Makalah PSI

12
BAB II PEMBAHASAN Perkembangan studi Islam di Indonesia secara umum dapat di jelaskan dengan urut, yakni lembaga atau sistem pendidikan Islam di Indonesia dimulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam dan akhirnya muncul sistem klas. 1. Sistem Pendidikan Langgar Maksud pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan di langgar, surau, masjid atau rumah guru. Kurikulumnya bersifat elementer, yaitu mempelajari abjad huruf Arab dan kemudian pada tingkat selanjutnya di ajarkan lagu-lagu qasidah, berzanji, tajuwid dan mengaji kitab farukunan. Pengajaran dengan sistem langgar di lakukan dengan dua cara sebagai berikut : a. Cara Sorongan Cara sorongan yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan guru dan bersifat perorangan. b. Cara Halaqah Cara halaqah yakni guru di kelilingi oleh murid- murid.

Transcript of Makalah PSI

BAB II PEMBAHASAN

Perkembangan studi Islam di Indonesia secara umum dapat di jelaskan dengan urut, yakni lembaga atau sistem pendidikan Islam di Indonesia dimulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren, kemudian berlanjut dengan sistem pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam dan akhirnya muncul sistem klas. 1. Sistem Pendidikan Langgar Maksud pendidikan dengan sistem langgar adalah pendidikan yang dijalankan di langgar, surau, masjid atau rumah guru. Kurikulumnya bersifat elementer, yaitu mempelajari abjad huruf Arab dan kemudian pada tingkat selanjutnya di ajarkan lagulagu qasidah, berzanji, tajuwid dan mengaji kitab farukunan. Pengajaran dengan sistem langgar di lakukan dengan dua cara sebagai berikut : a. Cara Sorongan Cara sorongan yakni seorang murid berhadapan secara langsung dengan guru dan bersifat perorangan. b. Cara Halaqah Cara halaqah yakni guru di kelilingi oleh murid-murid. 2. Sistem Pendidikan Pesantren Sistem pendidikan dengan pesantren atau dapat diidentikan dengan huttab, yakni dimana seorang kiyai mengajari santri dengan sarana masjid sebagai tempat pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai tempat tinggal santri. Di pesantren juga dijalankan dengan dua cara , yaitu sorongan dan halaqah. Namun cara sorongan di pesantren sedikit berbeda dengan di pendidikan langgar. Cara sorongan di pesantren biasanya si santri yang membaca kitab sementara kiyai mendengar dan mengoreksi jika ada kesalahan. 3. Pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam

Pendidikan di kerajaan-kerajaan Islam dapat di urutkan yakni dimulai dari kerajaan Samudra Pasai, kerajaan Perlak, kerajaan Aceh Darussalam, kerajaan Demak, kerajaan Islam Mataram dan terakhir kerajaan Islam di Banjarmasin. a. Kerajaan Samudra Pasai Materi yang diajarkan di majelis Talim dan halaqah di kerajaan pasai adalah fiqh mazhab al- Shafii. Dari sisi kelembagaan adalah informal, biaya pendidikan bersumber dari negara. b. Kerajaan Perlak Lembaga pendidikannya berupa majelis Talim Tinggi yang dihadiri oleh murid khusus yang sudah alim dan mendalam ilmunya. Kitab yang dibaca adalah kitabkitab kualitas tinggi seperti kitab fiqh karangan imam al- Shafii. c. Kerajaan Aceh Darussalam Di kerajaan ini ada lembaga-lembaga negara yang berfungsi di bidang pendidikan yaitu : 1) Balai Seutia Huhama Merupakan lembaga ilmu pengetahauan tempat berkumpul para ulama ahli pikir, intelektual dan cendikiawan yang membahas tentang ilmu pengetahuan. 2) Balai Seutia Ulama (Merupakan jawatan pendidikan). 3) Balai Jamaah Himpunan Ulama Adapun jenjang pendidikannya: 1) Meunasah ( madrasah ) 2) Rangkang ( Tsanawiyah ) 3) Dayah ( setingkat Aliyah ) 4) Dayah Teuku Cik ( kira-kira setingkat perguruan tinggi ) d. Kerajaan Demak Didirikan masjid sebagai tempat belajar di daerah sentral kekuasaan kerajaan. e. Kerajaan Islam Mataram Hampir di setiap desa didirikan tempat belajar Al-Quran dan didirikan pula pondok pesantren di tingkat kabupaten. f. Kerajaan Islam di Banjarmasin

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari mendirikan pesantren di kampung Dalam Pagar setelah pulang dari Makkah. Sistem pendidikan sama dengan sistem madrasah di jawa. 4. Sistem Pendidikan Kelas Mulai akhir abad ke 19, mulai lahir sekolah model Belanda, Eropa dan sekolah Vernahuler. Di samping itu ada sekolah pribumi yang mempunyai sistem yang sama dengan sekolah model Belanda. Kemudian dasawarsa kedua abad ke 20 organisasi Islam ( Muhammadiyah, NU, Jamaat al-Khair dll ) mendirikan madrasah dan sekolah-sekolah model Belanda. Setelah itu tahun 1901 orang-orang Arab yang tinggal di Jakarta mendirikan madrasah namun belum berhasil. Pada level sekolah dari tahun ke tahun dapat diuraikan sebagai berikut: a. Tahun 1905 Jamaat al-Khair berhasil mendirikan madrasah dengan kurikulum mengajarkan pengetahuan umum dan agama. b. Tahun 1906 didirikan Mambau al-Umum ( madrasah digabung dengan masjid ) oleh Susuhunan Pakubuwono. c. Tahun 1907 didirikan sekolah Adabiyah oleh Abdullah Ahmad di Padang Panjang dengan menggunakan sistem kelas secara konsisten. d. Tahun 1915 Zainuddin Labai al- Janusi maembuka sekolah Guru Diniyah dengan sistem kelas dan kurikulum mencakup pengetahuan umum, bahasa, matematika, sejarah dan ilmu bumi. e. Tahun 1916, NU membuka madrasah salafiyah di tebuereng yang kurikulumnya memasukan baca tulis huruf latin. f. Tahun 1923, Muhammadiyah mendirikan 4 sekolah di Yogyakarta serta di Jakarta berdiri sekolah HIS. Kemudian pada level perguruan tinggi dapat digambarkan,berdirinya perguruan tinggi Islam dimulai dari pertemuan antar tokoh organisasi Islam, ulama dan cendikiawan pada bulan April 1945. Dalam pertemuan itu dibentuk panitia Perencanaan Sekolah Tinggi Islam yang diketuai Drs. Moh. Hatta dengan anggota antara lain : K.H. Mas

Mansur, K.H.A. Muzakkir,K.H. R.F. Kafrawi dan lain-lain. Kemudian pada tanggal 8 juli 1945 (27 Rajab 1364 H ) diadakan peresmian Sekolah Tinggi Islam ( STI ) di Jakarta. Ketika ibu kota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, STI juga pindah ke Yogyakarta dan berubah namanya menjadi Universitas Islam Indonesia ( UII ) dengan empat fakultas yaitu Agama, Hukum, Ekonomi dan Pendidikan. Fakultas Agama UII di negrikan berubah menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri ( PTAIN ) yang diatur dengan PP No. 34 Tahun 1950 dimana pelaksanaannya diatur dalam peraturan bersama Menteri Agama dan Mentri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. K/I/14641 Tahun 1951 ( Agama ) dan No. 28665/Kab. Tahun 1951 ( Pendidikan ) tanggal 1-91951. PTAIN membuka tiga jurusan, yaitu jurusan Qadla, Tarbiyah dan Dakwah. Setelah berjalan kira-kira 9 tahaun tepatnya tahun 1960 PTAIN di lebur dan digabungkan dengan Akademi Dinas Ilmu Agama ( ADIA ) milik Departemen Agama. Penggabungan PTAIN dan ADIA memunculkan IAIN ( Institut Agama Islam Negeri ). Penggabungan IAIN dengan peraturan presiden RI No 11 tahun 1960 dan penetapan Mentri Agama No.43 tahun 1960 tentang penyelenggaraan IAIN. Maka IAIN al-Jamiah, al-Islamiyah al-Hukumiyah diresmikan oleh Mentri Agama tanggal 2 Rabiul Awwal 1380 H bertepatan dengan tanggal 28 Agustus 1960 berdasarkan PP. No. 11 tahun 1960 tanggal 9 Mei. IAIN mengalami perkembangan yang pesat maka lahirlah PP. No. 27 tahun 1963, yang memungkinkan didirikannya IAIN terpisah dari pusat. IAIN dari sisi waktu dapat digambarkan sebagai berikut : 1. IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tanggal 5 Oktober 1963. 2. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 5 Desember 1963. 3. IAIN Raden Fatah Palembang tanggal 22 Oktober 1964. 4. IAIN Antasari Kalimantan Selatan tanggal 22 November 1964. 5. IAIN Sunan Ampel Surabaya tanggal 6 Juli 1965. 6. IAIN Alauddin Ujung Pandang tanggal 28 Oktober 1965. 7. IAIN Imam Bonjol Padang tanggal 21 Novenber 1966. 8. IAIN Sultan Taha Saefuddin Jambi tahun 1967.

Fakultas-fakultas cabang IAIN yang dipromosikan menjadi IAIN baru.Termasuk kategori ini antara lain : 1. IAIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal 28 Maret 1968. 2. IAIN Raden Intan Lampung pada tanggal 28 Oktober 1968. 3. IAIN Walisongo Semarang pada tanggal 1 April 1970. 4. IAIN Sumatra Utara di Medan pada tanggal 19 November 1973. Disamping itu sejak tahun 1997, berdasarkan Surat Keputusan Mentri Agama R.I.Dr. Tarmizi Taher, berdiri 36 STAIN di daerah-daerah.Kemudian pada tahun 2002 sejumlah IAIN dan satu STAIN berubah menjadi UIN serta sejumlah STAIN berubah menjadi IAIN. IAIN dan STAIN yang berubah menjadi UIN adalah : 1. IAIN Syarif Hidyatullah Jakarta. 2. IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. STAIN Malang. 4. IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. 5. IAIN Alauddin Makasar. 6. IAIN Sultan Syarif Qosim Pekanbaru.

Sementara STAIN yang berubah menjadi IAIN adalah : 1. STAIN Serang. 2. STAIN Mataram. 3. STAIN Ambon. Ketika Mentri Agama dijabat Munawwir Sadjali dicetuskanlah program MAN-PK untuk tingkat SLTA dan program pembibitan dosen di tingkat perguruan tinggi. Pada tahun 2007 ketika Menag R.I dijabat Maftuh Basuni di sediakan beasiswa utuk guruguru di sekolah-sekolah yang ada di bawah Departemen Agama untuk mengambil program S2. kemudian mulai tahun ajaran 2007/2008, Departemen Agama mempunyai program baru yaitu membuka Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendikia yang rencananya dilaksanakan di Serpong dan Gorontalo.

BAB I PENDAHULUANDalam Pengantar Studi Islam, Kita akan mempelajari berbagai macam tentang seluk beluk Islam. Mulai dari studi Islam, sejarah perkembangan ,disiplin keilmuan dan lain-lain. Berbicara tentang sejarah perkembangan studi Islam tidak dapat dipisahkan dari studi lembaga-lembaga dan kurikulum pendidikan Islam. Sebab lewat lembaga dan kurikulum inilah pada prinsipnya diketahui perkembangan studinya. Dalam makalah ini akan di jelaskan perkembangan studi Islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan Islam yang masih tradisional sampai berkembangnya pendidikan Islam dengan sistem kelas serta kurikulum yang diajarkan lebih luas dan sampai munculnya perguruan tinggi Islam di Indonesia.

BAB III PENUTUPDari uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa perkembangan studi Islam di Indonesia di mulai dengan tradisi belajar kepada ulama-ulama yang umumnya adalah pedagang, yang sekaligus pembawa Islam ke Indonesia. Kemudian berlanjut dengan sistem langgar baik dengan cara sorongan atau halaqah. Dari sini kemudian muncul pendidikan pesantren, yang dilanjutkan dengan sistem kelas, yang diperkenalkan penjajah Belanda yang mendorong terbentuknya atau berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta dan menyebabkan munculnya perguruan-perguruan tinggi Islam di daerah-daerah di Indonesia.

MAKALAH PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI INDONESIAMakalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam Dosen Pengampu : Drs. Kamsi, MA.

Disusun Oleh : Andang Syaifudin Mohammad Megantoro Santi Ratna Palupi (09680017) (09680019) (09680020)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009

DAFTAR PUSTAKA Khoirudin Nasution, pengantar studi islam, yogyakarta: Academia Tazzava,2004 Khoirudin Nasution, pengantar studi islam, yogyakarta: Academia Tazzava,2009