Malaria

9

Click here to load reader

Transcript of Malaria

Page 1: Malaria
Page 2: Malaria

Diagnosis Malaria1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis2. Pemeriksaan Laboratorium- Parasitologi- Darah tepi lengkap- Tes Serologi- Pemeriksaan PCR

Page 3: Malaria

1. Pemeriksaan FisisPanas badan yang didahului menggigil terlebih dahulu (firosis)

selanjutnya berkeringat.  Serangan demam yang timbul diselingi masa tidak demam.

Pucat disertai lemah dan lesu. Hal ini merupakan gejala adanya anemia.

Keluhan penyerta lain seperti malaise, sakit kepala, pegal-pegal anoreksia, dan berat badan menurun.

Pembesaran Limpa. Pada malaria tertiana, limpa membesar mulai minggu kedua, sedangkan  pada malaria tropika pada hari ke-3 sampai 4.

Page 4: Malaria

2. Pemeriksaan Laboratorium1. Pemeriksaan Darah Untuk Malaria

a. Tetesan Preparat Darah Tebalmerupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup banyak dibandingkan preparat darah tipis. Pemeriksaan parasit dilakukan selama 5 menit. Perhitungan parasit dapat dilakukan pada tetes tebal dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit. Bila leukosit 10000/uL maka hitung parasitnya adalah jumlah parasit dikalikan 50 merupakan jumlah parasit per mikro liter darah.

Page 5: Malaria

b. Tetesan Darah Tipisdigunakan untuk indentifikasi jenis plasmodium. Kepadatan parasit dinyatakan sebagai hitung parasit, dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang mengandung per 1000 sel darah merah. Bila jumlah parasit > 100000/uL darah menandakan infeksi yang berat.

2. Tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test) Tes ini disebut cepat karena memerlukan waktu paling lama

hanya 15 menit dibanding minimal 60 menit untuk pemeriksaan mikroskopik dihitung sejak pengambilan sampel. Deteksi untuk antigen vivaks sudah beredar dipasaran yaitu dengan metode ICT. Tes sejenis dengan mendeteksi laktat dehidrogenase dari plasmodium (pLDH) dengan cara immunochromatographic telah dipasarkan dengan nama tes OPTIMAL. Optimal dapat mendeteksi dari 0-200 parasit/ul darah dan dapat membedakan apakah infeksi P.falciparum atau P.vivax. Sensitivitas sampai 95 % dan hasil positif salah lebih rendah dari tes deteksi HRP-2.

Page 6: Malaria

Gambar . Penafsiran (Interpretasi) hasil uji batang celup (dipstick) imukromatografi Laboratorium Hepatika

Ket: C garis kendali (kontrol), T1 garis untuk Plasmodium falcifarum, T2 T1 garis untuk Plasmodium vivax Analisis hasil penelitian

Page 7: Malaria

3. Tes SerologiTes ini berguna mendeteksi adanya antibody specific terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostic sebab antibody baru terjadi setelah beberapa hari parasitemia. Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring donor darah. Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru; dan test > 1:20 dinyatakan positif

Page 8: Malaria

4. Pemeriksaan PCR (Polimerase Chain Reaction) Pemeriksaan ini dianggap sangat peka terhadap

teknologi amplifikasi DNA, waktu dipakai cukup capat dan sensitifitas maupun spesifitasnya tinggi. Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit dapat memberikan hasil positif.

Page 9: Malaria

GAMBARAN LABORATORIUM

Pada malaria dapat terjadi :-anemia baik akut maupun kronis, pada keadaan akut terjadi penurunan yang cepat dari Hb.- Trombositopenia- Plasma protein menurun terutama albumin- Hipokolesterolemia

- Kalium dalam plasma meningkat pada waktu demam- Laju endap darah meningkat- Kadar bilirubin meningkat dan proteinuria.