggap mengikuti gas ideal selama proses
berlangsung dan mengabaikan energi potensial atau kinetic yang terjadi dan bentuk persamaan
energi yang sederhana untuk sistem kompressibel :
δδδδq - δδδδw = du
Dimana δδδδq = 0 adalah transfer panas (setara dengan nol untuk proses adiabatic). Sebagai
catatan bahwa δδδδ (delta) mengindikasikan bahwa panas dan kerja adalah bagian dari fungsi.
δδδδw = P dv adalah kerja batas spesifik yang dilakukan dengan expanding udara terkompresi
(J/kg) dan V adalah spesifik volume udara (
massa.
du = Cv dT adalah perubahan energi internal (dalam) udara, Cv adalah kapasitas panas
spesifik pada volume konstan udara (J/kg K) dan T merupakan suhu absolute (K
Sehingga
P dv + Cv dT = 0
Persamaan gas ideal Pv = R T (R adalah konstanta gas) diperoleh :
P dv + v dP = R
Proses ekspansi adiabatik diturunkan dari persamaan energi gas ideal dan dikembangkan
Po adalah tekanan awal absolute (Pa)
Vo adalah volume awal udara terkompresi (m3)
k adalah rasio kapasitas panas spesifik (k=1.4 untuk udara)
P, V adalah variasi tekanan dan volume
Proses pembakaran roket motor propelan dianggap mengikuti gas ideal selama proses
berlangsung dan mengabaikan energi potensial atau kinetic yang terjadi dan bentuk persamaan
energi yang sederhana untuk sistem kompressibel :
transfer panas (setara dengan nol untuk proses adiabatic). Sebagai
(delta) mengindikasikan bahwa panas dan kerja adalah bagian dari fungsi.
adalah kerja batas spesifik yang dilakukan dengan expanding udara terkompresi
kg) dan V adalah spesifik volume udara (m3/kg). Catatan bahwa V = m v, dimana m adalah
adalah perubahan energi internal (dalam) udara, Cv adalah kapasitas panas
spesifik pada volume konstan udara (J/kg K) dan T merupakan suhu absolute (K).
T = 0
Persamaan gas ideal Pv = R T (R adalah konstanta gas) diperoleh :
P = R dT
Halaman | 15
al dan dikembangkan
Proses pembakaran roket motor propelan dianggap mengikuti gas ideal selama proses
berlangsung dan mengabaikan energi potensial atau kinetic yang terjadi dan bentuk persamaan
transfer panas (setara dengan nol untuk proses adiabatic). Sebagai
(delta) mengindikasikan bahwa panas dan kerja adalah bagian dari fungsi.
adalah kerja batas spesifik yang dilakukan dengan expanding udara terkompresi
/kg). Catatan bahwa V = m v, dimana m adalah
adalah perubahan energi internal (dalam) udara, Cv adalah kapasitas panas
).
Halaman | 16
Disubsitusikan ke dalam persamaan energi, didapatkan :
P dv (1 + Cv/R) + v dP (Cv/R) = 0
2.10 Suhu Nyala Adibatik Motor Roket Propelan
Suhu nyala adiabatic adalah suhu yang dicapai oleh reaksi pembakaran secara adiabatik, bahwa
tidak ada panas yang keluar ataupun masuk dalam sistem. Temperatur maksimum yang dapat
dicapai untuk reaktan yang diberikan dan digunakan untuk memperkirakan temperatur
chamber pembakaran (Tc) pada motor roket.
Berikut contoh grafik temperatur nyala adiabatic versus tekanan chamber pembakaran untuk
oksigen cair dan kerosene pada perbandingan 3 campuran yang berbeda. Perbandingan
percampuran yakni 2.20, 2.25 dan 2.30 pada tekanan 75 atmosfer dimana temperatur nyala
yang diberikan sekitar 3.545 Kelvin.
Gb 10. Temperatur Nyala Adiabatik Motor Roket
Halaman | 17
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada makalah di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Suatu sistem termodinamika terkait dengan panas dan kerja yang terjadi dalam
suatu sistem dan lingkungan.
2. Hukum pertama termodinamika adalah prinsip kekekalan energi yang memasukan
kalor sebagai model perpindahan energi. Hukum pertama termodinamika dilakukan
dalam empat proses, yaitu: proses isotermal, proses isokhorik, proses isobarik, dan
proses adiabatik.
3. Pada reaksi pembakaran motor roket propelan menerapkan prinsip proses adiabatik
yakni tidak ada transfer panas yang terjadi (tidak ada panas yang masuk maupun
keluar dari sistem). Transfer panas yang terjadi = 0.