MASALAH FUTUR DALAM ISLAM PSIKOTERAPI PENDEKATAN SUFISTIK
-
Upload
muhammad-hasby-jamil -
Category
Documents
-
view
59 -
download
8
description
Transcript of MASALAH FUTUR DALAM ISLAM PSIKOTERAPI PENDEKATAN SUFISTIK
PSIKOTERAPI PENDEKATAN SUFISTIK
Tentang:
MASALAH FUTUR DALAM ISLAM
Oleh :
FEBI PRATAMA
FITRI YANI
NETRI KARNILA
Dosen pengampu mata kuliah:
Dr. KASMURI SALAMAT, M.A
DASRIL, S.A g., M.Pd
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BATUSANGKAR
0
2013
MASALAH FUTUR DALAM ISLAM
A. Pendahuluan
Sebagai seorang mahasiswa atau mahasiswi tidak tertutup
kemungkinan kita terserang penyakit futur, dan malahan sering kali kita
tertimpa penyakit futur ini. . Karena banyak faktor yang bisa menyebabkan
seseorang itu tertimpa penyakit futur. Tetapi kebanyakan kita tidak
mengindagkan penyakit futur itu.
Oleh sebab itu dalam makalah ini, pemakalah akan menjelaskan
mengenai apa itu futur, dalil-dalil tentang futur, penyebab terjadinya futur,
akibat penyakit futur, dan cara mengobati penyakit futur.
B. Masalah Futur dalam Islam
1. Makna Futur
Istilah futur dapat dimaknai secara lughat (bahasa) dan istilah.
Menurut lughat (bahasa) futur mempunyai dua arti, yaitu:
a. Putus setelah bersambung atau tenang setelah bergerak.
b. Malas, lambat, dan pelan setelah rajin dan bersungguh-bersungguh.
Adapun menurut istilah futur adalah suatu penyakit yang dapat
menimpa sebagian aktifis, bahkan menimpa mereka secara praktis (dalam
bentuk perbuatan). Tingkatannya yang paling rendah berupa kemalasan,
menunda-nunda, atau berlambat-lambat. Sedangkan puncaknya adalah
terputus atau terhenti sama sekali setelah sebelumnya rajin dan terus
bergerak.1
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa penyakit futur
tersebut adalah termasuk perbuatan tercela (aklhak mazmumah), yaitu
perbuatan yang dibenci Allah dan seharusnya kita hindari. Futur adalah
penyakit yang sangat ganas, namun tidaklah Allah menurunkan penyakit
1Sayyid Muhammad Nuh. Terapi Mental Aktifis Harakoh. (Solo: Pustaka Mantik. 1995). Cet. 5. hal. 15
1
melainkan Dia pun menurunkan obatnya. Akan mengetahuinya orang-
orang yang mau mengetahuinya, dan tidak akan mengetahuinya orang-
orang yang enggan mengetahuinya.
Orang yang terkena penyakit futur ini berada pada tiga golongan, yaitu:
1. Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab
futur, dan golongan ini banyak sekali.
2. Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun
tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini
lebih banyak lagi.
3. Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat
sedikit.2
2. Dalil Tentang Futur
Adapun dalil yang mempertegas tentang futur yaitu:
1) QS. Al-Anbiya’: 19-20
Artinya: 19. Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi.
dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.
20. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
2) QS. Al-A’raf: 31
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap
(memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
2Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Tersedia: http://www.almanhaj.or.id
2
3) QS. Ali Imran: 146
Artinya: Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.
4) QS. Ali-Imran: 150
Artinya: Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah Sebaik-baik penolong.
5) QS. An-Nisa’: 142
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan
Allah akan membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
6) HR. Ahmad, Bazzar dan At-Turmudzi
�ت� , كان م�ن� فـ� ة� �ر� ف�ت ة� ر� ش� �ل� �ك و�ل ة� ر� ش� ي�ء� ش� �ل� لك �ن� إ
�ت� �ان ك و�م�ن� �ج�ح� و�أن �ح� أف�ل ف�ق�د� �ي� �ت ن س� إلى� �ه� ت �ر� ف�ت
ر� خ�س� و� خ�اب� ف�ق�د� �د�ع�ة� ب إلى� �ه� ت �ر� ف�ت
( والترمذي( مسنده في البزار و أحمد رواهArtinya: Sesungguhnya segala sesuatu pasti memiliki waktu-waktu
semangat dan setiap masa semangat itu ada masa jenuhnya, barang siapa yang ketika jenuh/ bosan/ futur ia tetap berada di atas sunnahku maka ia telah beruntung dan berhasil dan barang siapa masa jenuhnya diisi dengan bid’ah maka ia
3
telah gagal dan merugi (HR. Ahmad, Bazzar dan at-Turmudzi).
3. Sebab-sebab Terjadinya Futur
Adapun sebab-sebab seseorang menjadi futur adalah:3
1) Berlebihan dalam Din (Bersikap keras dan berlebihan dalam beragama)
Rasul bersabda: “Sesungguhnya Din itu mudah, dan tidaklah
seseorang mempersulitnya kecuali akan dikalahkan atau menjadi berat
mengamalkannya.” (H.R. Muslim) Karena itu, amal yang paling di
sukai Allah SWT. adalah yang sedikit dan kontinyu.
2) Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. (Berlebihan dan melampaui
batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang diperbolehkan)
Mubah adalah sesuatu yang dibolehkan. Namun para sahabat
sangat menjaganya. Mereka lebih memilih untuk menjauhkan diri dari
hal yang mubah karena takut terjatuh pada yang haram. Berlebihan
dalam makanan menyebabkan seseorang menjadi gemuk. Kegemukan
akan memberatkan badan. Sehingga orang menjadi malas. Malas
membuat seseorang menjadi santai. Dan santai mengakibatkan
kemunduran.
3) Memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah
Mengedepankan hidup menyendiri dan berlepas dari jamaah).
Jauhnya seseorang dari jamaah membuatnya mudah dimangsa syetan.
Rasulullah bersabda: “Syetan itu akan menerkam manusia yang
menyendiri, seperti serigala menerkam domba yang terpisah dari
kawanannya.” (HR. Ahmad).
4) Sedikit mengingat akhirat (Lemah dalam mengingat kematian dan
kehidupan akhirat)
Banyak mengingat kehidupan akhirat membuat seseorang giat
beramal. Selalu diingat akan adanya hisab atas setiap amalnya.
Kebalikannya, sedikit mengingat kehidupan akhirat menyulitkan
seseorang untuk giat beramal. Ini disebabkan tidak adanya pemacu amal
3 Tersedia: http://www.hasanalbanna.com/futur-sebab-dan-terapinya 29/03/2013
4
berupa keinginan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah pada hari
yaumul hisab nanti. Karena itu Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya
engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan banyak
menangis dan sedikit tertawa.
5) Melalaikan amalan siang dan malam (Tidak memiliki komitmen yang
baik dalam mengamalkan aktivitas ’ubudiyah harian)
Pelaksanaan ibadah secara tekun, membuat seseorang selalu ada
dalam perlindungan Allah. Selalu terjaga komunikasi sambung rasa
antara ia dengan Allah SWT. Ini membuatnya mempersiapkan kondisi
ruhiyah atau spiritual yang baik sebagai dasar untuk bergerak dakwah.
Namun sebaliknya, kelalaian untuk melaksanakan amalan, berupa
rangkaian ibadah baik yang wajib maupun sunnah, dapat membuat
seseorang terjerumus untuk sedikit demi sedikit merenggangkan
hubungannya dengan Allah. Dakwah yang benar, selalu memulainya
dengan memanggil hati manusia, sementara sedikitnya pelaksanaan
ibadah membuatnya sedikit memiliki cahaya. Allah berfirman: “Barang
siapa tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah ia mempunyai
cahaya sedikit pun.” (An-Nur: 40)
6) Bersahabat dengan orang-orang yang lemah (Berteman dengan orang-
orang yang buruk dan bersemangat rendah)
Kondisi lingkungan (biah) dapat menentukan kualitas seseorang.
Teman yang baik akan melahirkan lingkungan yang baik. Akan tumbuh
suasana ta’awun atau tolong-menolong dan saling menasihatkan.
Sementara teman yang buruk dapat melunturkan hamasah (kemauan)
yang semula telah menjadi tekad. Karena itu Rasulullah bersabda:
“Seseorang atas diri sahabatnya, hendaklah melihat salah seorang di
antara kalian siapa ia berteman.” (H.R. Abu Daud)
7) Spontanitas dalam beramal
Amal yang tidak terencana, yang tidak memiliki tujuan sasaran dan
sarana yang jelas, tidak dapat melahirkan hasil yang diharapkan. Hanya
akan timbul kepenatan dalam berdakwah, sementara hasil yang
5
ditunggu tak kunjung datang. Karena itu setiap amal harus memiliki
minhajiatul amal (sistematika kerja). Hal ini akan membuat ringan dan
mudahnya suatu amal.
8) Jatuh dalam kemaksiatan (Meremehkan dosa dan maksiat)
Perbuatan maksiat membuat hati tertutup dengan kefasikan. Jika
kondisi ini terjadi, sulit diharapkan seorang juru dakwah mampu
beramal untuk jamaahnya. Bahkan untuk menjaga diri sendiri pun sulit.
4. Akibat Penyakit Futur
Akibat yang akan timbul dari permasalahan penyakit futur tidak
hanya bagi aktifis tersebut melainkan juga bagi umat islam. Adapun
diantara akibat penyakit futur itu adalah sebagai berikut:
1. Pengabaian amanah.
Futur menyebabkan seorang aktivis dakwah bermalas dalam
menunaikan tugas dakwahnya. Ini bisa menyebabkan tugas yang
diamanahkan terbengkalai atau dilaksanakan tidak sempurna. Dan
pengabaian terhadap amanah (kewajiban) adalah pelanggaran yang
harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.
2. Gugur dari jalan dakwah.
Sekiranya futur tidak ditangani atau dibiarkan, ia akan menjadi
satu tabiat. Lama-lama, perasaan ini menjadi duri bagi aktivis di jalan
dakwah, yang menjadikannya jauh dari amal dakwah, lalu
meninggalkannya.
3. Mengakhiri kehidupan dalam keadaan yang futur.
Apabila seseorang itu berlama-lama dalam keadaan futur
sehingga menjadi kebiasaannya, maka ia menanggung risiko besar
yaitu mati dalam keadaan futur. Ini yang paling kita takuti, karena
Allah menilai kita berdasarkan akhir dari perbuatan. “Sesungguhnya
seorang hamba itu ada yang melakukan amalan ahli neraka padahal ia
6
termasuk ahli surga, dan ada pula yang mengamalkan amalan ahli
surga padahal ia termasuk ahli neraka. Sesungguhnya amal itu
tergantung pada kesudahannya.” (HR. Bukhari).
Maka dari itulah, Rasulullah mengajar umatnya agar sentiasa
berdoa dengan doa:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari
kesusahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit
lemah dan malas…” (HR. Bukhari)
5. Mengobati Penyakit Futur
Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan
beberapa cara diantaranya:4
a. Jauhi Kemaksiatan
Kemaksiatan akan mendatangkan kemungkaran Allah. Dan pada
akhirnya membawa kepada kesesatan. Allah berfirman: “Dan janganlah
kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan-Ku
menimpamu. Dan barang siapa ditimpa musibah oleh kemurkaan-Ku,
maka binasalah ia.” (Thaha: 81)
Jauh dari kemaksiatan akan mendatangkan hidup yang akan lebih
berkah. Dengan keberkahan ini orang dapat terhindar dari penyakit
futur. Allah berfirman: “Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan
bertaqwa, pastilah kami melimpahkan kepada mereka keberkahan dari
langit dan dari bumi.” (Al-A’raf: 96)
b. Tekun Mengamalkan Amalan Siang dan Malam
Amalan siang dan malam dapat melindungi dan menjaga pelaku
dakwah untuk selalu berhubungan dengan Allah SWT. Hal ini dapat
menjauhkannya dari perbuatan yang tidak mendapat restu dari Allah.
Allah berfirman: “Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb Yang Maha
Penyayang itu, ialah orang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan
4 Tersedia: http://mubarokalmulk.blogspot.com/2013/03/tips-halau-futur.html 29/03/2013
7
apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-
kata yang (mengandung) keselamatan. Dan orang-orang yang melalui
malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-
Furqan: 63-64)
c. Mengintai Waktu-waktu yang Baik
Dalam banyak hadits Rasulullah SAW. banyak menginformasikan
adanya waktu-waktu tertentu dimana Allah SWT. lebih memperhatikan
doa hamba-Nya. Sepertiga malam terakhir, hari Jum’at, antara dua
khutbah, ba’da Ashar hari Jum’at, bulan Ramadhan, bulan Zulqaedah,
Zulhijjah, Muharram, rajab dll. Waktu-waktu itu memiliki
keistimewaan yang dapat mengangkat derajat seseorang di hadapan
Allah.
d. Menjauhi Hal-hal yang Berlebihan.
Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan bijaksana.
Apalagi berlebihan dalam keburukan. Allah memerintah manusia sesuai
dengan kemampuannya. Firman Allah: “Maka bertaqwalah kamu
kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu!” (At-Taghabun: 6).
Islam adalah Din tawazun (keseimbangan). Disuruhnya
pemeluknya memperhatikan akhirat, namun jangan melupakan
kehidupan dunia. Seluruh anggota tubuh dan jiwa mempunyai haknya
masing-masing yang harus ditunaikan. Dalam ayat lain Allah
berfirman: “Demikianlah kami telah menjadikan kamu (umat Islam),
umat pertengahan (adil) dan pilihan. (Al-Baqarah: 143)
e. Melazimi Jamaah
“Berjamaah itu rahmat, Firqah (perpecahan) itu azab.” demikian
sabda Rasulullah. Dalam hadits yang lain beliau bersabda:
“Barangsiapa yang menghendaki tengahnya surga, hendaklah ia
melazimi jamaah.”
Dengan jamaah seorang muharrik akan selalu berada dalam majelis
8
dzikir dan pikir. Hal ini membuatnya selalu terikat dengan
komitmennya semula. Juga jamaah dapat memberikan program dan
kegiatan yang variatif. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan
rutinitas.
f. Mengenal Kendala yang Akan Menghadang
Pengetahuan pelaku dakwah dan pejuang akan tabiat jalan yang
hendak dilalui serta rambu-rambu yang ada, akan membuatnya siap,
minimal tidak gentar, untuk menjalani rintangan yang akan datang.
Allah berfirman: “Dan beberapa banyak Nabi yang berperang bersama
mereka sebagian besar karena bencana yang menimpa di jalan Allah,
dan tidak pula lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)
g. Teliti dan Sistemik dalam Kerja.
Dengan perencanaan yang baik, Pembagian tugas yang jelas, serta
kesadaran akan tanggung jawab yang diemban, dapat membuat harakah
menjadi harakatul muntijah (harakah yang berhasil). Perencanaan akan
menyadarkan pejuang, bahwa jalan yang ditempuh amat panjang.
Tujuan yang akan dicapai amat besar. Karena itu juga dibutuhkan
waktu, amal dan percobaan yang besar. Jika ini semua telah dimengerti,
insya Allah akan tercapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan.
h. Memilih Teman yang Shalih
Rasulullah bersabda: “Seseorang tergantung pada sahabatnya,
maka hendaklah ia melihat dengan siapa ia berteman.” (H.R. Abu
Daud)
i. Menghibur Diri dengan Hal yang Mubah
Bercengkerama dengan keluarga, mengambil secukupnya kegiatan
rekreatif serta memberikan hak badan secara cukup mampu membuat
diri menjadi segar kembali untuk melanjutkan amal yang sedang
dikerjakan.
j. Mengingat Mati, Surga dan Neraka
9
Rasulullah bersabda: “Jika sekiranya engkau mengetahui apa yang
aku ketahui, niscaya engkau akan banyak menangis dan sedikit
tertawa”. Ketahuilah, bahwa futur menyebabkan jalan dakwah yang
harus di tempuh menjadi lebih panjang, sebab tidak mendapatkan
ma’iyatullah (kebersamaan dan pembelaan Allah) dan daya intilaq
(lompatan) kita menjadi lebih berat, baik karena borosnya biaya dan
rontoknya para pejuang dan penyeru dakwah.
Selain itu, di antara obat penyakit futur yang lainnya adalah:
1) Memperbaharui keimanan.
2) Merasa selalu diawasi Allah Ta’ala dan banyak berdzikir kepada-Nya.
3) Ikhlas dan takwa.
4) Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid’ah dan maksiyat).
5) Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim,
muhadharah ilmiyyah, dan daurah-daurah syar’iyyah.
6) Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri.
7) Mencari teman yang baik (shalih).
8) Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap suul khatimah
(akhir kehidupan yang jelek).
9) Sabar dan belajar untuk sabar.
10) Berdo’a dan memohon pertologan Allah.
Jadi untuk menghindari penyakit futur ini banyak hal yang bisa kita
lakukan baik ketika penyakit futur itu akan terjadi atau yang sudah terjadi.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penaykit futur itu
adalah penyakit yang berbahaya bagi penuntut ilmu, aktifis, dan dai.
Karena penyakit futur itu penyakit-penyakit yang berupa kemalasan,
menunda-nunda tugas, atau berlambat-lambat. Adapun mengenai futur
10
ini banyak terdapat dalil-dalil yang melarangnya baik dalam Al-Quran
maupun Sunnah Nabi.
Sebab-sebab penyakit futur diantaranya adalah karena:
a. Berlebihan dalam Din (Bersikap keras dan berlebihan dalam
beragama)
b. Berlebih-lebihan dalam hal yang mubah. (Berlebihan dan
melampaui batas dalam mengkonsumsi hal-hal yang
diperbolehkan)
c. Memisahkan diri dari kebersamaan atau jamaah
d. Sedikit mengingat akhirat (Lemah dalam mengingat kematian dan
kehidupan akhirat)
e. Melalaikan amalan siang dan malam (Tidak memiliki komitmen
yang baik dalam mengamalkan aktivitas ’ubudiyah harian), dll.
Akibat penyakit futur tidak hanya bagi aktifis saja melainkan juga
bagi umat diantaranya: Pengabaian amanah, gugur dari jalan dakwah,
dan mengkhiri kehidupan ketika sedang tertimpa penyakit futur.
Adapun cara mengobati penyakik futur adalah: menjauhi maksiat,
rajin melakukan amalan siang malam, Mengatur waktu dan
mengintrospeksi diri, Mencari teman yang baik (shalih),
Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap suul khatimah
(akhir kehidupan yang jelek), Sabar dan belajar untuk sabar, Berdo’a
dan memohon pertologan Allah.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Sayyid Muhammad Nuh.(1995). Terapi Mental Aktifis Harakoh. Solo: Pustaka Mantik.
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Tersedia: http://www.almanhaj.or.id
11
Tersedia: http://www.hasanalbanna.com/futur-sebab-dan-terapinya 29/03/2013
Tersedia:http://mubarokalmulk.blogspot.com/2013/03/tips-halau-futur.html 29/03/2013
12